ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.MDENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
Disusun Oleh:DEPARTEMEN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADOJURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI KEPERAWATAN2008
LAPORAN PENDAHULUAN“TUBERKULOSIS PARU”
1. PengertianTuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5 mm).2. EtiologiPenyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob, berbentuk batu yang membentuk spora.3. PatofisiologiPenyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.4. Manifestasi KlinikGejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik.a. Gejala respiratorik1. Batuk lebih dari 3 minggu2. Batuk darah3. Nyeri dadab. Gejala sistemik1. Demam2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.5. Pemeriksaan diagnostica. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosisb. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepatc. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.6. Penatalaksanaan / PengobatanPenilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.7. Komplikasia. Batuk darahb. Pneumothoraxc. Luluh parud. Gagal nafase. Gagal jantungf. Efusi pleura
8. PencegahanDapat dilakukan dengan cara;a. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.b. Terapi pencegahanc. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. PengkajianIdentitas PasienYang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.Riwayat Kesehatana. Keluhan utamaKebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.b. Riwayat keluhan utamaBiasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)a. Resepsi Kesehatan dan Manajemen KesehatanPandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.b. Aktifitas dan latihanBiasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang dialami.c. Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam harid. Nutrisi metabolicKemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.e. EliminasiPasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.f. Kognitif Perseptual.Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.g. Konsep DiriPerasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.h. Pola KopingMekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta pertolongan orang lain.i. Pola seksual reproduksiKemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuhj. Pola peran HubunganPerubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaanAgama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.
ASUHAN KEPERAWATANNo. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional1. Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan penumpukan sekret purulen pada jalan nafas.
Bersihan jalan nafas kembali efektif
1. kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan dan irama.
2. berikan pasien posisi semi fowler atau fowler tinggi bantu pasien untuk batuk efektif dan latihan nafas dalam.
3. pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari, kecuali kontra indikasi
4. kolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi, obat mukolitik
Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis, ronchi, mengi menunjukkan akumulasi sekret ketidak mampuan membersihkan jalan nafas.
Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan.
Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru untuk memudahkan pembersihan.
2. Perubahan nutrisi kurangn dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan produksi sputum, anoreksia
Menunjukkan berat badan meningkat.
1. catat status nutrisi pasien, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, kemampuan / ketidak mampuan menelan, riwayat mual-muntal.
2. awasi masukan atau pengeluaran dan berat badan secara periodic
3. berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
4. dorong makan sedikit dan sering dengan makanan TKTP
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.
Berguna dalam mendefinisikan derajat / masalah dalam menentukan pilihan interfensi yang tepat.
Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum atau sisa obat.
Memaksimalkan masukan nutrisi sebagai kebutuhan energi dan menurunkan iritasi gaster.
Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolic dan diet.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan perpindahan.
Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan.
1. Kaji kemampuan pasien untuk belajar. Contoh : masalah kelemahan, tingkat partisipasi dan lingkungan yang terbaik.
2. tekankan pentingnya mempertahankan protein tinggi dan diit karbohidrat dan masukan cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum alkohol dan tidak merokok
Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik ditingkatkan pada tahapan individu.
Memenuhi kebutuhan metabolic, membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan.
Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat.
