Anggaran Bahan Baku

40
Anggaran Bahan Baku Manajemen persediaan tradisional Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaannya yaitu denga cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses produksi dan selain itu perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity ( EOQ ). Perusahaan manufaktur memperhitungkan 3 macam persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi, ketiga jenis persediaan ini dihitung tigkat perputarannya yaitu : 1. Perputaran bahan baku Bahan baku yang digunakan dibagi dengan rata-rata persediaan bahan baku 2. Perputaran barang dalam proses Harga pokok produksi dibagi dengan rata-rata persediaan barang dalam proses 3. Perputaran barang jadi Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi atau penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi Dalam perusahaan dagang juga harus dihitung perputaran barang dagangannya yaitu dengan model sebagai berikut : Penganggaran (Kelompok 3) | 1

description

Selamat Belajar dan pahami sesuatu yang belum anda tahu.

Transcript of Anggaran Bahan Baku

Page 1: Anggaran Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku

Manajemen persediaan tradisional

Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola

persediaannya yaitu denga cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran

proses produksi dan selain itu perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang

paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity ( EOQ ).

Perusahaan manufaktur memperhitungkan 3 macam persediaan yaitu persediaan

bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi, ketiga jenis

persediaan ini dihitung tigkat perputarannya yaitu :

1. Perputaran bahan baku

Bahan baku yang digunakan dibagi dengan rata-rata persediaan bahan baku

2. Perputaran barang dalam proses

Harga pokok produksi dibagi dengan rata-rata persediaan barang dalam proses

3. Perputaran barang jadi

Harga pokok penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi atau penjualan

dibagi dengan rata-rata persediaan barang jadi

Dalam perusahaan dagang juga harus dihitung perputaran barang dagangannya yaitu

dengan model sebagai berikut :

1. Harga pokok penjualan dibag dengan rata-rata persediaan barang dagangan

2. Penjualan bersih dibagi dengan rata-rata persediaan barang dagangan

Besar kecilnya nilai persediaan bahan baku dipengaruhi oleh :

1. Estimasi dan rencana volume penjualan

2. Estimasi dan perencanaan volume produksi

3. Estimasi dan perncanaan kenutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses

produksi

4. Biaya order pembelian

5. Biaya penyimpanan

6. Harga bahan baku

Penganggaran (Kelompok 3) | 1

Page 2: Anggaran Bahan Baku

Dalam mengelola bahan baku dibutuhkan 2 usur biaya variabel utama yaitu biaya

pesanan dan biaya penyimpangan. Yang termasuk dalam biaya pesanan adalah :

1. Biaya proses pemesana bahan baku

2. Biaya pengiriman pesanan

3. Biaya penerimaan bahan baku yang dipesan

4. Biaya untuk memproses pembayaran bahan baku yang dibeli

Sedangkan yang termasuk dalam biaya penyimpangan adalah :

1. Biaya untuk mengelola bahan baku ( biaya menimbang dan menghitung

2. Biaya sewa gudang

3. Biaya pemeliharaan dan penyelamatan bahan baku

4. Biaya asuransi

5. Biaya Pajak

6. Biaya Modal

Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang

dipesan yang biasa disebut denga istilah Economic Order Quantity ( EOQ ) cara

menghitungnya adalah sebagai berikut :

EOQ =√ 2RS

PI

Dimana :

R =Requirement of raw material, jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama 1

periode

S = Set up cost, biaya pesanan setiap kai melakukan pesanan

P = Price, harga bahan baku per satuan

I = Inventory, biaya penyimpana persediaan yang umumnya dinyatakan dalam

presentasi dari nilai rata-rata persediaan

Contoh kasus :

Jika diketahui PT STE membutuhkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama 1 periode

sebanyak 1.600 unit dan biaya untuk melakukan pesanan yaitu Rp 5 dan harga untuk bahan

baku per satuannya adalah Rp 1/ unit dan biaya penyimpanan persediaannya adalah 40%.

Diketahui :

R = 1.600 unit

Penganggaran (Kelompok 3) | 2

Page 3: Anggaran Bahan Baku

S= Rp 5

P= Rp 1

I= 40 %

Maka EOQ nya adalah sebagai berikut :

EOQ =√ 2RS = √ 2x 1.600x 5 = √ 16.000 =√ 40.000= 200 unit

PI 0.40x1 0.4

Dan jika penggunaan maksimal bahan baku adalah 80 unit per hari dan penggunaan

rata-rata Per harinya adalah 60 unit per haridan waktu tenggangnya ( Lead Time ) adalah 4

hari. Maka Persediaan pengamannya dapat dihitung sebagai berikut :

Penggunaan Maksimal 80

Penggunaan Rata-rata (60)

Selisih 20

Waktu tenggang x4 hari

Persediaan pengaman 80 unit

Dengan adanya persediaan pengaman sebanyak 80 unit, maka titik pemesanan

kembali ( Reorder Point ) dapat dihitung sebagai berikut :

ROP= ( Tingkat penggunaan rata-rata x waktu tenggang ) + Persediaan pengaman ( 60 x 4 ) +

80 unit = 320 unit

Jadi pesanan secara otomatis dapat dilakukan ketika tingkat persediaan turun menjadi 320

unit.

Persediaan Model JIT ( Just In Time )

Model JIT artinya ketika kita membutuhkan barang maka barang produksi itu ada,

model JIT ini bisa diterapkan jika pemasok benar-benar profesional ( barang bagus

kualitasnya dan tepat waktu ) dan menjadi bagian dari perusahaan yang dipasok. Harga dalam

JIT system bukan merupakan hal yang pokok karena harga bisa dinegosiasi terlebih dahulu

dan yang penting bagi perusahaan adalah kualitas barangnya dan ketepatan waktunya.

Perusahaan yang menerapkan JIT system ini dalah perusahaan yang tidak

menanggung biaya persediaan, bahan baku akan datang tepat pada waktunya dibutuhkan. dan

hubungannya dengan barang jadi dalam JIT system ini diterapkan dimana perusahaan hanya

memproduksi sesuai dengan pesanan yang ada sehingga ia tidak mempunyai persediaan dan

ini akan berdampak pada penghematan biaya persediaan barang jadi.

