11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Gustina dan Wijayanto (2015), menemukan bahwa variabel return
on asset secara parsial berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Sedangkan
variabel total asset turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian
selanjutnya Erselina et al. (2014), menemukan variabel return on asset dan current
ratio memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berbeda dengan penelitian
Andriyani (2015), menemukan variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba. Sejalan dengan penelitian Qur’aniah dan Isynuwardhana (2018),
variabel current ratio, total asset turnover, net profit margin tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Penelitian Nugroho dan Yuyetta (2014), menunjukkan
return on asset berpengaruh sedangkan variabel current ratio dan total asset turnover
tidak berpengaruh.
Kerterkaitan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu variabel
dependen yang digunakan yaitu memprediksi pertumbuhan laba dan variabel
independen yang digunakan menggunakan analisis kinerja keuangan dengan
pendekatan rasio keuangan. Sementara dalam penelitian ini akan menguji,
membuktikan serta menganalisis kembali temuan-temuan empiris dari penelitian
terdahulu. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Return on Asset,
Total Asset Turnover dan Current Ratio. Objek penelitian ini menggunakan
12
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yaitu 2016-2017 terjadi pertumbuhan
laba di beberapa perusahaan tersebut.
B. Landasan Teori Dan Literatur Review
1. Signallling Theory
The Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 (1992)
mengenai informasi laba, disebutkan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai
kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka
panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam meminjam atau dalam
investasi. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar dimana perusahaan mengetahui informasi
yang lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah
untuk perusahaan. Brigham dan Houston (2006), menjelaskan teori sinyal adalah
13
suatu tindakan yang diambil oleh manajemen dengan memberikan informasi kepada
para investor berhubungan dengan cara pandang manajemen terhadap prospek atau
harapan perusahaan kedepannya. Pengumuman laba adalah contoh mengenai
penyampaian informasi melalui signaling. Menurut Hakim (2013), mengemukakan
pengumuman laba memuat infromasi yang dipakai para investor untuk membuat
keputusan pada kegiatan investasi serta memproyeksikan prospek atau harapan di
masa akan datang.
2. Laporan Keuangan
Menurut Hery (2016), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keungan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut
pendapat Harahap (2010), analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan atau mempunyai makna anatara satu dengan yang lain, baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisa laporan keuangan. Tujuan
utama dari analisa laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini (Kasmir, 2014).
Menurut Kasmir (2014), secara umum ada macam jenis laporan keuangan
yang bisa disusun, yaitu:
1. Neraca
14
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan arus kas
5. Laporan catatan atas laporan keuangan
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan
adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva (kewajiban dan ekuitas)
suatu perusahaan. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat
likuiditas dan jatuh tempo. Artinya, penyusunan komponen neraca harus didasarkan
likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicarikan. Misalnya kas disusun
lebih dulu karena merupakan komponen paling likuid dibanding aktiva lancar
lainnya. Berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi perhitungan adalah kewajiban
(utang) disusun dari yang paling pendek sampai paling panjang. Misal pinjaman
jangka pendek lebih dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang.
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan
laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh. Kemudian, juga tergambar biaya-biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini
terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya, perusahaan dikatan laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil
dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.
15
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan
modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan
perubahan modal jarang dibuat bila terjadi perubahan modal. Artinya laporan ini baru
dibuat bila memang ada perubahan modal.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas
selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus
kas keluar (cash out) selama periode tertentu.
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
Artinya, terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu
diberi penjelasan terkebih dahulu sehingga jelas.
a.Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap analisis
laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah:
a). Bagi pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer,
memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam memimpin
perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer diukur/dinilai dari laba yang
diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan, jika hasil yang
dicapai oleh manajemen perusahaan tidak memuaskan, maka pemilik perusahaan
16
dapat mengambil suatu tindakan seperti mengganti manajemennya atau bahkan
menjual saham-saham yang dimilikinya.
b). Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Selain itu,
laporan keuangan digunakan untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan
perusahaan, menilai hasil kerja tiap-tiap divisi yang telah diberi wewenang dan
tanggung jawab terhadap tugasnya dan menentukan kebijakan atau prosedur baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
c). Bagi para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dulu posisi
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan diperlukan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, beban bunga, juga untuk
mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari
perusahaan tersebut.
d). Bagi para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan
sebagai penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan
mempunyai prospek yang baik dan akan memperoleh keuntungan yang baik. Prospek
keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya dipakai
untuk mengetahui jaminan investasinya.
e). Bagi pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan
untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan tersebut.
