Anggaran Bahan Baku
Manajemen persediaan tradisional
Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola
persediaannya yaitu denga cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran
proses produksi dan selain itu perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang
paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity ( EOQ ).
Perusahaan manufaktur memperhitungkan 3 macam persediaan yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi, ketiga jenis
persediaan ini dihitung tigkat perputarannya yaitu :
1. Perputaran bahan baku
Bahan baku yang digunakan dibagi dengan rata-rata persediaan bahan baku
2. Perputaran barang dalam proses
Harga pokok produksi dibagi dengan rata-rata persediaan barang dalam proses
3. Perputaran barang jadi
Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi atau penjualan
dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi
Dalam perusahaan dagang juga harus dihitung perputaran barang dagangannya yaitu
dengan model sebagai berikut :
1. Harga pokok penjualan dibag dengan rata-rata persediaan barang dagangan
2. Penjualan bersih dibagi dengan rata-rata persediaan barang dagangan
Besar kecilnya nilai persediaan bahan baku dipengaruhi oleh :
1. Estimasi dan rencana volume penjualan
2. Estimasi dan perencanaan volume produksi
3. Estimasi dan perncanaan kenutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi
4. Biaya order pembelian
5. Biaya penyimpanan
6. Harga bahan baku
Penganggaran (Kelompok 3) | 1
Dalam mengelola bahan baku dibutuhkan 2 usur biaya variabel utama yaitu biaya
pesanan dan biaya penyimpangan. Yang termasuk dalam biaya pesanan adalah :
1. Biaya proses pemesana bahan baku
2. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan bahan baku yang dipesan
4. Biaya untuk memproses pembayaran bahan baku yang dibeli
Sedangkan yang termasuk dalam biaya penyimpangan adalah :
1. Biaya untuk mengelola bahan baku ( biaya menimbang dan menghitung
2. Biaya sewa gudang
3. Biaya pemeliharaan dan penyelamatan bahan baku
4. Biaya asuransi
5. Biaya Pajak
6. Biaya Modal
Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang
dipesan yang biasa disebut denga istilah Economic Order Quantity ( EOQ ) cara
menghitungnya adalah sebagai berikut :
EOQ =√ 2RS
PI
Dimana :
R =Requirement of raw material, jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama 1
periode
S = Set up cost, biaya pesanan setiap kai melakukan pesanan
P = Price, harga bahan baku per satuan
I = Inventory, biaya penyimpana persediaan yang umumnya dinyatakan dalam
presentasi dari nilai rata-rata persediaan
Contoh kasus :
Jika diketahui PT STE membutuhkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama 1 periode
sebanyak 1.600 unit dan biaya untuk melakukan pesanan yaitu Rp 5 dan harga untuk bahan
baku per satuannya adalah Rp 1/ unit dan biaya penyimpanan persediaannya adalah 40%.
Diketahui :
R = 1.600 unit
Penganggaran (Kelompok 3) | 2
S= Rp 5
P= Rp 1
I= 40 %
Maka EOQ nya adalah sebagai berikut :
EOQ =√ 2RS = √ 2x 1.600x 5 = √ 16.000 =√ 40.000= 200 unit
PI 0.40x1 0.4
Dan jika penggunaan maksimal bahan baku adalah 80 unit per hari dan penggunaan
rata-rata Per harinya adalah 60 unit per haridan waktu tenggangnya ( Lead Time ) adalah 4
hari. Maka Persediaan pengamannya dapat dihitung sebagai berikut :
Penggunaan Maksimal 80
Penggunaan Rata-rata (60)
Selisih 20
Waktu tenggang x4 hari
Persediaan pengaman 80 unit
Dengan adanya persediaan pengaman sebanyak 80 unit, maka titik pemesanan
kembali ( Reorder Point ) dapat dihitung sebagai berikut :
ROP= ( Tingkat penggunaan rata-rata x waktu tenggang ) + Persediaan pengaman ( 60 x 4 ) +
80 unit = 320 unit
Jadi pesanan secara otomatis dapat dilakukan ketika tingkat persediaan turun menjadi 320
unit.
Persediaan Model JIT ( Just In Time )
Model JIT artinya ketika kita membutuhkan barang maka barang produksi itu ada,
model JIT ini bisa diterapkan jika pemasok benar-benar profesional ( barang bagus
kualitasnya dan tepat waktu ) dan menjadi bagian dari perusahaan yang dipasok. Harga dalam
JIT system bukan merupakan hal yang pokok karena harga bisa dinegosiasi terlebih dahulu
dan yang penting bagi perusahaan adalah kualitas barangnya dan ketepatan waktunya.
Perusahaan yang menerapkan JIT system ini dalah perusahaan yang tidak
menanggung biaya persediaan, bahan baku akan datang tepat pada waktunya dibutuhkan. dan
hubungannya dengan barang jadi dalam JIT system ini diterapkan dimana perusahaan hanya
memproduksi sesuai dengan pesanan yang ada sehingga ia tidak mempunyai persediaan dan
ini akan berdampak pada penghematan biaya persediaan barang jadi.
Penganggaran (Kelompok 3) | 3
Prinsip dasar JIT ( Just In Time )
Prinsip dasarnya adalah perusahaan yang menerapkan model sistem seperti ini berarti
ia tidak mempunyai saldo persediaan ( Safety Stock ), delngan tidak memiliki safety stock
perusahaan dapat menghemat biaya persediaan, JIT hanya bisa dilaksanakan jika sumber
daya menusia dan peralatan dirawat dengan baik artinya buruh pabrik harus loyal dan
memiliki kesadaran tinggi untuk bekerja selam hidupnya.
Peningkatan Kualitas
Dalam melaksanakan JIT system ini dituntut bagi semua pihak yang terlibat dalam
suatu perusahaan untuk memilik komitmen tinggi dalam melaksanakan organisasi, komitmen
ini harus didasarkan pada motivasi partisipasi aktif, peningkatan kualitas dan pengedalian
kegiatan agar seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan secar efektif dan efesien.
