BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bauran Pemasaran (marketing mix)
1. Pengertian Bauran Pemasaran (marketing mix)
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam bukunya yang berjudul “ Marketing
An Introduction” yang diterjemahkan oleh Imam Nurman, S.E. dengan judul “Prinsip-
prinsip pemasaran”, yaitu:
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan di dalam pasar sasaran.1
Jadi marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan
digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar
sasarannya.2 Dan marketing mix merupakan bagian dari manajemen pemasaran.
Sedangkan menurut Philip Kothler, guru besar pemasaran dari Universitas
Northwestern Amerika, manajemen pemasaran yang dihubungkan dengan konsep
marketing mix atau bauran pemasaran yaitu uraian (aktivitas) perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk
menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi kebutuhan perorangan atau
kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga,
promosi, dan distribusi (4P atau konsep marketing mix).3
Didalam pemasaran terdapat bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari
segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan
1Philip Kotler, Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran ( Jakarta: Airlangga, 1993). 47. 2 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 198. 3 Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami. 162-163.
13
atas produknya. Beberapa kemungkinan itu bisa dikumpulkan kedalam empat variabel
yang dikenal sebagai “ empat P” yaitu : Produk (barang/jasa), Price (harga), Place
(tempat), dan Promotion (promosi).4
Bauran pemasaran pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan
bauran pemasaran untuk produk jasa. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P,
yaitu produk, harga, lokasi/ tempat/ distribusi, promosi. Sementara bauran pemasaran
produk jasa ada 7 hal, yaitu sebagai berikut:
1. Produk (product), jenis jasa yang diinginkan.
2. Harga (price), strategi penentuan harga.
3. Lokasi/ tempat (place), sistem penyampaian yang akan diterapkan.
4. Promosi (promotion), promosi yang dilakukan
5. Orang/SDM (people), kualitas dan kuantitas SDM yang terlibat dalam pemberian
jasa.
6. Proses (process), proses dalam operasi jasa tersebut
7. Layanan pelanggan (customer service), level layanan/jasa yang akan diberikan
kepada konsumen.5
2. Unsur-unsur atau variabel bauran pemasaran.
a. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang
secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisai dan gagasan atau buah pikiran.
4http://ruangmarketing.blogspot.com/2012/12/pengertian-bauran-pemasaran-marketing.html, diakses 8 Mei 2015 5Rambat Lupiyoad, Manajemen Pemasaran Jasa, ( Jakarta: Salemba Empat, 2006). 92.
Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang
paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Strategi
produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk
(produk mix), merk dagang (brand), cara pembungkusan/ kemasan produk,
kualitas produk, dan pelayanan (services).
Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar
yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi
persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnya merupakan strategi
pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari
bagian atau bidang pemasaran.6
b. Strategi harga dan syarat pembayaran.
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biasa. Karena
mempengaruhi penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat
penjualan, keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Tujuan strategi penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu, agar tujuan
perusahaan tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar
atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk
penetapan harga.
Ada beberapa tujuan penetapan harga, diantaranya, memperoleh laba yang
maksimum, mendapatkan share pasar tertentu, memerah pasar (market skimming),
6Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran. 237
mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu itu, mencapai
keuntungan yang ditargetkan, mempromosikan produk.
Terdapatnya perubahan situasi dan kondisi pasar, terutama perubahan yang
terjadi pada faktor yang di luar jangkauan pengendalian pimpinan perusahaan,
memengaruhi tingkat harga jual yang ditetapkan perusahaan. Umumnya, tingkat
harga jual di samping dipengaruhi oleh faktor permintaan atau daya beli konsumen,
juga dipengaruhi oleh tingkat persaingan yang terdapat di pasar.
Penetapan harga dapat didasarkan pula atas strategi harga yang sama atau
seragam untuk seluruh daerah atau segmen pasar yang dilayani (single pricing), dan
strategi harga yang tidak seragam atau berbeda-beda untuk beberapa daerah (multi
pricing). Adapun potongan harga (discount) sering digunakan oleh perusahaan
untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan penjualan serta share
pasar perusahaan.
