1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terkenal
dengan keragaman agama, bahasa, suku bangsa dan kebudayaannya.
Kebudayaan adalah kebiasaan yang sudah mendarah daging dan bersifat turun
temurun dalam suatu suku bangsa. Pada hakikatnya kehidupan manusia
merupakan bagian dari siklus kebudayaan, karena kebudayaan dalam arti luas
menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia itu sendiri. Ki Hajar Dewantara
dalam Supartono (2004:31) mengatakan bahwa kebudayaan yang berarti buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap duapengaruh kuat,
yakni alam dan zaman yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidupdan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
dasarnya bersifat tertib dan damai.
Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian. Kesenian mengacupada
nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusiaterhadap
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga (Sulasman dan
Gumilar, 2013:40). Kesenian mempunyai nilai-nilai universal, hal tersebut
dapat diartikan bahwa kesenian dapat diterima oleh semua lapisanmasyarakat
yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Manusia sebagai makhluk yang
kreatif selalu berupaya untuk menciptakan karya seni dalamrangka memenuhi
1
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
2
kebutuhan hidup secara batin. Terciptanya karya senidalam kehidupan
masyarakat tergantung pada pola pikir serta tingkat kehidupan masyarakat
atau yang biasa disebut dengan struktur sosial. Adanyastruktur sosial yang
beragam dalam kehidupan masyarakat inilah maka akantercipta karya seni
yang beragam pula.
Dalam konteks budaya, keragaman kesenian yang ada dalam
masyarakat lebih disebabkan oleh lapisan-lapisan budaya yang telah ada sejak
keberadaan manusia di muka bumi ini. Demikian pula di Indonesia, kesenian
dapat ditinjau dalam konteks kebudayaan maupun kemasyarakatan. Dari sisi
konteks kemasyarakatan, kesenian yang tercipta pada kelompok masyarakat
tertentu akan memperoleh dukungan dari masyarakatnya. Keberadaan
kesenian dalam kehidupan masyarakat mempunyai fungsi yang berbeda
menurut kebutuhan kelompok masyarakatnya. Pada kelompok masyarakat
tertentu kesenian dapat berfungsi sebagai sarana ritual kehidupan religius,
tetapi pada kelompok masyarakat lainnya kesenian dapat berfungsi sebagai
hiburan. Dari kondisi masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya ini,
maka kesenian akan memiliki berbagai macam fungsi tergantung pada
kebutuhan kelompok masyarakat pendukung kesenian tersebut.
Beranekaragam bentuk kesenian sebagai wujud proses kreatif
masyarakat, hidup dan tumbuh subur di tengah kehidupan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan berbagai aktifitas kehidupannya. Ragam bentuk
kesenian tersebut selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, salah
satunya kesenian yang hidup subur di masyarakat adalah jenis kesenian
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
3
tradisional. Hal ini sangat wajar karena kesenian tercipta oleh proses kreatif
masyarakat secara kolektif dan selanjutnya digunakan untuk kebutuhan
tertentu. Karena proses tersebut, selanjutnya bermunculan kelompokkelompok
kesenian yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Kelompok-
kelompok tersebut berkembang dengan menyesuaikan perubahan yang terjadi
dalam kehidupan lingkungannya. Peristiwa terbentuknya kesenian dalam
kehidupan masyarakat sebagai proses kreatif dalam memenuhi kebutuhan rasa
seni ini juga terjadi di Desa Kesugihan.
Desa Kesugihan Kabupaten Cilacap memiliki beragam kesenian yang
menjadi ciri khas daerah tersebut. Beberapa kesenian yang ada diantaranya
adalah Begalan, Wayang Kulit, Janeng ( Terbang Jawa), Ebeg, Calung,
terbang genjring, marawis, hadroh, Lengger dan Thek-Thek atau
Kenthongan. Diantara berbagai kesenian tersebut, kenthongan merupakan
salah satu bentuk kesenian yang tetap eksis di Kabupaten Cilacap. Kesenian
ini menggabungkan antara musik kenthong dan taritarian. Kenthongan berasal
dari kata kenthong yang diberi imbuhan an, yang berarti memainkan kenthong.
