Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-1
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi
Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat
0° 52’ 32” - 01° 54’ 50” LS dan 101° 48’ 57” - 101° 49’ 17” BT. Beriklim
tropis dengan ketinggian antara 50 – 1.000 m dari permukaan laut (dpl)
dan berada di bagian barat laut Provinsi Jambi. Luas wilayah Kabupaten
Tebo adalah 6.461 Km2 atau 11,86 % dari luas wilayah Provinsi Jambi.
Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan, 5
Kelurahan dan 107 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan
Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh
Kabupaten Tebo.
Kabupaten Tebo mempunyai wilayah yang berbatasan dengan
Kabupaten dalam Provinsi Jambi dan Kabupaten Provinsi tetangga
(Sumatra Barat dan Riau), batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau)
Sebelah Selatan : Kecamatan Tabir (Kabupaten Merangin)
Sebelah Barat : Kecamatan Jujuhan ilir, Tanah Sepenggal Lintas
(Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya
(Provinsi Sumatera Barat)
Sebelah Timur : Kecamatan Tungkal Ulu Kab. Tanjabbar dan Kecamatan
Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari
Tabel II.1.
Pembagian Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Tebo
No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Jumlah
kelurahan Jumlah
desa (Km2) (%)
1. Tebo Ilir Sungai Bengkal 708,70 10,97 1 10
2. Muara Tabir Pintas Tuo 509,30 7,88 - 8
3. Tebo Tengah Muara Tebo 983,56 15,22 2 10
4. Sumay Teluk Singkawang 1.268,00 19,63 - 12
5. Tengah Ilir Mengupeh 221,44 3,43 - 5
6. Rimbo Bujang Wirotho Agung 406,92 6,30 1 7
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-2
No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Jumlah
kelurahan Jumlah
desa (Km2) (%)
7. Rimbo Ulu Suka Damai 295,74 4,58 - 6
8. Rimbo Ilir Karang Dadi 214,34 3,32 - 9
9. Tebo Ulu Pulau Temiang 410,30 6,35 1 16
10. VII Koto Sungai Abang 658,79 10,20 - 10
11. Serai Serumpun Sekutur Jaya 315,70 4,89 - 8
12. VII Koto Ilir Balai Rajo 468,21 7,25 - 6
Wilayah Kabupaten Tebo mempunyai tanah yang berkualitas
cukup baik dalam jenis dan penyebarannya sehingga memungkinkan
untuk pengembangan usaha pertanian. Jenis tanah di Kabupaten Tebo
didominasi oleh tanah podsolik merah kuning yang mencapai 437.954 Ha
atau meliputi 67,8 % dari luas areal kabupaten Tebo dan tersebar di
seluruh kecamatan, selanjutnya jenis tanah latosol, alluvial dan organosol
masing-masing 21,9 %, 4,7 % dan 5,6 % dari luas Kabupaten Tebo. Jenis
tanah latosol terdapat hampir di semua kecamatan, kecuali Kecamatan
Muara Tabir. Sedangkan jenis tanah Organosol tidak terdapat di
kecamatan Tengah Ilir, VII Koto Ilir, Serai Serumpun dan Muara Tabir.
Jenis tanah Alluvial terdapat di kecamatan Tebo Tengah, Sumay, Tebo Ulu ,
VII Koto, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir.
Tabel II.2
Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Tebo
No Kecamatan Jenis Tanah (Ha)
Jumlah (Ha) PMK Latosol Alluvial Organosol
1 Tebo Tengah 80.789 3.537 13.747 283 98.356
2 Tebo Ilir 32.246 24.096 - 14.528 70.870
3 Sumay 56.566 49.991 6.722 13.521 126.800
4 Tebo Ulu 34.920 819 2.035 3.256 41.030
5 VII Koto 44.301 18.828 2.350 400 65.879
6 Rimbo Bujang 32.563 2.641 3.252 2.236 40.692
7 Rimbo Ilir 20.944 220 152 118 21.434
8 Rimbo Ulu 26.900 650 - 2.024 29.574
9 Tengah Ilir 12.456 9.688 - - 22.144
10 VII Koto Ilir 26.358 18.114 2.349 - 46.821
11 Serai Serumpun 18.981 12.589 - - 31.570
12 Muara Tabir 50.930 - - - 50.930
Jumlah 437.954 141.173 30.607 36.366 646.100
% Kabupaten 67,78 21,85 4,74 5,63 100
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tebo, 2009
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-3
Kenampakan bentangan alam wilayah Kabupaten Tebo memiliki
areal wilayah relatif datar dan agak sedikit berbukit, memiliki kemiringan
lereng mulai dari 0% hingga 45%), dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Daerah yang memiliki bentangan wilayah datar dengan kelerengan antara
0% hingga 2% terdapat disekitar daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah,
Sumay, Rimbo Bujang dan daerah Kecamatan VII Koto;
2. Daerah yang memiliki bentangan wilayah landai dengan kelerengan antara
3% hingga 15% berada pada daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah,
Sumay, Rimbo Bujang, Tebo Ulu dan VII Koto;
3. Daerah yang memiliki bentangan wilayah agak curam dengan kelerengan
antara 16% hingga 40% berada pada daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo
Tengah, Sumay, Rimbo Bujang, Tebo Ulu dan VII Koto;
4. Daerah yang memiliki bentangan wilayah curam hingga sangat curam
dengan kelerengan lebih dari 40% terdapat pada daerah Kecamatan Tebo
Ilir, Tebo Tengah, Sumay dan Kecamatan Tebo Ulu.
Luas lahan di Kabupaten Tebo yang memiliki bentangan alam
datar hingga landai dengan kelerengan 0-15% sebesar 523.200 Ha atau
80,9% dari luas wilayah Kabupaten Tebo. Sedangkan untuk luas wilayah
dengan bentangan alam agak curam hingga curam (16-40% dan >40%)
sebesar 122.900 Ha. Untuk lebih jelas visualisasi topografi Kabupaten
Tebo dapat dilihat pada Tabel II.3
Tabel II.3
Topografi Kabupaten Tebo
NO KECAMATAN TINGKAT KEMIRINGAN LAHAN
0 - 2% 3 - 15% 16 - 40% > 40%
1 Tebo Ilir 35.600 64.000 30.000 133.300
2 Tebo Tengah 5.200 90.200 10.400 109.000
3 Tengah Ilir - - - -
4 Sumay 4.400 80.800 16.400 126.800
5 Rimbo Bujang 8.000 57.000 7.600 72.600
6 Rimbo Ulu - - - -
7 Rimbo Ilir - - - -
8 Tebo Ulu - 92.300 9.600 112.700
9 VII Koto 13.200 72.500 6.000 91.700
10 Muara Tabir - - - -
11 Serai Serumpun - - - -
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-4
NO KECAMATAN TINGKAT KEMIRINGAN LAHAN
0 - 2% 3 - 15% 16 - 40% > 40%
12 VII Koto Ilir - - - -
JUMLAH 66.400 456.800 80.000 42.900
(%) LUAS KABUPATEN 10,28 70,70 12,38 6,64
Sumber : BPN Kabupaten Tebo dan BPS, 2009.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Tahun 2013, penggunaan lahan
terbesar di Kabupaten Tebo, yakni peruntukan hutan produksi 38,19 %,
terbesar kedua adalah jenis penggunaan lahan perkebunan kurang lebih 33,92
%, kawasan pemukiman 5,80%, pertanian lahan basah 1,26%, pertanian lahan
kering 5,98%, kawasan industri 0.01%, sepadan dan sungai 2 %, hutan
konservasi/suaka 5,17%, dan kawasan hutan lindung 7,67% dari seluruh
wilayah Kabupaten Tebo,Untuk lebih jelasnya data peenggunaan lahan di
Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel II.4
Tabel II.4.
Jenis Penggunaan Lahan
Kabupaten Tebo
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) (%)
1 Hutan produksi 246.724,80 38,19
2 Kawasan pemukiman 37.504,40 5,8
3 Pertanian lahan basah 8.182,00 1,26%,
4 Pertanian lahan kering 38.621,66 5,98%,
5 Kawsan industri 50 0.01
6 Lahan perkebunan 219.134,16 33,92
7 Sepadan dan sungai 12.923,46 2
8 Hutan konservasi/suaka 33.402,50 5,17
9 Hutan lindung 49.557 7,67
JUMLAH 646.100 100
Sumber : RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033
Iklim yang ada di kabupaten Tebo secara umum adalah iklim Tropis yang
ditandai dengan adanya dua musim yaitu musim penghujan yang berkisar
antara bulan September sampai bulan Mei dan musim Kemarau antara bulan
Juni sampai Agustus, sedangkan rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.683
mm per tahun dengan rata-rata hari hujan 122 hari/tahun.
Perbedaan temperatur antara daerah terendah dan tertinggi berkisar
antara 0o C - 1,5o C dengan temperatur rata-rata 290 C - 300 C; Kelembaban
udara di Kabupaten Tebo rata-rata tahunan berkisar antara 85,2% – 96,1%
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-5
dengan kelembaban rata-rata 87,92%. Adapun lamanya penyinaran matahari,
umumnya dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, relief daerah dan waktu
penyinaran serta pengaruh tumbuh-tumbuhan pada suatu daerah. Sedangkan
rata-rata penyinaran matahari tiap hari di Kabupaten Tebo selama 9 tahun
bervariasi antara 4,20 jam sampai dengan 6,56 jam.
Struktur geologi wilayah Kabupaten Tebo relatif kompleks, meliputi
peristiwa tektonik dari karbon dan resen. Unsur struktur utama batuan adalah
lipatan termasuk belahan dan sesar. Batuan Pra Tersier memperlihatkan
pelipatan dan belahan berulang-ulang. Penempatan belahan dalam batuan pra
tersier menunjukan pola komplek dimana corak umum sejarah tektonik
Kabupaten Tebo yaitu belahan utama mempunyai arah timur – barat dengan
kemiringan ke utara dan selatan menunjukan belahan tersebut telah berlipat
sekitar lipatan tegak yang berarah timur –barat. Formasi batuan di Kabupaten
Tebo secara stratigrafi dari berumur tua ke muda adalah: Granit, Formasi
Gangsal, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Gumai, Formasi Air
Benakat, Formasi Muara Enim, Formasi Kasai, Undak Sungai dan Alluvial
Tabel II.5.
