1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum keterampilan dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi
empat ranah, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan
berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan
keterampilan menulis (writting skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Menulis dan berbicara termasuk ke
dalam productive skills, sedangkan membaca dan menyimak termasuk ke dalam
receptive skills. Salah satu aspek pembelajaran bahasa di sekolah yang memegang
peranan penting adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu
kompetensi berbahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, yaitu mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari
empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa.
Menurut Mulyati (2008:53) menulis itu sendiri merupakan suatu proses berpikir
dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan).
Mengarang adalah aktivitas untuk menuangkan ide atau gagasan ke
dalam sebuah karya tulis dengan tujuan tertentu. Mengarang dapat diartikan
sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan idenya kemudian menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
2
untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau untuk
dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang
(Gie, 1992:17). Jenis-jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi. Rosdiana (2008:322) menyatakan bahwa karangan
narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah salah satu jenis karangan yang
sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun
berdasarkan rekaan pengarang.
Karangan narasi merupakan salah satu bentuk tulisan yang sudah
dipelajari sejak di jenjang sekolah dasar. Melalui kegiatan menulis, siswa dapat
mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain. Keterampilan
menulis ini, merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi siswa.
Dikatakan penting sebab siswa akan lebih mudah menungkan ide dan pokok
pikirannya dalam bentuk tulisan. Namun, keterampilan menulis sering dianggap
membosankan sehingga siswa kurang tertarik untuk mengembangkannya. Apabila
keterampilan ini tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk
mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin
berkurang atau tidak berkembang. Hal itu diungkapkan oleh Prastiwi (2014)
dalam tulisannya yang membahas mengenai seberapa efektif peran gambar dalam
meningkatkan keterampilan anak dalam menulis paragraf narasi. Dalam tulisan
itu, Prastiwi memaparkan bahwa keterampilan menulis narasi merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa sebagai landasan untuk
mengembangkan kreativitas dalam suatu proses pembelajaran.
3
Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu di
antaranya adalah metode pembelajaran. Metode adalah cara kerja yang bersifat
relatif umum yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Soli, 2008:2).
Salah satu metode pembelajaran yang dinilai dapat mengoptimalkan hasil belajar
adalah metode peta konsep atau disebut juga mind mapping. Edward (2009:64)
mengatakan bahwa mind mapping adalah metode yang paling efektif dan efisien
untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Mind
mapping merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan
siswa untuk belajar. Teori ini juga dikemukakan oleh Hermawati (2009) dalam
tulisannya mengenai pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap
peningkatan keterampilan menulis cerpen oleh siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Salatiga. Hasil penelitian Hermawati menunjukkan bahwa
metode mind mapping secara efektif dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Edward (2009:64--65), bahwa metode
mind mapping mempunyai banyak keunggulan, di antaranya adalah proses
pembuatan mind mapping bersifat unik dan menyenangkan sehingga mudah
diingat oleh siswa. Dengan kebiasaan menuangkan pokok pikiran ke dalam
tulisan, maka akan membantu siswa meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan
pemahaman dalam menulis narasi sehingga siswa dapat lebih mengembangkan
kemampuan menulisnya dengan metode mind mapping. Oleh karena itu, metode
mind mapping akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses
pembelajaran, terutama bila digunakan untuk menulis karangan narasi. Dengan
4
metode ini dapat membantu siswa untuk membuat sebuah karangan yang lebih
terstruktur, jelas, dan bersifat kohesif.
Pembahasan tentang penerapan metode mind mapping dalam
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris telah menjadi bahan kajian
beberapa penulis. Misalnya, mengenai penerapan metode mind mapping dalam
berbagai aspek pendidikan, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa.
Tulisan-tulisan yang ada saat ini umumnya sudah dapat menjelaskan secara lebih
spesifik tentang pengaruh penerapan metode mind mapping terhadap berbagai
aspek pada proses pembelajaran bahasa. Namun, umumnya penelitian yang telah
ada tersebut lebih banyak membahas penerapan metode mind mapping dalam
meningkatkan penguasaan kosakata, baik dari segi keterampilan berbicara
maupun menulis. Saat ini belum banyak penelitian yang membahas pengaruh
penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan, terutama dalam
penulisan karangan narasi. Berdasarkan latar belakang di atas, muncul keinginan
peneliti untuk mengadakan penelitian lebih jauh tentang penerapan metode mind
mapping pada keterampilan menulis karangan narasi, khususnya bagi siswa kelas
X di SMAN 1 Sukawati.
2.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.1. Bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X
sebelum penerapan metode mind mapping ?
5
2. Bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X
setelah penerapan metode mind mapping ?3. Apa sajakah yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada
penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi ?
2.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian ini. Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
2.3.1 Tujuan Umum.
Adapun tujuan umumnya adalah untuk memperoleh informasi lebih
lanjut mengenai keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas X di
SMAN 1 Sukawati dengan menggunakan metode pengajaran bahasa, terutama
metode mind mapping. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui secara
pasti peranan metode mind mapping, dan faktor yang memengaruhi evaluasi hasil
belajar siswa dalam keterampilan menulis karangan narasi.
2.3.2 Tujuan KhususSelain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus. Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut.1. Untuk mengetahui keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X
sebelum belajar dengan menggunakan metode mind mapping.2. Untuk mengetahui keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X
setelah penerapan metode mind mapping.3. Untuk menjelaskan faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa
pada penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi.
1.4. Manfaat Penelitian
6
Manfaat penelitian ini dapat dilihat, baik dari segi teoretis maupun dari
segi praktis seperti berikut.
1.4.1 Manfaat TeoretisSecara teoretis diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada penerapan teori linguistik dalam ranah pengajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa asing untuk siswa Indonesia. Dalam hal ini pada aspek keterampilan
menulis, terutama dalam penulisan karangan narasi melalui penerapan metode
mind mapping.
1.4.2 Manfaat PraktisSecara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
keuntungan bagi siswa, guru, dan peneliti lainnya yang membahas hal serupa.
Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut.1. Manfaat untuk siswa, yaitu penelitian ini diharapkan dapat
membantu dalam memahami penulisan karangan narasi.2. Manfaat untuk guru, yaitu hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mengenai keunggulan
pengajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan
metode mind mapping.3. Manfaat untuk peneliti lainnya, yaitu penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
mengadakan penelitian lain untuk mendapat nilai yang lebih
baik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODELPENELITIAN
2.1 Kajian PustakaPembahasan tentang penerapan metode mind mapping dalam
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris sudah banyak dibahas oleh
peneliti sebelumnya. Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian yang
berhubungan dengan penerapan metode mind mapping dalam bidang
pembelajaran dan pengajaran bahasa, baik yang berupa tesis maupun jurnal
Internasional, di antaranya adalah sebagai berikut.Kajian pustaka pertama merujuk pada tulisan Hariri (2013) yang termuat
dalam International Journal of Language Learning and Applied Linguistic World.
Dalam jurnal internasional itu dipaparkan penerapan metode mind mapping dalam
aspek keterampilan membaca pada mahasiswi Hakiman University, Iran.
Penelitian itu merupakan penelitian kuantitatif. Data diperoleh melalui kuesioner.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa metode mind mapping berperan penting
dalam membantu mahasiswi untuk meningkatkan keahlian membaca dan
memahami isi bacaan yang sedang dipelajari. Kelebihan penelitian Hariri adalah
8
mampu menjelaskan secara mendetail respons siswa terhadap pengaplikasian
metode mind mapping dengan menggunakan metode kuesioner. Sebaliknya,
kekurangannya adalah pada saat pemberian kuesioner, siswa tidak diminta untuk
mencoba membuat sebuah mind mapping, tetapi langsung mengisi kuesioner
berdasarkan pengalaman mereka membuat mind mapping pada semester yang
lalu. Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam penerapan metode mind
mapping untuk meningkatkan keterampilan siswa. Namun, dalam tulisan Hariri
lebih mengetengahkan aspek keterampilan membaca, sedangkan dalam penelitian
ini lebih difokuskan pada aspek keterampilan menulis.Kedua, kajian pustaka dalam bentuk tesis yang ditulis oleh Candra
(2013). Ia membahas penerapan metode mind mapping dalam meningkatkan
keterampilan siswa untuk menulis karangan deskripsi. Penelitian itu merupakan
penelitian treatmentkelas yang berlangsung dalam dua siklus. Hasil penelitian itu
menunjukkan bahwa penggunaan metode mind mapping, terbukti dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa, terutama dalam menulis karangan
deskripsi. Kelebihan penelitian Candra adalah mampu menunjukkan peningkatan
yang dicapai setelah penggunaan metode mind mapping secara jelas dan detail.
Selain itu juga didukung dengan rubrik penilaian yang lengkap. Kekurangannya
adalah teori yang dipaparkan cukup banyak dan rumit sehingga pembaca agak
sulit memahami teori yang dimaksud. Relevansi penelitian Candra dengan
penelitian ini adalah dalam penggunaan metode mind mapping untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Namun, penelitian ini lebih
difokuskan pada penelitian keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi,
sedangkan karangan deskripsi menjadi fokus penelitian Candra.
9
Kajian pustaka ketiga adalah jurnal internasional yang ditulis oleh
Riswanto (2012) yang termuat dalam International Journal of Humanities and
Social Science. Tulisan ini membahas pengaruh penggunaan metode mind
mapping terhadap peningkatan keterampilan menulis siswa SMAN 3 Bengkulu.
Dalam penelitian itu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu kelompok
mendapat pengajaran mengenai cara penggunaan mind mapping untuk
meningkatkan keterampilan menulis, sedangkan kelompok lainnya tidak
mendapat penerapan metode tersebut. Data menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara kelompok yang mendapat penerapan metode mind mapping dan
kelompok yang tidak. Kelebihan penelitian Riswanto adalah adanya rubrik
penilaian yang secara spesifik dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengetahui bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis siswa, baik saat
pretest maupun posttest. Namun, dalam penelitian ini metode penelitian hanya
menjelaskan secara singkat mengenai teknik yang digunakan sehingga proses
pengumpulan dan pengolahan data agak sulit dipahami oleh pembaca.
Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam penggunaan metode mind
mapping sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan siswa. Perbedaan
penelitian Riswanto dengan penelitian ini adalah penelitian Riswanto meneliti
kemampuan siswa dalam menulis surat resmi, sedangkan penelitian ini lebih
difokuskan untuk meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.Kajian pustaka yang keempat merujuk pada tesis yang ditulis oleh
Parwati (2011). Tesis ini membahas seberapa efektifkah peran gambar dalam
meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa kelas IVA di SD Jembatan
Budaya dalam menulis paragraf narasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
10
gambar sangat efektif dalam menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris. Kekurangannya adalah tidak
dijelaskannya secara spesifik kriteria dalam penulisannya, baik prosedur skematis
dalam penulisan laporan yang dimaksud maupun ketentuan tense yang digunakan.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian Parwati terletak pada jenis karangan
yang diteliti, yaitu jenis karangan narasi. Perbedaannya terletak pada objek
penelitian, yaitu objek penelitian Parwati adalah siswa kelas IV SD, sedangkan
objek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA.Penelitian yang kelima, merujuk pada sebuah jurnal internasional yang
ditulis oleh Reima (2011). Tulisan yang termuat dalam Asian EFL Journal
Professional Teaching Articles ini membahas aplikasi metode mind mapping
dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di King Saud University
Saudi Arabia, khususnya dalam pembelajaran spelling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan metode mind mapping dapat membantu untuk
meningkatkan pelafalan bunyi serta membedakan berbagai jenis huruf vokal dan
konsonan. Kelebihan penelitian ini adalah adanya penjelasan secara detail
mengenai langkah-langkah pengaplikasian mind mapping dalam pembelajaran
spelling siswa mulai dari tahap pengenalan sampai tahap penilaian. Kekurangan
penelitian Reima adalah tidak diperlihatkannya acuan dalam aspek penilaian
spelling siswa, sehingga tidak diketahui sejauh mana metode ini membantu
meningkatkan keterampilan siswa. Selain itu, indikator apa yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa. Relevansi penelitian Reima dengan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode mind mapping. Perbedaannya adalah
11
penelitian Reima lebih memfokuskan pada spelling siswa, sedangkan fokus
penelitian ini adalah pada keterampilan menulis karangan narasi.Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode mind mapping memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai aspek
pendidikan, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa, baik dalam
menulis karangan maupun spelling. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai aspek keterampilan menulis, khususnya dalam penulisan
karangan narasi. Posisi penelitian yang dilakukan adalah mengaplikasikan metode
mind mapping untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan
narasi. Semua penelitian terdahulu di atas sangat penting sebagai acuan serta
perbandingan untuk menentukan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam
penulisan ini.
3.2 Konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-
ciri umum sekelompok objek, peristiwa, atau fenomena lainnya. Dalam penelitian
ini dicermati beberapa konsep penting yang dijadikan dasar acuan dalam
penelitian yang dilakukan. Konsep tersebut meliputi konsep keterampilan
menulis, konsep karangan narasi, dan konsep mind mapping.
3.2.1 Keterampilan Menulis
Menurut Tarigan (2008:3--4) menulis itu sendiri merupakan suatu proses
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa
tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus
terampil memanfaatkan grafologi (ilmu tentang aksara atau sistem tulisan),
12
struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki
seseorang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik secara terus
menerus.
Akhadiah dkk (1997:3) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan.
Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan
simbol atau lambang bahasa yang sudah disepakati pemakaiannya. Suriamiharja
(1996:1) mengatakan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis
yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian
dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-
simbol grafisnya. Terakhir Haryadi (1996:77) mengatakan bahwa menulis
karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis
melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan dengan baik kepada pembaca.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa sebagai
media yang telah disepakati bersama, yang dituangkan secara tertulis. Menulis
juga merupakan suatu kegiatan yang ekspresif dan produktif. Oleh karena itu,
aspek keterampilan menulis harus sering dilatih secara rutin dan
berkesinambungan sehingga didapatkan hasil yang maksimal.
Konsep keterampilan menulis yang digunakan sebagai acuan dalam tesis
ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Tarigan (2008). Konsep ini
13
menjelaskan bahwa menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa dan dapat dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa gambar dan grafik (Tarigan, 2008:21). Hal ini
sejalan dengan permasalahan dalam tulisan ini, yaitu bagaimana sebuah peta
konsep (mind mapping) yang berisi lambang-lambang serta pokok pikiran suatu
tema dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi yang baik dan
terstruktur.
3.2.2 Karangan NarasiKeraf (2007:136) mengemukakan bahwa narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca
mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi adalah suatu bentuk wacana
yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu
rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi,
narasi merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu
kejadian. Sejalan dengan hal tersebut Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa
karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
Menurut Sujanto (1988:111), karangan narasi merupakan jenis paparan yang biasa
digunakan oleh para penulis untuk menceritakan rangkaian kejadian atau
14
peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Adapun ciri-ciri karangan
narasi adalah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam
urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, dan
mengandung konflik (Keraf, 2007:136).Konsep narasi yang digunakan sebagai acuan dalam tesis ini adalah
konsep yang dikemukakan oleh Keraf (2007). Keraf (2007:136) menjelaskan
bahwa karangan narasi adalah sebuah karangan yang menggambarkan sejelas-
jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi dan
menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan
urutan waktu.
3.2.3 Mind mapping
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil pembelajaran adalah metode peta pikiran atau dikenal
dengan mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada
awal tahun 1970-an. Buzan (2008:4) mengungkapkan bahwa mind mapping
adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah yang
memetakan pikiran. Memetakan pikiran secara umum berarti menggabungkan
antara teks dan gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami,
menarik, dan pasti mudah diingat. Dilihat dari pengertian tersebut, mind mapping
dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis terutama untuk menulis
sebuah karangan. Karena dalam menulis karangan, kreativitas dan imajinasi
sangat diperlukan untuk mengembangkan ide/gagasan menjadi kalimat-kalimat
yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Hal ini
sesuai dengan pemaparan Buzan (2008:60), bahwa mind mapping merupakan
15
suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk
membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan
yang terdapat pada bagian neokorteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai
otak kiri dan otak kanan. Mind mapping melibatkan kedua sisi otak karena mind
mapping menggunakan gambar, warna dan imajinasi (wilayah otak kanan)
bersama dengan angka, kata, dan logika (wilayah otak kiri).
Silberman (1996) mengungkapkan bahwa mind mapping atau pemetaan
pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pelajar untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Mind mapping
merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan
sebelum mulai menulis (Hernowo, 2003:12). Mind mapping dapat digunakan
sebagai salah satu cara yang tepat untuk merangkum dan menguasai materi
pelajaran Dengan meminta pelajar membuat mind mapping maka akan
memungkinkan mereka untuk mendeskripsikan dengan jelas apa yang telah
dipelajari atau apa yang tengah direncanakan. Dengan demikian, saat
menuangkannya dalam bentuk tulisan akan lebih terstruktur dan sistematis.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping
adalah suatu metode yang mengajarkan cara memetakan sebuah informasi yang
digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi
kreatif. Konsep mind mapping yang digunakan sebagai acuan pada tesis ini adalah
konsep yang dikemukakan oleh Buzan (2008). Dari konsep tersebut telah
dijelaskan bahwa mind mapping adalah suatu cara memetakan sebuah informasi
yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai
16
imajinasi kreatif (Buzan, 2008:9). Hal ini sejalan dengan pokok permasalahan
dalam tulisan ini, yakni bagaimanakah mind mapping tersebut dapat membantu
mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
3.3 Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa teori,
yaitu teori belajar konstruktivisme, teori menulis, karangan narasi, dan mind
mapping. Adapun keempat teori tersebut diuraikan satu persatu seperti di bawah
ini.
3.3.1 Teori Belajar KonstruktivismeTeori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu treatmentmencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Teori
pembelajaran ini memiliki dasar teori kognitif dengan penekanan pada bagaimana
struktur kognitif membangun dan mengorganisasi pengetahuan. Menurut
pandangan konstruktivisme, pengetahuan dibina secara aktif oleh individu yang
berpikir. Individu ini tidak menyerap secara sembarangan pengetahuan yang
disampaikan oleh gurunya. Namun, siswa akan menyesuaikan apa yang
didapatkan dengan pengetahuan dasar yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk
membentuk pengetahuan baru dalam pikiran mereka dengan bantuan interaksi
sosial, baik bersama rekan maupun gurunya (Aqib, 2013:23).Pelopor teori konstruktivisme adalah Piaget. Piaget mengemukakan
bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran, sedangkan
17
akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi
baru sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Dahar, 1989:159)Salah satu aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme adalah metode
mind mapping. Metode mind mapping dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa sebagai langkah awal dalam kegiatan menulis karangan. Dengan membuat
mind mapping akan membantu siswa dalam menyusun informasi secara teratur,
melancarkan ide, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan.
Teori konstruktivisme ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat
digunakan untuk membantu menganalisis ketiga rumusan masalah yang akan
dibahas. Ketiga permasalahan itu adalah bagaimanakah keterampilan siswa dalam
menulis karangan narasi sebelum diberikan treatment, bagaimanakah
keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi setelah diberikan treatment
dan faktor apakah yang memengaruhi terjadinya peningkatan keterampilan
menulis pada siswa tersebut.
3.3.2 Teori Menulis1. Pengertian Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya
(Slamet, 1996:96). Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 1990: 233).Menulis pada hakikatnya bukan sekadar keterampilan untuk menuliskan
simbol-simbol grafis sehingga membentuk kata-kata yang dapat disusun menjadi
18
kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil (Slamet,1996:141).
2. Tujuan Menulis
Menurut Tarigan (2008:25--26), ada tujuh tujuan dalam keterampilan
menulis. Tujuan menulis itu adalah sebagai berikut.
a) Tujuan Penugasan
Penulis dengan tujuan penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan
pribadi dalam menulis sebuah artikel. Kegiatan menulis dilakukan hanya karena
mendapatkan tugas, bukan atas kemauannya sendiri.
b) Tujuan AltruistikPenulis dengan tujuan altruistik bertujuan untuk menyenangkan para
pembaca, menghilangkan kedukaan para pembaca, menolong pembaca
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. Ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c) Tujuan Persuasif
Penulis dengan tujuan persuasif bertujuan tujuan untuk meyakinkan para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d) Tujuan Informasi
19
Penulis dengan tujuan informasi bertujuan untuk memberi informasi atau
keterangan kepada para pembaca, agar mengerti dan memahami apa yang
diinformasikan oleh penulis.
e) Tujuan Mengekspresikan DiriPenulis dengan tujuan mengekspresikan diri bertujuan untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis kepada para pembaca.
Melalui tulisannya pembaca dapat memahami siapa sebenarnya penulis itu.
f) Tujuan KreatifPenulis dengan tujuan kreatif bertujuan agar para pembaca dapat memiliki
nilai-nilaiartistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Disini si
penulis tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga merangsang respons
pembaca.
g) Tujuan PemecahanPenulis dengan tujuan pemecahan bertujuan untuk memecahkan suatu
masalah yang dihadapi. Dengan tulisanya, penulis berusaha memberikan
penjelasan kepada pembaca tentang bagaimana memecahan suatu masalah.
3. Asas keterampilan menulis.
Menurut Gie (1992:33--36) ada tiga asas utama dalam keterampilan
menulis. Ketiga asas itu adalah sebagai berikut.
a) KejelasanAsas kejelasan tidaklah semata-mata berarti mudah dipahami, tetapi juga
berarti bahwa karangan itu tidak mungkin disalah tafsirkan oleh pembaca.
Kejelasan berarti tidak samar-samar atau tidak kabur sehingga setiap butir ide
yang diungkapkan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca.
20
b) Keringkasan
Asas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek.
Keringkasan berarti bahwa suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata secara
semena-mena, tidak mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak
berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang
berkepanjangan.
c) Ketepatan
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus
menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca,
dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.
4. Jenis-jenis tulisan:Menurut Tarigan (2008:24--25), jenis-jenis tulisan dapat dibagimenjadi
lima. Kelima jenis tulisan tersebut adalah sebagai berikut.a) Narasi
Narasi adalah suatu karangan atau tulisan, baik ekspositoris maupun
sugestif, yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan
atau treatmentyang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Bentuk tulisan narasi
dipilih jika penulis ingin bercerita kepada pembaca. Narasi pada umumnya
merupakan rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau
urutan kejadian. Dalam tulisan narasi, selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam
satu atau berbagai peristiwa.
b) Deskripsi
21
Deskripsi adalah suatu karangan atau tulisan yang menyampaikan
informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun
kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan
terperinci. Bentuk tulisan deskripsi dipilih jika penulis ingin menggambarkan
bentuk, sifat, rasa, corak dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga dilakukan untuk
melukiskan perasan, seperti bahagia, takut, sepi, sedih, dan sebagainya.
c) Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan atau tulisan yang secara spesifik
menyampaikan informasi tentang suatu hal baik faktual maupun konseptual.
Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan suatu hal sehingga pengetahuan pendengar atau
pembaca menjadi bertambah. Bentuk tulisan eksposisi dipilih jika penulis ingin
memberikan informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman. Pada dasarnya
eksposisi berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi,
menerangkan, menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel,
dan mengulas sesuatu.
d) ArgumentasiArgumentasi adalah suatu karangan atau tulisan yang secara
spesifik menyampaikan pendapattentang suatu hal baik faktual maupun
konseptual. Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan. Tulisan bentuk argumentasi bertujuan meyakinkan
orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pembaca
22
agar pendapat pribadi atau argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dapat
diterima.
e) Persuasi
Persuasi adalah suatu karangan atau tulisan yang secaras
pesifik menyampaikan informasi tentang suatu hal baik faktual maupun
konseptual. Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memengaruhi,
meyakinkan, mengajak, atau merebut perhatian pembaca. Tulisan persuasi
bertujuan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca agar mau melakukan sesuatu
serta mengikuti arahan atau saran yang dipaparkan oleh penulis dalam tulisannya.
3.3.3 Karangan Narasi1. Pengertian Narasi
Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam
proses pembelajaran bahasa. Keraf (2007:136) mengungkapkan bahwa narasi
dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak
tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam
suatu waktu.Sejalan dengan hal tersebut, Semi (1990:32) mengemukakan bahwa
narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan untuk
menyampaikan, menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dengan kata lainnarasi
adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan urutan
23
waktu. Hal ini berarti bahwa dalam menulis narasi yang perlu menjadi perhatian
utama adalah urutan waktu dari sebuah wacana tersebut.Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis
paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan rangkaian
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga
yang diungkapkan Wibowo (2001:59) bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang
menggaris bawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang
dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun imajinatif.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi
merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian
atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu. Itu berarti bahwa, unsur yang paling penting dalam sebuah
narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi juga dapat
mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama dalam sebuah narasi adalah tindaktanduk
atau perbuatan dalam suatu urutan waktu.
2. Ciri-ciri Karangan Narasi
Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Semi
(1990:33--34) mengungkapkan bahwa narasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia.
24
b) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa
peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat
berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya.
c) Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi
tidak menarik.
d) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya
bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi.
e) Menekankan susunan kronologis suatu peristiwa.
f) Biasanya memiliki dialog.
3. Jenis Narasi
Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, narasi
ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang
menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa (Keraf,
2007:136). Narasi ekspositoris merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan
suatu kejadian yang telah ada. Sementara itu narasi sugestif adalah suatu
rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya
khayal para pembaca (Keraf, 2007:138). Dalam hal ini narasi sugestif terjadi
karena adanya serangkaian cerita yang dibumbui dengan imajinasi penulis.
Menurut Keraf (2007:138--139), sifat karangan narasi ekpositoris adalah
untuk memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi mengenai suatu
kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional,
biasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan penggunaan kata-kata
25
denotatif. Sebaliknya, karangan narasi sugestif bersifat menyampaikan suatu
makna atau makna tersirat, menimbulkan daya khayal, penalaran hanya berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan makna, bahasanya lebih condong ke bahasa
figurative dengan penggunaan kata-kata konotatif.
4. Unsur Narasi
Karangan narasi mengandung beberapa unsur. Menurut Keraf,
(2007:148), unsur-unsur narasi adalah sebagai berikut.
a) Alur (Plot)
Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur
mengatur bagaimana treatmentharus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu
insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus
digambarkan dan berperan dalam treatmentitu, serta bagaimana situasi dan
perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-treatmentitu yang terikat
dalam suatu kesatuan waktu.
b) Penokohan.
Tokoh adalah pelaku dalam suatu cerita. Penokohan adalah cara
pengarang melukiskan watak tokoh dalam cerita. Penokohan juga bisa disebut
dengan karakterisasi. Karakterisasi, yaitu cara seorang penulis mengisahkan atau
menggambarkan tokoh-tokohnya.
26
c) Latar (Setting)
Latar adalah tindak-tanduk dalam sebuah narasi. Serta biasanya
berlangsung di sebuah tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas. Tempat
atau pentas tersebut disebut latar (setting). Latar narasi juga dapat diartikan
sebagai waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
d) Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah cara seorang penulis mengisahkan (narator) dalam
sebuah karangan narasi. Apakah penulis mengambil bagian langsung dalam
seluruh rangkaian kejadian (yaitu sebagai participant) atau sebagai pengamat
(observer) terhadap objek dari seluruh aksi dalam narasi.
5. Penilaian Menulis Narasi
Dalam praktiknya, aspek keterampilan menulis melibatkan penggunaan
tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat,
pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembangan model
karangan (Slamet, 1996:209). Sejalan dengan hal tersebut Nurgiyantoro
(2009:306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah
content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), gramind
mappingar (tata bahasa dan pola kalimat), style (pemilihan struktur dan kosakata),
dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai adalah kualitas isi
karangan yang selanjutnya diikuti oleh cara penulisan, gaya bahasa, ejaan, dan
27
tanda baca. Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama
memiliki porsi lebih besar dibandingkan dengan unsur yang lain karena isi
karangan sangat menentukan bobot dan kualitas karangan tersebut. Namun, aspek
penilaian lainnya juga memegang peranan penting untuk menciptakan karangan
yang bersifat kohesif dan koheren.
3.3.4 Teori mind mapping1. Pengertian Mind mapping (mind mapping)
Mind mapping atau disebut juga dengan mind mapping merupakan salah
satu metode belajar yang dikembangkan oleh Buzan pada tahun 1970-an yang
didasarkan pada cara kerja otak. Disebut metode mind mapping karena mind
mapping ini berupa urutan langkah-langkah yang bersifat sistematis. Otak
mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik,
dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon
dengan cabang dan rantingnya.
Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom
demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang dikeluarkan dalam
berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah dipelajari,
sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk mind mapping. Dengan demikian,
proses mind mapping menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta
konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir. Mind mapping adalah alternatif
pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.
