PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM....

61
PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG KARYA ILMIAH AKHIR NERS Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Di Susun Oleh: ISNAENI RESTIANA S. KEP NIM A31600898 PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA N JUDUL PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017

Transcript of PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM....

Page 1: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ners

Di Susun Oleh:

ISNAENI RESTIANA S. KEPNIM A31600898

PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA

N JUDUL

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2017

Page 2: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Isnaeni Restiana, S.Kep

NIM : A31600898

Tanda Tangan :

Tanggal : 16 Agustus 2017

Page 3: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwaKarya Ilmiah Akhir yang berjudul :

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Dipersiapkan dan disusun Oleh :

Isnaeni Restiana, S.KepA31600898

Telah disetujui dan dinyatakantelah memenuhi syarat untuk diujikan

Pembimbing,

( Tri Sumarsih, S.Kep, Ns, MNS)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(Isma Yuniar, M.Kep)

Page 4: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

iv

Page 5: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGASAKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertandatangan dibawah ini :Nama : Isnaeni Restiana S.KepNIM : A31600898Program Studi : Program Ners KeperawatanJenis Karya : Karya Ilmiah Ners

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaSTIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), Dengan Hak Bebas RoyaltiNoneksklusif ini STIKes Muhammmadiyah Gombong berhak menyimpan,mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat danmempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan inisaya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Gombong, KebumenPada tanggal : 16 Agustus 2017

Yang menyatakan

(Isnaeni Restiana, S.Kep)

Page 6: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

vi

ProgramNers KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah GombongKTA. Agustus 2017

Isnaeni Restiana,Tri Sumarsih

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONALHYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJOMAGELANG

Latar Belakang :Jumlah pasien skizofrenia di Indonesia terus bertambah,terdapat 14,1% penduduk Indonesia mengalami skizofrenia mulai yang ringanhingga berat yang biasanya ditandai dengan kurangnya memperhatikan perawatandiri. Penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri dapatdilakukan salah satunya dengan pemberian stimulus atau rangsangan yangmemicu timbulnya persepsi yang positif terhadap dirinya sendiri atau istilah lainTerapi Aktivitas Kelompok.Tujuan Penulisan :Menganalisis terapi aktivitas kelompokPersonal hygienepada pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diridi wisma Harjuna RSJ Prof.Dr. Soerojo MagelangHasil : Hasil evaluasipasien skizofrenia setelah dilakukan terapi aktivitaskelompok, pasien 1 mampu menyebutkan lima manfaat kebersihan diri, mampumenyebutkan lima alat kebersihan diri, mampu mempraktekan langkah-langkahkebersihan dengan dibimbing. Pasien 2 dan 3 mampu menyebutkan tiga manfaatkebersihan diri dan alat kebersihan diri, mampu mempraktekan langkah-langkahkebersihan diri dengan dibimbing. Pasien 4& 5 mampu menyebutkan empatmanfaat kebersihan diri, berbeda dalam menyebutkan alat kebersihan diri pasien 4menyebutkan empat dan pasien 5 menyebutkan lima, mampu mempraktekanlangkah-langkah kebersihan diri dengan dibimbing.Rekomendasi :TAK terbukti mampu meningkatkan kemandirian pasienskzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut perlu dilakukanlebih sering di dalam wisma.

Kata Kunci :terapi aktivitas kelompok personal hygiene, defisit perawatan diri,skizofrenia.

Page 7: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

vii

PROFESI OF NURSING PROGRAMMUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

Minithesis, August 2017

Isnaeni Restiana, Tri SumarsihTHE APPLICATION OF GROUP ACTIVITY THERAPY (TAK)PERSONAL HYGIENE TO ENHANCE THE INDEPENDENCE OFPATIENTS WITH SELF-CARE DEFICITS OF SCHIZOPHRENIA (DPD)AT WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO, MAGELANG

ABSTRACT

Background: The number of patients with schizophrenia in Indonesia continuesto grow. Consequently, there was a 14.1% of the population of Indonesia areexperiencing schizophrenia began from mild to severe that usually characterizedby a lack of regard for self care. Moreover, the treatment of schizophrenia patientswith self care deficit is by administering stimulus or stimuli that trigger the onsetof a positive perception toward himself or in other terms is Group ActivityTherapy .Objective :analyzing the activity group therapy Personal hygiene in patients withschizophrenia self-care deficit at wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo, MagelangResults :The results of evaluation of the patient state of schizophrenia after agroup activity therapy for 3 days, patient 1 able to mention five benefits of selfhygiene, be able to mention the five self-hygiene tool, able to practice stepscleand up. Patient 2&3 was able to mention three benefits of self hygiene and self-hygiene tool, able to practice steps cleand up with mentored. Client 4&5 was ableto mention the four benefits of self hygiene,different in cleanliness mention selfinstrumentPatients 4 mentioned four and patients 5 said five, able to practice stepscleand up with mentored.Recomendation : group activity therapi was evident to increase in patients withschizophrenia self-care deficit, so important to aplied in wisma.

Keywords: personal hygiene group activity therapy, self-care deficit,schizophrenia.

Page 8: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhirr ini

dengan judul “Penerapan terapi aktivitas kelompok (TAK) personal hygiene untuk

meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri

(DPD) di wisma harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang”. Sholawat serta salam

tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis

mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapanterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Herniatun, M.Kep, Sp Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKESMuhammadiyah Gombong.

3. Ns. Tri Sumarsih MNS, selaku Pembimbing yang telah berkenan memberikanbimbingan dan pengarahan.

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkanterimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdianya dari Allah SWT. Tiada

gading yang tak retak, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata

semoga karya ilmiah akhir ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kebumen, 16 Agustus 2017

Penulis

Page 9: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1B. Tujuan ........................................................................................................ 6C. Manfaat ...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Skizofrenia ................................................................................................. 8B. Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene) .............................................. 15C. Terapi Aktivitas Kelompok ...................................................................... 20

BAB III LAPORAN MANAGEMEN KASUS KELOLAAN

A. Profil Lahan Praktik ................................................................................. 29B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan .................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................................... 41B. Aalisis Terapi Aktivitas Kelompok Personal Hygiene pada pasien

Skizofrenia dengan defisit perawatan diri ................................................ 45C. Inovasi Tindakan ...................................................................................... 48D. Keterbatasan Penulis ................................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 50B. Saran ......................................................................................................... 51

Page 10: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

x

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52

Page 11: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa dimasa yang serba kritis seperti sekarang ini

bukanlah hal yang mudah dengan tekanan hidup yang semakin berat yang

harus dihadapi. Bagi individu yang tidak dapat beradaptasi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sebagai ancaman bagi

dirinya. Perasaan yang terancam terus menerus tanpa adanya proses

pemecahan masalah, dapat menimbulkan stress yang berkepanjangan dan

dapat mengakibatkan skizofrenia( Rahwanda, 2013 ).

Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif

dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti

bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak sangat besar

terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah

pasien gangguan jiwa. Skizofreniamerupakan manifestasi dari bentuk

penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan

ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunya

semua fungsi kejiwaan. Skizofreniaadalah gangguan dalam cara berfikir

(cognitive), kemauan (volition), emosi (affevtive), tindakan (psychomotor)

(Keliat, 2011).Pasien skizofrenia kronis pada umumnya tidak

mampumelaksanakan fungsi dasar secara mandiri, misalnya kebersihan

diri, penampilan dan sosialisasi. Pasien skizofrenia mengalami kemuduran

dalam fungsi psikososialnya. Mereka mengalami penurunan kemampuan

untuk bergerak dan berkomunikasi dengan orang lain, serta tidak mampu

menghadapi realitas.

Menurut World Health Organisasion (2016), terdapat sekitar 35

juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang

terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Gangguan jiwa yang

menjadi salah satu masalah utama dinegara-negara berkembang adalah

skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari

Page 12: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

2

seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012). Menurut National

Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia mencapai 13% dari

penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi

25% ditahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil

meningkatnya prevalensi skizofrenia dari tahun ke tahun diberbagai

negara. Skizofrenia menyerang siapa saja. Data APA (2014) menyebutkan

1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita

skizofrenia mulai mengidapnya usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa

muda paling beresiko karena tahap ini, kehidupan manusia penuh dengan

berbagai tekanan (stresor) (Sawono, 2010).

