ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI · PDF fileA A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN...

134
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA The INDONESIAN INSURANCE INSTITUTE ® UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI KERUGIAN 2012 BUKU PANDUAN

Transcript of ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI · PDF fileA A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN...

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA The INDONESIAN INSURANCE INSTITUTE®

UJIAN GELAR PROFESI

ASURANSI KERUGIAN

2012

BUKU PANDUAN

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 2

SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGURUS

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Peran kualifikasi standar profesional dan ketrampilan dalam era globalisasi ini menjadi

semakin penting untuk mencetak Tenaga-Tenaga Profesional di bidang perasuransian

Indonesia. Hal ini seiring dengan prospek industri asuransi Indonesia yang diperkirakan

akan semakin cerah di masa mendatang.

Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003

dan 426/KMK.06/2003 dimana sebagai persyaratan tenaga ahli di perusahaan

perasuransian harus memiliki kualifikasi sebagai ahli yang bersertifikat, salah satunya

dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, serta mengharuskan setiap

perusahaan asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, untuk memiliki

Tenaga Ahli dalam bidang masing-masing bisnis yang dijalankannya, maka eksistensi

Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini menjadi semakin penting.

Oleh karena itu, untuk terus dapat memberikan kontribusinya kepada Industri Asuransi

di Indonesia, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini juga terus melakukan

penyempurnaan diberbagai bidang. Salah satu hal yang saat ini sedang dilakukan adalah

membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibidani oleh Dewan Pengurus

bersama-sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang merupakan

lembaga negara bertanggungjawab langsung kepada Presiden R.I. Selain itu, Asosiasi

kita juga melakukan kerjasama-kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan

dengan berbagai pihak, antara lain dengan universitas dan perguruan tinggi, baik secara

nasional maupun dalam program-program internasional, seperti dalam penyelenggaraan

International Conference on Globalization, Sustainability and Development di tahun

2010 yang lalu di Denpasar, Bali, dan International Conference on Social Microfinance

and Communinity Development 2011 baru-baru ini di Pontianak, Kalimantan Barat.

Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia sebagai sebuah lembaga penyelenggara

ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, dari

tahun ke tahun senantiasa berupaya untuk menyesuaikan kurikulum, silabus serta buku-

buku referensi yang dipergunakan untuk ujian tersebut. Sejalan dengan hal itu, maka di

tahun 2012 ini, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia memandang perlu untuk

menerbitkan kembali Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian yang telah

disempurnakan.

Dengan diterbitkannya buku panduan ini, Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen

Asuransi Indonesia mengharapkan agar para kandidat dan juga peminat ujian lainnya

akan lebih mudah untuk mengikuti ujian-ujian gelar profesional yang diselenggarakan

oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Gelar Profesi yang dianugerahkan

oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia kepada Peserta Ujian yang telah

dinyatakan lulus, merupakan tanda bahwa mereka telah lolos dalam seleksi awal untuk

menjadi seorang profesional dalam bidang perasuransian. Perkembangan selanjutnya

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 3

akan ditentukan oleh kinerja serta perilaku, kompetensi dan integritas masing-masing di

masyarakat, khususnya di lingkungan perasuransian Indonesia.

Pada kesempatan ini, Dewan Pengurus menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Komisi Penguji Sektor Kerugian dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan

saran dalam penyempurnaan Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini yang namanya tidak

dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian ini dapat menjadi

sumber informasi yang efektif dan bermanfaat serta dapat membantu kelancaran bagi

para kandidat serta kelancaran dalam pelaksanaan program-program kerja Komisi

Penguji Sektor Asuransi Kerugian AAMAI.

Jakarta, April 2012

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA,

Dewan Pengurus,

Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE

Ketua

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 4

PENGANTAR

KETUA KOMISI PENGUJI SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

Memperhatikan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang

semakin pesat khususnya industri asuransi umum, mengharuskan Asosiasi Ahli

Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian

profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, harus

menyesuaikan diri agar dapat memenuhi perkembangan, tuntutan dan kebutuhan

industri perasuransian yang semakin pesat tersebut.

Dalam memenuhi tuntutan tersebut Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian telah

melakukan kajian terhadap Silabus dan buku-buku referensi yang selama ini

dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi saat ini dengan menyusun

kembali silabus yang dipergunakan dan mengganti buku-buku refensi dengan buku-

buku terbaru.

Dalam silabus baru ini, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian melakukan

perubahan yang cukup mendasar yaitu dengan menghapus mata ujian cabang pada

program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan menambah mata ujian

wajib pada program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dan semua buku-buku

referensi yang dipergunakan diganti dengan buku-buku referensi yang paling baru.

Perubahan silabus dan buku referensi yang dituangkan dalam Buku Panduan Ujian

Gelar Profesi ini bertujuan untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian bidang

manajemen asuransi kerugian yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian

gelar profesi mulai tahun 2012.

Penyelenggaraan ujian sertifikasi underwriter sesuai dengan lini bisnis tetap

diselenggarakan meskipun belum dilakukan perubahan silabus, namun untuk pemberian

Certificate in General Insurance untuk yang lulus dua mata ujian dasar mengacu

kepada silabus dan buku referensi yang baru.

Semoga buku ini menjadi panduan bagi peserta ujian/kandidat yang akan mengikuti

ujian-ujian yang diselenggarakan AAMAI dan kami juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan

dukungan sehingga buku panduan ini dapat diterbitkan.

Jakarta, April 2012

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA,

Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian

Drs. Arizal ER, AIINZ, QPI, AAIK, ICBU, CPIE, QIP

Ketua

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 5

DAFTAR ISI

Sambutan Ketua Dewan Pengurus AAMAI ...................................................

Pengantar Ketua Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian .........................

Daftar Isi .........................................................................................................

Profil AAMAI ................................................................................................

Halaman

2

4

5

8

BAGIAN I :

UJIAN GELAR PROFESI ASOSIASI AHLI MANAJEMEN

ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) ...........

Program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) .......................

Pemberlakuan Kurikulum Baru dan Konversi …..............................

Petunjuk Mengikuti Ujian ................................................................

Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ...................................................

Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................

Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ..................................................

Metoda Ujian ....................................................................................

Ketentuan Menempuh Ujian .............................................................

Keberatan Atas Hasil Ujian ..............................................................

Masa Berlaku Buku Panduan 2012 ..................................................

Pembebasan Mata Ujian ...................................................................

Pengakuan Gelar (Penyetaraan) ........................................................

Pedoman Cara Menjawab Ujian .......................................................

11

11

12

13

13

14

14

15

15

16

16

16

18

20

URAIAN SILABUS TINGKAT AJUN AHLI ASURANSI

INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (101-108)

101

102

103

104

105

106

107

108

Praktek Asuransi ..........................................................................

Hukum Asuransi ..........................................................................

Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan ....................................

Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat ..............

Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan ................

Asuransi Pengangkutan ...............................................................

Praktek Underwriting ..................................................................

Praktek Klaim ..............................................................................

22

28

33

37

45

51

55

58

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 6

URAIAN SILABUS TINGKAT AHLI ASURANSI INDONESIA

SEKTOR KERUGIAN (401-408)

401

402

403

404

405

406

407

408

Manajemen Perusahaan Asuransi ...............................................

Manajemen Underwriting ...........................................................

Reasuransi ..................................................................................

Manajemen Risiko ......................................................................

Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan ..................................

Manajemen Klaim .......................................................................

Ekonomi dan Bisnis ....................................................................

Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi .........................................

61

64

68

73

77

87

90

95

BAGIAN II :

CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE

1

2

3

4

5

Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian .................................................

Biaya Pendaftaran dan Ujian ............................................................

Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ..................................................

Prosedur Memperoleh Sertifikat .......................................................

Buku-Buku Wajib dan Silabus .........................................................

98

98

99

99

99

BAGIAN III :

SERTIFIKASI UNDERWRITER

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Latar Belakang ..................................................................................

Program Ujian Sertifikasi Underwriter .............................................

Persyaratan Peserta Ujian .................................................................

Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ...................................................

Biaya Pendaftaran Ujian ...................................................................

Jadwal Penyelenggaraan Ujian .........................................................

Metoda Ujian ....................................................................................

Acuan Kompetensi Pokok Certified Underwriter ............................

Silabus Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK .....................

Buku Referensi .................................................................................

100

100

102

102

103

103

104

105

113

118

LAMPIRAN :

1

2

3

4

Surat Keputusan Perubahan Silabus .................................................

Surat Keputusan Ujian Spesialisasi ..................................................

Surat Keputusan Pemberian Certificate in General Insurance ........

Tata Tertib Ujian ..............................................................................

120

122

124

126

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 7

5

6

7

8

9

10

11

Sanksi Atas Pelanggaran Tata Tertib Ujian ......................................

Tata Cara Pelaksanaan Ujian ............................................................

Formulir Pendaftaran Ujian ..............................................................

Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian ...............................

Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian Sertifikasi .............

Formulir Pengakuan Setara ..............................................................

Formulir Permohonan Certificate in General Insurance .................

127

128

130

131

132

133

134

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 8

PROFIL AAMAI

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA atau yang lebih dikenal

AAMAI, diproklamirkan pada tanggal 21 Agustus 1992, dan mendapatkan persetujuan

dari Dewan Asuransi Indonesia melalui SK Pengurus Dewan Asuransi Indonesia

Nomor 993/DAI/93 tanggal 29 Oktober 1993. Dalam Bahasa Inggris, asosiasi ini

disebut “The Indonesian Insurance Institute”, dan berkedudukan di Jakarta.

Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) merupakan satu-satunya

organisasi bagi para Ahli Manajemen Perasuransian di Indonesia, baik Asuransi Jiwa

maupun Kerugian yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana

dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 425/KMK.06/2003

dan 426/KMK.06/2003 tahun 2003.

Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa setiap

Perusahaan Asuransi di Indonesia harus mempunyai tenaga ahli yang telah dinyatakan

lulus dalam ujian gelar professional yang diselenggarakan oleh AAMAI, atau mereka

yang telah memiliki gelar profesi dari lembaga sejenis di luar negeri dan telah diakui

atau disetarakan oleh AAMAI.

Oleh karena itu, AAMAI secara terus-menerus berupaya untuk meningkatkan

kompetensi dan kualitas para Anggotanya, yaitu mereka yang telah mempunyai gelar

professional, baik yang diperolehnya melalui ujian-ujian yang diselenggarakan maupun

mereka yang telah disetarakan melalui mekanisme yang professional, dan hal ini berarti

bahwa AAMAI menjalankan missi yang telah digariskan oleh Pemerintah R.I. dalam

bidang perasuransian.

AAMAI bukan merupakan lembaga pendidikan, akan tetapi merupakan organisasi

pengembangan tenaga-tenaga profesional dalam industri perasuransian di Indonesia

yang berbentuk sebagai Asosiasi Profesional. Sebagai lembaga profesi perasuransian di

Indonesia, AAMAI mempunyai missi untuk menyiapkan para praktisi asuransi sesuai

dengan standar profesi di bidang perasuransian di Indonesia.

Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, AAMAI bertujuan untuk :

Meningkatkan dan mengembangkan kualitas profesionalisme para pelaku usaha

perasuransian.

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran berasuransi masyarakat.

Ikut serta meningkatkan peran industri asuransi dalam pembangunan.

Untuk mencapai tujuan tersebut AAMAI menyelenggarakan :

Ujian profesi dan memberikan gelar profesional bidang Asuransi Jiwa, Asuransi

Kerugian, serta bidang-bidang lain yang terkait.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 9

Kerjasama dengan organisasi dan asosiasi profesi di bidang perasuransian, dan

lembaga / institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.

Pembinaan dan Pengembangan para Anggota Asosiasi, dalam arti yang seluas-

luasnya, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan

memegang teguh Kode Etik Profesi.

Penerbitan Jurnal Asosiasi, media profesi, karya-karya ilmiah dan informasi lainnya.

Kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan

tujuan Asosiasi dan perundang-undangan yang berlaku.

AAMAI berkewajiban untuk memajukan usaha para pelaku usaha perasuransian di

Indonesia dengan dilandasi sikap profesionalisme, yaitu memiliki pengetahuan dan

ketrampilan yang dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab,

berdasarkan norma-norma dan kode etik yang berlaku dalam industri perasuransian,

dengan menjunjung tinggi keadilan serta ketentuan hukum yang ada.

AAMAI sebagai asosiasi profesional berusaha untuk selalu melakukan perubahan sikap

dan perilaku para Anggotanya secara terus-menerus melalui Sistem Keanggotaan Aktif

dan Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan ( P2B ) atau Continuing

Professional Development ( CPD ).

Untuk mendukung itu semua, terdapat sejumlah kriteria dan persyaratan umum bagi

para Anggota AAMAI, yaitu :

1. Lulus dalam ujian bidang profesi asuransi

2. Menjadi Anggota Asosiasi secara aktif

3. Mematuhi kode etik profesi

4. Menjalankan Program P2B / CPD

5. Mengutamakan pengabdian untuk kepentingan umum

Dasar penentuan keanggotaan AAMAI diatur dalam Anggaran Dasar AAMAI, yang

meliputi :

Anggota Biasa : Seluruh pemegang gelar profesi asuransi ( AAAIK, AAAIJ, AAIJ

dan AAIK) atau pemegang gelar profesi asuransi dari luar negeri yang telah

mendapat penyetaraan oleh AAMAI.

Anggota Luar Biasa : Pemegang gelar profesi di bidang asuransi yang telah diakui

oleh Asosiasi dan diberikan oleh Dewan Pengurus AAMAI berdasarkan kriteria

yang ditetapkan.

Anggota Kehormatan : Para pendiri Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.

Pelayanan dan jasa profesional yang dapat diberikan oleh AAMAI ditekankan pada

pengembangan sikap profesionalitas seluruh Anggotanya, melalui Program P2B

(Pengembangan Profesional Berkelanjutan) atau Continuing Professional Development

(CPD).

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 10

Beberapa kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh AAMAI dalam membangun

Sumber Daya Manusia di bidang perasuransian nasional sehingga mencapai taraf

profesional yang credible antara lain :

1. Secara bertahap menghilangkan sikap dan perilaku yang hanya berorientasi pada

kemampuan sebagai karyawan atau pejabat perusahaan.

2. Menghapus persepsi usang bahwa sertifikat dan atau ijazah merupakan sarana

ampuh untuk dapat naik pangkat / jabatan. Prestasi profesional harus lebih dihargai

dan diutamakan.

3. Mengembangkan sikap dan perilaku profesional, yaitu perpaduan sinerjik antara

kemampuan akademik dan kewirausahaan ( entrepreneurship ).

4. Proses perubahan sikap dan perilaku profesional itu harus dimulai dari kesadaran

diri untuk terlebih dahulu menjadi Anggota Aktif Asosiasi, dan memenuhi semua

kewajibannya. Sedangkan pihak Asosiasi / AAMAI akan memberikan perlindungan,

mengembangkan dan memberikan hak-hak anggotanya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 11

UJIAN GELAR PROFESI

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

1. PROGRAM AJUN AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAAIK)

Untuk menyelesaikan program AAAIK seorang kandidat harus lulus 6 (enam)

mata ujian yang Modul Wajib dan Modul Pilihanya diambil dari program

Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered

Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :

Modul Judul Mata Ujian Jumlah

Mata Ujian

Modul

Wajib

101 : Praktek Asuransi

102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan

3 mata ujian

Modul

Pilihan

104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung

Gugat.

105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan

Keuangan.

106 : Asuransi Pengangkutan.

107 : Praktek Underwriting.

108 : Praktek Klaim.

3 mata ujian

dipilih dari

5 modul ini

2. PROGRAM AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAIK)

Untuk menyelesaikan program AAIK seorang kandidat terlebih dahulu harus

memperoleh gelar AAAIK dan harus lulus 5 (lima) mata ujian yang juga diambil

dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The

Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :

Modul Judul Mata Ujian Jumlah

Mata Ujian

Modul

Wajib

401 : Manajemen Perusahaan Asuransi.

402 : Manajemen Underwriting.

403 : Reasuransi.

3 mata ujian

(wajib)

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 12

Modul

Pilihan

404 : Manajemen Risiko.

405 : Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan.

406 : Manajemen Klaim.

407 : Ekonomi dan Bisnis.

408 : Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi.

2 mata ujian

dipilih dari

5 modul ini

3. PEMBERLAKUAN KURIKULUM BARU DAN KONVERSI

Kurikulum baru akan diberlakukan mulai penyelenggaraan ujian bulan September

2012 dan kurikulum lama tidak diujikan lagi. Bagi kandidat yang sampai saat

diberlakukannya kurikulum baru belum berhasil menyelesaikan program AAAIK

atau AAIK akan dilakukan proses konversi dengan ketentuan sebagai berikut :

KONVERSI PROGRAM AAAIK

Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru

101 : Praktek Asuransi

102 : Hukum dan Asuransi

103 : Praktek Bisnis

101 : Praktek Asuransi

102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan

Keuangan

201 : Pengantar Asuransi Kerugian

Komersial

202 : Pengantar Asuransi Personal

105 : Asuransi Harta Benda dan

Kepentingan Keuangan

105 : Asuransi Harta Benda dan

Kepentingan Keuangan

301 : Prinsip - Prinsip Asuransi Harta

Benda dan Kepentingan Keuangan

302 : Asuransi Harta Benda dan

Kepentingan Keuangan Komersial

– Pengkajian dan Underwriting

303 : Asuransi Personal

304 : Asuransi Kendaraan Bermotor

301/302/303 Salah satu dari :

106 : Asuransi Pengangkutan.

107 : Praktek Underwriting.

108 : Praktek Klaim.

104 : Asuransi Kendaraan Bermotor

dan Tanggung Gugat

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 13

KONVERSI PROGRAM AAIK

Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru

401 : Prinsip - Prinsip dan Praktek

Manajemen dalam Asuransi

401 : Manajemen Perusahaan Asuransi

501 : Asuransi Tanggung Gugat

502 : Asuransi Pengangkutan

503 : Prinsip-Prinsip Reasuransi

Salah satu dari

406 : Manajemen Klaim

407 : Ekonomi dan Bisnis

408 : Pemasaran Produk dan Jasa

Asuransi

405 : Asuransi Rangka Kapal dan

Penerbangan

403 : Reasuransi

601 : Manajemen Risiko

602 : Manajemen Underwriting

603 : Aplikasi Reasuransi

404 : Manajemen Risiko

402 : Manajemen Underwriting

Salah satu dari

406 : Manajemen Klaim

407 : Ekonomi dan Bisnis

408 : Pemasaran Produk dan Jasa

Asuransi

4. PETUNJUK MENGIKUTI UJIAN

Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI Sektor Asuransi Kerugian terbuka

untuk umum dengan pendidikan terendah SMU; lebih diutamakan bagi lulusan

Program Diploma atau Perguruan Tinggi/Universitas Strata I (S1), dan sudah

bekerja di industri/lembaga perasuransian.

5. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN

5.1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada :

Sekretariat AAMAI

d/a. Sentra Pemuda Kav.8

Jl. Pemuda No. 61

Jakarta 13220

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 14

dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat

diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain

setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI

www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran

3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.

5.2. Pembatalan / Penundaan Ujian

Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap

membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan

ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu

kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu

minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan

alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

6. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.

6.1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan

Pengurus.

6.2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat

AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen

Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang

Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang

Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.

7. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.

7.1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan

September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan

terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.

Hari Bulan Mata Ujian Jam

Senin

Maret /

September

101, 401 & 406

104, 107, 404

09.00 – 12.00

14.00 – 17.00

Selasa

Maret /

September

102, 108, 402 & 900

105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907

09.00 – 12.00

14.00 – 17.00

Rabu

Maret /

September

103, 106, 403 & 408

09.00 – 12.00

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 15

7.2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain

yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:

Jakarta

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar

Pontianak

Balikpapan

Banjarmasin

Manado

Ujung Pandang

Bandar

Lampung

Palembang

Padang

Pekanbaru

Medan

7.3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi

Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji.

Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata

Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.

8. METODA UJIAN

8.1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus

ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.

8.2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :

8.2.1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih

8.2.2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74

8.2.3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55

8.3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika

kandidat diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat

perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.

8.4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat

diganggu gugat.

9. KETENTUAN MENEMPUH UJIAN.

9.1. Mata Ujian Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dapat ditempuh

tanpa memperhatikan urutan mata ujian.

9.2. Mata Ujian Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dapat ditempuh tanpa

memperhatikan urutan mata ujian dengan syarat minimal tinggal menempuh

satu mata ujian lagi untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia

Kerugian (AAAIK) yang dipersyaratkan tetapi satu mata ujian AAAIK yang

belum lulus wajib diikuti dan lulus sebelum menyelesaikan semua mata ujian

AAIK

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 16

.

10. KEBERATAN ATAS HASIL UJIAN

Kandidat yang merasa tidak puas dengan hasil ujian, dapat mengajukan keberatan

kepada Komisi Penguji untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan ketentuan

sebagai berikut :

10.1. Pengajuan keberatan atas hasil ujian hanya berlaku bagi penyelenggaraan

ujian yang baru saja diselenggarakan dan tidak berlaku bagi

penyelenggaraan-penyelenggaraan ujian sebelumnya.

10.2. Perserta yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis untuk

pemeriksaan ulang kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian / Sekretariat

AAMAI, serta membayar uang pemeriksaan ulang yang besarnya ditetapkan

oleh Dewan Pengurus.

10.3. Pengajuan keberatan harus disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari

setelah pengumuman hasil ujian.

10.4. Komisi Penguji akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil ujian

bagi Kandidat yang bersangkutan apabila nilai yang diperoleh oleh kandidat

tidak lebih kecil dari 50.

10.5. Hasil pemeriksaan ulang tersebut akan disampaikan kepada Peserta Ujian

secara tertulis oleh Komisi Penguji dan bersifat final.

10.6. Keluhan atau permintaan Peserta Ujian yang tidak dapat dilayani adalah :

10.6.1. Permintaan copy lembar jawaban yang telah diberi nilai.

10.6.2. Permintaan ujian susulan dan atau ulangan.

10.6.3. Keluhan berkaitan dengan substansi soal ujian.

10.6.4. Peninjauan ulang atas penolakan Komisi Penguji terhadap

permintaan pembebasan mata ujian.

10.6.5. Hilangnya kredit yang telah diperoleh akibat terjadinya perubahan

silabus atau diberlakukannya suatu ketentuan baru oleh Komisi

Penguji.

11. MASA BERLAKU BUKU PANDUAN 2012

Buku Panduan Ujian 2012 ini mulai berlaku untuk penyelenggaraan ujian bulan

September 2012, tanpa masa transisi, sampai dinyatakan ada perubahan lebih

lanjut.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 17

12. PEMBEBASAN MATA UJIAN

Pembebasan Mata Ujian dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

12.1. Syarat Pengajuan Pembebasan

12.1.1 Pembebasan mata ujian Sektor Asuransi Kerugian hanya bisa

diajukan oleh Peserta Ujian yang telah memiliki Nomor Kandidat.

12.1.2. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh Komisi Penguji dan

mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI dengan lampiran :

a. Copy Sertifikat dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi

pemberi gelar yang telah dilegalisasi.

b. Copy Transkrip Nilai dari Lembaga Pendidikan Akademik /

Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi.

c. Surat Keterangan pernyataan akreditasi dari Badan Akreditasi

Nasional untuk Lembaga Pendidikan Akademik.

12.1.3. Membayar biaya pembebasan apabila telah mendapat persetujuan

dibebaskan dari Komisi Penguji, yang besarnya sama dengan biaya

ujian untuk mata ujian tersebut.

12.2. Ketentuan Pembebasan

12.2.1. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi

Indonesia Kerugian (AAAIK) adalah maksimum 4 (empat) mata

ujian dengan ketentuan :

a. 2 (dua) mata ujian dari Lembaga Pendidikan Akademik (kecuali

STIMRA dan STMA Trisakti ) untuk mata ujian :

102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan

b. 2 ( dua ) mata ujian dari Lembaga Profesi yaitu untuk mata ujian:

104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat

105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan

106 : Asuransi Pengangkutan

107 : Praktek Underwriting

108 : Praktek Klaim

12.2.2. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ahli Asuransi

Indonesia Kerugian (AAIK) adalah maksimum 2 (dua) mata

ujian. Pembebasan tidak berlaku untuk mata ujian 401 :

Manajemen Perusahaan Asuransi.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 18

12.2.3. Khusus pemegang gelar dari The Chartered Insurance Institute

(CII) dan Malaysian Insurance Institute (MII) pengajuan

pembebasan bersifat apple to apple sedangkan pembebasan

diluar kedua lembaga tersebut diberikan berdasarkan silabus

mata ujian yang ekuivalen dengan mata ujian AAMAI.

12.2.4. Bagi pemegang gelar dari Lembaga Pendidikan Akademis diatur

sebagai berikut :

No Subject Institusi Gelar Status Contents Recognition

1. Praktek

Asuransi

(101)

STIMRA SE.As LANGSUNG

STMA SE.As LANGSUNG

2

Hukum

Asuransi

(102)

Fak. Hukum

S T I H

P T H Militer

SH

Negara/

Disamakan/

Ujian Negara

Dan Atau

Terakreditasi

Oleh Ban

Semua Jurusan

LANGSUNG

3

Praktek

Bisnis

Asuransi

dan

Keuangan

(103)

Fak. Ekonomi SE

Negara/

Disamakan/

Ujian Negara

Dan Atau

Terakreditasi

Oleh Ban

LANGSUNG

STIE SE LANGSUNG

STMA,

STIMRA

SE.As

LANGSUNG

Non Fak/STI

Ekonomi

S1

1. Makro Ekonomi Dan

2. Mikro Ekonomi

Dan

MIN SKS = 3

NILAI B

Magister

S2

1. Pengantar

Manajemen, Atau

Dasar-Dasar

Manajemen, Atau

Manajemen Umum

2. 2 (dua) Mata Ujian

Manajemen Lainnya

MIN SKS = 2

NILAI B

S3

13. PENGAKUAN GELAR ( PENYETARAAN )

Dewan Pengurus AAMAI telah menerbitkan ketentuan tentang Pengakuan

Kualifikasi Kompetensi bagi pemegang gelar dari institusi pemberi gelar profesi

asuransi di luar negeri, yaitu :

CII : Chartered Insurance Institute, Inggris

MII : Malaysian Insurance Institute, Malaysia

ANZIIF : Australia and New Zealand Insurance Institute & Finance,

Australia

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 19

Dan lembaga-lembaga lain yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan

Dewan Pengurus AAMAI.