Buzan (2008:103) juga mengungkapkan bahwa mind mapping adalah alat
berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind mapping
28
memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola
radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang. Mind mapping merupakan cara
paling mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif,
efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4).
Mind mapping bisa dibandingkan dengan peta kota. Bagian tengah mind mapping
sama halnya dengan pusat kota dan mewakili gagasan terpenting, jalan-jalan
protokol yang memancar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama
dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan
pikiran sekunder (Buzan, 2008: 6).
Mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan
memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti bahwa mengingat informasi akan lebih mudah
daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Mind mapping bertujuan
membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat
membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan demikian, akan memudahkan
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara lisan. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk, dan
sebagainya memudahkan otak untuk menyerap informasi yang diterima. Dengan
mind mapping, seluruh informasi kunci dan penting dari setiap bahan pelajaran
29
dapat diorganisir dengan menggunakan struktur radian yang sesuai dengan
mekanisme kerja alami otak sehingga lebih mudah dipahami dan diingat.
2. Manfaat Mind mapping
Buzan (2008:127) mengemukakan beberapa manfaat penggunaan mind
mapping. Delapan manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a) Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dicantumkan di tengah
gambar.
b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi
yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
c) Hubungan informasi secara mudah dapat segera dikenali.
d) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak
keseluruhan struktur mind mapping sehingga mempermudah proses
pembuatan.
e) Tiap-tiap mind mapping sangat unik sehingga mempermudah proses
pemahaman.
f) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.
3. Langkah-langkah pembuatan mind mapping
Sebelum membuat sebuah mind mapping diperlukan beberapa bahan,
yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, pensil warna, otak, dan imajinasi. Buzan
(2008:15) mengemukakan ada empat langkah dalam pembuatan mind mapping,
yakni seperti di bawah ini
30
a) Menentukan central topic yang akan dibuatkan mind mapping. Untuk
buku pelajaran central topic biasanya adalah judul buku atau judul bab
yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas dan usahakan
berbentuk image/gambar.
Gambar 2.1 Contoh Central Topic Sumber: Buzan (2008)
b) Membuat basic ordering ideas – BOIs untuk central topik yang telah
dipilih, BOIs biasanya adalah judul atau subbab buku yang akan dipelajari
atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (what, why, where, when, who
dan how).
31
Gambar 2.2 Contoh BOIsSumber: Buzan (2008)
c) Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data
pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting karena pada saat inilah seluruh data harus ditempatkan dalam
setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang
menjadi ciri yang paling khas dari suatu mind mapping.
Gambar 2.3 Contoh Cabang-Cabang BOIsSumber: Buzan (2008)
32
d) Melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa gambar, simbol,
kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada BOIs yang saling
terkait satu dengan lainnya. Tujuan langkah ini adalah untuk membuat
sebuah mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah
dimengerti dan diingat.
Gambar 2.4 Contoh Image Sumber: Buzan (2008)
4. Aplikasi Mind mapping
Pada tahap aplikasi ada empat langkah yang harus dilakukan dalam
proses pembelajaran berbasis mind mapping. Keempat langkah tersebut adalah
seperti berikut.
a) Overview
Overview adalah tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat
proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran
33
umum kepada siswa tentang topik yang dipelajari. Khusus untuk pertemuan
pertama pada setiap awal semester, overview merupakan rangkuman dari seluruh
topik yang diajarkan selama satu semester yang biasanya sudah ada dalam silabus.
Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan
dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk
mempelajarinya lebih dahulu.
b) Preview
Preview merupakan lanjutan dari overview sehingga gambaran umum
yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview, dan dapat berupa
penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian, diharapkan siswa telah
memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai subtopik dari bahan sebelum
pembahasan yang lebih detail dimulai.
c) Inview
Inview merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, yaitu suatu topik
dibahas secara detail, terperinci, dan mendalam. Selama inview ini, diharapkan
siswa dapat mencatat informasi, konsep, atau rumus penting beserta grafik, daftar,
atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan
yang diajarkan.
d) Review
34
Review dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa
ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta menekankan pada informasi,
konsep, atau rumus penting yang harus diingat dan dikuasai oleh siswa. Review
juga dapat dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya
untuk membantu siswa mengingat kembali bahan yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya. Berikut adalah contoh aplikasi mind mapping.
Gambar 2.5 Contoh Mind mapping (Law of mind mapping)Sumber: Buzan (2008)
Gambar di atas merupakan aturan pembuatan mind mapping yang
dikemukakan oleh Buzan (2008:57). Aturan tersebut harus diikuti agar mind
mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah
penjelasan dari law of mind mapping.
35
a) Kertas : polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran
A3 dengan orientasi horizontal (landscape). Central topic diletakkan
ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa image dengan
minimal tiga warna.
b) Garis : lebih tebal untuk cabang utama dan selanjutnya semakin jauh dari
pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis
lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang
ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
c) Kata : menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis.
Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar
huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
d) Image : gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel
dan ritme karena lebih menarik serta mudah diingat dan dipahami. Kalau
memungkinkan, gunakan image yang tiga dimensi agar lebih menarik lagi.
e) Warna : gunakan minimal tigs warna dan lebih baik 5--6 warna. Warna
berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna
BOIs.
f) Struktur : menggunakan struktur radian dengan central topic terletak di
tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke
segala arah. BOIs umumnya terdiri atas 2 -- 7 buah yang disusun sesuai
dengan arah jarum jam dimulai dari arah pukul 13.00.
3.4 Model Penelitian
36
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:107) menyatakan bahwa model penelitian
eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan penjelasan tiap-tiap masalah.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan menulis siswa
sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran tersebut dalam bentuk
angka. Adapun model penelitian dapat dilihat seperti berikut.
Quasi Experimental berbentuk Nonequivalent Control Group Design
Faktor yang memengaruhihasil evaluasi belajar siswa
dalam menulis karangan narasi
Kemampuan Siswa Kelas X SMA 1 Sukawati dalam Menulis Karangan Narasi
Kemampuan menuliskarangan narasi siswa
setelah treatment
Kemampuan menuliskarangan narasi siswa
sebelum treatment
Kuantitatif Kualitatif
TeoriKonstruktivisme
Teori Menulis Teori KaranganNarasi
MindMapping
Analisis Data
37
Gambar 2.6 Model Penelitian
Pada gambar model penelitian di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini
adalah jenis penelitian quasi experimental berbentuk non-equivalent control
group design dengan penggunaan metode mind mapping. Pada penelitian ini
diaplikasikan empat teori yang relevan yaitu teori konstruktivisme, teori menulis,
teori karangan narasi, dan mind mapping.
Teori konstruktivisme dipilih untuk menentukan model pembelajaran dan
metode yang tepat diaplikasikan di dalam penelitian ini. Metode mind mapping
dipilih karena searah dengan pandangan konstruktivisme, yaitu bertujuan untuk
membantu siswa dalam menyusun berbagai informasi dan ide secara sistematis.
Selain itu, juga mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan narasi.
Teori menulis dan teori karangan narasi digunakan dalam penelitian ini untuk
diaplikasikan dalam rubrik penilaian yang meliputi lima aspek yaitu, isi,
organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatatif untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi siswa pada
control group dan experimental group sebelum treatmentdan setelah
treatmentdengan menggunakan metode mind mapping. Di samping itu, teori ini
juga untuk mengetahui faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa
dalam menulis karangan narasi.
Hasil Penelitian
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan
kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan
karakteristik data-data yang ada, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mengukur suatu nilai pada data yang ada (Sugiyono, 2012:23). Pendekatan
kualitatif yang dilakukan didasarkan pada penjabaran mengenai data-data yang
bersifat deskriptif, seperti data hasil observasi, kuesioner, wawancara hasil tes
karangan narasi siswa, dan faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa
menggunakan metode mind mapping di SMAN 1 Sukawati. Pendekatan
kuantitatif dilakukan untuk memaparkan data yang bersifat kuantitatif atau
angka-angka hasil tes siswa, baik data hasil pretest maupun data hasil posttest.
39
3.2 Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi penelitian ini serta dan lama waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sukawati, yang berlokasi di Jalan
Lettu Wayan Suta Sukawati, Gianyar. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah
yang memiliki banyak prestasi di bidang akademik, khususnya dalam ranah
pembelajaran bahasa. Akan tetapi, di balik itu semua menurut pengamatan
penulis, siswa di sekolah ini masih memiliki kekurangan dalam aspek
keterampilan menulis, khususnya dalam keterampilan menulis karangan narasi.
Siswa kelas X dipilih sebagai sumber data karena kemampuan siswa menulis
karangan masih kurang dan belum memenuhi KKM 78.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan berdasarkan jadwal pelajaran bahasa Inggris di kelas
X, yaitu pada Jumat dan Sabtu. Berikut adalah jadwal penelitian yang dilakukan.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
N
o
Hari/Tanggal Control Group Experimental Group
1 Sabtu, 29Agustus 2015
Observasi awal danpemberian kuesioner
pratindakan
Observasi dan pemberiankuesioner pratindakan
2 Sabtu, 5September
2015
Pretest menulis karangannarasi dengan topik Bad
Experiance
Pretest menulis karangannarasi dengan topik Bad
Experiance
40
3 Jumat, 11September
2015
Penjelasan mengenaipembuatan karangan narasidengan metode ceramah.
Penjelasan mengenaipembuatan karangan narasi
dengan menggunakan metodemind mapping
4 Sabtu, 12September
2015
Posttest menulis karangannarasi dengan topik Bad
Experiance tanpa membuatmind mapping
Posttest membuat mindmapping dan
mengembangkannya kedalam karangan narasi dengan
topik Bad Experiance
5 Sabtu, 19September
2015
- Pemberian kuesionerpascatindakan
Penelitian ini dilakukan dalam empat kali pertemuan untuk control group
dan lima kali pertemuan untuk experimental group. Alokasi waktu untuk pokok
bahasan mengenai karangan narasi pada semester ini sangat terbatas. Yaitu
sebanyak 2x45 menit untuk pemberian pretsest, treatment dengan metode mind
mapping dan posttest, serta 1x45 menit untuk observasi dan pemberian kuesioner.
Karena keterbatasan waktu, sehingga pemberian treatment dengan metode mind
mapping hanya dapat dilakukan dalam satu kali pertemuan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
3.3.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari siswa kelas
X.7 dan X.10 SMAN 1 Sukawati. Data berupa nilai hasil pretest, nilai hasil
posttest, hasil kuesioner dan lembar observasi. Di pihak lain data sekunder adalah
41
data yang diperoleh atau dikumpulkan dari Sukawati. Data berupa daftar hadir
siswa, daftar nilai, silabus dan RPP serta bahan ajar yang ada.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X.7 dan
kelas X.10 SMAN 1 Sukawati serta dari guru bahasa Inggris yang mengajar di
kelas X. Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil tes menulis karangan narasi
dan mind mapping yang dibuat oleh siswa. Siswa kelas X dipilih sebagai objek
penelitian karena siswa di tingkat ini baru mendapat materi pembelajaran
mengenai karangan narasi. Selain itu karena siswa di tingkat ini memiliki
keterampilan yang kurang dalam aspek menulis terutama dalam menulis
karangan. Selain itu sumber data juga berasal dari guru bahasa Inggris kelas X,
berupa RPP, silabus, dan hasil tulisan siswa terdahulu.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk membantu dalam proses
pengumpulan data selama proses penelitian ini berlangsung. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, tes, pedoman wawancara,
dan lembar observasi.
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner adalah suatu instrumen yang memuat pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepada siswa untuk memperoleh data tentang kegiataan menulis
karangan narasi. Kuesioner ini diberikan kepada siswa sebelum dilakukan
treatment untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menulis karangan
42
narasi. Sesudah dilakukan treatment, kuesioner berfungsi untuk mengetahui
respon siswa terkait dengan metode yang digunakan. Di samping itu, untuk
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada
penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi.
3.4.2 Tes
Pada penelitian ini digunakan tes keterampilan menulis karangan narasi,
baik sebagai pretest maupun posttest. Pretest digunakan untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam penulisan karangan narasi sebelum dilakukan treatment
atau sebelum siswa belajar dengan menggunakan metode mind mapping.
Sebaliknya, posttest digunakan sebagai alat ukur tingkat keterampilan dan tingkat
perkembangan keterampilan menulis karangan narasi yang dicapai oleh siswa
setelah dilakukan treatment dengan menggunakan metode mind mapping.
3.4.3 Pedoman Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak, yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan, atau pendapat tentang sesuatu.
Wawancara ini dilakukan kepada guru bahasa Inggris kelas X sesudah penelitian
untuk membandingkan keterampilan menulis siwa sebelum dan sesudah tindakan
dari sudut pandang guru yang bersangkutan.
43
3.4.4 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat semua hasil observasi
meliputi situasi dan kondisi serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kendala yang
dihadapi selama dilakukan tindakan serta bagaimana proses pembelajaran tersebut
berlangsung.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis penelitian quasi
experimental berbentuk non-equivalent control group design. Adapun prosedur
penelitian eksperimen menggunakan model Sugiyono (2012) seperti pada gambar
berikut ini.
Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design Sumber: Sugiyono (2012)
O1 : Nilai pretest experimental group O3 : Nilai pretest control group
O2 : Nilai posttest experimental group O4 : Nilai posttest control group
X : Treatment/perlakuan
O1 X O2
O3 O4
44
Dalam prosedur penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu, control
group dan experimental group. Kelompok pertama yang diajar dengan metode
mengajar baru disebut experimental group, sedangkan kelompok yang tetap
menggunakan metode mengajar lama disebut control group. Kedua kelompok
tersebut selanjutnya diberikan pretest atau melalui pengamatan untuk mengetahui
posisi awal kedua kelompok tersebut. Bila kedua kelompok tersebut posisinya
sama atau tidak berbeda secara signifikan, maka kelompok tersebut sudah sesuai
dengan kelompok yang digunakan untuk eksperimen.
O1 adalah nilai awal experimental group dan O3 adalah nilai awal control
group. Setelah posisi kedua kelompok tersebut seimbang (O1 tidak berbeda
dengan O3, maka experimental group diberikan treatment/perlakuan. Artinya
kelompok ini diajar dengan metode mengajar yang baru, yaitu metode mind
mapping. Sebaliknya, control group diajar dengan metode mengajar yang lama,
yaitu metode ceramah. Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan posttest
untuk mengetahui kemampuan kedua kelompok setelah treatment diberikan pada
experimental group. Dalam pengujian ini O2 berarti nilai akhir experimental
group setelah diajar dengan metode mind mapping dan O4 adalah nilai akhir yang
diajar dengan menggunakan metode lama. Bila nilai O2 secara signifikan lebih
tinggi daripada O4, maka metode mind mapping terbukti lebih efektif bila
dibandingkan dengan metode mengajar lama
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
45
Menurut Iskandarwassid (2009:40--41), metode adalah sebuah prosedur
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Di pihak lain teknik adalah sebuah cara
operasional yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode simak dan pengamatan
langsung. Artinya, peneliti melakukan pengamatan dan melihat langsung ke lokasi
penelitian untuk memperoleh data. Menurut Sudaryanto (1993:133), metode
simak dapat disejajarkan dengan metode observasi. Peneliti mengobservasi
keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum dan sesudah
penerapan metode mind mapping.
Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil
pengamatan data pada kartu data. Kegiatan mencatat dilakukan sebagai lanjutan
dari kegiatan merekam data atau karena alasan tertentu perekaman tidak dapat
dilakukan (Kesuma, 2007:45). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pencatatan data yang diperoleh selama penelitian dilakukan, di antaranya
pencatatan hasil pretest (sebelum penerapan metode mind mapping), hasil posttest
(setelah penerapan metode mind mapping), Lembar Observasi, kuesioner, dan
hasil wawancara yang bertujuan untuk mencatat situasi dan kondisi selama proses
pembelajaran berlangsung.
3.7 Metode dan Teknik Analisis DataData yang diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, dan tes selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur tingkat keberhasilan
46
metode yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis
data adalah sebagai berikut.1) Mengumpulkan hasil dari instrumen penelitian, baik yang berupa tes
menulis karangan narasi, kuesioner, lembar observasi, maupun hasil
wawancara.2) Membaca data yang ada dengan saksama kemudian
mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.3) Data yang ada kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan
teori penulisan karangan narasi dan rubrik penilaian yang digunakan.4) Mendeskripsikan hasil penilaian dan menyusun simpulan dari hasil
penilaian tersebut.
3.7.1 Analisis Data KuantitatifData kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari nilai hasil pretest dan
nilai hasil posttest yang diperoleh dari control group dan experimental group.
Kedua data tersebut dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif dianalisis untuk
mendapatkan hasil, sejauh mana peningkatan keterampilan menulis karangan
narasi siswa, baik dalam control group maupun experimental group dengan
membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Nilai rata-rata yang diperoleh
siswa dari pretest dibandingkan dengan nilai rata-rata pada posttest. Nilai rata-rata
siswa menunjukkan tingkat keterampilan menulis karangan narasi setelah belajar
dengan menggunakan metode mind mapping. Bila hasil posttest experimental
group lebih tinggi daripada hasil posttest control group, berarti metode mind
mapping lebih efektif bila dibandingkan dengan metode mengajar lama. Rubrik
penilaian yang digunakan adalah rubrik penilaian yang diadaptasi dari rubrik
penilaian Nurgiyantoro (2009:307--308) sebagai berikut.
47
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Karangan NarasiAspek yang
dinilaiSkor Kriteria
Isi21--25
Sangat Baik Pengembangan isi tulisan sesuai dengan topik
dan peta pikiran Isi tulisan dengan judul sangat sesuai, judul
secara spesifik sudah mencerminkan isikarangan
Unsur narasi sangat lengkap dan jelasmeliputi alur, penokohan, latar, dan sudutpandang.
16--20Baik
Pengembangan isi tulisan sesuai dengantopik, tetapi ada sedikit perbedaan denganpeta pikiran
Isi tulisan dengan judul sesuai walaupunjudul yang digunakan masih sederhana
Unsur narasi lengkap walaupunpemaparannya agak kurang jelas.
11--15Cukup
Pengembangan isi tulisan sesuai topik, tetapikurang sesuai dengan peta pikiran
Isi tulisan dengan judul cukup sesuaiwalaupun judul terkesan monoton
Ada salah satu unsur narasi yang tidaktermuat di dalam karangan.
6--10Kurang
Pengembangan isi tulisan kurang sesuaidengan topik dan peta pikiran
Isi tulisan dengan judul kurang sesuai Ada dua unsur narasi yang tidak termuat di
dalam karangan.
1--5Sangat Kurang
Pengembangan isi tulisan tidak sesuai dengantopik dan peta pikiran
Isi tulisan dan judul tidak berhubungan Unsur narasi tidak jelas atau lebih dari dua
unsur tidak termuat di dalam karangan.
Organisasi26--30
Sangat Baik Organisasi penulisan tertata dengan sangat
baik sesuai dengan urutan waktu
48
Memiliki bagian orientation, complication,dan resolution yang sangat jelas.
Ada penggunaan aspek kohesi dan koherensiyang tepat dan jelas di dalam karangansehingga membuat karangan menjadi padu
21--25Baik
Organisasi penulisan cukup tertata dan sesuaiurutan waktu
Memiliki bagian orientation, complication,dan resolution yang cukup jelas
Ada penggunaan aspek kohesi dan koherensidi dalam karangan walaupun masihsederhana
16--20Cukup
Organisasi penulisan cukup tertata, tetapitidak sesuai dengan urutan waktu
Memiliki bagian orientation, complication,dan resolution, tetapi kurang jelas.
Ada 4--6 kesalahan dalam aspek kohesi dankoherensi di dalam karangan
11--15
Kurang Organisasi penulisan kurang tertata dan tidak
sesuai dengan urutan waktu Salah satu dari bagian orientation,
complication, dan resolution tidak ditemukandalam karangan.
Ada 7--10 kesalahan dalam aspek kohesi dankoherensi di dalam karangan
5--10Sangat Kurang
Organisasi penulisan tidak tertata dan tidak sesuai dengan urutan waktu.
Tidak ada bagian orientation, complication, dan resolution.
Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam aspek kohesi dan koherensi di dalam karangan
Kosakata16--20
Sangat Baik Penguasaan kosakata sangat tepat dan
bervariasi Hampir tidak ditemukan kesalahan dalam
pemilihan dan penggunaan kosakata.
11--15Baik
Penguasaan kosakata tepat, tetapi kurang
49
bervariasi Ada 1--3 kesalahan dalam pemilihan dan
penggunaan kosakata.
6---10Cukup
Penguasaan kosakata kurang tepat dan
kurang bervariasi Ada 4--6 kesalahan dalam pemilihan dan
penggunaan kosakata.
2-5Kurang
Penguasaan kosakata sangat terbatas Ada 7--10 kesalahan dalam pemilihan dan
penggunaan kosakata.
1Sangat Kurang
Penguasaan kosakata sangat minim Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam
pemilihan dan penggunaan kosakata.
PenggunaanTata Bahasa 16--20
Sangat Baik Hampir tidak ditemukana kesalahan dalam
penggunaan tata bahasa Kalimat yang ada dapat dipahami dengan
sempurna
11--15Baik
Hanya ada 1--3 kesalahan dalam penggunaantata bahasa
Kesalahan yang ada tidak mengganggupemahaman terhadap kalimat.
6--10Cukup
Ada 4--6 kesalahan dalam penggunaan tata
bahasa Kesalahan yang ada sedikit mengganggu
pemahaman terhadap kalimat
2--5Kurang
Ada 7--10 kesalahan dalam penggunaan tata
bahasa Kesalahan yang ada mengganggu
pemahaman terhadap kalimat.
1Sangat Kurang
Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalampenggunaan tata bahasa
Banyak kesalahan tata bahasa membuatkalimat tidak dapat dipahami.
50
Mekanik5
Sangat Baik Ejaan bahasa Inggris tepat Penggunaan huruf kapital dan tanda baca
benar Cara penulisan yang sangat rapi, jelas, dan
mudah dibaca.
4Baik
Terdapat sedikit kesalahan dalam ejaanbahasa Inggris
Ada 1--3 kesalahan dalam penggunaan hurufkapital atau tanda baca
Cara penulisan rapi dan cukup jelas, dandapat dibaca
3Cukup
Cukup banyak kesalahan dalam ejaan bahasa
Inggris Ada 4--6 kesalahan dalam penggunaan huruf
kapital atau tanda baca Cara penulisan cukup rapi walaupun agak
kurang jelas, masih dapat dibaca.
2Kurang
Banyak kesalahan serius dalam ejaan bahasa
Inggris Ada 7--10 kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan tidak rapi, tulisan kurang
jelas, tetapi masih dapat dibaca.
1Sangat Kurang
Kesalahan penuh dalam ejaan bahasa Inggris, Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan tidak rapi, tulisan tidak jelas
sehingga tidak dapat dibaca.
3.7.2 Analisis Data Kualitatif
51
Data kualitatif didapat dari kuesioner, hasil wawancara, dan lembar
observasi sebelum siswa belajar menggunakan metode mind mapping dan setelah
siswa belajar dengan menggunakan metode mind mapping. Data kualitatif yang
diperoleh sebelum dan setelah treatment dianalisis secara deskriptif untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada
penerapan metode mind mapping.
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Menurut Sudaryanto (1993:145), analisis data dapat disajikan baik
melalui metode formal maupun metode informal. Ciri-ciri metode formal adalah
ditampilkannya simbol-simbol, gambar, tabel, dan catatan-catatan. Sebaliknya,
metode informal yaitu dengan menyajikan hasil analisis dengan uraian atau kata-
kata. Tujuan metode formal meyederhanakan penjelasan dari analisis data.
Dalam penelitian ini digunakan metode formal dan informal yang
merupakan penjelasan secara deskriptif terhadap hasil penelitian yang didapat
dengan menyuguhkan beberapa bahan. Secara formal, data yang diperoleh
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram berupa hasil kuesioner, pretest dan
posttest siswa control group dan experimental group. Data yang termuat dalam
tabel hasil kuesioner ini meliputi empat kategori penilaian yaitu SS (sangat
setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), dan TS (tidak setuju). Di pihak lain, data
yang termuat dalam tabel hasil pretest dan posttest meliputi hasil penilaian aspek
isi, organisasi, kosakata, tata bahasa dan mekanik. Diagram yang ditampilkan
menunjukkan perbandingan hasil pretest dan posttest, serta perbandingan nilai
rata-rata siswa control group dan experimental group
52
Secara informal, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian
disertai contoh tiap-tiap aspek penilaian. Dari setiap aspek penilaian ditampilkan
dua contoh karangan siswa yang meliputi karangan dengan nilai tertinggi dan
terendah dalam aspek penilaian tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut
Contoh karangan S25 (tertinggi)
S25 berarti bahwa karangan tersebut merupakan hasil tulisan siswa dengan nomor
urut 25. S berarti siswa, dan angka 25 di belakangnya menunjukkan nomor urut
siswa, dan (tertinggi) berarti karangan tersebut memperoleh nilai tertinggi dalam
aspek penilaian tersebut. Adapun penggunaan kode (tertinggi) dan (terendah)
berarti karangan yang ditampilkan memperoleh nilai tertinggi atau terendah dalam
aspek penilaian tersebut.
Selain itu pada setiap data yang ditampilkan dalam contoh tiap-tiap aspek
penilaian diberikan kode berupa angka di depan setiap kalimat untuk
mempermudah dalam analisis data tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut.
(1)I had a very bad experiance.
Angka (1) berarti bahwa kalimat yang dimaksud merupakan kalimat (1) atau
kalimat pertama di dalam paragraf. Pemberian kode tersebut guna menghindari
pengulangan kutipan yang tidak perlu pada saat menganalisis data tersebut.
53
BAB IV
PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KETERAMPILANMENULIS KARANGAN NARASI
Dalam bab ini diuraikan data yang diperoleh di lapangan selama
penelitian mengenai keterampilan menulis karangan narasi dengan metode mind
mapping ini dilaksanakan. Data yang diperoleh disajikan secara kuantitatif dalam
bentuk angka dengan menunjukkan perbandingan nilai siswa control group dan
experimental group pada tahap pretest dan posttest. Data ini juga didukung
dengan diagram yang menunjukkan perbedaan nilai siswa control group dan
experimental group. Selain disajikan secara kuantitatif, data kualitatif hasil
54
observasi serta pemberian kuesioner sebelum dan sesudah treatment juga
disajikan dalam bentuk pemaparan kalimat untuk menunjukkan dan
membandingkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
6.1 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Sebelum
Penerapan Metode Mind Mapping
Kegiatan pretest ini sangat penting dilakukan sebagai tahap awal sebelum
pelaksanaan treatment dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa,
khususnya dalam kegiatan menulis karangan narasi sebelum penerapan metode
mind mapping. Pada penelitian ini kegiatan observasi dilakukan dengan
pemberian kuesioner sebelum dilakukan pretest. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran bahasa
Inggris dan minat siswa dalam menulis karangan narasi.
4.1.1 Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental GroupRangkuman informasi awal berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
mengenai kemampuan dan minat siswa dalam menulis karangan narasi berbahasa
Inggris adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental Group
No Kriteria Control
Group
ExperimentalGroup
1 Siswa senang melakukan kegiatan menuliskarangan narasi dengan metode ceramah
11,1% 13,5%
2 Metode ceramah memudahkan siswa untukmenulis karangan narasi
5,6% 16,2%
55
3 Metode ceramah memudahkan siswa untukmengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik
16,6% 21,6%
4 Mentode ceramah dapat membantu saat menuliskronologis kejadian/peristiwa secara terurut
30,5% 24,3%
5 Menyusun struktur organisasi teks dan kalimatdengan gramatikal yang benar merupakan hal
yang mudah
11,1% 11,1%
6 Menulis karangan narasi dengan metodeceramah dapat melatih keterampilan menulis
27,7% 27,7%
7 Pembelajaran menulis dengan metode ceramahsangat menyenangkan sehingga membuat siswa
bersemangat dalam belajar
19,4% 10,8%
8 Suasana kelas sangat menyenangkan dan tidakmembosankan
16,6% 32,4%
Kuesioner pretest yang digunakan ini terdiri atas delapan pertanyaan
yang disebarkan kepada 36 siswa control group dengan hasil sebagai berikut.
Sebanyak 11,1% siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan
narasi dengan metode ceramah, sedangkan 88,9% siswa tidak memiliki pendapat
yang sama. Sebanyak 5,6% siswa merasa bahwa metode ceramah memudahkan
mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 94,4% siswa merasa
sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapatnya mengenai proses penulisan
karangan narasi, 16,6% siswa menganggap bahwa metode ceramah dapat
memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik,
30,5% siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat menulis
kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 11,1% siswa menganggap bahwa
menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar
merupakan hal yang mudah. Di pihak lain, tiap-tiap sebanyak 83,4%; 69,5%, dan
88,9% siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap pernyataan yang telah
dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7% siswa merasa bahwa menulis karangan
narasi dengan metode ceramah dapat melatih keterampilan menulis mereka.