Syarat-syarat pembayaran merupakan salah satu strategi harga, karena termasuk
dalam pertimbangan tingkat pengorbanan yang harus diperhitungkan para pembeli
atau langganan.7
c. Strategi Penyaluran (Distribusi)
Suatu perusahaan dapat menetukan penyaluran produknya melalui pedagang
besar atau distributor, yang menyalurkanya ke pedagang menengah atau sub
distributor dan meneruskanya ke pengecer (retaler), yang menjual produk itu
kepada pemakai atau konsumen. Walaupun demikian, perusahaan dapat langsung
menjual produknya kepada pedagang menengah atau sub distributor maupun
pengecer serta konsumen besar dalam keadaan khusus tertentu
7Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran. 238
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan saluran
distribusi tersebut, yaitu8:
a. Jenis dan sifat produk
b. Sifat konsumen potensial
c. Sifat persaingan yang ada, dan
d. Saluran (channels) itu sendiri
d. Strategi Promosi.
Promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu
(persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan
pemasaran. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi dikenal dengan
acuan/bauran promosi, yang terdiri dari Advertensi (dengan media massa seperti tv,
radio, surat kabar), personal selling (penyajian secara lisan), sales promotion
(kegiatan pemasaran: pameran, pertunjukan), publisitas (berupa berita, atau hasil
wawancara).
Saluran yang mempengaruhi (channel of influence) yang terdapat dalam
komunikasi yang menjadi dasar promosi dapat dibedakan atas saluran
perorangan/pribadi (personal) dan saluran yang bukan perorangan/pribadi
(nonpersonal).9
3. Bauran Pemasaran dalam perspektif syariah.
Kita mengenal 4P sebagai marketing mix, yang elemen –elemennya adalah
product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi) yang
diperkenalkan oleh Jerome McCarthy. Product dan Price adalah komponen dari
8 Ibid 9Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran. 239
tawaran (offer), sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access).
Karena itu, marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran
dari perusahaan dengan akses yang tersedia. Proses pengintegrasian ini menjadi kunci
suksesnya usaha pemasaran dari perusahaan.10
Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran, produk dan harga haruslah
didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat
dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan produk yang ditawarkan.
Sedangkan dalam menentukan harga, perusahaan haruslah mengutamakan nilai
keadilan. Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika
seseorang telah mengetahui keburukan yang ada dibalik produk yang ditawarkan,
harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.
Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan
secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produknya. Promosi yang tidak sesuai
dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi
terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan
kebohongan.Hal ini sangat dilarang dalam syariah marketing.
Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan harus
mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target market sehingga dapat efektif
dan efisien. Sehingga, pada intinya dalam menentukan marketing mix, proses integrasi
terhadap offer dan acces, harus didasari oleh prinsip-prinsip syariah.11
B. Marketing Syariah
10 Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.177-178 11Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.26.
1. Pengertian Marketing Syariah
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya,
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah
(bisnis) dalam syariah Islam12 yaitu dengan etika bisnis islam yang berdasarkan alquran
dan sunnah nabi. Sedangkan dalam pemasaran konvensional tanpa menggunakan prinsip-
prinsip syariah.
Adapun pengertian pemasaran secara umum ialah sebuah proses sosial dan manajerial
yang dengannya individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk
dan nilai satu sama lain.13
2. Karakteristik Syariah Marketing
Konsep pemasaran syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep pemasaran
umum, namun dalam pemasaran syariah mengajarkan marketer syariah untuk jujur, adil,
bertanggung jawab, dapat dipercaya, professional, serta transparan dan sesuai dengan
nilai-nilai syariah. Adapun karakteristik syariah marketing ada 4 diantaranya:
a. Teistis (rabbaniyah). Dari hati yang paling dalam, seorang syariah marketer
meyakini bahwa Allah SWT. selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang
melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dia pun yakin bahwa Allah akan meminta
pertanggungjawaban darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua
orang dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya di hari kiamat.