Dalam menjalankan suatu bisnis, suatu perusahaan pasti pernah mengalami kegagalan
dan ini pasti ada penyebabnya dan penyebab ini dapat ditelusuri dari 4 aspek yaitu :
1. Tenaga Manusia
Kurangnya latihan, pendidikan, terlalu banyak tenaga kerja yang diperkerjakan, tidak
dimotivasi, tidak dibimbing dan tidak diarahkan, tidak dihargai prestasi dan
perasaannya.
2. Metode Kerja
Tanpa kontrol dari pemasok, bahan, peralatan, output dan pelanggan serta tidak
adanya petunjuk pelaksanaan kerja.
3. Mesin atau peralatan
Kurangnya perawatan dan dan tertinggalnya tekhnologi yang digunakan.
4. Material atau bahan baku
Adanya kesalahan dalam spesifikasi dan penanganan.
Perancangan Bisnis
Perancangan ini biasanya dilakukan oleh tim kerja yang terdiri dari beberapa orang
yang bertanggung jawab atas kegagalan suatu produk yang telah dirancangnya, maka dari itu
para perancang bisnis ini harus mengetahui dan memahami produk yang akan dibuat dan
dipasarkan yang terdiri dari :
1. Spesifikasi pelanggan
2. Spesifikasi penjualan
Penganggaran (Kelompok 3) | 4
3. Spesifikasi proses produksi
Titik sentral dari perancangan produk ini adalah kepuasan pelanggan sebab penghasilan
pelanggan yang dibelanjakan merupakan pendapatan peruasahaan, maka kualitas produk,
distribusi, harga, dan pelayanan purna jual mendapatkan prioritas utama dalam merancang
suatu produk.
Proses Produksi
Proses produksi dilakukan didasarkan pada permintaan pasar, perubahan permintaan
akan mengubah kegiatan produksi perusahaan. Jika peermintaan tinggi maka kegiatan
produksi perusahaan juga akan tinggi begitupun sebaliknya, oleh sebab itu pengelolaan
produksi harus fleksibelbaik dari tenaga kerjanya, peralatannya ataupun modal kerjanya.
Jika terjadi kegagalan ( Penyimpangan ) produk maka harus dicari penyebabnya dan
penyebabnya ini harus dibongkar 2dan dihapuskan, kegagalan produk ini merupakan tanggung
jawab bersama seluruh tim kerja dan untuk mengetahui penyebab kegagalan ini harus
ditelusuri dari prosesnya. Oleh karena itu tim kerja ini harus mengontrol proses dan
berusahaa meningkatkan kualitas proses, dengan demikian kegagalan ini dapat diperkecil dan
dihilangkan sama sekali.
Perbedaan antara sistem JIT dengan sistem persediaan minimum ( Safety Stock )
dapat disajikan sebagai berikut :
Sistem JIT Sistem Safety Stock
Mengutamakan proses produksi melalui
pengendalian terpadu
Mengutamakan hasil akhir ( Output ) melalui
pemeriksaan ( Inspeksi )
Mengutamakan kerja tim Mengutamakan kerja individu
Kontrak jangka panjang dengan pemasok dan
diperlakukan sebagai mitra bisnis sejati yang
loyal
Kontrak jangka pendek dengan pemasokdan
diperlakukan sebagai pesaing
Berusaha terus-menerus, menghilangkan
penyimpangan
Toleransi terhadap penyimpangan
Kepuasan pelanggan melalui pelayanan
purna jual
Kepuasan pelanggan melalui harga dan
kualitas produk
Angkatan Kerja ( Buruh atau Karyawan )
Penganggaran (Kelompok 3) | 5
Angkatan kerja adalah semua orang yang terlibat dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan tertentu dan semua orang yang menerima upah atau gaji dari perusahaan dan bisa
juga sebagai tenaga penggeral alat produksi mak ia sebagai pencipta output dan sekaligus
sebagai pencipta laba perusahaan.
Seluruh angkatan kerja harus mempuyai satu visi serta misi yang jelas untuk
mengembangkan perusahaan, untuk mewujudkan visi dan misinya ini ketermpilan dan
pengetahuan tenag kerja ini harus ditingkatkan dan dikembangkan. Disamping itu angkatan
kerja ini juga harus memiliki kesadaran yang tinggi mengenai proses kerja, pemasok dan
pelanggan dan mereka juga harus kompak dalam bekerja dan harus bisa menelusuri setiap
kegagalan untuk menemukan penyebabnya.
Kelangsungan Hidup Organisasi
Organisasi adalah tempat interaksi manusia untuk mencapai tujuan
hidupnya/organisasinya yaitu untuk memperoleh laba sesuai harapan, dalam organisasi
manajemen harus mampu menciptakan kesadaran kepada semua angkatan kerja yang terdiri
dari :
1. Membantu dan mengembangkan tim lain
2. Kesadaran tinggi terhadap kesatuan sistem organisasi
Keunggulan JIT
JIT memiliki keunggulan yang tediri dari :
1. Menghilangkan pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya dalam
kuantitas yang diminta pelanggan
2. Dampak persediaan, persediaan kecil mungkin nol
3. Tata letak pabrik
4. Pengelompokkan karyawan
5. Pemberdayaan karyawan
6. Pengendalian mutu total
Kerjasama dan laba
Semua organisasi bisnis berorientasi pada laba, laba hanya bisa diperoleh jika
masyarakat melakukan pembelian produk. Suatu tanda organisasi yang baik adalah yng
mampu meningkatkan labaa secara terus menerus sepanjang waktu, untuk melaksanakan hal
itu ditentukan oleh 7 faktor yaitu :
Penganggaran (Kelompok 3) | 6
1. Manusia pelaksana kerja harus diperlakukan harus secara manusiawi
2. Bahan yang disediakan harus sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan
3. Alat kerja harus sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai
4. Metode kerja harus sesuai dengan kondisi karyawan dan alat kerja yang digunakan
5. Model pengukuran kinerja harus jelas
6. Kondisi ekonomi dan politik harus menjadi salah satu dasar pertimbangan
7. Manajemen dan kepemimpinan harus lahir dari bawah ( Karyawan ) sehingga dapat
melaksanakan “ garis karyawan “ dan sasaran kerja yang bisa dicapai
Tujuan menggunakan model JIT
Model JIT bertujuan untuk menghilangka pemborosan dengan cara memproduksi
suatu produk hanya dalam kuntitas yang diminta oleh pelanggan, model ini dapat menghemat
persediaan, menetapkan letak pabrik yang efektif dan efesien, mengadakan pengendalian
mutu total, serta biaya overhead sangat mudah dilacak dan diebankan kepada produk.