Petunjuk yang harus diikuti oleh Pemohon Pengakuan Kualifikasi Kompentensi

adalah sebagai berikut :

1. Mengisi secara lengkap formulir Permohonan Pengakuan Kualifikasi

Kompetensi dan menyertakan semua lampiran-lampiran yang diperlukan

(copy ijazah / copy sertifikat, copy akte pengesahan dari negara asal jika ada,

transkrip nilai, dan lain-lain).

2. Formulir pada angka 1 (satu) di atas diisi secara lengkap, kemudian

disampaikan ke Sekretariat AAMAI disertai pembayaran biaya penyetaraan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Komisi Penguji akan melakukan penilaian atas permohonan pengakuan atau

penyetaraan tersebut, dan hasilnya akan diberitahukan secara tertulis kepada

Pemohon.

4. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyetaraan :

4.1. Untuk tingkat setara Ajun Ahli Asuransi Kerugian :

4.1.1. Pemohon harus telah memperoleh gelar Associate dalam bidang

asuransi kerugian.

4.1.2. Lulus mata ujian yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus, melalui

ujian-ujian reguler AAMAI yaitu mata ujian 102 (Hukum

Asuransi).

4.2. Untuk tingkat setara Ahli Asuransi Kerugian :

Pemohon harus telah memperoleh gelar minimum Associate/Senior

Associate (ANZIIF) atau yang setara dalam bidang asuransi kerugian,

dan membuat karya tulis ilmiah dalam bahasa Indonesia minimum 35

(tiga puluh lima) halaman, tidak termasuk lampiran, dan harus

dipresentasikan di hadapan Komisi Penguji dan dinyatakan lulus. Karya

Tulis atau Skripsi tersebut harus diselesaikan dalam waktu maksimal 3

(tiga) bulan sejak diterimanya permohonan. Karya tulis tersebut harus

mencakup materi :

4.2.1. Aspek hukum asuransi di Indonesia, atau

4.2.2. Kajian / analisis dan terapan usaha asuransi di Indonesia

berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan bimbingan Pendamping

atau Counsellor yang ditetapkan oleh Komisi Penguji.

4.3. Biaya Penyetaraan Gelar Profesi / permohonan Pengakuan Kualifikasi

Kompetensi ini ditetapkan oleh Dewan Pengurus, dan pembayarannya

dilaksanakan pada saat mengajukan permohonan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 20

14. PEDOMAN CARA MENJAWAB SOAL UJIAN

14.1. Bacalah dengan baik semua instruksi yang tertulis dalam lembar soal dan

cover depan buku jawaban.

14.2. Pastikan semua pertanyaan Bagian I dijawab dan pilih 4 (empat) dari 6

(enam) pertanyaan Bagian II.

14.3. Apabila pertanyaan Bagian II dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang

akan dinilai hanyalah jawaban dengan urutan pengerjaan 1 (satu) sampai 4

(empat) tanpa memperhatikan nomor urut soal.

14.4. Bacalah semua soal dengan baik dan kerjakan lebih dahulu soal-soal yang

paling dikuasai.

14.5. Untuk menghemat waktu, tidak perlu menulis kembali soal pada buku

jawaban.

14.6. Apabila jawaban yang telah ditulis dianggap salah, jawaban tersebut harus

dicoret silang.

14.7. Jawaban harus ditulis dengan tinta hitam / biru dan dilarang menulis

nama, tanda tangan, kode, tulisan/komentar-komentar yang tidak relevan

dengan jawaban atau pewarnaan dalam buku jawaban.

14.8. Tulisan harus jelas dan mudah dibaca.

14.9. Jawaban harus straight forward, tidak berbelit-belit. Jawaban yang berbeli-

belit (padding) dapat mengurangi nilai atau tidak mendapatkan nilai

tambah karena score maksimal masing-masing pertanyaan telah

ditetapkan.

Contoh:

Pertanyaan pada Bagian I yang dimulai dengan intruksi ‘Uraikan’ atau

‘Sebutkan’ hanya mengharapkan jawaban cukup sederhana, sehingga tidak

akan mendapat nilai tambah sekalipun dijawab secara sangat

komprehensip. Nilai maksimum untuk masing-masing soal Bagian I adalah

1/8 x 25% dari full mark.

14.10. Jawaban yang keluar dari konteks pertanyaan sama sekali tidak

mendapatkan nilai.

14.11. Jawaban terhadap soal dengan perhitungan harus dibuat secara rinci dan

sistematis atau dengan urutan yang mudah diikuti. Metode perhitungan

yang betul akan mendapatkan nilai disamping hasil akhir perhitungan.

14.12. Jawaban yang dilengkapi dengan contoh yang relevan akan mendapatkan

nilai tambah, tapi sebaliknya penggunaan contoh yang salah dapat

mengurangi nilai.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 21

14.13. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Sebutkan’ cukup dijawab dengan

memberikan daftar substansi jawaban, tidak perlu dilengkapi dengan

uraian, penjelasan atau contoh.

14.14. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Uraikan’ cukup dijawab dengan

memberikan definisi atau pengertian umum, bisa dilengkapi dengan contoh

sederhana.

14.15. Pertanyaan yang dimulai dengan kata’Jelaskan’ harus dijawab secara

komprehensif yaitu mencakup tetapi tidak terbatas pada konsep dasar dari

substansi pertanyaan, aplikasinya dalam praktek serta modifikasi yang

mungkin diterapkan terhadap konsep tersebut. Pemberian contoh yang

relevan juga akan menambah nilai.

14.16. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Diskusikan’ harus dijawab secara

komprehensif sebagaimana dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata

‘Jelaskan’ tetapi juga diharapkan adanya pendapat dan analisa dari peserta

ujian. Penggunaan contoh akan menambah nilai.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 22

101 : PRAKTEK ASURANSI

SASARAN :

Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang :

1. Prinsip-prinsip dasar asuransi, termasuk prinsip-prinsip hukum berkaitan dengan

perjanjian asuransi, prinsip-prinsip peraturan berkaitan dengan usaha perasuransian

dan unsur-unsur utamanya untuk melindungi Tertanggung;

2. Peran underwriting termasuk identifikasi, pengkajian dan akseptasi risiko,

penetapan premi dan faktor-faktor finansial terkait

RINGKASAN HASIL BELAJAR :

1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi

2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu

situasi yang tertentu

3. Memahami fitur pokok asuransi

4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi

5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi

6. Memahami prinsip utmost good faith

7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi

8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim

sederhana

9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi

10. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi

11. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi

12. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses

underwriting asuransi

13. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi

14. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting asuransi

15. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

16. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi

17. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses underwriting

asuransi

18. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi

SILABUS :

1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi

1.1. Mendeskripsikan konsep risiko dan persepsi risiko

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 23

1.2. Menjelaskan fungsi dan proses manajemen risiko

1.3. Mendeskripsikan berbagai kategori risiko

1.4. Menjelaskan jenis risiko yang dapat diasuransikan dan yang tidak

1.5. Mendeskripsikan komponen risiko

1.6. Menjelaskan hubungan antara frequency dan severity

1.7. Menjelaskan perbedaan antara peril dan hazard dalam kaitan dengan

asuransi

2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada

suatu situasi yang tertentu

2.1. Menerapkan fitur-fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada situasi yang

berbeda-beda

3. Memahami fitur pokok asuransi

3.1. Menjelaskan kebutuhan berasuransi

3.2. Menjelaskan dasar asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko

3.3. Menjelaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis dan masyarakat umum

3.4. Menjelaskan istilah koasuransi dan penggunaannya dalam dua cara yang

berbeda dalam pasar asuransi

3.5. Mendeskripsikan pengertian koasuransi, pertanggungan rangkap dan self-

insurance

3.6. Mendeskripsikan cabang-cabang pokok asuransi; termasuk asuransi harta

benda, asuransi kepentingan keuangan, asuransi kendaraan bermotor,

asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan dan aviasi, asuransi

kesehatan, polis combined atau package

4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi

4.1. Mendeskripsikan struktur pasar asuransi, dan kelompok utama pelakunya

4.2. Mendeskripsikan jenis penanggung berdasarkan kepemilikannya

4.3. Menjelaskan jenis dan layanan perantara dalam pasar asuransi

4.4. Mendeskripsikan kanal distribusi yang digunakan dalam penjualan asuransi

4.5. Menjelaskan tujuan reasuransi

4.6. Mendeskripsikan peranan pokok para profesional di bidang asuransi;

termasuk underwriter, petugas klaim, penilai kerugian, surveyor dan

penyedia jasa forensik, aktuaris, manajer risiko dan petugas layanan keluhan

nasabah

5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi

5.1. Mendefinisikan insurable interest dan fitur-fiturnya

5.2. Menjelaskan saat timbulnya insurable interest

5.3. Menjelaskan cara timbulnya insurable interest

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 24

5.4. Menjelaskan penerapan insurable interest terhadap perjanjian asuransi harta

benda dan tanggung gugat

6. Memahami prinsip utmost good faith

6.1. Menjelaskan prinsip utmost good faith dan penerapannya terhadap perjanjian

asuransi

6.2. Menjelaskan bagaimana duty of disclosure bekerja pada polis asuransi

umum dan cara mengubahnya dalam ketentuan polis

6.3. Mendeskripsikan perbedaan antara polis umum dan jiwa dalam hal duty of

disclosure

6.4. Mendefinisikan fakta material

6.5. Mengidentifikasi dan membedakan antara physical hazard dan moral hazard

dalam kaitan dengan surat permohonan penutupan asuransi umum

6.6. Menjelaskan fakta material yang tidak memerlukan disclosure

6.7. Menjelaskan konsekuensi dari non-disclosure atau misrepresentation atas

fakta material

7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi

7.1. Menjelaskan alasan mengapa seorang underwriter perlu untuk

memperhatikan fakta material dalam mengkaji risiko

7.2. Menjelaskan konsep duty of disclosure, pihak yang berkewajiban

menerapkannya dan bagaimana kewajiban tersebut dimodifikasi

7.3. Mendefinisikan istilah peril dan hazard sebagaimana digunakan dalam

industri asuransi dan hubungan keduanya

7.4. Menjelaskan pentingnya moral hazard dan physical hazard bagi underwriter

dan manifestasinya

7.5. Mendeskripsikan metode yang digunakan underwriter untuk mendapatkan

fakta material

8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim

sederhana

8.1. Menjelaskan pengertian proximate cause

8.2. Menerapkan proximate cause pada skenario berkaitan dengan klaim asuransi

umum

9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi

9.1. Mendefinisikan prinsip indemnity

9.2. Menjelaskan opsi penyelesaian klaim yang tersedia bagi Penanggung yang

akan memberikan indemnity yang diperlukan kepada Tertanggung

9.3. Mengidentifikasi dan membedakan antara polis indemnity dan santunan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 25

9.4. Menjelaskan pengertian polis agreed value, polis first loss dan jaminan new

for old

9.5. Menghitung pembayaran klaim sederhana berdasarkan prinsip pro-rata

conditions of average

10. Memahami prinsip kontribusi dan subrogasi

10.1. Menjelaskan prinsip kontribusi; bilamana dan bagaimana menerapkannya

untuk berbagi pembayaran klaim antara para penanggung dalam kasus klaim

sederhana asuransi harta benda

10.2. Menjelaskan prinsip subrogasi dan alasan untuk menjalankannya atau tidak

dalam situasi sederhana

11. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

11.1. Mendeskripsikan pertanyaan umum dan spesifik pada surat permohonan

penutupan asuransi

11.2. Mendeskripsikan prosedur berkaitan dengan surat penawaran penutupan

asuransi

11.3. Menjelaskan tujuan surat permohonan penutupan asuransi dan peran

hukumnya

11.4. Mendeskripsikan cara-cara yang berbeda dalam penghitungan premi

11.5. Menjelaskan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan penerbitan cover

note, polis dan sertifikat asuransi

11.6. Mendeskripsikan relevansi dari pembayaran premi terhadap validitas

jaminan

11.7. Mendeskripsikan metode yang digunakan oleh penanggung untuk

mengumpulkan premi termasuk fasilitas pembayaran berkala

12. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi

12.1. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan isi polis, termasuk ikhtisar polis

12.2. Menjelaskan pengertian dan pentingnya pengecualian dan ketentuan polis

yang umum

12.3. Menjelaskan penggunaan risiko sendiri dalam bentuk excess, deductible dan

franchise

12.4. Menjelaskan perbedaan antara warranty, condition dan representation

13. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses

underwriting asuransi

13.1. Mendeskripsikan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan perpanjangan

polis

13.2. Menjelaskan cara kerja klausul pembatalan polis

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 26

14. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi

14.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi

kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, asuransi rumah tinggal, asuransi

perjalanan dan extended warranties

15. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

15.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi

harta benda, asuransi kepentingan keuangan dan asuransi tanggung gugat

16. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

16.1. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kendaraan

bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi diri

16.2. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi harta benda

komersial, termasuk asuransi kebakaran dan perluasannya, asuransi

pencurian, asuransi kaca dan asuransi uang

16.3. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kepentingan

keuangan, termasuk asuransi biaya hukum dan asuransi gangguan usaha

16.4. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi tanggung

gugat, termasuk asuransi tanggung jawab hukum pemberi kerja, asuransi

tanggung gugat umum, asuransi tanggung gugat polusi, asuransi tanggung

gugat produk dan asuransi tanggung gugat profesi

16.5. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi extended

warranties

16.6. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mencegah

pengajuan klaim yang curang

16.7. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mendeteksi

kecurangan dalam pengajuan klaim

16.8. Menjelaskan konsekuensi pengajuan klaim yang curang bagi penanggung,

tertanggung dan pihak yang mengajukan klaim yang curang tersebut

17. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi

17.1. Mendeskripsikan sumber, ketersediaan dan jenis data yang penting bagi

proses underwriting

17.2. Menjelaskan pentingnya informasi klaim terhadap ketentuan underwriting

dan penetapan premi

17.3. Menjelaskan sifat risiko dalam frequency dan severity klaim

17.4. Menjelaskan pentingnya loss ratio klaim terhadap premium dan akseptasi

risiko

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 27

17.5. Menjelaskan perbedaan antara tahun underwriting, tahun polis, tahun

pembukuan dan tahun kalender

18. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses

underwriting asuransi

18.1. Mendefinisikan premi risiko dan fitur pokoknya

18.2. Mendeskripsikan faktor-faktor pelaporan dari biaya, imbal hasil modal,

pendapatan investasi dan biaya perantara

19. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi

19.1. Mendeskripsikan faktor dasar yang mempengaruhi siklus pasar

19.2. Mendeskripsikan prinsip akumulasi risiko

19.3. Mendeskripsikan pertimbangan dasar reasuransi termasuk jenis-jenis

reasuransi

KEPUSTAKAAN :

Bacaan Utama :

1. Study text IF1 : Insurance, Legal and Regulatory – The Chartered Insurance

Institute

2. Study text IF3 : Insurance Underwriting Process – The Chartered Insurance

Institute

3. Undang-Undang No.2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksananya

4. Naskah polis-polis standar asuransi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum

Indonesia

Bacaan Tambahan :

1. Jurnal AAMAI

2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia yang berhubungan dengan praktek asuransi

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 28

102 : HUKUM ASURANSI

SASARAN :

Memberikan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai hukum yang menjadi

dasar perjanjian asuransi dan penyelenggaraan usaha asuransi baik menurut hukum

Indonesia maupun hukum Inggris yang sering dipakai sebagai dasar maupun acuan

dalam bisnis asuransi.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci

tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat

diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas

Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1- Insurance, Legal and Regulatory dan

ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No.

2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No. 21/2011.

SILABUS

1. Hukum dan Sistim Hukum

1.1. Pengertian hukum, klasifikasi hukum, perbedaan antara hukum publik

dengan hukum perdata, khususnya hukum perdata dengan hukum pidana.

1.2. Suber hukum Indonesia dan Inggris

1.3. Hierarki perundang-undangan di Indonesia

1.4. Sistim Peradilan di Indonesia; Precedent dan case law dalam sistim hukum

Inggris

2. Subyek Hukum

2.1. Subyek Hukum manusia maupun Badan Hukum

2.2. Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia PT, Firma, CV; Corporation dan

unincorporation dan partnership dalam hukum Inggris.

2.3. Prosedur pembentukan dan pembubaran dari suatu Perseroan Terbatas

khususnya Perseroan Terbatas (PT) dalam bidang perasuransian.

3. Hukum Mengenai Torts dan Perbuatan Melawan Hukum

3.1. Hakekat dan klasifikasi Torts

3.2. Karakteristik Torts

3.3. Pembelaan dalam Torts

3.4. Batas waktu melakukan tuntutan dalam hal Torts

3.5. Upaya Hukum (Remedies) dalam Torts

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 29

3.6. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUHPerd) Pasal 1365 s/d Pasal 1380 dan akibat hukum dari PMH

4. Hukum Perjanjian/Kontrak

4.1. Asas hukum perjanjian Indonesia

4.2. Pengertian Perjanjian/kontrak, Jenis-jenis Perjanjian

4.3. Syarat-syarat sahnya perjanjian/kontrak

4.4. Akibat tidak dipenuhi syarat sahnya perjanjian

4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keabsahan perjanjian/kontrak

4.6. Berakhirnya perjanjian/kontrak

4.7. Wanprestasi dalam perjanjian dan hal-hal yang dapat dituntut jika

wanprestasi

4.8. Asas personal dari perjanjian/kontrak

4.9. Pengalihan (assignment) hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian/

kontrak

4.10. Pengalihan dalam perjanjian asuransi

4.11. Penafsiran perjanjian/kontrak (construction and interpretation of contract)

5. Keagenan

5.1. Hakekat dari keagenan

5.2. Hubungan antara Prinsipal, Agen dan Pihak Ketiga

5.3. Terbentuknya keagenan

5.4. Perjanjian asuransi yang terjadi melalui agen

5.5. Hak, tanggung jawab, wewenang dan kewajiban Agen dan principal

5.6. Berakhirnya Keagenan dan akibatnya

5.7. Aplikasi hukum Keagenan dalam Asuransi

6. Perjanjian Asuransi

6.1. Prinsip-prinsip umum yang mengatur terbentuknya perjanjian asuransi

6.2. Hakekat kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)

6.3. Perkembangan hukum mengenai kepentingan yang dapat diasuransikan

6.4. Terciptanya kepentingan yang dapat diasuransikan

6.5. Aplikasi kepentingan yang dapat diasuransikan dalam asuransi Jiwa dan

Asuransi Kerugian

7. Itikad Yang Sangat Baik (Utmost Good Faith)

7.1. Pemberian keterangan yang tidak benar (misrepresentation)

7.2. Kewajiban mengungkapkan informasi dan fakta (duty of disclosure)

7.3. Pelanggaran itikad baik (breach of utmost good faith) : Hakekat dan hal-hal

yang dapat dituntut

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 30

8. Warranties dan Syarat Serta Kondisi Lainnya Dalam Asuransi

8.1. Hakekat Warranty dan Conditions

8.2. Express dan implied warranties dalam kontrak asuransi

8.3. Conditions dan syarat-syarat lainnya dalam kontrak asuransi

8.4. Pelanggaran warranty atau condition

8.5. Perjanjian asuransi yang batal demi hukum (void) dan yang bertentangan

dengan hukum (illegal contract)

8.6. Asuransi wajib dan kaitannya dengan pelanggaran warranty dan conditions

8.7. Joint and composite insurance

9. Pengajuan Klaim Asuransi

9.1. Pihak yang dapat menuntut/mengajukan permohonan ganti rugi atau klaim

dalam perjanjian asuransi

9.2. Pemberitahuan/Pelaporan klaim dan bukti kerugian

9.3. Penafsiran kontrak asuransi

9.4. Prinsip proximate cause (Hukum Inggris)

9.5. Prinsip kausalitas (Hukum Indonesia)

10. Penetapan Besarnya Kerugian

10.1. Hakekat/Pengertian indemnitas (ganti kerugian)

10.2. Penetapan indemnitas

10.3. Metode-metode indemnitas

10.4. Salvage dan abandonment

10.5. Pengaruh pembayaran klaim terhadap jaminan polis

11. Subrogasi dan Kontribusi

11.1. Hakekat/Pengertian subrogasi

11.2. Pelaksanaan subrogasi

11.3. Sumber-sumber hak subrogasi

11.4. Modifikasi hak subrogasi

11.5. Hakekat asuransi ganda (double insurance) dan kontribusi

11.6. Terjadinya dan pelaksanaan kontribusi menurut common law dan KHUD

11.7. Pengaruh kondisi-kondisi kontribusi

11.8. Dasar kontribusi : Metode “maximum liability” dan metode “independent

liability”

11.9. Pengaruh kesepakatan pasa (market agreement) terhadap kontribusi

11.10. Aspek internasional dalam subrogasi dan kontribusi

12. Ketentuan Tindak Pidana Dalam Asuransi Di Indonesia

12.1. Tindak pidana asuransi

12.2. Kejahatan dan pelanggaran

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 31

12.3. Pencurian dan penggelapan

13. Hukum Penyelenggaran Usaha Asuransi

13.1. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian dan

Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaanya

meliputi :

13.1.1. Bidang Usaha dan Jenis Usaha Perasuransian

13.1.2. Penutupan Obyek Asuransi dan Bentuk Hukum Usaha

Perasuransian, Kepemilikan dan Permodalan

13.1.3. Perijinan, Persyaratan Pendirian dan Uji Kelayakan dan Kepatutan

(Fit and Proper Test)

13.1.4. Penyelenggaraan Usaha dan Pengawasan Perasuransian

13.1.5. Tingkat Premi, Penyelesaian Klaim

13.1.6. Ketentuan Tenaga Ahli

13.1.7. Prinsip Mengenal Nasabah (know your customer principle)

13.1.8. Kepailitan dalam Asuransi

13.1.9. Ketentuan Tindak Pidana Asuransi

KEPUSTAKAAN :

Bacaan Utama

1. Study text P05: Insurance Law - The Chartered Insurance Institute.

2. Pokok-Pokok Hukum Perdata : Prof. Subekti, SH (Bab VIII, Bab IX, Bab X).

3. Hukum Perjanjian : Prof. Subekti, SH (Bab I s/d Bab XII)

4. Kitab Undang-Undang Huk um Dagang (KUHD) (Bab IX),

5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga (Bab I, II, III, IV, VIII,

XVI)

6. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian

7. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha

Perasuransian 8. Peraturan Pemerintah No.63/1999 ; 39/2008 dan 81/2008 ( khusus ketentuan

tentang batas kepemilikan pihak asing dan permodalan usaha perasuransian)

9. Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan Dalam Perasuransian sebagai

pelaksanaan Undang-Undang No.2/1992

Bacaan Tambahan

1. Pengantar Tata Hukum Indonesia : Hartono Hadisaputro, SH (Bab II, Bab III

butir 2,3, Bab IV)

2. Hukum Pertanggungan : Prof. Emmy Pangaribuan, SH (Bab I, II, III)

3. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan : H.M.N.

