BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran Pendidikan jasmani banyak guru yang
mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hal ini
terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengaplikasikan konsep
Pendidikan jasmani sehingga mengakibatkan kesalahan – kesalahan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil
belajar siswa (skor) baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun
ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran
pendidikan jasmani biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara
kontinu berupa latihan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang
diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menerapkan konsep Pendidikan jasmani.
Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya
proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun
sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja
guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem
pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang menggunakan sistem
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jadi pendidikan tidak hanya
ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.
1
Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan
tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya
pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter
dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang
minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga
pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya
yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan
melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.
Kompentensi merupakan perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, (Ashan,
1981) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Tuntutan akan pendidikan yang berkualitas untuk semua orang tanpa
terkecuali akan terus ada seiring perubahan dan perkembangan jaman. Oleh
karena itu, upaya inovasi pendidikan sekolah dasar merupakan keharusan yang
dilakukan setiap saat dan terus menerus.
Seorang guru mempunyai harapan yang tinggi terhadap peserta didik.
Guru mengharap siswa dapat menyerap materi yang diberikan, sehingga pada
akhirnya terjadi Change Behaviore (Perubahan-perubahan perilaku) berupa
pengetahuan sikap, dan keterampilan yang dimiliki. Hasil belajar berupa
2
perubahan tingkah laku baik berbentuk berpikir, sikap maupun keterampilan
melakukan suatu kegiatan tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar pendidikan jasmani pada umumnya selalu menjadi kurang
menarik bagi siswa karena dianggap sebagai pelajaran yang rumit yang
memerlukan latihan-latihan, apabila guru yang memberikan materi pelajaran
perkalian ini dengan metode hafalan, sehingga membuat murid jauh semakin
jenuh.
Maka, peneliti berusaha untuk menemukan dan memilih metode
pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif dari pada
metode-metoede lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru benar-benar menjadi milik murid. Salah satu metode yang
peneliti gunakan adalah model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT).
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dikuasainya materi
pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
biasanya dinyatakan nilai. Pada hasil ulangan pendidikan jasmani
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Hanya 14 orang dari 32 siswa di kelas VI yang mencapai tingkat panguasaan
materi 46,67 % keatas. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas.
3
Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis perlu melakukan
perubahan dalam pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) sebagai upaya perbaikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan
judul : “ Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament ( TGT ) Kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada Tahun
Pelajaran 2012-2013 . ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak menggunakan metode yang
sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Hasil belajar siswa dalam pelajaran penjaskes masih rendah, karena guru
dalam melaksanakan pembelajaran masih monoton.
3. Motivasi belajar siswa masih rendah karena cara mengajar guru masih
konvensional.
4. Model mengajar yang dilakukan guru dalam menggunakan metode tidak
bervariasi, sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran.
4
C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas maka masalah dalam penelitian
tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament
(TGT) kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013?
2. Bagaimana efektivitas Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Jasmani siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran
2012-2013 ?
D. Tujuan Penlitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) kelas VI SDN
5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.
2. Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani
siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.
5
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pendidikan jasmani
b) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam pembelajaran
c) Melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT), merupakan sebagai
sarana dalam meningkatkan prestasi siswa.
2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
a) Dapat dipertimbangkan dalam memilih metode yang tepat pada
pendidikan jasmani terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Memberikan kemudahan bagi guru pendidikan jasmani dalam
menerapkan metode pembelajaran.
c) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan strategi pelatihan bagi
guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena
“belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).
Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa tersebut.
Menurtut Logan, dkk (dalam Sujana, 1998) belajar dapat diartikan
“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997: 231)
berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas”.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat di-
lakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat.
Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan proses perubahan
dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu
7
tertentu” Menurut Sardiman (2006: 56) belajar adalah: “usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya”.
Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu
menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55).
Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu, pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak
terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera
yang lain.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri
siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar
karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan
yang khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau
praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa
menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
b. Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi
kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu
yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya
8
perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang
bersangkutan.
c. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan
manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional
artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila
dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan
lagi.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif
menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2 Pengertian Hasil belajar
Untuk mendapatkan suatu hasil tidaklah semudah yang dibayangkan,
karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai
tantangan yang harus dihadapi.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana
ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai hasil belajar.
Hasil penelitian Winkel (1987: 45) bahwa: “proses belajar yang dialami
oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan
dan pemaha-man, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan”. Adanya
9
perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa
terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang
telah dicapainya dalam belajar.
Marsun dan Martaniah (dalam Sudjana, 1998: 59) berpendapat
bahwa: “hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana
peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh
munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik”.
Hal ini berarti hasil belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Sudjana (1998: 57) yang dimaksud dengan hasil adalah
hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang.
Sedangkan hasil belajar itu sendiri diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh
seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor
sekolah.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa
suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada
jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir pembelajaran dengan
metode role playing.
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Untuk meraih hasil belajar yang baik, banyak sekali faktor yang
perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa
10
yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan
yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan hasil, tapi
dalam kenyataannya hasil yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Hasil belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu
diperhatikan. Nasution (2001: 344) pada penelitiannya menyimpulkan
bahwa “secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan
hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal”.
a. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mem-pengaruhi hasil belajar. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1). Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor
yang ber-hubungan dengan kesehatan dan pancaindera
2) Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik
yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam
menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan
fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk
memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk
11
memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan
fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
3) Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar
itu ber-langsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di
antara panca-indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar
adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal
yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat
fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam
menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
hasil belajarnya di sekolah.
b. Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa, antara lain adalah :
1) Intelligensi
Pada umumnya, hasil belajar yang ditampilkan siswa
mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki
siswa. Menurut Binet (dalam Nasution, 2001: 23): “hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk menetap-kan dan mempertahankan suatu
tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif”.
Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa,
12
di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai
peluang lebih besar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.
Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah
diperkirakan juga akan memiliki hasil belajar yang rendah. Namun
bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi
rendah memiliki hasil belajar yang tinggi, juga sebaliknya .
2) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan hasil
belajarnya. Menurut Nasution (2001: 56) sikap adalah: “kesiapan
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”.
Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan
langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.
3) Motivasi
Menurut Nasution (2001: 57) motivasi adalah: “penggerak
perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar”.
Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin
belajar. Menurut Nasution motivasi be-lajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbul-kan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang di-
kehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor
13
psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam
hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan
mem-punyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
c. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal lain diluar diri
yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diraih, antara lain
adalah:
1) Faktor lingkungan keluarga
2) Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai
dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah
3) Pendidikan orang tua
Orang tua yang menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung
lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi
anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang
pendidikan yang lebih rendah.
4) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan pemacu semangat berpretasi
bagi siswa. Dukungan bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat;
maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang
harmonis.
14
5) Faktor lingkungan sekolah
(a) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan
membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain
bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
(b) Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih hasil,
keleng-kapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik
dari para peng-gunanya akan sia-sia belaka. Bila siswa merasa
kebutuhannya untuk berhasil dengan baik di sekolah terpenuhi,
misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang
berkualitas, yang dapat memenihi rasa ingin tahuannya, hubungan
dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka
siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan
demikian,
siswa akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan
hasil belajarnya.
(c) Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan
materi tersebut kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih
interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran
15
serta siswa dalam kegiatan pem-belajaran. Hasil penelitian
Nurkencana (1986: 45) mengatakan bahwa:
“faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka hasil belajar siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran”.
6) Faktor lingkungan masyarakat
(a) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik.
Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan
enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung
memandang rendah pekerjaan guru/pengajar
(b) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung
kegiatan pen-didikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan
anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih
menghargai dan berusaha memaju-kan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
B. Hakekat Pendidikan Jasmani di SD
Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
di Sekolah Dasar (SD) memiliki keunikan, yaitu lebih mengutamakan aspek
16
psikomotor (gerak) dibandingkan mata pelajaran lain. Namun hal ini bukan
berarti mengabaikan aspek kognisi dua afeksi.
Pendidikan jasmani sebagai salah satu kegiatan pembelajaran
mempunyai kedudukan dan peranan yang sama dengan pelajaran lain.
Pendidikan jasmani juga memiliki tujuan yang senada dengan mata pelajaran
lain yang bermuara pada tujuan pendidikan nasional, seperti yang tertuang
dalam dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS )
No.20 Tahun 2003.
Jika diperhatikan kegitan pendidikan jasmani menggunakan aktifitas
jasmani untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Tujuan
pendidikan jasmani menurut Swain (1967) adalah memilih alternatif kegiatan
dan mendorong siswa untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan dapat memberikan sumbangan yang optimal pada pertumbuhan dan
perkembangannya. Melalui pendidikan jasmani, siswa diharapkan agar dapat
menghadapi tantangan yang terdapat dalam kehidupan sehari – hari. Kegiatan
– kegiatan dalam pendidikan jasmani ini diselaraskan dengan tujuan
pendidikan secara umum.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendidikan jasmani memiliki
tujuan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa serta
membekali siswa dengan berbagai keterampilan dan sikap yang dapat
digunakan untuk menghadapi kehidupan sehari – hari. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dan
proses pendidikan secara keseluruhan yang memiliki tujuan untuk
17
meningkatkan proses tumbuh kembang siswa secara fisik, mental, emosional,
dan sosial melalui kegiatan jasmani yang telah dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai (Bucher, 1995). Lebih lanjut juga bahwa pendidikan
jasmani sebagai suatu proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kinerja serta pengembangan kualitas manusia melalui media
kegiatan jasmani yang dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Dari pendapat tersebut nampak bahwa pendidikan jasmani memainkan
peran sebagai media untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
aktifitas jasmani. Sehingga dari pengertian tersebut muncul istilah belajar
gerak dan belajar melalui gerak (Annarino, 1980). Tentang pendidikan
jasmani, Cholik Muthohir (1996) memberikan batasan sebagai berikut:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani
menitik beratkan kepada perolehan pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan
kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis. Dengan demikian
pendidikan jasmani diharapkan memberikan kontribusi penunjang bagi
aktifitas lain.
18
C. Metode Teams Games Tournaments (TGT)
1. Pengertian Teams Games Tournaments (TGT)
Menurut Slavin (2008 : 13), Teams Games Tournaments (TGT)
merupakan metode pembelajaran kooperatif pertama dari John Hopkins.
Siswa memainkan game ini dengan tiga orang pada “meja-turnamen”,
dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa
yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama.
Dalam Teams Games Tournaments (TGT), siswa yang mempunyai
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnis, dan latar belakang yang
berbeda tergabung dalam sebuah tim yang terdiri dari empat sampai enam
siswa. Masing – masing anggota tim tersebut akan dipertandingkan dengan
anggota tim lainnya yang berkemampuan homogen pada meja – meja
turnamen. Dengan demikian, memungkinkan siswa untuk belajar lebih
semangat dan menimbulkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat,
dan keterlibatan belajar.