Pada zaman dahulu, kenthong adalah alat komunikasi tradisional yang terbuat
dari batang bambu atau kayu. Alat komunikasi tempo dulu yang digunakan
dengan cara dipukul ini, sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di
daerah pedesaan dan pegunungan sebagai tanda alarm (pengingat), alat
komunikasi jarak jauh, sandi morse, tanda adzan, maupun sebagai tanda
bahaya.
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
4
Sebagai kesenian yang berkembang di Cilacap khususnya Desa
Kesugihan, kesenian ini menggabungkan antara musik kenthong dan tari-
tarian gaya banyumasan. Definisi tari menurut Drs. Saimin Hp (1993: 4), tari
adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah. Melalui tari,
kita dapat mengekspresikan apa yang kita rasakan dengan gerak-gerak estetis
(indah). Indonesia dengan keanekaragaman budayanya memiliki berbagai
macam gerak tari sebagai ciri khas dari masing-masing daerah, salah satunya
adalah gerak tari gaya banyumasan. Gerak tari gaya banyumasan memiliki ciri
khas gerak yang lincah, tegas dan patah-patah. Gerak tari inilah yang terdapat
dalam kesenian kenthongan.
Seiring pesatnya arus globalisasi, kenthongan mulai mengalami
perkembangan dengan sentuhan cipta, rasa dan karsa para seniman.
Kenthongan yang awalnya terlihat sederhana dengan bunyi-bunyian
yangmonoton dan tidak memiliki nada dasar, sekarang terdengar lebih
menarikkarena dipadukan dengan alat musik lain dan juga tari-tarian
tradisional maupun modern. Secara umum, kesenian kenthongan di Kabupaten
Cilacap dimainkan oleh sekelompok orang yang berperan sebagai pemusik
dan penari.
Kesenian Kenthongan Grup Dalan Laras adalah salah satu dari 120
grup kesenian kenthongan yang ada di Kabupaten Cilacap. Grup Dalan Laras
yang berasal dari Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan ini sudah cukup
dikenal oleh masyarakat dan merupakan grup yang dapat mempertahankan
eksistensinya di dunia kesenian. Grup tersebut sudah berdiri sejak tahun 2009
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
5
dan beranggotakan 60 orang yang terdiri dari 10orang penari, 20 orang pemain
musik, dan 30 orang official. Anggota grup kenthongan ini memiliki latar
belakang yang berbeda-beda, diantaranyaadalah pelajar, mahasiswa, karyawan
dan karyawati. Grup yang dipimpinoleh Bapak Abdul Khodir sering
ditampilkan dalam berbagai acara. Musikyang dimainkan sangat bervariasi,
begitu pula dengan gerak tariannya yangdidominasi oleh gerak tari gaya
Banyumasan yang terkenal dengan geraklincah, tegas dan patah-patah.
Keberadaan kesenian tradisional khususnya kenthongan diKabupaten
Cilacap tidak dapat seketika mendapat perhatian dari masyarakat. Kesenian
kenthongan telah dikemas dengan tampilan yang menarik, tetapi masih
dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ke arah modern
(modernisasi) berdampak pada perubahan budaya. Budaya barat mulai masuk
dan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan, salah satunya adalah kehidupan
kesenian. Pengaruh budaya barat membuat masyarakat melupakan kesenian
tradisional yang telah diwariskan dari zaman nenek moyang. Tingkat apresiasi
masyarakat terhadap kesenian tradisional berkurang dan masyarakat lebih
memilih untuk mengapresiasi budaya barat yang sangat berbeda dengan
budaya ketimuran.
