ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM
SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN
ECONOMIC VALUE ADDED PERIODE 2010 – 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SYARIFAH DEWI HARAHAP
NIM: 1112046100114
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ABSTRAK
Syarifah Dewi Harahap. 1112046100114. Analisis Perbandingan Kinerja
Bank Umum Syariah Dengan Menggunakan Metode ROA, ROE, dan EVA
Periode 2010 – 2015. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat,
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Analisis rasio keuangan yang sudah sering digunakan dalam menghasilkan
laba adalah rasio Return On Asset dan Return on Equity. Meskipun telah
digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan
keputusan investasi, penggunaan analisis laporan keuangan memiliki kelemahan
yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah
suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk
mengatasinya dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added
yang mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan
cara mengurangi beban biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang
dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan
tiga bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
dengan menggunakan metode Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
dan Economic Value Added (EVA) pada periode 2010 – 2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM)
mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan kedua bank lainnya.
Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Rasio Keuangan,
Economic Value Added (EVA), Kinerja Keuangan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang tiada hentinya melimpahkan segala nikmat, rahmat, karunia, serta hidayah-
Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK
UMUM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN
ECONOMIC VALUE ADDED PERIODE 2010 – 2015”. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya.
Alhamdulillahi rabbil’ alamin berkat rahmat Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar
sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap skripsi ini dapat
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi islam khususnya perbankan syariah.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini, dan juga pihak-
pihak yang telah membantu penulis selama menjalankan kuliah hingga selesai.
Dengan rasa hormat penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
vii
1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A., selaku
Ketua Program Studi Muamalat dan Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya konsentrasi
Perbankan Syariah yang telah memberikan ilmu bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap Staff Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas penyediaan literatur
dalam penulisan skripsi ini.
6. Kedua Orang tua penulis, yaitu Bapak Muhammad Juni Harahap dan Ibu
Roslina Siregar yang senantiasa mendoakan anaknya agar menjadi pribadi
yang berakhlak mulia serta selalu memberikan dukungan yang tiada henti
baik moril maupun materil. Terimakasih telah menjadi orang tua yang
hebat, semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT dan semoga kelak penulis
dapat membahagiakan kalian. Aamiin.
viii
7. Teman-teman seperjuangan di UIN khususnya mahasiswa Perbankan
Syariah angkatan 2012, Kelas PS C 2012 dan Teman Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Nahl 2015. Suatu keberuntungan dapat mengenal kalian, semoga
kita dapat mencapai sukses dengan silaturahmi yang tetap terjaga.
8. Sahabat suka dan duka “DRIMSS” : Dewi, Rifka, Ika, Mutia, Suci, Sella.
Terimakasih telah membuat empat tahun ini terasa begitu luar biasa, kalian
penyempurna masa-masa kuliahku. Semoga kelak kita dapat mencapai
mimpi masing-masing dan semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga
tua nanti.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak
yang turut andil dalam selesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat serta
memberikan pengetahuan bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 2 September 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 9
D. Perumusan Masalah .............................................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
1. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................... 14
A. Perbankan Di Indonesia ........................................................................................ 14
B. Laporan Keuangan ................................................................................................ 16
C. Kinerja Keuangan ................................................................................................. 18
x
D. Return On Asset (ROA) ........................................................................................ 19
E. Return On Equity (ROE)....................................................................................... 21
F. Economic Value Added (EVA) ............................................................................ 23
G. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 31
H. Review Studi Terdahulu........................................................................................ 32
I. Hipotesis ............................................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................... 39
B. Jenis Data Dan Sumber Data ................................................................................ 40
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 40
D. Objek Penelitian .................................................................................................... 42
E. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 52
A. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode ROA ................................................... 52
B. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode ROE ................................................... 54
C. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode EVA ................................................... 57
D. Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) ........................................ 87
E. Pengujian Statistik Anova Satu Arah (One Way Anova) ...................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 98
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 98
B. Saran ..................................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio ROA ................................................... 21
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio ROE ................................................... 22
Tabel 2.3 Review Studi Terdahulu ........................................................... 32
Tabel 4.1.1 Return On Asset (ROA) BSM, BMI, dan BNI Syariah ........... 52
Tabel 4.2.1 Return On Equity (ROE) BSM, BMI, dan BNI Syariah ........... 55
Tabel 4.3.1.1 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) BSM ....................... 57
Tabel 4.3.1.2 Invested of Capital (IC) BSM ................................................... 58
Tabel 4.3.1.3 Tingkat Hutang (D) BSM ......................................................... 59
Tabel 4.3.1.4 Tingkat Modal (E) BSM ........................................................... 60
Tabel 4.3.1.5 Cost of Debt (Rd) BSM ............................................................. 61
Tabel 4.3.1.6 Cost of Equity (Re) BSM .......................................................... 62
Tabel 4.3.1.7 Tarif Pajak (Tax) BSM ............................................................. 63
Tabel 4.3.1.8 WACC BSM ............................................................................ 64
Tabel 4.3.1.9 Capital Charges (CC) BSM ..................................................... 65
Tabel 4.3.1.10 Economic Value Added (EVA) BSM ...................................... 66
Tabel 4.3.2.1 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) BMI ....................... 67
Tabel 4.3.2.2 Invested of Capital (IC) BMI ................................................... 68
Tabel 4.3.2.3 Tingkat Hutang (D) BMI ......................................................... 69
Tabel 4.3.2.4 Tingkat Modal (E) BMI ........................................................... 70
Tabel 4.3.2.5 Cost of Debt (Rd) BMI............................................................. 71
Tabel 4.3.2.6 Cost of Equity (Re) BMI .......................................................... 72
Tabel 4.3.2.7 Tarif Pajak (Tax) BMI ............................................................. 73
xii
Tabel 4.3.2.8 WACC BMI ............................................................................. 74
Tabel 4.3.2.9 Capital Charges (CC) BMI...................................................... 75
Tabel 4.3.2.10 Economic Value Added (EVA) BMI ....................................... 76
Tabel 4.3.3.1 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) BNIS ..................... 77
Tabel 4.3.3.2 Invested of Capital (IC) BNIS ................................................. 78
Tabel 4.3.3.3 Tingkat Hutang (D) BNIS ........................................................ 79
Tabel 4.3.3.4 Tingkat Modal (E) BNIS ......................................................... 80
Tabel 4.3.3.5 Cost of Debt (Rd) BNIS ........................................................... 81
Tabel 4.3.3.6 Cost of Equity (Re) BNIS ........................................................ 82
Tabel 4.3.3.7 Tarif Pajak (Tax) BNIS ............................................................ 83
Tabel 4.3.3.8 WACC BNIS............................................................................ 84
Tabel 4.3.3.9 Capital Charges (CC) BNIS .................................................... 85
Tabel 4.3.3.10 Economic Value Added (EVA) BNIS ..................................... 86
Tabel 4.4.1 Economic Value Added BSM, BMI, dan BNI Syariah ........... 87
Tabel 4.5.1 Uji Anova Return On Asset (ROA)........................................... 90
Tabel 4.5.2 Uji Anova Return On Equity (ROE) ......................................... 92
Tabel 4.5.3 Uji Anova Economic Value Added (EVA) ............................... 94
Tabel 4.5.4 Uji Post Hoc Economic Value Added (EVA) ........................... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah di
Indonesia Tahun 2010-2015 ..................................................... 3
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Jumlah Bank di Indonesia .................... 7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di
Indonesia, oleh karena itu Indonesia sudah seharusnya menjadi kiblat
keuangan syariah di dunia. Perbankan syariah di Indonesia dan di dunia
menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pilar penyokong
stabilitas sistem keuangan nasional. Hal ini dibuktikan pada tahun 1998
bahwa bank syariah mampu berkembang di tengah krisis yang pernah
melanda di Indonesia. Selama krisis ekonomi tersebut bank syariah
memenuhi kinerja yang lebih baik dibandingkan bank konvensional. Hal
ini dapat dilihat dari rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah.
Namun, persaingan bisnis yang terdapat di Indonesia pada masa
sekarang ini telah berkembang semakin pesat, persaingannya tidak hanya
terdapat di dalam negeri saja tetapi juga di luar negeri. Dalam kondisi
seperti ini perbankan syariah harus mampu meningkatkan kinerjanya agar
dapat bersaing dengan perbankan konvensional yang sudah ada terlebih
dahulu. Selain itu tantangan lainnya adalah bagaimana mewujudkan
kepercayaan dari para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam hal
kemampuan memobilisasi simpanan, menarik investasi, menyalurkan
pembiayaan, menanamkan investasi, sekaligus memperluas kesempatan
kerja, dan membantu pemerintah membiayai defisit anggaran untuk
2
pembangunan. Hal tersebut terjadi karena semua institusi keuangan harus
merespon realitas bahwa penyedia dana serta stakeholders yang lain
memiliki harapan, dan mereka tidak akan menanamkan dana atau
berkontribusi dengan baik apabila ekspektasi mereka tidak dapat terpenuhi.
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa, yang
mana kepercayaan masyarakat akan menempati porsi yang sangat besar
dalam menjaga kelangsungan hidup bank, karena kelangsungan hidup bank
sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat1. Dan pada masa sekarang
ini, masyarakat sudah mulai pintar untuk melihat bank syariah mana yang
memiliki prospek yang lebih baik yaitu melalui kinerja keuangannya.
Jika dilihat dari tahun ke tahun perkembangan perbankan syariah
baik dari segi aset, dana pihak ketiga, pembiayaan maupun jaringan kantor
terus bertambah. Ini menandakan bahwa respon masyarakat dan juga
pemerintah sangat baik. Berdasarkan data yang dirilis oleh OJK
menunjukkan hingga Desember 2015 terdapat 12 bank umum syariah
(BUS), 22 unit usaha syariah (UUS), dan 163 bank pembiayaan rakyat
syariah (BPRS) serta jaringan kantor sebanyak 2.747. Adapun total aset
(khusus BUS dan UUS) sebesar Rp296,262 triliun, pembiayaan sebesar
Rp212,996 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan
syariah sebesar Rp231,175 triliun2.
1 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana,2010),
h.11
2 www.ojk.go.id, Statistik Perbankan Syariah Desember 2015
3
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah di
Indonesia
Tahun 2010-2015
(Miliar Rupiah)
Sumber: www.ojk.go.id (Statistik Perbankan Syariah)
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu cara
untuk melihat kinerja bank dapat dianalisis melalui laporan keuangannya3.
Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan,
sedangkan dari sudut pandang manajemen analisis laporan keuangan
digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan dan yang
lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan
mempengaruhi peristiwa dimasa depan4. Informasi yang diperoleh dari
analisis laporan keuangan dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang
maju atau akan mengalami kesulitan keuangan. Kinerja sebuah perusahaan
lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode
3 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.216
4 Brigham, F. Eugene & Houston, Joel F., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan buku satu, (Jakarta: Airlangga,2001), h.78
4
tertentu5. Penilaian kinerja keuangan melibatkan penilaian terhadap
keadaan keuangan di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
Tujuannya untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja
keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah dimasa
depan dan menentukan kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan.
Analisis rasio keuangan yang sangat mudah dan sudah sering
digunakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan adalah rasio Earning.
Dalam penelitian ini ukuran kemampuan bank dalam menghasilkan laba
(Earning) dilakukan dengan menganalisis rasio Return On Asset (ROA)
dan Return on Equity (ROE). Meskipun telah digunakan secara luas oleh
investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi
karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis
laporan keuangan memiliki kelemahan yaitu mengabaikan adanya biaya
modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah
berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak.
