5
BAB 2 LANDASAN TEORI
1.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Internet
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 6), internet adalah jaringan yang
terhubung secara global. Jaringan ini meliputi jutaan dari perusahaan, pemerintah,
organisasi dan jaringan pribadi.
Menurut Ebert dan Griffin (2009, p. 185), internet adalah sebuah sistem
raksasa pada komputer yang saling berhubungan.
Jadi berdasarkan kedua pengertian diatas, internet adalah sebuah jaringan
global yang menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya di seluruh dunia
dalam sebuah sistem dan sebuah gudang informasi yang sangat besar.
2.1.2 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem
yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan
saja diperlukan.
Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi
atau peralatan sistem lainnya.
6
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pemasaran Elektronik (E-marketing)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 6), e-marketing adalah
penggunaan teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan
memberikan nilai (value) kepada pelanggan. E-Marketing mempengaruhi
pemasaran tradisional dalam dua cara. Pertama, e-marketing meningkatkan
efisiensi dalam fungsi pemasaran. Kedua, teknologi dari e-marketing merubah
banyak strategi pemasaran. Hasil perubahan dalam model bisnis baru ini dapat
menambah nilai (value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Menurut Meng (2010, p. 2), e-marketing adalah strategi bahwa badan
atau organisasi menggunakan komunikasi modern teknis metode untuk
pertukaran potensi pasar menjadi kenyataan pasar. Ini adalah bagian penting
dari keseluruhan pemasaran strategi, dan merupakan jenis taktik pemasaran
untuk mewujudkan tujuan pemasaran berbasis di internet. Dengan e-marketing
kita dapat menggunakan internet terus membuat layanan di setiap langkah
produk pra-penjualan, menjual produk dan produk setelah penjualan. Ini
berjalan di seluruh proses operasi bisnis dan termasuk mencari pelanggan baru,
layanan untuk pelanggan lama Ini adalah proses yang didasarkan pada teori
pemasaran modern dan penggunaan teknologi internet serta fungsi untuk
memenuhi permintaan pelanggan, dalam rangka mewujudkan tujuan
pengembangan pemasaran baru dan laba usaha meningkat.
Jadi dapat diartikan e-marketing adalah usaha perusahaan untuk
mempromosikan, mengkomunikasikan, menginformasikan dan menjual
produknya baik berupa barang ataupun jasa dengan menggunakan aplikasi
elektronik salah satunya adalah melalui Internet.
7
2.2.1.1 Hubungan Intrinsik antara E-commerce dan E-marketing
Menurut Meng (2010, p. 2), E-marketing merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari e-commerce, dan e-commerce termasuk
dalam e-marketing. E-marketing akan menjadi entry point usaha kecil
dan menengah untuk melaksanakan e-commerce ketika lingkungan
keseluruhan dari e-commerce belum sangat dewasa. Oleh karena itu, e-
marketing adalah sebagai metode dari manajemen perusahaan untuk
mewujudkan pertukaran komoditi, jelas, itu adalah kegiatan bisnis yang
sangat penting dan kegiatan internet yang mendasar pada perusahaan e-
commerce. Kita dapat mengatakan bahwa e-marketing adalah sarana
penting penerapan e-commerce, dan e-commerce adalah tahap lanjut
dari e-marketing, sehingga melakukan pemasaran e-commerce tidak
bisa terpisah dari e-marketing, tapi e-marketing tidak sama dengan e-
commerce
Gambar 2.1 Hubungan antara e-commerce dengan e-marketing
Sumber: Meng (2010, p. 3)
2.2.2 Manfaat E-marketing
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 29), pemasaran online
memberikan manfaat pada konsumen maupun marketer.Keuntungan online
marketing untuk konsumen:
8
• Memilih dan mengorder sendiri produk yang diinginkan.
Konsumen dapat memilih produk sesuai dengan kebutuhannya dan
dapat langsung mengorder produk tersebut.
• Satu tempat pemberhentian untuk belanja (one stop shopping).
Konsumen tidak perlu untuk mendatangi dari satu toko ke toko lain.
Mereka dapat langsung melihat barang-barang yang dibutuhkan dari satu
tempat saja.
• Mempelajari testimonial dari situs jejaring sosial
Layanan online dan internet memberikan konsumen akses terhadap
perbandingan informasi yang berlimpah terutama pada situs jejaring sosial
sehingga konsumen dapat membandingkan dan melihat testimonial dari
konsumen lain.
• Kenyamanan 24/7
Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk menemukan
informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan
kapanpun mereka inginkan dalam 24jam dan 7hari seminggu.
Keuntungan untuk marketers:
• Pemasaran online merupakan suatu alat yang bagus untuk membangun
hubungan dengan konsumen. Perusahaan dapat berinterkasi dengan
konsumen untuk mempelajari tentang kebutuhan dan keinginan konsumen
yang lebih spesifik dan untuk membangun database konsumen.
• Pemasaran online dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
Online marketer dapat menghindari biaya-biaya untuk mempertahankan
tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi, komunikasi, dan peralatan
lainnya.
9
• Pemasaran online juga menawarkan fleksibilitas yang besar yang
memungkinkan marketer untuk membuat penyesuaian terhadap penawaran
dan program-programnya.
Dapat disimpulkan bahwa E-marketing memiliki keunggulan tersendiri
dari segi waktu, biaya, informasi, dan dalam hal membangun relasi dengan
pelanggan.
2.2.3 Tujuh Tahap Rencana E-marketing
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 48), tujuh elemen kunci
perencanaan terdiri dari analisis situasi, perencanaan strategis e-marketing,
tujuan, strategi e-marketing, rencana implementasi, anggaran biaya dan
rencana evaluasi.
2.2.3.1 Tahap Pertama: Analisis Situasi (Analysis Situation)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 49), tahap pertama
melibatkan analisis situasi dan merupakan awal dari konsep bisnis
dengan melakukan analisis kekuatan, peluang, kelemahan serta
ancaman bagi perusahaan. Dalam bagian ini, analisis situasi yang
digunakan adalah analisis SWOT.
Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009, p. 18-19), analisis SWOT adalah
indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Dengan menggunakan analisis ini maka
perusahaan dapat memaksimal kekuatan (Strenghts) dan peluang
(Opportunities), serta dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan
ancaman (Threats).
10
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
Dengan demikian perencanaan strategi harus dimulai dengan
menganalisis kondisi faktor-faktor strategi perusahaan yang ada saat
ini.
Analisis SWOT membandingkan diantara faktor internal
kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness) dengan faktor
eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) yang
dihadapi dalam dunia bisnis.
Gambar 2.2 Analisis SWOT
Sumber: Rangkuti (2009, p. 19)
Kuadran 1 : Perusahaan berada pada situasi yang menguntungkan
dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(Growth oriented strategy).
11
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Tahapan Perencanaan Strategi
Menurut Rangkuti (2009, p. 21), proses penyusunan
perencanaan strategi melalui tiga tahap analisis, yaitu:
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan
Tabel 2.1 Kerangka Formulasi Strategis
1. Tahap Pengumpulan Data Matrik faktor eksternal Matrik faktor internal Matrik profil kompetitif
2. Tahap Analisis Matrik Matrik Matrik Matrik Matrik TOWS/ SWOT BCG Internal Eksternal SPACE Grand Strategy
3. Tahap Pengambilan Keputusan Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)) Sumber: Rangkuti (2009, p. 21)
Tahap Pengumpulan Data
12
Menurut Rangkuti (2009, p. 22), pada tahap ini kita
tidak sekedar mengumpulkan data, tetapi juga merupakan kegiatan
pengklasifikasian dan pra-analisis. Model yang dipakai pada tahap
ini ada tiga, yaitu: External Strategic Factors Analysis (EFAS),
Internal Strategics Factors Analysis (IFAS), dan Matrik Profil
Kompetitif (CPM)
Internal Strategics Factors Analysis (IFAS)
Tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategi internal yang telah teridentifikasi, dalam rangka
Strength dan Weakness perusahaan. Berikut ini merupakan
tahapan dalam menyusun tabel IFAS(Internal Strategics
Factors Analysis Summary):
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
2. Memberikan bobot (dalam kolom 2) pada masing-
masing faktor tersebut dengan skala 1.0 (paling penting)
sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot
tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.0).
