Nyeri Epigastrium Pretest

40
BAB I PENDAHULUAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain) sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. 19 Epigastrium adalah bagian abdomen tengah atas. Nyeri epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada daerah tengah atas perut. Rasa nyeri di perut tengah atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga abdomen maupun organ dalam rongga thoraks 1,2 . Organ di dalam rongga abdomen yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain traktus gastrointestinal (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hepar, empedu dan pankreas. Sedangkan organ dalam rongga thoraks yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas adalah esofagus dan jantung. 2 Nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium merupakan keluhan yang sering sekali ditemukan dalam praktek sehari-hari. Kebanyakan didiagnosis penyakit lambung. Sebetulnya organ-organ di daerah epigastrium tidak spesifik mengakibatkan keluhan nyeri di daerah epigastrik, tapi umumnya perut bagian atas (kanan atas, 1

description

ijisdnyeri epornjfnjsanjfnsdf jnfsdnfksnfks sdkjnfjsnfjnsfnjsfnks fkjsnfnsjfnskjfnsdjnfsknfksnfsfjnskjnfksnfjksnjfnsjfnsdnfsjkfnsfsfksnfkjsnkjfndnfjsfsdknfkjsnfjksd-sd- fvgffsdf- dgsdfsfs- sggssdf

Transcript of Nyeri Epigastrium Pretest

BAB IPENDAHULUAN

Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain) sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.19Epigastrium adalah bagian abdomen tengah atas. Nyeri epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada daerah tengah atas perut. Rasa nyeri di perut tengah atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga abdomen maupun organ dalam rongga thoraks1,2. Organ di dalam rongga abdomen yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain traktus gastrointestinal (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hepar, empedu dan pankreas. Sedangkan organ dalam rongga thoraks yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas adalah esofagus dan jantung.2Nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium merupakan keluhan yang sering sekali ditemukan dalam praktek sehari-hari. Kebanyakan didiagnosis penyakit lambung. Sebetulnya organ-organ di daerah epigastrium tidak spesifik mengakibatkan keluhan nyeri di daerah epigastrik, tapi umumnya perut bagian atas (kanan atas, epigastrik, kiri atas). Diantara penyakit-penyakit organ itu ada yang merupakan kasus kegawatdaruratan (perforasi duodenum, appendisitis, kelainan empedu (batu empedu/radang kandung empedu), pankreatitis, infark miokard) dan ada yang non gawat darurat (gastritis/maag, tukak lambung, kanker lambung, tukak duodenum, hepatitis, abses hepar, kanker hepar, kanker esofagus).1Rasa nyeri atau rasa tidak enak di epigastrium merupakan keluhan umum yang sering ditemukan yang disebabkan kelainan organ di dalam rongga perut. Untuk menentukan diagnosa rasa nyeri atau rasa tidak enak di epigastrium. harus dilakukan pengambilan anamnesa yang secermat cermatnya, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.1,3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 AnatomiDaerah epigastrium merupakan sebutan untuk pembagian regio abdomen (perut). Abdomen atau perut sendiri, merupakan daerah trunkus (batang tubuh) yang terletak pada bagian kaudal atau bagian bawah dari thorak (dada) dan diatas dari pelvis atau panggul.20Pembagian abdomen sendiri dibagi atas kuadran dan regio. Pada pembagian kuadran, maka abdomen dibagi atas kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah. Pembagian abdomen secara kuadran ini merupakan pembagian yang tidak spesifik dan dibagi berdasarkan dua buah garis yang saling tegak lurus melalui umbilikus (pusat).20Pembagian abdomen secara regio, merupakan pembagian yang spesifik. Pada pembagian abdomen secara regio, maka abdomen di bedakan atas 9 regio, yaitu regio hypochondrium dextra, Epigastrium, Hypochondrium sinistra, Lumbaris dextra, Umbilicalis, Lumbaris sinistra, Inguinalis dextra, Hypogastrium / Suprapubicum, dan regio Inguinalis sinistra. Pembagian 9 regio abdomen ini di bagi berdasarkan 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal. Garis horizontal yang pertama yaitu dari arcus atau lengkung iga ke-11 kanan dan kiri di tarik garis sejajar, garis horizontal ke dua yaitu di tarik garis dari SIAS kanan dan kiri atau setara dengan vertebrata lumbal 5. Sedangkan dua garis vertikal yaitu, garis vertikal pertama di tarik dari linea midclavicula sinistra sampai setengah ligamentum inguale sinistra dan garis vertikal yang kedua yaitu dari linea mid clavicula dextra sampai setengah ligamentum inguale dextra. 20

Gambar 1. Pembagian abdomen 4 kuadran

Gambar 2. Pembagian abdomen 9 regio2.2 DefinisiNyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain) sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.19Epigastrium adalah bagian abdomen tengah atas. Nyeri epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada daerah tengah atas perut. Rasa nyeri di perut tengah atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga abdomen maupun organ dalam rongga thoraks1,2. Organ di dalam rongga abdomen yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain traktus gastrointestinal (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hepar, empedu dan pankreas. Sedangkan organ dalam rongga thoraks yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas adalah esofagus dan jantung.2

