BAB 3
PEMBAHASAN
Terkait dengan pengertian formula enteral yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi penderita Hiperkolesterolemia khususnya, pemilihan bahan campuran untuk
pembuatan formula ini berdasarkan jenis kandungan zat gizi yang terdapat dalam bahan
tersebut yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah pada penderita
hiperkolesteolemia. Jenis formula ini termasuk dalam bagian dari formula enteral rendah
lemak yang menggunakan formulasi tepung kecambah kedelai dan tepung beras merah.
Tepung beras merah dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pengembangan formula
ini karena tepung beras merah yang kaya akan zat gizi terutama kandungan zat gizi
berdasarkan hasil penelitian di China menunjukkan ekstrak larutan beras merah mengandung
beragam senyawa penting bagi tubuh mulai dari protein, asam lemak tidak jenuh, betasterol,
camsterol, stigmasterol, isoflavon, saponin, Zn dan Fe, lovastatin, serta mevinolin- HMG-
CoA. Unsur yang disebut terakhir merupakan reduktase inhibitor yang berfungsi penting
untuk mengurangi sintesis koleserol di hati. Untuk pemilihan bahan tepung kecambah kedelai
juga berdasarkan kandungan zat gizinya yang bertjuan untuk melengkapi kandungan zat gizi
terutama protein dengan asam amino lengkap dan serasi. Ditinjau dari susunan asam-asam
aminonya maka protein kedelai mempunyai mutu yang mendekati mutu protein hewani. asam
lemak tidak jenuh tinggi yang dapat menurunkan total kolesterol dalam darah. Bentuk
kolesterol di dalam darah ada 2 jenis yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density
lipoprotein (HDL). Jumlah yang dianggap aman adalah kandungan LDL 60 – 70 %, sedang
HDL sekitar 25 %. Setiap satu sel kecambah, mampu melakukan reaksi enam triliunan /
detik. Dari penelitian tikus-tikus yang diberi kecambah, pertumbuhannya luar biasa(Cahyadi,
2007).
Kelompok kami menggunakan empat perlakuan untuk mengetahui pada perbandingan
komposisi bahan yang terbaik dalam pembuatan formula rendah lemak ini.
Taraf Perlakuan
(Tp. Kecambah Kedelai : Tepung Beras Merah)
Rata- rata Nilai Energi
(Kalori/100 gram)
P1 (50:50) 401
P2 (20:80) 391
P3 (10:90) 387
P4 (30:70) 394
Dari keempat perlakuan, menurut kelompok kami formulasi terbaik yaitu pada
perlakuan formulasi ketiga meskipun energi yang dihasilkan lebih rendah dari yang lain,
tetapi untuk nilai SAA memiliki nilai SAA paling tinggi diantara yang lain yaitu 83 dengan
limiting amino acid metionin dan sistin dengan mutu cerna 93.
Pada taraf perlakuan pertama dengan formulasi perbandingan 50:50 dihasilkan
formula dengan energi 401 kalori/100 gram. Nilai energi yang dihasilkan pada taraf
perlakuan pertama merupakan energi yang dihasilkan paling tinggi akan tetapi memiliki nilai
SAA yaitu 69 dengan limiting amino acid threonin, metionin dan sistin. Mutu cerna teoritis
atau bagian protein yang dapat diserap tubuh dibandingkan dengan yang dikonsumsi pada
taraf perlakuan pertama yaitu 91. Sedangkan NPU atau bagian protein yang dapat
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang dikonsumsi adalah 76.
Pada taraf perlakuan kedua dihasilkan energi 391 kalori/100 gram dengan
perbandingan formulasi 20:80. Pada formulasi kedua nilai SAA 79 dengan limiting amino
acid metionin dan sistin. Mutu cerna teoritis atau bagian protein yang dapat diserap tubuh
dibandingkan dengan yang dikonsumsi pada taraf perlakuan kedua yaitu 93. Sedangkan NPU
atau bagian protein yang dapat dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang dikonsumsi
adalah 85.
Untuk formulasi ketiga dengan perbandingan 10:90 dihasilkan formula dengan energi
387 kalori/100 gram. Pada formulasi ketiga ini nilai SAA 83 dengan limiting amino acid
metionin dan sistin. Mutu cerna teoritis atau bagian protein yang dapat diserap tubuh
dibandingkan dengan yang dikonsumsi pada taraf perlakuan ketiga yaitu 93. Sedangkan NPU
atau bagian protein yang dapat dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang dikonsumsi
adalah 89.
Pada taraf perlakuan yang keempat dengan formulasi perbandingan 30:70 dihasilkan
formula dengan energi 394 kalori/100 gram. Pada formulasi ketiga ini nilai SAA 75 dengan
limiting amino acid threonin, metionin dan sistin. Mutu cerna teoritis atau bagian protein
yang dapat diserap tubuh dibandingkan dengan yang dikonsumsi pada taraf perlakuan
keempat yaitu 92. Sedangkan NPU atau bagian protein yang dapat dimanfaatkan tubuh
dibandingkan dengan yang dikonsumsi adalah 82.
Dari perhitungan untuk per sajian formula adalah 55 g dengan dilarutkan dalam 200cc
air yang menghasilkan 212,85 kalori. Ini berlaku untuk semua formula yang kami buat.