SKRIPSIrepository.unmuhpnk.ac.id/763/1/SKRIPSI ISRIANA LENGKAP.pdf · 2019. 2. 25. · Pengaruh...
Transcript of SKRIPSIrepository.unmuhpnk.ac.id/763/1/SKRIPSI ISRIANA LENGKAP.pdf · 2019. 2. 25. · Pengaruh...
-
Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
SKRIPSI
OLEH:
ISRIANA
NIM. 121310042
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2016
-
i
Pengaruh Faktor - faktor Fundamental Terhadap Harga Saham yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Isriana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Faktor – factor
Fundametal yang menggunakan rasio Return On Equity (ROE), Return On Assets
(ROA), Debt to Equity Ratios (DER), dan Debt to Assets Ratios (DAR) terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di
BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Sampling jenuh. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah
ditentukan diperoleh jumlah sampel sebanyak 37 perusahaan. Teknik analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda, koefisien korelasi berganda (r),
koefisien determinasi (R2), pengujian hipotesis secara simultan dengan
menggunakan uji F dan secara parsial dengan menggunakan uji t.
Untuk hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F
menunjukkan bahwa keempat variable bebas yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR
secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(Harga Saham) terbukti dari nilai F hitung sebesar 2,883 serta memiliki nilai sig.
sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05, sedangkan untuk pengujian secara
parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa keempat variabel bebas
yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat (HargaSaham) terbukti dari nilai t hitung ROE sebesar -1,327 dan memiliki
nilai sig. sebesar 0,194 yang lebih besar dari 0,05, nilai t hitung ROA sebesar
2,119 dan memiliki nilai sig. sebesar 0,052 yang lebih besar dari 0,05, nilai t
hitung DER sebesar 0,961 dan memiliki nilai sig. sebesar 0,334 yang lebih besar
dari 0,05 dan nilai t hitung DAR sebesar 0,288 dan memiliki nilai sig. sebesar
0,776 yang lebih besar dari 0,05. Untuk hasil uji determinasi (R2) diperoleh hasil
keempat variabel bebas yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR sebesar 0,265. Hal ini
berarti bahwa pengaruh ROE, ROA, DER, dan DAR hanya sebesar 26,5%
terhadap Harga Saham, selebihnya sebesar 73,5% Harga Saham dipengaruhi oleh
variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham
-
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT sang Maha Pencipta
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya
Skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga
Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” dapat diselesaikan.
Tidak lupa shalawat dan salam dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang menjadi panutan umat manusia dalam menempuh dan
meraih kebahagian dunia dan akhirat. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu (S-1) pada Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Selama penelitian dan penyusunan skripsi peneliti mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. H. Helman Fachri, SE., MM., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
2. Devi Yasmin, SE., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhmmadiyah Pontianak.
3. Dr. Muiszudin, SE.,M.Si., selaku pembimbing utama, yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan nasehat yang sangat berharga dalam penulisan
skripsi ini dari awal sampai akhir.
-
iii
4. Dedi Hariyanto, SE., MM., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan motivasi kepada peneliti sampai penelitian ini
selesai.
5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi, yang telah
membantu dan membimbing peneliti sampai pada akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Ibu Santy Mayda Batubara, SE.,M.Si., selaku Dosen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak yang
telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Terima kasih yang tidak terhingga secara khusus peneliti sampaikan kepada
Ibunda tercinta Normadiah yang selalu senantiasa mendo’akan, memberikan
semangat dan bantuan moril dan materil kepada peneliti dan kepada
Ayahanda tercinta Aswandi Djafar yang telah memberikan nasehat dan do’a
hingga peneliti menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga kepada Suami
tercinta dan terbaik Riyandi yang selalu menjadi penyemangat dan ada saat
suka maupun duka, serta kepada Adik tercinta Muhammad Farhan yang
selalu mengingatkan dan mendoakan dan Anak pertamaku Al Buharri yang
pintar mengerti keadaan tidak cengeng sehingga membantu melancarkan
segala urusan mama.
8. Sahabat – sahabat seperjuangan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Pontianak Angkatan 2012, Kepada abang dan
kakak senior yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada
sahabatku khususnya Juliati, Muhammad Dairul Ma’arif, Yulianto,
-
iv
Abdurahman serta sabahat-sabahatku yang tidak bisa disebutkan satu-satu,
semoga amal baik dari semuanya mendapatkan balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.
Dalam penulisan Skrispi ini, peneliti menyadari betul bahwa masih jauh dari
kata sempurna, dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang sifatnya
membangun serta memotivasi peneliti lebih baik lagi sangat diharapkan untuk
kesempurnaannya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan khususnya yang tertarik berinvestasi di bidang saham.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pontianak, 23 Agustus 2016
Peneliti
ISRIANA
NIM. 121310042
-
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : ISRIANA
Tempat/tanggallahir : Jungkat, 21 Januari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl Parit Bilal desa Jungkat Kec, Siantan Kab, Mempawah
Kota Pontianak
Contact Person : 0896-3272-5763
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2012 – 2016 Program Studi Manajemen – Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Pontianak
2007 – 2010 Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 01 Pontianak
2004 – 2007 Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 01 Siantan
1998 – 2004 Sekolah Dasar Negeri 06 Jungkat
Pontianak, 23 Agustus 2016
ISRIANA
NIM. 121310042
-
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................... 13
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 14
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 14
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 14
F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 15
G. Metode Penelitian.................................................................. 18
1. Jenis Penelitian ................................................................ 18
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 18
3. Populasi dan Sampel ....................................................... 19
4. Alat Analisis Data .......................................................... 20
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 28
A. Investasi....................................................................................... 28
B. Pasar Modal ................................................................................. 29
C. Bursa Efek ................................................................................... 30
D. Sakuritas ...................................................................................... 30
E. Harga Saham ............................................................................... 31
F. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham............ 33
-
vii
BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................. 40
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia..................................... 40
B. Sektor Industri Barang Konsumsi ............................................... 44
C. Profil Perusahaan ........................................................................ 44
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................... 79
A. Jumlah Return On Equity (ROE) ................................................ 79
B. Jumlah Return On Assets (ROA) ................................................ 81
C. Jumlah Debt to Equity Ratios (DER) .......................................... 82
D. Jumlah Debt to Assets Ratios (DAR) .......................................... 83
E. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 85
1. Uji Normalitas ....................................................................... 85
2. Uji Autokorelasi .................................................................... 86
3. Uji Multikolinieritas .............................................................. 87
4. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 88
F. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 89
G. Koefisien Korelasi Berganda ...................................................... 91
H. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 92
I. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ................................................... 93
J. Uji Pengaruh Parsial (Uji T) ...................................................... 94
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 96
A. Kesimpulan ................................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 101
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Emiten per Sub Sektor ................................................ 3
Tabel 1.2 Laba Bersih Setelah Pajak ...................................................... 6
Tabel 1.3 Total Liabilitas ........................................................................ 7
Tabel 1.4 Total equitas ............................................................................ 8
Tabel 1.5 Total Aset ................................................................................ 11
Tabel 1.6 Harga Saham .......................................................................... 12
Tabel 3.1 Daftar Sektor dan Jumlah Emiten .......................................... 43
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan ROE ........................................................... 79
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ROA .......................................................... 81
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan DER .......................................................... 82
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan DAR ......................................................... 84
Tabel 4.4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ....................................... 85
Tabel 4.4.6 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi .................................... 86
Tabel 4.4.7 Hasil Perhitungan Uji Multikolinieritas ............................... 87
Tabel 4.4.8 Hasil Perhitungan Uji Regresi Berganda dan Uji T ............. 90
Tabel 4.4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi (R2) 92
Tabel 4.4.10 Hasil Perhitungan Uji F ..................................................... 93
-
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 17
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................. 88
-
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Nilai Harga Saham .............................................................. 105
Lampiran 2. Hasil Perhitungan ROE ..................................................... 107
Lampiran 3. Hasil Perhitungan ROA ..................................................... 109
Lampiran 4. Hasil Perhitungan DAR ..................................................... 111
Lampiran 5. Hasil Perhitungan DER ..................................................... 113
Lampiran 6. Hasil Perhitungan SPSS 19 ................................................ 115
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari
masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian, di mana
dana yang terhimpun digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan
sehingga terjadi alokasi dana yang efisien sekaligus mempertinggi terciptanya
kesempatan kerja. Perekonomian berkaitan erat dengan pasar modal karena
pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.