Adapun kelemahan lain yang dirasakan dari pengguna rasio-rasio
dalam pengukuran kinerja keuangan yaitu angka-angka yang diperoleh dari
perhitungan tidak bisa berdiri sendiri. Rasio-rasio tersebut akan berarti jika
ada perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat
resiko yang hampir sama atau dibandingkan dengan rasio industri,
disamping itu juga diperlukan analisa kecenderungan dari tiap-tiap rasio
5 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan, Cetakan kelima,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005), h.6
5
dengan tahun sebelumnya (time series)6. Selain itu, pengukuran
berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau
perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan, sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan
meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan
dan bahkan menurun. Masalah tersebut tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, dan ROE untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa
efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen yang mana semakin besar
persentase ROE maka semakin besar dan efektif kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. Walaupun memiliki kelemahan, analisis kinerja
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti ROA dan ROE sudah lama
dipakai oleh Bank Indonesia sebagai bahan pertimbangan para investor.
Untuk mengatasinya dikembangkan suatu konsep baru yaitu
Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah
(Value Creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara
mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat
investasi yang dilakukan. EVA merupakan indikator tentang adanya
penciptaan nilai dari suatu investasi. Economic Value Added (EVA)
6
Ridwan Zulkarnain, “Analisis Komparatif Return On Assets (ROA) Dengan Economic
Value Added (EVA) Dalama Menilai Kinerja Keuangan Perbankan”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar), 2013, h.3
6
digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam meningkatkan laba
perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Secara konseptual
EVA menunjukkan laba yang sebenarnya (real earning) dari perusahaan
dan juga memperhitungkan modal saham7. Konsep Economic Value Added
(EVA) dapat melengkapi analisis rasio keuangan karena dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan sepenuhnya kepentingan dan
harapan penyedia dana8. Metode ini digunakan untuk menutupi kelemahan
ROA dan ROE yang terbatas pada modal dan aset saja sedangkan metode
EVA sebagai analisis pembanding laba setelah pajak dengan modal yang
dimiliki.
Penelitian mengenai kinerja keuangan menggunakan rasio
keuangan dan EVA sudah cukup banyak dilakukan. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Ria Ayu Devi9 didapatkan hasil bahwa metode EVA dinilai
lebih menguntungkan karena penilaian kinerja dengan menggunakan EVA
membantu para manajer untuk membuat keputusan investasi yang lebih
baik. Sedangkan metode ROA dinilai kurang menguntungkan karena rasio
ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi
seberapa baik perusahaan telah memakai dananya tanpa memperhatikan
besaran relatif sumber dana sehingga keputusan yang meningkatkan ROA
7 Rudianto, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h.340
8 Wilmar Amonio Gulo dan Wita Juwita Ermawati, Analisis Economic Value Added
(EVA) dan Market Value Added (MVA) Sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT SA, Jurnal
Manajemen dan Organisasi, Vol II No.2, Agustus 2011, h.123
9 Ria Ayu Devi, Perbandingan Antara Economic Value Added (EVA) Dan Return On
Asset (ROA) Dalam Menilai Kinerja Perusahaan, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta), 2014
7
suatu pusat investasi dapat menurunkan laba secara keseluruhan. Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Ningtias dkk10
didapatkan hasil bahwa
perbandingan kedua metode menjelaskan terdapat perbedaan yang
diakibatkan diabaikannya biaya modal pada analisis rasio keuangan, namun
EVA dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan.
Selanjutnya perkembangan jumlah bank umum di Indonesia selama
periode 2010 sampai 2015 adalah sebagai berikut:
Gambar 1.2
Grafik Perkembangan Jumlah Bank di Indonesia
Tahun 2010 - 2015
Sumber: www.ojk.go.id (Statistik Perbankan Indonesia)
Data ini merupakan jumlah perbankan secara nasional baik bank
konvensional maupun bank syariah. Sampai dengan tahun 2015 jumlah
10
Irianti Yuni Ningtias, dkk, Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan Dan Metode
Economic Value Added (EVA) Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan, (Jurnal
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang), 2014
8
bank terbanyak adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN
DEVISA) yaitu sebanyak 40 bank dan kemudian disusul dengan kelompok
bank lainnya. Dengan demikian, perbankan di Indonesia dikuasai oleh
Bank Umum Swasta Nasional Devisa sehingga kelompok bank ini
memegang peranan yang sangat penting bagi industri Perbankan Nasional.
Berdasarkan latar belakang dan research gap yang ada, penulis
terdorong untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan dari tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada BUSN DEVISA agar dapat membantu
para pihak yang berkepentingan dalam menganalisa laporan keuangan
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Menggunakan Rasio
Keuangan dan Economic Value Added Periode 2010 - 2015”.
B. Identifikasi Masalah
Kinerja keuangan bank memiliki peranan yang sangat penting
karena dapat menarik investor untuk menanamkan dananya pada bank
tersebut. Cara untuk melihat kinerja bank dapat dianalisis melalui laporan
keuangannya. Analisis rasio keuangan yang sudah sering digunakan adalah
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Meskipun telah
digunakan secara luas, penggunaan analisis laporan keuangan memiliki
kelemahan yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu
nilai atau tidak. Rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode
9
atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan
keuangan perusahaan, sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik
dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami
peningkatan dan bahkan menurun. Untuk mengatasinya dikembangkan
suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) sebagai analisis
pembanding laba setelah pajak dengan modal yang dimiliki, metode ini
digunakan untuk menutupi kelemahan ROA dan ROE yang terbatas pada
modal dan aset saja. Mengukur kinerja keuangan suatu bank dengan
berbagai metode perlu dilakukan agar dapat menutupi kelemahan dari
masing-masing metode tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan pada identifikasi
masalah mengenai metode dalam menganalisis kinerja keuangan. Peneliti
membatasi masalah yang ada yaitu masalah menganalisis kinerja keuangan
Bank Syariah di Indonesia menggunakan metode rasio-rasio keuangan
seperti Rasio Earning yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE). Analisis kinerja keuangan lainnya untuk melengkapi rasio-rasio
keuangan yaitu Economic Value Added (EVA).
Penulis membatasi penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Objek penelitian dibatasi hanya dari tiga bank dengan jumlah aset
terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu Bank Syariah
Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), dan Bank Negara
Indonesia Syariah (BNI Syariah).
10
2. Objek penelitian dilakukan pada tahun 2010 – 2015.
3. Metode pengukuran kinerja bank yaitu menggunakan metode Return
On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added
(EVA).
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana perbandingan kinerja keuangan dari tiga bank dengan jumlah
aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu BSM, BMI,
dan BNI Syariah dengan menggunakan metode Return On Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) pada periode
2010 – 2015?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah yang telah diformulasikan, maka
terdapat tujuan penelitian secara umum yang ingin dicapai, yakni :
a. Untuk menganalisis dan membandingkan kinerja keuangan tiga
bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan
menggunakan metode Return On Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), dan Economic Value Added (EVA) pada periode 2010 –
2015.
11
b. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
kinerja keuangan tiga bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah
dengan menggunakan metode Return On Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) pada periode
2010 – 2015.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang perbankan syariah khususnya dari sisi kinerja
keuangan menggunakan metode Return On Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA).
b. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang
berkaitan dengan perbankan syariah serta sebagai referensi yang
dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa untuk
penelitian relevan yang selanjutnya.
c. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan
keputusan bagi manajerial agar menjadi lebih baik dan dapat
12
memberikan sumbangan kajian penelitian untuk evaluasi
perkembangan sistem perbankan syariah perbankan mengenai
kinerja keuangan menggunakan metode Return On Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA).
d. Bagi Masyarakat Luas
Penelitian ini berfungsi sebagai bahan informasi bagi masyarakat
luas mengenai kinerja keuangan perbankan syariah dan seberapa
besar prospek perbankan syariah di Indonesia khususnya tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada BUSN Devisa.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan
penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima
bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika
penelitian.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini terdiri dari teori-teori yang berkaitan dengan
kinerja keuangan perbankan syariah. Pembahasan
13
mengenai teori tersebut meliputi gambaran umum kinerja
keuangan, definisi Return On Asset (ROA) & Return On
Equity (ROE), dan definisi Economic Value Added
(EVA).
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai jenis dan
sumber data, objek penelitian, metode pengumpulan data,
teknik pengolahan data, dan metode analisis data yang
digunakan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil pengukuran kinerja keuangan yang
dilakukan dengan metode Earnings yaitu Return On Asset
(ROA) & Return On Equity (ROE), dan dengan metode
Economic Value Added (EVA).
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan akhir dan saran-saran yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian yang dilakukan.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Perbankan Di Indonesia
1. Definisi Bank Syariah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya. Secara
umum, bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip hukum atau syariat islam dengan
mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadits. Berusaha sesuai dengan
prinsip syariat islam adalah beroperasi mengikuti ketentuan syariat
islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara islam,
diantaranya menjauhi praktik yang mengandung unsur maysir, gharar,
dan riba serta melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil.11
2. Jenis – Jenis Bank
Terdapat beberapa jenis bank yang ada di indonesia, jenis bank
dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek fungsinya,
kepemilikannya, status atau kedudukan, dan cara menentukan harga:12
11
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat (Jakarta: Lembaga
Penerbit UI, 2004), h.183
12
Martono, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Cet ke-4, (Yogyakarta: EKONISIA,
2010), h.28-31
15
39
a. Dilihat dari aspek fungsinya
Sesuai dengan Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14
Tahun 1967, jenis bank menurut fungsinya terdiri atas: Bank
Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Pasar, Bank
Desa, dan Bank Lumbung Desa.
b. Dilihat dari aspek kepemilikannya
Dilihat dari kepemilikannya dalam arti siapa yang memiliki
bank tersebut yang dapat dilihat dari akte pendiriannya dan berapa
jumlah saham yang dimiliki. Dilihat dari kepemilikannya jenis
bank terdiri dari: Bank Milik Pemerintah, Bank Milik Swasta
Nasional, Bank Milik Koperasi, Bank Milik Swasta Asing, dan
Bank Campuran.
c. Dilihat dari aspek status
Pada jenis bank ini dilihat dari kemampuannya dalam
melayani masyarakat. Status dan kedudukan bank diukur dari
kemampuannya melayani masyarakat yang terdiri dari jumlah
produk yang ditawarkan, modal, serta kualitas pelayanannya. Bank
jenis ini terdiri atas: Bank Devisa dan Bank Non Devisa.
d. Dilihat dari aspek cara menetukan harga
Jenis bank ini dapat dibagi dua, yaitu: Bank Konvensional
dan Bank Syariah.
16
B. Laporan Keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu
proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan
informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban
manajemen atas pengelolaan perusahaan13
. Dalam pengertian yang
sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu14
.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu15
. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan dan
penyusunan laporan keuangan, yaitu:16
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai
13 Sofyan Safri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.38
14
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.7
15
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.10
16
Sri Nurhayati Dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h.95
17
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan
tanggungjawab entitas syariah terhadap amanah dalam
mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer, dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syariah
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan
wakaf.
3. Manfaat Laporan Keuangan
Adapun manfaat laporan keuangan adalah sebagai berikut:17
a. Bagi pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya manajer
dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer
biasanya diukur dari laba yang diperoleh perusahaan.
b. Bagi pihak manajemen berguna untuk menyusun rencana yang
lebih baik, memperbaiki sistem pengawasan dan menentukan
kebijakan yang lebih tepat.
c. Bagi investor dapat mengetahui prospek keuntungan di masa
mendatang dan perkembangan perusahaan di masa selanjutnya,
17 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h.2
18
mengetahui jaminan investasi dan mengetahui kondisi kinerja atau
kondisi keuangan jangka pendek peusahaan tersebut.
d. Bagi kreditur dapat mengetahui penentuan kebijaksanaan
penanaman modal, apakah perusahaan mempunyai prospek yang
cukup baik dan akan diperoleh keuntungan yang cukup baik.