Penganggaran (Kelompok 3) | 3

Page 4: Anggaran Bahan Baku

Prinsip dasar JIT ( Just In Time )

Prinsip dasarnya adalah perusahaan yang menerapkan model sistem seperti ini berarti

ia tidak mempunyai saldo persediaan ( Safety Stock ), delngan tidak memiliki safety stock

perusahaan dapat menghemat biaya persediaan, JIT hanya bisa dilaksanakan jika sumber

daya menusia dan peralatan dirawat dengan baik artinya buruh pabrik harus loyal dan

memiliki kesadaran tinggi untuk bekerja selam hidupnya.

Peningkatan Kualitas

Dalam melaksanakan JIT system ini dituntut bagi semua pihak yang terlibat dalam

suatu perusahaan untuk memilik komitmen tinggi dalam melaksanakan organisasi, komitmen

ini harus didasarkan pada motivasi partisipasi aktif, peningkatan kualitas dan pengedalian

kegiatan agar seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan secar efektif dan efesien.

Dalam menjalankan suatu bisnis, suatu perusahaan pasti pernah mengalami kegagalan

dan ini pasti ada penyebabnya dan penyebab ini dapat ditelusuri dari 4 aspek yaitu :

1. Tenaga Manusia

Kurangnya latihan, pendidikan, terlalu banyak tenaga kerja yang diperkerjakan, tidak

dimotivasi, tidak dibimbing dan tidak diarahkan, tidak dihargai prestasi dan

perasaannya.

2. Metode Kerja

Tanpa kontrol dari pemasok, bahan, peralatan, output dan pelanggan serta tidak

adanya petunjuk pelaksanaan kerja.

3. Mesin atau peralatan

Kurangnya perawatan dan dan tertinggalnya tekhnologi yang digunakan.

4. Material atau bahan baku

Adanya kesalahan dalam spesifikasi dan penanganan.

Perancangan Bisnis

Perancangan ini biasanya dilakukan oleh tim kerja yang terdiri dari beberapa orang

yang bertanggung jawab atas kegagalan suatu produk yang telah dirancangnya, maka dari itu

para perancang bisnis ini harus mengetahui dan memahami produk yang akan dibuat dan

dipasarkan yang terdiri dari :

1. Spesifikasi pelanggan

2. Spesifikasi penjualan

Penganggaran (Kelompok 3) | 4

Page 5: Anggaran Bahan Baku

3. Spesifikasi proses produksi

Titik sentral dari perancangan produk ini adalah kepuasan pelanggan sebab penghasilan

pelanggan yang dibelanjakan merupakan pendapatan peruasahaan, maka kualitas produk,

distribusi, harga, dan pelayanan purna jual mendapatkan prioritas utama dalam merancang

suatu produk.

Proses Produksi

Proses produksi dilakukan didasarkan pada permintaan pasar, perubahan permintaan

akan mengubah kegiatan produksi perusahaan. Jika peermintaan tinggi maka kegiatan

produksi perusahaan juga akan tinggi begitupun sebaliknya, oleh sebab itu pengelolaan

produksi harus fleksibelbaik dari tenaga kerjanya, peralatannya ataupun modal kerjanya.

Jika terjadi kegagalan ( Penyimpangan ) produk maka harus dicari penyebabnya dan

penyebabnya ini harus dibongkar 2dan dihapuskan, kegagalan produk ini merupakan tanggung

jawab bersama seluruh tim kerja dan untuk mengetahui penyebab kegagalan ini harus

ditelusuri dari prosesnya. Oleh karena itu tim kerja ini harus mengontrol proses dan

berusahaa meningkatkan kualitas proses, dengan demikian kegagalan ini dapat diperkecil dan

dihilangkan sama sekali.

Perbedaan antara sistem JIT dengan sistem persediaan minimum ( Safety Stock )

dapat disajikan sebagai berikut :

Sistem JIT Sistem Safety Stock

Mengutamakan proses produksi melalui

pengendalian terpadu

Mengutamakan hasil akhir ( Output ) melalui

pemeriksaan ( Inspeksi )

Mengutamakan kerja tim Mengutamakan kerja individu

Kontrak jangka panjang dengan pemasok dan

diperlakukan sebagai mitra bisnis sejati yang

loyal

Kontrak jangka pendek dengan pemasokdan

diperlakukan sebagai pesaing

Berusaha terus-menerus, menghilangkan

penyimpangan

Toleransi terhadap penyimpangan

Kepuasan pelanggan melalui pelayanan

purna jual

Kepuasan pelanggan melalui harga dan

kualitas produk

Angkatan Kerja ( Buruh atau Karyawan )

Penganggaran (Kelompok 3) | 5

Page 6: Anggaran Bahan Baku

Angkatan kerja adalah semua orang yang terlibat dalam kegiatan produksi suatu

perusahaan tertentu dan semua orang yang menerima upah atau gaji dari perusahaan dan bisa

juga sebagai tenaga penggeral alat produksi mak ia sebagai pencipta output dan sekaligus

sebagai pencipta laba perusahaan.

Seluruh angkatan kerja harus mempuyai satu visi serta misi yang jelas untuk

mengembangkan perusahaan, untuk mewujudkan visi dan misinya ini ketermpilan dan

pengetahuan tenag kerja ini harus ditingkatkan dan dikembangkan. Disamping itu angkatan

kerja ini juga harus memiliki kesadaran yang tinggi mengenai proses kerja, pemasok dan

pelanggan dan mereka juga harus kompak dalam bekerja dan harus bisa menelusuri setiap

kegagalan untuk menemukan penyebabnya.

