Anak Kos vs Anak Kontrakan

download Anak Kos vs Anak Kontrakan

of 13

description

true story

Transcript of Anak Kos vs Anak Kontrakan

Nama: I Dewa Made Werdi Gite PermataNim: 145120607111021Kelas: B Ilmu Pemerintahan

ANAK KOS VS ANAK KONTRAKAN? (PART 1)

Anak Kos VS Anak Kontrakan !!!!

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Kota Malang, saya datang sebagai seorang mahasiswa baru yang belum punya pengetahuan apapun tentang menjadi mahasiswa, apalagi mahasiswa rantau di kota yang belum pernah ku datangi sebelumnya. Umumnya mahasiswa-mahasiswa rantau baru yang baru pertama kali menginjakkan kakinya ke malang, pertama kali akan mencari tempat tinggal. Hal itulah yang juga saya lakukan saat pertama kali sampai di malang. Kebetulan pada saat itu, saya punya kenalan alumni SMA yang sudah setahun kuliah di universitas yang sama. Bagi saya yang tidak punya keluarga satu pun di malang, keputusan saya mutlak untuk ikut menyewa kamar kos dengan kenalan saya itu. Ini cenderung memudahkan saya untuk beradaptasi di kota malang karena sudah punya kenalan yang tinggal satu kos dengan saya.

Dalam perjalanannya, saya kemudian mulai mengetahui bahwa banyak anak rantau yang tidak hanya tinggalngekos, melainkanngontrak. Berbeda denganngekos,ngontrakcenderung lebih memberikan kita kebebasan. Jikangekos, kita sepenuhnya tunduk pada aturan kos yang dibuat oleh pemilik kos, sedangkan jikangontrak, kita bebas menentukan kehendak kita. Awalnya saya men-judgebahwangontrakmemberikan kebebasan yang 'terlalu' dan memandang bahwa anak kontrakan adalah orang yang tidak mau diatur, namun dalam perjalanannya, kebebasanngontrakitu ternyata juga penting. Saya dan beberapa teman di kos, pada waktu itu, sering sekali dikunci gembok oleh pemilik kos. Karena aturan di kos adalah gembok pagar dikunci setelah jam 10 malam, maka saya dan beberapa teman yang sering punya kegiatan kampus sampai larut malam akhirnya beberapa kali harusgedor-gedoratau bahkan menginap di tempat teman yang lainnya karena sudah terlanjur dikuncikan pagar oleh pemilik kos. Mungkin ini salah satu alasan anak kontrakan memutuskan untukngontrak, pandangan saya pun berubah.

Hingga saat ini, saya masih merantau di kota malang. Setelah menyelesaikan pendidikan hingga sarjana, saya masihkecantoldengan pesona malang hingga akhirnya sempat bekerja dan kemudian melanjutkanstudiS2. Selama hampir enam tahun di malang, beberapa tahun belakangan ini, saya berhentingekosdan akhirnyangontrakdengan beberapa teman dekat. Akhirnya saya menyadari bahwangekosdanngontrakada enak dangak enak-nya masing-masing. Tulisan ini saya tujukan untuk kalian calon anak rantau, kemana pun kalian pergi, sebagai bahan pertimbangan di awal masa perkuliahan kalian sebagai anak rantau. Untuk memutuskan, apakah kalian akan menjadi Anak Kos atau Anak Kontrakan?

. . . . . . . . . . . . .

Biaya yang harus kalian siapkan untukngekosataungontrak.Pertama yang harus kalian pertimbangkan antarangekosdanngontrakialah dari pertimbangan biaya.Ngekosadalah menyewa kamar dengan ukuran tertentu dan faslitas tertentu. Umumnya, kamar kos berukuran 3 m x 3 m dengan fasilitas standar yakni ranjang tidur, lemari baju, kursi, dan meja belajar. Itu yang standar! Kalau yangwah, kalian bisa dapat fasilitaswifi,laundry, sarapan pagi, dan lainnya. Harga Kos biasanya menyesuaikan dengan ukuran kamar, fasilitas, dan jarak kos dengan area kampus. Semakin dekat kos dengan kampus, maka harga semakin mahal. Begitu pula dengan fasilitas, semakin lengkap fasilitasnya, maka harga juga semakin mahal. Untuk kota malang misalnya, harga kosan umumnya ada di kisaran harga Rp 300.000 - 1.500.000/bulannya. Umumnya sewa kos minimal adalah satu semester atau enam bulan. Untuk kos, karena sifatnya kita menyewa satu kamar, maka harga kos cenderung lebih murah dibandingkan denganngontrak,