C. Kinerja Keuangan
1. Definisi Kinerja
Kinerja berasal dari kata performance. Ada pula yang memberikan
pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun
sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya
hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
memberikan kontribusi pada ekonomi18
. Pengukuran kinerja adalah
suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, kinerja itu sendiri
dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya
berdasarkan standar, dan kriteria yang telah ditetapkan.19
18 Wibowo, Manajemen Kinerja, Cetakan Keenam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.7
19
Mulyadi, Sistem Akuntansi,Edisi Ketiga (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.419
19
2. Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:20
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu perusahaan, yaitu
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat leverage suatu perusahaan yaitu
kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan bila perusahaan
terkena likuidasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan yaitu
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode
tertentu.
d. Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan yaitu kemampuan
untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan
pertimbangan kemampuan perusahaan membayar beban bunga atas
hutangnya termasuk kemampuan perusahaan membayar deviden.
D. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah rasio rasio profitabilitas yang
menunjukkan perbandingan antara Laba (sebelum pajak) dengan total aset
bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang
dilakukan oleh bank yang bersangkutan21
. Semakin kecil rasio ini
20 Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, (Yogyakarta: Liberty, 2002),
h.31 21
Selamet Riyadi. Banking Assets And Liability Management, (Jakarta: Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006) h. 156
20
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Rata-Rata Total Aset
mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan
biaya.22
ROA menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan dari aset yang dimiliki. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan aset. sebaliknya, semakin kecil ROA suatu bank, semakin
kecil keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin kecil pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset. ROA dapat dihitung
menggunakan rumus berikut23
:
Keterangan:
ROA = Return On Asset
Laba Sebelum Pajak = Laba bersih yang belum dikurangi dengan beban
atau biaya pajak.
Rata-Rata Total Aset = (Total aset awal periode + Total aset akhir periode)
dibagi 2
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tanggal
30 Oktober 2007 tentang penilaian kesehatan bank syariah menyebutkan
22
www.bi.go.id, Kodifikasi Bank Indonesia Tahun 2012
23
www.bi.go.id, Kodifikasi Penilian Tingkat Kesehatan Bank, h.184
21
bahwa Return On Assets (ROA) berkisar antara 0,5% sampai dengan
1,25%.
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio ROA
Peringkat Kriteria Penilaian
1 Sangat Baik ROA > 1,5%
2 Baik 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Sangat Kurang ROA ≤ 0%
Sumber: SE Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tahun 2007
E. Return On Equity (ROE)
Return On Equity adalah laba setelah pajak yang diperoleh
perusahaan di bagi dengan modal pemilik dan untuk menilai besarnya
modal pemilik diberikan sebagai modal dalam kinerja keuangan di
perusahaan dan menilai seberapa besarnya pengaruh modal pemilik dalam
menghasilkan laba.24
ROE merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham
biasa, ROE menggambarkan besarnya perolehan atas modal yang
ditanamkan atau kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Hasil
pengembalian atas ekuitas (Return On Equity) merupakan suatu
pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
24 Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012)
22
ROE = Laba Setelah Pajak X 100%
Rata-Rata Modal Disetor
atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum
tentu saja, semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh maka
semakin baik kedudukan perusahaan. ROE dapat dihitung menggunakan
rumus berikut: 25
Keterangan:
ROE = Return On Equity
Laba Setelah Pajak = Laba bersih yang setelah dikurangi dengan
beban atau biaya pajak.
Rata-Rata Modal Disetor = (Modal disetor awal periode + Modal disetor
akhir periode) dibagi 2
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tanggal
30 Oktober 2007 tentang penilaian kesehatan bank syariah menyebutkan
bahwa Return On Equity (ROE) berkisar antara 8% sampai dengan 23%.
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio ROE
Peringkat Kriteria Penilaian
1 Sangat Baik ROE > 23%
2 Baik 18% < ROE ≤ 23%
3 Cukup 13% < ROE ≤ 18%
4 Kurang 8% < ROE≤ 13%
5 Sangat Kurang ROE ≤ 8%
Sumber: SE Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tahun 2007
25 www.bi.go.id, Kodifikasi Penilian Tingkat Kesehatan Bank, h.294
23
F. Economic Value Added (EVA)
Dasar teoritis dari konsep EVA disajikan dalam kertas akademis
yang dipublikasikan antara tahun 1958 dan 1961 oleh dua ekonom
finansial yaitu Merton H. Miller dan Franco Modigliani, yang
memenangkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Mereka
berargumentasi bahwa laba ekonomis (economic income) merupakan
sumber penciptaan nilai (value creation) di perusahaan dan bahwa tingkat
kembalian (rate of return / cost of capital) ditentukan berdasarkan tingkat
risiko yang diasumsikan oleh investor. Sayangnya Miller dan Modigliani
tidak memberikan teknik untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu
perusahaan.
Istilah EVA mula-mula diluncurkan oleh Stern Stewart
Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsultan di Amerika
Serikat pada tahun 1989. Konsep EVA dipopulerkan oleh G. Bennet
Stewart,III, Managing Partner dari Stern Stewart & Co dalam
bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. Sejak itu lebih dari 300
perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut, antara lain: Coca Cola,
Quaker Oats, Boise Cascade, Briggs & Stratton, Lafarge, Siemens,
Tate & Lyle, Telecom New Zealand, Telstra, Monsanto, SPX,
Herman Miller, JC Penney dan US Portal Service.26
26 Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan Value
Based Management (VAM), (Jakarta: Harvarindo, 2001), h.1
24
EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada
pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA mencerminkan laba
residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal
ekuitas dikurangkan27
. Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu
perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost of capital)28
. Berdasarkan definisi tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan tujuan perusahaan untuk
meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan
pemegang saham telah tanamkan dalam operasi usaha. EVA merupakan
selisih dari laba operasi bersih setelah pajak dikurangi biaya modal.
EVA adalah suatu ukuran kinerja keuangan yang didasarkan suatu
nilai (value-based) yang dinyatakan dalam satuan mata uang (misalnya
Rupiah). Oleh karena nilai EVA tidak dinyatakan dalam angka relatif,
maka tidak ada batasan nilai EVA yang ideal yang menyatakan seberapa
baik atau seberapa buruknya kinerja manajemen suatu perusahaan. Secara
sederhana EVA didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat
pengembalian dari modal perusahaan (the return on campany’s capital)
27 Brigham Eugene F. & Houstan Joel F., Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan Buku
satu, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.68
28
Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan Value
Based Management (VAM), (Jakarta: Harvarindo, 2001), h.1
25
dengan biaya modal (cost of capital)29
. Dasar pengukuran kinerja
perusahaan, economic value added (EVA) lebih memfokuskan pada nilai
perusahaan dengan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya
modalnya, dan ini sesuai dengan harapan kreditor dan pemegang saham,
karena economic value added (EVA) memperhitungkan tingkat risiko.30
Di Indonesia metode EVA dikenal dengan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomi). EVA merupakan tujuan perusahaan untuk
meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan
pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After
Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital).
Apabila dalam struktur modal perusahaan terdiri dari hutang dan
modal sendiri, secara matematis EVA dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
NOPAT = Net Operating Profit After Taxes
WACC = Weighted Average Cost of Capital
TA = Total Asset ( Total modal yang diinvestasikan)
Objek dalam penelitian ini adalah bank syariah yang mana tidak
menggunakan instrumen bunga (interest), maka sebelum perhitungan EVA
29 Ignatius Bondan Suratno, Economic Value Added: Dari Suatu Alat Penilai Kinerja
Manajemen Menuju Konsp Pemerataan Pendapat, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.IV
No.2 (2005), h.135
30
Ela Widasari, Analisis Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Economic Value Adde (EVA),
Jurnal studia akuntansi dan bisnis, Vol.1 No.3 (2013-2014), h.269
EVA = NOPAT – (WACC x TA)
26
dilakukan penyesuaian terhadap biaya bunga pada bank konvensional
menjadi biaya bagi hasil pada bank syariah. Langkah-langkah perhitungan
economic value added (EVA) adalah sebagai berikut:31
1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax)
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah
dikurangi pajak penghasilan. Laba usaha adalah laba operasi
perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum
bunga. Dikarenakan penelitian ini pada bank syariah yang tidak
menerapkan bunga, maka diganti dengan beban bonus bagi hasil.
NOPAT juga merupakan jumlah laba yang tersedia untuk memberikan
pengembalian kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan.
NOPAT = Laba (rugi) setelah pajak + biaya bonus bagi hasil
2. Menghitung Invested Capital
Jumlah modal yang diinvestasikan merupakan selisih antara asset
dengan kewajiban jangka pendek. Total aset menunjukkan beberapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.
Pinjaman jangka pendek merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan
dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
31
Achmad Tyas Muzakki, Analisis Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Dengan
Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA), (Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014), h.39
27
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan seperti hutang
usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.
IC = Total Pasiva – Hutang Jangka Pendek
3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Biaya rata-rata tertimbang adalah tingkat pengembalian minimum
yang di bobot berdasarkan proporsi masing-masing instrument
pembiayaan dalam struktur permodalan perusahaan yang harus
dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditur dan
pemegang saham karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda tidak
sama resikonya bagi investor. Adapun tujuan dari WACC ini adalah
untuk memperoleh kriteria yang bagus dalam mengukur investasi baru.
WACC = {(D × Rd)(1 − Tax) + (E × Re)}
a. Menghitung tingkat hutang (D)
Tingkat hutang dalam struktur modal dapat diketahui dengan cara
membandingkan total hutang dengan total pasivanya sehingga
persentase hutang yang ada di struktur modal dapat diketahui.
Penelitian ini menggunakan bank syariah sehingga dalam
perhitungannya menggunakan total hutang dan dana syirkah
temporer sebagai komponen hutang.
D = Hutang & Dana Syirkah Temporer Bank × 100%
Total Pasiva
28
b. Menghitung cost of debt (Rd)
Biaya hutang apat diketahui dengan cara membagi biaya bunga
dengan total hutang. Dikarenakan penelitian ini menggunakan bank
syariah yang tidak ada bunga, maka beban bunga diganti dengan
beban bagi hasil kemudian dibagi dengan total hutang dan DST.
Rd = Beban Bagi Hasil × 100%
Hutang & Dana Syirkah Temporer
c. Menghitung tingkat modal (E)
Tidak seperti analisis rasio keuangan konvensional, EVA selalu
memperhatikan biaya modal dari perhitungannya yaitu biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh modal yang diinvestasikan.
E = Total Ekuitas × 100%
Total Pasiva
d. Menghitung cost of equity (Re)
Biaya modal ekuitas atau biaya modal sendiri merupakan
penghitungan yang mengukur seberapa besar beban yang harus
ditanggung perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana yang
berasal dari ekuitas.
Re = Laba Bersih Setelah Pajak × 100%
Total Ekuitas
29
e. Tingkat pajak (Tax)
Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada perusahaan,
pajak penghasilan diperoleh dengan cara membagi beban pajak
dengan laba sebelum pajak.
Tax = Beban Pajak × 100%
Laba Bersih Sebelum Pajak
4. Menghitung Capital Charges (CC)
Capital Charges didapat dengn mengalikan hasil dari WACC dengan
invested capital. Capital charges menunjukkan seberapa besar biaya
kesempatan modal yang telah disuntikkan kreditur dan pemegang
saham.
CC = Invested Capital × WACC
5. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Setelah semua komponen yang dibutuhkan dalam perhitungan EVA
sudah diketahui, maka selanjutnya menghitung nilai EVA itu sendiri.
EVA dapat diperoleh dengan mencari selisih antara NOPAT dengan
biaya modal. Biaya modal (Capital Charges) diperoleh dari perkalian
antara WACC dengan jumlah modal yang yang diinvestasikanb (IC)
oleh perusahaan. Sehingga kenaikan dan penurunan biaya modal ini
dipengaruhi oleh WACC dan IC tinggi maka biaya modal juga akan
30
tinggi tapi justru membuat nilai EVA akan menjadi semakin kecil
dikarenakan biaya modal sendiri sebagai pengurang NOPAT.