Kelangsungan Hidup Organisasi

Organisasi adalah tempat interaksi manusia untuk mencapai tujuan

hidupnya/organisasinya yaitu untuk memperoleh laba sesuai harapan, dalam organisasi

manajemen harus mampu menciptakan kesadaran kepada semua angkatan kerja yang terdiri

dari :

1. Membantu dan mengembangkan tim lain

2. Kesadaran tinggi terhadap kesatuan sistem organisasi

Keunggulan JIT

JIT memiliki keunggulan yang tediri dari :

1. Menghilangkan pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya dalam

kuantitas yang diminta pelanggan

2. Dampak persediaan, persediaan kecil mungkin nol

3. Tata letak pabrik

4. Pengelompokkan karyawan

5. Pemberdayaan karyawan

6. Pengendalian mutu total

Kerjasama dan laba

Semua organisasi bisnis berorientasi pada laba, laba hanya bisa diperoleh jika

masyarakat melakukan pembelian produk. Suatu tanda organisasi yang baik adalah yng

mampu meningkatkan labaa secara terus menerus sepanjang waktu, untuk melaksanakan hal

itu ditentukan oleh 7 faktor yaitu :

Penganggaran (Kelompok 3) | 6

Page 7: Anggaran Bahan Baku

1. Manusia pelaksana kerja harus diperlakukan harus secara manusiawi

2. Bahan yang disediakan harus sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan

3. Alat kerja harus sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai

4. Metode kerja harus sesuai dengan kondisi karyawan dan alat kerja yang digunakan

5. Model pengukuran kinerja harus jelas

6. Kondisi ekonomi dan politik harus menjadi salah satu dasar pertimbangan

7. Manajemen dan kepemimpinan harus lahir dari bawah ( Karyawan ) sehingga dapat

melaksanakan “ garis karyawan “ dan sasaran kerja yang bisa dicapai

Tujuan menggunakan model JIT

Model JIT bertujuan untuk menghilangka pemborosan dengan cara memproduksi

suatu produk hanya dalam kuntitas yang diminta oleh pelanggan, model ini dapat menghemat

persediaan, menetapkan letak pabrik yang efektif dan efesien, mengadakan pengendalian

mutu total, serta biaya overhead sangat mudah dilacak dan diebankan kepada produk.

Sistem JIT hakikatnya adalah pengendalian mutu total dimana pekerjanya

bertanggung jawab mulai dari proses awal sampai dengan produk jadi yang berkualitas tanpa

cacat, sistem ini berbeda dengan sistem tradisional yang mengizinkan tingkat mutu yang

dapat diterima. Berikut disajikan perbedaannya :

Just In Time Tradisional

Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan

Jumlah pemasok kecil Jumlah pemasok banyak

Kontrak jangka panjang dengan pemasok,

pemasok adalah partner yang dibina

Kontrak jangka pndek dengan pemasok,

pemasok adalah pihak yang dieksloitir

Tenaga kerja multi ahli Tenaga kerja terspesialisasi

Jasa terdesentralisasi Jasa tersentralisasi

Keterlibatan pegawai tinggi, loyalitas tinggi,

kerja sepanjang masa

Keterlibatan pegawai rendah, kerja mencari

upah, tidak ada loyalitas, sering pindah kerja

Gaya manajemen partsipatif Gaya manajemen otoriter

Pengendalian mutu total Pengendalian mutu terbatas

Informasi Manajemen

Penganggaran (Kelompok 3) | 7

Page 8: Anggaran Bahan Baku

Model JIT menyajikan informasi informasi yang cepat dan akurat, cepat karena

produk berada dalam kekuasaan, pelaksanaan dan pengawasan tim kerja, para pemimpin di

perusahaan ini harus mampu menguasai informasi ekonomi dan politik sebagai bahan untuk

membuat strategi, kebijakan n program kerja.

Anggaran Bahan Baku Vs Aktual

Anggaran bahan baku harus dibandingkan dengan anggaran aktualnya baik dalam

pembelian maupun penggunaannya, hasil perbandingan itu akan menghasilkan berbagai

varian antara lain :

1. Varian pembelian bahan baku

2. Varian kuantitas bahan

3. Varian bauran bahan

4. Dan varian hasil bahan

Ilustrasi:

PT. SINAR TERANG ELEKTRONIK memiliki data bahan baku sebagai berikut :

pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 ton produk jadi yaitu bahan baku A 50

ton, B 45 ton, C 35 ton. Harga standar bahan baku per ton A Rp. 35, B Rp. 25, C Rp 20.

Pembelian bahan baku A 2.000 ton @ Rp. 40, B 2.500 ton @ Rp. 28, C 2.800 ton @ Rp. 15

Sedangkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah A 1.200 ton, B

2.000 ton, C 2.500 ton. Penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.

Kenyataan yang terjadi pada saat ini adalah output riil yang dihasilkan adalah sebesar 4.300

ton semenyang siap dijual dipasar.

Diminta : Hitunglah Varian Bahan Baku

Solusi Varian bahan baku PT.STE

Kalkulasi Biaya Standar

Material ( Jenis )Kuantitas

standar (Unit)

Harga Standar

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Biaya/Unit

(Rp)

A 50 35 1.750

B 45 25 1.125

C 35 20 700

Jumlah 130 3.575

Biaya per unit total berdasar input 130 unit ( 3.575/ 130 ) 27,5

Penganggaran (Kelompok 3) | 8

Page 9: Anggaran Bahan Baku

Biaya per unit total berdasar output 100 unit ( 3.575/100 ) 35,75

Perhitungan Penyimpangan Harga Bahan Baku

Material

(Jenis )Beli ( Unit )

Harga

Standar (Rp)

Harga akual

(Rp)

Varian

Harga

(Rp)

Total varian

(Rp)

A 2.000 35 40 -5 -10.000

B 2.500 25 28 -3 -7.500

C 2.800 20 15 +5 +14.000

Jumlah penyimpangan harga pembelian bahan baku

Keterangan : (-)artinya tidak menguntungkan dan (+) artinya menguntungkan -3.500

Perhitungan Penyimpangan Bauran Bahan Baku

Material

(Jenis )

Digunakan

kuantitas

Standar kuantitas

berdasarkan

standar output

Varian

Kuantitas

Harga

Standar

(Rp)

Total

varian

(Rp)

A 1.200 50/130*5.700=2.192 -992 35 -34.720

B 2.000 45/130*5.700=1.973 -27 25 -675

C 2.500 35/130*5.700=1.535 965 20 +19.300

jumlah 5.700 Jumlah varian bauran bahan baku +16.095

Perhitungan penyimpangan harga bahan baku ( Material Yield Variance )

Standar Output = (5.700/130) x 100 = 4.384,6 = 4.385 unit

Aktual Output = ( 4.300 unit )

Penyimpangan (Tidak Menguntungkan) = 85 unit

Nilai Penyimpangan = 85 x Rp. 35,75 = Rp. 3.038,75 (-) tidak menguntungkan

Perhitungan Penyimpangan Kuantitas Bahan Baku

( Material Quntity Variance )

Aktual Output sebesar 4.300 seharusnya menggunakan bahan baku sebesar 5.000,

standar kuantitas bahan baku A 50/130*5.000=1.923, B 45/130*5.000=1.731, C

35/130*5.000=1.346

Penganggaran (Kelompok 3) | 9

Page 10: Anggaran Bahan Baku

Perhitungan penyimpangan kuantitas bahan baku berdasar output aktual ( 4.300 ) dengan

output standar ( 4.385 ) unit.

