ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA The INDONESIAN INSURANCE INSTITUTE®
UJIAN GELAR PROFESI
ASURANSI KERUGIAN
2012
BUKU PANDUAN
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 2
SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGURUS
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Peran kualifikasi standar profesional dan ketrampilan dalam era globalisasi ini menjadi
semakin penting untuk mencetak Tenaga-Tenaga Profesional di bidang perasuransian
Indonesia. Hal ini seiring dengan prospek industri asuransi Indonesia yang diperkirakan
akan semakin cerah di masa mendatang.
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003
dan 426/KMK.06/2003 dimana sebagai persyaratan tenaga ahli di perusahaan
perasuransian harus memiliki kualifikasi sebagai ahli yang bersertifikat, salah satunya
dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, serta mengharuskan setiap
perusahaan asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, untuk memiliki
Tenaga Ahli dalam bidang masing-masing bisnis yang dijalankannya, maka eksistensi
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini menjadi semakin penting.
Oleh karena itu, untuk terus dapat memberikan kontribusinya kepada Industri Asuransi
di Indonesia, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini juga terus melakukan
penyempurnaan diberbagai bidang. Salah satu hal yang saat ini sedang dilakukan adalah
membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibidani oleh Dewan Pengurus
bersama-sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang merupakan
lembaga negara bertanggungjawab langsung kepada Presiden R.I. Selain itu, Asosiasi
kita juga melakukan kerjasama-kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan
dengan berbagai pihak, antara lain dengan universitas dan perguruan tinggi, baik secara
nasional maupun dalam program-program internasional, seperti dalam penyelenggaraan
International Conference on Globalization, Sustainability and Development di tahun
2010 yang lalu di Denpasar, Bali, dan International Conference on Social Microfinance
and Communinity Development 2011 baru-baru ini di Pontianak, Kalimantan Barat.
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia sebagai sebuah lembaga penyelenggara
ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, dari
tahun ke tahun senantiasa berupaya untuk menyesuaikan kurikulum, silabus serta buku-
buku referensi yang dipergunakan untuk ujian tersebut. Sejalan dengan hal itu, maka di
tahun 2012 ini, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia memandang perlu untuk
menerbitkan kembali Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian yang telah
disempurnakan.
Dengan diterbitkannya buku panduan ini, Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia mengharapkan agar para kandidat dan juga peminat ujian lainnya
akan lebih mudah untuk mengikuti ujian-ujian gelar profesional yang diselenggarakan
oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Gelar Profesi yang dianugerahkan
oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia kepada Peserta Ujian yang telah
dinyatakan lulus, merupakan tanda bahwa mereka telah lolos dalam seleksi awal untuk
menjadi seorang profesional dalam bidang perasuransian. Perkembangan selanjutnya
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 3
akan ditentukan oleh kinerja serta perilaku, kompetensi dan integritas masing-masing di
masyarakat, khususnya di lingkungan perasuransian Indonesia.
Pada kesempatan ini, Dewan Pengurus menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Komisi Penguji Sektor Kerugian dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan
saran dalam penyempurnaan Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini yang namanya tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Semoga Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian ini dapat menjadi
sumber informasi yang efektif dan bermanfaat serta dapat membantu kelancaran bagi
para kandidat serta kelancaran dalam pelaksanaan program-program kerja Komisi
Penguji Sektor Asuransi Kerugian AAMAI.
Jakarta, April 2012
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA,
Dewan Pengurus,
Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE
Ketua
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 4
PENGANTAR
KETUA KOMISI PENGUJI SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
Memperhatikan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang
semakin pesat khususnya industri asuransi umum, mengharuskan Asosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian
profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, harus
menyesuaikan diri agar dapat memenuhi perkembangan, tuntutan dan kebutuhan
industri perasuransian yang semakin pesat tersebut.
Dalam memenuhi tuntutan tersebut Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian telah
melakukan kajian terhadap Silabus dan buku-buku referensi yang selama ini
dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi saat ini dengan menyusun
kembali silabus yang dipergunakan dan mengganti buku-buku refensi dengan buku-
buku terbaru.
Dalam silabus baru ini, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian melakukan
perubahan yang cukup mendasar yaitu dengan menghapus mata ujian cabang pada
program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan menambah mata ujian
wajib pada program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dan semua buku-buku
referensi yang dipergunakan diganti dengan buku-buku referensi yang paling baru.
Perubahan silabus dan buku referensi yang dituangkan dalam Buku Panduan Ujian
Gelar Profesi ini bertujuan untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian bidang
manajemen asuransi kerugian yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian
gelar profesi mulai tahun 2012.
Penyelenggaraan ujian sertifikasi underwriter sesuai dengan lini bisnis tetap
diselenggarakan meskipun belum dilakukan perubahan silabus, namun untuk pemberian
Certificate in General Insurance untuk yang lulus dua mata ujian dasar mengacu
kepada silabus dan buku referensi yang baru.
Semoga buku ini menjadi panduan bagi peserta ujian/kandidat yang akan mengikuti
ujian-ujian yang diselenggarakan AAMAI dan kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan
dukungan sehingga buku panduan ini dapat diterbitkan.
Jakarta, April 2012
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA,
Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian
Drs. Arizal ER, AIINZ, QPI, AAIK, ICBU, CPIE, QIP
Ketua
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 5
DAFTAR ISI
Sambutan Ketua Dewan Pengurus AAMAI ...................................................
Pengantar Ketua Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian .........................
Daftar Isi .........................................................................................................
Profil AAMAI ................................................................................................
Halaman
2
4
5
8
BAGIAN I :
UJIAN GELAR PROFESI ASOSIASI AHLI MANAJEMEN
ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) ...........
Program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) .......................
Pemberlakuan Kurikulum Baru dan Konversi …..............................
Petunjuk Mengikuti Ujian ................................................................
Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ...................................................
Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................
Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ..................................................
Metoda Ujian ....................................................................................
Ketentuan Menempuh Ujian .............................................................
Keberatan Atas Hasil Ujian ..............................................................
Masa Berlaku Buku Panduan 2012 ..................................................
Pembebasan Mata Ujian ...................................................................
Pengakuan Gelar (Penyetaraan) ........................................................
Pedoman Cara Menjawab Ujian .......................................................
11
11
12
13
13
14
14
15
15
16
16
16
18
20
URAIAN SILABUS TINGKAT AJUN AHLI ASURANSI
INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (101-108)
101
102
103
104
105
106
107
108
Praktek Asuransi ..........................................................................
Hukum Asuransi ..........................................................................
Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan ....................................
Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat ..............
Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan ................
Asuransi Pengangkutan ...............................................................
Praktek Underwriting ..................................................................
Praktek Klaim ..............................................................................
22
28
33
37
45
51
55
58
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 6
URAIAN SILABUS TINGKAT AHLI ASURANSI INDONESIA
SEKTOR KERUGIAN (401-408)
401
402
403
404
405
406
407
408
Manajemen Perusahaan Asuransi ...............................................
Manajemen Underwriting ...........................................................
Reasuransi ..................................................................................
Manajemen Risiko ......................................................................
Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan ..................................
Manajemen Klaim .......................................................................
Ekonomi dan Bisnis ....................................................................
Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi .........................................
61
64
68
73
77
87
90
95
BAGIAN II :
CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE
1
2
3
4
5
Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian .................................................
Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................
Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ..................................................
Prosedur Memperoleh Sertifikat .......................................................
Buku-Buku Wajib dan Silabus .........................................................
98
98
99
99
99
BAGIAN III :
SERTIFIKASI UNDERWRITER
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Latar Belakang ..................................................................................
Program Ujian Sertifikasi Underwriter .............................................
Persyaratan Peserta Ujian .................................................................
Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ...................................................
Biaya Pendaftaran Ujian ...................................................................
Jadwal Penyelenggaraan Ujian .........................................................
Metoda Ujian ....................................................................................
Acuan Kompetensi Pokok Certified Underwriter ............................
Silabus Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK .....................
Buku Referensi .................................................................................
100
100
102
102
103
103
104
105
113
118
LAMPIRAN :
1
2
3
4
Surat Keputusan Perubahan Silabus .................................................
Surat Keputusan Ujian Spesialisasi ..................................................
Surat Keputusan Pemberian Certificate in General Insurance ........
Tata Tertib Ujian ..............................................................................
120
122
124
126
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 7
5
6
7
8
9
10
11
Sanksi Atas Pelanggaran Tata Tertib Ujian ......................................
Tata Cara Pelaksanaan Ujian ............................................................
Formulir Pendaftaran Ujian ..............................................................
Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian ...............................
Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian Sertifikasi .............
Formulir Pengakuan Setara ..............................................................
Formulir Permohonan Certificate in General Insurance .................
127
128
130
131
132
133
134
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 8
PROFIL AAMAI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA atau yang lebih dikenal
AAMAI, diproklamirkan pada tanggal 21 Agustus 1992, dan mendapatkan persetujuan
dari Dewan Asuransi Indonesia melalui SK Pengurus Dewan Asuransi Indonesia
Nomor 993/DAI/93 tanggal 29 Oktober 1993. Dalam Bahasa Inggris, asosiasi ini
disebut “The Indonesian Insurance Institute”, dan berkedudukan di Jakarta.
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) merupakan satu-satunya
organisasi bagi para Ahli Manajemen Perasuransian di Indonesia, baik Asuransi Jiwa
maupun Kerugian yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 425/KMK.06/2003
dan 426/KMK.06/2003 tahun 2003.
Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa setiap
Perusahaan Asuransi di Indonesia harus mempunyai tenaga ahli yang telah dinyatakan
lulus dalam ujian gelar professional yang diselenggarakan oleh AAMAI, atau mereka
yang telah memiliki gelar profesi dari lembaga sejenis di luar negeri dan telah diakui
atau disetarakan oleh AAMAI.
Oleh karena itu, AAMAI secara terus-menerus berupaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas para Anggotanya, yaitu mereka yang telah mempunyai gelar
professional, baik yang diperolehnya melalui ujian-ujian yang diselenggarakan maupun
mereka yang telah disetarakan melalui mekanisme yang professional, dan hal ini berarti
bahwa AAMAI menjalankan missi yang telah digariskan oleh Pemerintah R.I. dalam
bidang perasuransian.
AAMAI bukan merupakan lembaga pendidikan, akan tetapi merupakan organisasi
pengembangan tenaga-tenaga profesional dalam industri perasuransian di Indonesia
yang berbentuk sebagai Asosiasi Profesional. Sebagai lembaga profesi perasuransian di
Indonesia, AAMAI mempunyai missi untuk menyiapkan para praktisi asuransi sesuai
dengan standar profesi di bidang perasuransian di Indonesia.
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, AAMAI bertujuan untuk :
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas profesionalisme para pelaku usaha
perasuransian.
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran berasuransi masyarakat.
Ikut serta meningkatkan peran industri asuransi dalam pembangunan.
Untuk mencapai tujuan tersebut AAMAI menyelenggarakan :
Ujian profesi dan memberikan gelar profesional bidang Asuransi Jiwa, Asuransi
Kerugian, serta bidang-bidang lain yang terkait.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 9
Kerjasama dengan organisasi dan asosiasi profesi di bidang perasuransian, dan
lembaga / institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
Pembinaan dan Pengembangan para Anggota Asosiasi, dalam arti yang seluas-
luasnya, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan
memegang teguh Kode Etik Profesi.
Penerbitan Jurnal Asosiasi, media profesi, karya-karya ilmiah dan informasi lainnya.
Kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan
tujuan Asosiasi dan perundang-undangan yang berlaku.
AAMAI berkewajiban untuk memajukan usaha para pelaku usaha perasuransian di
Indonesia dengan dilandasi sikap profesionalisme, yaitu memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab,
berdasarkan norma-norma dan kode etik yang berlaku dalam industri perasuransian,
dengan menjunjung tinggi keadilan serta ketentuan hukum yang ada.
AAMAI sebagai asosiasi profesional berusaha untuk selalu melakukan perubahan sikap
dan perilaku para Anggotanya secara terus-menerus melalui Sistem Keanggotaan Aktif
dan Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan ( P2B ) atau Continuing
Professional Development ( CPD ).
Untuk mendukung itu semua, terdapat sejumlah kriteria dan persyaratan umum bagi
para Anggota AAMAI, yaitu :
1. Lulus dalam ujian bidang profesi asuransi
2. Menjadi Anggota Asosiasi secara aktif
3. Mematuhi kode etik profesi
4. Menjalankan Program P2B / CPD
5. Mengutamakan pengabdian untuk kepentingan umum
Dasar penentuan keanggotaan AAMAI diatur dalam Anggaran Dasar AAMAI, yang
meliputi :
Anggota Biasa : Seluruh pemegang gelar profesi asuransi ( AAAIK, AAAIJ, AAIJ
dan AAIK) atau pemegang gelar profesi asuransi dari luar negeri yang telah
mendapat penyetaraan oleh AAMAI.
Anggota Luar Biasa : Pemegang gelar profesi di bidang asuransi yang telah diakui
oleh Asosiasi dan diberikan oleh Dewan Pengurus AAMAI berdasarkan kriteria
yang ditetapkan.
Anggota Kehormatan : Para pendiri Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.
Pelayanan dan jasa profesional yang dapat diberikan oleh AAMAI ditekankan pada
pengembangan sikap profesionalitas seluruh Anggotanya, melalui Program P2B
(Pengembangan Profesional Berkelanjutan) atau Continuing Professional Development
(CPD).
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 10
Beberapa kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh AAMAI dalam membangun
Sumber Daya Manusia di bidang perasuransian nasional sehingga mencapai taraf
profesional yang credible antara lain :
1. Secara bertahap menghilangkan sikap dan perilaku yang hanya berorientasi pada
kemampuan sebagai karyawan atau pejabat perusahaan.
2. Menghapus persepsi usang bahwa sertifikat dan atau ijazah merupakan sarana
ampuh untuk dapat naik pangkat / jabatan. Prestasi profesional harus lebih dihargai
dan diutamakan.
3. Mengembangkan sikap dan perilaku profesional, yaitu perpaduan sinerjik antara
kemampuan akademik dan kewirausahaan ( entrepreneurship ).
4. Proses perubahan sikap dan perilaku profesional itu harus dimulai dari kesadaran
diri untuk terlebih dahulu menjadi Anggota Aktif Asosiasi, dan memenuhi semua
kewajibannya. Sedangkan pihak Asosiasi / AAMAI akan memberikan perlindungan,
mengembangkan dan memberikan hak-hak anggotanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 11
UJIAN GELAR PROFESI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
1. PROGRAM AJUN AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAAIK)
Untuk menyelesaikan program AAAIK seorang kandidat harus lulus 6 (enam)
mata ujian yang Modul Wajib dan Modul Pilihanya diambil dari program
Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered
Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :
Modul Judul Mata Ujian Jumlah
Mata Ujian
Modul
Wajib
101 : Praktek Asuransi
102 : Hukum Asuransi
103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan
3 mata ujian
Modul
Pilihan
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung
Gugat.
105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan
Keuangan.
106 : Asuransi Pengangkutan.
107 : Praktek Underwriting.
108 : Praktek Klaim.
3 mata ujian
dipilih dari
5 modul ini
2. PROGRAM AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAIK)
Untuk menyelesaikan program AAIK seorang kandidat terlebih dahulu harus
memperoleh gelar AAAIK dan harus lulus 5 (lima) mata ujian yang juga diambil
dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The
Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :
Modul Judul Mata Ujian Jumlah
Mata Ujian
Modul
Wajib
401 : Manajemen Perusahaan Asuransi.
402 : Manajemen Underwriting.
403 : Reasuransi.
3 mata ujian
(wajib)
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 12
Modul
Pilihan
404 : Manajemen Risiko.
405 : Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan.
406 : Manajemen Klaim.
407 : Ekonomi dan Bisnis.
408 : Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi.
2 mata ujian
dipilih dari
5 modul ini
3. PEMBERLAKUAN KURIKULUM BARU DAN KONVERSI
Kurikulum baru akan diberlakukan mulai penyelenggaraan ujian bulan September
2012 dan kurikulum lama tidak diujikan lagi. Bagi kandidat yang sampai saat
diberlakukannya kurikulum baru belum berhasil menyelesaikan program AAAIK
atau AAIK akan dilakukan proses konversi dengan ketentuan sebagai berikut :
KONVERSI PROGRAM AAAIK
Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru
101 : Praktek Asuransi
102 : Hukum dan Asuransi
103 : Praktek Bisnis
101 : Praktek Asuransi
102 : Hukum Asuransi
103 : Praktek Bisnis Asuransi dan
Keuangan
201 : Pengantar Asuransi Kerugian
Komersial
202 : Pengantar Asuransi Personal
105 : Asuransi Harta Benda dan
Kepentingan Keuangan
105 : Asuransi Harta Benda dan
Kepentingan Keuangan
301 : Prinsip - Prinsip Asuransi Harta
Benda dan Kepentingan Keuangan
302 : Asuransi Harta Benda dan
Kepentingan Keuangan Komersial
– Pengkajian dan Underwriting
303 : Asuransi Personal
304 : Asuransi Kendaraan Bermotor
301/302/303 Salah satu dari :
106 : Asuransi Pengangkutan.
107 : Praktek Underwriting.
108 : Praktek Klaim.
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor
dan Tanggung Gugat
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 13
KONVERSI PROGRAM AAIK
Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru
401 : Prinsip - Prinsip dan Praktek
Manajemen dalam Asuransi
401 : Manajemen Perusahaan Asuransi
501 : Asuransi Tanggung Gugat
502 : Asuransi Pengangkutan
503 : Prinsip-Prinsip Reasuransi
Salah satu dari
406 : Manajemen Klaim
407 : Ekonomi dan Bisnis
408 : Pemasaran Produk dan Jasa
Asuransi
405 : Asuransi Rangka Kapal dan
Penerbangan
403 : Reasuransi
601 : Manajemen Risiko
602 : Manajemen Underwriting
603 : Aplikasi Reasuransi
404 : Manajemen Risiko
402 : Manajemen Underwriting
Salah satu dari
406 : Manajemen Klaim
407 : Ekonomi dan Bisnis
408 : Pemasaran Produk dan Jasa
Asuransi
4. PETUNJUK MENGIKUTI UJIAN
Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI Sektor Asuransi Kerugian terbuka
untuk umum dengan pendidikan terendah SMU; lebih diutamakan bagi lulusan
Program Diploma atau Perguruan Tinggi/Universitas Strata I (S1), dan sudah
bekerja di industri/lembaga perasuransian.
5. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN
5.1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada :
Sekretariat AAMAI
d/a. Sentra Pemuda Kav.8
Jl. Pemuda No. 61
Jakarta 13220
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 14
dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat
diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain
setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI
www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran
3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.
5.2. Pembatalan / Penundaan Ujian
Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap
membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan
ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu
kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu
minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan
alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
6. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.
6.1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan
Pengurus.
6.2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat
AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang
Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang
Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.
7. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.
7.1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan
September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan
terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.
Hari Bulan Mata Ujian Jam
Senin
Maret /
September
101, 401 & 406
104, 107, 404
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Selasa
Maret /
September
102, 108, 402 & 900
105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Rabu
Maret /
September
103, 106, 403 & 408
09.00 – 12.00
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 15
7.2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain
yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:
Jakarta
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Pontianak
Balikpapan
Banjarmasin
Manado
Ujung Pandang
Bandar
Lampung
Palembang
Padang
Pekanbaru
Medan
7.3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi
Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji.
Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata
Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.
8. METODA UJIAN
8.1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus
ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.
8.2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :
8.2.1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih
8.2.2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74
8.2.3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55
8.3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika
kandidat diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat
perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.
8.4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat
diganggu gugat.
9. KETENTUAN MENEMPUH UJIAN.
9.1. Mata Ujian Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dapat ditempuh
tanpa memperhatikan urutan mata ujian.
9.2. Mata Ujian Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dapat ditempuh tanpa
memperhatikan urutan mata ujian dengan syarat minimal tinggal menempuh
satu mata ujian lagi untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia
Kerugian (AAAIK) yang dipersyaratkan tetapi satu mata ujian AAAIK yang
belum lulus wajib diikuti dan lulus sebelum menyelesaikan semua mata ujian
AAIK
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 16
.
10. KEBERATAN ATAS HASIL UJIAN
Kandidat yang merasa tidak puas dengan hasil ujian, dapat mengajukan keberatan
kepada Komisi Penguji untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan ketentuan
sebagai berikut :
10.1. Pengajuan keberatan atas hasil ujian hanya berlaku bagi penyelenggaraan
ujian yang baru saja diselenggarakan dan tidak berlaku bagi
penyelenggaraan-penyelenggaraan ujian sebelumnya.
10.2. Perserta yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis untuk
pemeriksaan ulang kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian / Sekretariat
AAMAI, serta membayar uang pemeriksaan ulang yang besarnya ditetapkan
oleh Dewan Pengurus.
10.3. Pengajuan keberatan harus disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah pengumuman hasil ujian.
10.4. Komisi Penguji akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil ujian
bagi Kandidat yang bersangkutan apabila nilai yang diperoleh oleh kandidat
tidak lebih kecil dari 50.
10.5. Hasil pemeriksaan ulang tersebut akan disampaikan kepada Peserta Ujian
secara tertulis oleh Komisi Penguji dan bersifat final.
10.6. Keluhan atau permintaan Peserta Ujian yang tidak dapat dilayani adalah :
10.6.1. Permintaan copy lembar jawaban yang telah diberi nilai.
10.6.2. Permintaan ujian susulan dan atau ulangan.
10.6.3. Keluhan berkaitan dengan substansi soal ujian.
10.6.4. Peninjauan ulang atas penolakan Komisi Penguji terhadap
permintaan pembebasan mata ujian.
10.6.5. Hilangnya kredit yang telah diperoleh akibat terjadinya perubahan
silabus atau diberlakukannya suatu ketentuan baru oleh Komisi
Penguji.
11. MASA BERLAKU BUKU PANDUAN 2012
Buku Panduan Ujian 2012 ini mulai berlaku untuk penyelenggaraan ujian bulan
September 2012, tanpa masa transisi, sampai dinyatakan ada perubahan lebih
lanjut.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 17
12. PEMBEBASAN MATA UJIAN
Pembebasan Mata Ujian dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :
12.1. Syarat Pengajuan Pembebasan
12.1.1 Pembebasan mata ujian Sektor Asuransi Kerugian hanya bisa
diajukan oleh Peserta Ujian yang telah memiliki Nomor Kandidat.
12.1.2. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh Komisi Penguji dan
mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI dengan lampiran :
a. Copy Sertifikat dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi
pemberi gelar yang telah dilegalisasi.
b. Copy Transkrip Nilai dari Lembaga Pendidikan Akademik /
Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi.
c. Surat Keterangan pernyataan akreditasi dari Badan Akreditasi
Nasional untuk Lembaga Pendidikan Akademik.
12.1.3. Membayar biaya pembebasan apabila telah mendapat persetujuan
dibebaskan dari Komisi Penguji, yang besarnya sama dengan biaya
ujian untuk mata ujian tersebut.
12.2. Ketentuan Pembebasan
12.2.1. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi
Indonesia Kerugian (AAAIK) adalah maksimum 4 (empat) mata
ujian dengan ketentuan :
a. 2 (dua) mata ujian dari Lembaga Pendidikan Akademik (kecuali
STIMRA dan STMA Trisakti ) untuk mata ujian :
102 : Hukum Asuransi
103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan
b. 2 ( dua ) mata ujian dari Lembaga Profesi yaitu untuk mata ujian:
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan
106 : Asuransi Pengangkutan
107 : Praktek Underwriting
108 : Praktek Klaim
12.2.2. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ahli Asuransi
Indonesia Kerugian (AAIK) adalah maksimum 2 (dua) mata
ujian. Pembebasan tidak berlaku untuk mata ujian 401 :
Manajemen Perusahaan Asuransi.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 18
12.2.3. Khusus pemegang gelar dari The Chartered Insurance Institute
(CII) dan Malaysian Insurance Institute (MII) pengajuan
pembebasan bersifat apple to apple sedangkan pembebasan
diluar kedua lembaga tersebut diberikan berdasarkan silabus
mata ujian yang ekuivalen dengan mata ujian AAMAI.