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa atau gangguan otak kronis

yang mempengaruhi individu sepanjang kehidupanya yang salah satunya

ditandai dengan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

BerdasarkanRiset Kesehatan Jiwa (2013) jumlah pasien skizofrenia di

Indonesia terus bertambah, terdapat 14,1 % penduduk Indonesia

mengalami skizofreniamulai dari yang ringan hingga berat. Trihono

(2011) mengatakan, dari temuan dilapangan terlihat prevalensi penderita

skizofrenia berat sebanyak 1,7/1000 orang.

Banyaknya jumlah penderita skizofrenia, Jawa Tengah merupakan

salah satu provinsi yang menempati urutan kelima terbanyak (Riskesdas,

2013). Prevalensi skizofrenia di Jawa Tengah yaitu 0,23% dari jumlah

penduduk melebihi angka nasional 0,17% (Riskesda, 2013). Jumlah

kunjungan gangguan jiwa tahun 2012 di sarana pelayanan kesehatan

Provinsi Jawa Tengah sebanyak 224.617, mengalami peningkatan

dibanding tahun 2011 yang mencapai 198.387 kunjungan. Kunjungan

terbanyak yaitu dirumah sakit sebanyak 138.399 kunjungan (61,62%)

(Dinas Kesehatan/ Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).

Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara

kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila

orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi

Page 13: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

3

kebersihan kulit, tangan dan kuku dan kebersihan genetalia. Menurut

Thomas (2013) defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang

sering ditemukan pada pasien dengan skizofrenia, dimana defisit

perawatan diri sering diidentikan dengan gangguan jiwa, 70% diantaranya

mengalami defisit perawatan diri, (Hardiyah, 2010).

Salah satu gangguan yang dialami pasien dengan skizofrenia

adalah kurangnya perawatan diri atau defisit personal hygiene. Menurut

Anggriana T.W (2010), personal hygiene adalah perawatan diri dimana

sesorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi, toileting,

kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Kurangnya perawatan diri

pada pasien skizofrenia terjadi akibat adanya perubahan proses pikir

sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun,

kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan

secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting ( Keliat dan

Akemat, 2010 ). Bertambahnya masalah personal hygiene pada pasien

dengan skizofrenia terjadi karena pasien dengan skizofrenia tidak dapat

mempertahankan kebersihan kulit, tangan dan kuku, rambut dan

kebersihan genetalia. Fakta yang ada dilapangan menunjukan bahwa

pasien dengan skizofrenia seringkali terlihat kumal, bau dan mengalami

berbagai macam gangguan pada kesehatan kulitnya.

Pasien yang mengalami skizofrenia seringkali kurang

memperdulikan perawatan diri. Dalam teori Orem mengemukakan

mengenai perawatan diri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari

individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan

kesehatan serta kesejahteraan. Apabila seseorang menngalami kelemahan

kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri

secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan,

BAB dan BAK (toileting). Oleh karena itu, personal hygiene sangat perlu

diterapkan mengingat banyak manfaat yang ada untuk mencegah segala

penyakit yang bisa ditimbulkan.

Page 14: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

4

Tindakan yang dapat diberikan pada pasien defisit perawatan diri

itu dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok dengan topik

defisit perawatan diri (personal hygiene) yang terdiri dari menggosok gigi,

memakai sampo dan sabun. Terapi ini merupakan terapi yang bertujuan

untuk memberikan perawatan diri dengan tepat sehingga pasien dapat

menyelesaikan masalah yang timbul dari defisit perawatan diri (Farida dan

Yudi, 2011). Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan

jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,

pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Apabila tidak dilakukan

terapi maka akan terjadi dampak negative diantaranya yaitu dampak fisik,

psikosoial dan psikologis.

Pada penelitian Desy dkk, (2013) yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh aktivitas mandiri : personal hygiene terhadap kemandirian

pasien DPD di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang menunjukan

hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara aktifitas mmandiri personal

hygiene terhadap kemandirian pasien defisit perawatan diri. Terapi

akitivitas kelompok dengan topik defisit perawatan diri (personal hygiene)

ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal perawatan

diri, melatih pasien mampu merawat diri serta mengurangi perilaku mal

adaptive ( Purwaningsih dan Karina, 2011). Terapi ini dilakukan dalam

dua sesi diantaranya adalah pasien akan ditanya tentang manfaat

kebersihan diri, alat – alat membersihkan diri, mempraktekan cara

membersihkan diri. Terapi aktivitas kelompok personal hygiene ini

diharapkan dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam

membantu pasien dalam hal defisit perawatan diri.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal

01 Mei 2017 di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, diperoleh data jumlah

pasien defisit perawatan diri di wisma Harjuna pada bulan Maret 2017 ada

9 pasien, sedangkan dibulan April 2017 mengalami kenaikan jumlah yaitu

ada 10 pasien.Salah satu gangguan yang dialami oleh pasien yang berada

di wisma Harjuna adalah kurangnya pelaksanaan personal hygiene pada

Page 15: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

5

pasien. Pasien jiwa masih seringkali terlihat dengan tubuh yang bau,

rambut yang tidak terawat, kuku yang panjang dan terjadi gangguan pada

kulit. Hasil pengamatan yang dilakukan penulis kepada 5 pasien yang

berada di wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, pasien jiwa

terlihat kumal, rambut tidak terawat, tercium bau yang kurang sedap dari

pasien jiwa tersebut. Terapi aktivitas kelompok tentang personal hygiene

kepada pasien masih jarang dilakukan di wisma harjuna. Berdasarkan

uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa terapi aktivitas

kelompok dengan topik personal hygiene sangatlah penting untuk

kemandirian pasien dalam melakukan perawatan diri yang dapat

dipengaruhi oleh beberapa latihan dan terapi aktivitas kelompok seperti

mampu menyebutkan manfaat kebersihan diri, menyebutkan alat – alat

membersihkan diri, dan mempraktekan membersihkan diri yaitu mandi

dengan menyikat gigi, sabun dan sampo.

Berhubungan dengan masalah diatas, penulis tertarik untuk

membahas tentang defisit perawatan diri dan akan membahas secara detail

pada bab selanjutnya dengan mengangkat judul penerapan terapi aktivitas

kelompok (TAK) personal hygiene untuk meningkatkan kemandirian

pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri (DPD) di Wisma Harjuna

RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Page 16: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

6

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisis terapi aktivitas kelompok (TAK)Personal hygiene pada

pasienskizofrenia dengan defisit perawatan diri (DPD)di wisma

Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

2. Tujuan Khusus

a) Memaparkan hasil pengkajian pada pasien skizofrenia dengan

defisit perawatan diri : personal hygiene

b) Memaparkan hasil diagnosa pada pasiensizofrenia dengan defisit

perawatan diri : personal hygiene

c) Memaparkan hasilrencana kegiatan TAK pada pasien skizofrenia

dengan defisit perawatan diri : personal hygiene

d) Memaparkan hasil implementasi menggunakan terapi aktivitas

kelompok (TAK)

e) Memaparkan evaluasi hasil kemampuan pasien dalam kegiatan

TAK : personal hygiene

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat keilmuan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam memberikan

terapi aktifitas kelompok personal hygiene dalam menanggulangi

pasien dengan defisit perawatan diri

2. Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat membantu perawat di

ruang perawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan terapi aktifitas

kelompok yang diwujudkan dengan meningkatnya kepuasan pasien

terhadap terapi aktifitas kelompok yang diberikan

3. Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

penemuan baru terkait penerapan strategi pelaksanaan dan terapi

Page 17: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

7

aktifitas kelompok dalam mengurangi tanda gejala defisit perawatan

diri, sehingga dapat dijadikan sumber rujukan ilmiah bagi penulisan

karya ilmiah berikutnya.

Page 18: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2009). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.