Perhitungan Penyimpangan Harga Bahan Baku

Material yield variance + Material Mix variance

( - Rp. 3.038,75 + 16.095 = Rp. 13.056,25 Menguntungkan/favorable )

Material

(Jenis )

Digunakan

kuantitas

Standar kuantitas

berdasarkan

aktual output

Varian

Kuantitas

Harga

Standar

(Rp)

Total

varian

(Rp)

A 1.200 50/130*5.000=1.923 +723 35 +25.305

B 2.000 45/130*5.000=1.731 -269 25 -6.725

C 2.500 35/130*5.000=1.346 -1.154 20 -23.080

Jumlah 5.700 5.000 -4.500

Perhitungan Penyimpangan Bahan Baku

Keterangan ( Rp )

Penyimpangan harga pembelian bahan baku (m) -3.500

Penyimpangan hasil bahan baku (m) +16.095

Penyimpangan bauran bahan baku (m) -4.500

Jumlah penyimpangan bahan baku (m) +8.095

Catatan : (-) Tidak menguntungkan, (+) menguntungkan

Anggaran Tenaga Kerja

Penganggaran (Kelompok 3) | 10

Page 11: Anggaran Bahan Baku

Tenaga kerja dalam hal ini adalah manusia yang bekerja dengan mendapatkan upah,

oleh sebab itu lazim disebut buruh. Terdapat dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja

intelektual (manajer dan staf) dan tenaga kerja fisik (buruh). Manajer dan staf pada umumnya

menerima gaji bulanan dan berbagai fasilitas yang manusiawi, sedangkan buruh pada

umumnya menerima upah jam-jaman, harian,mingguan, dan borongan. Buruh adalah

pelaksana yaitu penggereak alat kerja untuk mencapai sasaran kerja. Oleh sebab itu ia lazim

disebut kaum produsen, karena ia yang menghasilkan komoditi.

Upah buruh dalam terminologi akuntansi disebut upah langsung atau direct labor cost

yang dikategorikan sebagai biaya variabel (variable cost ). Material yang dibuat oleh buruh

untuk menjadi komoditi dikategorikan sebagai biaya variabel. Dua unsur biaya variabel itu

disebut biaya utama (prime cost) dinyatakan sebagai biaya langsung (direct cost) dalam

kajian akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Selanjutnya biaya yang berhubungan

dengan alat kerja, manajer, dan staf dikategorikan biaya tidak langsung (indirect cost)

terhadap proses produksi komoditi.

A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN

1) Anggaran Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja

Tekhnologi produksi

Tenaga kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu buruh dan karyawan. Buruh

dibayar atas dasar tarif perjam, harian, mingguan, dan karyawan dibayar atas dasar

gaji bulanan.

2) Manfaat Anggaran Tenaga Kerja

manfaat anggaran tenaga kerja antara lain adalah :

Sebagai pedoman kerja manajer lini (kepala seksi) untuk mendorong efektivitas

buruh mencapai sasaran kerja

Alat ukur efisiensi kerja melalui analisis penyimpangan tarif upah dan jam kerja

Alat untuk menentukan besarnya harga pokok produksi

3) Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja

PT Sinar Terang Elektronik Satu

Perusahaan menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun depan. Proses produksi

dilaksanakan dua departemen, yaitu departemen satu dan departemen dua. Rencana

produksi tahun depan adalah: triwulan satu 400unit, triwulan dua 500unit, triwulan

Penganggaran (Kelompok 3) | 11

Page 12: Anggaran Bahan Baku

tiga 600unit, dan triwulan empat 700unit. Standar jam kerja per unit produk untuk

departemen satu 2jam, departemen dua 3 jam, sedangkan standar tariff upah untuk

departemen satu Rp 4, dan departemen dua Rp 5.

Solusi PT STE Satu

Anggaran Jam Kerja Langsung (direct Labor Hour Buget)

Triwulan

Departemen satu

(Standar 2 Jam Kerja)

Departemen Dua

(Standar 3 Jam Kerja)

Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam)

1 400 800 400 1.200

2 500 1.000 500 1.500

3 600 1.200 600 1.800

4 700 1.400 700 2.100

2.200 4.400 2.200 6.600

Anggaran Upah (Direct Labor Cost Buget)

Triwulan

Departemen satu

(Standar Upah Rp 4)

Departemen Dua

(Standar Upah Rp 5)

Unit Produksi Jumlah (Jam) Unit Produksi Jumlah (Jam)

1 800 3.200 1.200 6.000

2 1.000 4.000 1.500 7.500

3 1.200 4.800 1.800 9.000

4 1.400 5.600 2.100 10.500

4.400 17.600 6.600 33.000

PT Sinar Terang Elektronik Dua

Perusahaan sedang menyusun anggaran upah buruh untuk tahun depan. Data yang tersedia

adalah sebagai berikut :

Prediksi penjualan: produk A = 200 unit, B= 300 unit, C= 400unit. Persediaaan

barang jadi dalam unit : persediaan awal A= 10 unit, B= 20 unit, dan C= 30 unit, sedangkan

persediaan akhir A= 5 unit, B= 10 unit, dan C= 15unit. Produk tersebut dikerjakan dalam tiga

departemen yaitu departemen AX, BX, dan CX.