56
Hanya 19,4% siswa menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode
ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat mereka bersemangat dalam
belajar dan 16,6% merasa bahwa suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak
membosankan. Namun, sebanyak 80,6% dan 83,4% siswa memiliki pendapat
yang berbeda terhadap pernyataan tersebut
Hasil kuesioner pretest experimental group yang disebarkan kepada 37
siswa adalah sebagai berikut. Sebanyak 13,5% siswa menyatakan senang
melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode ceramah, sedangkan
86,5% siswa tidak memiliki pendapat yang sama. Sekitar 16,2% siswa merasa
bahwa metode ceramah memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi,
sedangkan 83,8% siswa merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapat
mengenai proses penulisan karangan narasi, 21,6% siswa menganggap metode
ceramah dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai
dengan topik, 24,3% siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat
menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 11,1% siswa
menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Sebaliknya, tiap-tiap sebanyak
78,4%; 75,7%, dan 98,9% siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap
pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7% siswa merasa
bahwa menulis karangan narasi dengan metode ceramah dapat melatih
keterampilan menulis mereka. Hanya 10,8% siswa yang menganggap bahwa
pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga
membuat mereka bersemangat dalam belajar dan 32,4% yang merasa bahwa
57
suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak
89,2% dan 67,6% siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataan
tersebut. Pengisian kuesioner ini sangat penting untuk mengetahui respon awal
siswa terhadap materi yang diajarkan. Di samping itu, juga untuk mengetahui
kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa ketika mempelajari materi tersebut.
4.1.2 Hasil Pretest Control GroupPretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas
X.10 SMAN 1 Sukawati dalam aspek keterampilan menulis karangan narasi. Tes
dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad
Experience. Pretest dilakukan pada Sabtu, 5 September 2015 diikuti oleh 36 orang
siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat
dan menuliskan hasil pengamatan pada lembaran observasi yang telah disiapkan.Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata,
tata bahasa, dan mekanik. Nilai hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Pretest Siswa Kelas X.10 (Control Group)
No NamaSiswa
Judul Karangan Aspek Penilaian SkorA B C D E
2 S02 Trip to Canada 20 25 6 15 4 753 S03 My Bad Experiance 15 23 11 14 4 634 S04 My Little Sister 20 25 11 15 4 755 S05 Bad Experiance 16 24 11 12 3 666 S06 A Traffic Accident 15 25 10 10 4 647 S07 Went to the market 22 27 15 17 4 838 S08 Felt from the Motorbike 20 26 11 15 3 759 S09 Bad Vacation 16 25 10 10 4 6510 S10 Go to Grandma’s House 19 24 11 15 4 7311 S11 The Worst Day 20 26 12 15 4 77
58
12 S12 My Bad Experiance 21 27 14 16 4 8213 S13 My Motorbike 21 26 13 16 4 7814 S14 Late for School 18 23 9 10 3 6015 S15 My Bad Memory 20 26 10 15 4 7516 S16 Bad Accident 19 25 12 16 4 7617 S17 Bad Experiance 18 25 11 13 3 7018 S18 My Bad Day 19 24 11 14 4 7219 S19 Late for School 20 25 10 15 4 7420 S20 Bad Experiance 15 25 10 12 4 6621 S21 My Bad Day 17 24 9 10 4 6422 S22 Bad Experience 16 25 10 17 3 7123 S23 Go to the Market 20 25 12 16 4 7724 S24 My Bad Day 18 25 11 12 4 7025 S25 My Worst Day 22 26 15 16 4 8326 S26 My Homework 20 25 14 15 4 7827 S27 Bad Experiance 15 23 12 14 3 6728 S28 Fell from Bicycle 17 24 9 10 3 6330 S30 The Worst Experience 19 25 10 13 4 7131 S31 My Experiance 15 23 9 10 4 6132 S32 Bad Memory 18 25 9 14 4 7033 S33 My problem 19 24 11 15 4 7335 S35 Very Bad Experience 17 25 10 14 3 6936 S36 My Bad Memory 20 26 14 14 3 7737 S37 The Scary Dog 16 24 9 10 4 6338 S38 Late for School 19 25 14 14 4 7639 S39 Bad Experiance 15 25 10 15 4 69Jumlah tiap aspek penilaian 657 895 396 446 128 2522Rata-rata tiap aspek penilaian 18,3 24,9 10,9 12,3 3,5 70,1Rata-rata kelas 70,1Nilai tertingggi 83Nilai terendah 60
Keterangan: (A) Isi, (B) Organisasi, (C)Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi adalah 70,1.
Nilai tertinggi siswa dalam menulis karangan narasi adalah 83 yang diraih oleh
dua orang siswa. Selanjutnya satu orang siswa meraih nilai 82 dan dua orang
siswa memperoleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah mampu mencapai
KKM. Nilai terendah adalah 60 yang diperoleh oleh satu orang siswa. Hanya lima
59
orang siswa dalam pretest yang mampu memenuhi nilai KKM, sedangkan 31
siswa lainnya belum mencapai nilai KKM.
Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi
ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan
metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode
ini siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Hal ini disebabkan oleh
stimulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun sangat
minim. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa, yaitu hanya lima
orang siswa mampu mencapai nilai KKM 78, sedangkan 31 orang siswa tidak
dapat mencapai KKM. Hasil karangan siswa tersebut kurang maksimal karena
tidak ada acuan dalam menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada
kegiatan pretest guru hanya menyampaikan sebuah contoh cerita tanpa
menjelaskan secara detail unsur-unsur narasi yang terkandung dalam cerita
tersebut.
Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009:307-
308). Rubrik ini membagi kriteria penilaian menjadi lima yaitu isi, organisasi,
kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan
awal siswa dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian.
1) Aspek IsiPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
isi sebesar 18,3. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa control
group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga karangan
60
ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang memperoleh nilai
terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek isi.
Contoh Karangan S39 (terendah)
Bad Experience
(1)When I was kid, my brother and I were playing bicycle athome. (2)Suddenly my mother came and gave me surprise. (3)I was sohappy.
(4)My mother gave me a new bicycle. (5)My old bicycle was toosmall. (6)The new bicycle was very big and cool. (7)I really liked it.
(8)I was so happy to had a new bicycle. (9)So I thank to mymother. (10)That was the experience that I have never forgot.
Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa
aspek isi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan
dengan topik, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan kelengkapan
unsur narasi dalam cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa
unsur utama yang dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi
karangan. Pada karangan S39 dapat dilihat isi tulisan tidak sesuai dengan
topik yang ditentukan. Topik yang ditentukan adalah Bad Experience.
Namun, isi karangan ini adalah pengalaman menyenangkan yang dialami
penulis ketika memperoleh hadiah sebuah sepeda baru.
Judul yang digunakan pada karangan ini tidak sesuai dengan isi
karangan. Judul karangan ini adalah “Bad Experience”. Sebaliknya, isi
karangan ini hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan. Judul
tersebut juga masih kurang spesifik karena tidak mencerminkan isi
karangan dengan lebih jelas dan terkesan monoton karena digunakan oleh
banyak siswa.
61
Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang
terkandung dalam karangan narasi yaitu alur, penokohan, latar, dan sudut
pandang. Namun, unsur-unsur narasi yang terkandung dalam cerita ini
tampak masih kurang jelas, terutama pada bagian alur dan latar yang tidak
dijelaskan dengan lebih spesifik. Oleh karena itu, karangan S39
memperoleh nilai terendah pada aspek isi dibandingkan dengan karangan
lainnya.
Contoh Karangan S30 (menengah)
The Worst Experience
(1)When I was 10 years old, I had a bad experience when I wasbuying some bread. (2)My mother asked me to go to buy some bread forbreakfast. (3)Then I went to the market to buy it.
(4)When I arrived at the market, I just realized that I had lost mymoney. (5)I could not buy the bread. (6)After that I returned home. (7)Mymother told me that I should go and find the money on the street.(8)Unfortunately, I could not find it.
(9)Finally I returned home again without the bread. (10)My mom wasso angry with me. (11)That was my bad experience.
Pada karangan S30 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik
yang dibahas. Dari awal sampai akhir karangan, penulis dengan jelas
menceritakan satu topik, yaitu pengalaman buruk ketika sedang membeli
roti. Namun, judul karangan “The Worst Experience” belum
mencerminkan isi karangan karena judul yang digunakan masih sangat
sederhana dan kurang spesifik.
Tarigan (2008:164) mengemukakan bahwa latar atau setting adalah
lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Latar dalam cerita ini
62
meliputi waktu dan tempat. Waktu yang digunakan penulis adalah pada
ketika penulis berumur 10 tahun, sedangkan tempat yang digunakan adalah
di pasar. Di pihak lain sudut pandang dalam cerita ini adalah sudut
pandang orang pertama, yaitu penulis sekaligus sebagai tokoh utama
dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai
menengah pada aspek isi.
Contoh Karangan S25 (tertinggi)
My Worst Day
(1)Last week I had the worst day of my life. (2)I got sick and feltunwell. (3)I was in bed all the whole weekend because of fever and flu. (4)Inthe morning my friends stayed in my apartment with me but on Saturdaynight they went to mall and I was alone.
(5)I felt so sad, I had a fever and headache, and I was alone! (6)Oh itwas terrible. (7)I was thinking about my family and rememberikanng myfamily. (8)Everytime I get sick my parents will always stay with me. (9)Theywill never leave me alone, but here it was different, I missed my family somuch.
(10)I felt so sad, so I decided to pray and watch a movie until I fellasleep. (11)Well it was the worst day in my life, but now I understand howimportant is my family and their love.
Pada karangan S25 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik
yang dibahas. Dari awal sampai akhir karangan, penulis dengan jelas
menceritakan satu topik, yaitu pengalaman buruk ketika sedang sakit.
Selain itu, judul karangan “My Worst Day” sudah sesuai dengan isi
karangan yang menceritakan hari terburuk yang dialami penulis walaupun
judul karangan masih sangat sederhana. Alwasilah (2005:119) menyatakan
63
bahwa karangan narasi terdiri atas beberapa unsur, antara lain alur cerita,
latar, penokohan, dan sudut pandang. Pada karangan ini telah dicantumkan
unsur-unsur narasi, seperti alur, latar, penokohan, dan sudut pandang.
Menurut Tarigan (2008:164) latar atau setting adalah lingkungan
fisik tempat kegiatan berlangsung. Latar dalam cerita ini meliputi waktu
dan tempat, yaitu waktu yang digunakan penulis adalah pada akhir
minggu, sedangkan tempat yang digunakan adalah tempat tinggal penulis
sendiri. Di pihak lain sudut pandang dalam cerita ini adalah sudut pandang
orang pertama, yaitu penulis sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita
tersebut. Oleh karena itu, karangan S25 memperoleh nilai tertinggi pada
aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.3 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi
No Kesesuaian Isidengan Topik
Kesesuaian Isi denganJudul
Unsur Narasi
1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik walaupun masih sederhana
Contoh:(S8) menulis karangan dengan judul “Fell From theMotorbike”yang menceritakan ia jatuh saat mengendarai motor
Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan
Contoh: (S13) Judul karangan “My Motorbike” seharusnya bisa diganti menjadi “Sunday; The Day I Lost My Motorbike”
Unsur narasi lengkap walaupun pemaparannya masih sederhana
Contoh:(S2, S8, S17, S24) mencantumkan aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya walaupun hanya diungkapkan secara sederhana
2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuaidengan topik
Judul hanya mengambildari topik dan digunakan oleh lebih
Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat
64
Contoh:(S4) menulis karangan dengan judul “My Little Sister” yang menceritakan kebahagiaannya memiliki adik. Isi tulisan ini kurang sesuai dengan topik yang ditentukan.
dari satu siswa
Contoh:(S5, S6, S17, S20, S22,S27, S39) menggunakan judul “Bad Experience”
dalam karangan
Contoh:(S5, S6, S10, S39) tidak mengungkapkan penokohan dan sudut pandang yang jelas dalam karangan yang ditulisnya.
2) Aspek OrganisasiPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
organisasi sebesar 24,9. Berikut dibahas contoh karangan siswa control
group yang diambil dalam pretest. Sebagai pembanding disajikan tiga
contoh karangan siswa dengan perolehan skor terendah, menengah dan
tertinggi sesuai dengan aspek organisasi.
Contoh Karangan S03 (terendah)
My Bad Experience Judul
(1)Last month ago, I was graduate from Junior High School, [Ø] Icontinued my study to Senior High School. (2)I studied at SMA 1 Sukawati.(3)It is my favorite school. (4)On the first day I attended school orientations.(5)Three days for pre-orientations and six days for the real schoolorientations. Orientation
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi
terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara
umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi.
Alwasilah (2005:119) mengemukakan bahwa sebuah karangan narasi
dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen
65
umum yang dapat diidentifikasikan dari sebuah karangan narasi adalah
pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian
atau peristiwa, dan solusi. Pada karangan S03 dapat dilihat organisasi
penulisan karangan ini masih kurang karena hanya menampilkan bagian
orientation tanpa complication dan resolution. Dalam aspek organisasi
juga terdapat komponen kohesi dan koherensi dalam karangan. Kohesi
merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang
lain dalam wacana. Di pihak lain koherensi adalah pengaturan kenyataan
dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga
mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan,
1976:97).
Dalam karangan ini tidak tampak adanya peranti kohesi dan
koherensi, seperti pada kalimat (1). Dalam kalimat tesebut tidak tampak
adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi sehingga kalimat tersebut
menjadi tidak padu. Selain itu dalam kalimat tersebut juga terdapat
kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang
benar seharusnya adalah “Last month, I graduated from Junior High
School, [then] I continued my study to Senior High School”. Kata “then”
dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal berupa
temporal conjunction. Kata “then” berfungsi sebagai penanda hubungan
waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan bagian dari
kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S03 memperoleh nilai terendah
pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya.
66
Contoh Karangan S18 (menengah)
My Bad Day Judul
(1)I had a bad experience. (2)It happened last week [Ø] I went to afashion shop with my friends. (3)We went to Mall Bali Galeria.
Orientation(4)On the shop, I chose a red dress and paid for them at the cashier.
(5)Unfortunately, the shop assistant forgot to take the censor clip on thedress. (6)[Ø] I left the shop, the detector beeped. (7)The security took me tothe manager’s room. Complication
(8)Then the security and the manager realized that it was not myfault. (9)They were very sorry about what had happened. (10)The managerasked me to take one piece of cloth for free. (11)That was my badexperience. Resolution
Menurut Keraf (2007:150), karangan narasi dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan
penutup. Pada karangan S18 di atas terdapat orientasi penulisan yang
terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga
terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan
complication.
Dalam karangan ini ada kekurangan dalam penggunaan peranti
kohesi dan koherensi, seperti pada kalimat (2) dan (6). Dalam kalimat
tesebut tidak tampak adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi
sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Kalimat yang benar
seharusnya adalah “It happened last week when] I went to a fashion shop
with my friend” dan [When] I left the shop, the detector beeped”. Kata
“when” dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal
berupa temporal conjunction. Kata “when” berfungsi sebagai penanda
67
hubungan waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan
bagian dari kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S18 memperoleh
nilai menengah pada aspek organisasi.
Contoh Karangan S07 (tertinggi)
Went to the market Judul
(1)Last week I had a terrible experience. (2)That morning l helped mymother to cooked in the kitchen. (3)When I was cutting a carrot, my mothertold me to buy some bread in the market. (4)I went to the marketimmediately. Orientation
(5)At the market, I just realized that I forgot to take some money onthe table, so I did not bring any money. (6)I could not bought the bread. (7)
[After that] I returned to my house without bread and I felt guilty. Complication
(8)When I arrived my mother asked me about the bread and I saidthat I forgot to take the money on the table. (9)Then my mother was angry,she told me to go back to the market again. (10)It was a very bad experiencefor me. Resolution
Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan,
dan penutup. Pada karangan S07 di atas, orientasi penulisan telah
terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga
terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan
complication. Menurut Halliday dan Hasan (1979:226), conjunction adalah
hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun
antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung. Lebih
lanjut Halliday dan Hasan (1979:238) menyebutkan bahwa terdapat empat
68
jenis conjunction, yaitu additive conjunction (penambahan), adversative
conjunction (pertentangan), causal conjunction (sebab akibat) dan
temporal conjunction (waktu).
Dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi yang
tepat. Salah satu contoh aspek kohesi gramatikal berupa temporal
conjunction adalah dalam kalimat (6) dan (7). Kata “after that” dalam
kalimat tesebut merupakan peranti kohesi untuk menunjukkan pertalian
waktu antarkedua kalimat tersebut. Di dalam karangan ini juga ditemukan
beberapa peranti kohesi lain, seperti reference dan substitution yang
membuat karangan ini menjadi padu. Pada kalimat (2) dan (6) terdapat
kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang
benar seharusnya adalah “That morning l helped my mother to cook ...”
dan “I could not buy the bread”. Namun kesalahan tata bahasa tersebut
tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu,
karangan S07 memperoleh nilai tertinggi pada aspek organisasi
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.4 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek OrganisasiNo Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan1 Karangan terdiri atas tiga
paragraf walaupun kurang sistematisContoh:(S9, S15, S38) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana
Ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan walaupun masih sederhana.
Contoh:(S17) Last week, I [and] my friends went to Buyan lake together.
2 Karangan hanya terdiri atas Ada kesalahan dalam penggunaan aspek
69
dua paragraf
Contoh:(S36) Karangan terdiri atas orientation dan complication saja
kohesi (conjunction)di dalam karangan
Contoh:(S38) Two weeks ago, I [with] my friends went to school together.Saran perbaikan:Two weeks ago, I [and ] my friends went to school together.
3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf
Contoh:(S3) Karangan hanya terdiri atas orientation
Tidak ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan
Contoh:(S36) At that time I was so confused [Ø] my mother did not gave me money.Saran perbaikan:At that time I was so confused [because] my mother did not gave me money.
3) Aspek KosakataPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 10,9. Adapun contoh karangan siswa yang memperoleh nilai
terendah, menengah dan tertinggi pada saat pretest antara lain sebagai
berikut.
Contoh Karangan S14 (terendah)Late to School
(1)Last Monday, I had a very bad experience. (2)That day I had aflag ceremonial at school. (3)I went to school with my friend. (4)Our went toschool by motorcycle. (5)We near late so our shall fast.(6)The flagceremonial will open at 07.15.
(7)On the way to school, suddenly I remembered that forgot to bringmy homework. (8)I was so disoriented. (9)Because I shall give the homeworkto my teacher. (10)My teacher will angry if I did not bring my homeworkand she will law me. (11)So I and my friend decided to went back to houseto take my homework.
(12)When we enteron school, we late. (13)It was already 08.25 A.M.(14)The flag ceremonial was closed. (15)My teacher was so angry and lawour. (16)That was my bad experience.
70
Saran perbaikan:Late for School
Last Sunday, I had very bad experience. That day I had a flagceremony at school. I went to school with my friend. We went to schoolby motorcycle. We were almost late so we should be in hurry. The flagceremony start at 07.15.
On the way to school, suddenly I remembered that I forgot to bringmy homework. I was so confused. Because I had to compile homework tomy teacher. My teacher would be angry if I did not bring my homeworkand she would give me punishment. So I and my friend decided to goback home to take my homework.
When we arrived at school, we were late. It was already 08.25a.m.. The flag ceremony had already finished. My teacher was so angryand punished us. That was my bad experience.
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek kosakata terdiri
atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata secara umum
serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Menurut Yule
(2010:83), noun adalah kata-kata yang merujuk kepada orang (boy), objek
(backpack), makhluk hidup (dog), tempat (school), kualitas (roughness),
fenomena (earthquake), dan ide abstrak (love). Di pihak lain verb adalah
kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be,
have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is
ill and has a sore throat so she can’t talk or go anywhere). Pada karangan
S14 dapat dilihat secara umum penguasaan kosakata yang digunakan
masih sangat minim. Dalam karangan ini masih terdapat banyak kesalahan
pemilihan dan penggunaan kosakata, seperti pada kalimat (14). Dalam
kalimat tersebut ditemukan kesalahan pada penggunaan noun dan verb.
Kalimat yang benar adalah “The flag ceremony was finish”. Di dalam
71
karangan ini masih ditemukan beberapa kesalahan dalam pemilihan dan
penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S14 belum mencapai
peningkatan nilai yang sesuai dengan KKM.
Contoh Karangan S37 (menengah)
The Scary Dog
(1)When I was nine years old, I had a bad experience. (2)One day,my mother told me to buy some eggs for lunch. (3)I must walked alone tothe market because my sister was not at home.
(4)When I went to the market, I on the way a big house. (5)Then Ilooked at the gate. (6)It did not lock and there was a big dog slept there. (7)Iwas shocked and scared. (8)Then the dog opened his eyes and barked. (9)Iran so fast but the dog is faster than me. (10)I screamed and hope there wasa people surrounding there.
(11)Lucky, the dog owner came to help me. (12)At that time the dogwas domesticate when the owner came. (13)Then I went to the market andbought some egg for lunch. (14)That was my bad experience with the scarydog.
Saran perbaikan:
The Scary Dog
When I was nine years old, I had a bad experience. One day, mymother told me to buy some eggs for lunch. I had to walk alone to themarket because my sister was not at home.
When I went to the market, I passed a big house. Then I looked atthe gate. It was not locked and there was a big dog slept there. I wasshocked and scared. Then the dog opened his eyes and started barking. Iran so fast but the dog was faster. I screamed and hoped there wassomeone around there.
Luckily, the dog master came to help me. The dog was tame if themaster came. Then I went to the market and bought some egg for lunch.That was my bad experience with the scary dog.
Sejalan denga pendapat Yule (2010:83) bahwa adverb adalah kata-
kata yang digunakan dengan verba untuk memberikankan informasi
72
tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian (slowly, yesterday).
Beberapa adverb (really, very) juga dapat digunakan dengan adjektif untuk
memodifikasi informasi tentang benda (Really large objects move slowly. I
had a very strange experience yesterday). Pada karangan S37 dapat dilihat
secara umum penguasaan kosakata yang digunakan cukup bervariasi.
Namun dalam karangan ini masih terdapat banyak kesalahan pemilihan
dan penggunaan kosakata, seperti pada kalimat (11). Dalam kalimat
tersebut ditemukan kesalahan pada penggunaan adverb. Kalimat yang
benar adalah
“Luckily, the dog master came to help me”. Oleh karena itu karangan ini
memperoleh nilai menegah pada tahap pretest.
Contoh Karangan S25 (tertinggi)
My Worst Day
(1)Last week I had the worst day of my life. (2)I got sick and feltunwell. (3)I was in bed all the whole weekend because of fever and flu. (4)Inthe morning my friends stayed in my apartment with me but on Saturdaynight they went to mall and I was alone.
(5)I felt so sad, I had a fever and headache, and I was alone! (6)Oh itwas terrible. (7)I was thinking about my family and rememberikanng myfamily. (8)Everytime I get sick my parents will always stay with me. (9)Theywill never leave me alone, but here it was different, I missed my family somuch.
(10)I felt so sad, so I decided to pray and watch a movie until I fellasleep. (11)Well it was the worst day in my life, but now I understand howimportant is my family and their love.
Adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan
nomina untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda yang
73
dirujuknya seperti happy people, large objects, a strange experience
(Yule, 2010:83). Salah satu contoh penggunaan adjective yang tepat pada
karangan ini adalah kalimat (10).
Lebih lanjut, Yule (2010:83) mengemukakan bahwa adverb adalah
kata-kata yang digunakan dengan verba untuk memberikankan informasi
tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian (slowly, yesterday).
Beberapa adverb (really, very) juga dapat digunakan dengan adjektif untuk
memodifikasi informasi tentang benda (Really large objects move slowly. I
had a very strange experience yesterday). Contoh penggunaan adverb
dalam karangan tersebut adalah pada kalimat (2). Pada karangan S25 di
atas penguasaan kosakata cukup baik walaupun pemilihan kata masih
tergolong sederhana. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan
kesalahan dalam pemilihan atau penggunaan kosakata. Oleh karena itu,
karangan S07 memperoleh nilai tertinggi pada aspek kosakata
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.5 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek KosakataNo Kesalahan penggunaan
kosakataSaran perbaikan
1 (S25) My brother delivered me toschool.
My brother drove me to school.
2 (S31) A few minutes letter, a man...
A few minutes later, a man...
3 (S37) In front of the door, i ventured to tell his father...
In front of the door, i decided to tell his father...
74
4) Aspek Tata BahasaPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 12,3. Adapun perbandingan hasil karangan siswa dengan nilai
terendah, menengah dan tertinggi pada aspek tata bahasa adalah sebagai
berikut.
Contoh Karangan S31 (terendah)My Experience
(1)Last month, I went to school to ride a motorcycle. (2)My feelingthat day is so bad. (3)Beside that I forget my prayer. (4)Inside the hour i wasvery worry.
(5)But, in the street, someone use uniform Senior High Schoolagainst me from back. (6)Very not be responsible, she leave me alone. (7)Afew minutes latter a man help me to stand and he display my motorcycleside the road.
(8)The final I was back to home and my mother delivered me toschool. (9)Oh so bad experience.
Saran perbaikan:
My Experience
Last month, I went to school riding a motorcycle. I felt thatsomething bad was going to happen. Because I forgot to pray. I wasworried for an hour.
But on the street, someone in Senior High School uniform hit mefrom the back. She did a hit and run. After a few minutes later a manhelped me to stand and he moved my motorcycle on the side of the road.
Finally I went back home and my mother drove me to school. Whata very bad experience.
Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa
aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan
tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat. Pada karangan S31 dapat
dilihat penguasaan tata bahasa secara umum masih sangat minim. Menurut
75
Leech (2006:20), gerund adalah penjelas yang digunakan untuk
menjelaskan kata benda. Pelengkap dapat berupa subjek, objek, atau
pelengkap dalam kalimat yang berdiri sendiri tanpa kata kerja bantu.
Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan tata bahasa,
contoh pada kalimat (1). Kesalahan penggunaan gerund yang dilakukan
oleh S31 terletak pada kata to ride seharusnya adalah riding sehingga
kalimat tersebut menjadi “Last month, I went to school riding a
motorcycle”. Selain itu, kesalahan tenses juga dilakukan oleh S31 yang
terdiri atas kesalahan penggunaan auxiliary verb. Dykes (2007:49),
mengemukakan bahwa auxiliary berasal dari kata auxilium yang berarti
“bantu” yang merujuk pada verbs yang digunakan dalam bentuk waktu.
Kesalahan to be yang dilakukan siswa terletak pada perubahan
bentuk present ke past. Contohnya adalah pada kalimat (2). Pada kalimat
tersebut kata is seharusnya diubah menjadi was yang menunjukkan bentuk
lampau sehingga kalimat tersebut menjadi “I felt that something bad was
going to happen”. Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam
aspek tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai
terendah pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S06 (menengah)
A Traffic Accident
(1)A traffic accident was bad experience that happened to me. (2)Ithappened when I was in the first grade of elementary school.
(3)That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thoughtthat there was no car or motorcycle there. (5)Then I heard horn from a
76
motorcycle and the sound startled me. (6)The driver say me to keep awayfrom he but it was impossible for me to do. (7)Then suddenly everythingwas dark.
(8)When I opened my eyes, I in the hospital. (9)The doctor say that Iwas unconscious for several hours. (10)I stay in the hospital for two weeks.(11)That is my bad experience. (12)I hope it doesn’t happen again in my life.
Saran perbaikan:A Traffic Accident
(1)A traffic accident was a bad experience that happened to me. (2)Ithappened when I was in the first grade of elementary school.
(3)That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thoughtthat there were no car or motorcycles there. (5)Suddenly I heard the soundof horn from a motorcycle and the sound shocking me. (6)The driver askedme to keep away from him but it was impossible for me to do so. (7)Theneverything was dark.
(8)When I opened my eyes, I was in the hospital. (9)The doctor saidthat I was unconscious for several hours. (10)I stayed in the hospital for twoweeks. (11)That was my bad experience. (12)I hope it won’t happen again inmy life.
Menurut Baehaqi (2009:35), past berarti lampau, past tense
digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas masa lampau.
Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam
kalimat“When did you park your car?” Tanpa menggunakan keterangan
waktu, kalimat tersebut harus menggunakan past tense karena menyatakan
peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Kesalahan to be yang dilakukan
siswa terletak pada perubahan bentuk present ke past. Salah satu
contohnya adalah pada kalimat (11). Pada kalimat tersebut kata is
seharusnya diubah menjadi was yang menunjukkan bentuk lampau
sehingga kalimat tersebut menjadi “That was my bad experience”. Dalam
karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam aspek tata bahasa. Oleh
77
karena itu, karangan S06 memperoleh nilai menengah pada aspek tata
bahasa.