2.3 Teknik Anamnesa Nyeri EpigastriumAnamnesis merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit, metode ini di lakukan melalui wawancara kepada pasien ataupun lewat orang yang mengantar pasien jika pasien tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan dokter. Pada anamnesis akan di dapatkan identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,dll) juga keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.3,4Yang harus ditanyakan pada anamnesa:1) Bagaimana sifat nyeri tersebut: apakah ada rasa pedih, nyeri berdenyut-denyut,atau nyeri hebat, dll. Timbulnya rasa pedih yang berhubungan dengan makanan biasanya disebabkan oleh kelainan lambung dan duodenum. Rasa nyeri, disertai panas badan yang berdenyut-denyut disebabkan oleh proses inflamasi dari pankreas, kandung empedu, hati. Rasa nyeri yang hebat di daerah ulu hati yang menyebabkan penderita gelisah sekali, dapat disebabkanperforasi ulkus peptikum, pankreatitis akuta. 3,42) Apakah perasaan nyeri tersebut menyebar ke punggung, ke bahu, atau ke dada. Timbulnya rasa nyeri di daerah epigastrium yang menyebar ke punggung biasanya disebabkan oleh kelainan di kandung empedu dan pankreas. Apalagi rasa nyeri kolik disertai penjalaran ke bahu kanan akan memperkuat kemungkinannya disebabkan oleh batu kandung empedu. Lain halnya bila menjalar ke dada yang dapat mengakibatkan sesak nafas, hal ini dapat disebabkan oleh kelainan esofagus dan jantung. 3,43) Sejak kapan penderita mengeluh rasa nyeri, pedih atau tidak enak di perut atas? Apakah perasaan tersebut terus menerus, menetap, hilang timbul, dipengaruhi oleh perubahan posisi. Rasa nyeri di perut atas yang berat, dirasakanberkurang pada posisi membungkuk, biasanya disebabkan oleh kelainan pankreas. Adanya nyeri yang dirasakan selama atau setelah makan atau jika berbaring terlalu cepat setelah makan. Ini merupakan gejala umum penyakit gastroesophageal reflux (GERD). 3,44) Di samping keluhan nyeri, pedih tidak enak di perut atas, apakah ada keluhan lain seperti: mual, muntah, rasa panas seperti terbakar di perut, perut kembung, nafsu makan berkurang, sesak nafas. Misalnya pada pankreatitis, nyeri akut yang menyebar ke belakang. Biasanya disertai dengan muntah. Rasa sakit bisa dikurangi dengan duduk ke depan. 3,45) Apakah penderita dapat melakukan defekasisecara teratur? Misalnya pada penyakit Irritable Bowel Syndrome atau Sindrom Iritabilitas Usus yang berjalan selama 3-6 bulan, penderita biasanya lega dengan defekasi, atau berhubungan dengan frekuensi tinja atau konsistensi. 3,4Dengan melakukan anamnesa secermat-cermatnya akan mudah dapat menentukan kelainan salah satu organ yang memberikan keluhan rasa nyeri, pedih, tidak enak di daerah epigastrium. Selain manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, pencitraan radiologi, biopsi, pemeriksaan darah lengkap, estrofagoduodekopi, test PPI, USG, Angiografi dan lainnya juga dapat menunjang diagnostik.3,4

2.4 Klasifikasi Nyeri Epigastrium Akibat Kelainan Organ Rongga Abdomen 2.4. 1 Gastritis Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya superfisial atau dapat menembus ke dalam mukosa lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. 1, 2, 8a. Gastritis Akut Peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung dan setelah terpapar pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung, umumnya terjadi secara mendadak. 1,2,8 Keluhan utama dari gastritis akut, yang sering diajukan penderita, adalah; rasa pedih, kadang-kadang timbul rasa berdenyut- denyut di perut atas yang ada hubungan dengan makanan.Timbulnya keluhan ini mendadak segera setelah makan makanan/minum minuman yang iritatif/korosif. Keluhan yang diajukan umumnya berat. 1,2,8 Patogenesis atau proses terjadinya gastritis akut masih belum diketahui dengan jelas karena mekanisme normal dari proteksi mukosa lambung tidak diketahui dengan jelas secara menyeluruh. Keadaan ini sering dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan seperti NSAIDs (Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs), peminum alkohol yang berlebihan, perokok berat, kemoterapi, uremia, infeksi sistemik (seperti Salmonellosis), stres berat (trauma,luka bakar, operasi), iskemik dan syok, usaha bunuh diri dengan asam dan basa keras, trauma mekanik (intubasi nasogastrik) serta pada keadaan paska gastrektomi distal dengan refluks cairan empedu. 1,2,8 Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus. 1,2,8 Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. 1,2,8 Pemeriksaan klinis menunjukkan penderita yang kesakitan di daerah epigastrium dan nyeri pada perabaan (palpasi) di bawah prosesus xiphoideus atau perut atas agak ke kiri. 1,2,8 Penatalaksanaan: sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit, dan diberi infus untuk memberikan istirahat lambung yang sedang sakit. Selama satu dua hari sebaiknya berpuasa, dan hanya diberikan obat cairan antasida, spasmolitik. Untukmemastikan diagnosa sebaiknya dilakukan endoskopi, karenadapat melihat kelainan mukosa lambung dengan pasti. Pemeriksaanradiologis kurang membantu diagnosa. 1,2,8

b. Gastritis Kronik Definisi: suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. 1,2,8 Keluhan: umumnya bersifat ringan, dan dirasakan sudah berbulan-bulan, bahkan sudah bertahun-tahun.Pada umumnya mengeluh, rasa tidak enak di perut atas, lekas kenyang, mual, rasa pedih sebelum atau sesudah makan, kadang-kadang mulut terasa masam.1,2,8 Gejala klinis: tidak nampak kesakitan, pada perabaan perut bagian atas kadang-kadang terasa sakit.1,2,8 Derajat paling ringan gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal. 1,2,8 Penyebab: yang sering karena kurang teraturnya waktu makan, faktor psikis, infeksi bakteri, terlalu sering minum-minuman keras. Hal ini analog dengan pendapat dari Seward, Gazzard dan Vilardell yang mengemukakan bahwa keluhan nyeri epigastrik bersifat ringan dan diderita sudah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. 1,2,8 Diagnosa: untuk menegakkannya perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi.1,2,8 Penatalaksanaan: Pengaturan diit sangat penting. Dianjurkan kepada penderita untuk makan makanan lembek, makan sedikit berulang kali, pantang pedas, masam. Mengurangi merokok. Bila diperlukan memberikan obat sebaiknya diberikan antasida, tranquilizer, spasmolitik. 1,2,82.4.2 Ulkus ventrikuli / Tukak Lambung Ulkus ventrikuli atau tukak lambung, sering juga memberikan keluhan rasa nyeri di perut atas. Di negara kita insidensi tukak lambung agak jarang. Sekitar 55% tukak lambung terjadi pada laki-laki.6 Keluhan: nyeri, pedih di daerah perut atas disekitar garis mediana agak ke kiri, terutamatimbul beberapa saat ( - 1 jam) setelah makan. Di samping itu juga mengeluh rasa panas atau rasa seperti terbakar di ulu hati, mual, timbul rasa masam di mulut dan sering disusul dengan ruktus. Penderita dapat menunjukkan tempat rasa nyeri/pedih yang terberat, yang umumnya di sekitar garis mediana atau agak ke kiri. Bila penderita dapat muntah, maka biasanya perutnya dirasa lebih enak, tetapi bila diisi makanan maka rasa nyeri/pedih dan panas seperti terbakar kambuh lagi. Kadang-kadang disertai keluhan timbulnya konstipasi, perut kembung, dan berat badan penderita dirasakan menurun. Keluhan semacam ini dirasakan sudah berbulan-bulan.6,7 Klinis : tampak sakit sedang. Pada perabaan (palpasi) di perut atas agak ke kiri dari garis mediana terasa nyeri tekan dan tidak teraba suatu massa. 6,7 Penyebab : makanan, emosi, stress.Patogenesis tukak lambung dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar peneilitian menunjukkan bahwa resistensi mukosa lambung dan/atau trauma mukosa lambung merupakan faktor yang paling penting. Kadar gastrin serum meningkat pada beberapa penderita ulkus lambung, namun peningkatan ini terbatas pada penderita hiposekresi asam lambung. Juga dijumpai keterlambatan pengosongan lambung. Diperkirakan bahwa regurgitasi isi duodenum, terutama yang mengandung empedu, dapatmencetuskan trauma mukosa lambung dan kemudian berlanjut dengan ulserasi lambung. 8 Diagnosa : pemeriksaan radiologik pada lambung dan endoskopi. 7,8 Terapi: Bila hasilnya menunjukkan gambaram tukak lambung jinak, sebaiknya diberikan;a. Diit lunak sedikit dengan frekuensi sering, pantang pedas, masam, alkohol, dan dianjurkan berhenti merokok guna mempercepat kesembuhan.b. Cimetidin tablet (Nulcer, Ulsikur), 3 kali 1 tablet + 2 tablet tiap malam, atau diberikan antasida 4 kali sehari Spasmolitik kalau perlu sedativa.7,8

