UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3....

23

Transcript of UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3....

Page 1: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 2: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 3: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 4: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A

(pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Risiko ini muncul apabila adanya gangguan terhadap supply untuk

pengembangan infrastruktur. Gangguan ini dapat muncul dari internal

(proses produksi) atau dari eksternal (klien, Pemasok Alpro dan lain-lain)

kegagalan ini menyebabkan tertundanya pengembangan infrastruktur dan

merusak perencanaan strategi operasi.

Selain risiko supply, sub risiko lain mencakup risiko performance, hal

ini dikarenankan alat produksi yang sudah usang, obsolete, rusak dan lain-

lainnya yang mengakibatkan fokus pengembangan infrastruktur terhenti

karena konsentrasi digunakan untuk memperbaiki Alpro yang bermasalah. Tabel 4.7 Risiko Pengembangan Infrastruktur

Risiko Kode Frequency Severity Terganggunya kebutuhan supply B Often AA Menurunnya peforma alat produksi C Often AA

3. Risiko Provisioning

Risiko pada bagian ini terbagi menjadi dua, pertama adalah

keterlambatan provisioning yang berarti keterlambatan proses pengantaran

supply. Hal ini muncul karena berbagai faktor mulai dari teknis seperti

kualifikasi barang yang salah, atau faktor non-teknis seperti kecelakaan,

bencana alam. Sehingga pemenuhan order tidak sesuai dan bisa

menghambat proses produksi secara keseluruhan Yang pada akhirnya

menyebabkan keterlambatan pada respond time dan delivery time. Risiko

kedua adalah risiko kesalahan koneksi yang mengakibatkan

• Ketiadaan alat produksi.

• Keterlambatan penerbitan dokumen provisioning

Tabel 4.8 Risiko Provisioning

63

Page 5: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

Risiko Kode Frequency Severity Keterlambatan proses provisioning D Probable A Kesalahan koneksi E Probable AA

4. Risiko Fault Handling

Risiko ini terjadi akibat ketidakmampuan tools Fault handling

menanggapi gangguan terhadap infrastruktur yang mengakibatkan

gangguan terhadap layanan.

Tabel 4.9 Risiko Fault Handling

Risiko Kode Frequency Severity Terputus layanan F Daily B

5. Risiko Pengelolaan Trafik

Risiko ini muncul karena adanya kesalahan routing dan kegagalan

panggil yang muncul karena kesalahan teknis alat produksi. Risiko ini

mengakibatkan kegagalan hubungan telekomunikasi yang pada akhirnya

akan mengurangi revenue perusahaan.

Tabel 4.10 Risiko Pengelolaan Trafik

Risiko Kode Frequency Severity Kesalahan routing G Probable AAA Kegagalan panggil H Probable AAA

6. Risiko Pengelolaan Satelit

Risiko ini mencakup pemeliharaan, pengendalian komunikasi, dan

pengendalian satelit. Risiko yang mungkin timbul adalah risiko gangguan

network satelit yang disebabkan oleh adanya gangguan teknis dan gangguan

teknis. Risiko ini berdampak besar tapi tidak langsung terhadap revenue

perusahaan

Tabel 4.11 Risiko Pengelolaan Satelit

Risiko Kode Frequency Severity Gangguan network satelit I Daily AA

64

Page 6: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

7. Risiko Standarisasi dan Tingkat Performansi Sistem Perangkat

Risiko ini terjadi karena gangguan perangkat yang mengakibatakan

tingkat performansi alat produksi menurun. Sedangkan risiko kedua

availability yang tidak tercapai dikarenakan gangguan terhadap perangkat.

Standarisasi dan tingkat performansi sistem perangkat bertujuan untuk

menjamin tingakt kehandalan, keefisienan, serta keefektifan dari layanan

yang diberikan oleh perusahaan.

Tabel 4.12 Risiko Standarisasi dan Tingkat Performansi Sistem Perangkat

Risiko Kode Frequency Severity Gangguan perangkat J Often B Availability tidak tercapai K Often B

8. Risiko Pengelolaan Data Billing

Risiko ini muncul karena adanya data biling yang tidak valid

sehingga mengakibatkan keterlambatan keterlambatan proses billing.

Ketidakvalidan pada proses biling diakibatkan dua faktor, yaitu:

• Collect data record (CDR) cacat / Tidak dapat dibaca. biasanya

disebabkan perubahan parameter sentral yang tidak sesuai atau belum di

update.