Kombinasi INH dan Alkohol telah menunjukkan peningkatan insiden hepatitis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.MDENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
A. PengkajianIdentitas PasienNama : Tn. D.MUmur : 55 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAgama : Kr. ProtestanPendidikan : SD (tamat)Pekerjaan : TaniStatus : KawinSuku/ bangsa : Minahasa/ IndonesiaTgl. MRS : 15 - 07- 2008Tgl. Pengkajian : 10 - 08-2008, jam 08.00 witaDiagnosa medis : TB ParuNo. Med. Reg : 19 09 69
Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaBatuk berlendir.b. Riwayat Kesehatan SekarangBatuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas, keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.c. Riwayat Kesehatan DahuluKlien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.d. Riwayat Kesehatan KeluargaHanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :A : Pihak ayahB : Pihak Ibu
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
+ : Sudah meninggal
Pengkajian Kasus Kelolaan
a. Persepsi Kesehatan/ Manajemen KesehatanKlien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.b. Pola Nutrisi MetabolikKlien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur. Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/ mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.c. EliminasiPerkemihan : klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.Pencernaan : klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.Integumen : klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d. Aktivitas dan LatihanAktivitas 0 1 2 3 4MandiBerpakaianEliminasiMobiliasasiPindahAmbulasiNaik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan torakul abdominal.e. Kognitif PerseptualKlien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat berinteraksi dengan orang lain.f. Pola Istirahat dan TidurSebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidurSaat dikaji : klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00 wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.g. Konsep DiriIdentitas : klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya sebagai laki-laki.Harga diri : klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.Ideal diri : klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.Gambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.Peran : klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota keluarganya.h. Pola Koping – Intoleransi StresKlien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering meminta bantuan orang lain.i. Pola Peran – HubunganHubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.j. Pola Seksual – ReproduksiKlien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.k. Pola Nilai dan KepercayaanKlien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
Pemeriksaan Fisik
TTV TD : 130/80 mmHgN : 80 x/ mntR : 24 x/ mntSB : 36,5oCBB : 40 kgHead to Toe- KepalaInspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulatPalpasi : nyeri tekan tidak ada- MataInspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulatPalpasi : nyeri tekan tidak ada- HidungInspeksi : bentuk simetris, sekret tidak adaPalpasi : nyeri tekan tidak ada- MulutInspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada- LeherInspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid- Thorax/ dadaInspeksi : simetris kiri dan kananPalpasi : stem fremitus kiri dan kananPerkusi : sonur kiri dan kananAuskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a- AbdomenInspeksi : datarPalpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massaPerkusi : tidak kembungAuskultasi : bising usus normal- EkstremitasAtas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5% 20 gtt/ mntBawah : akral hangat, tidak ada odem
Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008
Jenis Hasil NormalHBEritrositLeukositTrombositGDSUreumCreatininAsam uratProtein totalAlbumin
5,7 g/ dL2,03 uL7400 uL230.000 uL67 mg/ dL31 mg/ dL1,1 mg/ dL8,5 mg/ dL7,6 mg/ dL2,2 mg/ dL
13-17 g/ dL4,20-5,40 uL5.000-10.000 uL150.000-450.000 uL110-160 mg/ dL10-50 mg/ dL0,6-1,1 mg/ dL2,4-7,0 mg/ dL6,6-8,3 mg/ dL3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thoraxHasil : tampak TB Paruc. Sputum BTAPemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
TerapiTgl. 11-08-2008IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mntCefixime 2 x 100 mg tabRanitidine 2 x 1 amp injCodein 3 x 20 gr tabRifampisin 150 mg 1 x 3 tabINH 750 mg 1 x 3 tabPZA 400 mg 1 x 3 tabEtambutol 275 mg 1 x 3 tabB6 1 x 1 tabAlupurinol 100 mg tab 1-0-0
Klasifikasi DataDS : - klien mengeluh batuk berlendir - klien mengeluh sesak nafas - klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain - klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan - klien mengeluh mengalami penurunan berat badan - klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnyaDO : - TTVTD : 130/80 mmHg N : 80 x/ mntR : 24 x/ mnt SB : 36,5oC - auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain - BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur - terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5% - BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg - pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATANo
Data Dampak Masalah Masalah
1 DS : - klien mengeluh batuk berlendir - klien mengeluh sesak nafasDO : - TTV TD : 130/80 mmHg N : 80 x/ mnt R : 24 x/ mnt SB : 36,5oC - auskultasi paru ronchi +/ + - sputum kental
Peradangan parenkim paruKeluarnya eksudut dalam alveoliPeningkatan produksi sputumKemampuan batuk menurunTertahannya sekresiJalan nafas terganggu
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2 DS : - klien mengatakan aktivitasnya dibantuDO : - BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur - terpasang IVFD dextrose 5% di lengan kanan
Proses penyakitKelemahan tubuhTerpasang infuse di lengan kananAktivitas terbatas
Intoleransi aktivitas
3 DS : - klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan - klien mengeluh mengalami penurunan berat badanDO : - BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
Adanya sputum pada saluran pernafasan dan di bagian mulutBatuk produktifPeningkatan frekuensi pernafasanNafsu makan menurun
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4 DS : - klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnyaDO : - pendidikan klien tamat SD
Tingkat pendidikan tamat SDKurang informasi tentang penyakitnyaKurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATANNo
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum ditandai dengan :DS : - klien mengeluh batuk berlendir - klien mengeluh sesak nafasDO : - TTV TD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mnt R : 24 x/ mnt SB : 36,5oC - auskultasi paru ronchi +/ + - sputum kental
Bersihan jalan nafas kembali efektif setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil:- batuk berlendir berkurang atau hilang- sekret encer- tanda-tanda vital dalam putus normal- ronchi -/-
1. Kaji fungsi pernafasan seperti bunyi, kecepatan dan irama setiap jam 06.00, 12.00, 18.00 setiap hari
2. Observasi tanda-tanda vital setiap jam 06.00, 12.00, 18.00 setiap hari
3. Atur posisi klien dengan posisi semi fowler setiap kali klien merasa sesak nafa
4. Ajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif pada pertemuan pertama
5. Anjurkan pasien untuk gunakan teknik batuk efektif setiap ingin batuk
6. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan sedikitnya 2.500 ml/ hari
7. Kolaborasi beri obat sesuai instruksi dokterRanitidine inj 2x1 amp (06.00 & 18.00)Cefixime 2x1 tab (06.00, 12.00, 18.00)Codein 3x1 tab (06.00, 12.00, 18.00)Rifampisin 1x3 tab (06.00)INH 1x3 tab (06.00)PZA 1x3 tab (06.00)Etambutol 1x3 tab (06.00)B6 1x1 tab (06.00)Alupurinol 1-0-0 (06.00)
1. Penurunan fungsi nafas dapat menunjukkan ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas.
2. Penyimpangan normal TTV menunjukkan perubahan status pasien.
3. Posisi membantu ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan.
4. Memaksimalkan ventilasi dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas besar sebagai mudah dikeluarkan
5. Melatih pasien untuk dapat belajar mengatasi batuk yang dialaminya.
6. Pemasukan cairan yang banyak membantu mengencerkan sekret.
7. Beri obat dengan teratur mempercepat proses penyembuhan
11-8-08, jm.08.001. Melakukan pengkajian frekuensi pernafasan 24x/ mnt, iramanya teratur, terdengar ronchi dan jenis pernafasan torakal abdominal11-8-08, jm.12.002. Mengukur TTVTD : 130/80mmHg
N : 84 x/ mntR : 24 x/ mntSB : 36,2oC
- Mengawasi klien minum obat codein 1 tablet dan cefixime 1 tablet11-8-08, jm.12.153. Merubah posisi tidur klien dari tidur satu bantal menjadi posisi semi fowler
11-8-08, jm.13.154. Mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif pada klien
11-8-08, jm.13.305. Menganjurkan pasien untuk gunakan teknik batuk efektif setiap batuk11-8-08, jm.13.456. Menganjurkan keluarga dan klien untuk memenuhi asupan cairan yang cukup bagi klien dengan minum air putih yang banyak +2500 ml/ hari11-8-08, jm.18.007. Memberikan obat sesuai instruksi ranitidine inj 1 ampul/ 3 cc melalui IVFDMenganjurkan klien untuk minum obat tablet secara teratur dan tidak boleh berhenti
S : - klien mengatakan sesak berkurang setelah diatur pada posisi semi fowler - klien mengatakan sputum yang keluar banyakO : - TTVTD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mntR : 24 x/ mntSB : 36,2oCA : masalah belum teratasiP : - kaji fungsi pernafasan setiap jam 06.00, 12.00, 18.00 - observasi TTV setiap 8 jam - pertahankan posisi tidur semi fowler - anjurkan klien untuk minum air putih yang banyak - anjurkan klien untuk tetap menggunakan teknik batuk efektif setiap batuk
2 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses penyakit ditandai dengan :DS : - klien mengatakan aktivitasnya dibantuDO : - BAB dan
Klien dapat beraktivitas dengan baik dengan kriteria hasil :- Klien dapat beraktivitas secara mandiri
1. Monitor derajat mobilitas dengan menggunakan skala ketergantungan
1. Untuk mengetahui tingkat ketergantungan