2.4.3 Kanker Lambung Kanker lambung di negara kita agak jarang ditemukan. Kanker lambung adalah kanker yang berkembang di bagian perut dan dapat menyebar ke organ lainnya; terutama esofagus.9 Keluhan: merasa tidak enak di perut bagian atas, perut lekas kenyang, perut panas, pedih, kadang-kadang nyeri seperti dicubit-cubit, regurgitasi. Keluhan ini dirasakan sudah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kemudian disusul nafsu makan menurun, berat badan menurun. Beberapa penderita merasakan adanya benjolan di perut atas, yang nyeri tekan. Ada di antaranya yang mengeluh waktu defekasi, bentuk tinjanya lembek hitam pekat, yang menunjukkan adanya perdarahan. Badan dirasakan bertambah lemah.9 Klinis : penderita tampak kurus, anemik. Pada perabaan perut atas terasa suatu massa ireguler yang nyeri tekan. Gejala-gejala tersebut adalah sesuai dengan laporan Prolla dkk dan Goldsmith yang mengemukakan bahwa kanker lambung tingkat lanjut memberikan keluhan yang mencolok. Sedangkan kanker lambung tingkat dini kebanyakan memberikan keluhan mirip dengan keluhan gastritis kronis atau tukak lambung.9 Lokasi Ca Gaster atau kanker lambung di klasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan panjang lambung. Sekitar 40 % dari kanker berkembang di bagian bawah, 40% di bagian di bagian tengah dan 15% di bagian atas, 10% melibatkan lebih dari 1 bagian dari organ.9 Penyebab: multifaktorial, baik keturunan atau pengaruh lingkungan yang menyebabkanperubahan mukosa yang abnormal. Faktor-faktor lingkungan yang terlibat dalam perkembangan Ca Gaster meliputi: diet, infeksi Helicobacter Pylori, riwayat operasi lambung, polip adenomatosa, gastritis atrofik kronis dan paparan radiasi. Faktor genetik tampaknya penting, karena kanker lambung lebih sering pada orang dengan golongan darah A. 9 Diagnosa: untuk menegakkan perlu dibuat foto Rontgen lambung dengan teknik dobel kontras, endoskopi yang disusul biopsi. 9 Tatalaksana: pembedahan, kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.Untuk terapi kanker lambung penanganan kuratif yang telah terbukti adalah pembedahan, pilihan pembedahan tergantung dari sejauh mana invasi tumor pada dinding gaster dan penyebaran limfatik. Untuk terapi adjuvant dilakukan kemoterapi yang ketika digunakan akan memperbaiki tingkat survival. 9

2.4.4 Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesopagheal Reflux Disease (GERD) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas.2 Pasien dengan GERD dapat menunjukkan berbagai gejala, baik khas dan atipikal. Gejala umum termasuk rasa panas dalam perut, regurgitasi, dan disfagia. Gejala atipikal termasuk nyeri dada noncardiac, asma, pneumonia, suara serak, dan aspirasi. Pasien biasanya mengalami episode refluks harian berbagai gejala, termasuk pyrosis, rasa asam dalam batuk, mulut malam hari atau aspirasi, pneumonia atau pneumonitis, bronkospasme, dan radang tenggorokan dan suara perubahan, termasuk suara serak.2 Etiologi: multifaktor antara lain karena relaksasi dari sfingter esofagus yang transient sehingga memudahkan aliran balik asam lambung ke esofagus, adanya penurunan tekanan lower esofagus, gangguan pembersihan atau clearance osefagus dan juga akibat masalah pengosongan lambung. Faktor risiko pencetus GERD antara lain obesitas, genetik faktor terkait fungsi dari otot polos sfingter esofageal, merokok yang dapat menurunkan tekanan lower esofageal spinter dan juga aktifitas yang berlebihan seperti jogging juga akan meningkatkan relaksasi dari spinter esofageal yang dapat memudahkan aliran balik asam lambung ke esofagus. 2 Diagnosis: anamnesis, test PPI, endoskopi, esfogogram, esofagogastroduodenoskopi. 2 Tatalaksana: pendekatan bertahap. Tujuannya untuk mengendalikan gejala, menyembuhkan esofagitis, dan mencegah esofagitis berulang atau komplikasi lain. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi gaya hidup dan kontrol sekresi asam lambung melalui terapi medis dengan antasida atau PPI atau perawatan bedah dengan operasi antireflux korektif. 22.4.5 Duodenitis Duodenitis adalah peradangan pada mukosa usus dua belas jari atau duodenum yang merupakan bagian pertama dari usus kecil. 2 Keluhan: pada umumnya adalah rasa pedih, nyeri, panas di perut atas agak ke kanan. Kadang-kadang mengeluh mual, hilangnya nafsu makan dan ditemukannya darah dalam tinja. 2 Etiologi: paling umum adalah adanya infeksi bakteri Helicobacter Pylori. Namun bisa juga disebabkan olehGastroesophageal reflux disease, infeksi virus, obat-obatan NSAID. Selain itu juga duodenitis dapat terjadi akibat dariPenyakit Crohn,Kolitis ulseratif, Whipples disease,Stres parah yang disebabkan oleh operasi atau infeksi serius (sepsis). 2 Pada kasus yang di sebabkan oleh H. pylori, biasanya bakteri ini merangsang produksi asam lambung menjadi meningkat dan menyebabkan peradangan tingkat rendah dari duodenum (duodenitis). 2 Diagnosa: dapat ditegakkan dengan jaringan biopsi, yang dilakukan dengan menggunakan endoskopi (esophagogastroduodenoscopy). Dalam kasus H pylori-terkait duodenitis, infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Untuk duodenitis tidak terkait dengan H pylori, obat-obat yang mengurangi asam lambung dapat menjadi pengobatan yang efektif. 2

