Febri Veronika Kristi, 2017 PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana
langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun pendekatan metode yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan metode kuantitatif. Pendekatan
metode penelitian kuantitatif ini dipilih agar kemampuan siswa sebagai variabel
terikatnya dapat terukur melalui perhitungan angka, meskipun dalam
penjabarannya dijelaskan secara deskriptif.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode
penelitian berdasarkan jenisnya, yakni metode penelitian eksperimen. Metode ini
bertujuan untuk mencari pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan
terhadap suatu objek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2015,
hlm. 107) yang menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Terdapat beberapa tipe dalam metode penelitian eksperimen. Peneliti
menggunakan tipe metode penelitian Pre-experimental Design. Tipe ini
merupakan percobaan suatu sistem pembelajaran tanpa menggunakan kelas
kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Adapun cara menghitung tingkat
perkembangan siswa dimulai dari sebelum dilakukannya penelitian kemudian
sesudah penelitian yaitu dengan menggunakan One Group Pretest Posttest
Design. Tes awal atau pretest dilakukan sebelum penerapan modifikasi model
Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran seni taridiberikan.
Tes akhir akhir atau posttest dilakukan sesudah pembelajaran seni tari dengan
penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual diberikan.
Rumus tes yang diberikan yaitu sebagai berikut :
42
Keterangan :
O1 = merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum diberikannya
penerapan modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran seni tari
X = merupakan eksperimen yang dilakukan, yakni penerapan modifikasi
model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
seni tari dan
O2 = merupakan tes akhir sesudah diberikan perlakuan (treatment)
3.2 Partisipan Penelitian dan Tempat Penelitian
Partisipan merupakan bagian yang terlibat dan membantu penelitian
ini. Partisipan dalam penelitian ini diambil dari kelas VIII A dengan jumlah
siswa 27orang (14 perempuan dan 13 laki-laki).
Lokasi adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitiannya.
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 6
Kota Bandung yang beralamatkan di Jalan Sukagalih Gang Gojali No. 134
Sukajadi Bandung. Pemilihan SMP Muhammadiyah 6 sebagai lokasi
penelitian yaitu karena berdasarkan observasi awal, SMP ini representatif.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara kepada guru mata pelajaran
Seni Budaya, bahwa pembelajaran seni tari di SMP Muhammadiyah 6
Bandung masih dirasa kurang mengasah kompetensi siswa pada aspek
kecerdasan sosialnya karena pembelajaran seni tari di SMP
Muhammadiyah 6 Bandung lebih menekankan pada teori-teori saja.
Pembelajaran seni tari yang terintegrasi ke dalam pembelajaran seni budaya
tidak hanya materi teori namun juga praktik yang dijadikan sebagai media
untuk membantu siswa memahami esensi dari pembelajaran seni tari.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi
juga bisa disebut sebagai kelompok besar yang menjadi objek penelitian.
Sugiyono (2015, hal.117) menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
43
ditarik kesimpulannya.”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas VIII SMP Muhammadiyah 6, dengan jumlah kelas yakni 4 dan
jumlah keseluruhan siswa 117 orang (VIII A 30 orang, VIII B 29 orang,
VIII C 28 orang, dan VIII D 30 orang). Populasi ini dipilih sebab
kompetensi yang ingin dicapai adalah representatif untuk dijadikan materi
penelitian yang berfokus masalah pada kelemahan kecerdasan sosial siswa.
Sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yang mana menerapkan
KTSP pada kelas VIII dengan Standar Kompetensi 14. Mengekspresikan
Diri Melalui Karya Seni Tari dan Kompetensi Dasar 14.1 Mengeksplorasi
Pola Lantai Gerak Tari Berpasangan/ Kelompok Nusantara, maka kelas
VIII cocok menjadi populasi dalam meningkatan kecerdasan sosial pada
aspek sikap prososial, pemahaman etika sosial, dan komunikasi sosial.