Sistem JIT hakikatnya adalah pengendalian mutu total dimana pekerjanya
bertanggung jawab mulai dari proses awal sampai dengan produk jadi yang berkualitas tanpa
cacat, sistem ini berbeda dengan sistem tradisional yang mengizinkan tingkat mutu yang
dapat diterima. Berikut disajikan perbedaannya :
Just In Time Tradisional
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Jumlah pemasok kecil Jumlah pemasok banyak
Kontrak jangka panjang dengan pemasok,
pemasok adalah partner yang dibina
Kontrak jangka pndek dengan pemasok,
pemasok adalah pihak yang dieksloitir
Tenaga kerja multi ahli Tenaga kerja terspesialisasi
Jasa terdesentralisasi Jasa tersentralisasi
Keterlibatan pegawai tinggi, loyalitas tinggi,
kerja sepanjang masa
Keterlibatan pegawai rendah, kerja mencari
upah, tidak ada loyalitas, sering pindah kerja
Gaya manajemen partsipatif Gaya manajemen otoriter
Pengendalian mutu total Pengendalian mutu terbatas
Informasi Manajemen
Penganggaran (Kelompok 3) | 7
Model JIT menyajikan informasi informasi yang cepat dan akurat, cepat karena
produk berada dalam kekuasaan, pelaksanaan dan pengawasan tim kerja, para pemimpin di
perusahaan ini harus mampu menguasai informasi ekonomi dan politik sebagai bahan untuk
membuat strategi, kebijakan n program kerja.
Anggaran Bahan Baku Vs Aktual
Anggaran bahan baku harus dibandingkan dengan anggaran aktualnya baik dalam
pembelian maupun penggunaannya, hasil perbandingan itu akan menghasilkan berbagai
varian antara lain :
1. Varian pembelian bahan baku
2. Varian kuantitas bahan
3. Varian bauran bahan
4. Dan varian hasil bahan
Ilustrasi:
PT. SINAR TERANG ELEKTRONIK memiliki data bahan baku sebagai berikut :
pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 ton produk jadi yaitu bahan baku A 50
ton, B 45 ton, C 35 ton. Harga standar bahan baku per ton A Rp. 35, B Rp. 25, C Rp 20.
Pembelian bahan baku A 2.000 ton @ Rp. 40, B 2.500 ton @ Rp. 28, C 2.800 ton @ Rp. 15
Sedangkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah A 1.200 ton, B
2.000 ton, C 2.500 ton. Penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.
Kenyataan yang terjadi pada saat ini adalah output riil yang dihasilkan adalah sebesar 4.300
ton semenyang siap dijual dipasar.
Diminta : Hitunglah Varian Bahan Baku
Solusi Varian bahan baku PT.STE
Kalkulasi Biaya Standar
Material ( Jenis )Kuantitas
standar (Unit)
Harga Standar
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
Biaya/Unit
(Rp)
A 50 35 1.750
B 45 25 1.125
C 35 20 700
Jumlah 130 3.575
Biaya per unit total berdasar input 130 unit ( 3.575/ 130 ) 27,5
Penganggaran (Kelompok 3) | 8
Biaya per unit total berdasar output 100 unit ( 3.575/100 ) 35,75
Perhitungan Penyimpangan Harga Bahan Baku
Material
(Jenis )Beli ( Unit )
Harga
Standar (Rp)
Harga akual
(Rp)
Varian
Harga
(Rp)
Total varian
(Rp)
A 2.000 35 40 -5 -10.000
B 2.500 25 28 -3 -7.500
C 2.800 20 15 +5 +14.000
Jumlah penyimpangan harga pembelian bahan baku
Keterangan : (-)artinya tidak menguntungkan dan (+) artinya menguntungkan -3.500
Perhitungan Penyimpangan Bauran Bahan Baku
Material
(Jenis )
Digunakan
kuantitas
Standar kuantitas
berdasarkan
standar output
Varian
Kuantitas
Harga
Standar
(Rp)
Total
varian
(Rp)
A 1.200 50/130*5.700=2.192 -992 35 -34.720
B 2.000 45/130*5.700=1.973 -27 25 -675
C 2.500 35/130*5.700=1.535 965 20 +19.300
jumlah 5.700 Jumlah varian bauran bahan baku +16.095
Perhitungan penyimpangan harga bahan baku ( Material Yield Variance )
Standar Output = (5.700/130) x 100 = 4.384,6 = 4.385 unit
Aktual Output = ( 4.300 unit )
Penyimpangan (Tidak Menguntungkan) = 85 unit
Nilai Penyimpangan = 85 x Rp. 35,75 = Rp. 3.038,75 (-) tidak menguntungkan
Perhitungan Penyimpangan Kuantitas Bahan Baku
( Material Quntity Variance )
Aktual Output sebesar 4.300 seharusnya menggunakan bahan baku sebesar 5.000,
standar kuantitas bahan baku A 50/130*5.000=1.923, B 45/130*5.000=1.731, C
35/130*5.000=1.346
Penganggaran (Kelompok 3) | 9
Perhitungan penyimpangan kuantitas bahan baku berdasar output aktual ( 4.300 ) dengan
output standar ( 4.385 ) unit.