Luas Wilayah Menurut Formasi Geologi
di Kabupaten Tebo
Formasi Geologi Luas (Ha) Formasi Geologi Luas (Ha)
Alluvium 78346,26 Formasi Lakat 2382,40
Anggota Atas 66909,64 Formasi Muara Enim 110001,02
Anggota Batugamping 11963,27 Formasi Pengabuhan 2602,46
Anggota Bawah 5612,40 Formasi Talangakar 12073,50
Anggota Bawah Formasi Telisa 5319,00 Formasi Tualang 378,00
Diorit 212,68 Granit 7266,55
Formasi Air Benakat 44513,44 Granodiorit 12,46
Formasi Gangsal 27097,72 Kipas Aluvium 90,23
Formasi Gumai 16904,76 Lava 1,56
Formasi Kasai 162909,28 Oligo-Miocene Volcanic Rock 228,75
Formasi Kelesa 150,12 Sedimen Jura 87,49
Formasi Lahat 7888,65 Undifferentiated Volcanic Breccia 25.286,32
2.1.2 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Kabupaten Tebo berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil pada tahun 2013 sebanyak 375.320 jiwa
dengan kepadatan penduduk 58 jiwa/km2. Kecamatan Rimbo Bujang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-6
memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 73.202
jiwa dan Kecamatan Serai Serumpun merupakan kecamatan dengan
jumlah penduduk terkecil sebanyak 11.137 jiwa. Sedangkan dari
kepadatan penduduk, Kecamatan Rimbo Bujang merupakan kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tebo yakni
180 jiwa/km2 dan Kecamatan Sumay dengan kepadatan penduduk
terendah 17 jiwa/km2 .
Tabel II.6
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tebo Tahun 2013
No. Kecamatan
2012 2013* LPP
(%) Laki-
laki perempuan Total
Kepadatan
(jiwa/km2)
Laki-
laki perempuan Total
Kepadatan
(jiwa/km2)
1 Tebo
Tengah 18.648 17.506 36.154 37 21.912 20.400 42.312 43 17
2 Tebo Ilir 13.448 12.879 26.327 37 16.826 15.984 32.810 46 25
3 Tebo Ulu 16.645 16.342 32.987 80 20.799 19.992 40.791 99 24
4 Rimbo
Bujang 32.749 30.222 62.971 155 37.969 35.233 73.202 180 16
5 Sumay 9.527 8.984 18.511 15 11.306 10.609 21.915 17 18
6 VII Koto 9.724 9.075 18.799 29 12.085 11.261 23.346 35 24
7 Rimbo Ulu 18.876 17.736 36.612 124 21.515 20.170 41.685 141 14
8 Rimbo Ilir 11.625 10.915 22.540 105 13.346 12.733 26.079 122 16
9 Tengah Ilir 10.613 9.619 20.232 91 13.870 12.675 26.545 120 31
10 Serai
Serumpun 4.196 3.781 7.977 25 5.813 5.324 11.137 35 40
11 VII Koto Ilir 7.217 6.678 13.895 30 8.098 7.532 15.630 33 12
12 Muara Tabir 8.456 7.959 16.415 32 10.275 9.593 19.868 39 21
J U M L A H 161.724 171.428 313.420
49 193.814 181.506 375.320 58 20
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 (*data sementara 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-7
Grafik II.1
Jumlah Penduduk per kecamatan tahun 2013
Secara absolut penduduk Kabupaten Tebo terus bertambah, hal ini dapat
disebabkan antara lain karena faktor pertumbuhan penduduk alami yaitu
kelahiran dan kematian, serta faktor pertumbuhan tidak alami yaitu penduduk
yang belum terdata dan adanya migrasi penduduk masuk ke wilayah Kabupaten
Tebo. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tebo pada tahun 2013 sebesar
61.900 jiwa dengan prosentase sebesar 19,75%. Jumlah pertumbuhan
penduduk terbesar di Kecamatan Rimbo Bujang sebanyak 10.231 jiwa,
sedangkan persentase pertumbuhan penduduk terbesar di Kecamatan serai
serumpun sebesar Rp. 40%, sedangkan penduduk berdasarkan usia/kelompok
umur tahun 2013 terlihat pada tabel II.7
Tabel II.7
Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo
Berdasarkan usia/kelompok umur tahun 2012-2013
No Jenis
Kelamin
2012 2013*
Muda
(0-14)
Produktif
(15-64)
Tua
(65+) Jumlah
Muda
(0-14)
Produktif
(15-64)
Tua
(65+) Jumlah
1. Laki-laki 50.684 125.768 6.551 183.003 53.351 133.295 7.168 376.817
2. Perempuan 47.841 117.957 5.642 171.440 50.246 125.045 6.213 352.944
Jumlah total 98.525 243.725 12.193 354.443 103.597 258.340 13.381 729.761
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, (*data sementara 2013)
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
Tebo
Tengah
Tebo
Ilir
Tebo
Ulu
Rim
bo
B
ujan
g
Sum
ay
VII K
oto
Rim
bo
Ulu
Rim
bo
Ilir
Tengah
Ilir
Serai Seru
mp
un
VII K
oto
Ilir
Mu
ara Tabir
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-8
Berdasarkan usia penduduk, jumlah penduduk produktif menjadi bagian
terbesar dari penduduk Kabupaten Tebo. Rasio ketergantungan penduduk
Kabupaten Tebo tahun 2013 sebesar 52,78 yang artinya setiap 100 penduduk
produktif menanggung sebanyak 53 penduduk usia tidak produktif.
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan data sementara dari BPS, PDRB Kabupaten Tebo
tahun 2013 atas dasar harga berlaku dengan migas Rp.3.962.939,20 juta, -
mengalami kenaikan sebesar Rp. 540.277,66 juta , - (15,79%) jika
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai Rp.3.422.661,54 juta,-.
Sedangkan PDRB berdasarkan harga berlaku tanpa migas, pada tahun
2012 mencapai Rp.3.248.167,69 juta naik menjadi Rp. 3.777.428,97 juta
pada tahun 2013 atau mengalami kenaikan Rp. 529.261,28 , - (16,29%).
Perkembangan masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel II.8.
Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun
dasar pada tahun 2012, berdasarkan data sementara dari BPS migas
mencapai Rp. 1.034.715,520.000, pada tahun 2013 ini mencapai Rp. .
1.101.349.370.000,- atau mengalami kenaikan sebesar Rp.
66.633.850.000-.(6,44%). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
tanpa migas pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.001.639.450.000, - naik
menjadi Rp. 1.069.018.240.000,- pada tahun 2013 atau mengalami
kenaikan Rp. 64.550.410.000,- (6,73 %). Perkembangan masing-masing
sektor dapat dilihat pada tabel II.9.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan II-9
Tabel II.8
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2013
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Kabupaten Tebo
NO Sektor 2010 2011 2012 2013*
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian, peternakan, kehutanan &
perikanan
1.239.597,32 51,15 1.450.667,75 51,72 1.735.748,20 46,13 2.036.218,47 51,38
2 Pertambangan & Penggalian 260.655,90 10,28 309972,46 10,27 344.570,88 9,86 369.862,26 9,33
3 Industri Pengolahan 55.529,63 2,12 62.535,71 2,02 67.847,78 1,85 76.903,05 1,94
4 Listrik,Gas & Air bersih 5.981,57 0,23 7.018,00 0,22 8.262,45 0,28 9.608,44 0,24
5 Bangunan 152.192,87 5,81 178.948,37 5,78 208.297,26 4,98 252.962,34 6,38
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 356.031,31 13,27 420.920,54 13,60 482.826,95 16,09 560.841,06 14,15
7 Pengangkutan & Komunikasi 126.938,87 4,85 144.813,25 4,68 171.938,74 6,72 196.644,17 4,96
8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 81.564,67 3,11 93.923,56 3,03 110.292,76 3,60 127.411,00 3,22
9 Jasa-jasa 240.710,31 9,19 268.062,97 8,66 292.876,51 10,49 332.488,30 8,39
PDRB
PDRB Tanpa Migas
2.185.811,36
2.069.071,45
100,00
94,62
2.936.862,62
2.787.053,61
100,00
94,90
3.422.661,54
3.248.167,69
100,00
95,35
3.962.939,20
3.777.428,97
100,00
95,32
Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 *angka sementara
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan II-10
Tabel II.9
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2013
Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kabupaten Tebo
NO Sektor
2010 2011 2012 2013*
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan
450.163,19 49,48 480.116.89 49,32 513.214,29 49,60 545.326,97 49,51
2 Pertambangan & Penggalian 56,043,88 6,16 59.626,68 6,24 61.040,83 5,90 60.887,40 5,53
3 Industri Pengolahan 24.610,87 2,71 25.457,71 2,62 26.318,01 2,54 27.741,73 2,52
4 Listrik,Gas & Air bersih 2.013,92 0,22 2.212,24 0,23 2.406,11 0,23 2.657,27 0,24
5 Bangunan 44.572,23 4,90 48213,88 4,96 52.664,00 5,09 59.363,62 5,39
6 Perdagangan, Hotel &
Restoran
155.988,57 17,15 168.503,83 17,35 180.718,27 17,47 192.196,88 17,45
7 Pengangkutan & Komunikasi 63.194,53 6,95 67.269,33 6,92 71.864,64 6,95 77,225,04 7,01
8 Keuangan, sewa, & Jasa
Perusahaan 29.448,33 3,24 31.631,66 3,26 33.813,87 3,27 36.368,54 3,30
9 Jasa-jasa 83.719,44 9,20 88.393,46 9,10 92.676,84 8,96 99.581,92 9,04
PDRB
PDRB Tanpa Migas
909.754,95
878.622,85
100,00
96,58
971.425,67
940.014,04
100,00
96,66
1.034.715,52
1.001.639,45
100,00
96,81
1.101.349,37
1.069.018,24
100
97,06
Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 *angka sementara
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-11
Nilai PDRB berdasarkan harga berlaku untuk semua sektor pada
tahun 2013 berdasarkan data sementara dari BPS mengalami kenaikan.
Dengan nilai tertinggi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan sebesar Rp. 2.036.218,47,-. Sektor listrik, gas dan air bersih
memiliki nilai terendah yakni sebesar Rp. 9.608,44
Grafik II.2
Perkembangan nilai masing-masing sektor PDRB
Kabupaten Tebo 2010-2013*atas dasar harga berlaku
(*data sementara 2013)
Berdasarkan PDRB Kabupaten Tebo atas dasar harga konstan
tahun dasar 2013 sektor pertanian, perdagangan dan hotel,
pertambangan dan penggalian memberikan peranan terbesar yaitu
74,86% bila dibandingkan dengan sektor lain dari 9 sektor pembentuk
PDRB. Sektor Jasa-jasa, Bangunan dan Pengangkutan & Komunikasi hanya
memberikan kontribusi 19,73 % dari pembentukan PDRB Kabupaten
Tebo. Sedangkan sektor Industri Pengolahan, Listrik,Gas & Air bersih dan
Keuangan, sewa, & Jasa dan sektor Jasa-jasa juga memberikan sumbangan
sebesar 6,06%.
Distribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak terlalu
banyak berubah. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
walaupun tetap menjadi sektor utama tetapi mengalami penurunan
terhadap PDRB dari 49,60% pada tahun 2012 menjadi 49,51% pada tahun
2013.