Purwosutjipto, SH (Bab I)

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 32

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 33

103 : PRAKTEK BISNIS ASURANSI DAN KEUANGAN

SASARAN :

Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang :

1. Struktur bisnis asuransi

2. Manajemen bisnis asuransi

3. Aspek pokok tentang tata kelola perusahaan

4. Fungsi lainnya didalam organisasi asuransi

5. Prinsip dan Praktek akuntansi pokok

6. Praktek dasar dari pembukuan perusahaan

7. Penggunaan ratio keuangan untuk menganalisa bisnis

8. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi

SILABUS

1. Memahami Struktur Bisnis Asuransi

1.1. Struktur Bisnis.

1.1.1. Perbedaan jenis perusahaan; kepemilikan, bersama, captive, takaful.

1.1.2. Perbedaan menjual asuransi dan cara mereka melakukan transaksi

asuransi

1.1.3. Pengaruh pelanggan. Harapan pelanggan dan konsentrasi pelanggan

1.1.4. Pengaruh dari stakeholder lainnya. Ditujukan pada pengaruh dan

kepentingan mereka

1.1.5. Pasar London dan permintaan dari pasar internasional.

1.2. Berkenaan dengan arah dan faktor

1.2.1. Pertumbuhan, merjer dan akuisisi perusahaan. Kecenderungan

pokok dan pengendalian

1.2.2. Outsoucing; kelebihan dan kekurangan

1.2.3. Pendelegasian kewenangan underwriting

2. Memahami Pengertian Manajemen Dalam Bisnis Asuransi

2.1. Peran direksi dan senior executive officer dalam menjalankan bisnis

2.2. Peran kunci dan tanggung jawab manajer, supervisor, dan staf non

manajerial

2.3. Gaya manajemen umum dan pelaksanaannya

2.4. Peran dari perencanaan dan pengawasan anggaran belanja

2.5. Peran dari perencanaan dan jenis rencana yang digunakan

2.6. Proses pembuatan keputusan

2.7. Sistem informasi manajemen; karakteristik utama, metode koleksi data dan

penggunaannya

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 34

2.8. Pengetahuan tentang sistem manajemen; karakteristik utama, fungsi dan

penggunaannya

3. Memahami Aspek Utama Dari Tata Kelola Perusahaan

3.1. Peran dari sekretaris perusahaan, direktur keuangan dan aktuaris

3.2. Maksud dan isi dari memorandum dan artikel dari asosiasi

3.3. Tujuan dan bentuk laporan tahunan dan akun/perkiraan

3.4. Peran dari fungsi audit

3.5. Rapat wajib dan tujuannya

3.6. Isi dari agenda dan notulen rapat, termasuk presentasi dan hasil rapat

3.7. Persyaratan untuk tata kelola perusahaan dan ketentuan pokok dari laporan

kunci tata kelola

3.8. Informasi rahasia ; karakter pokok, kebutuhan untuk keamanan informasi

dan kerahasiaan, prinsip pembuangan dan penyimpanan

4. Memahami Fungsi Umum Lainnya Didalam Perusahaan Asuransi

4.1. Pemasaran

4.1.1. Fungsi pemasaran

4.1.2. Kunci konsep pemasaran; harta benda dan pelayanan, kebutuhan dan

keinginan, segmen pasar, bauran pemasaran

4.1.3. Proses penelitian pasar

4.1.4. Proses pengembangan produk termasuk siklus kehidupan produk

4.1.5. Komunikasi dan promosi; metode pokom dan penggunaannya

4.2. Sumber Daya Manusia

4.2.1. Pengembangan dan lingkup dari fungsi manajemen sumber daya

manusia

4.2.2. Proses rekrutmen dan seleksi

4.2.3. Sistem penilaian dan balas jasa

4.2.4. Pelatihan dan pengembangan; metode pokok dan manfaatnya

4.2.5. Motivasi dan keyakinan; metode perjanjian dengan karyawan

4.2.6. Kepatuhan karyawan terhadap aturan perundang-undangan

5. Memahami Prinsip Dan Praktek Akuntansi Pokok

5.1. Tujuan dan fungsi akuntansi keuangan

5.2. Perbedaan antara manajemen akuntansi dan keuangan

5.3. Penggunaan informasi keuangan dan keperluan informasinya

5.4. Konsep keuangan dasar dan persamaan akuntansi

5.5. Penerimaan dan pembayaran – sistem untuk pencatatan dan pemantauan

5.6. Penyusunan neraca

5.7. Penyusunan akun laba rugi

5.8. Laporan arus kas; penggunaannya, penyusunan dan penyajiannya

5.9. Tujuan dari aturan perundangan pada laporan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 35

6. Memahami Praktek Utama Laporan Perusahaan Asuransi

6.1. Standar utama akuntansi yang berpengaruh dalam asuransi secara garis besar

6.2. Pentingnya pencadangan secara tepat

6.3. Terjadi namun belum dilaporkan (IBNR) dan perannya dalam pencatatan

perusahaan asuransi – berapa besar kelebihan maupun kekurangan estimasi

IBNR berdampak pada hasil laporan keuangan

7. Memahami Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Menganalisa Bisnis

7.1. Penggunaan secara umum dan manfaat rasio keuangan

7.2. Ratio keuangan secara umum

7.2.1. rasio keuntungan

7.2.2. rasio produktifitas

7.2.3. rasio likuiditas

7.2.4. rasio aktivitas (turnover)

7.2.5. gearing rasio

7.3. Rasio asuransi

7.3.1. keamanan termasuk kemampuan membayar utang (solvency)

7.3.2. liquiditas

7.3.3. keuntungan (pengembalian modal, perputaran / gearing, rasio

gabungan, rasio komisi)

7.3.4. rasio klaim

8. Memahami Kekuatan Keuangan Perusahaan Asuransi

8.1. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi

8.1.1. rating agencies dan ratingnya

8.1.2. proses rating

8.2. Cadangan perusahaan asuransi

8.2.1. metode pencadangan

8.3. Marjin kemampuan membayar utang

8.3.1. keuntungan minimum yang diwajibkan

8.3.2. alasan untuk solvency margin minimum

8.3.3. instruksi solvency dan otoritas layanan keuangan yang

dipersyaratkan secara umum.

KEPUSTAKAAN :

Bacaan Utama

Study text P92 : Insurance Business And Finance - The Chartered Insurance Institute

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 36

Bacaan Tambahan

1. Perundang-undangan yang ada kaitan dengan bisnis asuransi dan keuangan yang

dikeluarkan oleh pemerintah

2. Jurnal AAMAI

3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia yang berhubungan dengan bisnis dan keuangan asuransi.

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 37

104 : ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

DAN TANGGUNGGUGAT

SASARAN

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko dan pertimbangan hukum

yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor; luas jaminan asuransi

kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial; aspek utama

bisnis asuransi kendaraan bermotor; pertimbangan utama underwriting; praktek

klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor.

II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT

Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko yang berkaitan dengan

asuransi tanggunggugat pemberi kerja (employers’ liability), tanggunggugat publik

dan produk (public and product liability), professional indemnity dan directors’

and officers’ liability; luas jaminan polis dan market practices yang berkaitan

dengan seluruh asuransi tersebut di atas; pengelolaan dan evaluasi risiko

tanggunggugat.

PENGETAHUAN DASAR

ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT

Diasumsikan bahwa kandidat telah memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

fundamental asuransi yang dicakup dalam IF1 -Insurance, legal and regulatory, dan P05

- Insurance Law, atau ujian-ujian setara serta yang mencakup ketentuan perundangan

yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang tentang Usaha Perasuransian, Undang-

undang tentang Otoritas Jasa Keuangan berserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

RINGKASAN HASIL BELAJAR

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi

kendaraan bermotor;

2. Memahami luas jaminan yang diberikan untuk kendaraan bermotor pribadi,

sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya;

3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk

dokumentasi;

4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan

bermotor;

5. Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 38

II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT

1. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja.

2. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja.

3. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat publik

dan produk.

4. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity.

5. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability.

6. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat

7. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat

SILABUS

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi

kendaraan bermotor

1.1. Risiko kendaraan bermotor

1.1.1. Pelbagai jenis risiko kendaraan bermotor – tanggungjawab pihak

ketiga, kerugian pihak pertama, terrorisme, riot, risiko perang dan

nuklir;

1.1.2. Pelbagai jenis frekuensi dan severitas risiko kendaraan bermotor.

1.2. Legislasi dan faktor-faktor lainnya

1.2.1. Pengaturan pokok dari Road Traffic Acts: ketentuan utama tentang

keselamatan jalan; perizinan mengemudi; kasus hukum yang

berkaitan;

1.2.2. Asuransi kendaraan bermotor yang wajib – Bagian IV Road Traffic

Act dan bagaimana underwriting membantu pengawasan risiko

kendaraan bermotor;

1.2.3. Penggunaan kendaraan bermotor dan pembatasan mengemudi;

1.2.4. Motor Insurance Bureau – the Uninsured and Untraced Drivers

Agreement, akibat dari Domestic Agreement (Article 75) dan

akibatnya atas praktek pasar asuransi;

1.2.5. Pelanggaran asuransi; polis-polis yang batal dan dapat dibatalkan;

1.2.6. Penggunaan yang tidak diasuransikan – implikasi risiko dan

pengawasannya.

2. Memahami luas jaminan asuransi untuk kendaraan bermotor, sepeda motor

dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya;

2.1. Ganti rugi dan pelbagai jenis jaminan utama

2.1.1. Polis kendaraan bermotor dan struktur-nya;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 39

2.1.2. Jaminan tanggungjawab hukum terhadap pihak ketiga –

pengecualian dan pembatasan yang berkaitan;

2.1.3. Jaminan untuk kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor

yang dipertanggungkan - pengecualian dan pembatasan yang

berkaitan;

2.1.4. Jaminan kecelakaan diri, jaminan untuk personal effects dan biaya

pengobatan;

2.1.5. Ketentuan polis dan pengecualian umum;

2.1.6. Jaminan minimum MEE dan perluasan penggunaan di luar negeri;

2.1.7. Klausula hak atas penggantian;

2.1.8. Jaminan kerugian yang tidak dijamin dan biaya-biaya hukum;

2.1.9. Bantuan dalam hal mogok.

2.2. Jaminan untuk sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko

kendaraan lainnya

2.2.1. Sepeda motor;

2.2.2. Kendaraan umum pengangkut barang;

2.2.3. Kendaraan yang disewakan;

2.2.4. Kendaraan umum pengangkut penumpang;

2.2.5. Jenis-jenis khusus;

2.2.6. Kendaraan perkebunan dan kehutanan;

2.2.7. Motor trade.

3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk

dokumentasi

3.1. Proses bisnis baru – deklarasi proposal, dokumen polis, schedule dan

Statements of Fact; sertifikat asuransi dan cover note;

3.2. Perubahan polis dalam periode polis dan dokumentasi;

3.3. Proses perpanjangan, termasuk dokumentasi dan lewat waktu (lapse);

3.4. Masalah hukum dari pembatalan;

3.5. Masalah hukum dari penerbitan dokumentasi melalui perantara;

4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan

bermotor

4.1. Rating dan underwriting kendaraan bermotor dan pemakainya

4.1.1. Penggunaan parameter, rate baku, model rating dan metoda pricing;

4.1.2. Pendekatan pengukuran risiko dan opsi underwriting utama;

4.1.3. Evaluasi proposal – pertimbangan hukum, metode validasi dan fair

obtaining notices;

4.1.4. Assessment pengemudi dan pemakai lain;

4.1.5. Assessment kendaraan – pengelompokan, kendaraan modifikasi,

performa tinggi dan harga tinggi;

4.1.6. Aplikasi loadings dan discounts, termasuk no claim discounts;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 40

4.1.7. Faktor-faktor rating dan underwriting lain yang mempengaruhi rasio

klaim;

4.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ratio biaya dan operating ratio;

4.1.9. Aplikasi reasuransi pada kendaraan bermotor.

4.2. Jenis-jenis lain dari kendaraan bermotor dan gugus kendaraan

4.2.1. Perbedaan underwriting sepeda motor, kendaraan komersial dan

risiko kendaraan bermotor lainnya;

4.2.2. Underwriting risiko kendaraan gugus, contingent liability dan

occasional business use;

4.2.3. Pengelolaan risiko gugus dan keuntungannya dalam underwriting

risiko gugus.

4.3. Underwriting dalam periode polis dan perpanjangan polis

4.3.1. Faktor-faktor utama dalam underwriting perubahan dalam periode

polis – kewajiban pengungkapan, fakta material dan perubahan

risiko;

4.3.2. Faktor-faktor utama dalam underwriting perpanjangan polis;

4.3.3. Pentingnya kerjasama fungsi klaim dan underwriting.

5. Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor

5.1. Tujuan dan falsafah pengelolaan klaim;

5.2. Validasi dan evaluasi;

5.3. Upaya-upaya pencegahan kecurangan;

5.4. Prinsip-prinsip umum penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi

kendaraan bermotor;

5.5. Prosedur khusus penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan

pribadi, kendaraan komersial dan motor trade.

5.6. Peran kepolisian dalam proses klaim;

5.7. Market agreement dan akibatnya: ACPO Agreements atas pelaporan curang,

MIB Agreements;

5.8. Peran motor engineers, bengkel rekanan dan pihak lainnya dalam perbaikan

dan penggantian kendaraan sendiri dan milik pihak ketiga;

5.9. Prosedur untuk mengukur luka badan, kerusakan akibat kecelakaan,

kebakaran dan pencurian dan kerugian-kerugian pihak ketiga;

5.10. Klasifikasi kerugian dan penggunaan penyelesaian tunggal, sementara dan

terstruktur;

5.11. Resolusi perselisihan – klausula arbitrase dan proses keluhan internal,

Pelayanan Ombudsman Keuangan, Alternative Dispute Resolution.

6. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja

6.1. Peraturan-peraturan tempat kerja

6.1.1. Fitur-fitur utama dari Health and Safety at Work Act 1974;

6.1.2. Tugas utama Health and Safety Executive:

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 41

Regulasi, Kode Etik, Pedoman;

Course of Action, Penegakan

6.2. Kewajiban-kewajiban pemberi kerja dan pembebasannya

6.2.1 Kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan dan

praktek kerja dari pemberi kerja;

6.2.2. Kepatuhan atas kewajiban hukum, termasuk penilaian risiko.

6.3. Eksposur-eksposur penyakit dari bahaya-bahaya tempat kerja

6.3.1. Eksposur dari debu, bahan kimia dan kegiatan operasional.

7. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja

7.1. Legal framework

7.1.1. Tujuan dan fitur-fitur utama dari Employers’ Liability (Compulsory

Insurance) Act 1969 dan Employers’ Liability (Compulsory

Insurance) Regulations 1998;

7.1.2. Akibat hukum berlakunya polis asuransi tanggunggugat pemberi

kerja.

7.2. Luas jaminan

7.2.1. Operative clause dan definisi-definisi utama – definisi pekerja, batas

ganti rugi, legal costs;

7.2.2. Klausula-klausula lain;

7.2.3. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya.

7.3. Market practices

7.3.1. Pembagian klaim penyakit diantara para penanggung;

7.3.2. Transfer of Undertakings (Protection of Employment) Regulations

1981 –TUPE;

7.3.3. Code of Practice for tracing Employers’ Liability Insurers 1999;

7.3.4. Tanggunggugat pemberi kerja dan penanggung yang pailit dan peran

Financial Services Compensation Scheme;

7.3.5. Informasi underwriting utama;

7.3.6. Dasar-dasar rating yang umum;

8. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat

publik dan produk

8.1. Risiko-risiko

8.1.1. Tanggunggugat organisasi pada umumnya;

8.1.2. Legal framework – ketentuan utama health and safety dan

perlindungan konsumen;

8.1.3. Risiko-risiko utama yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan,

kegiatan dan produk utama – pentingnya deskripsi bisnis;

8.1.4. Perdagangan dimana asuransi bersifat wajib;

8.1.5. The impact of Civil Justice Reforms and case law.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 42

8.2. Jaminan polis

8.2.1. Operative clause dan berbagai triggers;

8.2.2. Berbagai bentuk ganti rugi dan perbedaan dalam accidental dan

non-accidental wordings;

8.2.3. Legal costs;

8.2.4. Typical market exclusions;

8.2.5. The insurance of pollution write-back clauses;

8.2.6. Perluasan kerugian keuangan dan polis-polis jaminan produk/recall.

8.3. Market practices

8.3.1. Informasi underwriting utama;

8.3.2. Dasar-dasar rating yang umum.

9. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professional indemnity

9.1. Risiko-risiko

9.1.1. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam hukum – common law dan

tort; berdasarkan kontrak, statute, ketentuan perundang-undang dan

tanggunggugat personal;

9.1.2. The tort of negligence – definisi negligence;

9.1.3. The duty of care dan kasus Donoghue vs Stevenson (1932) on

forseeability and proximity;

9.1.4. The duty of care berkaitan dengan negligence misstatements –

Hedley Byrne & Co. vs Heller & Partners (1963);

9.1.5. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – profesi-profesi

konstruksi dan property, profesi legal, profesi medis, jasa keuangan

termasuk akuntan dan auditor, profesi dan konsultasi lainnya, dan

tanggunggugat internet.

9.2. Jaminan polis

9.2.1. Operative clause – claims made;

9.2.2. Pelanggaran kewajiban profesi dan kecurangan;

9.2.3. Limit polis;

9.2.4. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran;

9.2.5. Pengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya;

9.2.6. Ketentuan umum mengenai notifikasi klaim kondisi dan berlakunya

klausula ‘sunset’

9.3. Market practices

9.3.1. Informasi khusus proposal form;

9.3.2. Faktor-faktor rating underwriting.

10. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’ liability

10.1. Risiko-risiko

10.1.1. Fitur-fitur utama dari tanggunggugat common law dari directors’

and officers’;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 43

10.1.2. Tanggunggugat statutory dari directors’ and officers’ – fitur-fitur

utama Companies Act 2006, Undang-undang RI No.40/2007 tentang

Perseroan Terbatas dan ketentuan lainnya yang berkaitan;

10.1.3. Tanggunggugat personal;

10.1.4. Ganti rugi atau pembebasanya menurut Companies Act dan UU PT;

10.1.5. Batasan-batasan – director, de facto director dan shadow director,

subsidiary and associated companies, outside directorship;

10.1.6. Bagaimana tanggunggugat timbul dalam praktek – merger and

acquisition, insolvency, kasus-kasus lain yang mengarah litigasi

terhadap director;

10.1.7. Sarbanes Oxley Act 2002 dan akibatnya terhadap executive risk di

Amerika Utara;

10.1.8. Tanggunggugat atas pembunuhan korporasi di UK – kedudukan

legislative, tanggunggugat vicarious.

10.2. Jaminan polis

10.2.1. Operative clause;

10.2.2. Batasan Wrongful Act, Claim, Loss and Defence Costs;

10.2.3. Pengecualian-pengecualian umum;

10.2.4. Limit polis;

10.2.5. Perluasan pada umumnya, termasuk securities claims dan

employment practices claims;

10.2.6. Berlakunya jaminan polis dalam hal merger atau pengambil-alihan.

11. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat

11.1. Penilaian risiko – jenis-jenis bahaya, identifikasi dan persepsi risiko, analisis

risiko, peran manajer risiko dan risk controls;

11.2. Informasi underwriting yang khusus;

11.3. Survei loss control dan peran surveyor loss control;

11.4. Opsi-opsi perbaikan risiko;

11.5. Pengaruh dari sistem hukum yang lain atas underwriting tanggunggugat;

11.6. Evaluasi historical claims record – pendekatan utama dan garis besar

keuntungan serta kerugian

12. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat

12.1. Operative clause dan perbedaan triggering events, jaminan biaya-biaya;

Underwriting risiko – faktor-faktor rating utama, menetapkan biaya klaim,

rate final, pengambilan keputusan dalam kasus-kasus tertentu, penerapan

rate terhadap waktu;

12.2. Ketentuan polis dan issues yang timbul dari admitted and non-admitted

policies, DIL/DIC and umbrella clauses;

12.3. Limit polis – peningkatan limit, berlakunya jaminan excess of loss, opsi risk

sharing.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 44

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

1. Study text P94 : Motor Insurance – The Chartered Insurance Institute

2. Study text P96 : Liability Insurances – The Chartered Insurance Institute

Bacaan Tambahan :

1. KUHPerdata Pasal 1365 – 1380

2. Undang-undang RI No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas

3. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia

4. Ketentuan yang berlaku (market agreement) untuk asuransi kendaraan bermotor di

Indonesia

5. Peraturan Menteri Keuangan RI No.74 Tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya

6. Jurnal AAMAI

7. The Journal, London: CII

8. Undang-undang RI No.3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

9. Undang-undang RI No.33/1964 jo.PP No.17/1965 tentang Dana Pertanggungan

Wajib Kecelakaan Penumpang

10. Undang-undang RI No.34/1964 jo.PP No.18/1965 tentang Dana Kecelakaan

Lalulintas Jalan

11. Undang-undang RI No.22/2009 tentang Lalulintas Angkutan Jalan Raya

12. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 45

105 : ASURANSI HARTA BENDA DAN KEPENTINGAN KEUANGAN

SASARAN

I. ASURANSI HARTA BENDA

Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai risiko utama, jaminan polis dan

praktek pasar asuransi harta benda dan gangguan usaha serta persepsi risiko,

asesmen risiko dan hal-hal yang berkaitan dengan underwriting asuransi harta

benda dan kepentingan keuangan.

II. ASURANSI PRIBADI

Agar kandidat mengerti dan memahami mengenai praktek pasar asuransi rumah

tangga (household insurance), jaminan polis, pertimbangan penetapan tarip premi,

prosedur klaim serta aspek-aspek utama dari bisnis asuransi pribadi dan rumah

tangga

PENGETAHUAN DASAR

I. ASURANSI HARTA BENDA

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci,

tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat

diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas

Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory

dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu

UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011.

II. ASURANSI PRIBADI

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin dapat ditentukan secara rinci,

tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat

diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas

Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory

dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu

UU No.2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.21/2011

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. ASURANSI HARTA BENDA

1. Memahami risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta benda

2. Memahami risiko pencurian terhadap harta benda

3. Memahami luas jaminan pada asuransi harta benda

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 46

4. Memahami praktek utama asuransi harta benda

5. Memahami aspek-aspek utama asuransi gangguan usaha

6. Memahami persepsi risiko, asesmen dan underwriting asuransi harta benda

dan gangguan usaha

2. ASURANSI PRIBADI

1. Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance)

2. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada

asuransi rumahtangga (household insurance)

3. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan perhitungan tarif pada

asuransi pribadi lainnya

4. Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus

5. Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus

6. Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi

SILABUS

I. ASURANSI HARTA BENDA

1. Memahami mengenai risiko kebakaran dan risiko lain terkait dengan harta

benda

1.1. Penyebab yang umum dari kebakaran, termasuk the fire triangle

1.2. Hubungan antara fire inception, propagation hazards and fire load

1.3. Bagaimana penyebaran api melalui conduction, convection and radiation

1.4. Penyebab utama kerugian akibat kebakaran

1.5. Fire hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam industri

1.6. Fire hazard dari bahan-bahan untuk konstruksi bangunan

1.7. Metode perlindungan terhadap bahaya kebakaran

1.8. Metode perlindungan terhadap jaringan komputer

1.9. Metode perlindungan terhadap bahaya petir

1.10. Bahaya ledakan dari zat cair yang mudah terbakar dan gas serta cara

mengurangi risiko tersebut.

1.11. Bahaya ledakan debu serta cara mengurangi risiko tersebut

1.12. Bahaya yang timbul dari badai, banjir, kebocoran pipa, tubrukan, huruhara,

terorisme, gempa bumi dan tanah longsor serta cara mengurangi risiko

tersebut

2. Memahami mengenai risiko pencurian terhadap harta benda

2.1. Sifat dasar risiko pencurian, termasuk area, jenis harta benda dan

pengamanannya

2.2. Pola kerugian akibat pencurian

2.3. Kriteria untuk survey cara pengamanan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 47

2.4. Langkah-langkah pokok dalam pengamanan, seperti : batas pengamanan,

penjagaan, penjagaan jalan masuk dan petugas keamanan, konstruksi pintu

dan jendela, jenis alarm, jenis penyimpanan

2.5. Metode utama dalam pengamanan kendaraan bermotor, uang dan barang

dalam perjalanan

3. Memahami luas jaminan asuransi harta benda

3.1. Jaminan dasar polis asuransi kebakaran

3.2. Ketentuan jaminan terorisme

3.3. Persyaratan, kondisi dan pengecualian polis

3.4. Jaminan asuransi pencurian dan pengecualiannya

3.5. Jaminan asuransi All Risks

3.6. Jenis harta benda yang dapat diasuransikan

4. Memahami praktek utama dari asuransi harta benda

4.1. Klausul yang umum digunakan dalam polis asuransi harta benda

4.2. First loss, blanket and floating insurance

4.3. Penggunaan kondisi average, warranty, excess, franchise dan deductible

4.4. Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis

5. Memahami aspek utama dalam asuransi gangguan usaha

5.1. Kebutuhan akan asuransi gangguan usaha dan fungsi asuransi gangguan

usaha

5.2. Pertimbangan terkait dengan apa yang perlu dan tidak untuk diasuransikan

5.3. Definisi turnover dan gross profit

5.4. Perbedaan definisi gross profit antara akuntan dan penanggung

5.5. Perhitungan harga pertanggungan gross profit

5.6. Perhitungan harga pertanggungan berdasarkan selain gross profit

5.7. Definisi periode indemnity dan maksimum periode indemnity

5.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan maksimum periode indemnity

5.9. Additional contingencies and other extension

5.10. Kondisi polis asuransi gangguan usaha dan klausul yang umumnya

digunakan

5.11. Risiko khusus , okupasi serta perlakuan terhadap outstanding book debts

5.12. Prosedur dan pertimbangan dalam perpanjangan polis

5.13. Perhitungan klaim gross profit dengan menggunakan formula pada polis,

termasuk yang berhubungan dengan klausul terkait - increase cost of

working, saving and underinsurance

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 48

6. Memahami mengenai persepsi risiko, asesmen risiko dan underwriting dari

asuransi harta benda dan gangguan usaha

6.1. Tujuan utama dilakukannya survey risiko

6.2. Penggunaan, isi dan interpretasi dari laporan survey

6.3. Perhitungan Estimated Maximum Loss (EML) dan liability penanggung

6.4. Pertimbangan utama dalam proses underwriting

6.5. Standar profil risiko

6.6. Penggunaan survey ulang dan post-loss survey

6.7. Kriteria risiko yang digunakan dalam underwriting

6.8. Penerapan warranty, excess, deductible dan franchise

6.9. Teori penetapan tarif, termasuk classification, discrimination, and

experiences and interuption basis rate

6.10. Metode perhitungan premi

6.11. Pengaruh EML dan limit akseptasi

6.12. Pengaruh persyaratan dan kapasitas reasuransi terhadap underwriting

asuransi harta benda dan gangguan usaha

II. PENGANTAR ASURANSI PERSONAL

1. Memahami praktek pasar asuransi rumah tangga (household insurance)

1.1. Jaminan dasar yang tersedia

1.2. Faktor-faktor penilaian risiko

1.3. Kegunaan laporan survey

1.4. Kesepakatan kontrak Asuransi Rumah Tangga

1.5. Isi dokumen polis

1.6. Pemakaian endorsements, kondisi polis dan pengecualian

1.7. Proses perubahan dan perpanjangan polis Asuransi Rumah Tangga

2. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada

asuransi rumah tangga (household insurance)

2.1. Luas jaminan polis asuransi rumah tangga, termasuk perluasan accidental

damage

2.2. Pengertian subsidence and associated underwriting issues

2.3. Jenis-jenis emergency assistance services yang tersedia

2.4. Index-linking dari harga pertanggungan

2.5. Faktor-faktor dan metode dalam menetapkan tarip premi

2.6. Perbedaan antara risiko standar dan risiko non-standar

2.7. Perlakuan terhadap risiko non-standar

2.8. Limit dalam polis untuk isi barang

2.9. Luas jaminan dan pengecualian polis untuk barang pribadi

2.10. Faktor-faktor dalam menetapkan tarip premi

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 49

2.11. Pertimbangan khusus - inflation protection, pair and set clauses

2.12. Perluasan jaminan – money and credit card, etc.

2.13. Biaya-biaya hukum

3. Memahami luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi pada

asuransi pribadi lainnya

3.1. Domestic animals

3.2. Caravans

3.3. Boat and small craft

3.4. Travel

3.5. Payment protection insurance (PPI)

3.6. Extended warranty

3.7. Special risks – homeworking, holiday home, etc.

3.8. Personal accident

4. Memahami prosedur utama klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus

hukum

4.1. Kewajiban masing-masing pihak atas suatu klaim

4.2. Dasar perhitungan penyelesaian klaim

4.3. Proses yang terdapat dalam melakukan klaim termasuk progres dan

investigasinya

4.4. Menentukan penyebab kerugian

4.5. Batasan-batasan polis

4.6. Prosedur klaim untuk tanggung gugat dan kecelakaan diri

5. Memahami penyelesaian klaim asuransi pribadi, termasuk contoh kasus

hukum

5.1. Cara penyelesaian klaim secara indemnity dan new for old

5.2. Prinsip kontribusi dan subrogasi dalam klaim asuransi pribadi

5.3. Beberapa cara penyelesaian sengketa klaim

6. Memahami aspek-aspek utama lingkungan/kondisi bisnis asuransi pribadi

6.1. Pemakaian dan manfaat distribution channel dalam asuransi pribadi

6.2. Pemakaian dan manfaat teknologi sistem informasi

6.3. Pertimbangan etik dan politik yang terkait dengan asuransi pribadi

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

1. Study text P93 : Commercial Property and Business Interuption Insurances –

The Chartered Insurance Institute

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 50

2. Study text P86 : Personal Insurances – The Chartered Insurance Institute

3. Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI)

4. Polis Property All Risks, MunichRe Wording

5. Polis Standar Asuransi Kecelakaan Diri Indonesia (PSAKDI)

6. Polis Asuransi Gempa Bumi Indonesia : Klausula Tambahan Standar AAUI

Bacaan Tambahan :

1. Undang-undang No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

2. Undang-undang No.2 Than 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya

3. Peraturan Menteri Keuangan – PMK No.74 tahun 2007 dan peraturan terkait

lainnya

4. Jurnal AAMAI

5. KUHD

6. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang

berhubungan dengan Pengantar Asuransi Pribadi.