Perhitungan Penyimpangan Harga Bahan Baku
Material yield variance + Material Mix variance
( - Rp. 3.038,75 + 16.095 = Rp. 13.056,25 Menguntungkan/favorable )
Material
(Jenis )
Digunakan
kuantitas
Standar kuantitas
berdasarkan
aktual output
Varian
Kuantitas
Harga
Standar
(Rp)
Total
varian
(Rp)
A 1.200 50/130*5.000=1.923 +723 35 +25.305
B 2.000 45/130*5.000=1.731 -269 25 -6.725
C 2.500 35/130*5.000=1.346 -1.154 20 -23.080
Jumlah 5.700 5.000 -4.500
Perhitungan Penyimpangan Bahan Baku
Keterangan ( Rp )
Penyimpangan harga pembelian bahan baku (m) -3.500
Penyimpangan hasil bahan baku (m) +16.095
Penyimpangan bauran bahan baku (m) -4.500
Jumlah penyimpangan bahan baku (m) +8.095
Catatan : (-) Tidak menguntungkan, (+) menguntungkan
Anggaran Tenaga Kerja
Penganggaran (Kelompok 3) | 10
Tenaga kerja dalam hal ini adalah manusia yang bekerja dengan mendapatkan upah,
oleh sebab itu lazim disebut buruh. Terdapat dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja
intelektual (manajer dan staf) dan tenaga kerja fisik (buruh). Manajer dan staf pada umumnya
menerima gaji bulanan dan berbagai fasilitas yang manusiawi, sedangkan buruh pada
umumnya menerima upah jam-jaman, harian,mingguan, dan borongan. Buruh adalah
pelaksana yaitu penggereak alat kerja untuk mencapai sasaran kerja. Oleh sebab itu ia lazim
disebut kaum produsen, karena ia yang menghasilkan komoditi.
Upah buruh dalam terminologi akuntansi disebut upah langsung atau direct labor cost
yang dikategorikan sebagai biaya variabel (variable cost ). Material yang dibuat oleh buruh
untuk menjadi komoditi dikategorikan sebagai biaya variabel. Dua unsur biaya variabel itu
disebut biaya utama (prime cost) dinyatakan sebagai biaya langsung (direct cost) dalam
kajian akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Selanjutnya biaya yang berhubungan
dengan alat kerja, manajer, dan staf dikategorikan biaya tidak langsung (indirect cost)
terhadap proses produksi komoditi.
A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN
1) Anggaran Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja
Tekhnologi produksi
Tenaga kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu buruh dan karyawan. Buruh
dibayar atas dasar tarif perjam, harian, mingguan, dan karyawan dibayar atas dasar
gaji bulanan.
2) Manfaat Anggaran Tenaga Kerja
manfaat anggaran tenaga kerja antara lain adalah :
Sebagai pedoman kerja manajer lini (kepala seksi) untuk mendorong efektivitas
buruh mencapai sasaran kerja
Alat ukur efisiensi kerja melalui analisis penyimpangan tarif upah dan jam kerja
Alat untuk menentukan besarnya harga pokok produksi
3) Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja
PT Sinar Terang Elektronik Satu
Perusahaan menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun depan. Proses produksi
dilaksanakan dua departemen, yaitu departemen satu dan departemen dua. Rencana
produksi tahun depan adalah: triwulan satu 400unit, triwulan dua 500unit, triwulan
Penganggaran (Kelompok 3) | 11
tiga 600unit, dan triwulan empat 700unit. Standar jam kerja per unit produk untuk
departemen satu 2jam, departemen dua 3 jam, sedangkan standar tariff upah untuk
departemen satu Rp 4, dan departemen dua Rp 5.
Solusi PT STE Satu
Anggaran Jam Kerja Langsung (direct Labor Hour Buget)
Triwulan
Departemen satu
(Standar 2 Jam Kerja)
Departemen Dua
(Standar 3 Jam Kerja)
Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam)
1 400 800 400 1.200
2 500 1.000 500 1.500
3 600 1.200 600 1.800
4 700 1.400 700 2.100
2.200 4.400 2.200 6.600
Anggaran Upah (Direct Labor Cost Buget)
Triwulan
Departemen satu
(Standar Upah Rp 4)
Departemen Dua
(Standar Upah Rp 5)
Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam)
1 800 3.200 1.200 6.000
2 1.000 4.000 1.500 7.500
3 1.200 4.800 1.800 9.000
4 1.400 5.600 2.100 10.500
4.400 17.600 6.600 33.000
PT Sinar Terang Elektronik Dua
Perusahaan sedang menyusun anggaran upah buruh untuk tahun depan. Data yang tersedia
adalah sebagai berikut :
Prediksi penjualan: produk A = 200 unit, B= 300 unit, C= 400unit. Persediaaan
barang jadi dalam unit : persediaan awal A= 10 unit, B= 20 unit, dan C= 30 unit, sedangkan
persediaan akhir A= 5 unit, B= 10 unit, dan C= 15unit. Produk tersebut dikerjakan dalam tiga
departemen yaitu departemen AX, BX, dan CX.
