10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Pratiwi (2010) tentang analisa kelayakan investasi
terhadap usaha kecilrumah kontrakan Bapak Sumakno. Hasil penelitian yang
diperoleh,maka studi kelayakan investasi pada rumah kontrakan Bapak
Sumakno dapat diterima untuk membuka kontrakan baru dengan NPV yang
bernilai positif yaitu sebesar Rp 96.175.943,4, PP 7 tahun 10 bulandan
Metode PI (Profitabilitas Index) menunjukkan hasil yang diperoleh sama
besar dari 1 yaitu sebesar 1. Dari perhitungan ketiga metode tersebut dapat
ditunjukkan juga bahwa rencana membuka Rumah Kontrakan baru Bapak
Sumakno dapat diterima layak dilaksanakan. Hasil analisis pemasaran
menunjukkan bahwa dengan adanya usaha rumah kontrakan tersebut
memiliki peluang dalam pengembangan usaha yang dilakukan dimana
banyaknya pendatang yang bekerja sehingga menjadi peluang dalam
pengembangan usaha. Apabila ditinjau dari aspek sosial ekonomi
menunjukkan adanya rumah kos memiliki peluang dalam upaya
pengembangan kondisi ekonomi masyarakat
Hasil penelitian Wulan dan Putra (2012) tentang analisis studi
kelayakan bisnis Guest House Family di Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
analisis finanasial diperoleh NPV = 831.444.542,44; Net B/C = 1,633; IRR =
20,620%, analisis Pay Back Period selama 8 tahun 2 bulan 23 hari, analisis
11
Break Event Point selama 8 tahun 25 hari. Berdasarkan hasil analisis
kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan bahwa rencana mendirikan Guest
House Family layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis pemasaran
menunjukkan bahwa keberadaan bisnis Guest House Family memiliki tingkat
pesaingan usaha yang tinggi sehingga perlu adanya upaya peningkatan
kualitas pelayanan maupun bangunan fisik sehingga memiliki nilai lebih dari
bisnis Guest House Family yang ditawarkan.
Selanjutnya hasil penelitian Purwanto (2014) tentang Studi Kelayakan
Usaha Rumah Kos-Kosan Putri“Karangasem Indah” Berdasarkan
pertimbangan peruntukan (zoning), lokasi yang strategis, kontruksi bangunan
dan fasilitas yang tersedia adalah memenuhi kenyaman dan keamanan, maka
dari aspek teknis proyek pembangunan rumah kost putri “Karangasem Indah”
ini adalah layak untuk dilaksanakan.
Adapun hasil penelitian Martani (2012) dengan judul penelitian yaitu
analisis kelayakan pengembangan usaha pada rumah kost wisma Yulia. Alat
analisa yang digunakan untuk analisis layak atau tidak rencana
pengembangan rumah kost adalah aspek–aspek studi kelayakan bisnis. Hasil
dari penelitian ini menghasilkan bahwa rencana pengembangan rumah kost
Wisma Yulia layak untuk melakukan pengembangan bisnis atau
usahanya.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
mengenai obyek atau lokasi penelitian yang digunakan. Adapun
persamaannya yaitu sama-sama melakukan analisis kelayakan bisnis yang
mencakup mengenai aspek keuangan dan pemasaran.
12
B. Tinjauan Teoritis
1. Rencana Bisnis
Rencana bisnis (business plan) yang disusun dengan baik akan
menjadi jalan untuk memperoleh laba secara maksimal. Rencana bisnis
juga menjadi dokumen yang berguna bagi pemberi pinjaman atau investor.
Pengertian Perencaan Bisnis menurut Ibrahim (1998:1) menyatakan bahwa
“kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat dperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek”. Manfaat yang terkait disini
meliputi financial benefit maupun sosial benefit. Kelayakan usaha ini
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
Menurut Rangkuti (2001:2) terdapat empat hal penting yang harus ada
didalam perencanaan bisnis adalah:
a. Penjelasan mengenai bisnis yang sedang digeluti dan rencana yang
bersifat strategis,
b. Rencana Pemasaran
c. Rencana manajemen keuangan
d. Rencana manajemen operasional.
Untuk melakukan perencaan bisnis guna mengendalikan penilaian
suatu investasi, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang
nantinya diharapkan akan mendukung pelaksanaan investasi tersebut.