Jakarta: EGC.

Coventry, P. A., Hudson, J. L., Kontopantelis, E., Archer, J., Arichards, D.,

Gilbody, S., et al. (2014). Characteristics of Effective Collaborative Care

for Treatment of Depression: A Systematic Review and Meta-Regression

of 74 Randomised Controlled Trials. Plos, 9(9).

Damaiyanti, M. (2008). Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.

Bandung: Rafika Aditama.

Davison, G. C. (2010). Psikologi Abnormal. Depok: Raja Grafindo Persada.

Desy Nurla Laili, D. H. (2013). Pengaruh Aktivitas Mandiri : Personal Hygiene

Terhadap Kemandirin Pasien Defisit Perawatan Diri pada Pasien

Gangguan Jiwa. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan.

Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika

Halgin, R. P. (2014). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi, Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ifteni, P. L., Burtea, V., Szalontay, A. S., & Moga, M. A. (2015, September).

Ethics of Treatment in Early Psychosis. Revista Romania de Bioetica, 13.

J, B. (2010). Psikiatri Klinis - Kaplan & Sadock (2nd ed.). Jakarta: EGC.

Jannah, Intasari. (2012). Aplikai Proses Keperawatan Pada Diagnosa Resiko

Kekerasan Diarahkan Pada Orang Lain Dan Gangguan Persepsi Sensori. Moco

Medika : Yogyakarta

Keliat, A. (2011). MOdel Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, B. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Notoatmojo. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Novita Pinedendi, J. V. (2016). Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit

Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Pasien di

RSJ. Prof. V.L. Ratumbuysang Manado Tahun 2016. e Journal

Keperawatan, 4.

Purwaningsih, W. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rahwanda. (2013). Pelayanan dan PenerapanAsuhan Keperawatan Pasien

dengan Harga Diri Rendah dan Defisit Perawatan Diri di Ruang Sipiso-

Pisao Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Fakultas Kedokteran. Medan:

Universitas Sumatra Utara.

Page 19: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar : Riskesdas 2013. Badan

Pengembangan dan Penelitan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Sarwono. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta : Grafindo.

Semiun, Y. (2009). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.

Stuart, G. W. (2009). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Elsevier.

Susanti, Herni. (2010). Defisit Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia: Aplikasi

Teori Keperawatan Orem. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas

Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol.13,

Tarwoto. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. (4th, Penyunt.) Jakarta: Salemba

Medika.

Thomas. (2013). Asuhan Keperawatan Jiwa. (1st, Penyunt.) Yogyakarta.

Townsend, M. C. (2009). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri

(3rd ed.). Jakarta: EGC.

Videbeck, S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

WHO. (2013). Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. Dipetik April 21,

2017, dari http//perilaku-kekerasan.htm

Wiramihardja. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Adi.

Fitria, N. (2010). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan

dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7

diagnosis keperawatan jiwa berat bagi program S-1 keperawatan. Jakarta

: Salemba Medika

Keliat, B.A. & Akemat. (2010). Model PraktikKeperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta:EGC.

Maramis. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya : Unair.

Page 20: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

LAMPIRAN

Page 21: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T DENGAN MASALAH UTAMA

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI WISMA HARJUNA

RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

Di susun Oleh :

ISNAENI RESTIANA

A31600898

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2017

Page 22: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Ruang Rawat : Wisma Harjuna

Tanggal dirawat : 26 – 04 – 2017

A. Pengkajian

1. Identitas

Identitas Klien

Inisial klien : Tn. T

Umur : 30 Tahun

Alamat : Banjarnegara

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Status : Duda

No. RM : 83453

Diagnosa : F.20.3

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Alamat : Banjarnegara

Hubungan dg Klien : Kaka kandung

2. Alasan masuk

Klien mengatakan mengamuk banting kursi ke kaca sampai pecah. Mengurung

diri dikamar selama 1 bulan.

3. Faktor Predisposisi

Klien mengatakan belum pernah mengalami gangguan jiwa. Pertama kali mondok

di RSJ Magelang. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik ataupun melakukan

aniaya fisik. Tidak pernah melakukan atau menjadi korban seksual. Tidak ada

penolakan dari lingkungan tempat tinggal. Tidak pernah mengalami kekerasan

dalam keliarga dan tidak pernah terlibat urusan kriminal. Tidak ada anggota

keluarga yang mengalami gangguan jjiwa. Riwayat perkembangan sekolah sampai

SMA, prestasi saat sekolah tidak ada, prestasi cenderung biasa saja, klien

mengatakan karakternya sejak keccil pendiam.

Page 23: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

4. Faktor Presipitasi

Klien mengatakan berduka atas kematian ayahnya 3 bulan yang lalu, kemudian

ditinggalkan istri dan anaknya entah kemana setelah 1 minggu ayahnya

meninggal.

B. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital :

TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/m

N : 82 x/m S : 37 º C

Ukur : BB : 55 kg TB : 160 cm

C. Psikososial

1. Genogram

= laki – laki = tinggal satu rumah

= pasien = garis keturunan

= laki-laki meninggal

= perempuan

Page 24: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

2. Konsep diri

a) Gambaran diri

Klien mengatakan

b) Identitas diri

Klien berjenis kelamin laki-laki, berumur 30 tahun, klien lulusan SD dan

pernah bekerja sebagai tukang bakso keliling.

c) Peran

Klien mengatak anak ke 3 dari 5 bersaudara. Klien merupakan seorang ayah,

klien merasa rendah diri, tidak berguna dimana anaknya dibawa pergi oleh

istrinya dan ditinggal pergi entah kemana karena tidak bisa mencukupi

kebutuhan istri.

d) Ideal diri

Klien mengatakan tidak inngin apa apa. Apabila pulang pasien ingin

memperbaiki diri dan semangat membangun masa depan yang lebih baik lagi

e) Harga diri

Klien mengatakan rendah diri, tidak berguna karna ditinggal istri dan anaknya

pergi entah kemana.

3. Hubungan sosial

a) Klien mengatakan tidak ada orang yang berarti. Klien mengatakan tidak

mempunyai teman dekat. Selama diwisma orang yang dikenal klien hanya sdr.

R dan srd. S.

b) Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat, lebih sering

menyendiri dikamar. Saat menikuti TAK klien terlihat tenang dan pendiam,

nada suara lirih, kontak mata kurang.

c) Klien mengatakan ingin memiliki teman, namun malu apabila berkenalan

terlebih dahulu. Klien mengatakan binggung akan memulai pembicaraan.

4. Spiritual

a) Nilai dan keyakinan : klien mangatakan dirinya tidak tau kenapa. Klien hanya

disuruh berobat kemagelang oleh saudaranya

b) Kegiatan ibadah : klien beragama islam, klien rutin melaksanakan sholat 5

waktu

Page 25: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

D. Status Mental

1. Penampilan : klien tampak lusuh, berpakain sesuai jadwal RS, kancing baju tidak

sesuai. Rambut terlihat gondrong, kuku tangan dan kaki panjang. Gigi tampak

kekuningan.

2. Pembicaraan : klien mampu menjawab pertanyaan dengan nada pelan, kontak

mata kurang, sering menunduk.

3. Aktifitas motorik : klien taampak lesu, jarang melakukan aktiftas, lebiih sering

duduk dan melamun sambil merokok

4. Alam perasaan : sedih

5. Afek : klien mempunyai afek tumpul

6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang, serig menunduk, volume suara

pelan.

7. Persepsi : klien mengatakan tidak pernah mendengan duara-suar bisikan

8. Proses pikir : sirkumtansial

9. Isi pikir : tidak ada

10. Tingkat kesadaran : tingkat kesadaran pasien baik. Klien masih disorientasi waktu.

11. Memori : jangka pendek : klien mampu mengingat nama mahasiswa.

Jangka panjang : klien mampu mengingat keluarga, pekerjaan dan

kehidupannya dimasa lalu

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : konsentrasi klien tidak mudah dialihkan.

Klien mampu menjawab hitungan

13. Kemampuan penilaian : klien mampu memilihantara mandi dulu atau makan dulu.

Klien memilih tidur dulu karena ingin menyendiri.