3.3.2 Sampel
Tidak memungkinkannya melakukan penelitian populasi, sebab
dimungkinkan adanya bias pada pengumpulan data, maka peneliti
menggunakan penelitian sampel. Sampel merupakan bagian terkecil dari
penelitian ini. Sampel merupakan wakil dari populasi, seperti menurut
Sugiyono (2015, hlm. 118) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan
diambilnya sampel karena adanya keterbatasan sarana, waktu, dan biaya
sehingga peneliti tidak mampu menjangkau itu semua.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel kelasVIII A SMP
Muhammadiyah 6 Kota Bandung dengan jumlah 30 orang siswa dan 27
orang siswa yang aktif dan memenuhi kehadiran setiap pertemuannya, yang
terdiri dari 13 orang perempuan, dan 14 orang laki-laki. PemilihanVIII A
ini dikarenakan kelas ini representatif. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling di mana
penarikan sampel yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria
spesifik yang ditetapkan peneliti (Arikunto, 2014 hlm. 183). Hal tersebut
dikarenakan kelas tersebut memiliki kecakapan pada aspek kognitif yang
tertinggi di antara kelas-kelas yang lain namun pada kompetensi afektifnya
berkaitan dengan kecerdasan sosial dengan aspek sikap prososial,
44
pemahaman etika sosal, dan komunikasi sosialnya masih dalam tahap
cukup dan dianggap tepat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah proses pengumpulan data maka peneliti
melakukan beberapa teknik pengumpulan data. Pengumpulan data juga
dilakukan meminimalisir pembiasan data yang terkumpul disebabkan
kesubjektifan peneliti. Adapun beberapa teknik yang dilakukan peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:
1) Studi Pustaka
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi
kepustakaan Tujuan dari digunakannya studi pustaka adalah untuk
mendukung validitas sumber yang didapat sesuai dengan teori-teori
dan pendapat-pendapat para ahli dan sebagai pisau bedah dalam
melakukan analisis hasil temuan. Selain itu penggunaan teknik
pengumpulan data dengan studi pustaka adalah untuk menghindari
unsur plagiarism. Adapun buku-buku yang digunakan diantaranya
mengenai konsep dasar pembelajaran, psikologi perkembangan remaja,
kecerdasan sosial, model-model pembelajaran kooperatif, dan model
pembelajaran konstruktivisme.
2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap objek
penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan non partisipan terstruktur. Pengamatan
mengarah kepada masalah-masalah dan penyebab terkait kecerdasan
sosial siswa dan metode pembelajaran dan pengajaran guru sebagai
upayanya meningkatkan kecerdasan sosial siswanya. Observasi yang
dilakukan pada tanggal 08 Februari 2017 ini berguna untuk melihat
kondisi awal siswa sebelum penerapan model Jigsaw dengan
pendekatan kontekstual oleh peneliti. Observasi yang dilakukan pada
saat penelitian yaitu mengamati aspek-aspek yang mendukung
terhadap kecerdasan sosial siswa, di antaranya:
45
(1) Sikap Prososial dalam mengeksplorasi dan menyusun gerak
Pada saat proses observasi, peneliti menemukan masalah dalam
kurangnya kesadaran siswa untuk membantu rekan kelompoknya
dalam melakukan eksplorasi dan penyusunan gerak. Sehingga
ketika menari secara kelompok, gerakan siswa tersebut tidak
kompak dalam kelompok.
(2) Komunikasi Sosial dalam menyelaraskan gerak sesuai karakter
tarian
Keterampilan gerak siswa sesuai karakter tarian pun termasuk ke
dalam kecerdasan sosial, sebab mengarah terhadap kemampuan
siswa mengungkapkan emosinya kepada komunikan.Permasalahan
yang muncul yaitu siswa tidak mengetahui ekspresi yang harus
dikeluarkan sesuai dengan karakter tarian.
(3) Pemahaman Etika Sosial dalam menyelaraskan gerak sesuai iringan
Pada saat observasi, harmonisasi gerak dengan iringan musik
kurang optimal.(Adapun pedoman observasipenilaian terlampir).
3) Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih,
yang terdiri dari pewawancara dan narasumber untuk mencari
informasi tentang suatu atau beberapa hal. Wawancara digunakan
untuk dapat memperkuat suatu dugaan,karena wawancara tersebut
bersifat pasti. Wawancara pun bertujuan untuk menggali informasi-
informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti. Wawancara
yang dilakukan peneliti yaitu wawancara langsung.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa yang
dilakukan pada tanggal 14-15 Maret 2017.
(1) Wawancara diajukan kepada guru meliputi proses belajar mengajar
dan seluruh komponen belajar yang dirancang oleh guru untuk
mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berlangsung
sebelumnya. (Pedoman wawancara yang diajukan dalam penelitian
ini terlampir).
46
(2) Wawancara pada siswa dilakukan salah satunya untuk mengetahui
pemahaman dan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk menghindari perluasan topik pembicaraan dalam
wawancara, maka peneliti menyusun pedoman wawancara yang
akan dilakukan. (Pedoman wawancara terlampir).
4) Tes
Tes merupakan sebuah alat ukur yang bertujuan untuk
mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Tes merupakan suatu bentuk dari pengukuran. Terdapat dua macam tes
yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu tes awal atau pretest
dan posttest dengan menggunakan angket dan tes perbuatan untuk
memperkuat data. Tes tersebut terdiri dari penguasaan materi tari dan
bagaimana hubungan sosial yang terjalin selama proses pembelajaran.