Walaupun belum ada kesempatan mengenai aspek apa saja yang harus
diteliti, tetapi pada umumnya penelitian tersebut akan dilakukan terhadap
aspek-aspek pasar, teknis, keuangan manajemen, hukum, ekonomi dan
13
sosial. Banyak dan sedikitnya aspek yang akan dinilai serta kedalaman
analisa tergantung pada besar kecilnya proyek yang akan dilakukan yang
dinilai dengan metode analisa yang berbeda-beda. Aspek-aspek dalam
studi kelayakan usaha dapat diurakan sebagai berikut:
2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan
a. Aspek Pasar dan Pemasaran, aspek pasar dan pemasaran merupakan
aspek yang mempunyai kedudukan utama dalam studi kelayakan ini.
Pada aspek ini hal-hal yang perlu diteliti adalah besarnya permintaan
produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa
kegiatan yang akan datang harus dapat diperkirakan secara cermat,
sehingga produk yang dihasilkan mendapat tempat di pasaran serta
dapat menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan
menguntungkan. Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk
yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal
berikut :
a) Potensi pasar
b) Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan
atau hasrat untuk membeli.
c) Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
d) Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,
kecenderungan permintaan masa lalu, dan lain-lain.
14
e) Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa
besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market
share.
b. Aspek Teknis, adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan
teknis proyek baik dalam bentuk barang maupun jasa (fisik maupun
non fisik) yang dibutuhkan proyek yang meliputi faktor
lokasi,bangunan,fasilitas/mesin/perlengkapan/peralatan,kapasitas dan
luas produksi penggunaan teknologi dan proses produksi (Kasmir
dan Jafkar, 2003; 27).
c. Aspek Keuangan, aspek keuangan ini membicarakan mengenai
kebutuhan pendanaan, baik itu kebutuhan dana untuk aktiva tetap
maupun untuk modal kerja dan pemilihan sumber dana yang diharapkan
dapat kembali dari investasi tersebut.
3. Penilaian Investasi
Berbagai macam metode bisa digunakan untuk menilai apakah
investasi bisa menguntungkan dalam bidang keuangan untuk dijalankan
atau tidak. Menurut Riyanto (2001:124) dalam penilaian investasi ini
terdapat empat metode penilaian investasi yaitu meliputi:
1) Aspek Keuangan
a) Payback Period (PP), metode ini mencoba mengukur seberapa cepat
investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan prosentase, tetapi
satuanwaktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Jika paybackperiod ini lebih
15
pendek dari pada yang disyaratkan maka proyek dikatakan menguntungkan,
sedangkan jika lebih lama proyek ditolak, dengan persamaan yaitu:
Cashflow
Invesment(PP) PeriodPayback
b) Net Present Value (NPV), metode ini telah memperhitungkan nilai
waktu uang. Dalam pengambilan keputusan aktiva tetap, informasi
akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah selisih antara
pendapatan deferensial dengan biaya deferensial yang dikeluarkan,
dengan persamaan sebagai berikut:
n
t
NPV1 o
t
)K(1
NCF- I o
c) Internal Rate Of Return (IRR), menurut Siswanto (2002:120),
“Metode ini melakukan evaluasi profitabilitas rencana investasi
proyek dengan mempergunakan nilai waktu uang”. Apabila tingkat
bunga ini lebih besar dari pada tingkat bunga relevan (tingkat
keuntungan yang diisyaratkan). Maka investasi dapat dikatakan
menguntungkan, jika lebih kecil dikatakanmerugikan, sedangkan
jika lebih lama proyek ditolak, dengan persamaan yaitu:
I
I
I iiNPVNPV
NPViIRR
2
2
1
Dimana :
i1 = Tingkat bunga terendah pada saat NPV positif
i2 = Tingkat bunga terendah pada saat NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
16
d) Profitability Indeks (PI), metode ini menghitung perbandingan antara
niali sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang
dengan nilai sekarang investasi. Kriteria yang digunakan yaitu
apabila PI-nya lebih besar dari 1, maka proyek dikatakan
menguntungkan, tetapi jika kurang dari 1 dikatakan tidak
menguntungkan dan persamaan yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
e) Average Rate of Return
Karena EAT per tahun tidak sama, maka perlu dicari EAT rata-rata
per tahun, kemudian dibagi dengan rata-rata investasi. EAT rata-rata
adalah:
2) Aspek Manajemen dan Organisasi, aspek manajemen adalah aspek
kemampuan sumber dana manusia untuk mengelola perusahaan. Untuk
mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia maka perlu
diatur sebaik-baiknya dalam struktur organisasi, diskripsi kerja,
spesifikasi jabatan, mekanisme kerja, sistem informasi manajemen dan
peningkatan motivasi.