Contoh Karangan S12 (tertinggi)My Bad Experience
(1)Last year, I had a bad experience. (2)That year I lost my bestfriend. (3)Marry was a nice person. (4)She was very clever and beautiful.(5)Unfortunately, God took her life on the beach.
(6)At that time, Marry was on vacation at the beach with all of ourfriends. (7)I and my friends swam at the beach. (8)Marry was swimmingwhen a big waves came to her. (9)After two hours, Marry was found but shealready dead. (10)All of her friends and family cried.
(11)After that my parent always told me to becareful if I want to goto the beach. (12)Therefore I always tell my friends to becareful too and alsopray for Marry everyday.
Baehaqi (2009:35), mengungkapkan bahwa past tense adalah suatu
bentuk kata kerja sederhana untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian
terjadi di masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari
waktu yang tersirat dalam kalimat“When did you go to school?” Tanpa
menggunakan keterangan waktu, kalimat tersebut harus menggunakan
past tense karena menyatakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Akan tetapi, terkadang diperlukan keterangan waktu yang memperjelas
bahwa suatu peristiwa terjadi pada masa lampau, seperti yesterday, last
night, last week, two days ago, dan lainnya. Pada karangan S12 di atas
penguasaan tata bahasa cukup baik walaupun pemilihan kata masih
tergolong sederhana.
78
Penggunaan past tense dalam karangan ini juga sudah tepat.
Contoh dalam kalimat (1). Pada kalimat tersebut terdapat keterangan
waktu last year yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada
masa lampau. Dalam kalimat (8) tidak digunakan keterangan waktu.
Kalimat tersebut telah menggunakan kata kerja bentuk lampau, yaitu came
untuk menunjukkan bentuk past tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak
ditemukan adanya kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu, karangan S12 memperoleh nilai tertinggi pada aspek tata bahasa
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.6 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasa
No Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan1 Penggunaan past tense
Contoh: (S05) Yesterday, I borrow some money from my uncle.
Yesterday, I borrowed some money from my uncle.
2 Kesesuaian verb dengan nounContoh: (S37) There is many books there.
There are many books there.
3 Penggunaan to beContoh: (S13) Last week, I havea bad experience.
Last week, I had a bad experience.
5) Aspek mekanikPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 3,5. Adapun contoh karangan siswa yang memperoleh nilai
terendah, menengah dan tertinggi pada tahap pretest adalah sebagai
berikut.
79
Contoh Karangan S28 (terendah)Fell off my Bicycle
(1)Last year, When I was twelv years old My father bough me a newbicycle. (2)It was Poligon and The colour is blue
(3)I thoug it was to high for me but I tried to ride it(4)Sudenly I feltfrom the bicycle. (5)at that time the situasion was very bad
(6)After that My father helped me to ride the bicycle (7)That was mybad experience and I woul never forget it
Saran perbaikan:Fell off my Bicycle
Last year, when I was twelve years old(,) my father bought me anew bicycle. It was Poligon and the colour was blue(.)
I thought it was too high for me but I tried to ride it(.) Suddenly Ifell off mybicycle. At that time the situation was very bad(.)
After that my father helped me to ride the bicycle(.)That was mybad experience and I will never forget it(.)
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri
atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa inggris,
penulisan huruf kapital sertapenulisan tanda baca. Menurut Gie (1992:33--
36) ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu kejelasan,
keringkasan, dan ketepatan. Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa
setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan
tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang
ada. Pada karangan S28 dapat dilihat terdapat tujuh kesalahan dalam ejaan
bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat empat kesalahan
penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca di enam
kalimat. Salah satu contoh kesalahan penulisan huruf kapital adalah pada
kalimat (6). Selain itu dalam karangan ini juga ditemukan kesalahan tata
80
bahasa meliputi penggunaan to be pada kalimat (2) dan (7). Kalimat yang
benar seharusnya adalah “It was Poligon and the colour was blue” dan
“That was my bad experience and I will have never forget it”. Oleh karena
itu, karangan S31 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S30 (menengah)
The Worst Experiance
(1)Last week, I had bad experiance. (2)The accident hapened in themorning. (3)At that time I should go to school early because there is anexam for my class.
(4)I woke up late because my alarm clock did not ring(.) (5)So I hadbreakfast quickly. (6)I ran out of the house trying to get the bus, but I misedit. (7)I wanted to take a taxi but I did not have enough money. (8)I was soconfuse so I cried.
(9)Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car.(10)Then we went to school together so I did not late. (11)That is my badexperiance.
Saran Perbaikan:
The Worst Experience
Last week, I had bad experience. The accident happened in themorning. At that time I should go to school early because there was anexam for my class.
I woke up late because my alarm clock did not ring(.) So I hadbreakfast quickly. I ran out of the house trying to get the bus, but I missedit. I wanted to take a taxi but I did not have enough money. I was soconfuse so I cried.
Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. Thenwe went to school together so we did not late. That was my badexperience.
81
Pada karangan S30 dapat dilihat terdapat empat kesalahan dalam
ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat kurangnya
penggunaan tanda baca di satu kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan
bahasa Inggris adalah pada kalimat (1). Selain itu dalam karangan ini juga
ditemukan kesalahan tata bahasa meliputi penggunaan to be pada kalimat
(3) dan (11). Kalimat yang benar seharusnya adalah “At that time I should
go to school early because there was an exam for my class.” dan “That
was my bad experience.”. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai
terendah pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S16 (tertinggi)
Bad Accident
(1)When I was in Junior High School, I had a bad experience. (2)Theaccident happened in the morning. (3)While I and my friend went to school,there was a red car that made me so angry.
(4)That red car moved so fast on the road and splashed dirty wateron us. (5)Our uniforms were so dirty and wet. (6)At that time we were soangry.
(7)When we arrived at school, we cleaned our uniform and washedour face. (8)We felt that day was our bad experience.
Pada karangan S16 di atas tidak ditemukan kesalahan, baik dalam
penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun tanda
baca sehingga isi tulisan ini dapat dipahami dengan baik dan mudah
dibaca. Oleh karena itu, karangan S16 memperoleh nilai tertinggi pada
aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.7 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Mekanik
82
No Kesalahan pada huruf kapitalatau tanda baca
Kesalahan pada ejaan
1 (S8) Last year, When I was..Saran perbaikan:Last year, when i was...
(S19) I usualy go to school..Saran perbaikan:I usually go to school..
2 (S19) my name is Ade..Saran perbaikan:My name is Ade..
(S17) I and my parents went to the hauspital.Saran perbaikan:I and my parents went to the hospital.
3 (S35) I bought bread milk and tea.Saran perbaikan:I bought bread (,) milk (,) and tea.
(S27) Then I apologise to my teacher..Saran perbaikan:Then I apologize to my teacher..
4.1.3 Hasil Pretest Experimental Group
Pretest ini diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas X.7
SMAN 1 Sukawati dalam aspek keterampilan menulis karangan narasi. Tes
dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad
Experience. Pretest dilakukan pada Sabtu, 5 September 2015 yang diikuti oleh 37
orang siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai
pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah
disiapkan.
Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata,
tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
83
Tabel 4.8 Hasil Pretest Siswa Kelas X.7 (Experimental Group)
No
NamaSiswa
Judul Karangan Aspek Penilaian SkorA B C D E
1 S01 Kober Devil Noodle 16 23 9 10 4 622 S02 Bad Experience 17 25 8 14 4 683 S03 Bad Holiday 17 24 10 12 4 674 S04 Bazzar 20 25 11 13 4 735 S05 Fell from Motorcycle 17 25 11 14 3 706 S06 Lost in the Carnival 22 26 15 15 4 827 S07 Felling from motorcross 15 22 9 12 3 618 S08 Bad Morning 21 26 15 14 4 809 S09 Bad Memory 19 24 10 10 4 6710 S10 My Bad Experience 15 23 9 12 3 6211 S11 Holiday 15 22 9 14 3 6312 S12 Bad Experience 21 26 14 15 4 8013 S13 Went to Papua 20 25 10 13 4 7214 S14 Bad Experience 19 25 9 14 4 7115 S15 Broken Heart 16 24 7 13 3 6316 S16 Alone at Home 15 22 8 12 3 6017 S17 Kober Noodle 15 25 8 12 3 6318 S18 Bad Experience 21 25 13 15 4 7819 S19 Late for School 20 24 14 15 4 7720 S20 The Thief 21 25 9 14 4 7321 S21 Moments 15 23 7 12 3 6022 S22 Bad Experience 20 24 14 13 4 7523 S23 Study Tour 19 24 12 14 4 7324 S24 My Bad Experience 16 25 8 12 4 6525 S25 Bad Day 17 24 7 13 3 6426 S26 My Bad Day 20 25 10 15 4 7427 S27 My Family 15 23 7 12 3 6028 S28 Kite Competition 19 25 9 15 3 7130 S30 Bad Experience 18 24 9 13 4 6831 S31 Fell asleep in the class 19 25 13 14 4 7532 S32 Bad Morning 19 25 15 15 4 7833 S33 Motorcycle tire leaked 15 24 7 13 3 6234 S34 My Bad Experience 19 25 9 15 4 7235 S35 Holiday 20 23 15 15 4 7736 S36 Bad Experience 17 22 10 12 3 6437 S37 Very Bad Experience 17 22 13 10 4 6638 S38 Bad Experience 15 20 12 14 4 65Jumlah tiap aspek penilaian 663 889 385 490 135 2587Rata-rata tiap aspek penilaian 17,8 24,1 10,4 13,1 3,6 69,9Rata-rata kelas 69,9Nilai tertingggi 82
84
Nilai terendah 60
Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kemampuan awal siswa dalam menulis narasi adalah 69,9. Nilai tertinggi
siswa menulis narasi adalah 82 yang diraih oleh satu orang siswa. Selanjutnya dua
orang siswa meraih nilai 80 dan satu orang siswa memperoleh nilai 78. Hal ini
berarti bahwa siswa telah mampu mencapai KKM. Nilai terendah adalah 60 yang
diperoleh oleh tiga orang siswa. Hanya empat orang siswa dalam pretest yang
mampu memenuhi nilai KKM, sedangkan 33 siswa lainnya tidak.
Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi
ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan
metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode
ini, siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Hal ini disebabkan oleh
stimulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun minimal.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa. Hanya empat orang siswa
yang mampu memperoleh nilai KKM 78, sedangkan 33 siswa tidak mencapai
nilai KKM. Hasil karangan siswa kurang maksimal karena tidak ada acuan dalam
menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada kegiatan pretest guru
hanya menyampaikan sebuah contoh cerita tanpa menjabarkan secara detail unsur-
unsur narasi yang terkandung dalam cerita tersebut.
Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009:307-
308) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata
85
bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan awal siswa
dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian.
1) Aspek IsiPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 17,8. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi.
Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang
memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek isi.
Contoh Karangan S11 (terendah)Holiday
(1)I and my family went to Bedugul. (2)I was so happy at that time.(3)We also ate some food and drinks.
(4)When we arrived at Bedugul we played soccer, took somepictures and bought some strawberries. (5)We also had lunch together.
(6)We went home together. (7)We really enjoyed our vacation. (9)Wewere happy because we could get home safely.
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas
tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik,
kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi dalam cerita.
Alwasilah (2005:112) menyatakan bahwa topik berarti pokok pembicaraan
atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kesesuaian isi
dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan narasi. Pada
karangan S11 dapat dilihat bahwa isi karangan ini tidak sesuai dengan
topik yang telah ditentukan. Topik karangan ini adalah Bad Experience,
tetapi karangan ini hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan
selama liburan. Selain itu, judul “Holiday” yang digunakan dalam
86
karangan ini juga kurang spesifik sehingga hanya menunjukkan isi
karangan secara umum tanpa mencerminkan bagaimana liburan yang
dialami penulis sesungguhnya.Menurut Keraf (2007:136), ciri-ciri karangan narasi adalah
menonjolkan unsur perbuatan atau treatment, dirangkai dalam urutan
waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, serta
mengandung konflik. Namun, unsur narasi yang terkandung dalam cerita
tampak kurang jelas. Latar dalam karangan ini tidak dijelaskan secara
spesifik oleh penulis. Selain itu, alur dalam cerita ini pun tidak dijelaskan
sesuai dengan urutan waktu. Oleh karena itu, karangan S11 memperoleh
nilai terendah pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S30 (menengah)Bad Experience
(1)Last Sunday, I had a bad experience. (2)At that time, I went to myfriend’s house in Sanur. (3)I went there to return some books to my friend,Dito.
(4)On the road, there was a police drove motorcycle beside me.(5)Suddenly the police commanded me to stop and wanted to bring mymotorcycle to the police office. (6)I was scared so I stop my motorcycle.(7)The police explained that I used a muffler racing, that is why he shouldbrought my motorcycle to the office. (8)I was confuse, because I didn’tbring my driving license. (9)I called my father and told him that I was in thepolice office.
(10)Few minutes later, my father came to the police office. (11)He paidRp.300.000 as the replacement of the motorcycle. (12)My father was angrywith me and he did not allow me to use muffler racing anymore. (13)Thatwas my bad experience.
Pada karangan S30 dapat dilihat bahwa isi karangan sudah sesuai
dengan topik yang telah ditentukan yaitu tentang pengalaman buruk ketika
mengendarai sepeda motor. Namun, judul “Bad Experience” yang
87
digunakan dalam karangan ini juga kurang spesifik sehingga hanya
menunjukkan isi karangan secara umum tanpa mencerminkan bagaimana
pengalaman yang dialami penulis sesungguhnya.
Keraf (2007:145) menyatakan bahwa struktur narasi dapat dilihat
dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu perbuatan,
penokohan, latar, dan sudut pandang. Akan tetapi, dapat juga dianalisis
berdasarkan alur (plot) narasi. Pada karangan ini juga tampak adanya
unsur-unsur narasi yang lengkap, seperti alur, latar, penokohan dan sudut
pandang. Lebih lanjut Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa latar
adalah tindaktanduk dalam sebuah narasi yang biasanya berlangsung di
suatu tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas. Latar narasi juga
dapat diartikan sebagai waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Dalam
karangan ini latar yang digunakan adalah cerita di daerah Sanur pada hari
Minggu. Di pihak lain alur cerita yang digunakan sudah sesuai dengan
urutan waktu walaupun masih sederhana. Selain itu, sudut pandang yang
digunakan penulis adalah sudut pandang orang pertama, yaitu penulis
sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Oleh karena itu, karangan
S30 memperoleh nilai menengah pada aspek isi.
Contoh Karangan S06 (tertinggi)Lost in the Carnival
(1)When I was a kid, I had a very horrible experience. (2)It happenedwhen I was 6 years old. (3)At that time, my parents and I went to seecarnival in the town.
(4)After walked around we were so tired. (5)We took a rest on thefood court.(6)While my parents were eating, I went to see the clown. I
88
followed the clown until i realized that I got lost. (7)I tried to find myparents but I could not find them. (8)I was so scared. (9)Then I cried.
(10)While I was crying, someone came to me. (11)Then he took me tothe security post. (12)Finally I met my parents there. (13)I was so happybecause I could met my parents. (14)We also very grateful to the man whohelped me. (15)That was my bad experience.
Pada karangan S06 di atas, tampak isi karangan sudah sesuai
dengan topik yang ditentukan, yaitu Bad Experience. Dari awal sampai
akhir karangan, penulis dengan jelas menceritakan satu topik, yaitu
pengalaman buruk saat berkunjung ke karnaval. Selain itu, judul karangan
“Lost in the Carnival” ini sudah sesuai dengan isi karangan yang
menceritakan pengalaman buruk saat berkunjung ke karnaval walaupun
judul karangan yang digunakan masih sederhana.
Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
membentuknya, yaitu perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang.
Akan tetapi, dapat juga dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf,
2007:145). Pada karangan ini juga tampak adanya unsur-unsur narasi yang
lengkap, seperti alur, latar, penokohan dan sudut pandang. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa latar adalah tindaktanduk dalam sebuah narasi yang
berlangsung di suatu tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas atau
disebut juga latar (setting). Latar narasi juga dapat diartikan sebagai waktu
terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Dalam karangan ini latar yang
digunakan adalah cerita di sebuah karnaval ketika penulis masih berusia
enam tahun. Di pihak lain alur cerita yang digunakan sudah sesuai dengan
urutan waktu. Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut
89
pandang orang pertama dimana penulis sekaligus sebagai tokoh utama
dalam cerita ini. Oleh karena itu, karangan S06 memperoleh nilai tertinggi
pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.9 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi
No Kesesuaian Isidengan Topik
Kesesuaian Isi denganJudul
Unsur Narasi
1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik walaupun masih sederhana
Contoh:(S5) menulis karangan dengan judul “Fell from Motorcycle”yang menceritakan ia jatuh saat mengendarai motor
Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan
Contoh: (S25) Judul karangan “Bad Day” seharusnya bisa diganti menjadi “The Worst Day that I Ever Had”
Unsur narasi lengkap walau pun pemaparannya masih sederhana
Contoh:(S18, S19, S32, S35) mencantumkan aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya walaupun hanya diungkapkan secara sederhana
2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuaidengan topik
Contoh:(S21) menulis karangan dengan judul “Moments” yang menceritakan hujan. Isi tulisan ini tidak sesuai dengan topik yang ditentukan.
Judul hanya mengambildari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa
Contoh:(S2, S12, S14, S18, S22, S36, S38) menggunakan judul “Bad Experience”
Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan
Contoh:(S7, S10, S16, S21) tidak mengungkapkan penokohan dan sudut pandang yang jelas dalam karangan yang ditulisnya.
2) Aspek Organisasi
90
Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 24,1. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa experimental
group yang diambil dalam pretest. Sebagai pembanding disajikan tiga
contoh karangan siswa dengan perolehan skor terendah, menengah dan
tertinggi sesuai dengan aspek organisasi.
Contoh Karangan S38 (terendah)Bad Experience Judul
(1)When I was eight years old, I had a bad experience. (2)One daymy mother asked me to buy some flour at the market. (3)I did not want to go[Ø] I wanted to watch TV. (4)But my mother was angry with me.
Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa
aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi
penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan
koherensi. Keraf (2007:136) mengungkapkan bahwa narasi dapat dibatasi
sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk
yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam
suatu waktu. Dalam karangan ini organisasi penulisan secara umum
kurang jelas karena hanya terdiri atas satu paragraf sehingga urutan waktu
yang digunakan tidak terlihat. Dapat dilihat pada karangan S38, organisasi
penulisan karangan ini masih kurang karena hanya menampilkan bagian
orientation tanpa adanya complication dan resolution.Halliday dan Hasan (1976:226) menyatakan bahwa conjunction
adalah peranti kohesi gramatikal yang berfungsi untuk menghubungkan
satu gagasan dengan gagasan lain. Conjunction dapat dibedakan menjadi
additive conjunction, adversatif conjunction, causal conjunction, dan
91
temporal conjunction. Di pihak lain causal conjunction adalah konjungsi
yang menghubungkan dua gagasan yang mempunyai hubungan sebab
akibat. Dalam karangan ini tidak tampak adanya penggunaan aspek kohesi
dan koherensi, contoh pada kalimat (3). Dalam kalimat tersebut tidak
ditemukan peranti kohesi berupa conjunction yang berfungsi untuk
menghubungkan sebab akibat dalam kalimat tersebut sehingga kalimat
tersebut menjadi tidak padu. Kalimat yang benar adalah “I did not want to
go [because] I wanted to watch TV”. Oleh karena itu, karangan S38
memperoleh nilai terendah pada aspek organisasi dibandingkan dengan
karangan lainnya.
Contoh Karangan S30 (menengah)Bad Experience Judul
()1)Five years ago, Me [Ø] my family went to Papua. (2)We wentthere to visit my uncle. (3)When we arrived in the harbour, the situation wasvery crowded. (4)Then we continued the trip to my uncle’s house in Sorong.Orientation
(5)When we passed the jungle near the village, suddenly a goat wentacross the road and we hit it. (6)The car was broken and then I and mybrother should push the car into the nearest lodging. (7)After that we stayedin the lodging [Ø] repaired the car. (8)I was so tired and hungry, but thereataurant already closed so we didn’t eat anything
Complication(9)In the morning we continued the journey about 8 hours. (10)Than
in the afternoon we arrived at my uncle’s house. (11)That was the worstexperience that I have ever had. Resolution
Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah
ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.
Sasarannya adalah memberikankan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu
hal. Pada karangan S30 di atas terdapat orientasi penulisan sudah
92
terstruktur walaupun masih sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat
tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication.
Conjunction dapat dibedakan menjadi additive conjunction,
adversatif conjunction, causal conjunction, dan temporal conjunction.
Additif conjunction adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua
bagian kalimat dalam kedudukan yang sederajat (Halliday dan Hasan,
1976:227). Peranti kohesi berupa additive conjunction tidak ditemukan
pada kalimat (1) dan (7). Kata and dalam kalimat tersebut seharusnya
digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang
sama dalam kalimat. Kalimat yang benar seharusnya adalah “Five years
ago, Me and my family went to Papua” dan “After that we stayed in the
lodging and repaired the car”. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh
nilai menengah pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan
lainnya.
Contoh Karangan S12 (tertinggi) Bad Experience Judul
(1)When I was a kid, I was a naughty child. (2)At that time I liked ranand climb the tree. (3)My mother always angry with me if I did somethingbad. (4)But I just ignored her and still did whatever I want.
Orientation(5)One day, I played under the guava tree in front of my house. (6)I
saw so many guava on the tree and I also wanted to eat them. (7)So Idecided to climb the tree. (8)But unfortunately, my foot slipped when I stepthe branch and then I fell down.
Complication(9)I was so lucky that my mother still at home. (10)She helped me and
treated my foot when I cried. (11)My mother was so angry with me and shepunished me. (12)That was the worst experience I ever had.
Resolution
93
Semi (1990:33--34) menyatakan bahwa salah satu ciri karangan
narasi adalah menekankan susunan kronologis suatu peristiwa. Sejalan
dengan hal tersebut Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa karangan
narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikankan gambaran yang sejelas-
jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian
terjadinya suatu hal. Pada karangan S12 di atas terdapat orientasi penulisan
yang sudah terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan
ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan
complication. Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat penggunaan
aspek kohesi dan koherensi yang tepat. Salah satu contoh penggunaan
kohesi gramatikal berupa personal reference adalah dalam kalimat (11).
Dalam kalimat tersebut personal reference she mengacu pada kata my
mother yang ada di awal kalimat. Oleh karena itu, karangan S12
memperoleh nilai tertinggi pada aspek organisasi dibandingkan dengan
karangan lainnya.
Tabel 4.10 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek OrganisasiNo Bagian-bagian karangan Kohesi dan koherensi dalam
karangan1 Karangan terdiri atas tiga
paragraf walaupun kurang sistematis
Contoh:(S14, S17, S32, S35) Karangan terdiri atas orientation, complication,
Ada penggunaan conjunction di dalam karangan walaupun masih sederhana.
Contoh:(S02) I [and]my friend went to school together.
94
dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana
2 Karangan hanya terdiri atas dua paragraf
Contoh:(S13, S27) Karangan terdiri atas orientation dan complication saja
Ada kesalahan dalam penggunaan conjunction di dalam karangan
Contoh: (01) [My mother] was angry with me, [he] did not give me money.Saran perbaikan: [My mother] was angry with me, [she] did not give me money.
3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf
Contoh:(S16) Karangan hanya terdiri atas orientation
Tidak ada penggunaan conjunction di dalam karangan
Contoh: (S37) At that time I was confuse, I asked my teacher.Saran perbaikan: At that time I was confuse, [so] I asked my teacher.
3) Aspek KosakataPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 10,4. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa experimental
group yang diambil dalam pretest. Adapun contoh karangan siswa yang
memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi, antara lain sebagai
berikut.
Contoh Karangan S01 (terendah)Kober Nodle Devil
(1)Last week I am a bad experience. (2)I went to Kober Devil Noodlewith my friend. (3)We went there by motorcycle. (4)Kober Devil Noodle islocation in Batubulan.
(5)When I and my friend entered there, we request our predilectionmenu. (6)When our menu came, we ate that. (7)The noodle was so well.(8)After ate the noodle we went home. (9)At home I felt there was somethingmistake with my stomach.
95
(10)Then I went to the hospital. (11)The doctor investigate me andgave me medicine. (12)The doctor said I got a stomach ill because thenoodle is too hot.
Saran perbaikan:
Kober Devil Noodle
Last week I had a bad experience. I went to Kober Devil Noodlewith my friend. We went there by motorcycle. Kober Nodle Devil is locatedin Batubulan.
When I and my friend arrived there, we ordered our favouritemenu. When our menu came, we ate that. The noodle was so delicious.After eating the noodle we went home. At home I felt there was somethingwrong with my stomach.
Then I went to a hospital. The doctor examined me and gave mesome medicines. The doctor said I got a stomachache because the noodleis too hot.
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek
kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata
secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata.
Dapat dilihat pada karangan S01, penguasaan kosakata secara umum
masih sangat minim. Menurut Yule (2010: 83), verb adalah kata-kata yang
digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang
melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a
sore throat so she can’t talk or go anywhere). Dalam karangan ini terdapat
beberapa kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata, contoh
pada kalimat (11). Pemilihan verb dalam kalimat tersebut kurang tepat
karena belum sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Kalimat yang benar
adalah “The doctor examined me and gave me some medicines”. Oleh
96
karena itu, karangan S01 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S20 (menengah)
The Thief
(1)I had a bad experience. (2)It happened last year when I was inJunior High School. (3)I wanted to buy some books at school but somethingworst happened to me.
(4)Someone filch my money from my bag. (5)At that time I vanish allof my money. (6)I felt bad and angry. (7)I put the money on my wallet, andleft my bag in the classroom while I went to the bathroom. (8)When I cameback, I did not find my wallet. (9)I was shocked for a minute. (10)I tried to becalm and then I told my teacher.
(11)After that I came back to my classroom. (12)My friend tried tohelp me but they did not find my wallet. (13)The final I tried to forget it.(14That was the worst experience that I ever had.
Saran perbaikan:
The Thief
I had a bad experience. It happened last year when I was in JuniorHigh School. I wanted to buy some books at school but something badhappened to me.
Someone stole my money from my bag. At that time I lost all of mymoney. I felt bad and angry. I put the money on my wallet, and left my bagin the classroom while I went to the bathroom. When I came back, I didnot find my wallet. I was shocked for a minute. I tried to be calm and thenI told my teacher about the thief.
After that I came back to my classroom. My friends tried to help mebut they did not find my wallet. Finally I tried to forget it. That was theworst experience I ever had.
Sejalan dengan yang telah diungkapkan Yule (2010: 83) pada
pembahasan sebelumnya, dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan
dalam pemilihan dan penggunaan kosakata, contoh pada kalimat (4) dan
(5). Pemilihan verb dalam kalimat tersebut kurang tepat karena belum
97
sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Kalimat yang benar adalah
“Someone stole my money from my bag” dan “At that time I lost all of my
money”. Oleh karena itu, karangan S20 memperoleh nilai menengah pada
aspek kosakata.
Contoh Karangan S19 (tertinggi)Late for School
(1)I had a very bad experience. (2)It happened last week on Monday.(3)On that day there was a flag ceremony at my school.(4)I should go toschool at 6 o’clock in the morning.
(5)Unfortunately, I woke up late because my alarm clock did notring. (6)I woke up quickly and went to school. (7)I was driving my motorbikeso fast. (8)On the traffic light, I did not see when the light was turning red.(9)Suddenly a policeman came and told me to stop. (10)He wanted to see mydriving license but I forgot to bring it. (11)The police was so angry.
(12)Then my father came and brought my driving license, but he alsoangry with me. (13)I was late and I did not go to school. (14)That was the worst day in my life.
Yule (2010:83) menyatakan bahwa preposition adalah kata-kata
(at, in, on, near, with, without) yang digunakan dengan nomina dalam frasa
untuk memberikankan informasi tentang waktu, (at five o’clock, in the
morning), tempat (on the table, near the window), dan lainnya (with a
knife, without a thought) termasuk aksi dan benda. Salah satu penggunaan
preposition yang tepat dalam karangan S19 adalah pada kalimat (4). Kata
at dan in dalam kalimat tersebut merupakan preposition yang digunakan
dengan nomina dalam frasa untuk memberikankan informasi tentang
waktu. Pada karangan ini dapat dilihat penguasaan kosakata secara umum
cukup baik. Dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan pemilihan dan
98
penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S19 memperoleh nilai
tertinggi kedua pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan
lainnya.
Tabel 4.11 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Kosakata
No Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan1 (S13) Finally the teacher gave me
a law because I was late.Finally the teacher gave me apunishment because I was late.