3. Hitung ranting (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) dberi
nilai +1 sampai +4 (sangat baik) dengan membandingkan
13
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom
3, unutk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai
1.0 (poor).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
salam kelompok industri yang sama.
External Strategic Factors Analysis (EFAS)
Tabel EFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategi eksternal yang telah teridentifikasi, dalam rangka
Opportunities dan Threats perusahaan. Berikut ini merupakan
tahapan dalam menyusun tabel EFAS (External Strategics
Factors Analysis Summary):
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta
ancaman perusahaan dalam kolom 1.
2. Memberikan bobot (dalam kolom 2) pada masing-
masing faktor tersebut dengan skala 1.0 (paling penting)
14
sampai 0.0 (tidak penting), faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis perusahaan.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang paling besar
diberi rating +4, tetapi jika peluang kecil, diberi rating +1).
Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, misalkan
jika ancaman sangat besar maka rating yang diberikan adalah -
4, jika ancamannya sedikit maka ratingnya -1.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom
3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai
1.0 (poor).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
salam kelompok industri yang sama.
15
Matrik Profil Kompetitif (CPM)
Menurut Rangkuti (2009, p. 29), Matrik Profil
Kompetitif digunakan untuk mengetahui posisi relative
perusahaan yang dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan
lain. Misalnya terdapat dua perusahaan yang bersaing.
Perusahaan yang ingin dianalisis diberikan peringkat yang
berbeda tergantung pada kondisi perusahaan pesaing. Nilai
peringkat dimulai dari 1, jika perusahaan tersebut kondisinya
sangat lemah dibandingkan dengan pesaing. Nilai 2 diberikan
kepada perusahaan yang kondisinya tidak begitu lemah
dibandingkan para pesaing. Nilai 3 diberikan kepada
perusahaan yang memiliki kondisi sedikit lebih kuat
dibandingkan dengan pesaing. Sedangkan nilai tertinggi 4,
diberikan kepada perusahaan yang memiliki kondisi paling kuat
dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Selanjutnya, untuk
masing-masing perusahaan, nilai rating ini dikalikan dengan
bobot dari variabel yang dipergunakan.
Tahap Analisis
Menurut Rangkuti (2009, p. 30), setelah kita
mengumpulkan data, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan data
tersebut dalam model kuantitatif perumusan strategi. Model yang
digunakan adalah :
• Matrik TOWS atau SWOT
• Matrik Internal Eksternal
• Matrik Grand Strategy
16
Matrik TOWS atau SWOT
Menurut Rangkuti (2009, p. 31), alat yang dipakai untuk
menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik
SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal bagi perusahaan, sehingga dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Matrik ini memberikan empat set kemungkinan
strategi alternatif.
Tabel 2.2 Matrik TOWS atau SWOT
Sumber: Rangkuti (2009, p. 31)
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada yaitu dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki.
Internal Eksternal
Strength (S) / Kekuatan
Weakness (W) / Kelemahan
Opportunity (O) / Peluang
Strategi SO Gunakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WO Gunakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Threats (T) / Ancaman Strategi ST Gunakan strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Gunakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
17
Strategi ST
Strategi ini digunakan dengan cara memaksimalkan kekuatan
yang dimiliki untuk menghindari ancaman dari kompetitor lain.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan juga untuk
menghindari ancaman dari kompetitor lain.
Matrik Internal Eksternal
Menurut Rangkuti (2009, p. 42), Matrik internal
eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-
Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter
kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang
dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih
detail.
Gambar 2.3 Matrik Internal Eksternal
1
G R O W T H
K o ns e n tras i m e la lu i in te g ra s i ve rtika l
2
G R O W T H
K o ns en tra s i m e la lu i in te g ras i ho riz o n ta l
3
R E T R E N C H M E N T
T u rn A rou n d
4
S T A B IL IT Y
H ati-h a ti
5
G R O W T HK o ns en tra s i m e la lu i in te g ras i ho riz o n ta l
S T A B IL IT YT id a k a d a p e rub a ha n P ro fit S tra teg i
6
R E T R E N C H M E N T
C a p tiv e C o m pa n y
A n d
D ive s tm e n t
7
G R O W T H
D ive rs ifik a s i K os en trik
8
G R O W T H
D iv e rs ifik a s i K o n g lom e ra t
9
R E T R E N C H M E N T
B a ng k ru t a ta u liku id a s i
T ing g i R a ta - ra ta L e m a h
R en d ah
T in g g i
S e d an g
DA
YA
TA
RIK
IND
US
TR
I
1234
1
2
3
18
Sumber: Rangkuti (2009, p. 42)
Tabel diatas menginsentifikasikan 9 sel strategi
perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan
itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7
dan 8).
b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa
mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
c. Retrenshement strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha
memperkesil atau mengurangi usaha yang dilakukan
perusahaan.
Berikut penjelasan dari tindakan dan masing-masing
strategi tersebut.
1. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy)
Strategi ini digunakan untuk mencapai pertumbuhan
positif dalam penjualan sebuah produk. Hal ini dapat
dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan
produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, dan
meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang
dapat dilakukan dengan cara meminimalkan biaya
(minimize cost) sehingga meningkatkan profit. Cara ini
merupakan strategi penting apabila kondisi perusahaan
tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat
19
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga
dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar.
2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat
korporat, yaitu konsentrasi pada satu industry atau
diversifikasi ke industry lain. Berdasarkan hasil penelitian,
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang
relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan
kinerjanya.
Jika perusahaan memilih strategi konsentrasi, maka
perusahaan tersebut dapat tumbuh melalui integrasi
horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui
sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan
menggunakan sumber daya dari luar.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi,
maka perusahaan tersebut dapat tumbuh melalui konsentrasi
atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui
pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui
akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7,
dan 8.
3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Hal ini merupakan strategi yang amat penting bagi
perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat
20
dalam indistri yang berdaya tarik besar. Agar dapat
meningkatkan kekuatan bisnisnya, perusahaan ini harus
melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang
tidak efisian untuk mengontrol kualitas serta distribusi
produk.
4. Konsentrasi melalui Intergrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan integrasi horizontal adalah
kegiatan memperluas pasar perusahaan dengan cara
membangun di lokasi lain, dan meningkatkan jenis produk
serta jasa.
Jika perusahaan tersebut berada dalam industry yang
sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk
meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara
memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di
produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini
berada dalam moderate attractive industry, strategi yang
diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relative
lebih defensive, yaitu menghindari kehilangan penjualan
dan kehilangan profit.
Perusahaan yang berada dalam sel ini dapat memperluas
pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui
pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi
atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industry
yang sama.
5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
21
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi
competitive position sangat kuat tetapi nilai daya tarik
industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha
memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru
secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki
kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik.