12Ibid 13Philip Kotler, Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran ( Jakarta: Airlangga, 1993). 3.
Walaupun manusia mempunyai kebebasan, bukan dalam pengertian bahwa nilai
tertinggi yang dimiliki manusia tidak dapat ditawar dan individu tidak bertanggung
jawab kepada masyarakat atas tindakan-tindakannya sejauh tidak menyangkut dirinya
dan tidak pada orang lain.
Dalam al Quran manusia ditegaskan sebagai makhluk yang diciptakan dalam bentuk
yang paling baik.Yaitu orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh. Q.S
At Tin ayat 4-5.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka).
Manusia adalah makhluk yang memiliki sikap kedewasaan dan tanggung jawab yang
menjadikan kehidupannya memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab
terhadap amalnya. Hal ini ditegaskan al Quran dengan ungkapan al basyar, ungkapan
ini menunjukkan bahwa amal manusia harus diprtanggung jawabkan di bawah hukum
manusia, masyarakat, dan Tuhan.14
b. Etis (akhlaqiyyah). Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena
teistis, juga sangat mengedepankan masalah akhlaq (moral, etika). Tidak melaukan
kecurangan maupun kebohongan dalam transaksi bisnis, karena ini termasuk
penipuan yang digambarkan oleh al Quran sebagai karakter utama kemunafikan. Dan
ini sangat dikecam oleh Allah SWT.15 Dalam Al quran surat An Nisa’: 145
14 Muhammad, Lukman Furoni, Visi Al quran Tentang Etika Dan Bisnis. (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002).94 15Nurul hanani, Ropingi el Haq, Ekonomi Islam dan Keadilan Sosial. (Kediri: STAIN Kediri Press, 2011). 141
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.
Oleh karena itu, Islam menuntut pemeluknya untuk menjadi orang jujur dan amanah,
karena hal itu merupakan puncak moralitas iman.16
c. Realistis (al waqi’iyyah). Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan
penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja. Apapun model atau gaya berpakaian
yang dikenakannya, mereka bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-
nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktifitas
pemasarannya.
d. Humanistis (insaniyyah). Syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,
sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah. Menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang
(tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya.17 Dalam firman Allah surat An Nisa’: 29.18
ها يأ ين ي ل ٱلذ مو
أ كلوا
ل تأ ينك كم ب ءامنوا ن تكو طل ٱلب م ب
أ ن إلذ
نفسك نكم ول تقتلوا أ ٱنذ إ م تجرة عن تراض م ٢٩بكم رحيما كن للذ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
16 Ibid 17Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.28 18 Veitzal Rivai, dkk, Islamic Transaction Law in Bussiness dari Teori ke Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). 123
3. Akad Yang Digunakan Dalam Transaksi Jual Beli
Akad yang digunakan untuk transaksi pemesanan ada dua macam, yaitu:
a. Salam, adalah menjual sesuatu harga tanpa ada atau melihat barangnya terlebih
dahulu, si penjual hanya menyebutkan sifat-sifat, cirri-ciri dan kualitasnya saja,
dan setelah dilakukan transaksi si penjual harus langsung membayarnya sewaktu
akad tersebut, walaupun barangnya belum jadi. Salam termasuk jual beli
pesanan.19 Kegiatan jual beli akad yang telah disepakati untuk membuat sesuatu
dengan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu, sedangkan
barangnya diserahkan kepada pembeli dikemudian hari. Maka salamberlaku
umum untuk barang yang dibuat dan lainnya. Allah SWT berfirman:
ها يأ ين ي ءامنوا إذا تداينتم بدين إل ٱلذ
تبوه ٱك سم ف جل م أ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. . .”. (QS. Al
Baqarah: 282).