EVA = NOPAT – Capital Charges
Interpretasi dari hasil perhitungan EVA adalah sebagai berikut:
a. Jika EVA > 0, Hal ini menunjukkan telah terjadi nilai tambah ekonomis
bagi perusahaan, artinya kinerja keuangan perusahaan tersebut dapat
dikatakan berada pada posisi baik.
b. Jika EVA = 0, Hal ini menunjukkan posisi impas karena semua laba
yang ada telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyedia
dana baik kreditur maupun pemegang saham.
c. Jika EVA < 0, Hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis
bagi perusahaan, ini berarti total biaya modal perusahaan lebih besar
daripada laba operasi setelah pajak sehingga kinerja keuangan
perusahaan tersebut berada pada posisi tidak baik karena dana yang
tersedia tidak memenuhi harapan-harapan kreditur maupun pemegang
saham.
31
G. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bank Syariah Di Indonesia
Analisis Penilaian Kinerja
Keuangan
BUSSN DEVISA
Bank Syariah Mandiri
(BSM)
Bank Muamalat
Indonesia
(BMI)
Bank Negara
Indonesia Syariah
(BNIS)
ROA ROE EVA
Perbandingan Kinerja Keuangan menggunakan Uji Anova Satu Arah
(One Way Anova)
32
H. Review Studi Terdahulu
Sebelumnya terdapat beberapa ahli telah melakukan penelitian
terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan maupun perbankan syariah
dengan variasi waktu dan indikator yang beragam, yakni sebagai berikut:
Tabel 2.3 Review Studi Terdahulu
No Peneliti Isi Perbedaan
1. Penulis:
Estu Retnowati
Judul:
Analisis Kinerja
Keuangan
Perusahaan Dengan
Menggunakan
Metode Economic
Value Added
(EVA) Studi Kasus
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk.
Institusi:
Institut Pertanian
Bogor (Fakultas
Ekonomi dan
Manajemen,
Tujuan:
Untuk menganalisis kinerja
keuangan bank yang masuk
pada daftar LQ45 yaitu PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk
dan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
dengan menggunakan
metode EVA & Untuk
membandingkan kinerja
keuangan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.
Periode:
Tahun 2008 - 2009
Hasil:
Berdasarkan analisis kinerja
keuangan dengan
menggunakan metode EVA,
dari dua perusahaan yang
Letak perbedaan
penelitian tersebut
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis
adalah dari sisi
tujuan dan dari
sisi objek
penelitian.
Dimana tujuan
dalam penelitian
ini adalah
mengukur tingkat
kinerja keuangan
bank syariah
menggunakan
metode Return
On Asset (ROA),
Return on Equity
(ROE), dan
Economic Value
Added (EVA).
33
Skripsi, 2010)
dianalisis keduanya
memiliki kinerja keuangan
yang baik dengan kata lain
perusahaan mampu
memberikan nilai tambah
ekonomi bagi pemegang
sahamnya. Secara garis
besar PT Bank Mandiri Tbk
memiliki nilai EVA lebih
tinggi dibandingkan dengan
nilai EVA yang diperoleh
PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk.
Sedangkan dari
sisi objek
penelitian yaitu
pada tiga bank
dengan jumlah
aset terbesar pada
BUSN Devisa
yaitu BSM, BMI,
dan BNI syariah.
2. Penulis:
Ria Ayu Devi
Judul:
Perbandingan
Antara Economic
Value Added
(EVA) Dan Return
On Asset (ROA)
Dalam Menilai
Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus Pada
Perusahaan Rokok
Go Publik Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2010-
Tujuan:
Untuk mengetahui kinerja
perusahaan mengunakan
metode Economic value
added (EVA) dan Return
On Assets (ROA) pada
perusahaan rokok yang go
publik
Periode:
Tahun 2010 - 2012
Hasil:
Metode EVA dinilai lebih
menguntungkan karena
penilaian kinerja dengan
menggunakan EVA
membantu para manajer
Letak perbedaan
penelitian tersebut
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis
adalah dari sisi
tujuan dan dari
sisi objek
penelitian.
Dimana tujuan
dalam penelitian
ini adalah
mengukur tingkat
kinerja keuangan
bank syariah
menggunakan
metode Return
34
2012)
Institusi:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta (Jurusan
Manajemen,
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Artikel
Publikasi Ilmiah,
2014)
untuk membuat keputusan
investasi yang lebih baik.
Sedangkan metode ROA
dinilai kurang
menguntungkan karena
rasio ini merupakan ukuran
yang berfaedah jika
seseorang ingin
mengevaluasi seberapa baik
perusahaan telah memakai
dananya tanpa
memperhatikan besaran
reatif sumber dana sehingga
keputusan yang
meningkatkan ROA suatu
pusat investasi dapat
menurunkan laba secara
keseluruhan.
On Asset (ROA),
Return on Equity
(ROE), dan
Economic Value
Added (EVA).
Sedangkan dari
sisi objek
penelitian yaitu
pada tiga bank
dengan jumlah
aset terbesar pada
BUSN Devisa
yaitu BSM, BMI,
dan BNI syariah.
3. Penulis:
Endri Dan Abdul
Wakil
Judul:
Analisis Kinerja
Keuangan Dengan
Menggunakan
Rasio-Rasio
Keuangan Dan
Economic Value
Added (Studi
Tujuan:
untuk Menganalisis kinerja
Bank Syariah Mandiri
dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan dan EVA.
Periode:
Tahun 2003 - 2006
Hasil:
Penggunaan EVA lebih
objektif daripada
Letak perbedaan
penelitian tersebut
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis
adalah dari sisi
tujuan dan dari
sisi objek
penelitian.
Dimana tujuan
dalam penelitian
ini adalah
35
Kasus: PT. Bank
Syariah Mandiri)
Institusi:
Sekolah Tinggi
Ekonomi Islam
(Jurnal Vol.3 No.2
Agustus-Desember
2008)
rasio keuangan dalam
melakukakan penilaian
terhadap kinerja sebuah
perusahaan.
mengukur tingkat
kinerja keuangan
bank syariah
menggunakan
metode Return
On Asset (ROA),
Return on Equity
(ROE), dan
metode Economic
Value Added
(EVA).
Sedangkan dari
sisi objek
penelitian yaitu
pada tiga bank
dengan jumlah
aset terbesar pada
BUSN Devisa
yaitu BSM, BMI,
dan BNI syariah.
4. Penulis:
Irianti Yuni
Ningtias,
Muhammad Saifi,
dan Achmad
Husaini
Judul:
Analisis
Perbandingan
Tujuan:
Untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan dan
perbandingan dengan
menggunakan analisis rasio
keuangan dan EVA.
Periode:
Tahun 2010 – 2012
Hasil:
Letak perbedaan
penelitian tersebut
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis
adalah dari sisi
tujuan dan dari
sisi objek
penelitian.
Dimana tujuan
36
Antara Rasio
Keuangan Dan
Metode Economic
Value Added (EVA)
Sebagai Pengukur
Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi
Kasus Pada PT.
Indofood Sukses
Makmur , Tbk dan
Anak Perusahaan
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia Periode
Tahun 2010-2012)
Institusi:
Universitas
Brawijaya Malang
(Fakults Ilmu
Administrasi,
Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 9 No.2
April 2014)
Hasil dari penelitian
menjelaskan bahwa kinerja
keuangan perusahaan diukur
dengan analisis rasio
keuangan secara
keseluruhan dapat dikatakan
cukup baik. Sedangkan hasil
dari metode EVA
didapatkan hasil yang
positif dan meningkat setiap
tahunnya. Hasil
perbandingan kedua metode
menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan yang diakibatkan
oleh diabaikannya biaya
modal pada analisis rasio
keuangan, walaupun
demikian pada metode EVA
dapat digunakan untuk
mendukung analisis rasio
keuangan karena keduanya
menunjukkan hasil yang
baik, dan mempunyai
konsep yang sama.
dalam penelitian
ini adalah
mengukur tingkat
kinerja keuangan
bank syariah
menggunakan
metode Return
On Asset (ROA),
Return on Equity
(ROE), dan
Economic Value
Added (EVA).
Sedangkan dari
sisi objek
penelitian yaitu
pada tiga bank
dengan jumlah
aset terbesar pada
BUSN Devisa
yaitu BSM, BMI,
dan BNI syariah.
5. Penulis:
Yustin Nurul
Fauziah
Judul:
Analisis Kinerja
Tujuan:
Untuk menganalisis kinerja
keuangan Bank Muamalat
Indonesia menggunakan
metode EVA.
Letak perbedaan
penelitian tersebut
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis
adalah dari sisi
37
Keuangan Bank
Syari’ah
Menggunakan
Metode Economic
Value Added
(Studi Kasus Bank
Muamalat
Indonesia Tbk.)
Institusi:
Universitas Negeri
Surabaya (2011)
Periode:
Tahun 2008 - 2010
Hasil:
Hasil analisis menyatakan
bahwa Pengukuran kinerja
keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan metode
EVA, metode ini dianggap
lebih baik dibandingkan
pengukuran kinerja
tradisional seperti ROA,
ROE, ROI. Hasil
perhitungan menggunakan
Economic Value Added
pada Bank Muamalat
Indonesia untuk
menganalisa kinerja
keuangan menunjukkan
bahwa kinerja keuangan
pada periode tersebut tidak
dapat menambah nilai
ekonomis bagi perusahaan
serta tidak mampu
memenuhi harapan para
pemegang saham dan
investor bahkan mengarah
pada pengikisan modal yang
ada.
tujuan dan dari
sisi objek
penelitian.
Dimana tujuan
dalam penelitian
ini adalah
mengukur tingkat
kinerja keuangan
bank syariah
menggunakan
metode Return
On Asset (ROA),
Return on Equity
(ROE), dan
Economic Value
Added (EVA).
Sedangkan dari
sisi objek
penelitian yaitu
pada tiga bank
dengan jumlah
aset terbesar pada
BUSN Devisa
yaitu BSM, BMI,
dan BNI syariah.
38
I. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul dan telah diuji. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga
bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode
Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Economic Value
Added (EVA)
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode Return
On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added
(EVA)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian dibidang ilmu ekonomi dan metode yang digunakan yaitu
metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain
menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya32
.
Pada penelitian ini proses analisis data yang dikerjakan pada
umumnya ditujukan untuk menggambarkan kejadian-kejadian, ataupun
hubungan variabel yang diamati saja. Studi deskriptif pada dasarnya
tidaklah memerlukan pengujian lebih lanjut33
. Metode kuantitatif yang
digunakan pada penelitian ini menggambarkan metode angka indeks
(Indeks Number). Metode angka indeks berguna bila kita ingin mengetahui
perkembangan keadaan secara makro atau menyeluruh dari variabel atau
kejadian yang kita amati. Alat ini relatif banyak dipakai oleh para praktisi
32
Afid Burhanuddin, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, diakses dari
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/, pada
tanggal 30 Januari 2015
33
Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h.21
40
dan ahli ekonomi guna menggambarkan keadaan perkembangan
perekonomian.34
B. Jenis Data Dan Sumber Data
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan berasal dari tangan
kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian
dilakukan35
. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari internal
atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran
dokumen, atau publikasi informasi. Dapat pula diperoleh dari literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lain yang berkaitan
dengan materi pada masalah penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
diperoleh berupa laporan keuangan per tahun periode 2010 hingga 2015.
