ANALISIS RISIKO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
USAHA PADA UMKM KERUPUK KEMPLANG DARWATI
DESA BAYUNG LENCIR SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi
Disusun Oleh:
DESI OKTARIYANTI
NIM : 504172079
PEMBIMBING
Pembimbing I : Dr. As’ad Isma, M.Pd
Pembimbing II : Efni Anita, SE.,M.E.Sy
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Tahun 2021
i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Desi Oktariyanti
Nim : 504172079
Jurusan : Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Palembang – Jambi Km. 205 Rt. 03 Rw. 01 Kecamatan
Bayung Lencir Sumatera Selatan
Mengungkapkan kebenaran bahwa skripsi yang berjudul: ANALISIS RISIKO
DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN USAHA PADA UMKM
KERUPUK KEMPLANG DARWATI DESA BAYUNG LENCIR
SUMATERA SELATAN adalah karya perseorangan yang tidak mengandung
pelanggaran hak cipta dan tidak melanggar hak cipta. Apabila berisi materi yang
didistribusikan atau disusun oleh orang lain, kecuali jika sumbernya telah
dinyatakan sesuai pengaturan yang dipertahankan secara logis.
Jika penjelasan ini kurang tepat, penulis layak dianggap bertanggung jawab
sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan pengaturan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi termasuk penolakan judul yang saya dapat dari dalil ini.
Jambi, 12 Februari 2021
Yang membuat pernyataan
Desi Oktariyanti
Nim 504172079
ii
Pembimbing I : Dr.As‟ad Isma, M.Pd
Pembimbing II : Efni Anita, S.E., M.E.Sy
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi
36122 Telp/Fax
Jambi 15 Februari 2021
Kepada Yth,
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari Desi Oktariyanti yang berjudul “analisis risiko dalam
Meningkatkan Pendapatan Usaha Pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan” telah disetujui dan dapat
diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat – syarat
memperoleh gelar (S.1) Dalam Manajemen Keuangan Syariah pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha syaifuddin jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga dapat
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa, dan bangsa.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.As’ad Isma, M.Pd Efni Anita, SE.,M.E.Sy
NIP.196903121994021001 NIP. 198607172015032004
iii
iv
MOTTO
اض يايها الذيه امىىا ل تأكلىا امىالكم بيىكم بالباطل ال ان تكىن تجارة عه تز
كان بكم رحيما ىكم ول تقتلىا اوفسكم ان الل م
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu. (QS. An – Nisa : 29).1
1 Al-Qur’an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta : WALI.
2002.
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang dengan rasa syukur dan bahagia kupersembahkan skripsi ini
untuk kedua oang tua saya yang tercinta yaitu ayahanda yang bernama
Muhajir dan ibunda yang bernama Darwati, yang telah mengorbankan
hidupnya mulai dari material maupun moril, bahkan tiada hentinya
memanjat doa untuk keberhasilanku sehingga karya sederhana ini dapat
diselesaikan tepat waktu. dan untuk Kakak-kakaku dan Adiku, Ayuk
saya yang bernama Deni, Dodi,della, nana khasanah yang saya cintai dan
sayangi terima kasih telah memberikan semangat ataupun dukungan,
serta seluruh keluarga besarku saya ucapkan terima kasih yang selalu
memberikan nasihat positif maupun dukungan. Serta saya mengucapkan
terima kasih kepada teman setiaku dari SMP, SMA, hingga saat ini selalu
mensuportku yang Nilu Gede, Dwi riana ,Dina, Adi Kurniawan, Sukma,
Rani,yang selalu membantuku baik dalam keadaan sulitku maupun
senangku , terima kasih pula saya ucapkan kepada semua teman Lokal B
Manajemen Keuangan Syariah yang selalu mensuportku, saya ucapkan
terima kasih juga kepada Restika, Kurnia, Lasmi, Reni dan Mifta yang
selalu memberikan informasi, mendukung, dan membantu di masa
sulitku. serta tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada
pembimbing I Dr. As‟ad Isma, M.Pd dan pembimbing II Efni Anita, SE.,
M.E.Sy yang selalu membimbing dan mengarahkan saya dalam
penelitian ini, semoga kebaikan bapak dan ibu dibalas oleh Allah Swt
Aamin Yaa Robbal ‘ Alamin.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh risiko dalam meningkatkan pendapatan
usaha mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi kemajuan usaha pada
UMKM, namun kebanyakan para usaha kecil kurangnya pengetahuan tentang
pengelolaan risiko dengan baik dalam meningkatkan pendapatan usaha.
Pemilik UMKM memandang bahwa risiko yang dihadapi sangat sulit untuk
diatasi, hal ini dapat membahayakan pendapatan usaha akan menurun pada
UMKM, tujuan penelitian ini mengungkapkan apa risiko yang terjadi dalam
UMKM kerupuk kemplang Darwati, bagaimana pendapatan UMKM Darwati,
dan Bagaimana cara meminimalisir risiko dalam meningkatkan pendapatan
usaha pada UMKM Darwati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Adapun subjek penelitian ini adalah pelaku UMKM
pada Kerupuk Kemplang Darwati. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini bahwasannya
risiko yang terjadi pada UMKM Darwati yaitu risiko produksi, risiko harga,
risiko keuangan, risiko pasar dan pemasaran. Adapun cara meminimalisir
risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha pada UMKM kerupuk kemplang
darwati yaitu mengantisipasi dari awal ketika pergantian musim tiba, ketika
terjadi kelangkaan produksi kerupuk mengakibatkan ukuran kerupuk di
kurangi dari biasanya, keuangan yang ada di bank dan pinjaman lainnya harus
sesuai pengembaliannya, menciptakan produk yang higienis dan
memaksimalkan produk dengan ciri khas yang berbeda.
Kata Kunci : Risiko, Pendapatan Usaha, Pengetahuan, UMKM.
vii
ABSTRACT
This research is motivated by the risk that increasing business income
has a very important influence on business progress UMKM, But most
small business lack the knowledge of risk management well in
improving business income. The people’s aggressive view of the risks
involved will be difficul to overcome, which may jeopardize the income
of businesses, will decrease at UMKM, the purpose of this study reveals
what the risks of bulging tobacco chips, how incomes from Darwati and
how to minimize the risk in increasing business revenue in Darwati. The
study USES a qualitative approach with a descriptive method. As for
sabjek this research is chbersex in Darwati’s bell- box. Data collection
techniques with observation, interview, and documentation. The result
of this study id that the risk of production, price risk, fnancial risk, pasa
risk and marketing. As for the way to assess the risk is to anticipate from
the beginning when the replacement of the music comes, when coinage
leads to reduced crackers in size, existing finances in banks and other
loans must match the return, creating hygienic products and maximizing
products with different characteristics.
Keywords : Risko, Business Income, Knowledge, UMKM
viii
Alhamdulillah, karena penulis pepatah ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas
keindahan, arahan dan kesederhanaannya, peneliti telah dapat selesaikan skripsi ini
berjudul "Analisis Risiko Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Pada UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir, Sumatra Selatan. Pencipta skripsi
memahami bahwa teori tersebut tak bisa terjadi tanpa bantuan dan arahan dari
pertemuan yang berbeda, baik secara langsung maupun secara implisit. maka dari itu
peneliti mengucapkan terima kasih terima kasih kepada:
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
1. Prof. Dr.H. Su’aidi MA.,Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Prof. Dr. A.A Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I selaku Wakil Dekan I, Titin Agustin Nengsih, S.Si.,
M.Si.,Ph.D Selaku Dekan II, dan Dr. Sucipto, MA selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
4. Efni Anita , SE.,M.E.Sy dan Ahmad Syarizal.,ME selaku Ketua dan Sekretaris
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Dr.As’ad Isma, M.Pd selaku Pembimbing I dan Efni Anita, SE,. M.E.Sy. selaku
Pembimbing II, terimakasih atas arahan dan bimbingannya semoga Allah
senantiasa membalas kebaikannya.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Asisten Dosen yang telah memberikan materi
pendidikan yang berharga selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Seluruh karyawan dan kayawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi yang telah
memberikan pelayanan dalam masa perkuliahan sampai selesai.
8. Seluruh Tim UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
ix
Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan yang bersedia memberikan saya
izin, data, dan Informasi dalam penyelesaian skripsi ini, yang sangat terbuka
dan kooperatif mendukung penelitian hingga selesai.
9. pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran dalam menyusun skripsi ini.
Terima kasih sepenuhnya kepada Anda atas administrasi yang telah
Anda berikan sehingga pencipta skripsi dapat menyelesaikan usaha terakhir ini
dengan mudah dan idealnya seluruh perbuatan besar Anda akan diimbangi oleh
Allah subhannahu wata'ala. Selain itu, penulis memahami bahwa teori ini masih
jauh dari kata mengagumkan. Dengan cara ini jika ada kesalahan mohon maaf.
Dipercaya bahwa analisis dan ide yang bermanfaat dapat menjadi catatan untuk
perbaikan ini agar dapat membantu semua pertemuan dan eksplorasi lebih lanjut
Jambi, 19 Maret 2021
Desi Oktariyanti
504172079
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR.......................................... i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
MOTTO................................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN.................................................................................................. iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................7
C. Batasan Masalah...........................................................................................7
D. Rumusan Masala..........................................................................................7
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................8
F. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis...............................................................................8
b) Manfaat Praktis................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka..............................................................................................9
B. Studi Relevan.............................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian................................................................................21
B. Objek Penelitian........................................................................................21
C. Jenis Sumber dan Data...............................................................................21
xi
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................22
E. Teknik Analisis Data..................................................................................23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian.....................................................25
B. Hasil Penelitian..........................................................................................33
C. PembahasanHasil Penelitian......................................................................58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................63
B. Saran...........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CURRUCULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Data Pencapaian Pendapatan Atau Laba Usaha..................................5
Tabel 1.3 Studi Relevan.....................................................................................18
Tabel 3.1 Nama Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan....................................31
Tabel 4.1 Data produksi perbulan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati.............42
Tabel 4.2 Jalur pemasaran UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Perbulan…......43
Tabel 4.3 Jumlah produksi pertahun UMKM Kerupuk Kemplang Darwati.........43
Tabel 4.4 Daftar Peralatan Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan Kerupuk
Kemplang Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati ........................................44
Tabel 4.5 Biaya Tetap Untuk 1 Bulan...................................................................45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Usaha Kerupuk Kemplang Darwati..................26
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan.............27
Gambar 3.3 Tahap – Tahap Proses Produksi Pada Usaha Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan.................................................28
Gambar 3.4 Peta Cakupan Wilayah....................................................................33
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia salah satu andalan perkembangan moneter dapat dilihat
dari pelaksanaan kritis perusahaan independen baik di bidang konvensional
maupun saat ini melalui usaha kecil dan menengah (UMKM). Sesuai dengan
Badan Pengatur Kemajuan Masyarakat/Bappenas, Indonesia mengalami
perkembangan keuangan sebesar 0,05% karena kehadiran UKM tersebut.
Individu yang memiliki organisasi otonom merupakan salah satu pekerjaan
penting untuk menggerakkan perekonomian negara.2
Miniatur usaha kecil dan menengah (UMKM) menjadi bagian penting
dalam perekonomian Indonesia mereka dapat menjadi pemimpin bisnis public
dan menyerap banyak tenaga kerja. Pada tahun 2010 jumlah pelaku usaha
UMKM adalah 51,3 juta (99,99%) komitmen UMKM terhadap produk
domestic bruto sebesar Rp. 2.609,4triliun (55,6%) nilai usaha UMKM sangat
kritis khususnya Rp. 640,4 triliun (52,9%) dan menelan jumlah tenaga kerja
terbesar khususnya 90,9 juta spesialis (97,1%). Oleh karena itu upaya
pembinaan UMKM menjadi kebutuhan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.3
Olahan kerupuk kemplang di wilayah Sumatera Selatan dijunjung tinggi
oleh letak geografis wilayah Sumatera Selatan dengan sebagian besar
wilayahnya seperti rawa-rawa dan sungai yang menghasilkan bahan mentah
yaitu ikan gabus. Wilayah Sumatera Selatan memiliki potensi asset perikanan
laut sebesar 48.186,50 ton dengan luas perairan laut 95.000 km2 dan
kemampuan aset perikanan darat sebesar 53.377,40 ton dengan luas perairan
umum 150.000.000 km2.4
Salah satunya UMKM kerupuk kemplang Darwati yang terletak di Desa
Bayung Lencir Kecamatan bayung lencir Sumatera Selatan memiliki 2
2 Imam Safi’i dkk,” Analisis Risiko Pada UKM Tahu Takwa Kediri Terhadap Dampak
Pandemi COVID-19” Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Vol. 9, No. 2, (Tahun 2020), hlm. 1. 3 M. Farid Wajdi dkk,” Manajemen Risiko Bisnis Umkm Di Kota Surakarta” Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, Vol. 6, No. 2, (Tahun 2012), hlm. 2. 4 Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2019.
2
kelurahan dimana terdapat dua kelurahan yaitu kelurahan bayung lencir,
dan bayung lencir indah yang menjadi sentra industri kerupuk kemplang.
Letak geografis Kecamatan bayung lencir yang berdekatan dengan sungai
musi membuat masyarakat di dua kelurahan tersebut memanfaatkan ikan
untuk diolah menjadi kerupuk maupun pempek khas Palembang. Usaha
kerupuk kemplang di daerah ini pun merupakan usaha turun-termurun sejak
tahun 1970 an yang diwariskan kepada masing-masing generasi dan bertahan
hingga sekarang. Sebagian besar tenaga kerja wanita yang sudah menikah
yang memiliki pengalaman kerja lama dalam bekerja di industri tersebut
sudah sejak lama memutuskan untuk bekerja dimulai saat usia remaja, dengan
dimulai oleh ajakan keluarga atau tetangga sekitar.
Tujuan peneliti memilih objek penelitian adalah masih banyak UMKM
desa bayung lencir yang belum tahu akan konsep bagaimana cara menimalisir
risiko dan meningkatkan pendapatan dalam pengelolaan manajemen
keuangan hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan dalam mengelola
keuangan kebanyakan dari mereka mengabungkan uang pribadi dengan usaha
sehingga tidak teratur antara biaya pengeluaran dan pendapatan usaha.
Tabel 1.1
Data Pesaing Yang Menjual Kerupuk Di Desa Bayung
Lencir Sumatera Selatan
No
.
Nama
UMKM
Jenis Kerupuk Harga
Perbungkus
Lokasi
1 Darwati Kerupuk
Kemplang
10.000 Bayung
Lencir
2 Diana Kerupuk Ikan 10.000 Pasar Baru
3 Ibu Nani Kerupuk
Kemplang
10.000 Pasar Lama
4 Rasidah Kerupuk
Palembang
10.000 Bayung
Lencir
5 Mangcek Kerupuk
Kemplang
10.000 Seberang
Bayung
lencir Indah
6 Nurhayati Kerupuk
Palembang
10.000 Bayung
Lencir Indah
3
Informasi: UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa daerah Bayung Lencir Sumatra
selatan yang usaha kerupuk tidak hanya Ibu Darwati saja tetapi ada
beberapa pesaing lain yang mempunyai usaha yang sama dengan jenis yang
beberapa hal ini dikarenakan bahwasannya daerah Bayung Lencir Sumatera
Selatan mayoritas bermata pencariannya adalah dengan membuka usaha
kerupuk sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga. Hal ini berisiko bagi
UMKM kerupuk kemplang darwati karena banyaknya pesaing yang
memproduksi kerupuk yang sama namun UMKM Darwati meskipun
banyak pesaing selalu berinovasi dan kreatif untuk meningkatkan
pendapatan usaha.
Risiko sesuatu hal yang datang secara tiba – tiba yang dapat terjadi
karena siklus atau peristiwa yang terjadi secara langsung . Risiko dapat
diartikan sebagai suatu kondisi tidak menentu dimana jika suatu kondisi
yang tidak diinginkan dapat menimbulkan kerugian.5 Menurut Safi’i dkk,
dalam penjelajahannya bahwa dari banyak risiko relatif yang memiliki efek
paling besar dan memiliki tingkat risiko yang tidak dapat disangkal adalah
berkurangnya pendapatan, pengurangan jumlah produksi dan perluasan
biaya bahan mentah, dan risiko yang memiliki tingkat rendah adalah
penundaan pengangkutan bahan mentah. Berurusan dengan risiko
memperluas pendapatan dengan memikirkan kembali laba misalnya
memilih rencana pengeluaran perhatian pertama dan membuat perubahan
moneter selama pandemic seperti ini. Untuk risiko berkurangnya jumlah
produksi maka menjadi masalah adalah jumlah produksi yang semakin
berkurang hal ini karena pada prakteknya semua pelaku UKM benar –
5 Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta : YKPN, Tahun 2006), hlm. 7.
7 Johan Kerupuk
Kemplang dan
Kerupuk
Palembang
10.000 Lubuk harjo
4
benar bergantung pada pasar terdekat atau diambil oleh spesialis
(tradisional) apa yang harus dimungkinkan adalah sistem pasar lain dengan
menggunakan inovasi data misalnya media berbasis web.6
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti
permasalahan yang terjadi pada UMKM kerupuk kemplang darwati yang
terletak Kecamatan bayung lencir bahwa terdapat beberapa risiko yang
terjadi yaitu risiko produksi yang mana untuk memproduksi kerupuk
kemplang sangat bergantung dengan cuaca (jika musim hujan maka
produksi kerupuk sedikit dikarenakan untuk memproduksi harus di cuaca
panas, jika cuaca hujan secara terus menerus menyebabkan kerupuk
membusuk dan bantat jika di goreng), risiko yang kedua adalah
terbatasnya modal untuk memproduksi kerupuk dikarenakan pada UMKM
kerupuk kemplang darwati masih menggunakan peralatan manual dalam
memproduksinya dan terbatasnya modal dalam memasarkan produk masih
di daerah bayung lencir seperti memasarkannya di warung – warung dan
belum sampai keluar daerah atau ke supermarket.