Husnan (2009:4) “Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower”. Dengan menginventasikan kelebihan dana, lenders mengharapkan
akan memperoleh imbalan dari penyerahan tersebut. Sedangkan dari sisi
borrowers,dana yang tersedia dari pihak luar akan digunakan untuk
melakukan invetasi tanpa harus menggunakan dana dari hasil operasi
perusahaan.
Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi
makro ekonomi dan industri suatu perusahaan temasuk berbagai indikator
keuangan dan manajemen perusahaan. Menurut Husnan (2009:307) “Analisis
Fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan
-
2
datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menetapkan
hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga
saham”.
Perubahan harga saham yang diperdagangkan dan kapitalisasi yang
terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya juga menjadi indikator
berkembangnya suatu bursa efek. Perubahan harga saham dapat memberi
petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pemodal dalam melakukan
transaksi jual beli saham di pasar modal.Pasar modal mempunyai peranan
yang sangat penting did alam kegiatan perekonomian sehingga dipandang
sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara.
Analisis fundamental merupakan pendekatan utama dalam
menganalisis pergerakan pasar modal. Analisis fundamental merupakan
metode yang berusaha untuk memperkirakan nilai riil suatu investasi. Analisis
ini didasarkan pada teori bahwa harga pasar suatu aset cenderung untuk
bergerak mendekati nilai riilnya. Total kapitalisasi pasar saham Indonesia di
Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 Desember 2015 sebesar Rp 4.872,70
triliun atau naik sebesar Rp 155,01 triliun dibandingkan bulan sebelumnya,
sedangkan Indeks Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar
146,55 poin (+3,30%) ke level 4.593,01. Untuk diketahui, selama Bulan
Desember 2015 investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) sebesar
-
3
Rp1,42 triliun, yakni net sell di Pasar Reguler sebesar Rp2,67 triliun (beli
Rp24,56 triliun dan jual Rp27,23 triliun) dan di Pasar Nego tercatat net buy
(beli bersih) sebesar Rp1,25 triliun (beli Rp18,10 triliun dan jual Rp16,85
triliun).
Penulis memilih sektor industri barang konsumsi sebagai objek
penelitian karena industri ini adalah industri yang memiliki kemungkinan
terbesar untuk berkembang, sebagaimana fakta bahwa Indonesia memiliki
banyak sumber daya alam yang menarik minat para investor untuk
menanamkan dananya.Selain itu, industri ini dapat lebih bertahan
dibandingkan dengan industri lainnya, hal ini terbukti saat terjadi krisis
keuangan yang sempat melanda Indonesia, namun industri ini tidak terlalu
parah terkena imbasnya.
Tabel 1.1
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Pontianak
Daftar Emiten Sektor Industri Barang Konsumsi per Sub-sektor
per 31 Desember 2015
No Sub-sektor Jumlah Emiten
1. Makanan dan minuman 14
2. Rokok 4
3. Farmasi 10
4. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 6
5. Peralatan Rumah Tangga 3
Total 37
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2016
-
4
Tabel 1.1 menunjukkan daftar emiten Sektor Industri Barang
Konsumsi per Sub-sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 31
Desember 2015. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 37 (tiga puluh
tujuh) emiten Sektor Industri Barang Konsumsi yang terbagi ke dalam 5
(lima) sub-sektor. Sub-sektor dengan emiten terbanyak adalah Sub-sektor
Makanan dan Minuman dan yang paling sedikit adalah Sub-sektor Peralatan
Rumah Tangga.
Tujuan utama dari investor dalam berinvestasi adalah untuk
memperoleh imbalan (return) atas investasinya, berupa deviden dan capital
gain, yaitu selisih antara harga pasar saham dengan harga nominalnya.
Selanjutnya tujuan perusahaan menerima investasi tersebut adalah untuk
memperoleh hasil yang diharapkan (expected return), walaupun ada
kemungkinan dihadapinya risiko. Dengan demikian dalam menghimpun dana
dari masyarakat atau dana dari para pemegang saham, perusahaan
berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan perusahaan
dengan baik serta memperhatikan dan menjaga likuiditas, laverage, prospek
perusahaan, profitabilitas dan kinerja (performance) perusahaan.
Untuk berinvestasi di pasar modal, investor membutuhkan informasi
yang berguna yang menjadi acuan dalam memilih perusahaan yang menjadi
tujuan berinvestasi. Informasi yang digunakan oleh para investor
dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi
-
5
yang bersifat teknikal. Informasi fundamental sering digunakan untuk
memprediksi harga saham. Informasi fundamental adalah informasi yang
berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam
laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi
investor dalam mengambil sebuah keputusan investasi.Manfaat laporan
keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat
menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Salah satu rasio
keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas dan solvabilitas yang
merupakan penilaian atas kinerja internal sebuah perusahaan. Rasio
profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) dan Return on
Equity (ROE). Sedangkan rasio solvabilitasnya yaitu Debt to Equity Ratios
(DER) dan Debt to Assets Ratios (DAR).