Beberapa aspek penilaian mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan
siswa dengan menilai beberapa indikator kecerdasan sosial di
antaranya sikap prososial yang terwujud melalui kerjasama yang
terjalin selama proses pembelajaran yang terjalin dengan melihat
kekompakan dalam penyajian tarian yang ditampilkan setelah
penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran tari. Indikator selanjutnya adalah rasa kebersamaan yang
timbul dari pembelajaran seni tari yang diimplementasikan melalui.
5) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan yang akurat,
sebab data yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Dokumentasi dapat berupa foto atau video yang diambil menggunakan
sebuah alat potret yaitu kamera yang kemudian dicetak menjadi sebuah
foto atau media gambar yang bertujuan untuk mendukung
kevaliditasan data, maupun berbagai dokumen penting seperti catatan
pribadi yang juga dapat mendukung kesahihan data. Peneliti
menggunakan kamera smartphone pada saat melakukan penelitian.
Peneliti mengambil gambar dan video ketika proses latihan
berlangsung, dan menyimpan berbagai arsip, seperti data siswa. Data
47
hasil dokumentasi yang didapatkan seperti video yang menegaskan
ketepatan gerak siswa terhadap pola irama musik, foto yang
menjelaskan tentang ekspresi siswa terhadap tarian, serta foto dan
video selama proses eksplorasi dan penyusunan gerak oleh siswa.
3.4.2 Instrumen Penelitian
Dengan adanya tujuan data yang akan diperoleh lebih mudah
dianalisis, maka instrumen penelitian dalam penelitian ini tentunya adalah
peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu itu sendiri
antara lain alat tulis, smartphone camera, dan alat pendukung lainnya
seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, tes, serta angket.
1) Pedoman Observasi
Pedoman observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
melihat, mengamati, dan mengetahui kondisi awal proses belajar dan
pembelajaran di sekolah tersebut. Tentunya yang dilihat dan diamati
yakni kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk penyusunan tahapan
pembelajaran hingga pembelajaran yang efektif dan efisien bisa
tercapai, dan yang paling penting dari hal ini yakni agar tujuan
pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan sosial tercapai dengan
baik. Pedoman observasi mendukung untuk pengumpulan data terhadap
berbagai aspek kecerdasan sosial, yakni sikap prososial, pemahaman
etika sosial, dan komunikasi sosial.
2) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ditujukan kepada guru maupun siswa.
Wawancara kepada guru berkaitan dengan materi, model, metode,
pendekatan, media, bahkan kendala dalam pembelajaran seni tari yang
telah dilaksanakan. Wawancara dilakukan agar peneliti mempunyai
gambaran akan kondisi pembelajaran sebelumnya sehingga dapat
diperbaiki pada tahapan pembelajaran yang akan dilakukan di
kesempatan selanjutnya.
Wawancara kepada siswa ditujukan guna mengetahui sejauh
mana pandangan siswa mengenai pembelajaran seni tari. Di samping itu
48
wawancara ini ditujukan guna untuk mengetahui respon, tanggapan,
maupun saran siswa mengenai pembelajaran tari sebelumnya,
keuntungan dan kelemahan pembelajaran kelompok di dalam kelas,
serta masalah-masalah yang berkaitan dengan kecerdasan sosial siswa
di kelas, agar peneliti mempunyai gambaran mengenai tahapan
pembelajaran yang akan dilakukan melalui penerapan model Jigsaw
dengan pendekatan kontekstual.
3) Tes
Tes merupakan salah satu alat ukur yang diberikan kepada
responden untuk memperoleh jawaban secara lisan, tulisan, maupun
perbuatan. Tes perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran dilakukan. Ada beberapa tes yang
dilakukan, yang pertama pretest sebelum treatment diberikan,
yangkedua posttest setelah treatment diberikan. Tes awal (pretest)
diberikan sebelum diterapkannya modifikasi model Jigsaw dengan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran seni tari, dan tes akhir
(posttest) diberikan setelah diterapkannya modifikasi model Jigsaw
dengan pendekatan kontekstual. Tes yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah tes perbuatan dan angket.
1) Tes Perbuatan
Tes perbuatan digunakan untuk melihat keadaan yang
sebenar-benarnya sejauh mana tingkat kecerdasan sosial siswa di
dalam pembelajaran seni tari. Tes tersebut terdiri dari sikap
prososial dalam mengeksplorasi gerak, pemahaman etika sosial
melalui kesesuaian gerak dengan hitungan dan pola irama musik,
dan komunikasi sosial yang diungkap melalui ekspresi wajah atau
rasa yang diekspresikan sesuai dengan karakter tariannya. Tes
tersebut bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap pembelajaran seni tari dan khususnya seberapa
besarkah peningkatan kecerdasan sosial siswa. Aspek kecerdasan
social siswa dalam pembelajaran seni tari kemudian dinilai
berdasarkan pedoman penilaian di bawah ini.