Penganggaran (Kelompok 3) | 12

Page 13: Anggaran Bahan Baku

Standar Jam Kerja dan tarif Upah

Produk Departemen. AX Departemen. BX Departemen. CX

A 1 jam 2 jam 3 jam

B 2 jam 3 jam 2 jam

C 3 jam 1 jam 1 jam

Tarif Upah Rp5 Rp6 Rp7

Solusi PT STE Dua

Anggaran Produksi

Keterangan Produk A Produk B Produk C

Penjualan 200 300 400

Persediaan Akhir (+) 5 10 15

Jumlah 205 310 415

Persediaan awal (-) 10 20 30

Anggaran Produksi 195 290 385

Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. AX

(Direct Labor Hous Budget)

Produk

Departemen AX

Unit

Produksi

Standar

JamTotal

A 195 1 195

B 290 2 580

C 385 3 1.155

1.930

Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. BX

(Direct Labor Hous Budget)

ProdukDepartemen BX

Unit Produksi Standar Jam Total

A 195 2 390

Penganggaran (Kelompok 3) | 13

Page 14: Anggaran Bahan Baku

B 290 3 870

C 385 1 385

1.645

Anggaran Jam Kerja Langsung Dept. CX (Direct Labor Hous Budget)

ProdukDepartemen CX

Unit Produksi Standar Jam Total

A 195 3 585

B 290 2 580

C 385 1 385

1.550

Anggaran Upah Buruh Dept. AX

Produ

k

Departemen AX

Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)

A 195 5 975

B 580 6 3.480

C 1155 7 8.085

12.540

Anggaran Upah Buruh Dept. BX

Produ

k

Departemen BX

Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)

A 390 5 1.950

B 870 6 5.220

Penganggaran (Kelompok 3) | 14

Page 15: Anggaran Bahan Baku

C 385 7 2.695

9.865

Anggaran Upah Buruh Dept. CX

Produ

k

Departemen CX

Total Jam Tarif Upah (Rp) Total (Rp)

A 585 5 2.925

B 580 6 3.480

C 385 7 2.695

9.100

4) Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual (Kinerja)

PT STE JAYA

Berikut ini adalah ata akuntansi perusahaan :

1. Pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 unit produk jadi, yaitubahan baku

A 55 unit dan C 11 unit. Harga standar bahan baku per unit A Rp 43, B Rp 35, dan C

Rp 25.

2. Untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dibutuhkan tenaga kerja buruh tariff

standar Rp 7,50 perjam dan dibutuhkan waktu pengolahan 500 jam per 100 unit

output.

3. Kenyataan yang terjadi saat ini dipabrik 9dalam periode akuntansi satu tahun) adalah

bahwa output riil yang dihasilkan adalah 3.234 unit semen jadi yang siap dijual ke

pasar.

4. Permintaan actual adalah sebesar 3.000 unit. Pembelian bahan baku A 2.000 unit @

Rp 44, B 1.200 unit @ Rp 37, dan C 500unit @ Rp 24. Sedangkan bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi adalah A 1.870 unit, B 1.100 unit dan C 440 unit;

penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.

5. Upah buruh yang dibayarkan Rp 7,95 per jam pada jam kerja actual 15.800 jam

Diminta : varian upah.

Solusi PT STE Jaya

Penganggaran (Kelompok 3) | 15

Page 16: Anggaran Bahan Baku

Perhitungan Varian Efisiensi Upah Buruh

Keterangan (Rp)

Jam aktual x tarif standar = 15.800 x 7,50 118.500

Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50 atau

15.500 jam x Rp 7,50116.250

Penyimpangan efisiensi upah (tm) = (15.800 - 15.500) x Rp 7,50; jam

standar = (3410/110) x 100 x 5 jam = 15.500 jam berdasar output

diharapkan. Jam aktual lebih besar daripada jam standar, maka

penyimpangan tidak menguntungkan ™

2.250

Keterangan :

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 3.140 unit = material A 1.870

unit, B 1.100 unit, dan C 440 unit

Input standar 110 unit = A 55 unit, B 44 unit dan C 11 unit

Untuk menghasilkan output 100 unit dikonsumsi material 110unit dalam waktu 5jam,

jadi yang standar = (3410/110) x 100 x 5 jam = 15.500 jam

Perhitungan Varian Efisiensi Upah Buruh

Keterangan (Rp)

Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50

(atau jam standar berdasar output yang diharapkan), atau 15.500

jam x Rp 7,50

116.250

Jam standar x tarif standar = (3410/110) x 100 x 5 jam x Rp 7,50

(atau jam standar berdasar output aktual) atau 16.170 jam x Rp 7,50121.275

Penganggaran (Kelompok 3) | 16

Page 17: Anggaran Bahan Baku

Penyimpangan Hasil Upah (Labor Yield Variance), 134 Q x 7,50 x

5 jam (m). Karena penyimpangan output menguntungkan, maka

penyimpangan hasil upah menguntungkan.

5.025

Keterangan :

Angka 3.557,5 adalah output actual 3.234 unit seharusnya membutuhkan input

(3.234/100) x 110 unit = 3.557,5 unit dan utuk memprosesnya menjadi output

dibutuhkan waktu = (3.557,4/110) x 100 x 5 jam = 16.170, ini adalah jam standar

berdasar actual output

Jam standar berdasar output diharapkan dibandingkan dengan jam standar berdasar

output actual dikalikan tariff standar melahirkan varian hasil upah tenaga kerja (labor

yield variance).

Perhitungan Upah Varian Buruh

Keterangan (Rp)

penyimpangan tarif (labor rate variance)( ™) 7.710

penyimpangan efisiensi (Labor efficiency variance) (™) 2.250

penyimpangan hasil upah (Labor Yield Variance) (™) 5.025

Jumlah penyimpangan uoah buruh (™) 4.334

Keterangan :

tm = tidak menguntungkan atau unfavorable

m = menguntungkan atau favorable

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Definisi Biaya Overhead

Biaya overhead pabrik disebut biaya tidak langsung (indirect cost) karena perilakunya

sulit ditelusuri terhadap aktivitas produksi; sifat biaya ini adalah semi variabel cost atau

sebagian biaya variabel dan sebagian lainnya merupakan biaya tetap.

Penganggaran (Kelompok 3) | 17

Page 18: Anggaran Bahan Baku

Biaya overhead pabrik berhubungan dengan peralatan pabrik seperti tanah, gedung,

mesin, dan peralatan lainnya, dimana faktor tenaga kerja yang mengoperasikannya yang

menjadi faktor penentudalam aktivitas pabrik; tenaga kerja itu disebut tenaga kerja tidak

langsung (indirect labor) biayanya disebut biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor

cost). Untuk mengoperasikan peralatan itu dibutuhkan berbagai macam bahan pembantu yang

disebut bahan tidak langsung (indirec material costs).

