BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
BAB II
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II.1 Perancangan Proses
Xylitol yang dikenal sebagai gula pengganti atau pemanis dalam
industri makanan, produk farmasi, dan produk kesehatan mulut dapat
diproduksi dari kulit pisang melalui 2 tahapan, yaitu:
Gambar II.1. Tahapan pembuatan xylitol
1. Proses pembuatan xylose dari Kulit Pisang
2. Proses pembuatan xylitol dari xylose
II.1.1 Proses Pembuatan Xylose dari Kulit Pisang
Proses pembuatan xylose dari kulit pisang dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu dengan proses hidrolisa enzimatik dan dengan proses
hidrolisa menggunakan asam kuat.
II.1.1.1 Proses Hidrolisa Enzimatik
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan xylose
dari kulit pisang menggunakan proses hidrolisa enzimatik.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-1dengan Proses Hidrogenasi
Kulit Pisang Xylose Xylitol
Hidrolisa Hidrogenasi
Kulit Pisang
p
Pemasakan Hidrolisa
Enzim
Pemisahan dan Pemurnian Xylose
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Gambar II.2. Proses pembuatan xylose dengan menggunakan hidrolisa
enzimatik
Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pemasakan Kulit Pisang dengan Menggunakan Steam Jenuh
Kulit pisang yang di dalamnya terdapat kandungan hemiselulosa,
selulosa, lignin, dan air, dimasak dengan steam jenuh pada suhu
160°C sampai 230°C selama 10 sampai 60 menit. Larutan yang
dihasilkan dari proses ini memiliki kandungan padatan sekitar 40
sampai 60% berat.
2. Hidrolisa Enzimatik
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan xylose dengan
menghidrolisa hemiselulosa yang terdapat pada kulit pisang. Xylan
yang terdapat di dalam hemiselulosa dapat dihidrolisa menjadi xylose
dengan bantuan enzim xylanase. Enzim xylanase ini menyebabkan
reaksi hidrolisa berjalan secara spesifik terhadap xylan saja, sehingga
kandungan lain di dalam kulit pisang tidak mengalami perubahan.
Proses hidrolisa enzimatik ini dapat dikondisikan pada temperatur
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-2dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
30°-60°C, tetapi untuk menghasilkan yield yang optimal perlu
dikondisikan pada temperatur 40°-45°C. Hidrolisa ini juga perlu
dikondisikan agar larutan memiliki pH antara 4 sampai 5.
Penambahan buffer yang tepat perlu dilakukan untuk menjaga pH
larutan. Buffer yang digunakan dalam proses ini adalah asam sulfat
(H2SO4). Proses ini menggunakan proses batch dan akan mengubah
semua kandungan xylan di dalam kulit pisang menjadi xylose dalam
waktu proses 4 jam. Larutan yang dihasilkan dalam proses ini
mengandung xylose, enzim xylanase, lignin, air, asam sulfat, selulosa,
dan hemiselulosa sisa.
3. Netralisasi
Larutan hasil hidrolisa enzimatik masih mengandung sedikit asam
sulfat, sehingga perlu dinetralisasi dengan menggunakan Ca(OH)2.
Hasil dari proses netralisasi ini berupa endapan CaSO4 yang dapat
dengan mudah dipisahkan.
4. Pemisahan Xylose dari Zat-Zat Pengotor (Filtrasi dan Adsorbsi)
CaSO4, lignin, selulosa dan hemiselulosa sisa yang tidak larut pada
proses sebelumnya dapat dipisahkan dengan menggunakan pemisahan
mekanik, seperti filtrasi. Setelah difiltrasi, larutan xylose dilewatkan
pada sebuah adsorber yang di dalamnya terdapat karbon aktif dan akan
menghasilkan larutan yang telah mengalami proses penghilangan warna
dan bebas dari enzim xylanase.
5. Pemekatan
Larutan xylose yang telah mengalami proses filtrasi dan adsorpsi
selanjutnya dibawa menuju ke evaporator untuk dipekatkan.
