ASUHAN KEPERAWATAN TBC
Wanda JulianingtyasRenika EvadiastiNanda Yudip A.SEvy Sri Wahyuni
Pengertian TBCTBC (Tuberculosis) adalah Infeksi
penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, suatu basil aerobic tahan asam, yang ditularkan melalui udara (air bone). Infeksi tuberculosis didapat melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil sekitar 1-5 nm.
Narasi Askep
Tuberculosis paru (TBC) kebanyakan menyerang laki-laki, namun bukan yang berkulit putih dan tinggal di Negara asing. Selain itu, risiko paling tinggi yang dapat terpajan pada bacillus pada waktu lalu dan yang tidak mampu atau mempunyai kekebalan rendah karena kondisi kronis, seperti AIDS, Cancer, usia lanjut, malnutrisi dsb.
Etiologi
• Agen infeksius utama, mycobacterium tuberculosis adalah batang aerobic tahan asam yang tumbuh dengan kambat dan sensitive terhadap panas dan ultraviolet.
• Mycobacterium bovis dan mycobacterium avio pernah, pada kejadian yang jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberculosis.
Pemeriksaan penunjang Rontgen dada
Pada pemeriksaan ini, kita dapat melihat adanya lesi paru
pada penyakit tuberculosis, mendeteksi adanya tumor,
benda asing, pembengkakan paru, penyakit jantung, dan
melihat struktur organ yang abnormal
Pemeriksaan bakteriologik (pemeriksaan sputum)
Mycobakterium tuberculosis (+) pada tahap aktif, penting
untuk menetapkan diagnose pasti dan melakukan uji
kepekaan terhadap obat.
Pemeriksaan tes tuberculin (mantoux test)
Teknik standar (tes mantoux) adalah dengan menyuntikkan
tuberkulin (PPD) sebanyak 0,1 ml yang mengandung 5 unit
tuberkulin secara intrakutan. Untuk memperoleh reaksi
kulit yang maksimum diperlukan waktu antara 48-72 jam
sesudah penyuntikan. Jika daerah indurasi sebesar 10 mm
maka dianggap bermakna dan mencerminkan adanya
sensitifitas yang berasal dari infeksi.
Histologi atau kultur jaringan
Hasil akan positif bila menunjukkan serangan ekstrapulmonal.
Biopsy jarum pada jaringan paru
Hasil positif untuk granuloma TB, adanya giant cell
menujukkan nekrosis.
Pemeriksaan darah
LED
Interprestasi Hasil : indikator stabiltas biolgi penderita, respon
terhadap pengobatan, dan prediksi tingkat penyembuhan.
Sering meningkat saat proses aktif.
Limfosit
Interprestasi Hasil : menggambarkan status imunitas penderita
(normal atau supresi)
Elektrolit
Interprestasi Hasil : hiponatremia dapat terjadi akibat retensi
cairan pada TB paru kronis luas.
Analisa gas darah
Interprestasi Hasil : hasil bervariasi tergantung lokasi dan
beratnya kerusakan paru.
Persiapan pemeriksaan penunjang Mantoux Test
Alat dan bahan :1. Spuit tuberkulin dengan jarum nomor 252. Hanscound3. Kapas alcohol4. PPD (Protein Perified Derivation) 0.1 cc
Persiapan pasien :5. Jaga privasi pasien.6. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien.
Analisa data • Data subjektif :
1. Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, kesulitan tidur
atau demam pada malam hari.
2. Demam hilang timbul.
3. Perasaan tak berdaya
4. Hilang nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan.
5. Nyeri dada meningkat pada saat batuk.
6. Batuk kering, setelah peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum).
7. Perubahan kapasitas fisik.
• Data objektif :
1. Demam biasanya sub febris 40-41o celcius.
2. Takikardi, takipnea atau dipsnea.
3. Tugor kulit buruk, kering, bersisik, hilang lemak subkutan.
4. Pengembangan pernafasan tidak simetris, bunyi nafas menurun.
5. Perkusi redup, kavitas yang besar, hipersonor atau timpani.
6. Auskultusi suara nafas tambahan : ronkhi basah kasar dan
nyaring, vesikuler melemah bila terdapat penebalan pleura.
Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien TBC sebagaimana dalam
NANDA Internasional 2012-2014, yakni
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekret darah yang ditandai dengan
frekuensi pernafasan dan bunyi nafas. Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan jalan nafas klien.
Mengeluarkan sekret tanpa batuan.
Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan bersihan jalan
nafas.
Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan atau
situasi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d batuk, anorexia.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan Lab normal dan
bebas tanda malnutrisi.
Melakukan perilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat yang tepat.
c. Ketidakefektifan pola nafas b/d kerusakan neurologis, nyeri, keletihan otot
pernafasan, hiperventilasi.
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas b/d penurunan permukaan
efektif paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar-kapiler, sekret kental,
edema bronkial. Hasil yang diharapkan : melaporkan tidak ada / penurunan dipsnea.