Penganggaran (Kelompok 3) | 12
Standar Jam Kerja dan tarif Upah
Produk Departemen. AX Departemen. BX Departemen. CX
A 1 jam 2 jam 3 jam
B 2 jam 3 jam 2 jam
C 3 jam 1 jam 1 jam
Tarif Upah Rp5 Rp6 Rp7
Solusi PT STE Dua
Anggaran Produksi
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Penjualan 200 300 400
Persediaan Akhir (+) 5 10 15
Jumlah 205 310 415
Persediaan awal (-) 10 20 30
Anggaran Produksi 195 290 385
Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. AX
(Direct Labor Hous Budget)
Produk
Departemen AX
Unit
Produksi
Standar
JamTotal
A 195 1 195
B 290 2 580
C 385 3 1.155
1.930
Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. BX
(Direct Labor Hous Budget)
ProdukDepartemen BX
Unit Produksi Standar Jam Total
A 195 2 390
Penganggaran (Kelompok 3) | 13
B 290 3 870
C 385 1 385
1.645
Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. CX (Direct Labor Hous Budget)
ProdukDepartemen CX
Unit Produksi Standar Jam Total
A 195 3 585
B 290 2 580
C 385 1 385
1.550
Anggaran Upah Buruh Dept. AX
Produ
k
Departemen AX
Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)
A 195 5 975
B 580 6 3.480
C 1155 7 8.085
12.540
Anggaran Upah Buruh Dept. BX
Produ
k
Departemen BX
Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)
A 390 5 1.950
B 870 6 5.220
Penganggaran (Kelompok 3) | 14
C 385 7 2.695
9.865
Anggaran Upah Buruh Dept. CX
Produ
k
Departemen CX
Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)
A 585 5 2.925
B 580 6 3.480
C 385 7 2.695
9.100
4) Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual (Kinerja)
PT STE JAYA
Berikut ini adalah ata akuntansi perusahaan :
1. Pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 unit produk jadi, yaitubahan baku
A 55 unit dan C 11 unit. Harga standar bahan baku per unit A Rp 43, B Rp 35, dan C
Rp 25.
2. Untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dibutuhkan tenaga kerja buruh tariff
standar Rp 7,50 perjam dan dibutuhkan waktu pengolahan 500 jam per 100 unit
output.
3. Kenyataan yang terjadi saat ini dipabrik 9dalam periode akuntansi satu tahun) adalah
bahwa output riil yang dihasilkan adalah 3.234 unit semen jadi yang siap dijual ke
pasar.
4. Permintaan actual adalah sebesar 3.000 unit. Pembelian bahan baku A 2.000 unit @
Rp 44, B 1.200 unit @ Rp 37, dan C 500unit @ Rp 24. Sedangkan bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi adalah A 1.870 unit, B 1.100 unit dan C 440 unit;
penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.
5. Upah buruh yang dibayarkan Rp 7,95 per jam pada jam kerja actual 15.800 jam
Diminta : varian upah.
Solusi PT STE Jaya
Penganggaran (Kelompok 3) | 15
Perhitungan Varian Efisiensi Upah Buruh
Keterangan (Rp)
Jam aktual x tarif standar = 15.800 x 7,50 118.500
Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50 atau
15.500 jam x Rp 7,50116.250
Penyimpangan efisiensi upah (tm) = (15.800 - 15.500) x Rp 7,50; jam
standar = (3410/110) x 100 x 5 jam = 15.500 jam berdasar output
diharapkan. Jam aktual lebih besar daripada jam standar, maka
penyimpangan tidak menguntungkan ™
2.250
Keterangan :
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 3.140 unit = material A 1.870
unit, B 1.100 unit, dan C 440 unit
Input standar 110 unit = A 55 unit, B 44 unit dan C 11 unit
Untuk menghasilkan output 100 unit dikonsumsi material 110unit dalam waktu 5jam,
jadi yang standar = (3410/110) x 100 x 5 jam = 15.500 jam
Perhitungan Varian Efisiensi Upah Buruh
Keterangan (Rp)
Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50
(atau jam standar berdasar output yang diharapkan), atau 15.500
jam x Rp 7,50
116.250
Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50
(atau jam standar berdasar output aktual) atau 16.170 jam x Rp 7,50121.275
Penganggaran (Kelompok 3) | 16
Penyimpangan Hasil Upah (Labor Yield Variance), 134 Q x 7,50 x
5 jam (m). Karena penyimpangan output menguntungkan, maka
penyimpangan hasil upah menguntungkan.
5.025
Keterangan :
Angka 3.557,5 adalah output actual 3.234 unit seharusnya membutuhkan input
(3.234/100) x 110 unit = 3.557,5 unit dan utuk memprosesnya menjadi output
dibutuhkan waktu = (3.557,4/110) x 100 x 5 jam = 16.170, ini adalah jam standar
berdasar actual output
Jam standar berdasar output diharapkan dibandingkan dengan jam standar berdasar
output actual dikalikan tariff standar melahirkan varian hasil upah tenaga kerja (labor
yield variance).
Perhitungan Upah Varian Buruh
Keterangan (Rp)
penyimpangan tarif (labor rate variance)( ™) 7.710
penyimpangan efisiensi (Labor efficiency variance) (™) 2.250
penyimpangan hasil upah (Labor Yield Variance) (™) 5.025
Jumlah penyimpangan uoah buruh (™) 4.334
Keterangan :
tm = tidak menguntungkan atau unfavorable
m = menguntungkan atau favorable
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Definisi Biaya Overhead
Biaya overhead pabrik disebut biaya tidak langsung (indirect cost) karena perilakunya
sulit ditelusuri terhadap aktivitas produksi; sifat biaya ini adalah semi variabel cost atau
sebagian biaya variabel dan sebagian lainnya merupakan biaya tetap.
Penganggaran (Kelompok 3) | 17
Biaya overhead pabrik berhubungan dengan peralatan pabrik seperti tanah, gedung,
mesin, dan peralatan lainnya, dimana faktor tenaga kerja yang mengoperasikannya yang
menjadi faktor penentudalam aktivitas pabrik; tenaga kerja itu disebut tenaga kerja tidak
langsung (indirect labor) biayanya disebut biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor
cost). Untuk mengoperasikan peralatan itu dibutuhkan berbagai macam bahan pembantu yang
disebut bahan tidak langsung (indirec material costs).
Pada umumnya biaya overhead pabrik terdiri dari gaji manajer pabrik dan staffnya,
penyusutan aktiva tetap pabrik, pajak bumi dan bangunan, pajak upah atau pajak penghasilan,
premi asuransi kerugian aktiva tetap pabrik, premi asuransi kesehatan tenaga kerja, bahan
tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,pemeliharaan dan reparasi mesin-mesin,
pemeliharaan gedung, air, telepon, listrik, penanganan bahan, penataan mesin, inspeksi,
pengawasan, konsultan, biaya umum dan administrasi pabrik, dan lain-lain.
Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam kalkulasi biaya normal (normal costing), niaya overhead pabrik dialokasikan
keproses produksi berdasarkan tarif yang di tentukan lebih dahulu dikalikan dengan kapasitas
pabrik yang nyata (actual capacity). Kapasitas pabrik didasarkan pada lima unsur yaitu: 1)
biaya bahan baku langsung; 2) biaya tenaga kerja langsung; 3) jam tenaga kerja langsug; 4)
jam mesin; 5) unit output yang dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan
anggaran biaya overhead pabrik dibagi kapasitas pabrik normal.
Ilustrasi:
Data kondisi pabrik PT SINAR TERANG ELEKTRONIK adalah sebagai berikut:
Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal =
Biaya overhead pabrik dianggarkan
Kapasitas normal
1. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku langsung
Rp 1.000/Rp 5.000 = 20%
2. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
Rp 1.000/Rp 3.000 = 33,33%
3. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam tenaga kerja langsung
Rp 1.000/4.000 jam = Rp 0.25
4. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin
Penganggaran (Kelompok 3) | 18
Rp 1.000/5000 jam = Rp 0,20
5. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan unit output dihasilkan
Rp 1.000/10.000 unit = Rp 0,10
PT STETabel Kondisi Pabrik
Keterangan Jumlah TarifBiaya bahan baku langsung normal Rp 5.000Biaya tenaga kerja langsung normal Rp 3.000Biaya overhead pabrik dianggarkan Rp 1.000Jumlah biaya pabrik Rp 9.000Kapasitas pabrik normal: Biaya bahan baku langsung 20% Biaya tenaga kerja langsung 33,33% Jam tenaga kerja langsung 4.000 jam Rp 0,25 Jam mesin 5000 jam Rp 0,20 Unit Output dihasilkan 10.000 unit Rp 0,10
Manajemen PT STE akan memilih satu dari lima tarif diatas untuk mengalokasikan
(membebankan) biaya overhead pabrik kepada proses produksi. Biaya bahan baku langsung
nyata Rp 5.000, Biaya tenaga kerja langsung nyata Rp 3.000, jam tenaga kerja langsung nyata
5.000 jam. Maka pembebanan biaya overhead pabrik = 5000 jam x Rp 0,30 = Rp 1.500. total
biaya pabrik (total manufacturing cost) dapat dikalkulasikan sebagai berikut:
PT STETabel Kalkulasi Biaya Pabrik
Keterangan (Rp)Biaya bahan baku langsung Rp 5.000Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000Pembebanan biaya overhead pabrik Rp 1.000Total biaya pabrik Rp 9.000
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik ialah rencana kerja yang disajikan dala bentuk uang
untuk biaya tidak langsung. Untuk menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus
diklasifikasikan kedalam perilaku biaya tetap dan variabel dengan metode titik terendah (high
low point) atau kuadrat terkecil (least squares). Sebelum dibuat anggarannnya, biaya
overhead harus disusun beban tetap dan tarif variabel per unitnya (per jam) yang didasarkan
Penganggaran (Kelompok 3) | 19
pada kapasitas normal. Kapasitas normal adalah acuan dasar penentuan tarif biaya overhead
pabrik.
Ilustrasi:
Dasar kegiatan PT STE: jam tenaga kerja langsung pada kapasitas normal 4000 jam
atau 80% dari kapasitas terpasang. Maka tabelnya adalah sebagai berikut:
PT STETabel Biaya Overhead Pabrik Pada Kapasitas Normal
KeteranganBiaya Tetap Biaya Variabel
(Rp) (Rp)Tenaga kerja tidak langsung 4.000 2,00Beban tidak langsung 3.000 0,90Penanganan bahan 3.000 0,80Perbekalan pabrik 2.000 0,80Inspeksi 1.000 -Pengawasan 1.500 -Total biaya terkendali oleh departemen 12.500 4,00Asuransi kebakaran 2.000 -Pajak bumi dan bangunan 2.000 -Penyusutan peralatan pabrik 2.000 -Total biaya tak terkendali 4.000 -Pemeliharaan gedung dan peralatan 4.000 0,60Air, telepon, listrik 3.000 0,40Beban umum pabrik 1.000 0,70Total beban departemen jasa 2.000 1,80Total 47.000 12,00
Keterangan tabel biaya overhead pabrik pada kapasitas normal:
JKTL = Jam Tenaga Kerja Langsung (Jam Kerja Buruh)
Ikhtisar:
Biaya Tetap = Rp 47.000
Biaya Variabel (4.000 jam x Rp 12,00) = Rp 48.000
Total = Rp 95.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 95.000/4000 = Rp 23,75
PT STE
Penganggaran (Kelompok 3) | 20
Tabel Anggaran Fleksibel Biaya Overhead
Keterangan
Kapasitas (3.500) JTKL
(70%)(Rp)
Kapasitas (4.000) JTKL
(80%)(Rp)
Kapasitas (4.500) JTKL
(90%)(Rp)
Tenaga kerja tak langsung 9.000 9.200 9.500 Bahan tidak langsung 8.500 8.500 8.500 Penanganan bahan 7.000 7.300 7.500 Perbekalan pabrik 6.500 7.000 7.200 Inspeksi 4.000 4.000 4.300 Pengawasan 2.000 2.500 2.500 Total biaya terkendali oleh departemen 37.000 38.500 39.500
Asuransi kebakaran 2.500 2.800 3.000 Pajak bumi dan bangunan 2.000 2.200 2.500 Penyusutan peralatan pabrik 1.000 1.500 1.500 Total biaya tak terkendali 5.500 6.500 7.000
Pemeliharaan gedung dan peralatan 5.200 5.500 6.000 Air, telepon dan listrik 4.800 5.000 5.000 Beban umum pabrik 5.000 5.500 5.500 Total beban departemen jasa 15.000 16.000 16.500
Total 57.500 61.000 63.000
Ikhtisar: Kapasitas 70% (3.500 JTKL)
Biaya Tetap = Rp 47.000
Biaya Variabel (3.500 jam x Rp 12,00) = Rp 42.000
Total = Rp 89.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 89.000/3.500 = Rp 25,43
Ikhtisar: Kapasitas 80% (4.000 JTKL)
Biaya Tetap = Rp 47.000
Biaya Variabel (4.000 jam x Rp 12,00) = Rp 48.000
Total = Rp 95.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 95.000/4.000 = Rp 23,75
Penganggaran (Kelompok 3) | 21
Ikhtisar: Kapasitas 90% (4.500 JTKL)
Biaya Tetap = Rp 47.000
Biaya Variabel (4.500 jam x Rp 12,00) = Rp 54.000
Total = Rp101.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 101.000/4.500 = Rp 22,44
Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu produksi
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi harus akurat
dan wajar agar dapat menghasilkan harga pokok produksi yang akurat dan wajar pula.