12.2.4. Bagi pemegang gelar dari Lembaga Pendidikan Akademis diatur
sebagai berikut :
No Subject Institusi Gelar Status Contents Recognition
1. Praktek
Asuransi
(101)
STIMRA SE.As LANGSUNG
STMA SE.As LANGSUNG
2
Hukum
Asuransi
(102)
Fak. Hukum
S T I H
P T H Militer
SH
Negara/
Disamakan/
Ujian Negara
Dan Atau
Terakreditasi
Oleh Ban
Semua Jurusan
LANGSUNG
3
Praktek
Bisnis
Asuransi
dan
Keuangan
(103)
Fak. Ekonomi SE
Negara/
Disamakan/
Ujian Negara
Dan Atau
Terakreditasi
Oleh Ban
LANGSUNG
STIE SE LANGSUNG
STMA,
STIMRA
SE.As
LANGSUNG
Non Fak/STI
Ekonomi
S1
1. Makro Ekonomi Dan
2. Mikro Ekonomi
Dan
MIN SKS = 3
NILAI B
Magister
S2
1. Pengantar
Manajemen, Atau
Dasar-Dasar
Manajemen, Atau
Manajemen Umum
2. 2 (dua) Mata Ujian
Manajemen Lainnya
MIN SKS = 2
NILAI B
S3
13. PENGAKUAN GELAR ( PENYETARAAN )
Dewan Pengurus AAMAI telah menerbitkan ketentuan tentang Pengakuan
Kualifikasi Kompetensi bagi pemegang gelar dari institusi pemberi gelar profesi
asuransi di luar negeri, yaitu :
CII : Chartered Insurance Institute, Inggris
MII : Malaysian Insurance Institute, Malaysia
ANZIIF : Australia and New Zealand Insurance Institute & Finance,
Australia
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 19
Dan lembaga-lembaga lain yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Pengurus AAMAI.
Petunjuk yang harus diikuti oleh Pemohon Pengakuan Kualifikasi Kompentensi
adalah sebagai berikut :
1. Mengisi secara lengkap formulir Permohonan Pengakuan Kualifikasi
Kompetensi dan menyertakan semua lampiran-lampiran yang diperlukan
(copy ijazah / copy sertifikat, copy akte pengesahan dari negara asal jika ada,
transkrip nilai, dan lain-lain).
2. Formulir pada angka 1 (satu) di atas diisi secara lengkap, kemudian
disampaikan ke Sekretariat AAMAI disertai pembayaran biaya penyetaraan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Komisi Penguji akan melakukan penilaian atas permohonan pengakuan atau
penyetaraan tersebut, dan hasilnya akan diberitahukan secara tertulis kepada
Pemohon.
4. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyetaraan :
4.1. Untuk tingkat setara Ajun Ahli Asuransi Kerugian :
4.1.1. Pemohon harus telah memperoleh gelar Associate dalam bidang
asuransi kerugian.
4.1.2. Lulus mata ujian yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus, melalui
ujian-ujian reguler AAMAI yaitu mata ujian 102 (Hukum
Asuransi).
4.2. Untuk tingkat setara Ahli Asuransi Kerugian :
Pemohon harus telah memperoleh gelar minimum Associate/Senior
Associate (ANZIIF) atau yang setara dalam bidang asuransi kerugian,
dan membuat karya tulis ilmiah dalam bahasa Indonesia minimum 35
(tiga puluh lima) halaman, tidak termasuk lampiran, dan harus
dipresentasikan di hadapan Komisi Penguji dan dinyatakan lulus. Karya
Tulis atau Skripsi tersebut harus diselesaikan dalam waktu maksimal 3
(tiga) bulan sejak diterimanya permohonan. Karya tulis tersebut harus
mencakup materi :
4.2.1. Aspek hukum asuransi di Indonesia, atau
4.2.2. Kajian / analisis dan terapan usaha asuransi di Indonesia
berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan bimbingan Pendamping
atau Counsellor yang ditetapkan oleh Komisi Penguji.
4.3. Biaya Penyetaraan Gelar Profesi / permohonan Pengakuan Kualifikasi
Kompetensi ini ditetapkan oleh Dewan Pengurus, dan pembayarannya
dilaksanakan pada saat mengajukan permohonan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 20
14. PEDOMAN CARA MENJAWAB SOAL UJIAN
14.1. Bacalah dengan baik semua instruksi yang tertulis dalam lembar soal dan
cover depan buku jawaban.
14.2. Pastikan semua pertanyaan Bagian I dijawab dan pilih 4 (empat) dari 6
(enam) pertanyaan Bagian II.
14.3. Apabila pertanyaan Bagian II dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang
akan dinilai hanyalah jawaban dengan urutan pengerjaan 1 (satu) sampai 4
(empat) tanpa memperhatikan nomor urut soal.
14.4. Bacalah semua soal dengan baik dan kerjakan lebih dahulu soal-soal yang
paling dikuasai.
14.5. Untuk menghemat waktu, tidak perlu menulis kembali soal pada buku
jawaban.
14.6. Apabila jawaban yang telah ditulis dianggap salah, jawaban tersebut harus
dicoret silang.
14.7. Jawaban harus ditulis dengan tinta hitam / biru dan dilarang menulis
nama, tanda tangan, kode, tulisan/komentar-komentar yang tidak relevan
dengan jawaban atau pewarnaan dalam buku jawaban.
14.8. Tulisan harus jelas dan mudah dibaca.
14.9. Jawaban harus straight forward, tidak berbelit-belit. Jawaban yang berbeli-
belit (padding) dapat mengurangi nilai atau tidak mendapatkan nilai
tambah karena score maksimal masing-masing pertanyaan telah
ditetapkan.
Contoh:
Pertanyaan pada Bagian I yang dimulai dengan intruksi ‘Uraikan’ atau
‘Sebutkan’ hanya mengharapkan jawaban cukup sederhana, sehingga tidak
akan mendapat nilai tambah sekalipun dijawab secara sangat
komprehensip. Nilai maksimum untuk masing-masing soal Bagian I adalah
1/8 x 25% dari full mark.
14.10. Jawaban yang keluar dari konteks pertanyaan sama sekali tidak
mendapatkan nilai.
14.11. Jawaban terhadap soal dengan perhitungan harus dibuat secara rinci dan
sistematis atau dengan urutan yang mudah diikuti. Metode perhitungan
yang betul akan mendapatkan nilai disamping hasil akhir perhitungan.
14.12. Jawaban yang dilengkapi dengan contoh yang relevan akan mendapatkan
nilai tambah, tapi sebaliknya penggunaan contoh yang salah dapat
mengurangi nilai.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 21
14.13. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Sebutkan’ cukup dijawab dengan
memberikan daftar substansi jawaban, tidak perlu dilengkapi dengan
uraian, penjelasan atau contoh.
14.14. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Uraikan’ cukup dijawab dengan
memberikan definisi atau pengertian umum, bisa dilengkapi dengan contoh
sederhana.
14.15. Pertanyaan yang dimulai dengan kata’Jelaskan’ harus dijawab secara
komprehensif yaitu mencakup tetapi tidak terbatas pada konsep dasar dari
substansi pertanyaan, aplikasinya dalam praktek serta modifikasi yang
mungkin diterapkan terhadap konsep tersebut. Pemberian contoh yang
relevan juga akan menambah nilai.
14.16. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Diskusikan’ harus dijawab secara
komprehensif sebagaimana dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata
‘Jelaskan’ tetapi juga diharapkan adanya pendapat dan analisa dari peserta
ujian. Penggunaan contoh akan menambah nilai.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 22
101 : PRAKTEK ASURANSI
SASARAN :
Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang :
1. Prinsip-prinsip dasar asuransi, termasuk prinsip-prinsip hukum berkaitan dengan
perjanjian asuransi, prinsip-prinsip peraturan berkaitan dengan usaha perasuransian
dan unsur-unsur utamanya untuk melindungi Tertanggung;
2. Peran underwriting termasuk identifikasi, pengkajian dan akseptasi risiko,
penetapan premi dan faktor-faktor finansial terkait
RINGKASAN HASIL BELAJAR :
1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi
2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu
situasi yang tertentu
3. Memahami fitur pokok asuransi
4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi
5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi
6. Memahami prinsip utmost good faith
7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi
8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim
sederhana
9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi
10. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi
11. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi
12. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses
underwriting asuransi
13. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi
14. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting asuransi
15. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting
asuransi
16. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi
17. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses underwriting
asuransi
18. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi
SILABUS :
1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi
1.1. Mendeskripsikan konsep risiko dan persepsi risiko
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 23
1.2. Menjelaskan fungsi dan proses manajemen risiko
1.3. Mendeskripsikan berbagai kategori risiko
1.4. Menjelaskan jenis risiko yang dapat diasuransikan dan yang tidak
1.5. Mendeskripsikan komponen risiko
1.6. Menjelaskan hubungan antara frequency dan severity
1.7. Menjelaskan perbedaan antara peril dan hazard dalam kaitan dengan
asuransi
2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada
suatu situasi yang tertentu
2.1. Menerapkan fitur-fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada situasi yang
berbeda-beda
3. Memahami fitur pokok asuransi
3.1. Menjelaskan kebutuhan berasuransi
3.2. Menjelaskan dasar asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko
3.3. Menjelaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis dan masyarakat umum
3.4. Menjelaskan istilah koasuransi dan penggunaannya dalam dua cara yang
berbeda dalam pasar asuransi
3.5. Mendeskripsikan pengertian koasuransi, pertanggungan rangkap dan self-
insurance
3.6. Mendeskripsikan cabang-cabang pokok asuransi; termasuk asuransi harta
benda, asuransi kepentingan keuangan, asuransi kendaraan bermotor,
asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan dan aviasi, asuransi
kesehatan, polis combined atau package
4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi
4.1. Mendeskripsikan struktur pasar asuransi, dan kelompok utama pelakunya
4.2. Mendeskripsikan jenis penanggung berdasarkan kepemilikannya
4.3. Menjelaskan jenis dan layanan perantara dalam pasar asuransi
4.4. Mendeskripsikan kanal distribusi yang digunakan dalam penjualan asuransi
4.5. Menjelaskan tujuan reasuransi
4.6. Mendeskripsikan peranan pokok para profesional di bidang asuransi;
termasuk underwriter, petugas klaim, penilai kerugian, surveyor dan
penyedia jasa forensik, aktuaris, manajer risiko dan petugas layanan keluhan
nasabah
5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi
5.1. Mendefinisikan insurable interest dan fitur-fiturnya
5.2. Menjelaskan saat timbulnya insurable interest
5.3. Menjelaskan cara timbulnya insurable interest
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 24
5.4. Menjelaskan penerapan insurable interest terhadap perjanjian asuransi harta
benda dan tanggung gugat
6. Memahami prinsip utmost good faith
6.1. Menjelaskan prinsip utmost good faith dan penerapannya terhadap perjanjian
asuransi
6.2. Menjelaskan bagaimana duty of disclosure bekerja pada polis asuransi
umum dan cara mengubahnya dalam ketentuan polis
6.3. Mendeskripsikan perbedaan antara polis umum dan jiwa dalam hal duty of
disclosure
6.4. Mendefinisikan fakta material
6.5. Mengidentifikasi dan membedakan antara physical hazard dan moral hazard
dalam kaitan dengan surat permohonan penutupan asuransi umum
6.6. Menjelaskan fakta material yang tidak memerlukan disclosure
6.7. Menjelaskan konsekuensi dari non-disclosure atau misrepresentation atas
fakta material
7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi
7.1. Menjelaskan alasan mengapa seorang underwriter perlu untuk
memperhatikan fakta material dalam mengkaji risiko
7.2. Menjelaskan konsep duty of disclosure, pihak yang berkewajiban
menerapkannya dan bagaimana kewajiban tersebut dimodifikasi
7.3. Mendefinisikan istilah peril dan hazard sebagaimana digunakan dalam
industri asuransi dan hubungan keduanya
7.4. Menjelaskan pentingnya moral hazard dan physical hazard bagi underwriter
dan manifestasinya
7.5. Mendeskripsikan metode yang digunakan underwriter untuk mendapatkan
fakta material
8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim
sederhana
8.1. Menjelaskan pengertian proximate cause
8.2. Menerapkan proximate cause pada skenario berkaitan dengan klaim asuransi
umum
9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi
9.1. Mendefinisikan prinsip indemnity
9.2. Menjelaskan opsi penyelesaian klaim yang tersedia bagi Penanggung yang
akan memberikan indemnity yang diperlukan kepada Tertanggung
9.3. Mengidentifikasi dan membedakan antara polis indemnity dan santunan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 25
9.4. Menjelaskan pengertian polis agreed value, polis first loss dan jaminan new
for old
9.5. Menghitung pembayaran klaim sederhana berdasarkan prinsip pro-rata
conditions of average
10. Memahami prinsip kontribusi dan subrogasi
10.1. Menjelaskan prinsip kontribusi; bilamana dan bagaimana menerapkannya
untuk berbagi pembayaran klaim antara para penanggung dalam kasus klaim
sederhana asuransi harta benda
10.2. Menjelaskan prinsip subrogasi dan alasan untuk menjalankannya atau tidak
dalam situasi sederhana
11. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting
asuransi
11.1. Mendeskripsikan pertanyaan umum dan spesifik pada surat permohonan
penutupan asuransi
11.2. Mendeskripsikan prosedur berkaitan dengan surat penawaran penutupan
asuransi
11.3. Menjelaskan tujuan surat permohonan penutupan asuransi dan peran
hukumnya
11.4. Mendeskripsikan cara-cara yang berbeda dalam penghitungan premi
11.5. Menjelaskan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan penerbitan cover
note, polis dan sertifikat asuransi
11.6. Mendeskripsikan relevansi dari pembayaran premi terhadap validitas
jaminan
11.7. Mendeskripsikan metode yang digunakan oleh penanggung untuk
mengumpulkan premi termasuk fasilitas pembayaran berkala
12. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi
12.1. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan isi polis, termasuk ikhtisar polis
12.2. Menjelaskan pengertian dan pentingnya pengecualian dan ketentuan polis
yang umum
12.3. Menjelaskan penggunaan risiko sendiri dalam bentuk excess, deductible dan
franchise
12.4. Menjelaskan perbedaan antara warranty, condition dan representation
13. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses
underwriting asuransi
13.1. Mendeskripsikan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan perpanjangan
polis
13.2. Menjelaskan cara kerja klausul pembatalan polis
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 26
14. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi
14.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, asuransi rumah tinggal, asuransi
perjalanan dan extended warranties
15. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting
asuransi
15.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi
harta benda, asuransi kepentingan keuangan dan asuransi tanggung gugat
16. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting
asuransi
16.1. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kendaraan
bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi diri
16.2. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi harta benda
komersial, termasuk asuransi kebakaran dan perluasannya, asuransi
pencurian, asuransi kaca dan asuransi uang
16.3. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kepentingan
keuangan, termasuk asuransi biaya hukum dan asuransi gangguan usaha
16.4. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi tanggung
gugat, termasuk asuransi tanggung jawab hukum pemberi kerja, asuransi
tanggung gugat umum, asuransi tanggung gugat polusi, asuransi tanggung
gugat produk dan asuransi tanggung gugat profesi
16.5. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi extended
warranties
16.6. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mencegah
pengajuan klaim yang curang
16.7. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mendeteksi
kecurangan dalam pengajuan klaim
16.8. Menjelaskan konsekuensi pengajuan klaim yang curang bagi penanggung,
tertanggung dan pihak yang mengajukan klaim yang curang tersebut
17. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi
17.1. Mendeskripsikan sumber, ketersediaan dan jenis data yang penting bagi
proses underwriting
17.2. Menjelaskan pentingnya informasi klaim terhadap ketentuan underwriting
dan penetapan premi
17.3. Menjelaskan sifat risiko dalam frequency dan severity klaim
17.4. Menjelaskan pentingnya loss ratio klaim terhadap premium dan akseptasi
risiko
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 27
17.5. Menjelaskan perbedaan antara tahun underwriting, tahun polis, tahun
pembukuan dan tahun kalender
18. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses
underwriting asuransi
18.1. Mendefinisikan premi risiko dan fitur pokoknya
18.2. Mendeskripsikan faktor-faktor pelaporan dari biaya, imbal hasil modal,
pendapatan investasi dan biaya perantara
19. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi
19.1. Mendeskripsikan faktor dasar yang mempengaruhi siklus pasar
19.2. Mendeskripsikan prinsip akumulasi risiko
19.3. Mendeskripsikan pertimbangan dasar reasuransi termasuk jenis-jenis
reasuransi
KEPUSTAKAAN :
Bacaan Utama :
1. Study text IF1 : Insurance, Legal and Regulatory – The Chartered Insurance
Institute
2. Study text IF3 : Insurance Underwriting Process – The Chartered Insurance
Institute
3. Undang-Undang No.2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksananya
4. Naskah polis-polis standar asuransi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia
Bacaan Tambahan :
1. Jurnal AAMAI
2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yang berhubungan dengan praktek asuransi
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 28
102 : HUKUM ASURANSI
SASARAN :
Memberikan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai hukum yang menjadi
dasar perjanjian asuransi dan penyelenggaraan usaha asuransi baik menurut hukum
Indonesia maupun hukum Inggris yang sering dipakai sebagai dasar maupun acuan
dalam bisnis asuransi.
PENGETAHUAN DASAR
Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci
tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat
diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas
Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1- Insurance, Legal and Regulatory dan
ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No.
2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No. 21/2011.
SILABUS
1. Hukum dan Sistim Hukum
1.1. Pengertian hukum, klasifikasi hukum, perbedaan antara hukum publik
dengan hukum perdata, khususnya hukum perdata dengan hukum pidana.
1.2. Suber hukum Indonesia dan Inggris
1.3. Hierarki perundang-undangan di Indonesia
1.4. Sistim Peradilan di Indonesia; Precedent dan case law dalam sistim hukum
Inggris
2. Subyek Hukum
2.1. Subyek Hukum manusia maupun Badan Hukum
2.2. Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia PT, Firma, CV; Corporation dan
unincorporation dan partnership dalam hukum Inggris.
2.3. Prosedur pembentukan dan pembubaran dari suatu Perseroan Terbatas
khususnya Perseroan Terbatas (PT) dalam bidang perasuransian.
3. Hukum Mengenai Torts dan Perbuatan Melawan Hukum
3.1. Hakekat dan klasifikasi Torts
3.2. Karakteristik Torts
3.3. Pembelaan dalam Torts
3.4. Batas waktu melakukan tuntutan dalam hal Torts
3.5. Upaya Hukum (Remedies) dalam Torts
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 29
3.6. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerd) Pasal 1365 s/d Pasal 1380 dan akibat hukum dari PMH
4. Hukum Perjanjian/Kontrak
4.1. Asas hukum perjanjian Indonesia
4.2. Pengertian Perjanjian/kontrak, Jenis-jenis Perjanjian
4.3. Syarat-syarat sahnya perjanjian/kontrak
4.4. Akibat tidak dipenuhi syarat sahnya perjanjian
4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keabsahan perjanjian/kontrak
4.6. Berakhirnya perjanjian/kontrak
4.7. Wanprestasi dalam perjanjian dan hal-hal yang dapat dituntut jika
wanprestasi
4.8. Asas personal dari perjanjian/kontrak
4.9. Pengalihan (assignment) hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian/
kontrak
4.10. Pengalihan dalam perjanjian asuransi
4.11. Penafsiran perjanjian/kontrak (construction and interpretation of contract)
5. Keagenan
5.1. Hakekat dari keagenan
5.2. Hubungan antara Prinsipal, Agen dan Pihak Ketiga
5.3. Terbentuknya keagenan
5.4. Perjanjian asuransi yang terjadi melalui agen
5.5. Hak, tanggung jawab, wewenang dan kewajiban Agen dan principal
5.6. Berakhirnya Keagenan dan akibatnya
5.7. Aplikasi hukum Keagenan dalam Asuransi
6. Perjanjian Asuransi
6.1. Prinsip-prinsip umum yang mengatur terbentuknya perjanjian asuransi
6.2. Hakekat kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)
6.3. Perkembangan hukum mengenai kepentingan yang dapat diasuransikan
6.4. Terciptanya kepentingan yang dapat diasuransikan
6.5. Aplikasi kepentingan yang dapat diasuransikan dalam asuransi Jiwa dan
Asuransi Kerugian
7. Itikad Yang Sangat Baik (Utmost Good Faith)
7.1. Pemberian keterangan yang tidak benar (misrepresentation)
7.2. Kewajiban mengungkapkan informasi dan fakta (duty of disclosure)
7.3. Pelanggaran itikad baik (breach of utmost good faith) : Hakekat dan hal-hal
yang dapat dituntut
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 30
8. Warranties dan Syarat Serta Kondisi Lainnya Dalam Asuransi
8.1. Hakekat Warranty dan Conditions
8.2. Express dan implied warranties dalam kontrak asuransi
8.3. Conditions dan syarat-syarat lainnya dalam kontrak asuransi
8.4. Pelanggaran warranty atau condition
8.5. Perjanjian asuransi yang batal demi hukum (void) dan yang bertentangan
dengan hukum (illegal contract)
8.6. Asuransi wajib dan kaitannya dengan pelanggaran warranty dan conditions
8.7. Joint and composite insurance
9. Pengajuan Klaim Asuransi
9.1. Pihak yang dapat menuntut/mengajukan permohonan ganti rugi atau klaim
dalam perjanjian asuransi
9.2. Pemberitahuan/Pelaporan klaim dan bukti kerugian
9.3. Penafsiran kontrak asuransi
9.4. Prinsip proximate cause (Hukum Inggris)
9.5. Prinsip kausalitas (Hukum Indonesia)
10. Penetapan Besarnya Kerugian
10.1. Hakekat/Pengertian indemnitas (ganti kerugian)
10.2. Penetapan indemnitas
10.3. Metode-metode indemnitas
10.4. Salvage dan abandonment
10.5. Pengaruh pembayaran klaim terhadap jaminan polis
11. Subrogasi dan Kontribusi
11.1. Hakekat/Pengertian subrogasi
11.2. Pelaksanaan subrogasi
11.3. Sumber-sumber hak subrogasi
11.4. Modifikasi hak subrogasi
11.5. Hakekat asuransi ganda (double insurance) dan kontribusi
11.6. Terjadinya dan pelaksanaan kontribusi menurut common law dan KHUD
11.7. Pengaruh kondisi-kondisi kontribusi
11.8. Dasar kontribusi : Metode “maximum liability” dan metode “independent
liability”
11.9. Pengaruh kesepakatan pasa (market agreement) terhadap kontribusi
11.10. Aspek internasional dalam subrogasi dan kontribusi
12. Ketentuan Tindak Pidana Dalam Asuransi Di Indonesia
12.1. Tindak pidana asuransi
12.2. Kejahatan dan pelanggaran
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 31
12.3. Pencurian dan penggelapan
13. Hukum Penyelenggaran Usaha Asuransi
13.1. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian dan
Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaanya
meliputi :
13.1.1. Bidang Usaha dan Jenis Usaha Perasuransian
13.1.2. Penutupan Obyek Asuransi dan Bentuk Hukum Usaha
Perasuransian, Kepemilikan dan Permodalan
13.1.3. Perijinan, Persyaratan Pendirian dan Uji Kelayakan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test)
13.1.4. Penyelenggaraan Usaha dan Pengawasan Perasuransian
13.1.5. Tingkat Premi, Penyelesaian Klaim
13.1.6. Ketentuan Tenaga Ahli
13.1.7. Prinsip Mengenal Nasabah (know your customer principle)
13.1.8. Kepailitan dalam Asuransi
13.1.9. Ketentuan Tindak Pidana Asuransi
KEPUSTAKAAN :
Bacaan Utama
1. Study text P05: Insurance Law - The Chartered Insurance Institute.
2. Pokok-Pokok Hukum Perdata : Prof. Subekti, SH (Bab VIII, Bab IX, Bab X).
3. Hukum Perjanjian : Prof. Subekti, SH (Bab I s/d Bab XII)
4. Kitab Undang-Undang Huk um Dagang (KUHD) (Bab IX),
5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga (Bab I, II, III, IV, VIII,
XVI)
6. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
7. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian 8. Peraturan Pemerintah No.63/1999 ; 39/2008 dan 81/2008 ( khusus ketentuan
tentang batas kepemilikan pihak asing dan permodalan usaha perasuransian)
9. Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan Dalam Perasuransian sebagai
pelaksanaan Undang-Undang No.2/1992
Bacaan Tambahan
1. Pengantar Tata Hukum Indonesia : Hartono Hadisaputro, SH (Bab II, Bab III
butir 2,3, Bab IV)
2. Hukum Pertanggungan : Prof. Emmy Pangaribuan, SH (Bab I, II, III)
3. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan : H.M.N.