3) Aspek Ekonomi dan Sosial, Aspek ekonomi dan sosial ini mengarah
pada dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari adanya proyek
tersebut seperti adanya kesempatan kerja baru, meningkatnya
pendapatan masyarakat atau daerah sekitarnya, dan lain sebagainya.
17
C. Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis
1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilkan
produk laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang
terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai.
Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
a) Ide proyek sesuai dengan kata hatinya
b) Pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang
sifatnya teknis
c) Keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan metode ilmiah:
a. Mengumpulkan data
b. Mengolah data
c. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
d. Menyimpulkan hasil
e. Membuat laporan hasil
3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih
standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3
macam evaluasi:
18
a. Mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
b. Mengevaluasi proyek yang akan dibangun
c. Mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh
ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau
benefit yang akan diperkirakan akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap
layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor
tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang
telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja
pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis
pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana
dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen
proyek. Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah
melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja
secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan,
dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari
fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.
19
Perluasan usaha perusahaan memerlukan investasi berupa barang-
barang yang mendukung operasional perusahaan dan juga modal yang
jumlahnya tidak sedikit, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
jika tidak ada perhitungan yang matang terhadap proyek yang akan
dilaksanakan.
Menurut Warsono (2001:1) pengertian investasi adalah: “Sebagai
penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun mendapatkan perolehan modal”. Investasi
dapat menunjuk ke suatu investasi keuangan (dimana investor menempatkan
uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk ke investasi usaha atau waktu
seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya.
Investasi berkonotasi gagasan bahwa keamanan pokok (investasi) adalah
penting. Sebaliknya, spekulasi lebih beresiko.
Dalam investasi terdapat dua atribut yang penting yaitu atribut tujuan
dan waktu. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal pada saat
sekarang untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Setiap
perusahaan dalam mengadakan investasi aktiva tetap mengharapkan agar
nantinya memperoleh kembali dana yang telah tertanam dalam aktiva-aktiva
tersebut. Tujuan investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan atau
perolehan modal. Atribut waktu berkaitan dengan unsur ketidakpastian bahwa
pendapatan atau perolehan modal baru dapat dinikmati pada masa yang akan
datang.
20
D. Jenis Investasi
1. Investasi Yang Tidak Menghasilkan Laba (Non Profit Investment).
Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit invetsment) adalah
investasi yang timbul karena peraturan pemerintah atau syarat-syarat
kontrak yang telah disetujui yang telah mewajibkan perusahaan untuk
melaksanakan tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Karena sifatnya
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan, maka jenis investasi ini
tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk
mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.
2. Investasi Yang Tidak Dapat Diukur Labanya (Non Measurable Profit
Investment)
Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit
investment) yaitu investasi yang dimaksudkan untuk menaikkan laba,
namun laba yang dihasilkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya
investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah
pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian
dan pengembangan, biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.
Sulit untuk mengukur tambahan laba yang dapat diperoleh dengan adanya
pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, begitu juga sulit
untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat
adanya program pelatihan dan pendidikan bagi karyawan.
Biasanya yang digunakan sebagai pedoman dalam mempertimbangkan
jenis investasi ini adalah persentase tertentu dari hasil penjualan (untuk biaya
21
promosi produk), persentase tertentu dari laba bersih perusahaan (untuk biaya
penelitian dan pengembangan), investasi yang sama yang dilakukan
perusahaan pesaing dan jumlah uang kas yang tersedia. Dalam
mempertimbangkan investasi ini pedoman persentase tertentu dari hasil
penjualan seperti disebutkan di atas tidaklah merupakan kriteria yang
memuaskan dan biasanya manajemen puncak lebih banyak mendasari pada
pertimbangannya (judgement) dari pada akan dasar analisis dan kuantitatif.