14. Daya tilik diri : klien mengatakan saat ini dirinya sedang dirawat. Namun tidak tau

alasanya dirinya dirawat.

E. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan : klien mampu megambil makan sendiri, porsi makan selalu habis. Makan

dengan cara yang benar ( berdoa, memakai sendok, tidak berceceran).

2. BAB/BAK : klien mampu mengontrol BAB/BAK. Buang hajat sesuai tempatnya.

3. Mandi : klien mengatakan mandi 2x sehari kadang menggunakan sabun, kramas

seminggu sekali. Gosok gigi sehari sekali. Klien melakukanya dengan dibimbing

4. Berpakaian : klien mampu berpakaian secara mandiri, memakai pakaian sesuai

jadwal RS.

Page 26: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

5. Istirahat dan tidur : klien mengatakan sering tidur siang, tidur malam jika sudah

mengantuk ± jam 20.00 WIB. Sebelum tidur kliien berdoa.

6. Pengguanaan Obat : klien selalu meminum obat yang telah disiapkan

7. Pemeliharaan Kesehatan : klien mampu memelihara kesehatan seperti mandi

makan dll.

8. Kegiatan didalam rumah : klien mampu menyiapkan makanan, menjaga

kebersihan seperti menyapu.

9. Kegiatan diluar rumah : klien rutin mengikuti senam, jalan-jalan, olahraga

F. Mekanisme Koping

1. Maladaptif : reaksi lambat, banyak menyendiri, merokok

G. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1. Masalah dengan dukungan kelompok

Klien jarang mengikuti kegiatan dilingkungan masyarakat

2. Masalah dengan Pendidikan

Klien mengatakan lulus SD, ingin melanjutkan SMP namun tidak mampu

3. Masalah dengan Pekerjaan

Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pekerjaan. Klien bekerja

sebagai buruh. Tidak ada teman yang dibenci dilingkungan tempat kerja.

4. Masalah dengan Perumahan

Klien mengatakan tinggal bersama ibunya karna ditinggal pergi istri dan anaknya.

5. Masalah Ekonomi

Klien mengatakan tidak memiliki uang karena sudah lama tidak bekerja

H. Pengetahuan Kurang Tentang

I. Aspek Medik

Diagnosa medic : F.20.3 ( Skizoprenia tak terinci)

Terapi medik : Trihexyperidole 2mg x 12 j

Fumania 20 mg x12 j

Page 27: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

J. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

2. Isolasi Sosial

3. Defisit perawatan diri

ANALISA DATA

No. Hari

Tgal/Jam

Data Fokus Diagnosis Paraf

1. Rabu

04-05-2017

11.30 wib

Ds : Klien mengatakan rendah diri,

tidak berguna karna ditinggal istri dan

anaknya pergi entah kemana.

Do :

- Kontak mata kurang

- Klien terlihat bingung

- Volume suara lemah

Gangguang Konsep

Diri : Harga Diri

Rendah

2. Rabu

04-05-2017

10.40 wib

Ds : Klien mengatakan mengurung

diri dikamar selama 1 bulan.

Do :

- Klien terlihat sering menyendiri

- Klien tidak bisa memulai

pembicaraan

Isolasi Sosial

3. Rabu

04-05-2017

Ds : -

Do : klien tampak lusuh, kancing baju

tidak sesuai. Rambut terlihat

gondrong, kuku tangan dan kaki

panjang. Gigi tampak kekuningan.

Defisit Perawatan

Diri

Page 28: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Intervensi Keperawatan

No. Dx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. Gangguan

konsep diri :

harga diri

rendah

TUM : klien

memiliki konsep

diri yang positif

TUK :

1. Klien

mengidentifi

kasi aspek

positif dan

kemampuan

yang dimiliki

1. Klien

menyebutkan :

- Aspek positif

dan

kemampuan

yang dimiliki

klien

- Aspek positif

keluarga

- Aspek positif

lingkungan

klien

1. Diskusikan dengan klien

tentang :

- Aspek positif yang

dimilki klien,

keluarga,

lingkungan

- Kemampuan yang

dimiliki klien

2. Bersama klien buat daftar

tentang :

- Aspek positif klien,

keluarga,

lingkungan

- Kemampuan yang

dimiliki klien

3. Beri pujian yang realistis,

hindarkan memberi

penilaian negatif

2. Kien dapat

menilai

kemampuan

yang dimiliki

untuk

dilaksanakan

2. Klien mampu

menyebutkan

kemampuan yan

dapat

dilaksanakan

1. Diskusikan dengan klien

kemampuan yang dapat

dilaksanakan

2. Diskusikan kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaan

3.

3. Klien dapat 3. Klien mampu 1. Rencanakan bersama

Page 29: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

merencanaka

n kegiatan

sesuai

dengan

kemampuan

yang dimiliki

membuat rencana

kegiatan harian

klien aktifitas yang

dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan

klien

- Kegiatan mandiri

- Kegiatan dengan

bantuan

2. Tingkatkan kegiatan

sesuai kondisi klien

3. Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan

yang dapat klien

lakukan

4. Klien dapat

melakukan

kegiatan

sesuai

dengan

kemampuan

yang dimiliki

4. Klien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

jadwal yang

dibuat.

1. Anjurkan klien untuk

melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan

2. Pantau kegiatan yang

dilaksanakan klien

3. Beri pujian atas usaha

yang dilakukan klien

4. Diskusikan

kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah pulang

5. Klien dapat

memanfaatka

n sistem

pendukung

yang ada

5. Klien mampu

memanfaatkan

sistem pendukung

yang ada

dikeluarga

1. Beri pendidikan

kesehatan pada keluarga

tentang cara merawat

klien dengan harga diri

rendah

2. Bantu keluarga

memberikan dukungan

selama klien dirawat

3. Bantu keluarga

Page 30: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

menyiapkan lingkungan

dirumah

Implementasi Keperawatan

No. Hari/Tgal/Jam Dx/SP Implementasi Evaluasi

1. Rabu

04-05-2017

Jam 11.15 wib

HDR /

SP I

1. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

klien

2. Membantu klien menilai

kemampuan klien yang

masih dapat digunnakan

3. Membantu klien memilih

kegiatan yang akan

dilatih sesuai dengan

kemampuan klien

4. Melatih klien kegiatan

yang dipilih sesuai

kemampuan

5. Membimbing klien

memasukan dalam

jadwal kegiatan harian

S : klien mengatakan mampu

menyapu, mengepel,

mencuci piring, melipat baju

dan memainkan gitar

- Klien mengatakan senang

setelah berbincang-

bincang

O : - klien terlihat sring

menunduk

-Kontak mata kurang

-Volume suara pelan

A : SP 1 Harga diri rendah

telah tercapai

P : Lanjutkan Intervensi

- SP 2 Harga diri

rendah

2. Kamis HDR /

SP 2

1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya.

2. Melatih kegiatan kedua

(atau selanjutnya) yang

dipilih sesuai

kemampuan

3. Membimbing klien

memasukan dalam

jadwal kegiatan harian.

S : klien mengatakan sudah

melakukan kegiatan yang

direncanakan seperti

menyapu dan mengepel

- Klien mengatkan

senang setelah

berbincang-bincang

O : klien terlihat sering

menunduk

Page 31: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

- Konntak mata kurang

- Volume suara pelan

A : SP 2 HDR tercapai

P : lanjutkan intevensi

SP 2 halusinasi latihan

selanjutnya

Page 32: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Format Pengkajian Tanda dan Gejala

No. Tanda dan Gejala Ya TidakData subyektif1. Pasien mengatakan mandi sehari 1kali2. Pasien mengatakan mandi sehari 2kali3. Pasien mengatakan gosok gigi sehari 1kali4. Pasien mengatakan gosok gigi sehari 2kali5. Pasien mengatakan keramas sehari 1kali6. Pasien mengatakan keramas 2hari 1 kali7. Pasien mengatakan keramas 3hari 1kali

Data obyektif1. pasien tampak lusuh2. pasien tampak rambut acak-acakan & panjang3. pasien tampak rambut berketombe4. pasien bau badan5. pasien tampak kulit gatal-gatal6. pasien tampak kulit berdaki tebal7. pasien bau mulut8. pasien tampak gigi kekuningan

Tabel tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Tarwoto, (2009).