Purwosutjipto, SH (Bab I)
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 32
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 33
103 : PRAKTEK BISNIS ASURANSI DAN KEUANGAN
SASARAN :
Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang :
1. Struktur bisnis asuransi
2. Manajemen bisnis asuransi
3. Aspek pokok tentang tata kelola perusahaan
4. Fungsi lainnya didalam organisasi asuransi
5. Prinsip dan Praktek akuntansi pokok
6. Praktek dasar dari pembukuan perusahaan
7. Penggunaan ratio keuangan untuk menganalisa bisnis
8. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi
SILABUS
1. Memahami Struktur Bisnis Asuransi
1.1. Struktur Bisnis.
1.1.1. Perbedaan jenis perusahaan; kepemilikan, bersama, captive, takaful.
1.1.2. Perbedaan menjual asuransi dan cara mereka melakukan transaksi
asuransi
1.1.3. Pengaruh pelanggan. Harapan pelanggan dan konsentrasi pelanggan
1.1.4. Pengaruh dari stakeholder lainnya. Ditujukan pada pengaruh dan
kepentingan mereka
1.1.5. Pasar London dan permintaan dari pasar internasional.
1.2. Berkenaan dengan arah dan faktor
1.2.1. Pertumbuhan, merjer dan akuisisi perusahaan. Kecenderungan
pokok dan pengendalian
1.2.2. Outsoucing; kelebihan dan kekurangan
1.2.3. Pendelegasian kewenangan underwriting
2. Memahami Pengertian Manajemen Dalam Bisnis Asuransi
2.1. Peran direksi dan senior executive officer dalam menjalankan bisnis
2.2. Peran kunci dan tanggung jawab manajer, supervisor, dan staf non
manajerial
2.3. Gaya manajemen umum dan pelaksanaannya
2.4. Peran dari perencanaan dan pengawasan anggaran belanja
2.5. Peran dari perencanaan dan jenis rencana yang digunakan
2.6. Proses pembuatan keputusan
2.7. Sistem informasi manajemen; karakteristik utama, metode koleksi data dan
penggunaannya
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 34
2.8. Pengetahuan tentang sistem manajemen; karakteristik utama, fungsi dan
penggunaannya
3. Memahami Aspek Utama Dari Tata Kelola Perusahaan
3.1. Peran dari sekretaris perusahaan, direktur keuangan dan aktuaris
3.2. Maksud dan isi dari memorandum dan artikel dari asosiasi
3.3. Tujuan dan bentuk laporan tahunan dan akun/perkiraan
3.4. Peran dari fungsi audit
3.5. Rapat wajib dan tujuannya
3.6. Isi dari agenda dan notulen rapat, termasuk presentasi dan hasil rapat
3.7. Persyaratan untuk tata kelola perusahaan dan ketentuan pokok dari laporan
kunci tata kelola
3.8. Informasi rahasia ; karakter pokok, kebutuhan untuk keamanan informasi
dan kerahasiaan, prinsip pembuangan dan penyimpanan
4. Memahami Fungsi Umum Lainnya Didalam Perusahaan Asuransi
4.1. Pemasaran
4.1.1. Fungsi pemasaran
4.1.2. Kunci konsep pemasaran; harta benda dan pelayanan, kebutuhan dan
keinginan, segmen pasar, bauran pemasaran
4.1.3. Proses penelitian pasar
4.1.4. Proses pengembangan produk termasuk siklus kehidupan produk
4.1.5. Komunikasi dan promosi; metode pokom dan penggunaannya
4.2. Sumber Daya Manusia
4.2.1. Pengembangan dan lingkup dari fungsi manajemen sumber daya
manusia
4.2.2. Proses rekrutmen dan seleksi
4.2.3. Sistem penilaian dan balas jasa
4.2.4. Pelatihan dan pengembangan; metode pokok dan manfaatnya
4.2.5. Motivasi dan keyakinan; metode perjanjian dengan karyawan
4.2.6. Kepatuhan karyawan terhadap aturan perundang-undangan
5. Memahami Prinsip Dan Praktek Akuntansi Pokok
5.1. Tujuan dan fungsi akuntansi keuangan
5.2. Perbedaan antara manajemen akuntansi dan keuangan
5.3. Penggunaan informasi keuangan dan keperluan informasinya
5.4. Konsep keuangan dasar dan persamaan akuntansi
5.5. Penerimaan dan pembayaran – sistem untuk pencatatan dan pemantauan
5.6. Penyusunan neraca
5.7. Penyusunan akun laba rugi
5.8. Laporan arus kas; penggunaannya, penyusunan dan penyajiannya
5.9. Tujuan dari aturan perundangan pada laporan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 35
6. Memahami Praktek Utama Laporan Perusahaan Asuransi
6.1. Standar utama akuntansi yang berpengaruh dalam asuransi secara garis besar
6.2. Pentingnya pencadangan secara tepat
6.3. Terjadi namun belum dilaporkan (IBNR) dan perannya dalam pencatatan
perusahaan asuransi – berapa besar kelebihan maupun kekurangan estimasi
IBNR berdampak pada hasil laporan keuangan
7. Memahami Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Menganalisa Bisnis
7.1. Penggunaan secara umum dan manfaat rasio keuangan
7.2. Ratio keuangan secara umum
7.2.1. rasio keuntungan
7.2.2. rasio produktifitas
7.2.3. rasio likuiditas
7.2.4. rasio aktivitas (turnover)
7.2.5. gearing rasio
7.3. Rasio asuransi
7.3.1. keamanan termasuk kemampuan membayar utang (solvency)
7.3.2. liquiditas
7.3.3. keuntungan (pengembalian modal, perputaran / gearing, rasio
gabungan, rasio komisi)
7.3.4. rasio klaim
8. Memahami Kekuatan Keuangan Perusahaan Asuransi
8.1. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi
8.1.1. rating agencies dan ratingnya
8.1.2. proses rating
8.2. Cadangan perusahaan asuransi
8.2.1. metode pencadangan
8.3. Marjin kemampuan membayar utang
8.3.1. keuntungan minimum yang diwajibkan
8.3.2. alasan untuk solvency margin minimum
8.3.3. instruksi solvency dan otoritas layanan keuangan yang
dipersyaratkan secara umum.
KEPUSTAKAAN :
Bacaan Utama
Study text P92 : Insurance Business And Finance - The Chartered Insurance Institute
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 36
Bacaan Tambahan
1. Perundang-undangan yang ada kaitan dengan bisnis asuransi dan keuangan yang
dikeluarkan oleh pemerintah
2. Jurnal AAMAI
3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yang berhubungan dengan bisnis dan keuangan asuransi.
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 37
104 : ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
DAN TANGGUNGGUGAT
SASARAN
I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko dan pertimbangan hukum
yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor; luas jaminan asuransi
kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial; aspek utama
bisnis asuransi kendaraan bermotor; pertimbangan utama underwriting; praktek
klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor.
II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT
Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko yang berkaitan dengan
asuransi tanggunggugat pemberi kerja (employers’ liability), tanggunggugat publik
dan produk (public and product liability), professional indemnity dan directors’
and officers’ liability; luas jaminan polis dan market practices yang berkaitan
dengan seluruh asuransi tersebut di atas; pengelolaan dan evaluasi risiko
tanggunggugat.
PENGETAHUAN DASAR
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT
Diasumsikan bahwa kandidat telah memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
fundamental asuransi yang dicakup dalam IF1 -Insurance, legal and regulatory, dan P05
- Insurance Law, atau ujian-ujian setara serta yang mencakup ketentuan perundangan
yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang tentang Usaha Perasuransian, Undang-
undang tentang Otoritas Jasa Keuangan berserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
RINGKASAN HASIL BELAJAR
I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi
kendaraan bermotor;
2. Memahami luas jaminan yang diberikan untuk kendaraan bermotor pribadi,
sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya;
3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk
dokumentasi;
4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan
bermotor;
5. Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 38
II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT
1. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja.
2. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja.
3. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat publik
dan produk.
4. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity.
5. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability.
6. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat
7. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat
SILABUS
I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi
kendaraan bermotor
1.1. Risiko kendaraan bermotor
1.1.1. Pelbagai jenis risiko kendaraan bermotor – tanggungjawab pihak
ketiga, kerugian pihak pertama, terrorisme, riot, risiko perang dan
nuklir;
1.1.2. Pelbagai jenis frekuensi dan severitas risiko kendaraan bermotor.
1.2. Legislasi dan faktor-faktor lainnya
1.2.1. Pengaturan pokok dari Road Traffic Acts: ketentuan utama tentang
keselamatan jalan; perizinan mengemudi; kasus hukum yang
berkaitan;
1.2.2. Asuransi kendaraan bermotor yang wajib – Bagian IV Road Traffic
Act dan bagaimana underwriting membantu pengawasan risiko
kendaraan bermotor;
1.2.3. Penggunaan kendaraan bermotor dan pembatasan mengemudi;
1.2.4. Motor Insurance Bureau – the Uninsured and Untraced Drivers
Agreement, akibat dari Domestic Agreement (Article 75) dan
akibatnya atas praktek pasar asuransi;
1.2.5. Pelanggaran asuransi; polis-polis yang batal dan dapat dibatalkan;
1.2.6. Penggunaan yang tidak diasuransikan – implikasi risiko dan
pengawasannya.
2. Memahami luas jaminan asuransi untuk kendaraan bermotor, sepeda motor
dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya;
2.1. Ganti rugi dan pelbagai jenis jaminan utama
2.1.1. Polis kendaraan bermotor dan struktur-nya;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 39
2.1.2. Jaminan tanggungjawab hukum terhadap pihak ketiga –
pengecualian dan pembatasan yang berkaitan;
2.1.3. Jaminan untuk kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor
yang dipertanggungkan - pengecualian dan pembatasan yang
berkaitan;
2.1.4. Jaminan kecelakaan diri, jaminan untuk personal effects dan biaya
pengobatan;
2.1.5. Ketentuan polis dan pengecualian umum;
2.1.6. Jaminan minimum MEE dan perluasan penggunaan di luar negeri;
2.1.7. Klausula hak atas penggantian;
2.1.8. Jaminan kerugian yang tidak dijamin dan biaya-biaya hukum;
2.1.9. Bantuan dalam hal mogok.
2.2. Jaminan untuk sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko
kendaraan lainnya
2.2.1. Sepeda motor;
2.2.2. Kendaraan umum pengangkut barang;
2.2.3. Kendaraan yang disewakan;
2.2.4. Kendaraan umum pengangkut penumpang;
2.2.5. Jenis-jenis khusus;
2.2.6. Kendaraan perkebunan dan kehutanan;
2.2.7. Motor trade.
3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk
dokumentasi
3.1. Proses bisnis baru – deklarasi proposal, dokumen polis, schedule dan
Statements of Fact; sertifikat asuransi dan cover note;
3.2. Perubahan polis dalam periode polis dan dokumentasi;
3.3. Proses perpanjangan, termasuk dokumentasi dan lewat waktu (lapse);
3.4. Masalah hukum dari pembatalan;
3.5. Masalah hukum dari penerbitan dokumentasi melalui perantara;
4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan
bermotor
4.1. Rating dan underwriting kendaraan bermotor dan pemakainya
4.1.1. Penggunaan parameter, rate baku, model rating dan metoda pricing;
4.1.2. Pendekatan pengukuran risiko dan opsi underwriting utama;
4.1.3. Evaluasi proposal – pertimbangan hukum, metode validasi dan fair
obtaining notices;
4.1.4. Assessment pengemudi dan pemakai lain;
4.1.5. Assessment kendaraan – pengelompokan, kendaraan modifikasi,
performa tinggi dan harga tinggi;
4.1.6. Aplikasi loadings dan discounts, termasuk no claim discounts;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 40
4.1.7. Faktor-faktor rating dan underwriting lain yang mempengaruhi rasio
klaim;
4.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ratio biaya dan operating ratio;
4.1.9. Aplikasi reasuransi pada kendaraan bermotor.
4.2. Jenis-jenis lain dari kendaraan bermotor dan gugus kendaraan
4.2.1. Perbedaan underwriting sepeda motor, kendaraan komersial dan
risiko kendaraan bermotor lainnya;
4.2.2. Underwriting risiko kendaraan gugus, contingent liability dan
occasional business use;
4.2.3. Pengelolaan risiko gugus dan keuntungannya dalam underwriting
risiko gugus.
4.3. Underwriting dalam periode polis dan perpanjangan polis
4.3.1. Faktor-faktor utama dalam underwriting perubahan dalam periode
polis – kewajiban pengungkapan, fakta material dan perubahan
risiko;
4.3.2. Faktor-faktor utama dalam underwriting perpanjangan polis;
4.3.3. Pentingnya kerjasama fungsi klaim dan underwriting.
5. Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor
5.1. Tujuan dan falsafah pengelolaan klaim;
5.2. Validasi dan evaluasi;
5.3. Upaya-upaya pencegahan kecurangan;
5.4. Prinsip-prinsip umum penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi
kendaraan bermotor;
5.5. Prosedur khusus penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan
pribadi, kendaraan komersial dan motor trade.
5.6. Peran kepolisian dalam proses klaim;
5.7. Market agreement dan akibatnya: ACPO Agreements atas pelaporan curang,
MIB Agreements;
5.8. Peran motor engineers, bengkel rekanan dan pihak lainnya dalam perbaikan
dan penggantian kendaraan sendiri dan milik pihak ketiga;
5.9. Prosedur untuk mengukur luka badan, kerusakan akibat kecelakaan,
kebakaran dan pencurian dan kerugian-kerugian pihak ketiga;
5.10. Klasifikasi kerugian dan penggunaan penyelesaian tunggal, sementara dan
terstruktur;
5.11. Resolusi perselisihan – klausula arbitrase dan proses keluhan internal,
Pelayanan Ombudsman Keuangan, Alternative Dispute Resolution.
6. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja
6.1. Peraturan-peraturan tempat kerja
6.1.1. Fitur-fitur utama dari Health and Safety at Work Act 1974;
6.1.2. Tugas utama Health and Safety Executive:
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 41
Regulasi, Kode Etik, Pedoman;
Course of Action, Penegakan
6.2. Kewajiban-kewajiban pemberi kerja dan pembebasannya
6.2.1 Kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan dan
praktek kerja dari pemberi kerja;
6.2.2. Kepatuhan atas kewajiban hukum, termasuk penilaian risiko.
6.3. Eksposur-eksposur penyakit dari bahaya-bahaya tempat kerja
6.3.1. Eksposur dari debu, bahan kimia dan kegiatan operasional.
7. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja
7.1. Legal framework
7.1.1. Tujuan dan fitur-fitur utama dari Employers’ Liability (Compulsory
Insurance) Act 1969 dan Employers’ Liability (Compulsory
Insurance) Regulations 1998;
7.1.2. Akibat hukum berlakunya polis asuransi tanggunggugat pemberi
kerja.
7.2. Luas jaminan
7.2.1. Operative clause dan definisi-definisi utama – definisi pekerja, batas
ganti rugi, legal costs;
7.2.2. Klausula-klausula lain;
7.2.3. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya.
7.3. Market practices
7.3.1. Pembagian klaim penyakit diantara para penanggung;
7.3.2. Transfer of Undertakings (Protection of Employment) Regulations
1981 –TUPE;
7.3.3. Code of Practice for tracing Employers’ Liability Insurers 1999;
7.3.4. Tanggunggugat pemberi kerja dan penanggung yang pailit dan peran
Financial Services Compensation Scheme;
7.3.5. Informasi underwriting utama;
7.3.6. Dasar-dasar rating yang umum;
8. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat
publik dan produk
8.1. Risiko-risiko
8.1.1. Tanggunggugat organisasi pada umumnya;
8.1.2. Legal framework – ketentuan utama health and safety dan
perlindungan konsumen;
8.1.3. Risiko-risiko utama yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan,
kegiatan dan produk utama – pentingnya deskripsi bisnis;
8.1.4. Perdagangan dimana asuransi bersifat wajib;
8.1.5. The impact of Civil Justice Reforms and case law.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 42
8.2. Jaminan polis
8.2.1. Operative clause dan berbagai triggers;
8.2.2. Berbagai bentuk ganti rugi dan perbedaan dalam accidental dan
non-accidental wordings;
8.2.3. Legal costs;
8.2.4. Typical market exclusions;
8.2.5. The insurance of pollution write-back clauses;
8.2.6. Perluasan kerugian keuangan dan polis-polis jaminan produk/recall.
8.3. Market practices
8.3.1. Informasi underwriting utama;
8.3.2. Dasar-dasar rating yang umum.
9. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity
9.1. Risiko-risiko
9.1.1. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam hukum – common law dan
tort; berdasarkan kontrak, statute, ketentuan perundang-undang dan
tanggunggugat personal;
9.1.2. The tort of negligence – definisi negligence;
9.1.3. The duty of care dan kasus Donoghue vs Stevenson (1932) on
forseeability and proximity;
9.1.4. The duty of care berkaitan dengan negligence misstatements –
Hedley Byrne & Co. vs Heller & Partners (1963);
9.1.5. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – profesi-profesi
konstruksi dan property, profesi legal, profesi medis, jasa keuangan
termasuk akuntan dan auditor, profesi dan konsultasi lainnya, dan
tanggunggugat internet.
9.2. Jaminan polis
9.2.1. Operative clause – claims made;
9.2.2. Pelanggaran kewajiban profesi dan kecurangan;
9.2.3. Limit polis;
9.2.4. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran;
9.2.5. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya;
9.2.6. Ketentuan umum mengenai notifikasi klaim kondisi dan berlakunya
klausula ‘sunset’
9.3. Market practices
9.3.1. Informasi khusus proposal form;
9.3.2. Faktor-faktor rating underwriting.
10. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability
10.1. Risiko-risiko
10.1.1. Fitur-fitur utama dari tanggunggugat common law dari directors’
and officers’;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 43
10.1.2. Tanggunggugat statutory dari directors’ and officers’ – fitur-fitur
utama Companies Act 2006, Undang-undang RI No.40/2007 tentang
Perseroan Terbatas dan ketentuan lainnya yang berkaitan;
10.1.3. Tanggunggugat personal;
10.1.4. Ganti rugi atau pembebasanya menurut Companies Act dan UU PT;
10.1.5. Batasan-batasan – director, de facto director dan shadow director,
subsidiary and associated companies, outside directorship;
10.1.6. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – merger and
acquisition, insolvency, kasus-kasus lain yang mengarah litigasi
terhadap director;
10.1.7. Sarbanes Oxley Act 2002 dan akibatnya terhadap executive risk di
Amerika Utara;
10.1.8. Tanggunggugat atas pembunuhan korporasi di UK – kedudukan
legislative, tanggunggugat vicarious.
10.2. Jaminan polis
10.2.1. Operative clause;
10.2.2. Batasan Wrongful Act, Claim, Loss and Defence Costs;
10.2.3. Pengecualian-pengecualian umum;
10.2.4. Limit polis;
10.2.5. Perluasan pada umumnya, termasuk securities claims dan
employment practices claims;
10.2.6. Berlakunya jaminan polis dalam hal merger atau pengambil-alihan.
11. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat
11.1. Penilaian risiko – jenis-jenis bahaya, identifikasi dan persepsi risiko, analisis
risiko, peran manajer risiko dan risk controls;
11.2. Informasi underwriting yang khusus;
11.3. Survei loss control dan peran surveyor loss control;
11.4. Opsi-opsi perbaikan risiko;
11.5. Pengaruh dari sistem hukum yang lain atas underwriting tanggunggugat;
11.6. Evaluasi historical claims record – pendekatan utama dan garis besar
keuntungan serta kerugian
12. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat
12.1. Operative clause dan perbedaan triggering events, jaminan biaya-biaya;
Underwriting risiko – faktor-faktor rating utama, menetapkan biaya klaim,
rate final, pengambilan keputusan dalam kasus-kasus tertentu, penerapan
rate terhadap waktu;
12.2. Ketentuan polis dan issues yang timbul dari admitted and non-admitted
policies, DIL/DIC and umbrella clauses;
12.3. Limit polis – peningkatan limit, berlakunya jaminan excess of loss, opsi risk
sharing.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 44
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
1. Study text P94 : Motor Insurance – The Chartered Insurance Institute
2. Study text P96 : Liability Insurances – The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambahan :
1. KUHPerdata Pasal 1365 – 1380
2. Undang-undang RI No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas
3. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia
4. Ketentuan yang berlaku (market agreement) untuk asuransi kendaraan bermotor di
Indonesia
5. Peraturan Menteri Keuangan RI No.74 Tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya
6. Jurnal AAMAI
7. The Journal, London: CII
8. Undang-undang RI No.3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
9. Undang-undang RI No.33/1964 jo.PP No.17/1965 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang
10. Undang-undang RI No.34/1964 jo.PP No.18/1965 tentang Dana Kecelakaan
Lalulintas Jalan
11. Undang-undang RI No.22/2009 tentang Lalulintas Angkutan Jalan Raya
12. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 45
105 : ASURANSI HARTA BENDA DAN KEPENTINGAN KEUANGAN
SASARAN
I. ASURANSI HARTA BENDA
Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai risiko utama, jaminan polis dan
praktek pasar asuransi harta benda dan gangguan usaha serta persepsi risiko,
asesmen risiko dan hal-hal yang berkaitan dengan underwriting asuransi harta
benda dan kepentingan keuangan.
II. ASURANSI PRIBADI
Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai praktek pasar asuransi rumah
tangga (household insurance), jaminan polis, pertimbangan penetapan tarip premi,
prosedur klaim serta aspek-aspek utama dari bisnis asuransi pribadi dan rumah
tangga
PENGETAHUAN DASAR
I. ASURANSI HARTA BENDA
Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci,
tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat
diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas
Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory
dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu
UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011.
II. ASURANSI PRIBADI
Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci,
tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat
diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas
Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory
dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu
UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. ASURANSI HARTA BENDA
1. Memahami risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta benda
2. Memahami risiko pencurian terhadap harta benda
3. Memahami luas jaminan pada asuransi harta benda
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 46
4. Memahami praktek utama asuransi harta benda
5. Memahami aspek-aspek utama asuransi gangguan usaha
6. Memahami persepsi risiko, asesmen dan underwriting asuransi harta benda
dan gangguan usaha
2. ASURANSI PRIBADI
1. Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance)
2. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada
asuransi rumahtangga (household insurance)
3. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan perhitungan tarif pada
asuransi pribadi lainnya
4. Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus
5. Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus
6. Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi
SILABUS
I. ASURANSI HARTA BENDA
1. Memahami mengenai risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta
benda
1.1. Penyebab yang umum dari kebakaran, termasuk the fire triangle
1.2. Hubungan antara fire inception, propagation hazards and fire load
1.3. Bagaimana penyebaran api melalui conduction, convection and radiation
1.4. Penyebab utama kerugian akibat kebakaran
1.5. Fire hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam industri
1.6. Fire hazard dari bahan-bahan untuk konstruksi bangunan
1.7. Metode perlindungan terhadap bahaya kebakaran
1.8. Metode perlindungan terhadap jaringan komputer
1.9. Metode perlindungan terhadap bahaya petir
1.10. Bahaya ledakan dari zat cair yang mudah terbakar dan gas serta cara
mengurangi risiko tersebut.