• Transfer CDR yang gagal diakibatkan kerusakan data di dalam

networking CDR.

Tabel 4.13 Risiko Pengelolaan Data Billing

Risiko Kode Frequency Severity CDR cacat / tidak dapat dibaca L Probable B Transfer CDR gagal M Probable B

9. Risiko Analisis Gangguan

Risiko ini terjadi akibat :

Data yang tidak akurat, hal ini terjadi karena pengambilan, pemprosesan

dan analisis data yang tidak akurat.

65

Page 7: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

Proses tidak sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedures) Hal ini

disebabkan karena SOP yang belum baku, sosialisasi SOP yang tidak

memadai serta kontrol atas SOP yang lemah.

Kompetensi SDM, hal ini terjadi karena ketidakmampuan pegawai untuk

menangani permasalahan pekerjaan. Kompetensi SDM juga berpengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan dan kegiatan operasional

perusahaan.

Tabel 4.14 Risiko Analisis Gangguan

Risiko Kode Frequency Severity Data tidak akurat N Probable B Proses tidak sesuai SOP O Often A Kompetensi SDM P Often A

10. Risiko Pengelolaan Pemeliharaan Alat Produksi

Risiko ini timbul karena adanya pengelolaan alat produksi yang tidak efisien

dan optimal sehingga menimbulkan tidak tercapainya target produksi serta

biaya perbaikan terhadap alat produksi.

Tabel 4.15 Risiko Pengelolaan Pemeliharaan Alat Produksi

Risiko Kode Frequency Severity Pengelolaan Pemeliharaan Alat Produksi Q Probable A

Setelah melalui proses diatas, hasil data Telkom menunjukkan terdapat 17

macam risiko operasi yang terdiri dari 3 risiko dengan kategori very high, 7

risiko dengan kategori risiko high, 4 risiko dengan kategori medium dan 3 risiko

dengan kategori low. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut ini:

66

Page 8: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 9: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 10: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 11: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 12: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

4.4.1 Definisi Matriks Risiko

Ada dua pilar utama dalam pendefinisian matriks risiko yaitu

kuantifikasi risiko dan kualifikasi risiko. Kuantifikasi risiko terkait dengan

dampak kerugian secara finansial sedangkan kualifikasi risiko lebih kepada

probabilitas risiko tersebut muncul. Terlepas dari perbedaan tersebut kedua

faktor tersebut dapat dibuat profil risikonya. Dimana setiap faktor mempunyai

mapping risiko tersendiri yang berbeda.

Pada mapping kuantifikasi, hasil pengukuran risiko sudah menunjukkan

variabel data yang dapat dimasukkan langsung kedalam mapping. Karena pada

perhitungan kuantifikasi, data sudah berupa nilai kerugian yang ditunjukkan

oleh sebuah risiko. Tetapi perlu scalling kualifikasi untuk menentukan tingkat

dampak finansialnya sebagai berikut:

Gambar 4.27 Contoh scalling Kualifikasi

Apabila angka kerugian telah dapat dikategorikan menjadi low, medium,

high atau very high, nilai tersebut dimasukkan kedalam mapping kuantifikasi

dengan memperhatikan frekuensi terjadinya risiko. Sehingga terlihat dalam

mapping kuantifikasi:

71

Page 13: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 14: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 15: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 16: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 17: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 18: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

4.5 Manajemen Risiko

4.5.1 Pengendalian Risiko

Tahapan selanjutnya adalah pengendalian risiko, dimana pada tahapan

ini risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan diukur akan ditangani untuk

mengurangi dampak dan frekuensi risiko. Penanganan risiko dapat dibagi

menjadi lima metode yaitu:

1. Menerima risiko

Tindakan menerima risiko dilakukan apabila kategorisasi risiko

berada pada level low (pada tabel 4.19 mempunyai bobot 1). Pendekatan ini

diterapkan karena reiko tersebut tidak terlalu berpengaruh pada kinerja

perusahaan dan biaya untuk menanggulangi risiko lebih besar daripada

risiko itu sendiri.

