eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 2 ): 385-396 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA
KUALITAS PRODUK TEMPE PADA USAHA
HOME INDUSTRI TEMPE IBU NURDIANI
DI KECAMATAN LOA KULU
TENGGARONG
Riyaldy Wirajaya1
Abstrak
Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu
memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk.
Home Industri tempe Ibu Nurdiani merupakan salah satu produsen tempe yang
berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu yang terdiri dari
menjaga kualitas produk dan mengetahui ketentuan syarat standar mutu tempe
yang sesuai dengan ketetapan badan Standarisasi Nasional Indonesia. Metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada fokus penilitiannya
adalah prosedur pembuatan tempe dan menjaga kualitas tempe. Jenis dan sumber
data menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji
laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check
sheet), histogram, dan diagram control (control-chart). Hasil penelitian yang
diperoleh yaitu prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan
mampu menjaga kualitas produk, namun belum sepenuhnya. Pada proses
produksi masi terdapat hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut
diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai,
peragian dan pemeraman. Kemudian dari data hasil uji laboratorium bahwa
kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak tempe yang dibuat Ibu
Nurdiani sudah mencapai standar mutu tempe.
Kata Kunci : Quality Control dan Menjaga Kualitas
Pendahuluan
Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu
memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas
produk. Menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pengusaha, baik usaha
besar maupun usaha kecil.
Mutu sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur
yang baik. Agar dapat menghasilkan sistem prosedur yang baik perusahaan harus
melakukan pengawasan atau pengendalian mutu terhadap produk yang akan
1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
386
diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun
pada kenyataannya masih di temukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana
mutu produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh
perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan suatu produk tidak sesuai dengan
apa yang diharapakan perusahaan di sebabkan oleh bahan baku, tenaga kerja, dan
mesin kerja (peralatan), oleh karena itu perusahaan harus lebih fokus terhadap
mutu atau kualitas produk yang akan dihasilkan.
Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting bagi suatu
perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai fungsi untuk mengendalikan mutu
biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan mutu, akan tetapi didalam
perusahaan di bagian pengendalian atau pengawasan mutu tidak selalu tergantung
pada besar kecilnya jenis produk dari perusahaan tersebut. Suatu produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memberikan dampak yang cukup besar
terhadap produk yang dihasilkan dan dapat menekan persentase dari cacat produk
yang dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga perusahaan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Setiap perusahaan memiliki standar produknya
masing-masing, standar produk ini berasal dari konsumen dan kemampuan
perusahaan. Standar produk digunakan supaya ada celah (gap) antara harapan
konsumen dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh sebab
itu perusahaan harus melakukan berbagai usaha dalam memperbaiki kualitas
produknya.
Upaya menghasilkan produk yang benar-benar memiliki kualitas yang baik
serta menghindari terjadinya kegagalan produk diluar batas dan standar yang telah
ditentukan oleh pihak perusahaan, diperlukan adanya proses pengendalian
khususnya pengendalian produksinya. Pengendalian kualitas di perusahaan harus
ada, karena dengan pengendalian produksi dapat diketahui gambaran mengenai
kualitas dari hasil produksi, apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai standar
atau tidak.
Usaha Pembuatan tempe merupakan salah satu usaha yang bergerak
dibidang produksi. Pembuatan tempe ini terletak di Jalan R. Ismanun Desa
Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Tenggarong yang merupakan jalan utama
untuk menuju usaha pembuatan tempe itu tersebut. Usaha pembuatan tempe Ibu
Nurdiani sudah merintis usahanya dari tahun 2011 dan Perkembangan usaha
pembuatan tempe Ibu Nurdiani dari tahun 2011 sampai sekarang sangatlah di
minati oleh masyarakat karena harganya murah serta tempe saat di potong tidak
hancur, selain itu produk yang dijual oleh Ibu Nurdiani ini lebih tertata rapi pada
kemasan produk tempe. Dalam sehari pembuatan tempenya Ibu Nurdiani selalu
bervariasi dalam memproduksi tempenya itu Minimal 10kg dengan hasil
mencapai 750 bungkus dan yang maximal 20kg hasilnya mencapai 1500
bungkus/hari dan dijual dengan harga Rp 250/bungkus.