49
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian
No Nama
Kriteria Penilaian Skor
Nilai
Rata
–
Rata
Ket
Sikap
Prososial
Pemahaman
Etika Sosial
Komunikasi
Sosial
Keterangan penilaian :
(≤70) = Kurang (D)
(71– 80) = Cukup (C)
(81 – 90) = Baik (B)
(91 – 100) = Sangat Memuaskan (A)
2) Angket
Peneliti menggunakan tes tulisan berupa angket untuk
memperkuat data tentang tingkat kecerdasan sosial siswa sebelum
diterapkannya modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran seni tari.
Penyusunan instrument ini berdasarkan penjabaran variable
kecerdasan sosial menjadi sub-variabel sikap prososial, pemahaman
etika sosial, dan komunikasi sosial yang lebih spesifik ke dalam
beberapa indikator kaitannya dengan pembelajaran seni tari.
Adapun kisi – kisi angket kecerdasan sosial adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Sosial
No Aspek Indikator
Jumlah
Butir
Soal
Nomor Butir
Soal
(+) (-)
1 Sikap
Prososial
a. Siswa memahami peran setiap anggota kelompok
untuk membantu dalam
proses menyusun gerak
7 10, 16 6
50
b. Siswa membantu rekannya dalam
memahami gerakan 8 20
c. Siswa dapat memperbaiki/mengoreksi
gerakan yang dilakukan
rekannya dalam
kelompok
9 18
2 Pemahaman
Etika Sosial
a. Siswa mampu berdiskusi kelompok dalam
menyelaraskan gerak
dengan iringan tari
7
1 19
b. Siswa dapat mematuhi cara kerja kelompok
dalam menyelaraskan
gerak dengan iringan tari 3, 15 4
c. Siswa mampu menyelaraskan gerakan
tepat dengan pola iringan
musik 14 17
3 Komunikasi
Sosial
a. Siswa dapat membedakan karakter dan ekspresi
dalam penghayatan tari
6
13 5
b. Siswa mendengarkan dan menegoisasi pendapat
rekannya dengan bahasa
yang baik, jelas, dan
santun dalam proses
eksplorasi gerak
12 2
c. Siswa mampu menyelaraskan gerak tari
sesuai karakter tarian dan
berdasarkankuat
lemahnya tenaga
11 7
Tiap jawaban responden diberi bobot nilai berdasarkan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2015 hlm. 134). Adapun skor gradasi jawaban setiap
item instrumen skala Likert dari yang sangat positif sampai sangat
51
negative dapat berupa kata – kata berikut : a. Selalu = 4; b. Sering =
3; c. Kadang-kadang = 2; dan d. Tidak pernah = 1.
Tabel 3.3 Kriterian Nilai Skala Likert Kecerdasan Sosial
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
Tabel di atas menunjukkan tingkatan penilaian berdasarkan
jawaban Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah.
Tingkatan skor dari paling tinggi ke rendah ditunjukkan untuk
pernyataan positif, sedangkan tingkatan skor dari paling rendah ke
tinggi ditunjukkan untuk pernyataan negatif.
Keterangan :
a. Skor 1 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa
tersebut ;
1) Siswa tidak pernah memahami peran setiap anggota kelompok
untuk membantu dalam proses menyusun gerak
2) Siswa tidak pernah membantu rekannya dalam memahami
gerakan
3) Siswa tidak pernah dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang
dilakukan rekannya dalam kelompok
4) Siswa tidak pernah dapat membedakan karakter dan ekspresi
dalam penghayatan tari
5) Siswa tidak pernah mendengarkan dan menegoisasi pendapat
rekannya dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses
eksplorasi gerak
6) Siswa tidak pernah mampu menyelaraskan gerak tari sesuai
karakter tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga
52
7) Siswa tidak pernah mendiskusikan cara kerja kelompok dalam
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
8) Siswa tidak pernah dapat mematuhi cara kerja kelompok
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
9) Siswa tidak pernah mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan
pola iringan musik
b. Skor 2 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa
tersebut ;
1) Siswa kadang-kadang memahami peran setiap anggota kelompok
untuk membantu dalam proses menyusun gerak
2) Siswa kadang-kadang membantu rekannya dalam memahami
gerakan
3) Siswa kadang-kadang dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan
yang dilakukan rekannya dalam kelompok
4) Siswa kadang-kadang dapat membedakan karakter dan ekspresi
dalam penghayatan tari
5) Siswa kadang-kadang mendengarkan dan menegoisasi pendapat
rekannya dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam
proses eksplorasi gerak
6) Siswa kadang-kadang mampu menyelaraskan gerak tari sesuai
karakter tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga
7) Siswa kadang-kadang mendiskusikan cara kerja kelompok dalam
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
8) Siswa kadang-kadang dapat mematuhi cara kerja kelompok
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
9) Siswa kadang-kadang mampu menyelaraskan gerakan tepat
dengan pola iringan musik
c. Skor 3 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa
tersebut ;
1) Siswa sering memahami peran setiap anggota kelompok untuk
membantu dalam proses menyusun gerak
2) Siswa sering membantu rekannya dalam memahami gerakan