Pendapatan adalah ukuran gaji atau laba yang didapat oleh individu –
individu dari daerah setempat untuk jangka waktu tertentu sebagai elemen
yang mereka tambahkan dan ambil bagian dalam mencetak barang publik.7
Sedangkan menurut Muhammad Iqbal dalam penelitiannya pendapatan
adalah arus masuk atau perluasan yang berbeda dalam sumber daya
substansi bisnis atau pembayaran kembali atau pembayayan kembali
kewajiban campuran keduanya selama satu periode yang akan datang dari
penyerahan jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan
usaha.8
6 Imam Safi'i dkk, “Analisis Risiko Pada Ukm Tahu Takwa Kediri Terhadap
Dampak Pandemi Covid – 19, hlm. 8. 7 Soediyono, Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : Liberty, Tahun 1992), hlm. 99. 8 Muhammad Iqbal,”Pengaruh Pendapatan Bmt Surya Barokah Dari Akad Murabahah
Terhadap Peningkatan Pembiayaan Tahun 2012 – 2012” Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1,
(Tahun 2014), hlm. 19.
5
Tabel 1.2
Data Pencapaian Pendapatan Atau Laba Usaha UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan
No. Tahun Pendapatan
1. 2016 Rp. 64.788.000
2. 2017 Rp. 77.460.000
3. 2018 Rp. 79.080.000
4. 2019 Rp. 87.480.000
5. 2020 Rp. 43.032.000
Sumber Data : UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pendapatan mengalami mengalami
penurunan yang signifikan di tahun 2020 dikarenakan terjadi kurangnya
cara meminimalisir risiko yang terjadi seperti kerupuk yang membusuk
akibat cuaca hujan, kerupuk bantat, dan kerupuk lempam sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya pendapatan pada UMKM kerupuk kemplang
darwati. Selain itu pada tahun 2020 virus corona membuat bisnis UMKM
macet karena adanya batasan jam jual yang membuat laba UMKM
menurun.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, pendapatan UMKM
Darwati Kecamatan Bayung Lencir membuka usaha kerupuk kemplang
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga dan
digunakan untuk menyekolahkan anak – anak mereka sampai jenjang
Sarjana serta digunakan sebagai modal dalam memperluas usaha kerupuk
kemplang. Tetapi halangan dalam bisnis kerupuk kemplang adalah harga
jual yang rendah, dikarenakan kerupuk kemplang darwati menjual kerupuk
ke pasar bayung lencir hanya beroperasi seminggu sekali yaitu setiap hari
jumat, fluktuasi harga lebih sering terjadi pada usaha kerupuk kemplang,
kerupuk kemplang yang bersifat tidak tahan lama dan mudah hancur juga
6
menjadi kendala, apalagi dalam situasi dan kondisi pandemi covid – 19 ini
sangat mempengaruhi pendapatan penjualan berkurang atau menurun.
Besar kecilnya resiko yang dihadapi oleh pelaku usaha akan berdampak
pada tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh UMKM Darwati.
Adanya resiko tersebut berdampak pada tingkat pendapatan usaha. Untuk
mempertahankan usahanya agar lancar dan memperoleh keuntungan maka
pelaku usaha harus mempunyai rencana dalam mengelola resiko yang
dihadapi dan pendapatan yang tidak stabil maka diperlukan pengelolaan
manajemen keuangan dengan baik.9
Jumlah penjualan yang terkadang berubah karena UMKM tidak
mampu menghasilkan dalam jumlah yang sangat besar dengan alasan
terkadang pemilik UMKM membutuhkan cadangan sehingga mereka
hanya memanfaatkan rencana keuangan yang terjangkau. Terkait hasil
wawancara yang dilakukan penulis , pemilik UMKM menyatakan bahwa
tidak fokus pada perencanaan keuangan bisnis, tidak menyiapkan anggaran,
pembukuan masih secara manual, mengabungkan antara uang usaha dan
uang pribadi atau keluarga sehingga untuk menambah produksi yang
lebih inovastif seringkali membutuhkan biaya operasional. Hal ini dapat
membuat pemilik UMKM harus membayar biaya produksi dari uang
individu ataupun memperoleh uang tunai dari lembaga keuangan yang
berbeda atau memutuskan untuk tidak menambah jumlah produksi barang
serta pemilik usaha tidak mengetahui secara pasti berapa ukuran
perkembangan modal atau ukuran pendapatan usaha yang dihasilkan.
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka penulis ingin
mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS RISIKO DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN USAHA PADA UMKM
KERUPUK KEMPLANG DARWATI DESA BAYUNG LENCIR
SUMATERA SELATAN”
9 Wawancara Dengan Darwati, Pemilik Umkm Kerupuk Kemplang Bayung Lincir
Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan, Di Akses 4 September 2020.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan identifikasi bahwa permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan dalam mengatasi risiko yang dihadapi
2. Penjualan produk terkendala dengan modal yang terbatas
3. Pendapatan yang tidak menentu akibat terjadinya risiko
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini terarah da mencapai sasaran yang akan dicapai
dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti akan membatasi permasalahan
mengenai analisis risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha pada
UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera
Selatan). Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu meluas pada
sudut – sudut yang jauh bisa diterapkan sehingga pemeriksaan ini lebih
bisa menarik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah
dari penelitian ini adalah:
1. Apa saja risiko Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung
Lencir Lencir Sumatera Selatan?
2. Bagaimana pendapatan usaha Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan?
3. Bagaimana cara meminimalisir risiko dalam meningkatkan pendapatan
usaha pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan?
8
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui risiko yang terjadi pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
2. Untuk mengetahui pendapatan usaha pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir risiko dalam meningkatkan
pendapatan usaha pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung
Lencir Sumatera Selatan
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperluas
wawasan mengenai Analisis Risiko dalam meningkatkan Pendapatan
Usaha pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Sumatera
Selatan).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka adalah gambaran singkat dari materi yang digunakan dan
bagaimana menggunakan materi tersebut dalam menjawab peneliti.
1. Risiko
a) Pengertian Risiko
Risiko adalah ketidakpastian, adanya risiko karena kerentanan,
kemungkinan rugi, penyebaran akibat – akibat dari hasil yang akan
dicapai.10.
Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa risiko terjadi
sebagai akibat yang merugikan dari suatu aktivitas yang dilakukan
dimasa sekarang, ketidakpastian tersebut kemudian berakibat pada
kemungkinan terjadinya kerugian.
Menurut Kountur suatu lembaga bisnis menghadapi risikonya
dengan baik akan mendapatkan beberapa keuntungan antara lain:
1) Dapat membangun pendapatan usaha
2) Dapat membangun pendapatan usaha
3) Memungkinkan terhindar dari kebangkrutan yang disebabkan oleh
peristiwa – peristiwa luar biasa Memperlancar pencapaian tujuan.11
Hanafi menyatakan bahwa setiap individu atau asosiasi dalam
bisnis akan mengelola risiko yang bertujuan menciptakan sistem atau
mekanisme pengelolaan risiko yang bertujuan untuk menghindari
perusahaan dari kerugian dan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Pentingnya pengelolaan risiko dalam kaitannya antara risiko dan tingkat
keuntungan, menganggap bahwa ada hubungan positif antara risiko
dengan tingkat keuntungan, semakin tinggi risiko, akan semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diharapkan, jika suatu organisasi ingin
menaikkan keuntungan, maka organisasi tersebut harus menaikkan
risikonya
10 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.327. 11 Kountur, Manajemen Risiko Operasional (Memahami Cara Mengelola Risiko
Operasional Perusahaan), (Jakarta : Ppm, 2006), hlm. 78.
10
Sesuai perspektif islam tentang risiko ialah agama islam adalah agama
yang lengkap dan menyeluruh. Akibatnya tentu tidak ada persoalan alam
yang luput dari pertimbangan hukum islam. Tidak ada apa – apa dalam
masalah dunia dan akhirat kecuali jika islam telah mengklarifikasi kasus
tersebut. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-An’am ayat 38 sebagai
berikut:
Artinya: Dan tiadalah binatang – binatang yang ada di bumi dan burung
– burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(jiga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al
Kitab (Al – Qur’an) kemudian kepada tuhanlah mereka
dihimpunkan. (QS. Al – A’nam : 38).12
b) Jenis – Jenis Risiko
1. Risiko Produksi
`Risiko produksi adalah bisnis yang secara teratur dijelaskan oleh
tingkat pengembalian yang tinggi atau risiko tinggi tidak seperti
UMKM lainnya mereka tidak dapat menentukan ukuran khusus dari
hasil yang dapat dibuat dalam satu ukuran kreasi menjelang awal
persiapan. Faktor – faktor seperti perubahan iklm atau lingkungan jika
hujan maka kerupuk tidak dapat dibuat dan tingginya biaya bahan
mentah dalam industry menyebabkan penurunan jumlah produksi
bahkan menimmbulkan akan rugi pada produksi.
2. Risiko Keuangan
Cara bisnis mendanai latihan bisnisnya melibatkan kekhawatiran
di banyak organisasi. Untuk situasi seperti ini latihan bisnis memiliki
ciri khasnya masing – masing, usaha kerupuk kemplang harus bekerja
12 Al-Qur’an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta : WALI.
2002.
11
dengan modal sendiri dan memerlukan investasi dan memerlukan
waktu yang lama untuk produksi serta usaha kerupuk kemplang harus
mengharapkan semua biaya dan potensi risiko yang terjadi sebelum
usaha tersebut sampai dan dapat dipromosikan. Hal ini memicu
masalah pendapatan potensial yang diperburuk oleh tidak adanya
modal untuk administrasi kredit, administrasi proteksi dan biaya
perolehan yang tinggi. Selain itu siklus yang mempersulit untuk
mendapatkan modal disebut sebagai risiko moneter yang merupakan
efek yang ditimbulkan oleh cara bisnis kerupuk kemplang menangani
rekeningnya. Modal yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara ideal
untuk menciptakan imbal hasil yang mungkin muncul termasuk
bahaya sumber daya dari kemarau dan kemungkinan bahaya
perampokan dan sumber daya bisnis lainnya. Risiko ini ditimbulkan
manusia dalam produksi. SDM harus mempertimbangkan memberikan
hasil yang ideal, keyakinan manusia dapat menjadi kemalangan seperti
kecerobohan, kebakaran, kerusakan pada produksi.
3. Risiko Teknologi
Pada usaha kerupuk kemplang darwati masih menggunakan
peralatan manual dalm proses produksi dikarenakan terkendalanya
modal sehingga hal ini menjadi risiko dalam proses jumlah produksi
yang sedikit dapat mempengaruhi pendapatan.
c) Klarifikasi Risiko
Risiko secara umum dapat dikarifikasikan ke dalam empat yaitu:
1. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Merupakan risiko yang dapat menyebabkan kerugian pada
suatu usaha tetapi tidak menimbulkan suatu keuntungan
2. Risiko Murni (Pure Risk)
Merupakan risiko yang dapat menyebabkan kerugian
pada suatu usaha tetapi dapat menimbulkan suatu
keuntungan.
3. Risiko Spesifik (Spesifik Risk)
12
Adalah risiko yang dapat ditiadakan melalui proses
diverifikasi (diversiviable risk). Ciri dari risiko spesifik adalah
bahwa dapat dibunuh atau dikurangi dengan menggabungkan
risiko yang berbeda.
4. Risiko sistematik (Systematic Risk)
Adalah risiko yang tidak dapat ditiadakan melalui proses
diversifikasi (non-diversiviable risk). Ciri dari risiko
sistematik adalah bahwa tidak dapat dibunuh atau dikurangi
dengan bergabung risiko yang berbeda.
d) Manfaat Manajemen Risiko
Dengan diterapkan manajemen risiko dalam sebuah usaha
ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu:
1. Setiap usaha memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam
mengambil setiap keputusan sehingga para UMKM menjadi
lebih berhati – hati dan selalu menempatkan ukurab – ukuran
dalam berbagai keputusan
2. Mampu memberikan arahan dalam sebuah usaha untuk dapat
melihat pengaruh - pengaruh yang mungkin timbul baik
secara jangka pendek maupun jangka panjang
3. Mendorong para UMKM dalam mengambil keputusan untuk
selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh
terjadinya kerugiann khususnya kerugian dari segi finansial
4. Memungkinkan sebuah usha memperoleh risiko kerugian
yang minimum
5. Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang
secara detail maka sebuah usaha telah membangun arah dan
mekanisme secara berkelanjutan.
13
e) Mengelola Risiko
Dalam beraktivitas yang namanya risiko pasti terjadi dan sulit
untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti
UMKM sangat penting untuk memikir bagaimana mengelola risiko.
Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dikelola sebagai berikut:
1. Memperkecil Risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara
tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung risiko
tinggi tapi membatasinya bahkan menimalisasinya agar risiko
tersebut tidak bertambah besar diluar dari kontrol pihak sebuah
usaha.
2. Mengalihkan Risiko
Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko
yang kita terima tersebut kita alihkan ketempat lain sebagai
seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna
menghindari terjadinya risiko yang sifat tidak diketahui kapan
waktunya.
3. Mengontrol Risiko
Keputusan mngontrol risiko adalah dengan cara
melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko
sebelum risiko itu terjadi.
4. Pendanaan Risiko
Keputusan pendanaan risiko adalah menyangkut
penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan (reserve) guna
mengantisipasikan timbulnya risiko dikemudian hari seperti
ketidakstabilan harga bahan baku.
14
f) Faktor Yang Mempengaruhi Risiko
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi risiko yaitu sebagai
berikut:13
1. Produk yang diproduksi memilih kadaluarsa
2. Produk yang dihasilkan sangat tergantung pada cuaca
3. Kualitas dan desain barang yang digunakan adalah kekokohan
makanan dan daya tarik dari rencana yang ditunjukkan mampu
mempengaruhi selera konsumen
4. Harus memiliki ciri khas masing – masing yang dapat berbeda
dengan produk sejenis
2. Pendapatan Usaha
a) Pengertian Pendapatan Usaha
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia dalam buku “Standar
Akuntansi Keuangan” pendapatan adalah arus masuk bruto dari
keuntungan finansial yang muncul dari kegiatan suatu usaha dalam jangka
waktu jika arus masuk tersebut menyebabkan peningkatkan nilai yang
tidak berasal dari komitmen spekulasi.
Berdasarkan definisi di atas bahwa pendapatan adalah ukuran uang
yang diperoleh dari pelaksanaan substansi bisnis atau jasa setelah
dikurangi biaya pembuatan dan penilaian atau hasil kerja dari kesepakatan
atau pembayaran kembali kewajiban selama periode mulai dari pengiriman
atau produksi barang dagangan, pengiriman barang dagangan, atau dari
berbagai latihan yang merupakan latihan bisnis utama.
13 Irham Fahmi, Manajemen Risiko, Teori, Kasus, Dan Solusi, (Bandung : Alfabeta,
2015), hlm. 233.
15
b) Jenis – Jenis Pendapatan
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut:
1. Pendapatan Operasi
Seluruh tagihan pada konsumen atas barang dagangan yang dijual,
baik secara lunas ataupun menggunakan pinjaman dilaporkan dibagian
ini. Pendapatan operasi dibedakan dari dua sumber yaitu:
a. Penjualan Kotor
Penjualan kotor adalah kesepakatan sebagaimana dinyatakan pada
tanda terima atau ukuran dasar dari biaya sebelum dikurangi
pengembalian kesepakatan dan batas kesepakatan
b. Penjualan Bersih
Penjualan bersih adalah penjualan yang dibuat dari penjualan kotor
dan dikurangi keuntungan dari penjualan yang didapat dari penjualan
kotor serta dikurangi return penjualan dan ditambah potongan
penjualan lainnya.
2. Pendapatan Non Operasi
Pendapatan non operasi atau pendapatan lain-lain, khususnya
pendapatan yang diperoleh di luar pendapatan bisnis (pendapatan
pokok).
Perusahaan besar biasanya memisahkan akun pendapatan utama
dari pendapatan lain untuk pemeriksaan sederhana dan evaluasi
pendapatan terutama pendapatan pokok.
Perusahaan kecil biasanya menggabungkan pendapatan
pokok dan pendapatan lain karena pendapatan lain umumnya kecil,
atau tidak penting bagi UMKM dari mana pendapatan berasal selama
memberikan keuntungan bagi suatu UMKM.14
Pendapatan ini
diperoleh dari dua sumber, yakni:
14 Golrida K, Akuntansi Usaha Kecil Untuk Berkembang, (Jakarta: Murai Kencana,
2008), hlm. 15 – 16.
16
a. Pendapatan Sewa
Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diperoleh suatu
badan usaha dengan alasan bahwa ia telah menyewakan sumber
dayanya untuk suatu lembaga bisnis yang berbeda.
b. Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dengan
alasan telah meminjamkan uang tunai kepada orang lain. 15
c) Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Berikut beberapa yang yang dapat mempengaruhi modal usaha
yaitu sebagai berikut:
1. Modal
Modal memmpunyai wadah tertentu. Dalam hal permodalan
aspek keuangan Islam memandang bahwa modal harus dibebaskan dari
riba. M.A. Mannan berpendapat bahwa modal adalah metode
penyampaian bukan faktor produksi utama, melainkan sebagai metode
untuk mendapatkan area dan pekerjaan. Semua barang yang
menghasilkan laba selain tanah harus dianggap sebagai modal termasuk
barang dagangan publik.16
2. Lama Usaha
Jangka waktu seorang pebisnis mengarahkan bisnisnya
berdampak pada keputusan sistem dan cara dia memimpin bisnisnya dan
sangat berbeda dai satu pelaku bisnis lainnya, para visioner bisnis
membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjalankan bisnisnya akan
memiliki prosedur yang lebih berpengalaman dan tepat dalam
mengawasi, mengirimkan, dan mengiklankan barang – barang mereka.17
15 Islahuzzaman, Istilah-Istilah Akuntansi Dan Auditing, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), hlm. 315. 16 Sulistiyono, Hukum Ekonomi, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009) hlm. 50. 17 Widya Utama Dan Bagus Adi,” Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha
Perak Di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar” Skripsi Universitas
Udayana, (2002), hlm. 189.