Untuk membantu investor mengetahui seberapa besar tingkat
profitabilitas dan solvabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperlukan laporan
keuangan dari masing-masing perusahaan total liabilitas, total equitas, laba
bersih setelah pajak dan harga saham. Berikut akan disajikan data-data
tersebut :
-
6
Tabel 1.2
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Total Laba Bersih Setelah Pajak Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
per 31 Desember 2015
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Nama Emiten
Laba bersih setelah
pajak
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 379.032.000.000
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk (124.185.583.944)
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 102.342.342.230
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 191.304.463
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3.025.095.000.000
6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 4.867.347.000.000
7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 503.624.000.000
8 MYOR Mayora Indah Tbk 16.286.190.040
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk (43.116.341.800)
10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 263.710.727.440
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 210.179.489
12 SKLT Sekar Laut Tbk (1.864.186.311)
13 STTP Siantar Top Tbk 183.516.218.337
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk 524.199.537.504
15 GGRM Gudang Garam Tbk 6.458.516.000.000
16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 10.355.007.000.000
17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 8.820.000.000
18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 125.706.275.922
19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 104.177.380
No Kode
Emiten Nama Emiten
Laba bersih setelah
pajak
20 INAF Indofarma (persero) Tbk (1.588.843.059)
21 KAEF Kimia Farma Tbk 187.943.098.802
22 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.083.409.901.121
23 MERK Merck Indonesia Tbk 148.818.963.000.000
24 PYFA Pyridam Farma Tbk 4.125.447.091
25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 26.593.165
26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 437.898.000.000
27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 581.461.169.669
28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (1.546.641)
29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 36.224.000.000
30 KINO Kino Indonesia Tbk 317.826.292.023
31 MBTO Martina Berto Tbk 5.378.066.940
32 MRAT Mustika Ratu Tbk 1.045.990.331
33 TCID Mandom Indonesia 541.116.516.960
34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 5.864.386.000.000
35 CINT Chitose International Tbk 36.575.417.058
36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 25.420.359.845
37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 5.557.417.058
Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016
Tabel 1.2 menunjukkan total laba bersih setelah pajak Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Merek IndonesiaTbk
memiliki total laba bersih setelah pajak terbesar Rp.148.818.963.000.000,00
dan PT. Tri Banyan Tirta Tbk memiliki total laba bersih setelah pajak rugi
sebesar Rp.(124.185.583.944,00). Laba bersih setelah pajak rata-rata
-
7
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia adalah Rp 5.105.954.289.760,00.
Tabel 1.3
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Total Liabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
per31 Desember 2015
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Liabilitas
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 5.094.072.000.000
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 680.453.405.569
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 845.932.695.663
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 188.700.435
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10.173.713.000.000
6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 48.709.933.000.000
7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 1.334.373.000.000
8 MYOR Mayora Indah Tbk 6.148.255.759.034
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 296.079.753.266
10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1.517.788.685.162
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 420.396.809.051
12 SKLT Sekar Laut Tbk 225.066.080.248
13 STTP Siantar Top Tbk 910.758.598.913
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk 742.490.216.326
15 GGRM Gudang Garam Tbk 25.497.504.000.000
16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 5.994.664.000.000
17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 15.816.071.000.000
18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 398.991.064.485
19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 402.760.903
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Liabilitas
20 INAF Indofarma (persero) Tbk 940.999.667.498
21 KAEF Kimia Farma Tbk 1.374.127.253.841
22 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.758.131.396.170
23 MERK Merck Indonesia Tbk 168.103.536.000.000
24 PYFA Pyridam Farma Tbk 58.729.478.032
25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 1.840.348.393
26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 197.797.000.000
27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 1.947.588.124.083
28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 109.974.035
29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 324.855.000.000
30 KINO Kino Indonesia Tbk 1.434.605.406.270
31 KAEF Martina Berto Tbk 214.685.781.274
32 KLBF Mustika Ratu Tbk 120.064.018.299
33 MERK Mandom Indonesia 367.225.370.770
34 PYFA Unilever Indonesia Tbk 10.902.585.000.000
35 SCPI Chitose International Tbk 67.734.182.851
36 SIDO Kedaung Indah Can Tbk 40.460.281.468
37 TSPC Langgeng Makmur Industry Tbk 391.881.675.091
Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016
Tabel 1.3 menunjukkan total liabilitas Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari
tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Merck Indonesia Tbk memiliki total
-
8
liabilitas terbesar Rp.168.103.536.000.000,00 dan PT. Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk memiliki total liabilitas terkecil Rp.109.974.035,00. Total
liabilitas rata-rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 8.487.948.391.544,00.