Page 33: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Jadwal Harian

Nama :

Wisma :

Hari / tanggal Mandi menggunakan sabun M B T ParafPerawat

Pagi Sore

Hari / tanggal Menggosok gigi M B T ParafPerawat

Pagi Sore

Hari / tanggalKeramas menggunakan sampo

M B TParaf

Perawat1hari1kali

2hari1kali

3hari1kali

Page 34: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI

DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

No. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015

No. Revisi:

-

Halaman:

1/7

Tanggal Terbit

19 Mei 2015

Ditetapkan,

Direktur Utama,

dr. Bambang Prabowo, M.Kes

NIP.196007071988021001

PENGERTIAN

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yangmenggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait denganpengalaman dan/ kehidupan untuk didiskusikan di dalam kelompok,dimana hasik diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsiatau alternatif penyelesaian masalah.

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Defisit Perawatan Diri :melatih mandi adalah kegiatan terapi yang dilakukan secaraberkelompok klien dengan dengan defisit perawatan diri (DPD) atauyang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimuluspersepsi terhadap pengalaman terkait cara mandi yang pernahdilakukan.

TUJUAN

Tujuan TAK SP DPD sesi 2: Melatih Mandi1. Klien dapat mengidentifikasi pengertian mandi2. Klien dapat mengidentifikasi tujuan mandi3. Klien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan mandi4. Klien dapat mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama mandi

Page 35: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

2/7

PROSEDUR

1. Persiapana. Alat dan bahan

1) Persiapan tempat yang aman dan tenang2) Tempat yang cukup luas atau longgar3) Alat dan bahan : Handuk, sabun, gayung, papan

tulis, Whiteboard, jadwal kegiatan Harian, Spidolatau Bullpoint

4) Form CPT (Catatan Perlembangan TerintegrasiDan Bollpoint)

5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jikaklien bisa membaca)

6) Form Logbook SKP Harianb. Pasien

1) Membuat kontrak pertemuan dengan klien.2) Menjamin kebutuhan pemenuhan kebutuhan

privacy klien, hanya ada perawat dan klien saja.2. Pelaksanaan

Persiapana. Mengumpulkan klien yang pernah dilibatkan

dalam TAK SP DPD sesi I dan pernah dilatihmandi secara individual

b. Membuat kontrak dengan klienc. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.Fase Orientasia. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis atau perawat (misalnyadengan selamat pagi atau selamat siang)

2) Perkenalkan nama perawat dan namapanggilan (lebih bagus paki papan nama)

3) Memberi kesempatan kepada klien untukmemperkenalkan nama masing – masing(dan diberi papan nama)

5. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan mandi6. Klien dapat memperagakan kemampuan mandi seperti yang sudah

didemonstrasikan.

KEBIJAKANSurat Keputusan Direktur Utama Nomor HK.02.04/S/III/0365/2015tentang Kebijakan Pelayanan Keperawatan RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang.

Page 36: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

3/7

PROSEDUR

b. Evaluasi Validasi1) Menanyakan perasaan klien saat ini2) Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Menanyakan penerapan TAK Stimulasi PersepsiSesi I: mengidentifikasi manfaat kebersihan diriyang pernah dilakukan

d. Kontrak1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP

DPD sesi 2 : melatih mandi2) Menjelaskan aturan permainan sebagai

berikut :a) Jika ada anggota kelompok yang ingin

meninggalkan kelompok harus minta ijinb) Mengikuti kegiatan sampai selesaic) Mempersilahkan klien untuk minum, atau

kencing dulu sebelum acara dimulaid) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit

Tahap Kerjaa) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas

kelompok yang akan dilakukan, perawatmenanyakan pada pasien tentang pengertianmandi.

b) Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan pengertian mandi

c) Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien tentang pengertian mandi.

d) Perawat memberikan penguatan positif ataskemampuan klien menyebutkan dan menanggapipengertian mandi.

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

4/7

PROSEDUR

Page 37: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

e) Perawat menyimpulkan pengertian mandif) Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari mandig) Perawat meminta klien untuk menuliskan tujuan

dari mandih) Perawat meminta klien lain untuk menanggapi

jawaban klien.i) Perawat memberikan penguatan postif atas

kemampuan klien menyebut dan menanggapitujuan dari mandi

j) Perawat menyimpulkan tujuan mandik) Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan alat yangdibituhkan dalam mandi

l) Perawat meminta klien untuk menuliskan alatmandi yang dibutuhkan pada papan.

m) Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait alat yang dibutuhkan saatmandi

n) Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapi alatyang dibituhkan dalam mandi

o) Perawat menyimpulkan alat yang dibituhkandalam mandi

p) Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan waktupelaksanaan mandi

q) Perawat meminta klien untuk menuliskan waktupelaksanaan mandi pada papan.

r) Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait waktu pelaksanaan mandi

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

5/7

PROSEDUR

s) Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapiwaktu pelaksanaan mandi

t) Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaanmandi.

u) Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan langkah – langkahmandi

v) Perawat meminta klien untuk menuliskan langkah

Page 38: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

– langkah mandipada papan.w) Perawat meminta klien lain untuk menanggapi

jawaban klien terkait langkah – langkah mandix) Perawat memberikan penguatan postif atas

kemampuan klien menyebut dan menanggapilangkah – langkah mandi.

y) Perawat menyimpulkan langkah – langkah mandi1) Melepas pakaina dan celana2) Membersihkan muka dengan air bersih dan

sabun kemudian membilas kembali sampaibusa hilang

3) Memabasahi badan dengan air bersih4) Mengambil sabun dan menggosokan

keseluruh tubuh sampai merata dan bersih5) Kemudian membilasnya dengan air bersih

sampai semua busa hilang6) Ambil handuk untuk mengeringkan badan7) Pakai kembali pakaian.

Tahap terminasia. Evaluasi

1) Perawat menanyakan perasaan klien setelahmengikuti terapi aktivitas kelompok

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

6/7

PROSEDUR

2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilankelompok dengan mengucapkan kata“Bagus”

b. Tindak lanjut1) Menganjurkan klien untuk melatih mandi dan

mendiskusikan dengan klien lain atau perawatlain

2) Membuat jadwal mengidentifikasi manfaatkebersihan diri

c. Kontrak terapi kelompok yang akan datang1) Bersama dengan klien membuat rencana

untuk terapi aktivitas kelompok selanjutnya :melatih keramas

2) Bersama klien menentukan waktu dan tempatterapi aktivitas kelompok yang akan datang

Pendokumentasiana. Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam

buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, topikTAK, klien yang diterapis, leader dan observeryang melakukan TAK serta hasil evaluasi proses

Page 39: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

dan hasil serta membubuhkan tanda tangan dannama terang.

b. Mencatat tindakan keperawatan yang telahdilakukan ke dalam catatan perkembanganterintegrasi sesuai Standar Prosedur Operasionalyang berlaku. Pendokumentasian CatatanPerkembangan Terintegrasi harus dilakukan olehperawat yang telah diberikan penugasan klinikoleh direktur utama.

c. Mencatat tindakan keperawatan pada logbook(SKP) harian

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

7/7

PROSEDUR

d. Mencatat TAK stimulasi persepsi : melatih mandipada papan Jadwal Kegiatan untuk ditindaklanjuti perawat shift berikutnya

e. Membereskan catatan perkembangan terintegrasipada status rekam medis pasien

3. Hal – hal yang harus diperhatikana. Mengevaluasi respon serta tolersansi pasien

selama TAK stimulasi persepsi defisit perawatandiri.

b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dankeamanan pasien, dan staff selama TAK stimulasipersepsi

c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikandengan kemampuan klien menerima informasi,belajar, daya ingat pasien, sesuai kesepakatanyang dibuat oleh klien.