2.4.6 Ulkus Duodeni atau Tukak Duodeni Meskipun dewasa ini telah banyak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya tukak duodenum, namun patogenesis penyakit ini belum diketahui seluruhnya. Sekresi asam lambung berperan atas timbulnya tukak duodenum, namun faktor-faktor yang menyebabkan individu peka terhadap ulserasi duodenum masih belum diketahui. Timbulnya tukak duodenum dianggap sebagai akibat ketidakseimbangan antara sekresi asam lambung-pepsin dengan resistensi mukosa duodenum. 2 Yang khas pada penderita tukak duodenum adalah peningkatan asam lambung pada keadaan basal dan meningkatnya asam lambung pada stimulasi atau lamanya peningkatan asam setelah makan.2 Keluhan dari ulkus duodeni pada umumnya timbul rasa nyeri, pedih, rasa terbakar, mual. Keluhan ini terutama dirasakan 3-4 jam setelah makan dan pada tengah malam sedang enak-enaknya tidur, sampai terbangun. Rasa nyeri berpusat di perut atas kanan garis media atau dekat umbilikus. Untuk mengurangi rasa nyeri, pedih, biasanya penderita minum susu, atau makan pisang, roti dan lain-lainnya. Jadi rasa nyeri tersebut dirasakan, terutama pada waktu perut kosong.2 Nyeri di daerah epigastrium yang berkurang setelah diberi makanan atau antasida memberi kesan ke arah tukak duodenum. Pada pengamatan jasmani; teraba nyeri tekan atau palpasi di perut kanan atas dekat umbilikus.2 Pengelolaan: Untuk menegakkan diagnosa sebaiknya dibuat foto Rontgen dengan teknik dobel kontras, dan endoskopi. Pemberian diit dan pengobatan adalah sama dengan pada penderita tukak lambung. 2

2.4.7 Perforasi Ulkus Peptikum Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya.8 Tukak peptik atau ulkus peptik mempunyai sifat penetrasi, yang dimulai dari mukosa menembus ke lapisan yang lebih dalam. Bilamana terjadi penetrasi ke pembuluh darah terjadi perdarahan masif atau juga penetrasi seluruh dinding lambung maka terjadi perforasi.8 Perforasi usus halus dapat berupa perforasi bebas atau terbatas. Perforasi bebas terjadi ketika isi usus halus keluar secara bebas kedalam rongga abdomen, menyebabkan terjadi peritonitis difuse misalnya perforasi duodenum. Perforasi terbatas terjadi peradangan akut menyebabkan perlekatan dengan organ sekitar sehingga terbentuk abses (penetrasi ulkus duodenum ke pankreas).8 Perforasi dari usus halus ini mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). 8 Adanya ulkus duodeni yang kemudian menyebabkan peritonitis akan memberikan keluhanmendadak merasa nyeri perut atas yang hebat menjalar ke punggung dan seluruh perut. Perut menjadi tegang. Kadang-kadang penderita pingsan, karena serangan nyeri perut yang hebat, pada keadaan lanjut disertai demam dan mengigil. 8 Klinis: tampak sakit berat. Tensi menurun. Perut tampak kembung dan tegang. Nyeri tekan di daerah tempat perforasi. Gejala-gejala tersebut di atas, sesuai dengan laporan Haubrich, Truelove dan Reyner, yang mengemukakan bahwa keluhan tersebut di atas juga ditemukan pada penderita dengan perforasi ulkus ventrikuli. 8 Tatalaksana: harus segera dilakukan pembedahan. Intervensi bedah hampir selalu dibutuhkan dalam bentuk laparotomi eksplorasi dan penutupan perforasi dengan pencucian pada rongga peritoneum (evakuasi medis). 8

2.4.8 Irritable Bowel Syndrome / Sindrom Iritabilitas Usus Irritable Bowel Syndrome (IBS) dapat diartikan sebagai Sindrom Iritabilitas Usus. IBS merupakan salah satu gangguan pencernaan dari kelompok Functional Gastrointestinal Disorders (Gangguan Fungsional Saluran Pencernaan) atau Functional Motility Disorders (Gangguan Fungsional Pergerakan Usus).10 Etiologi: tidak disebabkan oleh virus atau bakteri jahat (patogen). Penyebabnya tidak diketahui.IBS disebut ganguan fungsional berarti ada masalah dengan fungsi bagian tubuh, tetapi tidak ada kelainan dalam struktur. 10 Gangguan akibat IBS umum yang mempengaruhi usus besar (kolon) dan biasanya menyebabkan kram, nyeri perut, kembung gas, diare dan sembelit. Meskipun tanda-tanda dan gejala tidak nyaman, IBS tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus. 10 Biasanya, rasa tidak nyaman di perut itu disertai dengan tanda-tanda berikut; nyeri akan membaik setelah buang air besar, terjadi perubahan pola buang air besar (menjadi lebih sering atau lebih jarang), dan terjadi perubahan bentuk tinja (menjadi lebih lembek/cair atau lebih keras). Tanda-tanda lain yang sering menyertai gejala gangguan perut ini adalah rasa tidak nyaman sewaktu buang air besar, seperti mengejang, kebelet, atau rasa tak lega setelah buang air besar. Saat buang air, penderita juga sering mengeluarkan mukus (ingus) saat buang air besar. Kembung atau rasa sebah di sekitar lambung juga dialami oleh penderita. 10 Diagnosa: didasarkan pada keluhan klinis dengan berpacuan pada kriteria yang di buat para ahli di Roma, selain itu juga dapat di lakukan pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan darah, endoskopi, kolonokopi,CT-scan, test intoleransi laktosa dan Sigmoidoskopi fleksibel. 10 Tatalaksana: Karena tidak jelas apa yang menyebabkan sindrom iritasi usus, pengobatan bersifat simptomatis. Penanggulangan biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non-obat dan terapi obat. Terapi non obat bagi penderita IBS Diare dilakukan dengan mengurangi makanan penyebab alergi. Untuk pasien IBS konstipasi, sangat dianjurkan untuk menambahkan unsur serat di dalam menu makanannya.Apabila terapi non-obat tidak mengurangi gejala IBS, maka terapi dengan obat dapat dipertimbangkan untuk mengatasi gejala nyeri perut, kembung, diare, atau sembelit. 10