6. Diversifikasi Konlomerat (Sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak
saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan
menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat
dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua factor
tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke
dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut
mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki
competitive position rata-rata cenderung akan menurun
kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat
sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi
financial daripada product market sinergy.
Matrik Grand Strategy
Menurut Rangkuti (2009, p. 46), Matrik Grand Strategy
adalah salah satu alat analisis yang dapat dipergunakan untuk
merumuskan alternative strategi, yaitu dengan cara
memposisikan organisasi atau perusahaan kedalam salah satu
22
dari empat kuadran yang ada. Matrik ini didasarkan pada dua
dimesi evaluatif yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar.
Masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan
analisis SWOT ini adalah menentukan “What will be the
principal purpose of the grand strategy?”.
Apakah perusahaan ingin memanfaatkan posisi yang
kuat atau mengatasi kendala yang ada? Model yang lebih
spesifik adalah dengan menggunakan Grand strategy selection
matrix. Ide dasar dari strategi ini adalah pemilihan dua variabel
sentral di dalam proses penentuan:
1. Penentuan tujuan utama Grand strategy.
2. Memilih faktor-faktor internal atau eksternal untuk
pertumbuhan atau profitabilitas.
Gambar 2.4 Penentuan Matrik Grand Strategy
Sumber: Rangkuti (2009, p. 47)
Pengembangan PasarPenetrasi Pasar
Pengembangan ProdukIntegrasi Horizontal
DivestasiLikuidasi
II
Pengembangan PasarPenetrasi PasarPengembangan ProdukIntegrasi HorizontalIntegrasi VertikalDiversifikasi KonglomeratI
IIIDiversifikasi KonsentrikDiversifikasi Horizontal
Diversifikasi KonglomeratDivestasiLikuidasi
IVDiversifikasi KonsentrikDiversifikasi HorizontalDiversifikasi KonglomeratJoint Venture
Pertumbuhan Pasar yang tinggi
Posisi Kompetitif yang Kuat
Posisi Kompetitif yang Lemah
Pertumbuhan Pasar yang Lemah
1
4
14
23
Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Rangkuti (2009, p. 47), Analisis yang dipakai
dalam pengambilan keputusan adalah Matrik Perencanaan Strategi
Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix/QSPM).
QSPM digunakan untuk menentukan strategi mana yang dianggap
paling baik untuk diimplementasikan. Untuk mengetahui strategi
mana yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang
mendapat total score attractiveness yang tertinggi dan beberapa
alternative strategi yang telah terpilih.
Langkah-langkah dalam menyusun QSPM adalah sebagai berikut :
a. Buatlah daftar faktor eksternal (kesempatan/ancaman) dan
faktor internal
(kekuatan/kelemahan) di sebelah kiri dari kolom matrik QSPM.
b. Berilah bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal.
c. Analisis matrik yang sesuai dari langkah kedua dengan
mengidentifikasikan strategi
alternatif yang harus diimplementasikan.
d. Berikan skor alternatif (SA) dengan rentang skor sebagai
berikut :
1 = tidak memiliki daya tarik
2 = daya tariknya rendah
3 = daya tariknya sedang
4 = daya tariknya tinggi
(-) = tidak memiliki dampak terhadap strategi alternatif
24
e. Kalikan bobot dengan SA pada masing-masing faktor eksternal
/ internal pada setiap
strategi.
f. Jumlahkan seluruh skor SA
2.2.3.2 Tahap Kedua: Strategi Perencanaan E-Marketing (E-Marketing
Strategic Planning)
Market Opportunity Analysis (MOA)
Dalam tahap ini terdapat metodologi tujuh langkah sederhana
yang membantu daalam mengevaluasi dan menganalisis peluang pasar,
yaitu:
Gambar 2.5 Kerangka Kerja Peluang Pasar
Sumber: Rayport dan Jaworski (2003, p. 83)
Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan yang belum Terpenuhi
Mengidentifikasi Pelanggan Tertentu yang akan Dituju oleh Perusahaan
Menilai Keuntungan yang Berkaitan dengan Kompetisi
Menilai Sumber Daya Perusahaan untuk Memberikan Penawaran
Menilai Kesiapan Pasar akan Teknologi
Menentukan Peluang Secara Konkret
Menilai Peluang Daya Tarik Bagi Pelanggan
25
Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan yang belum
Terpenuhi
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p. 84),
menciptakan nilai baru didasarkan pada upaya memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Pelanggan dapat saja
berpindah ke produk atau jasa perusahaan lain, apabila perusahaan
tidak mampu memenuhi kebutuhan dan mengkomunikasikan
nilainya secara efektif kepada pelanggan. Proses pemetaan
keputusan pelanggan merupakan kerangka yang dikelola untuk
membantu manajer secara sistematis melihat kebutuhan pelanggan
yang tidak terpenuhi. Dengan mengidentifikasikan langkah-langkah
dari proses pemetaan keputusan pelanggan, manajemen dapat mulai
untuk menangani kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
Mengidentifikasi Pelanggan Tertentu yang akan
Dituju oleh Perusahaan
Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 233), terdapat
beberapa jenis pendekatan segmentasi utama yang digunakan untuk
mensegmentasikan pasar konsumen. Jenis-jenis pendekatan
segmentasi tersebut yaitu :
26
Tabel 2.3 Pendekatan-pendekatan Segmentasi
Jenis Segmentasi Deskripsi Contoh Variabel Geografis Membagi pasar ke dalam
unit-unit geografis. Kota, Kabupaten, Provinsi, Negara.
Demografis Membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu.
Umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan.
Psikografis Membagi pasar berdasarkan gaya hidup dan kepribadian.
Kepribadian, gaya hidup.
Perilaku Membagi pasar berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respons terhadap produk
Kesetiaan pada situs web, pembelian sebelumnya.
Sumber: Kotler dan Keller (2009, p. 234-244)
Menilai Keuntungan yang Berkaitan dengan
Kompetisi
• Intensitas Persaingan (Competitive Intensity)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p. 89), untuk mengukur
intensitas kompetitif, perusahaan perlu secara jelas
mengidentifikasi pesaing yang dihadapi. Terdapat dua jenis
pesaing:
− Pesaing Langsung (Direct Competitors) adalah
pesaing yang bergerak pada insustri yang sama. Perusahaan
berkompetisi dengan pesaingnya untuk mendapatkan
kepercayaan dari pelanggan akan produk dan jasa yang mereka
tawarkan.
27
− Pesaing Tidak Langsung (Indirect Competitors),
terdapat dua kategori perusahaan:
1. Substitute producer, yaitu perusahaan yang perusahaan
bergerak pada industri yang sama, akan tetapi perusahaan
tersebut memproduksi produk dan jasa yang memiliki funsi
yang sama.
2. Adjacent competitor, yaitu perusahaan yang tidak
menawarkan produk dan jasa yang merupakan substitusi
langsung, akan tetapi mereka mampunyai potensi untuk
melakukan hal itu dengan cepat.
• Dinamika Pelanggan (Customer Dynamics)
Tidak hanya menghitung tingkat kekuatan pesaing, perusahaan
juga perlu untuk memperhatikan dinamika pelanggan dalam pasar
dan bagaimana perusahaan menciptakan, mempercepat, dan
memenuhi permintaan pelanggan.