2. Tahapan Pembelajaran dalam TGT
Menurut Slavin (2008 : 169), tahapan pembelajaran kooperatif
Teams Games Tournaments (TGT) meliputi :
a) Tahap persiapan pembelajaran
1) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk
digunakan secara berkelompok. Sebelum penyajian materi maka
19
guru harus mempersiapkan dahulu lembar soal turnamen beserta
lembar jawabannya
2) Menetapkan tim
Tim – tim dalam pembelajaran ini beranggotakan empat
sampai enam siswa yang terdiri dari siswa yang sedang, tinggi, dan
rendah hasil belajarnya. Selain itu juga mempertimbangkan kriteria
heterogenitas lainnya, seperti : jenis kelamin, latar belakang sosial,
suku, ras, dan sebagainya
b) Kegiatan pembelajaran
1) Pemberian materi
Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan
dipelajari sebagai langkah memotivasi siswa saat mengawali suatu
proses belajar mengajar.
2) Belajar tim
Masing – masing tim diberi tugas untuk mengerjakan lembar
kegiatan yang telah disediakan. Tujuan dari mengerjakan lembar
kegiatan untuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar, lebih
khusus lagi untuk menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan
soal – soal latihan yang akan dievaluasi melalui turnamen. Setelah
guru memberi materi, anggota tim bertemu untuk mempelajari
lembar kerja dari materi lainnya. Dalam belajar kelompok, siswa
diminta mendiskusikan masalah bersama – sama, membandingkan
20
jawaban dan mengoreksi perbedaan pendapat jika teman satu
kelompoknya membuat satu kesalahan.
3) Games tournament
Game (permainan) terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya relevan yang dirancang untuk mengetahui pengetahuan
siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan
kerja tim. Permainan tersebut dimainkan pada meja turnamen dengan
tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda
namun dengan kemampuan yang homogen. Kompetisi yang
seimbang ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja
sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka
jika mereka melakukan yang terbaik. Permainan hanya berupa
nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama yang
dimainkan pada meja turnamen. Seorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai nomor tersebut.
Turnamen biasanya berlangsung pada akhir minggu atau
akhir pokok bahasan setelah guru memberikan presentasi di kelas dan
tim telah melaksanakan kerja kelompok. Turnamen ini berfungsi
sebagai review materi pelajaran. Langkah pertama melakukan turnamen
adalah membentuk meja turnamen, caranya adalah masing-masing
kelompok diurutkan berdasarkan tingkat kecerdasannya. Ranking siswa
berurutan dari siswa paling pandai ke siswa yg kurang pandai.
21
Penempatan siswa pada meja turnamen dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 2.1 Penempatan Meja Turnamen
Sumber : Slavin (2008 : 168)
Dari ranking tersebut disusun meja turnamen. Meja 1 terdiri dari
kelompok pandai yaitu A-1, B-1, C-1, dan seterusnya. Demikian untuk
meja lainnya. Ketika mengumumkan penempatan meja turnamen
kepada siswa, nomor-nomor tingkatan meja diacak terlebih dahulu
supaya para siswa tidak bisa tahu mana meja “atas” dan yang “bawah.”
Meja tersebut dapat dinamakan dengan macam – macam warna atau
lainnya agar siswa tidak mengetahui tingkatan meja. Tiap siswa pada
meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor sebanyak-
banyaknya. Tim yang memperoleh jumlah kumulatif tertinggi dari skor
yang diperoleh anggota tim merupakan kelompok yang memenangkan
pertandingan.
22
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
B-1 B-2 B-3 B-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja turnamen
11
Meja turnamen
21
Meja turnamen
31
Meja turnamen
41
Dalam melakukan turnamen, terdapat aturan permainan sebagai
berikut:
Dalam melakukan turnamen, terdapat aturan permainan sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Aturan Permainan (TGT)
Sumber : Slavin (2008 : 173)
Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk
menentukan pembaca pertama yaitu siswa yang menarik nomor
tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dan dimulai dari
pembaca pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil
kartu yang teratas. Dia lalu membacakan soal yang berhubungan
dengan nomor yang ada pada kartu, termasuk pilihan jawabannya jika
soalnya adalah pilihan ganda. Pembaca yang tidak yakin akan
jawabannya diperbolehkan menebak tanpa dikenakan sanksi. Jika
konten dari permainan tersebut melibatkan permasalahan, semua siswa
23
Pembaca1. Mengambil kartu dan mencari soal yang sesuai pada lembar
permainan2. Membaca pertanyaan 3. Mencoba menjawab
Penantang 1Menantang jika memang mau (memberi jawaban
berbeda) atau boleh melewati
Penantang 21. Boleh menantang jika penantang 1 melewati, dan jika mau2. Memeriksa lembar jawaban
(bukan hanya si pembaca) harus mengerjakan permasalahan tersebut
supaya mereka siap untuk ditantang.
Setelah pembaca memberikan jawaban, siswa yang ada di
sebelah kiri atau kanannya (penantang pertama) punya pilihan untuk
menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. Apabila dia ingin
melewatinya, atau bila penantang kedua punya jawaban yang berbeda
dengan dua peserta pertama maka penantang kedua boleh menantang.
Akan tetapi, penantang harus berhati-hati karena mereka harus
mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya ke dalam
kotak (jika ada) apabila jawaban yang mereka berikan salah. Apabila
semua peserta punya jawaban, ditantang atau melewati pertanyaan,
penantang kedua (peserta yang ada di sebelah kanan pembaca)
memeriksa jawaban dengan membacakan jawaban yang benar. Pemain
yang memberikan jawaban benar akan menyimpan kartunya.