0,00
500.000,00
1.000.000,00
1.500.000,00
2.000.000,00
2.500.000,00
2010 2011 2012 2013
Pertanian, peternakan, Pertambangan & Penggalian Industri Listrik,Gas & Air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa, & Jasa Jasa-jasa
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-12
Selain sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,
sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran sektor Industri Pengolahan dan juga mengalami penurunan.
Sedangkan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor Bangunan; sektor
Jasa-Jasa; sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami peningkatan
kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Tebo.
Grafik II.3
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tebo 2013*
atas dasar harga konstan
Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan
yang diperoleh setiap penduduk secara rata-rata. Besaran ini diperoleh
dari bagi hasil PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk
dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun
pendapatan regional per kapita.
Angka pendapatan per kapita digunakan sebagai salah satu
indikator untuk melihat kesejahteraan penduduk. Namun, hal ini perlu
diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum
memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow
dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu
49,51
5,53
2,52 0,24
5,39
17,45
7,01
3,30 9,04
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air bersih
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-13
daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk
meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah
dapat dilihat dari menurunnya pendapatan per kapita daerah tersebut.
Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran
terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan
gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per
kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Tebo dalam
rentang waktu 3 tahun dari tahun 2010-2012 terus mengalami
peningkatan.
Grafik II.4
Perkembangan Pendapatan per Kapita Kabupaten Tebo tahun 2010-2013
Berdasarkan data sementara dari BPS, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tebo tahun 2013 dengan migas sebesar 6,44 % dan tanpa
migas sebesar 6,71 %. Pertumbuhan tertinggi pada sektor konstruksi
sebesar 12,72 %, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian
mengalami pertumbuhan terendah sebesar -0.25%.
Pertumbuhan ekonomi tanpa migas Kabupaten Tebo pada tahun
2013 menurun sebesar 0,16 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan
migas mengalami sedikit perlambatan dari tahun 2012 dari 6,78% pada
tahun 2011 menjadi 6,71% pada tahun 2013. Perlambatan pertumbuhan
disebabkan oleh penurunan pertumbuhan yang cukup tinggi dari sektor
pertambangan dan penggalian, sebagaimana terlihat pada tabel II.10
8.796.891,36 10.140.079,75
10.926.748,56 12.321.001,35
-
2.000.000,00
4.000.000,00
6.000.000,00
8.000.000,00
10.000.000,00
12.000.000,00
14.000.000,00
2010 2011 2012 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-14
Tabel II.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor
Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013
NO Sektor Pertumbuhan Ekonomi (%)
2010 2011 2012 2013*
1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 6,24 6,43 6,66 6,26
2 Pertambangan & Penggalian 3,96 8,18 1,51 -0,25
3 Industri Pengolahan 1,52 3,44 3,38 5,41
4 Listrik,Gas& Air bersih 6,46 9,85 14,19 10,44
5 Konstruksi 0,00 8,17 9,23 12,72
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 8,30 8,02 8,90 6,35
7 Pengangkutan & Komunikasi 6,23 6,44 6,82 7,46
8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 7,41 7,41 6,90 7,56
9 Jasa-jasa 5,08 5,58 5,27 7,45
Laju pertumbuhan dengan migas Laju pertumbuhan tanpa migas
5,96 6,06
6,78 6,87
6,52 6,87
6,44 6,71
Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 ( *angka sementara)
Grafik II.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Tebo tahun 2010-2013 (%)
A. Pendidikan
Pendidikan menjadi sektor yang sangat penting dalam
peningkatan sumber daya manusia, dalam peningkatan tingkat pendidikan
pemerintah Kabupaten Tebo berupaya dengan meningkatkan kualitas dan
5,96
6,78 6,52 6,44 6,06
6,87 6,87 6,71
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan ekonomi dengan migas Pertumbuhan ekonomi non migas
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-15
kuantitas sarana pendidikan serta kualitas tenaga pengajar. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan
mendekatkan masyarakat ke sarana pendidikan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah, masyarakat dan orang tua. Dalam penyediaan sarana
pendidikan di Kabupaten Tebo, selain sekolah negeri terdapat juga
sekolah-sekolah yang dikelola oleh masyarakat selain sekolah agama di
bawah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Pada tahun 2013 jumlah sekolah tidak banyak berubah dari tahun
sebelumnya hanya penambahan jumlah sekolah untuk TK. Sedangkan
untuk tingkatan lain tidak ada penambahan jumlah sekolah, tetapi
dilakukan pembangunan ruang kelas baru dan rehab ruang kelas. Selain
itu, juga dilakukan pengadaan sarana penunjang pendidikan seperti alat
peraga, buku sekolah, meubeler dan fasilitas penunjang lainnya.
Jumlah siswa setiap tingkatan pada tahun 2013 mengalami
peningkatan disemua tingkat pendidikan, selengkapnya dapat dilihat di
tabel II.11. selain melalui pendidikan formal, dalam peningkatan tingkat
pendidikan juga dilakukan program paket B dan C.
Peningkatan mutu pendidikan bukan saja terfokus pada sarana
dan prasarana, namun tenaga pendidik atau guru merupakan ujung
tombak dalam proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, untuk
itu kualitas guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi kualitas
pendidikan. Dalam peningkatan mutu tenaga pengajar setiap tahun
dilaksanakan kegiatan sertifikasi tenaga pendidik. Pada tahun 2013, yang
lulus ujian sertifikasi untuk guru TK 10 orang, SDLB 1 orang, guru SD
sebanyak 165 orang, guru SLTP 19 orang dan guru SLTA sebanyak 9
orang, SMK sebanyak 7 orang. Penyediaan sarana prasarana pendidikan
dan peningkatan mutu pengajar pada akhirnya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat terlihat antara lain Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Melek
Huruf (AMH), angka rata-rata lama sekolah.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu
terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-16
pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk
secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang
paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di
masing-masing jenjang pendidikan. APK SD sama dengan jumlah siswa
yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia
7 sampai 12 tahun. APK SLTP sama dengan jumlah siswa yang duduk di
bangku SLTP dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 13 sampai 15
tahun. Sedangkan APK SLTA sama dengan jumlah siswa yang duduk di
bangku SLTA dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 16 sampai 18
tahun. APK Kabupaten Tebo selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun pada setiap jenjang pendidikan.
Selain Angka Partisipasi Kasar (APK), digunakan juga Angka
Partisipasi Murni (APM) sebagai standar pengukuran partispasi
pendidikan masyarakat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase
siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi
sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti
APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di
setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan
indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi
penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut. Pada tahun 2013, untuk setiap jenjang
pendidikan APK dan APM mengalami peningkatan, selengkapnya dapat
dilihat pda tabel II.11
Tabel II.11 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013
No. Jenjang
Pendidikan
APK APM
2011 2012 2013 2011 2012 2013*
1. SD 114,45 115,93 115.97 96,86 99,25 98.52
2. SLTP 99,88 102,96 106.51 86,37 94,99 89.19
3. SLTA 77,71 84,64 92.18 66,61 72,55 79.01
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tebo, ( *angka sementara)
Selain APK dan APM, angka kelulusan juga menjadi indikator
keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Angka kelulusan SD pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-17
tahun 2013 belum bisa diketahui karna kelulusan ditentukan oleh sekolah
itu sendiri. Tingkat SLTP mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi
99,92% dari 97,99% dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan SLTA
naik menjadi 99,27 % tahun 2013 dari 96,06 % pada tahun sebelumnya.
Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat ditandai dengan
kenaikan angka rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Angka
lama sekolah mengalami peningkatan dari 7,41 tahun pada tahun 2012
menjadi 7,43 tahun pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk Kabupaten Tebo rata-rata menempuh pendidikan formal selama
7,43 tahun atau setingkat SMP kelas dua.
Sedangkan Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase
penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta
mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka
melek huruf Kabupaten Tebo telah mencapai 95,22% pada tahun 2013
lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 94,93%.
B. Kesehatan
Derajat kesehatan yang optimal dapat meningkatkan
produktivitas masyarakat, sehingga dapat hidup layak dan bermartabat.
Upaya peningkatan drajat kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat. Tingkat kesehatan masyarakat
antara lain dapat dilihat dari rata-rata harapan hidup, angka kematian
bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup dan status gizi masyarakat.
Peningkatan pelayanan kesehatan, dilaksanakan dengan
peningkatan sarana kesehatan baik dari segi jumlah maupun kualitas.
Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan akan mewujudkan
masyarakat yang lebih sehat melalui sosialisasi dan kegiatan penyuluhan
tentang pola hidup sehat serta memberikan pelayanan pengobatan
terhadap masyarakat. Sarana dan prasarana dengan jumlah yang cukup
dan menjangkau seluruh masyarakat akan dapat menghasilkan pelayanan
kesehatan berbiaya rendah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah.
Sarana kesehatan pada tahun 2013 terdiri dari 1 rumah sakit, 16
puskesmas yang terdiri dari 9 buah puskesmas perawatan dan 7
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-18
puskesmas non perawatan. Selangkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel II.12
Perkembangan Sarana Kesehatan
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013*
No SARANA KESEHATAN 2010 (Unit)
2011 (Unit)
2012 (Unit)
2013 (Unit)
1 Rumah Sakit 1 1 1 1
2 Puskesmas Perawatan Puskesmas
Non Perawatan
9
5
9
5
9
6
9
7
3 Pustu 43 42 40 40
4 Poskesdes 98 98 101 101
5 Poskestren 12 21 23 22
6 Desa Siaga 105 106 106 112
7 Posyandu 297 297 297 300
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, ( *angka sementara)
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan harus ditunjang
oleh ketersedian tenaga medis dan paramedis yang mencukupi baik dari
segi jumlah maupun kualitas dengan penyebarannya yang merata
sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang
baik. Jumlah tenaga kesehatan Kabupaten Tebo dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel II.13
Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan
Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013
No Tenaga Kesehatan 2010
(Orang) 2011
(Orang) 2012
(Orang) 2013* (Orang)
1 Dokter Spesialis 5 4 4 7
2 Dokter umum 47 42 43 41
3 Dokter gigi 10 11 12 13
4 Bidan 174 223 231 242
5 Perawat 226 226 234 229
6 Farmasi 33 36 37 37
7 Gizi 17 20 17 17
8 Sanitasi 30 33 29 23
9 Kesmas 30 35 38 39
10 Tenaga Kesehatan Lain 33 39 39 54
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, ( *angka sementara 2013)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-19
Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan adalah
tersedianya sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. Problem SDM
kesehatan terutama dokter, bidan dan perawat adalah jumlah yang tidak
memadai dan distribusi yang tidak merata. Hal ini berdampak terhadap
kualitas dan aksesbilitas layanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui
pendidikan dan pengembangan tenaga melalui pelatihan tenaga kesehatan
oleh Pemerintah maupun masyarakat.
Pembangunan bidang kesehatan bertujuan meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat. Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi beberapa indikator dari
keberhasilan pembangunan kesehatan.