11-8-08, jm.08.001. Melakukan observasi derajat ketergantungan pada klien. mandi = 4, berpakaian = 4, eliminasi = 3, mobilisasi = 2, pindah = 4,
S : - klien mengeluh belum bisa sepenuhnya beraktivitas masih terbatas pada mobilisasi - klien mengeluh merasa lelahO : - klien belum bisa
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
BAK dilakukan di tempat tidur - terpasang infus dextrose 5% di lengan kanan
- BAB dan BAK dilakukan sendiri di toilet
2. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat ketergantungannya
3. Anjurkan klien untuk beraktivitas secara bertahap
4. Beri reinforcement positif terhadap tingkat keberhasilan klien
2. Memenuhi kebutuhan sehari-hari klien
3. Melatih klien untuk tidak tergantung dan secara bertahap bisa mandiri
4. Pujian membangkitkan semangat pasien untuk bisa mandiri
ambulasi = 4, naik tangga = 4. Hasil : terjadi ketergantungan
11-8-08, jm.08.102. Membantu pasien dalam eliminasi BAK dengan menyediakan urinal dan pispot pada saat BAB11-8-08, jm.08.153. Menganjurkan klien untuk bisa melakukan mobilisasi miring kiri, miring kanan dan duduk secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Hasil : klien bisa melakukan mobilisasi miring kiri dan miring kanan11-8-08, jm.08.154. Memberikan pujian pada klien karena klien sudah bisa mobilisasi secara mandiri
melakukan seluruh aktivitas - BAB dan BAK di tempat tidurA : masalah belum teratasiP : - bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan - anjurkan klien untuk beraktivitas secara mandiri
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d produksi sputum dan anoreksia ditandai dengan :DS : - klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan - klien mengeluh mengalami penurunan berat badanDO : - BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
Menunjukkan peningkatan nutrisi dengan kriteria hasil :- Peningkatan BB- Bebas tanda malnutrisi
1. Catat nutrisi klien pada penerimaan, BB, turgor kulit, adanya riwayat mual muntah atau tidak
2. Awasi masukan makanan dan cairan. Awasi pengeluaran urine, keringat timbang BB setiap hari
3. Anjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan makanan TKTP
4. Kolaborasi ahli gizi komposisi diitPagi : bubur dan telur,Siang : nasi, telur/ ikan, sayur, sup, buah,Sore : ekstra telur,Malam : nasi, telur/ ikan, sayur
1. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan pilihan intervensi yang tepat
2. Berguna mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
3. Memaksimalkan masukan nutrisi sebagai kebutuhan energi
4. Memberikan bantuan dalam perencanaan diit dengan nutrisi yang adekuat
12-8-08, jm.08.001. Mencatat status nutrisi klien, hasil nutrisi pasien kurang dari kebutuhan, BB saat masuk : 40 kg, turgor kulit baik, mual muntah tidak ada, nafsu makan menurun12-8-08, jm.08.0582. Mengganti cairan infuse dari NaCl 0,9% diganti dextrose 5% 20 gtt/ mnt, BB : 40 kg
12-8-08, jm.08.103. Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
12-8-08, jm.12.004. Mengawasi pola makan pasien, hasil klien menghabiskan makanannya, porsi makan sedikit
S : - klien mengatakan sudah bisa makan walaupun masih dalam porsiO : - porsi makan dihabiskan - frekuensi makan meningkat - BB 40 kgA : masalah teratasi sebagianP : - awasi masukan dan pengeluaran - timbang BB setiap hari - menganjurkan klien untuk tetap mempertahankan masukan nutrisi
4 Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi ditandai dengan :DS : - klien mengatakan tidak mengerti tentang
Klien mengerti tentang penyakitnya setelah diberikan penyuluhan dengan kriteria hasil :- Klien
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit TBC yang dialaminya
1. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik
13-8-08, jm.08.001. Mengukur kemampuan klien untuk belajar, hasil klien mau diberikan penyuluhan
S : - klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit yang dideritaO : - klien dapat menjelaskan kembali
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
penyakitnyaDO : - tingkat pendidikan klien tamat SD
mengungkapkan pemahaman tentang penjelasan yang diberikan- Klien dapat menjelaskan kembali secara umum penjelasan yang diberikan
2. Jelaskan pada klien pentingnya perawatan dan pengobatan di rumah sakit
3. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit, pengobatan dan pencegahan
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang dosis obat, frekuensi, alasan pengobatan lama dan akibat putus obat
2. Perawatan pengobatan di rumah sakit penting untuk mengurangi komplikasi
3. Memberikan pengetahuan pada klien tentang penyakitnya
4. Mencegah pasien putus obat, dan meningkatkan kerja sama dalam pengobatan
13-8-08, jm.08.202. Memberikan penyuluhan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya perawatan di rumah sakit13-8-08, jm.09.003. Memberikan penyuluhan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita klien
13-8-08, jm.09.304. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya pengobatan dan dampak berhenti minum obat yaitu pengobatan dimulai dari pertama dan penyakit yang diderita bisa bertambah parah.