Menilai Sumber Daya Perusahaan untuk
Memberikan Penawaran
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p. 93), sebuah
perusahaan harus memiliki sekumpulan sumber daya untuk
menang dalam pasar. Pada langkah ini, perusahaan menyusun
pengalaman dan manfaat apa yang akan diberikan oleh penawaran
dan kemampuan teknologi apa yang akan dibutuhkan untuk
memberikan manfaat dari penawaran tersebut. Sumber daya pada
28
sebuah perusahaan dapat dikategorikan menjadi tiga klasifikasi,
yaitu:
• Customer-facing
Meliputi kekuatan merek dagang, kekuatan pemasaran, luasnya
daerah distribusi, serta bagaimana caranya pelanggan untuk
dapat berinteraksi dengan perusahaan.
• Internal
Berkaitan dengan kegiatan operational perusahaan. Contohnya
meliputi teknologi, pengembangan produk, skala ekonomi, dan
karyawan yang berpengalaman.
• Upstream
Berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dengan pemasok.
Menilai Kesiapan Pasar akan Teknologi
• Kerentanan Teknologi (Technology Vulnerability)
Dalam arena persaingan, perusahaan harus membuat penilaian
tingkat tinggi dalam konsep yang rentan terhadap trend teknologi,
sebagai penetrasi peluang teknologi dan dampak teknologi baru
dalam memberikan nilai.
• Adopsi Teknologi (Technology Adoption)
Tim manajemen juga harus mempu memberikan penilaian yang
tinggi terhadap perpindahan teknologi dan tingkat adopsi dari
teknologi yang berhubungan.
29
• Impact Of New Technology
Teknologi baru yang seperti apa yang dapat mengubah secara
radikal tingkat ekonomis dari pengiriman penawaran atau
membutuhkan penyesuaian.
Menentukan Peluang Secara Konkret
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p. 96),
perusahaan mengidentifikasi peluang bisnis secara luas arena
dimana perusahaan baru akan berpartisipasi. Tujuannya adalah
untuk mengdeklarasikan apa yang ada di dalam dan di luar
kumpulan pertimbangan model bisnis. Suatu bisnis dibangun dari
aktifitas-aktifitas individu dan organisasi yang terpisah yang
bekerja bersama untuk menciptakan dan memberikan keuntungan
pada pelanggan melalui produk dan jasa.
Menilai Peluang Daya Tarik Bagi Pelanggan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p. 96), setelah
perusahaan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tidak
terpenuhi, menilai kesiapan pasar teknologi, menganalisis sumber
daya untuk memberikan penawaran, menilai keuntungan relative,
dan menciptakan kesempatan, selanjutnya perlu memperhatikan
pelanggan dan dinamika pasar. Ketika menganalisis pelanggan
dan dinamika pasar, ada tujuh faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Competitive Vulnerability
Faktor ini ditentukan dengan melihat kuantitas pesaing yang ada,
serta berapa banyak pesaing yang telah menerapkan e-
30
marketing, semakin sedikit yang memenuhi kriteria diatas berarti
nilainya semakin positif.
2. Technical Vulnerability
Faktor ini ditentukan dengan melihat ketersediaan dan
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan aplikasi e-marketing.
3. Interaction Between Segments
Faktor ini ditentukan berdasarkan intensitas interaksi antar
segmen yang ada, semakin baik interaksi yang tercipta berarti
semakin positif pula nilainya.
4. Likely Rate of Growth
Faktor ini ditentukan dari presentasi pertumbuhan tahunan
perusahaan itu sendiri semakin besar pertumbuhan sebuah
perusahaan maka semakin positif nilainya.
5. Technology Vulnerability
Perusahaan juga harus memiliki kemampuan dengan level yang
tinggi pada perkembangan teknologinya baik dari segi teknologi
yang ada maupun dampak dari penggunaan teknologi yang baru.
6. Market Size
Faktor ini ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan, semakin
besar ukuran pasarnya berarti semakin positif nilainya.
31
7. Level of Profitability
Faktor ini ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan
tersebut, semakin tinggi keuntungannya berarti semakin
mendukung e-marketing dan berarti semakin positif nilainya.
Strategi Perencanaan
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 51), strategi perencanaan
e-marketing meliputi segmentation, differentiation, positioning.
Targeting
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 191), perusahaan
harus memilih yang terbaik untuk target. Untuk menyeleksi target
pasar, perusahaan meninjau analisis peluang pasar,
mempertimbangkan temuan dari analisis SWOT. Perusahaan
mencari lingkungan pasar, keahlian dan sumber daya yang
mendukung proses penargetan.
E-Marketing memilih strategi penargetan dengan
menentukan target untuk melayani secara online, yang termasuk
lokasi brick-and-mortar. Internet sangat cocok untuk dua strategi
penargetan:
• Pemasaran Niche, terjadi ketika suatu perusahaan memilih satu
segmen dan mengembangkan satu atau lebih bauran pemasaran
(marketing mix) untuk memenuhi kebutuhan segmen itu. Strategi
ini memiliki manfaat nyata tetapi dapat beresiko karena pesaing
ikut masuk ke dalam pasar yang menguntungkan. Ketika pasar tiba-
32
tiba menurun, maka semua perusahaan dan pesaing juga ikut
menurun.
• Micromarketing, juga dikenal sebagai penargetan individual,
terjadi ketika sebuah perusahaan atau bagian dari bauran pemasaran
untuk sejumlah individu. Diambil secara ekstrem, hal itu dapat
menjadi target pasar dari satu orang.
Differentiation
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 196), diferensiasi
adalah proses menambahkan serangkaian perbedaan untuk
membedakan penawaran perusahaan sengan penawaran pesaing.
• Differentiation Dimentions
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 196), perusahaan dapat
membedakan penawaran dengan lima dimensi, yaitu:
1. Product Differentiation
Diferensiasi produk merupakan strategi e-marketing yang
sangat penting yang dapat menawarkan beragam produk
perusahaan yang tak terbatas dan kemampuan untuk
memanfaatkan berbagai platform dalam menyesuaikan
penawaran produk untuk setiap pelanggan. Diferensiasi
produk juga mencakup customization dan bundling
menawarkan kombinasi produk atau layanan individu
kebutuhan pelanggan.
33
2. Service Differentiation
Meningkatkan pelayanan pelanggan dengan menerima
umpan balik pelanggan melalui e-mail 24 jam sehari,
kemampuan untuk merespon lebih cepat (secara real time),
untuk mengurangi kekhawatiran pelanggan ketika operator
telepon atau layanan pelanggan tidak ada.
3. Personnel Differentiation
Layanan personalisasi dan hubungan antara pedagang dengan
konsumen diperlukan karyawan yang terampil. Sekarang
internet memungkinkan perusahaan untuk menawarkan
produk dan layanan mereka dengan biaya. Perusahaan
mengurangi ketergantungan terhadap karyawan untuk
menangani transaksi bisnis, dan mengurangi biaya bagi end-
user, sehingga menciptakan diferensiasi untuk menyediakan
layanan yang baik dengan harga yang lebih rendah.
4. Channel Differentiation
Internet berfungsi sebagai lokasi bebas dan waktu bebas
dalam menyalurkan distribusi dan komunikasi. Pelanggan
dapat memesan berbagai produk yang lebih luas, pada setiap
waktu, untuk dikirim ke lokasi manapun di dunia,
berlawanan dengan berbagai macam produk yang terbatas
dan jam kerja terbatas brick-and-mortar perusahaan
tradisional.
5. Image Differentiation
34
Sebuah perusahaan bisa membedakan dirinya dengan
menciptakan pengalaman pelanggan yang unik seprti layanan
pelanggan yang unggul dan pengalaman merek. Melalui
pengalaman branding, perusahaan dapat sangat
meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan
pelanggan.