Setelah melihat uraian di atas, penelitian mengenai Perkembangan
Kesenian Kenthongan Grup Dalan Laras di Desa Cilacap, Kecamatan
Kesugihan, Kabupaten Cilacap perlu dilakukan. Hal tersebut dikarenakan
Grup Dalan Laras adalah grup yang mampu mempertahankan eksistensinya di
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
6
tengah kuatnya pengaruh kebudayaan barat dalam masyarakat dan belum
adanya penelitian mengenai eksistensi grup kesenian tersebut. Adapun
penelitian ini diharapkan dapat mendokumentasikan dan memperkenalkan
Grup Dalan Laras kepada masyarakat Cilacap secara khusus, dan masyarakat
Indonesia pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan sosial buadaya Desa Kesugihan 2009-2016?
2. Bagaimana asal-usul kesenian kentongan grup Dalan Laras Kesugihan
didesa Kesugihan?
3. Bagaimana perkembangan kesenian kentongan grup Dalan Laras
Kesugihan di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap
2009-2016?
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini bermaksud untuk memaparkan:
1. Keadaan sosial budaya Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten
Cilacap 2009-2016.
2. Asal-usul kesenian kentongan grup Dalan Laras di Desa Kesugihan
Kabupaten Cilacap.
3. Perkembangan kesenian kentongan grup Dalan Laras di Desa Kesugihan
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap 2009-2016.
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, maka dapat dijadikan sebagai
pengembangan ilmu sejarah, memberi masukan bagi penelitian berikutnya,
dan dapat dijadikan sebagai refrensi bagi penelitian yang berkaitan dengan
kesenian tradisional kentongan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat :
a. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi masy kebarakat
maupun pembaca lainnya untuk memiliki rasa bangga terhadap kesenian
kentongan serta mendukung keberadaan dan kelestarian kesenian
kentongan sampai ke generasi penerusnya.
b. Para Seniman
Dapat menjadi masukan bagi para seniaman untuk tetep
mempertahankan budaya dan menampilkan kesenian kentongan kepada
masyarakat khususnya di desa Kesugihan dengan lagu pop namun tidak
meninggalkan unsur budayanya sebagai kesenian tradisional.
E. Tinjauan Pustaka
Kesenian tradisional merupakan perwujudan dari kebudayaan yang
hidup dan berkembang di daerah masing-masing, kesenian ini berlangsung
serta hidup secara tradisi dari generasi dan setiap generasi mempunyai
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
8
tanggung jawab untuk melestarikan kesenian tradisional. Penelitian mengenai
pekembangan kesenian tradisional pernah dilakukan oleh Nur Said Manfaluti
(2002) dengan mengenai judul Perkembangan Kesenian Nasyid di Pondok
Pesantren Islam Nurul Huda Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten
Purbalingga. Pada penelitian tersebut enjelaskan bahwa perkembangna
kesenian nasyid mengalami beberapa tahap dari sebelum berubah, sedang
mengalami perubahan, sudah berubah, unsur –unsur tahap kesenian nasyid, dan
unsur tahap kesenian nasyid yang selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengengetahuan terutama hukum islam atau fiqih mengenai boleh dan tidaknya
nyanyian dalam islam.
Penelitian Agus Prasetyo (2012) dengan mengambil judul Keberadaan
Kesenian Lengger di Desa Gerduren Kecamatan Purwojati Kabupaten
Banyumas. Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa lengger sebagai bentuk
tarian rakyat yang sudah sangat terpenggirkan dengan tarian-tarian lain yang
dibawa oleh dunia global. Di samping para pelaku kesenian yang bertanggung
jawab untuk melestarikan kesenian ini, disini peran pemerintahan juga sangat
menentukan kelangsungan kesenian tersebut, karena ketika ada perhatian yang
serius dari pemerintah maka masyarakat akan semakin mengenal dan pada
akhirnya akan menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian kesenian yang
ada di daerah.
Penelitian mengenai perkembangan kesenian yang lain dilakukan oleh
Ani Faiqoh (2013) dengan mengambil judul Perkembangan Wayang Kulit
Gagrag Banyumasan Tahun 1979-2013. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
9
bawa seiring perkembangan zaman serta perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat Banyumasan juga berpengaruh terhadap perkembangan wayang
gagrag Banyumasan. Dengan mengikuti selera masyarakat, banyak dalang
muda yang berani keluar dari pekem. Adanya penembahan alat-alat musik non
gamelan seperti orgen, gitar, base, drum, dan sebagainya. Selain itu, juga
terjadi penembahan lagu-lagu seperti campursari, pop, qosidah, dan keroncong.