3. Investasi Dalam Pergantian Mesin dan Peralatan (Replacement Investment)
Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan (replacement
investment) meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan peralatan
yang ada. Dalam pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan
menimbulkan biaya operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar
dibanding dengan biaya operasi, jika mesin tersebut tidak diganti dengan
yang baru atau produktivitasnya sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan saat ini. Dalam beroperasi menggunakan mesin dan peralatan
yang ada menjadi tidak ekonomis lagi. Informasi yang penting yang perlu
dipertimbangkan dalam keputusan penggantian peralatan yang ada adalah
pekerjaan dari suatu informasi akuntan diferensial yang berupa aktiva
deferensial dan biaya deferensial.
Penggantian mesin dan peralatan dilakukan atas dasar adanya
pertimbangan atas penghematan biaya (biaya deferensial) yang akan
diperoleh dan juga adanya produktivitas (pendanaan diferensial). Jika
biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang diperoleh dari
22
penggantian suatu mesin dan peralatan berjumlah sebanding dengan aktiva
diferensial yang berupa tambahan investasi untuk penggantian tersebut,
maka penggantian tersebut secara ekonomis memang diperlukan jika
akuntansi diferensial berupa investasi dalam penggantian aktiva tetap akan
menghasilkan kembali investasi yang dikehendaki berupa perbandingan
antara penghematan biaya dengan investasi, hal ini sangat menguntungkan
bagi pihak perusahaan, meskipun hal tersebut merupakan kriteria yang
umum tetapi pendapatan diferensial perlu dipertimbangkan jika kapasitas
produsi yang baru melebihi kapasitas mesin yang dimiliki sekarang serta
pasar mesin bila menampung tambahan produk yang akan dijual.
4. Investasi dalam Perluasan Usaha (Expansion Investment)
Investasi ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas
produksi atau operasi menjadi lebih besar dari pada sebelumnya.
Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan
investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial yang berupa
tambahan biaya karena tambahan kapasitas untuk memutuskan investasi
ini perlu dipertimbangkan apakah aktiva diferensial yang diperlukan untuk
perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan laba diferensial
(merupakan selisih antara pendapatan diferensial dan biaya diferensial)
yang jumlahnya memadai.
Kriteria yang dipertimbangkan adalah taksiran laba dimasa yang
akan datang (merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dan kembalian
investasi (Return On Invesment) yang akan diperoleh karena adanya
23
investasi tersebut. Penting juga mempertimbangkan faktor resiko, yang
berbeda-beda untuk tiap-tiap investasi, pajak penghasilan dan nilai waktu
uang karena ketiga faktor tersebut menentukan aliran kas (cashflow) di
masa yang akan datang.
Proses investasi dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-
sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan
datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan sebagai
penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang
yang akan bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang
dan dapat pula didefinisikan sebagai penempatan sejumlah dana pada saat
ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang
(Halim, 2003:2).
B. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini dibuat untuk memberikan gambaran
penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai strategi dalam mengambil
keputusan untuk memberikan penilaian mengenai rencana bisnis layak
atau tidak untuk dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat
digambarkan kerangka pikir yang disajikan pada Gambar 2.1.
24
Aspek pasar
dan
Aspek teknik
dan
Aspek Sosial
Ekonomi
Aspek
manajemen dan
orgniasai
Aspek
Keuangan
Investasi Batal
Investasi Layak
dilakukan
Evaluasi Investasi Rumah Kost
Pengumpulan Data
Tujuan Usaha
Investasi Batal
Investasi Batal
Investasi Batal
Investasi Batal
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Layak Tidak
Layak Tidak
Layak Tidak
Layak Tidak
Layak Tidak
Sumber: Lampiran
Dalam penilaian investasi suatu perusahaan sebaiknya menggunakan
beberapa metode sekaligus. Artinya penilai menggunakan beberapa metode
yang digunakan, maka semakin memberikan gambaran yang
lengkap sehingga diharapkan memberikan hasil yang akan diperoleh
menjadi lebih sempurna. Dari kerangka pikir penelitian dapat diketahui
tujuan dari analisis yang akan dilakukan oleh perusahaan yaitu untuk
25
mengevaluasi usaha dengan menggunakan aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknik dan produksi, aspek sosial ekonomi, aspek manajemen dan
organisasi dan aspek keuangan, yang nantinya akan menghasilkan suatu
kesimpulan dari analisis yang digunakan.
Top Related