17
f). Bagi karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memberi upah/gaji dan jaminan sosial dan menilai apakah
pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dicapai
perusahaan pada periode tertentu.
3. Kinerja Keuangan
Menurut Sukhemi (2007), kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut. Menurut Jumingan (2006), kinerja merupakan
gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik
menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan
penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusia.
Kinerja keuangan merupakan hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas
yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja
keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar (Fahmi, 2012). Juga dapat dikemukakan bahwa kinerja keuangan
adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar, kriteria yang ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi, 2007).
a. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sulistyo (2011), analisis laporan keuangan biasanya digunakan
dalam menilai kinerja perusahaan adalah analisis tentang rasio keuangan. Tujuan
18
melakukan analisis rasio keuangan adalah untuk dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, menilai kinerja
laporan keuangan perusahaan, dan menilai kinerja laporan keuangan perusahaan
dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang
telah ditetapkan oleh perusahaan (Sujarweni, 2017).
Kasmir (2008), mengungkapkan ada beberapa tujuan dan manfaat analisis
laporan keuangan, yaitu:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran
atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
a. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mengahasilkan laba. Rasio ini biasanya dilakukan beberapa
periode (Hery, 2016). Menurut Harahap (2010), rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
19
yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dan sebagainya.
Rasio ini terdiri dari:
1. Return on Asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Return on asset merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Andriyani, 2015).
b. Rasio Aktivitas
Menurut Halim dan Hanafi (2003), rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur
sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
Menurut Qur’aniah dan Isynuwardhana (2018), rasio aktivitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalanakan
aktivitasnya sehari-hari. Cara menghitung rasio aktivitas yaitu:
1. Total Asset Turnover (TATO)
Menurut Sujarweni (2017), TATO merupakan kemampuan dana yang tertanan
dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan
modal yang diinvetasikan untuk menghasilkan revenue. Menurut Horne dan
Wachowicz.Jr (2005), rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan berbagai aktivitasnya. Menurut Andriyani (2015), dengan
rasio aktivitas kita dapat mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aset untuk mengahasilkan pendapatan. Rasio aktivitas menganggap
20
bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antar penjualan dan berbagai
unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
c. Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2009), rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio
likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan
maupun didalam perusahaan. Salah satu rasio likuiditas yaitu:
1. Current Ratio
Menurut Gunawan dan Wahyuni (2013), current ratio merupakan ukuran
paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Menurut Erselina et al. (2014), rasio lancar
dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety)
suatu perusahaan.
4. Pertumbuhan laba
Menurut Erselina et al. (2014), fokus utama laporan keuangan adalah laba.
Laba merupakan hasil operasi perusahaan dalam satu periode akuntansi. Informasi
laba ini sangat sangat berguna bagi investor. Laba yang mengalami peningkatan
merupakan kabar baik bagi para investor, sedangkan laba yang menurun merupakan
kabar buruk bagi investor. Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan cara mengurangi
21
laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba
pada periode sebelumnya.
Menurut Harahap (2009), pertumbuhan laba merupakan rasio yang
menyatakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan
tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pertumbuhan laba merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun
lalu. Jadi diketahui pula kenaikan laba atau penurunan laba.
Menurut Supriadi (2017), semakin tinggi tingkat pertumbuhan laba
perusahaan maka semakin besar jumlah deviden yang akan dibayarkan perusahaan di
masa yang akan datang. Hal ini disebabkan apabila perusahaan masih mempunyai
kelebihan laba setelah membiayai semua kesempatan investasi yang diterima, maka
laba ini akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden kas.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba
Menurut Angkoso (2006), menyebutkan pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Besarnya perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
b. Umur Perusahaan
Perusahaan yang berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingatkan
laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
c. Tingkat leverage
22
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan
laba.
d. Tingkat Penjualan
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan
di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.
e. Perubahan masa lalu
Semakin besar perubahan masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh
di masa mendatang.