Penelitian perkembangan kesenian yang lain ditulis oleh Miftakhul Urip
(2014) dengan mengambil judul Perkembangan Kesenian Islam Burok di Desa
Karangbale Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes Tahun 1971-2013. Dari
penelitian tersebut menjelaskan bahwa upaya dasar yang dilakukan para
seniman untuk melestarikan kesenian burok adalah dengan melakukan sistem
pewaris utuh dan kesinambungan yaitu dengan cara mengajarkan kesenian
burok pada anak-anaknya atau generasi muda lingkungannya. Upaya lainya
adalah mengemas kesenian burok dengan cara mengikuti atau menyesuaikan
terhadap perkebangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi budaya
setempat lingkungan masyarakat dengan tidak mengesampingkan nilai budaya
yang mendasar dari kesenian tersebut.
Dari keempat penelitian tersebut terhadap persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah terdapat tiga penelitian yang meniliti mengenai
perkembangan kesenian. Dan perbedaannya adalah ketiga penelitian tersebut
meneliti mengenai kesenian di daerah masing-masing dan kesenian yang
berbeda-beda.
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
10
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Landasan Teori
Proses analisis permasalahan akan berjalan dengan baik apabila
diketahui pengertian-pengertian dasar dari permasalahan yang diangkat.
Selain itu, penggunaan kerangka pemikiran dari para ahli menambah nilai
hasil akhir tulisan. Terkait dengan hal tersebut, maka terlebih dahulu akan
dijelaskan mengenai berbagai pengertian, agar lebih jelas secara runtun
maka akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian perkembangan,
kesenian, dan kentongan.
Berkembangan salah satu cabang seni yang masih didukung oleh
masyarakat, merupakan suatu hal yang logis. Hal ini disebabkan
pertumbuhan masyarakat, kemudian dilatih, dididik, dan pelajaran untuk
menjadi anggta masyarakat, juga sebagai penerus kebudayaan.
Demikianlah pergantian itu berjalan secara terus menerus dari masa lalu
menuju masa kini terus dari masa kini menuju masa yang akan datang.
Pergantian itu masih terus berlangsung selama masih terdapat masyarakat
yang mendukung salah satu seni, manusia dengan akalnya dan kepandaian
yang telah didapatnya dari masyarakat, tidak menghentikan usahanya
untuk memperbaiki kedudukannya didalam alam sekitarnya sesuia dengan
kebutuhan dan keadaan paa suatu waktu. Masyarakatpun sekali-sekali
berubah-ubah sifatnya. Kesenian akan selalu mengalami perubahan,
tambahan dan penyempurnaan, sehingga faktor-faktor yang tidak
diperlakukan lagi, diubah disesuikan dengan kebutuhan jamannya
(Soedikto et. Al., 1979: 32).
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
11
Seni mempunyai padanan kata techne (Yunani), ars (Latin), kuns
(Jerman) dan art dalam bahasa Inggris. Kesemuanya mempunyai
pengertian yang sama yakni keterampilan dan kemampuan. Keterampilan
dan kemampuan ini dikaitkan dengan tujuan dalam seni misalnya nilai
estetis (keindahan), etis dan nilai praktis. Tujuan-tujuan tersebut
nampaknya seni cenderung dikaitkan dengan nilai esetis sehingga ada
pendapat bahwa seni sama dengan keindahan (Edy Tri Sulistyo, 2005: 1)
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa
manusia.Kesenian berasal dari kata “seni” yang mendapat awalan “ke” dan
akhiran“an”. Arti kata seni adalah hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan
olehmanusia, yang dapat memberikan rasa kesenangan dan kepuasan
dengankenikmatan rasa indah (Djelantik, 1999:16). Suwanda (1992 : 9)
mengatakanbahwa kata seni merupakan kata sifat, sementara kesenian
merupakan hasildari sebuah proses.Kesenian merupakan suatu hal yang
lahir dan berkembang ditengah masyarakat, sehingga kesenian tidak
terlepas dari perjalananhidup manusia.