Keakuratan dan kewajaran itu harus didasarkan pada hubungan:
1. Sebab – akibat
2. Biaya – manfaat
Alokasi biaya mempunyai kegunaan antara lain:
1. Untuk menetapkan harga jual.
2. Untuk mengukur laba dan menilai aktiva.
3. Untuk memotivasi manajer.
4. Untuk memonitor departemen pembantu produksi.
5. Untuk mengambil keputusan manajemen.
6. Untuk menilai persediaan.
Model alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi pada umumnya
terdiri dari tiga model. Yaitu:
1. Alokasi langsung.
2. Alokasi bertahap.
3. Alokasi timbal balik atau reciprocal.
Ilustrasi:
Rincian biaya overhead pabrik aktual masing-masing departemen PT STE adalah
sebagai berikut:
Data Akuntansi PT STE
KeteranganDept. Pembantu Dept. Produksi
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. YBiaya variabel (Rp) 800 2400 2000 5000
Penganggaran (Kelompok 3) | 22
Biaya tetap (Rp) 1440 1900 3000 4000jam mesin dianggarkan:dept.A melayani (dalam jam) 0 500 3000 1500dept.B melayani (dalam jam) 500 0 4500 5000jam mesin aktual:dept.A melayani (dalam jam) 0 800 800 2400dept.B melayani (dalam jam) 400 0 5320 2280
Biaya overhead dept. Pembantu produksi dialokasikan kedepartemen produksi atas
dasar: biaya tetap dialokasikan berdasar jam mesin yang dianggarkan dan biaya variabel
dialokaskan berdasar jam mesin aktual. Diminta:
1. Hitunglah berapa biaya departemen A dan B yang dialokasikan kepada masing-
masing kepada departemen produksi X dan Y dengan menggunakan metode langsung,
metode bertahap, dan metode resiprocal, atau metode aljabar!
2. Hitunglah tarif aktual tetap dan variabel perjam mesin, berdasar alokasi aljabar, dasar
perhitungan tarif departemen X 3.000 jam mesin dan departemen Y 4.000 jam tenaga
kerja langsung!
3. Hitunglah harga pokok produksi per unit, jika yang diproduksi 1000 unit, bahan
langsung Rp 15.000,- dan tenaga kerja langsung Rp 10.000,- , jam mesin aktual 3.200
jam dan jam tenaga kerja langsung aktual 3.900!
4. Menghitung varian baiay overhead pabrik!
Solusi Untuk PT STE
1. Alokasi Biaya
Metode langsungAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang diaggarkan
Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (3000/4500; 1500/4500) -1.440 0 960 480B = (4500/9500; 5000/9500) 0 -1.900 900 1.000Total 0 0 1.860 1.480
Metode langsungAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual
Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = (800/3200; 2400/3200) -800 0 200 600B = (5320/7600; 2280/7600) 0 -2.400 1.680 720
Penganggaran (Kelompok 3) | 23
Total 0 0 1.880 1.320
Metode bertahapAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang dianggarkan
Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (500/5000; 3000/5000; 1500/5000) -1.440 144 864 432B = (4500/9500; 5000/9500) 0 -2.044 968 1.076Total 0 0 1.832 1.508
Metode bertahapAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual
Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = (800/4000; 200/4000; 2400/4000) -800 160 160 480B = (5320/7600; 280/7600) 0 -2.560 1.792 768Total 0 0 1.952 1.248
Metode Aljabar
Biaya tetap: A = 1.440 + 0,05B B = 1.900 + 0,10A
A = 1.440 + 0,05(1.900 +0,10A) B = 1.900 + 0,10(1.542,7)
A = 1.542,7 B = 2.054,3
Biaya Variabel: A = 800 + 0,05B B = 2.400 + 0,20A
A = 800 + 0,05(2.400 + 0,20A) B = 2.400 + 0,20(929,3)
A = 929,3 B = 2.585,9
Keterangan:
0,05B artinya departemen B melayani A 500 jam kepad departemen A, total jam
mesin departemen B = 10.000 jam yaitu dari 500 + 4.500 + 5.000 jam.
0,10A artinya departemen A melayan B 500 jam kepada B, total jam mesin
departemen A = 5.000 jam yaitu dari 500 + 1.500 + 3.000 jam.
