BAB 3
MANAJEMEN PELAYANAN MEDIS
3.1 Manajemen Program Puskesmas
Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Menurut SKN 2004, subsistem manajemen kesehatan
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang
ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya. Tujuan dari subsistem manajemen kesehatan adalah terselenggaranya
fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna didukung oleh
sistem informasi, IPTEK dan hukum kesehatan untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan setinggi –
tingginya.
Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sinergik antara komponen - komponen dalam sistem yankes puskesmas,
sehingga menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien dengan menggunakan
fungsi-fungsi atau instrumen manajemen. Manajemen program puskesmas terdiri
dari:
a. Perencanaan (P1)
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
14
15
3.1.1 Perencanaan (P1)
Perencanaan merupakan salah satu kegiatan dari manajemen Puskesmas
sebagai suatu organisasi kesehatan. Perencanaan meliputi kegiatan program dan
kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai
sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan
dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas. Selain itu, kebijakan sistem
puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan
tersebut meliputi kebijakan mandiri dari puskesmas serta adanya fungsi dan upaya
puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999
dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000
dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang
kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan mandiri, akontabilitas dan teknologi tepat
guna.
Perencanaan dilakukan setiap tahun sekali setiap awal tahun, yang
didasarkan permasalahan yang ada dan sumber daya pendukung yang ada. Berupa
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan datang dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahun berjalan selama tahun berjalan setelah dana
alokasi kegiatan Puskesmas turun dari Dinas Kabupaten atau Kota. Perencanaan
Puskesmas disusun oleh tim Puskesmas dengan memperhatikan masukan dari
lintas sektoral dan Badan Penyuluhan Puskesmas (BPP) atau badan sejenis
sebagai perwakilan masyarakat.
Perencanaan (P1) tidak lepas dari kegiatan penyusunan rencana yang
berupa Planning of Action (POA). Sistem POA mencakup:
16
Analisis situasi
Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Identifikasi penyebab masalah (Fish Bone)
Menentukan penyebab masalah yang paling mungkin
Alternatif pemecahan masalah
Keputusan pemecahan masalah terpilih.
Rencana penerapan (Gant Chart)
Monitoring dan evaluasi
Kesimpulan
Penutup
POA di Puskesmas Campurejo dibuat satu tahun sekali, yaitu pada awal
tahun oleh Kepala Puskesmas bersama staf. Setelah itu dilakukan penentuan target
bulanan yang selanjutnya dievaluasi.
3.1.2 Penggerakan dan pelaksanaan (P2)
Penggerakan pelaksanaan merupakan penjabaran terinci dari RPK untuk
mewujudkan visi Puskesmas, yang dilaksanakan melalui Lokakarya Mini
(LokMin); bulanan bersifat bulanan Puskesmas dan tiga bulanan bersifat lintas
sektoral.
Sebagai pedoman P2 maka dibuatlah lokakarya mini yang terdiri dari dua
macam yaitu:
1. Interna : Lokakarya dilakukan di lingkungan Puskesmas setiap
bulan.
17
2. Eksterna : Lokakarya yang dilakukan di kecamatan setiap tiga bulan atau
sesuai keperluan dan melibatkan lintas sektor yang lain.
Lokakarya mini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Penggalangan kerja sama dalam tim Puskesmas
2. Penggalangan kerja sama lintas sektoral
3. Rapat kerja bulanan Puskesmas
Tujuan dilakukan lokakarya mini antara lain:
Tujuan Umum:
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan tenaga Puskesmas
untuk bekerja sama dalam tim dan membina lintas program dan lintas
sektoral.
Tujuan Khusus:
a. Menggalang kerja sama antar tim lintas program dalam rangka
pengembangan manajemen sederhana terutama dalam pembagian dan
pembuatan rencana harian.
b. Terlaksananya penggalangan kerja sama lintas sektoral dalam rangka
membina peran serta masyarakat.
c. Terlaksananya rapat kerja bulanan sebagai tindak lanjut penggalangan
kerja sama tim Puskesmas.
d. Terlaksananya rapat kerja triwulan lintas sektoral sebagai tindak lanjut
penggalangan lintas sektoral.
3.1.3 Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3)
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Puskesmas dilakukan untuk
menilai keseluruhan proses, adakah kesesuaian dengan yang telah direncanakan
18
ataukah tidak, untuk kepentingan perencanaan selanjutnya atau perbaikan -
perbaikan kebijakan lainnya yang menunjang keberhasilan program Puskesmas
secara optimal dalam mempertahankan derajat kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya.