Data yang diperoleh diambil dari website bank yang bersangkutan yaitu
Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), dan
Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode:
34 Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h.26
35
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Unpar Press, Bandung, 2006, h.266
41
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh konsep dan
landasan teori dengan mengumpulkan dan membaca beberapa literatur,
buku, jurnal ilmiah, artikel, majalah, maupun hasil laporan penelitian
terdahulu berupa jurnal, skripsi, maupun tesis dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan objek pembahasan sebagai bahan analisis yang dicari
pada perpustakaan dan juga bahan-bahan yang berhubungan atau
mendukung skripsi ini.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik ini merupakan cara untuk memperoleh data langsung di
tempat penelitian yang diperoleh melalui buku-buku, peraturan-
peraturan, laporan relevan yang ada pada objek penelitian. Data yang
diperoleh biasanya berupa data sekunder. Dalam hal ini, peneliti
tinggal mengambil data yang telah diolah oleh pihak lain atau
dilakukan dengan menyalin data atau dokumen yang dihasilkan oleh
pihak lain.36
Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah laporan keuangan
yang telah diaudit yang didapat dari wesite bank yang menjadi objek
penelitian.
36 Supriyanto, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.137
42
D. Objek Penelitian
Untuk menentukan bank syariah yang menjadi objek penelitian ini
ditentukan melalui Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu37
. Teknik ini bisa
diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan
sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak
menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Adapun pertimbangan
dalam menentukan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah yang telah mempublikasikan laporan keuangan
periode 2010 – 2015.
2. Laporan tahunan Bank Umum Syariah menggunakan Bahasa
Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam
pelaporan unit moneternya.
3. Bank Umum Syariah yang termasuk ke dalam kategori Bank Umum
Syariah Swasta Nasional DEVISA (BUSSN DEVISA).
4. Tiga BUSSN DEVISA yang memiliki jumlah aset terbesar pada
periode Desember 2015.
Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut diperoleh bank syariah
yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu:
37 Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2007), h.66
43
1. Bank Syariah Mandiri (BSM)
2. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
3. Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data dilakukan setelah data tersebut diperoleh dari
penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada konsep Miles & Huberman yaitu interactive model yang
mengklasifikasikan data dalam tiga langkah, yaitu:38
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan tentang relevan
tidaknya antara data dengan tujuan penelitian, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, data dihimpun dari
38 Mathew B. Miles & Huberman A. Maichel, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi), (Jakarta: UI PRESS, 1992),
h.20
44
berbagai sumber dokumentasi, disederhanakan, diringkas, disusun
lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga
lebih mudah dikendalikan.
2. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-
penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti
melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari
data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.
Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan
data sesuai dengan pokok permasalahan.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Menarik kesimpulan/verifikasi merupakan suatu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung, sedangkan
verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas di
pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta
tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan
“intersubjektif” dengan kata lain makna yang muncul dari data harus
diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya sehingga
45
F = MSA
MSW
verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun
display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang.
Dalam penelitian ini pengolahan data untuk membandingkan
kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan
BNI Syariah dengan menggunakan metode ROA, ROE, dan EVA akan
diolah dengan menggunakan uji statistik dengan “Uji Anova Satu Arah
(One Way Anova)”. Untuk membantu penelitian, peneliti menggunakan
software pengolah data SPSS 16.
Uji Anova mempunyai nama lain Analisis Varians (Anava) atau
dalam bahasa Inggris Analisis of Variance (Anova). Teknik statistik ini
dipergunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok
sampel yang diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang
berbeda. Namun, jika dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau
kelompok itu hanya dua buah. Dengan demikian, anava dapat dipandang
sebagai teknik t-tes yang diperluas. Hasil penghitungan uji analisis varians
dinyatakan dengan nilai F39
.
Dalam analisis varians satu arah, nilai F dihitung berdasarkan
perbandingan antara variasi antar kelompok dan dalam kelompok,
sebagaimana tertulis pada rumus:40
39
Burhan Nurgiyantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h.200
40 Salamah Wahyuni, Statistik Ekonomi Dan Bisnis, (Surakarta: UNS Press, 2014), h.173
46
Keterangan:
MSA (Mean of square amang groups) = varians antar kelompok
MSW (Mean of square within groups) = varians dalam kelompok
Ada tiga bagian pengukuran variabilitas pada data yang akan
dianalisis dengan anova, yaitu:
1. Variabilitas antar kelompok (between treatments variability)
Variabilitas antar kelompok adalah variansi mean kelompok
sampel terhadap rata-rata total, sehingga variansi lebih terpengaruh
oleh adanya perbedaan perlakuan antar kelompok, atau Jumlah
Kuadrat antar kelompok (Jka).
Rumusnya adalah :
Atau bisa dicari dengan rumus :
Keterangan :
k = banyaknya kelompok
T = total X masing-masing kelompok
G = total X keseluruhan
47
n = jumlah sampel masing-masing kelompok
N = jumlah sampel keseluruhan
2. Variabilitas dalam kelompok (within treatments variability)
Variabilitas dalam kelompok adalah variansi yang ada dalam
masing-masing kelompok. Banyaknya variansi akan tergantung pada
banyaknya kelompok. Variansi tidak terpengaruh oleh perbedaan
perlakuan antar kelompok, atau Jumlah Kuadrat dalam (JKd).
Rumusnya adalah :
JKd = JKsmk
Keterangan :
JKsmk = Jarak kuadrat simpangan masing-masing kelompok.
3. Jumlah kuadrat penyimpangan total (total sum of squares)
Jumlah kuadrat penyimpangan total adalah jumlah kuadrat selisih
antara skor individual dengan mean totalnya, atau JKT.
Rumusnya adalah :
Atau dapat dihitung dengan rumus :
JKT = Jka + JKd
48
Prosedur Uji Hipotesis Anova Satu Arah :
1. Menentukan Hipotesis (Ho dan H1)
- H0 : = ... =
Yaitu artinya, semua rata-rata (mean ) populasi adalah sama.
Tidak ada efek faktor terhadap variabel respon.
- H1 : Tidak semua sama, i=1,2,…k
Yaitu artinya, minimal satu rata-rata populasi berbeda (yang
lainnya sama).
Ada efek atau pengaruh faktor terhadap variabel respon.
Tidak berarti bahwa semua populasi berbeda.
2. Menentukan tingkat Signifikansi ( α )
3. Tentukan derajat kebebasan (df)
df JKa = k-1
df JKd = N-k
4. Analisis dan Menentukan Fhitung dan Ftabel
Fhitung = > Fk−1;n−k atau Sig. (P_value)
Proses Analisis dan Menentukan Fhitung dan Ftabel dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah kuadrat.
49
- Jumlah kuadrat antar kelompok
- Jumlah kuadrat dalam
- Jumlah kuadrat penyimpangan total
b. Mencari derajat kebebasan (degrees of freedom)
Cara mencari derajat kebebasan (degrees of freedom) dalam anova
sesuai dengan variabilitas yang ada, yaitu sebagai berikut :
- df untuk JKT
Rumus : df JKT = N-1
- df untuk JKd
Rumus : df JKd = ∑(n-1) Atau df JKd = N-k
- df untuk Jka
Rumus : df JKa = k-1, Dimana k adalah jumlah kelompok yang
ada. Hal ini disebabkan karena df terikat dengan banyaknya
kelompok yang ada.
c. Mencari varian antar kelompok dan varian dalam kelompok
Varian antar kelompok dan varian dalam kelompok sering juga
disebut rata-rata jumlah kuadrat (mean squared) atau lebih populer
disingkat dengan MS atau RK (rata-rata kuadrat). RK dapat
dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
50
d. Menghitung besarnya F hitung
e. Membaca F tabel
Setelah mendapatkan Fhitung maka akan dibandingkan dengan F
tabel. Untuk melihat F tabel diperlukan α dan df, df yang
diperlukan adalah df JKa dan df JKd. Cara melihat tabel adalah df
JKa sebagai pembilang (kolom atas dari kiri ke kanan), sedangkan
df JKd sebagai penyebut (kolom kiri dari atas ke bawah).
Perpotongan antara df JKa dan df JKd merupakan titik kritis
penerimaan hipotesis nol.
5. Menentukan daerah Kritis
- H0 ditolak jika Sig. < α - H1 ditolak jika Fhitung > Ftabel
6. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftable - H1 diterima jika Fhitung > Ftabel
7. Keputusan.
8. Analisis setelah Anova (Post Hoc)
Analisis setelah anova atau pasca Anova (post hoc) dilakukan apabila
hipotesis nol (H0) ditolak. Fungsi analisis setelah anova adalah untuk
mencari kelompok mana yang berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh F
hitung yang menunjukkan adanya perbedaan. Apabila F hitung
menunjukkan tidak ada perbedaan, tentu analisis sesudah anova tidak
51
perlu dilakukan. Ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis sesudah anova, antara lain Tukey’s HSD,
Bonferroni, Sidak, Scheffe, Duncan dan lain-lin yang popular dan
yang sering digunakan adalah Tukey’s HSD. Proses perhitungannya
adalah sebagai berikut :
a. Menghitung Tukey’s HSD dengan rumus :
Keterangan :
n = banyaknya sampel perkelompok
q = the studentizet range statistic
k = banyaknya kelompok
b. Mencari perbedaan rata-rata antar kelompok.
Menghitung rata-rata masing-masing kelompok :
Selanjutnya membandingkan perbedaan rata-rata antar kelompok
dengan nilai HSD, bila perbedaan rata-rata lebih besar dari nilai
HSD berarti ada perbedaan yang signifikan. Tetapi bila lebih kecil
dari nilai HSD, maka tidak ada perbedaan yang signifikan.
9. Kesimpulan.
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode ROA
Return On Asset (ROA) adalah rasio rasio profitabilitas yang
menunjukkan perbandingan antara Laba (sebelum pajak) dengan total aset
bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang
dilakukan oleh bank yang bersangkutan41
. Dibawah ini adalah hasil dari
perhitungan ROA pada tiga bank dengan jumlah aset terbesar pada BUSN
Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah:
Tabel 4.1.1
Return On Asset (ROA)
BSM, BMI, dan BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Ket 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BSM 2,21% 1,95% 2,25% 1,53% −0,04% 0,56%
BMI 1,36% 1,13% 0,20% 0,27% 0,17% 0,20%
BNIS 0,61% 1,29% 1,48% 1,37% 1,27% 1,43%
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai ROA tahun
2010 pada BSM yaitu sebesar 2,21% dan berada pada kriteria sangat baik
dikarenakan nilai ROA > 1,5%, pada BMI nilai ROA pada tahun yang
sama yaitu sebesar 1,36% dan berada pada kriteria baik dikarenakan nilai
41
Selamet Riyadi. Banking Assets And Liability Management, (Jakarta: Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 156
53
ROA berada diantara 1,25% ≤ 1,5%, dan pada BNI Syariah nilainya yaitu
sebesar 0,61% dan berada pada cukup karena nilai ROA berada diantara
0,5% ≤ 1,25%. Jika dibandingkan pada tahun yang sama maka bank yang
memiliki nilai ROA lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2011 nilai ROA pada BSM yaitu 1,95% dan berada
pada kriteria sangat baik, namun nilai ROA pada tahun ini telang
mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun lalu. Pada BMI nilai
ROA yaitu 1,13% dan berada pada kriteria cukup serta nilainya juga telah
mengalami penurunan dari tahun 2010. Pada BNI Syariah nilai ROA yaitu
1,29% dan berada pada kriteria baik serta nilai ini mampu mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan pada tahun yang sama
maka bank yang memiliki nilai ROA lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai ROA
sebesar 2,25% dan berada pada kriteria sangat baik dan juga mampu
menaikkan nilai ROA dari tahun sebelumnya. Pada Bank Muamalat
Indonesia nilai ROA yaitu sebesar 0,20% dan berada pada kriteria kurang
dan juga telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada BNI
Syariah nilai ROA yaitu 1,48% dan berada pada kriteria baik. Jika
dibandingkan pada tahun yang sama maka bank yang memiliki nilai ROA
lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2013 nilai ROA pada BSM yaitu 1,53% dan berada
pada kriteria sangat baik. Pada BMI nilai ROA yaitu 0,27% dan berada
pada kriteria kurang. Dan pada BNI Syariah nilai ROA yaitu sebesar
54
1,37% dan berada pada kriteria baik. Jika dibandingkan pada tahun yang
sama maka bank yang memiliki nilai ROA lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2014 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai ROA
sebesar −0,04% dan berada pada kriteria sangat kurang, dan kriteria ini
adalah kriteria yang paling buruk yang dimiliki oleh BSM. Pada Bank
Muamalat Indonesia nilai ROA yaitu 0,17% dan berada pada kriteria
kurang. Sedangkan pada BNI Syariah memiliki nilai ROA yaitu sebesar
1,27% dan berada pada kriteria baik. Jika dibandingkan pada tahun yang
sama maka bank yang memiliki nilai ROA lebih baik yaitu BNI Syariah.