1.11. Bahaya ledakan debu serta cara mengurangi risiko tersebut
1.12. Bahaya yang timbul dari badai, banjir, kebocoran pipa, tubrukan, huruhara,
terorisme, gempa bumi dan tanah longsor serta cara mengurangi risiko
tersebut
2. Memahami mengenai risiko pencurian terhadap harta benda
2.1. Sifat dasar risiko pencurian, termasuk area, jenis harta benda dan
pengamanannya
2.2. Pola kerugian akibat pencurian
2.3. Kriteria untuk survey cara pengamanan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 47
2.4. Langkah-langkah pokok dalam pengamanan, seperti : batas pengamanan,
penjagaan, penjagaan jalan masuk dan petugas keamanan, konstruksi pintu
dan jendela, jenis alarm, jenis penyimpanan
2.5. Metode utama dalam pengamanan kendaraan bermotor, uang dan barang
dalam perjalanan
3. Memahami luas jaminan asuransi harta benda
3.1. Jaminan dasar polis asuransi kebakaran
3.2. Ketentuan jaminan terorisme
3.3. Persyaratan, kondisi dan pengecualian polis
3.4. Jaminan asuransi pencurian dan pengecualiannya
3.5. Jaminan asuransi All Risks
3.6. Jenis harta benda yang dapat diasuransikan
4. Memahami praktek utama dari asuransi harta benda
4.1. Klausul yang umum digunakan dalam polis asuransi harta benda
4.2. First loss, blanket and floating insurance
4.3. Penggunaan kondisi average, warranty, excess, franchise dan deductible
4.4. Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis
5. Memahami aspek utama dalam asuransi gangguan usaha
5.1. Kebutuhan akan asuransi gangguan usaha dan fungsi asuransi gangguan
usaha
5.2. Pertimbangan terkait dengan apa yang perlu dan tidak untuk diasuransikan
5.3. Definisi turnover dan gross profit
5.4. Perbedaan definisi gross profit antara akuntan dan penanggung
5.5. Perhitungan harga pertanggungan gross profit
5.6. Perhitungan harga pertanggungan berdasarkan selain gross profit
5.7. Definisi periode indemnity dan maksimum periode indemnity
5.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan maksimum periode indemnity
5.9. Additional contingencies and other extension
5.10. Kondisi polis asuransi gangguan usaha dan klausul yang umumnya
digunakan
5.11. Risiko khusus , okupasi serta perlakuan terhadap outstanding book debts
5.12. Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis
5.13. Perhitungan klaim gross profit dengan menggunakan formula pada polis,
termasuk yang berhubungan dengan klausul terkait - increase cost of
working, saving and underinsurance
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 48
6. Memahami mengenai persepsi risiko, asesmen risiko dan underwriting dari
asuransi harta benda dan gangguan usaha
6.1. Tujuan utama dilakukannya survey risiko
6.2. Penggunaan, isi dan interpretasi dari laporan survey
6.3. Perhitungan Estimated Maximum Loss (EML) dan liability penanggung
6.4. Pertimbangan utama dalam proses underwriting
6.5. Standar profil risiko
6.6. Penggunaan survey ulang dan post-loss survey
6.7. Kriteria risiko yang digunakan dalam underwriting
6.8. Penerapan warranty, excess, deductible dan franchise
6.9. Teori penetapan tarif, termasuk classification, discrimination, and
experiences and interuption basis rate
6.10. Metode perhitungan premi
6.11. Pengaruh EML dan limit akseptasi
6.12. Pengaruh persyaratan dan kapasitas reasuransi terhadap underwriting
asuransi harta benda dan gangguan usaha
II. PENGANTAR ASURANSI PERSONAL
1. Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance)
1.1. Jaminan dasar yang tersedia
1.2. Faktor-faktor penilaian risiko
1.3. Kegunaan laporan survey
1.4. Kesepakatan kontrak Asuransi Rumah Tangga
1.5. Isi dokumen polis
1.6. Pemakaian endorsements, kondisi polis dan pengecualian
1.7. Proses perubahan dan perpanjangan polis Asuransi Rumah Tangga
2. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada
asuransi rumah tangga (household insurance)
2.1. Luas jaminan polis asuransi rumah tangga, termasuk perluasan accidental
damage
2.2. Pengertian subsidence and associated underwriting issues
2.3. Jenis-jenis emergency assistance services yang tersedia
2.4. Index-linking dari harga pertanggungan
2.5. Faktor-faktor dan metode dalam menetapkan tarip premi
2.6. Perbedaan antara risiko standar dan risiko non-standar
2.7. Perlakuan terhadap risiko non-standar
2.8. Limit dalam polis untuk isi barang
2.9. Luas jaminan dan pengecualian polis untuk barang pribadi
2.10. Faktor-faktor dalam menetapkan tarip premi
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 49
2.11. Pertimbangan khusus - inflation protection, pair and set clauses
2.12. Perluasan jaminan – money and credit card, etc.
2.13. Biaya-biaya hukum
3. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada
asuransi pribadi lainnya
3.1. Domestic animals
3.2. Caravans
3.3. Boat and small craft
3.4. Travel
3.5. Payment protection insurance (PPI)
3.6. Extended warranty
3.7. Special risks – homeworking, holiday home, etc.
3.8. Personal accident
4. Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus
hukum
4.1. Kewajiban masing-masing pihak atas suatu klaim
4.2. Dasar perhitungan penyelesaian klaim
4.3. Proses yang terdapat dalam melakukan klaim termasuk progres dan
investigasinya
4.4. Menentukan penyebab kerugian
4.5. Batasan-batasan polis
4.6. Prosedur klaim untuk tanggung gugat dan kecelakaan diri
5. Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus
hukum
5.1. Cara penyelesaian klaim secara indemnity dan new for old
5.2. Prinsip kontribusi dan subrogasi dalam klaim asuransi pribadi
5.3. Beberapa cara penyelesaian sengketa klaim
6. Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi
6.1. Pemakaian dan manfaat distribution channel dalam asuransi pribadi
6.2. Pemakaian dan manfaat teknologi sistem informasi
6.3. Pertimbangan etik dan politik yang terkait dengan asuransi pribadi
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
1. Study text P93 : Commercial Property and Business Interuption Insurances –
The Chartered Insurance Institute
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 50
2. Study text P86 : Personal Insurances – The Chartered Insurance Institute
3. Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI)
4. Polis Property All Risks, MunichRe Wording
5. Polis Standar Asuransi Kecelakaan Diri Indonesia (PSAKDI)
6. Polis Asuransi Gempa Bumi Indonesia : Klausula Tambahan Standar AAUI
Bacaan Tambahan :
1. Undang-undang No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
2. Undang-undang No.2 Than 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya
3. Peraturan Menteri Keuangan – PMK No.74 tahun 2007 dan peraturan terkait
lainnya
4. Jurnal AAMAI
5. KUHD
6. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan Pengantar Asuransi Pribadi.
Catatan :
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain serta penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 51
106 : ASURANSI PENGANGKUTAN
SASARAN
Setelah mengikuti ujian ini, kandidat diharapkan telah memiliki pemahaman yang baik
mengenai :
1. Ruang lingkup bisnis dan hukum mengenai risiko pengangkutan
2. Luas jaminan dari asuransi pengangkutan barang
3. Underwriting dan prosedur klaim dari asuransi pengangkutan barang
SILABUS
1. Mengetahui ruang-lingkup bisnis (business environment) dari risiko barang
dalam pengangkutan
1.1. Bisnis impor ekspor dunia secara ringkas
1.2. Negara-negara perdagangan utama dan rute perdagangan
1.3. Jenis-jenis barang yang diangkut, pertanian, mineral, pupuk, liner cargo
termasuk referigerated goods, kendaraan bermotor dan mesin, white Goods
negara asal dan tujuan
1.4. Item-item utama dalam perdagangan yang digunakan dalam jual beli barang
2. Memahami ruang-lingkup hukum (legal environment) dari risiko barang
dalam pengangkutan
2.1. Ruang-lingkup hukum (Legal environment)
2.1.1. Marine Insurance Act 1906- elemen-elemen kunci yang relevan
dengan risiko-risiko barang dalam pengangkutan
2.2. Hukum-pengangkutan barang di lautan
2.2.1. Hague-Visby Rules dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang
dalam pengangkutan
2.2.2. Carriage of Goods by sea Act-1971- ketentuan-ketentuan utama dan
pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan
2.2.3. Hamburg-Rules-main rules – dan pengaruhnya terhadap risiko-
risiko barang dalam pengangkutan
2.2.4. US Carriage of Goods by Sea Act 1936 – ketentuan ketentuan utama
dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan
2.3. Hukum- Pengangkutan barang-barang melalui darat dan Kereta Api (Rail)
2.3.1. Convention Internationale Concernant le transport des
Merchanidises par Route (CMR) – elemen-elemen utama dan
pengaruhnya terhadap risiko-risiko transit
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 52
2.3.2. Conventionan Internationale Concernent le Transport des
Merchindises par chemins de fer (CIM) – Elemen –elemen utama
dan pengaruhnya terhadap risiko risiko transit
2.3.3. Multimodal codes- fungsi dan prinsip-prinsip utama
2.3.4. Tanggungjawab kontraktual dari barang-barang dalam
pengangkutan
3. Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari asuransi barang
dalam pengangkutan
3.1. Jaminan Utama
3.1.1. Struktur dan isi polis
3.1.2. Jaminan yang diberikan oleh masing-masing dibawah ini
Institute Cargo Clause (A) (B) dan (C)
Institute Trade Clauses
Institute Coantianer Clauses
Institute War Clauses (Cargo)
Institute Strikes Clauses (Cargo)
Institute Cargo Clauses (Air)
3.1.3. Kecocokan klausul-klausul diatas dalam keadaan yang berbeda-
beda dan aplikasinya dalam situasi praktis
3.2. Jenis jaminan lainnya
3.2.1. Klausul-klausul yang biasa digunakan di pasar Institute
Classification Clause,Institute Replacement Clause, Removel of
Debris, Terrorism Exclusions Isi dan aplikasinya
3.2.2. Basis of valuation clause isi dan aplikasinya
3.2.3. Jaminan untuk war,strikes, and terrorism
3.2.4. Pengaruh gangguan usaha dan jaminan cargo lainnya
3.2.5. Charterparties dan cakupannya
4. Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari tanggungjawab
hukum haulage contractor
4.1. Sifat pokok jaminan tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan
konstruksi & isi polis
4.2. Praktek rating dari tanggungjawab hukum haulage contractor termasuk
adjusment premi
4.3. Pentingnya custody and control pada aplikasi dari jaminan.
4.4. Risiko dari mis-delivery dan aplikasi jaminan dalam situasi ini.
4.5. Batasan mengenai tanggungjawab hukum dari haulage contractors
4.6. Hubungan antara tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan
tanggungjawab hukum dari freight forwarders, warehouses dan ports for
goods in transit
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 53
5. Memahami persepsi, evaluasi dan underwriting risiko-risiko barang dalam
pengangkutan dan barang-barang dalam transit
5.1. Persepsi dan evaluasi risiko
5.1.1. Berbagai profil risiko cargo and goods in transit yang berbeda-
beda
5.1.2. Evaluasi kunci lain karakteristik risiko geografis dan aspek phisik
dari risiko operasi di berbagai negara dan rute
5.1.3. Prinsip-prinsip utama dan aplikasi dari bill of lading dan waybills
5.1.4. Pencegahan kerugian metode yang digunakan dan pentingnya
5.2. Underwriting
5.2.1. Pendekatan khusus rate premi termasuk adjustment premi
5.2.2. Akumulasi risiko, bagaimana risiko berakumulasi dalam praktek dan
pentingnya pengawasan akumulasi risiko
6. Memahami pertimbangan-pertimbangan dan prosedur-prosedur klaim
asuransi barang dalam pengangkutan dan barang dalam transit
6.1. Klaim cargo
6.1.1. Prosedur-prosedur notifikasi klaim
6.1.2. Peran dari surveyor, lawyer, courts, dan average adjusters
6.1.3. Penggunaan dari laporan-laporan survei cargo dan dokumen
pendukung klaim lainnya
6.1.4. Aplikasi dari Institute Cargo Clause (A), (B) dan (C) dan klausul
the “Both to blame Collison” dalam skenario klaim tertentu
6.1.5. Practical adjustment untuk klaim partial, actual and constructive
total loss dari cargo
6.1.6. Penyelesaian klaim untuk particular charges, salvage charges, sue
dan labour expenses and extra charges
6.2. Klaim goods in transit
6.2.1. Ukuran ganti rugi termasuk polis polis valued dan unvalued
6.2.2. Practical adjustment untuk klaim partial and total loss.
7. Memahami Undang-Undang RI No 17 tahun 2008 tentang pelayaran
8. Memahami Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku Kedua
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
Study text P.90 : Cargo And Goods In Transit – The Chartered Insurance Institute
Bacaan tambahan :
1. Undang Undang RI No. 17 thn 2008 tentang pelayaran
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 54
2. KUHD Buku Kedua
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 55
107 : PRAKTEK UNDERWRITING
SASARAN
Setelah membaca buku ini, kandidat harus dapat menunjukkan pemahaman :
1. Bisnis, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting;
2. Hal-hal yang mempengaruhi strategi underwriting
3. Prinsip dan praktek penetapan harga risiko
PERSYARATAN PENGETAHUAN
Kandidat dipersyaratkan telah memperoleh pengetahuan prinsip-prinsip dasar asuransi
dari buku IF1 - Insurance, legal and regulatory atau ujian yang ekuivalen dengannya.
RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Memahami aspek utama peraturan dan hukum yang berkaitan dengan
underwriting
2. Mengetahui hal-hal utama yang berpengaruh terhadap underwriting
3. Memahami kebijakan dan praktek underwriting
4. Memahami teknik statistik utama untuk mengukur risiko dan hubungannya serta
penerapannya pada asuransi
5. Memahami peran dan pentingnya reasuransi
6. Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko
SILABUS
1. Memahami aspek utama peraturan dan hukum underwriting
1.1. Implikasi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan atas fungsi underwriting
1.2. Hubungan antara underwriting dan ketentuan modal dan kesehatan
perusahaan
1.3. Implikasi penutupan risiko internasional
1.4. Implikasi pendelegasian otoritas
1.5. Inisiatif untuk memperoleh kepastian kontrak
2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi underwriting
2.1. Strategi underwriting perusahaan
2.1.1. Tipe-tipe strategi underwriting
2.2. Pengaruh terhadap strategi underwriting
2.2.1. Kompetisi atas investasi modal dan return on capital
2.2.2. Tekanan antara pertumbuhan pangsa pasar dan keuntungan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 56
2.2.3. Operasional siklus underwriting tradisional
2.2.4. Dampak legislasi dan litigasi – terorisme, mesothelioma,
contaminated land, Motor Insurers Bureau
2.2.5. Dampak peristiwa dan trend besar – cuaca, terosrisme, pandemic
dan emerging risks
2.2.6. Strategi pemasaran – penggunaan merek, saluran distribusi dan
komisi
3. Memahami kebijakan dan praktek underwriting
3.1. Pentingnya hazard moral dan fisik dalam membuat kebijakan underwriting
3.2. Kriteria jaminan, syarat, ketentuan dan pembatasan polis
3.3. Sebagai penghubung antara fungsi underwriting dan klaim, terutama
pencadangan
3.4. Menetapkan klasifikasi dan kategorisasi risiko
3.5. Menetapkan kriteria underwriting dan perbaikan risiko
3.6. Mempertimbangkan eksposur risiko dan peristiwa tunggal –
menyeimbangkan account
3.7. Pemakaian binding authorities dan line slips
3.8. Inisiatif melawan kecurangan
4. Memahami teknik statistik untuk mengukur risiko dan hubungan dan
penerapannya terhadap asuransi
4.1. Prinsip
4.1.1. Mengukur central tendency
4.1.2. Prinsip dasar probabilitas
4.1.3. Hukum bilangan besar dan ukuran sampel
4.1.4. Hubungan antara frekuensi dan keparahan (severity)
4.1.5. Arti korelasi dan regresi
4.2. Penerapan kepada asuransi
4.2.1. Penerapan teknik statistik terhadap data klaim
4.2.2. Kemampuan untuk mengelola dan menganalisis sampel risiko
homogeny dalam jumlah besar dan dampaknya terhadap penetapan
harga portofolio risiko motor dan personal
4.2.3. Pemakaian pengetahuan statistik saat ini untuk memprediksi kinerja
masa depan
4.2.4. Kesulitan mengatisipasi perisitiwa yang jarang dan rumit
5. Memahami peran dan pentingnya reasuransi
5.1. Tipe-tipe utama reasuransi
5.2. Pendekatan dalam program reasuransi
5.3. Agregasi peristiwa dan risiko dan penggunaan catastrophe modeling
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 57
5.4. Siklus harga reasuransi dan dampaknya terhadap kebijakan akseptasi
underwriting dan menetapkan harga risiko
5.5. Persyaratan reasuransi atas informasi kualitas dan implikasi harga terhadap
data yang lebih berkualitas
6. Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko
6.1. Tiga elemen utama premi
6.2. Burning cost basis dan metode alternative prospektif dalam analisis risiko
6.3. Data klaim – penafsiran dan pemanfaatannya dalam menetapkan harga
6.4. Pentingnya IBNR (incurred but not reported claims)
6.5. Analisis pesaing – penggunaanya dan pentingnya
6.6. Data risiko lain – misalnya, peta sungai yg terendam banjir
6.7. Pentingnya fungsi underwriting kami hubung denganfungsi klaim terkait
trend dalam pelaporan dan pencadangan
6.8. Peran dan pentingnya aktuaris dan menetapkan harga asuransi.
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
Study text P 80 : Underwriting Practice – The Chartered Insurance Institute
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 58
108 : PRAKTEK KLAIM
SASARAN
Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang:
1. Aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi
2. Bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis dan cara
mengumpulkan informasi
3. Cara menentukan ganti rugi atau kewajiban.
4. Bagaimana menegosiasikan dan menyelesaikan klaim yang efektif
PENGETAHUAN DASAR
Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi
sebagaimana tercakup dalam 101 - Praktek Asuransi dan 102 - Hukum Asuransi.
RINGKASAN
1. Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim
asuransi
2. Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis
3. Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim
4. Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau kewajiban
5. Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif
SILABUS
1. Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan klaim asuransi UU No.
2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya
2. Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis
2.1. Penerapan Kondisi Polis
2.1.1. Ketentuan pemberitahuan klaim pada polis yang berbasiskan Claims
Made dan Losses Occurring, dan penerapannya dalam praktek.
2.2. Penerapan prinsip-prinsip
2.2.1. Insurable interest (kepentingan keuangan yang dapat diasuransikan),
pembentukan kontrak, Utmost goodfaith (itikad yang sangat
baik), duty of disclosure (kewajiban mengungkapkan),
misrepresentation (pemberian keterangan yang tidak benar), waiver
(pengabaian), estoppel,indemnity (ganti rugi), proximate cause
(penyebab langsung)
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 59
2.2.2. Warranties (jaminan), Conditions (kondisi), pengecualian, dampak
penipuan (fraud) atas legalitas klaim
3. Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim
3.1. Informasi dari tertanggung dan penggunaannya
3.1.1. Informasi yang relevan dengan kontrak asuransi termasuk form
aplikasi dan informasi underwriting lainnya
3.1.2. Kewajiban Tertanggung untuk memberikan informasi
3.1.3. Peran broker / perantara
3.2. Opini hukum dan penggunaannya
3.2.1. Perbedaan antara peran Pengacara Pembelaan dan Pengacara
Lingkup Pertanggungan, pentingnya penugasan dan menjaga
pengendalian
3.3. Pendapat pakar dan penggunaannya
3.3.1. Jenis pakar untuk klaim pihak pertama dan ketiga serta penugasan
yang efektif bagi para ahli
3.3.2. Manfaat penggunaan pakar/ahli
3.4. Tambahan informasi dan penggunaannya
3.4.1. Polisi, pemadam kebakaran, keterangan saksi, laporan cuaca,
laporan banjir, sumber informasi pasar tentang deteksi penipuan,
informasi dari bagian underwriting dan personil yang menangani
Tertanggung
4. Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau
kewajiban
4.1. Penerapan limit-limit polis
4.1.1. Penerapan excess, risiko sendiri (deductible), batas penggantian
(limit of indemnity) dan reinstatement (pemulihan kembali),
aggregates (penjumlahan total)
4.2. Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak pertama
4.2.1. penerapan subrogasi, kontribusi, salvage (barang sisa) dan recovery
(perolehan kembali)
4.2.2. Penerapan average terhadap skenario klaim tertentu
4.3. Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak ketiga
4.3.1. Sifat tanggung jawab - tanggung jawab perdata penuh, perdata
vs. pidana, kontrak vs. kelalaian, limitation and defences (batasan
dan pembelaan), contributory negleigence (kelalaian bersama)
5. Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif
5.1. Penyelesaian klaim
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 60
5.1.1. menelaah informasi yang dikumpulkan dan mempelajarinya dalam
kaitan dengan pertimbangan luas jaminan polis, melanjutkan untuk
menilai jumlah kerugian dan menyelesaikan klaim
5.1.2. Pengaturan cadangan klaim yang memadai
5.1.3. Penolakan jaminan, persyaratan peraturan dan bagaimana
perselisihan polis akan berlanjut jika penolakan tidak diterima
5.1.4. Berbagai tuntutan yang berbeda dalam penanganan klaim pihak
pertama dan ketiga
5.1.5. Dampak dari kewajiban regulasi, komunikasi dengan tertanggung,
negosiasi, penyelesaian, dan pembayaran klaim ;rentang
waktu untuk pembayaran ; potensi denda karena melanggar
ketentuan
5.1.6. Prosedur internal - peran bagian klaim dan personilnya dalam
perusahaan, pentingnya standard pelayanan, penggunaan masukan
dari bagian yang menangani/ berhubungan dengan tertanggung dan
bagian underwriting, pentingnya partisipasi penuh perusahaan dalam
proses negosiasi dan penyelesaian
5.1.7. Pentingnya memastikan untuk memperoleh pambayaran/perolehan
kembali dari reasuradur.
5.1.8. Proses litigasi, penggunaan Alternative Dispute Resolution
(Alternatif Resolusi Penyelesaian Sengketa) , penyelesaian
yang terstruktur/bertahap
5.2. Isu-isu klaim
5.2.1. Deteksi Penipuan - indikator klaim palsu
5.2.2. Proses penanganan keluhan
KEPUSTAKAAN :
Bacaan utama :
Study text P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute
Bacaan tambahan :
1. Undang-Undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan
Pelaksanaannya
2. Insurance Claims Handling Process (IF4 – Buku CII)
3. (KUHD/KUHPER/Buku atau diktat yg diterbitkan lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yg berhubungan dengan klaim asuransi)
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 61
401 : MANAJEMEN PERUSAHAAN ASURANSI
SASARAN
Setelah mempelajari subject ini kandidat sudah harus dapat melakukan evaluasi semua
konsep yang berhubungan dengan manajemen dalam bisnis asuransi antara lain :
1. Ketentuan kecukupan modal dan kemampuan kekayaan dan pengaruhnya terhadap
bisnis asuransi
2. Struktur organisasi dan manajemen.
3. Konsep keuangan pada perusahaan asuransi.
4. Proses Perencanaan dan Pengawasan dan perusahaan asuransi.
5. Ketentuan Pemerintah atas manajemen investasi dan undang-undang
perasuransian.
6. Berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi
SILABUS
1. Pengertian kebutuhan terhadap modal dan pengaruhnya atas perusahaan
1.1. Kebutuhan terhadap modal
1.2. Contoh-contoh kepemilikan dan penerapannya dalam asuransi
1.3. Sumber-sumber modal
1.4. Sifat holding companies, groups, subsidiary companies, associate
companies, joint venture.
2. Pengertian struktur manajemen perusahaan asuransi
2.1. Peranan dewan pengurus
2.2. Peranan posisi manajemen kunci dalam perusahaan asuransi
2.3. Corporate governance (sistem pengaturan dan pengawasan perusahaan)
2.4. Manajemen risiko perusahaan, tanggung jawab dan pendekatan
2.5. Contoh pemangku kepentingan (stakeholder) dan pengaruhnya terhadap
perusahaan asuransi
3. Pengertian aspek organisasi dalam perusahaan asuransi
3.1. Prinsip-prinsip organisasi
3.2. Sentralisasi dan desentralisasi
3.3. Tujuan dan tantangan outsourcing , manajement efektif dari service level
agreements
4. Evaluasi dan pelaksanaan konsep keuangan perusahaan dalam asuransi
4.1. Peranan fungsi keuangan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 62
4.2. Prinsip-prinsip laporan keuangan
4.3. Standar akuntansi internasional
4.4. Analisa rasio keuangan
4.5. Analisa cashflow
4.6. Penafsiran akuntansi asuransi
4.7. Keuangan dan perencanaan pajak
4.8. Investasi / rancangan penilaian
4.9. Meningkatkan modal
4.10. Perolehan dan penyelesaian bisnis
4.11. Pengelolaan pinjaman
4.12. Pengelolaan likuiditas
5. Evaluasi dan pelaksanaan proses perencanaan dalam asuransi
5.1. Tingkatan perencanaan perusahaan dan bisnis
5.2. Strategi dan pengoperasian perencanaan
5.3. dasar proses peencanaan – PEST/PESTLE, SWOT, objective setting, gap
analysis, option development,option selection, implementation, monitoring
6. Evaluasi dan pelaksanaan proses kontrol dalam asuransi
6.1. Proses anggaran
6.2. Pengukuran kemampuan non keuangan
6.3. Penetapan penilaian dan benchmarking
6.4. Internal audit
7. Pengertian peranan manajemen investasi dalam perusahaan asuransi
7.1. Pasar Uang
7.2. Sasaran investasi
7.3. Jenis-jenis utama investasi
7.4. Pilihan-pilihan dan strategi investasi
7.5. Pengelolaan/manajemen harta dan kewajiban
8. Pengertian dari peranan dan dampak regulasi perasuransian
8.1. Tujuan regulasi dan kegunaannya dalam asuransi
8.2. International convergence (konferensi internasional): Basel II, IAIS, EU
8.3. Perbedaan antara kehati-hatian dengan kepatuhan terhadap regulasi bisnis
8.4. Ringkasan dan prakarsa terbaru dari buku pedoman FSA
8.5. Dampak sistem dan control (SYSC), dan fungsi kontrol (SUP) dalam
asuransi
8.6. Dampak dari undang-undang proteksi data dan ketentuan anti pencucian
uang
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 63
9. Evaluasi atas maksud dan akibat dari ketentuan kelayakan dan kecukupan
modal perusahaan asuransi
9.1. Faham kelompok FSA atas kelayakan modal
9.2. EU Solvency II Directive
9.3. Teknik pengelolaan modal
9.4. Contoh laporan keuangan
9.5. Tingkat penilaian agensi
10. Pengertian atas tantangan yang dihadapi manajemen perusahaan asuransi
saat ini dan masa yang akan datang
10.1. Teknologi informasi
10.2. Manajemen data
10.3. Perubahan manajemen
10.4. Menyingkirkan masalah
10.5. Kode etik dan pelayanan nasabah secara fair
KEPUSTAKAAN :
Bacaan utama :
Study text 990 : Insurance Corporate Management – The Chartered Insurance
Institute
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 64
402 : MANAJEMEN UNDERWRITING
SASARAN
Untuk meningkatkan pemahaman atas kebutuhan dalam mengelola eksposur risiko
secara keseluruhan dan menetapkan harga yang wajar untuk memastikan hasil yang
memadai. Mata Ujian ini akan bermanfaat bagi mereka yang telah berpengalaman
dalam underwriting atau ingin untuk menjadi senior underwriter atau posisi
manajemen.
PENGETAHUAN DASAR
Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi
merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan
sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory dan P80 -
Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di
Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.
21/2011.