Untuk putaran berikutnya, semuanya bergerak satu posisi ke
kiri, penantang pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadi
penantang pertama dan pembaca menjadi penantang kedua. Ketika
permainan tersebut selesai, para pemain mencatat banyak kartu yang
mereka menangkan pada lembar skor permainan. Semua siswa harus
memainkan permainan ini pada waktu yang sama. Sementara mereka
bermain, guru seharusnya berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
lain untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami prosedur
permainan tersebut. Pada akhir turnamen, siswa menghitung kartu
24
mereka. Kemudian mereka mengisi nama, tim dan skor mereka pada
lembar skor permainan.
4) Rekognisi (Penghargaan) Tim
Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim. Poin -
poin turnamen tiap siswa dipindahkan ke lembar rangkuman tim
masing-masing, tambahkan seluruh skor anggota tim, dan bagilah
dengan jumlah angota tim yang bersangkutan.
Tabel 2.3 Poin-Poin Turnamen Dengan Tiga Pemain
Pemain Tidak adayang seri
Seri nilai
tertinggi
Seri nilai
terendah
Seri nilai3 macam
Peraih skor tertinggi 60 poin 50 poin 60 poin 60 poinPeraih skor tengah 40 poin 50 poin 40 poin 40 poinPeraih skor rendah 30 poin 30 poin 40 poin 30 poin
Sumber : Slavin (2008 : 175)
Tabel 2.4 Poin-Poin Turnamen Dengan Empat Pemain
Pemain
Tidak ada
yang seri
Seri nilai
tertinggi
Seri nilai
tengah
Seri nilai
terendah
Seri nilai
tertinggi3
macam
Seri nilai
terendah3
macam
Seri nilai
4 macam
Seri nilaitertinggi
& terendah
Peraih skor tertinggi
60 poin 50 poin 60 poin 60 poin 50 poin 60 poin 40 poin 50 poin
Peraih skor tengah atas
40 poin 50 poin 40 poin 40 poin 50 poin 30 poin 40 poin 50 poin
Peraih skor tengah bawah
30 poin 30 poin 40 poin 30 poin 50 poin 30 poin 40 poin 30 poin
Peraih skor terendah
20 poin 20 poin 20 poin 30 poin 20 poin 30 poin 40poin 30 poin
Sumber : Slavin (2008 : 175)
25
3. Keuntungan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Menurut G. Cole (dalam Ely, 2007 : 164), TGT mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
1) Siswa lebih rileks dalam pembelajaran dan menerima metode tersebut
sebagai variasi pembelajaran
2) Siswa berpeluang menunjukkan kemampuannya di hadapan teman
sekelas ketika melawan tim lain dalam pertandingan (turnamen)
tersebut
3) Metode TGT dapat meningkatkan kepekaan sosial dan kerja sama
siswa dalam memecahkan masalah
Sedangkan Slavin (2008 : 179) menyatakan bahwa metode TGT
mempunyai kelemahan yaitu TGT tidak secara otomatis menghasilkan
skor yang dapat digunakan untuk menghitung nilai individual. Nilai para
siswa haruslah didasarkan pada penilaian individual lainnya, bukan pada
poin-poin turnamen atau skor tim. Akan tetapi poin-poin turnamen atau
skor tim dapat dijadikan sebagian kecil dari nilai mereka.
26
D. Hipotesis Tindakan
Dari uraian dalam kajian pustaka yang telah disampaikan sebelumnya,
maka hipotesis tindakan dalam penelitiab bini adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) kelas
VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament
(TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani
siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 .
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar Penjaskes siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada Kabupaten
Lombok Barat tahun pelajaran 2012-2013. Jumlah dan nama siswa yang
dijadikan subyek dalam penelitian ini dapat disajikan dalam tabel berikut :
TABEL 3.1JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS VI
SDN 5 PERESAK KEC. NARMADA TAHUN PELAJARAN 2012-2013
No Nama Siswa L / P Keterangan
1 Abdul Hafid L
2 Ajeng Syifaul Pradani P
3 Al Razibraja Bountua L
4 Anggoro Jovan Prasojo L
5 Annisa Putri P
6 Budi Sawalludin L
7 Arsyanda Rizqita P
8 Bagus Mulyadi L
9 Dini Dwi Anggraini P
10 Efraim Glen Raphael L
11 Fahfaz Fimassyika P
12 Faturrahman L
13 Fika Aprianti P
14 Frans Daniel Situmeang L
15 Halwa Shafia Zhafirah P
16 I Made Azriel Prasatya L
28
17 Jagoas Raka Rianto L
18 Reno Adi Saputra L
19 Lita Marsya Rosita P
20 M. Rafly Fahruroji L
21 Marcel Dika Pratama L
22 Muhamad Ikhsan Fauzy L
23 Sazkia Nailatusy P
24 Sheli Febriana P
25 Susan Meditsyah P
26 Syahid Alfathudin L
27 Nabila Safitri P
28 Nashihul Umam L
29 Nindy Destriyani P
30 Pradita Verdiani P
31 Kurrotul Aini L
32 Lestari Gustina P
Jumlah 32 Orang
Sumber data : Dokumen SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun 2012-2013 .
B. Setting Penelitian
1. PTK akan dilakukan pada siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada
Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 .
2. SDN 5 Peresak Kec. Narmada memiliki 6 kelas dengan jumlah siswa
relatif besar dibandingkan dengan SD lainnya di Kab. Lombok Barat.