• Differentiation Strategies
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 200), strategi ini sangat
penting dalam internet karena strategi pemasaran berkisar citra
perusahaan dan informasi produk yang tersedia di web. Ada enam
strategi diferensiasi untuk bisnis online, yaitu:
1. Site Environtment/ Atmospherics
Pengunjung situs web membedakan tiap situs yang
dikunjunginya. Pengunjung situs ingin mudah mengunduh,
informasi akurat, produk yang jelas dan dengan mudah dapat
dilayani.
2. Membangun Kepercayaan (Build Trust)
Kepercayaan sangatlah penting dan dibutuhkan oleh
pelanggan dan penyedia situs web, hal ini diperlukan ketika
pelanggan diharapkan untuk membayar online atau informasi
pelanggan dilacak untuk personalisasi layanan. E-Commerce
perusahaan diharapkan dapat meyakinkan pelanggan dengan
melakukan pembayaran yang aman dalam proses transaksi
yang sudah terenkripsi.
35
3. Efficient and Timely Order Processing
Bagi pelanggan kemudahan dalam proses pemesanan adalah
suatu hal penting dalam proses pembelian melalui internet.
Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan dapat
menyebar dengan cepat di internet. Dengan navigasi web
yang baik dan kegunaan tombol-tombol pada web yang tepat
maka pelanggan akan dengan mudah mengenali web dan
produk-produk yang disediakan pada halaman web.
4. Harga (Pricing)
Harga sebagai metode diferensiasi telah dipergunakan
khususnya untuk web pemasaran. Ketika pertama kali produk
ditawarkan web, banyak perusahaan yang memberikan
penawaran diskon sebagai senjata utamanya dalam
pemasaran. Salah satu strategi penetapan harga yang layak
adalah menawarkan konten gratis yang didukung iklan
misalnya, cnn.com.
5. Customer Relationship Management (CRM)
Dengan banyaknya perusahaan yang mempergunakan
diferensiasi harga, maka CRM menjadi lebih dominan
sebagai sarana diferensiasi.
6. Invite User-Generated Content
Media yang dipublikasikan melalui internet dapat
mengundang pengguna untuk mengupload konten dan
mengirim komentar pada situs web mereka. Kepercayaan
pelanggan, merespon, mendengarkan, dan belajar dari konten
36
yang dibuat pengguna akan menjadi feed back/umpan balik
bagi perusahaan.
Positioning
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 196), Strategi
positioning membantu menciptakan citra sebuah perusahaan dan
produknya di benak pengguna segmen yang dipilih. Perusahaan
dapat memposisikan pada Product or Service Attribute, Technology
Positioning, Benefit Positioning, User Category, Competitor
Positioning, Integrator Positioning.
1. Product or Service Attribute
Atribut produk atau layanan fitur seperti ukuran, warna, bahan,
kecepatan, dan sebagainya. Sebuah produk atau proses yang
dipatenkan, seperti Amazon’s Click merupakan sebuah dasar yang
ideal untuk penentuan posisi perusahaan.
2. Technology Positioning
Posisi berdasarkan teknologi menunjukkan bahwa perusahaan
berada pada posisi terdepan. Atribut ini sangatlah penting bagi
pemasaran online, dimana perusahaan menyediakan web untuk
pelanggan.
3. Benefit Positioning
Merupakan atribut pelanggan perpektif dimana fitur dan manfaat
apa saja yang disediakan untuk pelanggan.
4. User Category
Posisi ini sangatlah bergantung pada segmen pelanggan, posisi ini
berhasil apabila segmen memiliki beberapa kualitas unik yang
37
mengubungkan manfaat produk lebih dekat ke grup daripada
segmen lainnya.
5. Competitor Positioning
Banyak posisi perusahaan besaing dengan memberikan keuntungan
dan penawaran yang kompetitif bagi pelanggan. Perusahaan yang
online atau offline seringkali meletakkan posisinya sebagai
competitor terhadap perusahaan tertentu.
6. Integrator Positioning
Beberapa perusahaan ingin dikenal dengan menyediakan segala
kebutuhan konsumen dalam kategori produk tertentu, industi, dll.
Strategi ini sangat penting karena pelanggan lebih menyukai
kenyamanan dan one-stop-shopping.
2.2.3.3 Tahap Ketiga: Tujuan (Objectives)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 52) tujuan dalam e-
marketing mencakup aspek tugas, kuantitas, dan waktu:
• Tugas (apa yang akan dicapai)
• Kuantitas yang terukur (seberapa banyak)
• Time frame (kapan)
Sebagian besar e-marketing bertujuan untuk mencapai berbagai
tujan seperti sebagai berikut:
o Meningkatkan pangsa pasar.
o Meningkatkan jumlah komentar pada sebuah website atau blog.
o Meningkatkan pendapatan penjualan.
o Mengurangi biaya (misalnya biaya distribusi atau promosi).
38
o Mencapai tujuan merek (misalnya meningkatkan kesadaran
merek).
o Mencapai tujuan Customer Relationship Management (CRM)
seperti meningkatkan kepuasan pelanggan, frekuensi
pembelian, atau tingkat referensi pelanggan.
o Memperbaiki manajemen rantai suplai (seperti dengan
meningkatkan koordinasi anggota, menambahkan mitra, atau
mengoptimalkan tingkat persediaan).
Gambar 2.6 E-Marketing Plan
Sumber: Strauss dan Frost (2009, p. 53)
2.2.3.4 Tahap Keempat: Strategi E-Marketing (E-Marketing Strategy)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 52), strategi e-marketing
mencakup strategi mengenai 4P dan hubungan menajemen
(Relationship Management) untuk mencapai tujuan rencana mengenai
39
produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi
(promotion).
Strategi Produk (Product Strategies)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 53), Produk adalah
kumpulan barang fisik dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar untuk pertukaran. Produk yang
ditawarkan seperti barang fisik, jasa, ide, orang, dan tempat.
Dalam memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan harus
membuat lima keputusan produk umum yang terdiri atas:
attribute (atribut), branding (merek), services (layanan),
labeling (pelabelan), dan packaging (pengemasan). Kecuali
untuk packaging, semua dapat dikonversi dalam pengiriman
online.
Strategi Harga (Pricing Strategies)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 53), Harga adalah
sejumlah uang yang dibayar oleh pelanggan untuk
mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Harga ditetapkan melalui negoisasi antara pembeli
dan penjual yang digunakan untuk penentuan harga.
Strategi Tempat (Place Strategies)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 54), Distribusi
adalah sekelompok perusahaan yang saling bergantung untuk
mentransfer produk dan informasi dari pemasok ke konsumen.
Distribusi ini terdiri dari Producers (Produser), Intermediaries
(Perantara), dan Buyers (Pembeli).
40
Strategi Promosi (Promotion Strategies)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 54), Promosi
adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan calon pembeli mengenai
perusahaan dan produknya. Alat-alat promosi yang digunakan
oleh perusahaan meliputi Periklanan (Advertising), Penjualan
Personal (Personal Selling), Promosi Penjualan (Sales
Promotion), Hubungan Masyarakat (Public Relation),
Pemasaran langsung (Direct Marketing).
2.2.3.5 Tahap Kelima: Rencana Penerapan(Implementation Plan)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 54), pada tahap ini
perusahaan memutuskan bagaimana untuk mencapai tujuan melalui
strategi yang efektif dan kreatif. Pemasar memilih bauran pemasaran
(4P), strategi manajemen dan strategi lain untuk mencapai tujuan
rencana dan kemudian menyusun rencana penerapannya
(implementation plan). Perusahaan juga memeriksa untuk memastikan
organisasi pemasaran yang tepat di tempat pelaksanaan (staf, struktur
departemen, penyedia layanan aplikasi, dan lain-lain diluar
perusahaan).