Catatan :

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain serta penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 51

106 : ASURANSI PENGANGKUTAN

SASARAN

Setelah mengikuti ujian ini, kandidat diharapkan telah memiliki pemahaman yang baik

mengenai :

1. Ruang lingkup bisnis dan hukum mengenai risiko pengangkutan

2. Luas jaminan dari asuransi pengangkutan barang

3. Underwriting dan prosedur klaim dari asuransi pengangkutan barang

SILABUS

1. Mengetahui ruang-lingkup bisnis (business environment) dari risiko barang

dalam pengangkutan

1.1. Bisnis impor ekspor dunia secara ringkas

1.2. Negara-negara perdagangan utama dan rute perdagangan

1.3. Jenis-jenis barang yang diangkut, pertanian, mineral, pupuk, liner cargo

termasuk referigerated goods, kendaraan bermotor dan mesin, white Goods

negara asal dan tujuan

1.4. Item-item utama dalam perdagangan yang digunakan dalam jual beli barang

2. Memahami ruang-lingkup hukum (legal environment) dari risiko barang

dalam pengangkutan

2.1. Ruang-lingkup hukum (Legal environment)

2.1.1. Marine Insurance Act 1906- elemen-elemen kunci yang relevan

dengan risiko-risiko barang dalam pengangkutan

2.2. Hukum-pengangkutan barang di lautan

2.2.1. Hague-Visby Rules dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang

dalam pengangkutan

2.2.2. Carriage of Goods by sea Act-1971- ketentuan-ketentuan utama dan

pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan

2.2.3. Hamburg-Rules-main rules – dan pengaruhnya terhadap risiko-

risiko barang dalam pengangkutan

2.2.4. US Carriage of Goods by Sea Act 1936 – ketentuan ketentuan utama

dan pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan

2.3. Hukum- Pengangkutan barang-barang melalui darat dan Kereta Api (Rail)

2.3.1. Convention Internationale Concernant le transport des

Merchanidises par Route (CMR) – elemen-elemen utama dan

pengaruhnya terhadap risiko-risiko transit

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 52

2.3.2. Conventionan Internationale Concernent le Transport des

Merchindises par chemins de fer (CIM) – Elemen –elemen utama

dan pengaruhnya terhadap risiko risiko transit

2.3.3. Multimodal codes- fungsi dan prinsip-prinsip utama

2.3.4. Tanggungjawab kontraktual dari barang-barang dalam

pengangkutan

3. Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari asuransi barang

dalam pengangkutan

3.1. Jaminan Utama

3.1.1. Struktur dan isi polis

3.1.2. Jaminan yang diberikan oleh masing-masing dibawah ini

Institute Cargo Clause (A) (B) dan (C)

Institute Trade Clauses

Institute Coantianer Clauses

Institute War Clauses (Cargo)

Institute Strikes Clauses (Cargo)

Institute Cargo Clauses (Air)

3.1.3. Kecocokan klausul-klausul diatas dalam keadaan yang berbeda-

beda dan aplikasinya dalam situasi praktis

3.2. Jenis jaminan lainnya

3.2.1. Klausul-klausul yang biasa digunakan di pasar Institute

Classification Clause,Institute Replacement Clause, Removel of

Debris, Terrorism Exclusions Isi dan aplikasinya

3.2.2. Basis of valuation clause isi dan aplikasinya

3.2.3. Jaminan untuk war,strikes, and terrorism

3.2.4. Pengaruh gangguan usaha dan jaminan cargo lainnya

3.2.5. Charterparties dan cakupannya

4. Memahami luas jaminan dan praktek-praktek pasar dari tanggungjawab

hukum haulage contractor

4.1. Sifat pokok jaminan tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan

konstruksi & isi polis

4.2. Praktek rating dari tanggungjawab hukum haulage contractor termasuk

adjusment premi

4.3. Pentingnya custody and control pada aplikasi dari jaminan.

4.4. Risiko dari mis-delivery dan aplikasi jaminan dalam situasi ini.

4.5. Batasan mengenai tanggungjawab hukum dari haulage contractors

4.6. Hubungan antara tanggungjawab hukum dari haulage contractor dan

tanggungjawab hukum dari freight forwarders, warehouses dan ports for

goods in transit

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 53

5. Memahami persepsi, evaluasi dan underwriting risiko-risiko barang dalam

pengangkutan dan barang-barang dalam transit

5.1. Persepsi dan evaluasi risiko

5.1.1. Berbagai profil risiko cargo and goods in transit yang berbeda-

beda

5.1.2. Evaluasi kunci lain karakteristik risiko geografis dan aspek phisik

dari risiko operasi di berbagai negara dan rute

5.1.3. Prinsip-prinsip utama dan aplikasi dari bill of lading dan waybills

5.1.4. Pencegahan kerugian metode yang digunakan dan pentingnya

5.2. Underwriting

5.2.1. Pendekatan khusus rate premi termasuk adjustment premi

5.2.2. Akumulasi risiko, bagaimana risiko berakumulasi dalam praktek dan

pentingnya pengawasan akumulasi risiko

6. Memahami pertimbangan-pertimbangan dan prosedur-prosedur klaim

asuransi barang dalam pengangkutan dan barang dalam transit

6.1. Klaim cargo

6.1.1. Prosedur-prosedur notifikasi klaim

6.1.2. Peran dari surveyor, lawyer, courts, dan average adjusters

6.1.3. Penggunaan dari laporan-laporan survei cargo dan dokumen

pendukung klaim lainnya

6.1.4. Aplikasi dari Institute Cargo Clause (A), (B) dan (C) dan klausul

the “Both to blame Collison” dalam skenario klaim tertentu

6.1.5. Practical adjustment untuk klaim partial, actual and constructive

total loss dari cargo

6.1.6. Penyelesaian klaim untuk particular charges, salvage charges, sue

dan labour expenses and extra charges

6.2. Klaim goods in transit

6.2.1. Ukuran ganti rugi termasuk polis polis valued dan unvalued

6.2.2. Practical adjustment untuk klaim partial and total loss.

7. Memahami Undang-Undang RI No 17 tahun 2008 tentang pelayaran

8. Memahami Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku Kedua

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

Study text P.90 : Cargo And Goods In Transit – The Chartered Insurance Institute

Bacaan tambahan :

1. Undang Undang RI No. 17 thn 2008 tentang pelayaran

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 54

2. KUHD Buku Kedua

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 55

107 : PRAKTEK UNDERWRITING

SASARAN

Setelah membaca buku ini, kandidat harus dapat menunjukkan pemahaman :

1. Bisnis, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting;

2. Hal-hal yang mempengaruhi strategi underwriting

3. Prinsip dan praktek penetapan harga risiko

PERSYARATAN PENGETAHUAN

Kandidat dipersyaratkan telah memperoleh pengetahuan prinsip-prinsip dasar asuransi

dari buku IF1 - Insurance, legal and regulatory atau ujian yang ekuivalen dengannya.

RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Memahami aspek utama peraturan dan hukum yang berkaitan dengan

underwriting

2. Mengetahui hal-hal utama yang berpengaruh terhadap underwriting

3. Memahami kebijakan dan praktek underwriting

4. Memahami teknik statistik utama untuk mengukur risiko dan hubungannya serta

penerapannya pada asuransi

5. Memahami peran dan pentingnya reasuransi

6. Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko

SILABUS

1. Memahami aspek utama peraturan dan hukum underwriting

1.1. Implikasi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan atas fungsi underwriting

1.2. Hubungan antara underwriting dan ketentuan modal dan kesehatan

perusahaan

1.3. Implikasi penutupan risiko internasional

1.4. Implikasi pendelegasian otoritas

1.5. Inisiatif untuk memperoleh kepastian kontrak

2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi underwriting

2.1. Strategi underwriting perusahaan

2.1.1. Tipe-tipe strategi underwriting

2.2. Pengaruh terhadap strategi underwriting

2.2.1. Kompetisi atas investasi modal dan return on capital

2.2.2. Tekanan antara pertumbuhan pangsa pasar dan keuntungan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 56

2.2.3. Operasional siklus underwriting tradisional

2.2.4. Dampak legislasi dan litigasi – terorisme, mesothelioma,

contaminated land, Motor Insurers Bureau

2.2.5. Dampak peristiwa dan trend besar – cuaca, terosrisme, pandemic

dan emerging risks

2.2.6. Strategi pemasaran – penggunaan merek, saluran distribusi dan

komisi

3. Memahami kebijakan dan praktek underwriting

3.1. Pentingnya hazard moral dan fisik dalam membuat kebijakan underwriting

3.2. Kriteria jaminan, syarat, ketentuan dan pembatasan polis

3.3. Sebagai penghubung antara fungsi underwriting dan klaim, terutama

pencadangan

3.4. Menetapkan klasifikasi dan kategorisasi risiko

3.5. Menetapkan kriteria underwriting dan perbaikan risiko

3.6. Mempertimbangkan eksposur risiko dan peristiwa tunggal –

menyeimbangkan account

3.7. Pemakaian binding authorities dan line slips

3.8. Inisiatif melawan kecurangan

4. Memahami teknik statistik untuk mengukur risiko dan hubungan dan

penerapannya terhadap asuransi

4.1. Prinsip

4.1.1. Mengukur central tendency

4.1.2. Prinsip dasar probabilitas

4.1.3. Hukum bilangan besar dan ukuran sampel

4.1.4. Hubungan antara frekuensi dan keparahan (severity)

4.1.5. Arti korelasi dan regresi

4.2. Penerapan kepada asuransi

4.2.1. Penerapan teknik statistik terhadap data klaim

4.2.2. Kemampuan untuk mengelola dan menganalisis sampel risiko

homogeny dalam jumlah besar dan dampaknya terhadap penetapan

harga portofolio risiko motor dan personal

4.2.3. Pemakaian pengetahuan statistik saat ini untuk memprediksi kinerja

masa depan

4.2.4. Kesulitan mengatisipasi perisitiwa yang jarang dan rumit

5. Memahami peran dan pentingnya reasuransi

5.1. Tipe-tipe utama reasuransi

5.2. Pendekatan dalam program reasuransi

5.3. Agregasi peristiwa dan risiko dan penggunaan catastrophe modeling

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 57

5.4. Siklus harga reasuransi dan dampaknya terhadap kebijakan akseptasi

underwriting dan menetapkan harga risiko

5.5. Persyaratan reasuransi atas informasi kualitas dan implikasi harga terhadap

data yang lebih berkualitas

6. Memahami prinsip dan praktek penetapan harga risiko

6.1. Tiga elemen utama premi

6.2. Burning cost basis dan metode alternative prospektif dalam analisis risiko

6.3. Data klaim – penafsiran dan pemanfaatannya dalam menetapkan harga

6.4. Pentingnya IBNR (incurred but not reported claims)

6.5. Analisis pesaing – penggunaanya dan pentingnya

6.6. Data risiko lain – misalnya, peta sungai yg terendam banjir

6.7. Pentingnya fungsi underwriting kami hubung denganfungsi klaim terkait

trend dalam pelaporan dan pencadangan

6.8. Peran dan pentingnya aktuaris dan menetapkan harga asuransi.

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

Study text P 80 : Underwriting Practice – The Chartered Insurance Institute

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 58

108 : PRAKTEK KLAIM

SASARAN

Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang:

1. Aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi

2. Bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis dan cara

mengumpulkan informasi

3. Cara menentukan ganti rugi atau kewajiban.

4. Bagaimana menegosiasikan dan menyelesaikan klaim yang efektif

PENGETAHUAN DASAR

Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi

sebagaimana tercakup dalam 101 - Praktek Asuransi dan 102 - Hukum Asuransi.

RINGKASAN

1. Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim

asuransi

2. Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis

3. Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim

4. Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau kewajiban

5. Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif

SILABUS

1. Mengetahui aspek-aspek kunci dari lingkup peraturan klaim asuransi UU No.

2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya

2. Memahami bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis

2.1. Penerapan Kondisi Polis

2.1.1. Ketentuan pemberitahuan klaim pada polis yang berbasiskan Claims

Made dan Losses Occurring, dan penerapannya dalam praktek.

2.2. Penerapan prinsip-prinsip

2.2.1. Insurable interest (kepentingan keuangan yang dapat diasuransikan),

pembentukan kontrak, Utmost goodfaith (itikad yang sangat

baik), duty of disclosure (kewajiban mengungkapkan),

misrepresentation (pemberian keterangan yang tidak benar), waiver

(pengabaian), estoppel,indemnity (ganti rugi), proximate cause

(penyebab langsung)

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 59

2.2.2. Warranties (jaminan), Conditions (kondisi), pengecualian, dampak

penipuan (fraud) atas legalitas klaim

3. Memahami pentingnya dan penggunaan informasi klaim

3.1. Informasi dari tertanggung dan penggunaannya

3.1.1. Informasi yang relevan dengan kontrak asuransi termasuk form

aplikasi dan informasi underwriting lainnya

3.1.2. Kewajiban Tertanggung untuk memberikan informasi

3.1.3. Peran broker / perantara

3.2. Opini hukum dan penggunaannya

3.2.1. Perbedaan antara peran Pengacara Pembelaan dan Pengacara

Lingkup Pertanggungan, pentingnya penugasan dan menjaga

pengendalian

3.3. Pendapat pakar dan penggunaannya

3.3.1. Jenis pakar untuk klaim pihak pertama dan ketiga serta penugasan

yang efektif bagi para ahli

3.3.2. Manfaat penggunaan pakar/ahli

3.4. Tambahan informasi dan penggunaannya

3.4.1. Polisi, pemadam kebakaran, keterangan saksi, laporan cuaca,

laporan banjir, sumber informasi pasar tentang deteksi penipuan,

informasi dari bagian underwriting dan personil yang menangani

Tertanggung

4. Memahami cara melakukan investigasi dan menentukan ganti rugi atau

kewajiban

4.1. Penerapan limit-limit polis

4.1.1. Penerapan excess, risiko sendiri (deductible), batas penggantian

(limit of indemnity) dan reinstatement (pemulihan kembali),

aggregates (penjumlahan total)

4.2. Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak pertama

4.2.1. penerapan subrogasi, kontribusi, salvage (barang sisa) dan recovery

(perolehan kembali)

4.2.2. Penerapan average terhadap skenario klaim tertentu

4.3. Menentukan nilai klaim untuk asuransi pihak ketiga

4.3.1. Sifat tanggung jawab - tanggung jawab perdata penuh, perdata

vs. pidana, kontrak vs. kelalaian, limitation and defences (batasan

dan pembelaan), contributory negleigence (kelalaian bersama)

5. Memahami negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif

5.1. Penyelesaian klaim

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 60

5.1.1. menelaah informasi yang dikumpulkan dan mempelajarinya dalam

kaitan dengan pertimbangan luas jaminan polis, melanjutkan untuk

menilai jumlah kerugian dan menyelesaikan klaim

5.1.2. Pengaturan cadangan klaim yang memadai

5.1.3. Penolakan jaminan, persyaratan peraturan dan bagaimana

perselisihan polis akan berlanjut jika penolakan tidak diterima

5.1.4. Berbagai tuntutan yang berbeda dalam penanganan klaim pihak

pertama dan ketiga

5.1.5. Dampak dari kewajiban regulasi, komunikasi dengan tertanggung,

negosiasi, penyelesaian, dan pembayaran klaim ;rentang

waktu untuk pembayaran ; potensi denda karena melanggar

ketentuan

5.1.6. Prosedur internal - peran bagian klaim dan personilnya dalam

perusahaan, pentingnya standard pelayanan, penggunaan masukan

dari bagian yang menangani/ berhubungan dengan tertanggung dan

bagian underwriting, pentingnya partisipasi penuh perusahaan dalam

proses negosiasi dan penyelesaian

5.1.7. Pentingnya memastikan untuk memperoleh pambayaran/perolehan

kembali dari reasuradur.

5.1.8. Proses litigasi, penggunaan Alternative Dispute Resolution

(Alternatif Resolusi Penyelesaian Sengketa) , penyelesaian

yang terstruktur/bertahap

5.2. Isu-isu klaim

5.2.1. Deteksi Penipuan - indikator klaim palsu

5.2.2. Proses penanganan keluhan

KEPUSTAKAAN :

Bacaan utama :

Study text P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute

Bacaan tambahan :

1. Undang-Undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan

Pelaksanaannya

2. Insurance Claims Handling Process (IF4 – Buku CII)

3. (KUHD/KUHPER/Buku atau diktat yg diterbitkan lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia yg berhubungan dengan klaim asuransi)

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 61

401 : MANAJEMEN PERUSAHAAN ASURANSI

SASARAN

Setelah mempelajari subject ini kandidat sudah harus dapat melakukan evaluasi semua

konsep yang berhubungan dengan manajemen dalam bisnis asuransi antara lain :

1. Ketentuan kecukupan modal dan kemampuan kekayaan dan pengaruhnya terhadap

bisnis asuransi

2. Struktur organisasi dan manajemen.

3. Konsep keuangan pada perusahaan asuransi.

4. Proses Perencanaan dan Pengawasan dan perusahaan asuransi.

5. Ketentuan Pemerintah atas manajemen investasi dan undang-undang

perasuransian.

6. Berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi

SILABUS

1. Pengertian kebutuhan terhadap modal dan pengaruhnya atas perusahaan

1.1. Kebutuhan terhadap modal

1.2. Contoh-contoh kepemilikan dan penerapannya dalam asuransi

1.3. Sumber-sumber modal

1.4. Sifat holding companies, groups, subsidiary companies, associate

companies, joint venture.

2. Pengertian struktur manajemen perusahaan asuransi

2.1. Peranan dewan pengurus

2.2. Peranan posisi manajemen kunci dalam perusahaan asuransi

2.3. Corporate governance (sistem pengaturan dan pengawasan perusahaan)

2.4. Manajemen risiko perusahaan, tanggung jawab dan pendekatan

2.5. Contoh pemangku kepentingan (stakeholder) dan pengaruhnya terhadap

perusahaan asuransi

3. Pengertian aspek organisasi dalam perusahaan asuransi

3.1. Prinsip-prinsip organisasi

3.2. Sentralisasi dan desentralisasi

3.3. Tujuan dan tantangan outsourcing , manajement efektif dari service level

agreements

4. Evaluasi dan pelaksanaan konsep keuangan perusahaan dalam asuransi

4.1. Peranan fungsi keuangan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 62

4.2. Prinsip-prinsip laporan keuangan

4.3. Standar akuntansi internasional

4.4. Analisa rasio keuangan

4.5. Analisa cashflow

4.6. Penafsiran akuntansi asuransi

4.7. Keuangan dan perencanaan pajak

4.8. Investasi / rancangan penilaian

4.9. Meningkatkan modal

4.10. Perolehan dan penyelesaian bisnis

4.11. Pengelolaan pinjaman

4.12. Pengelolaan likuiditas

5. Evaluasi dan pelaksanaan proses perencanaan dalam asuransi

5.1. Tingkatan perencanaan perusahaan dan bisnis

5.2. Strategi dan pengoperasian perencanaan

5.3. dasar proses peencanaan – PEST/PESTLE, SWOT, objective setting, gap

analysis, option development,option selection, implementation, monitoring

6. Evaluasi dan pelaksanaan proses kontrol dalam asuransi

6.1. Proses anggaran

6.2. Pengukuran kemampuan non keuangan

6.3. Penetapan penilaian dan benchmarking

6.4. Internal audit

7. Pengertian peranan manajemen investasi dalam perusahaan asuransi

7.1. Pasar Uang

7.2. Sasaran investasi

7.3. Jenis-jenis utama investasi

7.4. Pilihan-pilihan dan strategi investasi

7.5. Pengelolaan/manajemen harta dan kewajiban

8. Pengertian dari peranan dan dampak regulasi perasuransian

8.1. Tujuan regulasi dan kegunaannya dalam asuransi

8.2. International convergence (konferensi internasional): Basel II, IAIS, EU

8.3. Perbedaan antara kehati-hatian dengan kepatuhan terhadap regulasi bisnis

8.4. Ringkasan dan prakarsa terbaru dari buku pedoman FSA

8.5. Dampak sistem dan control (SYSC), dan fungsi kontrol (SUP) dalam

asuransi

8.6. Dampak dari undang-undang proteksi data dan ketentuan anti pencucian

uang

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 63

9. Evaluasi atas maksud dan akibat dari ketentuan kelayakan dan kecukupan

modal perusahaan asuransi

9.1. Faham kelompok FSA atas kelayakan modal

9.2. EU Solvency II Directive

9.3. Teknik pengelolaan modal

9.4. Contoh laporan keuangan

9.5. Tingkat penilaian agensi

10. Pengertian atas tantangan yang dihadapi manajemen perusahaan asuransi

saat ini dan masa yang akan datang

10.1. Teknologi informasi

10.2. Manajemen data

10.3. Perubahan manajemen

10.4. Menyingkirkan masalah

10.5. Kode etik dan pelayanan nasabah secara fair

KEPUSTAKAAN :

Bacaan utama :

Study text 990 : Insurance Corporate Management – The Chartered Insurance

Institute

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 64

402 : MANAJEMEN UNDERWRITING

SASARAN

Untuk meningkatkan pemahaman atas kebutuhan dalam mengelola eksposur risiko

secara keseluruhan dan menetapkan harga yang wajar untuk memastikan hasil yang

memadai. Mata Ujian ini akan bermanfaat bagi mereka yang telah berpengalaman

dalam underwriting atau ingin untuk menjadi senior underwriter atau posisi

manajemen.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi

merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan

sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan

sebagaimana tercakup dalam IF1-Insurance, Legal and Regulatory dan P80 -

Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di

Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta UU OJK No.

21/2011.

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi

underwriting.

2. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting.

3. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dan praktek

underwriting yang tepat .

4. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penerapan harga dan metode harga yang

wajar.

5. Memahami dan menerapkan reasuransi.

6. Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting.

7. Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat.

8. Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan pengendalian yang tepat.

SILABUS

1. Memahami dan menerapkan regulasi kunci dan undang-undang untuk fungsi

underwriting.

1.1. Prinsip-prinsip regulasi.

1.2. Hubungan antara fungsi underwriting dan persyaratan modal dan solvabilitas

(termasuk Solvabilitas II).

1.3. Isu-isu hukum dan legislasi yang mempengaruhi fungsi underwriting.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 65

1.4. Isu-isu dan implikasi bagi underwritier dalam meng-underwrite bisnis

internasional (termasuk prizinan lintas batas).

2. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi strategi underwriting.