17
3. Jam Kerja atau Jam Berdagang
Merupakan waktu yang digunakan seseotang untuk menjual
produk atau layanan tertentu. Waktu yang tersirat disni adalah lamanya
jam yang benar – benar digunakan seseorang untuk berdagang sehingga
mereka dapat menjual produknya. Semakin banyak barang yang mereka
jual maka semakin banyak pula keuntungan yang diperoleh.18
B. Studi Relevan
Studi pustaka merupakan hasil – hasil penelitian terdahulu (penelitian –
penlitian lain)yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus tema yang
diteliti. Dibawah ada lima penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu:
Tabel 1.3
Studi Relevan
No Nama
peneliti
Judul penelitian Metode
penelitian
Hasil penelitian
1 Windarti Analisis
Perencanaa
Pendapatan Dan
Risiko Usaha
Dalam Produksi
Sir 20 PT.
Perkebunan
Nusantara
Persero Unit
Padang Pelawi
Kualitatif Dari hasil
penelitian dapat
disimpulkan
bahwa target laba
yang direncanakan
perusahaan tidak
tercapai atau
dengan kata lain
PT.Perkebunan
Nusantara Persero
Unit Padang
Pelawi gagal untuk
mencapai target
laba dengan yang
direncaakan.
Peluang kerugian
atau risiko yang
akan ditanggung
PT. Perkebunana
Nusantara Persero
Unit Padang
18 Ibid.,
18
pelawi apabila
perusahaan
mencapai target
laba yang
direncanakan.19
2 Andi indra
jasa asaad
Analisis Risiko
Produksi Dalam
Meningkatkan
Pendapatan
Usaha Pada
Budidaya
Tambak Udang
Windu
Dikabupaten
Kotabaru
Provinsi
Kalimantan
Selatan
Kualitatif Dari hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa pendapatan
petambak di
kabupaten
kotabaru lebih
penting daripada
biaya
perlengkapan
selama proses
budidaya. Artinya
usaha buddidaya
udang
menguntungkan
dan usaha
budidaya udang
terhindar dari
kerugian risiko
yang diderita
kecil.20
3 Wini fetia
wardhiani
dan yanti
apriyanti
Analisis Biaya
Dan Pendapatan
Pembuatan
Keripik Pisang
Didesa
Legokhuni
Kecamatan
Winayasa
Kabupaten
Purwakarta
Kualitatif Berdasarkan hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa adanya
keterbatasan
pengetahuan dan
keterampilan
masyarakat sekitar
yang
berkecimpung
dalam pembuatan
keripik pisang
terutama dalam
pemeriksaan
19 Windarti dkk,” Analisis Perencanaan Pendapatan dan Risiko Usaha Dalam Produksi
Sir 20 Pt. Perkebunan Nusantara Persero Unit Padang Pelawi” Jurnal Ekonomi Dan Agribisnis,
Vol.17, No. 2, (Tahun 2018), hlm. 22. 20 Andi Indra Jasa Asaad,” Analisis Risiko Produksi dan Pendapatan Usaha Dalam
Pengelolaan Aspek Keuangan Pada Budidaya Tambak Udang Windu Di Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan” Jurnal Akutansi, Vol. 14, No. 2, (Tahun 2019), hlm. 13.
19
keuangan masih
banyak spesialis
produk keripik
pisang yang
menjalankan usaha
ini tidak hanya
sebgai usaha
sampingan. Oleh
karena itu penting
untuk
mendapatkan
arahan tentang
perencanaan
pendapatan dalam
pembuatan keripik
pisang.21
4 Dewi
kurniati, dkk
Risiko
Pendapatan
Usaha Tani Siam
Kabupaten
Sambas Pada
Jeruk Siam
Kualitatif Berdasarkan hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa besarnya
pendapatan petani
dari usaha tani
jeruk siam
perhektar pertahun
adalah sebesar Rp.
18.492.410.
variabilitas nilai
rata – rata pada
risiko pendapatan
petani jeruk siam
adalah 0,809 atau
80,9%. Faktor
yang bersifat
menurunkan risiko
pendapatan adalah
kemampuan
manajerial
sedangkan faktor
yang bersifat
meningkatkan
risiko pendapatan
usaha tani jeruk
siam adalah ;uas
21 Wini Fetia Wardhiani Dan Yanti Apriyanti,” Analisis Biaya dan Pendapatan
Pembuatan Keripik Pisang di Desa Legokhuni Kecamatan Winayasa Kabupaten
Purwakarta”Jurnal Ilmiah Akutansi, Vol. 10, No. 1, (Tahun 2019), hlm. 101.
20
lahan dan harga
pupuk NPK.22
5 Ridwan Analisis Risiko
Pendapatan Dan
Produksi Usaha
Ternak Ayam
Broiler Dengan
Pola Kemitraan
Di Kecamatan
Mangarabombang
Kabupaten
Takalar
Kualitatf Berdasarkan hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa dalam
usaha peternakan
hewan terdapat
risiko yang
ditimbulkan oleh
iklim, infeksi,
penyakit. Risiko
yang yang
dihadapi sangat
kuat pada
pendapatan yang
diperoleh bisnis
peternakan
plasma. Risiko
yang dihadapi oleh
peternakan plasma
menyebabkan laba
yang diperoleh
berubah – ubah
dalam total
kompensasi noral
selama periode Rp.
11.201.809.23
Perbedaan antara hasil peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
peneliti adalah penelitian tentang Analisis Risiko dalam meningkatkan
Pendapatan Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan.
22 Dewi Kurniati, dkk,” Risiko Pendapatan Pada Usahatani Jeruk Siam Di Kabupaten”
Jurnal Social Economic Of Agriculture, Vol. 3, No. 2, (Tahun 2014), hlm. 18. 23 Ridwan,” Analisis Risiko Pendapatan Dan Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler
Dengan Pola Kemitraan Di Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar”Skrispi UIN
Alauddin Makassar, Tahun 2016, hlm. 22.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang umumnya digunakan dalam
ilmu sosial budaya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode deskriftif, adapun metode penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data – data berupa kata – kata tertulis
atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diminati.24
Diharapkan
dapat menemukan informasi dan data tentang perkataan serta kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam fokus penelitian yaitu tentang Analisis Risiko
Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah problem, isu, atau permasalahn yang dibahas,
dikaji, ditelit, dalam riset sosial. Objek penelitian memiliki cakupan yang
berhubungan dengan topik penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari sumber utama.
Informasi ini tidak dapat diakses dalam struktur yang teratur atau dalam
dokumen. Data ini harus dicari melalui sumber atau respondem khusus, baik
individu tertentu yang menjadi objek penelitian maupun individu digunakan
sebagai metode untuk mendapatkan data atau informan. .25
24 Lexy . J. Moloeong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2013), hln.
223 – 224. 25 Jonatan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan Spss 1, (Yogyakarta : Andi,
2006), hlm. 8.
22
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang yang tidak dikumpulkan oleh
para ilmuwan itu sendiri misalnya dari departemen faktual, majalah,
makalah, atau distribusi yang berbeda. Informasi tambahan dalam
penyelidikan ini adalah data diambil di gambaran umum mengenai
Analisis Risiko Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha pada
UMKM Kerupuk kemplang Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera
Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam
suatu aktivitas penelitian dan diselesaikan setelah peneliti menyelesaikan
pembuatan konfigurasi penelitian sesuai masalah yang akan diperiksa.
Berbagai macam informasi diselesaikan untuk memperoleh data yang
diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Sebagian dari prosedur yang
digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dalam penelitian meliputi:26
1. Wawancara
Wawancara adalah jenis korespondensi langsung antara peneliti dan
responden. Korespondensi terjadi sebagai Tanya jawab dalam hubungan
bertemu langsung sehingga perkembangan dan artikulasi responden
merupakan desain media yang melengkapi kata – kata tindakan.
Wawancara ini bermaksud untuk mengatur tata letak dari hal – hal yang
akan diminta diidentifikasi terkait Analisis Risiko dalam meningkatkan
Pendapatan Usaha pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa
Bayung Lencir Sumatera Selatan).
2. Dokumentasi
Strategi pengumpulan data melalui dokumentasi menyerupai file,
arsip, artikel, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, artikel, dan
26 Jonnatan Sarwaono, Analisis Data Penelitian Mengunakan Spss 1, hlm. 8
23
lain- lain yang diiidenfikasikan dengan masalah penelitian.27
3. Observasi
Metode pengamatan peneliti dari segi niat, keyakinan,
pertimbangan, perilaku lupa, dan lain – lainya . Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi penting dimana
konsekuensi informasi tersebut akan menjawab masalah yang diangkat
dalam penelitian.28
E. Metode Analisis Data
Setelah menyelesaikan penelitian ini, penanganan informasi
dilakukan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informasi yang
didapat dipilih terlebih dahulu dengan mengumpulkan faktor – faktor
tertentu dan diselidiki melalui sudut pandang subjektif dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Analisis Domain
Langkah awal investigasi dilakukan peneliti menjalani secara
langsung ke objek penelitian sebagai keadaan sosial dan kemudian
melaksanakan observasi anggota, merekam efek samping dari observasi,
dan wawancara, serta memimpin observasi yang tidak salah lagi. Ada 6
fase dalam analisis domain yaitu:
a. Sebuah pilihan satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan
koneksi semantik yang dapat diakses
b. Siapkan lembar investigasi analisis domain
c. Pilih salah satu dari catatan bidang terakhir contoh terakhir dibuat
d. Melihat ke istilah referensi dan istilah area yang cocok dengan
hubungan semantic dari catatan lapangan.
e. Mengulangi upaya pencarian ruang sampai semua koneksi sematic
habis.
27 Ibid., 28 Ibid.,
24
f. Rundown area yang ditemukan29
2. Analisis Taksonomi
Setelah melakukan analisis domain yang masih bersifat luas peneliti
mencari bagaimana domain yang dipilih tersebut dideskripsikan atau
dijelaskan lebih detail. 7 cara yang dilakukan analisis taksonomi yaitu:
a. Sebuah pilihan untuk memecahkan domain yang dilakukan
b. Mencari keamanan berdasarkan hubungan semantic serupa yang
digunsksn untuk domain tersebut.
c. Pencarian untuk istilah segmen ekstra
d. Cari domain yang lebih besar dan lebih komprehensif yang dapat
dimasukkan subbagian area yang sedang dilakukan.
e. Menyusun taksonomi terlebih dahulu
f. Memimpin wawancara terpusat untuk focus pada objek
yang dilakukan.
g. Membuat taksonommi secara total
3. Analisis Kompensial
Analisis komponensial yang dipandang terkoordinasi dalam ruang
bukanlah kemiripan dalam domain melainkan yang memiliki kontras atau
perbedaan. Informasi dicari melalui persepsi, wawancara dan dokumentasi
khusus. Ada 8 tahapan dalam analisis ini sebagai berikut:
a. Sebuah pilih domain yang akan dilakukan
b. Bedakan semua perbedaan yang ditemukan
c. Siapkan lembaran yang akan dilakukan
d. pilih domain yang akan dilakukan
e. Bedakan semua perbedaan yang ditemukan.
29 Burhan Mungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 359.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Usaha kerupuk kemplang Darwati Bayung Lencir Sumatera
Selatan adalah berperan sebagai produsen sekaligus penjual yang bergerak
dibidang insutri makanan kecil, makanan tradisional khas Palembang yang
terletak di Jalan Palembang – Jambi Km 205 Rt 16 di Bayung Lencir
usaha kerupuk kemplang Darwati sudah berdiri tahun 2003 dimana usaha
ini pada mulanya hanya coba – coba, tetapi lama kelamaan karena cita rasa
yang dirasa cukup cocok dengan selera konsumen maka semakin banyak
konsumen yang datang untuk berbelanja ataupun memesan pada usaha
kerupuk kemplang. Setelah beberapa tahun kemudian usaha ini mengalami
kemajuan yang cukup pesat karena ditunjang oleh kemampuan Ibu
Darwati yang merupakan pemilik usaha sehingga yang pada mulanya
meupakan usaha sampingan berubah menjadi mata pencaharian tetap yang
banyak menghasilkan keuntungan. Bukan hanya sekedar dapat
menghidupi keluarga dengan mengembangkan usahanya tetapi usaha ini
juga merintis harapan baru bagi keluarga Ibu Darwati.
Pada waktu pertama kali menjalankan usahanya tenaga kerja tidak
ada hanya di bantu dengan anak dan suaminya namun sekarang
Alhamdulillah sudah mempunyai 2 orang karyawan dalam
mengembangkan serta memproduksi kerupuk kemplang. Bisnis ini terus
berkembang sesuai dengan jumlah pesanan dan permintaan pembeli.
Motivasi dibalik usaha ini adalah untuk mencari keuntungan yang mana
dalam menyelesaikan destinasi bisnis tidak dapat dilakukan oleh satu
orang saja namun harus bekerjasama antara perwakilan dan pengusaha
agar daya tahan dan usaha dapat tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang
27
Karyawan I
Karyawan II
Darwati
Pemilik Usaha
diinginkan.30
2. Struktur Organisasi
Suatu lembaga atau usaha yang membutuhkan stuktur organisasi
yang baik untuk menjunjung kegiatan perusahaan tersebut. Karena struktur
organisasi inilah yang dapat memberikan kejelasan mengenai tugas dan
tanggung jawab dari karyawan jika struktur organisasi tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik, maka akan semakin memberikan peluang bagi
usaha agar berhasil mencapai tujuang yang telah direncanakan. Ini
membuktikan bahwa setiap bisnis sebenarnya membutuhkan struktur
organisasi yang layak agar dapat memberikan hasil yang luar biasa. Untuk
melihat gambaran struktur organisasi UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Desa Bayung Sumatera Selatan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Usaha Kerupuk Kemplang Darwati
Sumber Data : UMKM Kerupukkemplang Darwati
30 Sumber Data Langsung Dari UMKM Kerupuk Kemplang Darwati, Diakses 22 Januari
2021.
28
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
Bupati
Wakil Bupati
Camat
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sekretariat kecamatan
Sub Umum dan
Kepegawaian
Subbagian
perencanaan
keuangan dan
pelaporan
Seksi pemerintahan
Seksi ketentraman
dan ketertiban
umum
Seksi pembangunan
Seksi kesejahteraan
sosial Seksi pelayanan
29
3. Proses Produksi
Barang yang dibuatkan oleh usaha kerupuk kemplang darwati ini
merupakan berbagai macam kerupuk kemplang yang hadir dalam berbagai
bentuk dan rasa. Bisnis ini menggunakan berbagai macam sarana yang
dibutuhkan pelanggan. Sarana yang dimaksud adalah perlengkapan dan
peralatan produksi yang digunakan. Setiap produksi yang dihasilkan pasti
melalui proses pengolahan dari bahan baku dan bahan pembantu sehingga
menjadi barang jadi dengan penggunaan bahan pembantu dan peralatan
produksi lainnya. Adapun tahap – tahap proses produksi yang dilakukan usaha
kerupuk kemplang darwati adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3
Tahap – Tahap Proses Produksi Pada Usaha Kerupuk Kemplang
Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
v
Sumber Data: UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Bahan Pengadonan Pengulian
Perebusan Pengeringan Pengirisan
Penjemuran Pengorengan
Barang
Setengah Jadi Barang Jadi
30
Tahap – tahap proses produksi kerupuk kemplang berikut:
1. Setelah semua bahan tersedia untuk diolah maka tahap pertama
dilakukan adalah melakukan pengadonan bahan baku, yaitu ikan
dicampur dengan air, garam dan penyedap rasa sesuai dengan
takaran. Setelah itu adonan tersebut diaduk rata sampai sedikit
kenyal.
2. Adonan ikan tadi dicampur sagu sesuai dengan takaran sampai
adonan tadi agak keras sehingga mudah dibentuk menjadi macam
ukuran
3. Setelah adonan tadi dibentuk menjadi lenjeran maka selanjutnya
dilakukan proses perebusan sampai masak.
4. Setelah masak lalu ditiriskan (dikeringkan) dengan cara dijemur
tetapi usahakan tidak terkena sinar matari secara langsung
(dianginkan) lebih kurang satu hari.
5. Setelah adonan dirasakan tidak lengket lagi, maka lenjeran tadi
diiris seperti bentuk kemplang pada umumnya. Untuk ketebalan
sesuai keinginan dan pesanan.
6. Irisan – irisan kemplang tadi kemudian disusun diatas tampa untuk
dijemur diterik matahari smapai kering. Proses pengeingan ini
mamakan waktu lebih kurang 2 (dua) hari.
7. Setelah kemplang dikeringkan, maka inilah disebut barang
setengah jadi yang biasanya disimpan sebagai stok dan apabila
konsumen membeli kemplang kering ini maka barang ini disebut
barang jadi.
8. Setelah kemplang kering kita bisa menggorengnya, proses
penggorengan dilakukan menggunakan dua kuali. Kuali pertama
dengan minyak setengah panas dan kuali kedua dengan minyak
yang panas. Setelah proses pengadonan dan penggorengan selesai,
31
maka dilakukanlah proses yang kedua atau proses terakhir yaitu
pembungkusan. Adapun tahap – tahap pembungkusan adalah
kemplang dimasukkan kedalam plastic kemudian ditimbang sesuai
dengan berat. Di usaha kerupuk kemplang Darwati ada beberapa
macam ukuran berat produk yaitu: ½ kg, ¼ kg, 2 Ons dan
tergantung keinginan konsumen, setelah ditimbang lalu diikat
pakai tali. Jenis – jenis kerupuk kemplang yang ditawarkan oleh
usaha kerupuk kemplang Darwati seperti kerupuk kemplang,
kerupuk jangek, kerupuk ikan, kerupuk jengkol.31
4. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi usaha kerupuk kemplang Darwati adalah
sebagai berikut:
1. Visi
a) Memberikan kepuasan kepada konsumen.
b) Memproduksi dan menjual makanan yang bermutu, halal, dan
berbeda dari jeniskerupuk lainnya seperti inovasi pada produk
2. Misi
a) Mengutamakan kebersihan dan kualitas produk
b) Menetapkan harga yang terjangkau.32
5. Letak Geografis
Kecamatan Bayung Lencir adalah Kabupaten Musi Banyuasin
dengan luas wilayah 14.265,96 km2 atau sekitar 15% dari luas wilayah
Sumatera Selatan. Secara geografis terletak pada posisi antara1,3° sampai
dengan 4° Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104° 45‟ Bujur Timur.