E-marketing khusus memberikan perhatian terhadap strategi
pengumpulan informasi karena teknologi informasi terutama dalam
mengotomatisasi proses ini. Bentuk situs web, cookies, feedback e-
mail, dan survey secara online hanya beberapa perusahaan digunakan
41
untuk mengumpulkan informasi tentang pelanggan, calon pelanggan,
dan stakeholders lainnya. Strategi penting lainnya meliputi:
• Situs web software analisis log membantu perusahaan
meninjau perilaku pengguna di situs tersebut dan melakukan
perubahan untuk lebih memenuhi kebutuhan pengguna.
• Bisnis intelijen menggunakan internet untuk peneltian
sekunder, membantu perusahaan dalammemahami pesaing dan
kekuatan-kekuatan pasar lainnya.
Internet telah mengubah tempat pertukaran dari marketplace
(seperti interaksi face-to-face) menjadi marketspace (seperti screen-
to-face). Perbedaan utama adalah bahwa sifat hubungan pertukaran
sekarang ditengahi oleh interface teknologi. Dengan perpindahan
dari hubungan antarmuka people-mediated menjadi teknologi-
mediated, terdapat sejumlah pertimbangan perancangan interface
yang dihadapi. Menurut Rayport dan
Jaworski (2003, p. 48), elemen dalam mendesain sebuah situs web
adalah 7C framework, yaitu:
Context
Konteks dari situs mencerminkan nilai keindahan dan kegunaan
dari situs tersebut. Terdapat tiga jenis criteria, yaitu:
• Aesthetic criteria
Desain look-and-feel yang lebih ditekankan pada nilai artistik sebuah
webpage, seperti penggunaan warna dan graphic yang menarik,
penggunaan macromedia flash untuk pembuatan tombol navigasinya,
42
dan lain-lain sehingga menciptakan desain situs yang enak dan nyaman
dipandang.
• Functional criteria
Desain web yang lebih ditekankan pada fungsi dari web tersebut,
semua desain web dibuat sesimpel mungkin selama fungsi web
tercapai. Misalnya, web yang berfungsi sebagai pusat informasi, maka
sedain web tersebut sangat sederhana namun memiliki informasi yang
sangat lengkap.
Tiga faktor penting dari functional criteria, yaitu:
1. Section break down
2. Linking ctructure
3. Navigation tools
4. Hybrid criteria
Desain web yang merupakan gabungan dari kedua criteria diatas. Selain
memenuhi functional criteria dari sebuah website, web tersebuh harus
mampu menarik pelanggan dari sisi aesthetic criteria.
Content
Content merupakan semua objek digital yang terdapat dalam
sebuah web baik dalam bentuk audio, video, image ataupun text.
Dimensi dari content, yaitu:
1. Offering Mix
Content dari web meliputi produk yang ditawarkan, informasi,
dan pelayanan.
2. Appeal Mix
43
Content dari web meliputi promosi dan pesan-pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh perusahaan dari sebuah web.
3. Multimedia Mix
Mengarah pada variasi media (text, audio, image, graphics)
yang terdapat dalam sebuah web.
4. Content Type
Informasi yang disajikan dalam suatu situs web harus selalu di-
update karena mempunyai tingkat sensitifitas terhadap website.
Community
Komunitas merupakan ikatan hubungan yang terjadi antara
sesama pengunjung atau pelanggan dari sebuah website karena adanya
kesamaan minat atau hobi. Komunitas dapat menarik pelanggan untuk
mengunjungi kembali sebuah website karena beberapa hal, yaitu:
1. Komunitas dapat menciptakan content yang atraktif
Bentuk-bentuk contentnya seperti member posting, community-
exclusive research, dll.
2. Komunitas dapat membuat aktifitas tertentu menjadi mungkin atau
lebih mudah, seperti kebutuhan kepuasan yang tidak dapat dicapai
secara individu.
Dengan adanya komunitas, memungkinkan terjadinya
pembagian informasi yang mungkin berguna untuk pelangga, hal ini
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan untuk informasi
tersebut.
44
Customization
Customization merupakan kemampuan sebuah situs untuk
dapat memodifikasi situs itu sendiri sesuai dengan keinginan dari
penggunanya. Dimensi dari customization, yaitu:
1. Personalization
Setiap pelanggan diberikan kesempatan untuk memiliki
pengaturan yang berbeda pada layout sebuah website sesuai dengan
pilihan masing-masing seperti personalisasi dalam personalized e-
mail account, content, dan layout configuration.
2. Tailoring
Penyajian informasi yang berbeda antar masing-masing
pelanggan disesuaikan dengan kebiasaan yang pernah dilakukan
sebelumnya atau juga berdasarkan pada pilihan dari pelanggan-
pelanggan yang memiliki kemiripan.
Communication
Komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan terisi dari:
1. Broadcast Dimention
Komunikasi satu arah dari perusahaan kepada pelanggannya dan
tidak memerlukan respon dari pelanggannya seperti FAQ dan e-
mail newsletter.
2. Interactive Dimention
Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan pelanggan
contohnya user input, customer service, dan E-commerce dialog.
3. Hybrid Dimention
45
Gabungan dari dimensi broadcast dan interactive, contohnya
pemberian freeware yang dapat didownload oleh user dan user
dapat mengirimkan kepada user lain, hal ini secara otomatis
membantu perusahaan dalam melakukan promosi.
Connection
Kemampuan sebuah website untuk berpindah dari sebuah
webpage ke webpage lainnya ataupun website lainnya dengan one-click
baik pada text, image maupun toolbars yang lain. Dimensi yang
terdapat dalam connection:
1. Link to Sites
Hubungan antara sebuah website dengan website lainnya yang
membuat user secara total keluar dari web sebelumnya dan masuk
kedalam web yang dituju.
2. Homesite Background
User dapat memasuki website lainnya namun background dari
website utama tetap dipertahankan. Dalam hal ini, hubungan antara
website utama dengan website yang dituju harus memiki batasan-
batasan yang jelas.
3. Outsource Content
Content dari website yang diinginkan oleh user disediakan oleh
website sehingga user tidak perlu berpindah dan membuka website
baru untuk mendapatkan informais yang diinginkan.
4. Percentage of homesite Content
46
Sebagian dari content sebuah website terkadang tidak sepenuhnya
diatur oleh sebuah website sehingga perlu diperlihatkan bagaimana
strategi content dari sebuah website.
Commerce
Commerce merupakan fitur dari customer interface yang
menukung aspek dari transaksi perdagangan. Dimensi yang terdapat
pada commerce, yaitu:
1. Registration
Proses penyimpanan berbagai macam informasi penting pelanggan
seperti nama, tempat/tanggal lahir, umur, alamat, nomor telepon,
nomor kartu kredit, dan lain-lain.
2. Shopping Chart
Kemampuan untuk dapat menaruh barang belanjaan ke dalam
personal cart.
3. Security
Keamanan saat melakukan transaksi pada situs sendiri, melalui
enkripsi (SSL) dan teknologi autentikasi (SET).
4. Credit Card Approval
Kemampuan untuk mengecek validasi kartu kredit dengan bank
yang bersangkutan.
5. One Click Shopping
Mempermudah pelanggan untuk melakukan pemesanan barang
dengan hanya sekali klik.
6. Order Through Affiliates
47
Situs dapat melakukan pencarian laporan ataupun pesanan.
7. Configuration Technology
Pengguna dapat memilih dan membandingkan berbagai macam
produk dan pelayanan yang diinginkan.