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi
underwriting.
2. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting.
3. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dan praktek
underwriting yang tepat .
4. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penerapan harga dan metode harga yang
wajar.
5. Memahami dan menerapkan reasuransi.
6. Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting.
7. Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat.
8. Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan pengendalian yang tepat.
SILABUS
1. Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi
underwriting.
1.1. Prinsip-prinsip regulasi.
1.2. Hubungan antara fungsi underwriting dan persyaratan modal dan solvabilitas
(termasuk Solvabilitas II).
1.3. Isu-isu hukum dan legislasi yang mempengaruhi fungsi underwriting.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 65
1.4. Isu-isu dan implikasi bagi underwritier dalam meng-underwrite bisnis
internasional (termasuk prizinan lintas batas).
2. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting.
2.1. Hubungan antara strategi underwriting dan strategi korporasi perusahaan.
2.2. Unsur-unsur pokok strategi underwriting.
2.3. Pentingnya saluran distribusi dan dampaknya terhadap fungsi underwriting.
2.4. Implikasi penggunaan binding authorities dan line slip.
2.5. Kontribusi dari penelitian termasuk reaserch aktuaria untuk kebijakan
underwriting, segmentasi pelanggan, pertanggungan yang akan diberikan,
permintaan produk, dan posisi persaingan.
2.6. Dampak kemampuan sumber daya terhadap underwriting dalam kaitan
dengan keahlian dan sistem.
2.7. Faktor-faktor, termasuk biaya yang harus diperhitungkan ketika masuk dan
keluar dari pasar atau kelas bisnis tertentu.
2.8. Pentingnya kebijakan dan praktek pencadangan klaim dan implikasinya
terhadap polis individu dan manajemen portofolio underwriting.
2.9. Dampak dari product mix terhadap manajemen prtfolio.
2.10. Alokasi kapasitas yang sesuai dengan strategi underwriting, termasuk
strategi reasuransi.
3. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dan praktek
underwriting.
3.1. Memahami pertimbangan yang harus diperhitungkan dalam menetapkan
kriteria persyaratan polis, penggunaan excess, deductible, tambahan premi
dan insentif, first loss dan scheme management.
3.2. Kendala internal dan eksternal, termasuk kondisi pasar yang berlaku atas apa
yang dijamin, batas pertanggungan, posisi pasar, pertumbuhan bisnis
baru dan retensi.
3.3. Pentingnya dan penggunaan proses perencanaan dalam underwriting.
3.4. Pentingnya hubungan dengan bagian lain dari bisnis.
3.5. Pentingnya kriteria informasi, akseptasi, evaluasi dan pengendalian risiko.
4. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan harga dan menerapkan
metode penetapan harga yang wajar.
4.1. Sumber, ketersediaan dan sifat data yang diperlukan dan diinginkan untuk
menentukan harga.
4.2. Data internal dan eksternal.
4.3. Berbagai metode statistik dan bagaimana penggunaanya dalam penetapan
harga risiko.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 66
4.4. Pengaruh hal-hal berikut terhadap harga: biaya, inflasi, pengembalian
modal, model penentuan nilai aset, pendapatan investasi, pajak, remunerasi
perantara, pungutan, dan profitabilitas yang direncanakan.
4.5. Siklus investasi, cara kerja dan implikasinya terhadap underwriting.
4.6. Interpretasi dan penggunaan informasi klaim dalam kaitannya dengan
penetapan harga, pengaturan cadangan, persyaratan peraturan yang berlaku.
4.7. Siklus underwriting, cara kerja dan implikasinya terhadap penjamin emisi.
5. Memahami dan menerapkan reasuransi.
5.1. Perbedaan antara reasuransi outward dan inward.
5.2. Jenis reasuransi yang tersedia dan pemilihan program reasuransi.
Sebagai contoh: program reasuransi, termasuk fakultatif atau treaty,
proporsional atau non-proporsional.
5.3. Pengelolaan program reasuransi - komite security, pemilihan reasuradur,
commutation dan profil risiko.
6. Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting.
6.1. Agregat dan pengukuran risiko single risk, single event dan catastrophe
modelling.
6.2. Risiko-risiko yang baru muncul(emerging risks) dan kerugian sistemik.
6.3. Berbagai cara pengelolaan eksposur dan pemanfaatan kapasitas.
7. Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat.
7.1. Manajemen SDM termasuk manajemen kinerja, pelatihan dan
pengembangan.
7.1.1. Mengidentifikasi persyaratan keahlian, indikator kinerja utama dan
pengembangan profesional berkelanjutan bagi karyawan.
7.2. Penggunaan batas wewenang sebagai kontrol operasional underwriting.
7.3. Penggunaan audit, termasuk peer review, audit internal dan eksternal.
7.3.1. Pendekatan dan pentingnya audit pelaksanaan dan pengoperasian
kebijakan underwriting.
8. Memahami dan mampu menerapkan metode pemantauan dan pengendalian
yang tepat .
8.1. Alasan untuk pemantauan.
8.2. Identifikasi yang harus dipantau (termasuk indikator kinerja utama).
8.3. Teknik pemantauan hasil underwriting .
8.4. Bagaimana informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat digunakan
(termasuk forecasting performance dan perencanaan kerja).
8.5. Pengaruh pemantauan dan forecasting terhadap strategi underwriting.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 67
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama:
1. Study Text 960 : Advanced Underwriting – The Chartered Insurance Institute
2. UU No.2/1992 beserta PP, KMK, PMK dan UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
Bacaan Tambahan:
1. Actuarial Practice of General Insurance, DG Hart, RA Buchanan, BA How, 7th
ed. Sydney Institute of Actuaries of Australia, 2007.
2. Dictionary of Insurance, C Bennet. 2nd ed. London: Person Education, 2004.
Available on line at www.knowledge.cii.co.uk/resource/dictionary-insurance.
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 68
403 : R E A S U R A N S I
SASARAN
Pada akhir dari buku ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang:
1. Berbagai jenis reasuransi, Fakultatif, Treaty proporsional dan non-proporsional;
2. Pasar global untuk reasuransi dan praktek pokok dalam pasar reasuransi;
3. Aspek – aspek utama dari Reasuransi properti, aneka, pengangkutan dan
penerbangan.
DIASUMSIKAN PENGETAHUAN
Hal ini diasumsikan bahwa kandidat sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-
prinsip dasar asuransi sebagai tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory,
dan P05 – Insurance Law, atau yang setara.
RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Mengetahui tujuan untuk bereasuransi.
2. Memahami isu-isu dasar dari reasuransi.
3. Memahami dasar-dasar dan pengoperasian reasuransi fakultatif.
4. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi proporsional.
5. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi non
proporsional.
6. Memahami desain program reasuransi, praktik pokok pasar dan masalah hukum.
7. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi global.
8. Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi.
9. Memahami aspek-aspek utama dari reasuransi properti, aneka, pengakutan dan
penerbangan.
SILABUS
1. Mengetahui tujuan dan pihak - pihak reasuransi
1.1 Tujuan dari reasuransi – penyebaran risiko, kapasitas, keamanan keuangan,
manajemen modal;
1.2 Bedanya pembeli dan penyedia reasuransi;
1.3 Hubungan kontraktual antara para pihak;
1.4 Peran retrocedant dan retrocessionaire;
1.5 Peran broker / pialang dalam proses reasuransi.
2. Memahami isu-isu mendasar dari reasuransi
2.1 Metode reasuransi utama - penggunaannya, keuntungan dan kerugian;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 69
2.2 Definisi pendapatan premi yang digunakan dan bagaimana ini disesuaikan;
2.3 klausul umum dan cara kerjanya - pembatalan, arbitrase;
2.4 Retrosesi - bagaimana berbagai metode reasuransi yang digunakan dalam
retrosesi;
2.5 Produk transfer risiko alternatif - kelebihan dan kekurangannya
dibandingkan dengan reasuransi konvensional.
3. Memahami bentuk-bentuk dan operasi reasuransi fakultatif
3.1 Bentuk - bentuk utama dan operasi dari metode yang berbeda dalam
reasuransi fakultatif;
3.2 Premi yang berbeda dan perhitungan klaim untuk proporsional dan
reasuransi excess of loss.
4. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi
proporsional
4.1 Bentuk utama dan operasi dari perjanjian proporsional sebagai berikut:
4.1.1. Quota share
4.1.2. Surplus
4.1.3. Fakultatif Obligatory;
4.2 Alternatif dasar-dasar penutupan, termasuk tahun underwriting portofolio
transfer portofolio (clean cut);
4.3 Komisi ceding - flat rate dan sliding scale;
4.4 Komisi keuntungan - tidak ada kerugian yang dibawa, kerugian yang
dibawa, berdasarkan rata-rata;
4.5 Penggunaan cadangan premium dan cadangan klaim;
4.6 Penggunaan dari sesi dan batas limit dalam perjanjian proporsional;
4.7 Penggunaan klausul partisipasi kerugian dalam perjanjian proporsional.
5. Memahami bentuk - bentuk dan operasi dari perjanjian reasuransi non
proportional.
5.1 Bentuk-bentuk utama dan operasi perjanjian non-proporsional berikut,
termasuk perhitungan premium dan klaim:
5.1.1. Excess of loss
5.1.2. Stop loss
5.1.3. Aggregate excess of loss;
5.2 Dasar penutupan – risk attaching, losses occurring, claims mode/ loss
discovered.
5.3 Penggunaan risk excess, termasuk working cover dan aplikasi untuk setiap
risiko;
5.4 Penggunaan catastrophe excess of loss, termasuk aplikasi untuk setiap
peristiwa;
5.5 Perbedaan antara risk excess dan catastrophe excess;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 70
5.6 Event limit dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional;
5,7 Reinstatements dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional.
6. Memahami desain program reasuransi, praktik pada pasar dan masalah
hukum
6.1 Desain, seleksi dan penempatan reasuransi
6.1.1. Proses merancang program reasuransi untuk berbagai kelas,
termasuk program-program lebih dari satu kelas.
6.1.2. Kombinasi perjanjian proporsional dan non-proporsional termasuk
retensi gross line surplus oleh risk excess of loss;
6.1.3. Pertimbangan seleksi - statistik portofolio, perbandingan penutupan,
alokasi kerugian;
6.1.4. Bahan informasi yang penting dalam proses penempatan dan
pentingnya reciprocal;
6.1.5. Dampak potensial penempatan secara elektronik di pasar reasuransi.
6.2. Masalah hukum
6.2.1. Pembentukan kontrak reasuransi;
6.2.2. Penafsiran dokumen – dokumen kontrak - isu-isu pokok dan hukum
reasuransi;
6.2.3. Pentingnya pemilihan hukum, yurisdiksi dan forum.
6.3. Kontrak wording
6.3.1. Bentuk utama dari fakultatif dan treaty wording;
6.3.2. Kunci klausul pokok yang dalam proporsional dan non-proporsional
wording;
6.3.3. Pentingnya pengecualian dalam treaty - baik pasar secara umum dan
specific.
7. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi dunia
7.1 Bentuk utama dari pasar global utama - London, pasar Eropa lainnya,
Amerika Utara, Bermuda, Asia, Timur Tengah dan pasar lainnya utama;
7.2 Karakteristik pasar – captive tawanan, pasar retrocessi, pasar modal, pasar
terorisme;
7.3 Karakteristik hard market dan soft market - siklus pasar;
7.4 Keamanan dari reasuransi - peran lembaga pemeringkat.
8. Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi
8.1 Fakultatif dan reasuransi proporsional
8.1.1. Metode akuntansi, termasuk perhitungan komisi, komisi
keuntungan, release cadangan;
8.1.2. Metode umum perhitungan premi yang diterima dan diterima di
muka.
8.2 Non - reasuransi proporsional
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 71
8.2.1. Metode akuntansi, termasuk deposit atau premi minimum dan
deposito, premi penyesuaian, pemilihan kembali premi;
8.2.2. Pertimbangan keuangan - deposito cadangan, pembayaran bunga
dan alternatif untuk cash deposit;
8.3 Umum
8.3.1 Cara kerja diskon dan potongan, termasuk pajak dan broker.
9. Memahami aspek-aspek utama dari Reasuransi properti, aneka,
pengangkutan dan penerbangan
9.1. Properti
9.1.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating;
9.1.2 Metode reasuransi yang berbeda yang diterapkan untuk reasuransi
properti;
9.1.3 Persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk reasuransi
properti – Hours clausa, kerugian maksimum yang diperkirakan,
akumulasi, definisi loss event, sesi penyerahan, pembatasan event.
9.2. Kecelakaan
9.2.1 Karakteristik underwriting pokok, termasuk prinsip-prinsip
penerapan tarip, bentuk – bentuk long tail business, IBNR, claim
inflasi, risiko penyakit akibat kerja, liability indemnity, profesional,
Amerika Utara eksposur;
9.2.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi
casualty;
9.2.3 Utama persyaratan dan ketentuan khusus untuk reasuransi casualty -
klausul – klausul di motor, liability, profesional indemnity,
kompensasi pekerja, kredit perdagangan dan risiko politik, definisi
dari loss event dalam cover excess of loss casualty
9.3. Pengangkutan
9.3.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating
dan perlakuan risiko perang;
9.3.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi
pengangkutan ;
9.3.3 Bentuk persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk
reasuransi marine/pengangkutan – MAREXEL (Marine X/L) dan
klausul tambahan untuk MAREXEL (Marine X/L), akumulasi pada
kepentingan; perang dan pemogokan, persyaratan dan ketentuan
khusus untuk rangka kapal, kargo dan energi.
9.4. Penerbangan
9.4.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating;
9.4.2 Metode - metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk
reasuransi penerbangan;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 72
9.4.3 Persyaratan pokok dan ketentuan khusus untuk reasuransi
penerbangan – perang, hi-jacking dan risiko teroris, kewajiban
liability.
KEPUSTAKAAN
Daftar berikut memberikan rincian berbagai publikasi yang dapat membantu dengan
studi Anda. Teks utama untuk silabus ini ditampilkan dalam huruf tebal. Majalah dan
publikasi terdaftar sebagai bacaan tambahan akan menjadi nilai dalam memastikan
calon tetap up to date dengan perkembangan dan dalam menyediakan cakupan yang
lebih luas topik silabus. Setiap bahan referensi yang otoritatif dikutip, bekerja rinci yang
harus digunakan secara selektif sebagai dan bila diperlukan.
Bacaan Utama
1. Coursebook P97 : Reinsurance – The Chartered Insurance Institute
2. Reinsurance, The Nuts and bolts . Keith Riley. 2nd ed. Jakarta: Witherby, 2001.
3. Pentingnya Reasuransi. Robert L Carter, Leslie D Lucas. London: Reaksi, 2004.
4. Reinsurance in practice. Robert Kiln, Stephen Kiln. 4nd ed. Jakarta: Witherby,
2001.
Bacaan Tambahan:
1. Kamus asuransi. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. Juga tersedia
online di www.cii.co.uk / pengetahuan / doi (CII).
2. Praktek reasuransi dan hukum. Reasuransi divisi, Barlow Lyde dan Gilbert.
Jakarta: LLP. Looseleaf, diperbarui.
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 73
404 : MANAJEMEN RISIKO
SASARAN
Memiliki pengetahuan tentang aplikasi prinsip dan praktek dalam berbagai praktek dan
situasi dalam manajemen risiko. Modul ini akan bermanfaat untuk para underwriters
dan perantara yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih dalam atas proses
manajemen risiko.
PENGETAHUAN DASAR
Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci
tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat
diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory dan P80
- Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku
di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No.
21/2011
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. Memahami Konteks Manajemen Risiko
2. Memahami dan menerapkan proses identifikasi dan prioritas risiko
3. Memahami dan menerapkan metode assesment dan analisa risiko
4. Memahami dan menerapkan tehnik – tehnik pengendalian risiko
5. Memahami dan menerapkan pemindahan risiko (transfer risks) dan pilihan –
pilihan pembiayaannya
6. Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan peninjauan risiko
SILABUS
1. Memahami Konteks Manajemen Risiko
1.1. Prinsip – prinsip dan sifat-sifat risiko
1.2. Definisi manajemen risiko
1.3. Kebutuhan dan nilai manajemen risiko
1.3.1. Pematangan risiko (Risk maturity), pengembangan dan
identifikasinya
1.3.2. Budaya sadar risiko
1.4. Hubungan antara risiko dan kepemilikan risiko dalam sebuah organisasi
1.5. Proses manajemen risiko
1.5.1. Tanggung jawab manajemen risiko
pembagian tanggung jawab
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 74
arsitektur dan pelaporan risiko
komite risiko
peran manajer risiko
1.6. Pentingnya manajemen risiko global
2. Memahami dan Menerapkan Proses Identifikasi dan Prioritas Risiko
2.1. Sumber – sumber dan penggunaan informasi untuk proses identifikasi
risiko
2.2. Tehnik – tehnik yang dipergunakan untuk identifikasi risiko antara lain :
2.2.1. Check list
2.2.2. Risk mapping (pemetaan risiko)
2.2.3. Risk matrices (matriks risiko)
2.2.4. Physical inspection (inspeksi fisik )
2.2.5. Organisational charts (bagan organisasi )
2.2.6. Control self assessments (penilaian sendiri kontrol)
2.2.7. Business impact analysis (analisa dampak bisnis)
2.2.8. Flow charts (diagram alir)
2.2.9. Fault trees (phon kesalahan)
2.2.10. HAZORPs “Hazard Operational Studies” (studi bahaya
operasional)
2.2.11. Brainstroming / workshops
2.3. Appetite for and tolerance of risk (selera dan toleransi terhadap risiko)
2.4. Ranking risks (memeringkat risiko)
3. Memahami dan Menerapkan Metode Penilaian dan Analisis Risiko
3.1. Penilaian dan analisa subjektif dan objektif terhadap risiko yang
diketahui
3.2. Model dan pengukuran risiko antara lain :
3.2.1. Hazard Indices ( indeks bahaya )
3.2.2. Risk modeling and forcesting (pemodelan dan peramalan risiko)
3.2.3. Menggunakan tehnik statistik dan teori kemungkinan
(probability)
3.2.4. Dependency modelling
3.3. Patok duga internal dan eksternal
4. Memahami dan Menerapkan Teknik – Teknik Pengendalian Risiko
4.1. Rencana dan tehnik pengendalian risiko
4.2. Risiko – risiko financial / keuangan :
4.2.1. Kepentingan internal, termasuk pengendalian keuangan dan
likuiditas termasuk kesehatan keuangannya
4.2.2. Kepentingan pihak luar, termasuk pergerakan pasar investasi
dan risiko kredit
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 75
4.3. Risiko – risiko dalam lingkup jasa
4.4. Risiko dan GCG termasuk sarbanes oxley
4.5. Technology dan risiko e-commerce / risiko digital
4.6. Pengendalian risiko kerusakan fisik
4.7. Pengendalian dan eksposur terhadap asset intelektual
4.8. Strategi pencegahan kerusakan
4.9. Pengendalian terhadap risiko tanggung gugat, antara lain :
4.9.1. Public ( umum )
4.9.2. Employees ( pegawai )
4.9.3. Workplace legislation ( UU tempat kerja )
4.9.4. Profesional indemnity ( ganti rugi atas risiko profesi )
4.9.5. Directors and Officers / Trustees ( Direksi dan pejabat /
pengawas )
4.10. Pengendalian risiko produk, antara lain :
4.10.1. Quality control ( pengendalian mutu )
4.10.2. Brand / reputational risk ( risiko terhadap merek / reputasi )
4.10.3. Research and development exposures ( penelitian dan
pengembangan eksposure )
4.10.4. Product recall (penarikan produk)
4.11. Pengendalian risiko – risiko lainnya, antara lain :
4.11.1. Political risks ( risiko – risiko politik )
4.11.2. Environmental and pollution risks ( risiko lingkungan dan
polusi )
4.11.3. Contractual risks (risiko kotraktual)
4.11.4. Outsourcing (alih daya)
4.12. Evaluasi terhadap opsi pengendalian risiko, termasuk cost and benefit
analysis (analisa manfaat biaya)
4.13. Perencanaan dan manajemen keberlangsungan bisnis
5. Memahami dan Menerapkan Pemindahan risiko ( Transfer Risks ) dan
Pilihan – Pilihan Pembiayaannya
5.1. Tujuan dan proses untuk menentukan risiko – risiko yang ditahan,
antara lain :
5.1.1. Self insurance / funding
5.1.2. Captives
5.2. Pilihan yang dapat dilakukan dalam pelimpahan risiko, antara lain :
5.2.1. Contractual transfer (pelimpahan risiko dengan kontrak)
5.2.2. Asuransi
5.2.3. Alternatif risks transfer (pemindahan risiko), termasuk securitisasi
dan derivatif
5.3. Penilaian pilihan pembiayaan risiko, termasuk Cost and Benefit Analysis
(analisa manfaat biaya)
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 76
5.4. Persiapan dan implementasi dalam rencana pembiayaan risiko
5.5. Selisih antara asuransi dengan program manajemen risiko
6. Memahami dan Menerapkan Metode Pemantauan dan Peninjauan Risiko
6.1. Mengintegrasikan Manajemen risiko di seluruh bagian dalam perusahaan
/ organisasi
6.2. Metode pemantauan dan peninjauan manajemen risiko di seluruh
bagian perusahaan / organisasi
6.3. Menyampaikan dan melaporkan manajemen risiko, baik internal maupun
eksternal
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama
Study text 655 : Risk Management. – The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambhan
1. Alternative risk transfer. David Kaye : updated by Ian Searle. London: CII
Knowledge Services Updated as necessary.
Available online atwww.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance
Society members only).
2. Captive insurance companies: establishment, operation and management. Paul
Bawcutt. 4th edition. London: Witherby, 1997
3. Corporate risk management : an organizational perspective. Tony Merna, Faisal F
Al-thani. 2nd
edition. Chichester, West Sussex: John Wiley, 2008
4. Corporate risk management and value creation: a guide to real-life applications.
Thomas-Olivier Leautier. London: Risk Books, 2007
5. Enterprise risk management. Ian Searle. London: CII Knowledge Services.
Updated as necessary. Available online at www.cii.co.uk/knowledge/factfiles
(CII/Personal Finance Society members only).
6. Holistic risk management in practice. Paul Hopkin. 1st edition London: Witherby,
2002.
7. International risk management. Edited by Margaret Woods. Peter Kajuter and
Philip Linsley. 1st edition Oxford: Elsevier, 2008.
8. Risk Analysis. G.C.A Dickson. 3rd
edition London: Witherby, 2003.
9. Risk Control. Shaun Wilkinson. 2nd
edition London Witherby, 2003.
10. Risk Management: 10 principles. Jacqueline Jeynes. Oxford: Butterworth-
Heinemann, 2002.
11. A risk management approach to business continuity: aligning business continuity
with corporate governance. Julia Graham, David Kaye. Broolfield, Connecticut:
Rothstein Associates, 2006.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 77
12. Risk management: organizational and context. Steven Ward. 1st edition London:
Witherby, 2005.
13. The risk management universe: a guided tour. Edited by David Hillson. 2nd
edition
London: BSI, 2007.
14. Croner’s management of business risk. Kingston upon Thames Surrey: Croner.
CCH Group, 2000 – 2005. Looseleaf.
Catatan:
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 78
405 : ASURANSI RANGKA KAPAL DAN PENERBANGAN
I. ASURANSI RANGKA KAPAL DAN TANGGUNG GUGAT TERKAIT
SASARAN
Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang terperinci tentang risiko rangka
kapal dan risiko tanggung gugat terkait dan asuransinya. Akan bermanfaat bagi mereka
yang terlibat dalam jasa pialang asuransi yang lebih luas atau yang memberikan
pelayanan asuransi untuk asuransi marine dan mereka yang ingin memperluas
pengetahuannya pada bidang ini.
PENGETAHUAN DASAR
Pengetahuan dasar yang dimiliki mungkin tidak ditampilkan secara rinci tetapi
merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan
sudah menguasai pengetahuan dalam prinsip-prinsip fundamental asuransi sebagaimana
tercakup dalam mata ujian 101 dan 102.
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat
terkait.
2. Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya untuk
asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P&I).
3. Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi tanggung
gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan terminal dan
penerapannya dalam praktek.
4. Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I) dan
bagaimana hal itu disediakan.
5. Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam asuransi
marine.
6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaiannya dalam
asuransi marine.
SILABUS
1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung
gugat terkait.
1.1. Dunia pelayaran secara garis besar.
1.2. Berbagai jenis kapal (termasuk kapal kargo, kapal penumpang, kapal lepas
pantai, kapal kerja dan khusus, kapal pesiar dan pleasure craft, penyimpanan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 79
produksi terapung dan pembongkaran kapal), karakteristik utama dan
perdagangan/operasionalnya.
1.3. Batas navigasi dan Bidang Persepsi Peningkatan Risiko untuk risiko marine
dan risiko perang.
1.4. Keuangan kapal dan persyaratan mortgagees dan lessors.
2. Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya
untuk asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P & I).