2.4.9 Apendisitis Apendisitis suatu peradangan pada apendiks atau usus buntu yang berbentuk cacing yang berlokasi dekat katup ileocaecal yaitu pertemuan antara usus halus ke usus besar.11 Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus. 11 Keluhan: sering penderita apendisitis akuta maupun kronika memberikan keluhan pertama timbulnya rasa nyeri, pedih di perut atas atau di sekitar umbilikus. Di samping itu juga mengeluh nafsu makan menurun, mual, bahkan kadang disusul muntah-muntah. Keluhan tersebut untuk apendisitis akuta hanya dirasakan beberapa jam saja, kemudian disusul rasa nyeri berdenyut-denyut menetap di perut kanan bawah, Bahkan keluhan di perut kanan bawah bertambah mencolok sampai penderita gelisah karena kesakitan. Sedangkan untuk penderita apendisitis kronika keluhan nyeri perut atas atau sekitar umbilikus bersamaan timbulnya nyeri perut kanan bawah yang diderita sudah berbulan-bulan bahkan ada yang sudah bertahun-tahun, sehingga tidak jarang dibuat diagnosa gastritis. 11 Klinis: pada apendisitis akuta tampakpenderita yang kesakitan, jalannya agak membungkuk ke depan. Tampak perut agak tegang. Nyeri tekan di perut atas, tetapi lebih jelas nyeri tekan dan nyeri lepas di perut kanan bawah. Sedangkan untuk apendisitis kronika tidak nampak penderita yang kesakitan. Tetapi pada perabaan perut teraba nyeri tekan di perut atas, dan lebih jelas nyeri tekan dan nyeri lepas di perut kanan bawah. 11 Tatalaksana: pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan risiko perforasi. 11

2.4.10 Hepatitis Virus Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis organisme seperti virus. Berbagai jenis virus yang menyebabkan hepatitis yang menyebabkan infeksi sistemik yaitu Virus Hepatitis tipe A sampai dengan E bahkan hingga G, virus CMV, virus Herpes, Rubella, dll.12 Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatosit oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenkim hati. Respon peradangan menyebabkan pembengkakan dalam memblokir sistem drainase hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliar) dan empedu tidak dapat diekresikan ke dalam kantong empedu bahkan ke dalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice. 12 Keluhan: setelah panas 3-5 hari, nafsu makan menurun, mual, tidak enak atau rasa nyeri di perut atas kanan, badan lemah, lekas capai, diketahuinya warna urin kuning tua seperti air teh. Oleh orang sekitar dikatakan tampak kuning pada mata. 12 Klinis: sclera dan kulit tampak ikterik, hati teraba sedikit membesar dan lembek, sedikit nyeri tekan. 12 Pengelolaan: Pemeriksaan laboratorium tes faal hati, terutama serum bilirubin, SGOT, SGPT, HBs Ag harus dilakukan. Penderita harus istirahat mutlak sampai kadar serum bilirubin dalam batas normal. Pengaturan diit perlu diperhatikan. 12

2.4.11 Abses Hati Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.13 Klasifikasi: secara umum dibagi menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi dibanding abses hati piogenik. Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba hystolitica sedangkan abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella,Candida, Salmonella, dan golongan lainnya. 13 Keluhan: nyeri perut atas yang berdenyut-denyut, demam. Letak nyeri perut tergantung dari letak abses. Letak abses hati yang terbanyak ialah di hati lobus kanan. Jadi rasa nyeri tersebut terletak di perut kanan atas. Kalau untuk jalan, untuk mengurangi rasa nyeri, penderita memegang perut yang sakit sambil membungkukkan badan ke depan kanan. Lebih kurang 1/7 penderita letak abses hati di lobus kiri. Rasa nyeri berdenyut-denyut terletak di perut atas. Di samping keluhan tersebut, juga timbul mual, kadang-kadang sampai muntah, nafsu makan berkurang. Semua penderita tersebut mempunyai riwayatpenyakit disentri berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang tidak mendapat pengobatan sempurna. 13 Klinis: tampak penderita yang kesakitan. Kalau jalan membungkuk ke depan kanan sambil memegang perut yang sakit. Badan teraba panas. Hati membesar danmembengkak. Pada tempat abses teraba lembek dan nyeri tekan. 13 Diagnosa: untuk membantu menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan foto toraks, tampak diafragma kanan meninggi. Di samping itu perlu dilakukan; ultrasonografi dan sintigrafi. 13 Tatalaksana: pemberian obat anti amebika antara lain; emetin, metronidazole, dll. Bila pengobatan medikamentosa tidak berhasil atau absesnya terlalu besar, sebaiknya dilakukan aspirasi. 13