Penganggaran (Kelompok 3) | 24
Metode aljabarAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang dianggarkan
Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (500/5000; 3000/5000; 1500/5000) -1.542,7 1.54,3 925,6 462,8B = (500/10000; 4500/10000; 5000/9500) 102,7 -2.054,3 924,4 1.027,1Total 0 0 1.850 1.490
Metode aljabarAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual
Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = ( 800/4000; 200/4000; 2400/4000) -929,3 185,9 185,9 557,6B = (400/8000; 5320/8000; 2280/8000) 129,3 -2.585,9 1.719,6 737Total 0 0 1.905,4 1,294,6
2. Tarif Biaya Overhead Departemen Produksi
Metode aljabarTarif biaya overhead tetap
Keterangan X YBiaya tetap 3.000 4000Terima alokasi 1.850 1490Total 4.850 5490Dasar perhitungan tarif 3.000JM 4000JTKLTarif tetap 1,617 1,3725
JM = Jam Mesin; JTKL = Jam Tenaga Kerja Langsung
Metode aljabarTarif biaya overhead variabel
Keterangan X YBiaya variabel 2.000 5.000Terima alokasi 1.905 1.295Total 3.905 6.295Dasar perhitungan tarif 3.000 JM 4.000JKTLTarif variabel 1,30180 1,57365Tarif tetap 1,61700 1,57350
Penganggaran (Kelompok 3) | 25
Total tarif biaya overhead 2,91880 2,94615
1. Harga Pokok Produksi
Kalkulasi Harga Pokok Produksi
Keterangan (Rp)Biaya Bahan Baku Langsung 15.000,00Biaya Tenaga Kerja Langsung 10.000,00Biaya Overhead Pabrik, Dept. X, 3.200 x 2,9188 9.340,16Biaya Overhead Pabrik, Dept. Y, 3.900 x 2,94615 11.489,98Total Harga Pokok Produksi 45.830,14
2. Varian Biaya Overhead Pabrik
Varian Biaya Overhead PabrikKeterangan X YAktual 8.000,00 12.000,00Pembebanan 9.340,16 11.489,98Varian Biaya Overhead Pabrik *1340,16 **510,02
* Favorable (menguntungkan) **Unfavorable (tidak menguntungkan)
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Versus Aktual (Kinerja)
Ilustrasi:
Berikut ini adalah data akuntansi PT STE:
1. Produk yang dihasilkan adalah lampu LED yang memiliki pasar oligopoli. Harga
pasar yang berlaku adalah Rp 70 per-unit.
2. Pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 unit produk jadi, yaitu bahan
baku A 55 unit, B 44 unit dan C 11 unit. Harga standar bahan baku per-unit A Rp
43, B Rp 35, dan C Rp 25.
3. Untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dibutuhkan tenaga kerja buruh,
tarif standar Rp 7,50 per-jam dan dibutuhkan waktu pengolahan 500 jam per 100
unit output.
4. Biaya overhead pabrik didasarkan pada upah jam kerja langsung. Pada kapasitas
normal 16.500 jam. Biaya overhead pabrik yang dianggarkan adalah Rp 12.375
dan variabel Rp 8.250.
5. Kenyataan yang terjadi saat ini dipabrik adalah bahwa output riil yang dihasilkan
3.234 unit lampu LED jadi yang siap dijual.
Penganggaran (Kelompok 3) | 26
6. Permintaan aktual adalah 3.000 unit. Pembelian bahan baku A 2.000 unit @Rp 44,
B 1.200 unit @Rp 37, dan C 500 unit @Rp 24. Sedangkan bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi adalah A 1.870 unit, B 1.100 unit, dan C 440
unit; penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.
7. Upah buruh yang dibayarkan Rp 7,95 per-jam pada jam kerja aktual 15.800 jam.
8. Biaya overhead aktual tetap Rp 11.075 dan variabel Rp 8.490.
Diminta: menghitung varian overhead pabrik.
Solusi PT STE
Varian Biaya Overhead Pabrik
penyimpangan biaya overhead pabrikKeterangan (Rp)biaya yang diperhitungkan secara akuntansi (Rp 8.490 variabel + Rp 11.075 tetap) 19.565,00biaya yang dibeban kan ke proses produksi 3.234 unit x 5 jam x Rp 1,25 20.212,50
penyimpangan biaya overhead pabrik 647,5Keterangan: Pembebanan overhead kepada proses produksi adalah aktual kapasitas (dalam
hal ini output aktual 3.234 unit) kali tarif biaya overhead.
Penyimpangan biaya overhead pabrik(Penyimpangan pengeluaran)
Keterangan (Rp)Biaya aktual 19.565dianggarkan: VC = 15.800 x Rp 0,50 = 7.900 FC = 12.375 20.275penyimpangan pengeluaran 710
Penyimpangan biaya overhead pabrikPenyimpangan kapasitas
Keterangan (Rp)dianggarkan: VC = 15.800 x Rp 0,50 = 7.900 FC = 12.375 20.275kapasitas aktual x tarif standar = 15.800 jam x Rp 1,25 19.750penyimpangan kapasitas 525
Penyimpangan overhead pabrik
Penganggaran (Kelompok 3) | 27
Penyimpangan efisiensiKeterangan (Rp)kapasitas aktual x tarif standar = 15.800 x Rp 1,25 19.750kapasitas standar x tarif standar = 15.500 x Rp 1,25 19.375penyimpangan efisiensi 375
Perhitungan Varian Hasil Biaya OverheadKeterangan (Rp)Jam standar x tarif standar = (3.410/110) x 5 jam x Rp 1,25(atau jam standar output yang diharapkan),Atau 15.500 x Rp 1,25
19.375,0
Jam standar x tarif standar = (3.557/1.100) x 500 jam x Rp 1,25(atau jam standar output yang diharapkan),Atau 16.170 jam x Rp 1,25
20.212,5
Penyimpangan hasil biaya overhead (factory overhead yield variance),134Q x Rp 1,25 x 5 jam (m).Karena penyimpangan output menguntungkan,Maka penyimpangan hasil upah menguntungkan.
837,5
Perhitungan Varian Biaya Overhead PabrikKeterangan (Rp)Penyimpangan pengeluaran 710Penyimpangan kapasitas 525Penyimpangan efisiensi 375Penyimpangan hasil biaya overhead 837,5Jumlah varian biaya overhead 647,5
---------------SELESAI--------------
Penganggaran (Kelompok 3) | 28
Top Related