-
9
Tabel 1.4
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Total Equitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
per31 Desember 2015
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Equitas
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 3.966.907.000.000
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 506.177.522.297
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 639.8..93.514.352
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 849.621.418
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 16.386.911.000.000
6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 43.121.593.000.000
7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 766.480.000.000
8 MYOR Mayora Indah Tbk 5.194.459.927.187
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 324.319.100.916
10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1.188.534.951.872
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 344.087.439.659
12 SKLT Sekar Laut Tbk 152.044.668.111
13 STTP Siantar Top Tbk 1.008.809.438.257
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk 2.797.505.693.922
15 GGRM Gudang Garam Tbk 38.007.909.000.000
16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 32.016.060.000.000
17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk (3.148.757.000.000)
18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 943.708.980.906
19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 973.517.334
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Equitas
20 INAF Indofarma (persero) Tbk 592.708.896.744
21 KAEF Kimia Farma Tbk 1.862.096.822.470
22 KLBF Kalbe Farma Tbk 10.938.285.985.269
23 MERK Merck Indonesia Tbk 473.543.282.000.000
24 PYFA Pyridam Farma Tbk 101.222.59.197
25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk (17.263.607)
26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 2.598.314.000.000
27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 4.337.140.975.120
28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 354.053.487
29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 328.369.000.000
30 KINO Kino Indonesia Tbk 1.776.629.252.300
31 MBTO Martina Berto Tbk 434.213.595.966
32 MRAT Mustika Ratu Tbk 377.026.019.809
33 TCID Mandom Indonesia 1.714.817.478.033
34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 4.827.360.000.000
35 CINT Chitose International Tbk 315.073.311.914
36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 93.371.607.348
37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 401.211.837.509
Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016
Tabel 1.4 menunjukkan total equitas Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari tabel
di atas, dapat dilihat bahwa PT. Ades Waters Indonesia Tbk memiliki total
equitas rugi sebesar Rp.(3.148.757.000.000,00) dan PT. Merck Indonesia Tbk
memiliki total equitas terbesar Rp.473.543.282.000.000,00. Total equitas rata-
-
10
rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 17.525.943.973.148,00
Tabel 1.5
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Total Aset Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
per31 Desember 2015
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Aset
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 9.060.979.000.000
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1.188.818.786.769
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 1.485.826.210.015
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 1.038.321.916
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 26.560.624.000.000
6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 91.831.526.000.000
7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2.100.853.000.000
8 MYOR Mayora Indah Tbk 11.342.715.686.221
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 620.398.854.182
10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 2.706.323.637.034
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 764.484.248.710
12 SKLT Sekar Laut Tbk 377.110.748.359
13 STTP Siantar Top Tbk 1.919.568.037.170
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk 3.539.995.910.248
15 GGRM Gudang Garam Tbk 63.505.413.000.000
16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 38.010.724.000.000
17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 12.667.314.000.000
18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 1.342.700.045.391
19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 1.376.278.237
No Kode
Emiten Nama Emiten Total Aset
20 INAF Indofarma (persero) Tbk 1.533.708.564.241
21 KAEF Kimia Farma Tbk 3.236.224.076.311
22 KLBF Kalbe Farma Tbk 13.696.417.381.439
23 MERK Merck Indonesia Tbk 641.646.818.000.000
24 PYFA Pyridam Farma Tbk 159.951.537.229
25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 1.823.084.690
26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 2.796.111.000.000
27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 6.284.729.099.203
28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 464.027.522
29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 653.224.000.000
30 KINO Kino Indonesia Tbk 3.211.234.658.570
31 MBTO Martina Berto Tbk 648.899.377.240
32 MRAT Mustika Ratu Tbk 497.090.038.108
33 TCID Mandom Indonesia 2.082.096.848.703
34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 15.729.945.000.000
35 CINT Chitose International Tbk 382.807.494.765
36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 133.831.808.816
37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 793.093.512.600
Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016
Tabel 1.5 menunjukkan total aset Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari tabel
di atas, dapat dilihat bahwa PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
memiliki total equitas terkecil Rp.464.027.522,00 dan PT. Merck
-
11
IndonesiaTbk memiliki total Aset terbesar Rp.641.646.818.000.000,00. Total
Aset rata-rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 26.013.952.953.343,00
Tabel 1.6
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
Per 30 Januari - Desember 2015
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Nama Emiten Harga Saham
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 1495
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 339.5 3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 1055 4 DLTA Delta Djakarta Tbk 182500 5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13400 6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 5335 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8900 8 MYOR Mayora Indah Tbk 27375
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 119
10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1262.5
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 905
12 SKLT Sekar Laut Tbk 355 13 STTP Siantar Top Tbk 3,060 14 ULTJ
Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk 3917.5
15 GGRM Gudang Garam Tbk 49900 16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 83550 17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 510
18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 461
19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 1555
No Kode
Emiten Nama Emiten Harga Saham
20 INAF Indofarma (persero) Tbk 228 21 KAEF Kimia Farma Tbk 1035 22 KLBF Kalbe Farma Tbk 1026 23 MERK Merck Indonesia Tbk 77003.39 24 PYFA Pyridam Farma Tbk 123.5 25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 29,000 26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 536.5 27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 2090 28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 10,500
29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 1072.5 30 KINO Kino Indonesia Tbk 3,840 31 MBTO Martina Berto Tbk 169.5
32 MRAT Mustika Ratu Tbk 254
33 TCID Mandom Indonesia 18200 34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 39562.5 35 CINT Chitose International Tbk 334.5
36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 264.5 37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 152
Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016
-
12
Tabel 1.6 menunjukkan total harga saham Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per
30Januari - Desember 2015. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Delta
Djakarta Tbk memiliki harga saham termahal. Sedangkakan PT. Prashida
Aneka Niaga Tbk, memiliki harga saham termurah.
Pergerakan harga penutupan saham(closing price) Januari - Desember
2015 cukup mencolok ini patut menjadi fokus utama bagi investor dalam
menginvestasikan dananya di pasar modal.Hal ini karena harga saham
menjadi patokan utama investor dalam mengambil keputusan untuk membeli
saham pada harga rendah dan kemudian menjual saham pada saat harga
saham berada di puncak tertinggi dalam rangka memaksimalkan laba dari
aktivitas investasinya di pasar modal. Jadi, investor dapat melakukan investasi
di pasar modal dengan melakukan analisis fundamental yaitu dengan cara
mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan
sebagai langkah penilaian harga saham perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap
harga saham dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2015”.
-
13
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka masalah
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh faktor – faktor fundamental
terhadap harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman sesuai dengan yang
diharapkan, maka dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa batasan
yang ditetapkan dalam menguji return on assets(ROA), return on equity
(ROE), debt to assets ratios (DAR), debt to equity ratios (DER) terhadap
harga saham, yaitu :
1. Objek penelitian yang dipilih adalah seluruh Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data per 31 Desember
2015 untuk semua variabel terikat dan variable bebas.
D. Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dinyatakan dalam permasalahan di atas maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui,Pengaruh Faktor-Faktor
-
14
Fundamental terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
kalangan, antara lain :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya
mengenai pengaruh faktor –faktor fundamental terhadap harga saham.
2. Bagi Almamater
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi
referensi dan pengembangan penelitian yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Investor
Analisis fundamental dapat dijadikan sebagai salah satu
informasi dalam mengambil keputusan investasi sehubungan dengan
harapan para pemegang saham untuk mendapat profit atas apa yang
diinvestasikan.
F. Kerangka pemikiran
Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap perubahan harga
saham dapat diketahui dengan melakukan analisis fundamental. Analisis
fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan faktor fundamental
-
15
perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atas dasar
laporan keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan
perusahaan terutama keputusan dalam hal melakukan investasi.
Return on Asset (ROA) Menurut Sudana (2011:22) adalah
“Menunjukkan kemampuan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak”.
Return On Equity (ROE) Menurut Sudana (2011:22) “Merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak
dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan”.
Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Sudana (2011:20) adalah
“Mengukur proporsi dana yang bersumber dari hutang untuk membiayai
ekuitas perusahaan”
Debt to Assets ratio (DAR) “merupakan rasio utang yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva”.