53
3) Siswa sering dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang
dilakukan rekannya dalam kelompok
4) Siswa sering dapat membedakan karakter dan ekspresi dalam
penghayatan tari
5) Siswa sering mendengarkan dan menegoisasi pendapat rekannya
dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses
eksplorasi gerak
6) Siswa sering mampu menyelaraskan gerak tari sesuai karakter
tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga
7) Siswa sering mendiskusikan cara kerja kelompok dalam
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
8) Siswa sering dapat mematuhi cara kerja kelompok menyelaraskan
gerak dengan iringan musik
9) Siswa sering mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan pola
iringan musik
d. Skor 4 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa
tersebut ;
1) Siswa selalu memahami peran setiap anggota kelompok untuk
membantu dalam proses menyusun gerak
2) Siswa selalu membantu rekannya dalam memahami gerakan
3) Siswa selalu dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang
dilakukan rekannya dalam kelompok
4) Siswa selalu dapat membedakan karakter dan ekspresi dalam
penghayatan tari
5) Siswa selalu mendengarkan dan menegoisasi pendapat rekannya
dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses
eksplorasi gerak
6) Siswa selalu mampu menyelaraskan gerak tari sesuai karakter
tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga
7) Siswa selalu mendiskusikan cara kerja kelompok dalam
menyelaraskan gerak dengan iringan musik
54
8) Siswa selalu dapat mematuhi cara kerja kelompok menyelaraskan
gerak dengan iringan musik
9) Siswa selalu mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan pola
iringan musik
Indikator penilaian kecerdasan sosial di atas merupakan
pedoman dalam menilai ketercapaian kompetensi kecerdasan sosial
dalam pembelajaran seni tari.
3.5 Validitas
Penggunaan angket sebagai instrumen dalam penelitian ini tentu perlu diuji
kesahihannya, maka perlu dilakukannya uji validitas instrumen. Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu
validitas internal dan validitas eksternal (Arikunto, 2014 hlm 212). Validitas yang
digunakan untuk mengukur instrumen kecerdasan sosial ini adalah validitas
eksternal, yakni mencari kesesuaian data yang dihasilkan dari instrumen dengan
data mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Validitas eksternal atau
validitas konstruk ini menggunakan rumus korelasi product moment secara
manual ataupun menggunakan program SPSS, seperti yang digunakan dalam
penelitian ini. (Lembar validasi terlampir).
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Langkah – Langkah Penelitian
1) Pra Pelaksanaan Penelitian
(1) Menentukan Judul dan Topik Penelitian
Hal yang pertama dilakukan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini berbeda dengan penulisan skripsi yang lain yakni pertama-
tama menentukan juduldan topik penelitian. Dengan bekal beberapa
sumber yang dapat dipercaya,peneliti menentukan judul penelitian yang
diikuti oleh rumusan masalah penelitian yang akan dipecahkan.
(2) Pembuatan Proposal
Penyususan dan pembuatan proposal memerlukan proses yang
matanguntuk menentukan topik penelitian baik dalam perkuliahan
55
ataupun di luar perkuliahan. Serta sebelumnya topik dan judul ini harus
diseleksi terlebih dahulu oleh dewan skripsi.
(3) Menyelesaikan Administrasi Penelitian
Sebelum peneliti terjun ke lapangan ada hal yang harus
dipersiapkan yakni penyelesaian administrasi yang berhubungan erat
dengan perijinan, berupa:
(a) SK pengangkatan pembimbing I dan pembimbing II
(b) Surat permohonan ijin permohonan penelitian dari Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain yang melalui proses sebelumnya dari
bagian kemahasiswaan FPSD.
(c) Surat permohonan ijin dan surat rekomendasi dari pihak sekolah
yang menjadi lokasi penelitian.
(4) Survei
(5) Menentukan Instrumen Penelitian
Alat untuk mengumpulkan data pada saat penelitian diperlukan
intrumen penelitian, tes merupakan instrumen penelitian yang dipilih
untuk penelitan ini. Tes dalam penelitian ini mempunyai fungsi untuk
mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan siswa pada proses
pembelajaran berlangsung. Ada tiga tahap tes yang dilakukan oleh
peneliti yakni tes yang dilakukan di awal sebelum pembelajaran atau
biasa kita sebut dengan pretest, pretest ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui bagaimana kondisi awal siswa sebelum melakukan
pembelajaran. Kedua adalah proses, tes proses disini diberikan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Terakhir tes yang dilakukan di
akhir proses pembelajaran dilakukan (posttest), tes ini berfungsi untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Adapun aspek yangakan diujikan pada setiap tes akan
diuraikan sebagai berikut :
(a) Siswa mampu menari sesuai susunan gerak dalam kelompok
dengan kompak.