II.1.1.2 Proses Hidrolisa dengan Asam Kuat
Xylose dapat dibuat dengan menggunakan proses hidrolisa
menggunakan asam kuat. Tahapannya hampir sama dengan proses
hidrolisa enzimatik. Kulit pisang dimasak terlebih dahulu dengan steam
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-3dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
pada suhu tinggi. Polisakarida yang terdapat di kulit pisang kemudian
dihidrolisa menjadi monosakarida dengan bantuan asam penghidrolisa,
seperti asam sulfat, asam klorida, asam trikloroasetat, dan asam
monokloroasetat. Komponen-komponen yang tidak diinginkan
dipisahkan dengan filtrasi dan adsorpsi.
Gambar II.3. Proses pembuatan xylose dengan menggunakan hidrolisa asam
kuat
II.1.2 Proses Pembuatan Xylitol dari Xylose
Proses pembuatan xylitol dari xylose dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu dengan proses hidrogenasi dan dengan proses fermentasi.
II.1.2.1 Proses Hidrogenasi
Pada proses ini, ada beberapa tahap produksi xylitol, Tahap-tahap
tersebut adalah:
1. Reaksi Hidrogenasi
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan xylitol dari xylose. Kristal-
kristal xylose yang ada direaksikan dengan gas H2 (hidrogenasi) pada
suhu 80°C dan tekanan 30 atm, sehingga terbentuk xylitol. Reaksi ini
dapat dengan mudah berjalan jika konsentrasi larutan xylose sebesar
40%. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
n (C5H10O5) + H2 n(C5H12O5) (1)
Xylose Xylitol
Reaksi ini terjadi di permukaan katalis Raney-nickel dan reaksi ini
bersifat eksotermis
2. Evaporasi dan Kristalisasi
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-4dengan Proses Hidrogenasi
Kulit Pisang
Pemasakan Hidrolisa
Asam Kuat
Pemisahan dan Pemurnian Xylose
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Pada tahap ini, larutan xylitol yang berasal dari proses hidrogenasi
dipekatkan menggunakan evaporator. Setelah itu, larutan pekat
tersebut dikeringkan dan dikristalkan dengan menggunakan spray
dryer.
Gambar II.4. Proses pembuatan xylitol dengan menggunakan proses
hidrogenasi
II.1.2.2 Proses Fermentasi
Xylitol didapatkan dari hasil fermentasi xylose dengan bakteri.
Bakteri yang dapat menghasilkan enzim untuk mengkonversi xylose
menjadi xylitol adalah bakteri Candida fukumayaensis, Candida
guilliermondii, Candida boidinii, Pachysolen tannophillus dan
Debaryomyces hansenii, tetapi yang biasa digunakan adalah bakteri
Candida fukumayaensis.
Gambar II.5. Proses pembuatan xylitol dengan menggunakan proses
fermentasi
II.1.3 Pemilihan Proses
Proses pembuatan xylitol dari kulit pisang melewati dua tahapan
proses, yaitu proses pembuatan xylose dari kulit pisang dan proses
pembuatan xylitol dari xylose. Proses pembuatan xylose dari kulit pisang
dapat menggunakan proses hidrolisa enzimatik ataupun dengan asam
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-5dengan Proses Hidrogenasi
Xylose Hidrogenasi
Gas H2
Pemisahan dan Kristalisasi Xylitol
Xylose Fermentasi
Bakteri
Pemisahan dan Pemurnian Xylitol
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
kuat, sedangkan pada proses pembuatan xylitol dari xylose dapat
menggunakan proses hidrogenasi atau proses fermentasi.