2 (S34) I got a tooth ill because Ialways eat candy everyday.
I got a toothache because Ialways eat candy everyday.
3 (S37) I was depart home at 02.00P.M.
I left home at 02.00 p.m.
4) Aspek Tata BahasaPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 13,1. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi.
Ketiga karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang
memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek tata
bahasa.
Contoh Karangan S15 (terendah)
Broken Heart
(1)Last month I am a bad experience. (2)I am a broken heart. (3)Atthat time I fall in love with my classmate. (4)Her name is Mita. (5)She[Ø]smart and beautiful.
(6)I and him so muchlove then I tell about my feeling.(7)Unfortunately she say want to be my friend and no more. (8)She no loveme as if I loved her.(9)I was so sad at that time. (10)One day I see my
99
bestfriend Dika huged her at school. (11)I was surprised that my bestfriendloved her too.
(12)One day Dika came [Ø] me and he did not want to stop ourrelationship because [Ø] the girl.(13)He decided to leave Mita because heno want to hurt me. (14) I and Dika forgeted about that girl. (16)That was mybad experience about love.
Saran perbaikan:
Broken heart
Last month I had a bad experience. I had a broken heart. At thattime I fell in love with my classmate. Her name is Mita. She is smart andbeautiful.
I loved her so much then I told her about my feeling. Unfortunately,she said that she just wanted to be my friend but not more than that. Shedid not love me back. I was so sad at that time. One day I saw my bestfriend Dika hugged her at school. I was shocked that my bestfriend lovedher too.
One day Dika told me that he did not want to break our friendshipbecause of a girl. He decided to leave Mita because he did not want tohurt me. I and Dika forgot about that girl. That was my bad experienceabout love.
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek tata bahasa
terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa dan
pemahaman terhadap kalimat. Dalam tata bahasa Inggris terdapat tense
yang berfungsi untuk menentukan kapan suatu aktivitas terjadi. Menurut
Leech (2006:119), verbs berasal dari bahasa Latin verbun yang berarti
“kata” dalam arti melakukan atau memiliki. Verbs dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu regukar dan irregular verb. Kebanyakan verbs adalah
regular verb yang memiliki empat bentuk, seperti help (infinitif), helps
(present yang bersesuaian dengan orang ketiga tunggal), helped (past
form), dan helping (continuous). Irregular verb termasuk dalam bentuk
100
verba umum dan auxiliary verbs. Pada karangan S15 dapat dilihat
penguasaan tata bahasa secara umum masih sangat minim. Dalam
karangan ini juga terdapat banyak kesalahan penggunan bentuk
regular/irregular verb, contohnya pada kalimat (14). Kesalahan
penggunaan bentuk regular/irregular verb ditemukan pada kata forgeted.
Kata forgeted seharusnya diubah menjadi forgot (irregular verb). Kalimat
yang benar adalah “I and Dika forgot about that girl”. Kesalahan
penggunaan to be juga ditemukan dalam kalimat (15). Dalam kalimat
tersebut tidak ditemukan adanya to be untuk menerangkan subjek. Kalimat
yang benar adalah “She [is] smart and beautiful”. Oleh karena itu,
karangan S15 memperoleh nilai terendah pada aspek tata bahasa
dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S23 (menengah)
Study Tour
(1)Four years ago, I has a bad experience in my life. (2)It was when Ihad a study tour with my friend to Java. (3)We went there by an airplaneand stayed there for 7 days.
(4)In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5)I had somebad feeling because the hotel seems so weird and mysterious. (6)Some ofmy friends are also felt the same. (7)At night, I suddenly woke up. (8)I had ascary nightmare about that hotel and seed many bad things about myroom. (9)I [Ø] so scared and couldn’t sleep again.
(10)In the morning we continued our trip to Bandung. (11)There weresome weird incidents after we leaved the hotel. (12)So we had prayedtogether before we continued our trip. (13)That was an experience that Iwill never forget.
101
Saran perbaikan:Study Tour
(1)Four years ago, I had a bad experience in my life. (2)It was when Ihad a study tour with my friends to Java. (3)We went there by an aeroplaneand stayed there for 7 days.
(4)In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5)I had somebad feeling because the hotel seemed so weird and mysterious. (6)Some ofmy friends also felt the same. (7)At night, I suddenly woke up. (8)I had ascary nightmare about that hotel and saw many bad things about my room.(9)I was so scared and couldn’t sleep again.
(10)In the morning we continued our trip to Bandung. (11)There weresome weird incidents after we left the hotel. (12)So we had prayed togetherbefore we continued our trip. (13)That was the experience that I will neverforget.
Verbs dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu regukar dan irregular
verb. Regular verb adalah kata kerja yang perubahannya beraturan dengan
hanya penambahan suffix-ed dari bentuk semula. Sedangkan irregular
verb adalah kata kerja yang perubahan dari bentuk semulanya tidak
beraturan Leech (2006:120).Pada karangan S23 dapat dilihat penguasaan
tata bahasa secara umum masih minim. Dalam karangan ini juga terdapat
bebebrapa kesalahan penggunan bentuk regular/irregular verb, contohnya
pada kalimat (8). Kesalahan penggunaan bentuk regular/irregular verb
ditemukan pada kata seed. Kata seed seharusnya diubah menjadi saw
(irregular verb). Kalimat yang benar adalah “I had a scary nightmare
about that hotel and saw many bad things about my room”. Kesalahan
penggunaan to be juga ditemukan dalam kalimat (15). Dalam kalimat
tersebut tidak ditemukan adanya to be untuk menerangkan subjek. Kalimat
102
yang benar adalah “I [was] so scared and couldn’t sleep again.”. Oleh
karena itu, karangan S23 memperoleh nilai terendah pada aspek tata
bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya.
Contoh Karangan S08 (tetinggi)Bad Morning
(1)Last year, when I was in Junior High School, I had a very badexperience. (2)I woke up late because my alarm clock did not ring. (3)Then Iran to the bathroom to take a bath and after that I had breakfast.
(4)I went to school by motorbike. (5)I was in hurry. (6)When I arrivedat school, I rushed to the class but the lesson had already started. (7)Myteacher was angry and he asked me to stand in front of the class.(8)I had toapologize to all my friend because I was late. (9)But the teacher did notallow me to sit in my chair. (10)So I stood in front of the class until thelesson finished.
(11)At that time I was so shy. (12)After class I came to my teacher andapologized to him. (13)I promised him that I will not come late again.
Tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan
kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan
mengatur urutan nontata bahasa (Yule, 2010:83). Pada karangan S08 di
atas penguasaan tata bahasa cukup baik walaupun pemilihan kata masih
tergolong sederhana. Penggunaan past tense dalam karangan ini juga
sudah tepat. Contohnya dalam kalimat (1). Pada kalimat tersebut terdapat
keterangan waktu last year yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut
terjadi pada masa lampau. Selanjutnya dalam kalimat (10), tidak
digunakan keterangan waktu. Kalimat tersebut telah menggunakan kata
kerja bentuk lampau, yaitu stood dan finished untuk menunjukkan bentuk
past tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan dalam
103
penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S08 memperoleh nilai
tertinggi pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya.
Tabel 4.12 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasaNo Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan1 Penggunaan past tense
Contoh: (S37) I was surprised when my father came.
I was surprise when my father came.
2 Kesesuaian verb dengan nounContoh: (S10) There is many students there.
There are many students there.
3 Penggunaan to beContoh: (S33) At that time, I and my friend was so confused.
At that time, I and my friend wereso confused.
5) Aspek MekanikPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 3,6. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi.
Ketiga karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang
memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek
mekanik.Contoh Karangan S05 (terendah)
Fell from Motorcycle
(1)Two monthsago I had a bad experience. (2)That day I wenttoschool with my friend Dipta. (3)sudenly the acident hapened
(4)We were on the way to school when someone hit my motorcyclefrom the back. (5)My friend and I fel off (6)I got shoked because of myinjured arm
(7)Than there was a Man who help me and my friend. (8)he gave mewater and medicine after that I and my friend went home together (9)Thatwas the experience than I have never forget
104
Saran perbaikan:
Fell off Motorcycle
Two months ago I had a bad experience(.) That day I went toschool with my friend(,) Dipta. Suddenly the aciccident happened(.)
(4)We were on the way to school when someone hit my motorcyclefrom the back. (5)My friend and I fell off motorcycle(.) (6)I got shockedbecause of my injured arm(.)
Then there was a man who helped me and my friend. He gave mewater and medicine(.) After that I and my friend went home together(.)That was the experience that I will never forget(.)
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek
mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan
bahasa inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca, serta kerapian
tulisan. Menurut Gie (1992:33--36), ada tiga asas utama dalam
keterampilan menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. Asas
ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati
sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca,
dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada
karangan S05 terdapat sembilan kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris.
Dalam karangan ini juga terdapat empat kesalahan penulisan huruf kapital
dan kurangnya penggunaan tanda baca pada tujuh kalimat. Salah satu
contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat (9). Kalimat yang
benar adalah “That was the experience that I have never forget”. Oleh
karena itu, karangan S05 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata
dibandingkan dengan karangan lainnya.
105
Contoh Karangan S38 (menengah)
Bad Experience
(1)One day when I was in Primary School, I had a bad experience.(2)It’s all started because my Parents were going through their divorce.
(3)While I was in math class, a student kept on talking to the personbehind me. (4)But everytime The Teacher heard a noise I was the one whogot blamed. (5)Finally I told The Teacher that I had not been the onetalking, but she did not believe me and sent me down to The Prinsipal’soffice
(6)I explained to The Prinsipal that I did not make a noise. (7)Lucky,The Prinsipal could understand and alowed me to go back to myclassroom. (8)That was the experience that I will never forget.
Saran Perbaikan:
Bad Experience
One day when I was in Primary School, I had a bad experience. Itstarted when my parents were going to divorce.
While I was in math class, a student kept on talking to the personbehind me. But everytime the teacher heard a noise I was the one who gotblamed. Finally I told the teacher that I had not been the one talking, butshe did not believe me and sent me down to the principal’s office(.)
(6)I explained to the principal that I did not make a noise. Luckily,the principal could understand and allowed me to go back to myclassroom. (8)That was the experience that I will never forget(.)
Dapat dilihat pada karangan S38 terdapat empat kesalahan dalam ejaan
bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat enam kesalahan
penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada dua
kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat
(6). Kalimat yang benar adalah “I explained to the principal that I did not
make a noise.”. Oleh karena itu, karangan S38 memperoleh nilai
menengah pada aspek kosakata.
106
Contoh Karangan S31 (tetinggi)
Fell asleep in class
(1)Last Friday I had a bad experience. (2)It happened in my classwhen I was studying chemistry. (3)At that time the teacher was in front ofthe class, he explained about the theory of atom.
(4)I felt so tired because the teacher explained too much detail. (5)Itwas so bored but i did not brave to sleep. (6)The teacher still talked and Icould not concentrate so I fell asleep.(7)Suddenly the teacher woke me upand I was so shocked. (8)All my friends were laughed.
(9)Then the teacher told me to go to the bathroom and washed myface. (10)That was my bad experience. (11)That day I felt so shy.
Pada karangan S31 di atas penguasaan kosakata cukup baik
walaupun pemilihan kata masih tergolong sederhana. Selain itu, dalam
karangan ini tidak ditemukan kesalahan, baik dalam ejaan bahasa Inggris,
penulisan huruf kapital, maupun penggunaan tanda baca sehingga tulisan
siswa ini mudah dibaca dan dimengerti. Oleh karena itu, karangan S31
memperoleh nilai tertinggi pada aspek kosakata dibandingkan dengan
karangan lainnya.
Tabel 4.13 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek MekanikNo Kesalahan pada huruf kapital
atau tanda bacaKesalahan pada ejaan
1 (S05) I woke up late at 07.00 a,m,Saran perbaikan:I woke up late at 07.00 a.m.
(S22)Then I took a shower and changed my clotthes.Saran perbaikan:Then I took a shower and changed my clothes.
2 (S11) I went there with My father, My mother and My sister.Saran perbaikan:I went there with my father, my mother and my sister.
(S33) I was confius because my tire was leak.Saran perbaikan:I was confuse because my tire was leak.
107
3 (S21) I remembered My Family at the village.Saran perbaikan:I remembered my family at the village.
(S28) Last year I and my friends folowed Bali Kite Competition.Saran perbaikan:Last year I and my friends followed Bali Kite Competition.
4.1.4 Perbandingan Hasil Pretest Siswa pada Control Group dan
Experimental GroupBerikut adalah perbandingan nilai tiap aspek penilaian siswa control
group dan experimental group pada tahap yang disajikan dalam bentuk diagram.
IsiOrganisasi
KosakataTata Bahasa
Mekanik
0
5
10
15
20
25
18.3
24.9
10.9 12.3
3.5
17.8
24.1
10.4 13.1
3.6
Control Group Experimental Group
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Penilaian Aspek-Aspekdalam Menulis Narasi pada Pretest
Pada aspek isi, hasil yang diperoleh siswa control group adalah sebesar
18,3, sedangkan siswa experimental group hanya mencapai nilai 17,8. Pada aspek
organisasi, siswa control group berhasil memperoleh nilai 24,9, sedangkan siswa
experimental group memperoleh nilai 24,1. Nilai 10,9 diperoleh oleh siswa
control group pada aspek kosakata, sedangkan siswa experimental group
mencapai nilai 10,4. Pada aspek tata bahasa, nilai 12,3 dicapai oleh siswa control
group, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 13,1. Nilai yang
108
diperoleh siswa control group pada aspek mekanik adalah 3,5, sedangkan siswa
experimental group memperoleh nilai 3,6.
Dari hasil penilaian tiap-tiap aspek dalam menulis narasi tersebut dapat
dijumlahkan nilai rata-rata kelas yang disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas pada Pretest
Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa control group adalah 70,1,
sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 69,9. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa perbedaan nilai pretest siswa control group dengan
experimental group adalah sebesar 0,2.
4.2 Penerapan Metode Mind Mapping dalam Keterampilan Menulis
Karangan Narasi
Berdasarkan hasil pretest dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas siswa
control group adalah 70,1, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai
69,9. Sebelum dilakukan posttest, perlu diberikan pemaparan materi pada kedua
109
kelompok siswa tersebut. Siswa control group memperoleh penjelasan mengenai
pembuatan karangan narasi dengan metode ceramah. Sedangkan siswa
experimental group memperoleh treatment mengenai pembuatan karangan narasi
dengan menggunakan metode mind mapping (Buzan, 2008).
Treatment yang diberikan pada siswa experimental group ini
dilaksanakan dalam dalam lima kali pertemuan, yaitu pada tahap observasi,
pretest, pemaparan materi, posttest, dan pemberian kuesioner posttest. Alokasi
waktu untuk kegiatan observasi dan pemberian kuesioner posttest adalah 1x45
menit, sedangkan alokasi waktu untuk pretest, pemaparan materi dan posttest
adalah 2x45 menit. Selama proses pembelajaran, guru bahasa Inggris tetap
mengajar di kelas sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disiapkan untuk
penulisan ini, sedangkan penulis mendampingi dan membantu pemaparan materi
dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama penulis mengadakan
observasi sekaligus memberikankan kuesioner pretest pada siswa experimental
group. Pertemuan kedua siswa diberikan pretest menulis karangan narasi dengan
topik Bad Experience tanpa membuat mind mapping. Pada pertemuan ketiga
diberikan penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan
metode mind mapping. Kemudian pada pertemuan keempat siswa diberikan
posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya ke dalam karangan
narasi dengan topik Bad Experience. Pertemuan terakhir, yakni pertemuan kelima
diisi dengan pengisian kuesioner posttest untuk mengengetahui respon siwa
terhadap metode yang digunakan.
110
4.2.1. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama 29 Agustus 2015, alokasi waktu yang diberikan
adalah 1x45 menit. Pada tahap ini penulis melakukan observasi sekaligus
memberikankan kuesioner pretest kepada siswa. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut.
1. Penulis memperkenalkan diri pada siswa kemudian menjelaskan secara
singkat mengenai tujuan dari penulisan yang akan dilakukan di kelas
tersebut. 2. Kemudian dilanjutkan dengan observasi di mana penulis mengamati
bagaimana interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, bagaimana cara guru menyajikan materi mengenai karangan
narasi serta bagaimana respon siswa terhadap materi tersebut.3. Setelah pemaparan materi, guru memberikankan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami terkait dengan
materi yang telah diberikan.4. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang
penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan
narasi.5. Selanjutnya penulis memberikankan kuesioner pretest pada siswa untuk
mengetahui bagaimana respon siswa terhadap keseluruhan proses
pembelajaran yang telah berlangsung.6. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa
pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pretest guna mengetahui
kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi.
Pada pertemuan ini penulis mengobservasi bagaimana respon siswa
terhadap metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru. Berdasarkan
111
pengamatan yang dilakukan, siswa terlihat kurang fokus dan tampak bosan
dengan cara mengajar guru yang cenderung monoton. Karena guru hanya
memberikankan ceramah mengenai bagian-bagian karangan serta bagaimana cara
membuat karangan narasi tanpa disertai ilustrasi atau contoh karangan tersebut.
Suasana kelas tampak kurang aktif, hal ini dibuktikan ketika guru memberikankan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada seorangpun siswa yang
mengajukan pertanyaan.
4.2.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada 5 September 2015 dengan alokasi
waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa experimental group diberikan pretest
menulis karangan narasi tanpa membuat mind mapping. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.
1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai
tujuan kegiatan pretest yang akan dilaksanakan.2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum mereka pahami terkait dengan pretest yang akan diberikan.3. Kemudian penulis mengadakan pretest di mana siswa diminta menulis
karangan narasi dengan topik Bad Experience pada lembar kerja yang
telah disediakan.4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap-
tiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa.5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa
pada pertemuan selanjutnya akan diberikan pemaparan materi mengenai
penggunaan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi.
112
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran,
siswa tampak kurang disiplin saat mengerjakan pretest. Masih ada beberapa siswa
yang asik berbicara sendiri, selain itu juga terlihat beberapa siswa yang
mengganggu temannya. Sebagian siswa juga menyelesaikan pekerjaannya
melebihi batas waktu yang sudah ditentukan oleh guru.
4.2.3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga 11 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
Siswa mempelajari materi mengenai langkah-langkah pembuatan mind mapping
dan unsur-unsur dalam karangan narasi dengan menggunakan slide projector.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan ketiga adalah sebagai
berikut.
1. Guru menjelaskan pada siswa bahwa pada pertemuan tersebut akan
diberikan pemaparan materi mengenai pembuatan karangan narasi dengan
menggunakan metode mind mapping sebagai panduan dalam menulis.2. Kemudian penulis mulai memaparkan materi mengenai pengertian serta
langkah-langkah pembuatan mind mapping dan implementasinya dalam
penulisan karangan narasi. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai
unsur-unsur yang ada dalam sebuah karangan narasi dengan bantuan slide
projector. 3. Guru lalu membuka sesi tanya jawab dengan memberikankan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami
mengenai metode mind mapping dan penulisan karangan narasi.
113
4. Kemudian siswa diminta untuk berlatih membuat sebuah mind mapping
sederhana dengan topik Bad Experience. Pada tahap ini siswa
diperbolehkan berdiskusi dengan teman. 5. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap-
tiap siswa untuk memberikan masukan dan mengontrol hasil kerja siswa.6. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang
penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan
narasi.7. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa
pada pertemuan selanjutnya akan diberikan posttest membuat mind
mapping dan mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi.
Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih antusias untuk belajar. Siswa juga
aktif bertanya dan memberikan komentar seputar materi yang dipelajari. Respon
siswa sangat baik terkait dengan materi yang diberikan. Suasana kelas terasa lebih
menyenangkan dan siswa tampak senang saat mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan, siswa lebih antusias saat belajar dengan menggunakan
metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah yang digunakan
sebelumnya. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan, semangat siswa ketika berlatih membuat mind mapping dan
keaktifan siswa saat berdiskusi di dalam kelas.
Adapun materi yang diajarkan pada siswa adalah unsur-unsur yang ada
dalam karangan narasi serta panduan pembuatan karangan narasi dengan metode
mind mapping. Untuk lebih jelasnya contoh mind mapping yang diberikan kepada
siswa sebagai penjelasan unsur-unsur karangan narasi adalah sebagai berikut.
114
Gambar 4.3 Contoh Mind Mapping Unsur-Unsur Narasi
Contoh panduan menulis karangan narasi menggunakan metode mind
mapping dengan topik Bad Experience adalah sebagai berikut.
PlotCharacterizatio
n
Point ofView
Setting
Characteristic
Place
TimeObserver
Participant
Framework
115
Gambar 4.4 Contoh mind mapping dengan topik Bad Experience
Dari mind mapping di atas dapat dikembangkan menjadi sebuah
karangan narasi seperti berikut ini.
Late for Work
I had a bad experience. It happened last week. I woke up late because myalarm clock didn’t ring. I got up quickly and had a shower in a hurry. I wasdriving my car fast in hoping I wouldn’t be late for work, and that prevented mefrom taking a good look at the traffic lights. I failed to stop when the light wasred.
I was still driving fast when suddenly a policeman on his huge motorbikeovertook me and told me to stop. The policeman just stopped his motorbike rightin front of my car. He got down his motorbike and approached me. He told me toshow my driving license and paper. I tapped my back pocket trying to find mywallet where I have my driving license and paper. But the wallet was not there.Then the policeman told me to get back home and fetch the driving license andpaper. He said I could leave my car there and he would wait.
So I caught a public transport and went back home. 30 minutes later Igot back to my car. I showed the policeman my driving license and paper. He gave
Late forWork
WhatHow
Who
Why
Where
When
Me
The Policeman
Last weekOn thestreet
Woke uplate
Ran the redlight
Went backhome
Took my driving license
Alarm didn’tring
Forgot mydrivinglicense
Drove fast
116
me a ticket for running the red light and for failing to produce my driving licenseand paper. That was the experience that I have never forget.
4.2.4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat pada 12 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45
menit. Pada tahap ini siswa diberikan posttest membuat mind mapping secara
individu dan mengembangkannya ke dalam karangan naras dengan topik Bad
Experience. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan keempat
adalah sebagai berikut.
1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai
tujuan kegiatan posttest yang akan dilaksanakan.2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum mereka pahami terkait dengan posttest yang akan
diberikan.3. Kemudian penulis mengadakan posttest di mana siswa diminta menulis
karangan narasi dengan topik Bad Experience kemudian
mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi pada lembar kerja
yang telah disediakan.4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap-
tiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa. 5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa
pertemuan selanjutnya merupakan pertemuan terakhir di mana penulis
hanya akan memberikankan kuesioner posttest kepada siswa.
Adapun Langkah-langkah pembuatan mind mapping yang dilakukan oleh
siswa pada saat posttest adalah sebagai berikut.
117
1. Siswa menuliskan central topic dari karangan yang akan dibuat. Central
topic ini bisa berupa judul karangan, diletakkan ditengah kertas berupa
foto atau gambar berwarna sehingga menarik perhatian pembaca. 2. Kemudian membuat basic ordering ideas untuk central topik yang telah
dipilih. Semua basic ordering ideas merupakan cabang utama dari central
topik dan dibuat dengan warna yang berbeda untuk membedakan tiap-tiap
unsur yang dicantumkan. Basic ordering ideas di sini berupa unsur 5WH
(what, why, where, when, who, dan how) dari karangan yang akan dibuat.3. Selanjutnya siswa melengkapi setiap basic ordering ideas dengan cabang-
cabang kecil yang berisi data-data pendukung yang terkait. Data yang
dibuat berupa kata kunci yang merupakan pengembangan ide dari tiap-tiap
basic ordering ideas. Cabang-cabang ini dibuat sewarna dengan tiap-tiap
basic ordering ideas, hanya saja garis yang digambarkan lebih tipis.4. Setelah itu siswa melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa
gambar, simbol, kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada
basic ordering ideas yang saling terkait satu dengan lainnya. Image yang
dibuat sesuai dengan kreativitas siswa. Penambahan image ini membuat
mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti
dan diingat oleh siswa.5. Setelah siswa selesai membuat mind mapping, barulah siswa
mengembangkan mind mapping tersebut menjadi sebuah karangan narasi
yang utuh. Pengembangan isi karangan disesuaikan dengan poin-poin
yang telah dibuat dalam mind mapping tersebut.
Selama posttest berlangsung siswa tampak antusias dalam
mengaplikasikan metode mind mapping yang telah diapelajari sebelumnya. Mind
118
mapping yang dibuat oleh siswa tampak bervariasi dan menarik karena dilengkapi
dengan image sesuai dengan kreativitas siswa. Berdasarkan pengamatan, dengan
adanya mind mapping sebagai acuan, siswa tampak lebih mudah menuangkan
pokok pikiran ke dalam karangan secara lebih terstruktur. Unsur-unsur narasi
dalam karangan yang dibuat siswa tampak lebih lengkap dan pengembangan isi
karangan lebih luas apabila dibandingkan dengan hasil karangan saat pretest.
4.2.5. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada 19 September 2015, dengan alokasi
waktu 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Pada pertemuan ini penulis
memberikankan kuesioner posttest untuk mengetahui respon siswa terhadap
penerapan metode mind mapping. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada
pertemuan kelima adalah sebagai berikut.
1. Penulis datang 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir.2. Sebelum proses pembelajaran berakhir, guru menjelaskan pada siswa
bahwa penulis akan memberikankan kuesioner posttest untuk
mengetahui respon siswa terkait dengan aplikasi metode mind mapping.3. Penulis membagikan kuesioner posttest untuk diisi oleh siswa.4. Setelah pengisian kuesioner selesai, penulis mengakhiri proses
pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa
selama penulisan berlangsung. Penulis juga menyampaikan saran agar
siswa tetap berlatih menggunakan metode mind mapping dalam setiap
proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan selama proses penulisan ini berlangsung, dapat
dilihat perbedaan respon siswa. Siswa tampak lebih antusis saat belajar dengan
119
menggunakan metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah
Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil kuesioner posttest siswa yang lebih
tinggi setelah penerapan metode mind mapping.
4.3 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Setelah
Penerapan Metode Mind Mapping
Kegiatan posttest ini sangat penting dilakukan sebagai tahap akhir setelah
pelaksanaan treatment untuk mengetahui kesan ataupun minat siswa terhadap
metode mind mapping. Di samping itu juga untuk memahami pengetahuan dan
kemampuan akhir siswa, khususnya dalam kegiatan menulis karangan narasi
setelah penerapan metode mind mapping.
4.3.1 Analisis Hasil Posttest Control Group
Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas X.10
SMAN 1 Sukawati dalam bidang menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam
bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Posttest
dilakukan pada Sabtu, 12 September 2015 diikuti oleh 36 orang siswa. Dalam
proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan
menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah disiapkan.
Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu berdasarkan aspek isi,
organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara
kuantitatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
120
Tabel 4.14 Hasil Posttest Siswa Kelas X.10 (Control Group)
No NamaSiswa
Judul Karangan Aspek Penilaian SkorA B C D E
2 S02 Bad Holiday in Canada 20 25 10 13 4 723 S03 Dancing on My School
Orientation21 26 10 14 4 75
4 S04 My Little Sister in Heaven 21 27 14 17 4 835 S05 My Bad Experience 19 26 12 14 3 746 S06 A Traffic Accident 18 25 11 15 4 747 S07 When I Went to
Supermarket21 25 15 15 3 78
8 S08 Felt From The Motorbike 21 27 10 13 3 749 S09 Bad Vacation 19 26 11 15 4 7510 S10 Went to Grandma’s House 20 26 10 14 4 7411 S11 My Worst Day 21 27 11 15 4 7812 S12 Tha Day I Lost My
Bestfriend21 27 13 17 4 82
13 S13 My Motorbike 19 26 12 15 4 7614 S14 Late to School 20 26 10 14 3 7315 S15 My Bad Memory 20 27 12 15 4 7816 S16 Bad Accident in The
Morning21 26 11 16 4 78
17 S17 My Motorbike 18 25 12 14 3 7218 S18 Unlucky Day 21 25 9 12 4 7119 S19 My Bad Memory 21 26 12 15 4 7820 S20 The Accident 20 26 11 14 4 7521 S21 My Bad Day 19 25 12 11 4 7122 S22 My Bad Memory 20 25 11 16 3 7523 S23 Went to the Market 21 26 12 15 4 7824 S24 I Lost My Dog 18 26 11 15 4 7425 S25 The Worst Day In My Life 21 25 16 17 4 8326 S26 My Homework 20 25 11 15 4 7527 S27 My Bad Experience 20 25 12 14 3 7428 S28 Fell from My New Bicycle 19 26 11 14 3 7330 S30 Lost My Money 21 25 12 16 3 7731 S31 My Unlucky Day 20 25 11 15 3 7432 S32 My Bad Memory 20 26 10 13 4 7333 S33 My Problem 20 25 12 15 4 7635 S35 Bad Experience 19 26 11 12 3 7136 S36 When My Grandmother
Gone20 27 12 14 3 76
37 S37 The Scary Dog 20 26 11 11 4 7238 S38 When I Came Late 20 26 13 14 4 7739 S39 Lost My Bicycle 21 27 10 13 4 74
121
Jumlah tiap aspek penilaian 721 934 414 514 133 2716Rata-rata tiap aspek penilaian 20,1 25,9 11,5 14,2 3,6 75,4Rata-rata kelas 75,4Nilai tertingggi 83Nilai terendah 70
Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D) Tata Bahasa, (E)Mekanik
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata siswa dalam menulis narasi adalah 75,4. Nilai tertinggi siswa dalam
menulis karangan narasi adalah 83, yang mampu diraih oleh dua orang siswa, satu
orang siswa memperoleh nilai 82, dan enam orang siswa memperoleh nilai 78.