b. Istishna’ adalah bentuk transaksi yang menyerupai jual beli salam yang mana
objek (barang) yang dijual belum ada, barang yang dibuat sifatnya mengikat
dalam tanggungan pembuat (penjual) saat terjadi transaksi atau meminta mebuat
sesuatu yakni meminta pada seseorang pembuat untuk mengerjakan sesuatu.20
Adapun Istishna’ khusus bagi sesuatu yang disyaratkan untuk membuatnya,
dalam istishna’ tidak disyaratkan membayar uang di muka.21
19 Labib Mz dan Harniawati, Risalah Fiqih Islam Berkiblat Pada Ahli Sunnah Wal Jama’ah, (Surabaya: Bintang
Usaha Jaya,2006), 735. 20Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, et. Al.,Ensiklopedia Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Maktabah Al Hanif,
2009),143. 21 Ath-Thayyar, et. Al.,Ensiklopedia Fiqih Muamalah,.144
4. Key succses faktor dalam mengelola bisnis
Ada empat hal yang menjadi keysuccess factors (KSF) dalam mengelola suatu
bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi. Untuk memudahkan
mengingat, kita singkat SAFT, yaitu:
a. Shiddiq (benar dan jujur)
b. Amanah (terpercaya, kredibel)
c. Fathanah (cerdas)
d. Thabligh (komunikatif)22
Keempat KSF di atas merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang
sudah sangat dikenal di kalangan ulama, tapi masih jarang diimplementasikan khususnya
dalam dunia bisnis.
1. Shiddiq
Shiddiq adalah sifat Nabi Muhammad saw, artinya ‘benar dan jujur’. Jika
seorang pemimpin, ia senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam sepanjang
kepemimpinanya. Benar dalam mengambil keputusan-keputusan dalam perusahaan
yang bersifat strategis, menyangkut visi atau misi, dalam menyusun objektif dan
sasaran serta efektif dan efisien dalam implementasi dan operasionalnya di lapangan.
Sebagai pemimpin perusahaan, ia selalu jujur, baik keapada company (pemegang
saham), custumer (nasabah), competitor (pesaing), maupun kepada people
(karyawannya sendiri), sehingga bisnis ini benar-benar dijalankan dengan prinsip-
prinsip kebenaran dan kejujuran.
22Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.120.
Ulama terkemuka abad ini, Syaikh Al Qardhawi mengatakan, di antara nilai
transaksi yang terpenting dalam bisnis adalah kejujuran. Ia merupakan puncak
moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang yang beriman.23
2. Amanah
Amanah artinya dapat ‘dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel. Amanah
bisa juga bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan.Di
antara nilai-nilai yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya adalah amanat.Ia
juga merupakan salah satu moral keimanan. Seorang pebisnis haruslah miliki sifat
amanah, karena Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang beruntung adalah
yang memelihara amanat yang diberikan kepadanya. Allah SWT berfirman, “dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janji-janjinya” (QS. Al-
Mu’minun: 8)
3. Fathanah
Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual, ‘kecerdikan atau kebijaksaan’.
Pemimpin perusahaan yang fathanah artinya pemimpin yang memahami, mengerti,
dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban
Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathanah adalah bahwa segala aktifitas
dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan kecerdasan, dengan
mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat
jujur, benar dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secara
professional. Para pelaku bisnis syariah juga harus memiliki sifat fathanah, yaitu
cerdas, cerdik dan bijaksana, agar usahanya bisa lebih efektif dan efisien serta
23Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.107.
mampu menganalisis situasi persaiagan (competitive setting) dan perubahan-
perubahan (changes) di masa yang akan datang.
4. Tabligh
Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki sifat tabligh,
akan menyampaikannya dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat
(bilhikmah). Jika merupakan seorang pemimpin dalam dunia bisnis, ia haruslah
menjadi seorang yang mampu mengomunikasikan visi dan misinya dengan benar
kepada karyawan dan stakeholder lainnya.24
C. Pengembangan Usaha Islami
Pengembangan bisnis Islam adalah cara, perbuatan untuk mengembangkan suatu
kegiatan menurut prinsip bisnis Islam.25 Imam Al Ghazali seorang ilmuan Islam memiliki
pemikiran ekonomi dengan konsep yang disebut sebagai “fungsi kesejahteraan sosial islami”
yakni sebuah konsep yang mencakup semua aktifitas manusia mengarah pada kebaikan
bersama.