2.1. Hukum lingkungan.
2.1.1. Undang-Undang Asuransi Marine (MIA 1906) – elemen-elemen
penting yang relevan dengan risiko rangka kapal dan tanggung gugat
terkait.
2.1.2. IMO dan Konvensi Internasional.
2.1.3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) - Wilayah perairan
dan zona ekonomi eksklusif.
2.1.4. General Average dan York-Antwerp Rules.
2.1.5. Bendera Negara dan Regulasi pelabuhan negara dan
pengawasannya; Nota Kesepahaman Paris (MOU).
2.1.6. Hak gadai maritim.
2.2. Hukum - Keamanan:
2.2.1. Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) - termasuk regulasi
tentang tabrakan.
2.2.2. Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM).
2.2.3. Kode Kapal Internasional dan Keamanan Pelabuhan (ISPS).
2.2.4. Klasifikasi societies dan Klasifikasi Kapal.
2.3. Hukum – Polusi:
2.3.1. Marine Pollution Covention (MARPOL).
2.3.2. Civil liability untuk Oil Pollution Damage (limitation convention)
dan protocols.
2.3.3. Fund Convention dan protocols.
2.3.4. Bunker Convention.
2.3.5. US Pollution Act 1990.
2.3.6. HNS Covention. 1
2.4. Hukum - Batasan lain untuk Tanggung gugat.
2.4.1. London Convention1976 dan protokol 1996.
2.4.2. Athena Convention 1974 dan protokol 2002.
2.4.3. Hague, Hamburg, Hague-Visby dan Rotterdam rules.
2.4.4. Removal of Wreck Convention dan Recycling Convention.
2.5. Hukum – Charterparties.
2.5.1. Time and Voyages Charterparties.
2.5.2. Slot Charterparties.
2.5.3. Bareboat Charterparties.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 80
2.6. Hukum – Towage.
2.6.1. Standar kondisi towage – standar
Inggris,TOWCON dan, TOWHIRE.
2.7. Hukum – Salvage.
2.7.1. Salvage Convention1989.
2.7.2. Lloyd’s Open Form.
2.7.3. Perbedaan antara kontraktual dan salvage murni.
2.7.4. Klausul SCOPIC.
3. Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi
tanggung gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan
terminal dan penerapannya dalam praktek.
3.1. Jaminan pokok.
3.1.1. Tipikal isi polis.
3.1.2. Jaminan yang disediakan meliputi sebagai berikut :
Institute Time Clauses - hulls 1/10/83.
Internasional Hull Clauses 2003.
International Navigating Conditions (01/11/2003).
Institute Warranties (1.7.76).
Institute Time Clauses - Hulls – Port Risks (including limited
navigation).
American Institute Hull Clauses.
Norwegian Marine Insurance Plan.
Institute War and Strikes Clauses - Hulls – Time.
Institute Clauses for Builders Risks.
London Marine Construction All Risks Wordings.
Institute Yacht Clauses.
3.1.3. Jaminan disediakan untuk increase value, disbursements, hull
interest, freight interest and excess liabilities.
3.2. Masalah jaminan lainnya.
3.2.1. Navigating Clauses – Area dari Persepsi Peningkatan Risiko yang
diterbitkan oleh Joint War Committee.
3.2.2. Klausul yang umumnya digunakan di pasar – Sewa Peralatan,
Parts Ashore, Small General Average, Full Value.
3.2.3. Kehilangan Sewa dan asuransi pemilik kapal lainnya terhadap
kerugian financial.
3.2.4. Charterers’ liability - jaminan disediakan oleh klausul di pasar.
3.2.5. Jaminan tanggung jawab gugat lainnya terkait dengan maritim
secara garis besar (misalnya Shiprepairers ', Towage, Terminal
Operators', Spesialist operations, Charterers, Maritime
Employers, Marina Operator liabilities, dll).
3.2.6. Mortgagees interest insurance.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 81
4. Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I)
dan bagaimana hal itu disediakan.
4.1. Pasar khusus untuk penutupan asuransi P & I.
4.1.1. Perbedaan antara klub-klub grup Internasional dan penyedia jasa
lain untuk asuransi P & I.
4.2. Jaminan yang disediakan oleh klub-klub grup international.
4.2.1. Jaminan yang disediakan untuk kapal kargo dan kapal penumpang.
4.2.2. Jaminan yang disediakan untuk kapal-kapal yang terlibat dalam
"Operasi khusus".
4.2.3. Jaminan yang disediakan untuk charterers.
4.2.4. Discretionary Cover ("Omnibus Clause") - "poolable".
4.2.5. Jaminan “non-poolable” lain yang bisa diperoleh.
4.2.6. Asuransi Freight Defence and Demurrage (“FD&D”).
4.2.7. Batas-batas tanggung gugat yang disediakan oleh Klub.
4.3. Memahami interaksi antara asuransi P & I dan
4.3.1. Asuransi rangka kapal.
4.3.2. Asuransi War.
4.3.3. Compulsory insurance certificates.
5. Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam
asuransi marine.
5.1. Persepsi risiko dan evaluasi dalam asuransi rangka kapal, charterers
liability, dan asuransi P & I.
5.1.1. Variasi profil risiko pada kapal yang berbeda Jenis, bendera,
klasifikasi, kepemilikan dan manajemen.
5.1.2. Efek dari berbagai jenis pengaturan pembiayaan kapal.
5.1.3. Karakteristik risiko penting lainnya; efek geografi/lokasi, volume
perdagangan, dan pola perdagangan.
5.1.4. Variasi dalam penilaian kapal dan implikasi ratingnya.
5.2. Pencegahan kerugian dan manajemen risiko – metode yang digunakan dan
kepentingannya.
6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim
pada asuransi marine.
6.1. Peran berbagai pihak dalam investigasi, penanganan dan penyelesaian klaim.
6.2. Penggunaan laporan survei marine dan dokumen pendukung klaim lainnya.
6.3. Penerapan persyaratan Institute Time Clauses dan Institute War and Strikes
Clauses dalam tipikal skenario klaim.
6.3.1. Praktikal adjustment klaim untuk kerugian sebagian, aktual
dan Constructive
6.3.2. Total Loss atas kapal.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 82
6.3.3. Penyelesaian klaim general average, salvage charges, dan sue and
labour expenses.
6.3.4. Penyelesaian klaim untuk collision liability.
6.4. Penanganan klaim oleh P & I Clubs.
6.5. Penyelesaian klaim tanggung gugat untuk pelabuhan, terminal,
shiprepairers, pembuat kapal dan charterers.
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
Study text P98 : Marine Hull And Associated Liabilities - The Chartered Insurance
Institute
Bacaan Tambahan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
2. Jurnal AAMAI.
3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yang berhubungan dengan asuransi rangka kapal dan dan tanggung
gugat terkait.
4. Arnould’s law of marine insurance and average. J Gilman, Robert M Merkin et
al.17thed. London: Sweet & Maxwell, 2008.
5. Elemen of shipping. A E Branch, 8th ed. Abington, Oxfordshire: Routledge, 2007.
6. The law of marine insurance, H N Bennett, 2nd ed. Oxford: Oxford University
Press, 2006
7. Marine insurance claims. J Kenneth Goodacre. 3rd ed. London: Witherby, 1996.
8. Marine insurance clauses, N Geoffrey Hudson, T Madge. 4th ed. London: Informa.
9. Professional, 2005.
10. Guidelines to charterparties, towage contracts and their insurances. A S Bashford,
London: Witherby, 1997.
11. Dictionary of insurance. C Bennett. London: Pearson Education, 2004.
12. Marine encyclopaedic dictionary. Eric Sullivan. 3rd ed. London: LLP, 1999.
13. P&I clubs: law and practice. S J Hazelwood. 4th ed. London: LLP, 2010.
14. Witherby’s encyclopaedic dictionary of marine insurance. R H Brown. London :
Witherby, 2005.
Catatan:
Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 83
II. ASURANSI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA.
KANDIDAT HARUS MAMPU MEMAHAMI:
1. Risiko yang terkait dengan asuransi penerbangan
2. Ruang lingkup jaminan asuransi penerbangan
3. Praktek pasar yang berkaitan dengan asuransi penerbangan
4. Masalah khusus underwriting dan klaim yang berkaitan dengan asuransi
penerbangan
5. Aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.
6. Fitur utama dari pasar reasuransi penerbangan.
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan.
2. Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang
berdampak pada risiko penerbangan.
3. Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam
asuransi penerbangan.
4. Memahami praktek pasar asuransi penerbangan.
5. Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan.
6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim dalam.
7. asuransi penerbangan.
8. Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.
SILABUS
1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan.
1.1. Fakta penting tentang bagaimana sebuah pesawat udara dapat terbang.
1.2. Jenis-jenis risiko penerbangan - kegagalan manusia, kegagalan mekanik,
kegagalan komunikasi dan navigasi, pembajakan, terorisme dan risiko
perang termasuk frekuensi dan tingkat keparahan.
1.3. Tindakan yang diambil untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan -
GPWS, EGPWS, ACAS, AOC, manual pengoperasian pesawat udara,
klasifikasi pilot, manajemen sumber daya kru.
1.4. Risiko perbaikan dalam navigasi udara global - Komunikasi, Navigasi dan
Surveillance / Air Traffic Management.
2. Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang
berdampak pada risiko penerbangan.
2.1. Konvensi internasional, protokol dan perjanjian.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 84
2.1.1. Tujuan dan fitur utama dari Konvensi Warsawa 1929, Protokol
Hague 1955, Perjanjian Montreal 1966, Regulasi Uni Eropa
2027/97, Protokol Montreal Tambahan 1-4, Konvensi Montreal
1999, Konvensi Guadalajara 1961, code sharing and passenger
liability, Konvensi Roma 1952, European Directive on Product
Liability.
2.1.2. Interaksi antara berbagai protokol dan perjanjian di atas.
2.2. Konvensi keselamatan internasional dan asosiasi.
2.2.1. Tujuan dari Konvensi Chicago.
2.2.2. Peran International Civil Aviation Organisation (ICAO) dan
International Air
2.2.3. Transport Association (IATA).
2.2.4. Konvensi Internasional terkait dengan pelanggaran di dalam pesawat
udara.
2.3. Masalah di Inggris dan Uni Eropa.
2.3.1. Otoritas Penerbangan Sipil - fungsi utama.
2.3.2. Level minimum asuransi, EU directive 785/2004.
2.3.3. Sistem hukum Inggris / Eropa dan perhitungan kerusakan.
2.4. Masalah di Amerika Serikat.
2.4.1. Sistem hukum dan yurisdiksi Amerika Serikat.
2.4.2. Sistem litigasi Amerika Serikat.
2.4.3. Punitive and compensatory damages.
2.4.4. Ketentuan-ketentuan utama General Aviation Revitalization Act
(GARA).
2.4.5. Instansi pemerintah - fungsi utama.
3. Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam
asuransi penerbangan.
3.1. Kelas-kelas utama.
3.1.1. Rangka pesawat dan tanggung gugat - AVN 1C - jaminan utama,
pengecualian, kondisi, definisi.
3.1.2. Aviation product liability - AVN 66 - jaminan utama, definisi,
pengecualian umum, jenis pengecualian lainnya dan kondisi.
3.1.3. Airport liability - premises, hangarkeepers, produk, jaminan,
kondisi, pengecualian, biaya-biaya.
3.1.4. Klausul jaminan risiko perang dan klausul pengecualian.
3.2. Kelas-kelas lain.
3.2.1. Kecelakaan diri - jaminan, pengecualian.
3.2.2. Loss of use atau consequential loss policy.
3.2.3. Loss of licence policy - jaminan, pengecualian.
3.2.4. Cargo – liability cover dan all risks cover.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 85
4. Memahami praktek pasar asuransi penerbangan.
4.1. Penggunaan dan aplikasi endorsemen dan klausul.
4.2. Tipikal jumlah risiko sendiri.
4.3. Bank/leasing agreement dan persyaratan kontraktual dan bagaimana respon
pasar asuransi.
4.4. Sejarah perkembangan pasar asuransi penerbangan secara garis besar.
4.5. Penyedia global asuransi penerbangan.
5. Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan.
5.1. Metode rating.
5.2. Faktor-faktor yang mengatur rate.
5.3. Praktikal underwriting.
5.4. Pertimbangan manajemen pelaporan.
5.5. Interaksi dengan captive perusahaan asuransi.
5.6. Pertimbangan khusus reasuransi penerbangan.
6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim
dalam asuransi penerbangan.
6.1. Klaim rangka pesawat - proses penyelesaian, termasuk investigasi,
peran dan tanggung jawab surveyor, penerapan kondisi polis.
6.2. Klaim tanggung gugat - investigasi, informasi yang diperlukan, penuntutan
klaim, klaim penumpang, penyelesaian klaim di Inggris, Amerika Serikat/
Kanada dan yurisdiksi lainnya.
6.3. Metode investigasi dan penyelesaian klaim kargo, klaim pihak ketiga
dan klaim product liability.
6.4. Peran dan tanggung jawab dari badan investigasi pemerintah yang
berwenang.
7. Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.
7.1. Teknologi satelit dan penggunaannya.
7.2. Jenis-jenis jaminan yang tersedia.
7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting asuransi antariksa dan
satelit, termasuk perundang-undangan yang relevan.
7.4. Prosedur dan penanganan klaim.
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
Coursebook P91 : Aviation and space Insurance - The Chartered Insurance Institute.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 86
Bacaan Tambahan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
2. Jurnal AAMAI.
3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yang berhubungan dengan asuransi penerbangan dan antariksa.
4. Aviation insurance: the law and practice of aviation insurance , including
hovercraft and spacecraft insurance. Rod D Margo. 3rd ed. London: Butterworths,
2000.
5. Dictionary of insurance. C Bennett, London: Pearson Education, 2004.
Catatan:
Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 87
406 : MANAJEMEN KLAIM
SASARAN :
Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman bahwa layanan
dilaksanakan dalam rangka customer-oriented sebagai upaya memuaskan stakeholders.
PENGETAHUAN DASAR :
Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi
sebagaimana tercakup dalam 101- Praktek Asuransi dan 102 – Hukum Asuransi, serta
pengetahuan praktek klaim sebagaimana dalam 108 – Praktek Klaim atau kualifikasi
yang setara
RINGKASAN :
1. Memahami lingkungan klaim
2. Memahami dan menerapkan prinsip manajemen pelayanan klaim
3. Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim
4. Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim
5. Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen
SILABUS
1. Memahami lingkungan klaim
1.1. Strategi manajemen klaim
1.2. Filosofi klaim
1.3. Struktur dan disain organisasi
1.3.1. Departemen klaim dalam perusahaan asuransi (divisional /
fungsional)
1.3.2. Interaksi departemen klaim dengan fungsi lain
1.3.3. Struktur internal departemen, peran pekerjaan, tim
1.3.4. Poin rujukan; wewenang
1.3.5. Peran manajer departemen
1.4. Kebijakan interpretasi
1.5. Peraturan dan undang-undang
1.5.1. ICOBS; Arrow visits; Memperlakukan Pelanggan dengan Adil;
Aplikasi untuk agen outsourcing
1.5.2. Kepastian kontrak
1.5.3. Dampak Uni Eropa
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 88
2. Memahami dan menerapkan praktek manajemen pelayanan klaim
2.1. Pengalaman pelanggan - harapan, kepuasan
2.1.1. Pedoman AIRMIC
2.1.2. Penggunaan layanan klaim sebagai alat pemasaran
2.1.3. Memperlakukan pelanggan dengan adil/bijaksana
2.2. Retensi pelanggan
2.3. Penanganan pengaduan
2.3.1. Layanan Ombudsman Keuangan
2.4. Litigasi terhadap pemegang polis dan pelanggaran kontrak
2.4.1. Itikad buruk
2.4.2. Hak reservasi termasuk pernyataan AIRMIC
3. Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim
3.1. Merancang dan pelaksanaan prosedur penanganan klaim untuk pihak
pertama dan ketiga
3.2. Aturan prosedur civil
3.3. Protokol pre-action
3.4. Proses review dan manajemen mutu
3.5. Kepatuhan terhadap prosedur klaim
3.6. Langkah penanganan klaim
3.6.1. Segmentasi (volume dan kompleksitas)
3.6.2. Kewenangan
3.6.3. Outsourcing
3.6.4. Pendelegasian kewenangan
3.6.5. Manajemen Bencana
3.7. Pemasok dan manajemen hubungan; panel
3.7.1. Loss adjuster
3.7.2. Pengacara
3.7.3. Pemasok jasa dan barang
3.8. Manajemen call center
4. Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim
4.1. Filisofi pandangan
4.2. Interaksi antara klaim, aktuaris dan underwriting
4.3. Teknologi Informasi
4.4. Manajemen informasi
4.5. Penipuan klaim
4.5.1. Aspek etika
4.6. London dan Lloyd's market
4.7. Reasuransi
4.8. Subrogasi dan penagihan hak
4.9. Klaim internasional
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 89
5. Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen
5.1. Strategi pengendalian biaya
5.1.1. Biaya Indemnity, biaya penanganan dan biaya yang terkait dengan
penanganan
5.2. Memperkirakan cadangan
5.3. Kebocoran
5.4. Biaya fungsi klaim - biaya internal, pembagian overhead, dll.
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama :
1. Course Book 820 : Advanced Claims – The Chartered Insurance Institute
2. Ketentuan umum mengenai klaim dalam Polis-polis terbitan AAUI
Bacaan Tambahan :
1. Course Book P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute
2. Undang-Undang No. 2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya
3. KUHD / KUHPer
4. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan Klaim Asuransi
Catatan:
Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 90
407 : EKONOMI DAN BISNIS
SASARAN :
Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang :
1. Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan saat ini dalam ekonomi global
2. Menilai peran asuransi dalam ekonomi
3. Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran
4. Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus dari lingkup persaingan
5. Memahami aspek dari kebijakan moneter, fiskal dan perpajakan
6. Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi
7. Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan
8. Memahami keadaan dan dampak dari perdagangan bebas, keseimbangan
pembayaran, pertukaran mata uang dan siklus bisnis ekonomi
9. Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan manajemen risiko dalam
industri asuransi
10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi tentang ciri-ciri dari
laporan keuangan.
SILABUS
1. Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan terkini dalam ekonomi
global
1.1. Sistem ekonomi utama dan ciri-cirinya: perencanaan, pasar bebas, bauran
ekonomi
1.2. Keadaan, harapan dan masalah ekonomi global dan ekonomi Inggris dengan
referensi khusus pada aspek dari pertumbuhan ekonomi
1.3. Permasalahan ekonomi saat ini secara global dan di Inggris dengan referensi
khusus pada perusahaan sosial, lingkungan, pemerintahan, pengaruh
ekonomi mikro dan makro
2. Menilai peran asuransi didalam ekonomi
2.1. Kontribusi dibuat oleh industri asuransi kepada produksi Inggris dan
internasional
2.2. Pengaruh dari sumber daya yang tersedia didalam ekonomi dengan referensi
khusus pada industri asuransi di Inggris dan dunia internasional
2.3. Permasalahan ekonomi khusus, tantangan dan kesempatan yang dihadapi
oleh industri asuransi di Inggris
2.4. Keadaan dari pasar investasi digunakan oleh industri asuransi di UK , yang
menunjukkan hubungan antara risiko dan keuntungan (return)
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 91
3. Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran
3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
3.2. Keseimbangan harga dan keseimbangan pasar
3.3. Penyebab dan pengaruh dari perubahan dalam kurva permintaan dan
penawaran termasuk peran dari kebijakan pemerintah dan perundang-
undangan
3.4. Elastisitas dari permintaan dan penawaran
3.5. Teori permintaan dan penawaran dan konsep yang menggunakan format
diagram
3.6. Penerapan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep permintaan dan
penawaran dalam asuransi termasuk siklus pasar asuransi
4. Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus tentang lingkup persaingan
4.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan
4.2. Perbedaan bentuk struktur pasar dan kelebihan dan kelemahan masing
masing
4.3. Pengaruh dari strategi marketing
4.4. Konsep dari perilaku ekonomi yang rasional dan tantangannya
4.5. Persaingan dalam pasar bisnis dengan bisnis dan bisnis dengan pasar
konsumen
4.6. Penghalang yang menghambat perusahaan baru masuk ke pasar
4.7. Lingkup persaingan didalam industri di UK dan industri asuransi global
5. Memahami aspek kebijakan keuangan, fiskal dan perpajakan
5.1. Peran dan alat kebijakan keuangan di UK termasuk perubahan pada bank of
England terhadap bunga dan pengawasan terhadap penyediaan uang
5.2. Perbedaan pendekatan kepada kebijakan moneter yang diadopsi pada
ekonomi besar lainnya
5.3. Peran dan alat kebijakan fiskal di UK termasuk anggaran pemerintah,
perpajakan, pengeluaran dan pinjaman;
5.4. Menganalisa bagaimana perubahan dalam berbagai tarif pajak, baik individu
maupun korporasi, dapat mempengaruhi hasil keuangan perusahaan di
dalam industri asuransi dengan referensi khusus di UK
5.5. Dampak dari kebijakan moneter dan fiskal di industri asuransi dengan
referensi khusus di UK
5.6. Dampak dari industri asuransi atas kebijakan moneter dan fiskal di UK
dengan referensi khusus pada IPT;
5.7. Pajak perusahaan sebagai retribusi pajak utama di perusahaan UK dan
bagaimana dihitung dan dikumpulkan
5.8. Pajak lainnya yang mungkin dibayar oleh perusahaan UK tergantung pada
kondisi operasi bisnis mereka;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 92
5.9. Kesadaran dari hubungan perpajakan dengan industri asuransi di dalam
ekonomi besar lainnya.
6. Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi
6.1. Definisi dan penyebab inflasi dan deflasi
6.2. Pengertian utama dari pengaturan inflasi dengan referensi khusus diUK
6.3. Kecenderungan terkini dalam inflasi baik di UK maupun ekonomi secara
global
6.4. Biaya dan akibat dari inflasi dan deflasi dalam bisnis dan individu secara
umum dan pada industri asuransi dan individu pemegang polis secara
khusus.
7. Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan
7.1. Definisi, jenis dan penyebab dari pengangguran;
7.2. Biaya ekonomi dan sosial dan pengaruh pengangguran dengan referensi
khusus pada industri asuransi di UK
7.3. Demografi pekerjaan pada ekonomi UK dan hasil khusus yang timbul dari
hubungan dengan industri asuransi di UK
8. Menilai keadaan dan dampak perdagangan bebas, perimbangan
pembayaran, nilai tukar mata uang dan siklus bisnis ekonomi
8.1. Perimbangan perdagangan
8.1.1. perdagangan bebas dan konsep keunggulan persaingan;
8.1.2. Komponen perimbangan perdagangan di UK dan relevansi dari
perimbangan perdagangan pada industri asuransi;
8.1.3. penyebab dan implikasi dari laporan terkini tentang kerugian dan
keuntungan;
8.1.4. kebijakan ekonomi digunakan dalam usaha untuk memperbaiki
kerugian dan keuntungan perdagangan;
8.2. Nilai tukar mata uang
8.2.1. keadaan dan pengaturan nilai tukar mata uang dan pengaruh dari
perubahan dalam nilai tukar
8.2.2. nilai tukar yang mengambang dan tetap
8.2.3. penyebab dari devaluasi dan revaluasi dari suatu mata uang dan
pengaruh masing-masing terhadap ekonomi;
8.2.4. pengaruh khusus dari devaluasi dan revaluasi pada industri asuransi;
8.2.5. dampak pada keanggotaan penyatuan Eropa pada ekonomi UK
secara keseluruhan dengan referensi khusus pada industri asuransi;
8.2.6. perdebatan pada keanggotaan UK terhadap mata uang Eropa dengan
referensi khusus pada industri asuransi;
8.2.7. definisi dari siklus bisnis ekonomi;
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 93
8.2.8. cara dimana siklus bisnis ekonomi UK dan global dapat berpengaruh
baik terhadap perdagangan maupun nilai tukar mata uang;
9. Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan risiko manajemen
pada industri asuransi
9.1. Etika dan tanggung jawab sosial;
9.1.1. area yang besar dan dimensi etika bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan, dan kepentingan khusus mereka dalam hubungan
dengan industri asuransi global;
9.1.2. pengaruh sosial dan etika fungsi asuransi;
9.2. Tata kelola perusahaan
9.2.1. alasan utama tata kelola perusahaan pada industri asuransi di UK
dan global;
9.2.2. standar profesional dan praktek terbaik;
9.3. Masa krisis dan manajemen risiko
9.3.1. prinsip, konsep, signifikansi dan keefektifan manajemen risiko dan
manajemen kelanjutan bisnis di dalam lingkup bisnis.
10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi, konsep dan
ciri-ciri dari laporan keuangan
10.1. Kebutuhan , perbedaan bentuk dan sumber yang paling tepat dari bisnis
keuangan jangka pendek dan jangka panjang termasuk modal yang tersedia.
10.2. Penyebab dan proses asosiasi dengan formulasi tujuan keuangan dan
pengawasan dalam bisnis termasuk perencanaan, pengawasan anggaran,
standarisasi, auditing, penilaian keuangan, kredit dan manajemen likuiditas
dan pajak.