Pada umumnya biaya overhead pabrik terdiri dari gaji manajer pabrik dan staffnya,

penyusutan aktiva tetap pabrik, pajak bumi dan bangunan, pajak upah atau pajak penghasilan,

premi asuransi kerugian aktiva tetap pabrik, premi asuransi kesehatan tenaga kerja, bahan

tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,pemeliharaan dan reparasi mesin-mesin,

pemeliharaan gedung, air, telepon, listrik, penanganan bahan, penataan mesin, inspeksi,

pengawasan, konsultan, biaya umum dan administrasi pabrik, dan lain-lain.

Tarif Biaya Overhead Pabrik

Dalam kalkulasi biaya normal (normal costing), niaya overhead pabrik dialokasikan

keproses produksi berdasarkan tarif yang di tentukan lebih dahulu dikalikan dengan kapasitas

pabrik yang nyata (actual capacity). Kapasitas pabrik didasarkan pada lima unsur yaitu: 1)

biaya bahan baku langsung; 2) biaya tenaga kerja langsung; 3) jam tenaga kerja langsug; 4)

jam mesin; 5) unit output yang dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan

anggaran biaya overhead pabrik dibagi kapasitas pabrik normal.

Ilustrasi:

Data kondisi pabrik PT SINAR TERANG ELEKTRONIK adalah sebagai berikut:

Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal =

Biaya overhead pabrik dianggarkan

Kapasitas normal

1. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku langsung

Rp 1.000/Rp 5.000 = 20%

2. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung

Rp 1.000/Rp 3.000 = 33,33%

3. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam tenaga kerja langsung

Rp 1.000/4.000 jam = Rp 0.25

4. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin

Penganggaran (Kelompok 3) | 18

Page 19: Anggaran Bahan Baku

Rp 1.000/5000 jam = Rp 0,20

5. Tarif biaya overhead pabrik berdasarkan unit output dihasilkan

Rp 1.000/10.000 unit = Rp 0,10

PT STETabel Kondisi Pabrik

Keterangan Jumlah TarifBiaya bahan baku langsung normal Rp 5.000Biaya tenaga kerja langsung normal Rp 3.000Biaya overhead pabrik dianggarkan Rp 1.000Jumlah biaya pabrik Rp 9.000Kapasitas pabrik normal: Biaya bahan baku langsung 20% Biaya tenaga kerja langsung 33,33% Jam tenaga kerja langsung 4.000 jam Rp 0,25 Jam mesin 5000 jam Rp 0,20 Unit Output dihasilkan 10.000 unit Rp 0,10

Manajemen PT STE akan memilih satu dari lima tarif diatas untuk mengalokasikan

(membebankan) biaya overhead pabrik kepada proses produksi. Biaya bahan baku langsung

nyata Rp 5.000, Biaya tenaga kerja langsung nyata Rp 3.000, jam tenaga kerja langsung nyata

5.000 jam. Maka pembebanan biaya overhead pabrik = 5000 jam x Rp 0,30 = Rp 1.500. total

biaya pabrik (total manufacturing cost) dapat dikalkulasikan sebagai berikut:

PT STETabel Kalkulasi Biaya Pabrik

Keterangan (Rp)Biaya bahan baku langsung Rp 5.000Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000Pembebanan biaya overhead pabrik Rp 1.000Total biaya pabrik Rp 9.000

Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran biaya overhead pabrik ialah rencana kerja yang disajikan dala bentuk uang

untuk biaya tidak langsung. Untuk menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus

diklasifikasikan kedalam perilaku biaya tetap dan variabel dengan metode titik terendah (high

low point) atau kuadrat terkecil (least squares). Sebelum dibuat anggarannnya, biaya

overhead harus disusun beban tetap dan tarif variabel per unitnya (per jam) yang didasarkan

Penganggaran (Kelompok 3) | 19

Page 20: Anggaran Bahan Baku

pada kapasitas normal. Kapasitas normal adalah acuan dasar penentuan tarif biaya overhead

pabrik.

Ilustrasi:

Dasar kegiatan PT STE: jam tenaga kerja langsung pada kapasitas normal 4000 jam

atau 80% dari kapasitas terpasang. Maka tabelnya adalah sebagai berikut:

PT STETabel Biaya Overhead Pabrik Pada Kapasitas Normal

KeteranganBiaya Tetap Biaya Variabel

(Rp) (Rp)Tenaga kerja tidak langsung 4.000 2,00Beban tidak langsung 3.000 0,90Penanganan bahan 3.000 0,80Perbekalan pabrik 2.000 0,80Inspeksi 1.000 -Pengawasan 1.500 -Total biaya terkendali oleh departemen 12.500 4,00Asuransi kebakaran 2.000 -Pajak bumi dan bangunan 2.000 -Penyusutan peralatan pabrik 2.000 -Total biaya tak terkendali 4.000 -Pemeliharaan gedung dan peralatan 4.000 0,60Air, telepon, listrik 3.000 0,40Beban umum pabrik 1.000 0,70Total beban departemen jasa 2.000 1,80Total 47.000 12,00

Keterangan tabel biaya overhead pabrik pada kapasitas normal:

JKTL = Jam Tenaga Kerja Langsung (Jam Kerja Buruh)

Ikhtisar:

Biaya Tetap = Rp 47.000

Biaya Variabel (4.000 jam x Rp 12,00) = Rp 48.000

Total = Rp 95.000

Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 95.000/4000 = Rp 23,75

PT STE

Penganggaran (Kelompok 3) | 20

Page 21: Anggaran Bahan Baku

Tabel Anggaran Fleksibel Biaya Overhead

Keterangan

Kapasitas (3.500) JTKL

(70%)(Rp)

Kapasitas (4.000) JTKL

(80%)(Rp)

Kapasitas (4.500) JTKL

(90%)(Rp)

Tenaga kerja tak langsung 9.000 9.200 9.500 Bahan tidak langsung 8.500 8.500 8.500 Penanganan bahan 7.000 7.300 7.500 Perbekalan pabrik 6.500 7.000 7.200 Inspeksi 4.000 4.000 4.300 Pengawasan 2.000 2.500 2.500 Total biaya terkendali oleh departemen 37.000 38.500 39.500

Asuransi kebakaran 2.500 2.800 3.000 Pajak bumi dan bangunan 2.000 2.200 2.500 Penyusutan peralatan pabrik 1.000 1.500 1.500 Total biaya tak terkendali 5.500 6.500 7.000

