BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN NILAI OKTAN
Bensin merupakan salah satu olahan dari minyak bumi yang paling banyak
dikomsumsi masyarakat untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Komponen utama bensin
adalahn-heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18).Kualitas bensin ditentukan oleh banyaknya
kandungan isookatana yang dikenal sebagai nilai oktan. Nilai oktan bensin murni adalah 70.
Kandungan isooktana/nilai oktan pada bensin memiliki fungsi untuk mengurangi
mengurangi ketukan pada mesin kendaraan dan meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga
menghasilkan energi yang besar
2.2. ZAT ADITIF YANG DAPAT MENAMBAH NILAI OKTAN
Zat aditif sendiri memiliki arti zat kimia yang ditambahkan ke dalam bahan bakar guna
meningkatkan nilai oktan di dalam bahan bakar tersebut. Penambahan ini sebenarnya
bertujuan agar konsumen bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga murah namun dengan
nilai oktan yang tinggi.
Berikut ini adalah macam-macam zat aditif penambah nilai oktan:
2.2.1 TEL (Tetra Ethyl Lead)
ket. gambar:
warna hitam : C
warna putih : H
warna biru : Pb
TEL memiliki rumus molekul Pb(C2H5)4
Timbal memiliki sensitivitas tinggi dalam meningkatkan angka oktan, dimana setiap
tambahan o,1 gram timbale per liter bensin mampu menaikkan angka oktan sebesar 1,5-2
satuan angka oktan.
TEL dihasilkan dengan cara mereaksikan klorometana dengan natrium timbal.
4 NaPb + 4 CH 3 CH 2 Cl → (CH 3 CH 2) 4 Pb + 4 NaCl + 3 Pb
2.2.2. MTBE (Metil butil eter tersier)
MTBE merupakan senyawa organik dengan rumus molekul (CH3)3 COCH3. MTBE
adalah cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tidak berwarna yang larut dalam
air. MTBE memiliki bau yang tidak sedap bila bercampur dengan air. MTBE murni memiliki
nilai oktan 118. MTBE adalah zat aditif yang digunakan sebagai oksigenat untuk
meningkatkan angka oktan. MTBE diproduksi melalui reaksi
kimia dari metanol dan isobutilen. Fungsi dari MTBE sendiri adalah menambahkan oksigen
pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna
bensin yang menghasilkan gas CO.
2.2.3. Etanol
Etanol merupakan senyawa dengan rumus molekul C2H5OH. Etanol murni memiliki
nilai oktan 123. Etanol dapat diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan.Etanol sendiri
memiliki sifat mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna.
2.2.4.Metanol
Metanol merupakan senyawa dengan rumus molekul CH3OH. Metanol yang dapat
menaikkan nilai oktan harus memiliki kadar sebanyak 92. Metanol pada keadaan atmosfer
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
2.3.CARA MENGHITUNG NILAI OKTAN
Bensin memiliki komponen yang terdiri dari n-heptana yang bernilai 0 dan isooktana
yang bernilai 100. Nilai oktan dalam bensin ditentukan dari jumlah berapa persen isooktana
dan berapa persen dari n-heptana. Nilai oktan pada bensin dapat diketahui dengan
menggunakan alat yang disebut oktan meter.
2.4.ZAT ADITIF YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN
2.4.1 TEL
TEL memiliki dampak buruk bagi lingkungan karena logam Pb yang dibebaskan pada
proses pembakaran bensin yang mengandung TEL merupakan logam berat yang berbahaya
bagi kesehatan. Bermula dari pembakaran bensin yang mengandung TEL yang akan
menghasilkan oksida timahhitam yangakan keluar bersama asap kendaraan atau menempel
pada komponen mesin. Untuk mencegah supaya oksida timbal itu tidak menempel pada
mesin, maka ke dalam bensin yang mngandung timbal dicampurkan dengan etilen bromida
(C2H4Br2).
Atom bromin dari etilen bromida dapat membetuk timbal bromida (PbBr2}yang
mudah menguap. Dengan demikian semua timbel akan keluar bersama asap kendaraan
bermotor. Maka dari itu senyawa timbel tersebut mencemari udara dan merupakan racun
yang dapat merusak otak.
2.4.2. MTBE
Sebenarnya MTBE berfungsi untuk menambahkan oksigen pada campuran gas di
dalam mesin, agar mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan
gas CO. Tetapi belakangan ini diketahui bahwa MTBE berbahaya bagi lingkungan karena
mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi
kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE
masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya
2.4.3. Metanol
Metanol atau spiritus ternyata diketahui berbahaya bagi lingkungan karena memiliki
sifat karsinogenik, sama seperti MTBE
2.5 ZAT ADITIF YANG RAMAH LINGKUNGAN
2.5.1. Etanol
Pencampuran etanol ke dalam bensin ternyata ramah lingkungan karena etanol tidak
mencemari udara dengan timbal. Selain itu, produksi etanol juga sangat berlimpah karena
dapat diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan. Belakangan ini, pemerintah di negara-
negara maju menganjurkan kepada masyarakatnya agar memakai bensin yang mengandung
etanol.