(b) Siswa mampu menari sesuai karakter dan kuat lemahnya
tenaga.
56
(c) Siswa mampu menari sesuai pola iringan musik.
(6) Sistem Penilaian
Komponen pembelajaran merupakan inti dari semua proses
pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu bagian dari komponen
pembelajaran. Dalam komponen pembelajaran evaluasi mempunyai
fungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian dari kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan. Evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir proses
pembelajaran, akan tetapi di awal dan saat proses juga dianggap penting
sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini proses penilaian dilakukan di setiap proses
pembelajaran berlangsung. Tahap-tahap kegiatan menganalisis,
mengeksplorasi, dan memperagakan akan menjadi fokus dari penilaian
penelitian yang dilakukan. Untuk menilai atau mengukur mempunyai
kecenderungan sistem menilai yang objektif mengenai proses
pembelajaran yang telah dilakukan siswa. Karena penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen kuantitatif, maka
penilaian mengacu pada poin kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti
dengan skor nilai mengikuti standar yang digunakan oleh sekolah yang
bersangkutan. Di bawah ini akan diuraikan standar nilai yang
dipergunakan oleh peneliti, sebagai berikut:
(≤70)= Kurang (D)
(71 – 80)= Cukup (C)
(81 – 90) = Baik (B)
(91 – 100) =Sangat Memuaskan (A)
*Rentang Nilai menurut kesepakatan Guru Seni Budaya SMP
Muhammadiyah 6 Bandung
(7) Menentukan Aplikan
Ketika konsep dan perangkat-perangkat penelitian telah
dimatangkan, hal selanjutnya adalah memilih aplikan. Memilih aplikan
merupakan komponen penting karena peran aplikan sangat mendukung
tercapainya tujuan penelitian yang akan dilakukan. Aplikan memiliki
kontribusi besar dalam penelitian ini yakni memberikan data atau
57
informasi yang berkenaan dengan pada proses pembelajaran yang
menyangkut persoalan teknis ataupun non-teknis. Selain itu
aplikan dalam penelitian ini mempunyai kedudukan sebagai subjek
sekaligus mediator penelitian pada tahapan penerapan pembelajaran
yang telah dirancang. Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan PPL di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, maka dalam
kepentingan penelitian disini peneliti bertindak sebagai aplikan. Peran
peneliti sebagai aplikan ada dua yakni sebagai observer dan observer
partisipan, peran observer adalah pekerjaan sangat dioptimalkan
sebagai pengamat proses pelaksanaan penelitian dilakukan. Sedangkan
observer partisipan adalah pengimplementasian pembelajaran seni tari
berbasis kurikulum 2006. Kedua posisi ini mempunyai arti penting
untuk data dan hasil penelitian dalam perolehan validitas data dan
informasi. Peran observer partisipan sangat penting dimana peneliti
melihat relevansi konsep dan kenyataan di lapangan melalui
pembelajaran langsung yang dilakukan oleh peneliti sendiri.
2) Pelaksanaan Penelitian
(1) Pengumpulan Data
Waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tiga
bulan, yang dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Mei
disesuaikan dengan kegiatan PPL berlangsung. Tahapan kegiatan
pengumpulan data penelitian ini sendiri berupa perencanaan, observasi,
wawancara, penyebaran angket dan implementasi.
(2) Konsultasi dengan Pembimbing
Bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II telah
dilakukan sebelum kegiatan penelitian berlangsung sampai sidang
skripsi.
(3) Pengolahan Data
Karena dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
maka harus dilakukan pengolahan data dengan cara menghitung
untuk mengetahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak serta
58
memperjelas data yang telah disusun menjadi sebuah tulisan sehingga
menjadi lebih akurat dan valid.
(4) Seleksi Data
Dalam seleksi data dilakukan memilih dan menentukan data dan
informasi yang telah diperoleh di lapangan, data diseleksi untuk
kepentingan penelitian. Data yang telah diperoleh dari teknik
pengumpulan data disesuaikan dengan instrument penelitian yang
digunakan, lalu diseleksi kembali sesuai dengan masalah-masalah yang
terdapat dalam penelitian.
(5) Analisis Data
Dalam pengolahan data terdapat tahap analisis data dimana dalam tahap
inidilakukan penganalisian kedalaman data penelitian melalui proses
analisis data hasil dari penelitian. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan
diperkuat oleh data statistik berupa angka hasil penelitian penelti
terhadap penerapan pembelajaran yang dilakukan.