Pada tahun 2015 nilai ROA pada BSM yaitu sebesar 0,56% dan
berada pada kriteria cukup. Pada BMI nilai ROA yaitu sebesar 0,20% dan
berada pada kriteria kurang. Dan pada BNI Syariah nilai ROA yaitu 1,43%
dan berada pada kriteria baik. Jika dibandingkan pada tahun yang sama
maka bank yang memiliki nilai ROA lebih baik yaitu BNI Syariah.
B. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode ROE
Return On Equity (ROE) adalah laba setelah pajak yang diperoleh
perusahaan di bagi dengan modal pemilik dan untuk menilai besarnya
modal pemilik diberikan sebagai modal dalam kinerja keuangan di
perusahaan dan menilai seberapa besarnya pengaruh modal pemilik dalam
menghasilkan laba42
. Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan ROE pada
42 Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012)
55
tiga bank dengan jumlah aset terbesar pada BUSN Devisa yaitu BSM,
BMI, dan BNI Syariah:
Tabel 4.2.1
Return On Equity (ROE)
BSM, BMI, dan BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Ket 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BSM 25,05% 24,24% 25,05% 15,34% −0,94% 5,92%
BMI 17,78% 14,71% 3,42% 3,87% 2,20% 2,78%
BNIS 3,65% 6,63% 9,31% 9,65% 10,83% 11,39%
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank
Pada tabel Return On Equity (ROE) dapat dilihat pada Bank
Syariah Mandiri (BSM) di tahun 2010 memiliki nilai ROE yaitu sebesar
25,05% dan berada pada kriteria sangat baik. Pada Bank Muamalat
Indonesia nilai ROE yaitu sebesar 17,78% dan berada pada kriteria cukup.
Dan pada BNI Syariah nilai ROE yaitu sebesar 3,65% dan berada pada
kriteria sangat kurang. Jika dibandingkan pada tahun yang sama maka
bank yang memiliki nilai ROE lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2011 nilai ROE pada BSM yaitu sebesar 24,24% dan
berada pada kriteria sangat baik. Pada BMI nilai ROE yaitu sebesar
14,71% dan berada pada kriteria cukup. Dan pada BNI Syariah memiliki
nilai ROE sebesar 6,63% dan berada pada posisi sangat kurang. Jika
dibandingkan pada tahun yang sama maka bank yang memiliki nilai ROE
lebih baik yaitu BSM.
56
Pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai ROE
sebesar 25,05% dan berada pada kriteria sangat baik. Pada Bank Muamalat
Indonesia nilai ROE yaitu 3,42% dan berada pada kriteria sangat kurang.
Dan pada BNI Syariah nilai ROE yaitu 9,31% dan berada pada kriteria
kurang. Jika dibandingkan pada tahun yang sama maka bank yang
memiliki nilai ROE lebih baik yaitu BSM.
Pada tahun 2013 nilai ROE pada BSM yaitu sebesar 15,34% dan
berada pada kriteria cukup. Pada BMI nilai ROE yaitu 3,87% dan berada
pada kriteria sangat kurang. Dan pada BNI Syariah nilai ROE yaitu
sebesar 9,65% dan berada pada kriteria kurang. Jika dibandingkan pada
tahun yang sama maka bank yang memiliki nilai ROE lebih baik yaitu
BSM.
Pada tahun 2014 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai ROE
sebesar −0,94% dan berada pada kriteria sangat kurang. Pada Bank
Muamalat Indonesia nilai ROE yaitu 2,20% dan berada pada kriteria
sangat kureang. Dan pada BNI Syariah nilai ROE yaitu 10,83% dan berada
pada kriteria kurang. Jika dibandingkan pada tahun yang sama maka bank
yang memiliki nilai ROE lebih baik yaitu BNI Syariah.
Pada tahun 2015 nilai ROE pada BSM yaitu sebesar 5,92% dan
berada pada kriteria sangat kurang. Pada BMI nilai ROE yaitu 2,78% dan
berada pada kriteria sangat kurang. Dan pada BNI Syariah nilai ROE yaitu
11,39% dan berada pada kriteria kurang. Jika dibandingkan pada tahun
57
yang sama maka bank yang memiliki nilai ROE lebih baik yaitu BNI
Syariah.
C. Kinerja Keuangan Menggunakan Metode EVA
1. EVA BSM
a. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Tabel 4.3.1.1
Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Laba/
(rugi)
Sebelum
Pajak
Pajak Pendapatan/
(beban)
Komprehensi
Lainnya
Biaya
Bonus
Bagi
Hasil
NOPAT
2010 568.732 150.212 26.982 445.502
2011 747.934 196.863 32.904 583.975
2012 1.097.32 291.442 1.735 42.941 850.366
2013 883.836 232.596 (709) 66.907 717.438
2014 (25.678) 19.132 (3.967) 63.764 −14.987
2015 374.126 84.550 392.198 58577 740.351
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas menunjukkan nilai
NOPAT pada tahun 2010 yaitu 445.502 kemudian pada tahun 2011 dan
2012 berturut-turut mengalami peningkatan sebesar 31,08% dan 45,62%
yaitu naik menjadi 583.975 pada tahun 2011 dan naik menjadi 850.366
pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013 dan 2014 juga berturut-turut
mengalami penurunan sebesar 15,63% dan 102,09% yaitu turun menjadi
58
717.438 pada tahun 2013 dan turun menjadi −14.987 pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 terjadi penurunan yang cukup signifikan dikarenakan
bank menderita sejumlah kerugian sehingga tidak mampu menutupi biaya-
biaya yang harus dikeluarkan. Namun, pada tahun 2015 bank berusaha
untuk bangkit sehingga nilai NOPAT kembali mengalami peningkatan dari
−14.987 menjadi 740.351.
b. Invested of Capital (IC)
Tabel 4.3.1.2
Invested of Capital (IC)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Total Pasiva Kewajiban
Jangka Pendek
IC
2010 32.481.873 667.903 31.813.970
2011 48.671.950 817.976 47.853.974
2012 54.229.395 898.779 53.330.616
2013 63.965.361 857.775 63.107.589
2014 66.955.670 1.046.793 65.908.877
2015 70.369.708 1.072.770 69.296.938
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tabel di atas menunjukkan nilai Invested of
Capital pada BSM terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Modal yang diinvestasikan bank pada tahun 2010 yaitu 31.813.970
meningkat sebesar 50,42% menjadi 47.853.974 pada tahun 2011.
59
Kemudian tahun-tahun seterusnya meningkat sebesar 11,44% menjadi
53.330.616 pada tahun 2012, lalu sebesar 18,33% menjadi 63.107.589
pada tahun 2013, lalu sebesar 4,44% menjadi 65.908.877 pada tahun 2014,
dan sebesar 5,14% menjadi 69.296.938 pada tahun 2015.
c. Tingkat Hutang (D)
Tabel 4.3.1.3
Tingkat Hutang (D)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Total Pasiva D (%)
2010 5.437.013 32.481.873 16,74
2011 7.376.884 48.671.950 15,16
2012 9.472.450 54.229.395 17,47
2013 11.257.957 63.965.361 17,60
2014 8.905.479 66.955.670 13,30
2015 10.201.039 70.369.708 14,50
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
tingkat hutang berfluktuatif atau naik turun. Tingkat hutang pada tahun
2010 sebesar 16,74% dan turun pada 2011 menjadi 15,16%. Kemudian
pada tahun 2012 dan 2013 kembali meningkat menjadi 17,47% dan
17,60% tapi kemudian menurun pada tahun 2014 yaitu menjadi 13,30%.
60
Pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi 14,50%. Dapat diketahui
tingkat hutang terbesar adalah pada tahun 2013 sebesar 17,60%.
d. Tingkat Modal (E)
Tabel 4.3.1.4
Tingkat Modal (E)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Total Ekuitas Total Pasiva E (%)
2010 2.020.615 32.481.873 6,22
2011 3.073.264 48.671.950 6,31
2012 4.180.690 54.229.395 7,71
2013 4.861.998 63.965.361 7,60
2014 4.617.009 66.955.670 6,90
2015 5.613.738 70.369.708 7,98
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tingkat modal pada tabel dapat diketahui
bahwa perkembangannya juga telah mengalami fluktuatif. Pada tahun
2010 tingkat modal yaitu sebesar 6,22% dan mengalami peningkatan pada
tahun 2011, 2012, 2013 yang masing-masing sebesar 6,31%, 7,71% dan
7,60%. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 6,90% dan
kembali mengalami kenaikan menjadi 7,98% pada tahun 2015.
61
e. Cost of Debt (Rd)
Tabel 4.3.1.5
Cost of Debt (Rd)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Beban Bonus
Bagi Hasil Yang
Belum Dibagi
Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Rd (%)
2010 106.034 5.437.013 1,95
2011 106.841 7.376.884 1,45
2012 39.952 9.472.450 0,42
2013 56.965 11.257.957 0,51
2014 61.216 8.905.479 0,69
2015 54.582 10.201.039 0,54
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2011 yaitu sebesar
1,45% dan 2012 sebesar 0,42% secara bersama-sama telah mengalami
penurunan dari tahun 2010 sebesar 1,95%. Namun pada tahun 2013 dan
2014 mengalami kenaikan kembali yaitu masing-masing sebesar 0,51%
dan 0,69%. Kenaikan tampaknya tidak dapat dipertahankan oleh BSM
karena pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan yaitu sebesar
0,54%.
62
f. Cost of Equity (Re)
Tabel 4.3.1.6
Cost of Equity (Re)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Laba (Rugi)
Bersih Setelah
Pajak
Total Ekuitas Re (%)
2010 418.519 2.020.615 20,71
2011 551.070 3.073.264 17,93
2012 805.425 4.180.690 19,27
2013 650.530 4.861.998 13,38
2014 (44.810) 4.617.009 −0,97
2015 289.575 5.613.738 5,16
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2010 yaitu sebesar
20,71%. Pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 17,93% tapi pada
tahun 2012 mampu meningkat kembali menjadi 19,27%. Namun pada
tahun 2013 dan 2014 terus mengalami penurunan yang masing-masing
sebesar 13,38% dan −0,97%. Namun pada tahun 2015 mampu kembali
meningkat menjadi 5,16%.
63
g. Tarif Pajak (Tax)
Tabel 4.3.1.7
Tarif Pajak (Tax)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Pajak Laba (Rugi)
Sebelum Pajak
Tax (%)
2010 150.212 568.732 26,41
2011 196.863 747.934 26,32
2012 291.442 1.097.32 26,56
2013 232.596 883.836 26,32
2014 19.132 (25.678) −74,51
2015 84.550 374.126 22,60
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa
persentase tarif pajak BSM yang paling besar yaitu pada tahun 2014
sebesar −74,51%. Hal ini terjadi karena bank tidak mampu membayar
pajak kepada negara yang diakibatkan oleh bank tidak mendapatkan laba
dari hasil usahanya (mengalami kerugian). Yang mana tarif pajak yang
harus dibayarkan yaitu sebesar 19.132 tidak mampu dibayarkan oleh bank
yang mengalami kerugian sebesar 25.678.