Menurut Al Ghazali kesejahteraan itu didasarkan pada pemeliharaan pada lima tujuan
dasar, yakni agama (al dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga atau keturunan (nasl), harta
atau kekayaan (maal), akal (aql). Adapun dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama
bisnis atau usaha, perlu adanya pengembangan, supaya tetap berlangsung dan bisa memenuhi
kebutuhannya dan mencapai kesejahteraan yang diinginkan. Al Ghazali mengidentifikasi tiga
alasan mengapa seseorang harus melakukan dan mengembangkan usahanya, yaitu pertama,
24Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.30 25 Departemen pendidikan dan kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990).705.
untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan, kedua menyejahterakan keluarga,
ketiga membantu orang lain memenuhi kebutuhannya.26
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha menurut
Imam Al ghazali yaitu kegiatan ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri,
menyejahterakan keluarga baik keluarga sendiri ataupun keluarga yang telah membantunya
dalam melakukan usaha seperti para karyawan atau pegawainya, dan memenuhi kebutuhan
orang lain.
Sedangkan pengembangan bisnis atau usaha menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Hakekat harta.
Harta menurut syariah adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan boleh
dimanfaatkan serta kepemilikannya diperoleh dengan cara yang sesuai syariah. Tujuan
mencari harta antara lain memenuhi fitrah dan nafsunya, mencukupi diri dan keluarga,
membantu masyarakat dan memperoleh keridhaan Allah.
Nabi Muhammad dalam memandang harta bahwa hakikatnya harta adalah milik
Allah dan manusia diberi kuasa (amanah) untuk mengelolanya dengan baik. Cara mencari
harta dapat melalui perdagangan, kemitraan, sewa, keahlian, pertanian, peternakan,
peternakan, dan lain sebagainya.
Mengelola harta dalam pandangan Islam adalah sama dengan mengelola dan
memanfaatkan zat benda. Hal demikian inilah yang disebut dengan pemilikan. Sehingga
hak mengelola zat benda yang dimiliki juga mencakup hak untuk mengelolanya dalam
rangka mengembangkan kepemilikan benda.Pengembangan harta dalam Islam sangat
tergantung pada uslub (teori) dan faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan
26 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.
285
harta. Sedangkan pengembangan kepemilikan harta itu terkait dengan suatu mekanisme
yang dipergunakan oleh seseorang untuk menghasilkan pertambahan kepemilikan
tersebut.
Dengan demikian, sebenarnya sistem ekonomi itu tidak membahas tentang
pengembangan harta, melainkan hanya membahas tentang pengembangan
kepemilikannya. Islam tidak pernah mengemukakan tentang pengembangan harta,
sebaliknya menyerahkan masalah pengembangan harta tersebut kepada individu agar
mengembangkannya dengan uslub dan faktor produksi apa saja yang menurutnya layak
dipergunakan untuk mengembangkan harta tersebut.27
2. Perilaku usaha yang dianjurkan
Perilaku usaha yang dianjurkan oleh syariah Islam dalam berbisnis diantaranya:
menggunakan niat yang tulus, Al Quran dan hadis sebagai pedoman, meneladani akhlak
nabi, melakukan jual beli yang halal, melaksanakan keadilan, menepati janji, menunaikan
hak, menuliskan muamalah yang tidak tunai, saling menolong, bekerja dengan baik.28
3. Wilayah halal dan haram dalam bisnis
Adapun prinsip-prinsip Islam mengenai halal dan haram menurut Yusuf al
Qardhawi adalah sebagai berikut:
a. Prinsip dasarnya adalah diperbolehkannya segala sesuatu.
b. Untuk membuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah.
c. Melarang yang halal dan membolehkan yang haram sama dengan sirk.
d. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai atau
membahayakan.
27Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004),25. 28M. Suyanto, Muhammad Bussiness Strategy and Ethics, (Yogyakarta: cv. Andi Offset.2008).219.
e. Apa yang halal adalah diperbolehkan, dan yang haram adalah yang dilarang
f. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram
g. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang
h. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima
i. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari
j. Yang haram terlarang bagi siapapun
k. Keharusan menentukan adanya pengecualian29
Dalam melakukan jual beli atau bisnis hal yang penting diperhatikan ialah mencari
barang yang halal dan dengan jalan yang halal pula. Artinya, carilah barang yang yang
sejujur-jujurnya. Bersih dari segala sifat yang dapat merusakkan jual beli, seperti
penipuan, pencurian, perampasan, riba, dan lain-lain.30
4. Prinsip-prinsip dasar transaksi bisnis Islam.
Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam tersebut
ditentukan oleh hubungan aqad yang terdiri dari lima konsep dasar aqad. Bersumber dari
kelima konsep dasar inilah dapat ditemukan produk-produk lembaga keuangan bank
syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah untuk dioperasionalkan.
Kelima konsep tersebut adalah: (1) prinsip simpanan, (2) bagi hasil, (3) margin
keuntungan, (4) sewa, (5) fee (jasa). Namun jika di kaitkan dengan aktifitas bisnis, maka
konsep yang tepat adalah konsep (1) prinsip simpanan, (2) bagi hasil, (3) margin
keuntungan, (4) sewa.31
29Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004),35. 30Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin S, Fiqih Madzhab Syafi’I buku 2 Muamalat, Munakahat, Jinayat, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2000).24. 31Ibid.
Cakupan jajaran produk Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi
memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja.
Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung
pada konsumen.
Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan Anda
untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak
alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa
disandingkan dengan keahlian yang seksama.
Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan
sebagai salah satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak
kontribusi bagi pengembangan sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola
secara kreatif oleh pemiliknya dalam segala aspek, mulai dari ide dan produksi32
5. Ciri – Ciri Perusahaan Yang Berkembang
a. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya diperlukan sebagai alat ukur
untuk mengukur financial health (kesehatan perusahaan) perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran subyektif yang
mengambarkan efektifitas penggunaan aset oleh sebuah perusahaan dalam
menjalankan bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan.
Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan, yang
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
32http://www.academia.edu/8665059/Ada_beberapa_definisi_pengembangan_usaha_menurut_para_ahli
Menurut Munawir (2000:31) “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.”
Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran
atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks
yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis
rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini
ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain
yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis
b. Perluasan Pasar
Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi
pertumbuhan di mana perusahaan berfokus pada penjualan produk-produk yang ada
di pasar-pasar yang telah ada sebelumnya. Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai
empat tujuan utama:
1) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini dapat
dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi
penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang didedikasikan
untuk menjual.
2) Aman dari dominasi pertumbuhan pasar
3) Restrukturisasi pasar yang matang oleh maneuver dari competitor, ini akan
memerlukan agresifitas kampanye promosi yang gencar, didukung oleh sebuah
strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar “kurang menarik“ bagi
kompetitor.
4) Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya:
memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi penetrasi pasar
sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai “bisnis seperti biasa”. Penetrasi
pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada pasar dan produk
yang sangat di pahami oleh marketer tersebut diperlukan juga intelegent
pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor dan kebutuhan
pelanggan. Karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam
penerapannya sebab harus didahului oleh riset pasar.
c. Perngembangan Pasar / Market Development
Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi
pertumbuhan, di mana unit bisnis berusaha untuk menjual produk-produk yang telah
ada di pasar-pasar yang baru. Ada banyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini,
termasuk :
1) Geografis pasar baru misalnya produk ekspor ke negara yang baru
2) Dimensi atau kemasan produk yang baru
3) Saluran distribusinya yang baru
4) Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau
membuat segmen pasar yang baru.
d. Pengembangan Produk / Product Development
Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi
pertumbuhan di mana sebuah unit bisnis memperkenalkan produk baru ke pasar-
pasar yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan strategi pengembangan
kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk
mengembangkan produk yang dapat diubah / dikembangkan ke pasar yang telah ada.
e. Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha adalah “Tugas dan proses persiapan analitis tentang
peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusam tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha”.
Top Related