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah Perkiraan rata-rata tambahan
umur seseorang yang diharapkan dapat terus hidup. Sehingga pada
umumnya ketika membicarakan AHH, yang dimaksud adalah rata-rata
jumlah tahun yang akan dijalani oleh seseorang sejak orang tersebut lahir.
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,
dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan
Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan.
Angka Harapan Hidup sementara Kabupaten Tebo berdasarkan
data dari BPS tahun 2012 mencapai 69,37 tahun mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 AHH kabupaten Tebo baru
mencapai 69,24 tahun. Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara
saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar,
dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan
kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama
setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang
dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau
kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-20
satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor -
faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi usia
dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 di Kabupaten Tebo sebesar 3,3
mengalami kenaikan 0,8 dari tahun 2012 yang yang hanya 2,5 per 1.000
kelahiran hidup. Meningkatnya angka kematian bayi ini disebabkan oleh
ibu yang kurang sehat, penyakit/infeksi, anak kurang gizi, bayi kurang
badan, pertolongan kelahiran yang kurang aman, ibu dan bayi tidak
diimunisasi, dan lain-lain.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,
per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya Maternal
Mortality Rate (MMR) akan bermanfaat untuk pengembangan program
peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan
membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy
safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga
kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi
kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong
kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian
Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Angka Kematian Ibu Kabupaten Tebo tahun 2013 juga mengalami
kenaikan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dari 94,32 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Hal ini terlihat pada tabel II.14
Tabel II.14
Perkembangan Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013
No Uraian 2010 (org) 2011 (Org) 2012 (Org) 2013 (Org)
1 Jumlah kelahiran hidup 5.425 6.017 6.361 6.605*
2 Jumlah Kematian Ibu 7 9 6 7*
3 AKI (Angka Kematian Ibu)/100.000 KH
152,9 142,3 94,32 102*
4 Jumlah Kematian Bayi 37 34 43 22*
5 AKB (Angka Kematian Bayi)/1.000 KH
6,3 5,4 2,5 3.3*
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo,(data sementara 2013)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-21
Pemerintah Kabupaten Tebo dalam mengurangi laju
pertumbuhan penduduk berusaha meningkatkan tingkat partisipasi
Pasangan Usia Subur untuk dapat mengikuiti program KB. Pada tahun
2013, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 68.582 dengan peserta
KB aktif sebanyak 54.142 (78,94%). sedangkan pada tahun 2012,
pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 65.341 dengan peserta KB aktif
sebanyak 51.394 (78,66) atau terjadi peningkatan Pasangan Usia Subur
yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 2.748 pasangan
Tabel II.15
Perkembangan Jumlah peserta KB
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013
No KECAMATAN
2011 2012 2013*
PUS PPM
Jumlah Peserta
KB Aktif
PUS PPM Jumlah Peserta KB Aktif
PUS PPM
Jumlah
Peserta KB Aktif
1 Tebo Ilir 5,833 4,155 4.662 6.107 3.685 4.868 8450 4038 6565
2 Tebo Tengah 6,508 4,470 5.113 6.688 4.094 5.199 6869 3038 5290
3 Tebo Ulu 6,545 4,743 5.097 6.703 4.094 5.243 6743 6743 5374
4 Rimbo Bujang 12,429 8,649 9.572 12.835 7.776 9.864 13227 13227 10562
5 Sumay 4,357 2,912 3.250 4.332 2.866 3.248 4800 4800 3647
6 Vii Koto 3,129 2,431 1.778 3.249 2.049 2.314 3410 3410 2361
7 Rimbo Ulu 7,594 5,140 5.955 8.002 4.912 6.220 8269 3296 7569
8 Rimbo Ilir 5,202 4,074 4.079 5.363 3.275 4.312 4028 4028 3041
9 Tengah Ilir 4,084 2,873 3.301 4.130 2.457 3.523 4445 4445 3607
10 Serei Serumpun 1,718 1,331 1.443 1.767 1.230 1.490 1925 1925 1460
11 Muara Tabir 3,204 2,253 2.396 3.285 2.456 2.435 3310 3310 2442
12 Vii Koto Ilir 2,711 2,390 2.220 2.880 2.045 2.678 3079 3079 2224
JUMLAH 63,314 45,422 48.866 65.341 40.939 51.394 68582 43754 54142
Sumber : Badan PP dan KB Kabupaten Tebo, (data sementara 2013)
C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Budaya sebagai identitas daerah, perlu untuk dilestarikan dan
dikembangkan. Hal ini disebabkan Perkembangan masyarakat yang sangat
cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan
perilaku. Dalam suasana dinamis tersebut, pengembangan kebudayaan
diharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas daerah
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya setempat. Di samping itu
pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk menciptakan iklim
kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal mampu
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-22
merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai -
nilai kebangsaan. Pengembangan olahraga di Kabupaten Tebo pada tahun
2015 diselenggarakan untuk pembinaan olah raga prestasi dan olah raga
tradisional.
2.1.4 Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yaNg
menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Tebo dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesua dengan ketentuan perundang-
undangan.
Urusan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari
bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,
penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan
hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,
penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa,
statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.
Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan
daerah, yaitu bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya
mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan
ketransmigrasian.
Pertanian, khususnya subbidang perkebunan menjadi sektor basis
bagi Kabupaten Tebo. Sektor perkebunan menjadi sektor penggerak utama
perekonomian rakyat di kabupaten Tebo.
2.1.5 Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah
dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-23
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan daerah
lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional. Aspek daya saing
daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau
infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia
Kemampuan ekonomi daerah dapat terlihat antara lain pada
pengeluaran konsumsi per kapita, produksi total daerah, pengeluaran
konsumsi non pangan per kapita dan nilai tukar petani.
Nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga
yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib)
yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsep NTP menyatakan
tingkat kemampuan tukar atas barang-barang (produk) yang dihasilkan
petani di pedesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan untuk
konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian.
Untuk nilai tukar petani, data yang tersedia dari BPS berupa data untuk
Provinsi Jambi. Dari data yang ada nilai tukar petani masih berada di
bawah 100. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteran petani Provinsi
Jambi masih rendah.
Pengembangan ekonomi Kabupaten Tebo, juga dilakukan dengan
pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan peningkatan
peran serta koperasi dalam mendukung pengembangan serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangan UKM dan koperasi
dihadapkan dengan masih minimnya SDM pengurus koperasi, bantuan
permodalan koperasi masih kurang, database koperasi dan UKM yang
masih perlu penyempurnaan serta perlu peningkatan pemahaman tentang
koperasi bagi aparatur pemerintah. Walaupun dihadapkan dengan
berbagai permasalahan jumlah koperasi di Kabupaten Tebo mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, namun dari jumlah keanggotaan
mengalami penurunan. Jumlah koperasi tahun 2013 sebanyak 323 unit
dengan jumlah anggota 26.299 orang mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Jumlah koperasi pada tahun 2012 sebanyak 316 unit dengan
jumlah anggota 27.080 orang.
Salah satu indikator yang sering dipakai dalam melihat tingkat
keberhasilan pembangunan daerah adalah tingkat perluasan kesempatan
kerja. Hal ini dilaksanakan dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan memiliki dimensi ekonomi dan sosial, dimensi ekonomi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-24
menunjukkan hubungan manusia akan pekerjaan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, sedangkan dimensi sosial dari pekerjaan berkaitan
dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan individu. Salah satu
sasaran pembangunan adalah penciptaan lapangan kerja baik dari segi
jumlah maupun kualitas yang memadai agar dapat menyerap tambahan
angkatan kerja setiap tahunnya.
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun
keatas terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, angkata n
kerja yaitu penduduk yang bekerja dan mencari kerja sedang yang
termasuk bukan angkatan kerja misalnya penduduk yang masih sekolah,
mengurus rumah tangga dan lainnya. Tingkat partisipasi angkatan kerja
menunjukkan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang aktif
secara ekonomi di suatu wilayah, hal ini menunjukkan pasokan tenaga
kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam
perekonomian.
Tabel II.16
Kondisi Ketenagakerjaan
Kabupaten Tebo Tahun 2010-2012
No Keterangan Tahun
2010 2011 2012
1. Bekerja 149.421 139.423 143.852
2. Pengangguran 7.527 4.686 3.089
3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 69,85 69,32 68.10
4. Tingkat Pengangguran Terbuka 4,80 3,25 2.10
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tebo, BPS, 2012
Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan data tahun 2012
di Kabupaten Tebo 2,10% lebih rendah bila dibandingkatan dengan
tingkat pengangguran terbuka provinsi jambi dan nasional. Angka
pengangguran terbuka Provinsi Jambi tahun 2012 sebesar 2.5% dan
nasional sebesar 5.7%. Rendahnya angka pengangguran meningkatkan
kemampuan daya beli masyarakat yang dapat menggerakkan
perekonomian wilayah.
Sektor pertanian merupakan sektor basis di kabupaten Tebo,
dengan penyerapan tenaga kerja sebesar kurang lebih 72,36 % dan
memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Tebo. Sektor pertanian terdiri dari subsektor Tanaman bahan makanan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-25
(pangan), subsektor perkebunan, subsektor perternakan, subsektor
perikanan, dan subsektor kehutanan.
Subsektor Tanaman pangan, Peningkatan produksi bahan pangan
terutama beras menjadi sasaran utama dalam pengembangan subsektor
tanaman pangan. Berbagai upaya dilakukan dalam mencapai hal `tersebut
baik berupa ekstensifikasi berupa pencetakan sawah baru, maupun
dengan intensifikasi berupa peningkatan penyuluhan dan pendampingan
petani, perkuatan lembaga pertanian untuk peningkatan akses petani
terhadap sarana produksi, penguatan sistem pemasaran dan manajemen
usaha untuk mendukung pengembangan agroindustri, peningkatan daya
saing produk pertanian dengan peningkatan pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian.
Peningkatan Ketahanan Pangan Daerah adalah upaya untuk
mengurangi ketergantungan daerah pada daerah lain, serta sebagai upaya
mengangkat kesejahteraan Petani dan keluarganya. Pembangunan
pertanian di Kabupaten Tebo lebih diarahkan pada pembangunan
pertanian berwawasan agribisnis yang berbasis pada pemanfaatan
Sumber Daya Lokal dengan penguatan sistem dan usaha agribisnis.