Pada proses pembuatan xylose dari kulit pisang menggunakan
hidrolisa, ada beberapa keuntungan dan kerugian jika menggunakan
proses hidrolisa enzimatik dibandingkan dengan menggunakan proses
hidrolisa dengan asam kuat. Perbandingannya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel II.1. Perbandingan proses hidrolisa enzimatik dengan proses hidrolisa dengan
asam kuat
No Proses hidrolisa enzimatik Proses hidrolisa dengan asam kuat
1 Proses hidrolisa berjalan spesifik
hanya terhadap xylan dengan
menggunakan enzim xylanase
Proses hidrolisa berjalan tidak
spesifik terhadap xylan, di mana
polisakarida lain yang terkandung
di dalam kulit pisang juga akan ikut
terhidrolisa menjadi beberapa
produk seperti glukosa, xylose dan
arabinosa.
2 Tidak memerlukan proses
pemisahan lebih lanjut sebab tidak
dihasilkan produk samping
Memerlukan proses pemisahan
lebih lanjut untuk mendapatkan
xylose murni karena terdapat
banyak hasil sampingan dari reaksi
hidrolisa
3 Biaya yang dibutuhkan jauh lebih
murah
Biaya yang dibutuhkan akan jauh
lebih mahal
4 Prosesnya lebih mudah sebab
tidak diperlukan proses-proses
pemisahan
Prosesnya lebih rumit sebab
memerlukan banyak proses
pemisahan
5 Xylose yang dihasilkan lebih
murni
Xylose yang dihasilkan kurang
murni
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-6dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
6 Prosesnya lebih aman tidak
melibatkan bahan kimia yang
berbahaya
Prosesnya lebih berbahaya karena
melibatkan asam kuat dalam jumlah
besar
Dari tabel tersebut, dapat dilihat keuntungan dari proses hidrolisa
enzimatik ini adalah proses pembuatan xylose lebih mudah, produk yang
dihasilkan lebih murni dan biayanya juga lebih murah. Enzim xylanase
ini menyebabkan reaksi hidrolisa berjalan secara spesifik terhadap xylan
saja, sehingga kandungan lain di dalam kulit pisang tidak mengalami
perubahan. Jika menggunakan proses hidrolisa dengan asam kuat,
polisakarida yang ada di dalam kulit pisang dapat terhidrolisa menjadi
beberapa produk, seperti glukosa, xylose dan arabinosa. Dengan adanya
produk-produk samping selain xylose, menyebabkan proses hidrolisa ini
membutuhkan banyak sekali proses untuk pemisahan produk-produk
sampingnya. Proses pemisahan ini membutuhkan biaya yang lebih
banyak dan produk yang dihasilkan kurang murni akibat adanya produk-
produk samping yang susah dipisahkan. Proses hidrolisa ini juga
berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya, yaitu asam kuat.
Asam kuat ini digunakan dalam jumlah yang besar, sehingga tingkat
bahaya dalam proses ini lebih besar daripada proses hidrolisa dengan
menggunakan enzim.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-7dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Pada proses pembuatan xylitol dari xylase, ada beberapa keuntungan dan
kerugian jika menggunakan proses hidrogenasi dibandingkan dengan
proses fermentasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel II.2. Perbandingan proses hidrogenasi dengan proses fermentasi
No Proses Hidrogenasi Proses Fermentasi
1 Dari tingkat kemudahan, proses
hidrogenasi lebih mudah dilakukan
karena hanya memerlukan katalis
dan gas H2.
Proses fermentasi lebih rumit karena
berhubungan dengan
mikroorganisme di mana
memerlukan pengetahuan tambahan
tentang sifat-sifat, kondisi
pertumbuhan dari mikroorganisme
yang digunakan dan kondisi operasi
yang optimal untuk mikroorganisme
tersebut.
2 Dari segi ekonomi, proses
hidrogenasi memerlukan biaya
yang jauh lebih murah karena
hanya menggunakan gas H2 dan
katalis.