Pengendalian dalam manajemen Puskesmas merupakan indikator
keberhasilan Puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator
pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan
dan status kesehatan meliputi KEP balita, insiden penyakit yang berbasis
lingkungan dan kesehatan ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indikator
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I meliputi:
a. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna
mencapai hasil organisasi adalah sistem penilaian kerja karyawan. Melalui
evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja pegawai manajer dapat
mencapai beberapa tujuan. Prinsip – prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar
pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sampel tingkah laku perawat yang cukup representatif
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar
pelaksanaan kejadian bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan
strategi perbaikan yang diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadikan prioritas
19
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya
dilakukan dalam waktu yang tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih
sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.
Alat evaluasi :
1. Laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan yang sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang
memenuhi standar professional dan dapat diterima oleh klien.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang
telah ditetapkan (Azwar, 2006)
Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif
keperawatan proesional, praktek keperawatan professional.
3. Tujuan
20
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional,
kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien,
kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.
Syarat pelayanan berkualitas
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a. Menetapkan
masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b. Menetapkan
penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
c. Menetapkan cara
penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
d. Menetapkan cara
penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
21
e. Menyusun sasaran
tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan
mutu pelayanan.
3.2 Manajemen Upaya Pelayanan Masyarakat
Salah satu fungsi Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat adalah menyediakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui 14 Upaya Pokok Kesehatan
(UPK).
3.3 Pencatatan Dan Pelaporan
3.3.1 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
SIMPUS adalah suatu tatanan manusia / peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses menuju Puskesmas mencapai sasaran kegiatan
3.3.2 Tujuan umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain
yang menunjang melalui teknologi informasi.
3.3.3 Tujuan khusus
Sebagai dasar tersedianya informasi yang akurat dalam penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang memuat unsur penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan Stratifikasi Puskesmas).
Tersedianya informasi secara cepat dalam rangka menyelesaikan masalah yang
terjadi termasuk adanya keluhan dari pelanggan. Meningkatkan kepuasan
22
terhadap pelanggan dengan cara mempercepat dan mempermudah proses
pelayanan.
Berikut adalah laporan-laporan Puskemas Campurejo yang akan disetorkan ke
dinas kesehatan Tk.II, antara lain:
a. Rekapitulasi cakupan peserta, kunjungan dan rujukan, data ini mencakup
laporan semua pasien, baik yang subsidi maupun yang non-subsidi, dihitung
berdasarkan jumlah kunjungan tiap bulannya.
b. Laporan bulanan data kesakitan (LB-1), merupakan laporan utama yang
berisikan data jumlah pasien yang sudah diklasifikasikan berdasar kelompok
usia dan jenis penyakit yang dating ke puskesmas dan puskesmas pembantu
tiap bulannya.
c. Laporan bulanan obat-obatan, berupa laporan jumlah obat yang disimpan dan
yang digunakan, kemudian direkapitulasi dalam laporan tiap bulannya.
d. Laporan bahan kegiatan puskesmas, laporan bulanan kegiatan-kegiatan
puskesmas yang dilakukan baik di internal puskesmas maupun eksternal
puskesmas.
e. Laporan gizi dan KIA (LB-3), laporan bulanan berisikan data pasien yang
berkunjung di poli gizi dan KIA serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
f. Laporan pemberantasan penyakit menular, laporan bulanan yang berisikan
daftar penyakit menular pada daerah yang dicakup puskesmas beserta
kegiatan-kegiatan yang akan dan sudah dilakukan.
g. Laporan kematian puskesmas (LB-2), merupakan laporan kematian penduduk
di wilaya yang dicakup puskesmas tiap bulannya.
23
h. Laporan bulanan kesehatan reproduksi, laporan kegiatan pelayanan KB yang
dilakukan baik oleh unit pemerintah maupun unit swasta setiap bulannya.
i. Laporan kegiatan kesehatan usia lanjut, laporan bulanan yang berisikan data
jumlah lansia yang berkunjung, kegiatan lansia, dan 10 penyakit terbanyak
yang dialami lansia.
j. Laporan kegiatan jiwa puskesmas, meliputi jumlah pasien jiwa di daerah
balowerti dan kegiatan kesehatan yang dilakukan puskesmas tiap bulannya.
k. Laporan bulanan kesehatan pekerja (LBKP-1 PKM)
l. Surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas (kasus baru).
m. Laporan kegiatan kesehatan remaja, meliputi jumlah remaja, remaja yang
mendapatkan pelayanan, jumlah kasus pada pasien remaja, dan rujukan yang
disusun tiap bulannya.
n. Laporan bulanan kegiatan kesehatan gigi dan mulut.