Harga saham Menurut Jogiyanto (2008:167) adalah : “harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal”.
Kerangka pikiran dalam penulisan ini dapat digambarkan secara
sistematis sebagai berikut :
-
16
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Faktor-faktor Fundamental TerhadapHarga Saham
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
per 30 Desember 2015
keterangan :
X1 : Return on Assets (ROA)
X2 : Return on Equity (ROE)
X3 : Debt to Equity Ratio (DER)
X4 : Debt to Assets Ratio (DAR)
Y : Harga Saham
X1
Y
X2
X3
X4
-
17
G. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian asosiatif yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua
variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi
dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian
ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro (2009:12) :“Penelitian deskriptif
kuantitatif terdiri dari data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian
diinterprestasikan.”. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan uraian
atau gambaran tentang sifat-sifat dari suatu keadaan atau objek penelitian
yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis kuantitatif serta
pengujian statistik.
2. Teknik pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2010:308) : “Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pegumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan”.
-
18
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil
cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara
lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain
berupa laporan keuangan per 31 Desember 2015 yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), www.sahamOk.com
dan daftar emiten sektor barang konsumsi.
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2013:148) : “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari: obyek/subyek, yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi
yang digunakan sebagai penelitian ini adalah seluruh Perusahaan
yang tergabung di sektor barang konsumsi yang sudah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
http://www.sahamok.com/
-
19
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) “Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Menurut Sugiyono (2001:61) : “Dalam penelitian ini mengunakan
pengambilan sampel dengan teknik nonprobability sampling yaitu
dengan cara sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)yang berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) perusahaan.
4. Alat Analisis
Dalam perhitungan akan dilakukan analisis terhadap beberapa
indikator yang akan dijadikan parameter dalam penilaian.
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2010:54) : “Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan
normal atau tidak karena analisi parametik seperti regresi
linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi normal.
-
20
Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model
penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi
normal. Uji normalitas juga bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan
F mengangsumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil”.
Maka hipotesis yang akan diuji :
Ho : b1 = 0, Data tidak berdistribusi normal.
Ha : b1≠ 0, Data berdistribusi normal.
Jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika nilai sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2) Uji Autokorelasi
Menurut Priyatno, (2010 : 75) : “Autokorelasi adalah
keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun
menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-
Watson atau DW test”
-
21
3) Uji Multikolinieritas.
Menurut Priyatno, (2010 : 62) : “Multikolinearitas
adalah keadaan di mana antara dua independent variable atau
lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, antara lain dengan
cara membandingkannilai r2 dengan R2 hasil regresi atau
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Faktor
atau VIF”.
4) Uji Heteroskedatisitas
Menurut Priyatno, (2010 : 67) : “Heteroskedatisitas
adalah keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varian dari
residual pada model regresi. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas”.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dalam model regresi dapat dilihat pada Grafik Scatterplot.
Jika titik-titik dalam grafik menyebar tidak membentuk pola
tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
-
22
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk menghitung besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian
(variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Adapun
persamaan regresi berganda dalam penelitian ini dituliskan
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4
Keterangan:
Y = HargaSaham
a = Konstanta
b1-b3 = Koefisien Regresi
X1 = ROA
X2 = ROE
X3 = DER
X4 = DAR
c. Koefisisen Korelasi Berganda
Analisis korelasi dilakukan dalam rangka menguji hipotesis
asosiatif, yaitu dugaan hubungan antar variabel dalam populasi
melalui data hubungan variabel dalam sampel. Rumus untuk
menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
𝑅𝑦.𝑥1.𝑥2.𝑥3.𝑥4 = √𝑟²ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ − 4𝑟2ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ
1 − 𝑟2 ᵪ ᵪ
-
23
Keterangan :
Ry.x1.x2.x3.x4 : Korelasi berganda antara variabel X1, X2, X3dan
X4secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 : Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 : Korelasi product moment antara X2 dengan Y
ryx3 : Korelasi product moment antara X3 dengan Y
ryx4 : Korelasi product moment antara X4 dengan Y
rx1x2 : Korelasi product moment antara X1 dengan X2
rx1x3 : Korelasi product moment antara X1 dengan X3
rx2x3 ` : Korelasi product moment antara X2 dengan X3
rx3x4 ` : Korelasi product moment antara X3 dengan X4
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:217)
d. Koefisien Determinasi
Dari nilai r yang telah diperoleh selanjutnya mencari nilai
koefisien determinasi, yakni untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Rumus untuk
menghitung koefesien determinasi sebagai berikut :
-
24
𝐾𝐷 = 𝑟2 × 100%
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
r2 : Korelasi Kuadrat
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:217)
e. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Langkah-langkah untuk melakukan uji F sebagai berikut:
Maka hipotesis yang diuji :
Ho : b1 = 0, ROA, ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Ha : b1 ≠ 0, ROA, ROE, DER, DAR mempunyai pengaruh
signifikan terhadap hargasaham.
Jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Mencari nilai F hitung dengan menggunakan rumus Uji
statistik F ditunjukkan untuk menunjukkan apakah semua
variabel dependen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel independen. Rumus
untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :
𝐹 =𝑅2/(𝑘 − 1)
(1 − 𝑅)/(𝑛 − 𝑘)
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:227)
-
25
f. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Langkah-langkah untuk melakukan uji t sebagai berikut :
Menentukan Hipotesis :
1) Ho : b1 = 0, ROA secara individual tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
Ha : b1 ≠ 0, ROA secara individual mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
2) Ho : b1 = 0, ROE secara individual tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
Ha : b1 ≠ 0, ROE secara individual mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
3) Ho : b1 = 0, DER secara individual tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
Ha : b1 ≠ 0, DER secara individual mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
4) Ho : b1 = 0, DAR secara individual tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
Ha : b1 ≠ 0, DAR secara individual mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
-
26
Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak.
(koefisien regresi tidak signifikan). Artinya secara parsial
ROA, ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima
(koefisien regresi signifikan). Artinya secara parsial ROA,
ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Mencari nilai t hitung dengan menggunakan
rumus Uji statistik t ditunjukkan untuk menunjukkan
apakah masing-masing variabel terikat yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
variabel bebas. Rumus untuk mencari nilai t hitung adalah
sebagai berikut :
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑏−𝐵
𝑆𝑏
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:229)
-
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2010:2), : “Investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”.
Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah
dividen yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang
terkait dengan investasi tersebut. Dalam dunia yang sebenarnya hampir
semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko.