Produksi tanaman pangan tahun 2013 secara umum mengalami
penurunan, tanaman padi sawah dan padi ladang mengalami penurunan
produksi, luas lahan dan luas tanam disebabkan karena musin yang sulit
diprediksi dan kurangnya animo masyarakat menanam padi. Sedangkan
tanaman kedelai mengalami penurunan produksi karena kurangnya
ketersediaaan benih kedelai yang berkualitas. Perkembangan luas tanam,
luas panen dan produksi pertanian tanaman pangan disajikan dalam tebel
dibawah ini:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-26
Tabel II.17
Luas Tanam, Luas Panen Dan Produksi Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten TeboTahun 2012 – 2013
No Uraian
Tahun 2012 Tahun 2013*
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata2/ton
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton) Rata2/t
on
1. Padi sawah 5387 4.519 21.754 4,81 5377 4478 19023 4.25
2. Padi ladang 5076 5.000 11.458 2.29 5765 2565 5385 2.10
3. Jagung 346 327 1.240 3.79 304 387 1428 3.69
4 Ubi kayu 205 200 2.631 13.16 163 168 1726 10.27
5. Ubi rambat 36 33 298 9.03 41 35 221 6.31
6 Kacang Tanah 78 65 108 1.66 83 82 155 1.89
7. Kedelai 1908 1.567 2.295 1.46 1192 774 1022 1.32
8 Kacang Hijau 39 35 39 1.11 32 35 43 1.23
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tebo , 2014
Subsektor perkebunan, merupakan sektor andalan Kabupaten
Tebo. Hal ini terlihat dari besarnya kotribusi subsektor perkebunan dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Tebo 2013. Dari enam komoditas
perkebunan unggulan Kabupaten Tebo, tanaman karet mengalami
penambahan luas tanam sekaligus kenaikan produksi, sedangkan kelapa
sawit yang diusahakan oleh masyarakat, luas tanamnya, mengalami
penambahan tetapi produksinya mengalami penurunan disebabkan
karena banyaknya tanaman tua yang sudah tidak produktif lagi.
Perkembangan luas tanam dan produksi tanaman perkebunan
selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel II.18 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013
No. Komoditas
2011 2012 2013*
Luas tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Luas tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Luas tanam (Ha)
Produksi (Ton)
1. Karet 112.348 49.122 112.382 49.205 112.447 49.452
2. Kelapa Sawit 48.975 14.120 50.112 14.409 59.966 15.258
3. Kelapa Dalam 1.020 557 1.017 543 1.007 541
4. Kopi 955 282 930 278 824 240
5. Coklat 38 21 38 21 50 16.73
6. Pinang 187 79 190 79 190 81
Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo , (*data sementara 2013)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-27
Dari luas tanam, karet dan kelapa sawit merupakan komoditas
perkebunan yang paling banyak diusahakan oleh petani di Kabupaten
Tebo. Komoditas karet di kabupaten Tebo kebanyakan merupakan
perkebunan rakyat.
Kelapa sawit juga merupakan komoditas utama perkebunan
Kabupaten Tebo, terdapat 60.078 Ha perkebunan sawit yang di kelola oleh
masyarakat dengan produksi 198.820 ton. Pemerintah kabupaten Tebo
dalam mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit telah
menyalurkan bibit sawit bersubsidi kepada petani sebanyak 8.075 bibit
pada tahun 2013.
Selain yang diusahakan oleh masyarakat, di Kabupaten Tebo
terdapat 15 perusahaan perkebunan, 14 perusahaan bergerak di
perkebunan kelapa sawit dan 1 perusahaan perkebunan karet.
Perkebunan sawit yang diusahakan perusahaan seluas 40.536 ha dan
perkebunan karet seluas 1.688 ha.
Untuk pengolahan hasil perkebunan sawit, di Kabupaten Tebo
sampai tahun 2013 terdapat 4 unit pabrik pengolahan minyak kelapa
sawit (PMKS) sebanyak 4 perusahaan, yaitu: PT. Tebo Plasma Inti Lestari
dengan kapasitas produksi 45 ton/jam, PT Perkebunan Nusantara VI
dengan kapasitas produksi 30 ton/jam, PT Rigunas Agri Utama dengan
kapasitas produksi 30 ton/per jam dan PT Satya Kisma Usaha dengan
kapasitas produksi 30 ton/jam.
Subsektor peternakan, Pola pengembangan peternakan di
Kabupaten Tebo masih cukup beragam, dan yang sangat dominan adalah
pola peternakan tradisional walaupun secara perlahan masyarakat telah
memulai melakukan dengan pola semi intensif terutama pada ternak sapi
dan ternak kecil. Pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Tebo
ditopang oleh lahan yang cukup dan ketersediaan sumber makanan
sepanjang tahun. Sistem pengembangan ternak secara semi intensif dan
intensif bertujuan terutama untuk mengurangi ternak-ternak sapi yang
berkeliaran di pemukiman dan kebun-kebun masyarakat. Perkembangan
Angka populasi ternak di Kabupaten Tebo Tahun 2011 dan 2012 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-28
Tabel II.19 Populasi dan Produksi Ternak
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013
No. Jenis Ternak 2011 2012
2013*
Populasi (ekor)
Produksi (Kg)
Populasi (ekor)
Produksi (Kg)
Populasi (ekor) Produksi (Kg)
1. Sapi 24.607 996.328 21.230 970.443 21.229 426.773,70
2. Kerbau 14.405 367.733 11.763 425.129 11.763 169.209
3. Kambing 42.758 92.417 48.679 98.728 45.143 125.993
4. Domba 8.776 27.660 9.004 28.156 9.004 19.835,78
5 Daging Itik 41.867 5.450 54.579 6.330 54.578 7.011,33
Telur itik 150.037 195.936 282.883
6
Ayam broiler 341.704 1.151.335 381.342 1.216.190 403.318 1.338.685
Ayam buras 290.251 200.767 306.194 211.882 448.568 338.807,60
Telur ayam buras - 115.510 - 121.905 121.905
Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tebo, (*data sementara 2013)
Subsektor perikanan; Pengembangan perikanan di Kabupaten
Tebo dengan memanfaatkan rawa-rawa maupun diperairan umum
berupa sungai-sungai besar dan kecil yang melintasi wilayah Kabupaten
Tebo seperti Sungai Batanghari, Batang Tebo, Batang Sumay dan anak-
anak sungai lainnya. Selain pemanfaatan sungai, juga diusahakan
pengembangan perikanan melalui keramba dan kolam terpal, dengan
hasil utama berupa ikan lele.
Secara umum produksi perikanan budidaya mengalami
penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini
dikarenakan berkurangnya luasan kolam ikan karena banyak yang tidak
dimanfaatkan hingga mengurangi produksi ikan secara keseluruhan
sedangkan untuk produksi ikan kerambah mengalami peningkatan
produksi dari 143,26 ton menjadi 164,89 ton pada tahun 2012.
Perkembangan usaha perikanan di Kabupaten Tebo dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel II.20 Populasi dan Produksi Perikanan
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2012
No. Uraian 2011 2012
1. Produksi perikanan budidaya (Ton) 915,16 850,45
2. Luas Kolam Ikan (Ha) 589.630 407.864
3. Luas air (M2) 501,190 215,801
4. Produksi ikan kolam (ton) 716,32 685,55
5. Jumlah keramba ikan/KJA (petak) 383 441
6. Produksi ikan keramba (ton) 143,26 164,89
7. Jumlah Kolam (petak) 1860 1298
8. Produksi kolam 716,32 ton 685,55
Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tebo , 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-29
Subsektor Kehutanan; Pemanfaatan sumber daya kehutananan di
Kabupaten Tebo diarahkan dalam pemanfaatan kawasan hutan sesuai
dengan peruntukan yang jelas dan terkendali. Kabupaten Tebo memiliki
kawasan hutan seluas 286.784,30 Ha atau sekitar 44,93 persen da ri luas
total kabupaten Tebo. Hutan di kabupaten tebo berdasarkan fungsinya
terdiri dari hutan pelestarian alam, hutan lindung, hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap. Hutan pelestarian alam terdiri dari
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh seluas 20.902,00 Ha, Taman Nasional
Bukit Dua Belas seluas 12.390,00 Ha dan Hutan Suaka Alam Bukit Sari
seluas 110,50 Ha. Hutan lindung di kabupaten Tebo seluas 6.657,00 Ha
yakni Hutan Lindung Bukit Limau. Sedangkan untuk hutan produksi
terbatas terdiri dari: Hutan Produksi Terbatas Hulu Sekalo seluas
7.470,00 Ha; Hutan Produksi Terbatas Sungai Sirih-Sirih seluas 3.535,00
Ha dan Hutan Produksi Terbatas Seragam Hulu seluas 5.912,00 Ha. Hutan
produksi tetap terdiri dari: Hutan Produksi Tetap Sengkati/ Batanghari
seluas 194.241,00 Ha; Hutan Produksi Tetap Tabir Kejasung seluas
19.800,00 Ha dan Hutan Produksi Tetap Batang Tabir seluas 15.766,80
Ha.
Pemanfaatan hasil hutan yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup agar dapat
mempertahankan dan memelihara flora dan fauna yang masih tersisa di
hutan kabupaten Tebo dengan melakukan pengawasan terhadap illegal
logging dan kebakaran hutan yang menjadi masalah utama dalam
pemanfaatan hutan. Hasil utama hutan di kabupaten Tebo berupa kayu
gergajian dan rotan.
Sektor Pertambangan; Selain sektor pertanian, di Kabupaten Tebo
terdapat berbagai bahan tambang dan minyak bumi sebagaimana yang
dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel II.21
Potensi Pertambangan Kabupaten Tebo
No Sektor/ Potensi Lokasi Perkiraan Potensi Keterangan
1 Batu Bara Kec. Tengah Ilir 245.000.000 Ton terukur
Kec. Tebo Ilir 185.000.000 Ton terukur
Kec. Serai serumpun 87.000.000 Ton terukur
Kec. Tebo Tengah 120.000.000 Ton terukur
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-30
No Sektor/ Potensi Lokasi Perkiraan Potensi Keterangan
Kec. Sumay 340.000.000 Ton terukur
Kec. VII Koto 35.000.000 terukur
Kec. VII Koto Ilir 102,000,000 Ton terukur
2 Minyak Bumi Kec. Sumay - belum diketahui
Kec. Tengah Ilir 31,000,000 Barell terukur
Kec. Tebo Ilir - belum diketahui
Kec. VII Koto - belum diketahui
Kec. VII Koto ilir - belum diketahui
3 Granit Kec. Sumay 2,330,557 M3 terukur
4 Kaolin kec. Sumay 1,220,330,045 M3 terukur
Kec. Tebo Ilir 980,002,350 M3 terukur
Kec. Serai serumpun 850,225,365 M3 terukur
5 Pasir Kuarsa kec. Sumay 300,564,028 M3 terukur
kec. Tengah Ilir 1,334,250,112 M3 terukur
6 Pasir Kerikil 12 Kec. Dalam Kabupaten Tebo
660,000,000 M3 terukur
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. Tebo, 2013
Batu bara dan minyak bumi merupakan potensi pertambangan
utama di kabupaten Tebo. Minyak bumi telah dieksploitasi sejak tahun
2005 oleh PT. Pearl Oil Co.Ltd dan sekarang dikelola oleh PT. Montdo’or
yang berlokasi di Desa Lubuk Mandarsyah Kecamatan Tengah Ilir.