Berikut adalah batasan daerah:
1. Sebelah Utara Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Jambi
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawa
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
31 Sumber Data Langsung Dari UMKM Kerupuk Kemplang Darwati, Diakses 23 Januari
2021. 32 Ibid.,
32
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas 14.265,96 km² atau sekitar
15% dari luas wilayah Sumatera Selatan, terbagi atas 14 wilayah
kecamatan dan 236 desa / kelurahan. Dari 14 kecamatan, Kecamatan
Bayung Lencir memiliki luas terbesar yaitu 4.925 Km², sedang
Kecamatan Lawang Wetan merupakan kecamatan terkecil dengan luas
232 Km² Secara geografis terletak pada posisi antara 1,3° sampai dengan
4° Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104° 45‟ Bujur Timur.
Berikut adalah luas wilayah perkecamatan dan jumlah kelurahan sebagai
berikut:33
Tabel 3.1
Nama Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
33 Sumber Data Langsung Kecamatan Dalam Angka Kabupaten Musi Banyuasin Tahun
2020, Diakses 20 Januari 2021.
No Nama Desa Nama Kepala Desa
1 Lubuk Harjo Hamdi
2 Muaro Bahar Indra Guntur
3 Mendis Jaya Jepri
4 Mendis Sugiyanto
5 Simpang Bayat Alex
6 Gelang Karnadi
7 Singan Marga Jusman
8 Kali Berau Heri
9 Tampang Baru Usman AR
10 Senawar Jaya Muhammad
11 Woronojo Sumitro
12 Mekar Jaya Achmat Yani
13 Suka Jaya Sunarto
14 Pulai Gadai Sugiono
33
Berdasarkan tabel diatas bahwa Desa Bayung Lencir terdapat 21 desa
dengan 2 Kelurahan serta dengan masing – masing Kepala Desa pada Desa
Bayung Lencir Bayung Lencir dengan dipimpin Bupati yang Bernama Dodi
Reza Alex Nurdin dan Wakil Bupati yang bernama Beni Hernedi.
6. Peta Cakupan Wilayah
Gambar 3.4
Sumber Data Langsung Bpjs Kabupaten Musi Banyuasin
15 Mangsang Joni Fadila
16 Kepayang Sulmin
17 Pagar Desa Firman Lutter
Hia
18 Muara Medak Maruduk
19 Bayat Ilir Urwan Dinata
20 Bayat Ulu Samson
21 Muaro Merak Trisko
22 Bayung Lencir Jauhari, Sos
23 Bayung Lencir
Indah
Sarif Dayat
34
B. Hasil Penelitian
1. Risiko Yang Terjadi Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa
Bayung Lencir Sumatera Selatan
Dalam setiap aktivitas jual beli, usaha tidak terlepas dari yang
namanya risiko. Risiko adalah ancaman dari sesuatu yang diinginkan.
Risiko merupakan sesuatu yang tidak pasti kapan datangnya ancaman
dalam suatu kegiatan yang terjadi. Hal ini adalah sesuatu yang tidak
terduga kapan terjadi yang menyebabkan timbulnya risiko pada suatu
kegiatan badan usaha.34
Ketidakpastian yang mengarah pada peluang
menjadi produktif dikenal sebagai opportunity sedangkan ketidakpastian
yang menyebabkan kerugian dikenal sebagai risiko atau bahaya, Risiko
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan, ketika terdapat kemungkinan yang merugikan.35
Berikut adalah beberapa risiko yang terjadi pada UMKM Kerupuk
Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan yaitu:
a) Risiko Produksi
Risiko bisnis yang secara teratur digambarkan oleh tingkat hasil
produksi yang tinggi. Tidak seperti bisnis lain yang tidak menentukan
ukuran spesifik dari hasil yang diberikan pada satu kali proses produksi
menuju awal persiapan. Faktor seperti cuaca, penyakit seperti
membusuk atau lapuk akan dapat menghalangi produksi yang
mengakibatkan penurunan jumlah produksi bahkan kerugian produksi.
Hasil produksi yang beragam dalam bisnis kerupuk kemplang
senantiasa berubah-ubah dalam usaha kerupuk kemplang disebabkan
karena kejadian yang tidak terkontrol. Biasanya disebabkan oleh
kondisi alam seperti curah hujan, iklim, cuaca, dan dan penyakit.
Produksi juga harus fokus pada inovasi yang sesuai untuk mempeluas
keuntungan dari hasil produk
34 Mulyawan, Setia. Manajemen Keuangan, Bandung : Cv. Pustaka Setia, Tahun
2015, hlm.19. 35 Suswinarno, Aman Dari Risiko Dalam Pengadaan Barang/Jasa , Jakarta : Visi Media,
Tahun 2012.
35
Seperti keterangan yang disampaikan oleh Ibu Darwati selaku
pemilik usaha:
“Untuk satu kali pembuatan saya tidak menyadari secara tepat jumlah
biayanya saya hanya mengukur biayanya. intinya selagi musim panas
saya dan karyawan lainnya memanfaatkan memproduksi kerupuk
sebaik – baiknya dan sebanyak – banyaknya sesuai dengan permintaan
pasar”.36
Hal ini selaras dengan selaras yang dikatakan Zian salah satu karyawan
di UMKM Kerupuk Kemplang Darwati:
Iya benar, jika musim kemarau maka lebih baik bagi kami untuk
memproduksi kerupuk dengan sebanyak – banyaknya memerlukan
waktu 2 hari mulai dari pengadonan, pengeringan sampai pengemasan.
Namun jika musim hujan maka sangat susah untuk memproduksi
kerupuk dikarenakan kerupuk harus benar – benar di jemur di bawah
terik matahari, membutuhkan waktu 4 hari atau lebih tergantung pada
iklim atau cuaca”.37
Informasi lainnya yang di dapat dari Bapak Juki selaku suami Ibu
Darwati mengatakan bahwa:
Risiko yang di hadapi pada usaha kerupuk kemplang adalah pada cuaca
hujan kerupuk susah untuk dikeringkan, jika terkena air maka kerupuk
akan membusuk dan adapula kerupuknya cepat menyusut atau
bantat”.38
Informasi lainnya yang di dapat dari Amar selaku Karyawan Ibu
Darwati mengatakan bahwa:
Alat – alat yang mendukung pada faktor – faktor produksi sudah
tersedia dengan baik. karena kami menggunakan yang masih sederhana
belum menggunakan mesin yang besar, mesin yang besar biasanya
untuk pengeringan, karena kita lebih bagus hasilnya menggunakan terik
matahari dan untuk proses penjemuran menggunakan terik matahari”.39
Hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
untuk risiko produksi usaha kerupuk kemplang tergantung dengan cuaca
jika musim kemarau maka akan berpengaruh baik pada proses produksi
36 Wawancara Dengan Darwati Selaku Pemilik Usaha, 18 Januari 2021. 37 Wawancara Dengan Zian Selaku Karyawan Umkm Kerupuk Kemplang Darwati,
Diakses 21 Januari 2021. 38 Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang
Darwati, Diakses 22 Januari 2021. 39 Wawancara Dengan Amar Selaku Karyawan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati,
Diakses 22 Januari 2021.
36
karena mendapatkan pengeringan yang maksimal dengan sinar matahari dan
apabila musim hujan maka proses produksi agak sedikit terhambat. Hal ini
menunjukkan bahwa pemilik usaha kerupuk kemplang belum mengetahui
secara pasti berapa biaya yang akan dikeluarkan apabila risiko yang terjadi
pada proses produksi mereka hanya memperkirakan.
b) Risiko Harga
Risiko harga pada usaha akan berubah secara umum dan tidak memiliki
kemantapan dan kerentanan. Perubahan yang terjadi dipasar dipengaruhi
oleh kondisi permintaan atau penawaran. Jika jumlah produk yang
ditawarkan sangat banyak harga pasti akan turun, perubahan nilai dilihat
oleh para lembaga usaha yaitu bahan baku yang tidak menentu maka hal ini
mempengaruhi keunggulan dan kesiapan mereka untuk membuat semacam
barang.
Seperti informasi yang didapat yang dikemukan oleh informan yaitu Ibu
Darwati selaku pemilik usaha.mengatakan bahwa:
“Pemilik usaha mengatakan bahwa tahun sebelumnya industri penghasil
kerupuk kemplang mulai turun dan naik karena harga bahan baku
pokok khususnya ikan yang kini mencapai Rp. 8.000 perkilogram
seperti halnya bahan mentah lainnya. Meskipun harga bahan mentahnya
tipis harga barangnya tidak berubah hal ini memberikan pengaruh yang
sangat buruk bagi Usaha Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung
Lencir Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan”.40
Informasi lainnya yang di dapat dari Sinta selaku anak kandung pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Kami biasanya mendapatkan ikan (pembelian) dari seseorang yang
berasal dari gudang namun jika sagu beli sendiri Cuma naik terus
harganya”.41
Informasi lainnya yang di dapat dari Bapak Juki selaku suami pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Resiko yang dihadapi pelaku usaha Kerupuk Kemplang pada tahap
input (bahan baku) adalah bahan baku mudah busuk dan harga bahan
baku tidak menentu. Resiko bahan baku yang mudah busuk memiliki
40 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang, Diakses
23 Januari 2021. 41 Wawancara Dengan Sinta Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang, Diakses 24 Januari 2021.
37
peluang terjadi sebesar 30 %, sedangkan harga bahan baku yang tidak
menentu memiliki peluang terjadi sebesar 40% per 10 kali produksi.
Total kerusakan yang terjadi pada tahap input yang disebabkan karena
bahan baku (Kerupuk Kemplang) busuk sebesar 90 kg per 10 kali
produksi”.42
Informasi lainnya yang di dapat dari Zian selaku karyawan mengatakan
bahwa:
“Biasanya harga bahan baku naik kalau langka dan musim hari raya,
imlek, natal. dan tahun baru”.43
Hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
untuk risiko harga terjadinya kenaikan harga bahan baku dan bahan
penolong akan menyebabkan usaha kerupuk Kerupuk Kemplang Darwati
harus mengeluarkan biaya yang lebih besar namun harga jual produk tetap
dan tidak bisa untuk dinaikan karena sudah menjadi ketentuan harga
pasaran.
c) Risiko Keuangan
Pelaku usaha kerupuk kemplang melakukan modalnya sendiri dan
memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatan dan pelaku lembaga
bisnis menghindari semua biaya serta risiko yang terjadi sebelum bisnisnya
mendapatkan dan dapat dipasarkan. Demikian pula mengakibatkan masalah
arus kas layanan pinjaman, layanan asuransi, dan tingginya biaya kredit.
Serta proses yang mempersulitkan melakukan kredit modal dapat diartikan
sebagai risiko keuangan.
Modal yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara ideal untuk
memberikan imbal hasil. Pelaku usaha kerupuk kemplang mayoritas
memberikan keuntungan yang disesuaikan sebagai keuntungan dari
pengelola dan pemilik modal. Seperti informasi yang didapat yang
dikemukan oleh informan Yaitu Ibu Darwati selaku pemilik usaha
mengatakan bahwa:
“Pendanaan untuk usaha kerupuk kemplang tentunya menjadi perhatian
utama dengan alasan tanpa modal usaha ini tidak akan berjalan. Modal
42 Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Pemilik Usaha. 43 Wawancara Dengan Zian Selaku Karyawan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati.
38
yang saya gunakan untuk mengurus usaha kerupuk kemplang ini
berasal dari asset saya sendiri dari dana cadangan, jadi saya tidak
mendaptkan modal dari pinjaman ataupun kredit. Modal saya tidak
mencukupi biasanya saya meminta bantuan dari keluarga terdekat atau
bank”.44
Informasi lainnya yang di dapat dari Asep selaku anak kandung pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Iya benar jika kekurangan modal biasanya ibu saya meminjam terlebih
dahulu ke bank dan keluarga untk menutupi segala kebutuhan usaha
demi kelancaran usaha”.45
Informasi lainnya yang di dapat dari Sinta selaku anak kandung pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Setelah ibu saya memiliki dana yang cukup untuk membina usaha
kerupuk kemplang biasanya ibu saya membuat rencana untuk
mendirikan usaha kerupuk kemplang mulai dari menghitung bahan –
bahan yang akan dibeli seperti perlengkapan, peralatan, dan sarana yang
akan digunakan, siapa saja yang akan membuat kerupuk kemplang dan
termasuk menentukan lokasi untuk menjual atau memasarkan kerupuk
kemplang saat sedang berlangsung atau menghasilkan”.46
Informasi lainnya yang di dapat dari ibu Darwati selaku pemilik usaha
mengatakan bahwa:
“Modal yang ada harus digunakan dengan sebaik – baiknya karena
modal tidak hanya digunakan untuk membeli bahan poko pembuatan
kerupuk kemplang tetapi juga untuk membeli alat – alat yang akan
digunakan untuk membuat kerupuk kemplang, alat – alat tersebut
memamg tidak selalu harus membeli, tetapi tetap masuk dalam modal
usaha”.47
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa risiko
keuangan yaitu sulit untuk mengembangkan usaha karena keterbatasan
modal. Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri apabila modal
tersebut tidak mencukupi menjalankan usaha ketika risiko terjadi maka
meminjam uang ke bank atau keluarga.
44 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang,. 45 Wawancara Dengan Asep Selaku Anak Kandung Pemilik Usaha, Diakses 22 Januari
2021. 46 Wawancara Dengan Sinta Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang. 47 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang.”
39
d) Risiko Pasar dan Pemasaran
Berikut adalah beberapa risiko yang terjadi pada UMKM kerupuk
kemplang darwati yaitu:
1. Tidak Memiliki Label Produk
Label adalah identitas suatu produk, Tanpa label maka tidak dapat
dibedakan antara produk satu dengan yang lainnya. Label adalah bagian
yang sangat penting dari suatu produk agar konsumen dapat
memperoleh produk sesuai yang diharapkan dan sehat serta aman
dikonsumsi. Peran label pada produk pangan sangat penting. Label yang
baik akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang
diperlukannya. Selain itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan
bantuan serta mendorong perkembangan pasar modal untuk membentuk
permodalan perusahaan-perusahaan yang memiliki ekonomi rendah.
Beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM adalah penjualan
produk dikarenakan keterbatasan dalam pendanaan kualitas dan
kuantitas, birokrasi yang sulit seperti mendapatkan sertifikasi halal dan
BPOM dan koordinasi pihak UMKM, aparatur desa dan pihak lain.48
Usaha kerupuk kemplang Darwati belum memiliki label produk,
tanpa label produk suatu produk tidak akan bisa untuk melakukan
pemasaran sampai keluar kota karena harus memiliki beberapa izin
seperti izin dinas kesehatan, kehalalan produk MUI, dan BPOM.
Berikut infromasi yang didapat dari informan Bapak Juki selaku
suami pemilik usaha sebagai berikut:
“Saya hanya melakukan pemasaran atau penjualan disekitaran
Bayung Lencir saja, seperti menitipkan kerupuk kemplang ke
beberapa warung – warung yang ada disekitaran bayung lencir,
melakukan penjualan langsung kepasar bayung lencir serta
adapula konsumen membeli langsung ditempat produksi”.49
Informasi lainnya yang di dapat dari Ibu Darwati selaku pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Iya bener kami belum memiliki izin dinas kesehatan, kehalalan
48 Titin Agustin Nengsih,"Pembinaan Pelaku UMKM Desa di Kecamatan Sungai Gelam,
Muaro Jambi"Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,"Tahun 2020, hlm. 6. 49 Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Dari Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang
40
produk MUI, dan BPOM. Sehingga kamipun tidak bisa
memasarkan ke mall, supermarket, toko atau warung diluar kota
karena terbatasnya modal dan pengetahuan kami”.50
2. Distribusi Pemasaran Produk
Informasi yang di dapat dari ibu Darwati selaku pemilik usaha
mengenai distribusi pemasaran produk yaitu mengatakan bahwa:
“Saya menitipkan kerupuk kemplang ke berbagai warung –
warung di daerah bayung lencir dengan sistem bagi hasil dari
harga satuan kerupuk kemplang”.51
Hal ini selaras dengan Amar selaku karyawan mengatakan
bahwa:
“Saya sering mengantarkan dan melakukan pengecekan
beberapa kerupuk kemplang di berbagai warung – warung
daerah bayung lencir. Setelah melakukan pengecekan
Alhamdulillah ada beberapa warung – warung tersebut kerupuk
kemplangnya habis terjual ditoko namun adapula beberapa
toko yang tidak habis penjualan kerupuk kemplang dikarenakan
kerupuk tersebut hancur terhimpit dengan barang – barang
dagangan lain yang ada di warung tersebut”.52
Hal ini selaras juga dengan Zian selaku karyawan mengatakan
bahwa:
“iya benar saya menitipkan kerupuk kemplang di berbagai
warung – warung yang ada di daerah bayung lencir dalam
kondisi baik dan bagus sekali. Namun terkadang beberapa pihak
warung tidak menjaga produk kita dengan baik sehingga hancur
karena terhimpit dengan barang dagangan lain, hal ini dapat
mengurangi harga jual produk”.53
Hal ini selaras juga dengan Ibu Raina selaku Pemilik Warung
mengatakan bahwa:
“Iya benar saya menerima titipan kerupuk kemplang Darwati
dengan berbagai aneka macam kerupuk. Alhamdulillah bisa
untuk tambah – tambah pendapatan keluarga”.54
Hal ini selaras juga dengan Ibu Yani selaku Pemilik Warung
mengatakan bahwa:
“Iya benar saya mengambil titipan berbagai barang di toko
50 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang Darwati 51 Wawancara Dengan Darwati Selaku Pemilik Usaha, 18 Januari 2021. 52 Wawancara Dengan Amar Selaku Karyawan Umkm Kerupuk Kemplang Darwati. 53 Wawancara Dengan Zian Selaku Karyawan Umkm Kerupuk Kemplang Darwati. 54 wawancara dengan Ibu Raina selaku pemilik warung, diakses 25 januari 2021.