2.1. Hubungan antara strategi underwriting dan strategi korporasi perusahaan.

2.2. Unsur-unsur pokok strategi underwriting.

2.3. Pentingnya saluran distribusi dan dampaknya terhadap fungsi underwriting.

2.4. Implikasi penggunaan binding authorities dan line slip.

2.5. Kontribusi dari penelitian termasuk reaserch aktuaria untuk kebijakan

underwriting, segmentasi pelanggan, pertanggungan yang akan diberikan,

permintaan produk, dan posisi persaingan.

2.6. Dampak kemampuan sumber daya terhadap underwriting dalam kaitan

dengan keahlian dan sistem.

2.7. Faktor-faktor, termasuk biaya yang harus diperhitungkan ketika masuk dan

keluar dari pasar atau kelas bisnis tertentu.

2.8. Pentingnya kebijakan dan praktek pencadangan klaim dan implikasinya

terhadap polis individu dan manajemen portofolio underwriting.

2.9. Dampak dari product mix terhadap manajemen prtfolio.

2.10. Alokasi kapasitas yang sesuai dengan strategi underwriting, termasuk

strategi reasuransi.

3. Memahami, menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dan praktek

underwriting.

3.1. Memahami pertimbangan yang harus diperhitungkan dalam menetapkan

kriteria persyaratan polis, penggunaan excess, deductible, tambahan premi

dan insentif, first loss dan scheme management.

3.2. Kendala internal dan eksternal, termasuk kondisi pasar yang berlaku atas apa

yang dijamin, batas pertanggungan, posisi pasar, pertumbuhan bisnis

baru dan retensi.

3.3. Pentingnya dan penggunaan proses perencanaan dalam underwriting.

3.4. Pentingnya hubungan dengan bagian lain dari bisnis.

3.5. Pentingnya kriteria informasi, akseptasi, evaluasi dan pengendalian risiko.

4. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan harga dan menerapkan

metode penetapan harga yang wajar.

4.1. Sumber, ketersediaan dan sifat data yang diperlukan dan diinginkan untuk

menentukan harga.

4.2. Data internal dan eksternal.

4.3. Berbagai metode statistik dan bagaimana penggunaanya dalam penetapan

harga risiko.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 66

4.4. Pengaruh hal-hal berikut terhadap harga: biaya, inflasi, pengembalian

modal, model penentuan nilai aset, pendapatan investasi, pajak, remunerasi

perantara, pungutan, dan profitabilitas yang direncanakan.

4.5. Siklus investasi, cara kerja dan implikasinya terhadap underwriting.

4.6. Interpretasi dan penggunaan informasi klaim dalam kaitannya dengan

penetapan harga, pengaturan cadangan, persyaratan peraturan yang berlaku.

4.7. Siklus underwriting, cara kerja dan implikasinya terhadap penjamin emisi.

5. Memahami dan menerapkan reasuransi.

5.1. Perbedaan antara reasuransi outward dan inward.

5.2. Jenis reasuransi yang tersedia dan pemilihan program reasuransi.

Sebagai contoh: program reasuransi, termasuk fakultatif atau treaty,

proporsional atau non-proporsional.

5.3. Pengelolaan program reasuransi - komite security, pemilihan reasuradur,

commutation dan profil risiko.

6. Memahami manajemen dan evaluasi eksposur dalam portofolio underwriting.

6.1. Agregat dan pengukuran risiko single risk, single event dan catastrophe

modelling.

6.2. Risiko-risiko yang baru muncul(emerging risks) dan kerugian sistemik.

6.3. Berbagai cara pengelolaan eksposur dan pemanfaatan kapasitas.

7. Memahami dan menerapkan pengendalian operasional yang tepat.

7.1. Manajemen SDM termasuk manajemen kinerja, pelatihan dan

pengembangan.

7.1.1. Mengidentifikasi persyaratan keahlian, indikator kinerja utama dan

pengembangan profesional berkelanjutan bagi karyawan.

7.2. Penggunaan batas wewenang sebagai kontrol operasional underwriting.

7.3. Penggunaan audit, termasuk peer review, audit internal dan eksternal.

7.3.1. Pendekatan dan pentingnya audit pelaksanaan dan pengoperasian

kebijakan underwriting.

8. Memahami dan mampu menerapkan metode pemantauan dan pengendalian

yang tepat .

8.1. Alasan untuk pemantauan.

8.2. Identifikasi yang harus dipantau (termasuk indikator kinerja utama).

8.3. Teknik pemantauan hasil underwriting .

8.4. Bagaimana informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat digunakan

(termasuk forecasting performance dan perencanaan kerja).

8.5. Pengaruh pemantauan dan forecasting terhadap strategi underwriting.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 67

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama:

1. Study Text 960 : Advanced Underwriting – The Chartered Insurance Institute

2. UU No.2/1992 beserta PP, KMK, PMK dan UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan (OJK)

Bacaan Tambahan:

1. Actuarial Practice of General Insurance, DG Hart, RA Buchanan, BA How, 7th

ed. Sydney Institute of Actuaries of Australia, 2007.

2. Dictionary of Insurance, C Bennet. 2nd ed. London: Person Education, 2004.

Available on line at www.knowledge.cii.co.uk/resource/dictionary-insurance.

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 68

403 : R E A S U R A N S I

SASARAN

Pada akhir dari buku ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman tentang:

1. Berbagai jenis reasuransi, Fakultatif, Treaty proporsional dan non-proporsional;

2. Pasar global untuk reasuransi dan praktek pokok dalam pasar reasuransi;

3. Aspek – aspek utama dari Reasuransi properti, aneka, pengangkutan dan

penerbangan.

DIASUMSIKAN PENGETAHUAN

Hal ini diasumsikan bahwa kandidat sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-

prinsip dasar asuransi sebagai tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory,

dan P05 – Insurance Law, atau yang setara.

RINGKASAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Mengetahui tujuan untuk bereasuransi.

2. Memahami isu-isu dasar dari reasuransi.

3. Memahami dasar-dasar dan pengoperasian reasuransi fakultatif.

4. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi proporsional.

5. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi non

proporsional.

6. Memahami desain program reasuransi, praktik pokok pasar dan masalah hukum.

7. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi global.

8. Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi.

9. Memahami aspek-aspek utama dari reasuransi properti, aneka, pengakutan dan

penerbangan.

SILABUS

1. Mengetahui tujuan dan pihak - pihak reasuransi

1.1 Tujuan dari reasuransi – penyebaran risiko, kapasitas, keamanan keuangan,

manajemen modal;

1.2 Bedanya pembeli dan penyedia reasuransi;

1.3 Hubungan kontraktual antara para pihak;

1.4 Peran retrocedant dan retrocessionaire;

1.5 Peran broker / pialang dalam proses reasuransi.

2. Memahami isu-isu mendasar dari reasuransi

2.1 Metode reasuransi utama - penggunaannya, keuntungan dan kerugian;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 69

2.2 Definisi pendapatan premi yang digunakan dan bagaimana ini disesuaikan;

2.3 klausul umum dan cara kerjanya - pembatalan, arbitrase;

2.4 Retrosesi - bagaimana berbagai metode reasuransi yang digunakan dalam

retrosesi;

2.5 Produk transfer risiko alternatif - kelebihan dan kekurangannya

dibandingkan dengan reasuransi konvensional.

3. Memahami bentuk-bentuk dan operasi reasuransi fakultatif

3.1 Bentuk - bentuk utama dan operasi dari metode yang berbeda dalam

reasuransi fakultatif;

3.2 Premi yang berbeda dan perhitungan klaim untuk proporsional dan

reasuransi excess of loss.

4. Memahami bentuk-bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi

proporsional

4.1 Bentuk utama dan operasi dari perjanjian proporsional sebagai berikut:

4.1.1. Quota share

4.1.2. Surplus

4.1.3. Fakultatif Obligatory;

4.2 Alternatif dasar-dasar penutupan, termasuk tahun underwriting portofolio

transfer portofolio (clean cut);

4.3 Komisi ceding - flat rate dan sliding scale;

4.4 Komisi keuntungan - tidak ada kerugian yang dibawa, kerugian yang

dibawa, berdasarkan rata-rata;

4.5 Penggunaan cadangan premium dan cadangan klaim;

4.6 Penggunaan dari sesi dan batas limit dalam perjanjian proporsional;

4.7 Penggunaan klausul partisipasi kerugian dalam perjanjian proporsional.

5. Memahami bentuk - bentuk dan operasi dari perjanjian reasuransi non

proportional.

5.1 Bentuk-bentuk utama dan operasi perjanjian non-proporsional berikut,

termasuk perhitungan premium dan klaim:

5.1.1. Excess of loss

5.1.2. Stop loss

5.1.3. Aggregate excess of loss;

5.2 Dasar penutupan – risk attaching, losses occurring, claims mode/ loss

discovered.

5.3 Penggunaan risk excess, termasuk working cover dan aplikasi untuk setiap

risiko;

5.4 Penggunaan catastrophe excess of loss, termasuk aplikasi untuk setiap

peristiwa;

5.5 Perbedaan antara risk excess dan catastrophe excess;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 70

5.6 Event limit dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional;

5,7 Reinstatements dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional.

6. Memahami desain program reasuransi, praktik pada pasar dan masalah

hukum

6.1 Desain, seleksi dan penempatan reasuransi

6.1.1. Proses merancang program reasuransi untuk berbagai kelas,

termasuk program-program lebih dari satu kelas.

6.1.2. Kombinasi perjanjian proporsional dan non-proporsional termasuk

retensi gross line surplus oleh risk excess of loss;

6.1.3. Pertimbangan seleksi - statistik portofolio, perbandingan penutupan,

alokasi kerugian;

6.1.4. Bahan informasi yang penting dalam proses penempatan dan

pentingnya reciprocal;

6.1.5. Dampak potensial penempatan secara elektronik di pasar reasuransi.

6.2. Masalah hukum

6.2.1. Pembentukan kontrak reasuransi;

6.2.2. Penafsiran dokumen – dokumen kontrak - isu-isu pokok dan hukum

reasuransi;

6.2.3. Pentingnya pemilihan hukum, yurisdiksi dan forum.

6.3. Kontrak wording

6.3.1. Bentuk utama dari fakultatif dan treaty wording;

6.3.2. Kunci klausul pokok yang dalam proporsional dan non-proporsional

wording;

6.3.3. Pentingnya pengecualian dalam treaty - baik pasar secara umum dan

specific.

7. Memahami aspek-aspek utama dari pasar reasuransi dunia

7.1 Bentuk utama dari pasar global utama - London, pasar Eropa lainnya,

Amerika Utara, Bermuda, Asia, Timur Tengah dan pasar lainnya utama;

7.2 Karakteristik pasar – captive tawanan, pasar retrocessi, pasar modal, pasar

terorisme;

7.3 Karakteristik hard market dan soft market - siklus pasar;

7.4 Keamanan dari reasuransi - peran lembaga pemeringkat.

8. Memahami metode akuntansi untuk berbagai jenis reasuransi

8.1 Fakultatif dan reasuransi proporsional

8.1.1. Metode akuntansi, termasuk perhitungan komisi, komisi

keuntungan, release cadangan;

8.1.2. Metode umum perhitungan premi yang diterima dan diterima di

muka.

8.2 Non - reasuransi proporsional

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 71

8.2.1. Metode akuntansi, termasuk deposit atau premi minimum dan

deposito, premi penyesuaian, pemilihan kembali premi;

8.2.2. Pertimbangan keuangan - deposito cadangan, pembayaran bunga

dan alternatif untuk cash deposit;

8.3 Umum

8.3.1 Cara kerja diskon dan potongan, termasuk pajak dan broker.

9. Memahami aspek-aspek utama dari Reasuransi properti, aneka,

pengangkutan dan penerbangan

9.1. Properti

9.1.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating;

9.1.2 Metode reasuransi yang berbeda yang diterapkan untuk reasuransi

properti;

9.1.3 Persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk reasuransi

properti – Hours clausa, kerugian maksimum yang diperkirakan,

akumulasi, definisi loss event, sesi penyerahan, pembatasan event.

9.2. Kecelakaan

9.2.1 Karakteristik underwriting pokok, termasuk prinsip-prinsip

penerapan tarip, bentuk – bentuk long tail business, IBNR, claim

inflasi, risiko penyakit akibat kerja, liability indemnity, profesional,

Amerika Utara eksposur;

9.2.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi

casualty;

9.2.3 Utama persyaratan dan ketentuan khusus untuk reasuransi casualty -

klausul – klausul di motor, liability, profesional indemnity,

kompensasi pekerja, kredit perdagangan dan risiko politik, definisi

dari loss event dalam cover excess of loss casualty

9.3. Pengangkutan

9.3.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating

dan perlakuan risiko perang;

9.3.2 Metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk reasuransi

pengangkutan ;

9.3.3 Bentuk persyaratan dan ketentuan utama yang khusus untuk

reasuransi marine/pengangkutan – MAREXEL (Marine X/L) dan

klausul tambahan untuk MAREXEL (Marine X/L), akumulasi pada

kepentingan; perang dan pemogokan, persyaratan dan ketentuan

khusus untuk rangka kapal, kargo dan energi.

9.4. Penerbangan

9.4.1 Karakteristik pokok underwriting, termasuk prinsip-prinsip rating;

9.4.2 Metode - metode reasuransi berbeda yang diterapkan untuk

reasuransi penerbangan;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 72

9.4.3 Persyaratan pokok dan ketentuan khusus untuk reasuransi

penerbangan – perang, hi-jacking dan risiko teroris, kewajiban

liability.

KEPUSTAKAAN

Daftar berikut memberikan rincian berbagai publikasi yang dapat membantu dengan

studi Anda. Teks utama untuk silabus ini ditampilkan dalam huruf tebal. Majalah dan

publikasi terdaftar sebagai bacaan tambahan akan menjadi nilai dalam memastikan

calon tetap up to date dengan perkembangan dan dalam menyediakan cakupan yang

lebih luas topik silabus. Setiap bahan referensi yang otoritatif dikutip, bekerja rinci yang

harus digunakan secara selektif sebagai dan bila diperlukan.

Bacaan Utama

1. Coursebook P97 : Reinsurance – The Chartered Insurance Institute

2. Reinsurance, The Nuts and bolts . Keith Riley. 2nd ed. Jakarta: Witherby, 2001.

3. Pentingnya Reasuransi. Robert L Carter, Leslie D Lucas. London: Reaksi, 2004.

4. Reinsurance in practice. Robert Kiln, Stephen Kiln. 4nd ed. Jakarta: Witherby,

2001.

Bacaan Tambahan:

1. Kamus asuransi. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. Juga tersedia

online di www.cii.co.uk / pengetahuan / doi (CII).

2. Praktek reasuransi dan hukum. Reasuransi divisi, Barlow Lyde dan Gilbert.

Jakarta: LLP. Looseleaf, diperbarui.

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 73

404 : MANAJEMEN RISIKO

SASARAN

Memiliki pengetahuan tentang aplikasi prinsip dan praktek dalam berbagai praktek dan

situasi dalam manajemen risiko. Modul ini akan bermanfaat untuk para underwriters

dan perantara yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih dalam atas proses

manajemen risiko.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci

tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat

diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa

Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal and Regulatory dan P80

- Underwriting Practice atau ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku

di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No.

21/2011

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. Memahami Konteks Manajemen Risiko

2. Memahami dan menerapkan proses identifikasi dan prioritas risiko

3. Memahami dan menerapkan metode assesment dan analisa risiko

4. Memahami dan menerapkan tehnik – tehnik pengendalian risiko

5. Memahami dan menerapkan pemindahan risiko (transfer risks) dan pilihan –

pilihan pembiayaannya

6. Memahami dan menerapkan metode pemantauan dan peninjauan risiko

SILABUS

1. Memahami Konteks Manajemen Risiko

1.1. Prinsip – prinsip dan sifat-sifat risiko

1.2. Definisi manajemen risiko

1.3. Kebutuhan dan nilai manajemen risiko

1.3.1. Pematangan risiko (Risk maturity), pengembangan dan

identifikasinya

1.3.2. Budaya sadar risiko

1.4. Hubungan antara risiko dan kepemilikan risiko dalam sebuah organisasi

1.5. Proses manajemen risiko

1.5.1. Tanggung jawab manajemen risiko

pembagian tanggung jawab

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 74

arsitektur dan pelaporan risiko

komite risiko

peran manajer risiko

1.6. Pentingnya manajemen risiko global

2. Memahami dan Menerapkan Proses Identifikasi dan Prioritas Risiko

2.1. Sumber – sumber dan penggunaan informasi untuk proses identifikasi

risiko

2.2. Tehnik – tehnik yang dipergunakan untuk identifikasi risiko antara lain :

2.2.1. Check list

2.2.2. Risk mapping (pemetaan risiko)

2.2.3. Risk matrices (matriks risiko)

2.2.4. Physical inspection (inspeksi fisik )

2.2.5. Organisational charts (bagan organisasi )

2.2.6. Control self assessments (penilaian sendiri kontrol)

2.2.7. Business impact analysis (analisa dampak bisnis)

2.2.8. Flow charts (diagram alir)

2.2.9. Fault trees (phon kesalahan)

2.2.10. HAZORPs “Hazard Operational Studies” (studi bahaya

operasional)

2.2.11. Brainstroming / workshops

2.3. Appetite for and tolerance of risk (selera dan toleransi terhadap risiko)

2.4. Ranking risks (memeringkat risiko)

3. Memahami dan Menerapkan Metode Penilaian dan Analisis Risiko

3.1. Penilaian dan analisa subjektif dan objektif terhadap risiko yang

diketahui

3.2. Model dan pengukuran risiko antara lain :

3.2.1. Hazard Indices ( indeks bahaya )

3.2.2. Risk modeling and forcesting (pemodelan dan peramalan risiko)

3.2.3. Menggunakan tehnik statistik dan teori kemungkinan

(probability)

3.2.4. Dependency modelling

3.3. Patok duga internal dan eksternal

4. Memahami dan Menerapkan Teknik – Teknik Pengendalian Risiko

4.1. Rencana dan tehnik pengendalian risiko

4.2. Risiko – risiko financial / keuangan :

4.2.1. Kepentingan internal, termasuk pengendalian keuangan dan

likuiditas termasuk kesehatan keuangannya

4.2.2. Kepentingan pihak luar, termasuk pergerakan pasar investasi

dan risiko kredit

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 75

4.3. Risiko – risiko dalam lingkup jasa

4.4. Risiko dan GCG termasuk sarbanes oxley

4.5. Technology dan risiko e-commerce / risiko digital

4.6. Pengendalian risiko kerusakan fisik

4.7. Pengendalian dan eksposur terhadap asset intelektual

4.8. Strategi pencegahan kerusakan

4.9. Pengendalian terhadap risiko tanggung gugat, antara lain :

4.9.1. Public ( umum )

4.9.2. Employees ( pegawai )

4.9.3. Workplace legislation ( UU tempat kerja )

4.9.4. Profesional indemnity ( ganti rugi atas risiko profesi )

4.9.5. Directors and Officers / Trustees ( Direksi dan pejabat /

pengawas )

4.10. Pengendalian risiko produk, antara lain :

4.10.1. Quality control ( pengendalian mutu )

4.10.2. Brand / reputational risk ( risiko terhadap merek / reputasi )

4.10.3. Research and development exposures ( penelitian dan

pengembangan eksposure )

4.10.4. Product recall (penarikan produk)

4.11. Pengendalian risiko – risiko lainnya, antara lain :

4.11.1. Political risks ( risiko – risiko politik )

4.11.2. Environmental and pollution risks ( risiko lingkungan dan

polusi )

4.11.3. Contractual risks (risiko kotraktual)

4.11.4. Outsourcing (alih daya)

4.12. Evaluasi terhadap opsi pengendalian risiko, termasuk cost and benefit

analysis (analisa manfaat biaya)

4.13. Perencanaan dan manajemen keberlangsungan bisnis

5. Memahami dan Menerapkan Pemindahan risiko ( Transfer Risks ) dan

Pilihan – Pilihan Pembiayaannya

5.1. Tujuan dan proses untuk menentukan risiko – risiko yang ditahan,

antara lain :

5.1.1. Self insurance / funding

5.1.2. Captives

5.2. Pilihan yang dapat dilakukan dalam pelimpahan risiko, antara lain :

5.2.1. Contractual transfer (pelimpahan risiko dengan kontrak)

5.2.2. Asuransi

5.2.3. Alternatif risks transfer (pemindahan risiko), termasuk securitisasi

dan derivatif

5.3. Penilaian pilihan pembiayaan risiko, termasuk Cost and Benefit Analysis

(analisa manfaat biaya)

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 76

5.4. Persiapan dan implementasi dalam rencana pembiayaan risiko

5.5. Selisih antara asuransi dengan program manajemen risiko

6. Memahami dan Menerapkan Metode Pemantauan dan Peninjauan Risiko

6.1. Mengintegrasikan Manajemen risiko di seluruh bagian dalam perusahaan

/ organisasi

6.2. Metode pemantauan dan peninjauan manajemen risiko di seluruh

bagian perusahaan / organisasi

6.3. Menyampaikan dan melaporkan manajemen risiko, baik internal maupun

eksternal

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama

Study text 655 : Risk Management. – The Chartered Insurance Institute

Bacaan Tambhan

1. Alternative risk transfer. David Kaye : updated by Ian Searle. London: CII

Knowledge Services Updated as necessary.

Available online atwww.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance

Society members only).

2. Captive insurance companies: establishment, operation and management. Paul

Bawcutt. 4th edition. London: Witherby, 1997

3. Corporate risk management : an organizational perspective. Tony Merna, Faisal F

Al-thani. 2nd

edition. Chichester, West Sussex: John Wiley, 2008

4. Corporate risk management and value creation: a guide to real-life applications.

Thomas-Olivier Leautier. London: Risk Books, 2007

5. Enterprise risk management. Ian Searle. London: CII Knowledge Services.

Updated as necessary. Available online at www.cii.co.uk/knowledge/factfiles

(CII/Personal Finance Society members only).

6. Holistic risk management in practice. Paul Hopkin. 1st edition London: Witherby,

2002.

7. International risk management. Edited by Margaret Woods. Peter Kajuter and

Philip Linsley. 1st edition Oxford: Elsevier, 2008.

8. Risk Analysis. G.C.A Dickson. 3rd

edition London: Witherby, 2003.

9. Risk Control. Shaun Wilkinson. 2nd

edition London Witherby, 2003.

10. Risk Management: 10 principles. Jacqueline Jeynes. Oxford: Butterworth-

Heinemann, 2002.

11. A risk management approach to business continuity: aligning business continuity

with corporate governance. Julia Graham, David Kaye. Broolfield, Connecticut:

Rothstein Associates, 2006.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 77

12. Risk management: organizational and context. Steven Ward. 1st edition London:

Witherby, 2005.

13. The risk management universe: a guided tour. Edited by David Hillson. 2nd

edition

London: BSI, 2007.

14. Croner’s management of business risk. Kingston upon Thames Surrey: Croner.

CCH Group, 2000 – 2005. Looseleaf.

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 78

405 : ASURANSI RANGKA KAPAL DAN PENERBANGAN

I. ASURANSI RANGKA KAPAL DAN TANGGUNG GUGAT TERKAIT

SASARAN

Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang terperinci tentang risiko rangka

kapal dan risiko tanggung gugat terkait dan asuransinya. Akan bermanfaat bagi mereka

yang terlibat dalam jasa pialang asuransi yang lebih luas atau yang memberikan

pelayanan asuransi untuk asuransi marine dan mereka yang ingin memperluas

pengetahuannya pada bidang ini.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang dimiliki mungkin tidak ditampilkan secara rinci tetapi

merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan

sudah menguasai pengetahuan dalam prinsip-prinsip fundamental asuransi sebagaimana

tercakup dalam mata ujian 101 dan 102.

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat

terkait.

2. Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya untuk

asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P&I).

3. Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi tanggung

gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan terminal dan

penerapannya dalam praktek.

4. Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I) dan

bagaimana hal itu disediakan.

5. Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam asuransi

marine.

6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaiannya dalam

asuransi marine.

SILABUS

1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung

gugat terkait.

1.1. Dunia pelayaran secara garis besar.

1.2. Berbagai jenis kapal (termasuk kapal kargo, kapal penumpang, kapal lepas

pantai, kapal kerja dan khusus, kapal pesiar dan pleasure craft, penyimpanan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 79

produksi terapung dan pembongkaran kapal), karakteristik utama dan

perdagangan/operasionalnya.

1.3. Batas navigasi dan Bidang Persepsi Peningkatan Risiko untuk risiko marine

dan risiko perang.

1.4. Keuangan kapal dan persyaratan mortgagees dan lessors.

2. Mengetahui hukum lingkungan dari pelayaran dan memahami implikasinya

untuk asuransi rangka kapal dan asuransi protection and indemnity (P & I).

2.1. Hukum lingkungan.

2.1.1. Undang-Undang Asuransi Marine (MIA 1906) – elemen-elemen

penting yang relevan dengan risiko rangka kapal dan tanggung gugat

terkait.

2.1.2. IMO dan Konvensi Internasional.

2.1.3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) - Wilayah perairan

dan zona ekonomi eksklusif.

2.1.4. General Average dan York-Antwerp Rules.

2.1.5. Bendera Negara dan Regulasi pelabuhan negara dan

pengawasannya; Nota Kesepahaman Paris (MOU).

2.1.6. Hak gadai maritim.

2.2. Hukum - Keamanan:

2.2.1. Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) - termasuk regulasi

tentang tabrakan.

2.2.2. Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM).