Menurut Koentjaraningrat, kesenian merupakan bagian dari
kebudayaan yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Di
dalamkehidupan manusia terdapat adat-istiadat yang menciptakan berbagai
jenis dan merupakan ciri khas suatu bangsa. Kesenian tumbuh dan
berkembangdalam masyarakat seiring dengan pertumbuhan serta
perkembangansosial budaya masyarakat pendukungnya, sampai sekarang
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
12
dikenal berbagai macam cabang kesenian di antaranya seni rupa, seni
musik, seni tari dan drama (Koentjaraningrat, 1993:115). Menurut Saimin
(1993: 1) kesenian merupakan hasil cipta,karya, dan karsa manusia yang
dapat dinikmati dengan rasa. Rasa disini adahubungannya dengan panca
indra kita. Seni itu dapat dinikmati melalui panca indra pendengaran atau
telinga, hubungannya dengan karya seni.
Dalam masyarakat tradisional ada juga seniman yang berhasil
menciptakan seni yang baru tanpa meninggalkan kerangka seni
tradisionalnya. Seni masa depan karenanya harus kembali pada sumber-
sumber seni yang asli, yaitu pada kemanusiannya, kembali pada nilai-
nilainya yang membuat manuais memerlukan seni, dan seni bermakna bagi
kehidupan manusia. Seni memanusiakan hubungan antara manusia dengan
manusia dengan berbagai organisasidan lembaga masyarakat dan
kekuasan. Seni harus mempunyai daya untuk membudayakan dan
memenusiakan wajah kekuasaan, hingga kekuasaan tidak berwajah seekor
harimau yang lapar dan ganas. (Mochtar Lubis, 1992: 53).
Musik adalah suatu bentuk seni yang dapat dinikmati melalui indra
pendengaran. Musik dapat dihasilkan dari apa saja, dengan tetap
mempertimbangkan irama dan keharmonisan suara yang dihasilkan.
Jamalus (1988: 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni
bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama,
melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
13
kesatuan. Musik dibagi dalam dua jenis yaitu musik tradisional dan non
tradisional. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di
suatu daerah dan dipengaruhi oleh adat, tradisi, dan budaya yang
berkembang di tengah masyarakat daerah tersebut.
Alat musik yang digunakan dalam musik tradisional dibuat secara
sederhana baik dari bahan, teknik, maupun nada dan irama yang
dihasilkan. Salah satu musik tradisional yang ada di Indonesia adalah
musik kenthongan yang berkembang di tengah masyarakat Kabupaten
Cilacap . Kenthongan berasal dari kata kenthong yang diberi imbuhan ”an”
yang berarti memainkan kenthong. Kenthong adalah alat musik yang
terbuat dari potongan bambu yang dilubangi sepanjang ruas di pinggirnya
untuk membentuk sudut lancip. Cara menggunakan alat musik tersebut
adalah dengan dipukul menggunakan tongkat kayu atau bambu kecil yang
berukuran 20 – 30 cm. Pada zaman dulu, kenthong digunakan sebagai
tanda pengingat (alarm), komunikasi jarak jauh, penanda adzan, maupun
sebagai tanda bahaya. Sebagai contoh, kenthong digunakan ketika ada
bencana banjir, kebakaran atau kemalingan. Makna bunyinya diatur sesuai
kesepakatan di masyarakat, sedangkan makna komunikasinya ada pada
ritme suara dan juga kombinasi dari suara yang dihasilkan. Misalnya
membunyikan sekali apabila kemalingan, bunyi kedua untuk
kebakaran,dan lain-lain. Kenthong mengalami perkembangan seiring
dengan pesatnya arus globalisasi, karena itu masyarakat mulai memikirkan
bagaimana cara untuk membuat bunyi kenthong yang sebelumnya
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
14
terdengar monoton dan membosankan agar menjadi lebih menarik. Setelah
melewati proses inovasi, saat ini kenthong menjadi alat musik utama yang
digunakan dalam suatu kesenian yang disebut kenthongan. Kenthongan
merupakan suatu kesenian berupa pertunjukan massal yang dilakukan oleh
20 sampai 30 orang pemain musik yang memainkan kenthong sebagai alat
musik utama, dilengkapi bedug, seruling, angklung, kecrek dan simbal
sebagai alat musik pendukungnya.
Alat musik angklung yang digunakan dalam kesenian drumband
tradisional ini, menunjukkan bahwa musik kenthongan merupakan
musikmperpaduan antara dua kebudayaan yaitu kebudayaan Sunda dan
Banyumas. Dua kebudayaan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
karena Cilacap yang merupakan salah satu kota di Karesidenan Banyumas,
berbatasan langsung dengan daerah di Jawa Barat.
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat
dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkanperasaan,
maksud, dan pikiran. Menurut Soedarsono tari adalah ekspresi jiwa
manusia yang diungkpakan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Tari
adalah ekspresi jiwa yang merupakan ungkapan perasaan, kehendak, dan
pikiran manusia. Gerak tari berbeda dengan gerak sehari-hari yang
dilakukan oleh manusia, karena gerak tari adalah gerak yang estetis
(indah). Tari bukan sekedar gerakan yang tidak bermakna, melainkan
sesuatu yang mempunyai maksud (Kusnadi, 2009: 2).
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
15
Tari tradisional adalah, tari-tarian yang sudah cukup lama
berkembang sampai saat ini sebagai warisan budaya yang turun temurun
dari leluhurnya yang menjadi miliknya dan menjadi salah satu ciri
danidentitas serta kepribadian suatu wilayah (Abdurachman dan Rusliana,
1979:5-7). Gerakan-gerakan dalam tari tradisional sesuaidengan
kepribadian masyarakat sekitar, karena itu tari tradisional dapatmenjadi
identitas suatu kelompok masyarakat. Salah satu tari tradisionalyang ada di
Indonesia adalah tari Banyumasan.Tari Banyumasan merupakan tari
tradisional yang berkembang di tengah masyarakat Banyumas. Gerak tari
gaya Banyumasan terpengaruh dari gerak tari Sunda atau Jawa Barat
karena salah satu daerah Banyumas yaitu Cilacap berbatasan langsung
dengan daerah di Jawa Barat. Sehingga kebudayaannya saling berpengaruh
satu sama lain, begitu pula dengan gerak tarinya.
Bentuk penyajian kesenian khususnya kenthongan meliputi sajian,
gerak tari, tata rias dan busana, tempat pertunjukan dan properti.Istilah
penyajian dalam masyarakat sering didefinisikan cara penyajian,proses,
pengaturan, dan penampilan suatu pementasan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bentuk penyajian adalah wujud keseluruhan dari suatu
penampilan yang didalamnya terdapat aspek-aspek atau elemen-elemen
pokok yang di tata atau di atur sedemikian rupa sehingga memiliki
fungsiyang saling mendukung dalam sebuah pertunjukan. Bentuk
penyajian dalam kesenian mempunyai pengertian cara penyajian atau cara
menghidangkan suatu kesenian secara menyeluruh meliputi unsur-unsur
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
16
atau elemen pokok dan pendukung kesenian tersebut. Sebuah pertunjukan
kesenian kenthongan memiliki elemen-elemen yang digunakan untuk
mendukung bentuk penyajiannya, elemen-elemen tersebut adalah :
a. Gerak Tari
Gerak secara umum diartikan sebagai suatu perubahan posisi
dalam ruang dan waktu, namun tidak semua gerak dapat disebut
sebagai gerak tari. Hadi (2014: 10) menyatakan bahwa gerak dalam
tari merupakan dasar ekspresi dari semua pengalaman emosional yang
diekspresikan lewat perasaan, sikap, imaji yang terdapat pada gerak
tubuh. Sedyawati, dkk. (1986: 104) mengatakan bahwa tari
merupakan komposisi gerak yang telah mengalami penggarapan.
Dalam penyajian kesenian kenthongan tidak hanya penariyang
melakukan koreografi, namun pemain alat musik khususnya alat
musik kenthong juga memiliki koreografi tersendiri. Hal tersebut
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat terhadap kesenian
kenthongan sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat.
b. Tata rias
Fungsi tata rias antara lain mengubah karakter pribadi menjadi
tokoh yang sedang dibawakan. Untuk memperkuat ekspresidan untuk
menambah daya tarik penampilan (Jazuli, 1994: 19).Menurut
Mahasta, dkk (2011: 23), rias terkait dengan cara berdandanuntuk
menghasilkan bentuk yang diharapkan, dalam hal ini rias sebagai
salah satu cara untuk mempercantik diri.
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
17
c. Tata busana
Tata busana adalah perlengkapan yang dikenakan oleh penari
maupun pemusik kenthongan dalam suatu pertunjukan. Tata busana
dapat menunjang penampilan penari dan pemusik. Warna harus
diperhatikan dalam tata busana. Menurut La Meri (1986: 106), dari
sudut praktis ada pertimbangan dari bagaimana lighting akan memberi
efek warna-warna tertentu dan dari sudut pandang imaginatif, warna
itu sendiri memiliki kekutan membawa suasana pada penonton.
d. Tempat Pertunjukan
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat
untuk menyelenggarakan pertunjukan tersebut. Keseniankenthongan
sebagai pertunjukan massal, memerlukan tempat yang luas dalam
pementasannya. Kesenian tersebut dapat dipentaskan di ruang terbuka
(outdoor) atau tertutup (indoor). Menurut Supardjan dan IGusti
Ngurah Supartha (1982: 16), dalam perkembangan kebudayaan
manusia sampai dewasa ini akhirnya terbentuklah suatu tempat khusus
yang dipergunakan untuk pagelaran seperti berbentuk arena,
lingkaranataupun suatu tempat pertunjukan yang berbentuk
proscenium, yaitu suatu tempat pertunjukan yang antara penonton
dengan yang ditonton dibatasi dengan suatu bingkai yang lazim
dinamai proscenium.
e. Perlengkapan atau properti
Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak
termasuk pula perlengkapan panggung, tetapi merupakan
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
18
perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari (Sedyawati, dkk.
1986:119). Properti yang biasa digunakan oleh penari kenthongan
diantaranya adalah sampur dan kipas.
2. Pendekatan
Dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan Antropologi
Budaya untuk memperjelas analisis Penelitian yang berjudul
Perkembangan Kesenian Grup Kentongan Dalan Laras Kesugihan
Kabupaten Cilacap. Antropologi budaya merupakan cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat. Antropologi budaya ini
akan membantu penulis dalam menganalisis budaya masyarakat yang
berkaitan dengan perkembangan kesenian angklung dari segi lagu, pakaian
dan alat musik yang masih digunakan dari dahulu sampai sekarang atau
yang masih dilestarikan, sehingga tidak meninggalkan unsur budayanya
atau keaslian dari kesenian kentongan.
G. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian pasti akan menggunakan metode tertentu agar
hasil yang didapat sesuai dengan tujuan awal penelitian. Di dalam penelitian ini
digunakan metode sejarah, karena berkaitan dengan peristiwa masa lampau
yang sudah terjadi. Penegertian metode sejarah di sisni adalah suatu proses
menguji, menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
Menurut Adb Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid (2011: 43)
ada empat tahap dalam penelitian sejarah, yang meliputi heuristik
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
19
(pengumpulan sumber), kritik sumber atau analisis (eksternal/ bahan dan
internal/ isi), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan kisah
sejarah). Adapun penjelasan tahap-tahap tersebut akan dijadikan sebagai
berikut :
1. Heuristik (mencari sumber-sumber)
Sumber-sumber sejarah merupakan syarat mutlak yang harus ada dalam
penelitian sejarah. Sumber sejarah dibedakan atas sumber tulisan, lisan,
dan benda (Hamid dan Madjid, 2011:43). Dalam hal ini penulisan
menggunakan dua sumber sejarah yaitu sumber lisan dan sumber benda.