Pemeliharaan gedung dan peralatan 5.200 5.500 6.000 Air, telepon dan listrik 4.800 5.000 5.000 Beban umum pabrik 5.000 5.500 5.500 Total beban departemen jasa 15.000 16.000 16.500

Total 57.500 61.000 63.000

Ikhtisar: Kapasitas 70% (3.500 JTKL)

Biaya Tetap = Rp 47.000

Biaya Variabel (3.500 jam x Rp 12,00) = Rp 42.000

Total = Rp 89.000

Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 89.000/3.500 = Rp 25,43

Ikhtisar: Kapasitas 80% (4.000 JTKL)

Biaya Tetap = Rp 47.000

Biaya Variabel (4.000 jam x Rp 12,00) = Rp 48.000

Total = Rp 95.000

Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 95.000/4.000 = Rp 23,75

Penganggaran (Kelompok 3) | 21

Page 22: Anggaran Bahan Baku

Ikhtisar: Kapasitas 90% (4.500 JTKL)

Biaya Tetap = Rp 47.000

Biaya Variabel (4.500 jam x Rp 12,00) = Rp 54.000

Total = Rp101.000

Tarif per jam tenaga kerja langsung = Rp 101.000/4.500 = Rp 22,44

Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu produksi

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi harus akurat

dan wajar agar dapat menghasilkan harga pokok produksi yang akurat dan wajar pula.

Keakuratan dan kewajaran itu harus didasarkan pada hubungan:

1. Sebab – akibat

2. Biaya – manfaat

Alokasi biaya mempunyai kegunaan antara lain:

1. Untuk menetapkan harga jual.

2. Untuk mengukur laba dan menilai aktiva.

3. Untuk memotivasi manajer.

4. Untuk memonitor departemen pembantu produksi.

5. Untuk mengambil keputusan manajemen.

6. Untuk menilai persediaan.

Model alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi pada umumnya

terdiri dari tiga model. Yaitu:

1. Alokasi langsung.

2. Alokasi bertahap.

3. Alokasi timbal balik atau reciprocal.

Ilustrasi:

Rincian biaya overhead pabrik aktual masing-masing departemen PT STE adalah

sebagai berikut:

Data Akuntansi PT STE

KeteranganDept. Pembantu Dept. Produksi

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. YBiaya variabel (Rp) 800 2400 2000 5000

Penganggaran (Kelompok 3) | 22

Page 23: Anggaran Bahan Baku

Biaya tetap (Rp) 1440 1900 3000 4000jam mesin dianggarkan:dept.A melayani (dalam jam) 0 500 3000 1500dept.B melayani (dalam jam) 500 0 4500 5000jam mesin aktual:dept.A melayani (dalam jam) 0 800 800 2400dept.B melayani (dalam jam) 400 0 5320 2280

Biaya overhead dept. Pembantu produksi dialokasikan kedepartemen produksi atas

dasar: biaya tetap dialokasikan berdasar jam mesin yang dianggarkan dan biaya variabel

dialokaskan berdasar jam mesin aktual. Diminta:

1. Hitunglah berapa biaya departemen A dan B yang dialokasikan kepada masing-

masing kepada departemen produksi X dan Y dengan menggunakan metode langsung,

metode bertahap, dan metode resiprocal, atau metode aljabar!

2. Hitunglah tarif aktual tetap dan variabel perjam mesin, berdasar alokasi aljabar, dasar

perhitungan tarif departemen X 3.000 jam mesin dan departemen Y 4.000 jam tenaga

kerja langsung!

3. Hitunglah harga pokok produksi per unit, jika yang diproduksi 1000 unit, bahan

langsung Rp 15.000,- dan tenaga kerja langsung Rp 10.000,- , jam mesin aktual 3.200

jam dan jam tenaga kerja langsung aktual 3.900!

4. Menghitung varian baiay overhead pabrik!

Solusi Untuk PT STE

1. Alokasi Biaya

Metode langsungAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang diaggarkan

Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (3000/4500; 1500/4500) -1.440 0 960 480B = (4500/9500; 5000/9500) 0 -1.900 900 1.000Total 0 0 1.860 1.480

Metode langsungAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual

Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = (800/3200; 2400/3200) -800 0 200 600B = (5320/7600; 2280/7600) 0 -2.400 1.680 720

Penganggaran (Kelompok 3) | 23

Page 24: Anggaran Bahan Baku

Total 0 0 1.880 1.320

Metode bertahapAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang dianggarkan

Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (500/5000; 3000/5000; 1500/5000) -1.440 144 864 432B = (4500/9500; 5000/9500) 0 -2.044 968 1.076Total 0 0 1.832 1.508

Metode bertahapAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual

Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = (800/4000; 200/4000; 2400/4000) -800 160 160 480B = (5320/7600; 280/7600) 0 -2.560 1.792 768Total 0 0 1.952 1.248

Metode Aljabar

Biaya tetap: A = 1.440 + 0,05B B = 1.900 + 0,10A

A = 1.440 + 0,05(1.900 +0,10A) B = 1.900 + 0,10(1.542,7)

A = 1.542,7 B = 2.054,3

Biaya Variabel: A = 800 + 0,05B B = 2.400 + 0,20A

A = 800 + 0,05(2.400 + 0,20A) B = 2.400 + 0,20(929,3)

A = 929,3 B = 2.585,9

Keterangan:

0,05B artinya departemen B melayani A 500 jam kepad departemen A, total jam

mesin departemen B = 10.000 jam yaitu dari 500 + 4.500 + 5.000 jam.

0,10A artinya departemen A melayan B 500 jam kepada B, total jam mesin

departemen A = 5.000 jam yaitu dari 500 + 1.500 + 3.000 jam.