10.3. Peran, keadaan dan perkembangan dari suksesnya pengaturan non finasial.
10.4. Pengertian dasar dari prinsip manajemen akuntansi dan interpretasinya.
10.5. Peran, interpretasi dan penggunaan rasio keuangan dan ratio lainnya.
10.6. Interpretasi dan analisa informasi yang terkandung di dalam neraca, laporan
laba rugi dan laporan arus kas.
KEPUSTAKAAN :
Bacaan Utama :
Study text 530 : Economics And Business – The Chartered Insurance Institute
Bacaan tambahan :
Undang-undang perasuransian dan peraturan yang terkait dengan Ekonomi dan Bisnis
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 94
Catatan:
Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 95
408 : PEMASARAN PRODUK & JASA ASURANSI
SASARAN
Untuk memberikan pengertian dari fungsi marketing dan aplikasinya dalam bisnis
asuransi dan memberikan keuntungan bagi mereka yang mengharapkan untuk mengerti
dari pengembangan dan implementasinya dari suatu strategi pemasaran yang efektif.
PENGETAHUAN DASAR
Pengetahuan dasar yang dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi
merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan
sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal dan Regulatory atau ketentuan
perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU NO . 2 /1992
beserta PP, KMK, dan PMK terkait serta OJK no. 21/2011.
RINGKASAN HASIL BELAJAR
1. Mengerti dan memahami peran dan operasi dari pemasaran dalam industri asuransi
2. Mengerti dan memahami teori dan konsep dan aplikasinya dalam industri asuransi
3. Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan strategi pemasaran
untuk produk dan jasa asuransi.
4. Menerapkan dan menyampaikan strategi pemasaran.
SILABUS
1. Pengertian tentang peran dan operasi pemasaran dalam industri asuransi
1.1. Peran nasabah dalam pemasaran
1.2. Definisi pemasaran
1.3. Pemasaran dan fungsi usaha lainnya yang berhubungan dengan industri
asuransi
1.4. Menciptakan stategi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi
1.5. Dampak dari eksternal dan internal faktor dari strategi pemasaran
1.5.1. Pertimbangan ekternal meliputi :
Sosial ( kultur )
Ekonomi
Kompetisi
Tehnologi
Ekologi dan meteorology
Jenis dan jangkauan dari jasa provider
Politik, regulasi, hukum
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 96
Proteksi nasabah
1.5.2. Pertimbangan internal meliputi
Struktur
Perilaku
Nilai
2. Pengertian tentang teori pemasaran, konsep dan aplikasinya dalam industri
asuransi
2.1. Nasabah asuransi dan pola pembeliannya
2.2. Pengadaan dan permintaan dalam industri asuransi
2.3. Marketing mix
2.4. Segmentasi dari nasabah dan prospek nasabah
2.5. Persaingan
2.5.1. Perbedaan antara produk dan jasa
2.5.2. Financial value chain analysis
2.6. Portofolio management
2.7. Siklus kehidupan dari produk dan jasa asuransi
2.8. Analisa nasabah asuransi
2.9. Inti dari kompetensi.
2.9.1. Internal audit dari praktek pemasaran
2.9.2. Analisa SWOT
3. Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan startegi
pemasaran untuk produk dan jasa asuransi
3.1. Mengidentifikasi segmentasi dalam nasabah asuransi
3.1.1. Perlikaku dan atribut nasabah
3.1.2. Penggunaan data dari hubungan sistim manajemen dengan nasabah
untuk menjadikannya sinergi
3.2. Mengidentifikasi kompetitor
3.2.1. Portofolio kompetitor dari penawaran dan posisi
3.3. Membangun peluang portofolio
3.3.1. Skenario test
3.4. Mengambil alih posisi di market
3.5. Analisa Nilai dan rantai suplly
3.6. Harga
3.7. Regulasi
3.8. Merek produk dan jasa asuransi
3.8.1. Membentuk merek
3.8.2. Pentingnya sebuah merek
3.8.3. Kesadaram merek
3.8.4. Perluasan merek
3.8.5. White labeling
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 97
4. Implementasi dan penerapan strategi pemasaran
4.1. Komunikasi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi
4.1.1. Portofolio Komunikasi pemasaran
4.1.2. Pesan-pesan pemasaran
4.1.3. E-marketing
4.1.4. Periklanan
4.1.5. Manajement penjualan dan laporan
4.1.6. Hubungan masyarakat
4.1.7. Promosi
4.1.8. Sponsorship
4.1.9. Rencana komunikasi darurat
4.2. Asuransi disribusi dan produk serta jasa keuangan
4.2.1. Saluran yang berbeda untuk distribusi ( termasuk call centre )
4.2.2. Pilihan distribusi
Konsultan finansial
Perantara/broker
Pemasaran langsung
Lembaga keuangan ( temasuk bancassurance )
Kumpulan
Organisasi distribusi lainnya
4.3. Risk assessment
4.4. Jasa pengantar
4.5. Pengalaman nasabah termasuk klaim
4.6. Memanage hubungan nasabah
KEPUSTAKAAN
Bacaan Utama
1. Study text 945 : Marketing insurance product and services – The Chartered
Insurance Institute
2. UU No 2/1992 beserta PP, KMK, PMK, dan UU 21 /2011 tentang Otorisasi Jasa
Keuangan (OJK)
Bacaan Tambahan
1. Jurnal AAMAI
2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia
Catatan
Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk
membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan
untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 98
CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia perasuransian Indonesia
(termasuk para karyawan yang berkarir di bidang non-teknik) serta pemahaman
asuransi di kalangan masyarakat, AAMAI memberikan CERTIFICATE IN
GENERAL INSURANCE kepada peserta ujian yang lulus untuk mata ujian :
M a t a U j i a n
Kode
1. Praktek Asuransi
2. Hukum Asuransi
101
102
Dengan memiliki Certificate In General Insurance maka peserta ujian tersebut
dinyatakan telah memiliki pengetahuan dasar asuransi kerugian.
Penyelenggaraan ujian untuk mata ujian ini, adalah sama dengan penyelenggaraan mata
ujian reguler yang diujikan untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia
Kerugian (AAAIK).
Bagi para pemegang Certificate In General Insurance, untuk memperoleh gelar
AAAIK tinggal mengikuti ujian dan lulus untuk 4 (empat) mata ujian yang
dipersyaratkan.
Certificate In General Insurance dapat diperoleh peserta ujian setelah lulus ujian mata
ujian tersebut dengan cara mengisi formulir permohonan dan mengirimkannya ke
Sekretariat AAMAI.
i. PERSYARATAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN
Ujian Certificate In General Insurance terbuka untuk umum, dengan syarat
pendidikan minimal lulus SMA, lebih diutamakan bagi mahasiswa atau karyawan
industri / lembaga asuransi kerugian, yang berkarir di bidang non-teknik.
2. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN
a. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan
Pengurus.
b. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat
AAMAI atau ditransfer melalui Rekening atas nama Asosiasi / AAMAI No.
006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman atau No.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 99
342.3023755 pada Bank Central Asia (BCA) Cabang Matraman Jalan
Matraman Raya, Jakarta Timur.
3. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN
Jadwal penyelenggaraan ujian sama dengan jadual penyelenggaraan ujian untuk
program Ajun Ahli Asuransi Indonesia (AAAIK)
4. PROSEDUR MEMPEROLEH SERTIFIKAT
a. Mengisi formulir yang telah disediakan dan mengirimkannya ke Sekretariat
AAMAI.
b. Membayar biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan
dapat ditanyakan ke Sekretariat AAMAI.
c. Contoh formulir permohonan terdapat pada lampiran.
5. BUKU-BUKU WAJIB DAN SILABUS
Untuk Ujian 101 dan 102 dipergunakan buku-buku wajib dan silabus yang sama
dengan yang tertuang pada halaman 21 sampai dengan halaman 31.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 100
SERTIFIKASI UNDERWRITER
I. LATAR BELAKANG
Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan No.426/KMK.06/2003 tentang sertifikasi underwriter dan dalam rangka
meningkatkan kualitas tenaga underwriter untuk setiap lini usaha/produk asuransi
yang dipasarkan oleh perusahaan asuransi umum, Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia (AAMAI) telah merancang program dan akan melaksanakan
ujian sertifikasi underwriter.
Untuk tercapainya sasaran dari ujian sertifikasi underwriter ini, AAMAI telah
menyusun acuan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Certified
Underwriter dan silabus dengan materi pokok ujian sesuai dengan acuan
kompetensi tersebut.
Para peserta ujian sertifikasi underwriter yang telah dinyatakan lulus berhak
mendapat sertifikat dan predikat Certified Underwriter yang dikeluarkan oleh
AAMAI, sebagai berikut:
1. Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU)
2. Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U)
3. Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U)
4. Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU)
5. Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U)
6. Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU)
7. Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU)
8. Indonesian Certified Claim Administrator (ICCA)
II. PROGRAM UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER
Program Ujian Sertifikasi Underwriter dapat ditempuh melalui 3 (tiga) jalur
pilihan, sebagai berikut :
A. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur Non-AAAIK
Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian
harus telah lulus 3 (tiga) mata ujian wajib dari program Ajun Ahli Asuransi
Indonesia Kerugian (AAAIK), sebagai berikut :
1. Praktek Asuransi (101)
2. Hukum dan Asuransi (102)
3. Praktek Bisnis (103)
Dan lulus 2 (dua) mata pelajaran keahlian sebagai berikut:
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 101
1. Mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya,
sebagai berikut :
1. Property Underwriter (901)
2. Marine Underwriter (902)
3. Motor Underwriter (903)
4. Engineering Underwriter (904)
5. Liability Underwriter (905)
6. Health Underwriter (906)
7. Bonding Underwriter (907)
8. Claim Administrator (908)
2. Mata ujian Pengetahuan dan Keahlian Organisasi Bisnis (900)
B. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK
Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian
harus telah memiliki gelar profesional Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian
(AAAIK) dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan
lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut :
1. Property Underwriter (901)
2. Marine Underwriter (902)
3. Motor Underwriter (903)
4. Engineering Underwriter (904)
5. Liability Underwriter (905)
6. Health Underwriter (906)
7. Bonding Underwriter (907)
8. Claim Administrator (908)
C. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAIK
Seorang pemegang gelar profesi Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK)
secara otomatis dapat diberikan Sertifikasi Underwriter dengan mengajukan
permohonan kepada Komisi Penguji.
Komisi penguji memutuskan lini usaha yang dapat diberikan sertifikasi sesuai
dengan mata ujian yang telah lulus.
Jika yang bersangkutan menginginkan memperoleh sertifikasi underwriter
untuk lini usaha yang tidak sesuai dengan mata ujian yang telah lulus, maka
harus mengikuti ujian dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis
sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut:
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 102
1. Property Underwriter (901)
2. Marine Underwriter (902)
3. Motor Underwriter (903)
4. Engineering Underwriter (904)
5. Liability Underwriter (905)
6. Health Underwriter (906)
7. Bonding Underwriter (907)
8. Claim Administrator (908)
III. PERSYARATAN PESERTA UJIAN
Ujian Sertifikasi Underwriter terbuka untuk umum dengan persyaratan sebagai
berikut :
1. telah berpengalaman di bidang teknik asuransi umum minimal 2 (dua) tahun;
2. pendidikan sekurang-kurangnya SMU atau sederajat.
IV. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN
1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada :
Sekretariat AAMAI
d/a. Sentra Pemuda Kav.8
Jl. Pemuda No. 61
Jakarta 13220
dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat
diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain
setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI
www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran
3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.
2. Pembatalan / Penundaan Ujian
Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap
membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan
ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu
kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu
minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan
alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 103
V. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.
1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Dewan Pengurus.
2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke
Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri
Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang
Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.
VI. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.
1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan
September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan
terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.
Hari Bulan Mata Ujian Jam
Senin
Maret /
September
101, 401 & 406
104, 107, 404
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Selasa
Maret /
September
102, 108, 402 & 900
105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Rabu
Maret /
September
103, 106, 403 & 408
09.00 – 12.00
2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain
yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:
Jakarta
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Pontianak
Balikpapan
Banjarmasin
Manado
Ujung Pandang
Bandar
Lampung
Palembang
Padang
Pekanbaru
Medan
3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi
Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji.
Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata
Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 104
VII. METODA UJIAN
1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus
ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.
2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :
1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih
2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74
3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55
3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika
mereka diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat
perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.
4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat
diganggu gugat.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 105
VIII. ACUAN KOMPETENSI POKOK CERTIFIED UNDERWRITER
BAGIAN 1
PENGETAHUAN TEKNIS
BIDANG
KOMPETENSI KOMPETENSI POKOK TINGKAT
PENGUASAAN
Prinsip-Prinsip
dan Praktek
Asuransi Umum
1. Pengetahuan dan pemahaman pasar
asuransi, prinsip-prinsip dasar
asuransi dan kemampuan untuk
mengaplikasikannya: indemnitas,
utmost good faith, subrogasi
kontribusi, insurable interest,
ketentuan average, kausa proksima,
fakta material, risiko fundamental,
SPPA, sertifikat, jenis produk,
dokumen polis, formulir klaim,
perpanjangan polis, asuransi wajib,
ko-asuransi, prinsip-prinsp kontrak,
dan prinsip-prinsip reasuransi .
1. Pemahaman secara
lengkap dan penerapan
dalam keadaan yang
sulit di prediksi.
2. Mampu memberikan
berbagai perbandingan
dan saran-saran kepada
tertanggung dan
broker/perantara
Pengetahuan
tentang Jenis
Risiko dan
Produk
1. Pengetahuan dan pemahaman atas
syarat-syarat standar dari polis dan
berbagai variasi penerapannya.
2. Pengetahuan dan pemahaman
tentang prosedur rating.
3. Pemahaman atas potensi perbaikan
risiko.
1. Pemahaman secara
lengkap tentang fitur-
fitur produk yang lebih
kompleks, manfaat,
pengecualian dan
warranties serta
penerapannya dalam
berbagai keadaan.
2. Mampu merancang
produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan
permintaan
tertanggung.
Hukum 1. Pengetahuan dan pemahaman
tentang sifat dan sumber-sumber
hukum, perbuatan melanggar
hukum, hukum perjanjian,
perjanjian asuransi dan
penerapannya di Indonesia atau di
luar negeri sepanjang dapat
diberlakukan di Indonesia.
1. Memahami prinsip dan
permasalahan hukum
yang lebih kompleks
dan permasalahan yang
mempengaruhi
tertanggung dan
kontrak asuransi.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 106
2. Peraturan perpajakan yang
berhubungan dengan usaha
perasuransian.
2. Mampu memberikan
saran yang sesuai
dengan posisi hukum
tertanggung.
Persepsi Risiko,
Eksposur Risiko
dan
Underwriting
1. Memahami teori dan praktek
perhitungan eksposur (PML/EML)
dan akseptasi risiko dan
ketersediaan kapasitas.
2. Merancang program, grup usaha
dan teknik keuangan lainnya,
memahami teknik aktuaria dan
penggunaan reasuransi.
3. Pemahaman konsep risiko dan
pengaruh variabel terhadap
keputusan luas pertanggungan
dalam semua jenis risiko dan
penyelesaian klaim.
4. Pemahaman atas akumulasi risiko
dan bentuk-bentuk yang digunakan
untuk memprediksi akumulasi dan
kelemahannya.
5. Pemahaman atas PML dan
perencanaan menghadapi
katastropik.
6. Pembuatan profil risiko termasuk
alternatif pengalihan risiko.
1. Memahami konsep
risiko dan eksposur
dan pengaruh setiap
aspek risiko terhadap
profil underwriting.
2. Pemahaman dan
aplikasi batas
kewenangan dan
proses elevasi.
3. Mampu merancang
produk yang sesuai
dengan kebutuhan
tertanggung yang
sejalan dengan strategi
usaha perusahaan.
Permodalan dan
Kesehatan
Keuangan
Perusahaan
Asuransi
1. Struktur permodalan dan kendala-
kendala rasio kecukupan modal
(RBC) dan penilaian tingkat
solvabilitas perusahaan asuransi.
2. Badan pemeringkat – maksud dan
cara kerjanya.
3. Proses akuntansi perusahaan
asuransi.
4. Analisa dan pengelolaan portofolio
risiko.
1. Pemahaman faktor-
faktor yang
mempengaruhi
persyaratan kecukupan
modal dan peringkat
perusahaan asuransi.
2. Mampu memahami
pengaruhnya terhadap
pilihan tertanggung
dan kestabilan usaha
dan memberikan
penjelasan yang baik
kepada tertanggung.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 107
Klaim 1. Memahami manajemen klaim,
misalnya manajemen kerugian-
kerugian besar, proses
penyelesaian, teknik dan ketentuan
pencadangan.
1. Memahami prinsip-
prinsip, proses dan
praktek penanganan
klaim.
2. Mampu
mengkomunikasikan
pemahaman ini kepada
seluruh pemangku
kepentingan sebelum
dan sesudah terjadinya
klaim.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 108
BAGIAN 2
A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS
BIDANG
KOMPETENSI
KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN
Peraturan dan
Etika Bisnis
Asuransi Umum
1. Mengikuti perubahan dan
perkembangan peraturan dan
pengaruhnya terhadap usaha
perasuransian.
2. Pemahaman berbagai peraturan
tentang pencucian uang.
1. Menunjukkan
pemahaman yang baik
atas persyaratan
peraturan dan
pengaruhnya terhadap
usaha perasuransian.
Mampu mengidentifikasi
benturan kepentingan
dan tindakan
pencegahannya.
Memahami
Tertanggung
1. Secara aktif berusaha untuk
memahami permasalahan dan
kepentingan tertanggung dan
broker/perantara dan
mengantisipasi kebutuhan dan
permintaan mereka.
1. Secara aktif
mendapatkan umpan
balik dari tertanggung
dalam usaha untuk
meningkatkan pelayanan
terhadap tertanggung.
2. Mampu secara proaktif
mengidentifikasi
perkembangan dan
permasalahan yang
mempengaruhi
tertanggung dan
broker/perantara.
Manajemen
Risiko
1. Memahami prinsip-prinsip
manajemen risiko.
2. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan manajemen risiko
bagi tertanggung.
3. Pengetahuan dan pemahaman
penerapan prinsip-prinsip
manajemen risiko dalam kaitan
dengan kebijakan risiko dalam
organisasi.
1. Mampu mengaplikasikan
teknik manajemen risiko
terhadap risiko-risiko
standard dan non-
standar.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 109
Pelaporan 1. Kemampuan untuk menyusun
laporan-laporan yang efektif
berdasarkan kinerja usaha dan
memperlihatkan kewaspadaan
terhadap keadaan keuangan.
1. Secara aktif merevisi dan
mengedit laporan-
laporan untuk
menghasilkan dokumen
yang ringkas dan terarah.
Mengerti Aspek
Keuangan
1. Pengetahuan atas pelaporan
keuangan, misalnya keuangan
perusahaan asuransi, neraca
keuangan dan laporan rugi laba.
2. Pemahaman atas ukuran kinerja
asuransi, seperti loss ratio, laba
usaha, return on capital.
1. Mampu untuk
memanfaatkan informasi
pelaporan keuangan dan
ukuran kinerja asuransi
di dalam pengelolaan
risiko.
2. Memahami pengaruh
proses underwriting
terhadap hasil usaha
secara keseluruhan.
Strategi Usaha
yang Spesifik
dari Perusahaan
1. Mampu untuk mengidentifikasi
dan bekerja sesuai dengan nilai-
nilai dan filosofi perusahaan
secara menyeluruh.
1. Terbiasa dengan nilai-
nilai dan filosofi
organisasi dan mengelola
SDM sesuai dengan
strategi perusahaan.
Pengarahan
Teknis
1. Mengarahkan rekan kerja
melalui konsultasi dan
keputusan teknis. Membimbing
dan mendukung rekan kerja
baru.
1. Memberikan bimbingan
dengan contoh yang
mendorong rekan kerja
baru untuk mengambil
tanggung jawab dalam
pengembangan diri.
Keahlian
Negosiasi
1. Kemampuan untuk bernegosiasi
secara efektif dengan seluruh
pemangku kepentingan dalam
proses underwriting.
1. Menunjukkan
kemampuan bernegosiasi
secara efektif dengan
semua pihak yang
terlibat dalam proses
underwriting.
2. Mampu bernegosiasi
secara efektif atas
berbagai pertimbangan
underwriting untuk
risiko-risiko non-standar.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 110
Pengetahuan
Pasar Asuransi
dan Prakteknya
1. Menunjukkan kesadaran
terhadap aktivitas pasar asuransi
dan pesaing.
1. Secara aktif meneliti
perubahan-perubahan
yang terjadi dalam pasar
asuransi dan
pengembangan produk di
masa datang.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 111
B. KEAHLIAN INTERPERSONAL
BIDANG
KOMPETENSI KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN
Analisa Data 1. Kemampuan untuk
menganalisa data yang
dibutuhkan.
1. Mampu menganalisa data
dan membuat kesimpulan.
2. Mampu mengkaji anggota
tim, menganalisa dan
membuat rekomendasi yang
sesuai.
Mengelola
Hubungan
1. Kemampuan untuk
membangun hubungan kerja
yang efektif, baik secara
internal maupun dengan mitra
usaha.
1. Mengembangkan dan
meningkatkan hubungan,
baik secara internal maupun
eksternal.
2. Kemampuan untuk
berkomunikasi dengan
segala lapisan.
Pengambilan
Keputusan
1. Kemampuan untuk mengambil
keputusan yang memadai
berdasarkan informasi dan
alasan yang tersedia dan
menjelaskan keputusan-
keputusan tersebut kepada
orang lain.
1. Menunjukkan kemampuan
untuk mengambil keputusan
yang efektif dalam situasi
yang kompleks secara
teknis.
2. Mampu memberikan
rekomendasi atas keputusan
underwriting kepada
anggota tim.
Perencanaan
dan
Pengorganisasi
an
1. Kemampuan untuk
merencanakan dan
mengorganisasikan beban kerja
secara efektif sesuai dengan
tenggat waktu pekerjaan.
1. Menunjukkan pendekatan
yang efektif terhadap
berbagai tugas.
2. Mampu memenuhi tenggat
waktu.
Manajemen
Kearsipan
1. Mengetahui dan memahami
nilai dari arsip bagi
pengembangan diri, kebutuhan
usaha, peraturan industri,
sistem dan pengawasan.
1. Kemampuan untuk
memanfaatkan arsip
menurut prosedur internal
dan peraturan pemerintah.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 112
Kemampuan
Numerik dan
Bahasa
1. Menunjukkan kemampuan
untuk menerapkan keahlian
numerik dan bahasa.
2. Menunjukkan perhatian atas
keakuratan dengan standar
yang tinggi.
1. Memanfaatkan keahlian
numerik dan bahasa secara
lengkap dan efektif.
2. Menunjukkan pemanfaatan
lebih jauh kemampuan
bahasa dan numerik untuk
meningkatkan fungsi usaha.
Pengarahan dan
Bimbingan
1. Mengarahkan rekan kerja
melalui rujukan dan keputusan
teknis. Membimbing dan
mendukung rekan kerja baru.
1. Mampu untuk memotivasi
rekan kerja untuk mencapai
sasaran perusahaan dan
underwriting.
2. Memanfaatkan keahlian
lainnya untuk mendukung
tim dalam mengelola proses
underwriting dan
memberikan pelayanan
pelanggan secara efektif.
Pengembangan
Diri
1. Kemampuan untuk mengenali
kebutuhan pengembangan diri
dan tanggung jawab pribadi
untuk proses belajar
berkesinambungan.
1. Mampu menganalisa
kekurangan keahlian secara
efektif, baik bagi diri sendiri
maupun rekan kerjanya.
2. Memanfaatkan keahlian
lainnya untuk merencanakan
pengembangan profesional
dirinya.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 113
IX. SILABUS UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER – JALUR AAAIK
MATA UJIAN : PENGETAHUAN TEKNIS
MATERI
POKOK
SILABUS PERINGKAT
PENGETAHUAN
Pengetahuan
tentang Jenis
Risiko dan
Produk
1. Syarat-syarat standar dari polis dan
berbagai variasi penerapannya.
Prosedur rating.
2. Potensi perbaikan risiko.
Catatan:
Materi disesuaikan dengan lini usaha
yang diujikan:
1. Property (901)
2. Marine (902)
3. Motor (903)
4. Engineering (904)
5. Liability (905)
6. Health (906)
7. Bonding (907)
8. Claim Admin (908)
1. Memahami secara lengkap
tentang fitur-fitur produk
yang lebih kompleks,
manfaat, pengecualian dan
warranties serta
penerapannya dalam
berbagai keadaan.
2. Mampu merancang
produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan
permintaan tertanggung.
Persepsi
Risiko,
Eksposur
Risiko dan
Underwriting
1. Teori dan praktek perhitungan
eksposur (PML/EML) dan akseptasi
risiko dan ketersediaan kapasitas.
2. Perancangan program grup usaha
dan teknik keuangan lainnya,
3. Teknik aktuaria dan penggunaan
reasuransi.