Sebaliknya, nilai terendah dalam posttest ini adalah 70 yang diperoleh oleh dua
orang siswa. Hanya sembilan orang siswa dalam posttest yang mampu mencapai
nilai KKM, sedangkan 28 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-
rata tersebut menandakan bahwa pada posttest di control group terjadi
peningkatan sebesar 5,3 dari pretest.
Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009:307--
308) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata
bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan awal siswa
dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian.
1) Aspek IsiPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 20,1. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa control
group pada posttest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga
122
karangan ini diambil dari S39 (siswa dengan nilai terendah pada pretest),
S30 (siswa dengan nilai menegah pada pretest), dan S25 (siswa dengan
nilai tertinggi pada pretest).
Contoh Karangan S39 (terendah pada pretest)
Lost My Bicycle
(1)When I was 6 years old, my brother and I played ball at home.(2)Suddenly my mother came and gave me surprise. (3)She gave me a newbicycle.
(4)I was so happy at that time. (5)I went to my friends house. (6)WhenI arrived there I parked my new bicycle in front of his house. (7)After that Iplayed with him inside the house. (8)When I wanted to go home, I did notfound my bicycle! (9)My bicycle disappeared! (10)I looked for my bicycleeverywhere but I did not find it.
(11)My mother was so angry with me.(12)I was so sad and confused.(13)Until now I still do not know who stole my bicycle. (14)That was my badexperience.
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas
tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik,
kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi yang ada dalam
cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa unsur utama yang
dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi karangan. Dapat
dilihat pada karangan S39, isi karangan ini telah sesuai dengan topik yang
ditentukan walaupun masih sederhana. Topik dalam karangan ini adalah
Bad Experience. Isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk
ketika penulis kehilangan sepedanya. Judul yang digunakan “Lost My
Bicycle” cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut.
123
Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang
terkandung dalam karangan narasi, yaitu alur, penokohan, latar, dan sudut
pandang. Dapat dilihat pada karangan S39 ini, keempat unsur narasi
tersebut telah terpenuhi. Alur karangan ini telah sesuai dengan urutan
waktu, sedangkan latar dalam karangan ini adalah peristiwa yang terjadi
enam tahun lalu di rumah teman penulis tersebut. Menurut Keraf
(2007:191), sudut pandang adalah bagaimana fungsi seorang pengisah
(narator) dalam sebuah narasi. Dalam cerita ini penulis mengambil sudut
pandang orang pertama, yaitu narator menceritakan perbuatan atau tindak
tanduk yang melibatkan dirinya. Artinya, penulis adalah tokoh utama
dalam karangan ini. Ada satu kesalahan tata bahasa yaitu penggunaan
bentuk lampau pada kalimat (1). Kalimat yang benar adalah “When I was
6 years old, my brother and I were playing ball at home”. Namun
kesalahan tata bahasa tersebut tidak memengaruhi penilaian pada aspek isi.
Oleh karena itu, karangan S39 pada posttest ini memperoleh nilai lebih
baik dibandingkan dengan pretest.
Contoh Karangan S30 (menengah pada pretest)
Lost My Money
(1)When I was 10 years old, I had a bad experience. (2)It happenedwhen I was buying some bread. (3)My mother asked me to go to buy somebread for breakfast.
(4)When I arrived at the market, I just realized that I had lost mymoney. (5)I could not buy the bread. (6)After that I returned home. (7)Mymother told me that I should go and find the money on the street.(8)Unfortunately, I could not find it.
(9)Finally I returned home again without the bread. (10)My momwas so angry with me. (11)That was my bad experience.
124
Sejalan dengan yang diungkapkan Nurgiyantoro (2009:306) pada
pembahasan sebelumnya, dapat dilihat pada karangan S30 isi karangan ini
telah sesuai dengan topik yang ditentukan walaupun masih sederhana.
Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience. Isi karangan ini
menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis kehilangan uangnya.
Judul yang digunakan “Lost My Money” cukup spesifik dalam
mencerminkan isi karangan tersebut.Empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi adalah alur,
penokohan, latar, dan sudut pandang (Keraf, 2007:148) . Dapat dilihat
pada karangan S39 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi.
Dalam karangan S30 ini alur cerita telah dipaparkan dengan jelas sesuai
dengan urutan dalam cerita. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan,
latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam karangan ini. Latar
cerita ini adalah ketika penulis berumur 10 tahun di pasar. Di pihak lain
dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis mengambil
sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh utama
menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya
sendiri. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai posttest yang
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest.
Contoh Karangan S25 (tertinggi pada pretest)The Worst Day in My Life
(1)Last Friday was the worst day of my life.(2)I got sick and feltunwell. (3)I was in the entire week because of fever and flu. (4)In themorning my friends stayed in my apartment with me but at night she wentto the mall and I was alone in my apartment.
(5)I felt so sad because I had a fever and headache, and I wasalone! (6)Oh it was terrible. (7)I was thinking about my family and
125
rememberikanng about my home. (8)When I get sick my parents will alwaysstay beside me. (9)They will never leave me alone, but here it was different,I missed my family so much. (10)That day I felt so sad and I cried all day.
(11)I felt so sad, so I decided to pray and then I watched a comedymovie until I fell asleep. (12)Well that was the worst day of my life, but nowI could understand how important is my family and their love.
Alwasilah (2005:112) mengemukakan bahwa topik berarti pokok
pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Kesesuaian isi dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan
narasi. Pada karangan S25 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik
yang ditentukan. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience dan isi
karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis sedang
sakit. Judul yang digunakan “The Worst Day in My Life” sudah lebih
spesifik dan sesuai dengan isi karangan.
Menurut Tarigan (2008:156), alur adalah struktur rangkaian
kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional
yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan cerita.
Dalam karangan S25 ini alur cerita telah dipaparkan dengan jelas sesuai
dengan urutan dalam cerita. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan,
latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam karangan ini. Latar
cerita ini adalah pada Jumat di tempat tinggal penulis tersebut. Di pihak
lain dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis
mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh
utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya
126
sendiri. Oleh karena itu, karangan S25 memperoleh nilai posttest yang
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest.
Tabel 4.15 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi
No Kesesuaian Isi denganTopik
Kesesuaian Isidengan Judul
Unsur Narasi
1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik dan peta pikiran
Contoh:(S4) menulis karangan dengan judul “My LittleSister in Heaven” yang menceritakan pengalaman yang menyedihkan saat adik perempuannya meninggal dunia.
Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan
Contoh: (S23) Judul karangan “My Motorbike” seharusnya bisa diganti menjadi “When I Lost My Motorbike” sehingga dapat mencerminkan isi cerita.
Unsur narasi lengkapdan pemaparannya jelas
Contoh:(S4, S8, S19, S23, S30) mencantumkan dengan jelas dan tepat aspek alur, penokohan, latar, dansudut pandang dalamkarangannya
2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik
(Tidak ditemukan dalam karangan)
Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa
Contoh:(S15, S19 dan S32) menggunakan judul yang sama, yaitu “My Bad Memory”
Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan
Contoh:Dalam karangan S17dan S24, unsur latar yang dipaparkan tampak kurang jelas
2) Aspek OrganisasiPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 25,9. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa control group
yang diambil dalam posttest. Ketiga karangan ini diambil dari S03 (siswa
127
dengan nilai terendah pada pretest), S18 (siswa dengan nilai menegah pada
pretest), dan S07 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest).
Contoh Karangan S03 (terendah pada pretest) Dancing at My School Orientation Judul
(1)Last month ago, I was graduate from Junior High School thencontinued my study to Senior High School. (2)I study at SMA 1 Sukawati.(3)It’s my favorite school. (4)I attended school orientation for six days.
Orientation(5)On Monday morning when I joined school orientation, my senior
punished me because I forgot to bring my book. (6)He told me to dance infront of my friend. (7)I was so embarassed so I said that I did not want todo that. (8)My senior was angry with me, so I must dance. (9)All of myfriends laughed. (10)I became upset with my senior and really hated him.
Complication(11)When I went home my senior came and apologized to me. (12)He
said sorry and also wanted to be my friend. (13)Until now I still rememberabout that bad experience. Resolution
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi
terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara
umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi.
Alwasilah (2005:119) menyatakan bahwa sebuah karangan narasi dapat
dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen umum
yang dapat diidentifikasi dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan,
konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa,
dan solusi. Dapat dilihat pada karangan S03, organisasi penulisan karangan
ini sudah tertata dengan baik sesuai dengan urutan waktu.
Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri dari
orientation, complication, dan resolution. Halliday dan Hasan (1976:226)
mengatakan bahwa conjunction adalah peranti kohesi gramatikal yang
128
berfungsi untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain.
Conjunction dapat dibedakan menjadi additive conjunction, adversatif
conjunction, causal conjunction, dan temporal conjunction. Peranti kohesi
berupa additive conjunction dapat ditemukan pada kalimat (12). Kata and
dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur yang memiliki status
yang sama dalam kalimat. Dalam karangan ini ditemukan kesalahan tata
bahasa pada kalimat (1) yaitu kesalahan penggunaan kata ago yang tidak
perlu dicantumkan karena di awal kalimat sudah ada kata last month yang
menunjukkan waktu lampau. Selain itu kata was graduate seharusnya
diganti menjadi graduated. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak
mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu, karangan
S03 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S18 (menengah pada pretest)
Unlucky Day Judul
(1)I had a bad experienceg. (2)It happened last week when I went to afashion shop with my friends. (3)We went to Mall Bali Galeria to buy someclothes. Orientation
(4)On the shop, I chose a red dress and paid for them at the cashier.(5)Unfortunately, the shop assistant was careless. (6)She forgot to take thecensor clip on the dress. (7)So when I left the shop, the detector beeped.(8)The security shouted at me and then he took me to the manager’s room.
Commplication(9)After that, the security officer and the manager realized that it
was not my fault. (10)They were very sorry about what had happened.(11)Finally the manager asked me to take one piece of cloth for free. (12)It isa very bad experience for me. Resolution
129
Menurut Alwasilah (2005:119), sebuah karangan narasi dapat
dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Pendahuluan,
konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa,
dan solusi adalah .komponen umum yang dapat diidentifikasi dari sebuah
karangan narasi. Dapat dilihat pada karangan S18, organisasi penulisan
karangan ini sudah tertata dengan baik sesuai dengan urutan waktu.
Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri dari
orientation, complication, dan resolution. Sedangkan conjunction adalah
peranti kohesi gramatikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu
gagasan dengan gagasan lain (Halliday dan Hasan, 1976:226). Peranti
kohesi berupa additive conjunction dapat ditemukan pada kalimat (4) dan
(8). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur yang
memiliki status yang sama dalam kalimat. Dalam karangan ini ditemukan
kesalahan tata bahasa pada kalimat (12) yaitu kesalahan penggunaan to be
is yang seharusnya diganti menjadi was. Namun kesalahan tata bahasa
tersebut tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena
itu, karangan S03 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S07 (tertinggi pada pretest) When I went to Supermarket Judul
(1)Last week I had a bad experience. (2)In the morning l helped mymother to cook in the kitchen. (3)When I was cutting some vegetables, mymother told me to buy some breads at the supermarket. (4)I went to thesupermarket immediately. Orientation
(5)At the supermarket, I took some bread and went to the cashier.(6)Suddenly I just realized that I forgot to take some money on the table, soI did not bring any money. (7)I was confuse because I could not buy the
130
bread. (8)So I put the bread back on the shelf. (9)After that I returned to myhouse without bread and I felt guilty. Complication
(10)When I arrived at house my mother asked about the breads and Ianswered that I forgot to take the money on the table. (11)Then my motherwas angry, she told me to go back to the supermarket again. (12)That is whyI went to the supermarket again. (13)It was a very bad experience for me.
Resolution
Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan,
dan penutup. Pada karangan S07 di atas terdapat orientasi penulisan yang
sudah terstruktur dengan cukup baik. Dalam karangan ini juga terdapat
tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication.
Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi
yang tepat. Sejalan dengan hal tersebut, Halliday dan Hasan (2007:131)
mengemukakan bahwa reference adalah sebuah hubungan antarmakna
dalam sistem linguistik, yang berkenaan dengan hubungan antara sebuah
unsur wacana dan sebuah unsur yang terletak sebelum atau sesudahnya di
dalam wacana. Salah satu contoh aspek reference berupa personal
reference adalah dalam kalimat (11). Kata she pada kalimat di atas
mengacu pada orang ketiga yang sedang dibicarakan, yaitu my mother
yang disebutkan di awal kalimat. Oleh karena itu, karangan S07
memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest.
Tabel 4.16 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek OrganisasiNo Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan1 Karangan terdiri atas tiga
paragraf walaupun kurangsistematis
Ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan walaupun masih sederhana.
131
Contoh:(S03, S11, S31, S36) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana
Contoh:(S37) I and my family went to Surabaya last week..
2 Karangan hanya terdiri atasdua paragraf
(S37) Karangan hanya terdiri dari orientation dan complication saja
Ada kesalahan dalam penggunaan aspek kohesi (personal reference) di dalam karangan
Contoh: (33) My father was angry with me, she told me to study.Saran perbaikan:My mother was angry with me, she did not give me money.
3 Karangan hanya terdiri atassatu paragraf
(Tidak ditemukan dalam karangan)
Tidak ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan
(S24) I was confused I did not find my dog everywhere.Saran perbaikan:I was confused because I did not find my dog everywhere.
3) Aspek KosakataPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 11,5. Adapun contoh karangan siswa ini diambil dari S14
(siswa dengan nilai terendah pada pretest), S37 (siswa dengan nilai
menengah pada pretest), dan S25 (siswa dengan nilai tertinggi pada
pretest).
132
Contoh Karangan S14 (terendah pada pretest)Late to School
(1)Last Monday, I had a flag ceremony at school. (2)I woke up lateand did not take a bath. (3)I went to school with my bestfriend. (4)We went toschool by motorcycle. (5)There were many people on the street. (6)We almostlate so we should be fast.
(7)On the way to school, suddenly I remembered that my parents didnot gave me money. (8)I was so confused. (9)Because I should pay for myschool money. (10)So I and my friend chose to went back home to take themoney. (11)When I entered at home,my parents were not at home.(12)I did notget the money. (13)We decided to went back to school.
(14)When we entered atschool, we were late. (15)The flag ceremonywas finish. (16)I did not pay my school money and my teacher was angrywith me. (17)My teacher ordered me that tomorrow my parents should cameto school and paid my school money.
Saran perbaikan:Late for School
Last Monday, I had a flag ceremony at school. I woke up late anddid not took a bath. I went to school with my bestfriend. We went to schoolby motorcycle. There were many people on the street. We were almost lateso we should be hurry.
On the way to school, suddenly I remembered that my parents didnot gave me money. I was so confused. Because I should pay for my schoolfee. So I and my friend chose to go back home to take the money. When Ientered at home,my parents were not at home. I did not get the money. Wedecided to went back to school.
When we arrived at school, we were late. The flag ceremony washad already finished. I did not pay my school fee and my teacher wasangry with me. My teacher told me that my parents should come to schooland paid my school fee tomorrow.
Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa
aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan
kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan
kosakata. Menurut Yule (2010:83), noun adalah kata-kata yang merujuk
kepada orang (boy), objek (backpack), makhluk hidup (dog), tempat
(school), kualitas (roughness), fenomena (earthquake), dan ide abstrak
133
(love). Di pihak lain verb adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah
aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda
dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can’t talk
or go anywhere). Dapat dilihat pada karangan S14, pada contoh kalimat
(9). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahaan pada penggunaan noun.
Kalimat yang benar seharusnya adalah “Because I should pay for my
school fee”. Penguasaan kosakata secara umum masih perlu
dikembangkan lagi karena terkesan monoton. Dalam karangan ini juga
banyak terdapat kesalahan pemilihan dan penggunaan kosakata, contohnya
pada kalimat (6). Kalimat yang benar seharusnya adalah “We almost late
so we should be hurry”. Oleh karena itu, karangan S14 memperoleh nilai
yang tidak jauh berbeda dari pada tahap pretest.
Contoh Karangan S37 (menengah pada pretest)
The Scary Dog
(1)When I was nine years old, I had a bad experience. (2)One day,my mother told me to buy some eggs for lunch. (3)I must walked alone tothe market because my sister was not at home.
(4)When I went to the market, I passed a big house. (5)Then I lookedat the gate. (6)It was not locked and there was a big dog there. (7)I wasshocked and scared. (8)Then the dog started barking. (9)I ran so fast but thedog was faster. (10)I screamed and hoped that there was someone aroundthere.
(11)Lucky, the dog master came to help me. (12)The dog was tame ifthe master came. (13)Then I went to the market and bought some egg forlunch. (14)That was my bad experience with the scary dog.
Yule (2010:83) menyatakan bahwa adjective adalah kata-kata yang
umumnya digunakan dengan nomina untuk memberikankan informasi
134
tambahan tentang benda yang dirujuknya (happy people, large objects, a
strange experience). Dapat dilihat pada karangan S37, pada contoh kalimat
(11). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahaan pada penggunaan
adjective. Kalimat yang benar seharusnya adalah “Lucky, the dog master
came to help me”. Penguasaan kosakata secara umum masih perlu
dikembangkan lagi karena terkesan monoton dan tidak jauh berbeda
dengan tahap pretest.
Contoh Karangan S25 (tertinggi pada pretest)
The Worst Day in My Life
(1)Last Friday I had a bad experience. (2)It was the worst day off mylife. (3)At that time I got sick and I just stayed on the bed all day. (4)In themorning my friend was in my apartment with me but at night she left meand I was alone.
(5)I felt so sad because I had a fever and headache, and I wasalone! (6)I was thinking about my family and I rememberikanng my family.(7)Everytime I get sick my parents will always stay by my side. (8)They neverleft me alone, but now the situation was different. (9)I missed my family somuch.(10)That day I felt so sad and I cried all day. (11)I did not know what todo.
(12)I felt so sad so I decided to pray. (13)After that I watched acomedy movie until I fell asleep. (14)Well this was the worst day of my life,and now I understand how important is my family and their love.
Pada karangan S25 di atas penguasaan kosakata cukup baik. Selain
itu pemilihan kosakata yang digunakan juga cukup luas dan bervariasi.
Sejalan dengan yang dipaparkan Yule (2010:83) pada pembahasan
sebelumnya, salah satu contoh penggunaan adjective dalam karangan ini
adalah pada kalimat (10). Kata sad dalam kalimat tersebut merup’akan
contoh penggunaan adjective. Selain itu, dalam karangan ini ti, dak
135
ditemukan kesalahan dalam pemilihan atau penggunaan kosakata. Oleh
karena itu, karangan S25 memperoleh nilai yang lebih baik pada tahap
posttest.
Tabel 4.17 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek KosakataNo Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan1 (S02) I was sleep when we
departed the airport.I was sleep when we left theairport.
2 (S27) I and my friend shoppingrice and mineral water.
I and my friend bought rice andmineral water.
3 (S32) I was confused then Itelephoned my father.
I was confused then I called myfather.
4) Aspek Tata BahasaPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 14,2. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil
dari S31 (siswa dengan nilai terendah pada pretest). S06 (siswa dengan
nilai menengah pada pretest) dan S12 (siswa dengan nilai tertinggi pada
pretest)
Contoh Karangan S31 (terendah pada pretest)My Unlucky Day
(1)One year ago, I had a bad experience. (2)Monday I go to schoolride a motorcycle. (3)My feeling on that day so bad. (4)Beside that Iforgetmy prayer.(5)Inside the hour I was very worry.
(6)But, in the street,someone useuniform Senior High Schoolagainst me.(7)She leave me alone and not want to help me. (8)I am shock
136
and hurt in hand. (9)A few minutes after a man help me to stand and hedisplay my motorcycle [Ø] side the road.
(10)The final I was back to home and my mother delivered me toschool. (11)My mother is angry to me. (12)She [Ø] late to work. (13)Oh so badexperience.
Saran perbaikan:My Unlucky Day
One year ago,I had a bad experience. On Monday I went to schoolriding a motorcycle. My feeling that day was so bad. Beside that I forgotto pray and I was in hurry.
Unfortunately, on the street, someone with Senior High Schooluniform crashed me. She just left me alone and did not want to helped me.I was shock and my hand was hurt. A few minutes later, a man helped meto stand and he moved my motorcycle on the side of the road.
Finally I went back home and my mother drove me to school. Mymother was angry with me. She was being late for work. What a very badexperience.
Aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu
penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat. Dalam tata
bahasa Inggris terdapat tense yang berfungsi untuk menentukan kapan
suatu aktivitas terjadi. Menurut Baehaqi (2009:35), past tense digunakan
untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada masa lampau.
Dapat dilihat pada karangan S31, penguasaan tata bahasa bahasa secara
umum tidak banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai
pretest. Dalam karangan ini juga masih terdapat beberapa kesalahan tata
bahasa, terutama dalam penggunaan past tense seperti pada kalimat (11)
dan (12). Dalam kalimat tersebut ditemukan dua kesalahan dalam
penggunaan to be, yaitu pada kata is yang seharusnya diganti menjadi was
137
dan tidak adanya penggunaan to be setelah kata she. Kalimat yang benar
seharusnya adalah “My mother was angry with me. She [was] being late
for work”. Oleh karena itu, karangan S31 belum dapat mencapai nilai yang
sesuai dengan KKM.
Contoh Karangan S06 (menengah pada pretest)
A Traffic Accident
(1)A traffic accident was bad experience that happened to me. (2)Ithappened when I was in the first grade of elementary school.
(3)That day I wanted to cross the street near my house. (4)I thinkedthat there was no car or motorcycle there. (5)Then I heard horn from amotorcycle and the sound shocking me. (6)The driver tell me to keep awayfrom he but it was impossible for me to do. (7)Then suddenly everythingwas dark.
(8)When I opened my eyes, I am in the hospital. (9)The doctor saidthat I [Ø] unconsciou\ for several hours. (10)I stayed in the hospital for twoweeks. (11)That was my bad experience. (12)I hope it doesn’t happen again inmy life.
Saran perbaikan:A Traffic Accident
(1)A traffic accident was a bad experience that happened to me. (2)Ithappened when I was in the first grade of elementary school.
(3)That day I wanted to cross the street near my house. (4)I thoughtthat there were no car or motorcycles there. (5)Suddenly I heard a hornblaring from a motorcycle and the sound was shocking me. (6)The drivertold me to keep away from him but it was impossible for me to do so.(7)Then everything was dark.
(8)When I opened my eyes, I was in the hospital. (9)The doctor saidthat I was unconsciuos for several hours. (10)I stayed in the hospital for twoweeks. (11)That was my bad experience. (12)I hope it won’t happen again inmy life.
Baehaqi (2009:35), mengungkapkan bahwa past tense adalah suatu
bentuk kata kerja sederhana untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian
138
terjadi di masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari
waktu yang tersirat dalam kalimat“When did you go to school?”. Dapat
dilihat pada karangan S06, penguasaan tata bahasa bahasa secara umum
tidak banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pretest.
Dalam karangan ini juga masih terdapat beberapa kesalahan tata bahasa,
terutama dalam penggunaan past tense seperti pada kalimat (8) dan (9).
Dalam kalimat tersebut ditemukan dua kesalahan dalam penggunaan to be,
yaitu pada kata am yang seharusnya diganti menjadi was dan tidak adanya
penggunaan to be setelah kata I. Kalimat yang benar seharusnya adalah
“When I opened my eyes, I was in the hospital. (9)The doctor said that I
[was] unconsciuos for several hours.”. Kesalahan penggunaan bentuk
regular/irregular verb ditemukan pada kata kalimat (4) dan (6). Kata
thinked seharusnya diubah menjadi thought (irregular verb). Sedangkan
kata tell seharusnya diubah menjadi told. Kalimat yang benar adalah “I
thought that there was no car or motorcycle there.”dan “The driver told
me to keep away from him but it was impossible for me to do so”. Oleh
karena itu, karangan S06 belum dapat mencapai nilai yang sesuai dengan
KKM.
Contoh Karangan S12 (tertinggi pada pretest)The Day Lost My Best Friend
(1)Last year when I was in Junior High School, I had a very badexperience. (2)I lost someone who really important to me. (3)She was mybest friend, Marry. (4)Marry was a nice person. (5)She was very clever andbeautiful. (6)Unfortunately, God took her life on the beach.
(7)The accident happened on June. (8)At that time Marry was on thebeach with all of our friends. (9)I and Marry were playing sand, then we
139
swam on the beach. (10)Marry was swimming when suddenly the big wavescame to her. (11)The waves dragged her body. (12)After two hours, Marry wasfound but she was dead. (13)All of her friends and family were cried.
(14)I was so sad because I lost my bestfriend. (15)After that my parentalways told me to becareful if I want to go to the beach. (16)Therefore Ialways tell my friends to becareful and also pray for Marry everyday.
Menurut Yule (2010:83), tata bahasa adalah proses
menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur
tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Pada
karangan S12 di atas penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap
kalimat sudah lebih baik. Penggunaan past tense dalam karangan ini juga
sudah tepat, contohnya dalam kalimat (7). Dalam kalimat tersebut terdapat
keterangan waktu on June yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut
terjadi pada masa lampau. Selanjutnya dalam kalimat (10), tidak
digunakan keterangan waktu. Kalimat tersebut menggunakan kata kerja
bentuk lampau, yaitu wanted dan came untuk menunjukkan bentuk past
tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan dalam
penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai
yang lebih tinggi pada posttest.
Tabel 4.18 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasaNo Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan1 Penggunaan past tense
Contoh: (S17) In the morning after played ball, we watch some movies.
In the morning after played ball,we watched some movies.
2 Penggunaan prepositionContoh: (S10) Monday morning I and my family went to my
On Monday morning I and my family went to my village.
140
village.3 Penggunaan to be
Contoh: (S20) I am so worry about my friend.
I was so worry about my friend.
5) Aspek mekanikPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 3,6. Sebagai perbandingan ditampilkan tiga contoh karangan
siswa pada posttest. Ketiga karangan ini diambil dari S28 (siswa dengan
nilai terendah pada pretest), S30 (siswa dengan nilai menengah pada
pretest) dan S16 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest)
Contoh Karangan S28 (terendah pada pretest)Fell from My New Bicycle
(1)A few years ago when I was twelve years old,I ever had a badexperience. (2)My Fatherbough a new bicycle. (3)That was Poligon and thecolour is blue.
(4)I thoug the bicycle was too high for me but Itried to ride it. (5)Irode the bicycle around my house.(6)Suddenly I felt from the bicycle. (7)Myknee was hurt and my bicycle was broken. (8)At that time the situasionalwas very badI cried because I was afraid my mather would angry with me,
(9)After that myFather came and helped me to rode the bicycle(10)That was my bad experience and I would never forget it.
Saran perbaikan:
Fell off My New Bicycle
A few years ago when I was twelve years old, I had a badexperience. My father bought me a new bicycle. That was Poligon and itscolour is blue.
I thougt the bicycle was too high for me but I tried to ride it. I rodethe bicycle around my house. Suddenly I felt of the bicycle. My knee washurt and my bicycle was broken. At that time the situation was very bad(.)I cried because I was afraid my mather would be angry to me (.)
141
After that my father came and helped me to ride the bicycle Thatwas my bad experience and I will never forget it (.)
Aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu
penggunaan ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca,.
Menurut Gie (1992:33--36) ada tiga asas utama dalam keterampilan
menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. Asas ketepatan
mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya
berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan
kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada karangan
S28, terdapat tiga kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan
ini juga terdapat dua kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya
penggunaan tanda baca pada tiga kalimat. Salah satu contoh kesalahan
ejaan bahasa Inggris pada kalimat (4). Penulisan yang benar seharusnya
adalah “I thought the bicycle was too high for me but I tried to ride it.”