2. Tujuan Investasi
Menurut Fahmi, (2012:3) : “Tujuan orang melakukan investasi
adalah untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan
maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan”. Investor yang
mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan
kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut
jika diinvestasikan akan memberikan harapan peningkatan kemampuan
konsumsi investor di masa datang yang diperoleh dari peningkatan
kesejahteraan investor tersebut.
-
28
B. Pasar Modal
Menurut Husnan, (2008:3) “Secara formal pasar modal dapat
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan ( atau
sekuritas ) jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik dalam bentuk
hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta”.
Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka
pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak.
Menurut Tandelilin (2010:26) : “Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan
cara memperjualbelikan sekuritas, atau pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham
dan obligasi”.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting dasar modal dalam
menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di
samping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang
efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana
-
29
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang
paling optimal.
C. Bursa Efek
Setelah sekuritas terjual di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian
didaftarkan di bursa efek, agar nantinya dapat diperjualbelikan di bursa. Saat
pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa biasanya memerlukan
waktu sekitar 4-6 minggu dari saat IPO (Initial Public Offering). Pada waktu
sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder. Di Indonesia terdapat dua bursa, yaitu
PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES). Menurut
Husnan, (2008:30) :”Bursa Efek adalah perusahaan yang jasa utamanya
adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder”.
Menurut pasal 1 UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal : “Bursa
efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
sarana untuk mempertemukan penawaran penjual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka”.
D. Sekuritas
Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal
dengan sebutan sekuritas. Menurut Tandelilin, (2010:30) : “ Sekuritas atau
efek atau surat berharga, merupakan aset finansial yang menyatakan kalim
keuangan. Sekuritas diperdagangkan di pasar finansial, yang terdiri dari pasar
-
30
uang dan pasar modal”.Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan
pasar untuk sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan
perusahaan umum maupun pemerintah. Di pasar uang, sekuritas yang
diperjualbelikan antara lain adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat
Berharga Pasar Uang, Commercial Paper, Promisorry Notes, Call Money,
Repurchase Agreement, Banker’s Acceptance dan Surat Perbendaharaan
Negara.
Pasar modal (capital market) pada prinsipnya meupakan pasar untuk
sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal
sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas jangka panjang
yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain adalah
saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi,
obligasi Negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka dan
reksadana. Sekuritas di pasar modal mempunyai karakteristik berjatuh tempo
lebih dari satu tahun secara mudahnya dibedakan dengan sekuritas di pasar
uang yang berjatuh tempo kurang dari satu tahun.
E. Harga Saham
1. Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham
yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analisis keuangan dengan
tujuan untuk biasa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik.
-
31
Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien kita tahu
bahwa sulit bagi pemodal untuk terus menerus bias “mengalahkan” pasar,
dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal (artinya lebih tinggi
yang seharusnya sesuai dengan risiko yang ditanggung).
Menurut Fahmi (2012:81) : “ Saham adalah : (1) Tanda bukti
penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. (2) Kertas
yang tercantum dengan jelas nominal, nama perusahaan dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
(3) Persediaan yang siap untuk dijual”.
Menurut Jogiyanto (2008:167) : “Harga saham adalah harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal”
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan
perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang
cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan
citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi
manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
2. Jenis-Jenis Harga Saham
-
32
Dalam praktik perdagangan saham, harga saham dibedakan menurut
cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham.
Menurut Jogiyanto (2010:122), harga saham terbagi atas tiga jenis yaitu:
1. Par Value (Nilai Nominal) adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai
nominal suatu saham harus ada dan dicantumkan pada surat berharga
saham dalam mata uang rupiah, bukan dalam bentuk mata uang
asing.
2. Base Price (Harga Dasar) suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari
harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan
berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang
berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split,
waran, dan lain-lain. Harga dasar dipergunakan di dalam
perhitungan indeks harga saham.
3. Market Price (Harga Pasar) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar suatu efek sudah
tutup maka harga pasar saham adalah harga penutupannya (closing
price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu
saham.
F. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham
Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap perubahan harga saham
dapat diketahui dengan melakukan analisis fundamental.Analisis fundamental
merupakan analisis yang berhubungan dengan faktor fundamental perusahaan
yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan.Atas dasar laporan
keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan
terutama keputusan dalam hal melakukan investasi.
Dalam penelitian ini faktor fundamental yang digunakan adalah Return on
Assets (ROA), Return on Equity (ROE), yang merupakan rasio profitabilitas dan
-
33
Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Assets Ratio (DAR) yang merupakan rasio
solvabilitas.
1. Return On Assets (ROA)
a. Pengertian Return On Assets (ROA)
Menurut Syamsudin (2011:63) : “Return On Assets adalah
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan”.
ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan
semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA
menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.
b. Perhitungan Return On Assets (ROA)
Return On Assets dihitung sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%
-
34
Keterangan :
1) Laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax)
adalah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh
perusahaan, di mana data yang digunakan adalah data
yang tercantum di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan.
2) Total Assets adalah total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan.
2. Return on Equity (ROE)
a. Pengertian Return On Equity (ROE)
Menurut Sudana (2011:22) : “Return On Equity (ROE)
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang
dimiliki oleh perusahaan”. Rasio ini penting bagi pihak pemegang
saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan
modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
Oleh karena itu, semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan.
-
35
b. Perhitungan Return On Equity (ROE)
Return On Equity dihitung sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥100%
Keterangan:
a. Laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax)
adalah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh
perusahaan, di mana data yang digunakan adalah data
yang tercantum di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan.
b. Total Equity adalah total Equitas yang dimiliki oleh
perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan.
3. Debt to Equity Ratios (DER)
a. Pengertian Debt to Equity Ratios (DER)
Menurut Sudana (2011:20) : “DER ini mengukur proporsi dana
yang bersumber dari hutang untuk membiayai ekuitas perusahaan”.
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar porsi
penggunaan hutang dalam membiayai investasi pada ekuitas, yang
berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya.
DER yang baik < 2.
-
36
DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengetahui berapa bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang (modal asing) perusahaan atau
untuk menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan.
Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung
perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang tetap mengambil
hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih
kecil dari pada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke
dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan
profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya,
sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan
membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya
biaya hutang lebih besar dari pada dana ekuitas. Dengan
menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru akan
menurunkan profitabilitas perusahaan. Selama ekonomi sulit atau
suku bunga tinggi, perusahaan dengan Debt to Equity Ratio (DER)
yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun
sebaliknya selama ekonomi baik atau suku bunga rendah
meningkatkan keuntungan, yaitu dengan membiayai pertumbuhan
dengan harga yang rendah.