pentingnya putus obat dan akibat putus obatA : masalah teratasiP : - anjurkan klien dan keluarga berobat secara teratur dan tidak boleh putus obat
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi EvaluasiSenin,11-08-08
I
I, II
I
I
I
I
I, II, III
I, II
08.00
08.15
13.15
13.25
13.30
13.45
18.00
18.00
- Mengkaji fungsi pernafasan klienHasil : pernafasan cepat, frekuensi 24 x/ mnt, irama teratur, jenis pernafasan torakal/ abdominal- Melakukan pengukuran TTV :TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mntR : 24 x/ mntSB : 36,2oC- Mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektifHasil : klien dapat melakukan dengan baik, klien dapat mengeluarkan sekret, warna putih, encer jumlah + ½ sendok makan- Merubah posisi tidur klien dari tidur terlentang menjadi semi fowler- Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik batuk efektif setiap kali ingin batuk- Menganjurkan keluarga dan klien untuk memenuhi asupan cairan yang cukup bagi klien dengan minum air yang banyak- Memberikan obat sesuai instruksiRanitidine 1 ampul dan menganjurkan klien untuk minum obat tablet secara teratur dan tidak boleh putus- Mengkaji TTV dan fungsi pernafasanHasil :TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mntR : 22 x/ mntSB : 36,2oCFungsi pernafasan baik, irama teratur, frekuensi 22 x/ mnt
S : - klien mengatakan masih batuk berlendir - klien mengeluh masih sesak nafasO : - TTVTD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mntR : 22 x/ mntSB : 36,2oCA : masalah belum teratasiP : - kaji fungsi pernafasan setiap jam 06.00, 12.00, 18.00 - observasi TTV setiap pukul 06.00, 12.00, 18.00 - anjurkan klien untuk menggunakan teknik batuk efektif setiap ingin batuk - anjurkan klien untuk tetap mengkonsumsi cairan yang banyak - pertahankan posisi semi fowler
Selasa,12-8-08
II
III
08.00
08.00
- Melakukan observasi derajat ketergantungan pada klienHasil :Mandi = 2, berpakaian = 2, eliminasi = 3, mobilisasi = 2, pindah = 3, ambulasi = 2, naik tangga = 3- Mencatat status nutrisi klienHasil : nutrisi kurang dari kebutuhan, BB saat masuk RS : 40 kg, turgor kulit baik, mual muntah tidak ada, nafsu makan menurun- Melakukan pengkajian frekuensi pernafasan 22x/ mnt, irama teratur, jenis
Diagnosa IS : - klien mengatakan masih batuk berlendir - klien mengatakan sesak nafas berkurangO : - sputum putih kental - R : 22 x/ mntA : masalah teratasi sebagianP : - pertahankan posisi semi fowler - kaji frekuensi pernafasan, jenis dan irama setiap jam 06.00, 12.00, 18.00
Diagnosa IIS : - klien mengatakan aktivitasnya masih dibantu
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi EvaluasiI
III
II, III
II
I, III
I
I, II
08.00
08.05
08.10
08.15
12.00
13.15
18.00
pernafasan torakal abdominal- Mengganti cairan infuse dari NaCl 0,9% diganti dextrose 5% 20 gtt/ mnt, menimbang BB hasil BB : 40 kg- Membantu pasien untuk eliminasi BAK dan mobilisasi- Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering- Menganjurkan klien untuk bisa melakukan mobilisasi sendiri tanpa bantuan orang lainHasil : klien mau melakukan aktivitas- Mengukur TTVTD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mntR : 22 x/ mntSB : 36,5oC- Mengawasi pola makan pasienHasil : klien menghabiskan makanannya porsi makan sedikit- Menganjurkan klien untuk tetap menggunakan teknik batuk efektif setiap ingin batuk- Memberikan suntikan ranitidine inj 1 ampul via IVFD, menganjurkan klien untuk minum obat tablet secara teratur
O : - BAK dilakukan di tempat tidurA : masalah belum teratasiP : - bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari - anjurkan untuk beraktivitas secara mandiri dengan bertahap
Diagnosa IIIS : - klien mengatakan sudah bisa makan walaupun dalam porsi yang sedikitO : - porsi makan dihabiskan - frekuensi makan meningkatA : masalah teratasi sebagianP : - awasi pemasukan dan pengeluaran - timbang BB tiap hari - anjurkan klien untuk tetap makan dalam porsi sedikit tapi sering