41
termasuk kerupuk kemplang Darwati. Apabila kerupuknya tidak
habis dikarenakan kerupuk tersebut hancur maka dapat
dikembalikan, di hitung yang habisnya saja”.55
Informasi lainnya yang di dapat dari Asep selaku anak kandung
pemilik usaha mengatakan bahwa:
“Setiap seminggu sekali saya selalu memasarkan atau
melakukan penjualan kerupuk kemplang di pasar jumat bayung
lincir. karena pasar semingu sekali beroperasi”.56
Hal ini selaras dengan Bapak Johan selaku tetangga Ibu Darwati
mengatakan bahwa:
“Iya benar kami disini jika berbelanja kepasar seminggu sekali
yaitu setiap hari jumat . karena kami tinggal di pendesaan jadi
pasar hanya beroperasi seminggu sekali berbeda dengan kota
yang pasarnya selalu beroperasi setiap hari”.57
Informasi lainnya yang di dapat dari Sinta selaku anak kandung
pemilik usaha mengatakan bahwa:
“Apalagi sekarang Corona ngaruh banget, buat penghasilan kita
susah banget, penjualan perhari bisa diitung lah, orang- orang
jarang belanja juga ke pasar, beda sama sebelum corona,
penghasilan kita lumayan lah bisa buat kebutuhan dan bayar buat
bayar angsuran, belum lagi kebutuhan yang lain”.58
Hal ini selaras juga dengan Bapak Juki selaku suami Pemilik
usaha mengatakan bahwa:
“Permintaan pasar tidak menentu sehingga menyebabkan
penerimaan yang diperoleh pelaku usaha kerupuk kemplang juga
tidak menentu karena kerupuk kemplang bukanlah produk
Berdasarkan kebutuhan pokok masyarakat melainkan jenis cemilan
makanan ringan. Minat seseorang untuk mengkonsumsinya naik
turun”.59
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa saluran distribusi pemasaran produk UMKM
Darwati dilakukan dengan cara menitipkan ke berbagai warung –
55 wawancara dengan Ibu Yani selaku pemilik warung, diakses 25 januari 2021. 56 Wawancara Dengan Asep Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang. 57 Wawancara Dengan Bapak Johan Selaku Tetangga Pemilik Usaha, Diakses 21 Januari. 58 Wawancara Dengan Sinta Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang. 59 Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Dari Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang.
42
warung di daerah bayung lencir dan memasarkannya secara langsung
dengan menjual produknya di pasar yang beroperasi seminggu sekali
pada hari jumat.
3. Pesaing
Bahwa adanya pesaing usaha pada produk yang sama yang dapat
menyebabkan terhambatnya proses pemasaran. sebagaimana hasil
wawacara dengan Asep selaku anak kandung pemilik usaha
mengatakan bahwa:
“yang nama usaha pasti adalah yang namanya pesaing mbak tapi
meskipun banyak pesaing kami tidak putus asa untuk
memasarkan produk dan selalu berusaha aja”.60
Hal tersebut sependapat dengan Bapak Juki selaku suami
pemilik usaha beliau mengatakan bahwa:
“Iya benar, kalo usaha pasti ada aja pesaing tetapi kita selalu
berusaha dan berdoa aja mbak karena kalo sudah rezeki tidak
lari kemana. Rezeki sudah diatur oleh maha pemberi rezeki”.61
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat
disimpulkan bahwa pesaing usaha sudah pasti selalu ada namun
mereka selalu memasarkan produknya sebaik – baik mungkin untuk
mendapatkan ketertarikan konsumen kepada produk
60 Wawancara Dengan Asep Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang. 61 Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Dari Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang.
43
1. Pendapatan Usaha Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa
Bayung Lencir Sumatera Selatan
Tabel 4.1
Data produksi perbulan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
No Nama Kerupuk Harga Jumlah
Produksi
perbungkus
1 Kerupuk kemplang Rp. 10.000 500 Bungkus
2 Kerupuk jangek Rp. 10.000 250 Bungkus
3 Kerupuk ikan Rp. 10.000 550 Bungkus
4 Kerupuk jengkol
Rp. 10.000
200 Bungkus
Total 1500 Bungkus
Sumber Data: UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Berdasarkan tabel diatas ibu darwati selaku pemilik usaha
memberikan penjelasan bahwa modal usaha kerupuk kemplang darwati yaitu
mulai dari Rp. 5.000.000 – Rp. 7.000.000 perbulan dengan modal tersebut
dapat memproduksi 1000 – 1500 bungkus beraneka ragam macam – macam
kerupuk yaitu kerupuk kemplang kerupuk jangek, kerupuk ikan, dan kerupuk
jengkol.
44
Tabel 4.2
Jalur pemasaran UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Perbulan
No Keterangan Jumlah Jenis kerupuk yang dipasarkan
Jenis harga
kerupuk
Jumlah
kerupuk
1. Dititpkan
diwarung
4 Rp. 5.000
150 Bungkus
Rp. 10.000
200 Bungkus
RP. 1.000 300 Bungkus
2. Dipasarkan sendiri 2 Rp. 10.000 250 Bungkus
Informasi Data: UMKM Kerupuk kemplang Darwati
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa UMKM Kerupuk
Kemplang Darwati Memasarkan produknya dengan memasarkan secara
langsung yaitu dengan berjualan di pasar Bayung Lencir yang beroperasi
seminggu sekali pada hari jumat dan dipasarkan dititipkan di warung –
warung sebanyak 4 warung yang dititipkan.
Tabel 4.3
Jumlah produksi pertahun UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan
Tahun Jumlah Produksi
2016 1.200 Bungkus
2017 1.350 Bungkus
2018 1.400 Bungkus
2019 1.500 Bungkus
2020 1.000 Bungkus
Sumber Data: UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah produksi kerupuk
kemplang pada UMKM Darwati berkisaran dari 1.000 – 1.500 pertahunnya.
Namun terjadi penurunan jumlah produksi pada tahun 2020 sebanyak 1.000
bungkus dikarenakan terjadi gagal produksi pada produksi seperti kerupuk
45
membusuk, lempam, dan bantat
Tabel 4.4
Daftar Peralatan Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan Kerupuk Kemplang
Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
No Jenis barang Jumlah
1. Panci 1 buah
2. Kuali 2 buah
3. Kukusan 1 buah
4. Tampa 10 buah
5. Kaleng 5 buah
6. Centong kayu 1 buah
7. Penggiling kayu 1 buah
8. Talenan kayu 1 buah
9. Gas 2 buah
Informasi Data: UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa panci, kuali, kukusan,
tampa, kaleng, centong kayu, penggiling kayu, talenan kayu, dan gas
merupakan peralatan untuk membuat kerupuk kemplang darwati. UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati masih menggunakan peralatan sederhana yaitu
peralatan dapur yang digunakan.
46
Tabel 4.5
Biaya Tetap Untuk 1 Bulan
No Biaya Jumlah
1. Gaji karyawan 50. x 30 hari untuk 2
orang karyawan
Rp. 3.000.000
2. Penyusutan alat 1 bulan Rp. 1.380.000
3. Gas 36.000 x 30 hari Rp. 1.080.000
4. Transportasi 20.000 x 30 hari Rp. 600.000
Total Rp. 6.060.000
Sumber Data : UMKM Kerupuk Kemplang Darwati
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa biaya tetap selama 1
bulan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati sebesar Rp. 6.060.000 dengan
memproduksi 1000 – 1500 bungkus kerupuk dalam 1 bulan. Namun apabila
penjualan kerupuk kurang dari 1500 bungkus kerupuk akan mengalami
kerugian dalam satu bulan.
2. Cara Meminimalisir Risiko Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha
Pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan
Meminimalisir risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan usaha
dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efesiensi yang tinggi.62
Dalam setiap aktivitas jual beli, pedagang pasti tidak terlepas dari yang
namanya risiko. Risiko adalah penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan.
Risiko didefinisikan sebagai ketidakpastian yang ditimbulkan oleh adanya
perubahan. Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan
62 Herman Darmawi, Manajemen Risiko.Edisi 1 Cetakan 9, (Jakarta : Bumi Aksara,
Tahun 2006), hlm. 53.
47
timbulnya risiko pada suatu kegiatan.63
Ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal sebagai opportunity sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan kerugian disebut dengan istilah risk.
Secara umum, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan, ketika terdapat kemungkinan yang merugikan.64
Risiko merupakan satu keadaan yang tidak mungkin dihindari dalam
menjalankan suatu usaha. Namun usaha untuk mencegah atau
mengendalikan (mengurangkan) risiko sudah semestinya dilakukan untuk
meminimalkan kerugian atau agar tidak menimbulkan kerugian yang sangat
besar.
Cara meminimalisir risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha
pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati adalah dengan cara menimalisir
risiko yang terjadi dan telah merencanakannya sebelum risiko tersebut
datang. Berikut beberapa cara menimalisir risiko dalam meningkatkan
pendapatan pada UMKM kerupuk kemplang darwati yaitu sebagai berikut:
a. Solusi Risiko Produksi
Produksi Usaha sangat dipengaruhi pada besar kecilnya jenis
usaha, teknologi yang digunakan, intensitas penggunaan tenaga kerja atau
modal. Maka Proses produksi terdapat berbagai faktor yaitu terdiri empat
komponen adalah: tanah, modal, tenaga kerja dan kemampuan (skill).
Masing-masing faktor ini mempunyai fungsi yang berbeda, namun saling
berkaitan satu sama lain. “Sebagaimana faktor ini ditekankan pada usaha
tani yang maju dan berorientasi pasar pada keuntungan.65
Menurut Darmawi cara memiminimalisir risiko yaitu dengan
melakukan pengendalian risiko suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
63 Setia Mulyawan, Manajemen Risiko, ( Bandung : CV. Penerbit Pustaka Setia, Tahun
2015), hlm. 29. 64 Suswinarno, Aman dari Risiko dalam Pengadaan Barang dan Jasa, hlm. 6 65 Daniel Moehar, Pengantar Risiko Perusahaan, (Jakarta : Bumi Aksara, Tahun 2004),
hlm. 50.
48
perusahaan/usaha dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan
efisiensi yang lebih tinggi. 66
Pengendalian yang dilakukan UMKM kerupuk kemplang adalah
dengan mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap
kegiatan usaha untuk meminimalkan kerugian yang terjadi. Seperti
wawancara yang di dapat dari Amar selaku karyawan mengatakan bahwa:
“Upaya yang bisa dilakukan dengan mengeringkan kerupuk
kemplang di atas tungku atau dengan dipanaskan diatas api
buatan yang diperoleh dengan menggunakan Arang Kayu”.67
Informasi lain yang di dapat dari Asep selaku anak kandung dari
pemilik usaha mengatakan bahwa:
“Pada saat musim hujan kami memproduksi kerupuk kemplang
setengahnya saja atau sesuai pesanan saja karena untuk
menghindari kerupuk yang tidak jadi atau mengalami
kelapukan”.68
Memiminimalisir risiko produksi adalah tidak hanya melakukan
proses pengendalian tetapi dapat dilakukam dengan proses pemisahan
produk apabila produk tersebut gagal diproduksi. Memisahkan
penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang sama,
menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Misalnya jika banyak
memproduksi produk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan
menempatkannya dalam produk tersebut kedalam kemasan yang sudah
dipilih yang berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam
satu tempat saja, tapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Maksud
pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa.
Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian diperkecil.69
66 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta : Bumi Aksara, Tahun 2014), hlm. 27. 67 Wawancara Dengan Amar Selaku Karyawan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati 68 Wawancara Dengan Asep Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha 69 Maralis, Manajemen Risiko. (Yogyakarta: CV Budi Utama, Tahun 2019). hlm. 23
49
Hal ini selaras dengan Zian selaku karyawan beliau mengatakan
bahwa:
“Dari hasil produksi yang tidak maksimal seperti kerupuk
kurangnya pengeringan dari musim hujan maka kerupuk tersebut
di pilih dan di pisahkan. Apabila terdapat kerupuk yang tidak
bagus atau bantat kami menjualnya dengan harga murah”.70
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa untuk meminimalisir risiko produksi yaitu dengan
cara melakukan pengendalian risiko seperti menjemur kerupuk diatas
arang dengan menggunakan tungku ketika musim hujan dan melakukan
pemisahan risiko seperti kerupuk bantat dan tidak bagus dipilih lalu
dipisahkan kemudian dijadikan satu dalam kemasan serta dapat dijual
dengan harga murah.
b. Soulusi Risiko Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh
pembeli untuk memperoleh suatu produk. Pada setiap produk atau jasa
yang telah ditawarkan bagian pemasaran pada suatu perusahaan berhak
menentukan harga pokoknya, agar dapat tetap bersaing dengan produk
yang lain yang ada di pasaran dalam arti harga jual yang ditetapkan
tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi namun tetap memperhatikan
penetapan harga yang memperhitungkan biaya produksi, bunga, upah,
sewa dan laba atau keuntungan. 71
Risiko yang harga yang terjadi pada UMKM darwati yaitu
mengalami kenaikan harga namun tidak dapat menaikkan harga produk
dikarenakan apabila menaikkan harga produk dapat merusak harga
pasaran. Berikut informasi yang di dapat dari Bapak Juki selaku suami
pemilik Usaha mengenai solusi harga beliau mengatakan bahwa:
70 Wawancara Dengan Zian Selaku Karyawan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati 71 Gery Amstrong dan Philip Kotler, Prinsip - Prinsip Pemasaran. Jilid 1.Edisi 8,
(Jakarta : Erlangga, Tahun 2001), hlm. 73.
50
“Jika harga bahan produksi naik maka kami akan melakukan
pengurangan ukuran kerupuk dari biasanya”.
Selain itu, ketidakpastian harga menyebabkan fluktuasi harga
dimana keinginan pedagang memperoleh keuntungan besar dan rantai
pemasaran yang panjang sehingga terjadi turun naiknya harga.72
Risiko harga dapat dipengaruhi oleh perubahan harga bahan
produksi atau input yang digunakan. Risiko ini muncul ketika proses
produksi sudah berjalan. Namun ketika risiko terjadi setelah produksi
berjalan tetap melanjutkan meskipun harapan tidak sesuai keinginan.73
Informasi lainnya yang didapat dari Zian selaku karyawan beliau
mengatakan bahwa:
“Perlu memnyusun pada target pasar prioritas terlebih dahulu
menjaga kualitas barang kerupuk kemplang”.74
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Upaya yang
dapat dilakukan dalam meminimalisir risiko harga adalah menjamin
suplai ketersediaan bahan baku Kerupuk Kemplang terutama dari sekitar
desa Bayung Lencir Sumatera Selatan. Adanya standar kualitas bahan
baku dapat menghasilkan kerupuk kemplang berkualitas. Terpenuhinya
suplai dan jaminan kualitas bahan baku kerupuk kemplang dengan harapan
dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kerupuk kemplang di
Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan.
c. Solusi Risiko Keuangan
Risiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh cara
petani dalam mengelola keuangannya. Modal yang dimiliki dapat
digunakan secara optimal untuk menghasilkan output. Peminjaman modal
yang banyak dilakukan oleh pemilik usaha memberikan manfaat seimbang
72 Lilis Setiawati dan Ainun Na’im, Manajemen Laba Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
(Bandung : Salemba Empat, Tahun 2009), hlm. 69. 73 Ida Ayu Made Sasmita Dewi, Manajemen Risiko, (Denpasar: UNHI Press, Tahun
2019)hlm.41. 74 Wawancara dengan Zian selaku Karyawan
51
berupa laba antara pengelola dan pemilik modal.75
Aspek keuangan tidak tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber
pendanaan. Pendanaan bisnis dapat diperoleh dari berbagai sumber baik
yang bersumber dari modal pinjaman atau keduanya. Pemilik perusahaan
biasanya menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan
dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan
kebijakan pemilik usaha.76
Modal yang diperoleh pemilik usaha kerupuk kemplang berasal
dari modal sendiri dan modal pinjaman. Namun dari modal tersebut perlu
mengatur penggunaan keuangan agar antara modal sendiri dan pinjaman
tidak tergabung. Informasi yang di dapat dari ibu Darwati selaku pemilik
usaha mengenai solusi risiko keuangan beliau mengatakan beberapa hal
sebagai berikut:
“Saya biasanya mencoba merancang penggunaan uang saya
sehematnya – hematnya, biaya yang dikeluarkan haru sesuai
dengan penjualan dan pendapatan. Saya juga menunda rencana-
rencana konsumsi modal jika mereka tidak memberikan
keuntungan apapun dalam peningkatan pendapatan usaha”.
Modal perlu melakukan penyusunan anggaran yang digunakan
dalam usaha. Penyusunan modal bertujuan untuk mengetahui jumlah
biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga usaha berjalan dan
menghasilkan produk. Penyusunan anggaran akan mempermudah
pemilik usaha atau pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Besarnya biaya yang digunakan dalam kegiatan produksi akan
mempengaruhi harga jual produk yang dihasilkan. Namun modal
digunakan ketika memulai usaha dan saat usaha berjalan. Modal yang
digunakan saat memulai usaha disebut modal awal (investasi), sedangkan
modal yang digunakan saat usaha berlasung disebut sebagai biaya
75 Ida Ayu Sasmita Dewi, Manajemen Risiko, hlm 56 76 Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2016), hlm. 125 - 126 .
52
operasional produksi.77
Berikut informasi yang didapat dari sinta selaku
anak kandung pemilik usaha beliau mengatakan bahwa:
“Modal yang terkadang pas – pasan harus dapat diatur sebaik
mungkin karena modal yang ada bukan untuk membeli bahan
baku namun untuk pembelian peralatan yang akan digunakan
untuk memproduksi kerupuk kemplang kemudia sisanya dapat
diputarkan untuk modal selanjutnya”.
Informasi lain yang didapat dari Asep selaku anak kandung
pemilik usaha beliau mengatakan bahwa:78
“Mengurus suatu usaha tidak akan mampu jika dengan daya
ingatan tetapi harus melakukan pencatatan secara detail yang
berupa arus kas pemasukan dan pengeluran sejumlah uang.
Maka dari itu saya secara konsisten memeriksa sejumlah uang
dengan catatan saya sendiri Kemudian saya mencocokkan setiap
hari saldo uang secara fisik dengan catatan saya sendiri”.
Selain itu modal tersebut juga direalisasikan untuk membeli
bahan baku diantaranya tepung terigu, tepung tapioka, garam,
ketumbar, dan bawang putih serta menggaji karyawan. Setelah fungsi
penggerakan berjalan dengan baik barulah pengusaha industri keripik
tempe menerapkan fungsi manajemen yang berupa pengawasan
(controlling). Fungsi pengawasan ini dilakukan untuk mengawasi
modal usaha yang digunakan apakah sudah sesuai rencana atau tidak.