Intervensi Keperawatan
Secara Umum, tujuannya adalah:1) Mempertahankan jalan napas agar efektif 2) Mempertahankan pola pernafasan agar
kembali efektif3) Mempertahankan pertukaran gas4) Menunjukan berat badan meningkat
mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas pada malnutrisi
Rencana Tindakan
1. Awasi perubahan kasus jalan nafas dengan memonitor jumlah, bunyi atau status kebersihannya
2. Berikan Humidifier atau pelembab
3. Lakukan tindakan pembersihan jalan nafas dengan fibrasi, clapping, atau postural drainase (jika perlu lakukan suction)
4. Ajarkan teknik batuk yang efektif dan cara menghindari alergen
5. Pertahankan jalan nafas agar tetap terbuka dengan memasang jalan nafas buatan seperti oropharingeal/nasopharingeal airway, inkubasi endotrakhea atau trakheostomi sesuai dengan indikasi
1. Awasi perubahan status pola pernafasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semi fowler)
3. Berikan oksigenisasi
4. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar
1. Awasi perubahan status pola pernafasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semi fowler)
3. Berikan oksigenisasi
4. Lakukan suction bila memungkinkan
5. Berikan nutrisi tinggi protein dan rendah lemak
6. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar
4. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet
Ketidakefektifan pola nafas b/d kerusakan
neurologis, nyeri, keletihan otot pernafasan, hiperventilasi
Mempertahankan pola pernafasan kembali efektif
Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran
gas b/d penurunan permukaan efektif paru, atelektasis,
kerusakan membran alveolar-kapiler,
sekret kental, edema bronkial
Mempertahankan pertukaran gas
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Mempertahankan jalan nafas klien agar
efektif
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b/d sekret darah yang ditandai dengan
frekuensi pernafasan dan bunyi nafas
2. Berikan Humidifier atau pelembab
1. Awasi perubahan status pola pernafasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semi fowler)
3. Berikan oksigenisasi
4. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar
1. Awasi perubahan status pola pernafasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semi fowler)
3. Berikan oksigenisasi
4. Lakukan suction bila memungkinkan
5. Berikan nutrisi tinggi protein dan rendah lemak
6. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar
7. Pertahankan berkembangnya paru dengan memasang ventilasi mekanik, Chest tube dan Chest Drainage
1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, BB dan derajat kekurangan BB, intregritas mukosa oral, kemampuan/ketidakmampuan menelan, adanya tonus usus riwayat mual atau diare
2. Pastikan pola diet biasa pasien yang disukai/tidak disukai pasien
3. Awasi masukan atau pengeluaran dan BB secara periodik
4. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet
5. Konsul dengan rapi pernafasan untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum atau setelah makan
Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran
gas b/d penurunan permukaan efektif paru, atelektasis,
kerusakan membran alveolar-kapiler,
sekret kental, edema bronkial
Mempertahankan pertukaran gas
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d batuk, anorexia
Menunjukan berat badan meningkat mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal
dan bebas pada malnutrisi
Tinjauan Pustaka1. Price, Sylvia A.1994.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Buku 2.Jakarta:EGC
2. Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul Ulya.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta:Salemba Medika.
3. Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri.2013.Keperwatan Medikal Bedah 1.Jogjakarta:Nuha Medika.
4. Manurung,Santa dan kawan-kawan.2009.Seri Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi.Jakarta:Trans Info Media.
ASUHAN KEPERAWATAN SARS
Wanda JulianingtyasRenika EvadiastiNanda Yudip A.SEvy Sri Wahyuni
Instruksi Kerja Transfusi Darah
Wanda JulianingtyasRenika EvadiastiNanda Yudip A.SEvy Sri Wahyuni
Persiapan Alat dan bahan
Alat : a) Standart infusb) Set tranfusic) Pengalasd) Torniquete) Gunting
Bahan : 1) Botol berisi NaCl 0,9%2) Produk darah yang benar sesuai program medis3) Kapas alkohol4) Plester5) Kassa steril6) Betadine7) Sarung tangan
Intruksi kerja1. Beritahukan prosedur yang akan dilakukan.2. Cuci tangan3. Gantungkan larutan NaCl 0.9% dalam botol untuk
digunakan setelah tranfusi darah.4. Gunakan selang infus yang mempunyai filter (selang
Y atau tunggal).5. Lakukan pemberian infus NaCl 0.9% (lihat prosedur
pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian tranfusi darah.
6. Lakukan lebih dahulu tranfusi darah dengan memeriksa identifikasi produk darah, periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluarsa, dan periksa adanya bekuan.
7. Buka set tranfusi darah : Untuk selang Y, atur ketiga klem. Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi
off.
8. Cara tranfusi darah dengan selang Y : Tusukkan kantong NaCl 0.9%. Isi selang dengan NaCl 0.9% Buka klem pengatur pada selang Y dan
hubungkan ke kantong NaCl 0.9% Tutup atau klem pada selang yang tidak
digunakan Tekan ruang tetes dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian) Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan
selang NaCl 0.9% Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali
agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah.
9. Cara tranfusi darah dengan selang tunggal : Tusuk kantong darah Tekan ruang tetes dengan ibu jari dan jari
telunjuk sehingga filter terisi sebagian. Buka klem pengatur, biarkan selang infus terisi
darah.
10. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah.
11. Setelah darah masuk pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya.
12. Setelah darah dalam kantong habis, bersihkan selang dengan NaCl 0.9%.
13. Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang diberikan.
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
T r m k s h