Proses fermentasi memerlukan biaya
yang lebih mahal karena
membutuhkan mikroorganisme, di
mana dalam prosesnya juga
memerlukan biaya untuk
pemeliharaan mikroorganisme
3 Dari segi keamanan, proses
hidrogenasi lebih berbahaya
dibandingkan dengan proses
fermentasi karena terdapat proses
hidrogenasi yang melibatkan gas
H2 yang mudah meledak, sehingga
diperlukan kontrol yang baik
Proses fermentasi lebih aman sebab
tidak melibatkan adanya bahan-
bahan atau zat-zat kimia yang
berbahaya
4 Dari segi waktu, proses
hidrogenasi memerlukan waktu
yang lebih singkat
Proses fermentasi memerlukan
waktu yang lebih lama karena
diperlukan perlakuan khusus bagi
mikroorganisme untuk terjadi proses
fermentasi
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-8dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan proses hidrogenasi,
pembuatan xylitol lebih mudah dan biaya prosesnya juga lebih murah jika
dibandingkan dengan proses fermentasi. Namun, penggunaan gas
hidrogen yang mudah meledak menjadi salah satu kerugiannya, sehingga
dibutuhkan kontrol yang sangat baik.
Proses fermentasi juga memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian. Keuntungan dari proses ini adalah produk yang dihasilkan
lebih murni jika dibandingkan dengan proses hidrogenasi, sedangkan
kerugiannya terkait pada waktu. Apabila menggunakan proses
fermentasi, waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi lebih lama
sehingga biaya yang dibutuhkan juga lebih banyak. Selain itu, proses
pembuatan xylitol juga lebih sulit karena diperlukannya perlakuan-
perlakuan tertentu terhadap mikroorganisme yang terlibat. Beberapa
diantaranya adalah penjagaan pH, suhu dan penghilangan komponen-
komponen pada hasil hidrolisa yang bersifat racun yang terbentuk pada
saat proses hidrolisis berlangsung karena dapat menghambat kerja enzim
dalam proses pembuatan dari xylose menjadi xylitol.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, proses-proses
yang dipilih dalam pembuatan xylitol dari kulit pisang adalah proses
hidrolisa enzimatik dan proses hidrogenasi.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-9dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
II.1.4 Uraian Proses
II.1.4.1 Pembuatan Xylose dari Kulit Pisang dengan Proses Hidrolisa
Enzimatik
Pada awal proses kulit pisang dipindahkan menuju cutter dengan
menggunakan belt conveyor. Kemudian, kulit pisang hasil potongan
dengan cutter tersebut dipindahkan dengan menggunakan screw
conveyor menuju bucket elevator. Dari bucket elevator, kulit pisang
dipindahkan menuju ke cooker dengan screw conveyor.
Kulit pisang yang di dalamnya terdapat kandungan hemiselulosa,
selulosa, lignin, dan air, dimasak dengan steam jenuh pada suhu 160 °C
selama 10 menit menggunakan cooker. Cooker ini berjalan dengan
proses batch. Larutan yang dihasilkan dari proses ini memiliki
kandungan padatan sekitar 40 sampai 60% berat.
Kulit pisang yang telah diproses dengan steam jenuh tersebut
kemudian dialirkan menuju mixer. Di mixer ini terjadi proses
pencampuran dengan air dan juga proses penurunan suhu. Kemudian
dilakukan penyaringan, dimana filtrat dibuang sedangkan ampas basah
diambil. Ampas yang basah tadi dilakukan pengeringan menggunakan
dryer dengan suhu 60oC selama 24 jam. Hasil ampas yang sudah kering
digiling menggunakan crusher kemudian diayak dengan ayakan sebesar
20 mesh hingga diperoleh substrat xylan. Setelah itu, substrat xylan yang
telah terbentuk dialirkan ke reaktor hidrolisa enzimatik untuk dihidrolisa
secara enzimatik. Xylose dapat dihasilkan dengan menghidrolisa xylan
yang merupakan salah satu komponen hemiselulosa dalam kulit pisang.