Rabu,13-8-08
I, II, III, IV
III
08.00
08.20
08.30
09.00
- Melakukan pengkajian frekuensi pernafasan 24 x/ mnt, irama teratur, jenis pernafasan torakal abdominal- Observasi derajat ketergantungan, mandi = 2, berpakaian = 2, eliminasi = 2, mobilisasi = 0, pindah = 3, ambulasi = 2, naik tangga = 3- Mengukur kemampuan klien untuk belajarHasil : klien mau diberikan penyuluhan- Memberikan penyuluhan kepada klien tentang pentingnya perawatan di rumah sakit, proses penyakit, alasan pengobatan lama dan akibat putus obat- Mengatur posisi pasien semi fowler- Mengganti cairan dari dextrose 5% dengan dextrose 5%- Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik batuk efektif setiap
Diagnosa IS : - klien mengeluh batuk berlendirO : - sputum kental - TTVTD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mntR : 22 x/ mntSB : 36,5oCA : masalah belum teratasiP : - pertahankan posisi semi fowler - anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan - anjurkan untuk tetap gunakan teknik batuk efektif
Diagnosa IIS : - klien mengatakan belum bisa beraktivitas sepenuhnya masih terbatas pada mobilisasiO : - BAB dan BAK di tempat tidur - berpakaian dibantu oleh keluargaA : masalah belum teratasiP : - anjurkan klien
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
10.00
10.10
12.00
13.00
18.00
ingin batuk- Menganjurkan klien untuk terus meningkatkan aktivitas secara mandiri- Mengobservasi TTVTD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mntR : 22 x/ mntSB : 36,5oC- Mengawasi pola makan klien, klien makan dengan porsi sedikit makanan dihabiskan- Menimbang BB pasienHasil : BB = 40 kg- Memberikan suntikan via IVFD ranitidine 1 ampul- Menganjurkan untuk minum obat secara teratur jangan sampai putus obat dan akibat putus obat- Menjelaskan bahwa tugas di ruangan telah selesai
beraktivitas mandiri secara bertahap
Diagnosa IIIS : - klien mengatakan sudah bisa dalam porsi sedikit - klien mengatakan sering makanO : - porsi makan sedikit, makanan dihabiskan - BB : 40 kgA : masalah teratasi sebagianP : - anjurkan klien tetap mempertahankan asupan nutrisi yang - timbang BB setiap hari
Diagnosa IVS : - klien mengungkapkan mengerti tentang cara pencegahan penularan penyakit dan akibat putus obatO : - klien dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan akibat putus obat - klien dapat minum obat sendiriA : masalah teratasiP : -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATANTopik : Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan Akibat Putus ObatTujuan : Meningkatkan Pengetahuan dan Mencegah Klien Putus ObatSasaran : Klien dan KeluargaTempat : Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D. Kandou ManadoTanggal : 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita
No Tujuan Khusus Materi Metode MediaAktivitas KMB EvaluasiPetugas Kesehatan
Klien Proses Hasil
1 Klien dan keluarga memahami penyakit tuberkulosis paru
Konsep TB Paru1. Pengertian2. Penyebab3. Gejala4. Cara penularan
- Ceramah- Tanya jawab
- Flip chart- Leaflet
Menjelaskan kepada klien dan keluarga konsep tuberkolosis paru
Memperhatikan penjelasan petugas dan bertanya jika tidak mengerti
- Apa itu penyakit tuberkolosis?- Penyebabnya?- Gejalanya?- Cara penularan?
Klien dan keluarga memahami tentang konsep penyakit tuberkolosis paru
2 Klien dan keluarga mengerti tentang alasan dirawat di RS, pentingnya pengobatan dan akibat dari putus obat
- Alasan dirawat di RS- Pentingnya pengobatan dan akibat putus obat
- Ceramah- Tanya jawab
- Flip chart- Leaflet
Menjelaskan :- Alasan dirawat di RS- Pentingnya pengobatan dan akibat putus obat
Memperhatikan penjelasan petugas dan bertanya jika putus obat satu hari saja
- Mengapa dirawat di RS?- Kenapa pentingnya pengobatan?- Akibat dari putus obat
- Klien dan keluarga mengerti mengapa dirawat di RS- Klien dan keluarga mengerti pentingnya pengobatan dan akibat putus obat
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 2001
Top Related