8. Order Tracking
Pengguna dapat mengecek status pengiriman barang yang telah
dipesan.
9. Delivery Option
Pengguna sapat memilih alternative pengiriman, baik dari segi
biaya dan kecepatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada tahap implementation plan
ini, interface yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran, harus
memperhatikan 7 elemen yang dimiliki oleh sebuah situs web.
2.2.3.6 Tahap Keenam: Anggaran (Budget)
Menurut Supranto (2009, p. 171), pada dasarnya peramalan
merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian
atau peristiwa mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di
waktu yang akan datang. Teknik ramalan dan analisis regresi
membahas mengenai hubungan dua variable yang biasanya cukup tepat
dinyatakan dalam suatu garis lurus. Persamaan yang digunakan untuk
mendapatkan garis regresi pada sata diagram pencar disebut persamaan
regresi atau persamaan perkiraan. Persamaan garis lurus digunakan
untuk menempatkan garis regresi pada data yang diperoleh. Metode
kuadrat terkecil akan digunakan untuk menempatkan garis pada data
48
yang diamati, sehingga bentuk garis persamaan regresi adalah sebagai
berikut:
Keterangan: a = y pintasan
b = Kemiringan garis regresi atau koefisien regresi
t = nilai tertentu dari variabel bebas
Untuk mengetahui perkiraan pendapatan, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan : n = jumlah tahun
t = nilai tertentu variabel bebas
y = nilai yang diukur pada variabel tidak bebas
o Keuntungan tidak nyata
Keuntungan tidak nyata dari strategi e-marketing akan lebih
sulit untuk dihitung daripada keuntungan tidak nyata dari dunia brick-
and-mortar. Contoh dari ekuntungan tidak nyata dari strategi e-
marketing adalah besarnya ekuitas merek dan tingkat brand awareness.
o Penghematan biaya
Penghematan biaya melalui efisiensi internet dilakukan dengan
memotong jalur distribusi, karena perusahaan dapat langsung menjual
ke pelanggan tanpa melalui perantara.
o Biaya Pengimplementasian E-Marketing
Y = a + bt
b = n.∑ty - ∑t∑y n.∑t2 – (∑t)2
49
Untuk implementasi e-marketing diperlukan banyak biaya,
seperti:
1. Biaya teknologi, Biaya ini terdiri dari biaya software, hardware,
akses internet atau hosting, pelatihan, dan materi pembelajaran,
dan biaya operasionel situs dan biasa pemeliharaan.
2. Rancangan situs, Situs web memerlukan perancangan grafis
untuk merancang tampilan web, grafis, dan foto.
3. Gaji, perusahaan harus menggaji semua karyawan yang bekerja
dalam bagian pengembangan dan pemeliharaan web.
4. Pengembangan situs, biaya lain yang tidak termasuk dalam
biaya teknologi atau gaji, akan dimasukkan dalam kelompok
biaya ini.
5. Marketing communication, semua biaya periklanan, public
relation dan aktivitas promosi baik online maupun offline.
Biaya lainnya adalah biaya online directory, penyewa daftar e-
mail dan lainnya.
6. Biaya lain, semua biaya khusus unutk proyek seperti biaya
telepon, travel, peralataan percetakan untuk menambah URL
baru dan lainnya.
2.2.3.7 Tahap Ketujuh: Rencana Evaluasi (Evaluation Plan)
Menurut Strauss dan Frost (2009, p. 56), perencanaan e-
marketing dilaksanakan, keberhasilannya tergantung pada evaluasi
yang terus menerus. Jenis evaluasi ini tergantung pada tujuan rencana.
Untuk menentukan hasil pemasarannya, perusahaan dapat
menggunakan balanced scorecard untuk mengukur kesuksesan dari
50
program internet marketing dan apakah program internet marketing
tersebut sesuai dengan objektif dari perusahaan.
Balanced Scorecard merupakan perencanaan strategis dan
sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan
industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk
menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi,
meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau
kinerja organisasi terhadap strategis tujuan.
Balanced scorecard telah berkembang dari penggunaan awal
sebagai kerangka pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan
strategis penuh dan sistem manajemen. balanced scorecard yang telah
diperbaharui telah mengubah rencana strategis organisasi dari sebuah
dokumen yang menarik namun pasif ke dalam "perintah berbaris"
untuk organisasi setiap hari. Ini menyediakan kerangka kerja yang
tidak hanya menyediakan pengukuran kinerja, tetapi membantu
perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Hal
ini memungkinkan para eksekutif untuk benar-benar menjalankan
strategi mereka.
(sumber:
http://www.balancedscorecard.org/BSCResources/AbouttheBalancedS
corecard/tabid/55/Default.aspx)
Dapat disimpulkan bahwa 7 tahap rencana E-marketing dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama yaitu analisis sistem yang
sedang berjalan. Pada bagian ini, terdapat 3 dari 7 tahap rencana E-
marketing untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan. Bagian
51
yang kedua yaitu perancangan sistem yang diusulkan. Terdapat 4 tahap
dari 7 tahap rencana E-marketing yang merupakan tahap lanjutan dari
3 tahap analisis sistem yang sedang berjalan.
2.2.4 Pemasaran 2.2.4.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 5), definisi manajerial dari
pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkn organisasi dan pemegang kepentingannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, glossary. 5), pemasaran
adalah proses dari perencanaan dan eksekusi terhadap konsep, harga,
promosi dan distribusi dari ide, barang dan layanan untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Jadi berdasarkan kedua pengertian di atas, pemasaran adalah
proses menciptakan, menetapkan harga, melaksanakan penawaran dan
distribusi serta promosi dari suatu barang atau jasa yang akan
mempercepat hubungan & pertukaran sehingga dapat memuaskan
keinginan individu atau organisasi.
2.2.4.2 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berdasarkan Kotler dan Keller (2009, p. 20)
menyatakan bahwa untuk menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang lebih baik kepada sasaran yang dipilih. Pemasaran
52
berfokus pada kebutuhan pembeli sehingga pemasaran didasari oleh
gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan
hal-hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
akhirnya mengkonsumsinya. Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 19)
ada 5 konsep pemasaran yang dapat digunakan sebagai landasan bagi
sebuah organisasi untuk melaksanakan strategi pemasaran, yaitu:
Konsep produksi
Dalam konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih
menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan tidak mahal.
Oleh karena itu manajemen harus berkonsentrasi untuk mencapai
efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.
Konsep produk
Dalam konsep ini berpendapat bahwa konsumen menyukai
produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan fitur inovatif terbaik.
Oleh karena itu, manajemen harus mencurahkan perhatiannya terus
menerus pada perbaikan dan pengembangan produk.
Konsep penjualan
Dalam konsep ini berpendapat bahwa konsumen enggan
membeli produk, sehingga perlu didorong untuk membeli dan suatu
perusahaan harus menjalankan usaha seperti promosi dan penjualan
efektif untuk merangsang pembelian.
Konsep pemasaran
Dalam konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar,
53
serta memberi kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien dibandingkan pesaingnya
Konsep pemasaran holistik
Dalam konsep ini berpendapat bahwa pengembangan, desain,
dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan aktivitas-
aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungannya.
Berdasarkan 5 konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu konsep yang sesuai
dengan orientasi dan sasarannya. Sebaiknya konsep yang digunakan
juga memperhatikan faktor kesejahteraan terhadap masyarakat.