Ngontrak, berarti kita menyewa satu rumah untuk digunakan sebagai tempat hunian. Setiap rumah berbeda-beda, ada rumah yang berisi 2 kamar, 3 kamar, hingga 5 kamar. Semakin besar rumah, maka semakin banyak jumlah kamarnya, dan semakin mahal pula harga kontraknya. Harga Kontrakan bervariasi tergantung dengan jarak rumah dengan jalan besar, akses-akses tertentu, dan tentunya luas dan bentuk bangunan rumah tersebut. Di malang misalnya, harga sewa rumah di area perumahan umumnya ada di kisaran harga Rp 25 - 35 juta/tahun. Jikangekoskita minimal sewa enam bulan, maka jikangontrak,kita harus siap menyewa minimal 1 tahun. Menyewa 1 tahun pun itu terlalu beresiko, karena jika sudah terlalu nyaman dengan harga dan kondisi kontrakan tersebut, maka tahun depan belum tentu kita punya hak lagi untuk memperpanjang. Semua keputusan untuk memperpanjang atau tidak ada di tangan pemilik rumah. Oleh karena itulah, saat saya memutuskan untukngontrakdengan beberapa teman, yang saya jadikan pertimbangan untuk berapa tahun kontrak ialah siapa di antara teman saya yang kuliahnya masih terbilang baru. Pada saat itu, teman yang paling baru kuliahnya ada di semester 3, jadi kami akhirnya memutuskan mengontrak selama 2 tahun. Kalian bisa bayangkan, saat itu saya dan teman-teman harus menyiapkan uang RP 58 juta (harga kontrak per tahun Rp 29 juta)

Inilah yang membedakanngekosdanngontrak, jikangekoskalian cukup siapkan uang semesteran untuk memperpanjang kos, sementara jikangontrakkalian harus siapkan uang kontrak yang lebih besar untuk membayar kontrak hingga beberapa tahun ke depan. Umumnya, anak kontrakan menyewa rumah tidak sendiri, tetapi beramai-ramai, agar harga sewa yang mahal bisa dibagi-bagi bersama. Semakin ramai yang diajakngontrakberarti semakin murah pembagiannya. Saya dan teman-teman pada saat mulaingontrakcontohnya, kami memutuskan untuk membuat kamar baru dengan cara menyekat ruang tamu. Rumah Kontrakan kami hanya punya 4 kamar dengan sebuah ruang tamu yang sangat besar. Kami akhirnya menyekat ruang tamu tersebut menjadi 2 kamar baru dengan konsekuensi kamar tamu menjadi lebih sempit dari sebelumnya.Finally, kami punya 6 kamar. Hal ini cukup menguntungkan kami, karena pembagian harga kontrakan menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan harga kos-kosan. Kebetulan kami semua adalah bekas anakngekos.Jika dulu kami harus bayar uang kos Rp 2.800.000/semester, sekarang kami terhitung hanya membayar sewa kamar kontrakan Rp 2.420.000 (Rp 58 juta : 2 tahun : 6 orang : 12 bulan x 6 bulan). Walaupun terlihat lebih murah, perbedaan jika kamingekosdanngontrakialah jikangekoskami bisa bayar per enam bulan, tetapi jikangontrak, walaupun terlihat per enam bulannya lebih murah, kami sebenarnya harus sudah menyiapkan uang untuk 2 tahun di awalngontrak.

Selain harus menyiapkan uang yang besar di awal untukngontrak, kalian yangngontrakjuga harus sadar bahwa rumah yang kita kontrak tidak menyediakan fasilitas sepertingekos. Jikangekoskalian sudah mendapatkan kasur, lemari, meja dan kursi, maka jika kalian maungontrak, maka kasur, lemari, meja dan kursi adalah hal pertama yang harus kalian beli untuk melengkapi kontrakan kalian. Nyatanya, kasur, lemari, meja dan kursi adalah kebutuhan pokok anak mahasiswa rantau sehingga wajib dibeli. Hal ini berarti penambahan biaya lagi untuk pilihanngontrakdi awal masa kalianngontrak. Selain harus siapkan uang yang lebih banyak untuk sewa beberapa tahun ke depan,ngontrakjuga harus menyiapkan uang untuk membeli kebutuhan primer tadi.