Penganggaran (Kelompok 3) | 24

Page 25: Anggaran Bahan Baku

Metode aljabarAlokasi biaya tetap berdasar jam mesin yang dianggarkan

Keterangan A B X YBiaya tetap 1.440 1.900 0 0A = (500/5000; 3000/5000; 1500/5000) -1.542,7 1.54,3 925,6 462,8B = (500/10000; 4500/10000; 5000/9500) 102,7 -2.054,3 924,4 1.027,1Total 0 0 1.850 1.490

Metode aljabarAlokasi biaya variabel berdasar jam mesin aktual

Keterangan A B X YBiaya variabel 800 2.400 0 0A = ( 800/4000; 200/4000; 2400/4000) -929,3 185,9 185,9 557,6B = (400/8000; 5320/8000; 2280/8000) 129,3 -2.585,9 1.719,6 737Total 0 0 1.905,4 1,294,6

2. Tarif Biaya Overhead Departemen Produksi

Metode aljabarTarif biaya overhead tetap

Keterangan X YBiaya tetap 3.000 4000Terima alokasi 1.850 1490Total 4.850 5490Dasar perhitungan tarif 3.000JM 4000JTKLTarif tetap 1,617 1,3725

JM = Jam Mesin; JTKL = Jam Tenaga Kerja Langsung

Metode aljabarTarif biaya overhead variabel

Keterangan X YBiaya variabel 2.000 5.000Terima alokasi 1.905 1.295Total 3.905 6.295Dasar perhitungan tarif 3.000 JM 4.000JKTLTarif variabel 1,30180 1,57365Tarif tetap 1,61700 1,57350

Penganggaran (Kelompok 3) | 25

Page 26: Anggaran Bahan Baku

Total tarif biaya overhead 2,91880 2,94615

1. Harga Pokok Produksi

Kalkulasi Harga Pokok Produksi

Keterangan (Rp)Biaya Bahan Baku Langsung 15.000,00Biaya Tenaga Kerja Langsung 10.000,00Biaya Overhead Pabrik, Dept. X, 3.200 x 2,9188 9.340,16Biaya Overhead Pabrik, Dept. Y, 3.900 x 2,94615 11.489,98Total Harga Pokok Produksi 45.830,14

2. Varian Biaya Overhead Pabrik

Varian Biaya Overhead PabrikKeterangan X YAktual 8.000,00 12.000,00Pembebanan 9.340,16 11.489,98Varian Biaya Overhead Pabrik *1340,16 **510,02

* Favorable (menguntungkan) **Unfavorable (tidak menguntungkan)

Anggaran Biaya Overhead Pabrik Versus Aktual (Kinerja)

Ilustrasi:

Berikut ini adalah data akuntansi PT STE:

1. Produk yang dihasilkan adalah lampu LED yang memiliki pasar oligopoli. Harga

pasar yang berlaku adalah Rp 70 per-unit.

2. Pabrik memiliki biaya standar untuk satuan per 100 unit produk jadi, yaitu bahan

baku A 55 unit, B 44 unit dan C 11 unit. Harga standar bahan baku per-unit A Rp

43, B Rp 35, dan C Rp 25.

3. Untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dibutuhkan tenaga kerja buruh,

tarif standar Rp 7,50 per-jam dan dibutuhkan waktu pengolahan 500 jam per 100

unit output.

4. Biaya overhead pabrik didasarkan pada upah jam kerja langsung. Pada kapasitas

normal 16.500 jam. Biaya overhead pabrik yang dianggarkan adalah Rp 12.375

dan variabel Rp 8.250.

5. Kenyataan yang terjadi saat ini dipabrik adalah bahwa output riil yang dihasilkan

3.234 unit lampu LED jadi yang siap dijual.

Penganggaran (Kelompok 3) | 26

Page 27: Anggaran Bahan Baku

6. Permintaan aktual adalah 3.000 unit. Pembelian bahan baku A 2.000 unit @Rp 44,

B 1.200 unit @Rp 37, dan C 500 unit @Rp 24. Sedangkan bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi adalah A 1.870 unit, B 1.100 unit, dan C 440

unit; penyimpangan bahan baku dicatat pada saat pembelian bahan baku.

7. Upah buruh yang dibayarkan Rp 7,95 per-jam pada jam kerja aktual 15.800 jam.

8. Biaya overhead aktual tetap Rp 11.075 dan variabel Rp 8.490.

Diminta: menghitung varian overhead pabrik.

Solusi PT STE

Varian Biaya Overhead Pabrik

penyimpangan biaya overhead pabrikKeterangan (Rp)biaya yang diperhitungkan secara akuntansi (Rp 8.490 variabel + Rp 11.075 tetap) 19.565,00biaya yang dibeban kan ke proses produksi 3.234 unit x 5 jam x Rp 1,25 20.212,50

penyimpangan biaya overhead pabrik 647,5Keterangan: Pembebanan overhead kepada proses produksi adalah aktual kapasitas (dalam

hal ini output aktual 3.234 unit) kali tarif biaya overhead.

Penyimpangan biaya overhead pabrik(Penyimpangan pengeluaran)

Keterangan (Rp)Biaya aktual 19.565dianggarkan: VC = 15.800 x Rp 0,50 = 7.900 FC = 12.375 20.275penyimpangan pengeluaran 710

Penyimpangan biaya overhead pabrikPenyimpangan kapasitas

Keterangan (Rp)dianggarkan: VC = 15.800 x Rp 0,50 = 7.900 FC = 12.375 20.275kapasitas aktual x tarif standar = 15.800 jam x Rp 1,25 19.750penyimpangan kapasitas 525

Penyimpangan overhead pabrik

Penganggaran (Kelompok 3) | 27

Page 28: Anggaran Bahan Baku

Penyimpangan efisiensiKeterangan (Rp)kapasitas aktual x tarif standar = 15.800 x Rp 1,25 19.750kapasitas standar x tarif standar = 15.500 x Rp 1,25 19.375penyimpangan efisiensi 375

Perhitungan Varian Hasil Biaya OverheadKeterangan  (Rp)Jam standar x tarif standar = (3.410/110) x 5 jam x Rp 1,25(atau jam standar output yang diharapkan),Atau 15.500 x Rp 1,25

 19.375,0

Jam standar x tarif standar = (3.557/1.100) x 500 jam x Rp 1,25(atau jam standar output yang diharapkan),Atau 16.170 jam x Rp 1,25

 20.212,5

Penyimpangan hasil biaya overhead (factory overhead yield variance),134Q x Rp 1,25 x 5 jam (m).Karena penyimpangan output menguntungkan,Maka penyimpangan hasil upah menguntungkan.

 837,5

Perhitungan Varian Biaya Overhead PabrikKeterangan (Rp)Penyimpangan pengeluaran 710Penyimpangan kapasitas 525Penyimpangan efisiensi 375Penyimpangan hasil biaya overhead 837,5Jumlah varian biaya overhead 647,5

---------------SELESAI--------------

Penganggaran (Kelompok 3) | 28