(6) Penyusunan Laporan Penelitian
Laporan peneltian disusun secra sistematis mengacu pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang penelitian terdahulu,
karakteristik siswa SMP, pembelajaran seni tari, model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan tahapan pembelajarannya, pendekatan
kontekstual, kecerdasan sosial, implementasi pembelajaran seni tari
melalui pengembangan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual
untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang:
pendekatan dan metode penelitian, lokasi, populasi, dan sampel, desain
penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, langkah – langkah penelitian, dan teknik analisis data.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi
pembahasan hasil penelitian yang sesuai dengan relevan antara rumusan
masalah dan dengan kajian teoritis yang telah diuraikan. Dalam bab ini
menguraikan analisis data hasil penelitian.
Pada bab terakhir yakni BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
adalah berisi kesimpulan dan saran, yang diikuti oleh lampiran
penelitian untuk memperkuat hasil penelitian.
3.6.2 Definisi Operasional
Untuk menegaskan definisi istilah serta menghidari kesalah pahaman agar
tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka diharapkan
adanya penafsiran-penafsiran terhadap istilah tersebut. Maka dari itu, peneliti
memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
Penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual merupakan salah
satu model pembelajaran Kooperatif dari rumpun model pembelajaran interaksi
sosial yang membagi anak ke dalam beberapa kelompok dengan pembelajaran
bermakna sebagai pendekatannya. Model Jigsaw memiliki pola kerja seperti
sandwich, yakni tim asal-tim ahli-tim asal (home-expert-home), yang
memungkinkan siswa tidak hanya berinteraksi dengan kelompoknya sendiri
namun juga dengan anggota kelompok lain. Melalui pendekatan kontekstual yang
mana memiliki komponen Questioning, Constructivism, Inquiry, Modelling,
Learning Community, Authentic Assessment, dan Reflection, siswa mendapatkan
kebermaknaan dalam pembelajaran seni tari kaitannya dengan kedudukan mereka
sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Pembelajaran seni tari merupakan kegiatan membelajarkan siswa guna
memiliki kemampuan atau kecerdasan tertentu dengan seni tari sebagai medianya.
Pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan suatu pembelajaran yang
seharusnya di dalamnya bukan hanya berorientasi pada kemampuan siswa dalam
bergerak, akan tetapi juga melalui kegiatan berkesenian, seni tari dapat
mengkonstruksi personalitas siswa berdasarkan proses mengolah informasi.
Kecerdasan Sosial siswa adalah kemampuan dan keterampilan seorang
individu untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi serta
menghadapi orang lain ataupun lingkungan yang mana individu tersebut dapat
60
membaca situasi lingkungannya dengan cara yang efektif sehingga kedua belah
pihak berada dalam situasi yang saling menguntungkan. Aspek kecerdasan sosial
yang diamati yakni sikap prososial, pemahaman etika sosial, dan keterampilan
berkomunikasi.
Eksperimen melalui penerapan Tari Nusantara dengan Tari Boran sebagai
materinya merupakan pembelajaran Tari Boran yang dikreasikan. Tari Boran
merupakan sebuah tarian khasyang berasal dari Kabupaten Lamongan, Provinsi
Jawa Timur. Tarian ini menggambarkan kehidupan para penjual nasi Boran yag
menjajakan dagagannya dan berinteraksi dengan pembeli. Tari Boran ini
diberikan kepada siswa dalam bentuk tari kreasi, sehingga siswa sendiri yang aktif
untuk mengeksplorai gerak, mengembangkan gerak, atau bahkan mencipta gerak.
Definisi operasional dari penelitian yang berjudul “Penerapan Model Jigsaw
dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Seni Tari Guna
Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas
VIII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung)” merupakan suatu modifikasi model
pembelajaran yang diharapkan mampu untuk meningkatkan kecerdasan sosial
siswa.
3.6.3 Variabel Penelitian
Paradigma penelitian ini adalah menggunakan paradigma sederhana, dimana
paradigma penelitian ini terdiri dari dua variabel. Pertama variabel bebas atau
variabel (x), yaitu yang mempengaruhi penelitian, dan kedua variabel terikat atau
variabel (y) yaitu yang dipengaruhi atau yang timbul akibat dari variabel bebas.