UNIT TERKAIT Instalasi Ranap I

Page 40: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI

DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

No. Dokumen

HK.01.08/III/0788/2015

No. Revisi:

-

Halaman:

1/7

Tanggal Terbit

19 Mei 2015

Ditetapkan,

Direktur Utama,

dr. Bambang Prabowo, M.Kes

NIP.196007071988021001

PENGERTIAN

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yangmenggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait denganpengalaman dan/ kehidupan untuk didiskusikan di dalam kelompok,dimana hasik diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsiatau alternatif penyelesaian masalah.

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Defisit Perawatan Diri :melatih keramas adalah kegiatan terapi yang dilakukan secaraberkelompok klien dengan dengan defisit perawatan diri (DPD) atauyang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimuluspersepsi terhadap pengalaman terkait cara gosok gigi yang pernahdilakukan.

TUJUAN

Tujuan TAK SP DPD sesi 3: Melatih Keramas7. Klien dapat mengidentifikasi pengertian keramas8. Klien dapat mengidentifikasi tujuan keramas9. Klien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan keramas10. Klien dapat mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama keramas

Page 41: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

2/7

PROSEDUR

1. Persiapana. Alat dan bahan

1) Persiapan tempat yang aman dan tenang2) Tempat yang cukup luas atau longgar3) Alat dan bahan : Handuk, shampo, gayung, papan

tulis, Whiteboard, jadwal kegiatan Harian, Spidolatau Bullpoint

4) Form CPT (Catatan Perlembangan TerintegrasiDan Bollpoint)

5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jikaklien bisa membaca)

6) Form Logbook SKP Harianc. Pasien

1) Membuat kontrak pertemuan dengan klien.2) Menjamin kebutuhan pemenuhan kebutuhan

privacy klien, hanya ada perawat dan klien saja.2. Pelaksanaan

Persiapana. Mengumpulkan klien yang pernah dilibatkan

dalam TAK SP DPD sesi I s/d 2 dan pernahdilatih keramas secara individual

b. Membuat kontrak dengan klienc. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.Fase Orientasia. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis atau perawat (misalnyadengan selamat pagi atau selamat siang)

2) Perkenalkan nama perawat dan namapanggilan (lebih bagus paki papan nama)

3) Memberi kesempatan kepada klien untukmemperkenalkan nama masing – masing

11. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan keramas12. Klien dapat memperagakan kemampuan keramas seperti yang

sudah didemonstrasikan.

KEBIJAKANSurat Keputusan Direktur Utama Nomor HK.02.04/S/III/0365/2015tentang Kebijakan Pelayanan Keperawatan RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang.

Page 42: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

(dan diberi papan nama)

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

3/7

PROSEDUR

b. Evaluasi/Validasi1) Menanyakan perasaan klien saat ini2) Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Menanyakan penerapan TAK Stimulasi PersepsiSesi II: mengidentifikasi manfaat kebersihan diriyang pernah dilakukan

d. Kontrak1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP

DPD sesi 3 : melatih Keramas2) Menjelaskan aturan permainan sebagai

berikut :a) Jika ada anggota kelompok yang ingin

meninggalkan kelompok harus minta ijinb) Mengikuti kegiatan sampai selesaic) Mempersilahkan klien untuk minum, atau

kencing dulu sebelum acara dimulaid) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit

Tahap Kerjaa. Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas

kelompok yang akan dilakukan, perawatmenanyakan pada pasien tentang pengertiankeramas.

b. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan pengertiankermas

c. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien tentang pengertian keramas.

d. Perawat memberikan penguatan positif ataskemampuan klien menyebutkan dan menanggapipengertian keramas.

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

No. DokumenHK.01.08/III/0787/2015 No. Revisi:

-

Halaman:4/7

Page 43: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

PROSEDUR

e. Perawat menyimpulkan pengertian keramasf. Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan tujuan darikeramas

g. Perawat meminta klien untuk menuliskan tujuandari keramas

h. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien tentang pengertian keramas.

i. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapitujuan dari keramas

j. Perawat menyimpulkan tujuan keramask. Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan alat yangdibituhkan dalam keramas

l. Perawat meminta klien untuk menuliskan alatkeramas yang dibutuhkan pada papan.

m. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait alat yang dibutuhkan saatkeramas

n. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapi alatyang dibituhkan dalam keramas

o. Perawat menyimpulkan alat yang dibituhkandalam keramas

p. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan waktupelaksanaan keramas

q. Perawat meminta klien untuk menuliskan waktupelaksanaan keramas pada papan.

r. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait waktu pelaksanaan keramas

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

5/7

PROSEDUR

s. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapiwaktu pelaksanaan keramas

t. Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaankeramas.

u. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan langkah – langkahkeramas

Page 44: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

v. Perawat meminta klien untuk menuliskan langkah– langkah keramaspada papan.

w. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait langkah – langkah keramas

x. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapilangkah – langkah keramas.

y. Perawat menyimpulkan langkah – langkahkeramas1) Membasahi rambut dengan air bersih2) Mengambil shampo dan menggosokan

keseluruh rambut sampai merata dan bersih3) Kemudian membilasnya dengan air bersih

sampai semua busa hilang.4) Ambil handuk untuk mengeringkan rambut5) Menjemur handuk6) Menyisir/merapikan rambut

Tahap terminasia. Evaluasi

1) Perawat menanyakan perasaan klien setelahmengikuti terapi aktivitas kelompok

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

6/7

PROSEDUR

2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilankelompok dengan mengucapkan kata“Bagus”

b. Tindak lanjut1) Menganjurkan klien untuk melatih keramas

dan mendiskusikan dengan klien lain atauperawat lain

2) Membuat jadwal berlatih keramasc. Kontrak terapi kelompok yang akan datang

1) Bersama dengan klien membuat rencanauntuk terapi aktivitas kelompok selanjutnya :menggosok gigi

2) Bersama klien menentukan waktu dan tempatterapi aktivitas kelompok yang akan datang

Pendokumentasiana. Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam

buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, topikTAK, klien yang diterapis, leader dan observeryang melakukan TAK serta hasil evaluasi prosesdan hasil serta membubuhkan tanda tangan dannama terang.

Page 45: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

b. Mencatat tindakan keperawatan yang telahdilakukan ke dalam catatan perkembanganterintegrasi sesuai Standar Prosedur Operasionalyang berlaku. Pendokumentasian CatatanPerkembangan Terintegrasi harus dilakukan olehperawat yang telah diberikan penugasan klinikoleh direktur utama.

c. Mencatat tindakan keperawatan pada logbook(SKP) harian

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

7/7

PROSEDUR

d. Mencatat TAK stimulasi persepsi : melatihkeramas pada papan Jadwal Kegiatan untukditindak lanjuti perawat shift berikutnya

e. Membereskan catatan perkembangan terintegrasipada status rekam medis pasien

3. Hal – hal yang harus diperhatikana. Mengevaluasi respon serta tolersansi pasien

selama TAK stimulasi persepsi defisit perawatandiri.

b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dankeamanan pasien, dan staff selama TAK stimulasipersepsi

c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikandengan kemampuan klien menerima informasi,belajar, daya ingat pasien, sesuai kesepakatanyang dibuat oleh klien.

UNIT TERKAIT Instalasi Ranap I

Page 46: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI

DPD SESI IV : MELATIH GOSOK GIGI

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

No. Dokumen

HK.01.08/III/0789/2015

No. Revisi:

-

Halaman:

1/7

Tanggal Terbit

19 Mei 2015

Ditetapkan,

Direktur Utama,

dr. Bambang Prabowo, M.Kes

NIP.196007071988021001

PENGERTIAN

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yangmenggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait denganpengalaman dan/ kehidupan untuk didiskusikan di dalam kelompok,dimana hasik diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsiatau alternatif penyelesaian masalah.

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Defisit Perawatan Diri :melatih gosok gigi adalah kegiatan terapi yang dilakukan secaraberkelompok klien dengan dengan defisit perawatan diri (DPD) atauyang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimuluspersepsi terhadap pengalaman terkait cara gosok gigi yang pernahdilakukan.