Hidrolisa enzimatik ini dilakukan dengan bantuan enzim xylanase dan
dikondisikan pada temperatur 55 °C dan dalam rentang waktu 30 – 180
menit. Di bawah ini adalah reaksi hidrolisanya:
n (C5H8O4) (aq) + H2O (aq) n (C5H10O5) (aq)
Xylan Xylose
Hidrolisa ini juga perlu dikondisikan agar larutan memiliki pH
netral. Untuk itu, digunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai asam untuk
menjaga pH larutan. Proses ini menggunakan proses batch dan akan
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-10dengan Proses Hidrogenasi
Enzim xylanase (s)
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
mengubah semua kandungan xylan di dalam kulit pisang menjadi xylose
dalam waktu proses 4 jam. Konversi reaksi yang terjadi adalah 100%
(Jurnal “Process for the production of xylose by enzymatic hydrolysis of
xylan – US Patent 4200692”). Proses hidrolisa ini bersifat endotermis,
sehingga dibutuhkan adanya coil pendingin untuk menjaga agar reaksi
tetap berada pada suhu 55°C. Larutan yang dihasilkan dalam proses ini
mengandung xylose, enzim xylanase, lignin, air, asam sulfat, selulosa,
dan hemiselulosa sisa.
Larutan hasil hidrolisa enzimatik kemudian dialirkan menuju
tangki penampung hasil hidrolisa. Setelah itu, dialirkan menuju reaktor
netralisasi. Larutan ini perlu dinetralisasi karena masih mengandung
sedikit asam sulfat. Proses netralisasi ini menggunakan Ca(OH)2 0,185%.
Hasil dari proses netralisasi ini berupa endapan CaSO4 yang dapat
dengan mudah dipisahkan.
CaSO4, lignin, selulosa, dan hemiselulosa sisa yang tidak larut pada
proses sebelumnya dapat dipisahkan dengan menggunakan rotary
vacuum filter. Larutan yang dihasilkan kemudian dilewatkan pada sebuah
adsorber yang di dalamnya terdapat karbon aktif dalam bentuk fixed bed,
sehingga dapat menghasilkan larutan yang telah mengalami proses
penghilangan warna dan bebas dari enzim xylanase. Larutan xylose yang
telah mengalami proses filtrasi dan adsorbsi selanjutnya dibawa menuju
ke evaporator untuk dipekatkan dengan suhu operasi 100,65 °C pada
tekanan 1 atm agar didapatkan larutan xylose sebesar 40%.
II.1.4.2 Pembuatan Xylitol dari Xylose dengan Proses Hidrogenasi
Larutan xylose yang telah terbentuk kemudian dialirkan menuju
cooler untuk didinginkan hingga mencapai suhu 80 oC agar sesuai
dengan suhu operasi proses hidrogenasi. Kemudian, larutan xylose
tersebut kemudian dialirkan menuju reaktor hidrogenasi dan direaksikan
dengan gas H2 sehingga terbentuk xylitol. Proses hidrogenasi ini dapat
berjalan dengan baik jika larutan memiliki konsentrasi 40% dan
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-11dengan Proses Hidrogenasi
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
menggunakan katalis Raney-nickel (“Aqueous crystalllization of xylitol –
US Patent 3985815”). Di bawah ini adalah reaksi hidrogenasinya:
(C5H10O5) (aq) + H2 (g) (C5H12O5) (aq)
Xylose Xylitol
Proses hidrogenasi ini akan berjalan pada suhu 80 oC dan tekanan
30 atm dengan space time 2,077 jam. Konversi reaksi yang terjadi adalah
99% (Jurnal “Hydrogenation Process – US Patent”). Produk yang keluar
kemudian dialirkan melalui throttle valve untuk diturunkan tekanannya
menjadi 1 atm agar pemisahan antara gas H2 sisa dan larutannya menjadi
lebih mudah. Setelah itu, larutan tersebut dialirkan menuju gas-liquid
separator untuk memisahkan larutan xylitol dengan gas H2 sisa. Gas H2
sisa yang telah dipisahkan tersebut kemudian dialirkan menuju compressor
untuk dinaikkan tekanannya menjadi 30 atm. Gas H2 tersebut dicampur
dengan umpan gas H2 baru yang sebelumnya dinaikkan tekanannya dahulu
dengan compressor.
Larutan xylitol yang keluar dari gas-liquid separator kemudian
dipekatkan hingga jenuh di evaporator dengan suhu operasi 102,286 °C
dan tekanan 1 atm agar larutan xylitol ini mudah dikeringkan dan
dikristalkan. Setelah dipekatkan, larutan xylitol dialirkan menuju spray
dryer untuk dikeringkan dan dikristalkan dengan menggunakan udara
panas 130 °C dan akan menghasilkan kristal xylitol dengan suhu 120 °C.
Kristal xylitol yang terbawa oleh udara panas, dipisahkan menggunakan
cyclone. Kristal xylitol dari spray dryer dan dari cyclone tersebut
kemudian disimpan di dalam silo xylitol.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-12dengan Proses Hidrogenasi
Raney nickel (s)
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
II.2 Diagram Alir Proses
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-13dengan Proses Hidrogenasi
Ca(OH)2
Xylose, enzim xylanase, lignin(s), H2SO4, selulosa, hemiselulosa sisa
Xylose, enzim xylanase, lignin(s), CaSO4(s), selulosa, hemiselulosa sisa
PEMASAKAN
160 °C (6,099 atm)
KULIT PISANG
Steam
160 °C (6,099 atm)
Enzim xylanase
PENYARINGAN
Asam kuat (H2SO4 75%)
PENDINGINAN
76,32 °C (1 atm)
PENGERINGAN60oC, 24 jam40 °C (1 atm)
PENGGILINGAN(20 mesh)
Cake (20% retention liquid)
Lignin(s), CaSO4, selulosa,hemiselulosa sisaXylose, enzim xylanase
PENGAYAKAN
HIDROLISA55oC, 1 atm,30-180 menit
(
FILTRASI
NETRALISASI
Filtrat dibuang
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Gambar II.6. Diagram alir proses pembuatan Xylose dari kulit pisang
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-14dengan Proses Hidrogenasi
Larutan xylose 40%100,653 °C
ADSORBSI
PEMEKATAN100,88oC (1 atm)
Kondensat 160 °CSteam160 °C (6,099 atm)
Enzim xylanase (terakumulasi), Zat warna
Karbon aktif
Xylose
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSESUniversitas Surabaya
Gambar II.7. Diagram alir proses pembuatan xylitol dari xylose
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-15dengan Proses Hidrogenasi
Xylitol
KRISTAL XYLITOL98,02%
PEMEKATAN102,286 °C (1 atm)
PENGKRISTALAN120 °C (1 atm)
Steam160 °C (6,099 atm)
Kondensat 160 °C
Udara130 °C
Udara61 °C
HIDROGENASI80 °C (30 atm)
Larutan xylose 40%100,653 °C
PENDINGINAN80°C
PEMISAHAN80 °C (1 atm)
PENDINGINAN80 °C (30 atm)
Fresh H2
30 °C (1atm)
KOMPRESI30 atm
H2 570,249 °C(30 atm)
H2 sisa80 °C (1 atm)
H2 80 °C(30 atm)
Xylitol, H2 sisa
KOMPRESI30 atm
H2 547,312 °C (30 atm)
Larutan xylose 40%80 °C
H2 677,613 °C(30 atm)
BAB II – PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Universitas Surabaya
SCHEDULING REAKTOR HIDROLISA ENZIMATIK (R-210)
Waktu (menit)
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540 570 600 630 660 690 720 750 780 810 840 870
Reaktor ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu pengisian
Waktu reaksi
Waktu pengeluaran
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Kulit Pisang II-16dengan Proses Hidrogenasi