2.4.12 Kanker Hati Kanker hati adalah kanker yang terjadi pada sel sel hati. Hati yang terkena kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya pada bagian atas kanan abdomen, dibawah diafragma dan di atas perut.Insidensi kanker hati primer di Indonesia cukup tinggi.14 Keluhan: nyeri perut kanan atas atau di epigastrium, atau di kedua tempat tersebut di atas. Rasa nyeri tersebut tidak berkurang dengan pengobatan apapun. Sifat nyeri biasanya sebagai nyeri tumpul, terus menerus, yang makin lama makin bertambah berat, terutama bila bergerak.Rasa nyeri tersebut timbul karena pembesaran hati, peregangan kapsula Glisoni dan adanya rangsangan pada peritoneum. Di samping keluhan tersebut dirasakan adanya benjolan di perut atas atau di perut kanan atas. Nafsu makan berkurang, badan makin lemah dan mengurus. 14 Klinis: penderita tampak lemah. Tampak adanya benjolan di perut atas. Hati teraba membesar, keras, berbenjol-benjol, tepi hati tumpul. Pada auskultasi di daerah tumor, kadang-kadang terdengar bising pembuluh darah (hepatic bruit), dan kadang-kadang terdengar bising gesekan (friction rub), yang disebabkan oleh peri hepatitis. 14 Diagnosa: selain pemeriksaan fisik, perlu diperiksa serum alfa fetoprotein, sintigrafi, ultrasonografi, laparoskopi, dan biopsi hati. 14 Tatalaksana: ada umumnya penderita kanker hati yang datang berobat sudah dalam stadium lanjut, sehingga tidak dapat diobati, baik pengobatan kemoterapi maupun reseksi sebagian dari hati.Pada kanker hepatoseluler dalam fase dini yang masih dapat dilakukan pengobatan kemoterapi atau reseksi sebagian dari hati. Setiap penderita dengan keluhan nyeri perut, riwayat penyakit hati kronis, pembesaran hati, hendaknya dilakukan pemeriksaan ultrasonik. 14

2.4.13 Kolelitiasis Batu empedu adalah timbunan satu atau lebih batu kecil di kandung empedu. Bila batu empedu berada di kandung empedu, kondisinya disebut kolelitiasis.15 Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor risiko, yaitu: obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik. 15 Etiologi: batu empedu masih belum diketahui dengan baik namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. 15 Patofisiologi: perubahan susunan empedu mungkin merupakan yang paling penting pada pembentukan batu empedu, karena terjadi pengendapan kolesterol dalam kandung empedu. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat meningkatkan supersaturasi progesif, perubahan susunan kimia, dan pengendapan unsur tersebut. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu, melalui peningkatan dan deskuamasi sel dan pembentukan mukus. Sekresi kolesterol berhubungan dengan pembentukan batu empedu. Pada kondisi yang abnormal, kolesterol dapat mengendap, menyebabkan pembentukan batu empedu. 15 Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan bila batu menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu gambaran klinis penderita batu kandung empedu bervariasi dari yang berat atau jelas sampai yang ringan atau samar bahkan seringkali tanpa gejala (silent stone). 15

2.4.14 Koledokholitiasis Adanya batu di dalam saluran empedu sehingga menyebabkan berbagai manifestasi klinis disebut koledokolitiasis. 15 Keluhan: timbulnya rasanyeri hebat seperti diperas-peras di perut kanan atas, menjalarke epigastrium, punggung dan bahu kanan. Biasanya timbulnyarasa nyeri pada tengah malam atau pagi hari. Pada umumnyarasa nyeri tersebut terjadi setelah penderita makan banyak,setelah makan makanan berlemak. Di samping rasa nyeri jugatimbul panas, dan rasa mual. Rasa nyeri kolik merupakan penanda adanya batu pada saluran empedu, sehingga nyerinya hilang timbul. 15 Klinis: tampak gelisah, kesakitankadang-kadang skiera mata ikterik, nyeri tekan di perutkanan atas, tanda Murphy positif. 15 Diagnosa: untuk menegakkan adanya batudi kandung empedu dan atau salurannya perlu dilakukan pemeriksaanultrasonografi, radiologik. 15 Pengobatan: pada saat serangan, sebaiknya diberi pethidindan atropin. Untuk infeksi (koolesistitis) diberi antibiotik. Pada serangan sebaiknya diberikan cairan infus, diit lunak danpantang lemak. Di samping itu, bila sebagai penyebab adalah batu, maka sebaiknya dilakukan tindakanpembedahan. 15

2.4.15 Kolesititis Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut pada dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas. 15 Klasifikasi: yaitu akut dan kronis. Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa. Gejala-gejala kolesistitis kronik mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik kurang nyata. Sering kali terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati atau flatulen yang berlangsung lama. 15 Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut: stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akuta kalkulus). Kolesistitis kronis terjadi akibat serangan berulang dari kolesistitis akut, yang menyebabkan terjadinya penebalan dinding kandung empedu dan penciutan kandung empedu. Pada akhirnya kandung empedu tidak mampu menampung empedu. 15 Keluhan: serangan kolesistitis akut yang khas: kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu tubuh. Keluhan tersebut dapat memburuk secara progresif. Kadang kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung empedu. Kolesistitis kronik antara lain adanya serangan berulang namun tidak mencolok. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak. 15 Diagnosis: ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan tertentu. Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu, dapat pula dengan CT scan perut dan kolesistogram oral. 15 Tatalaksana: pada kondisi kronis yang biasa dilakukan adalah pembedahan, Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui laparoskopi.Pada kondisi akut pada umumnya dirawat di rumah sakit, diberikan cairan dan elektrolit intravena dan tidak diperbolehkan makan maupun minum secara oral (mungkin akan dipasang pipa nasogastrik), dapat di berikan antibiotik, Jika diagnosis sudah pasti dan risikonya kecil, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu. 15