Dapur adalah salah satu kelebihan dari ngontrak. Kalau ngekos, kita harus melengkapi peralatan masak seperti pemanas air, pisau, sendok, piring, dll sendiri, sedangkan jika ngontrak kita bisa melengkapi kebutuhan itu bersama-sama. Anak Kontrakan umumnya akan punya dapur bersama.

Lengkapi Bersama VS Lengkapi Sendiri.NgekosdanNgontraksama-sama butuh untuk membeli perlengkapan rantau tambahan, di luar kebutuhan primer di atas, diantaranya seperti : peralatan cuci (detergen, pengharum, sikat,hanger), peralatan makan (pemanas air, sendok, garpu, piring, mangkok), dan peralatan penting lainnya (setrika, pisau dapur, sapu, kemoceng). Peralatan-peralatan seperti itu punya kepentingannya sendiri bagi kita dan oleh sebab itu, kita 'mau tidak mau' akan membeli peralatan tersebut. Perbedaan terkait pembelian perlengkapan dalam pilihanngekosataungontrakialah jikangekos,kalian harus membeli semua peralatan itu sendiri-sendiri, sedangkan jikangontrakkalian bisa membeli peralatan itu bersama-sama.Ngekoscenderung hidup individual, dengan kata lain, antara anak kos yang satu dengan anak kos yang lainnya cenderung akan melengkapi peralatan itu 'sendiri-sendiri' di awal masangekos. Terutama anak kosan yang memulai masa kosnya dibantu oleh orang tuanya, orang tua mereka akan cenderung menyarankan mereka untuk membeli 'ini-itu' untuk keperluanngekos. Jadi jikangekos, di awal masa kos, anak kos akan beli 'sendiri-sendiri' semua kebutuhan tersebut.

Jikangontrak, semua peralatan tersebut bisa dibeli bersama-sama.Ngontrakberarti menyewa rumah, dengan kata lain, jika kalianngontrak, kalian akan punya ruang tamu bersama, dapur bersama, tempat cuci bersama dan tempat-tempat di rumah yang bisa digunakan bersama-sama. Berbeda denganngekos, jikangekos, hak kalian akan lebih sempit yakni di ruang kos kalian saja. Memang benar jikangekoskalian pasti diberikan tempat cuci bersama, tetapi untuk peralatan cuci umumnya anak kos akan melengkapi sendiri-sendiri. Jikangontrak, semua peralatan dapur, cuci, dan lainnya bisa dibeli secara kolektif dan digunakan bersama-sama, tentunya juga dijaga bersama-sama.Ngontrakjuga memudahkan kalian untuk membeli secara bersama-sama kebutuhan tambahan seperti memasangwifiuntuk bersama (sehingga kalian tidak perlu membelimodem) dan televisi. Bayangkan jika kitangekos, kebutuhan internet dan televisi tentu harus kita penuhi sendiri karena belum tentu anak kos yang lain maungiuruntuk beli bersama.

Dalam pengalaman saya saatngekos, saya harus membeli semua peralatan cuci, makan, televisi danmodemsendiri. Alasannya ialah karena anak kos yang lain sudah memilikisendiri-sendirisemua kebutuhan tersebut. Saatngekos, saya juga cenderung lebihwas-wasterhadap barang-barang yang saya taruh di luar kamar, misalnya : ember cuci dan peralatan makan. Saya harus rajin mengawasi jumlah mereka karena beberapa anak kosdi tempat saya dulu punya kebiasaan kurang enak, yakni meminjam tanpa mengembalikkannya di posisi semula. Berbeda dengan pengalaman saya saatngontrak, karena semua sudah dibeli dan dikomitmenkan bersama-sama, semua peralatan yang memang digunakan bersamayaakan tetap terjaga di possinya dengan baik. Misalnya untuk peralatan makan, semua peralatan tersebut tertata rapi di dapur dan akan selalu bersih, karena semua anak kontrakan selalu membersihkannya setiap selesai menggunakannya. Ini mungkin adalah salah satu kelebihanngontrakjikadibandingkanngekos.

Banyak hal yang penting sebenarnya harus dibeli saat merantau seperti pemanas air, kabel, alat dapur, tv, printer, meja setrika, setrika, dan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut ada juga sih yang tidak penting sekali untuk dibeli namun ya kalau tidak ada juga susah. Anak Kontrakan punya pilihan yang lebih baik dengan membeli barang-barang tersebut secara kolektif. Anak Kos juga bisa sebenarnya beli bersama tapi itu akan susah karena anak kos terbatasi oleh kamar mereka masing-masing.