2.2.4.3 Manajemen Pemasaran
Kotler dan Keller (2009, p. 32) mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran serta meraih,
mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan,
penghantaran, dan pengomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Manajemen pemasaran meliputi mengatur permintaan, yang
selanjutnya mengatur hubungan dengan pelanggan. Perusahaan selain
merancang strategi untuk menarik pelanggan baru, mereka juga
memusatkan perhatian untuk mempertahankan pelanggan yang sudah
ada dengan memberikan nilai dan kepuasan yang superior bagi
pelanggannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 32), mendefinisikan
manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran
serta meraih, mempertahankan, dan pengkomunikasian nilai pelanggan
yang unggul.
54
Dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah
perencanaan, penerapan, dan pengendalian strategi yang dirancang
untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pasar sasaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2.4.4 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 24-25), bauran pemasaran
merupakan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang
tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Aktivitas pemasaran muncul
dalam semua bentuk seperti pengklasifikasian dalam bauran
pemasaran, yaitu :
• Produk
Produk artinya kombinasi barang dan layanan yang ditawarkan
perusahaan untuk pasar yang ditargetkan.
• Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh suatu produk.
• Tempat
Tempat termasuk di dalamnya aktivitas yang dilakukan perusahaan
agar produk mudah didapatkan untuk sasaran konsumennya.
• Promosi
Promosi artinya aktivitas yang mengkomunikasikan manfaat dari
produk dan membujuk konsumen yang ditargetkan untuk membelinya.
55
Gambar 2.7 Gambaran Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler dan Keller (2009, p. 24)
Untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan maka
diperlukannya perpaduan dari bauran pemasaran yang terkoordinasi
dengan baik untuk membangun posisi yang kuat dalam pasar.
Menurut Goi (2009, p. 2), bauran pemasaran yang digunakan
oleh suatu perusahaan akan bervariasi menurut sumber daya, kondisi
pasar dan perubahan kebutuhan klien. Pentingnya beberapa elemen
dalam bauran pemasaran akan berbeda-beda pada satu titik waktu.
Keputusan tidak bisa dilakukan pada satu elemen dari bauran
pemasaran tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap unsur-unsur
lain, hal ini menunjukkan bahwa jumlah kemungkinan strategi bauran
pemasaran adalah tak terbatas. Bauran pemasaran terutama bermanfaat
56
pada awal-awal konsep pemasaran dilaksanakan ketika produk fisik
mewakili porsi yang lebih besar dari perekonomian. Sekarang, dengan
pemasaran yang lebih terintegrasi ke dalam organisasi dan dengan
berbagai jenis produk dan pasar, beberapa penulis telah berusaha untuk
menambah kegunaan dengan mengusulkan unsur lainnya yang
berpengaruh terhadap pemasaran, seperti kemasan (packaging), orang
(people) dan proses (process).
Berdasarkan dua teori di atas, dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran adalah suatu kombinasi dari kegiatan yang merupakan dasar
dari sistem pemasaran perusahaan. Seiring berkembangnya jaman,
unsur dalam bauran pemasaran terus bertambah untuk
mengimbanginya.
2.2.4.5 Rencana Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 42), rencana pemasaran
adalah instrumen sentral untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan
usaha pemasaran. Rencana pemasaran beroperasi pada dua tingkat
yaitu strategis dan taktis. Rencana pemasaran strategus menjelaskan
pasar sasaran dan proporsi nilai yang akan ditawarkan perusahaan,
berdasarkan pada analisis peluang pasar terbaik. Sedangkan rencana
pemasaran taktis menspesifikasikan taktik pemasaran, termasuk fitur
produk, promosi, penyediaan barang, penetapan harga, saluran
penjualan, dan layanannya.
Jadi, rencana pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing pada pasar
57
yang hendak dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar tersebut.
2.2.5 Model Porter
Analisis ini dikemukan oleh E. Porter. Five Forces Model Porter adalah
strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari sebuah struktur industri.
Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif yaitu:
Gambar 2.8 Diagram Porter
58
New entry : Bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru
untuk mulai bersaing industri yang sudah ada
Subtitusi : Cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi
alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya
lebih murah.
Kekuatan tawar customer : Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli
mempunyai kekuatan utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.
Kekutan tawar supplier : Bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada
banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli
supply barang.
Persaingan di antara pemain yang sudah ada : Bagaimana kuatnya
persaingan diantara pemain yang sudah ada.Apaka ada pemain yang sangat dominan
atau semuanya sama.
2.2.6 Flowchart
Flowchart Sistem
Sebuah flowchart yang menggambarkan sistem beserta masukan, proses dan
output secara lebih rinci daripada peta proses atau DFD, memberikan informasi
tentang dokumen dan proses yang dilakukan dalam sistem, serta yang terlibat dalam
sistem.
59
Gambar 2.9 Flowchart
Membaca flowchart
Ada dua fitur utama yang Anda harus akrab dengan untuk dapat memahami
dan membaca flowchart sistem: divisi organisasi dan flowchart flowchart symbols.
Ketika membaca biasanya Anda akan mulai di sudut kiri atas dokumen dan kemajuan
untuk yang kanan bawah corner. Pada awal flowchart biasanya ditandai dengan
penggunaan simbol start / stop atau adanya simbol entitas eksternal yang berisi nama
entitas. Flowchart eksternal memiliki beberapa kolom Tiap kolom dialokasikan untuk
entitas internal yang merupakan bagian dari proses menjadi dokumentasi. Menurut
salah satu hal yang harus Anda perhatikan saat Anda membaca flowchart sistem dan
membandingkannya dengan DFD fisik adalah bahwa jumlah kolom dalam flowchart
60
dan pelabelan kolom dalam flowchart identik dengan jumlah entitas internal dan
pelabelan entitas internal dalam entitas DFD. Setiap entitas internal dalam flowchart
dipisahkan oleh garis yang solid dan nama entitas dapat ditemukan di bagian atas
halaman Segala sesuatu yang muncul dalam kolom untuk entitas internal.
Representasi grafis dari kegiatan entitas dan bagaimana perusahaan melakukan
kegiatannya di dalam sistem.
Tabel 2.4 Komponen Flowchart
2.2.7 Rich Picture
Menurut mathiassen (2000, p23) Rich picture merupakan sebuah
penggambaran secara tidak formal yang menggambarkan pemahaman illustrator dari
suatu situasi. Rich picture memfokuskan pada aspek penting dari suatu situasi yang
mana ditentukan oleh illustrator. Richpicture menggambarkan orang, objek, proses,
struktur, dan masalah di dalam problem dan application domain sistem.
61
Gambar 2.10 Rich Picture
2.2.8 ERD
Merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis
data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk
menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga
simbol yang digunakan, yaitu :
62
a. Entiti
Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari
sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999: 30). Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan
dengan persegi panjang.
b. Atribut
Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk
mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu
yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain.
Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
c. Hubungan / Relasi
Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
Relasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam
satu basis data (Kadir, Abdul, 2002: 48) yaitu:
1). Satu ke satu (One to one)
Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A
berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.
2). Satu ke banyak (One to many)
63
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan
dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
3). Banyak ke banyak (Many to many)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan entitas B.
Gambar 2.11 ERD
64
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.12 Kerangka Berpikir
Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan survey ke perusahaan
kemudian setelah melakukan survey dilanjutkan dengan proses analisa situasi setelah
itu dilakukan penyebaran kuesioner.Setelah proses penyebaran kuesioner selesai baru
dilakukan proses penentuan strategi,setelah itu dilakukan proses perancangan web dan
kemudian diimplementasikan web yang telah dirancang tersebut dan pada tahap akhir
dilakukan evaluasi terhadap web yang telah dirancang.
Top Related