Oleh karena itu, karangan S28 masih belum mencapai nilai sesuai dengan
KKM.
Contoh Karangan S30 (menengah pada pretest)
The Worst Experience
(1)Last week, I had bad experience. there was an accident happenedto me in the morning (2)At that time I should go to school early becausethere was an exam
(3)I woke up late because my alarm clock did not ring. (4)so I hadbreakfast quickly. (5)I ran out of the house trying to get the buss, but Imissed it. (6)I wanted to take a taxi but I did not have enough money. (7)Iwas so confuse so I cried.
142
(8)Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car.(9)Than we went to school together so I did not late. (10)That was my badexperience.
Saran perbaikan:The Worst Experience
Last week, I had bad experience. There was an accident happenedto me in the morning(.) At that time I should go to school early becausethere was an exam(.)
I woke up late because my alarm clock did not ring. So I hadbreakfast quickly. I ran out of the house trying to get the bus, but I missedit. I wanted to take a taxi but I did not have enough money. I was soconfuse so I cried.
Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. Thenwe went to school together so we did not late. That was my badexperience.
Dapat dilihat pada karangan S30, terdapat dua kesalahan dalam
ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat dua kesalahan
penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada dua
kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat
(5). Penulisan yang benar seharusnya adalah “I ran out of the house trying
to get the bus, but I missed it”. Oleh karena itu, karangan S30 masih
belum mencapai nilai sesuai dengan KKM.
Contoh Karangan S16 (tertinggi pada pretest)Bad Accident in The Morning
(1)Last year when I was in Junior High School, I had a badexperience. (2)It happened on Monday morning. (3)I and my friend went toschool by motorcycle. (4)On the street there was a red car that made me soangry.
(5)While I was riding the motorcycle, there was a red car next to mymotorcycle. (6)that red car moved quickly on the street and then splashed
143
dirty water on us. (7)I and my friend were shocked. (8)All of our uniformwere so dirty and wet. (9)At that time we were so angry with the driver.
(10)When we arrived at school (,) we almost late. (11)then we cleanedour uniform and washed our face. (12)We felt our experience on that daywas our bad experience (.)
Pada karangan S16 di atas tidak ditemukan kesalahan dalam
penggunaan ejaan bahasa inggris. Namun, ditemukan dua kesalahan dalam
penulisan tanda baca dan dua kesalahan dalam penulisan huruf kapital
pada karangan tersebut. Kesalahan yang dimaksud, pada kalimat (6) dan
pada kalimat (11). Penulisan huruf kapital yang benar pada awal kalimat
tersebut seharusnya adalah “That red car...” dan “Then we cleaned...”
Oleh karena itu, karangan S16 memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda
dari tahap pretest.
Tabel 4.19 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek MekanikNo Kesalahan pada huruf kapital
atau tanda bacaKesalahan pada ejaan
1 (S06) I went to School by motorcycle.Saran perbaikan:I went to school by motorcycle.
(S13) I cried because I was afreid.Saran perbaikan:I cried because I was afraid.
2 (S36) My Grandmother lives in Gianyar.Saran perbaikan:My grandmother lives in Gianyar.
(S09) I was shocked because I loss my bag.Saran perbaikan:I was shocked because I lost my bag.
3 (S22) My brother gave me shoesbag and T-Shirt.Saran perbaikan:My brother gave me shoes (,) bag (,)and T-Shirt
(S27) That was the worsted day in my life.Saran perbaikan:That was the worst day in my life.
144
4.3.2 Analisis Hasil Posttest Experimental Group
Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas
X.7SMAN 1 Sukawati dalam aspek menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam
bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Posttest
dilaksanakan pada Sabtu, 12 September 2015 yang diikuti oleh 37 orang siswa.
Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan
menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah disiapkan.
Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata,
tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.20 Hasil Posttest Siswa Kelas X.7 (Experimental Group)
No NamaSiswa
Judul Karangan Aspek Penilaian SkorA B C D E
1 S01 Went to Kober DevilNoodle
21 28 12 15 4 80
2 S02 My Bad Experience 20 28 13 15 3 793 S03 My Bad Holiday 22 27 12 14 4 794 S04 Unexpected Accident 21 27 11 15 3 775 S05 Fell off my motorcycle 22 29 13 16 4 846 S06 When I Lost in The Bali
Carnival23 30 16 16 4 89
7 S07 Felling from motorcross 22 26 13 15 4 758 S08 The Worst Experience
That I Never Forget22 26 16 17 4 85
9 S09 My Bad Memory 21 27 12 13 4 7710 S10 Lost My Money 22 29 13 15 4 8011 S11 The Worst Vacation at 20 28 12 15 4 79
145
Bedugul12 S12 The Naughty Girl and
Guava Tree22 29 16 17 4 87
13 S13 Went to Papua 21 28 13 15 4 8114 S14 My Bad Morning 20 27 12 14 4 7715 S15 My Bestfriend and My
First Love21 28 12 16 4 81
16 S16 When I alone at Home 20 28 11 14 4 7717 S17 When I Got a
Stomachache21 29 12 16 4 86
18 S18 The Bad Morning that IEver Had
22 30 13 15 4 84
19 S19 When I Woke Up Late 21 27 14 16 4 82
20 S20 My Bad Moment 21 28 12 15 4 8021 S21 Went to Sorong 20 25 11 16 3 7522 S22 My Bad Experience 21 27 14 15 4 8123 S23 My Ex-Girlfriend 22 27 14 15 4 8224 S24 Went to My Grandmas
House20 26 12 15 4 77
25 S25 I Lost My Girlfriend 21 25 11 16 4 7726 S26 When I Fell off My
Motorbike23 28 12 15 4 82
27 S27 When I Missed MyFamily
23 26 12 15 4 79
28 S28 The Worst KiteCompetition
22 28 13 15 4 82
30 S31 My Racing Muffler 20 26 12 15 4 7731 S32 Sleep, and have a nice
dream23 28 14 15 4 84
32 S33 My Broken Tire 22 28 15 14 4 8333 S34 Motorcycle tire leaked 19 25 11 15 4 7534 S35 When I Lost My Money 22 29 12 16 4 8335 S36 Holiday 21 27 16 15 4 8336 S37 Fell off My Motorbike 21 26 12 14 4 7537 S38 Very Bad Experience 22 28 13 15 4 8238 S01 Bad Experience at the
Supermarket23 28 12 15 4 80
Jumlah tiap aspek penilaian 785 1014 465 559 145 2987Rata-rata tiap aspek penilaian 21,2 27,4 12,5 15,1 3,9 80,7Rata-rata kelas 80,7Nilai tertingggi 89Nilai terendah 75
Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik
146
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata siswa dalam menulis narasi adalah 80,7. Nilai tertinggi siswa menulis
narasi adalah 89 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa, kemudian ada 26 orang
siswa yang mampu mencapai KKM dengan nilai antara 78 sampai dengan 88.
Nilai terendah pada posttest ini adalah 75 yang diperoleh oleh 7 orang siswa. Ada
27 orang siswa dalam posttest yang mampu memenuhi nilai KKM sedangkan 10
siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata tersebut menandakan
bahwa pada posttest di experimental group terjadi peningkatan sebesar 10,8 dari
pretest.
Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009:307--
308) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata
bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan akhir siswa
dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian.
1) Aspek IsiPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 21,2. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
experimental group untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua
karangan ini diambil sebagai pembanding dari S11 (siswa dengan nilai
terendah pada pretest), S30 (siswa dengan nilai menengah pada pretest)
dan S06 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest)
Contoh Karangan S11 (terendah pada pretest)
The Worst Vacation at Bedugul
147
(1)Last month I had a very bad experience. (2)That happened onSunday morning when I and my family went to Bedugul. (3)We went thereby a car. (4)There were six people on the car.(5)We went to Bedugul at 07.00a.m.
(6)When we arrived at Bedugul, we went to Kebun Raya Bedugul.(7)My father parked the car in front of the gate. (8)Then the worker in frontof the gate told us to buy some tickets. (9)My father wanted to pay thetickets but he forgot to bring his wallet! (10)I and my family were soconfuse. (11)We did not bring enough money.(12)I was so embarrassed at thattime.
(13)Then my father decided to go to the ATM near the market. (14)Hetook some money so he could pay the ticket. (15)Then I and my family couldenter Kebun Raya Bedugul.(16)That was my bad experience.
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas
tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik dan
mind mapping, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi
yang ada dalam cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa unsur
utama yang dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi
karangan. Di pihak lain Hernowo (2003:12) mengemukakan bahwa mind
mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pelajar
untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Pemetaan pikiran merupakan cara yang sangat
baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis.
Dapat dilihat pada karangan S11, isi karangan ini telah sesuai dengan topik
dan mind mapping yang telah dibuat sebelumnya. Topik dalam karangan
ini adalah Bad Experience dan isi karangan ini menceritakan pengalaman
yang buruk ketika penulis dan keluarganya pergi ke Kebun Raya Bedugul.
Judul yang digunakan dalam karangan ini adalah “The Worst Vacation on
Bedugul” cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut.
148
Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang
terkandung dalam karangan narasi, yaitu alur, penokohan, latar dan sudut
pandang. Dapat dilihat pada karangan S11 ini, keempat unsur narasi
tersebut telah terpenuhi. Alur karangan ini telah sesuai dengan urutan
waktu, sedangkan latar dalam karangan ini adalah peristiwa yang terjadi
pada hari Minggu di Kebun Raya Bedugul.Menurut Keraf (2007:191), sudut pandang adalah bagaimana fungsi
seorang pengisah (narator) dalam sebuah narasi. Dalam cerita ini penulis
mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu narator menceritakan
perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya. Jadi, penulis adalah
tokoh utama dalam karangan ini. Penggunaan mind mapping sangat
membantu dalam pengembangan isi karangan ini. Pada mind mapping
yang dibuat telah dicantumkan dengan jelas unsur narasi yang ada dalam
karangan meliputi alur, penokohan, latar dan sudut pandang beserta
dengan informasi penting lainnya. Oleh karena itu, karangan S11 pada
posttest ini memperoleh nilai lebih baik dibandingkan dengan pretest.
Contoh Karangan S30 (menengah)My Racing Muffler
(1)Last Sunday, I had a bad experience. (2)At that time, I went to myfriend’s house in Sanur. (3)I went there to return some books to my friend,Dito.
(4)On the road, there was a police drove motorcycle beside me.(5)Suddenly the police commanded me to stop and wanted to bring mymotorcycle to the police office. (6)I was scared so I stop my motorcycle.(7)The police explained that I used a racing muffler, that is why he shouldbrought my motorcycle to the office. (8)I was confuse, because I didn’tbring my driving license. (9)I called my father and told him that I was in thepolice office.
(10)Few minutes later, my father came to the police office. (11)He paidRp.300.000 as the replacement of the motorcycle. (12)My father was angry
149
with me and he did not allow me to use muffler racing anymore. (13)Thatwas my bad experience.
Dapat dilihat pada karangan S30, isi karangan ini telah sesuai
dengan topik dan mind mapping yang telah dibuat sebelumnya. Topik
dalam karangan ini adalah Bad Experience dan isi karangan ini
menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis sedang mengendarai
sepeda motor. Judul yang digunakan dalam karangan ini adalah “My
Racing Muffler” cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan
tersebut. Ada empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi, yaitu
alur, penokohan, latar dan sudut pandang (Keraf, 2007:148) . Dapat dilihat
pada karangan S30 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi. Alur
karangan ini telah sesuai dengan urutan waktu, sedangkan latar dalam
karangan ini adalah peristiwa yang terjadi pada hari Minggu di daerah
Sanur.
Menurut Alwasilah (2005: 119), karangan narasi terdiri dari
beberapa unsur, antara lain alur cerita, latar, penokohan, dan sudut
pandang. Sejalan dengan pendapat tersebut, penggunaan mind mapping
sangat membantu dalam mengembangkan isi karangan sesuai dengan
unsur karangan tersebut. Dengan penggunaan mind mapping tersebut,
semua unsur narasi dan informasi lainnya dapat dicantumkan dalam
karangan ini tanpa ada yang terlupakan. Dalam karangan S30 ini alur
cerita telah dipaparkan sesuai dengan urutan dalam cerita tersebut. Unsur
narasi yang lain, seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah
150
terpenuhi dalam karangan ini. Latar cerita ini adalah hari Minggu di daerah
Sanur. Dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis
mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh
utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya
sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya penggunaan mind mapping,
karangan S30 ini memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai pretest sekaligus melampaui nilai KKM.
Contoh Karangan S06 (tertinggi pada pretest)When I Lost in The Bali Carnival
(1)When I was a kid, I had a very bad experience. (2)It happenedwhen I was six years old. (3)At that time, my parents and I went to ArtCentre in Denpasar. (4)When we arrived there, we saw many intrestingperformances. (5)I still remembered when my father took me to see TheBarong Dance. (6)I was so happy because it was my first time to see theshow.
(7)After walked around we were so tired. (8)We took a rest at the foodcourt. (9)When my parents were eating, I went alone to see the clown. (10)Ifollowed the clown until I realized that I got lost. (11)I tried to find myparents and went back to the food court, but my parents were no longer inthere. (12)I was so confused and scared. (13)Then I cried because I wasafraid if they already left me alone.
(14)When I cried, someone came to me. (15)Then he took me to thesecurity post. (16)I met my parents there. (17)They looked so panic, and mymother cried. (18)I was so happy because I could met my parents again.(19)We also very grateful to the man who helped me even though I did notknow his name. (20)That was the worst experience I ever had.
Alwasilah (2005:112) menyatakan bahwa topik berarti pokok
pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Kesesuaian isi dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan
narasi. Sejalan dengan hal tersebut, Buzan (2008:9) mengemukakan bahwa
mind mapping merupakan suatu cara memetakan sebuah informasi yang
151
digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai
imajinasi kreatif. Lebih lanjut Buzan (2008:127) menyatakan bahwa salah
satu manfaat penggunaan mind mapping adalah topik dapat terdefinisi
secara sangat jelas karena dicantumkan di tengah gambar. Pada karangan
S06 di atas, isi karangan ini telah sesuai dengan topik dan mind mapping
yang ditentukan. Topik dalam karangan adalah Bad Experience dan isi
karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis
berkunjung ke Art Centre. Judul yang digunakan “The Worst Day in My
Life” sudah lebih spesifik dan sesuai dengan isi karangan.
Karangan narasi terdiri dari beberapa unsur, antara lain alur cerita,
latar, penokohan, dan sudut pandang. Sejalan dengan pendapat tersebut,
penggunaan mind mapping sangat membantu dalam mengembangkan isi
karangan sesuai dengan unsur karangan tersebut. Buzan (2008:15)
mengemukakan bahwa poin penting yang tercantum dalam mind mapping
tersebut menggunakan 5WH (what, why, where, when, who dan how).
Dengan penggunaan mind mapping tersebut, semua unsur narasi dan
informasi lainnya dapat dicantumkan dalam karangan ini tanpa ada yang
terlupakan. Dalam karangan S06 ini alur cerita telah dipaparkan dengan
jelas sesuai dengan urutan dalam cerita tersebut. Unsur narasi yang lain,
seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam
karangan ini. Latar cerita ini adalah ketika penulis berusia enam tahun di
Art Centre. Dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa
penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai
152
tokoh utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan
dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya penggunaan mind
mapping, karangan S06 ini memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai pretest sekaligus melampaui nilai KKM.
Tabel 4.21 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi
No Kesesuaian Isi denganTopik
Kesesuaian Isidengan Judul
Unsur Narasi
1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik dan peta pikiran
Contoh:(S28) menulis karangandengan judul “The Worst Kite Competition” yang menceritakan pengalaman buruk saat mengikuti lomba layang-layang beserta mind mappingyang sesuai dengan topik tersebut
Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan
Contoh: (S23) Judul karangan “My Ex-Girlfriend” seharusnya bisa diganti menjadi “My Bestfriend Stole My Girlfriend” sehingga dapat mencerminkan isi cerita
Unsur narasi lengkapdan pemaparannya jelas
Contoh:(S8, S12, S19, S28, S30) mencantumkan dengan jelas dan tepat aspek alur, penokohan, latar, dansudut pandang dalamkarangannya
2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik dan peta pikiran
(Tidak ditemukan dalam karangan)
Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa
Contoh:(S2 dan S22) menggunakan judul yang sama, yaitu “My Bad Experience”
Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan
(Tidak ditemukan dalam karangan)
2) Aspek OrganisasiPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 27,4. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
153
experimental group untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua
karangan ini diambil sebagai pembanding dari S38 (siswa dengan nilai
terendah pada pretest) , S13 (siswa dengan nilai menengah pada pretest)
dan S12 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest)
Contoh Karangan S38 (terendah pada pretest) Bad Experience at the Supermarket Judul
(1)When I was eight years old, I had a bad experience. (2)One daymy mother asked me to buy some flour at the market. (3)I did not want to gobecause I wanted to watch TV. (4)But my mother was angry with me.
Orientation(5)So I went to the market to buy some flour. (6)I went there by
bicycle. (7)When I arrived at the supermarket, I took 2 kilograms of flourthen I brought it to the cashier. (8)At the cashier, when I wanted to pay Icould not find my money. (9)Then I remembered that I forgot to took themoney in the kitchen. (10)I was so confused then I told to the cashier that Iforgot to bring my money. (11)I felt so shy when I went home.
Complication(12)When I arrived at home, my mother suddenly came and gave me
some money. (13)She told me that I should go back to the supermarket againto buy flour. (14)I did not want to go because I felt so embarrassed but mymother did not want to know. (15)That was my bad experience when I was akid. Resolution
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi
terdiri atas tiga komponen pendukung yaitu organisasi penulisan secara
umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi.
Alwasilah (2005:119) menyatakan bahwa sebuah karangan narasi dapat
dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen umum
yang dapat diidentifikasi dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan,
konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa,
dan solusi. Dapat dilihat pada karangan S38, organisasi penulisan karangan
154
ini sudah mencantumkan bagian orientation, complication, dan resolution.
Penggunaan mind mapping juga sangat membantu dalam organisasi
penulisan karangan ini. Artinya bagian-bagian yang akan dicantumkan
dalam karangan ini, seperti orientation, complication, dan resolution telah
dipaparkan dengan jelas pada mind mapping. Di pihak lain kohesi
merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang
lain dalam wacana, sedangkan koherensi adalah pengaturan kenyataan dan
gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan, 1976:97). Lebih
lanjut Halliday dan Hasan (1979:226) menyatakan bahwa conjunction
adalah hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat,
maupun antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung.
Aspek kohesi dan koherensi berupa additive conjunction dalam karangan
ini tampak pada kalimat (12). Kata and dalam kalimat tersebut
menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang sama dalam kalimat.
Oleh karena itu, karangan S38 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada
posttest.
Contoh Karangan S13 (menengah pada pretest)Went to Papua Judul
()1)Five years ago, Me and my family went to Papua. (2)We wentthere to visit my uncle. (3)When we arrived in the harbour, the situation wasvery crowded. (4)Then we continued the trip to my uncle’s house in Sorong.
Orientation(5)When we passed the jungle near the village, suddenly a goat went
across the road and we hit it. (6)The car was broken and then me and my
155
brother should push the car into the nearest lodging. (7)After that we stayedin that lodging and repaired the car. (8)I was so tired and hungry, but thereataurant already closed so we didn’t eat anything
Complication(9)In the morning we continued the journey about 8 hours. (10)Then
in the afternoon we arrived at my uncle’s house. (11)That was the worstexperience that I ever had. Resolution
Pada karangan S13 di atas terdapat orientasi penulisan yang sudah
terstruktur dengan baik. Dalam karangan ini terdapat tiga paragraf yang
terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Penggunaan metode
mind mapping di sini juga sangat bermanfaat dalam menyusun organisasi
penulisan karangan. Sejalan dengan pendapat Hernowo (2003:12) bahwa
mind mapping merupakan cara yang baik untuk menghasilkan dan menata
gagasan sebelum mulai menulis. Dengan demikian, organisasi penulisan
karangan ini tertata dengan sistematis sesuai dengan jalan ceritanya.
Di pihak lain kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur
yang satu dan unsur yang lain dalam wacana, sedangkan koherensi adalah
pengaturan kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian
yang logis sehingga mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday
dan Hasan, 1976:97). Halliday dan Hasan (1979:226) mengemukakan
bahwa conjunction dapat diartikan sebagai hubungan dua unsur bahasa,
baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf dengan
menggunakan perangkat atau penghubung. Dalam karangan ini tampak
penggunaan aspek kohesi dan koherensi berupa additive conjunction, pada
kalimat (1). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur
156
yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Oleh karena itu, karangan
S13 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S12 (tertinggi pada pretest) The Naughty Girl and The Guava Tree Judul
(1)When I was a kid, I was a naughty girl.(2)I like running andclimbing the tree with all my friends. (3)I also I really liked to break therules. (4)My mother always angry with me if I did something bad. (5)But Ijust ignored her and did whatever I wanted. Orientation
(6)Until one day, I and my friend played under the guava tree infront of my house. (7)I saw so many guava on the tree and I also wanted toeat them. (8)So I decided to climb the tree. (9)But unfortunately, my footslipped when I step the branch of the tree and then I fell down. (10)My handand my knee was hurt so I cried. Complication
(11)I was so lucky that my mother still at home. (12)My mother camewhen she heard me cry. (13)She helped me and treated my hand when Icried. (14)My mother was so angry with me and she punished me. (15)She didnot allow me to play outside for a week. (16)That was the worst experiencethat I have ever had. Resolution
Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan,
dan penutup. Pada karangan S12 di atas terdapat orientasi penulisan yang
sudah terstruktur dengan baik. Dalam karangan ini terdapat tiga paragraf
yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Penggunaan
metode mind mapping di sini sangat bermanfaat dalam menyusun
organisasi penulisan karangan. Di mana mind mapping merupakan cara
yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai
menulis (Hernowo, 2003:12). Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat
aspek kohesi dan koherensi yang tepat.
157
Menurut pendapat Halliday dan Hasan (2007:131), reference
adalah sebuah hubungan antarmakna dalam sistem linguistik, yang
berkenaan dengan hubungan antara sebuah unsur wacana dan sebuah unsur
yang terletak sebelum atau sesudahnya di dalam wacana. Salah satu contoh
aspek kohesi gramatikal berupa personal reference tampak dalam kalimat
(14). Kata she pada kalimat di atas mengacu pada orang ketiga yang
sedang dibicarakan, yaitu my mother yang telah disebutkan di awal
kalimat. Dalam kalimat ini juga ditemukan beberapa peranti kohesi lain,
seperti additive conjunction dan temporal conjunction. Oleh karena itu,
karangan S12 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest.
Tabel 4.22 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek OrganisasiNo Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan1 Karangan terdiri atas tiga
paragraf walaupun kurang sistematis
Contoh:(S14, S17, S32, S35) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana
Ada penggunaan conjunction di dalam karangan walaupun masih sederhana.
Contoh:(S02) I and my friend went to school together.
2 Karangan hanya terdiri atas dua paragraf(Tidak ditemukan dalam karangan)
Ada kesalahan dalam penggunaan personal reference di dalam karangan
Contoh: (S01) My mother was angry with me, he did not give me money.Saran perbaikan:My mother was angry with me, she did not give me money.
158
3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf
(Tidak ditemukan dalam karangan)
Tidak ada penggunaan conjunction di dalam karangan
Contoh:(S22)I did not bring money unfortunatelyI was so thirsty.Saran perbaikan:I did not bring money but unfortunately Iwas so thirsty.
3) Aspek KosakataPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 12,5. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa
experimental group pada posttest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi.
Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding dari S01 (siswa dengan
nilai terendah pada pretest) dan S19 (siswa dengan nilai tertinggi pada
pretest).
Contoh Karangan S01 (terendah pada pretest)Went to Kober Devil Noodle
(1)Last week I had a very bad experience. (2)I went to Kober DevilNoodle with my friend. (3)We went there by motorcycle. (4)Kober NodleDevil is located near my house in Batubulan.
(5)When I and my friend arrived there, we ordered our favouritemenu. (6)We waited about 40 minutes because there were many people whowanted to eat there. (7)When our menu came, we ate that. (8)The noodle wasso delicious. (9)After eating the noodle we went home. (10)At home I feltthere was something wrong with my stomach. (11)I felt pain in my stomatchthen I was vomited. (12)I cried because the pain is too strong and I couldnot hold it. (13)Then I called my mother.
(14)Then I went to a hospital with my mother. (15)The doctorexamined me and gave me medicine. (16)Then the doctor said that I get astomachache because the noodle is too hot. (17)He did not allow me to eatthat noodle again.
159
Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa
aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan
kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan
kosakata. Dapat dilihat pada karangan S01, secara umum penguasaan
kosakata yang digunakan sudah lebih baik. Yule (2010:83) menyatakan
bahwa preposition adalah kata-kata (at, in, on, near, with, without) yang
digunakan dengan nomina dalam frasa untuk memberikankan informasi
tentang waktu (at five o’clock, in the morning), tempat (on the table, near
the window), dan lainnya (with a knife, without a thought) termasuk aksi
dan benda. Salah satu contoh penggunaan preposition yang benar adalah
pada kalimat (4). Kata in dalam kalimat tersebut merupakan contoh
penggunaan preposition yang benar. Selain itu dalam karangan ini tidak
ditemukan adanya kesalahan, baik dalam penggunaan maupun pemilihan
kosakata. Oleh karena itu, karangan S01 mencapai nilai yang lebih tinggi
pada tahap posttest.
Contoh Karangan S20 (menengah pada pretest)
A Really Bad Day
(1)One day when I was in Primary School, I had a really bad day.(2)It’s all started because my parents were having a hard time goingthrough their divorce.
(3)While I was in math class, a student kept on talking to the personbehind me. (4)But everytime the teacher heard a noise I was the one whogot blamed. (5)Finally I told the teacher that I were not the one that wastalking, but she did not believe me and sent me down to the principal’soffice.
160
(6)I explained to the principal that I did not make a noise. (7)Luckily,the principal could understand and allowed me to go back to myclassroom. (8)That wa the experience that I will never forget.
Pada karangan S20 penguasaan kosakata sudah lebih baik.
Pemilihan kosakata yang digunakan pun lebih luas dan bervariasi.
Adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan untuk menerangkan
noun atau pronoun yang dapat berupa orang, tempat, binatang, benda atau
konsep abstrak d untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda
yang dirujuknya seperti misalnya happy people, large objects, a strange
experience (Yule, 2010:83). Contoh penggunaan adjective dalam karangan
ini adalah pada kalimat (7). Kata lucky dalam kalimat tersebut merupakan
contoh penggunaan adjective yang benar. Pada karangan ini juga tidak
ditemukan adanya kesalahan, baik dalam pemilihan maupun penggunaan
kosakata. Oleh karena itu, karangan S20 ini memperoleh nilai yang lebih
tinggi pada tahap posttest.
Contoh Karangan S19 (tertinggi pada pretest)When I Woke Up Late
(1)I had a very bad experience. (2)It happened last week on Mondaymorning. (3)That day there was a flag ceremony at my school. (4)I should bethere before 07.00 a.m. because the flag ceremony would begin at 07.15a.m.
(5)Unfortunately, I woke up late because my alarm clock did notring. (6)I woke up quickly and had a shower in hurry. (7)Then I went toschool by motorcycle. (8)I was rode my motorbike so fast. (9)On the street Ipassed the traffic light. (10)I failed to stop when the light was red.
161
(11)Suddenly a policeman overtook me and told me to stop. (12)He wanted tosee my driving license but I forgot to bring it. (13)The police was so angryand did not allow me to go.(14)He also gave me the traffic ticket and toldme that he would confiscated my driving license.
(15)I was so confused so I called my father and told him to come.(16)My father came and brought my driving license, so I could give it to thepolice. (17)But my father also angry with me because he was late for workbecause of me. (18)I was also late and I did not go to school. (19)That wasthe worst day in my life.
Pada karangan S19 penguasaan kosakata sudah lebih baik.
Pemilihan kosakata yang digunakan pun lebih luas dan bervariasi. Seperti
yang dikemukakan oleh Yule (2010:83) pada pembahasan sebelumnya
bahwa adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan
nomina untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda yang
dirujuknya. Contoh penggunaan adjective dalam karangan ini adalah pada
kalimat (13). Kata angry dalam kalimat tersebut merupakan contoh
penggunaan adjective yang benar. Selain itu, pada karangan ini tidak
ditemukan adanya kesalahan, baik dalam pemilihan maupun penggunaan
kosakata. Oleh karena itu, karangan S20 ini memperoleh nilai yang lebih
tinggi pada tahap posttest.
Tabel 4.23 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek KosakataNo Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan1 (S30) I bought instant woodles
and milk.I bought instant noodles andmilk.