2.4.16 Pankreatitis Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Radang akut terjadi setelah simptoma iskemia dan gangguan sirkulasi mikro pada pankreas. Radang kronis pada pankreas ditandai dengan atrofi grandular, perubahan duktular dan fibrosis yang ekstensif.16 Gejala klinis dari pankreatitis akuta: rasa nyeri di epigastrium yang hebat. Sifat nyeri timbulnya mendadak dan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk dan rasa terbakar. Karena sangat nyeri di perut, penderita menjadi gelisah. Perasaan nyeri tersebut mulai di epigastrium kemudian menjalar ke punggung. Beberapa jam kemudian perasaan nyeri tersebut menjalar keseluruh perut dan perut menjadi tegang.Timbul rasa mual, kadang-kadang muntah. 16 Sedangkan penderitapankreatitis kronika: juga mengeluh rasa nyeri di perutbagian atas. Rasa nyeri juga seperti ditusuk-tusuk atau diperas-peras,menjalar ke punggung, disertai mual-mual dan muntah.Sering penderita mempunyai keluhan semacam yang sifatnyahilang timbul, sehingga tidak jarang dibuat diagnosa sakitlambung. Pada pankreatitis kronika tidak ada keluhan rasapedih, melainkan disertai tanda-tanda diabetes millitus ataukeluhan steatorrhoe. 16 Klinis: tampak penderita gelisah, kesakitan,bahkan ada yang menjerit-jerit. Di daerah perut tampaktegang, nyeri palpatoir di perut atas disekitar umbilikus. 16 Faktor presipitasi timbulnya pankreatitis : makan atau minum terlalu banyak mengandung alkohol,trauma di perut, infeksi bakteria. 16 Diagnosa : untuk membantu menegakkan perlu diperiksakadar amilase darah dan urine, kadar kalsium. Pemeriksaanradiologik yang dianjurkan adalah foto polosabdomen. 16 Tatalaksana: Cairan infus, selain daripada itu baik pankreatitis akuta maupunkronika, diberikan suntikan sulfas atropin atau Primperan danpethidin, untuk mengurangi spasme sphincter odii. Obat-obatanlain yang dianjurkan adalah antasida, spasmolitik. Untukpankreatitis akuta, menurut Imrie dkk perlu sekali diberisuntikan Trasylol intravena. 16

2.4.17 Kanker Pankreas Kanker pankreas adalah neoplasma ganas pankreas. Umumnya penyebab pasti kanker hampir semuanya belum di ketahui, namun faktor resiko terjadinya kanker pankreas antara lain merokok, keturunan, kurangnya asupan sayur dan buah, tingginya asupan daging merah, gemuk, diabetes mellitus, pankreatitis kronis, infeksi Helicobacter pylori, gingivitis.17 Keluhan: rasa nyeri di epigastrium, yang dirasakanseperti ditusuk-tusuk sudah berbulan-bulan. Serangan nyeridapat terus menerus atau dapat intermiten. Tetapi perasaannyeri tersebut makin lama makin sering yang dirasakanbertambah berat, dan dirasakan berkurang bila penderita duduksambil membungkukkan badan. Nafsu makan berkurang, mual,berat badan menurun. Untuk karsinoma pankreas di kaputbiasanya disertai keluhan mata dan badan menguning, gatal-gatal. 17 Klinis: tampak penderita kakhektis,kesakitan, kadang-kadang anemik, ikterik. Di perut teraba suatumassa berbenjol-benjol keras, nyeri tekan di perut atas. Posisipenderita tidur atau duduk membungkukkan badan.Gambaran tersebut sesuai dengan pendapat Seward, Spiro,Gazzard, Keynes dan Keith yang mengemukakan bahwa rasanyeri berdenyut-denyut menjalar ke punggung, merupakankeluhan terbanyak sekitar 65%.17 Diagnosa: untuk menegakkan diagnosa sebaiknya dilakukanultrasonografi, duodenografi hipotonik, ERCP.17 Pengobatan hanya bersifat simptomatik yaitu sekedar mengurangirasa sakit. 17

2.5 Klasifikasi Nyeri Epigastrium Akibat Kelainan Organ Rongga Thoraks 2.5.1 Karsinoma Esofagus Keluhan: makanan dirasasan sukarturun, dan disfagi sudah berbulan-bulan. Di samping ituada rasa nyeri di perut atas dekat prosesus xiphoideus. Padapermulaaannya makanan padat yang memberikan keluhantersebut dan dirasakan seperti tersangkut di dada, lama-lamabadan bertambah mengurus, dan makin lemah. Keluhan lainyaitu; timbulnya rasa nyeri di retrosternal. Kadang- kadangtimbul muntah darah.8 Klinis: tampak penderita kurus, anemik,lemah. Teraba nyeri tekan di perut atas dekat prosesus xiphoideusatau di xiphisternum. 8 Kelainan esofagus lain hampir tidak pernah memberikankeluhan nyeri epigastrik. 8 Diagnosa: perlu diperiksaradiologik dan endoskopik. 8 Pengobatan satu-satunya hanyatindakan pembedahan. 8

2.5.2 Esofagitis Esofagitis adalah suatu peradangan pada lapisan esofagus yang dapat bersifat akut atau kronis. Esofagitis akut dapat catarrhal atau phlegmonous, sedangkan esofagitis kronis mungkin hipertrofik atau atrofi. 8 Etiologi: infeksi atau iritasi di esofagus. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan iritasi di esofagus disebabkan oleh gastroesophageal reflux disease, cedera kimia oleh basa atau asam, cedera fisik akibat terapi radiasi atau tabung nasogastrik. 8 Gejala klinis: heartburn (nyeri di ulu hati / perut dan menjalar mungkin ke leher / rahang), nyeri di perburuk setelah makan, sulit dan / atau sakit saat menelan seperti ada sesuatu di kerongkongan, mual, mulas, dan muntah, dan hilangnya nafsu makan sehingga berakibat pada penurunan berat badan. 8 Diagnosis: dapat ditegakan dari gejala klinis, endoskopi, biopsi, maupun dengan pencitraan sinar-x dengan barium.8 Tatalaksana: tergantung pada penyebabnya. Perawatan mungkin termasuk: Obat yang memblok produksi asam, antibiotik, anti jamur, atau antiviral untuk mengobati infeksi dan juga kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. 8