-
37
b. Perhitungan Debt to Equity Ratios (DER)
Debt to Equity Ratios (DER) dihitung sebagai berikut :
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%
Keterangan:
a. Total Liabilitas adalah seluruh total hutang perusahaan
baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang
dalam satu periode akuntansi, di mana data yang digunakan
adalah data yang tercantum di dalam laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh perusahaan.
b. Ekuitas adalah total aktiva dikurangi total kewajiban yang
tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.
Dalam sebuah perusahaan komponen ekuitas terdiri dari
saham, laba ditahan, dan agio saham yang semuanya
merupakan milik perusahaan itu sendiri.
4. Debt to Assets Ratios (DAR)
a. Pengertian Debt to Assets Ratios (DAR)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.
-
38
b. Perhitungan Debt to Assets Ratios (DAR)
Debt to Assets Ratios (DAR)dihitung sebagai berikut :
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%
Keterangan:
a. Total Liabilitas adalah seluruh total hutang perusahaan
baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang dalam satu periode akuntansi, di mana data
yang digunakan adalah data yang tercantum di dalam
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
b. Total Assets adalah total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan.
-
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada Tanggal 14
Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, didirikan
di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang
dengan Jakarta. Bursa Efek Jakarta dulu disebut Call-Efek. Sistem
perdagangannya seperti lelang, di mana tiap efek berturut-turut diserukan
pemimpin “Call”, kemudian para pialang masing-masing mengajukan
permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga,
maka transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 perantara pedagang
efek (makelar).
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selam periode perang dunia
pertama, kemudian di buka lagi pada Tahun 1925. Aktivitas di bursa ini
terhenti dari Tahun 1940 sampai 1951 disebabkan Perang Dunia II yang
kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Baru pada Tahun 1952
dibuka kembali, dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda dinasionalisasikan pada
Tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai
Tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang dikelola Bank
Indonesia.
-
40
Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada Tanggal 10 Agustus 1977
dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi
baru di bawah Departemen Keuangan. Pada Tahun 1991, bursa saham
diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu
bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini menjadi
PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Pada Tahun 1977 hingga 1978 masyarakat umum tidak atau belum
merasakan kebutuhan akan bursa efek. Perusahaan tidak antusias untuk
menjual sahamnya kepada masyarakat. Tidak satupun perusahaan yang
memasyarakatkan sahamnya pada periode ini. Baru pada Tahun 1979
hingga 1984 dua puluh tiga perusahaan lain menyusul menawarkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Namun sampai Tahun 1988 tidak satu
pun perusahaan baru menjual sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak
baru, karena pada Tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan
Jakarta Automated Trading System (JATS). JATS merupakan suatu sistim
perdagangan manual. Sistim baru ini dapat memfasilitasi perdagangan
saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan
pasar yang fair dan transparan dibanding sistim perdagangan manual.
-
41
Pada Bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan
tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk meningkatkan
likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan
saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan
jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,
efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan
Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua
bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal
dalam perekonomian Indonesia. Pada Tahun 2008, Pasar Modal Indonesia
terkena imbas krisis keuangan dunia menyebabkan Tanggal 8-10 Oktober
2008 terjadi penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek
Indonesia.. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada
Tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada Tanggal
28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir Tahun
2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan
86,98% pada Tahun 2009 dan 46,13% pada Tahun 2010.
Pada Tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek Indonesia meluncurkan
sistim perdagangan baru yakni Jakarta Automated Trading System Next
-
42
Generation (JATS Next-G), yang merupakan pengganti sistim JATS yang
beroperasi sejak Mei 1995.
Jumlah perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang memperoleh
pernyataan efektif untuk menawarkan saham dan obligasi kepada
masyarakat umum dari 1912 sampai dengan 31 Desember 2015 sebanyak
521 emiten dan diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada
klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA
(Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Adapun sektor dan
jumlah emiten dapat dilihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sektor dan Jumlah Emiten
per 30 Desember 2015
SEKTOR JUMLAH
EMITEN
Pertanian 23
Pertambangan 41
Industri Dasar Dan Kimia 64
Aneka Industri 45
Industri Barang Konsumsi 37
Properti Dan Real Estate 55
Infrastruktur Utilitas Dan Transportasi 54
-
43
Keuangan 80
Perdagangan Jasa Dan Investasi 119
TOTAL 521
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2016
B. Sektor Industri Barang Konsumsi
Sektor industri barang konsumsi memiliki 5 sub-sektor yang
terdaftar, di antaranya sub-sektor makanan dan minuman berjumlah 14
perusahaan, sub-sektor rokok berjumlah 4 perusahaan, sub-sektor Farmasi
berjumlah 10 perusahaan, sub-sektor kosmetik dan keperluan rumah
tangga berjumlah 6 perusahaan, sedangkan sub-sektor peralatan rumah
tangga 3 perusahaan terdaftar.
C. Profil Perusahaan
1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada Tanggal 26
Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi
secara komersial pada Tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di
Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung,
Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl. Lingkar Mega Kuningan), Jakarta Selatan
12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di
Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di
-
44
beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan
distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa
Tengah.
Pada Tanggal 14 mei 1977, AISA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham
AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500,00- per saham
dan Harga Penawaran Rp950,00- kepada masyarakat. Pada Tanggal 11
Juni 1997 saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2. PT. Tri Banyan Tirta Tbk
Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) didirikan Tanggal 03 Juni 1997.
Kantor pusat ALTO terletak di Kp. Pasir Dalem RT.02 RW.09 Desa
Babakan pari, Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
43158 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Tri Banyan Tirta Tbk, antara lain: PT Fikasa Bintang
Cemerlang (pengendali) (52,41%) dan PT Tirtamas Anggada
(pengendali) (27,61%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan Ruang Lingkup
Kegiatan ALTO adalah bergerak dalam bidang industri air mineral
dalam kemasan plastik, makanan, minuman dan pengalengan atau
pembotolan serta industri bahan kemasan. Produksi Air minum dalam
http://www.britama.com/index.php/tag/alto/
-
45
kemasan secara komersian dimulai pada Tanggal 3 juni 1997. Pada
Tanggal 28 juni 2012, ALTO memperoleh pernyataan efektif dari
Bappepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
ALTO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 dengan nilai
nominal Rp 100,00- per saham dengan harga penawaran Rp 210,00-
per saham disertai dengan Waran Seri 1 yang diberikan secara cuma-
cuma sebagai insentif sebanyak 150.000.000 dengan pelaksaaan
sebesar Rp 260,00- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak
membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksaan yaitu mulai
Tanggal 11 juli 2012 sampai dengan 07 Juli 2017. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10
Juli 2012.