Terdapat 24 sumur minyak yang dikelola oleh PT. Montdo’or di Desa
Lubuk Mandarsyah yang berproduksi 17 sumur dengan rata-produksi 700
s/d 800 barrel per hari. Semua sumur menggunakan artificial lift pump
dengan 4 tangki produksi.
Kabupaten Tebo memiliki cadangan batubara yang cukup banyak
tersebar di beberapa kecamatan, jumlah izin pertambangan sampai tahun
2012 sebanyak 64 ijin berkurang dari tahun 2011 sebanyak 66 ijin
dikarenakan adanya penggabungan SK dan pencabutan ijin. Perusahaan
batubara yang sudah operasional 19 perusahaan dari 15 perusahaan pada
tahun 2011.
Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
A. Jaringan Infrastruktur transportasi
Pemenuhan kebutuhan infrastruktur, dilakukan dengan
pembukaan dan perkerasan jalan serta pembangunan jalan guna membuka
isolasi daerah dan mendekatkan penduduk untuk dapat mengakses
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-31
fasilitas pelayanan dasar dan memudahkan dalam distribusi barang dan
jasa. Status jalan terdiri dari jalan nasional, jalan propinsi dan jalan
kabupaten. Selain infrastruktur jalan pemenuhan kebutuhan akan energi
listrik menjadi prioritas utama, ketersediaan listrik akan dapat
menggerakkan ekonomi rakyat.
Kondisi jalan dan jembatan pada pada tahun 2013 mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.22
Perkembangan kondisi jalan dan jembatan
Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013
No. Uraian 2011 2012 2013*
1. Panjang jalan nasional di Kab. Tebo (Km)
- Kondisi baik
- Rusak ringan
87
87,00
87
77,00
10,00
87
82,00
5,00
2. Panjang Jalan provinsi di Kab. Tebo (Km)
- Kondisi baik
- Rusak ringan
- Rusak Berat
162
162,00
162
155,00
7,00
162
127,00
30,00
5,00
3. Panjang jalan Kabupaten (Km)
- Kondisi baik
- Kondisi sedang
- Rusak ringan
- Rusak berat
1251,87
265,43
246,59
288,33
451,52
1251,87
293,19
285,87
327,61
345,21
1251,87
345,25
539,76
221,55
145,31
4. Panjang Jalan kabupaten berdasarkan permukaan (Km)
- Permukaan aspal
- Permukaan kerikil
- Permukaan tanah
1251,87
293,19
746,41
212,27
1251,87
329,62
756,94
165,31
1251,87
345,25
761,31
145,31
5. Jumlah jembatan di kabupaten Tebo (Unit) 29 32 33
6. Panjang jembatan di kabupaten Tebo (Meter) 975,00 1.068,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tebo , 2013 (*data sementara 2013)
Peningkatan Pelayanan Perhubungan, selain ditunjang oleh
peningkatan dan penyediaan infrastruktur jalan yang baik juga harus
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-32
ditunjang oleh ketersediaan terminal sebagai titik simpul dari pergerakan
manusia dan barang.
B. Listrik
Kemampuan Pemerintah Tebo dalam menyediakan tenaga listrik
bagi kebutuhan masyarakat masih rendah. Padahal listrik tidak hanya
penting bagi kebutuhan rumah tangga tetapi sangat vital bagi industri dan
dunia usaha. Pengusaha dan penanam modal biasanya menjadikan
ketersediaan tenaga listrik sebagai salah satu pertimbangan utama dalam
menentukan usahanya pada suatu daerah.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012
pelanggan dan pemakaian listrik di Kabupaten Tebo berjumlah sebesar
39,906, naik 4,76 % jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya
mencapai 38.093 pelanggan, sebagaimana terlihat pada grafik II.6
Grafik II.6
Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik Menurut Ranting di Kab. Tebo tahun 2012
C. Air bersih
Peningkatan akses masyarakat terhadap air minum layak terus
ditingkatkan karena berpengaruh langsung terhadap tingkat kesehatan
masyarakat. Proporsi Perkembangan konsumen air minum yang terdaftar
sebagai pelanggan di PDAM Tirta Muaro pada tahun 2014 sebanyak 3522
Org menurut kecamatan sebagaimana terlihat pada grafik II.7
0
5000
10000
15000
20000
2011 2012
Tebo Ilir Tebo Tengah Rimbo Bujang Tebo Ulu Pelanggan Prabayar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-33
Grafik II.7 Perkembangan konsumen Air Minum Menurut Kecamatan tahun 2010-2014
D. Infrastruktur Perekonomian dan Perdagangan
Infrastruktur ekonomi dan perdagangan di Kabupaten Tebo cukup
memadai dimana pasar bisa ditemukan pada setiap kecamatan baik itu pasar
tetap maupun pasar kalangan (mingguan). Demikian juga Gudang dan agen
penyalur. Keberadaan infrastruktur ekonomi ini akan sangat menunjang
kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan tersedianya infrastruktur ekonomi yang
mudah diakses oleh masyarakat akan meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi
dengan cara mengurangi biaya transportasi dengan memperpendek jarak dan
mengurangi waktu tempuh. Infrastruktur ekonomi di Kabupaten Tebo disajikan
pada Tabel dibawah ini
Tabel II.23
Inventarisasi Sarana/Prasarana Perdagangan
Menurut Jenis di Kabupaten Tebo 2012
No. Jenis Sarana Perdagangan Jumlah
1. Pasar Umum 3
2. Pasar Desa 37
3. Toko 669
4. Kios 1.019
5. Rumah makan/restoran 87
Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Tebo, 2013
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD
Program dan kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
0
500
1000
1500
2000
440 501
1639
183 0 245
52 0 362
0 0 100
2010 2011 2012 2013 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-34
RKPD tahun 2013 meliputi seluruh program dan kegiatan. Evaluasi ini
menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi
target capaian kinerja program tahun 2013 terhadap RPJMD.
Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2013 ini
mencakup realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja
keluaran yang diharapkan, faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target
kinerja keluaran program/kegiatan, implikasi yang timbul terhadap target
capaian program RPJMD, dan kebijakan/tindakan perencanaan dan
penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab
tersebut.
A. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan
sarana prasarana layanan umum.
Infrastruktur merupakan faktor penentu dalam pengembangan
perekonomian masyarakat serta mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayan kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur dasar berupa
infrastruktur jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi dan lainnya.
Tabel II.24
Indikator Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan
ketersediaan sarana prasarana layanan umum.
No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja
2012
Realisasi tahun
2013
Persen
Capaian 2013
1. Panjang jalan kabupaten Km 797,27 1.251,87 157,02
2. Rasio jalan kabupaten dalam
kondisi baik
% 1 : 3,63 55,10
3. Rasio rumah tangga dengan
akses listrik
% 25,60 60,00 234,37
Tingkat pencapaian indikator meningkatkan kuantitas dan kualitas
infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum mencapai
157% sangat berhasil tingkat pencapaiannya. Hal ini tidak terlepas dari
penyediaan dana yang cukup bagi pengembangan infrastruktur daerah.
Ketidaktercapaian rasio jalan dalam kondisi baik dikarenakan tahun 2013 lebih
mengutamakan pembukaan akses jalan baru dan besarnya volume kendaraan
yang lewat menyebabkan cepat rusaknya jalan yang ada.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-35
B. Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan
kehidupan beragama dan berbudaya
Pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan bertujuan untuk
pemerataan pelayanan serta peningkatan mutu pelayanan tersebut guna
peningkatan kualitas hidup serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Tebo.
Tabel II.25
Indikator Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan,
tatanan kehidupan beragama dan berbudaya C.
No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja
2013
Realisasi tahun
2013
Persen
Capaian 2013
INDIKATOR PENDIDIKAN
1. Angka Partispasi Kasar (APK)
SD/MI/SDLB
% 117.1 115.97* 99,04
2. Angka Partispasi Kasar (APK)
SLTP/MTS
% 99.9 106.51* 106,62
3. Angka Partispasi Kasar (APK)
SLTA/MA
% 74.6 92.18* 123,57
4. Angka Partispasi Murni (APM)
SD/MI/SDLB
% 98.00 98.52* 100,53
5. Angka Partispasi Murni (APM)
SLTP/MTS
% 67.20 89.19* 132,72
6. Angka Partispasi Murni (APM)
SLTA/MA
% 45.75 79.01* 172,70
7. Angka lama sekolah* tahun 7.47 7,41* 99,20
INDIKATOR KESEHATAN
8. Jumlah dokter orang 65 41* 65,08
9. Jumlah Perawat orang 235 229* 109,05
10. Jumlah bidan orang 235 242* 114,15
11. Jumlah dokter gigi orang 17 13* 86,67
12. Dokter spesialis orang 9 7* 77,78
13. Rasio dokter/100.000 penduduk 20.01 13,08* 65,37
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-36
No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja
2013
Realisasi tahun
2013
Persen
Capaian 2013
14. Rasio perawat/100.000
penduduk
72.34 73.06* 101
15. Rasio bidan/100.000 penduduk 72.34 77,21* 106,73
16. Rasio dokter gigi/100.000
penduduk
5.23 4,15* 79,34
17. Rasio dokter spesialis/100.000
penduduk
2.77 2,21* 79,78
18. Angka Kematian Ibu
(AKI)/100.000
129 106* 79,07
19. Angka Kematian Bayi
(AKB)/1.000
26.6 3,3* 173,75
20. Persentase BB bawah normal % 0,41
21. Persentase pemakaian
kontrasepsi bagi pasangan usia
subur
% 78.72 78.94*
97,83
INDIKATOR KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA
22. Pelaksanaan MTQ tingkat
Kabupaten
Keg. 1 1 100
23. Persentase fasilitasi
pencapaian halaqoh dan
berbagai forum keagamaan
dalam upaya peningkatan
wawasan kebangsaan
% 100 100 100
24. Pelaksanaan kegiatan safari
ramadhan
keg 12 12 100
25. Pelaksanaan Festival Anak
saleh Kabupaten Tebo
keg 1 1 100
*data sementara 2013
Pembangunan bidang pendidikan pada tahun 2013, secara umum sangat
bagus ditandai dengan pencapaian target kinerja melebihi 100%. Hal ini
merupakan dari hasil peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2013 dan tahun sebelumnya serta peningkatan mutu
tenaga pendidik. Pada tahun 2013 jumlah guru yang lulus ujian sertifikasi
untuk tingkat SD sebanyak 222 orang, SLTP sebanyak 14 orang dan SLTA
sebanyak 7 orang.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-37
Sedangkan untuk bidang kesehatan, indikator hasil dari pelayanan
kesehatan menunjukan hasil yang sangat baik. Tetapi pembangunan dibidang
kesehatan terkendala pada ketersediaan tenaga kesehatan, hal itu terlihat
masih rendahnya rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya penerimaan pegawai baru, sehingga target
rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk yang ditargetkan dalam RPJMD
Kabupaten Tebo belum tercapai.