Dalam penelitian ini Penerapan Model Jigsaw dengan Pendekatan Kontekstual
bertindak sebagai variabel bebas atau yang memberikan pengaruh. Sedangkan
Kecerdasan Sosial bertindak sebagai variabel terikat, karena mampu memberikan
respon dari perlakuan variabel bebas. Jika digambarkan, variabel bebas dan
variable terikat yaitu sebagai berikut :
X = Pengembangan Model Jigsaw dengan Pendekatan Kontekstual
Y = Kecerdasan Sosial Siswa
61
Gambar 4.1 Kerangka Variabel Penelitian
Berdasarkan bagan kerangka variabel penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan hubungan pembelajaran seni tari dengan kecerdasan sosial yang
menurunkan beberapa indikator yang dicapai dalam pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 3.4 Hubungan Pembelajaran Seni Tari dengan Kecerdasan Sosial
Unsur Tari Sub-Variabel
Kecerdasan Sosial
Pembelajaran Seni
Tari
Indikator
Wiraga Sikap Prososial Keterampilan
membuat gerak
Keterampilan
menyusun gerak
Keterampilan
menarikan
tarian
Hafalan gerak
Siswa memahami peran setiap
anggota kelompok
untuk membantu
dalam proses
menyusun gerak
Siswa membantu rekannya dalam
memahami gerakan
Siswa dapat memperbaiki/
mengoreksi
gerakan yang
dilakukan rekannya
Wirama Pemahaman Etika Ketepatan gerak Siswa
SISWA
KURIKULUM
Pengembangan Model Jigsaw
dengan Pendekatan Kontekstual
(variable X)
Kecerdasan Sosial
(variable Y)
Lingkungan Sosial Output :
1. Sikap Prososial
2. Pemahaman Etika
Sosial
3. Komunikasi Sosial
62
Sosial sesuai iringan
musik
mendiskusikan
cara kerja
kelompok dalam
menyusun gerak
tari sesuai iringan
Siswa dapat mematuhi cara
kerja kelompok
dalam menyusun
gerak tari sesuai
iringan
Siswa mampu menyelaraskan
gerakan tepat
dengan pola
iringan musik
Wirasa Keterampilan
Komunikasi Sosial
Keterampilan
gerak sesuai
dengan unsur
tenaga
Keterampilan
gerak sesuai
dengan karakter
tarian
Siswa dapat membedakan
karakter dan
ekspresi dalam
penghayatan tari
Siswa mendengarkan dan
menegoisasi
pendapat rekannya
dengan bahasa
yang baik, jelas,
dan santun
Siswa mampu menyelaraskan
gerak tari sesuai
karakter dan kuat
lemahnya tenaga
3.6.4 Asumsi
Kecerdasan Sosial merupakan kemampuan memahami pikiran,
sikap, dan perilaku orang lain dimana kecerdasan ini meliputi sikap prososial,
etika sosial, dan keterampilan berkomunikasi. Kecerdasan Sosial mengalami
perubahan melalui model pembelajaran yang efektif memberikan pengaruh
positif. Model pembelajaran yang baik adalah model yang dapat membuat siswa
aktif serta pintar bukan hanya diteorinya saja, akan tetapi dalam pembentukan
karakter juga. Penerapan modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual
yang diterapkan pada pembelajaran seni tari dapat digunakan untuk meningkatkan
63
kecerdasan sosial siswa, sebab konsep pembelajaran Jigsaw yang membentuk
kelompok-kelompok belajar heterogen dengan materi yang mengacu pada
hubungan-hubungan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Asumsi
penelitian ini adalah bahwa penerapan model Jigsaw dengan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa pada aspek sikap
prososial, pemahaman etika sosial, dan keterampilan berkomunikasi.
3.6.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah pada
sebuah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat statistik yang
hasil penelitiannya diuji dengan perhitungan statistik, maka hipotesisnya
menggunakan hipotesis nol (Arikunto, 2014 hlm. 113). Hipotesis dalam penelitian
ini yaitu:
HO : tidak adanya pengaruh penerapan penerapan model Jigsaw dengan
pendekatan kontekstual terhadap peningkatan kecerdasan sosial siswa
dalam pembelajaran seni tari.
HA : adanya pengaruh penerapan penerapan model Jigsaw dengan pendekatan
kontekstual terhadap peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam
pembelajaran seni tari.
3.7 Analisis Data
Data yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, maka
teknik analisis datanya menggunakan formula statistik. Jenis analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk bisa
mendapatkan hasil penelitian diperlukan adanya perlakuan eksperimen dan
beberapa tes untuk mendapatkan hasil dari eksperimen tersebut (Sugiyono, 2015
hlm. 333). Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dari awal yaitu One Group
Design, yang terdiri dari:
a. Pretest
Pretest adalah suatu tes awal yang dilakukan sebelum treatment diberikan.
Dengan tujuan melihat kondisi awal, melihat bagaimana masalah – masalah
yang akan dihadapi
64
b. Posttest
Posttest merupakan tes yang dilakukan di akhir sesudah treatment diberikan.
Tujuannya mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan treatment yang
dilakukan.
1. Menghitung rata-rata dari nilai pretest (x) dan posttest (y).
x
2. Menghitung Simpangan Baku
√
3. Menghitung Uji t
t =
√
Keterangan :
x : mean atau rata-rata pretest atau posttest Σx : jumlah keseluruhan nilai pretest (x) atau posttest (y)
n/N : banyaknya subjek
S : simpangan baku
: jumlah keseluruhan nilai pretest (x) atau posttest (y) yang di kuadratkan
Top Related