64
h. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Tabel 4.3.1.8
WACC
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun D Rd Tax E Re WACC
(%)
2010 16,74 1,95 26,41 6,22 20,71 1,51
2011 15,16 1,45 26,32 6,31 17,93 1,28
2012 17,47 0,42 26,56 7,71 19,27 1,53
2013 17,60 0,51 26,32 7,60 13,38 1,06
2014 13,30 0,69 −74,51 6,90 −0,97 0,09
2015 14,50 0,54 22,60 7,98 5,16 0,46
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan WACC pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa biaya modal rata-rata tertimbang atau WACC dari tahun 2010 –
2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 merupakan WACC tertinggi
yaitu sebesar 1,53%. Dan WACC terendah yaitu pada tahun 2014 yaitu
sebesar 0,09%.
65
i. Capital Charges (CC)
Tabel 4.3.1.9
Capital Charges (CC)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun IC WACC CC
2010 31.813.970 0,0151 480.390,95
2011 47.853.974 0,0128 612.530,87
2012 53.330.616 0,0153 815.958,42
2013 63.107.589 0,0106 668.940,41
2014 65.908.877 0,0009 59.317,99
2015 69.296.938 0,0046 318.765,91
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari perhitungan tabel di atas nilai Capital Charges tahun 2010
adalah 480.390,95. Kemudian pada tahun 2011 dan 2012 mengalami
peningkatan yaitu masing-masing sebesar 612.530,87 dan 815.958,42.
Namun pada tahun 2013,2014, dan 2015 mengalami penurunan yang
cukup signifikan yaitu 668.940, 41 pada tahun 2013, lalu pada tahun 2014
sebesar 59.317,99 dan pada tahun 2015 sebesar 318.765,91.
66
j. Economic Value Added (EVA)
Tabel 4.3.1.10
Economic Value Added (EVA)
Bank Syariah Mandiri Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun NOPAT CC EVA
2010 445.502 480.390 −34.888
2011 583.975 612.530 −28.555
2012 850.366 815.958 34.408
2013 717.438 668.940 48.498
2014 −14.987 59.317 −74.304
2015 740.351 318.765 421.586
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Hasil perhitungan economic value added (EVA) menunjukkan
bahwa pada tahun 2010 nilai EVA yaitu sebesar −34.888, pada tahun 2011
yaitu sebesar −28.555, pada tahun 2012 yaitu sebesar 34.408, pada tahun
2013 yaitu sebesar 48.498, pada tahun 2014 yaitu sebesar −74.304, dan
pada tahun 2015 yaitu sebesar 421.586.
67
2. EVA BMI
a. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Tabel 4.3.2.1
Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Laba/
(rugi)
Sebelum
Pajak
Pajak Pendapatan/
(beban)
Komprehensif
Lainnya
Biaya
Bonus
Bagi
Hasil
NOPAT
2010 231.076 60.137 11.222 182.161
2011 371.670 98.048 21.845 295.467
2012 521.841 132.426 (59.666) 34.637 364.386
2013 653.620 177.773 10.471 56.864 543.182
2014 99.044 40.127 613.253 27.601 699.771
2015 108.909 34.417 75.883 19.678 170.053
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas menunjukkan nilai
NOPAT pada tahun 2010 yaitu 182.161 kemudian pada tahun 2011, 2012,
2013, dan 2014 berturut-turut mengalami peningkatan yaitu sebesar
62,20% menjadi 295.467 pada tahun 2011, pada tahun 2012 sebesar
23,32% menjadi 364.386, pada tahun 2013 sebesar 49,07% menjadi
543.182, pada tahun 2014 sebesar 28,83%. Namun pada tahun 2015 bank
justru tidak dapat mempertahankan nilai NOPAT sehingga mengalami
penurunan sebesar 15,63% yaitu turun menjadi 170.053.
68
b. Invested of Capital (IC)
Tabel 4.3.2.2
Invested of Capital (IC)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Total Pasiva Kewajiban
Jangka Pendek
IC
2010 21.400.793 205.226 21.195.567
2011 34.479.506 220.315 34.259.191
2012 44.854.413 270.851 44.583.562
2013 54.694.020 258.016 54.436.004
2014 62.442.189 300.865 62.141.324
2015 57.172.587 320.749 56.851.838
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tabel di atas menunjukkan nilai Invested of
Capital pada BMI terus mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun
2014. Modal yang diinvestasikan bank pada tahun 2010 yaitu 21.195.567
meningkat sebesar 61,63% menjadi 34.259.191 pada tahun 2011.
Kemudian tahun-tahun seterusnya meningkat sebesar 30,14% menjadi
44.583.562 pada tahun 2012, lalu sebesar 22,10% menjadi 54.436.004
pada tahun 2013, dan sebesar 14,15% menjadi 62.141.324 pada tahun
2014. Namun pada tahun 2015 BMI justru mengalami penurunan sebesar
8,51% menjadi 56.851.838.
69
c. Tingkat Hutang (D)
Tabel 4.3.2.3
Tingkat Hutang (D)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Total Pasiva D (%)
2010 4.409.508 21.400.793 20,60
2011 6.741.993 34.479.506 19,55
2012 12.633.964 44.854.413 28,17
2013 13.106.979 54.694.020 23,96
2014 11.878.275 62.442.189 19,02
2015 12.571.252 57.172.587 21,99
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
tingkat hutang berfluktuatif atau naik turun. Tingkat hutang pada tahun
2010 sebesar 20,60% dan turun pada 2011 menjadi 19,55%. Kemudian
pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 28,17%. Kemudian pada
tahun 2013 dan 2014 kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 23,96%
pada tahun 2013 dan menjadi 19,02 pada tahun 2014. Pada tahun 2015
kembali meningkat menjadi 21,99%. Dapat diketahui tingkat hutang
terbesar adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 23,96%.
70
d. Tingkat Modal (E)
Tabel 4.3.2.4
Tingkat Modal (E)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Total Ekuitas Total Pasiva E (%)
2010 1.749.157 21.400.793 8,17
2011 2.067.401 34.479.506 6,00
2012 2.457.989 44.854.413 5,48
2013 4.291.093 54.694.020 7,85
2014 3.928.411 62.442.189 6,29
2015 3.550.563 57.172.587 6,21
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tingkat modal pada tabel dapat diketahui
bahwa perkembangannya juga telah mengalami fluktuatif. Pada tahun
2010 tingkat modal yaitu sebesar 8,17% dan mengalami penurunan pada
tahun 2011 dan 2012 yang masing-masing sebesar 6,00% dan 5,48%. Pada
tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 7,85%. Namun pada tahun
2014 dan 2015 BMI kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 6,29%
pada tahun 2014 dan 6,21% pada tahun 2015.
71
e. Cost of Debt (Rd)
Tabel 4.3.2.5
Cost of Debt (Rd)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Beban Bagi
Hasil Yang
Belum Dibagi
Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Rd (%)
2010 49.755 4.409.508 1,13
2011 65.716 6.741.993 0,97
2012 73.571 12.633.964 0,58
2013 75.309 13.106.979 0,57
2014 125.921 11.878.275 1,06
2015 82.088 12.571.252 0,65
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2011 yaitu sebesar
0,97% dan 2012 sebesar 0,58% serta tahun 2013 sebesar 0,57% secara
bersama-sama telah mengalami penurunan dari tahun 2010 yaitu sebesar
1,13%. Namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan kembali yaitu
1,06%. Kenaikan tampaknya tidak dapat dipertahankan oleh BMI karena
pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 0,65%.
72
f. Cost of Equity (Re)
Tabel 4.3.2.6
Cost of Equity (Re)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Laba (Rugi)
Bersih Setelah
Pajak
Total Ekuitas Re (%)
2010 170.938 1.749.157 9,77
2011 273.621 2.067.401 13,24
2012 389.414 2.457.989 15,84
2013 475.846 4.291.093 11,09
2014 58.916 3.928.411 1,50
2015 74.492 3.550.563 2,10
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2010 yaitu sebesar
9,77%. Pada tahun 2011 dan 2012 secara bersama-sama mengalami
peningkatan yaitu masing-masing menjadi 13,24% pada tahun 2011 dan
15,84 pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013, 2014, dan 2015 terus
mengalami penurunan yang masing-masing sebesar 11,09% pada tahun
2013, pada tahun 2014 sebesar 1,50% dan pada tahun 2015 sebesar 2,10%.
73
g. Tarif Pajak (Tax)
Tabel 4.3.2.7
Tarif Pajak (Tax)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Pajak Laba (Rugi)
Sebelum Pajak
Tax (%)
2010 60.137 231.076 26,03
2011 98.048 371.670 26,38
2012 132.426 521.841 25,38
2013 177.773 653.620 27,20
2014 40.127 99.044 40,51
2015 34.417 108.909 31,60
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa
persentase tarif pajak BMI yang paling besar yaitu pada tahun 2014 yakni
sebesar 40,51%. Hal ini terjadi karena tarif pajak yang harus dibayarkan
tidak sebanding dengan laba yang dihasilkan oleh bank, yang mana laba
bank pada tahun ini sangat kecil jika dibandingkan dengan tahun tahun
sebelumnya. Namun dalam hal ini BMI tetap mampu membayar pajak
kepada negara dengan laba yang dimilikinya sehingga tidak mengalami
kerugian.
74
h. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Tabel 4.3.2.8
WACC
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun D Rd Tax E Re WACC
(%)
2010 20,60 1,13 26,03 8,17 9,77 0,96
2011 19,55 0,97 26,38 6,00 13,24 0,92
2012 28,17 0,58 25,38 5,48 15,84 0,97
2013 23,96 0,57 27,20 7,85 11,09 0,96
2014 19,02 1,06 40,51 6,29 1,50 0,20
2015 21,99 0,65 31,60 6,21 2,10 0,22
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan WACC pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa biaya modal rata-rata tertimbang atau WACC dari tahun 2010 –
2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 merupakan WACC tertinggi
yaitu sebesar 0,97%. Dan WACC terendah yaitu pada tahun 2014 yaitu
sebesar 0,20%.
75
i. Capital Charges (CC)
Tabel 4.3.2.9
Capital Charges (CC)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun IC WACC CC
2010 21.195.567 0,0096 203.477,44
2011 34.259.191 0,0092 315.184,56
2012 44.583.562 0,0097 432.460,55
2013 54.436.004 0,0096 522.585,64
2014 62.141.324 0,0020 124.282,65
2015 56.851.838 0,0022 125.074,04
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari perhitungan tabel di atas nilai Capital Charges tahun 2010
adalah 203.477,44. Kemudian pada tahun 2011, 2012, dan 2013
mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 315.184,56 pada
tahun 2011, 432.460,55 pada tahun 2012, dan 522.585,64 pada tahun
2013. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup
signifikan yaitu menjadi 124.282,65 pada tahun 2014. Kemudian pada
tahun 2015 kembali mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu besar
yaitu 125.074,04.
76
j. Economic Value Added (EVA)
Tabel 4.3.2.10
Economic Value Added (EVA)
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun NOPAT CC EVA
2010 182.161 203.477,44 −21.316
2011 295.467 315.184,56 −19.717
2012 364.386 432.460,55 −68.074
2013 543.182 522.585,64 20.597
2014 699.771 124.282,65 575.489
2015 170.053 125.074,04 44.979
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Hasil perhitungan economic value added (EVA) menunjukkan
bahwa pada tahun 2010 nilai EVA yaitu sebesar −21.316, pada tahun 2011
yaitu sebesar −19.717, pada tahun 2012 yaitu sebesar −68.074, pada tahun
2013 yaitu sebesar 20.597, pada tahun 2014 yaitu sebesar 575.489, dan
pada tahun 2015 yaitu sebesar 44.979.