TUJUAN

Tujuan TAK SP DPD sesi 4: Melatih Gosok Gigi13. Klien dapat mengidentifikasi pengertian gosok gigi14. Klien dapat mengidentifikasi tujuan gosok gigi15. Klien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan gosok gigi16. Klien dapat mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama gosokm

Page 47: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

2/7

PROSEDUR

1. Persiapana. Alat dan bahan

1) Persiapan tempat yang aman dan tenang2) Tempat yang cukup luas atau longgar3) Alat dan bahan : Sikat gigi, pasta gigi, air bersih

dalam ember, gelas, papan tulis, Whiteboard,jadwal kegiatan Harian, Spidol atau Bullpoint

4) Form CPT (Catatan Perlembangan TerintegrasiDan Bollpoint)

5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jikaklien bisa membaca)

6) Form Logbook SKP Harianb. Pasien

1) Membuat kontrak pertemuan dengan klien.2) Menjamin kebutuhan pemenuhan kebutuhan

privacy klien, hanya ada perawat dan klien saja.2. Pelaksanaan

Persiapana. Mengumpulkan klien yang pernah dilibatkan

dalam TAK SP DPD sesi I s/d 3 dan pernahdilatih gosok gigi secara individual

b. Membuat kontrak dengan klienc. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.Fase Orientasia. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis atau perawat (misalnyadengan selamat pagi atau selamat siang)

2) Perkenalkan nama perawat dan namapanggilan (lebih bagus paki papan nama)

gigi17. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan gosok gigi18. Klien dapat memperagakan kemampuan gosok gigi seperti yang

sudah didemonstrasikan.

KEBIJAKANSurat Keputusan Direktur Utama Nomor HK.02.04/S/III/0365/2015tentang Kebijakan Pelayanan Keperawatan RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang.

Page 48: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

3) Memberi kesempatan kepada klien untukmemperkenalkan nama masing – masing(dan diberi papan nama)

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

3/7

PROSEDUR

b. Evaluasi/Validasi1) Menanyakan perasaan klien saat ini2) Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Menanyakan penerapan TAK Stimulasi PersepsiSesi III: Latihan keramas

d. Kontrak1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP

DPD sesi 4 : melatih gosok gigi2) Menjelaskan aturan permainan sebagai

berikut :a) Jika ada anggota kelompok yang ingin

meninggalkan kelompok harus minta ijinb) Mengikuti kegiatan sampai selesaic) Mempersilahkan klien untuk minum, atau

kencing dulu sebelum acara dimulaid) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit

Tahap Kerjaa. Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas

kelompok yang akan dilakukan, perawatmenanyakan pada pasien tentang pengertiangosok gigi.

b. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan pengertian gosokgigi

c. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien tentang pengertian gosok gigi.

d. Perawat memberikan penguatan positif ataskemampuan klien menyebutkan dan menanggapipengertian gosok gigi.

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

No. DokumenHK.01.08/III/0787/2015 No. Revisi:

Halaman:4/7

Page 49: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

OPERASIONAL -

PROSEDUR

e. Perawat menyimpulkan pengertian gosok gigif. Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari gosokgigi

g. Perawat meminta klien untuk menuliskan tujuandari gosok gigi

h. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien tentang pengertian gosok gigi.

i. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapitujuan dari gosok gigi

j. Perawat menyimpulkan tujuan gosok gigik. Perawat memberikan kesempatan pada salah

satu pasien untuk menjelaskan alat yangdibituhkan dalam gosok gigi

l. Perawat meminta klien untuk menuliskan alatgosok gigi yang dibutuhkan pada papa.

m. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban klien terkait alat yang dibutuhkan saatgosok gigi

n. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapi alatyang dibituhkan dalam gosok gigi

o. Perawat menyimpulkan alat yang dibituhkandalam gosok gigi

p. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan waktupelaksanaan gosok gigi

q. Perawat meminta klien untuk menuliskan waktupelaksanaan gosok gigi pada papan.

r. Perawat meminta klien lain untuk menanggapijawaban terkait waktu pelaksanaan gosok gigi

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

5/7

PROSEDUR

s. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapiwaktu pelaksanaan gosok gigi

t. Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaan gosokgigi.

u. Perawat memberikan kesempatan pada salahsatu pasien untuk menjelaskan langkah – langkah

Page 50: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

gosok gigiv. Perawat meminta klien untuk menuliskan langkah

– langkah gosok gigipada papan.w. Perawat meminta klien lain untuk menanggapi

jawaban klien terkait langkah – langkah gosokgigi

x. Perawat memberikan penguatan postif ataskemampuan klien menyebut dan menanggapilangkah – langkah gosok gigi.

y. Perawat menyimpulkan langkah – langkah gosokgigi1) Mengambil sikat gigi kemudian memeberi

pasta gigi pada sikat gigi tersebut secukupnya2) Mengambil air dalam ember dengan gelas

atau gayung, kemudian dibuat kumur – kumursebanyak 2-3 kali

3) Menggosok gigi dengan sikat gigi yang sudahdiberi pasta gigi ke seluruh permukaan gigibagian dalam dan bagian luar

4) Selelah dirasa bersih dan merata kemudiankumur – kumur lagi dengan air bersih sampaibersih

5) Membereskan alat – alat.

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

6/7

PROSEDUR

Tahap terminasia. Evaluasi

1) Perawat menanyakan perasaan klien setelahmengikuti terapi aktivitas kelompok

2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilankelompok dengan mengucapkan kata“Bagus”

b. Tindak lanjut1) Menganjurkan klien untuk melatih gosok gigi

dan mendiskusikan dengan klien lain atauperawat lain

2) Membuat jadwal berlatih gosok gigic. Kontrak terapi kelompok yang akan datang

1) Bersama dengan klien membuat rencanauntuk terapi aktivitas kelompok selanjutnya :mengevaluasi manfaat terlibat dalam TAK SPDPD

2) Bersama klien menentukan waktu dan tempatterapi aktivitas kelompok yang akan datang

Page 51: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Pendokumentasiana. Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam

buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, topikTAK, klien yang diterapis, leader dan observeryang melakukan TAK serta hasil evaluasi prosesdan hasil serta membubuhkan tanda tangan dannama terang.

b. Mencatat tindakan keperawatan yang telahdilakukan ke dalam catatan perkembanganterintegrasi sesuai Standar Prosedur Operasionalyang berlaku. Pendokumentasian CatatanPerkembangan Terintegrasi harus dilakukan olehperawat yang telah diberikan penugasan klinikoleh direktur utama.

RSJ Prof. Dr. SoerojoMagelang

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASIPERSEPSI DPD SESI III : MELATIH KERAMAS

STANDARPROSEDUR

OPERASIONALNo. Dokumen

HK.01.08/III/0787/2015No. Revisi:

-Halaman:

7/7

PROSEDUR

c. Mencatat tindakan keperawatan padalogbook(SKP) harian

d. Mencatat TAK stimulasi persepsi : melatih gosokgigi pada papan Jadwal Kegiatan untuk ditindaklanjuti perawat shift berikutnya

e. Membereskan catatan perkembangan terintegrasipada status rekam medis pasien

3. Hal – hal yang harus diperhatikana. Mengevaluasi respon serta tolersansi pasien

selama TAK stimulasi persepsi defisit perawatandiri.

b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dankeamanan pasien, dan staff selama TAK stimulasipersepsi

c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikandengan kemampuan klien menerima informasi,belajar, daya ingat pasien, sesuai kesepakatanyang dibuat oleh klien.

UNIT TERKAIT Instalasi Ranap I

Page 52: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (MANDI)

DI WISMA HARJUNA

Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

Disusun Oleh :

Isnaeni Restiana S. Kep

A31600898

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2017

Page 53: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

A. Topik

TAK : Defisit Perawatan Diri (Mandi)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok klien mampu memahami tentang

cara melakukan perawatan personal hygiene yang benar.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok, klien mampu menjawab pertanyaan

tentang :

a. Manfaat membersihkan diri

b. Alat-alat membersihkan diri (kebersihan kulit, mulut dan rambut)

c. Mempraktekan cara membersihkan kulit, mulut, dan rambut.