Orang pertama yang penulis temui adalah pendiri grup kentongan yang
bernama Bapak Abdul kodir, beliau memberikan informasi yang sangat
membantu bagi penulis untuk mengkaji perkembangan kesenian
kentongan di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.
Selain menggunakan sumber lisan untuk memperoleh informasi-informasi,
penulis juga menggunakan sumber benda dari perlengkapan kesenian
kentongan untuk di dokumentsi sebagai bukti penelitian.
2. Kritik atau verifikasi (eksternal/ bahan internal/isi)
Sumber-sumber yang sudaha diperoleh kemudian dikumpulkan, dan tahap
selanjutnya adalah mengkritik sumber untuk menentukan otensitas dan
kredibilitas sumber sejarah. Semua sumber yang telah dikumpulkan
terlebih dahulu diverifikasikan sebelum digunakan. Terdapat dua aspek
dalam penelitian sejarah yaitu kritik intern dan ekstern, yang dikritik ialah
otentisitas (keaslian sumber) dan kredibilitas (tingkat kebenaran informasi)
sumber sejarah. Kritik intern yang menilai apakah sumber itu memiliki
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
20
kredibilitas (kebiasaan untuk dipercaya) atau tidak dan kritik ekstern yang
mencari otensitas atau keotentikan (keaslian) sumber (Hamid dan Madjid,
2011 : 47)
3. Interpretasi atau sintesa (menafsirkan keterangan sumber-sumber)
Dalam tahap interprestasi ini terlebih dahulu sumber sejarah tersebt
digabung-gabungkan (disintesakan) berdasarkan pada subjek kajian. Tema
pokok kajian merupakan kaedah yang dijadikan sebagai kriteria dalam
menggabungkan data sejarah. Data yang tidak penting atau tidak berkaitan
dengan tema studi dipisahkan agar tidak mengganggu penelitian dalam
merekonstruksi peristiwa sejarah (Hamid : Madjid, 2014 : 49)
4. Historiografi (penulisan sejarah)
Setelah peneliti melakukan pencarian sumber, mengkritik sumber, dan
menilai sumber kemudian pada tahap selanjutnya peneliti melakukan
penulisan sejarah atau historiografi. Pada tahap penulisan, peneliti
menyajikan laporan hasil penelitian pada awal hingga akhir yang meliputi
maslah-masalah yang harus dijawab. Pada hakikatnya, penyajian laporan
penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan.
Penyajian laporan meliputi (pengantar, hasil penelitian, simpula) (Priyadi,
2013 : 92).
H. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab
pertama membahas mengenai pendahuluan yang berisi penjelasan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian serta
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
21
sistematika penyajian yang merupakan gambaran singkat mengenai urutan
pembahasan dari penulisan penelitian.
Pada bab dua peneliti membahas mengenai Kondisi Umum Masyarakat
Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yang meliputi
sejarah singkat Desa Kesugihan, kondisi administratif, Desa Kesugihan, dan
kondisi sosial Budaya Desa Kesugihan.
Pada bab tiga peneliti membahas mengenai Asal-Usul Kesenian
Kentongan grup Dalan Laras di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan
Kabupaten Cilacap.
Pada bab empat peneliti membahas mengenai perkembangan kesenian
kentongan Grup Dalan Laras di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan
Kabupaten Cilacap yang meliputi sejarah kesenian kentongan, alat musik,
kostum yang dikenakan.
Pada bab lima peneliti memberikan kesimpulan dan saran. Dalam
simpulan diungkapan berbagai hal yang berkaitan dengan hasil yang
dipandang penting untuk meberijawaban terhadap pokok permasalahan atau
membuktikan hipotesis yang telah ditemukan. Saran memuat harapan yang
ditunjukan pada para pembaca.
PERKEMBANGAN KESENIAN GRUP ..., Isnaeni Hidayati, FKIP UMP, 2017
Top Related