Ruangan Bersama VS Kamar BersamaSatu hal unik yang menunjukkan kesamaan antara kontrakan dan kosan ialah 'keramaiannya'.NgekosdanNgontrakberarti keramaian. Kalian, baikngekosatau punngontrak, akan sama-sama belajar hidup bersama-sama dan pada akhirnya, di antara anak kosan atau kontrakan akan terjalin hubungan persahabatan yang erat. Jalinan persahabatan yang erat ini akan melahirkan kegiatan-kegiatan seru seperti : nonton film bareng, nonton sepak bola bareng,ngejammain musik, ngerumpi, makan bareng, dan bahkan sampai ketiduran bareng. "Hahaha, itu setidaknya pernah saya jalani selama saya ngekos atau un ngontrak". Kegiatan-kegiatan seru seperti itu tentu akan menghasilkan keramaian. Seperti pisau bermata dua, kegiatan seru ini bisa jadi hal positif atau negatif bagi kalian sendiri. Kenapa? Kegiatan Seru seperti ini akan sangat mengganggu kalian sendiri saat ada tugas, atau pun ujian. Dampak negatif ini akan sangat terasa pada anak kosan. Kenapa?

Kamar Tamu atau ruangan bersama adalah kebutuhan dasar dari komunitas sosial, itulah mengapa anak kosan akan butuh sekali dengan yang namanya ruang tamu. Jika kosan kalian tidak menyediakan fasilitas ruang tamu maka, kalian harus siap beramai-ramai di kamar salah satu teman tentunya.

Seperti dijelaskan bersama,ngekosberarti kalian menyewa sebuah kamar untuk kepentingan pribadi. Tidak semua kos-kosan menyediakan ruangan bersama untuk berinteraksinya anak kosan. Apalagi jika kalian memilih kos yang menyediakan harga rata-rata atau di bawah rata-rata, biasanya fasilitas standar mereka hanyalah kamar, kamar mandi luar untuk bersama dansyukurjika ada tempat cuci bersama. Pengalaman saya dulu waktungekos, kegiatan seru yang saya jelaskan sebelumnya hanya bisa kami lakukan bersama di salah satu kamar anak kosan atau di tempat parkir. Yap! tempat parkir. Salah satu pilihan terbaik kami dulu ialah melaksanakan kegiatan seru tersebut di salah satu kamar kos. Biasanya kamar kos ini akan terus menjadibasecamp,dengan kata lain, semua anak kosanya senangnya kumpul di sana. Dalam pandangan saya dulu, hal ini agak mengganggu privasi dari si pemillik kamar karena ketahuilah, gara-gara dijadikan tempat kumpul, kamarnya penuh. Sering saya melihat si pemilik kamar akhirnya terpaksa begadang semalaman karena tidak dapat menyelesaikan tugas akibat terlalu ramai sebelumnya. Saya sendiri juga pernah merasakan hal tersebut. Kebetulan waktungekos, hanya dua orang yang membawa televisi dan salah satunya ialah saya. Setiap pertandingan bola di malam hari,kalau tidak kumpulnya di kamar saya, ya di kamar teman saya satunya. Bayangkan, bagaimana jika kalian harus bangun pagi besoknya untuk kuliah,mau bilang apa sama teman-teman kosan?Tentu akan ada rasa tidak enak untuk mencegah tetapi juga ada rasa terganggu,serba salah!

Saya akan bandingkan setelah sayangontrak. Di rumah kontrakan saya yang baru, di sana lengkap ada kamar tamu untuk berkumpul (letaknya persis di bagian tengah rumah, sangat strategis untuk diakses semua penghuni), teras depan yang luas, dan halaman belakang yang sangat luas juga. Untuk urusan nonton tv, nonton bola, ngerumpi, sampai mainakustikan, semuanya saya dan teman-teman lakukan di ruang tamu. Terkadang untuk ngerumpi di sore hari, sambil beberapa temanngerokokataungopi, biasanya kami sering duduk-duduk di halaman belakang. Di sana anginnya sangat sejuk, dan beberapa teman juga sudah menaruh peralatan olahraga sepertibarbeldanskiping ropeyang siap dipakai untuk berolahraga. Untuk teman-teman kontrakan yang ternyata tidak ikut ngumpul bareng karena ada tugas atau kesibukan kuliah, biasanya mereka akan diam di kamar saja, dan kegiatan seru kami tidak akan mengganggu.