Pada proses produksinya hasil tempe Ibu Nurdiani tidak selalu berjalan
mulus dikarenakan selalu ada produk yang gagal. Banyaknya produk yang
mengalami kegagalan belum diketahui secara rinci penyebabnya, menurut pihak
Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)
387
Home industri hal ini kemungkinan terjadi karena perendaman kedelai, pencucian
kedelai, suhu ruangan (peragian), dan pemeraman.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas
Produk Tempe Pada Usaha Home Industri Tempe Ibu Nurdiani Di Kecamatan
Loa kulu Tenggarong”.
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Operasi
Menurut Heizer dan Render (2014:21), manajemen produksi sebagai
serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari
masukan menjadi pengeluaran.
Mutu
Sedangkan menurut Prawirosentono (2007:5) mengemukakan pengertian
mutu adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang
dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai
uang yang di keluarkan.
Pengendalian mutu
Menurut Assauri (2008: 25) mengatakan, “pengendalian merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan, dan apabila terjadi
penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai”.
Kualitas
Menurut Purnomo (2007:162) kualitas adalah aktivitas pengendalian untuk
mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau
persyaratan dan menggambar tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada
perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
Pengendalian kualitas
Menurut Montgomery (2015:62), pengendalian kualitas adalah aktivitas
keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas
produk, membandingkan dengan spesifikasi atau pernyataan dan mengambil
tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang
sebenarnya dengan yang standar.
Tempe
(Sarwono, 2005:1) tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat
terkenal di Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia
adalah tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam
proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji
kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak
dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam, lewat masa
itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba
perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
388
Proses Produksi
Assauri (2008:35) adalah cara metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambahkan kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Prinsip dasar
pembuatan tempe ialah menumbuhkan kapang pada media kedelai untuk
mendapatkan suatu produk baru tanpa mengurangi atau menghilangkan nilai gizi
pada kedelai. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu
bahan baku yang dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan
lingkungan tumbuh (suhu, pH, dan kelembaban).
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif,
Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
(sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatf, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2011:15). Peneliti melakukan penelitian pada pelaku
usaha pembuatan tempe di Jalan R. Ismanun di Kecamatan Loa Kulu Tenggarong
yaitu dengan cara menganalisis data-data kerusakan produk dan cara
pengendalian kualitas yang diperoleh dari pengrajin pembuatan tempe melalui
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini menjelaskan objek yang diteliti
dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah
diidentifikasi dan dilakukan secara intensif dan terinci terhadap proses produksi
tempe Tenggarong.
Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, interview,
dokumentasi dan uji laboratorium.
Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan berupa lembar pemeriksaan, histogram
dan diagram control.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Lembar Pemeriksaan (Cheeck Sheet)
Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama
dilakukan adalah membuat cheek sheet. hasil pengumpulan data pada proses
pembuatan tempe Ibu Nurdiani pada jumlah produksi dan jumlah kegagalan
selama sepuluh kali pembuatan yang telah dilakukan sebagai berikut :
Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)
389
Lembar Pemeriksaan (Cheek Sheet)
Usaha Pembuatan Tempe
Ibu Nurdiani 2017
No Jumlah
Produksi
Jumlah Produk Gagal
(Bungkus)
Kerusakan
(%)
1 1500 55 0,037
2 1320 23 0,017
3 1420 35 0,025
4 1125 34 0,030
5 1140 55 0,048
6 980 24 0,024
7 1050 21 0,020
8 1230 32 0,026
9 1270 40 0,031
10 750 35 0,047
Rata-rata 1178,5 35,4 0,030
Total 11.785 354 0,306
Sumber: Data diolah bulan Oktober 2017
Berdasarkan di atas dapat diketahui rara-rata jumlah produksi 1178,5, rata-
rata jumlah produk gagal 35,4 dan rata-rata kerusakan 0,030. Sedangkan total
dari jumlah produksi adalah 11.785, dan total kerusakan jumlah produk rusak 354
tempe dan total kerusakan sebesar 0,306 selama bulan oktober dalam waktu 10
hari kerja.
Histogram Histogram ini berguna untuk melihat produk yang rusak dan apakah
memenuhi standar dan tidak memenuhi standar. Berikut ini histogram pembuatan
tempe yang dibuat sebagai berikut:
Histogram Pembuatan Tempe Ibu Nurdiani
Pada bulan Oktober 2017
Sumber : Diolah dari data wawancara
Berdasarkan Histogram yang telah ditentukan dapat dilihat bahwa tempe
yang dihasilkan Ibu Nurdiani selama sepuluh kali pembuatan di tanggal 1-10
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
390
oktober 2017 mengalami kegagalan di akibatkan pada perendaman kedelai,
pencucian kedelai, suhu ruangan (peragian) dan pemeraman.