Maka rumus dalam menghitung pertumbuhan laba sebagai berikut:
PL = Laba bersih tahun t − laba bersih tahun t − 1
Laba bersih tahun t − 1 x 100%
1. Hubungan Rasio dengan Prediksi Laba
Menurut Safitri (2016), rasio keuangan digunakan dalam pengambilan
keputusan menentukan pembelian saham perusahaan, peminjaman uang, atau untuk
memprediksi kekuatan finansial perusahaan di masa akan datang. Pemegang saham
potensial tertarik pada keuntungan dari pembelian atau penjualan saham. Keuntungan
dapat direalisasikan pada seberapa menguntungkan perushaaan pada saat ini dan di
masa yang kan datang. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang
mengindikasikan seberapa baik manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber
23
daya yang tersedia. Hubungan elemen-elemen pada laporan keuangan dijelaskan oleh
rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba
perusahaan di masa yang akan datang.
C. Perumusan Hipotesis
1.Pengaruh Return on Asset terhadap pertumbuhan laba
Menurut Hanafi dan Halim (2007), return on asset merupakan pengukuran
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Return on
asset berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh
perusahaan maka akan semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan
memperbesar laba. Menurut Erselina et al. (2014), ROA yang tinggi berarti rasio
rentabilitas juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas berarti perusahaan sukses dalam
menghasilkan laba. Dengan pencapaian laba yang tinggi itulah investor dapat
mengharapkan keuntungan dari deviden. Menurut Nugroho dan Yuyetta (2014),
ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran aktiva. Untuk menaikkan ROA
perusahaan bisa memilih dengan menaikkan perputaran aktiva dan mempertahankan
profit margin atau dengan cara menaikkan keduanya. Dengan pemanfaatan aktiva
yang yang semakin baik akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Andriyani (2015), menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
H1 = Return on Asset berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
24
2. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap pertumbuhan laba
Menurut Sujarweni (2017), TATO merupakan kemampuan dana yang tertanan
dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan
modal yang diinvetasikan untuk menghasilkan revenue. Menurut Horne dan
Wachowicz.Jr (2005), rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan berbagai aktivitasnya. Rasio ini juga dapat digunakan
untuk mengukur seberapa efesien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba
yang akan datang (Hanafi dan Halim,2007).
Menurut Ang (1997), semakin besar total asset turnover akan semakin baik
karena semakin efisien seluruh aktiva digunakan untuk menunjang kegiatan
penjualan. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang
kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga
laba yang didapat semakin besar. Pertumbuhan laba merupakan ukuran kinerja dari
suatu perusahaan,maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan
mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaaan. Dengan demikian , apabila rasio
total asset turnover baik, maka akan meningkatkan pertumbahan laba. Hal ini juga
didukung dengan teori signal, dimana pertumbuhan laba yang meningkat akan
memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Hasil penelitian Asyik
dan Soelistyo (2000), menunujukkan rasio total asset turnover mempunyai pengaruh
yang positif dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang.
H2 = Total Asset Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
25
3. Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Current ratio menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan
aktiva serta diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek (Brigham
dan Houston, 1999). Menurut Helfert (1996), suatu rasio lancar yang tinggi
menunjukkan praktik-praktik manajemen yang kurang baik. Menurut Erselina et. al
(2014), apabila rasio lancar rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal
dalam dalam membayar hutang. Namun apabila rasio current ratio tinggi belum
dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan baik, dikarenakan laba bersih yang
dihasilkan perusahaan semakin rendah akibat aktiva yang tidak baik terhadap
probabilitas perusahaan. Hal itu menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur,
tingkat persediaan yang melampaui dari kebutuhan. Jika saldo kas banyak yang
menganggur maka mencerminkan bahwa kegiatan operasional perusahaan belum
stabil dan menyebabkan tingkat laba menurun. Berdasarkan teori signal, laba yang
menurun akan menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik dan memberikan
sinyal kepada investor yang negatif sehingga menurunkan minat mereka untuk
berinvestasi. Penelitian yang dilakukan oleh Erselina et.al (2014) menunjukkan
bahwa CR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
H3= Current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
26
D. Rerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Return on Asset (X1)
Pertumbuhan Laba (Y) Total Asset Turnover (X2)
Current Ratio (x3)
Top Related