2.5.3 Kelainan Jantung Kelainan jantung yang sering memberikan keluhannyeri epigastrik adalah infark miokard terutama dinding inferior,angina pektoris, perikarditis akut, kardiomiopati kongestif, aneurisma, dissecting aorta.18 Keluhan: rasa nyeri menjalar ke dada, ke tenggorokan, kemudiandisusul nyeri dada yang hebat seperti ditekan, sehinggapenderita sukar bernafas. Di samping itu juga timbul pegal dilengan kiri dan berkeringat. 18 Klinis: tampak penderita gelisah, sakitberat, berkeringat dingin kadang-kadang tensi menurun, nadiireguler.Gambaran tersebut sejalan dengan pendapat Seward danFriedbergl, yang mengemukakan bahwa setiap penderitaberusia lebih dari 40 tahun dengan nyeri perut atas menjalarke dada, tidak boleh mengabaikan kemungkinan seranganjantung. 18 Diagnosa: harus diperiksa EKG18 Pengelolaan: penderita harus segera dirawat di rumah sakit, diberi infus dengan dextrose 5%, diit lunak sedikit tapi sering, dalam keadaan kesakitan dapat diberikan pethidin. Penderitaperlu cukup istirahat, oleh karena itu perlu diberi obat penenang. 182.5.4 Hiatus Hernia Hiatus hernia adalah keluarnya organ dalam rongga perut melalui bagian dinding perut yang lemah yang terjadi ketika bagian perut mendorong ke atas melalui diafragma.2 Etiologi: secara pasti tidak diketahui. Diperkirakan bahwa sebagian besar terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. Ini mungkin terjadi berhubungan dengan usia dimana diafragma menjadi melemah dan memungkinkan bagian perut untuk menonjol melalui lubang di diafragma. Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan di perut, seperti batuk biasa, angkat berat, atau obesitas, bisa meningkatkan risiko terjadinya hiatus hernia. 2 Hernia itu sendiri tidak menimbulkan gejala. Namun, jika ada hernia hiatus, maka faktor-faktor yang biasanya mencegah asam lambung refluks mungkin tidak bekerja dengan baik, akibatnya penderita akan mengeluhkan perasaan terbakar yang naik dari perut bagian atas atau dada bagian bawah ke arah leher, batuk terus-menerus, masalah gusi, bau mulut, sakit tenggorokan, suara serak, dan perasaan benjolan di tenggorokan. 2 Diagnosa: dapat dilakukan endoskopi maupun pencitraan dengan sinar-X. Dalam kebanyakan kasus, penderita tidak mengalami ketidaknyamanan dan pengobatan tidak diperlukan. Namun, ketika hiatus hernia besar, atau jenis paraesophageal, kemungkinan menyebabkan penyempitan kerongkongan dan ketidaknyamanan, dalam kondisi ini dapat di tanggulangi dengan perubahan pola hidup seperti menurukan berat badan pada obesitas, berhenti merokok, jangan mengkonsumsi alkohol, dan menghindari apa pun yang menyebabkan tekanan pada perut, seperti pakaian ketat dan korset. 2 Tatalaksana: obat pompa proton inhibitor dan H 2 reseptor blocker juga dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam, selain itu prosedur pembedahan juga dapat dilakukan. 2

2.6 Klasifikasi Nyeri Epigastrium Akibat Penyakit Lain2.6.2 Kelainan emosi : ansietas, depresi.82.6.3 Pre-eklampsia Pre-eklampsia merupakan komplikasi kehamilan. Wanita dengan pre-eklampsia memiliki tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urin, dan semakin besar risiko komplikasi serius bagi ibu dan bayi. 8 Penyebab pasti pre-eklamsia tidak di ketahui, namun resiko terjadinya pre-eklamsia berhubungan dengan kehamilan pertama atau sudah 10 tahun lebih sejak kehamilan terakhir, wanita hamil berusia 40 atau lebih, wanita hamil dengan obesitas (indeks massa tubuh (BMI) adalah 35 atau lebih), memiliki kehamilan dengan kembar dua, tiga, atau lebih dan juga adanya riwayat pre-eklampsia dalam keluarganya. 8 Pada preeklamsia nyeri epigastrium sangat signifikan, terutama jika berat atau berhubungan dengan muntah. 8

DAFTAR PUSTAKA

1. Seward C. Bedside diagnosis. Edinbrugh : Churchil Livingstone Ltd. 1974;100 - 122.2. Sprio HM. Clinical Gastroenterology. London: Mc Milian Ltd, 1978; 126 -127.3. Gazzard BG. Common Symptoms in gastroenterology. Medicine 1980;1 - 8.4. Hadi S. Gastroenterologi, Bandung: PT Alumni, 1981; 20-22, 76 - 160, 476 - 471, 488-5055. Schoen AM. Acute Gastritis. In : Gastroenterology Vol I, edBockus HL Philadelphia: WB Saunders Co, 1968; 351 - 367. 6. Vakil BJ, Dalai NY. Shah PH, Ahuja N. Medical management of peptic ulcer disease. Proc 5 th Asian Pasific Congress of Gastorentorolgy Singapore:1976; 45 - 53.7. Langman M, Williams JA. Peptic ulcer and other disorders of the stomach. Med Parke 1980 Jan 19 28.8. Byrnes DJ, Hugh TH. Peptic ulcer and other disorders of the stomach. Medicine 1982 : 575 - 582. 9. Goldsmith HS, Ghosh BC, Carcinoma of the Stomach. Am J Surg 1970; 120: 317 - 329. 10. Thomson TY. Advances in Gastroentorology. Practitioner 1972; 209; 489 - 495.11. Deal DR. Acute appendicitis. In ; Gastrointestinal Disease, Sleisenger, Fordtran. Philadelphia. WB Saunders Co, 1972; 1494 - 1499.12. Koff RS, Galambos J. Viral Hepatitis. In : Diseases of the liver, ed Schiff. Philadelphia: JB Lippincott Co, 1982; 528541.13. Abdurachman SA. Hadi S. Some clinical aspects of amoebic liver abscess. Presented in Sixth Asian Pacific Gastroentorology Congress. Auckland: 1980 Febr 1014. 14. Hadi S, Kariadi SH. Karsinoma hati di RS Hasan Sadikin 19721974.15. Leevy CM. Popper H, Sherlock S. Diseases of the liver and biliary tract. London; Billing & Sons Ltd 1979; 79 - 80. 16.Kariadi SH, Hadi S. Pankreatitis menahun. Diajukan pada Kongres Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia I, Jakarta 1012 Semptember 1981. 17. Hadi S. Abdurachman SA, Kariadi SH .julianto. Incidence of pancreatic cancer inBandung, Indonesia. Presented in 6th Asian Pacific Congress of Gastroenterology, Auckland: 1980 February 1014th. 18. Friedberg CK, Acute myocardial infarction. In : Textbook of medicine ed Beeson PB, Mc Dermott W Philadelphia: WB Saunders Co, 1978; 690700.19. Meliala L, Suryamiharja A, Purba J.S, 2000. Konsensus Nasional Penanganan Nyeri Neuropatik. Kelompok Studi Nyeri, Perdossi20.Brian A Janz, MD Assistant Professor, Department of Orthopedic Surgery, Division of Plastic Surgery, Ohio State University Medical Center. Regions and Planes of the Abdomen. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/ pada 31 Mei 2015.24