Peningkatan kualitas kehidupan beragama pada tahun 2013, semua
kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai target tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik.
D. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu,
dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum
Dalam agenda peningkatan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat,
bermutu, dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum
dilakukan dengan peningkatan kapaitas aparatur, pemberdayaan masyarakat
desa, peningkatan kapasitas kelembagaan perwakilan rakyat daerah,
peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan desa, peningkatan disiplin
pegawai; peningkatan kualtas proses dan hasil peraturan perundang-undangan
daerah dan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan. Secara umum
tejadi peningkatan dalam pengelolaan pemerintahan walaupun masih terdapat
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan seperti pengawasan terhadap disiplin
pegawai serta kualitas aparatur pemerintah yang menguasai tugas pokok dan
fungsinya dengan baik .
E. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan
masyarakat berbasis agrobisnis dan agroindustri
Tumbuhnya perekonomian masyarakat akan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat karena meningkatnya daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah harus didukung oleh peningkatan daya saing
daerah. Sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan jadi sektor unggulan
sehingga pengembangan agrobisnis dan agroindustri harus menjadi sasaran
pengembangan ekonomi Kabupaten Tebo.
Pemantapan stabiltas ekonomi menjadi salah satu syarat penting dalam
peningkatan daya saing daerah. Hal itu dapat dapat dilaksanakan dengan
pemberdayaan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah serta peningkatan
kemampuan kewirausahaan dan peningkatan kesempatan kerja.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-38
Pengembangan agrobisnis dan agroindustri di Kabupaen Tebo dilakukan
dengan melaksanakan revitalisasi pertanian dengan melakukan replanting karet
dan kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi serta melakukan pembukaan
kebun baru dengan memanfatkan lahan tidur guna peningkatan produksi serta
peningkatan produksi sektor peternakan dan perikanan.
Tabel II.26
Indikator Tumbuhnya Perekonomian Daerah Dan
Pendapatan Masyarakat Berbasis Agrobisnis Dan Agroindustri.
No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja
2012
Realisasi tahun
2012
Persen
Capaian 2012
INDIKATOR FOKUS PEREKONOMIAN DAERAH
1. PDRB Atas Harga Berlaku Rp. juta 3.905.111,81 3.962.939,20* 101,48
2. PDRB Atas Harga konstan Rp. juta 1.109.924,18 1.101.349,37* 99,23
3. Pertumbuhan ekonomi % 7,05 6,71* 95,18
4 PDRB per kapita Rp. juta 9,74 10,14 104,11
INDIKATOR KETENAGAKERJAAN
5. Angka pengangguran terbuka orang 12.51 2.10
6. Tingkat Partispasi Angkatan Kerja
(TPAK)
% 69,70 68,10 99,94
INDIKATOR BIDANG PERTANIAN TANAMAN PANGAN
7. Produksi padi ton 35.000 24.408* 80,99
8. Produksi Jagung ton 1500 1.428* 95,20
9. Produksi Kedelai ton 2800 155* 5,54
10. Ubi kau ton 2.600 1.726* 66,38
11. Ubi jalar ton 310 221* 71,29
12 Kacang Tanah ton 200 155* 77,50
13 Kacang Hijau ton 60 43* 71,67
14. Sayur-sayuran ton 3500 - -
INDIKATOR BIDANG PETERNAKAN
13. Jumlah populasi sapi ekor 27.000 21.229* 78,63
14. Jumlah populasi Kerbau ekor 15.000 11.763* 78,42
15. Jumlah populasi Kambing ekor 42.000 45.143* 107,48
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-39
No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja
2012
Realisasi tahun
2012
Persen
Capaian 2012
16. Jumlah populasi domba ekor 10.000 9.004* 90,04
17. Jumlah populasi itik ekor 44.000 54.578* 124,04
18. Jumlah populasi ayam broiler ekor 410.000 403.318* 98,37
19. Jumlah populasi buras ekor 380.000 448.569* 118,04
INDIKATOR BIDANG PERKEBUNAN
20. Produksi karet ton 52.000 49.452* 96,39
21. Produksi kelapa sawit ton 300.000 15.258* 67,86
22. Produksi kelapa dalam ton 920 541* 66,22
23. Produksi kopi ton 370 240* 75,14
24. Produksi coklat ton 33 16.73* 63,64
25. Produksi pinang ton 100 81* 79,00
INDIKATOR BIDANG PERIKANAN
26. Produksi ikan budidaya ton 1.200 850,45* 70,87
27. Produksi ikan kolam ton 900 685,55* 76,17
28. keramba unit 300 441* 147,00
29. Produksi keramba ton 250 164,89* 65,96
*data sementara 2013
Perkembangan kondisi makro ekonomi kabupaten Tebo pada tahun
2012 menunjukkan perkembangan yang positif. Perumbuhan ekonomi yang
ditargetkan dalan RPJMD tahun 2011-2016 dapat terlampaui begitu juga
dengan pendpatan per kapita. Kondisi ketenaga kerjaan menunjukkan hasil
yang menggembirakan ditandai dengan berkurangnya penggangguran terbuka
di Kabupaten Tebo.
Sedangkan sektor pertanian tanaman pangan, masih diperlukan usaha
yang lebih keras untuk dapat mencapai target RPJMD Kabupaten Tebo tahun
2011-2016. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan luas lahan dan luas tanam
serta kurangnya animo masyarakat dalam mengusahakan tanaman pangan.
Subsektor peternakan secara umum berhasil melaksanakan program
kegiatan yang mendukung pengembangan subsektor ini walaupun untuk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-40
beberapa jemis ternak masih belum mencapai yang ditargetkan seperti populasi
sapi, kerbau kambing dan domba.
Subsektor perkebunan sebagai sektor unggulan terutama komoditi karet
dan kelapa sawit mengalami peningkatan roduksi setiap tahunnya. Untuk
perkebunan karet pencapaian target RPJMD mencapai 96,39%, sedangkan
untuk kelapa sawit data yang tersedia hanya untuk perkebunan rakyat sehingga
target yang di RPJMD tidak dapat dibandingkan tingkat keberhasilannya.
Subsektor perikanan secara umum produksi perikanan budidaya
mengalami penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan berkurangnya luasan kolam ikan karena banyak yang tidak
dimanfaatkan hingga mengurangi produksi ikan secara keseluruhan. Hal ini
menyebabkan tidak tercapainya target produksi yang ditetapkan.
F. Meningkatkan peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender
dalam pembangunan
Peran serta TOGA, TOMA, TODA dalam pembangunan diharapkan
pembangunan yang dilaksanakan dapat menyentuh langsung kebutuhan
masyarakat dan dapat memberikan masukan dalam penyelesaian permasalahan
sosial masyarakat melalui pendekatan secara kultural. Selama tahun 2013,
peran serta TOGA, TOMA, TODA dalam pembangunan telah dilaksanakan
dengan baik seperti keterlibatan mereka dalam pelaksanaan Musrenbang
G. Melestarikan lingkungan hidup dengan cara mempertahankan dan
memelihara folra dan fauna yang masih tersisa di hutan Tebo
Sasaran yang ingin dicapai antara lain menciptakan pengelolaan sumber
daya alam pertambangan secara berkelanjutan, menciptakan perlindungan dan
pengelolaan kehutanan secara ekonomis dan ekologis, pengelolaan limbah
domestik dan industri secara lestari dan melakukan rehabilitasi kawasan hutan.
2.3 Permasalahan Pembangunan
2.3.1. Keuangan Daerah
Beberapa fakta dan permasalahan yang berhubungan dengan aspek
Keuangan Daerah di Kabupaten Tebo:
1. Masih tingginya tingkat ketergantungan fiskal daerah Kabupaten
Tebo terhadap pemerintah pusat. Hal ini menunjukkan
kecenderungan tingginya ketergantungan keuangan Kabupaten Tebo
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-41
terhadap pemerintah pusat. Pada sisi lain, akan membatasi kemampuan
pemerintah daerah dalam mendanai program-program pembangunan
yang sangat urgen bagi masyarakat.
2. Adanya kecenderungan stagnan penerimaan PAD. Hal ini
mencerminkan masih belum optimalnya kinerja SKPD terkait. Oleh
sebab itu diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat, dimana pada
satu sisi terjadi peningkatan PAD dan pada sisi lain menghindari
semakin meningkatnya beban pajak dan retribusi daerah yang
ditanggung masyarakat.
3. Masih rendahnya penerimaan pajak dan retribusi daerah secara
total terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini mencerminkan dua
hal yaitu belum optimalnya kinerja SKPD terkait dan masih rendahnya
partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.
4. Masih terbatasnya jenis pajak dan retribusi yang dipungut dalam
rangka peningkatan PAD. Masih belum terlihat secara maksimal
upaya yang telah dilakukan berkenaan dengan kebijakan diversifikasi
pajak dan retribusi daerah. Demikian juga halnya dengan kebijakan
intensifikasi pajak dan retribusi daerah.
5. Belum maksimalnya pendapatan dari pengelolaan kekayaan
daerah. Inventarisir terhadap asset daerah harus dilakukan secara
optimal dalam rangka mengidentifikasi potensi PAD yang
memungkinkan diperoleh dari pengelolaan asset daerah tersebut
2.3.2 Sumberdaya Ekonomi
1. Belum berkembangnya secara optimal sektor agroindustri dalam
rangka peningkatan nilai tambah dari komoditas sektor pertanian.
2. kecenderungan terjadinya alih fungsi lahan yang potensi tanaman
pangan dan hortikultura ke subsektor perkebunan sawit, sehingga
terjadi penurunan luas baku lahan pertanian pangan & hortikultura
3. Masih rendahnya produktivitas lahan dan terjadinya kesenjangan
produktivitas karena belum optimalnya teknologi yang digunakan,
ketersediaan dan kualitas air masih belum sesuai kebutuhan
pertanaman
4. Infrastruktur transportasi antar kawasan sentra produksi maupun yang
menuju ke daerah pemasaran masih belum lancar sehingga
merendahkan bargaining position petani dalam menjual hasil
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-42
produksinya dan pada sisi lain meningkatkan biaya produksi dalam
mendapatkan faktor produksi di pasar
5. Kinerja ekspor yang belum optimal, antara lain disebabkan karena nilai
tambah produk ekspor yang masih rendah, masih lemahnya sistem
jaringan informasi pasar ekspor terutama dalam mendukung
peningkatan daya saing ekspor
6. Pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan
dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja
7. Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan koperasi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih belum memadai
8. Tingginya kredit konsumsi dibandingkan dengan kredit investasi
sangat menghambat kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
9. Belum optimalnya kegiatan ekonomi dan masih rendahnya serta
ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pencari kerja,
menyebabkankan kemampuan daya serap tenaga kerja pada dunia
usaha yang ada masih rendah, akibatnya tingkat pengangguran masih
cukup tinggi
2.3.3. Sumberdaya Alam dan Lingkungan
1. Lemahnya pengelolaan dibidang sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui
2. Terancamnya lokasi-lokasi konservasi secara strategis ke okuvasi yang
tidak bertanggung jawab
3. Pertumbuhan penduduk terus berkembang, akan berimplikasi terhadap
manajemen pengelolaan limbah domestik yang harus dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten Tebo
2.3.4. Pertanian
1. Sangat tingginya kekurangan ketersediaan beras dari kebutuhan
konsumsi penduduk di Kabupaten Tebo.