Diagram Control (Control Chart)
Dilihat dari jumlah kerusakan dimana batas toleransi yang diteteapkan oleh
pihak home industri adalah sebesar 2%. Oleh karena itu, selanjutnya akan
dianalisis kembali untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi masih
dalam batas kendali statistik melalui grafik kendali. Peta kendali P mempunyai
manfaat untuk membantu untuk membantu pengendalian kualitas produksi serta
dapat memberikan informasi mengenai kapan dan di mana Home Industri harus
melakukan perbaikan kualitas.
Adapun langkah langkah untuk membuat peta kendali p tersebut adalah :
a. Menghitung persentase kerusakan
Keterangan :
= Jumlah kerusakan
= Jumlah produksi
Subgrup = Hari ke-
Maka perhitungan datanya adalah sebagai berikut :
Observasi 1 : = = 0,037
Observasi 2 : = = 0,017
Observasi 3 : = = 0,025
Observasi 4 : = = 0,030
Observasi 5 : = = 0,048
Observasi 6 : = = 0,024
Observasi 7 : = = 0,020
Observasi 8 : = = 0,026
Observasi 9 : = = 0,031
Obsevasi 10 : = = 0,047
b. Menghitung Garis Pusat (Central Line)
Garis Pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( )
Keterangan :
= jumlah total yang rusak
Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)
391
= jumlah total yang diperiksa
Maka perhitungannya adalah :
= 0,030
c. Menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit)
Untuk menghitung batas kendali atas UCL dilakukan dengan rumus :
Keterangan :
= Rata-rata ketidak sesuaian produk
= Jumlah produksi
Untuk perhitungannya adalah :
Observasi 1: = = 0,0432
Observasi 2: = = 0,0444
Observasi 3: = = 0,0435
Observasi 4: = = 0,0452
Observasi 5: = = 0,0451
Observasi 6: = = 0,0463
Observasi 7: = = 0,0457
Observasi 8: = = 0,0455
Observasi 9: = = 0,0443
Observasi10: = = 0,0486
d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL). Untuk
menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :
Keterangan :
= rata-rata ketidak sesuaian produk
= jumlah produksi
Maka perhitungannya adalah :
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
392
Observasi 1: = = 0,0167
Observasi 2: = = 0,0159
Observasi 3: = = 0,0164
Observasi 4: = = 0,0147
Observasi 5: = = 0,0148
Observasi 6: = = 0,0136
Observasi 7: = = 0,0142
Observasi 8: = = 0,0154
Observasi 9: = = 0,0156
Observasi10: = = 0,0113
Untuk perhitungan peta kendali p selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Perhitungan Batas Kendali
Periode Bulan Oktober 2017
HARI JUMLAH
PRODUK
KEGAGALAN
PRODUK P CL UCL LCL
1 1500 55 0,037 0,030 0,0432 0,0167
2 1320 23 0,017 0,030 0,0444 0,0159
3 1420 35 0,025 0,030 0,0435 0,0164
4 1125 34 0,030 0,030 0,0452 0,0147
5 1140 55 0,048 0,030 0,0451 0,0148
6 980 24 0,024 0,030 0,0463 0.0136
7 1050 21 0,020 0,030 0,0457 0,0142
8 1230 32 0,026 0,030 0,0455 0,0154
9 1270 40 0,031 0,030 0,0443 0,0155
10 750 35 0,047 0,030 0,0486 0,0113
Sumber: Hasil perhitungan rumus peta kendali p
Pada Tabel perhitungan peta kendali menunjukan Proporsi kerusakan, garis
pusat, batas kendali atas dan batas kendali bawah dari observasi hari ke-1 hingga
hari ke-10.
Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)
393
Diagram Peta Kendali Proporsi Kerusakan
Bulan Oktober 2017
10987654321
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
Kegagalan
Proportion
_P=0,03004
UCL=0,04874
LCL=0,01134
1
Tests performed with unequal sample sizes
Peta Kendali
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan Softwere minitab 17
Berdasarkan gambar peta kendali p dapat dilihat bahwa data yang diperoleh
tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan bahkan masih
ada yang keluar dari batas kendali, ada 1 titik yang keluar batas kendali yaitu pada
observasi ke 5. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses produksi pada usaha
tempe Home Industri Ibu Nurdiani Oktober 2017 tidak terkendali. Hal ini
menunjukan terjadinya penyimpangan dan pengendalian kualitas pada usaha
tempe Home Industri Ibu Nurdiani memerlukan adanya perbaikan.
Pembahasan
Berdasarkan pelaksanaan Pengendalian mutu (Quality Control) pada usaha
pembuatan tempe Ibu Nurdiani yaitu dengan melakukan beberapa proses
pengendalian antara lain sebagai berikut:
Pengendalian Mutu
No Proses Kegiatan
1 Pengendalian terhadap bahan baku a. Pembelian kedelai
b. Penyortiran kedelai
2 Pengendalian Terhadap Proses
Produksi
a. Perendaman kedelai
b. Pencucian kedelai
c. Pengupasan kedelai
d. Perebusan kedelai
e. Penirisan kedelai
f. Pendinginan g. Peragian
3 Pengendalian Terhadap Produk
jadi
a. Proses pembungkusan
b. Proses pemeraman
Sumber: Data diolah
dapat dilihat Proses pengendalian produksi tempe Ibu Nurdiani yaitu
pengendalian terhadap bahan baku, pengendalian terhadap proses produksi dan
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
394
pengendalian terhadap produk jadi. Namun meski sudah menjalankan proses tetap
saja ada produk yang mengalami kegagalan.
Berdasarkan dari usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani tersebut, terdapat
banyak kendala yang dalam kegiatan produksi pembuatan tempe sering
mengalami kegagalan karena kurangnya waktu pada proses perendaman,
pencucian kedelai karena kurang bersihnya air yang digunakan, kemudian
peragian karena kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan proses
pengadukan tidak maksimal, dan pemeraman sangat menentukan jadinya tempe
apabila tempat penyimpanan tempe tidak berhasil maka kedelai dan ragi tidak
akan menyatu.
Upaya dalam menjaga kualitas Ibu Nurdiani selalu mempertahankan tempe
yang dihasilkan agar dapat terjaga yaitu langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi
penyimpangan.
2. Menjaga kebersihan pada saat proses pembuatan tempe sehingga tidak
mengalami kegagalan.
Kemudian berdasarkan potensi kerugian yang diderita home industri Ibu
Nurdiani kerusakan atau kegagalan produk ini berada di angka Rp. 88.500,- di
dalam 10 hari pembuatan yang bervariasi. Rumus perhitungan potensi kerugian
adalah sebagai berikut:
Total produk rusak x Harga jual produk. Dimana,
Total produk rusak : 354
Harga jual produk (Tempe per bungkus) : Rp. 250,-
Sedangkan pada data produksi bulan Januari - Desember 2016 potensi kerugian
yang diderita oleh home Industri Tempe di angka Rp. 3.553.500,-
Sebaiknya dalam mengurangi kerugian yang ada pada proses pengolahan
tempe lebih memperhatikan kebersihan yaitu mengganti air yang baru pada proses
perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas tambahan seperti rak
penyimpanan, kemudian suhu ruangan yang baik selama penyimpanan
dibutuhkan suhu yang sesuai agar kedelai dan ragi menyatu dengan sempurna.
Meski banyak ditemukan produk yang gagal, pengendalian mutu yang
dilakukan home industri tempe Ibu Nurdiani sudah dapat membuat produk tempe
yang dihasilkan memenuhi standar mutu tempe. Hal ini di lihat dari uji
laboratorium produk tempe Ibu Nurdiani. Berikut ini tabel uji laboratorium tempe
produksi home industri Ibu Nurdiani:
Hasil Uji Laboratorium Tempe
No Uji Hasil Uji
1 Kadar Air 60%
2 Kadar Abu 1,2%
3 Kadar Protein 18%
4 Kadar Lemak/minyak 11%
Sumber: Hasil uji Laboratorium
Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)
395
Dari ketentuan syarat mutu tempe yang di tetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional Indonesia (Sandar Mutu Tempe 01-3344-2009) dinyatakan maksimum
dari kadar air sebanyak 65%, kadar abu sebanyak 1,5%, kadar protein minimal
16%, kadar lemak minimal 10%. Sehingga dapat dikatakan dari data hasil uji
laboratorium tempe Ibu Nurdiani ini bahwa kadar air 60%, kadar abu 1,2%, kadar
protein 18%, kadar lemak/minyak 11% telah mencapai standar mutu tempe.