2.2.3. Kode Kapal Internasional dan Keamanan Pelabuhan (ISPS).

2.2.4. Klasifikasi societies dan Klasifikasi Kapal.

2.3. Hukum – Polusi:

2.3.1. Marine Pollution Covention (MARPOL).

2.3.2. Civil liability untuk Oil Pollution Damage (limitation convention)

dan protocols.

2.3.3. Fund Convention dan protocols.

2.3.4. Bunker Convention.

2.3.5. US Pollution Act 1990.

2.3.6. HNS Covention. 1

2.4. Hukum - Batasan lain untuk Tanggung gugat.

2.4.1. London Convention1976 dan protokol 1996.

2.4.2. Athena Convention 1974 dan protokol 2002.

2.4.3. Hague, Hamburg, Hague-Visby dan Rotterdam rules.

2.4.4. Removal of Wreck Convention dan Recycling Convention.

2.5. Hukum – Charterparties.

2.5.1. Time and Voyages Charterparties.

2.5.2. Slot Charterparties.

2.5.3. Bareboat Charterparties.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 80

2.6. Hukum – Towage.

2.6.1. Standar kondisi towage – standar

Inggris,TOWCON dan, TOWHIRE.

2.7. Hukum – Salvage.

2.7.1. Salvage Convention1989.

2.7.2. Lloyd’s Open Form.

2.7.3. Perbedaan antara kontraktual dan salvage murni.

2.7.4. Klausul SCOPIC.

3. Memahami ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka kapal, asuransi

tanggung gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan

terminal dan penerapannya dalam praktek.

3.1. Jaminan pokok.

3.1.1. Tipikal isi polis.

3.1.2. Jaminan yang disediakan meliputi sebagai berikut :

Institute Time Clauses - hulls 1/10/83.

Internasional Hull Clauses 2003.

International Navigating Conditions (01/11/2003).

Institute Warranties (1.7.76).

Institute Time Clauses - Hulls – Port Risks (including limited

navigation).

American Institute Hull Clauses.

Norwegian Marine Insurance Plan.

Institute War and Strikes Clauses - Hulls – Time.

Institute Clauses for Builders Risks.

London Marine Construction All Risks Wordings.

Institute Yacht Clauses.

3.1.3. Jaminan disediakan untuk increase value, disbursements, hull

interest, freight interest and excess liabilities.

3.2. Masalah jaminan lainnya.

3.2.1. Navigating Clauses – Area dari Persepsi Peningkatan Risiko yang

diterbitkan oleh Joint War Committee.

3.2.2. Klausul yang umumnya digunakan di pasar – Sewa Peralatan,

Parts Ashore, Small General Average, Full Value.

3.2.3. Kehilangan Sewa dan asuransi pemilik kapal lainnya terhadap

kerugian financial.

3.2.4. Charterers’ liability - jaminan disediakan oleh klausul di pasar.

3.2.5. Jaminan tanggung jawab gugat lainnya terkait dengan maritim

secara garis besar (misalnya Shiprepairers ', Towage, Terminal

Operators', Spesialist operations, Charterers, Maritime

Employers, Marina Operator liabilities, dll).

3.2.6. Mortgagees interest insurance.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 81

4. Mengetahui ruang lingkup dari asuransi protection and indemnity (P & I)

dan bagaimana hal itu disediakan.

4.1. Pasar khusus untuk penutupan asuransi P & I.

4.1.1. Perbedaan antara klub-klub grup Internasional dan penyedia jasa

lain untuk asuransi P & I.

4.2. Jaminan yang disediakan oleh klub-klub grup international.

4.2.1. Jaminan yang disediakan untuk kapal kargo dan kapal penumpang.

4.2.2. Jaminan yang disediakan untuk kapal-kapal yang terlibat dalam

"Operasi khusus".

4.2.3. Jaminan yang disediakan untuk charterers.

4.2.4. Discretionary Cover ("Omnibus Clause") - "poolable".

4.2.5. Jaminan “non-poolable” lain yang bisa diperoleh.

4.2.6. Asuransi Freight Defence and Demurrage (“FD&D”).

4.2.7. Batas-batas tanggung gugat yang disediakan oleh Klub.

4.3. Memahami interaksi antara asuransi P & I dan

4.3.1. Asuransi rangka kapal.

4.3.2. Asuransi War.

4.3.3. Compulsory insurance certificates.

5. Memahami dan menerapkan pertimbangan penting underwriting dalam

asuransi marine.

5.1. Persepsi risiko dan evaluasi dalam asuransi rangka kapal, charterers

liability, dan asuransi P & I.

5.1.1. Variasi profil risiko pada kapal yang berbeda Jenis, bendera,

klasifikasi, kepemilikan dan manajemen.

5.1.2. Efek dari berbagai jenis pengaturan pembiayaan kapal.

5.1.3. Karakteristik risiko penting lainnya; efek geografi/lokasi, volume

perdagangan, dan pola perdagangan.

5.1.4. Variasi dalam penilaian kapal dan implikasi ratingnya.

5.2. Pencegahan kerugian dan manajemen risiko – metode yang digunakan dan

kepentingannya.

6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim

pada asuransi marine.

6.1. Peran berbagai pihak dalam investigasi, penanganan dan penyelesaian klaim.

6.2. Penggunaan laporan survei marine dan dokumen pendukung klaim lainnya.

6.3. Penerapan persyaratan Institute Time Clauses dan Institute War and Strikes

Clauses dalam tipikal skenario klaim.

6.3.1. Praktikal adjustment klaim untuk kerugian sebagian, aktual

dan Constructive

6.3.2. Total Loss atas kapal.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 82

6.3.3. Penyelesaian klaim general average, salvage charges, dan sue and

labour expenses.

6.3.4. Penyelesaian klaim untuk collision liability.

6.4. Penanganan klaim oleh P & I Clubs.

6.5. Penyelesaian klaim tanggung gugat untuk pelabuhan, terminal,

shiprepairers, pembuat kapal dan charterers.

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

Study text P98 : Marine Hull And Associated Liabilities - The Chartered Insurance

Institute

Bacaan Tambahan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

2. Jurnal AAMAI.

3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia yang berhubungan dengan asuransi rangka kapal dan dan tanggung

gugat terkait.

4. Arnould’s law of marine insurance and average. J Gilman, Robert M Merkin et

al.17thed. London: Sweet & Maxwell, 2008.

5. Elemen of shipping. A E Branch, 8th ed. Abington, Oxfordshire: Routledge, 2007.

6. The law of marine insurance, H N Bennett, 2nd ed. Oxford: Oxford University

Press, 2006

7. Marine insurance claims. J Kenneth Goodacre. 3rd ed. London: Witherby, 1996.

8. Marine insurance clauses, N Geoffrey Hudson, T Madge. 4th ed. London: Informa.

9. Professional, 2005.

10. Guidelines to charterparties, towage contracts and their insurances. A S Bashford,

London: Witherby, 1997.

11. Dictionary of insurance. C Bennett. London: Pearson Education, 2004.

12. Marine encyclopaedic dictionary. Eric Sullivan. 3rd ed. London: LLP, 1999.

13. P&I clubs: law and practice. S J Hazelwood. 4th ed. London: LLP, 2010.

14. Witherby’s encyclopaedic dictionary of marine insurance. R H Brown. London :

Witherby, 2005.

Catatan:

Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 83

II. ASURANSI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA.

KANDIDAT HARUS MAMPU MEMAHAMI:

1. Risiko yang terkait dengan asuransi penerbangan

2. Ruang lingkup jaminan asuransi penerbangan

3. Praktek pasar yang berkaitan dengan asuransi penerbangan

4. Masalah khusus underwriting dan klaim yang berkaitan dengan asuransi

penerbangan

5. Aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.

6. Fitur utama dari pasar reasuransi penerbangan.

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan.

2. Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang

berdampak pada risiko penerbangan.

3. Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam

asuransi penerbangan.

4. Memahami praktek pasar asuransi penerbangan.

5. Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan.

6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim dalam.

7. asuransi penerbangan.

8. Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.

SILABUS

1. Mengetahui unsur-unsur utama dari risiko penerbangan.

1.1. Fakta penting tentang bagaimana sebuah pesawat udara dapat terbang.

1.2. Jenis-jenis risiko penerbangan - kegagalan manusia, kegagalan mekanik,

kegagalan komunikasi dan navigasi, pembajakan, terorisme dan risiko

perang termasuk frekuensi dan tingkat keparahan.

1.3. Tindakan yang diambil untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan -

GPWS, EGPWS, ACAS, AOC, manual pengoperasian pesawat udara,

klasifikasi pilot, manajemen sumber daya kru.

1.4. Risiko perbaikan dalam navigasi udara global - Komunikasi, Navigasi dan

Surveillance / Air Traffic Management.

2. Memahami pertimbangan utama secara nasional dan internasional yang

berdampak pada risiko penerbangan.

2.1. Konvensi internasional, protokol dan perjanjian.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 84

2.1.1. Tujuan dan fitur utama dari Konvensi Warsawa 1929, Protokol

Hague 1955, Perjanjian Montreal 1966, Regulasi Uni Eropa

2027/97, Protokol Montreal Tambahan 1-4, Konvensi Montreal

1999, Konvensi Guadalajara 1961, code sharing and passenger

liability, Konvensi Roma 1952, European Directive on Product

Liability.

2.1.2. Interaksi antara berbagai protokol dan perjanjian di atas.

2.2. Konvensi keselamatan internasional dan asosiasi.

2.2.1. Tujuan dari Konvensi Chicago.

2.2.2. Peran International Civil Aviation Organisation (ICAO) dan

International Air

2.2.3. Transport Association (IATA).

2.2.4. Konvensi Internasional terkait dengan pelanggaran di dalam pesawat

udara.

2.3. Masalah di Inggris dan Uni Eropa.

2.3.1. Otoritas Penerbangan Sipil - fungsi utama.

2.3.2. Level minimum asuransi, EU directive 785/2004.

2.3.3. Sistem hukum Inggris / Eropa dan perhitungan kerusakan.

2.4. Masalah di Amerika Serikat.

2.4.1. Sistem hukum dan yurisdiksi Amerika Serikat.

2.4.2. Sistem litigasi Amerika Serikat.

2.4.3. Punitive and compensatory damages.

2.4.4. Ketentuan-ketentuan utama General Aviation Revitalization Act

(GARA).

2.4.5. Instansi pemerintah - fungsi utama.

3. Memahami ruang lingkup jaminan pada kelas utama dan kelas terkait dalam

asuransi penerbangan.

3.1. Kelas-kelas utama.

3.1.1. Rangka pesawat dan tanggung gugat - AVN 1C - jaminan utama,

pengecualian, kondisi, definisi.

3.1.2. Aviation product liability - AVN 66 - jaminan utama, definisi,

pengecualian umum, jenis pengecualian lainnya dan kondisi.

3.1.3. Airport liability - premises, hangarkeepers, produk, jaminan,

kondisi, pengecualian, biaya-biaya.

3.1.4. Klausul jaminan risiko perang dan klausul pengecualian.

3.2. Kelas-kelas lain.

3.2.1. Kecelakaan diri - jaminan, pengecualian.

3.2.2. Loss of use atau consequential loss policy.

3.2.3. Loss of licence policy - jaminan, pengecualian.

3.2.4. Cargo – liability cover dan all risks cover.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 85

4. Memahami praktek pasar asuransi penerbangan.

4.1. Penggunaan dan aplikasi endorsemen dan klausul.

4.2. Tipikal jumlah risiko sendiri.

4.3. Bank/leasing agreement dan persyaratan kontraktual dan bagaimana respon

pasar asuransi.

4.4. Sejarah perkembangan pasar asuransi penerbangan secara garis besar.

4.5. Penyedia global asuransi penerbangan.

5. Memahami pentingnya pertimbangan underwriting asuransi penerbangan.

5.1. Metode rating.

5.2. Faktor-faktor yang mengatur rate.

5.3. Praktikal underwriting.

5.4. Pertimbangan manajemen pelaporan.

5.5. Interaksi dengan captive perusahaan asuransi.

5.6. Pertimbangan khusus reasuransi penerbangan.

6. Memahami investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim

dalam asuransi penerbangan.

6.1. Klaim rangka pesawat - proses penyelesaian, termasuk investigasi,

peran dan tanggung jawab surveyor, penerapan kondisi polis.

6.2. Klaim tanggung gugat - investigasi, informasi yang diperlukan, penuntutan

klaim, klaim penumpang, penyelesaian klaim di Inggris, Amerika Serikat/

Kanada dan yurisdiksi lainnya.

6.3. Metode investigasi dan penyelesaian klaim kargo, klaim pihak ketiga

dan klaim product liability.

6.4. Peran dan tanggung jawab dari badan investigasi pemerintah yang

berwenang.

7. Memahami aspek-aspek penting dari asuransi antariksa.

7.1. Teknologi satelit dan penggunaannya.

7.2. Jenis-jenis jaminan yang tersedia.

7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting asuransi antariksa dan

satelit, termasuk perundang-undangan yang relevan.

7.4. Prosedur dan penanganan klaim.

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

Coursebook P91 : Aviation and space Insurance - The Chartered Insurance Institute.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 86

Bacaan Tambahan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

2. Jurnal AAMAI.

3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia yang berhubungan dengan asuransi penerbangan dan antariksa.

4. Aviation insurance: the law and practice of aviation insurance , including

hovercraft and spacecraft insurance. Rod D Margo. 3rd ed. London: Butterworths,

2000.

5. Dictionary of insurance. C Bennett, London: Pearson Education, 2004.

Catatan:

Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 87

406 : MANAJEMEN KLAIM

SASARAN :

Pada akhir unit ini, kandidat harus mampu menunjukkan pemahaman bahwa layanan

dilaksanakan dalam rangka customer-oriented sebagai upaya memuaskan stakeholders.

PENGETAHUAN DASAR :

Kandidat dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip asuransi

sebagaimana tercakup dalam 101- Praktek Asuransi dan 102 – Hukum Asuransi, serta

pengetahuan praktek klaim sebagaimana dalam 108 – Praktek Klaim atau kualifikasi

yang setara

RINGKASAN :

1. Memahami lingkungan klaim

2. Memahami dan menerapkan prinsip manajemen pelayanan klaim

3. Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim

4. Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim

5. Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen

SILABUS

1. Memahami lingkungan klaim

1.1. Strategi manajemen klaim

1.2. Filosofi klaim

1.3. Struktur dan disain organisasi

1.3.1. Departemen klaim dalam perusahaan asuransi (divisional /

fungsional)

1.3.2. Interaksi departemen klaim dengan fungsi lain

1.3.3. Struktur internal departemen, peran pekerjaan, tim

1.3.4. Poin rujukan; wewenang

1.3.5. Peran manajer departemen

1.4. Kebijakan interpretasi

1.5. Peraturan dan undang-undang

1.5.1. ICOBS; Arrow visits; Memperlakukan Pelanggan dengan Adil;

Aplikasi untuk agen outsourcing

1.5.2. Kepastian kontrak

1.5.3. Dampak Uni Eropa

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 88

2. Memahami dan menerapkan praktek manajemen pelayanan klaim

2.1. Pengalaman pelanggan - harapan, kepuasan

2.1.1. Pedoman AIRMIC

2.1.2. Penggunaan layanan klaim sebagai alat pemasaran

2.1.3. Memperlakukan pelanggan dengan adil/bijaksana

2.2. Retensi pelanggan

2.3. Penanganan pengaduan

2.3.1. Layanan Ombudsman Keuangan

2.4. Litigasi terhadap pemegang polis dan pelanggaran kontrak

2.4.1. Itikad buruk

2.4.2. Hak reservasi termasuk pernyataan AIRMIC

3. Memahami dan menerapkan praktek manajemen klaim

3.1. Merancang dan pelaksanaan prosedur penanganan klaim untuk pihak

pertama dan ketiga

3.2. Aturan prosedur civil

3.3. Protokol pre-action

3.4. Proses review dan manajemen mutu

3.5. Kepatuhan terhadap prosedur klaim

3.6. Langkah penanganan klaim

3.6.1. Segmentasi (volume dan kompleksitas)

3.6.2. Kewenangan

3.6.3. Outsourcing

3.6.4. Pendelegasian kewenangan

3.6.5. Manajemen Bencana

3.7. Pemasok dan manajemen hubungan; panel

3.7.1. Loss adjuster

3.7.2. Pengacara

3.7.3. Pemasok jasa dan barang

3.8. Manajemen call center

4. Memahami dan menerapkan manajemen teknis klaim

4.1. Filisofi pandangan

4.2. Interaksi antara klaim, aktuaris dan underwriting

4.3. Teknologi Informasi

4.4. Manajemen informasi

4.5. Penipuan klaim

4.5.1. Aspek etika

4.6. London dan Lloyd's market

4.7. Reasuransi

4.8. Subrogasi dan penagihan hak

4.9. Klaim internasional

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 89

5. Memahami dan menghitung biaya kegiatan manajemen

5.1. Strategi pengendalian biaya

5.1.1. Biaya Indemnity, biaya penanganan dan biaya yang terkait dengan

penanganan

5.2. Memperkirakan cadangan

5.3. Kebocoran

5.4. Biaya fungsi klaim - biaya internal, pembagian overhead, dll.

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama :

1. Course Book 820 : Advanced Claims – The Chartered Insurance Institute

2. Ketentuan umum mengenai klaim dalam Polis-polis terbitan AAUI

Bacaan Tambahan :

1. Course Book P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute

2. Undang-Undang No. 2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya

3. KUHD / KUHPer

4. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang

berhubungan dengan Klaim Asuransi

Catatan:

Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 90

407 : EKONOMI DAN BISNIS

SASARAN :

Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang :

1. Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan saat ini dalam ekonomi global

2. Menilai peran asuransi dalam ekonomi

3. Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran

4. Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus dari lingkup persaingan

5. Memahami aspek dari kebijakan moneter, fiskal dan perpajakan

6. Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi

7. Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan

8. Memahami keadaan dan dampak dari perdagangan bebas, keseimbangan

pembayaran, pertukaran mata uang dan siklus bisnis ekonomi

9. Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan manajemen risiko dalam

industri asuransi

10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi tentang ciri-ciri dari

laporan keuangan.

SILABUS

1. Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan terkini dalam ekonomi

global

1.1. Sistem ekonomi utama dan ciri-cirinya: perencanaan, pasar bebas, bauran

ekonomi

1.2. Keadaan, harapan dan masalah ekonomi global dan ekonomi Inggris dengan

referensi khusus pada aspek dari pertumbuhan ekonomi

1.3. Permasalahan ekonomi saat ini secara global dan di Inggris dengan referensi

khusus pada perusahaan sosial, lingkungan, pemerintahan, pengaruh

ekonomi mikro dan makro

2. Menilai peran asuransi didalam ekonomi

2.1. Kontribusi dibuat oleh industri asuransi kepada produksi Inggris dan

internasional

2.2. Pengaruh dari sumber daya yang tersedia didalam ekonomi dengan referensi

khusus pada industri asuransi di Inggris dan dunia internasional

2.3. Permasalahan ekonomi khusus, tantangan dan kesempatan yang dihadapi

oleh industri asuransi di Inggris

2.4. Keadaan dari pasar investasi digunakan oleh industri asuransi di UK , yang

menunjukkan hubungan antara risiko dan keuntungan (return)

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 91

3. Memahami dan menerapkan konsep permintaan dan penawaran

3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

3.2. Keseimbangan harga dan keseimbangan pasar

3.3. Penyebab dan pengaruh dari perubahan dalam kurva permintaan dan

penawaran termasuk peran dari kebijakan pemerintah dan perundang-

undangan

3.4. Elastisitas dari permintaan dan penawaran

3.5. Teori permintaan dan penawaran dan konsep yang menggunakan format

diagram

3.6. Penerapan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep permintaan dan

penawaran dalam asuransi termasuk siklus pasar asuransi

4. Memahami dan menerapkan ciri-ciri khusus tentang lingkup persaingan

4.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan

4.2. Perbedaan bentuk struktur pasar dan kelebihan dan kelemahan masing

masing

4.3. Pengaruh dari strategi marketing

4.4. Konsep dari perilaku ekonomi yang rasional dan tantangannya

4.5. Persaingan dalam pasar bisnis dengan bisnis dan bisnis dengan pasar

konsumen

4.6. Penghalang yang menghambat perusahaan baru masuk ke pasar

4.7. Lingkup persaingan didalam industri di UK dan industri asuransi global

5. Memahami aspek kebijakan keuangan, fiskal dan perpajakan

5.1. Peran dan alat kebijakan keuangan di UK termasuk perubahan pada bank of

England terhadap bunga dan pengawasan terhadap penyediaan uang

5.2. Perbedaan pendekatan kepada kebijakan moneter yang diadopsi pada

ekonomi besar lainnya

5.3. Peran dan alat kebijakan fiskal di UK termasuk anggaran pemerintah,

perpajakan, pengeluaran dan pinjaman;

5.4. Menganalisa bagaimana perubahan dalam berbagai tarif pajak, baik individu

maupun korporasi, dapat mempengaruhi hasil keuangan perusahaan di

dalam industri asuransi dengan referensi khusus di UK

5.5. Dampak dari kebijakan moneter dan fiskal di industri asuransi dengan

referensi khusus di UK

5.6. Dampak dari industri asuransi atas kebijakan moneter dan fiskal di UK

dengan referensi khusus pada IPT;

5.7. Pajak perusahaan sebagai retribusi pajak utama di perusahaan UK dan

bagaimana dihitung dan dikumpulkan

5.8. Pajak lainnya yang mungkin dibayar oleh perusahaan UK tergantung pada

kondisi operasi bisnis mereka;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 92

5.9. Kesadaran dari hubungan perpajakan dengan industri asuransi di dalam

ekonomi besar lainnya.

6. Memahami keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi

6.1. Definisi dan penyebab inflasi dan deflasi

6.2. Pengertian utama dari pengaturan inflasi dengan referensi khusus diUK

6.3. Kecenderungan terkini dalam inflasi baik di UK maupun ekonomi secara

global

6.4. Biaya dan akibat dari inflasi dan deflasi dalam bisnis dan individu secara

umum dan pada industri asuransi dan individu pemegang polis secara

khusus.

7. Memahami keadaan dan dampak dari pekerjaan

7.1. Definisi, jenis dan penyebab dari pengangguran;

7.2. Biaya ekonomi dan sosial dan pengaruh pengangguran dengan referensi

khusus pada industri asuransi di UK

7.3. Demografi pekerjaan pada ekonomi UK dan hasil khusus yang timbul dari

hubungan dengan industri asuransi di UK

8. Menilai keadaan dan dampak perdagangan bebas, perimbangan

pembayaran, nilai tukar mata uang dan siklus bisnis ekonomi

8.1. Perimbangan perdagangan

8.1.1. perdagangan bebas dan konsep keunggulan persaingan;

8.1.2. Komponen perimbangan perdagangan di UK dan relevansi dari

perimbangan perdagangan pada industri asuransi;

8.1.3. penyebab dan implikasi dari laporan terkini tentang kerugian dan

keuntungan;

8.1.4. kebijakan ekonomi digunakan dalam usaha untuk memperbaiki

kerugian dan keuntungan perdagangan;

8.2. Nilai tukar mata uang

8.2.1. keadaan dan pengaturan nilai tukar mata uang dan pengaruh dari

perubahan dalam nilai tukar

8.2.2. nilai tukar yang mengambang dan tetap

8.2.3. penyebab dari devaluasi dan revaluasi dari suatu mata uang dan

pengaruh masing-masing terhadap ekonomi;

8.2.4. pengaruh khusus dari devaluasi dan revaluasi pada industri asuransi;

8.2.5. dampak pada keanggotaan penyatuan Eropa pada ekonomi UK

secara keseluruhan dengan referensi khusus pada industri asuransi;

8.2.6. perdebatan pada keanggotaan UK terhadap mata uang Eropa dengan

referensi khusus pada industri asuransi;

8.2.7. definisi dari siklus bisnis ekonomi;

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 93

8.2.8. cara dimana siklus bisnis ekonomi UK dan global dapat berpengaruh

baik terhadap perdagangan maupun nilai tukar mata uang;

9. Memahami dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan risiko manajemen

pada industri asuransi

9.1. Etika dan tanggung jawab sosial;

9.1.1. area yang besar dan dimensi etika bisnis dan tanggung jawab sosial

perusahaan, dan kepentingan khusus mereka dalam hubungan

dengan industri asuransi global;

9.1.2. pengaruh sosial dan etika fungsi asuransi;

9.2. Tata kelola perusahaan

9.2.1. alasan utama tata kelola perusahaan pada industri asuransi di UK

dan global;

9.2.2. standar profesional dan praktek terbaik;

9.3. Masa krisis dan manajemen risiko

9.3.1. prinsip, konsep, signifikansi dan keefektifan manajemen risiko dan

manajemen kelanjutan bisnis di dalam lingkup bisnis.

10. Memahami dan menerapkan pada situasi bisnis non asuransi, konsep dan

ciri-ciri dari laporan keuangan

10.1. Kebutuhan , perbedaan bentuk dan sumber yang paling tepat dari bisnis

keuangan jangka pendek dan jangka panjang termasuk modal yang tersedia.

10.2. Penyebab dan proses asosiasi dengan formulasi tujuan keuangan dan

pengawasan dalam bisnis termasuk perencanaan, pengawasan anggaran,

standarisasi, auditing, penilaian keuangan, kredit dan manajemen likuiditas

dan pajak.

10.3. Peran, keadaan dan perkembangan dari suksesnya pengaturan non finasial.

10.4. Pengertian dasar dari prinsip manajemen akuntansi dan interpretasinya.

10.5. Peran, interpretasi dan penggunaan rasio keuangan dan ratio lainnya.

10.6. Interpretasi dan analisa informasi yang terkandung di dalam neraca, laporan

laba rugi dan laporan arus kas.

KEPUSTAKAAN :

Bacaan Utama :

Study text 530 : Economics And Business – The Chartered Insurance Institute

Bacaan tambahan :

Undang-undang perasuransian dan peraturan yang terkait dengan Ekonomi dan Bisnis

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 94

Catatan:

Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 95

408 : PEMASARAN PRODUK & JASA ASURANSI

SASARAN

Untuk memberikan pengertian dari fungsi marketing dan aplikasinya dalam bisnis

asuransi dan memberikan keuntungan bagi mereka yang mengharapkan untuk mengerti

dari pengembangan dan implementasinya dari suatu strategi pemasaran yang efektif.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi

merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan

sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan

sebagaimana tercakup dalam IF1 - Insurance, Legal dan Regulatory atau ketentuan

perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU NO . 2 /1992

beserta PP, KMK, dan PMK terkait serta OJK no. 21/2011.

RINGKASAN HASIL BELAJAR

1. Mengerti dan memahami peran dan operasi dari pemasaran dalam industri asuransi

2. Mengerti dan memahami teori dan konsep dan aplikasinya dalam industri asuransi

3. Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan strategi pemasaran

untuk produk dan jasa asuransi.

4. Menerapkan dan menyampaikan strategi pemasaran.

SILABUS

1. Pengertian tentang peran dan operasi pemasaran dalam industri asuransi

1.1. Peran nasabah dalam pemasaran

1.2. Definisi pemasaran

1.3. Pemasaran dan fungsi usaha lainnya yang berhubungan dengan industri

asuransi

1.4. Menciptakan stategi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi

1.5. Dampak dari eksternal dan internal faktor dari strategi pemasaran

1.5.1. Pertimbangan ekternal meliputi :

Sosial ( kultur )

Ekonomi

Kompetisi

Tehnologi

Ekologi dan meteorology

Jenis dan jangkauan dari jasa provider

Politik, regulasi, hukum

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 96

Proteksi nasabah

1.5.2. Pertimbangan internal meliputi

Struktur

Perilaku

Nilai

2. Pengertian tentang teori pemasaran, konsep dan aplikasinya dalam industri

asuransi

2.1. Nasabah asuransi dan pola pembeliannya

2.2. Pengadaan dan permintaan dalam industri asuransi

2.3. Marketing mix

2.4. Segmentasi dari nasabah dan prospek nasabah

2.5. Persaingan

2.5.1. Perbedaan antara produk dan jasa

2.5.2. Financial value chain analysis

2.6. Portofolio management

2.7. Siklus kehidupan dari produk dan jasa asuransi

2.8. Analisa nasabah asuransi

2.9. Inti dari kompetensi.

2.9.1. Internal audit dari praktek pemasaran

2.9.2. Analisa SWOT

3. Menganalisa informasi yang relevan untuk mengembangkan startegi

pemasaran untuk produk dan jasa asuransi

3.1. Mengidentifikasi segmentasi dalam nasabah asuransi

3.1.1. Perlikaku dan atribut nasabah

3.1.2. Penggunaan data dari hubungan sistim manajemen dengan nasabah

untuk menjadikannya sinergi

3.2. Mengidentifikasi kompetitor

3.2.1. Portofolio kompetitor dari penawaran dan posisi

3.3. Membangun peluang portofolio

3.3.1. Skenario test

3.4. Mengambil alih posisi di market

3.5. Analisa Nilai dan rantai suplly

3.6. Harga

3.7. Regulasi

3.8. Merek produk dan jasa asuransi

3.8.1. Membentuk merek

3.8.2. Pentingnya sebuah merek

3.8.3. Kesadaram merek

3.8.4. Perluasan merek

3.8.5. White labeling

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 97

4. Implementasi dan penerapan strategi pemasaran

4.1. Komunikasi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi

4.1.1. Portofolio Komunikasi pemasaran

4.1.2. Pesan-pesan pemasaran

4.1.3. E-marketing

4.1.4. Periklanan

4.1.5. Manajement penjualan dan laporan

4.1.6. Hubungan masyarakat

4.1.7. Promosi

4.1.8. Sponsorship

4.1.9. Rencana komunikasi darurat

4.2. Asuransi disribusi dan produk serta jasa keuangan

4.2.1. Saluran yang berbeda untuk distribusi ( termasuk call centre )

4.2.2. Pilihan distribusi

Konsultan finansial

Perantara/broker

Pemasaran langsung

Lembaga keuangan ( temasuk bancassurance )

Kumpulan

Organisasi distribusi lainnya

4.3. Risk assessment

4.4. Jasa pengantar

4.5. Pengalaman nasabah termasuk klaim

4.6. Memanage hubungan nasabah

KEPUSTAKAAN

Bacaan Utama

1. Study text 945 : Marketing insurance product and services – The Chartered

Insurance Institute

2. UU No 2/1992 beserta PP, KMK, PMK, dan UU 21 /2011 tentang Otorisasi Jasa

Keuangan (OJK)

Bacaan Tambahan

1. Jurnal AAMAI

2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di

Indonesia

Catatan

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk

membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan

untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 98

CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia perasuransian Indonesia

(termasuk para karyawan yang berkarir di bidang non-teknik) serta pemahaman

asuransi di kalangan masyarakat, AAMAI memberikan CERTIFICATE IN

GENERAL INSURANCE kepada peserta ujian yang lulus untuk mata ujian :

M a t a U j i a n

Kode

1. Praktek Asuransi

2. Hukum Asuransi

101

102

Dengan memiliki Certificate In General Insurance maka peserta ujian tersebut

dinyatakan telah memiliki pengetahuan dasar asuransi kerugian.

Penyelenggaraan ujian untuk mata ujian ini, adalah sama dengan penyelenggaraan mata

ujian reguler yang diujikan untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia

Kerugian (AAAIK).

Bagi para pemegang Certificate In General Insurance, untuk memperoleh gelar

AAAIK tinggal mengikuti ujian dan lulus untuk 4 (empat) mata ujian yang

dipersyaratkan.

Certificate In General Insurance dapat diperoleh peserta ujian setelah lulus ujian mata

ujian tersebut dengan cara mengisi formulir permohonan dan mengirimkannya ke

Sekretariat AAMAI.

i. PERSYARATAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN

Ujian Certificate In General Insurance terbuka untuk umum, dengan syarat

pendidikan minimal lulus SMA, lebih diutamakan bagi mahasiswa atau karyawan

industri / lembaga asuransi kerugian, yang berkarir di bidang non-teknik.

2. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN

a. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan

Pengurus.

b. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat

AAMAI atau ditransfer melalui Rekening atas nama Asosiasi / AAMAI No.

006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman atau No.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 99

342.3023755 pada Bank Central Asia (BCA) Cabang Matraman Jalan

Matraman Raya, Jakarta Timur.

3. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN

Jadwal penyelenggaraan ujian sama dengan jadual penyelenggaraan ujian untuk

program Ajun Ahli Asuransi Indonesia (AAAIK)

4. PROSEDUR MEMPEROLEH SERTIFIKAT

a. Mengisi formulir yang telah disediakan dan mengirimkannya ke Sekretariat

AAMAI.

b. Membayar biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan

dapat ditanyakan ke Sekretariat AAMAI.

c. Contoh formulir permohonan terdapat pada lampiran.

5. BUKU-BUKU WAJIB DAN SILABUS

Untuk Ujian 101 dan 102 dipergunakan buku-buku wajib dan silabus yang sama

dengan yang tertuang pada halaman 21 sampai dengan halaman 31.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 100

SERTIFIKASI UNDERWRITER

I. LATAR BELAKANG

Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan No.426/KMK.06/2003 tentang sertifikasi underwriter dan dalam rangka

meningkatkan kualitas tenaga underwriter untuk setiap lini usaha/produk asuransi

yang dipasarkan oleh perusahaan asuransi umum, Asosiasi Ahli Manajemen

Asuransi Indonesia (AAMAI) telah merancang program dan akan melaksanakan

ujian sertifikasi underwriter.

Untuk tercapainya sasaran dari ujian sertifikasi underwriter ini, AAMAI telah

menyusun acuan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Certified

Underwriter dan silabus dengan materi pokok ujian sesuai dengan acuan

kompetensi tersebut.

Para peserta ujian sertifikasi underwriter yang telah dinyatakan lulus berhak

mendapat sertifikat dan predikat Certified Underwriter yang dikeluarkan oleh

AAMAI, sebagai berikut:

1. Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU)

2. Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U)

3. Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U)

4. Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU)

5. Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U)

6. Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU)

7. Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU)

8. Indonesian Certified Claim Administrator (ICCA)

II. PROGRAM UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER

Program Ujian Sertifikasi Underwriter dapat ditempuh melalui 3 (tiga) jalur

pilihan, sebagai berikut :

A. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur Non-AAAIK

Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian

harus telah lulus 3 (tiga) mata ujian wajib dari program Ajun Ahli Asuransi

Indonesia Kerugian (AAAIK), sebagai berikut :

1. Praktek Asuransi (101)

2. Hukum dan Asuransi (102)

3. Praktek Bisnis (103)

Dan lulus 2 (dua) mata pelajaran keahlian sebagai berikut:

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 101

1. Mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya,

sebagai berikut :

1. Property Underwriter (901)

2. Marine Underwriter (902)

3. Motor Underwriter (903)

4. Engineering Underwriter (904)

5. Liability Underwriter (905)

6. Health Underwriter (906)

7. Bonding Underwriter (907)

8. Claim Administrator (908)

2. Mata ujian Pengetahuan dan Keahlian Organisasi Bisnis (900)

B. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK

Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian

harus telah memiliki gelar profesional Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian

(AAAIK) dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis sesuai dengan

lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut :

1. Property Underwriter (901)

2. Marine Underwriter (902)

3. Motor Underwriter (903)

4. Engineering Underwriter (904)

5. Liability Underwriter (905)

6. Health Underwriter (906)

7. Bonding Underwriter (907)

8. Claim Administrator (908)

C. Program Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAIK

Seorang pemegang gelar profesi Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK)

secara otomatis dapat diberikan Sertifikasi Underwriter dengan mengajukan

permohonan kepada Komisi Penguji.

Komisi penguji memutuskan lini usaha yang dapat diberikan sertifikasi sesuai

dengan mata ujian yang telah lulus.

Jika yang bersangkutan menginginkan memperoleh sertifikasi underwriter

untuk lini usaha yang tidak sesuai dengan mata ujian yang telah lulus, maka

harus mengikuti ujian dan lulus 1 (satu) mata ujian Pengetahuan Tehnis

sesuai dengan lini usaha yang dipilihnya, sebagai berikut:

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 102

1. Property Underwriter (901)

2. Marine Underwriter (902)

3. Motor Underwriter (903)

4. Engineering Underwriter (904)

5. Liability Underwriter (905)

6. Health Underwriter (906)

7. Bonding Underwriter (907)

8. Claim Administrator (908)

III. PERSYARATAN PESERTA UJIAN

Ujian Sertifikasi Underwriter terbuka untuk umum dengan persyaratan sebagai

berikut :

1. telah berpengalaman di bidang teknik asuransi umum minimal 2 (dua) tahun;

2. pendidikan sekurang-kurangnya SMU atau sederajat.

IV. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN

1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada :

Sekretariat AAMAI

d/a. Sentra Pemuda Kav.8

Jl. Pemuda No. 61

Jakarta 13220

dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat

diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain

setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI

www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran

3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.

2. Pembatalan / Penundaan Ujian

Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap

membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan

ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu

kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu

minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan

alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 103

V. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.

1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan

Dewan Pengurus.

2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke

Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli

Manajemen Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri

Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang

Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.

VI. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.

1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan

September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan

terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.

Hari Bulan Mata Ujian Jam

Senin

Maret /

September

101, 401 & 406

104, 107, 404

09.00 – 12.00

14.00 – 17.00

Selasa

Maret /

September

102, 108, 402 & 900

105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907

09.00 – 12.00

14.00 – 17.00

Rabu

Maret /

September

103, 106, 403 & 408

09.00 – 12.00

2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain

yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:

Jakarta

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar

Pontianak

Balikpapan

Banjarmasin

Manado

Ujung Pandang

Bandar

Lampung

Palembang

Padang

Pekanbaru

Medan

3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi

Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji.

Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata

Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 104

VII. METODA UJIAN

1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus

ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.

2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :

1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih

2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74

3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55

3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika

mereka diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat

perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.

4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat

diganggu gugat.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 105

VIII. ACUAN KOMPETENSI POKOK CERTIFIED UNDERWRITER

BAGIAN 1

PENGETAHUAN TEKNIS

BIDANG

KOMPETENSI KOMPETENSI POKOK TINGKAT

PENGUASAAN

Prinsip-Prinsip

dan Praktek

Asuransi Umum

1. Pengetahuan dan pemahaman pasar

asuransi, prinsip-prinsip dasar

asuransi dan kemampuan untuk

mengaplikasikannya: indemnitas,

utmost good faith, subrogasi

kontribusi, insurable interest,

ketentuan average, kausa proksima,

fakta material, risiko fundamental,

SPPA, sertifikat, jenis produk,

dokumen polis, formulir klaim,

perpanjangan polis, asuransi wajib,

ko-asuransi, prinsip-prinsp kontrak,

dan prinsip-prinsip reasuransi .

1. Pemahaman secara

lengkap dan penerapan

dalam keadaan yang

sulit di prediksi.

2. Mampu memberikan

berbagai perbandingan

dan saran-saran kepada

tertanggung dan

broker/perantara

Pengetahuan

tentang Jenis

Risiko dan

Produk

1. Pengetahuan dan pemahaman atas

syarat-syarat standar dari polis dan

berbagai variasi penerapannya.

2. Pengetahuan dan pemahaman

tentang prosedur rating.

3. Pemahaman atas potensi perbaikan

risiko.

1. Pemahaman secara

lengkap tentang fitur-

fitur produk yang lebih

kompleks, manfaat,

pengecualian dan

warranties serta

penerapannya dalam

berbagai keadaan.

2. Mampu merancang

produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan

permintaan

tertanggung.

Hukum 1. Pengetahuan dan pemahaman

tentang sifat dan sumber-sumber

hukum, perbuatan melanggar

hukum, hukum perjanjian,

perjanjian asuransi dan

penerapannya di Indonesia atau di

luar negeri sepanjang dapat

diberlakukan di Indonesia.

1. Memahami prinsip dan

permasalahan hukum

yang lebih kompleks

dan permasalahan yang

mempengaruhi

tertanggung dan

kontrak asuransi.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 106

2. Peraturan perpajakan yang

berhubungan dengan usaha

perasuransian.

2. Mampu memberikan

saran yang sesuai

dengan posisi hukum

tertanggung.

Persepsi Risiko,

Eksposur Risiko

dan

Underwriting

1. Memahami teori dan praktek

perhitungan eksposur (PML/EML)

dan akseptasi risiko dan

ketersediaan kapasitas.

2. Merancang program, grup usaha

dan teknik keuangan lainnya,

memahami teknik aktuaria dan

penggunaan reasuransi.

3. Pemahaman konsep risiko dan

pengaruh variabel terhadap

keputusan luas pertanggungan

dalam semua jenis risiko dan

penyelesaian klaim.

4. Pemahaman atas akumulasi risiko

dan bentuk-bentuk yang digunakan

untuk memprediksi akumulasi dan

kelemahannya.

5. Pemahaman atas PML dan

perencanaan menghadapi

katastropik.

6. Pembuatan profil risiko termasuk

alternatif pengalihan risiko.

1. Memahami konsep

risiko dan eksposur

dan pengaruh setiap

aspek risiko terhadap

profil underwriting.

2. Pemahaman dan

aplikasi batas

kewenangan dan

proses elevasi.

3. Mampu merancang

produk yang sesuai

dengan kebutuhan

tertanggung yang

sejalan dengan strategi

usaha perusahaan.

Permodalan dan

Kesehatan

Keuangan

Perusahaan

Asuransi

1. Struktur permodalan dan kendala-

kendala rasio kecukupan modal

(RBC) dan penilaian tingkat

solvabilitas perusahaan asuransi.

2. Badan pemeringkat – maksud dan

cara kerjanya.

3. Proses akuntansi perusahaan

asuransi.

4. Analisa dan pengelolaan portofolio

risiko.

1. Pemahaman faktor-

faktor yang

mempengaruhi

persyaratan kecukupan

modal dan peringkat

perusahaan asuransi.

2. Mampu memahami

pengaruhnya terhadap

pilihan tertanggung

dan kestabilan usaha

dan memberikan

penjelasan yang baik

kepada tertanggung.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 107

Klaim 1. Memahami manajemen klaim,

misalnya manajemen kerugian-

kerugian besar, proses

penyelesaian, teknik dan ketentuan

pencadangan.

1. Memahami prinsip-

prinsip, proses dan

praktek penanganan

klaim.

2. Mampu

mengkomunikasikan

pemahaman ini kepada

seluruh pemangku

kepentingan sebelum

dan sesudah terjadinya

klaim.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 108

BAGIAN 2

A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS

BIDANG

KOMPETENSI

KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN

Peraturan dan

Etika Bisnis

Asuransi Umum

1. Mengikuti perubahan dan

perkembangan peraturan dan

pengaruhnya terhadap usaha

perasuransian.

2. Pemahaman berbagai peraturan

tentang pencucian uang.

1. Menunjukkan

pemahaman yang baik

atas persyaratan

peraturan dan

pengaruhnya terhadap

usaha perasuransian.

Mampu mengidentifikasi

benturan kepentingan

dan tindakan

pencegahannya.

Memahami

Tertanggung

1. Secara aktif berusaha untuk

memahami permasalahan dan

kepentingan tertanggung dan

broker/perantara dan

mengantisipasi kebutuhan dan

permintaan mereka.

1. Secara aktif

mendapatkan umpan

balik dari tertanggung

dalam usaha untuk

meningkatkan pelayanan

terhadap tertanggung.

2. Mampu secara proaktif

mengidentifikasi

perkembangan dan

permasalahan yang

mempengaruhi

tertanggung dan

broker/perantara.

Manajemen

Risiko

1. Memahami prinsip-prinsip

manajemen risiko.

2. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan manajemen risiko

bagi tertanggung.

3. Pengetahuan dan pemahaman

penerapan prinsip-prinsip

manajemen risiko dalam kaitan

dengan kebijakan risiko dalam

organisasi.

1. Mampu mengaplikasikan

teknik manajemen risiko

terhadap risiko-risiko

standard dan non-

standar.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 109

Pelaporan 1. Kemampuan untuk menyusun

laporan-laporan yang efektif

berdasarkan kinerja usaha dan

memperlihatkan kewaspadaan

terhadap keadaan keuangan.

1. Secara aktif merevisi dan

mengedit laporan-

laporan untuk

menghasilkan dokumen

yang ringkas dan terarah.

Mengerti Aspek

Keuangan

1. Pengetahuan atas pelaporan

keuangan, misalnya keuangan

perusahaan asuransi, neraca

keuangan dan laporan rugi laba.

2. Pemahaman atas ukuran kinerja

asuransi, seperti loss ratio, laba

usaha, return on capital.

1. Mampu untuk

memanfaatkan informasi

pelaporan keuangan dan

ukuran kinerja asuransi

di dalam pengelolaan

risiko.

2. Memahami pengaruh

proses underwriting

terhadap hasil usaha

secara keseluruhan.

Strategi Usaha

yang Spesifik

dari Perusahaan

1. Mampu untuk mengidentifikasi

dan bekerja sesuai dengan nilai-

nilai dan filosofi perusahaan

secara menyeluruh.

1. Terbiasa dengan nilai-

nilai dan filosofi

organisasi dan mengelola

SDM sesuai dengan

strategi perusahaan.

Pengarahan

Teknis

1. Mengarahkan rekan kerja

melalui konsultasi dan

keputusan teknis. Membimbing

dan mendukung rekan kerja

baru.

1. Memberikan bimbingan

dengan contoh yang

mendorong rekan kerja

baru untuk mengambil

tanggung jawab dalam

pengembangan diri.

Keahlian

Negosiasi

1. Kemampuan untuk bernegosiasi

secara efektif dengan seluruh

pemangku kepentingan dalam

proses underwriting.

1. Menunjukkan

kemampuan bernegosiasi

secara efektif dengan

semua pihak yang

terlibat dalam proses

underwriting.

2. Mampu bernegosiasi

secara efektif atas

berbagai pertimbangan

underwriting untuk

risiko-risiko non-standar.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 110

Pengetahuan

Pasar Asuransi

dan Prakteknya

1. Menunjukkan kesadaran

terhadap aktivitas pasar asuransi

dan pesaing.

1. Secara aktif meneliti

perubahan-perubahan

yang terjadi dalam pasar

asuransi dan

pengembangan produk di

masa datang.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 111

B. KEAHLIAN INTERPERSONAL

BIDANG

KOMPETENSI KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN

Analisa Data 1. Kemampuan untuk

menganalisa data yang

dibutuhkan.

1. Mampu menganalisa data

dan membuat kesimpulan.

2. Mampu mengkaji anggota

tim, menganalisa dan

membuat rekomendasi yang

sesuai.

Mengelola

Hubungan

1. Kemampuan untuk

membangun hubungan kerja

yang efektif, baik secara

internal maupun dengan mitra

usaha.

1. Mengembangkan dan

meningkatkan hubungan,

baik secara internal maupun

eksternal.

2. Kemampuan untuk

berkomunikasi dengan

segala lapisan.

Pengambilan

Keputusan

1. Kemampuan untuk mengambil

keputusan yang memadai

berdasarkan informasi dan

alasan yang tersedia dan

menjelaskan keputusan-

keputusan tersebut kepada

orang lain.

1. Menunjukkan kemampuan

untuk mengambil keputusan

yang efektif dalam situasi

yang kompleks secara

teknis.

2. Mampu memberikan

rekomendasi atas keputusan

underwriting kepada

anggota tim.

Perencanaan

dan

Pengorganisasi

an

1. Kemampuan untuk

merencanakan dan

mengorganisasikan beban kerja

secara efektif sesuai dengan

tenggat waktu pekerjaan.

1. Menunjukkan pendekatan

yang efektif terhadap

berbagai tugas.

2. Mampu memenuhi tenggat

waktu.

Manajemen

Kearsipan

1. Mengetahui dan memahami

nilai dari arsip bagi

pengembangan diri, kebutuhan

usaha, peraturan industri,

sistem dan pengawasan.

1. Kemampuan untuk

memanfaatkan arsip

menurut prosedur internal

dan peraturan pemerintah.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 112

Kemampuan

Numerik dan

Bahasa

1. Menunjukkan kemampuan

untuk menerapkan keahlian

numerik dan bahasa.

2. Menunjukkan perhatian atas

keakuratan dengan standar

yang tinggi.

1. Memanfaatkan keahlian

numerik dan bahasa secara

lengkap dan efektif.

2. Menunjukkan pemanfaatan

lebih jauh kemampuan

bahasa dan numerik untuk

meningkatkan fungsi usaha.

Pengarahan dan

Bimbingan

1. Mengarahkan rekan kerja

melalui rujukan dan keputusan

teknis. Membimbing dan

mendukung rekan kerja baru.

1. Mampu untuk memotivasi

rekan kerja untuk mencapai

sasaran perusahaan dan

underwriting.

2. Memanfaatkan keahlian

lainnya untuk mendukung

tim dalam mengelola proses

underwriting dan

memberikan pelayanan

pelanggan secara efektif.

Pengembangan

Diri

1. Kemampuan untuk mengenali

kebutuhan pengembangan diri

dan tanggung jawab pribadi

untuk proses belajar

berkesinambungan.

1. Mampu menganalisa

kekurangan keahlian secara

efektif, baik bagi diri sendiri

maupun rekan kerjanya.

2. Memanfaatkan keahlian

lainnya untuk merencanakan

pengembangan profesional

dirinya.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 113

IX. SILABUS UJIAN SERTIFIKASI UNDERWRITER – JALUR AAAIK

MATA UJIAN : PENGETAHUAN TEKNIS

MATERI

POKOK

SILABUS PERINGKAT

PENGETAHUAN

Pengetahuan

tentang Jenis

Risiko dan

Produk

1. Syarat-syarat standar dari polis dan

berbagai variasi penerapannya.

Prosedur rating.

2. Potensi perbaikan risiko.

Catatan:

Materi disesuaikan dengan lini usaha

yang diujikan:

1. Property (901)

2. Marine (902)

3. Motor (903)

4. Engineering (904)

5. Liability (905)

6. Health (906)

7. Bonding (907)

8. Claim Admin (908)

1. Memahami secara lengkap

tentang fitur-fitur produk

yang lebih kompleks,

manfaat, pengecualian dan

warranties serta

penerapannya dalam

berbagai keadaan.

2. Mampu merancang

produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan

permintaan tertanggung.

Persepsi

Risiko,

Eksposur

Risiko dan

Underwriting

1. Teori dan praktek perhitungan

eksposur (PML/EML) dan akseptasi

risiko dan ketersediaan kapasitas.

2. Perancangan program grup usaha

dan teknik keuangan lainnya,

3. Teknik aktuaria dan penggunaan

reasuransi.

4. Konsep risiko dan pengaruh variabel

terhadap keputusan luas

pertanggungan dalam semua jenis

risiko dan penyelesaian klaim.

5. Akumulasi risiko dan bentuk-bentuk

yang digunakan untuk memprediksi

akumulasi dan kelemahannya.

6. PML dan perencanaan menghadapi

katastropik.

7. Profil risiko dan kerugian termasuk

alternatif pengalihan risiko.

8. Dasar-dasar statistik.

1. Memahami konsep risiko

dan eksposur dan

pengaruh setiap aspek

risiko terhadap profil

underwriting.

2. Memahami batas

kewenangan dan proses

elevasi.

3. Mampu merancang

produk yang sesuai

dengan kebutuhan

tertanggung yang sejalan

dengan strategi usaha

perusahaan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 114

Permodalan

dan

Kesehatan

Keuangan

Perusahaan

Asuransi

1. Struktur permodalan dan kendala-

kendala rasio kecukupan modal

(RBC) dan penilaian tingkat

solvabilitas perusahaan asuransi.

2. Badan pemeringkat – maksud dan

cara kerjanya.

3. Akuntansi perusahaan asuransi.

4. Analisa dan pengelolaan portofolio

risiko.

1. Memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi

persyaratan kecukupan

modal dan peringkat

perusahaan asuransi.

2. Mampu memahami

pengaruhnya terhadap

pilihan tertanggung dan

kestabilan usaha dan

memberikan penjelasan

yang baik kepada

tertanggung.

Klaim 1. Manajemen klaim : manajemen

kerugian-kerugian besar, proses

penyelesaian, teknik dan ketentuan

pencadangan.

1. Memahami prinsip-

prinsip, proses dan

praktek penanganan

klaim.

2. Mampu

mengkomunikasikan

pemahaman terkait kepada

seluruh pemangku

kepentingan sebelum dan

sesudah terjadinya klaim.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 115

MATA UJIAN: PENGETAHUAN & KEAHLIAN ORGANISASI BISNIS (900)

A. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS

MATERI

POKOK

SILABUS PERINGKAT PENGETAHUAN

Peraturan dan

Etika Bisnis

Asuransi

Umum

1. Peraturan perasuransian dan

pengaruhnya terhadap usaha

perasuransian.

2. Peraturan tentang pencucian

uang.

1. Menunjukkan pemahaman

yang baik atas persyaratan

peraturan dan pengaruhnya

terhadap usaha perasuransian.

2. Mampu mengidentifikasi

benturan kepentingan dan

tindakan pencegahannya.

Memahami

Tertanggung

dan Perantara

1. Peran broker/pialang asuransi

dan perantara lainnya dalam

penutupan asuransi.

2. Sistem dan peraturan

perundangan tentang

keperantaraan.

1. Memahami peranan dan

fungsi broker/pialang asuransi

dan perantara lainnya.

2. Secara aktif mendapatkan

umpan balik dari tertanggung

dalam usaha untuk

meningkatkan pelayanan

terhadap tertanggung.

3. Mampu secara proaktif

mengidentifikasi

perkembangan dan

permasalahan yang

mempengaruhi tertanggung

dan broker/pialang asuransi

dan perantara lainnya.

Manajemen

Risiko

1. Prinsip-prinsip manajemen

risiko.

2. Kebutuhan manajemen risiko

bagi tertanggung.

3. Penerapan prinsip-prinsip

manajemen risiko dalam kaitan

dengan kebijakan risiko dalam

organisasi.

1. Mampu mengaplikasikan

teknik manajemen risiko

terhadap risiko-risiko standar

dan non-standar.

Dasar-Dasar

Keuangan

1. Laporan-laporan kinerja usaha

dan keuangan.

1. Mampu merevisi dan

mengedit laporan-laporan

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 116

dan Pelaporan 2. Laporan keuangan, neraca dan

laba rugi perusahaan asuransi.

3. Rasio kinerja asuransi : loss

ratio, laba usaha, return on

capital, ROI, ROE, ROA, dll.

untuk menghasilkan dokumen

yang ringkas dan terarah.

2. Mampu menggunakan

informasi laporan keuangan

dan ukuran kinerja asuransi

dalam pengelolaan risiko.

3. Memahami pengaruh proses

underwriting terhadap hasil

usaha secara keseluruhan.

Keahlian

Negosiasi

1. Metode negosiasi yang efektif

dengan seluruh pemangku

kepentingan dalam proses

underwriting.

1. Mampu bernegosiasi secara

efektif dengan semua pihak

yang terlibat dalam proses

underwriting.

2. Mampu bernegosiasi secara

efektif atas berbagai

pertimbangan underwriting

untuk risiko-risiko non-

standar.

Pengetahuan

Pasar

Asuransi dan

Prakteknya

1. Kondisi pasar asuransi dan

pesaing.

1. Mampu mengkaji perubahan-

perubahan yang terjadi dalam

pasar asuransi dan

pengembangan produk di

masa datang.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 117

B. KEAHLIAN INTERPERSONAL

BIDANG

KOMPETENSI

KOMPETENSI POKOK TINGKAT PENGUASAAN

Mengelola

Hubungan

Interpersonal

1. Hubungan kerja yang efektif,

baik secara internal maupun

dengan mitra usaha.

1. Mampu mengembangkan

dan meningkatkan

hubungan, baik secara

internal maupun eksternal.

2. Mampu berkomunikasi

dengan segala lapisan.

Pengambilan

Keputusan

1. Proses pengambilan keputusan

berdasarkan informasi dan

alasan yang tersedia.

2. Implementasi keputusan-

keputusan kepada pihak lain.

1. Mampu mengambil

keputusan yang efektif

dalam situasi yang

kompleks secara teknis.

2. Mampu memberikan

rekomendasi atas keputusan

underwriting kepada

anggota tim.

Perencanaan dan

Pengorganisasian

1. Perencanaan dan

pengorganisasian beban kerja

sesuai dengan tenggat waktu

pekerjaan.

1. Mampu menunjukkan

pendekatan yang efektif

terhadap berbagai tugas.

2. Mampu memenuhi tenggat

waktu yang ditetapkan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 118

X. BUKU REFERENSI

PENGETAHUAN TEKNIS

Pengetahuan tentang Jenis

Risiko dan Produk

1. Property (P93-Commercial Property & Business

Interuption)

2. Marine (P90-Cargo and Goods In Transit Insurance)

3. Motor (IF5-Motor Insurance)

4. Engineering (CII 745 ex 301 silabus lama)

5. Liability (P96-Liability Insurance)

6. Health (IF7-Healthcare Insurance Product + 790 –

Private Medical Insurance)

7. Bonding (Corporate Suretyship, ICS, Surety Bond)

8. Claim Administrator (IF4-Insurance Claims Handling

Process)

Persepsi Risiko, Eksposur

Risiko dan Underwriting

CII Course Book 960 – Advanced Underwriting

Permodalan dan Kesehatan

Keuangan Perusahaan

Asuransi

UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan

pelaksanaannya

Wording Polis CII Course Book P21 – Commercial Insurance Contract

Wording

PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN BISNIS

Peraturan dan Etika Bisnis

Asuransi Umum

UU No.2/1992 beserta peraturan-peraturan

pelaksanaannya

Memahami Tertanggung

dan Perantara

CII Course Book P81 – Insurance Broking Practice

Manajemen Risiko CII Course Book 655 – Risk Management

Dasar-Dasar Keuangan dan

Pelaporan

CII Course Book P92 – Insurance Business & Finance

Keahlian Negosiasi CII Course Book 990 – Insurance Corporate

Management

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 119

KEAHLIAN INTERPERSONAL

Mengelola Hubungan

Interpersonal

CII Course Book 990 – Insurance Corporate

Management

Pengambilan Keputusan CII Course Book 990 – Insurance Corporate

Management

Perencanaan dan

Pengorganisasian

CII Course Book 990 – Insurance Corporate

Management

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 120

S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/SKep-008/IV/2012 Tanggal 12 April 2012

TENTANG

PERUBAHAN SILABUS MATA UJIAN GELAR PROFESIONAL

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

PENGURUS ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Menimbang : a. Bahwa silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi

Indonesia ( AAMAI ) Sektor Asuransi Kerugian, perlu ditinjau kembali dan

disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan serta tuntutan yang akan

dihadapi AAMAI dan Industri Asuransi Kerugian.

c. Bahwa untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian Asuransi Kerugian,

perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan buku-buku wajib untuk mata

ujian, baik untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi

Kerugian maupun Ahli Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian.

Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 5 Ayat (1) tentang Ujian Gelar Profesional

b. Anggaran Dasar Bab IV Pasal 9 Ayat (1) tentang Anggota Biasa

c. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 Ayat (7a) tentang Hak Dewan Pengurus untuk

menetapkan Kebijakan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga.

d. Anggaran Rumah Tangga Bab II Pasal 4 tentang kewenangan Dewan Pengurus

untuk menetapkan dan atau untuk mengadakan perubahan atau penyempurnaan

terhadap seluruh atau sebagian mata ujian sesuai kebutuhan.

Memperhatikan : Saran, usulan serta pendapat Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Pertama

Memberlakukan silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen

Asuransi Indonesia Sektor Asuransi Kerugian Tahun 2012 dengan mata ujian

sebagai berikut :

Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian ( AAAIK )

Praktek Asuransi 101

Hukum Asuransi 102

Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan 103

Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat 104

Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 105

Asuransi Pengangkutan 106

Praktek Underwriting 107

Praktek Klaim 108

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 121

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS

No. AAMAI/Skep-008/VI/2012

Tanggal 12 April 2012

Ahli Asuransi Indonesia Jiwa ( AAIk )

Manajemen Perusahaan Asuransi 401

Manajemen Underwriting 402

Reasuransi 403

Manajemen Risiko 404

Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan 405

Manajemen Klaim 406

Ekonomi dan Bisnis 407

Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi 408

Kedua

Silabus mata ujian gelar profesional Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia

Sektor Kerugian Tahun 2012 pada butir pertama diatas, mulai diberlakukan sejak

periode ujian bulan September 2012.

Ketiga

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Keempat

Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan

dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal 12 April 2011

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Dewan Pengurus,

Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE

K e t u a

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 122

S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/Skep-015/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008

TENTANG

UJIAN SPESIALISASI LINI BISNIS SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia :

Menimbang : a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai

organisasi yang merupakan wahana bagi para profesional dalam bidang

perasuransian di Indonesia, perlu secara terus menerus mengupayakan

peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perasuransian.

b. Bahwa yang perlu dilakukan untuk menghasilkan para profesional yang secara

terus menerus memutakhirkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, salah satunya

adalah dengan memberikan kesempatan mengikuti ujian sertifikasi

underwriter Sektor Asuransi Kerugian sesuai dengan lini bisnis yang

ditangani.

c. Bahwa kepada para peserta ujian yang telah lulus dalam ujian-ujian yang

dipersyaratkan, akan diberikan sertifikat Gelar Sertifikasi Underwriter.

Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 tentang Hak d.an Kewajiban Dewan

Pengurus khususnya point (2) yang mengatur tentang hak untuk menetapkan

dan memberikan Gelar Profesional.

b. Anggaran Rumah Tangga Bab IX khususnya Pasal 14 Ayat 1 yang

mengamanahkan tentang Pemberian Gelar Profesional.

Memperhatikan : a. Surat Keputusan Dewan Pengurus No. AAMAI /Skep-013/XII/2005 tanggal

15 Desember 2005 tentang Validitas Kepemilikan Gelar Profesional

b. Keputusan Rapat Dewan Pengurus AAMAI tanggal 13 Juli 2006 khususnya

tentang Gelar Profesi untuk setiap lini bisnis.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Pertama

Melaksanakan ujian sertifikasi underwriter dalam lini usaha asuransi kerugian

yang terspesialisasi.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 123

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS

No. AAMAI/Skep-015/VI/2008

Tanggal 2 Juni 2008

Kedua

Kepada para peserta yang telah lulus ujian tersebut, akan diberikan Gelar

Sertifikasi Underwriter sesuai dengan mata ujian yang dipersyaratkan untuk

sertifikasi spesialis masing-masing dengan silabus seperti tercantum dalam

lampiran surat keputusan ini.

Ketiga

Persyaratan untuk mengikuti ujian sertifikasi underwriter adalah seperti

tercantum dalam lampiran surat keputusan ini

Keempat

Gelar Sertifikasi Underwriter untuk lini usaha asuransi kerugian, adalah :

Indonesian Certified Property Underwriter (ICPU)

Indonesian Certified Marine Underwriter (ICMar.U)

Indonesian Certified Motor Underwriter (ICMo.U)

Indonesian Certified Engineering Underwriter (ICEU)

Indonesian Certified Liability Underwriter (ICLi.U)

Indonesian Certified Health Underwriter (ICHU)

Indonesian Certified Miscellaneous Underwriter (ICMi.U)

Indonesian Certified Bonding Underwriter (ICBU)

Kelima

Pelaksanaan ujian gelar sertifikasi underwriter dilakukan oleh Komisi Penguji

sektor Asuransi Kerugian AAMAI.

Keenam

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ketujuh

Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan

dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 2 Juni 2008

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Dewan Pengurus,

Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP

Ketua

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 124

S U R A T K E P U T U S A N No. AAMAI/Skep-016/VI/2008 Tanggal 2 Juni 2008

TENTANG

PEMBERIAN

CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia :

Menimbang : a. Bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) sebagai

asosiasi profesi di bidang perasuransian di Indonesia, perlu secara terus

menerus meningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang industri

perasuransian.

d. Bahwa perlu diberikan Certificate in General Insurance sebagai penghargaan

kepada peserta ujian yang telah lulus mata ujian yang dipersyaratkan

Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab III Pasal 4 tentang Azas dan Tujuan.

b. Anggaran Rumah Tangga Bab VII Pasal 13 Ayat 2 tentang Tugas Dewan

Pengurus.

Memperhatikan : Keputusan Rapat Dewan Pengurus tanggal 15 April 2008 dan 24 Mei 2008.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Pertama

memberikan Certificate in General Insurance kepada mereka yang telah

lulus mata ujian :

a. 101 : Praktek Asuransi

b. 102 : Hukum dan Asuransi

Kedua

Bagi peserta ujian yang telah lulus mata ujian pada butir pertama sebelum

Surat Keputusan ini ditetapkan, dapat memperoleh Certificate in General

Insurance dengan mengajukan permohonan kepada Sekretariat AAMAI.

Ketiga

Keputusan ini mulai berlaku sejak sejak tanggal ditetapkan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 125

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS

No. AAMAI/Skep-016/VI/2008

Tanggal 2 Juni 2008

Keempat

Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan

dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 2 Juni 2008

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Dewan Pengurus

Herris B. Simandjuntak, AAIK, QIP

Ketua

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 126

TATA TERTIB UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI

(Dibacakan Pengawas 5 menit sebelum ujian dimulai)

1. Kandidat yang diperkenankan mengikuti ujian adalah Kandidat yang terdaftar untuk modul (mata ujian)

yang sedang diujikan.

2. Kandidat yang terlambat hadir di ruang ujian lebih dari 30 menit setelah ujian dimulai, tidak diperkenankan

mengikuti ujian untuk modul ( mata ujian ) yang sedang diujikan.

3. Kandidat harus menempati tempat duduk yang telah ditentukan oleh Pengawas Ujian. Khusus untuk Pusat

Ujian Jakarta, tempat duduk harus sesuai dengan nomor meja yang telah diberikan sebelum memasuki

ruang ujian.

4. Kandidat harus membawa Kartu Kandidat atau Identitas Diri serta Bukti Pendaftaran Ujian, dan

meletakkannya di atas meja, setiap kali mengikuti ujian.

5. Semua buku, ringkasan, diktat, catatan-catatan dan tas/rangsel, harus diletakkan di tempat yang telah

ditentukan oleh Pengawas Ujian, kecuali alat-alat tulis yang diperlukan untuk mengerjakan ujian. Bagi

Kandidat yang membawa cellular phone (hand phone) harus menyimpannya dalam tas/rangsel atau apabila

tidak membawa tas/rangsel, peralatan komunikasi tersebut harus diletakan di atas meja (dalam keadaan off)

dalam keadaan tertelungkup dan dapat dilihat oleh Pengawas.

6. Kandidat dilarang untuk membawa senjata dalam bentuk apapun ke ruang ujian serta harus menjaga

ketertiban selama ujian berlangsung dengan tidak melakukan tindakan atau aktifitas apapun yang dapat

mengganggu ketenangan peserta ujian lainnya.

7. Selama ujian berlangsung Kandidat dilarang keras untuk:

a) berkomunikasi dengan Kandidat lainnya termasuk saling meminjamkan alat tulis maupun keperluan

lainnya,

b) berkomunikasi dengan pihak lain/luar dalam bentuk apapun termasuk menggunakan sarana komunikasi

telephone cellular (hand phone),

c) Mempergunakan catatan-catatan materi ujian dalam bentuk apapun,

d) Menyalin jawaban ujian dari atau memberikan jawaban ujian kepada Kandidat lainnya, atau

e) Melakukan perbuatan curang lainnya yang seharusnya tidak dilakukan peserta ujian.

Kandidat yang memerlukan bantuan dapat menghubungi Pengawas dengan mengangkat tangan.

8. Kandidat tidak dibenarkan menulis nama dan atau komentar-komentar maupun kode-kode apapun pada

lembar atau buku jawaban.

9. Kandidat tidak diperkenankan sama sekali meninggalkan ruang ujian sebelum lewat satu jam setelah ujian

dimulai. Kandidat yang perlu keluar ruang ujian setelah satu jam ujian berlangsung untuk keperluan ke

toilet/restroom dapat meminta izin kepada Pengawas dan hanya dapat diberikan satu kali selama ujian

dengan batasan maksimum 5 menit.

10. Kandidat tidak diperkenankan untuk makan, minum atau merokok di ruang ujian.

11. Semua jenis pelanggaran atas tata tertib ujian akan dicatat oleh Pengawas Ujian dan bagi Kandidat yang

melanggar tata tertib ujian akan dikenai sanksi pelanggaran, berupa :

a. Tidak diberikan penilaian terhadap kertas jawaban.

b. Dikeluarkan dari ruang ujian dan tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk modul (mata ujian) yang

bersangkutan.

c. Tidak diperkenankan mengikuti ujian Gelar Profesi ini untuk waktu yang tidak terbatas.

Sanksi atas pelanggaran tersebut, dapat diberitahukan secara langsung oleh Pengawas kepada Kandidat

yang bersangkutan, atau dicatat dalam Lembar Berita Acara Ujian yang ditanda-tangani oleh Pengawas

Ujian yang bertugas, kemudian diberitahukan secara tertulis oleh masing-masing Ketua Komisi Penguji

setelah melalui prosedur yang berlaku.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 127

SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB

CATATAN PENTING:

1. Pengawas berhak menetapkan sanksi yang dianggapnya wajar terhadap setiap pelanggaran Tata Tertib Ujian

yang dilakukan oleh Kandidat.

2. Sanksi Butir 11.c. Tata Tertib diputuskan dalam Rapat Komisi Penguji dengan mempertimbangkan:

a. Catatan atau rekomendasi Pengawas yang tercantum dalam BA Ujian terakhir.

b. Catatan pengalaman pelanggaran yang pernah dilakukan Kandidat terkait pada ujian-ujian sebelumnya.

3. Pemberlakuan sanksi yang ditetapkan oleh Komisi Penguji akan diberitahukan secara tertulis kepada

Kandidat yang melakukan pelanggaran.

No. Jenis Pelanggaran Sanksi 1. Pelanggaran atas butir 5 -

Menyimpan buku/catatan /hp,

dll. di atas/disekitar meja.

Peringatan pertama secara lisan untuk mematuhi Tata Tertib

Peringatan kedua sanksi dicatat dalam Berita Acara Ujian disertai

rekomendari kepada Komisi Penguji untuk tidak dinilai kertas

ujiannya (sanksi Butir 11.a Tata Tertib)

2. Pelanggaran atas butir 6 -

Membawa senjata/membuat

kegaduhan

Membawa senjata: peringatan lisan serta diminta untuk

memindahkan senjata tersebut ke luar ruang ujian.

Berbuat kegaduhan: Pelanggaran pertama berupa peringatan

lisan; Pelanggaran kedua di catat dalam BA Ujian; Pelanggaran

ketiga dapat kenakan sanksi Butir 11.b Tata Tertib.

3. Pelanggaran atas butir 7 –

Menyontek dan sejenisnya Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan;

Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian;

Pelanggaran ke tiga sanksi Butir 11.a atau 11.b Tata Tertib sesuai

dengan rekomendasi Pengawas.

4. Pelanggaran atas butir 8 -

Menulis nama atau komentar

dalam kerta ujian

Tindakan oleh Komisi Penguji berupa pemotongan nilai sebesar

10-25%.

Tidak dinilai kertas ujiannya (Diskualifikasi)

5. Pelanggaran atas butir 9 -Izin

keluar ruangan lebih dari 1

kali atau 5 menit/kali.

Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan.

Pelanggaran kedua berupa pencatatan dalam BA Ujian.

Pelanggaran ketiga sanksi Butir 11.b Tata Tertib

6. Pelanggaran atas butir 10 -

Makan, minum atau merokok

di ruang ujian.

Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan

Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 128

TATA CARA PELAKSANAAN UJIAN

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Jadwal Ujian

Ditetapkan oleh KOMISI PENGUJI dan telah diedarkan kepada semua peserta ujian dan pengawas

ujian. Peserta dan pengawas ujian diminta untuk berada di tempat ujian sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan.

Penanggung-Jawab Pelaksanaan Ujian (PJPU) dan Pengawas Ujian (PU)

PJPU untuk setiap pusat ujian ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI. Khusus untuk Jakarta PJPU

ditunjuk untuk setiap sesi ujian.

PJPU dibantu oleh PU yang ditunjuk oleh KOMISI PENGUJI.

PJPU dan PU harus mengenakan tanda pengenal selama bertugas dan menanda-tangani daftar

hadir yang disediakan oleh Sekretariat AAMAI

Penugasan PJPU dan PU tidak boleh diwakilkan kepada orang lain tanpa persetujuan tertulis dari

Ketua KOMISI PENGUJI.

Dalam hal PJPU berhalangan karena alasan mendesak, yang bersangkutan harus memberitahukan

hal tersebut kepada Ketua KOMISI PENGUJI sekurang-kurangnya satu hari sebelum pelaksanaan

ujian.

Tugas dan Tanggung Jawab PJPU

Sebelum ujian dimulai

Memeriksa dokumen ujian yang diterima dari Sekretariat apakah telah sesuai dengan jadwal dan

diterima dalam keadaan tertutup.

Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan

ujian selesai.

Memeriksa ruang ujian dan pengaturan tempat duduk Kandidat dengan memperhatikan jarak yang

cukup untuk menghindarkan adanya kerjasama antar Kandidat.

Memberi pengarahan kepada PU tentang tugas yang akan dilakukan.

Meminta PU untuk membagikan lembar jawaban ujian beserta Kartu Tanda Hadir Ujian (KTHU)

kepada setiap Kandidat.

Membacakan Tata Tertib Ujian 10 menit sebelum ujian dimulai.

Meminta PU untuk membagikan kertas ujian kepada setiap Kandidat.

Menyatakan dengan resmi waktu ujian dimulai dan mempersilahkan Kandidat untuk mulai bekerja

untuk jangka waktu tiga jam.

Selama ujian berlangsung

Memberikan penjelasan atas pertanyaan dari Kandidat (bila ada) yang tidak menyangkut materi

ujian.

Menyampaikan pemberitahuan/pengumuman kepada Kandidat (bila ada).

Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki ruang ujian selama ujian berlangsung.

Memberi peringatan kepada Kandidat yang melanggar Tata Tertib Ujian.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 129

Meminta PU untuk mengumpulkan KTHU dan mencocokkan jumlahnya dengan jumlah kertas

jawaban setelah ujian selesai.

Setelah ujian selesai

Mengumumkan bahwa waktu ujian telah berakhir dan meminta Kandidat untuk berhenti menulis.

Meminta PU untuk mengumpulkan semua kertas jawaban.

Menanda-tangani Berita Acara pelaksanaan ujian dan di-countersign oleh salah seorang PU.

Membubuhkan tanda-tangan pada setiap Buku Jawaban. Penanda-tanganan dapat dibantu oleh

salah seorang atau lebih PU yang ditunjuk oleh PJPU

Menyerahkan kertas jawaban dalam amplop tertutup/disegel kepada Kepala Sekretariat AAMAI.

Tugas dan tanggung jawab PU

Datang ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan bertugas sampai dengan

ujian selesai.

Membantu PJPU dalam melaksanakan ujian.

Mencocokkan kartu tanda Kandidat atau kartu identitas lainnya dengan Kandidat yang ikut

(kesamaan foto).

Melakukan pengawasan dalam ruang ujian selama ujian berlangsung.

Melaporkan kepada PJPU bila ada Kandidat melakukan tindakan yang melanggar Tata Tertib

Ujian.

Memperhatikan Kandidat yang keluar ruang ujian dengan alasan keperluan mendesak agar tidak

melakukan sesuatu tindakan yang curang.

Mengumpulkan buku jawaban ujian setelah ujian berakhir.

Tugas dan tanggung jawab Sekretariat

Menyiapkan tempat ujian yang cukup untuk menampung Kandidat

Menyiapkan daftar nama (print out) Kandidat untuk pengecekan Kandidat yang ikut ujian

Menyediakan Buku/Lembar Jawaban ujian dan perlengkapan ujian lainnya dalam jumlah yang

cukup.

Menerima Buku/Lembar Jawaban dari PJPU dengan memberikan tanda terima.

Catatan :

Tata Cara Pelaksanaan Ujian ini harus disampaikan kepada PJPU dan PU bersamaan dengan surat

penunjukan oleh Ketua KOMISI PENGUJI kepada yang bersangkutan.

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 130

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 131

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 132

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 133

A A M A I BUKU PANDUAN SEKTOR ASURANSI KERUGIAN 2012

The Indonesian Insurance Institute (AAMAI) 134