2. Sebagian besar sawah lebih masih berupa sawah tadah hujan.
3. Belum optimal pengembangan ternak sapi untuk menjadikan Tebo
sebagai sentra ternak sapi di Provinsi Jambi dan belum berperannya
komodidti peternakan untuk menurunkan tingkat kemiskinan.
4. Masih tingginya jumlah karet tua yang harus di replanting di
Kabupaten Tebo.
5. Belum optimalnya pengembangan produksi perikanan di Kab. Tebo.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-43
6. Masih belum berkembangnya sektor hilir (agroindustri) sehingga
masih rendahnya nilai tambah sektor pertanian komoditas unggulan.
7. Rendahnya pendapatan petani yang menunjukkan bahwa
kemampuan daya beli petani di Jambi masih rendah karena
rendahnya pendapatan.
8. Lahan–lahan potensi tanaman pangan di Kabupaten Tebo yang
beralih (konversi) ke subsektor lain seperti
perkebunan sawit, sehingga luas baku lahan pertanian
pangan kecenderungan terjadi penurunan.
9. Masih rendahnya jumlah populasi ternak dari potensi (kapasitas
tampung) yang ada.
10. Pola konsumsi masih banyak tergantung dengan padi-padian (beras)
dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) belum mencapai ideal.
11. Relatif masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani dan cukup
tingginya angka kemiskinan.
12. Rendahnya kualitas SDM nelayan dan penguasaan
Pengelolaan sumberdaya perikanan belum optimal dilakukan
dibanding potensi lestarinya.
13. Aplikasi teknologi budidaya ikan belum merata, sehingga
produksi budidaya belum optimal.
14. Pengembangan usaha budidaya sebagian masih berpencar, belum
menerapkan konsep usaha kawasan sehingga sangat menyulitkan
dalam pembinaan dan pengawasan.
15. Terbatasnya tenaga penyuluh teknologi perikanan, khususnya
tenaga pendamping teknologi yang berada di lapangan.
16. Tingkat keterampilan dan pendidikan nelayan dan pembudidaya
ikan masih rendah.
17. Produksi dan kelestarian perikanan di perairan umum
menghadapi tantangan adanya penangkapan ikan yang tidak
ramah lingkungan terutama untuk jenis-jenis ikan langka yang
hampir punah.
18. Transportasi jalan belum lancar menyebabkan petani kesulitan dalam
mendapatkan saprodi dan memasarkan produk.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-44
2.3.5. Infrastruktur Daerah
a. Infrastruktur Transportasi
1. Keterbatasan dana dan keuangan daerah yang dapat dialokasikan untuk
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur daerah terutama sarana
transportasi jalan.
2. Presentase jalan dengan kondisi rusak dan rusak berat pada jalan
kabupaten di kabupaten Tebo masih cukup tinggi dan jalan dengan
permukaan tanah juga masih mendominasi sehingga aksesibilitas
masyarakat menjadi terhambat.
3. Penyebaran jalan dengan kualitas baik dengan permukaan aspal masih
belum merata untuk semua kecamatan dan desa di Kabupaten Tebo,
sehingga masih banyak desa yang belum menikmati kelancaran
transportasi terutama jika musim penghujan.
4. Fluktuasi debit air sungai selama musim kemarau dan hujan tinggi
sehingga menjadi faktor penghambat transportasi sungai.
5. Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pendukung
transportasi yang lain seperti terminal dan dermaga untuk transportasi
sungai.
6. Fasilitas dan kualitas sumberdaya manusia LLAJ yang masih sangat
terbatas
b. Infrastruktur Energi
1. Kemampuan layanan pemenuhan kebutuhan energi masih terbatas.
2. Ketimpangan kemampuan layanan pemenuhan energi antar wilayah
yang masih relatif tinggi.
3. Manajemen pengelolaan ketenagalistrikan perlu ditingkatkan sehingga
mampu melayani masyarkat secara adil, terjangkau dan transparan.
c. Infrastruktur Irigasi dan Air Bersih
1. Jaringan irigasi teknis masih terbatas yang ditunjukan oleh angka
persentase sawah tadah hujan masih cukup tinggi
2. Jaringan infrastruktur air bersih masih terbatas sehingga akses
masyarakat untuk mendapat air bersih juga rendah terutama di wilayah
perdesaan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-45
2.3.6. Kesehatan
1. Kualitas sebagian sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas dan puskemas pembantu belum standar.
2. Jumlah tenaga medis tertentu yang masih terbatas. kualitas tenaga para
medis seperti bidan desa dan perawat masih perlu ditingkatkan.
3. Kepercayaan dan animo masyarakat untuk berobat di puskemas masih
perlu ditingkatkan antara lain dengan cara memeratakan dan
meningkatkan kualitas layanan di setiap unit kesehatan.
4. Kualitas layanan kesehatan pada rumah sakit umum daerah dan
puskesmas masih perlu ditingkatkan.
2.3.7. Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan di Kabupaten Tebo antara lain:
1. Kesadaran masyarakat dalam melanjutkan sekolah terutama ke jenjang
pendidikan menengah dan tinggi masih rendah hal ini ditandai oleh
rendahnya Angka Partisipasi Sekolah dan lama bersekolah.
2. Pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya pendidikan bagi
peningkatan kualitas hidup masih harus ditingkatkan.
3. Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan
prasarana seperti buku, alat-praktik, alat peraga dan alat-alat
laboratorium yang belum memadai.
4. Distribusi guru dan tenaga pendidik yang kurang merata antar satuan
pendidikan dan antar wilayah termasuk terpenuhinya kebutuhan guru di
daerah terpencil sesuai dengan standar pelayanan minimal.
5. Sistim Informasi Manajemen yang menyajikan data dan informasi belum
berjalan dengan baik.
6. Belum mantapnya koordinasi pembangunan bidang pendidikan
2.3.8 Kebudayaan dan Pariwisata
Beberapa permasalahan bidang kebudayaan antara lain:
1. Besarnya potensi kepariwisataan di Kab. Tebo belum didukung oleh
keterpaduan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana, serta
kesiapan masyarakat setempat dalam menerima kunjungan wisatawan.
2. Masih kurangnya penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai
tradisional dan kearifan lokal yang luhur.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-46
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang tumbuh
berkembangnya kesenian dan kebudayaan.
4. Rendahnya penyerapan dan pengembangan nilai-nilai budaya daerah
maupun budaya nasional yang unggul dan dapat menunjang percepatan
peningkatan pembangunan daerah.
5. Lemahnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam upaya
menggali, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya, serta
meningkatnya kegiatan masyarakat dalam upaya pengembangan dan
pelestarian kawasan budaya dan benda cagar budaya yang terkoordinasi
secara sinergis dengan pemerintah.
6. Kurangnya even-even kebudayaan yang dinamis, unik dan berkelas
yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kecerdasan
masyarakat, serta mendukung peningkatan pembangunan pariwisata
daerah.
2.3.9 Pemuda dan Olahraga
Permasalahan pembangunan bidang kepemudaan dan olahraga meliputi:
1. Kurangnya minat pemuda baik sebagai individu maupun organisasi
kepemudaan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
dalam bidang kewirausahaan.
2. Terbatasnya media yang dapat memfasilitasi pemuda dalam
berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Keterbatasan ini muncul
sebagai akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana kepemudaan dan
olahraga serta tingkat pendidikan pemuda yang masih relatif rendah
3. Kurangnya pengembangan budaya olah raga di kalangan masyarakat
luas.
4. Belum optimalnya peran swasta dalam menunjang prestasi olah raga
daerah.
5. Masih terbatasnya ruang publik yang layak guna meningkatkan akses
layanan kepada masyarakat agar bisa berolahraga dengan baik dan
terarah serta bisa beinteraksi dengan dinamis.
2.3.10. Agama
Sebagai wilayah yang sebagian besar berpenduduk muslim, Kabupaten
Tebo masih membutuhkan pegawai sara’ dan insetif bagi pegawai-pegawai
tersebut. Demikian juga dengan dengan sarana dan prasarana pendidikan Islam,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
II-47
misalnya Pesantren yang masih membutuhkan peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana.
2.3.11 Pemerintahan Umum
1. Belum terpadunya sistem peraturan perundang-undangan daerah
2. Aparatur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
cenderung belum bersikap sebagai pelaksana pelayanan publik.
3. Belum optimalnya fungsi sistem pengawasan internal dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
4. Rekruitmen dan penempatan PNS, jabatan dalam pemerintahan belum
sepenuhnya didasarkan pada profesionalisme
5. Kurangnya kepastian hukum bagi masyarakat dalam investasi.
6. Perizinan merupakan instrumen bagi pemerintah daerah dalam rangka
melakukan pelayanan publik. Di Kabupaten Tebo telah dibentuk Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagai instansi yang
melaksanakan tugas-tugas pelayanan perizinan daerah. Melalui PTSP,
diharapkan terjadi perubahan sistem pelayanan perizinan yang efektif
dan efisien. Walaupun telah terdapat PTSP, namun keberadaan instansi
ini belum dibekali dengan kewenangan penuh bidang perizinan dan
sumber daya serta sarana dan prasarana yang memadai untuk
melaksanakan tugas pelayanan satu pintu.
7. Sebagai wilayah yang lintasan bagian Barat Provinsi Jambi, Kabupaten
Tebo cenderung rawan terjadinya tindak kejahatan, kecelakaan lalu
lintas dan pelanggaran
2.3.12 Politik
Kemampuan dan pengetahuan politik masyarakat masih terbatas pada
simbol-simbol fisik, berimplikasi pada kualitas penyelenggaraan perpolitikan
dan demokrasi di Kabupaten Tebo. Akibatnya, walaupun partipasi masyarakat
dalam politik dan demokrasi seperti Pemilu sudah cukup tinggi, namun belum
dilandasi oleh pengetahuan dan pemahaman yang benar terhadap pilihannya
Partisipasi politik perempuan. Walaupun UU memberikan kuota 30%
bagi perempuan untuk duduk di lembaga legislatif. Kenyataan yang ditemui,
dominasi laki-laki masih tetap dominan. Hal ini tidak terlepas dari budaya,
pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang cenderung memosisikan
perempuan sebagai pelengkap dalam kehidupan politik dan demokrasi.
Top Related