Seperti keterangan yang didapat dari sinta selaku anak kandung
pemilik usaha beliau mengatakan bahwa:
“Saya secara teratur memeriksa stok dan memastikan semuanya
dalam kondisi bagus kemudian saya memiliki catatan resmi yang
cukup untuk mengontrol setiap bagian keuangan yang digunakan
jadi saya jarang memiliki piutang dari pembeli dan permintaan
dari penyedia bahan mentah. Saya melakukan ini juga untuk
membangun metode keuangan yang memuaskan untuk
menjamin bahwa usaha saya selalu terjaga dengan baik”.79
Berdasarkan hasil wawacara yang dilakukan peneliti dapat
77 Rihardi dan Hartono, Manajemen Keungan Bisnis, (Yogyakarta : BPFE, Tahun, 2003),
hlm. 46 - 47. 78 Wawancara dengan Asep, 23 Januri 2021 79 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang
53
disimpulkan bahwa dalam meminimalisir risiko keuangan adalah
dengan cara menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan
usaha dan menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan
mengarahkan investasi ke bidang – bidang lain yang juga
menguntungkan. Semakin besar usaha yang dikelola, semakin
kompleks pula pengelolaan keuangannya. Ketika usaha melibatkan
penjual dan pembeli maka semakin tinggi tuntutan untuk mempunyai
sistem pencatatan keuangan yang baik. Keberhasilan usaha tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan menjual, melainkan juga mengatur
keuangan. oleh karena itu mengatur modal usaha dengan cara
memisahkan uang pribadi dan uang usaha, merencanakan penggunaan
uang, membuat buku pencatatan keuangan, menghitung keuntungan
dengan benar, putar arus kas, mengawasi modal, mengatur hutang dan
modal dan menyisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha
merupakan hal yang sangat penting
d. Solusi Risiko Pasar dan Pemasaran
Pemasaran ialah sejumlah kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
memberikan kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada
konsumen atau pemakai. Hal ini dapat kita lihat dari usaha produksi sangat
perlu pemasaran yang bertujuan meningkatkan pendapatan yang
diperoleh.80
Dalam pemasaran usaha kerupuk kemplang Darwati belum
memiliki label halal dan izin BPOM akan tetapi harus ada solusi agar
usaha tersebut dapat dijalankan. Berikut adalah solusi dari risiko
pemasaran yaitu:
80 Said dan Intan, Manajemen Agribisnis, (Jakarta : PT. Ghalia Indonesia, Tahun 2004),
hlm. 59.
54
Solusi pertama tidak memilik label produk:
Penghambat Solusi
Belum
Halal
mempunyai Label Menciptakan
berkualitas
label halal
produk yang
dan mengajukan
Belum lulus uji BPOM Menciptakan produk yang
higienis dan mengajukan hasil
produksi untuk di uji BPOM
Persaingan pemasaran Memaksimalkan hasil produk
dengan ciri khas yang berbeda
Solusi permaslahan yang menghambat perkembangan kemajuan
usaha pada UMKM kerupuk kemplang Darwati dengan mengajukan
label halal kepada MUI, serta membuat produk yang steril dan sehat
agar bisa lolos BPOM serta yang paling penting adalah pemasaran. Agar
dapat bersaing dalam bidang pemasaran dengan produk – produk lain
yang sejenis, produk yang diproduksi harus berkualitas dan steril serta
mencari inovasi – inovasi yang cemerlang dan produk yang mempunyai
karakter yang khas.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Zainab selaku Kepala
Seksi Pemerintahan Desa Bayung Lencir mengatakan bahwa:
“Namun produk – produk ini hanya akan ada apabila konsumen
memesan terlebih dahulu, karena tidak berani memproduksi
banyak karena belum ada izin BPOM nya dan lebel halalnya,
namun udah ada izin usahanya”.81
Solusi Kedua Adalah Distribusi Pemasaran Produk
Begitu pentingnya peranan distribusi pemasaran pemasaran dalam
menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan, sehingga banyak diantara
81 Wawancara Dengan Zainab Selaku Kepala Seksi Seksi Pemerintahan Desa Bayumg
Lencir, Diakses 25 Januari 2021.
55
perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi pemaran paling
depan. Seorang pemasar harus selalu tahu lebih dahulu pasar yang akan
dimasukinya.82
Permasalahan yang mendasar pada UMKM yaitu lemahnya aspek
pasar, pada umumnya aspek pasar ini dapat dikelompokkan menjadi
beberapa hal yaitu harga, kualitas, standardisasi produk, pelayanan purna
jual, perubahan selera konsumen, informasi, dukungan pembiayaan,
psikologi konsumen, strata pasar dll.83
Namun permasalahn yang terjadi pada usaha kerupuk kemplang
Darwati terkait dengan pemasaran yaitu sulit untuk mengembangkan usaha
sampai keluar kota karena belum memiliki berbagai izin seperti Din-kes,
BPOM, serta label halal. Akan tetapi harus ada solusi untuk
meminimalisirnya dengan cara melakukan pemindahan risiko dari produk
yang tidak dapat dipasarkan sampai keluar kota. Pemindahan risiko dapat
dilakukan dengan dua cara, pertama, harta milik atau kegiatan yang
menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan
dengan tegas, maupun berikut dengan berbagai transaksi atau kontrak.
Contohnya, perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan
sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan
gedung itu kepada pemilik baru. Kedua, risiko itu sendiri yang
dipindahkan. Contohnya, pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa
mungkin sanggup mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab
kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni.84
Seperti Informasi yang di
dapat dari Ibu Darwati mengenai disitribusi pemasaran produk yaitu beliau
mengatakan bahwa:
“Kerupuk tidak habis terjual yang di titipkan di Warung –
warung akibat pecah atau hancur kami putarkan lagi dengan cara
memilih kerupuk hancur tersebut dijadikan dalam satu kemasan
kemudian dijual kembali dengan harga murah dan di jual di
82 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, Tahun 2012),hlm. 40. 83 Rachman Budiarto, Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman
Praktis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Tahun 2019), hlm. 100. 84 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, hlm. 79.
56
pasar pada hari jumat yang beroperasi seminggu sekali serta
kami pajangkan saja dirumah terkadang ada yang mencari atau
berminat”.85
Hal ini selaras dengan hasil wawancara dengan pandu selaku
Konsumen kerupuk kemplang Darwati ia mengatakan bahwa:
“Iya benar, saya sering membeli kerupuk kemplang Ibu Darwati
tetapi saya selalu membeli kerupuk yang sudah hancur atau
bantat dengan harga yang murah. meskipun kerupuknya hancur
dan bantat masih bisa untuk di konsumsi”.86
Kondisi pemasaran akan menentukan tinggi rendahnya
penerimaan sedangkan penerimaan merupakan salah satu variabel penentu
besarnya pendapatan. Berbagai permasalahan variabel yang berpengaruh
terhadap pemasaran harus selalu diperhatikan guna menghasilkan
penerimaan yang optimal. Produk Kerupuk Kemplang tersedia setiap saat
dan dengan mudah ditemui pada warung – warung yang berada di
sekitaran Desa Bayung Lencir. Ketersediaan bahan baku sangat penting
dalam memenuhi permintaan pasar tersebut, Adapun variabel pemasaran
yang perlu diidentifikasi dalam merumuskan strategi pengembangan sentra
kerupuk kemplang.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
menyimpulkan bahwa cara meminimalkan risiko pasar dan pemasaran
adalah dengan melakukan pemindahan risiko seperti tidak memiliki izin
label halan dan BPOM dalam memasarkan kerupuk sampai keluar kota
akan tetapi dapat melakukan penjualan produk secara langsung yang mana
UMKM Kerupuk Kemplang Darwati berjualan dipasar setiap hari jumat
dan melakukan penitipan di berbagai warung – warung yang berada didesa
Bayung Lencir
Solusi Ketiga Adalah Pesaing:
Meskipun harga pesaing lebih murah namun pemilik usaha tetap
mempertahankan harga. Pemilik usaha berdalih bahwa harga yang
85 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang. 86 Wawancara Dengan Pandu Selaku Konsumen Umkm Kerupuk Kemplang Darwati, 22
Januari 2021.
57
ditetapkan tersebut sebanding dengan mutu atau kualitas produk yang
diberikan dibanding dengan pesaingnya. Pada setiap produk yang akan
dipasarkan perlu mempertimbangkan antara lain biaya, keuntungan,
praktik saingan dan perubahan keinginan pasar.87
Informasi yang di
dapat dari Amar beliau karyawan ibu Darwati mengenai solusi pesaing
beliau mengatakan bahwa:
“Banyaknya Usaha Kerupuk kemplang di Desa Bayung Lencir
menjadi risiko bagi Usaha Kerupuk kemplang Darwati. Kondisi
ini menuntut ibu darwati untuk menjalankan prosedur yang benar
untuk menaklukkan persaingan dengan mencari dan
mengumpulkan informasi tentang segala sesuatu yang
diidentifikasikan dengan target, teknik eksekusi pesaing. Dengan
mewujudkan tujuan yang akan dicapai dan untuk mengatasinya
selalu membuat cara dengan inovatif dan kreatif”.88
Hal ini selaras dan sependapat dengan Ibu Darwati beliau
mengatakan Bahwa:
“Untuk memasarkan Kerupuk kemplang saya berusaha membuat
produk Kerupuk kemplang tersebut menjadi produk yang
menarik serta memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pesaing
lain, contohnya dengan memberikan berbagai macam bentuk
kerupuk yang telah dibuat. Pesaing ada dimana-mana, jika
produk atau jasa yang ditawarkan tidak memiliki kelebihan,
maka akan sulit bersaing”.
Pesaing berpengaruh terhadap berjalannya usaha Kerupuk
Kemplang yaitu ada perusahaan pesaing produk sejenis dari daerah lain
dan produk barang pengganti di Pasar yang beraneka ragam jenisnya dapat
sebagai ancaman. Apalagi dalam sebuah sentra industri persaingan
sangatlah ketat karena setiap pengusaha ingin selalu kelihatan unggul dan
tidak mau kalah dari yang lain. Dengan demikian persaingan dalam usaha
kerupuk kemplang menuntut pengusaha untuk dapat menghasilkan produk
yang mampu bersaing di pasar dengan meningkatkan kualitas yang baik.
Selain itu produk harus mempunyai harga yang bersaing sehingga usaha
kerupuk kemplang dapat tetap bertahan di pasar. Berikut keterangan yang
87 Moonti Usman, Dasar-Dasar Pemasaran, ( Yogyakarta: Interpena, Tahun 2015). hlm,
22. 88 Wawancara Dengan Amar Selaku Karyawan Umkm Kerupuk Kemplang Darwati.
58
didapat dari Asep selaku anak kandung dari pemilik usaha beliau
mengatakan bahwa:
“Inovasi sangatlah penting yang mana saat ini kami bukan hanya
memproduksi kerupuk kemplang saja tetapi kami juga
memproduk kerupuk ubi, kerupuk kemplang”89
.
Hal ini selaras dengan zian selaku karyawan, beliau mengatakan
bahwa:
“Dalam mengembangkan usaha kecil berupa kerupuk kemplang
saya perlu terus mencari konsumen baru sama seperti bagaimana
membuat hasil yang dapat diterima untuk konsumen yang sudah
ada”.
Mempertahankan kualitas kerupuk kemplang dan pengembangan
pasar agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang cenderung
meningkat. Secara umum kualitas produk kerupuk kemplang sudah baik
maka perlu adanya upaya untuk mempertahankan kualitas produk. Hal
ini menjadikan produk kerupuk kemplang Darwati akan mempunyai
daya saing dipasaran, dengan demikian produk ini akan lebih dikenal
oleh masyarakat. Informasi yang didapat dari Ibu Darwati selaku
Pemilik Usaha beliau menjelaskan bahwa:
Selama saya menjual produk kerupuk kemplang ini saya melihat
banyak yang memproduksi produk yang sejenis. Meskipun
banyak orang yang mempunyai produk yang sama dipasaran,
akan tetapi produk yang saya jual sudah memilik banyak
pelanggandan sudah cukup dikenal oleeh masyarakat khususnya
ada di Desa Bayung Lencir dan sebagaian warung di kecamatan
Bayung Lencir sehingga saya rasa produk ini dapat bersaing
dengan produk lain maupun produk yang dari pabrik. Kualitas
rasa dan kebersihan juga sangat baik dan Alhamdulillah
pelanggan dari dulu sampai sekarang tidak pernah pindah tempat
dalam memesan.90
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
menyimpulkan bahwa Upaya yang dilakukan dalam pengembangan pasar
adalah inovasi promosi dan peningkatan kapasitas produksi untuk
peningkatan penjualan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh usaha kerupuk
89 Wawancara Dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha Kerupuk Kemplang
90 Wawancara dengan Ibu Darwati Selaku Pemilik Usaha
59
kemplang dengan penambahan bahan baku, sarana produksi dan modal,
sehingga wilayah pemasaran dan segmentasi pasar semakin luas.
Meskipun usaha kerupuk kemplang Darwati belum memiliki label BPOM
tetapi usaha ini menjaga kualitas produk dan selalu berpikir kreatif dalam
mengembangkan usahanya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam semua kegiatan usaha pasti akan mengalami risiko maka
para setiap pelaku usaha harus mampu mencegah risiko-risiko yang
akan muncul dalam usaha mereka dimana salah satu cara
menanggulangi nya para pemilik usaha harus mampu mengendalikan
risiko. Maka pengendalian risiko itu sangat diperlukan agar dapat
meminimalisir ketidakpastianakan terjadinya risiko yang akan muncul.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif,
mengandung makna bahwa semua data yang disajikan akan dianalisa
secara berulang-ulang dan menyeluruh. Dengan standar ini maka
peneliti akan terus menggali data yang sesuai dengan tema penelitian.
Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa proses bisnis yang
terjadi di perusahaan UMKM Kerupuk Kemplang Darwati sudah
berjalan dengan baik. Hal tersebut tentu tidak lepas dari bagaimana
pemilik usaha dan karyawan melakukan pengendalian terhadap risiko-
risiko atau manajemen risiko yang dihadapi sehingga usaha tetap dapat
berjalan dengan baik bahkan terus berkembang dengan signifikan.
Berdasarkan Teori :
Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan
biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh orang pada
umumnya. Maka dari itu secara intuitif seseorang memahami
maksudnya. Risiko didefinisikan sebagai ketidakpastian yang
ditimbulkan oleh adanya perubahan. Risiko adalah penyimpangan dari
sesuatu yang diharapkan. Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya
60
menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.91
Dalam karya
ilmiah suatu jurnal yang ditulis oleh Delvis Media Citra Gulo dengan
Judul Analisis Manajemen Risiko Pada Usaha Kecil Menengah
Keripik Kreasi Lutvi Tuntungan, dalamkarya ilmiah tersebut
menjelaskan bahwa Risiko pada usaha sebagai berikut:
Tabel 4.6
Item Risiko Pada UMKM
Sebelum Terjadi Risiko
Sebelum terjadi risiko lebih baik menyusun planning atau persiapan
dalam menghadapi risiko yang akan datang (Risiko merupakan suatu
bahaya, ancaman, ketidakpastian, suatu hal yang datangnya tak
terduga, tidak terencana yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu
kegiatan bisnis)
Membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan pembuatan
usaha keripik agar siap jika terjadi risiko
Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari
keterlambatan produksi
Mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi penggunaan bahan
baku yang dibeli dan beralih ke bahan baku yang ada atau tersedia
Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor penunjang
produksi usaha keripik (seperti jika cuaca hujan melakukan
penjemuran dengan menggunakan arang kayu)
Melakukan persiapan Penggunaan peralatan yang digunakan antara
musim kering dan hujan
Pengendalian risiko keripik yang kurang dilakukan penjemuran
Selalu memperhatikan secara terus menerus agar proses produksi
keripik bagus
Setelah Mengalami Risiko
Tetap melanjutkan usaha keripik sampai proses pengemasan walau
produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan
Tetap melanjutkan usaha keripik, disamping itu juga menanyakan
kepada seluruh usaha keripik untuk melakukan evaluasi guna untuk
mengetahui cara meminimalisir risiko yang terjadi.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
teori tersebut dengan peneliti langsung yang dilakukan di UMKM
91 Setia Mulyawan, Manajemen Risiko, hlm. 34
61
Kerupuk Kemplang Darwati yaitu memiliki kesamaan dalam melakukan
penelitian seperti halnya pda UMKM Kerupuk Kemplang Darwati pada
proses produksi tergantung dengan cuaca, karena untuk menghasil
produk yang bagus maka dibutuhkan penjemuaran atau pengeringan
yang maksimal pada kerupuk kemplang dengan bantuan sinar matahari
akan mempercepat proses produksi. Maka dari itu sebelum terjadinya
risiko harus melakukan perencanaan dan persiapan terhadap prses
produksi serta melakukan pengendalian bahan baku apabila terjadi
kerupuk yang kurang penjemurannya.92
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pujiyati mengatakan
bahwa salah satu risiko yang dihadapi dalam usaha Kerupuk yaitu
barang yang rusak akibat Himpitan dengan barang yang lain. Risiko lain
yaitu sepinya pembeli dan risikonya yaitu cuaca yang buruk maksudnya
disini yaitu hujan sehingga Kerupuk ini lembab atau basah sehingga
mengurangi kualitas Kerupuk tersebut menyusut.93
Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Piter Penyebab Risiko yang
muncul ketika memesan Kerupuk sampai dengan datangnya Kerupuk,
saat Kerupuk diterima sampai dengan distribusikan, dan saat Kerupuk
diterima oleh pelanggan, informan mengatakan bahwa terkadang timbul
risiko di dalam usaha yang dijalaninya saat memesan Kerupuk hingga
dengan datangnya Kerupuk yang diterimanya, ada beberapa yang rusak
atau kurang baik dan juga terkadang pengirimannya yang memakan
waktu lama.94
Namun risiko tersebut harus dapat diatas agar dapat mengurangi
risiko yang terjadi dengan cara melakukan pengendalian risiko. Seperti
halnya yang dilakukan penelitian oleh Pariyanti mengatakan bahwa
Mengendalikan kerugian berdagang, dalam hal ini jika terjadi Kerupuk
92 Delvis Media Citra Gulo,"Analisis Manajemen Risiko Pada Usaha Kecil Menengah
Keripik Kreasi Lutvi Tuntungan"Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 2, No.1, hlm. 5 93 Pujiyati,"Perencanaan usaha Kerupuk Puli Rasa Ayam Kampung"Jurnal Teknik Boga,
Vol.01, No. 4, Tahun 2011, hlm. 9 94 Ahmad Piter,"Manajemen Resiko Penjualan Buah Dalam Meningkatkan Profitabilitas
Ditinjau Dari Etika Bisnis" Skripsi Ekonomi Bisnis, Tahun 2017,hlm 7
62
yang menyusut maka pedagang mengendalikan kerugiannya dengan
mengurangi harga Kerupuk yang telah lama dijual dan menaikkan harga
Kerupuk yang baru dijual.95
Semua bentuk penjelasan mengenai usaha kerupuk kemplang
yang dijelaskan oleh peneliti diatas, semuanya tidak terluput dari risiko
dalam meningkatkan pendapatan usaha, bagaimana cara meminimalisir
risiko yang terjadi dalam meningkatkan pendapatan. Dalam buku yang
berjudul Manajemen Risiko yang ditulis oleh kasidi dapat disimpulkan
bahwa Risko adalah kemungkina terjadinya penyimpangan dari harapan
yang dapat menimbulkan kerugian. Sedangkan manajemen risiko adalah
usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerugian dari risiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup
dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara-cara yang dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang mengandung kemungknan
yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan seperti
penjualan dan pembelian menurun.96
Berdasarkan Fenomena:
Berdasarkan Fenomena yang terjadi yaitu Risiko yang terjadi
pada UMKM kerupuk kemplang Darwati yaitu tergantung dengan
kondisi cuaca apabila musim hujan maka proses produksi menjadi
lambat dan akan menyusut jika terkena air sehingga menunjukkan
bahwa usaha kerupuk kemplang tidak tahu pasti berapa biayanya yang
dikeluarkan hanya sekedar memperkirakan saja. Dalam Wawancara
peneliti dengan ibu Darwati selaku pemilik usaha mengatakan bahwa
dalam satu kali proses produksi tidak mengetahui secara pasti berapa
biaya yang harus diekluarkan saya hanya memperkirakannya saja
intinya selagi musim panas harus memanfaatkan memprodksi sebanyak
– banyak sesuai dengan permintaan konsumen.