2. Menghindari risiko

Menghindari risiko adalah tindakan untuk menolak memiliki,

menerima atau melaksanakan kegiatan kegiatan yang mengandung risiko

walupun hanya untuk sementara. Pendekatan ini juga melakukan

penyerahan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera

menghentikan kegiatan begitu diketahui mengandung risiko. Tindakan ini

dilakukan untuk risiko dengan kategorisasi risiko sangat tinggi (contoh pada

matriks 3D ada pada sumbu-sumbu yang mempunyai kategorisasi bobot 4,

lihat pada tabel 4.19). kategorisasi sangat tinggi ini berdampak sangat tinggi

dan penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi.

3. Mengurangi risiko

Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari

risiko itu sendiri. Pendekatan ini dijalankan dengan merendahkan

probabilitas terjadinya kerugian dan/atau mengurangi keparahannya jika

kerugian itu memang terjadi. Cara cara yang dipergunakan adalah:

• Metode pencegahan dan pengurangan kerugian

Metode ini berguna untuk mengurangi keparahan potensial dari kerugian

dan mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya kerugian.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

Minimalization Program atau Salvage Program.

• Metode pengendalian menurut sebab terjadinya

Metode ini memakai dua pendekatan antara lain, pendekatan teknis yang

menekankan pada sebab-sebab teknik mekanikal, seperti perbaikan kabel

77

Page 19: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko
Page 20: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

4.5.2 Penanganan Risiko

Penanganan risiko merupakan tahapan lanjutan dari tabel 4.21. Tahapan

ini mencakup analisis deskripsi risiko, dampak risiko (secara lebih lengkap

dapat dilihat pada lampiran 5), mitigasi risiko (Risk Treatment) serta langkah

langkah pencegahan timbulnya risiko dan monitoring risiko .

1. Risiko Manajemen Alat Produksi (dampak High)

Risiko ini terjadi karena kapasitas penggunaan Alpro tidak digunakan secara

optimal sehingga menimbulkan dampak data pemasaran tidak akurat dan

target revenue tidak terpenuhi, mitigasi risiko adalah dengan cara validasi

data Manajemen Alat Produksi dan mengupdate alat produksi. Pencegahan

secara dini adalah memastikan Alat Produksi secara memastikan

keakurasian data.

.

2. Risiko Pengembangan Infrastruktur (dampak High)

Risiko yang muncul adalah gangguan terhadap supply untuk pengembangan

infrastruktur. Gangguan ini mengakibatkan demand tidak terpenuhi.

Mitigasi risiko adalah dengan cara penggantian perangkat secara bertahap

dan menerapkan kebijakan supply kepada supplier yang kompeten.

Sedangkan risiko performance disebabkan oleh efisiensi alat produksi yang

menurun. Dampaknya adalah ketidakmampuan memenuhi target produksi

yang sudah ditetapkan. Mitigasi risiko adalah dengan cara menyusun

dokumen perencanaan yang lebih baik.

3. Risiko Provisioning (dampak Medium)

Risiko pada keterlambatan provisioning berarti keterlambatan proses

pengantaran supply, sehingga berdampak pada pemenuhan order tidak

sesuai. Mitigasi Risiko adalah konsolidasi koordinasi serta mengaplikasikan

online provisioning atau pengalihan proses pengantaran supply kepada pihak

ketiga.

Risiko kedua adalah risiko kesalahan koneksi yang mengakibatkan respond

time dan delivery time terlambat. Mitigasi risiko adalah dengan

meningkatkan kualitas networking dan implementasi online provisioning

yang terintegrasi.

79

Page 21: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

4. Risiko Fault Handling (dampak Very High)

Risiko ini terjadi akibat ketidakmampuan tools Fault Handling menanggapi

gangguan terhadap infrastruktur sehingga mengakibatkan terputusnya

layanan. Dampaknya sangat tinggi karena mengakibatkan kerugian yang

besar bagi perusahaan antara lain disebabkan kurangnya tools fault

handling. Mitigasinya adalah implementasi fault handling yang terintegrasi

dan peningkatan intensitas preventive maintenance sesuai ISO

5. Risiko Pengelolaan Trafik (dampak Medium)

Risiko ini muncul karena adanya kesalahan routing dan kegagalan panggil

sehingga berdampak kepada Loss Revenue. Mitigasi risiko yang dilakukan

adalah dengan melakukan pengecekan secara rutin Central Database

6. Risiko Pengelolaan Satelit (dampak Very High)

Risiko terhadap pengelolaan Satelit (pemeliharaan, pengendalian

komunikasi dan pengendalian satelit) adalah gangguan network satelit yang

mengakibatkan loss revenue perusahaan. Mitigasi dari risiko ini adalah

penyediaan cadangan alat produksi satelit dan kontingensi transponder

7. Risiko Standarisasi dan Tingkat Performansi Sistem Perangkat

(dampak Very High)