3.4 Sistem Rujukan Puskesmas
Sistem rujukan merupakan sistem penyelenggaraan kesehatan dengan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit secara
vertikal dan horisontal. Vertikal dalam arti dirujuk ke unit kesehatan yang lebih
mampu, sedang secara horisontal dirujuk ke unit yang setingkat kemampuannya.
Dua sistem rujukan yang dianut, yaitu:
1. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan
masyarakat, bersifat preventif dan promotif yang meliputi:
- Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit kejadian luar
biasa, atau terjangkitnya penyakit menular
24
- Pemberian pangan untuk kelaparan di suatu daerah
- Penyelidikan sebab keracunan, bantuan teknologi, bantuan
penanggulangan, dan bantuan obat-obatan
- Sarana dan teknologi untuk penyediaan air bersih
- Pemeriksaan spesimen air ke laboratorium kesehatan, dan
sebagainya.
Rujukan kesehatan melalui Dinas Kesehatan Dati II ke Dinas Kesehatan
Dati I, dan selanjutnya ke Departemen Kesehatan.
2. Rujukan Medis
Rujukan medis meliputi:
- Konsultasi penderita untuk keperluan
diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain
Rujukan medis dari Puskesmas ke RS (Rumah Sakit) tipe C, RS tipe B, dan
terakhir ke RS tipe A. Skema jalur rujukan yang diterapkan di Puskesmas
Campurejo dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Skema Sistem Rujukan Puskesmas
3.5 Proses Pencatatan dan Pelaporan Penerimaan Pasien
Proses pencatatan pasien dilakukan sejak pasien datang ke loket
pendaftaran hingga mendapatkan perawatan. Setiap pasien yang datang ke
puskesmas membeli karcis dan kemudian mendaftar ke petugas loket, pasien yang
PUSKESMAS
RS KLAS A
RS KLAS B DINKES DATI I
DEPKES
25
dipanggil ke loket dibedakan menjadi 2, yaitu pasien dengan subsidi dan tidak
tersubsidi atau umum. Pasien subsidi adalah pasien yang memiliki kartu BPJS,
ASKES, Jamkesmas, Jamkesda, maupun KTP, dimana pasien tidak akan
dikenakan biaya retribusi puskesmas. Sedangkan pasien non-subsidi adalah pasien
umum yang datang dan wajib membayar biaya retribusi puskesmas. Kemudian
pasien-pasien ini dicatat registernya dan dipilah berdasarkan subsidi atau non-
subsidi dan poli yang dituju.
Gambar 3.2 Bagan Alur Penerimaan Pasien
Setelah dicatat dalam dokumen pencatatan pasien, pasien menuju poli
yang dituju untuk mendapatkan pelayanan. Kemudian diputuskan apakah pasien
harus menjalani rawat jalan atau dirujuk ke rumah sakit. Pasien yang menjalani
rawat jalan, rekam mediknya dikembalikan ke bagian administrasi dan disimpan
di lemari rekam medik.
3.6 Proses Pelaporan Pencatatan Pasien dan Penyimpanan Dokumen Medik
26
Dokumen pencatatan pasien harian akan dijumlah dan direkapitulasi dalam
penyusunan laporan bulanan puskesmas. Dokumen medik yang direkapitulasi
mencakup data pasien poli umum, poli KIA, poli gizi, dan poli gigi. Setelah
pasien mendapatkan pelayanan puskesmas, dokumen medik disimpan khusus di
lemari dokumen medik diurutkan berdasarkan nomor register.
Gambar 3.3 Bagan Alur Pencatatan Pasien Rawat Jalan
3.7 Sistim Pelaporan Dokumen Pencatatan Medik
Setiap bulan, puskesmas akan melakukan rekapitulasi dan penyusunan
laporan yang nantinya akan diserahkan ke Dinas KesehatanTk.II. yang kemudian
oleh Dinas Kesehatan Tk.II disusun dan kemudian menindak lanjuti target-target
27
puskesmas yang belum tercapai, maupun terhadap masalah-masalah baru yang
muncul di puskesmas.
Gambar 3.4 Bagan Alur Dokumen Pencatatan Medik
Top Related