Kamar Rapi itu impian setiap orang. Coba bayangkan gimana caranya kamar bisa rapi jika teman-teman kalian setiap hari ngumpulnya di kamar kalian???

Ini semacam kelebihan daringontrakjika dibandingkanngekos. Akan tetapi, perlu kalian pertimbangkan juga, jika kalian adalah termasuk anak yang tidak terlalu suka keramaian atau bersosialisasi dengan yang lainnya, maka pilihanngekosadalah pilihan terbaik kalian.Ngekosakan memberikan kallianprivasi tinggi. Sedangkan untuk kalian yang memang sukarame-ramesama temen, pilihanngontrakjauh saya anjurkan ketimbangngekos.

Besok mau ujian nih. Aduh tapi kok temen-temen pada ngumpulnya di kamar kosku!!! Ini salah satu masalah yang kalian hadapi di kamar bersama di kos. Waktu kalian untuk belajar akan benar-benar terganggu. Jika kalian tinggal di kosan yang tidak menyediakan kamar tamu maka bersiaplah untuk kebagian jatah menjadi kamar bersama.

Tunggu Bagian Keduanya ya :DTulisan ini berhenti sampai di sini Mari saya ajak berlanjut ke halaman selanjutnya.>

Analisis dari Artikel di Blog ini :

Masa peralihan dari siswa ke mahasiswa ditandai dengan diadakannya OSPEK oleh Universitas, Fakultas dan Jurusan. Beberapa hari sebelumnya sudah barang tentu masa- masa yang paling membingungkan bagi calon mahasiswa baru khususnya yang merantau jauh dari tempat tinggal, yang biasanya dimanjakan orang tuanya. Hal yang harus mereka pikirkan pertama kali sebelum menginjakkan kaki ke perantauan adalah tempat tinggal. Terdapat banyak pilihan mengenai tempat tinggal di kota Malang, salah satu yang paling disanrankan bagi seorang mahasiswa baru ialah Kos-kosan, namun selain itu terdapat pula kontrakan, avartement serta asrama. Tentunya para calon Mahasiswa ini mebingungan bukan? Nah di artikel ini akan memberikan anda beberapa pemahaman dan pertimbangan berdasarkan pengalaman penulis mengenai menjadi anak kos maupun anak kontrakan. Ngekos menurut penulis merupakan suatu hal yang menjadi pilihan utama kita ketika kita belum tahu begitu banyak tentang daerah rantauan kita. Dengan memilih kos maka kalian setidaknya memiliki sosok yang kalian anggap Ibu dan Bapak kalian dirumah, yaitu Ibu Kos sama Bapak Kos. Namun dengan memilih ngekos kalian harus menaati peraturan yang diberkakukan. Memang setiap peraturan bertujuan untuk baik, namun terkadang dalam beberapa kejadian malah merugikan kita, seperti yang dicontohkan oleh penulis, diamana ketika penghuni kos memiliki kegiatan yang berjalan hingga larut malam, walaupun sudah meminta izin ke bapak maupun Ibu kos, bisa jadi ibu dan bapak kos ketiduran maupun kelupaan dengan pesan yang telah kita sampaikan. Kejadian tersebut sangat menghalangi kita dalam berkegiatan. Berbeda dengan anak Kos, anak kontrakan lebih terbebas dari peraturan seperti itu. Hal tersebutlah yang menyebabkan citra anak kontrakan agak miring ketimbang citra anak kos. Anak kotrakan memang lebih bebas namun tidak semua anak kontrakan memanfaatkan kebebasannya dan membiarkan dirinya jadi kelubang kegelapan. Banyak anak kontrakan yang memanfaatkan kebeasan untuk hal yang jauh lebih positif, seperti menjadi artis youtube dengan membuat video lucu kemudian mereka uploade, selain itu terdapat pula Penulis mengulasnya dengan detail sehingga artikel maupun tulisan dalam blog ini cukup menarik untuk dibaca dan dijadikan pertimbangan bagi mahasiswa baru. Khususnya bagi mereka yang pertama kali merantau dan tidak punya alumni atau kakak tingkat yang tinggal di rantauan tersebut. Tulisan ini akan sangat membantu kalian terutama sebagai bahan pertimbangan, karna tulisan ini berdasarkan pengalaman si penulis.