Risiko ini terjadi karena gangguan perangkat yang mengakibatkan tingkat

performansi alat produksi menurun serta availability yang tidak tercapai

dikarenakan gangguan terhadap perangkat. Hal ini diakibatkan perangkat

sebagian sudah obsolete dan dukungan teknis dari rekanan terkait kurang

memadai sehingga berdampak pada loss revenue. Mitigasi risiko adalah

implementasi aplikasi pengendalian performansi yang terintegrasi

8. Risiko Pengelolaan Data Billing (dampak High)

Risiko ini muncul karena adanya CDR cacat / tidak dapat dibaca dan transfer

CDR gagal sehingga berdampak pada data billing tidak valid dan

keterlambatan proses billing. Agar data biling telah tercatat dengan baik dan

proses transfering berjalan lancar perlu dilakukan mitigasi risiko dengan

cara memback up data secara otomatis dan terjadwal serta monitoring data

secara real time

80

Page 22: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

9. Risiko Analisis Gangguan (dampak High)

Risiko ini mencakup data yang tidak akurat, proses tidak sesuai dengan SOP

(Standard Operating Procedures) , kompetensi SDM sehingga berdampak

pada Loss Revenue dan pengambilan keputusan strategis tidak tepat.

Mitigasi risikonya adalah pelaksanaan kegiatan operasional sesuai sesuai

SOP (Standard Operating Procedures).

10. Risiko Pengelolaan Pemeliharaan Alat Produksi (dampak Medium)

Risiko ini timbul karena adanya pengelolaan alat produksi yang tidak efisien

dan optimal sehingga berdampak pada target yang tidak tercapai dan Loss

Revenue. Mitigasi risikonya adalah dengan evaluasi pemeliharaan Alat

produksi, evaluasi kelengkapan tool dan Bispro ISO, SOP, pemeliharaan

kompetensi SDM dan apabila memungkinkan melakukan pengalihan kepada

pihak ketiga (Outsourcing)

4.5.3 Monitoring Risiko

Monitoring risiko adalah tahapan untuk mengetahui keefektifan

penanganan risiko itu sendiri. Secara umum tahapan ini menganilisis

performansi dari kegiatan pengendalian risiko berdasar kepada KRI (Key Risk

Indicator). Variabel variabel dari hasil KRI kemudian diolah untuk

dikembalikan kepada tahapan pengendalian dan penanganan risiko. Untuk

penjelasan umum tentang KRI dapat dilihat pada lampiran 6

Variabel-variabel hasil data KRI (Key Risk Indicator) dapat diterapkan

pada dua cara monitoring, yaitu sebagai berikut:

1. Pengunaan Target

Metode ini adalah menggunakan target yang telah ditetapkan pada saat

pengendalian risiko. Target tersebut adalah patokan keberhasilan. Kinerja

pengendalian dianggap baik bila hasil mencapai atau lebih baik dari target.

Kalaupun ada toleransi, penyimpangan dibawah 5% masih bisa

dikategorikan dalam kriteria baik. Misalkan target pemenuhan kebutuhan

supply sebesar 20.000 unit. Pencapaian sebesar 19.000 unit atau lebih masuk

dalam kategori baik.

81

Page 23: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN TELKOM … penanganannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 3. Mengurangi risiko Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dan frekuensi dari risiko

2. Penggunaan Perbandingan

Kinerja operasi perusahaan dianggap baik apabila hasilnya lebih baik dari

rata-rata kinerja perusahaan lain. Benchmarking ini dilakukan terhadap

perusahaan sejenis yang bergerak di industri yang sama (Contoh; Telekom

Malaysia, Singtel Singapore, AT&T Amerika dan lain-lain). Misalnya

perusahaan menetapkan target pengurangan kegagalan panggil sebesar 25%.

Sekalipun hasilnya hanya 17%, kinerja tersebut dapat dikategorikan baik

bila rata-rata pengurangan kegagalan panggil perusahaan sejenis dibawah

17%

82