2 (S36) I was angry because thedriver kidding to me.
I was angry because the driverlied to me.
3 (S17) At that time I got stomachillness.
At that time I got stomachache.
162
4) Aspek Tata BahasaPada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 15,1. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil
dari S15 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S23 (siswa dengan
nilai menengah pada pretest) dan S08 (siswa dengan nilai tertinggi pada
pretest)
Contoh Karangan S15 (terendah pada pretest)
My Bestfriend and my First Love
(1)I had a very bad experience. (2)It happened last month. (3)At thattime I had a broken heart. (4)I fell in love with my classmate, Mita. (5)She isso smart and beautiful. (6)Everytime I saw her, I always smile because shewas my first love.
(7)I really loved her so I told her about my feeling. (8)Unfortunately,she said that she just wanted to be my friend and no more than that. (9)Shedid not love me back. (10)I was so sad at that time but we still be friend.(11)But one day I saw my bestfriend Dika was hugging her. (12)I was so sadaftter I knew that my bestfriend loved her too. (13)I thought that mybestfriend had lied to me.
(14)One day Dika came to me and said that he did not want to breakour friendship. (15)He decided to leave Mita because he did not want tohurt me. (16)Finally I and Dika forgot about that girl. (17)That was my badexperience about love.
Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek tata bahasa
terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa serta
pemahaman terhadap kalimat. Menurut Yule (2010:83) tata bahasa adalah
proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua
unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa.
Beahaqi (2009:37) menyatakan bahwa pola did + present verb digunakan
untuk memberikankan tekanan dalam kalimat, seperti dalam kalimat “I
did pass the examination even though I didn’t study hard.” Salah satu
163
contoh penggunaan pola tersebut dalam karangan ini adalah pada kalimat
(9). Kata did pada kalimat tersebut memberikankan penekanan bahwa
subjek she yang dimaksud tidak mencintai objek me dalam karangan
tersebut.
Menurut Leech (2006:119), verbs berasal dari bahasa Latin verbun
yang berarti ”kata” dalam arti melakukan atau memiliki. Verbs dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu regular dan irregular verb. Salah satu
contoh penggunaan irregular verb adalah pada kalimat (4). Kata felt (verb
2) dalam kalimat tersebut merupakan bentuk irregular verb yang berasal
dari kata fall (verb 1). Dapat dilihat pada karangan S15, penguasaan tata
bahasa bahasa secara umum dan pemahaman terhadap kalimat sudah baik.
Dalam karangan ini juga tidak ditemukan kesalahan tata bahasa. Oleh
karena itu, karangan S15 mencapai nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S23 (menengah pada pretest)
Study Tour
(1)Four years ago, I had a bad experience in my life. (2)It was when Ihad a study tour with my friend to Java. (3)We went there by an aeroplaneand stayed there for 7 days.
(4)In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5)I had somebad feeling because the hotel seemed so weird and mysterious. (6)Some ofmy friends were also felt the same. (7)At night, I suddenly woke up. (8)I hada scary nightmare about that hotel and saw many bad things about myroom. (9)I was so scared and couldn’t sleep again.
(10)In the morning we continued our trip to Bandung. (11)There weresome weird incidents after we left the hotel. (12)So we had prayed together
164
before we continued our trip. (13)That was the experience that I will \neverforget.
Menurut Dykes (2007:62), adverb of time adalah kata keterangan
yang menerangkan kapan waktu kejadian terjadi. Contoh penggunaan
adverb of time adalah pada kalimat (1). Kata four years ago pada kalimat
tersebut merupakan contoh penggunaan adverb of time yang menjelaskan
keterangan waktu yang lampau sesuai dengan pola kalimat dalam past
tense. Leech (2006:119) menyatakan bahwa verbs berasal dari bahasa
Latin verbun yang berarti ”kata” dalam arti melakukan atau memiliki. Ada
dua jenis verb, yaitu regular dan irregular verb. Salah satu contoh
penggunaan irregular verb dalam karangan ini adalah pada kalimat (3).
Kata went (verb 2) dalam kalimat tersebut merupakan bentuk irregular
verb yang berasal dari kata go (verb 1). Pada karangan S23 dapat dilihat
bahwa penguasaan tata bahasa bahasa secara umum dan pemahaman
terhadap kalimat sudah baik. Oleh karena itu, karangan S15 mencapai nilai
yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S08 (tertinggi pada pretest)The Worst Experience That I Never Forget
(1)Last year, when I was in Junior High School, I had a very badexperience. (2)That day I woke up late because my alarm clock did notring. (3)Then I ran into the bathroom to take a bath and after that I hadbreakfast.
(4)I went to school by motorbike. (5)I was in hurry. (6)When I arrivedat school, I rushed to the classroom but the lesson had already started.(7)So I knocked the door and asked permission to enter the class. (8)Myteacher was angry because I was late and he told me to stand up in frontof the class. (9)I should apologize to all my friend because I was late, butthe teacher did not allow me to sit in my chair. (10)So I stood up in front ofthe class until the lesson finished.
165
(11)At that time I was so embarrassed. (12)After class I came to myteacher and apologized to him because I was late. (13)I promised him that Iwould not come late again.(14)That was my bad experience that I willnever forget.
Menurut Baehaqi (2009:35) past tense digunakan untuk
menyatakan peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada masa lampau. Salah
satu contoh penggunaan past tense dalam karangan ini adalah pada kalimat
(7). Tanpa menggunakan keterangan waktu, kata kerja knocked dan asked
di atas sudah menunjukkan bahwa kalimat tesebut dalam bentuk lampau.
Sejalan dengan yang diungkapkan Dykes (2007:62) pada pembahasan
sebelumnya, adverb of time adalah kata yang menerangkan kapan waktu
kejadian terjadi. Contoh penggunaan adverb of time adalah pada kalimat
(1). Kata last year pada kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan
adverb of time yang menjelaskan keterangan waktu yang lampau sesuai
dengan pola kalimat dalam past tense. Pada karangan S08 di atas
penguasaan tata bahasa sudah baik. Selain itu, dalam karangan ini tidak
ditemukan adanya kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu, karangan S12 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Tabel 4.24 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Tata BahasaNo Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan1 Penggunaan past tense
Contoh: (S21) Last month i come to my uncle’s house in Sorong.
Last month i came to my uncle’s house in Sorong.
2 Penggunaan preposisiContoh: (S04) My friend live on Majapahit street number 3.
My friend live at Majapahit street number 3.
166
3 Penggunaan to beContoh: (S26) We was afraid because it was already dark outside.
We ware afraid because it was already dark outside.
5) Aspek MekanikPada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek
ini sebesar 3,9. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil dari
tiga karangan siswa yaitu S05 (siswa dengan nilai terendah pada pretest),
S38 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S31 (siswa dengan
nilai tertinggi pada pretest).
Contoh Karangan S05 (terendah pada pretest)
Fell off my Motorcycle
(1)I had a very bad experience.(2)It happened two months ago. (3)Onthat day I went to school with my bestfriend, Dipta. (4)Suddenly theaccident happened to me and my friend.
(5)We were on the street and I was riding my motorcycle whensuddenly someone hit my motorcycle from the back.(6)At that moment wefell off motorcycle.(7)The person who hit my motorcycle did not stop. (8)Hedid not helped me and my friend. (9)I was shocked because my arm washurt, then I cried.
(10)Then there was a man who helped me and my friend. (11)He gaveme some water and medicine.(12)After that I and my friend went hometogether. (13)That was the experience that I will never forget.
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri
atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa Inggris,
penulisan huruf kapital dan tanda baca. Gie (1992:33--36) mengemukakan
bahwa ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu asas
kejelasan, asas keringkasan, dan asas ketepatan. Asas ketepatan
167
mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya
berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan
kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada karangan
S05, tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam ejaan bahasa Inggris,
penulisan huruf kapital, maupun tanda baca. Oleh karena itu, karangan S05
memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest.
Contoh Karangan S38 (menengah pada pretest)
Bad Experience
One day when I was in Primary School, I had a bad experience. Itstarted when my parents were going to divorce.
While I was in math class, a student kept on talking to the personbehind me. But everytime the teacher heard a noise I was the one who gotblamed. Finally I told the teacher that I were not the one that was talking,but she did not believe me and sent me down to the principal’s office(.)
(6)I explained to the principal that I did not make a noise. Luckily,the principal could understand and allowed me to go back to myclassroom. (8)That was the experience that I will never forget(.)
Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri
atas tiga komponen pendukung, yaitu ejaan bahasa Inggris, penulisan
huruf kapital dan tanda baca, serta kerapian tulisan. Pada karangan S38 di
atas tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam penggunaan ejaan
bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun tanda baca sehingga
tulisan ini mudah dibaca dan dimengerti. Oleh karena itu, karangan S38 ini
berhasil memperoleh nilai yang lebih baik pada tahap posttest.
Contoh Karangan S31 (tertinggi pada pretest)Sleep and have a nice dream
168
(1)Yesterday I had a very bad experience. (2)It happened when I wasin my classroom. (3)That day I was study chemsitry. (4)It was the lesson thatI really hated. (5)At that time the teacher was in front of the class, heexplained about the theory of atom. (6)All of my friend were listening to theteacher.
(7)The lesson was so bored and I could not understand what theteacher said. (8)I was sleepy but I did not dare to sleeep. (9)The teacher stilltalked and I could not concentrate so I fell asleep.(10)I slept about 10minutes. (11)Suddenly I woke up and looked around. (12)Then I saw theteacher stood beside me and then he said “Have a nice dream!”. (13)All myfriends were laughing. I was so embarrased.
(14)Luckily, the teacher was not angry to me. (15)He gave me solutionso I did not sleep again. (16)He told me to wash my face in the bathroomand also ate candy. (17)If I was still sleepy, he told me that I should gohome. (18)That was the worst day in my life.
Pada karangan S31 di atas tidak ditemukan adanya kesalahan, baik
dalam penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun
penulisan tanda tanda baca. sehingga tulisan ini mudah dibaca dan
dimengerti. Oleh karena itu, karangan S31 ini berhasil memperoleh nilai
yang lebih baik pada tahap posttest.
Tabel 4.25 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek MekanikNo Kesalahan pada huruf kapital
atau tanda bacaKesalahan pada ejaan
1 (S21) I was born in sorong papua.Saran perbaikan:I was born in Sorong, Papua
(S36) My friend said that he did not redy yet.Saran perbaikan:My friend said that he did not raedy yet.
2 (S02) I went to my brother’s house in uluwatu.Saran perbaikan:I went to my brother’s house in Uluwatu.
(S) We went to Gianyar by motorcicle.Saran perbaikan:We went to Gianyar by motorcycle.
3 (S04) That was my bad experienceSaran perbaikan:
(S) I forgetten to check my wallet before i went to school.Saran perbaikan:
169
That was my bad experience (.) I forgot to check my wallet beforei went to school
4.3.3Hasil Kuesioner Posttest Experimental Group
Angket pascatreatment ini terdiri atas delapan soal yang disebarkan pada
37 siswa experimental group. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan
proses yang dilakukan setelah penerapan metode mind mapping dalam menulis
karangan narasi pada posttest.
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Posttest Experimental Group
No Kriteria ExperimentalGroup
1 Siswa senang melakukan kegiatan menulis karangannarasi dengan metode mind mapping
91,8%
2 Metode mind mapping memudahkan siswa untukmenulis karangan narasi
89,1%
3 Metode mind mapping memudahkan siswa untukmengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik
83,7%
4 Mentode mind mapping dapat membantu saat menuliskronologis kejadian/peristiwa secara terurut
89,1%
5 Menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengangramatikal yang benar merupakan hal yang mudah
75,6%
6 Menulis karangan narasi dengan metode mindmapping dapat melatih keterampilan menulis
91,8%
7 Pembelajaran menulis dengan metode mind mappingsangat menyenangkan sehingga membuat siswa
bersemangat dalam belajar
83,7%
8 Suasana kelas sangat menyenangkan dan tidakmembosankan
83,7%
Hasil dari kuesioner ini adalah sebanyak 91,8% siswa menyatakan
senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode mind
mapping sedangkan sekitar 8,2% siswa tidak memiliki pendapat yang sama.
170
Sekitar 89,1% siswa merasa bahwa dengan diterapkannya metode mind mapping
memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 10,9% siswa
yang merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapat mengenai proses
penulisan karangan narasi, sebanyak 83,7% siswa menganggap bahwa metode
mind mapping dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan
sesuai dengan topik, 89,1% siswa merasa bahwa mentode mind mapping dapat
membantu saat menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 75,6%
siswa menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Sebaliknya, tiap-tiap
sebanyak 16,3%; 10,9%, dan 24,4% siswa tidak memiliki pendapat yang sama
terhadap pernyataan mengenai kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya.
Sebanyak 91,8% siswa merasa bahwa menulis karangan narasi dengan metode
mind mapping yang diterapkan guru dapat melatih keterampilan menulis mereka.
Sebanyak 83,7% siswa yang menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan
metode mind mapping sangat menyenangkan sehingga membuat mereka
bersemangat dalam belajar dan 83,7% merasa bahwa suasana kelas sangat
menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 16,3% siswa memiliki
pendapat yang berbeda terhadap pernyataan tersebut.
4.3.4 Perbandingan Hasil Posttest Control Group dan Experimental Group
Berikut adalah diagram perbandingan nilai tiap aspek penilaian siswa
control group dan experimental group pada tahap posttest.
171
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Hasil Penilaian Aspek-Aspek dalam Menulis Narasi pada Posttest
Dari hasil penilaian tiap-tiap aspek dalam menulis narasi tersebut dapat
dijumlahkan nilai rata-rata kelas yang disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut.
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Pada Posttest
Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa control group adalah 75,4,
sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 80,7. Dengan demikian dapat
172
dilihat bahwa perbedaan nilai pretest siswa control group dengan experimental
group adalah sebesar 10,8.
Kemudian perbandingan hasil nilai rata-rata kelas siswa control group dan
experimental group pada tahap pretest dan posttest disajikan dalam bentuk
diagram sebagai berikut.
Pretest Posttest64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Hasil Pretest dan Posttestpada Control Group dan Experimental Group
Dalam diagram di atas dapat dilihat bahwa pada tahap pretest, nilai rata-
rata siswa control group adalah sebesar 70,1, sedangkan nilai rata-rata siswa
experimental group sebesar 69.9. Selisih nilai rata-rata antara kedua kelompok
tersebut adalah sebesar 0,2. Pada tahap posttest, nilai rata-rata siswa control group
mengalami peningkatan sebesar 5,3 menjadi 75,4, sedangkan nilai rata-rata siswa
experimental group meningkat sebesar 10,8 menjadi 80,7. Siswa experimental
group yang diberikan treatment dengan metode mind mapping berhasil mencapai
173
nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa control group yang
tidak mendapatkan treatment. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi terbukti
mampu meningkatkan hasil karangan siswa.
Dalam diagram selanjutnya dapat dilihat perbedaan nilai tiap aspek
penilaian dari hasil pretest dan posttest siswa experimental group.
Pretest
Posttest
0
5
10
15
20
25
30
17.8 21.2
24.1 27.4
10.4 12.5
13.1 15.1
3.6
3.9
Isi Organisasi Kosakata Tata Bahasa Mekanik
Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Hasil Aspek PenilaianPretest dan Posttest pada Experimental Group
Dalam diagram di atas dapat dilihat bahwa pada aspek isi nilai
siswa meningkat sebesar 3,4. Hal ini dapat dilihat pada karangan siswa
yang mengalami peningkatan di mana pengembangan isi tulisan sudah
sesuai dengan topik dan mind mapping yang dibuat, judul sudah
mencerminkan isi karangan, selain itu unsur-unsur narasi yang ada dalam
karangan sudah lengkap. Pada aspek organisasi, nilai siswa mengalami
174
peningkatan sebesar 3,3. Dari hasil yang diperoleh tampak organisasi
penulisan siswa pada aspek ini sudah tertata sesuai urutan waktu,
memiliki bagian orientation, complication, dan resolution, serta adanya
peranti kohesi dan koherensi yang membuat karangan menjadi padu.
Sedangkan pada aspek kosakata, nilai siswa meningkat sebesar 2,1.
Peningkatan pada hasil karangan siswa dapat dilihat dari penguasaan
kosakata siswa yang lebih bervariasi dan berkurangnya kesalahan dalam
pemilihan kosakata. Aspek tata bahasa mengalami peningkatan sebesar
2,0. Hasil ini dapat dilihat dari berkurangnya kesalahan tata bahasa pada
karangan siswa. Sedangkan pada aspek mekanik, nilai siswa meningkat
sebesar 0,3. Di mana pada aspek ini hanya terdapat sedikit kesalahan
dalam ejaan, penulisan huruf kapital dan tanda baca. Secara umum semua
aspek penilaian dalam karangan narasi ini mengalami peningkatan. Dapat
dilihat pada persentase nilai siswa experimental group, sebanyak 73%
siswa berhasil mencapai nilai sesuai KKM dan 27% siswa belum
mencapai nilai KKM. Sedangkan pada control group hanya 25% siswa
yang mencapai nilai KKM, dan 75% siswa yang belum mencapai nilai
KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
mind mapping dalam menulis karangan narasi terbukti mampu
meningkatkan hasil karangan siswa.Perbedaan nilai antara pretest dan posttest pada experimental group
tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah karena terbatasnya alokasi waktu untuk membahas materi
mengenai karangan narasi, sehingga treatment dengan metode mind
175
mapping hanya dapat dilakukan dalam satu kali pertemuan. Hal ini
menyebabkan hasil akhir yang dicapai siswa belum maksimal. Sebab
siswa hanya memperoleh satu kali kesempatan untuk berlatih
menggunakan mind mapping dalam pembuatan karangan narasi sebelum
dilakukan posttest. Selain itu kurangnya minat siswa pada keterampilan
menulis terutama menulis karangan narasi, sebelum dilakukan treatment
dengan menggunakan metode mind mapping yang menyebabkan siswa
menjadi kurang bersemangat dan cenderung menganggap remeh saat
mendapat tugas menulis sebuah karangan narasi, sehingga hasil yang
dicapai kurang maksimal. Namun setelah dilakukan treatment diharapkan
dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa, bukan hanya dalam
keterampilan menulis namun juga dalam berbagai aspek keterampilan
lainnya.
4.4 Faktor yang Memengaruhi Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Penerapan
Metode Mind Mapping dalam Menulis Karangan Narasi
Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
4.4.1 Faktor Internal1. Adanya ketertarikan atau minat siswa untuk menulis tidak hanya sebatas
menulis pengalaman atau cerita dalam bentuk lampau, tetapi juga mampu
menulis karangan sendiri dengan imajinasi yang dikembangkan setelah
melihat mind mapping yang dibuat. Hal ini didukung dengan hasil
176
kuesioner yang menunjukkan bahwa 91,8% siswa menyatakan senang
melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode mind
mapping.2. Adanya motivasi atau keinginan kuat dari dalam diri siswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan berbahasanya dalam aspek keterampilan
menulis, khususnya dalam menulis karangan narasi pada penerapan
metode mind mapping. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 83,7%
siswa yang menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode
mind mapping ini sangat menyenangkan sehingga membuat mereka
bersemangat dalam belajar
4.4.2 Faktor Eksternal1. Penggunaan metode mind mapping yang ditampilkan dengan menggunakan
slide projector dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mempelajari suatu
materi baru. Meningkatnya perhatian siswa disebabkan oleh adanya stimulus
yang diberikan berupa metode mind mapping. Adanya penayangan gambar
yang berwarna pada mind mapping memberikankan daya tarik dalam
pembelajaran khususnya dalam menulis karangan narasi. Hal itu memudahkan
siswa untuk mengembangkan ide pokok yang ada dalam pikiran mereka
sehingga dapat mudah tertuang dalam tulisan. Hasil kuesioner menunjukkan
bahwa 83,7% siswa menganggap bahwa metode mind mapping dapat
memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik.2. Adanya pemaparan materi dengan tujuan untuk lebih meningkatkan
keterampilan serta memudahkan siswa dalam menulis karangan narasi. Materi
yang diberikan berupa penjelasan tentang karangan narasi dengan
menggunakan metode mind mapping, untuk membantu siswa memahami dan
177
menyusun unsur-unsur narasi yang harus ada dalam karangan narasi mereka.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 89,1% siswa merasa bahwa dengan
diterapkannya metode mind mapping memudahkan mereka untuk menulis
karangan narasi. Di samping itu, 91,8% siswa merasa bahwa menulis
karangan narasi dengan metode mind mapping yang diterapkan guru dapat
melatih keterampilan menulis mereka.3. Terdapat instrumen baru berupa pembuatan mind mapping sebelum menulis
karangan yang bertujuan untuk memberikankan gambaran perencanaan
karangan narasi. Di samping itu, juga bertujuan untuk mencatat unsur-unsur
penting yang ada pada karangan. Penggunaan instrumen tersebut
memudahkan siswa untuk mencatat unsur-unsur penting dalam sebuah mind
mapping dan mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi.
Berdasarkan hasil kuesioner, 75,6% siswa menyatakan bahwa dengan
penerapan metode mind mapping, menyusun struktur organisasi teks dan
kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Selain itu,
89,1% siswa merasa bahwa metode mind mapping dapat membantu saat
menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, 4. Adanya motivasi atau dorongan yang diberikan guru saat siswa sulit membuat
karangan yang sesuai dengan tema yang berhubungan dengan mind mapping
yang telah dibuat. Pemberian motivasi ini bertujuan untuk menumbuhkan
semangat siswa dalam berpikir secara kritis untuk membuat sebuah karangan
yang bertitik tolak dari mind mapping yang telah ditulis. Hal ini didukung
dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 83,7% siswa merasa bahwa
178
selama proses pembelajaran dengan metode mind mapping, suasana kelas
sangat menyenangkan dan tidak membosankan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
8.1 Simpulan
179
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi adalah sebagai berikut:
1 Pada tahap pretest hanya sebanyak lima orang siswa pada control group
yang berhasil memeroleh nilai sesuai dengan KKM, sedangkan sebanyak
31 orang sisanya belum mencapai nilai sesuai dengan KKM. Nilai rata-rata
yang dicapai adalah 70,1. Pada experimental group sebanyak empat orang
siswa berhasil mencapai KKM, tetapi 33 orang sisanya tidak mencapai
nilai KKM. Nilai rata-rata kelas adalah 69,9. Pada tahap ini dapat dilihat
bahwa siswa masih kesulitan dalam mengembangkan isi karangan sesuai
dengan topik dan menentukan judul karangan, selain itu unsur-unsur narasi
dalam karangan masih belum lengkap serta tidak adanya aspek kohesi dan
koherensi sehingga membuat karangan menjadi tidak padu. 2 Pada tahap posttets, nilai rata-rata kelas siswa pada control group yang
tidak diberikan treatment dengan metode mind mapping adalah 75,4.
Hanya sembilan orang siswa yang mampu meraih nilai sesuai dengan
KKM, sedangkan 28 orang siswa belum mencapai KKM. Di pihak lain
siswa experimental group yang diberikan treatment dengan metode mind
mapping berhasil mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 80,7. Sebanyak 27 orang siswa berhasil memeroleh nilai sesuai dengan KKM, sedangkan
sisanya 10 orang belum mencapai KKM. Dari hasil pembahasan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kelompok yang diberikan treatment
dengan metode mind mapping memperoleh nilai yang lebih tinggi
daripadakelompok yang tidak diberikan treatment.
180
Peningkatan nilai siswa ini dapat dilihat pada aspek isi dan
organisasi. Pada posttest, pengembangan isi tulisan siswa sudah sesuai
dengan topik dan judul karangan, adanya unsur-unsur narasi yang lengkap
dalam karangan siswa serta aspek kohesi dan koherensi yang tepat dan
jelas di dalam karangan sehingga membuat karangan menjadi siswa padu.
Namun, masih ditemukan kurangnya kemampuan siswa dalam penguasaan
kosakata serta adanya kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Perbedaan
nilai tes antara control group dengan experimental group tidak terlalu
signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah
karena terbatasnya alokasi waktu untuk membahas materi mengenai
karangan narasi, sehingga treatment dengan metode mind mapping hanya
dapat dilakukan dalam satu kali pertemuan. Hal ini menyebabkan hasil
akhir yang dicapai siswa belum maksimal. Sebab siswa hanya memperoleh
satu kali kesempatan untuk berlatih menggunakan mind mapping dalam
pembuatan karangan narasi sebelum dilakukan posttest. 3 Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi adanya ketertarikan atau minat siswa untuk menulis dan motivasi
atau keinginan dari dalam diri siswa untuk dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa, terutama dalam aspek keterampilan menulis pada
saat penerapan metode mind mapping. Sebaliknya, faktor eksternal
meliputi penggunaan slide projector saat pemaparan mengenai metode
mind mapping yang dapat meningkatkan perhatian siswa dalam
mempelajari materi baru, pembuatan mind mapping sebelum menulis
181
karangan yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karangan
narasi yang akan dibuat, adanya penjelasan mengenai pembuatan karangan
narasi beserta unsur-unsur dalam karangan, dan adanya motivasi atau
dorongan yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran.
8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan menulis karangan narasi, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut.
1. Saran bagi guru mata pelajaran bahasa InggrisProses pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan
beraneka model dan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
hasil dan proses pembelajaran tersebut.2. Saran bagi siswa
Penerapan model pembelajaran mind mapping sebaiknya tetap
dilaksanakan semaksimal mungkin dan diaplikasikan dalam berbagai mata
pelajaran agar hasil yang diperoleh lebih meningkat.3. Saran bagi peneliti selanjutnya
Penelitian yang menggunakan treatment mind mapping ini sangat
memungkinkan apabila dilakukan penelitian lanjutan, terutama pada
pembelajaran menulis yang lain, seperti argumentasi dan deskripsi.
182
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Alwasilah, A. Chaedar. 2005. Pengantar Penelitian Linguistik Terapan. Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual.
Bandung: Yrama Widya.
Baehaqi, Imam. 2009. A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan
Praktis Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
183
Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Candra, Dian Puspita. 2013. “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi Melalui Kombinasi Mind Mapping dan Facebook Community
Siswa Kelas X SMAK Anugrah Global Tourism Denpasar”. (Tesis).
Denpasar: Universitas Udayana.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
De Porter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching. Bandung: Mizan Pustaka.
Dykes, Barbara. 2007. Grammar for Everyone. Victoria: Acer Press.
Edward, Caroline. 2009. Mind Mapping untuk Anak Sehat dan Cerdas. Sakti:Yogyakarta.
Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Halliday, M.A.K. and Hasan, Ruqaiya. 1976. Cohesion in English. London:
Longman Group Ltd.
Hariri, Mahsa. 2013. The Attitudes of EFL Lerners Towards using Mind MappingSoftware on their Reading Comprehension. International Journal ofLanguage Learning and Applied Linguistic World. Volume 4: 334--341.Diakses 15 Mei 2014.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud-Dikti
Hermawati, Retno. 2009. “Penerapan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untukMeningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kelas XSMA Muhammadiyah Salatiga”. (Tesis). Surakarta: Universitas SebelasMaret.
Hernowo. 2003. Quantum Writing: Cara Cepat dan Bermanfaat untukMerangsang Munculnya Potensi Menulis. Bandung: MLC.
Iskandarwasssid dan Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
184
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.Yogyakarta: Carasvati books.
Leech, Geoffrey. 2006. Glossary of English Grammar. Edinburgh United
Kingdom: Edinburgh University Press.
Mulyati, Yeti. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE.
Parwati, Made Candra. 2011. “Pictures Aid in Contextualizing Teaching andLearning Process to Improve The English Language in Writing NarrativeParagraph”. (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Prastiwi, Silvia Dwi. ”Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan NarasiMelalui Penerapan Model Pembelajaran Think, Talk, Write BerbantuanMedia Gambar Berseri Siswa Kelas V SDN Sumbersari 03 Jember”.(Skripsi). Jember: Universitas Jember.
Reima Al-Jarf. 2011. Teaching Spelling Skills With A Mind Mapping Software.Asian EFL Journal Professional Teaching Articles. Volume 53: 4-16.Diakses 15 Mei 2014.
Riswanto. 2012. The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing atBengkulu Indonesia. International Journal of Humanities and SocialScience Volume 2: 60-68. Diakses 15 Mei 2014.
Rosdiana, Yusi dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang
Silberman, M.L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject.Boston: Allyn Bacon.
Slamet, St.Y & Amir. 1996. Peningkatan Ketrampilan Bebahasa Indonesia.Surakarta: UNS.
Soli, Abimanyu dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: DirektoratJendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: DutaWacana University Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
185
Sujanto, J.Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicarauntuk Mata kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Suriamiharja, Agus dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan BerbahasaBandung: Angkasa
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yule, George. 2010. The Study of Language. Fourth Edition. New York.
Cambridge University Press.