4. Konsep risiko dan pengaruh variabel
terhadap keputusan luas
pertanggungan dalam semua jenis
risiko dan penyelesaian klaim.
5. Akumulasi risiko dan bentuk-bentuk
yang digunakan untuk memprediksi
akumulasi dan kelemahannya.
6. PML dan perencanaan menghadapi
katastropik.
7. Profil risiko dan kerugian termasuk
alternatif pengalihan risiko.
8. Dasar-dasar statistik.
1. Memahami konsep risiko
dan eksposur dan
pengaruh setiap aspek
risiko terhadap profil
underwriting.
2. Memahami batas
kewenangan dan proses
elevasi.
3. Mampu merancang
produk yang sesuai
dengan kebutuhan
tertanggung yang sejalan
dengan strategi usaha
perusahaan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 114
Permodalan
dan
Kesehatan
Keuangan
Perusahaan
Asuransi
1. Struktur permodalan dan kendala-
kendala rasio kecukupan modal
(RBC) dan penilaian tingkat
solvabilitas perusahaan asuransi.
2. Badan pemeringkat – maksud dan
cara kerjanya.
3. Akuntansi perusahaan asuransi.
4. Analisa dan pengelolaan portofolio
risiko.
1. Memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi
persyaratan kecukupan
modal dan peringkat
perusahaan asuransi.
2. Mampu memahami
pengaruhnya terhadap
pilihan tertanggung dan
kestabilan usaha dan
memberikan penjelasan
yang baik kepada
tertanggung.
Klaim 1. Manajemen klaim : manajemen
kerugian-kerugian besar, proses
penyelesaian, teknik dan ketentuan
pencadangan.
1. Memahami prinsip-
prinsip, proses dan
praktek penanganan
klaim.
2. Mampu
mengkomunikasikan
pemahaman terkait kepada
seluruh pemangku
kepentingan sebelum dan
sesudah terjadinya klaim.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 115
MATA UJIAN: PENGETAHUAN & KEAHLIAN ORGANISASI BISNIS (900)
A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS
MATERI
POKOK
SILABUS PERINGKAT PENGETAHUAN
Peraturan dan
Etika Bisnis
Asuransi
Umum
1. Peraturan perasuransian dan
pengaruhnya terhadap usaha
perasuransian.
2. Peraturan tentang pencucian
uang.
1. Menunjukkan pemahaman
yang baik atas persyaratan
peraturan dan pengaruhnya
terhadap usaha perasuransian.
2. Mampu mengidentifikasi
benturan kepentingan dan
tindakan pencegahannya.
Memahami
Tertanggung
dan Perantara
1. Peran broker/pialang asuransi
dan perantara lainnya dalam
penutupan asuransi.
2. Sistem dan peraturan
perundangan tentang
keperantaraan.
1. Memahami peranan dan
fungsi broker/pialang asuransi
dan perantara lainnya.
2. Secara aktif mendapatkan
umpan balik dari tertanggung
dalam usaha untuk
meningkatkan pelayanan
terhadap tertanggung.
3. Mampu secara proaktif
mengidentifikasi
perkembangan dan
permasalahan yang
mempengaruhi tertanggung
dan broker/pialang asuransi
dan perantara lainnya.
Manajemen
Risiko
1. Prinsip-prinsip manajemen
risiko.
2. Kebutuhan manajemen risiko
bagi tertanggung.
3. Penerapan prinsip-prinsip
manajemen risiko dalam kaitan
dengan kebijakan risiko dalam
organisasi.
1. Mampu mengaplikasikan
teknik manajemen risiko
terhadap risiko-risiko standar
dan non-standar.
Dasar-Dasar
Keuangan
1. Laporan-laporan kinerja usaha
dan keuangan.
1. Mampu merevisi dan
mengedit laporan-laporan
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 116
dan Pelaporan 2. Laporan keuangan, neraca dan
laba rugi perusahaan asuransi.
3. Rasio kinerja asuransi : loss
ratio, laba usaha, return on
capital, ROI, ROE, ROA, dll.
untuk menghasilkan dokumen
yang ringkas dan terarah.
2. Mampu menggunakan
informasi laporan keuangan
dan ukuran kinerja asuransi
dalam pengelolaan risiko.
3. Memahami pengaruh proses
underwriting terhadap hasil
usaha secara keseluruhan.
Keahlian
Negosiasi
1. Metode negosiasi yang efektif
dengan seluruh pemangku
kepentingan dalam proses
underwriting.
1. Mampu bernegosiasi secara
efektif dengan semua pihak
yang terlibat dalam proses
underwriting.
2. Mampu bernegosiasi secara
efektif atas berbagai
pertimbangan underwriting
untuk risiko-risiko non-
standar.
Pengetahuan
Pasar
Asuransi dan
Prakteknya
1. Kondisi pasar asuransi dan
pesaing.
1. Mampu mengkaji perubahan-
perubahan yang terjadi dalam
pasar asuransi dan
pengembangan produk di
masa datang.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 117
B. KEAHLIAN INTERPERSONAL
BIDANG
KOMPETENSI
KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN
Mengelola
Hubungan
Interpersonal
1. Hubungan kerja yang efektif,
baik secara internal maupun
dengan mitra usaha.
1. Mampu mengembangkan
dan meningkatkan
hubungan, baik secara
internal maupun eksternal.
2. Mampu berkomunikasi
dengan segala lapisan.
Pengambilan
Keputusan
1. Proses pengambilan keputusan
berdasarkan informasi dan
alasan yang tersedia.
2. Implementasi keputusan-
keputusan kepada pihak lain.
1. Mampu mengambil
keputusan yang efektif
dalam situasi yang
kompleks secara teknis.
2. Mampu memberikan
rekomendasi atas keputusan
underwriting kepada
anggota tim.
Perencanaan dan
Pengorganisasian
1. Perencanaan dan
pengorganisasian beban kerja
sesuai dengan tenggat waktu
pekerjaan.
1. Mampu menunjukkan
pendekatan yang efektif
terhadap berbagai tugas.
2. Mampu memenuhi tenggat
waktu yang ditetapkan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 118
X. BUKU REFERENSI
PENGETAHUAN TEKNIS
Pengetahuan tentang Jenis
Risiko dan Produk
1. Property (P93-Commercial Property & Business
Interuption)
2. Marine (P90-Cargo and Goods In Transit Insurance)
3. Motor (IF5-Motor Insurance)
4. Engineering (CII 745 ex 301 silabus lama)
5. Liability (P96-Liability Insurance)
6. Health (IF7-Healthcare Insurance Product + 790 –
Private Medical Insurance)
7. Bonding (Corporate Suretyship, ICS, Surety Bond)
8. Claim Administrator (IF4-Insurance Claims Handling
Process)
Persepsi Risiko, Eksposur
Risiko dan Underwriting
CII Course Book 960 – Advanced Underwriting
Permodalan dan Kesehatan
Keuangan Perusahaan
Asuransi
UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya
Wording Polis CII Course Book P21 – Commercial Insurance Contract
Wording
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS
Peraturan dan Etika Bisnis
Asuransi Umum
UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya
Memahami Tertanggung
dan Perantara
CII Course Book P81 – Insurance Broking Practice
Manajemen Risiko CII Course Book 655 – Risk Management
Dasar-Dasar Keuangan dan
Pelaporan
CII Course Book P92 – Insurance Business & Finance
Keahlian Negosiasi CII Course Book 990 – Insurance Corporate
Management
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 119
KEAHLIAN INTERPERSONAL
Mengelola Hubungan
Interpersonal
CII Course Book 990 – Insurance Corporate
Management
Pengambilan Keputusan CII Course Book 990 – Insurance Corporate
Management
Perencanaan dan
Pengorganisasian
CII Course Book 990 – Insurance Corporate
Management
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 120
S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/SKep-008/IV/2012 Tanggal 12 April 2012
TENTANG
PERUBAHAN SILABUS MATA UJIAN GELAR PROFESIONAL
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
PENGURUS ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Menimbang : a. Bahwa silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi
Indonesia ( AAMAI ) Sektor Asuransi Kerugian, perlu ditinjau kembali dan
disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan serta tuntutan yang akan
dihadapi AAMAI dan Industri Asuransi Kerugian.
c. Bahwa untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian Asuransi Kerugian,
perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan buku-buku wajib untuk mata
ujian, baik untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi
Kerugian maupun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian.
Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 5 Ayat (1) tentang Ujian Gelar Profesional
b. Anggaran Dasar Bab IV Pasal 9 Ayat (1) tentang Anggota Biasa
c. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 Ayat (7a) tentang Hak Dewan Pengurus untuk
menetapkan Kebijakan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
d. Anggaran Rumah Tangga Bab II Pasal 4 tentang kewenangan Dewan Pengurus
untuk menetapkan dan atau untuk mengadakan perubahan atau penyempurnaan
terhadap seluruh atau sebagian mata ujian sesuai kebutuhan.
Memperhatikan : Saran, usulan serta pendapat Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : Pertama
Memberlakukan silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian Tahun 2012 dengan mata ujian
sebagai berikut :
Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian ( AAAIK )
Praktek Asuransi 101
Hukum Asuransi 102
Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan 103
Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat 104
Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 105
Asuransi Pengangkutan 106
Praktek Underwriting 107
Praktek Klaim 108
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 121
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS
No. AAMAI/Skep-008/VI/2012
Tanggal 12 April 2012
Ahli Asuransi Indonesia Jiwa ( AAIk )
Manajemen Perusahaan Asuransi 401
Manajemen Underwriting 402
Reasuransi 403
Manajemen Risiko 404
Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan 405
Manajemen Klaim 406
Ekonomi dan Bisnis 407
Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi 408
Kedua
Silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
Sektor Kerugian Tahun 2012 pada butir pertama diatas, mulai diberlakukan sejak
periode ujian bulan September 2012.
Ketiga
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Keempat
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan
dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal 12 April 2011
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus,
Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE
K e t u a
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 122
S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/Skep-015/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
TENTANG
UJIAN SPESIALISASI LINI BISNIS SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia :
Menimbang : a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai
organisasi yang merupakan wahana bagi para profesional dalam bidang
perasuransian di Indonesia, perlu secara terus menerus mengupayakan
peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perasuransian.
b. Bahwa yang perlu dilakukan untuk menghasilkan para profesional yang secara
terus menerus memutakhirkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, salah satunya
adalah dengan memberikan kesempatan mengikuti ujian sertifikasi
underwriter Sektor Asuransi Kerugian sesuai dengan lini bisnis yang
ditangani.
c. Bahwa kepada para peserta ujian yang telah lulus dalam ujian-ujian yang
dipersyaratkan, akan diberikan sertifikat Gelar Sertifikasi Underwriter.
Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 tentang Hak d.an Kewajiban Dewan
Pengurus khususnya point (2) yang mengatur tentang hak untuk menetapkan
dan memberikan Gelar Profesional.
b. Anggaran Rumah Tangga Bab IX khususnya Pasal 14 Ayat 1 yang
mengamanahkan tentang Pemberian Gelar Profesional.
Memperhatikan : a. Surat Keputusan Dewan Pengurus No. AAMAI /Skep-013/XII/2005 tanggal
15 Desember 2005 tentang Validitas Kepemilikan Gelar Profesional
b. Keputusan Rapat Dewan Pengurus AAMAI tanggal 13 Juli 2006 khususnya
tentang Gelar Profesi untuk setiap lini bisnis.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pertama
Melaksanakan ujian sertifikasi underwriter dalam lini usaha asuransi kerugian
yang terspesialisasi.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 123
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS
No. AAMAI/Skep-015/VI/2008
Tanggal 2 Juni 2008
Kedua
Kepada para peserta yang telah lulus ujian tersebut, akan diberikan Gelar
Sertifikasi Underwriter sesuai dengan mata ujian yang dipersyaratkan untuk
sertifikasi spesialis masing-masing dengan silabus seperti tercantum dalam
lampiran surat keputusan ini.
Ketiga
Persyaratan untuk mengikuti ujian sertifikasi underwriter adalah seperti
tercantum dalam lampiran surat keputusan ini
Keempat
Gelar Sertifikasi Underwriter untuk lini usaha asuransi kerugian, adalah :
Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU)
Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U)
Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U)
Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU)
Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U)
Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU)
Indonesian Certified Miscellaneous Underwriter (ICMi.U)
Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU)
Kelima
Pelaksanaan ujian gelar sertifikasi underwriter dilakukan oleh Komisi Penguji
sektor Asuransi Kerugian AAMAI.
Keenam
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ketujuh
Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan
dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Juni 2008
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus,
Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP
Ketua
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 124
S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/Skep-016/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008
TENTANG
PEMBERIAN
CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia :
Menimbang : a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai
asosiasi profesi di bidang perasuransian di Indonesia, perlu secara terus
menerus meningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang industri
perasuransian.
d. Bahwa perlu diberikan Certificate in General Insurance sebagai penghargaan
kepada peserta ujian yang telah lulus mata ujian yang dipersyaratkan
Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 4 tentang Azas dan Tujuan.
b. Anggaran Rumah Tangga Bab VII Pasal 13 Ayat 2 tentang Tugas Dewan
Pengurus.
Memperhatikan : Keputusan Rapat Dewan Pengurus tanggal 15 April 2008 dan 24 Mei 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pertama
memberikan Certificate in General Insurance kepada mereka yang telah
lulus mata ujian :
a. 101 : Praktek Asuransi
b. 102 : Hukum dan Asuransi
Kedua
Bagi peserta ujian yang telah lulus mata ujian pada butir pertama sebelum
Surat Keputusan ini ditetapkan, dapat memperoleh Certificate in General
Insurance dengan mengajukan permohonan kepada Sekretariat AAMAI.
Ketiga
Keputusan ini mulai berlaku sejak sejak tanggal ditetapkan.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 125
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS
No. AAMAI/Skep-016/VI/2008
Tanggal 2 Juni 2008
Keempat
Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan
dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Juni 2008
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus
Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP
Ketua
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 126
TATA TERTIB UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI
(Dibacakan Pengawas 5 menit sebelum ujian dimulai)
1. Kandidat yang diperkenankan mengikuti ujian adalah Kandidat yang terdaftar untuk modul (mata ujian)
yang sedang diujikan.
2. Kandidat yang terlambat hadir di ruang ujian lebih dari 30 menit setelah ujian dimulai, tidak diperkenankan
mengikuti ujian untuk modul ( mata ujian ) yang sedang diujikan.
3. Kandidat harus menempati tempat duduk yang telah ditentukan oleh Pengawas Ujian. Khusus untuk Pusat
Ujian Jakarta, tempat duduk harus sesuai dengan nomor meja yang telah diberikan sebelum memasuki
ruang ujian.
4. Kandidat harus membawa Kartu Kandidat atau Identitas Diri serta Bukti Pendaftaran Ujian, dan
meletakkannya di atas meja, setiap kali mengikuti ujian.
5. Semua buku, ringkasan, diktat, catatan-catatan dan tas/rangsel, harus diletakkan di tempat yang telah
ditentukan oleh Pengawas Ujian, kecuali alat-alat tulis yang diperlukan untuk mengerjakan ujian. Bagi
Kandidat yang membawa cellular phone (hand phone) harus menyimpannya dalam tas/rangsel atau apabila
tidak membawa tas/rangsel, peralatan komunikasi tersebut harus diletakan di atas meja (dalam keadaan off)
dalam keadaan tertelungkup dan dapat dilihat oleh Pengawas.
6. Kandidat dilarang untuk membawa senjata dalam bentuk apapun ke ruang ujian serta harus menjaga
ketertiban selama ujian berlangsung dengan tidak melakukan tindakan atau aktifitas apapun yang dapat
mengganggu ketenangan peserta ujian lainnya.
7. Selama ujian berlangsung Kandidat dilarang keras untuk:
a) berkomunikasi dengan Kandidat lainnya termasuk saling meminjamkan alat tulis maupun keperluan
lainnya,
b) berkomunikasi dengan pihak lain/luar dalam bentuk apapun termasuk menggunakan sarana komunikasi
telephone cellular (hand phone),
c) Mempergunakan catatan-catatan materi ujian dalam bentuk apapun,
d) Menyalin jawaban ujian dari atau memberikan jawaban ujian kepada Kandidat lainnya, atau
e) Melakukan perbuatan curang lainnya yang seharusnya tidak dilakukan peserta ujian.
Kandidat yang memerlukan bantuan dapat menghubungi Pengawas dengan mengangkat tangan.
8. Kandidat tidak dibenarkan menulis nama dan atau komentar-komentar maupun kode-kode apapun pada
lembar atau buku jawaban.
9. Kandidat tidak diperkenankan sama sekali meninggalkan ruang ujian sebelum lewat satu jam setelah ujian
dimulai. Kandidat yang perlu keluar ruang ujian setelah satu jam ujian berlangsung untuk keperluan ke
toilet/restroom dapat meminta izin kepada Pengawas dan hanya dapat diberikan satu kali selama ujian
dengan batasan maksimum 5 menit.
10. Kandidat tidak diperkenankan untuk makan, minum atau merokok di ruang ujian.
11. Semua jenis pelanggaran atas tata tertib ujian akan dicatat oleh Pengawas Ujian dan bagi Kandidat yang
melanggar tata tertib ujian akan dikenai sanksi pelanggaran, berupa :
a. Tidak diberikan penilaian terhadap kertas jawaban.
b. Dikeluarkan dari ruang ujian dan tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk modul (mata ujian) yang
bersangkutan.
c. Tidak diperkenankan mengikuti ujian Gelar Profesi ini untuk waktu yang tidak terbatas.
Sanksi atas pelanggaran tersebut, dapat diberitahukan secara langsung oleh Pengawas kepada Kandidat
yang bersangkutan, atau dicatat dalam Lembar Berita Acara Ujian yang ditanda-tangani oleh Pengawas
Ujian yang bertugas, kemudian diberitahukan secara tertulis oleh masing-masing Ketua Komisi Penguji
setelah melalui prosedur yang berlaku.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 127
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB
CATATAN PENTING:
1. Pengawas berhak menetapkan sanksi yang dianggapnya wajar terhadap setiap pelanggaran Tata Tertib Ujian
yang dilakukan oleh Kandidat.
2. Sanksi Butir 11.c. Tata Tertib diputuskan dalam Rapat Komisi Penguji dengan mempertimbangkan:
a. Catatan atau rekomendasi Pengawas yang tercantum dalam BA Ujian terakhir.
b. Catatan pengalaman pelanggaran yang pernah dilakukan Kandidat terkait pada ujian-ujian sebelumnya.
3. Pemberlakuan sanksi yang ditetapkan oleh Komisi Penguji akan diberitahukan secara tertulis kepada
Kandidat yang melakukan pelanggaran.
No. Jenis Pelanggaran Sanksi 1. Pelanggaran atas butir 5 -
Menyimpan buku/catatan /hp,
dll. di atas/disekitar meja.
Peringatan pertama secara lisan untuk mematuhi Tata Tertib
Peringatan kedua sanksi dicatat dalam Berita Acara Ujian disertai
rekomendari kepada Komisi Penguji untuk tidak dinilai kertas
ujiannya (sanksi Butir 11.a Tata Tertib)
2. Pelanggaran atas butir 6 -
Membawa senjata/membuat
kegaduhan
Membawa senjata: peringatan lisan serta diminta untuk
memindahkan senjata tersebut ke luar ruang ujian.
Berbuat kegaduhan: Pelanggaran pertama berupa peringatan
lisan; Pelanggaran kedua di catat dalam BA Ujian; Pelanggaran
ketiga dapat kenakan sanksi Butir 11.b Tata Tertib.
3. Pelanggaran atas butir 7 –
Menyontek dan sejenisnya Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan;
Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian;
Pelanggaran ke tiga sanksi Butir 11.a atau 11.b Tata Tertib sesuai
dengan rekomendasi Pengawas.
4. Pelanggaran atas butir 8 -
Menulis nama atau komentar
dalam kerta ujian
Tindakan oleh Komisi Penguji berupa pemotongan nilai sebesar
10-25%.
Tidak dinilai kertas ujiannya (Diskualifikasi)
5. Pelanggaran atas butir 9 -Izin
keluar ruangan lebih dari 1
kali atau 5 menit/kali.
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan.
Pelanggaran kedua berupa pencatatan dalam BA Ujian.
Pelanggaran ketiga sanksi Butir 11.b Tata Tertib
6. Pelanggaran atas butir 10 -
Makan, minum atau merokok
di ruang ujian.
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan
Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 128
TATA CARA PELAKSANAAN UJIAN
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Jadwal Ujian
Ditetapkan oleh KOMISI PENGUJI dan telah diedarkan kepada semua peserta ujian dan pengawas
ujian. Peserta dan pengawas ujian diminta untuk berada di tempat ujian sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
Penanggung-Jawab Pelaksanaan Ujian (PJPU) dan Pengawas Ujian (PU)
PJPU untuk setiap pusat ujian ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI. Khusus untuk Jakarta PJPU
ditunjuk untuk setiap sesi ujian.
PJPU dibantu oleh PU yang ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI.
PJPU dan PU harus mengenakan tanda pengenal selama bertugas dan menanda-tangani daftar
hadir yang disediakan oleh Sekretariat AAMAI
Penugasan PJPU dan PU tidak boleh diwakilkan kepada orang lain tanpa persetujuan tertulis dari
Ketua KOMISI PENGUJI.
Dalam hal PJPU berhalangan karena alasan mendesak, yang bersangkutan harus memberitahukan
hal tersebut kepada Ketua KOMISI PENGUJI sekurang-kurangnya satu hari sebelum pelaksanaan
ujian.
Tugas dan Tanggung Jawab PJPU
Sebelum ujian dimulai
Memeriksa dokumen ujian yang diterima dari Sekretariat apakah telah sesuai dengan jadwal dan
diterima dalam keadaan tertutup.
Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan
ujian selesai.
Memeriksa ruang ujian dan pengaturan tempat duduk Kandidat dengan memperhatikan jarak yang
cukup untuk menghindarkan adanya kerjasama antar Kandidat.
Memberi pengarahan kepada PU tentang tugas yang akan dilakukan.
Meminta PU untuk membagikan lembar jawaban ujian beserta Kartu Tanda Hadir Ujian (KTHU)
kepada setiap Kandidat.
Membacakan Tata Tertib Ujian 10 menit sebelum ujian dimulai.
Meminta PU untuk membagikan kertas ujian kepada setiap Kandidat.
Menyatakan dengan resmi waktu ujian dimulai dan mempersilahkan Kandidat untuk mulai bekerja
untuk jangka waktu tiga jam.
Selama ujian berlangsung
Memberikan penjelasan atas pertanyaan dari Kandidat (bila ada) yang tidak menyangkut materi
ujian.
Menyampaikan pemberitahuan/pengumuman kepada Kandidat (bila ada).
Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki ruang ujian selama ujian berlangsung.
Memberi peringatan kepada Kandidat yang melanggar Tata Tertib Ujian.
A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012
The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 129
Meminta PU untuk mengumpulkan KTHU dan mencocokkan jumlahnya dengan jumlah kertas
jawaban setelah ujian selesai.
Setelah ujian selesai
Mengumumkan bahwa waktu ujian telah berakhir dan meminta Kandidat untuk berhenti menulis.
Meminta PU untuk mengumpulkan semua kertas jawaban.
Menanda-tangani Berita Acara pelaksanaan ujian dan di-countersign oleh salah seorang PU.
Membubuhkan tanda-tangan pada setiap Buku Jawaban. Penanda-tanganan dapat dibantu oleh
salah seorang atau lebih PU yang ditunjuk oleh PJPU
Menyerahkan kertas jawaban dalam amplop tertutup/disegel kepada Kepala Sekretariat AAMAI.
Tugas dan tanggung jawab PU
Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan
ujian selesai.
Membantu PJPU dalam melaksanakan ujian.
Mencocokkan kartu tanda Kandidat atau kartu identitas lainnya dengan Kandidat yang ikut
(kesamaan foto).
Melakukan pengawasan dalam ruang ujian selama ujian berlangsung.
Melaporkan kepada PJPU bila ada Kandidat melakukan tindakan yang melanggar Tata Tertib
Ujian.
Memperhatikan Kandidat yang keluar ruang ujian dengan alasan keperluan mendesak agar tidak
melakukan sesuatu tindakan yang curang.
Mengumpulkan buku jawaban ujian setelah ujian berakhir.
Tugas dan tanggung jawab Sekretariat
Menyiapkan tempat ujian yang cukup untuk menampung Kandidat
Menyiapkan daftar nama (print out) Kandidat untuk pengecekan Kandidat yang ikut ujian
Menyediakan Buku/Lembar Jawaban ujian dan perlengkapan ujian lainnya dalam jumlah yang
cukup.
Menerima Buku/Lembar Jawaban dari PJPU dengan memberikan tanda terima.
Catatan :
Tata Cara Pelaksanaan Ujian ini harus disampaikan kepada PJPU dan PU bersamaan dengan surat
penunjukan oleh Ketua KOMISI PENGUJI kepada yang bersangkutan.
Top Related