Penutup
Bahwa prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan
mampu menjaga kualitas produk tempe Ibu Nurdiani di kecamatan Loa Kulu
Tenggarong. Namun pada kenyataanya masih terdapat produk dari hasil produksi
yang mengalami kegagalan. Karena kurangnya memperhatikan sosialisasi
prosedur pengolahan tempe dan kurangnya waktu pada proses perendaman,
kurangnya kebersihan seperti air yang digunakan pada saat pencucian, pada saat
peragian kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan masih panas
kemudian proses pengadukannya tidak maksimal dan yang terakhir pada saat
proses pemeraman tempe yang telah dibungkus hanya di tumpuk saja tidak di
susun rapi. Kegagalan tersebut terjadi disebabkan oleh kelalaian dari pekerja atau
karyawan home industri tempe, cuaca hujan yang tak menentu dan kebersihan.
Bahwa hasil uji laboratorium tempe yang dibuat Ibu Nurdiani Di
Kecamatan Loa Kulu Tenggarong sudah mencapai Standar Mutu Tempe yang
telah di tentukan.
Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya tetap mempertahankan
prosedur tempe yang digunakan agar usaha kedepannya selalu sesuai dengan
standar.
Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya memperhatikan kebersihan
yaitu mengganti air yang baru untuk meminimalkan racun-racun berbahaya bagi
tubuh ketika pada proses perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas
tambahan seperti rak penyimpanan.
Daftar Pustaka
Sumber Buku : Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :
Lembaga Penerbit FE UI. Assauri, Sofjan 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi
Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ahyari, Agus. 2002 “Management Produksi Perencanaan Sistem Produksi” Edisi
empat, Yogyakarta, BPFE.
Astawan, M. 2004. Menguak Manfaat Tempe. Bogor: IPB.
Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan
Dengan Tempe. Jakarta: PT Dian Rakyat.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396
396
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3441-
2009. Jakarta: Swadaya.
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung : Alfabeta
Feigenbaum. (2010). Kendali Mutu Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga
Gasprez, Vincent. 2007. Total Quality Manajemen. Jakarta : PT. Gramedia
Handoko, T.Hani. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
Pertama, Yogyakarta : BFEE
Hamming, M., dan Mahmud Nurnajamuddin., 2011. Manajemen Produksi
Modern Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Heizer, Jay and Barry Render. 2009. Operations Management (Manajemen
Operasi). Jakarta : Salemba Empat.
MN. Nasution, (2005), Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management
Jakarta: Ghalia Indonesia
Montgomery, DC. 2007. Pengantar Pengendalian Kualitas statistic. Yogyakarta
Purnomo, Hari., 2014. Pengendalian Kualitas Statistik, Graha Ilmu, Yogyakarta
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manjaemen Produksi. Jakarta : Bumi Aksara
Sarwono, B. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Swadaya.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke 16, Penerbit CV. Alfabeta,
Bandung
Supriyono. 2003. Mengukur Faktor Faktor Dalam Proses Pengeringan jakarta:
Depdiknus
Yamit, Zulian. 2010. Manajemen Kualitas Produk & Jasa, Yogyakarta, Ekonesia
Maulida, 2012 Analisis Quality Control Unuk Menjaga Kualitas Produk Tempe
pada usaha Home Industri Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan
Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda
Fajar, 2012 Analisis Pengendalian Mutu (Quality control) CPO (CRUDE PALM
OIL) Pada PT. Buana Wira Subur Sakti Di Kabupaten paser”.
Intan (2012) Analisis Efektivitas Pengendalian Mutu Kemasan Hasil Produksi
Pada UD. Kaya Rasa Di Samarinda
Trysha zulfidrica (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Fotokopi Pada
CV. Surya Jaya Mandiri Di samarinda
Saprullah (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode
Six Sigma Pada Raja Roti Di Samarinda
Ilham (2012) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan
Metode Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa Media
Grafika (tribun News)
Hidayat, N. 2008,Fermentasi Tempe. http://ptp2007.files.wordpress.com/2008/03/
fermentasi-tempe.pdf.( diakses pada tanggal 15 juli 2017)
Top Related