Risiko harga menunjukkan dia tidak memperkirakan harga –
95 Pariyanti, “Analisis Pengendalian Resiko Pada Usaha Keripik Singkong”Jurnal
Manajemen Magister, Vol. 03. No. 01, Tahun 2017, hlm. 14 96 Kasidi, Manajemen Risiko (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 4.
63
harga kerupuk karena biasanya naik turunnya harga tergantung pada
musim hari raya terjadi kelangkaan bahan baku. Dalam Wawancara
dilakukan peneliti dengan juki selaku suami pemilik usaha mengatakan
bahwa risiko yang dihadapi yaitu bahan baku mudah busuk dan harga
bahan baku juga tidak menentu.
Risiko keuangan menunjukkan bahwa kesulitan modal biasanya
meminjam dana dari keluarga atau bank Dalam wawancara yang
dilakukan peneliti dengan Ibu Darwati selaku pemilik usaha
mengatakan bahwa modal yang digunakan dalam usaha aitu berasal dari
modal sendiri dan dana cadangan namun modal tersebut tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan usaha selanjutnya.
Risiko pasar dan pemasaran belum memiliki identitas label
sehingga mengalami kesulitan dalam memasarkan produk. Dalam
wawancara yang dilakukan peneliti pada Ibu Zinab selaku kepala seksi
pemerintahan desa bayung lencir mengatakan bahwa produk tersebut
tidak bisa memproduksi banyak – banyak bahkan melakukan pemasaran
sampai ke luar kota karena belum memiliki izin BPOM dan label
halalnya.
Dalam hal ini peneliti melihat bahwa risiko yang terjadi harus
segera di meminimalisir dengan sebaik – baik mungkin sebab jika tidak
diatasi dengan cepat maka akan terjadinya penurunan penjualan,
pembelian, serta pendapatan akan menjadi turun. Maka dari itu risiko
yang terjadi harus ada penangganan dengan cara melakukan
perencanaan, menyusun, serta melakukan pengendalian sebelum
terjadinya risiko seperti proses produksi, bahan baku, serta modal yang
digunakan. Dengan adanya penelitian ini alhamdulillah sedikit
membantu pihak – pihak yang terkait pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati untuk melihat risiko apa saja yang terjadi serta cara
meminimalisir risiko yang terjadi pada UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa pemilik UMKM Kerupuk Kemplang Darwati sudah
menerapkan manajemen risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha.
Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Risiko yang terjadi pada UMKM kerupuk kemplang Darwati yaitu
risiko produksi tidak tahu pasti berapa biayanya yang dikeluarkan
hanya sekedar memperkirakan saja, risiko harga menunjukkan tidak
memperkirakan harga kerupuk karena biasanya naik turunnya harga
tergantung pada musim hari raya terjadi kelangkaan bahan baku, risiko
keuangan yaitu kesulitan modal biasanya meminjam dana dari
keluarga atau bank, risiko pasar dan pemasaran belum memiliki
identitas label sehingga mengalami kesulitan dalam memasarkan
produk.
2. Pendapatan usaha kerupuk kemplang Darwati berkisaran dari
Rp.3.586.000 – Rp. 7.290.000/bulan tergantung dengan penjualan
produk.
3. Meminimalisir risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha pada
UMKM yaitu risiko produksi dengan mengantisipasi pada tiba
pergantian musim, solusi harga bahwa bahan baku mengalami
kenaikan akibatnya mengurangi ukuran produk, solusi risiko keuangan
bahwa meminjam dari keluarga atau bank jika kehabisan modal, risiko
pasar dan pemasaran bahwa menciptkan produk yang higienis dan
memaksimalkan produk dengan ciri khas yang berbeda.
65
B. Saran
Mengingat tujuan diatas ide – ide tersebut kemudian dapat diusulkan
yang diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan
Analisis Risiko dalam meningkatkan pendapatan usaha pada UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati Desa Bayung Lencir Sumatera Selatan. Adapun
syarat – syarat yang dapat disampaikan adalah sebagai beikut:
1. Bagi Praktisi
Agar lebih baik didalam memasarkan produksi kerupuk kemplang,
pelaku usaha harus lebih memiliki pengetahuan keahlian dan skil dalam
menggunakan media untuk meningkatkan promosi jika promosi berjalan
dengan bai hal ini akan meningkatkan pendapatan usaha kerupuk
kemplang.
2. Bagi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refernsi dan
dokumentasi bagi pihak kampus sebagai acuan peneliti selanjutnya usaha
kerupuk kemplang. Meski penelitian ini jauh dalam penelitiannya
mengalami berbagai kendala dalam pencarian informasi mengangkut
rahasia instansi terkait.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Piter,"Manajemen Resiko Penjualan Buah Dalam Meningkatkan
Profitabilitas Ditinjau Dari Etika Bisnis" Skripsi Ekonomi Bisnis.
Al-Qur’an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta :
WALI. 2002.
Andi Indra Jasa Asaad,” Analisis Risiko Produksi Dan Pendapatan Usaha Dalam
Pengelolaan Aspek Keuangan Pada Budidaya Tambak Udang Windu Di
Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan” Jurnal Akutansi, Vol.
14, No. 2, (Tahun 2019).
Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, tahun 2019.
Burhan Mungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public
Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009).
Daniel Moehar, Pengantar Risiko Perusahaan, ( Jakarta : Bumi Aksara, Tahun
2004).
Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2016).
Delvis Media Citra Gulo,"Analisis Manajemen Risiko Pada Usaha Kecil
Menengah Keripik Kreasi Lutvi Tuntungan"Jurnal Administrasi Bisnis,
Vol. 2, No. 1.
“Dewi Kurniati1, dkk,” Risiko Pendapatan Pada Usahatani Jeruk Siam Di
Kabupaten” Jurnal Social Economic Of Agriculture, Vol. 3, No. 2, (Tahun
2014).
Gery Amstrong dan Philip Kotler, Prinsip - Prinsip Pemasaran. Jilid 1.Edisi 8, (
Jakarta : Erlangga, Tahun 2001).
Golrida K, Akuntansi Usaha Kecil Untuk Berkembang, (Jakarta: Murai Kencana,
2008), Hlm. 15 – 16.
Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta : YKPN, Tahun 2006).
Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta : Ykpn, Tahun 2006).
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, ( Jakarta : Bumi Aksara, Tahun 2014)
Herman Darmawi, Manajemen Risiko.Edisi 1 Cetakan 9, (Jakarta : Bumi
Aksara), Tahun 2006.
Ida Ayu Made Sasmita Dewi, Manajemen Risiko, (Denpasar: UNHI Press, Tahun
2019).
Imam Safi’i dkk,” Analisis Risiko Pada UKM Tahu Takwa Kediri Terhadap
Dampak Pandemi COVID-19” Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Vol. 9,
No. 2, (Tahun 2020).
Islahuzzaman, Istilah-Istilah Akuntansi Dan Auditing, (Jakarta: Pt Bumi Aksara,
2012).
Jonatan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan Spss 1, (Yogyakarta ;
Andi, 2006).
Kasidi, Manajemen Risiko (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014).
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, Tahun 2012).
Kountur, Manajemen Risiko Operasional (Memahami Cara Mengelola Risiko
Operasional Perusahaan), (Jakarta : Ppm, 2006).
Lexy . J. Moloeong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2013).
Lilis Setiawati dan Ainun Na’im, Manajemen Laba Ekonomi dan Bisnis
67
Indonesia, ( Bandung : Salemba Empat, Tahun 2009).
M. Farid Wajdi dkk,” Manajemen Risiko Bisnis Umkm Di Kota Surakarta” Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, Vol. 6, No. 2, (Tahun 2012).
Maralis, Manajemen Risiko. (Yogyakarta: CV Budi Utama, Tahun 2019).
Moonti Usman, Dasar-Dasar Pemasaran, ( Yogyakarta: Interpena, Tahun 2015).
Muhammad Iqbal,”Pengaruh Pendapatan Bmt Surya Barokah Dari Akad
Murabahah Terhadap Peningkatan Pembiayaan Tahun 2012 – 2012”
Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, (Tahun 2014).
Mulyawan, Setia. Manajemen Keuangan, Bandung : Cv. Pustaka Setia,
Tahun 2015.
Munawaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, (Jawa Timur : Anggota
Ikapi, 2013).
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).
Pariyanti, “Analisis Pengendalian Resiko Pada Usaha Keripik Singkong”Jurnal
Manajemen Magister, Vol. 03. No. 01, Tahun 2017.
“Pujiyati,"Perencanaan usaha Kerupuk Puli Rasa Ayam Kampung"Jurnal Teknik
Boga, Vol.01, No. 4, Tahun 2011.
Rachman Budiarto, Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman
Praktis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Tahun 2019).
Irham Fahmi, Manajemen Risiko, Teori, Kasus, Dan Solusi, (Bandung :
Alfabeta, 2015).
Ridwan,” Analisis risiko pendapatan dan produksi usaha ternak ayam Broiler
dengan pola kemitraan di kecamatan mangarabombang kabupaten
takalar”skrispi UIN Alauddin Makassar, tahun 2016.
Rihardi dan Hartono, Manajemen Keungan Bisnis, (Yogyakarta : BPFE, Tahun,
2003).
Said dan Intan, Manajemen Agribisnis, (Jakarta : PT. Ghalia Indonesia, Tahun
2004).
Setia Mulyawan, Manajemen Risiko, ( Bandung : CV. Penerbit Pustaka Setia,
Tahun 2015).
Soediyono, Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : Liberty, Tahun 1992).
Sulistiyono, Hukum Ekonomi, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009) .
Sumber Data Langsung Dari Umkm Kerupuk Kemplang Darwati, Diakses 22
Januari 2021.
Sumber Data Langsung Dari Umkm Kerupuk Kemplang Darwati, Diakses 23
Januari 2021.
Sumber Data Langsung Kecamatan Dalam Angka Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2020, Diakses 20 Januari 2021.
Suswinarno, Aman Dari Risiko Dalam Pengadaan Barang/Jasa , Jakarta : Visi
Media, Tahun 2012.
Titin Agustin Nengsih,"Pembinaan Pelaku UMKM Desa di Kecamatan Sungai
Gelam, Muaro Jambi"Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat,"Tahun 2020.
Wawancara dengan Amar selaku karyawan UMKM kerupuk kemplang Darwati,
diakses 22 Januari 2021.
Wawancara Dengan Asep Selaku Anak Kandung Pemilik Usaha, Diakses 22
68
Januari 2021.
Wawancara Dengan Bapak Johan Selaku Tetangga Pemilik Usaha, Diakses 21
Januari.
Wawancara Dengan Bapak Juki Selaku Suami Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang Darwati, Diakses 22 Januari 2021.
Wawancara Dengan Darwati, Pemilik Umkm Kerupuk Kemplang Bayung Lincir
Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan, Di Akses 4 September 2020,
Wawancara Dengan Darwati Selaku Pemilik Usaha, 18 Januari 2021
Wawancara dengan Ibu Raina selaku pemilik warung, diakses 25 Januari 2021.
Wawancara dengan Ibu Yani selaku pemilik warung, diakses 25 januari 2021.
Wawancara Dengan Pandu Selaku Konsumen Umkm Kerupuk Kemplang
Darwati, 22 Januari 2021.
Wawancara Dengan Sinta Selaku Anak Kandung Dari Pemilik Usaha Kerupuk
Kemplang, Diakses 24 Januari 2021.
Wawancara Dengan Zainab Selaku Kepala Seksi Seksi Pemerintahan Desa
Bayumg Lencir, Diakses 25 Januari 2021.
Wawancara Dengan Zian Selaku Karyawan Umkm Kerupuk Kemplang Darwati,
Diakses 21 Januari 2021.
Widya Utama Dan Bagus Adi,” Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pengusaha Perak Di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar” Skripsi Universitas Udayana, (2012).
Windarti dkk,” Analisis Perencanaan Pendapatan Dan Risiko Usaha Dalam
Produksi Sir 20 Pt. Perkebunan Nusantara Persero Unit Padang Pelawi”
Jurnal Ekonomi Dan Agribisnis, Vol.17, No. 2, (Tahun 2018),
Wini Fetia Wardhiani Dan Yanti Apriyanti,” Analisis Biaya Dan Pendapatan
Pembuatan Keripik Pisang Di Desa Legokhuni Kecamatan Winayasa
Kabupaten Purwakarta”Jurnal Ilmiah Akutansi, Vol. 10, No. 1, (Tahun
2019).
69
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Lampiran I
Daftar Informan Penelitian
No. Nama Keterangan
1 Ibu darwati Pemilik usaha kerupuk kemplang
2 Amar Karyawan
3 Zian Karyawan
4 Juki Suami pemilik usaha kerupuk kemplang
5 Sinta Anak pemilik usaha
6 Asep Anak kandung pemilik usaha
7 Pandu Konsumen
8 Raina Pemilik warung
9 Yani Pemilik warung
10 Johan Tetangga
11 Zainab Kepala Seksi Pemerintahan Bayung
Lencir
Lampiran II
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
PANDUAN WAWANCARA
No Informan Pertanyaan
1 Pemilik usaha 1. Sejak kapan memulai usaha kerupuk
kemplang?
2. Apasaja risiko yang terjadi?
3. Bagaimana cara mengatasi risiko
tersebut?
4. Berapa lama produk yang diproduksi
mencapai kadaluarsa?
5. Apakah kondisi cuaca
mempengaruhi produksi kerupuk
kemplang?
6. Apakah memiliki cadangan bahan
baku produk?
7. Dari manakah anda mendapatkan
bahan baku kerupuk kemplang?
8. Apakah pernah mengalami kerugian
70
karena kondisi cuaca tidak baik?
9. Bagaimana cara meningkatkan
pendapatan?
10. Bagaimana cara ibu menutupi usaha
Kerupuk Kemplang?
Keluarga Pemilik Usaha 1. Apakah anda ikut membantu dalam
usaha kerupuk kemplang Darwati?
2. Apakah tugas anda dalam usaha
Kerupuk Kemplang Darwati?
3. Menurut anda apakah harga bahan
baku pernah mengalami kenaikan?
4. Bagaimana peralatan yang
digunakan dalam proses produksi?
5. Bagaimana solusi produk Kerupuk
Kemplang jika mengalami
pembusukan dan bantat?
6. Menurut anda apa yang perlu
dilakukan sebelum risiko terjadi?
7. Menurut anda apa yang harus
dilakukan ketika risiko tersebut
terjadi?
2 Karyawan 1. Sudah berapa lama bekerja di
UMKM Kerupuk Kemplang Darwati?
2. Berapa lama waktu yang diperlukan
dalam memproduksi kerupuk
kemplang?
3. Berapa banyak anda memproduksi
kerupuk kemplang setiap bulannya?
4. Bagaimana sistem pemasaran yang
dilakukan?
5. Apakah ada perbedaan harga jual
antara kerupuk kemplang dan kerupuk
yang dititipkan ditoko serta dijual
langsung kepasar?
6. Bagaimana solusi kerupuk kemplng
yang tidak habis terjual diwarung?
7. Bagaimana solusi jika kerupuk
kemplang hancur atau pecah – pecah?
3 Konsumen 1. Apakah anda sering membeli
kerupuk kemplang darwati?
2. Mengapa anda lebih memilih untuk
membeli kerupuk kemplang darwati
dibandingkan kerupuk kemplang
pesaing dengan jenis yang sama?
71
4 Masyarakat Desa Bayung
Lencir
1. Apakah benar pasar di desa bayung
lencir hanya beroperasi seminggu
sekali yaitu setiap hari jumat saja?
2. Menurut anda kenapa di Desa
Bayung Lencir rata – rata
masyarakatnya membuka usaha
kerupuk kemplang?
5 Tempat titipan produk
diwarung
1. Mengapa anda menerima Kerupuk
Kemplang Darwati untuk dititipkan
diwarung anda?
2. Berapa banyak kerupuk yang
dititipkan diwarung?
3. Ada berapa kerupuk yang tidak
habis terjual?
4. Apakah anda pernah menerima
kerupuk yang tidak bagus atau tidak
layak dijual?