3. PT. Cahaya Kalbar Tbk
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar
Tbk (CEKA) didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja
Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun 1971.
Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl.
Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa
Barat, sedangkan lokasi pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.
http://www.britama.com/index.php/tag/ceka/
-
46
Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari
Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran Umum Perdana
Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan
nilai nominal Rp500,00- per saham dengan harga penawaran
Rp1.100,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada Tanggal 09 Juli 1996.
4. PT. Delta Djakarta Tbk
Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan Tanggal 15 Juni 1970
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada Tahun 1933. Kantor
pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat,
Bekasi Timur – Jawa Barat. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada Tahun
1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya,
kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan
hingga berbentuk PT Delta Djakarta pada Tahun 1970.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir
pilsaner dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlberg”, “san
Miguel” , “San Mig Light” dan “ Kuda Putih”. DLTA juga
memproduksi dan menjual produk minuman non alcohol dengan
merek “Sodaku”. Pada Tahun1984, DLTA memperoleh pernyataan
efektif dan Bapepam LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
http://www.britama.com/index.php/tag/dlta/
-
47
Saham DLTA kepada masyarakat sebanyak 347.4 dengan nilai
nominal Rp1.000,00- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,00-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada Tanggal 27 Februari 1984.
5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02
September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun 1
Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha
Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.
Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik
perusahaan dan anak usaha berlokasi di Pulau Jawa, Sumatera,
Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53%
saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk
usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP),
Hong Kong.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
kegiatan ICBP terdiri dari antara lain : produksi mie dan bumbu
http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/
-
48
penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, kemasan, perdagangan,
transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta
penelitian dan Pengembangan. Pada Tanggal 24 September 2010,
ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam LK untuk
melakukan penawaran Umum Perdana Saham ICBP kepada
masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,00-
per saham dengan harga penawaran Rp5.395,00- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
Tanggal 07 Oktober 2010.
6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan Tanggal 14
Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada Tahun 1990. Kantor pusat INDF
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik
dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di
Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Induk
usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding
Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk
http://www.britama.com/index.php/tag/indf/
-
49
usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific
Company Limited (FP), Hong Kong.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
kegiatan INDF terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri
makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan minyak
goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.
Pada Tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran Umum Perdana Saham
INDF kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000,00 per saham dengan harga penawaran Rp6.200,00- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 14 Juli 1994.
7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 juni 1929
dengan nama N.V Nederlandch Indische Bierbrouwerijen dan mulai
beroperasi secara komersial pada Tahun 1929. Kantor pusat MLBI
berlokasi di Talavera Office Park lantai 20, Jl. Let. Jend. TB.
Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di
Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari –
Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur.
-
50
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan MLBI beroperasi dalam Industry Birdan minuman lainnya.
Saat ini, kegiatan utama MLBI adalah memproduksi dan memasarkan
bir (Bintang dan Heineken), bir bebas alcohol (Zero) dan minuman
ringan berkarbonasi (Green Sands). Pada Tahun 1981, MLBI
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham MLBI (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp 1.000,00- per saham
dengan harga penawaran Rp 1.570,00- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15
Desember 1981.
8. PT. Mayora Indah Tbk
Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan
mulai beroperasi secara komersian pada Bulan Mei 1978. Kantor pusat
Mayora berlokasi do Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23,
Jakarta 11440- Indonesia, dan pabrik terletak di Tangerang dan
Bekasi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora
Indah Tbk adalah PT Unita Branindo, yakni dengan persentase
kepemilikan sebesar 32,93%.
-
51
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri,
perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan
bidang usaha industri biskuit (Roma, danisa, Royal Choice, Better,
Muuch Better, Slai O lai, Sari Gandum, Sari gandum Sandwich,
Coffejoy, Chess’kress), kembang gula (Kopiko,KIS, Tamarin, dan
Juizy Milk), Wafer (beng-beng, Astor, Roma), Cokelat (Choki-choki),
Kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta
menjual Produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada Tanggal 25
Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal
Rp 1.000,00- per saham dengan harga penawaran Rp 9.300,00- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 4 Juli 1990.
9. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) didirikan tanggal 16 April
1974 dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada Tahun 1974. Kantor pusat PSDN terletak di
-
52
Gedung Plaza Sentral. Lt. 20. Jl Jend Sudirman No 47, Jakarta 12930
dan pabriknya berlokasi Jl. Ki Kemas Rindho Kertapati, Palembang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PSDN adalah bergerak dalam bidang pengolahan dan
perdagangan hasil bumi ( karet remah, kopi bubuk dan instan serta
kopi biji). Pada tub 1994, PSDN memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
PSDN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai
nominal Rp 1.000,00- per saham dengan harga penawaran
Rp 3.000,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada 18 Oktober 1994.
10. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) didirikan 08 Maret
1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai
beroperasi komersial pada Tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu
pabrik Roti berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar
blok A9, Desa Mekarwangi,Cikarang Barat, Bekasi 17530-Jawa Barat,
pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok
U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang, Makasar Purwakarta,
Cikande dan Medan.
-
53
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha
utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti
(roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan
merek “Sari Roti”. Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan
roti tawar dan roti manis.
Pada Tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan
Efektif Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan
nilai nominal Rp100,00- per saham dengan harga penawaran Rp
125,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 28 Juni 2010.
11. PT. Sekar Bumi Tbk
Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai
beroperasi secara komersial Tahun 1974. Kantor pusat SKBM
berlokasi di plaza Asia, Lantai 2, Jl Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta
12190 dan pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo
serta tambak di Bone dan Mare, Sulawesi.
Berdasarkan Anggara Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan SKBM adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil
perikanan laut dan darat, hasil bumi dan peternakan. Sekar Bumi
-
54
ikan,cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku ( dim
sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak
lainnya). Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi
pakan ikan, pakan udang, mete dan produk kacang lainnya, produk-
produk Sekar Bumi dipasarkan dengan berbagai merek di antaranya
SKB, Bumifood dan Mitraku. Tanggal 18 September 1995, SKBM
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham SKBM (IPO) kepada masyarakat.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada Tanggal 05 Januari 1993. Kemudian sejak Tanggal 15 September
1999 saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) dihapus dari daftar
PT Bursa Efek Indonesia. Pada Tanggal 24 September 2102, SKBM
memperoleh pencatatan kembali (relisting) efeknya oleh PT Bursa