3. PTK dilakukan pada siswa kelas VI dengan jumlah siswa terdiri dari 32
orang siswa ( P = 15 orang : L = 17 orang ).
29
C. Rancangan penelitian
1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
2. Kegiatan dilaksanakana dalam semester Genap tahun pelajaran 2012-2013.
3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 07 Mei s.d 11
Juni 2013.
4. Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang
meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Kemmis dan
Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :
30
Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus I
Recived Plan
Reflective
Action / Obesrvation
Siklus II
Recived Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus III
Recived Plan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan kelas
1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai
solusi.
31
2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / guru
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
keriteria.
5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti
melakukan revisi terhadap rencana awal.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang akan diteliti adalah
Peningkatan hasil belajar pendidikan Jasmani dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) kelas VI SDN 5
Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
Variabel Harapan :
Variabel Tindakan :
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
Penerapan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament ( TGT)
Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :
1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VI.
32
2. Kemampuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament ( TGT).
3. Peningkatan motivasi belajar siswa.
4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :
1. Tingkat kualitas perencanaan
2. Kualitas perangkat observasi
3. Kualitas operasional tindakan
4. Keseuaian perencanaan dengan tindakan kelas
5. Kesesuaian materi yang diberikan
6. Tingkat efektifitas peranan pembelajaran
7. Kemampuan meningkatkan hasil belajar siswa
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data :
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :
1 Siswa : Diperoleh data tentang hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikian Jasmani.
2 Guru : Diperoleh data tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament ( TGT).
33
2. Teknik Pengumpulan Data :
Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah
menggunakan observasi dan angket.
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus
dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani apabila 85 % siswa kelas VI (kelas
yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75 .Jika
peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus
selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kelas yang dilakukan
sudah memenuhi harapan ideal seperti yang disyaratkan dalam Kurikulum
tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) dengan standar ideal minimal 75.
G. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;
1. Kuantitatif
Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya
peningkatan hasil belajar siswa pelajaran penjaskes materi atletik
menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament
(TGT) dengan menggunakan prosentase ( % ).
34
2. Kualitatif
Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran
hasil penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan
simpulan.
H. Jadwal Penelitian
TABEL 3.2 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Uraian Kegiatan
Bulan
KeteranganMei 2013
Juni 2013
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan dan Koordinasi X
2 SIKLUS Ia. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi
XXX
X
3 SIKLUS IIa. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi
XXX
X
4 SIKLUS IIIa. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi
XXX
X
5 ANALISIS DATA X
6 PENYUSUNAN DRAFT LAPORAN
X
7 PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
X
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament ( TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran Pendidikan Jasmani. Tujuan yang diharapkan pada pertemuan
pertama dalam pembelajaran penjaskes adalah meningkatkan hasil belajar
siswa. Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi
siklus pertama
g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi
siklus kedua
36
k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang
terdiri dari tiga kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 40 menit.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 Mei s.d 14 Mei 2013
dan pertemuan kedua pada tanggal 21 Mei s.d 28 Mei 2013 , dan
pertemuan ke tiga 04 Juni s.d 11 Juni 2013 . Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario
pembelajaran.
SIKLUS I
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1
dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga
dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran.
b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 07 Mei s.d 14 Mei 2013 di SDN 5 Peresak Kec. Narmada
tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 32 orang. Dalam hal
37
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran
mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses pembelajaran siswa
diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti
pada tabel berikut :
Tabel 4.1 :Tabel Distribusi Nilai tes Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Pada Siklus I
No RESPONDENSko
r
Keterangan
Tuntas
Tidak Tunta
s1 Abdul Hafid 65 √
2 Ajeng Syifaul Pradani 55 √
3 Al Razibraja Bountua 50 √
4 Anggoro Jovan Prasojo 55 √
5 Annisa Putri 55 √
6 Budi Sawalludin 55 √
7 Arsyanda Rizqita 55 √
8 Bagus Mulyadi 60 √
9 Dini Dwi Anggraini 60 √
10 Efraim Glen Raphael 60 √
11 Fahfaz Fimassyika 60 √
12 Faturrahman 60 √
38
13 Fika Aprianti 65 √
14 Frans Daniel Situmeang
65 √
15 Halwa Shafia Zhafirah 55 √
16 I Made Azriel Prasatya 55 √
17 Jagoas Raka Rianto 65 √
18 Reno Adi Saputra 55 √
19 Lita Marsya Rosita 55 √
20 M. Rafly Fahruroji 65 √
21 Marcel Dika Pratama 75 √
22 Muhamad Ikhsan Fauzy
75 √
23 Sazkia Nailatusy 55 √
24 Sheli Febriana 60 √
25 Susan Meditsyah 60 √
26 Syahid Alfathudin 60 √
27 Nabila Safitri 55 √
28 Nashihul Umam 55 √
29 Nindy Destriyani 65 √
30 Pradita Verdiani 60 √
31 Kurrotul Aini 65 √ √
32 Lestari Gustina 60 √
Jumlah Total 1915 - -
Skor Maksimum
Individu
100 - -
Skor Maksimum
Kelas
320
0
- -
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 9 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 24 Orang
39
Klasikal : belum tuntas.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 59,84 % atau ada 9
siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 28,13 % lebih
kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %.
Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament ( TGT).
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :
(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
d) Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
40
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
SIKLUS II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-
alat bimbingan yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 21 Mei s.d 28 Mei 2013 di SDN 5 Peresak Kec. Narmada
tahun pelajaran 2012-2013 . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus
II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
41
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah
sebagai berikut.
Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai tes Hasil belajar Siswa dengan Menerapkan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)
Pada Siklus II
No RESPONDENSko
r
Keterangan
Tuntas
Tidak Tunta
s1 Abdul Hafid 75 √
2 Ajeng Syifaul Pradani 65 √
3 Al Razibraja Bountua 60 √
4 Anggoro Jovan Prasojo 65 √
5 Annisa Putri 65 √
6 Budi Sawalludin 65 √
7 Arsyanda Rizqita 65 √
8 Bagus Mulyadi 70 √
9 Dini Dwi Anggraini 70 √
10 Efraim Glen Raphael 70 √
11 Fahfaz Fimassyika 70 √
12 Faturrahman 70 √
13 Fika Aprianti 75 √
14 Frans Daniel Situmeang 75 √
15 Halwa Shafia Zhafirah 64 √
16 I Made Azriel Prasatya 64 √
17 Jagoas Raka Rianto 75 √
42
18 Reno Adi Saputra 55 √
19 Lita Marsya Rosita 65 √
20 M. Rafly Fahruroji 75 √
21 Marcel Dika Pratama 85 √
22 Muhamad Ikhsan Fauzy 85 √
23 Sazkia Nailatusy 60 √
24 Sheli Febriana 64 √
25 Susan Meditsyah 64 √
26 Syahid Alfathudin 64 √
27 Nabila Safitri 65 √
28 Nashihul Umam 65 √
29 Nindy Destriyani 75 √
30 Pradita Verdiani 70 √
31 Kurrotul Aini 75 √
32 Lestari Gustina 70 √
Jumlah Total 2200 - -
Skor Maksimum
Individu
100 - -
Skor Maksimum Kelas 320
0
- -
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 24 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 8 Orang
Klasikal : belum tuntas.
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 68,75 % dan ketuntasan belajar mencapai 75 % atau ada 24
siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
43
bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah
mengalami peningkatan cukup baik dari siklus I tetapi belum
mencapai nilai ideal yang diharapkan karena belum mencapai nilai
ideal 75. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah
guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu
diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih
termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti
apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT).
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d) Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk
dilaksanakan pada siklus III antara lain :
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses pembelajaran berlangsung.
44
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
SIKLUS III
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajran
yang terdiri dari rencana pembelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-
alat pembelajaran lain yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 04 Juni s.d 11 Juni 2013 di SDN 5 Peresak
Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 32
orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
45
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses pembelajran siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai tes Hasil belajar Siswa dengan Menerapkan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)
Pada Siklus III
No RESPONDENSko
r
Keterangan
Tuntas
Tidak Tunta
s1 Abdul Hafid 85 √
2 Ajeng Syifaul Pradani 75 √
3 Al Razibraja Bountua 64 √
4 Anggoro Jovan Prasojo 75 √
5 Annisa Putri 75 √
6 Budi Sawalludin 75 √
7 Arsyanda Rizqita 75 √
8 Bagus Mulyadi 85 √
9 Dini Dwi Anggraini 85 √
10 Efraim Glen Raphael 80 √
11 Fahfaz Fimassyika 80 √
12 Faturrahman 80 √
13 Fika Aprianti 85 √
14 Frans Daniel Situmeang 85 √
46
15 Halwa Shafia Zhafirah 75 √
16 I Made Azriel Prasatya 75 √
17 Jagoas Raka Rianto 85 √
18 Reno Adi Saputra 64 √
19 Lita Marsya Rosita 75 √
20 M. Rafly Fahruroji 85 √
21 Marcel Dika Pratama 95 √
22 Muhamad Ikhsan Fauzy 95 √
23 Sazkia Nailatusy 75 √
24 Sheli Febriana 75 √
25 Susan Meditsyah 75 √
26 Syahid Alfathudin 75 √
27 Nabila Safitri 75 √
28 Nashihul Umam 75 √
29 Nindy Destriyani 85 √
30 Pradita Verdiani 80 √
31 Kurrotul Aini 85 √
32 Lestari Gustina 80 √
Jumlah Total 2533 - -
Skor Maksimum
Individu
100 - -
Skor Maksimum Kelas 320
0
- -
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 30 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Orang
Klasikal : Sudah Tuntas.
47
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 79,17 %, 30 orang yang telah tuntas dari 32 orang siswa.
Secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 79,17%
( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan
guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu ketuntasan ini
juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah menguasai
materi pembelajaran untuk membantu temannya.
c) Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran
dengan penerapan metode demonstrasi. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut :
(1) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurnah, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
48
(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d) Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan
baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya dapat meningkatkan
proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Analisis Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3
menunjukkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4 :Analisis Hasil Tes Tentang Pelajaran Penjaskes dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Sebelum Dan Sesudah Diberi Tindakan
No RespondenSkor sebelum
Tindakan Siklus 1
Skor setelahTindakan 1
Siklus 2
Skor setelahTindakan 2
Siklus 31 Abdul Hafid 65 75 85
49
2 Ajeng Syifaul Pradani 55 65 75
3 Al Razibraja Bountua 50 60 64
4 Anggoro Jovan Prasojo 55 65 75
5 Annisa Putri 55 65 75
6 Budi Sawalludin 55 65 75
7 Arsyanda Rizqita 55 65 75
8 Bagus Mulyadi 60 70 85
9 Dini Dwi Anggraini 60 70 85
10 Efraim Glen Raphael 60 70 80
11 Fahfaz Fimassyika 60 70 80
12 Faturrahman 60 70 80
13 Fika Aprianti 65 75 85
14 Frans Daniel S 65 75 85
15 Halwa Shafia Zhafirah 55 64 75
16 I Made Azriel Prasatya 55 64 75
17 Jagoas Raka Rianto 65 75 85
18 Reno Adi Saputra 55 55 64
19 Lita Marsya Rosita 55 65 75
20 M. Rafly Fahruroji 65 75 85
21 Marcel Dika Pratama 75 85 95
22 Muhamad Ikhsan F 75 85 95
23 Sazkia Nailatusy 55 60 75
24 Sheli Febriana 60 64 75
25 Susan Meditsyah 60 64 75
26 Syahid Alfathudin 60 64 75
27 Nabila Safitri 55 65 75
28 Nashihul Umam 55 65 75
29 Nindy Destriyani 65 75 85
30 Pradita Verdiani 60 70 80
31 Kurrotul Aini 65 75 85
50
32 Lestari Gustina 60 70 80
Jumlah Total 1915 2200 2533
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 3200 3200 3200
Analisis Data Deskriptif Kuantitatif
1. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI sebelum diberi tindakan
= 1915 x 100% = 59,84 % 3200
2. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI setelah diberi tindakan
pengelompokan siswa berdasarkan nomor panggilan (acak berdasarkan
tempat duduk )
= 2200 x 100% = 68,75 % 3200
3. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI setelah diberi tindakan
pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik
= 2533 x 100% = 79,17 % 3200
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
A. Terjadi peningkatan hasil belajar setelah diberi tindakan yaitu terjadi
59,84% menjadi 68,75 % ada kenaikan sebesar = 8,91 %
B. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai dengan
( siklus 3 ) 59,84% menjadi 68,75 %, dan dari ( siklus 2 ) ke ( siklus 3)
juga ada peningkatan sebanyak 79,17 % - 68,75 % = 10,42 %.
51
C. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 28,13% menjadi
93,75 %.
Refleksi dan Temuan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil
dapat dikatakan sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dengan belum berhasil karena
dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan
mengganggu siswa lain;
b. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament
(TGT), dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang
dicapai tidak tuntas.
c. Mungkin karena proses pembelajaran yang dilakukan yang baru mereka
laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.
d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada
pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan pembelajaran berjalan baik,
semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,
seluruh siswa langsung aktif belajar.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) dalam
pembelajaran penjaskes memiliki dampak positif dalam meningkatkan
52
hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 59,84 % ;
68,75 % ; 79,17 % Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan
alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah pendekatan pembelajaran dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktivitas guru pembelajaran yang muncul di antaranya
aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di
mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
53
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 32 orang
siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ;
59,84 % meningkat menjadi 68,75 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi
79,17 % .
Dari analisis data di atas bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) kegiatan belajar mengajar
lebih berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
siswa di SDN 5 Peresak Kec. Narmada, oleh karena itu diharapkan kepada
para guru dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament ( TGT).
Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa
dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai
≥ 85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 )
mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai
93,75%. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
54
BAB V
P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga siklus di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) menunjukkan
bahwa dapat meningkat dan berpengaruh positif terhadap latihan siswa di
lapangan.
2. Peningkatkan prestasi siswa siswa dapat terlihat
pada peningkatan hasil tes kemampuan dan keterampilan berpikir siswa
selama tiga siklus dan tes akhir, yaitu siklus I 59,84 %, siklus II 68,75 %,
siklus III 79,17 % dan pada siklus III telah mencapai ketuntasan.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament (TGT) yang di lakukan guru dari siklus I sampai
siklus III terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan keberhasilan
guru dalam mengelola pembelajaran.
55
4. Hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT) bermanfaat dan membantu
siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.khususnya dalam bidang
olahraga.
B. Saran- Saran
1. Dalam merancang persiapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) di perlukan
perencanaan yang baik, terutama dalam pemilihan materi pelajaran,
pendistribusian materi ke dalam perangkat pembelajaran dan alokasi
waktu.
2. Dalam merancang persiapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) di perlukan
perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembelajaran
dan terhadap pelaksanaan alokasi waktu yang direncanakan, perhatian dan
pengawasan saat belajar kelompok
3. Kepada guru mata pelajaran,khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani
, hendaknya banyak membaca hasil karya dari para ahli terutama dalam
pengembangan model pembelajaran di kelas / di lapangan,sehingga hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan dan tidak ketinggalan dengan daerah lain.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto, 1997. Prossedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zein, (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Imron, Ali. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Munandar, 1985, Metode Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung.
Nasution S., 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta.
57
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, 1986. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional Surabaya.
Nur, Muhammad. 1998. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: IKIP Surabaya.
Poerwadarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya: SIC
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Saeful Bahri Djamarah. (1994). Hasil belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional: Surabaya.
Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Barn Algesindo. Ban dung.
Oxendine, J.B. 1984. Psychology of Motor Learning. Englewood Cliffs: Prentice Hall, inc.
PASI, 1992. Perwasitan dan Penjurian Atletik. Jakarta: PASI
Poerwadarminta. 1987. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Ilmu.
Roestiyah, NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Scmidt, Richard A. 1982. Motor Control and Learning. Champaign: Human Kinetics Publisher.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Singer, Robert N. 1982. The Learning of Motor Skills. New York: McMillan Publishing Company, inc.
Soepartono. 1997. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar dengan Pendekatan Modifikasi. Makalah yang tidak dipublikasikan. Surabaya: IKIP Surabaya.
58
Sujana, Nana. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Swain, MOB. 1967. Fundamentals of Physical Education. Sidney: lan Novak Publishing, Co.
Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Winkel, WS. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
59
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPTD DIKBUD. KEC. NARMADASEKOLAH DASAR NEGERI 5 PERESAK
Jl. Lapangan Golf Tebao Peresak, Kec. Narmada, Lombok Barat - NTB
SURAT IJIN PENELITIANNomor : 422 / / SD. /2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN 5 Peresak Kec. Narmada,bahwa
sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dalam
upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Penjaskes, maka kepada :
Nama : HERMAN ISKANDAR , S.Pd
Nip. : 19621231 198605 1 011
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Bidang Studi : Penjaskes
Alamat : Pancor Dao Lombok Tengah
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
:” Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT) kelas VI
60
SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013”. Mulai bulan
Januari 2012 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Tebao , 06 Mei 2013Kepala Sekolah
S U B A D I, S.Pd NIP.19671106 199302 1 001
Lampiran : 2
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPTD DIKBUD. KEC. NARMADASEKOLAH DASAR NEGERI 5 PERESAK
Jl. Lapangan Golf Tebao Peresak, Kec. Narmada, Lombok Barat - NTB
SURAT KETERANGANNomor : 422 / / SD. /2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN 5 Peresak Kec. Narmada ,
menerangkan bahwa ;
Nama : HERMAN ISKANDAR , S.Pd
Nip. : 19621231 198605 1 011
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Bidang Studi : Penjaskes
Alamat : Pancor Dao Lombok Tengah
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :
“Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT) kelas VI SDN 5
61
Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 “ Sejak Tanggal 20
Januari sampai dengan 25 Februari 2012 .
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Tebao , 11 Juni 2013Kepala Sekolah
S U B A D I, S.Pd NIP.19671106 199302 1 001 ]
Lampiran 3
DAFTAR HADIR SISWADALAM KEGIATAN PENELITIAN
No N A M A L/P
KEHADIRANI II III IV V VI
Tgl. 07-05 2013
Tgl.14-05 2013
Tgl.21-05 2013
Tgl.28-05 2013
Tgl.04-06 2013
Tgl.11-06 2013
1 Abdul Hafid L
2 Ajeng Syifaul Pradani P
3 Al Razibraja Bountua L
4 Anggoro Jovan P L
5 Annisa Putri P
6 Budi Sawalludin L
7 Arsyanda Rizqita P
8 Bagus Mulyadi L
9 Dini Dwi Anggraini P
62
10 Efraim Glen Raphael L
11 Fahfaz Fimassyika P
12 Faturrahman L
13 Fika Aprianti P
14 Frans Daniel S L
15 Halwa Shafia Zhafirah P
16 I Made Azriel Prasatya L
17 Jagoas Raka Rianto L
18 Reno Adi Saputra L
19 Lita Marsya Rosita P
20 M. Rafly Fahruroji L
21 Marcel Dika Pratama L
22 Muhamad Ikhsan F L
23 Sazkia Nailatusy P
24 Sheli Febriana P
25 Susan Meditsyah P
26 Syahid Alfathudin L
27 Nabila Safitri P
28 Nashihul Umam L
29 Nindy Destriyani P
30 Pradita Verdiani P
31 Kurrotul Aini L
63
32 Lestari Gustina P
Tebao , 07 Mei 2013Peneliti
HERMAN ISKANDAR , S.Pd NIP. 19621231 198605 1 011
Lampiran : 4
LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT )
Sekolah :______________________ Kelas/Semester :______________________PokokBahasan :______________________
Nama Guru :_______________Tanggal :_______________Pukul :_______________
Bertikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek yang diamatiDilakukan Penilaian
ya tdk 1 2 3 4I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti Melatih siswa dalam Belajar mengajar
1. Secara klasikal menjelaskan materi dalam belajar mengajar
64
yang akan digunakan2. Memodelkan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam proses belajar mengajar
3. Membimbing siswa tentang Penjaskes dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam proses belajar mengajar
4. Memeriksa pemahaman siswa terhadap materi kegiatan penjaskes dalam belajar mengajar
5. Memberikan latihan mandiri6. Menyampaikan tujuan dan
motivasi7. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan8. Memberikan latihan terbimbing9. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik10. Memberikan latihan mandiri
III Kesesuaian Metode
IV C. Penutup Membimbing siswa merangkum
materi pelajaranV Pengelolaan WaktuVI Suasana Kelas
1. Siswa antusias2. Guru antusias
Tebao , 07 Mei 2013Keterangan : Pengamat1. Tidak Baik2. Kurang Baik3. Cukup Baik
65
4. Baik ___________________
Lampiran : 5
LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
Sekolah :______________________ Kelas/Semester :______________________PokokBahasan :______________________
Nama Guru :_______________Tanggal :_______________Pukul :_______________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
( V ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek yang diamatiDilakukan Penilaian
ya tdk 1 2 3 4I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti
66
1. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
2. Memberikan latihan terbimbing
3. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan mandiri
III Kesesuaian Metode
IV C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi pelajaran
V Pengelolaan Waktu
VI Suasana Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
Tebao , 07 Mei 2013
Keterangan : Pengamat1. Tidak Baik2. Kurang Baik3. Cukup Baik4. Baik ___________________
67
Lampiran : 6
FOTO - FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN
Guru ( peneliti ) sedang memberikan bimbingan pada Siswa
Guru ( peneliti ) sedang membimbing siswa secara individual Secara bergantian
68
Guru ( peneliti ) sedang mengamati siswaMelakukan latihan
Secara bergantian, guru ( peneliti ) mengamati dan membimbing Siswa dalam pembelajaran
69
70
Top Related