6 Kepala Seksi Pemerintahan
Bayung Lencir
1. Bagaimana masyarakat yang
memiliki usaha namun tidak
memilik label halal dan izin
BPOM
2. Apakah masyarakat desa bayung
lencir harus memiliki surat Izin
pembangunan usaha?
Lampiran III
Hasil Wawancara
Informan 1 : Ibu Darwati (Pemilik Usaha)
Tanggal : 18 Januari 2021
Pertanyaan
1. Sejak kapan memulai usaha kerupuk kemplang?
2. Apasaja risiko yang terjadi?
3. Bagaimana cara mengatasi risiko tersebut?
4. Berapa lama produk yang diproduksi mencapai kadaluarsa?
5. Apakah kondisi cuaca mempengaruhi produksi kerupuk kemplang?
6. Apakah memiliki cadangan bahan baku produk?
7. Dari manakah anda mendapatkan bahan baku kerupuk kemplang?
8. Apakah pernah mengalami kerugian karena kondisi cuaca tidak baik?
9. Bagaimana cara meningkatkan pendapatan?
10. Bagaimana cara ibu menutupi usaha Kerupuk Kemplang?
72
Jawaban:
1. Usaha kerupuk kemplang Darwati sudah berdiri tahun 2003 dimana usaha ini
pada mulanya hanya coba – coba, tetapi lama kelamaan karena cita rasa yang
dirasa cukup cocok dengan selera konsumen maka semakin banyak konsumen
yang datang untuk berbelanja ataupun memesan pada usaha kerupuk kemplang.
2. Risiko yang terjadi yaitu produksi kerupuk tergantung cuaca, risiko harga yang
terjadi yaitu harga bahan baku yang tidak menentu, risiko keuangan yaitu
kesulitan modal dalammengembangkan usaha, risiko pasar dan pemasaran
yaitu usaha kerupuk kemplang tidak memiliki izin BPOM Dan Label Halal
sehingga tidak dapat memasarkan produk sampai ke luar kota.
3. Risiko produksi yaitu dengan mengantisipasi pada tiba pergantian musim,
solusi harga bahwa bahan baku bahan baku mengalami kenaikan solusinya
memiliki cadangan bahan baku, solusi risiko keuangan bahwa meminjam dari
keluarga atau bank jika kehabisan modal, risiko pasar dan pemasaran bahwa
menciptkan produk yang higienis dan mengajukan hasil produksi untuk diuji
BPOM dan memaksimalkan produk dengan ciri khas yang berbeda.
4. Produk yang diproduksi pada UMKM Kerupuk Kemplang Darwati hanya
bertahan dalam waktu 7 hari karena kemasan masih manual yaitu
menggunakan tali. Beda halnya dengan menggunakan mesin pres kerupuk
kemplang akan bertahan dalam waktu 1 bulan
5. Iya sangat berpengaruh karena, jika musim kemarau maka lebih baik bagi kami
untuk memproduksi kerupuk dengan sebanyak – banyaknya memerlukan
waktu 2 hari mulai dari pengadonan, pengeringan sampai pengemasan. Namun
jika musim hujan maka sangat susah untuk memproduksi kerupuk dikarenakan
kerupuk harus benar – benar di jemur di bawah terik matahari, membutuhkan
waktu 4 hari atau lebih tergantung pada iklim atau cuaca.
6. Iya harus memiliki cadangan bahan baku, jika harga bahan baku sedang naik
maka menggunakan bahan baku yang telah disimpan agar hasil produksi tidak
putus untuk dapat memenuhi permintaan konsumen
7. Bahan baku yang didapat kami membeli langsung dipasar desa bayung lenicr
dan apabila kesulitan mendapatkan bahan baku terutama ikan puput super
73
maka akan menggunakan jenis ikan lain.
8. Iya pernah, pada cuaca hujan kerupuk susah untuk dikeringkan, jika terkena air
maka kerupuk akan membusuk dan adapula kerupuknya cepat menyusut atau
bantat serta mengalami kealpukan.
9. Meningkatkan pendapatan dengan cara memproduksi kerupuk tidak hanya
kerupuk kemplang saja tetapi memproduksi jenis kerupuk lain seperti kerupuk
jengkol, kerupuk ikan, dan kerupuk janggek. Kami terus inovasi dan kreatif
untuk mendapatkan ketertarikan konsumen kepada produk.
10. Modal yang saya gunakan dalam usaha berasal dari modal sendiri apabila
modal yang saya miliki tidak mencukupi maka saya menutupinya dengan
meminjam dengan keluarga, teman, kerabat dekat, atau bank.
Informan 1I : Amar (karyawan)
Tanggal : 22 Januari 2021
Pertanyaan
1. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Kerupuk Kemplang Darwati?
2. Berapa lama waktu yang diperlukan dalam memproduksi kerupuk kemplang?
3. Berapa banyak anda memproduksi kerupuk kemplang setiap bulannya?
4. Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan?
5. Apakah ada perbedaan harga jual antara kerupuk kemplang dan kerupuk yang
dititipkan ditoko serta dijual langsung kepasar?
6. Bagaimana solusi kerupuk kemplng yang tidak habis terjual diwarung?
7. Bagaimana solusi jika kerupuk kemplang hancur atau pecah – pecah?
Jawaban :
1. Saya bekerja di UMKM Kerupuk Kemplang Darwati sudah 3 tahun,
alhamdulillah dapat membiayai kebutuhan hidup saya dan keluarga
2. Waktu yang diperlukan dalam produksi kerupuk kemplang yaitu selama 2 hari
mulai dari penjemuran, pengadonan, dan penggorengan
3. Sekitar 100 sampai 200 bungkus kerupuk kemplang yang diproduksi sesuai
permintaan konsumen
74
4. Pemasaran yang diilakukan 2 orang karyawan beserta pemiliki usaha
memasarkan dengan cara berjualan langsung kepasar Desa Bayung Lencir
Sumatera Selatan dan menitipkan kerupuk kemplang diberbagai warung yang
ada Didesa Bayung Lencir Sumatera Selatan
5. Harga jual langsung dipasar yaitu 10.000/perbungkus sedangkan harga yang
dititipkan diwarung yaitu 10.000/perbungkus dengan isi perbungkus kerupuk
25 kerupuk dalam satu bungkus tersebut sehingga pihak warung mendapatkan
keuntungan sekitar 2000/perbungkus dari kerupuk yang di jual.
6. Kerupuk yang tidak habis terjual dapat digoreng atau dijemur kembali
kemudian diputar dengan dijual kembali dipasar.
7. Kerupuk yang hancur atau pecah – pecah tersebut yang didapat dari warung
yaitu dipisahkan kedalam satu bagian yang hancur kemudian dijual kembali
dengan harga murah.
Informan 1II : Zian (Karyawan)
Tanggal : 21 Januari 2021
Pertanyaan
1. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Kerupuk Kemplang Darwati?
2. Berapa lama waktu yang diperlukan dalam memproduksi kerupuk kemplang?
3. Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan?
Jawaban :
1. Saya bekerja disini sudah 2 tahun, Alhamdulillah pemilik usaha
mempekerjakan saya sehingga saya memiliki pekerjaan dan menerima gaji
bulanan sebagai kebutuhan hidup tercukupi.
2. Memerlukan waktu 2 hari mulai dari pengadonan, pengeringan sampai
pengemasan. Namun jika musim hujan maka sangat susah untuk memproduksi
kerupuk dikarenakan kerupuk harus benar – benar di jemur di bawah terik
matahari, membutuhkan waktu 4 hari atau lebih tergantung pada iklim atau
cuaca.
3. Pemasaran dilakukan yaitu saya berjualan langsung kepasar Desa Bayung
75
Lencir Sumatera Selatan dan saya mengantarkan kerupuk kewarung – warung
untuk dititipkan diwarung tersebut.
Informan IV : Bapak Juki (Suami Pemilik Usaha)
Tanggal : 22 Januari 2021
Pertanyaan
1. Apakah anda ikut membantu dalam usaha kerupuk kemplang Darwati?
2. Apakah tugas anda dalam usaha Kerupuk Kemplang Darwati?
3. Menurut anda apakah harga bahan baku pernah mengalami kenaikan?
4. Bagaimana peralatan yang digunakan dalam proses produksi?
5. Bagaimana solusi produk kerupuk kemplang juka mengalami pembusukan dan
bantat
6. Menurut anda apa yang perlu dilakukan sebelum risiko terjadi?
Menurut anda apa yang harus dilakukan ketika risiko tersebut terjadi?
Jawaban
1. Iya pasti saya ikut membantu usaha istri saya karena dari usaha kerupuk inilah
dapat membiayai kebutuhan rumah tangga dan membayar biaya sekolah anak
saya
2. Tugas saya dalam usaha kerupuk kemplang yaitu memantau pekerjaan para
karyawaan serta membantu pengemasan
3. Pernah, bahan baku mengalami kenaikan pada musim perayaan hari natal,
perayaan idul fitri, dan tahun baru.
4. Peralatan yang digunakan masih secara manual belum menggunakan mesin
5. Juka kerupuk mengalami pembusukkan akibat terkena air hujan maka kerupuk
tersebut dibuang dan tidak dapat diproduksi kembali. Lain halnya dengan
kerupuk yang bantat akibat dari kurangnya penjemuran yang dibawah sina
matahari dipilih dan dipisahkan yang bantat tadi kedalam satu kemasan
kemudian dapat dijual kembali.
6. Perlu menyusun pada target pasar prioritas terlebih dahulu menjaga kualitas
barang kerupuk kemplang
7. Tetap melanjutkan usaha kerupuk kemplang sampai proses pengemasan walau
produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan
76
Informan V : Sinta (Anak Kandung Pemilik Usaha)
Tanggal : 24 Januari 2021
Pertanyaan
1. Apakah anda ikut membantu dalam usaha kerupuk kemplang Darwati?
2. Apakah tugas anda dalam usaha Kerupuk Kemplang Darwati?
3. Menurut anda apakah harga bahan baku pernah mengalami kenaikan?
4. Bagaimana peralatan yang digunakan dalam proses produksi?
5. Menurut anda apa yang perlu dilakukan sebelum risiko terjadi?
6. Menurut anda apa yang harus dilakukan ketika risiko tersebut terjadi?
Jawaban
1. Iya saya sebagai anak sudah seharusnya ikut membantu usaha ibu saya, disini
saya sambil belajar juga cara berbisnis dan mengolah usaha supaya kedepannya
dapat mengembangkan lebih luas lagi
2. Tugas saya disni adalah menghitung pembukuan keuangan pada UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati
3. Pernah, bahan baku sering mengalami naik turun. Seperti idul fitri mengalami
kenaikan mencapai 25.000/kg dari harga biasanya 18.000/kg
4. Peralatan yang digunakan masih tradisional seperti centong bambu, talenan,
pembentuk kerupuk menggunakan kaleng
5. Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor penunjang produksi
usaha kerupuk (seperti jika cuaca hujan melakukan penjemuran dengan
menggunakan arang kayu)
6. Risiko yang telah terjadi harus segera diminimlisir sebaik mungkin
berdasarkan jenis risiko apa yang dihadapi. Misalnya kehabisan modal dalam
menjalankan usaha solusinya adalah meminjam uang kebank atau keluarga
77
Informan VI : Asep (Anak Kandung Pemilik Usaha)
Tanggal : 23 Januari 2021
Pertanyaan
1. Apakah anda ikut membantu dalam usaha kerupuk kemplang Darwati?
2. Apakah tugas anda dalam usaha Kerupuk Kemplang Darwati?
3. Menurut anda apakah harga bahan baku pernah mengalami kenaikan?
4. Menurut anda apa yang perlu dilakukan sebelum risiko terjadi?
5. Menurut anda apa yang harus dilakukan ketika risiko tersebut terjadi?
Jawaban
1. Iya saya ikut membantu dalam usaha orang tua saya, saya biasanya membantu
dalam penmuran kerupuk, penggorengan, pengemasan
2. Tugas saya adalah menghandle bagian pemasaran seperti penitipan diwarung –
warung
3. Harga bahan baku tiap tahunnya pasti mengalami penaikkan. Terutama pada
bahan baku sagu dan ikan mengalami kenaikan yang sangat drastis.
4. Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari
keterlambatan produksi
5. Tetap melanjutkan usaha keripik, disamping itu juga menanyakan kepada
seluruh usaha keripik untuk melakukan evaluasi guna untuk mengetahui cara
meminimalisir risiko yang terjadi
Informan VII : Pandu (Konsumen)
Tanggal : 22 Januari 2021
Pertanyaan
1. Apakah anda sering membeli kerupuk kemplang Darwati?
2. Mengapa anda lebih memilih untuk membeli kerupuk kemplang darwati
dibandingkan kerupuk kemplang pesaing dengan jenis yang sama?
78
Jawaban :
1. Iya sering, setiap saya kepasar Desa Bayung Lencir pasti saya selalu membeli
kerupuk kemplang Darwati
2. Karena saya sudah berlangganan lama dengan kerupuk kemplang Darwati jadi
saya percaya bahwa kualitasnya lebih bagus. Belum berani membeli kerupuk
kemplang dengan pesaing lain takutnya saya kecewa tidak sesuai harapan
Informan VII I : Raina (Pemilik Warung)
Tanggal : 25 Januari 2021
Pertanyaan
1. Mengapa anda menerima Kerupuk Kemplang Darwati untuk dititipkan
diwarung anda?
2. Berapa banyak kerupuk yang dititipkan diwarung?
3. Ada berapa kerupuk yang tidak habis terjual
4. Apakah anda pernah menerima kerupuk yang tidak bagus atau tidak layak
dijual?
Jawaban
1. Saya menerima untuk dititipkan diwarung saya karena kualitas kerupuk
kemplang Darwati sangat baik dan dapat menambah pendapatan saya juga.
2. Kerupuk yang dititipkan sekitar 15.000/perbungkus setiap bulannya
3. Kerupuk yang tidak habis terjual yaitu palingan sisa 1 atau 2 bungkus
4. Pernah, kerupuk tersebut dapat dikembalikan dan diganti dengan yang baru
Informan IX : Yani (Pemilik Warung)
Tanggal : 25 Januari 2021
Pertanyaan
1. Mengapa anda menerima Kerupuk Kemplang Darwati untuk dititipkan
diwarung anda?
2. Berapa banyak kerupuk yang dititipkan diwarung?
3. Ada berapa kerupuk yang tidak habis terjual
79
4. Apakah anda pernah menerima kerupuk yang tidak bagus atau tidak layak
dijual?
Jawaban
1. Karena konsumen saya yang berbelanja diwarung sangat berminat untuk
membeli kerupuk tersebut. Selalu ada permintaan dari konsumen saya makanya
saya terus menerima kerupuk kemplang untuk dititipkan diwarung saya.
2. Kerupuk yang terjual diwarung saya berkisaran 20 – 22 /perbungkus setiap
bulannya tergantung dari permintaan konsumen saya
3. Kerupuk yang tersisa yaitu tidak banyak palingan 1 bungkus yang tersisa
4. Pernah saya menerima kerupuk, tapi saya tidak bisa menjual, karena saya mau
menjual kerupuk yang bagus bisa menarik perhatian pembeli dan kerupuk yang
tidak bagus tersebut saya kembalikan kepada pemilik usahanya.
Informan X : Johan (Tetangga pemilik usaha)
Tanggal : 21 Januari 2021
Pertanyaan
1. Apakah benar pasar di Desa Bayung Lencir hanya beroperasi seminggu sekali
yaitu setiap hari jumat saja?
2. Menurut anda kenapa di Desa Bayung Lencir rata – rata masyarakatnya
membuka usaha kerupuk kemplang?
Jawaban
1. Iya benar, pasar di Desa Bayung Lencir hanya beroperasi seminggu sekali yaitu
setiap hari jumat, makanya saya suruh istri saya kalo berbelanja selalu stok
untuk kebutuhan dapur agar tidak berbelanja tidak karena mahal
2. Karena sudah sejak dari nenek moyang kita dahulu masyarakat sini usaha
kerupuk kemplang, sudah menjadi ciri khas makanan ringan masyarakat desa
Bayung Lencir Sumatera Selatan serta dapat dijadikan oleh – oleh
80
Informan XI : Ibu Zainab (Pemilik Warung)
Tanggal : 25 Januari 2021
pertanyaan
1. Bagaimana masyarakat yang memiliki usaha namun tidak memilik label halal
dan izin BPOM?
2. Apakah masyarakat desa bayung lencir harus memiliki surat Izin pembangunan
usaha?
Jawaban
1. Produk – produk ini hanya akan ada apabila konsumen memesan terlebih
dahulu, karena tidak berani memproduksi banyak karena belum ada izin
BPOM nya dan lebel halalnya, namun udah ada izinusahanya.serta jika tidak
memiliki label halal dan BPOM dilarang memasarkan produk sampai keluar
kota boleh memproduksi seperlunya saja atau memasarkan sekitar pasar
bayung lencir sumatera selatan
2. Iya harus, setiap masyarakat yang mendirikan usaha harus mempunyai surat
izin pembangunan usaha demi kelancaran usaha agar usaha tersebut tidak
ilegal.
81
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Lampiran III
A. Wawancara Peneliti Bersama Konsumen Dan Pemilik Warung UMKM
Kerupuk Kemplang Darwati
82
B. Wawancara Peneliti Bersama Stakeholder UMKM Kerupuk Kemplang
Darwati
83
C. Produk – Produk Kerupuk Yang Dipasarkan
84
D. Proses Penjemuran Kerupuk
Menggunakan Arang Kayu
Menggunakan Sinar Matahari
85
E. Produk – produk kerupuk kemplang Darwati yang produksi kurang
maksimal
Kerupuk Yang Mengalami Kelapukan
86
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Desi Oktariyanti
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Bayung Lencir, 06 Oktober 1999
Nim : 504172079
Alamat : JL. Palembang- jambi km 205 desa bayung lencir
kabupaten musibayuasin
No.Hp : 0838-9866-3313
Email : [email protected]
Hobby : badminton dan membaca
Motto : “ Keberhasilan Bukannlah Milik Orang Yang
Pintar. Keberhasilan Adalah Mareka Yang Senatiasa
Berusaha” B.J.Habibie.
B. Riwayat Pendidikan
1. 2004 – 2011 : SD 1 Bayung Lencir
2. 2011 – 2014 : SMP N 1 Bayung Lencir
3. 2014 – 2017 : SMA 1 Bayung Lencir
Top Related