C. Latar Belakang

Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan

kelompok klien dengan maksud memberi therapy bagi anggotanya. Dimana

berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi

psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara

kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian

adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan

berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta

dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.

Pemahaman akan jati diri pada seorang pasien akan sangat menentukan

penentuan terhadap citra diri positif pasien. Pengembangan dan eksplorasi

mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan diri akan sangat penting artinya dalam

pencapaian pemahaman obyektif terhadap realitas diri dan sekaligus modal dasar

pembangunan citra diri untuk kemudian mengembangkan peran diri. Pemahaman

yang benar dan realtistis terhadap kekuatan dan kelemahan diri merupakan salah

satu kunci peningkatan konsep diri positif sebagai salah satu modal dalam

pengelolaan gangguan jiwa; khususnya yang dipengaruhi adanya citra diri negatif

seperti rasa tidak mampu, kekurangan fisik, kekurangan fisiologis, rasa minder dan

sebagainya.

Page 54: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Wisma Harjuna adalah ruang yang dihuni oleh 19 orang dengan gangguan

jiwa dengan masalah keperawatan yang ditemukan:

Halusinasi dengan DPD : 4 orang

Harga Diri Rendanh dengan DPD : 1 orang

Berdasarkan pemikiran diatas, maka Terapi aktivitas kelompok ini bertujuan

untuk mengembangkan defisit perawatan diri melalui terapi aktifitas kelompok

dengan topik mandi.

D. Seleksi Pasien

a. Kondisi pasien kooperatif.

Sebelum dilakukan TAK Defisit Perawatan Diri (Mandi), para mahasiswa Profesi

Ners STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG melakukan :

1) Observasi

2) Status kesehatan klien

3) Adanya kesepakatan dengan klien

4) Hasil diskusi kelompok

b. Jenis masalah keperawatan sesuai indikasi TAK

Wisma Harjuna adalah ruang yang dihuni oleh 19 orang dengan gangguan jiwa

dengan masalah keperawatan yang ditemukan:

Halusinasi dengan DPD : 4 orang

Harga Diri Rendanh dengan DPD : 1 orang

c. Jumlah pasien atau anggota yang mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok kali ini

ada 5 orang .

d. Pasien bersedia mengikuti TAK

a. Pasien dengan gangguan Persepsi sensori ( halusinasi ) yang sudah kooperatif

b. Pasien dengan gangguan HDR

c. Pasien yang dapat berkomunikasi

e. Proses seleksi pasien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan

Perilaku yang diharapkan dari anggota : pasien kooperatif dan dapat mengikuti TAK

dari awal sampai akhir TAK.

Page 55: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

E. Jadwal Kegiatan

Hari/Tgl : 01 Mei 2017

Waktu : Pukul 09.00 – 09.30

Tempat : Wisma Harjuna

F. Metode

1) Diskusi & Tanya jawab

2) Bermain peran

G. Media dan Alat

1) Bola tenis

2) Musik

3) Buku catatan dan pulpen

4) Jadwal kegiatan klien

H. Pengorganisasian

Leader : Isnaeni restiana

Co Leader : Bahirotul ‘Ulum

Observer : Nur hasanah

Fasilitator : Tri Marliana , Uji Triyadi, Ansoril Zihad, Rizka Tri Yuliasari

Anggota : klien berjumlah 5 orang

I. Setting Tempat

Keterangan :

: klien : Co Leader : Fasilitator

: Leader : Observer

1

2 3

6

54

Page 56: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

J. Program Antisipasi

1. Klien tidak aktif

a. Panggil nama klien..

2. Klien meninggalkan kegiatan tanpa pamit.

a. Panggil nama klien

b. Tanyakan sebab meninggalkan kegiatan.

c. Beri kesempatan bila klien bersedia ikut kembali.

3. Klien tidak mau ikut dalam kegiatan

Beri penjelasan pada klien bahwa kegiatan ini dilakukan bersama pasien lain

supaya lebih menyenangkan dalam bekerjasama

K. Langkah – Langkah

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu yang sudah dapat berinteraksi dengan

orang lain

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Memberikan salam teraupetik

b. Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Menjelaskan tujuan

d. Kontrak tempat waktu dan topik

e. Menjelaskan aturan main sebagai berikut :

1) Aktif

2) Konsentrasi

3) Tidak boleh menyela

4) Jika ada klien yang akan meninggalkan tempat harus meminta ijin pada

terapis

5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan selesai

6) Lama kegiatan ± 20

3. Tahap Kerja

1) Cara permainannya, pertama saat musik dihidupkan bruder /suster akan

memberikan bola, dan berputar searah jarum jam, lalu musik berhenti dan bola

Page 57: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

pun berhenti pada salah satu teman-teman. lalu teman yang memegang bola

berdiri dan memberikan salam, menyebutkan nama

2) Bagi anggota kelompok yang telah memperkenalkan diri maka di berikan

identitas berupa papan nama.

3) Fase Kerja Langkah-langkah kegiatan.

a. Membagikan kertas dan pulpen untuk klien,

b. Klien di suruh menulis di kertas yang disediakan tentang : Manfaat

membersihkan diri yang di bantu oleh fasilitator.

c. Bola dioper ke semua anggota TAK dan bila music berhenti, maka yang

memegang bola wajib untuk membaca hasil tulisannya.untuk pertama kali

diawali oleh leader.

d. Leader memberikan pujian bagus bapak/ibu telah dapat menyebutkan

manfaat membersihakan diri.

e. Leader meminta anggota TAK untuk membalik kertas dan kembali menulis

alat-alat yang digunakan untuk mandi di bantu oleh fasilitator

f. Bola kembali dioper dan bila music berhenti, maka yang memegang bola

wajib untuk menyebutkan terlebih dahulu, yang dimulai oleh leader.

g. Leader memberikan pujianœbagus bapak/ibu sudah dapat menyebutkan

alat-alat yang digunakan untuk mandinya

h. Leader meminta anggota TAK menyebutkan langkah-langkah

membersihkan diri (mandi, menggosok gigi dan mencuci rambut), bagi yang

memegang bola saat music berhenti, maka wajib untuk menyebutkan, yang

dimulai oleh leader dan dilanjutkan oleh anggota TAK.

i. Leader memberikan pujian bagus bapak/ibu telah menyebutkan langkah

mandi, menggosok gigi, dan mencuci rambut secara benar.

j. Leader memasukkan jadwal rutin setiap hari untuk peserta TAK.

4. Tahap Terminasi

1) Evaluasi Proses

a) ............% Pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b) .............% Pasien memperhatikan penjelasan leader

2) Evaluasi Hasil

a) Peserta dapat mempersepsikan TAK DPD mandi yang dipaparkan dengan

tepat

Page 58: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

b) Klien dapat berkonsentrasi dengan yang disampaikan

c) Klien dapat menyebutkan langkah mandi dengan tepat

3) Evaluasi Kerja

Hari pertama

No. NamaKlien

Menyebutkanmanfaat kebersihan

diri

Menyebutkanalat-alat untuk

mandi

Menyebutkanlangkah-langkahmembersihkan

diri (menggosokgigi)

Hari kedua

No. NamaKlien

Menyebutkanmanfaat kebersihan

diri

Menyebutkanalat-alat untuk

mandi

Menyebutkanlangkah-langkahmembersihkan

diri(menggunakan

sabun)

Hari ketiga

No. NamaKlien

Menyebutkanmanfaat kebersihan

diri

Menyebutkanalat-alat untuk

mandi

Menyebutkanlangkah-langkahmembersihkan

diri(menggunakan

sampo)

Page 59: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut

Mahasiswa

Isnaeni Restiana

Magelang, 01 Mei 2017

Pembimbing Klinik

Basuki Rahmat S.Kep Ns

Page 60: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut
Page 61: PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) …elib.stikesmuhgombong.ac.id/763/1/ISNAENI RESTIANA NIM. A31600898.pdf · skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut