BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. PENGKAJIAN (“Sub Bab” huruf kecil)
Mahasiswa/NIM : Merry Vinny Karina
Tanggal : 9 Januari 2012
Jam : 16.00 WIB
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sleman
Status : Kawin
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan
Tgl. masuk RS : 3 Januari 2012
No. RM : 01909xxx
Ruang : J kamar 3
Diagnosis kerja/medis : Fraktur intratrochanter femur next time tulis
tanggal diagnosisnya diagnosis medis bisa berubah
b. Keluarga / Penanggungjawab
Nama : Bpk. S
Umur : 57 tahun
Hubungan : Suami
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sleman
2. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Kesehatan Pasien :
1) Keluhan utama saat dikaji :
Pasien mengatakan keringat dingin berlebihan terutama pada malam hari
(menurut pasien krn apa? Pada saat apa? Berkurang jika apa? Apa usaha yg
sudah dilakukan utk mengatasinya? Apa hasilnya?).
2) Keluhan tambahan saat dikaji :
Pasien mengatakan susah tidur. Susah tidur: sulit jatuh tidur, atau sering
terbangun?
3) Alasan utama masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan jatuh dari motor dan pinggul kanan sakit.
4) Riwayat penyakit sekarang :
Pada tanggal 3 Januari 2012 (sekian hari atau sekian jam yg lalu…) pasien
ingin pergi bersama suaminya dengan naik motor, tetapi sebelum naik
motor, karena standar yang tidak sempurna, pasien hendak naik motor
ternyata motor jatuh di aspal, pasien mengatakan mendengar bunyi krek
pada area pahanya, perbaiki kalimatnya! Menulis membuat orang paham
apa yg dimaksud oleh penulis. Kalau struktur kalimatnya tidak berbentuk,
bagaimana orang lain akan bisa memahaminya? tidak bisa bangun dan merasa
sakit. Pasien langsung dibawa keluarganya ke IGD rumah sakit Bethesda
menggunakan mobil pada pukul 17.45 WIB (akan lebih jelas jika
menggunanakan hitungan waktu mundur. Gold period sangat penting dalam
penanganan kasus kegawatdaruratan). Terapi yang didapatkan saat di IGD
sampai di opname sama? di ruang J adalah remopain 3% 2x1, infus asering
20 tpm, sudah terpasang skin traksi, sudah dilakukan pemeriksaan darah
lengkap, ECG, rontgen thorak dan rontgen pelvis, Suhu : 370C, Respirasi :
20x/menit, Nadi : 92x/menit, TD : 170/90 mmHg.
5) Riwayat penyakit yang lalu :
a) Nama penyakit/waktu :
(1) Vertigo dengan hipertensi dan Vertigo HT kategori 2, riwayat gula
(2007)
(2) Stroke dan Obs. Paratesi Facial kategori 3 (2009)
(3) CVA NH hemiparestesia (S) kategori 3 (2011)
b) Upaya pengobatan :
(1) Infus asering
(2) Oksigen 3L/menit
c) Hasil : Penyakit kadang-kadang masih kambuh.
6) Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan dan obat.
b. Kesehatan Keluarga :
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki (meninggal)
= Ayah pasien (riwayat jantung/meninggal)
= Kakak laki-laki pasien (riwayat jantung, gagal ginjal, hipertensi, BPH)
= Hipertensi
= Perempuan
= Perempuan meninggal
= Adik nenek pasien (riwayat DM/meninggal)
= Pasien
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan 3x sehari, porsi makan 1 piring sekali makan,
makanan yang disukai yang penting tidak banyak garam, makanan yang
tidak disukai adalah ayam beras, pasien biasa makan di rumah, pasien
mengatakan menggunakan garam untuk masakan hanya sedikit. Nafsu
makan baik jelaskan.
Pasien mengatakan minum sebanyak 8 gelas sehari (kurang lebih 2000 cc),
jenis minuman yang sering dikonsumsi adalah air putih, pasien tidak
menyukai kopi, pasien minum teh manis apabila kurang enak badan.
(daripada dibuat paragraph tetapi kesinambungan kalimatnya tidak jelas,
lebih baik dibuat dalam bentuk “list” saja, singkat-padat-jelas)
2) Selama sakit
Selama sakit dan dirawat inap, pasien makan dengan jenis makanan bubur
biasa, makan 3x sehari, diselingi snack sekitar pukul 15.00, makan hanya 4-
5 sendok atau 1/3 dari porsi yang disajikan, ditambah roti.
Pasien mengatakan tidak suka makanan di rumah sakit karena pasien merasa
makanan yang disediakan asin.
Pasien mengatakan tiap hari selama di rumah sakit minum kurang lebih 6
gelas air putih ditambah 2 gelas teh pagi dan sore. Ukuran/volume?
Keluhan pada pengkajian hari kedua: Mual dan muntah. Pengkajian hari
kedua masuk ke CP muncul diagnose baru
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Buang air besar (BAB)
Pasien mengatakan buang air besar 1x sehari yaitu tiap pagi hari, lancar
dan tidak menggunakan obat pencahar.
b) Buang air kecil (BAK)
Pasien mengatakan buang air kecil lancar, sering dan tidak ada keluhan.
2) Selama sakit
a) Buang air besar (BAB)
Pasien mengatakan hanya sekali BAB dari tanggal 3 – 9 januari 2012.
Selama sekian hari Feses hanya keluar sedikit, keras dan bulat-bulat
kecil.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan yaitu dengan minum
obat pencahar (Dulcolax) yang diberikan perawat. Dosis? Efek?
b) Buang air kecil (BAK)
Pasien mengatakan frekuensi BAK kurang lebih 5x dalam sehari,
jumlah sekitar 1000 cc, warna ada sedikit darah, alat bantu buang air
kecil adalah kateter kalau menggunakan kateter, tidak perlu
disebutkan brp kali/hari, ttp cukup volume dalam 24 jam, warna, dll.
c. Pola Aktifitas Istirahat-Tidur
1. Sebelum sakit
Klien tidak banyak aktivitas. Aktivitas banyak dilakukan hanya untuk tiduran
dan menonton televisi. Kegiatan sehari-hari di bantu (awalan “di” hanya
dipisah jika menunjukkan tempat, missal “di kelas”, sedangkan lainnya harus
disambung seperti “dibantu” oleh orang lain (keluarganya).
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Ket. 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
Pasien istirahat teratur, tidak ada keluhan untuk tidur dan istirahat.
2. Selama sakit
Keadaan aktifitas
Kemampuan Perawatan
Diri0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
Pasien mengatakan keringat dingin berlebihan terutama pada malam hari
yang menyebabkan susah tidur.
d. Pola Kebersihan Diri (sebelum sakit) yang setelah akit tidak ada?
1) Kebersihan kulit
Pasien mengatakan mandi setiap hari, 2x sehari, pagi dan sore, mandi
menggunakan sabun mandi
2) Kebersihan rambut
Pasien mengatakan mencuci rambut 1x sehari menggunakan shampoo.
3) Kebersihan telinga
Pasien mengatakan membersihkan telinga pada saat mandi.
4) Kebersihan mata
Pasien mengatakan membersihkan mata pada saat mandi.
5) Kebersihan mulut
Pasien mengatakan menggosok gigi 3x sehari menggunakan pasta gigi, pada
waktu mandi pagi, sore dan malam hari sebelum tidur.
6) Kebersihan kuku
Pasien mengatakan memotong kuku apabila dirasa sudah panjang.
e. Pola Pemeliharaan Kesehatan
1) Intelektual
a) Pengetahuan tentang penyakit yang diderita :
Pasien mengatakan sudah mengetahui penyakit yang diderita “pasien
mengatakan bahwa ia sedang sakit….. sehingga memerlukan perawatan di
rumah sakit supaya …. (versi pasien ditulis apa adanya)”.
b) Pengertian tentang perawatan, pencegahan penyakit yang diderita :
Pasien mengatakan sudah tahu tentang perawatan dan pencegahan
penyakit yang diderita. Ganti “sudah tahu” dengan keterangan “pasien
mengatakan bahwa untuk merawat kondisinya, ia harus… blablabla.
Sedangkan utk mencegah… blablabla
f. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien sudah menopause.
g. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori (hindari penggunaan kata2 “baik, normal, tidak
apa-apa” karena kata2 tsb merupakan kesimpulan dan sangat subjective
1) Keadaan mental : Sadar
2) Berbicara : Jelas dan Mampu mengekspresikan pendapat
3) Bahasa yang dikuasai : Indonesia dan Jawa
4) Kemampuan membaca : berkurang (maksudnya???)
5) Kemampuan berkomunikasi : baik
6) Kemampuan memahami informasi : baik
7) Tingkat ansietas
Sedang, karena pasien banyak bertanya dengan perawat.
8) Keterampilan berinteraksi: memadai
h. Pola Konsep Diri (Merry, sebaiknya utk askep2 berikutnya, baca lagi deh tentang
Konsep Diri (bisa baca punya Budi Ana Keliat tu, soalnya kalau dibiarkan, lama2
bisa melenceng dari konsep aslinya. Misal: Ideal diri: harapan, cita, keinginan,
arah hidup, tujuan saat ini bukan kemampuan utk bergaul atau komunikasi…..)
1) Identitas diri:
Klien mengatakan namanya Ny. D, suaminya Bpk. S dan Ny. D punya 1
orang anak perempuan dan sekarang sudah bekerja sebagai pegawai bank.
2) Ideal diri:
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangga dan orang di sekitar
(dipisah) rumah karena mereka semua orang-orang sibuk.
3) Harga diri:
Klien merasa masih di hargai oleh anaknya, suaminya dan keluarganya.
4) Gambaran diri:
Klien merasa tidak terganggu dengan penampilannya saat ini.
5) Peran diri:
Klien ingin cepat pulang ke rumah.
i. Pola Koping Baca juga tentang koping: pola pertahanan diri menghadapi suatu
stressor
Pengambilan keputusan : dibantu oleh keluarga.
j. Pola Peran-Berhubungan
1) Status pekerjaan: tidak bekerja
2) Jenis pekerjaan : pensiunan
3) Sistem pendukung : anak, suami dan keluarga. Dukungan keluarga selama
masuk rumah sakit yaitu secara bergantian, anak, suami dan keluarga dekat
klien menjagai (cukup “menjaga”, jagai itu kalimat popular, missal utk lagu…
hoho) klien saat berada di rumah sakit.
k. Pola Nilai dan Keyakinan
1) Sebelum sakit : Pasien selalu sholat
2) Selama sakit : Hanya berdoa ditempat tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran TB : 150 cm.
b. Pengukuran Vital Sign :
1) Tekanan darah : 160/80 mmHg, diukur dilengan kanan dengan posisi
supine
2) Nadi : 80x/mnt, reguler, di ukur di nadi radialis, teraba kuat
3) Suhu : 37,20C, diukur diaksila
4) Respirasi : 22x/mnt, reguler
c. Tingkat Kesadaran (kuantitatif & kualitatif) :
1) Kualitatif : composmentis
2) Kuantitatif : E=4, V=5, M=6
d. Keadaan Umum:
Klien tampak sakit sedang, alasannya karena klien terlihat kesakitan, wajah
menyeringai, posisi berhati-hati, melindungi area yang sakit dan terpasang infus
asering 20 tts/m, di tangan sebelah kiri.
5. Pengkajian Fisik Merry, baca lagi PF yaaaaa, selalu, supaya lama-lama tdk
melenceng/menurun
a. Kepala
Bentuk kepala bulat (simetris tidak?), kulit kepala sedikit kotor, rambut tebal
(kebersihan? Rontok? Warna? Bau?, dll).
b. Mata
Konjungtiva merah, sklera putih, pupil isokor, reflek cahaya, lapang pandang,
dll.
c. Telinga
Fungsi pendengaran baik, tidak ada alat bantu pendengaran kondisi pinna, dll.
d. Hidung
Tidak ada secret, bersih.
e. Mulut dan tenggorokan
Bibir pucat, kemampuan berbicara baik, warna lidah merah, uvula simetris.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
g. Dada
1) Inspeksi :Bentuk simetris, retraksi dada lambat, ictus cordis tidak
teraba.
2) Palpasi
Simetris pada waktu bernapas, tidak ada rasa sakit pada saat dipalpasi,
tidak ada nyeri tekan dan masa.
3) Perkusi : Suara lapang paru dullness
h. Payudara
1) Inspeksi : payudara bersih dan tidak ada pembesaran.
2) Palpasi : tidak ada massa / tumor.
i. Punggung
Tidak ada kelainan tulang belakang.
j. Abdomen
1) Inspeksi : Warna kulit coklat, bentuk flat, simetris, tidak ada bekas
luka.
2) Auskultasi : peristaltic 15x/menit
3) Perkusi :Tidak ditemukan adanya penumpukan udara, cairan dan
masa.
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
k. Anus dan rektum
Tidak ada pembesaran vena dan tidak ada tumor.
l. Genetalia
Kebersihan kurang, agak berbau dan ada bercak-bercak putih.
m. Ekstremitas :
1) Atas
a) tonus otot lemah
b) jari lengkap, tidak terjadi kelainan jari baik polidaktili maupun
sindaktili
2) Bawah
a) tidak ada udema
b) tonus otot lemah
c) jumlah jari lengkap
d) kaki sebelah kanan folio sejak berumur 2 tahun
n. Integumen
1) turgor kulit elastis
2) terdapat luka post operasi di paha sebelah kanan (post operasi apa? Dari
awal kok tidak pernah disebutkan? Hari ke berapa setelah pengkajian?)
6. Rencana Pulang
a. Di tempat tinggalnya, pasien tinggal dengan anak dan suami
b. Keinginan tinggal setelah pulang : di rumah
c. Pelayanan kesehatan yang digunakan sebelumnya : Rumah Sakit
d. Kendaraaan yang digunakan saat pulang : Mobil
e. Bantuan yang diperlukan setelah pulang : tetap rutin untuk kontrol kesehatan
7. Diagnostik Test
a. Hasil pemeriksaan imejing tanggal 6 januari 2012
RO : tampak defect post fractur sub trochanter femur dengan internal fiksasi
plates screm terpasang
Stabilitas fiksasi : baik
Optimalisasi alignment : baik
Trabeculasi : dbn
b. Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Harga normal
Hb 10,00 gr/dl 13,50 – 17,50
Hct 29,3 % 41,0 – 53,0
GDS 140
Amylase 65
Lipase 33
Natrium 114
Kalium 4,09
TSH 0,564
Tiroksin (T4) 16,12
8. Program tindakan dan program pengobatan
a) Bed rest parsial
b) Posisi tidur supine
c) Diet NBDMZA
d) Obat-obatan
Oral :
- Codiovan 80 mg (1x1) tab
- Noperten 5 mg (0-1-1) tab
- Farmasal (0-0-1/2) tab
- Simuastatin 1x10 mg tab
- Allupurinol (0-1-0) tab
- Metformin (0-1-1) tab
- Gliquidone (a.c) (1/2-0-0) tab
- Hi bone (1x1) tab
- I flex (2x1) tab
- Amilodipine (1x1) tab
- Dexaflox (2x1) tab
- Dramamine (2x1) tab
- Narfoz 4 mg (2x1) tab
9. Analisa obat (dilampirkan saja)
No. NAMA OBAT
INDIKASI KONTRA INDIKASI
EFEK SAMPING IMPLIKASI KEPERAWATAN
1 Codiovan 80 mg
Hipertensi - Hamil dan kerusakan hati berat, sirosis kandung empedu dan kolestasis (terhentinya aliran empedu).- Anuria (tidak dibentuknya kemih oleh ginjal), kerusakan ginjal berat.- Hipokalemia, hiponatremia, hiperkalsemia refrakter (tidak mempan diobati) dan gejala-gejala hiperurisemia, pasien dialisis.- Menyusui.
Sakit kepala, pusing, kelelahan, sinusitis, faringitis, infeksi saluran nafas bagian atas, batuk, nyeri punggung, diare, infeksi yang disebabkan oleh virus, nyeri dada, mual, rinitis, dispepsia, infeksi saluran kemih, nyeri perut, sering kencing, nyeri lengan, bronkhitis, sesak nafas, nyeri kaki, keseleo, penglihatan abnormal, radang sendi, kram kaki, impotensi, insomnia (susah tidur), ruam.
Pasien yang mengalami deplesi Natrium dan/atau cairan, stenosis arteri ginjal, kerusakan hati, lupus eritematosus sistemik.
2 Noperten 5 mg
NOPERTEN adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme
NOPERTEN tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap lisinopril.Pada penderita yang secara historis dapat menyebabkan
umumnya ringan dan bersifat sepintas,Pusing,sakit kepala,letih dan diare,batuk,nausea,ruam kulit, palpitasi,ortostatik,nyeri dada dan lelah telah dilaporkan,walaupun tidak sering.Infark myocard atau gangguan sirkulasi serebrovaskular yang mungkin terjadi sebagai akibat dari hipotensi yang berlebihan pada penderita dengan resiko tinggi.-Takikardia.
Pada penderita dengan volume cairannya sudah terkuras oleh diuretik,diet rendah garam,dialisis diare atau muntah,karena pada penderita ini dapat timbul gejala hipotensi
yang diindikasikan untuk:-Pengobatan hipertensi tingkat sedang hingga berat.Dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat antihipertensi lain.-Pengobatan payah jantung kongestif sebagai terapi tambahan disamping diuretik,dan bila perlu dengan digitalis.
angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan obat penghambat Angiotensin Converting Enzyme.
-Nyeri abdomen,mulut kering,hepatoseluler atau kolestatik ikterus.-Perubahan suasana perasaan {mood).-Perasaan bingung (mental confusion).-Diaforesis.-Uremia,oliguria,anuria,disfungsi ginjal,gagal ginjal akut,impoten.-Suatu komplek gejala telah dilaporkan meliputi:demam,vaskulitis,mialgia,atralgia/arthritis,eosinofilia dan lekositosis.
pada dosis awal NOPERTEN".-Pada penderita payah jantung kongestif dengan tekanan darah normal atau rendah,karena pemberian NOPERTEN® dapat menimbulkan penurunan tekanan darah lebih lanjut.Bila hipotensi tersebut menimbulkan keluhan perlu dilakukan pengurangan dosis atau penghentian NOPERTEN®.-Belum ada penelitian penggunaan pada wanita hamil dan anak-anak.-Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus.Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus,bahkan dapat menyebabkan kematian fetus dan neonatus.Apabila pada pemakaian
obat ini ternyata wanita itu hamil,maka pemakaian obat harus segera dihentikan.-Pada kehamilan trisemester II dan III dapat menimbulkan antara lain hipotensi,hipoplasia-tengkorak neonatus,anuria,gagal ginjal reversibel atau irreversibel dan kematian.Juga dapat terjadi oligohidramnion,deformasi kranio fasial,perkembangan retardasi,intrauteri,paten duktus arteriosus.-Bayi dengan riwayat dimana selama didalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi,oliguria dan hiperkalemia.-Hati-hati pemberian pada ibu menyusui.
-Bila diberikan bersama diuretik,kadang terjadi hipotensi berlebihan.
4 Farmasal Untuk meringankan rasa nyeri, seperti pada sakit kepala, sakit gigi, sakit pada waktu menstruasi, sakit otot dan untuk menurunkan demam.
Penderita tukak lambung
- Penderita yang hipersensitif terhadap salisilat, dapat juga hipersensitif terhadap aspirin.
- Penderita yang sedang terapi dengan antikoagulan.
- Kehamilan tiga bulan terakhir
- Penderita hemofilia dan trombositopenia.
- Penderita alergi
- Agak sering terjadi: mual, muntah, sakit lambung (iritasi saluran cerna)
- Aspirin dapat menginduksi bronkhospasm (asma alergi)
- Pada pemakaian lama dapat menimbulkan pendarahan lambung, tukak lambung, tinitus dan ketulian.
- Telah dilaporkan kemungkinan hubungan penggunaan obat ini dengan sindrom Reye pada anak.
Hati-hati pemakaian pada wanita hamil dan menyusui.
-Pemakaian pada anak-anak
usia kurang dari 1 tahun
harus menurut petunjuk
dokter.
-Dianjurkan membatasi
penggunaan obat ini pada
anak-anak yang menderita
demam.
-Bila setelah dua hari
pemakaian obat ini suhu
tidak menurun atau setelah
5 hari nyeri tidak
menghilang agar
menghubungi Puskesmas
(termasuk asma)
- Penderita yang pemah atau sering mengalami pendarahan dibawah kulit.
atau dokter terdekat.
-Hati-hati penggunaan pada
penderita gangguan fungsi
hati dan ginjal
-Hati-hati penggunaan pada
anak-anak dengan gejala-
gejala demam terutama flu,
varicella (cacar air) atau
konsultasikan dengan
dokter.
-Sebaiknya obat ini
diminum setelah makan
atau bersamaan dengan
makan
5 Simvastatin Menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol total pada hiperkolesterolemia
Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum menetap yang tidak dapat dijelaskan.
Nyeri perut, susah buang air besar, peregangan perut, astenia (lemah/tidak bertenaga), sakit kepala, miopati, rabdomiolisis.
Monitor profil lemak tiap 3 bulan pada penggunaan jangka panjang.Hiperkolesterolemia familial homozygosa, hipertrigliseridemia, penyakit hati, banyak
primer dan sekunder bila pengaturan pola makan (diet) dan tindakan non-farmakologikal lainnya tidak mencukupi.
mengkonsumsi alkohol.
6 Allupurinol Gout dan hiperurisemia
Alergi terhadap Alopurinol. Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi pupura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan sindrome poliartrtis. Demam, eosinofilia, kegagalan hati dan ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam.
Hati-hati pemberian pada penderita yang hipersensitif dan wanita hamil. Hindari penggunaan oada penderita dengan gagal ginjal atau penderita dengan hiperurisemia asimptometik. Hentikan pengobatan dengan Alopurinol bila timbul kemerahan kulit atau demam. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan katarak. Selama pengobatan dianjurkan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, hentikan
pengobatan jika terjadi kerusakan lensa mata. Penggunaan pada wanita hamil, hanya bila ada pertimbangan manfaat dibandingkan risikonya. Alopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan artritis gout akut sehingga sebaiknya obat antiinflamasi atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi. Hati-hati bila diberikan bersama dengan vidarabin.
7 Metformin Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil. - Sebagai kombinasi
Penderita kardiovaskular, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol, koma diabetik, ketoasidosis, infark miokardial, keadaan penyakit kronik akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan, keadaan yang berhubungan dengan asidosis laktat seprti syok, insufisiensi
Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare. Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis, vaskulitis.
Keadaan yang memicu hipoksia dan akumulasi laktat dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat yang berbahaya, maka metformin tidak boleh diberikan pada penderita penyakin kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol. - Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan
terapi pada penderita yang tidak responsif therhadap terapi tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder. - Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan.
pulmonar, riwayat asidosis laktat.
asam folat di saluran cerna, oleh karena itu perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun. - Meskipun metformin tidak menimbulkan efek samping embrionik pada wanita hamil yang mengalami diabetes, insulin lebih baik daripada zat antihiperglikemik oral untuk mengontrol hiperglikemia pada kehamilan. - Tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita menyusui. - Kemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan antikoagulan tertentu, dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan. - Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.
8 Gliquidone (a.c)
Untuk pengobatan
Diabetes tergantung
Efek samping jika terjadi overdosis akut:Hipoglikemia dengan gejala kelaparan,
pasien-pasien yang tidak
diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM) atau diabetes mellitus tipe 2 dan tidak terkontrol dengan diet.
insulin (diabetes mellitus tipe 1). Koma, prekoma diabetes dan ketidakseimbangan metabolik yang ekstrim dengan tendensi ke keadaan asidosis.
Jangan digunakan pada pasien diabetes yang terkomplikasi dengan asidosis atau ketosis, maupun pada kondisi stress of surgery atau infeksi akut.
Gliquidone tidak boleh digunakan pada masa kehamilan atau masa
berkeringant, gemetar, bingung dan mengantuk, dan jika ini terjadi segera konsumsi gula dan minum yang manis.Efek samping berat atau irreversible:Gliquidone ditoleransi dengan baik. Reaksi-reaksi hipoglikemia, alergi, rash, atau intoleransi saluran cerna, nausea dan muntah sangat jarang terjadi.Reaksi hipoglikemia ringan dengan cepat dapat diatasi dengan mengkonsumsi karbohidrat. Belum pernah dilaporkan adanya kasus hipoglikemia serius yang berkepanjangan.Hipoglikemia dapat terjadi bersamaan dengan malaise, kehilangan konsentrasi dan penurunan kesadaran. Jika pemberian karbohidrat secara oral dirasa tidak praktis, dapat diberikan dextrose secara intravena. Dapat juga diberikan glukagon (1 mg per subkutan).
mengkonsumsi makanan (terutama pada usia lanjut atau yang kondisinya lemah) harus diingatkan untuk tidak menggunakan obat ini dengan tujuan mengurangi risiko reaksi hipoglikemia.
Perhatian khusus harus diberikan jika gliquidone diberikan bersamaan dengan pengobatan lainnya, karena interaksi dengan sulfonilurea umumnya dapat terjadi.
Efek dari gliquidone dapat meningkat karena kerja fisik.
Data mengenai pemberian pada anak tidak
menyusui, pada pasien dengan gagal fungsi hati atau ginjal yang berat dan porfiria.
tersedia. Gliquidone
diekskresikan melalui ASI.
9 Hi bone Pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada wanita pra dan pasca menopause.Memelihara kesehatan tulang.
10 I flex utk terapi dm tipe 1 & tipe 2
hipoglikemia hipoglikemia; edema Peny atau obat yg dpat memperlambat absorpsi makanan &/atau meningkatkan kebutuhan insulin. Pengurangan jadwal makan, aktivitas fisik yg berat. Preparat yg mgd metacresol yg dpat menyebabkan reaksi alergi. dpt mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
Hamil.
11 Amilodipine Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik (angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.
Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan dihidropiridin lainnya.
Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik antara lain : edema, sakit kepala. Secara umum : fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui.Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.
Pasien dengan gangguan fungsi hati :Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang, sehingga perlu pengawasan.
12 Dexaflox Infeksi berat yang
Hipersensitivitas terhadap Quinolon.
Gangguan saluran pencernaan, gangguan neurologis, reaksi hipersensitifitas.
Hindari terkena sinar matahari atau sinar
disebabkan oleh bakteri Gram negatif & Gram positif patogen yang rentan terhadap Pefloxacin.Infeksi saluran kemih & kelamin.
Kekurangan G6PD. Anak berusia kurang dari 15 tahun. Wanita hamil dan menyusui.
Trombositopenia (pada dosis tinggi). ultraviolet.Sesuaikan dosis pada insufisiensi hati berat.Interaksi obat : - bisa mempotensiasi efek Teofilin.- kemanjuran Pefloxacin dikurangi oleh antasida yang mengandung Aluminium, Magnesium base.
13 Dramamine Mencegah & menghilangkan mabuk perjalanan & mengobati vertigo, mual atau muntah akibat terapi eletrosyok, anestesi & pembedahan, gangguan labirintin, mual akibat
Mengantuk. Penggunaan dengan antibiotik dapat menyebabkan ototoksisitas.Dapat mengganggu kemampuan untuk mengendarai & mengoperasikan mesin.
radiasi & sindroma setelah fenestrasi.
14 Narfoz 4 mg Ondansetron diindikasikan untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat kemoterapi dan radioterapi sitotoksik.Tidak boleh digunakan pada keadaan mual dan muntah karena sebablain.
Hipersensitif terhadap Ondansetron.
Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala,sensasi kemerahan atau hangat pada kepala dan epigastrium.Efek samping yang jarang terjadi dan biasanya hanya bersifat sementara adalah peningkatan aminotransferase yang asimtomatik.Ondansetron juga dapat meningkatkan waktu transit usus besar dan dapat menyebabkan konstipasi pada beberapa penderita.Ada beberapa laperan tentang terjadinya reaksi hipersensitif yang cepat.
Kehamilan:Pada hewan percobaan Ondansetron tidak bersifat teratogenik.Belum ada percobaan yang dilakukan pada manusia.Sama seperti obat-obat lainnya,sebaiknya Ondansetron tidak digunakan pada kehamilan,terutama pada trimester pertama,kecuali bila keuntungan yang di dapat melebihi dan resiko yang mungkin akan terjadi.
Wanita menyusui:Percobaan pada tikus membuktikan adanya ekskresi Ondansetron pada ASI.Oleh karena itu,ibu-ibu yang mendapat Ondansetron dianjurkan untuk tidak menyusui.
10. Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab1
2
3
4
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendok- Konjungtiva merah,
sklera putih- Hb : 10,00 gr/dl
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah- Banyak keringat
dingin, RR, nadi
DS : Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial- Kelemahan otot- Kaki kanan folio dan
agak kaku- Saat memindahkan
kaki kanan harus dibantu
DS : Pasien mengatakan tidak melakukan aktivitasDO :
- Imobilisasi- ADL di bantu
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kelelahan
Gangguan mobilitas fisik
Syndrom Kurang mandiri dalam merawat diri: mandi, makan, toileting, dressing
Mual dan muntah (kurangnya intake makanan/minuman)
Mual muntah diagnose tersendiri
Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik (data mana yg menunjukkan status ini?).
Imobilisasi, post op
Kelemahan fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal : 9 januari 2012 Jam : 16.30 WIB
No. Diagnosa Keperawatan1
2
3
4
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendokKonjungtiva merah, sklera putihHb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah- Banyak keringat dingin
Gangguan mobilitas fisik b.d Imobilisasi, post op
DS : Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial- Kelemahan otot- Kaki kanan folio dan agak kaku- Saat memindahkan kaki kanan harus dibantu
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisik
DS : Pasien mengatakan tidak melakukan aktivitasDO :
- Imobilisasi- ADL di bantu
Tanggal : 9 Januari 2012 TT:
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Meery, untuk rencana intervensi, urutkan sesuai ONEK, dan pertimbangkan keberadaan keempat tipe intervensi tersebut
Nama Pasien : Ny. DRuangan : JWaktu : 9 januari 2012 (pukul 16.30 WIB)Nama Mahasiswa : Merry Vinny Karina
NoDiagnosa
Keperawatan & Data Penunjung
Tindakan KeperawatanRasional
Tujuan & Kriteria Tindakan
1
Tgl / Jam: 9 Januari 2012 / 16.30 WIB
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendok
- Konjungtiva merah, sklera putih
Tgl / Jam: 9 Januari 2012 / 16.30 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan criteria :DS : pasien mengatakan sudah tidak mual dan ada nafsu makanDO :
- Pasien sudah tidak muntah
- Dapat menghabiskan
Tgl / Jam: 9 Januari 2012 / 16.30 WIB
1. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3. Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural. O
4. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Tgl / Jam: 9 Januari 2012 / 16.30 WIB
1. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3. Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
4. Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi
2
3
- Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah
- Banyak keringat dingin
Gangguan mobilitas fisik b.d Imobilisasi, post op
DS : Pasien mengatakan
makanan sesuai porsi yang dihidangkan
- Nafsu makan meningkat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, adanya peningkatan tingkat energi, dengan criteria :DS : pasien mengatakan tidak lelah dan mampu melakukan aktivitasDO :
- Pasien bisa mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
- Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, kebutuhan mobilisasi fisik klien terpenuhi, dengan criteria :
5. Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasikan aktivitas yang menimbulkan kelelahan. E
2. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa di ganggu. N
3. Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas. O
4. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya. E
5. Tingkatkan pertisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi. E
1. Observasi kemampuan mobilisasi.
pasien.5. Insulin reguler memiliki awitan
cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.
1. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.
2. Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3. Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
4. Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan.
5. Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivita yang dapat ditoleransi pasien.
1. Mengidentifikasi kemungkinan pilihan intervensi yang akan dilakukan.
2. Mengidentifikasi batas-batas
4
agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial
- Kelemahan otot- Kaki kanan folio
dan agak kaku- Saat
memindahkan kaki kanan harus dibantu
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisik
DS : Pasien mengatakan tidak melakukan
DS :Pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas ringanDO :
- Klien mampu melakukan aktivitas fisik dan ADL
- Tidak terjadi komplikasi decubitus dan kontraktur sendi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien bisa mandiri, dengan criteria :DS :Pasien mengatakan bisa
2. Observasi kemampuan gerakan motorik, koordinasi gerakan pasien.
3. Atur posisi tidur pasien dan rubah posisi secara teratur tiap 2 jam.
4. Atur posisi seluruh persendian dalam anatomis.
5. Bantu pasien melakukan gerakan sendi secara pasif dan aktif.
6. Lakukan masage, perawatan kulit dan pertahankan alat tenun bersih dan kering.
7. Bantu pasien seluruhnya dalam memenuhi kebutuhan ADLnya bila kesadaran belum pulih.
8. Motivasi dan latih pasien memenuhi kebutuhan ADLnya sesuai tahap rehabilitasi.
9. Libatkan keluarga pasien untuk turut membantu dan memberikan motivasi.
10. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam terapi fisik.
1. Kaji tingkat kemandirian pasien dalam merawat diri.
2. Libatkan klien dalam beraktivitas memenuhi kebutuhannya.
intervensi yang akan dilakukan.
3. Perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap BB dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.
4. Mempertahankan fungsi sendi normal.
5. Mencegah deformitas dan menurunkan tterjadinya vena yang statis.
6. Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan risiko terjadinya ekskoriasi kulit.
7. ADL pasien tetap terpenuhi.
8. Pasien bisa mandiri dalam memenuhi ADLnya.
9. Semangat membuat pasien lebih berusaha untuk melakukan aktivitas.
10. Membantu pasien agar bisa kembali beraktivitas.
1. Mengidentifikasi tingkat kemandirian pasien.
2. Membiasakan pasien agar bisa mandiri merawat dirinya.
3. Membuat pasien lebih percaya diri karena merasa mampu dalam melakukan perawatan dirinya.
aktivitas
DO :
- Imobilisasi- ADL di bantu
merawat dirinya sendiri.
DO :
- Klien mampu merawat dirinya sendiri
- Berpartisipasi dalam merawat diri
- Beraktivitas merawat diri secara bertahap mandiri
3. Berikan support pada klien bila mempunyai kemampuan untuk melakukan perawatan dirinya.
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien.
5. Kolaborasi dengan fisioterapis dalam terapi fisik.
6. Kolaborasi dengan tim medis.
4. Semangat dari keluarga membuat pasien lebih berusaha untuk melakukan perawatan diri sendiri.
5. Membantu pasien agar lebih mampu beraktivitas.
6. Misal dengan fisioterapis1.
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. D
Ruang : J
Diagnosis Medis : Diabetes Mellitus
No Diagnosa keperawatan Tgl / Jam Perkembangan ttd
1
2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendok
- Konjungtiva merah, sklera putih
- Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah
- Banyak keringat
9 januari 2012/hari IJam 14.30
Jam 15.00
Jam 15.30
Jam 16.00
Jam 16.30
Jam 18.00
Jam 21.00
I :
1. Mengukur suhu Suhu 37,2 0C
2. Memandikan pasien ditempat tidur Pasien sudah mandi
3. Memberikan makanan tambahan Pasien sudah makan
4. Membantu menyuapi pasien Pasien makan 4-5 sendok, merasa
mual dan muntah5. Memberikan obat oral
Narfoz 4 mg 1 tablet6. Mengukur tanda-tanda vital
Nadi 80x/menit, RR 22x/menit, TD 160/80 mmHg
E :DS : Pasien mengatakan masih
berkeringatan dan masih mual dan muntah
DO : Keringat dingin banyak, masih mual dan muntah, pasien bedrest parsial
3
4
1
dinginGangguan mobilitas fisik b.d Imobilisasi, post op
DS : Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial
- Kelemahan otot- Kaki kanan folio
dan agak kaku- Saat
memindahkan kaki kanan harus dibantu
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisik
DS : Pasien mengatakan tidak melakukan aktivitasDO :
- Imobilisasi- ADL di bantu
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendok
- Konjungtiva merah, sklera putih
10 januari 2012/hari II
Jam 07.00 S : Pasien mengatakan masih mual dan muntahO : Pasien mual dan muntahA : Dx I nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual daan muntahP : lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan masih sedikit pusing saat mulai latihan berjalanO : Pasien sering duduk dan tiduran
2
3
4
- Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah
- Banyak keringat dingin
Gangguan mobilitas fisik b.d Imobilisasi, post op
DS : Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial
- Kelemahan otot- Kaki kanan folio
dan agak kaku- Saat
memindahkan kaki kanan harus dibantu
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisik
DS : Pasien mengatakan tidak
Jam 07.15
Jam 07.30
Jam 07.45
Jam 08.00
Jam 08.30
Jam 10.30
A : Dx II kelelahan b.d peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolikP : lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan masih tidak bisa menggerakkan kakiO : keluarga atau perawat membantu memindahkan kaki kanan apabila paien ingin bergerakA : Dx III gangguan mobilitas fisik b.d imobilisasi, post opP : lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan masih tidak kuat merawat dirinya sendiriO : Perawat atau keluarga membantu merawat diri pasienA : Dx IV Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisikP : lanjutkan intervensi
1. Menyajikan minuman hangat Minuman hangat habis 1 gelas
2. Menghidangkan makan nasi biasa kepada pasien dan membantu menyuapi pasien Makan hanya habis 4-5 sendok
3. Memberikan obat oral Codiovan 1 tablet Amlodipine 1 tablet Gliquidone ½ tablet Dexaflox 1 tablet Hi bone 1 tablet I flex 1 tablet
Pasien sudah menelan obat4. Periksa Hb dan HCT5. Mengukur tanda-tanda vital
TD 140/90 mmHg RR 22x/menit Nadi 85x/menit Suhu 36,8 0C
6. Merawat luka pasien Luka sudah mulai kering, tidak ada
pus7. Memberikan obat oral
1
2
melakukan aktivitasDO :
- Imobilisasi- ADL di bantu
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntahDO :
- Makan hanya 4-5 sendok
- Konjungtiva merah, sklera putih
- Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d
Jam 11.00
Jam 12.00
Jam 14.00
11 januari 2012/hari III
Jam 07.00
Narfoz 4 mg 1 tablet8. Menghidangkan makan bubur biasa
kepada pasien dan membantu menyuapi pasien Makan hanya habis 4-5 sendok
9. Memberikan motivasi saat makan kepada pasien Pasien senang diberikan motivasi
dengan mengajak berbicara saat makan
10. Memberikan obat oral Metformin 1 tablet Alofurmol 1 tablet
11. Mengukur tanda-tanda vital TD 150/100 mmhg RR 20x/menit Nadi 80x/menit Suhu 370C
E :DS : Pasien mengatakan sudah tidak
berkeringatan, sudah tidak mual dan muntah, sedikit demi sedikit belajar duduk dan jalan
DO : pasien sudah tidak berkeringat, tidak mual dan muntah, belajar jalan dengan fisioterapi, luka post op kering
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan muntahO : Pasien makan ¾ porsi dari yang dihidangkanA : Dx I nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual daan muntahP : intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan masih sedikit pusing saat mulai latihan berjalanO : Pasien sering duduk dan tiduranA : Dx II kelelahan b.d peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolikP : lanjutkan intervensi
3
4
Peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan lelah pada saat latihan jalan, pasien jarang melakukan aktivitas, kalau di rumah pasien hanya tiduran dan menonton televisi.DO :
- Nafas terengah-engah
- Banyak keringat dingin
Gangguan mobilitas fisik b.d Imobilisasi, post op
DS : Pasien mengatakan agak sedikit sakit pada saat kaki kanan digerakkan.DO :
- Pasien bedrest parsial
- Kelemahan otot- Kaki kanan folio
dan agak kaku- Saat
memindahkan kaki kanan harus dibantu
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisik
DS : Pasien mengatakan tidak melakukan aktivitasDO :
Jam 07.15
Jam 07.30
Jam 07.45
Jam 08.00
Jam 10.30
Jam 11.00
S : Pasien mengatakan masih tidak bisa menggerakkan kakiO : keluarga atau perawat membantu memindahkan kaki kanan apabila paisen ingin bergerakA : Dx III gangguan mobilitas fisik b.d imobilisasi, post opP : lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan bisa sedikit merawat dirinya sendiriO : Perawat atau keluarga membantu sebagian merawat diri pasienA : Dx IV Kurang mandiri dalam merawat diri b.d Kelemahan fisikP : lanjutkan intervensi
1. Menyajikan minuman hangat Minuman hangat habis 1 gelas2. Menghidangkan makan nasi biasa
kepada pasien dan membantu menyuapi pasien
Makan habis ¾ dari porsi yang dihidangkan
3. Memberikan obat oral Codiovan 1 tablet Amlodipine 1 tablet Gliquidone ½ tablet Dexaflox 1 tablet Hi bone 1 tablet I flex 1 tablet
Pasien sudah menelan obat4. Periksa Hb dan HCT5. Mengukur tanda-tanda vital TD 140/90 mmHg RR 22x/menit Nadi 85x/menit Suhu 36,8 0C6. Merawat luka pasien Luka sudah mulai kering, tidak ada
pus7. Menghidangkan makan bubur biasa
kepada pasien dan membantu
- Imobilisasi- ADL di bantu
Jam 12.00
Jam 14.00
menyuapi pasien Makan habis ¾ dari porsi yang
dihidangkan8. Memberikan motivasi saat makan
kepada pasien Pasien senang diberikan motivasi
dengan mengajak berbicara saat makan
9. Memberikan obat oral Metformin 1 tablet Alofurmol 1 tablet10. Mengukur tanda-tanda vital TD 150/100 mmhg RR 20x/menit Nadi 80x/menit Suhu 370C
E :DS : Pasien mengatakan sudah tidak
berkeringatan, sudah tidak mual dan muntah, sedikit demi sedikit belajar duduk dan jalan
DO : pasien sudah tidak berkeringat, tidak mual dan muntah, belajar jalan dengan fisioterapi, luka post op kering
BAB III
PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan yang membandingkan antara teori dan hasil praktik pada kasus
kelolaan, berdasarkan medis maupun penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
pasien di ruang J rumah sakit Bethesda.
A. Persiapan
Mahasiswa melakukan persiapan sebelum melakukan pengkajian dalam mengumpulkan data
yang ada di ruang J.
Persiapan mahasiswa terdiri dari Laporan Pendahuluan yang dibuat terlebih dahulu sebelum
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, karena melalui laporan pendahuluan ini
mahasiswa dapat memiliki pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan kepada pasien
secara tepat. Kemudian mahasiswa juga melakukan pengkajian terhadap pasien berdasarkan
checklist yang diberikan dari institusi.
B. Pengkajian
Mahasiswa mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan pasien dengan cara
observasi, pemeriksaan fisik, wawancara langsung dengan pasien dan keluarga dan dari studi
dokumentasi data yang dikumpulkan secara komprehensip / menyeluruh meliputi aspek bio,
psiko, social dan spiritual. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa data sehingga
ditemukan masalah keperawatan pasien.
Masalah yang timbul setelah dilakukan pengkajian keperawatan selama 3 hari terhadap
pasien adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kelelahan, gangguan mobilitas fisik dan
kurang mandiri dalam merawat diri.
C. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain : menentukan prioritas masalah dan menentukan
rencana tindakan ditambah dengan rasional.
D. Pelaksanaan
Setelah dibuat perencanaan yang telah ditentukan, selanjutnya diimplementasikan terhadap
pasien asuhan mahasiswa.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari kepada Ny. D di ruang J rumah sakit
Bethesda, saya sebagai mahasiswa menemukan bahwa pada laporan pendahuluan yang saya
buat, saya menemukan bahwa penyembuhan luka akibat fraktur pada penderita DM itu susah
sembuh, tetapi pada pasien kelolaan saya, pasien dapat memanagemen dan mencegah DM
dengan baik dengan pola hidup yang baik, luka cepat sembuh dan tidak ada pus.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. D mulai tanggal 9 januari 2012 – 11
januari 2012, masalah nutrisi sudah teratasi, masih sering lelah, sudah bisa mobilisasi
sedikit demi sedikit dan juga bisa sedikit demi sedikit merawat diri. Sudah diberikan
penyuluhan agar pasien dalam aktivitasnya sehari-hari, bisa banyak melakukan
aktivitas yang ringan agar tidak terjadi gangguan mobilitas, banyak beristirahat dan
mengatur pola makan dengan benar.
Masalah keperawatan yang teratasi yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual dan muntah.
Masalah yang tidak teratasi atau hanya teratasi sebagian yaitu Kelelahan b.d
peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik, gangguan mobilitas fisik b.d
imobilisasi ; post op, kurang mandiri dalam merawat diri b.d kelemahan fisik.
B. Saran
1. Bagi institusi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Saya sebagai mahasiswa mengharapkan ke depannya institusi bisa bekerja sama
dengan mahasiswa dalam penilaian pencapaian berapa dan apa-apa saja sistem
yang sudah bisa dicapai dan belum bisa dicapai supaya pada saat praktek,
institusi bisa membantu dalam penempatan mahasiswa di ruangan yang sesuai
dengan target sistem yang belum tercapai, agar target yang diinginkan bisa
tercapai dan melakukan lebih banyak perasat.
2. Bagi mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan praktek keperawatan
Diharapkan agar tetap semangat dan mempunyai rasa ingin tahu terhadap apa
yang dirasa belum dipahami dan diketahui, agar pengetahuan bisa bertambah.
Bersikap cepat tanggap dan benar-benar mempunyai sikap ingin melayani
terhadap sesama. Dan sangat penting pula mempunyai bekal pengetahuan yang
kuat dan benar.
Gunakan selalu motto perawat harus mempunyai 3 H, yaitu Head, Heart and
Hand.