77
3. EVA BNI Syariah
a. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Tabel 4.3.3.1
Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Laba/
(rugi)
Sebelum
Pajak
Pajak Pendapatan/
(beban)
Komprehensif
Lainnya
Biaya
Bonus
Bagi
Hasil
NOPAT
2010 36.734 222 4.474 40.986
2011 89.256 22.902 10.862 77.216
2012 137.744 35.852 (3.291) 20.724 119.325
2013 179.616 62.154 31.268 148.730
2014 220.133 56.882 16.497 179.748
2015 307.768 79.243 37.133 610 266.268
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas menunjukkan nilai
NOPAT dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Seperti pada
tahun 2010 yaitu sebesar 40.986. Kemudian pada tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 88,40% menjadi 77.216. Lalu pada tahun 2012
meningkat sebesar 54,53% menjadi 119.325. Pada tahun 2013 meningkat
sebesar 24,64% menjadi 148.730. Kemudian pada tahun 2014 juga
meningkat sebesar 20,85% menjadi 179.748. dan pada tahun 2015
meningkat sebesar 48,13% menjadi 266.268. Peningkatan yang terjadi
78
secara terus menerus terjadi karena BNI Syariah juga mengalami
peningkatan laba yang didapat.
b. Invested of Capital (IC)
Tabel 4.3.3.2
Invested of Capital (IC)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Total Pasiva Kewajiban
Jangka Pendek
IC
2010 6.394.924 78.283 6.316.641
2011 8.466.887 65.919 8.400.968
2012 10.645.313 106.650 10.538.663
2013 14.708.504 73.193 14.635.311
2014 19.492.112 99.851 19.392.261
2015 23.017.667 88.205 22.929.462
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tabel di atas menunjukkan nilai Invested of
Capital pada BNI Syariah terus mengalami peningkatan dari tahun 2010
ke tahun 2015. Modal yang diinvestasikan bank pada tahun 2010 yaitu
6.316.641 meningkat sebesar 33,00% menjadi 8.400.968 pada tahun 2011.
Kemudian tahun-tahun seterusnya meningkat sebesar 25,44% menjadi
10.538.663 pada tahun 2012, lalu sebesar 38,87% menjadi 14.635.311
pada tahun 2013, dan sebesar 32,50% menjadi 19.392.261 pada tahun
79
2014. Dan pada tahun 2015 meningkat sebesar 18,24% menjadi
22.929.462.
c. Tingkat Hutang (D)
Tabel 4.3.3.3
Tingkat Hutang (D)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Total Pasiva D (%)
2010 856.488 6.394.924 13,39
2011 1.746.689 8.466.887 20,63
2012 2.366.763 10.645.313 22,23
2013 4.206.214 14.708.504 28,60
2014 3.859.672 19.492.112 19,80
2015 3.759.989 23.017.667 16,34
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
tingkat hutang cenderung mengalami peningkatan walaupun pada dua
tahun terakhir mngalami penurunan. Tingkat hutang pada tahun 2010
sebesar 13,39% dan naik pada 2011 menjadi 20,63%. Kemudian pada
tahun 2012 dan 2013 kembali meningkat yang masing-masing sebesar
22,23% pada tahun 2012 dan 28,60% pada tahun 2013. Lalu kemudian
pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 19,80% dan kembali
menurun pada tahun 2015 yaitu sebesar 16,34%. Dapat diketahui tingkat
hutang terbesar adalah pada tahun 2013 yaitu sebesar 28,60%.
80
d. Tingkat Modal (E)
Tabel 4.3.3.4
Tingkat Modal (E)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun Total Ekuitas Total Pasiva E (%)
2010 1.051.450 6.394.924 16,44
2011 1.076.667 8.466.887 12,72
2012 1.187.218 10.645.313 11,15
2013 1.304.680 14.708.504 8,87
2014 1.950.000 19.492.112 10,00
2015 2.215.658 23.017.667 9,62
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan tingkat modal pada tabel dapat diketahui
bahwa perkembangannya telah mengalami fluktuatif. Pada tahun 2010
tingkat modal yaitu sebesar 16,44% dan mengalami penurunan pada tahun
2011, 2012, dan 2013 yang masing-masing sebesar 12,72% pada tahun
2011, 11,15% pada tahun 2012, dan 8,87% pada tahun 2013. Kemudian
pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 10,00%. Namun penurunan
kembali terjadi pada tahun 2015 yaitu menjadi 9,62%.
81
e. Cost of Debt (Rd)
Tabel 4.3.3.5
Cost of Debt (Rd)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun Beban Bagi
Hasil Yang
Belum Dibagi
Hutang & Dana
Syirkah
Temporer Bank
Rd (%)
2010 31.461 856.488 3,67
2011 42.619 1.746.689 2,44
2012 36.481 2.366.763 1,54
2013 35.916 4.206.214 0,85
2014 51.657 3.859.672 1,34
2015 46.258 3.759.989 1,23
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2011 yaitu sebesar
2,44% dan 2012 sebesar 1,54% serta tahun 2013 sebesar 0,85% secara
bersama-sama telah mengalami penurunan dari tahun 2010 yang nilainya
yaitu 3,67%. Namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan kembali yaitu
menjadi 1,34%. Kenaikan tampaknya tidak dapat dipertahankan oleh BNI
Syariah karena pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan yaitu
menjadi 1,23%.
82
f. Cost of Equity (Re)
Tabel 4.3.3.6
Cost of Equity (Re)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun Laba (Rugi)
Bersih Setelah
Pajak
Total Ekuitas Re (%)
2010 36.513 1.051.450 3,47
2011 66.354 1.076.667 6,16
2012 101.892 1.187.218 8,58
2013 117.462 1.304.680 9,00
2014 163.251 1.950.000 8,37
2015 228.525 2.215.658 10,31
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas pada tahun 2010 yaitu sebesar
3,47%. Pada tahun 2011 dan 2012 secara bersama-sama mengalami
peningkatan yaitu masing-masing menjadi 6,16% pada tahun 2011 dan
menjadi 8,58% pada tahun 2012. Dan untuk tahun 2013 juga mengalami
kenaikan yaitu menjadi 9,00%. Namun pada tahun 2014 mengalami
penurunan menjadi 8,37%. Lalu kemudian pada tahun 2015 mengalami
kenaikan menjadi 10,31%.
83
g. Tarif Pajak (Tax)
Tabel 4.3.3.7
Tarif Pajak (Tax)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun Pajak Laba (Rugi)
Sebelum Pajak
Tax (%)
2010 222 36.734 0,60
2011 22.902 89.256 25,66
2012 35.852 137.744 26,03
2013 62.154 179.616 34,60
2014 56.882 220.133 25,84
2015 79.243 307.768 25,75
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa
persentase tarif pajak BNI Syariah yang paling besar yaitu pada tahun
2013 yakni sebesar 34,60%. Hal ini terjadi karena tarif pajak yang harus
dibayarkan lumayan besar jika dibandingkan jumlah laba yang dihasilkan
oleh BNI Syariah. Namun bank tetap mampu membayar pajak walaupun
laba yang diperoleh tidak begitu besar.
84
h. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Tabel 4.3.3.8
WACC
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Persentase)
Tahun D Rd Tax E Re WACC
(%)
2010 13,39 3,67 0,60 16,44 3,47 1,05
2011 20,63 2,44 25,66 12,72 6,16 1,15
2012 22,23 1,54 26,03 11,15 8,58 1,20
2013 28,60 0,85 34,60 8,87 9,00 0,94
2014 19,80 1,34 25,84 10,00 8,37 1,02
2015 16,34 1,23 25,75 9,62 10,31 1,13
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Berdasarkan perhitungan WACC pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa biaya modal rata-rata tertimbang atau WACC dari tahun 2010 –
2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 merupakan WACC tertinggi
yaitu sebesar 1,20%. Dan WACC terendah yaitu pada tahun 2013 yaitu
sebesar 0,94%.
85
i. Capital Charges (CC)
Tabel 4.3.3.9
Capital Charges (CC)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun IC WACC CC
2010 6.316.641 0,0105 66.324,73
2011 8.400.968 0,0115 96.611,13
2012 10.538.663 0,0120 126.463,96
2013 14.635.311 0,0094 137.571,92
2014 19.392.261 0,0102 200.280,17
2015 22.929.462 0,0113 259.102,92
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Dari perhitungan tabel di atas nilai Capital Charges tahun 2010
adalah 66.324,73. Kemudian dari tahun ke tahun nilainya terus mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2011 sebesar 96.611,13. Lalu 126.463,96
pada tahun 2012, kemudian 137.571,92 pada tahun 2013. Pada tahun 2014
sebesar 200.280,17 dan pada tahun 2015 sebesar 259.102,92.
86
j. Economic Value Added (EVA)
Tabel 4.3.3.10
Economic Value Added (EVA)
BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun NOPAT CC BNI Syariah
2010 40.986 66.324 −25.338
2011 77.216 96.611 −19.395
2012 119.325 126.463 −5.138
2013 148.730 137.571 11.159
2014 179.748 200.280 −20.532
2015 266.268 259.102 7.166
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Hasil perhitungan economic value added (EVA) menunjukkan
bahwa pada tahun 2010 nilai EVA yaitu sebesar −25.338, pada tahun 2011
yaitu sebesar −19.395, pada tahun 2012 yaitu sebesar −5.138, pada tahun
2013 yaitu sebesar 11.159, pada tahun 2014 yaitu sebesar −20.532, dan
pada tahun 2015 yaitu sebesar 7.166.
87
D. Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA)
Tabel 4.4.1
Economic Value Added (EVA)
BSM, BMI, dan BNI Syariah Tahun 2010 – 2015
(Jutaan Rupiah)
Ket 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BSM −34.888 −28.555 34.408 48.498 −74.304 421.586
BMI −21.316 −19.717 −68.074 20.597 575.489 44.979
BNIS −25.338 −19.395 −5.138 11.159 −20.532 7.166
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Data Diolah)
Hasil perhitungan EVA pada tahun 2010 pada BSM yaitu sebesar
−34.888, lalu pada BMI yaitu sebesar −34.888, dan pada BNI Syariah
yaitu sebesar −25.338. Ketiga bank tersebut mempunyai nilai EVA yang
negatif yang mana menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi
bank, ini berarti total biaya modal perusahaan lebih besar daripada laba
operasi setelah pajak sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut
berada pada posisi tidak baik karena dana yang tersedia tidak memenuhi
harapan-harapan kreditur maupun pemegang saham. Namun jika
dibandingkan kinerja keuangan BMI lebih baik dibanding kedua bank
lainnya dikarenakan nilai EVA yang didapat lebih rendah.
Pada tahun 2011 Bank Syariah Mandiri mempunyai nilai EVA
sebesar −28.555, pada Bank Muamalat Indonesia yaitu sebesar −19.717,
dan pada BNI Syariah yaitu sebesar −19.395. Ketiga bank tersebut pada
tahun 2011 masih mempunyai nilai EVA yang negatif yang mana ketiga
88
bank tersebut tidak berhasil memberikan nilai tambah bagi perusahaannya.
Dan jika tidak dilakukan perbaikan kinerja perusahaan dapat membuat
perusahaan mengalami penurunan atas nilai aktiva dan laba perusahaannya
yang akan menghasilkan penilaian atas kinerja keuangan yang menurun.
Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 2010 ketiga
bank ini sudah mampu menurunkan nilai EVA walaupun masih di posisi
negatif. Jika dibandingkan nilai nya yang paling rendah dari bank
tersebuat, BMI merupakan bank dengan nilai EVA lebih baik debanding
kedua bank lainnya.
Pada tahun 2012 BSM mampu menambah nilai ekonomis bagi
perusahaannya, ini ditunjukkan oleh nilai EVA yang positif yaitu sebesar
34.408, artinya kinerja keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan
berada pada posisi baik. Pada BMI nilai EVA yaitu sebesar −68.074 dan
masih memiliki nilai EVA yang negatif. Begitupula dengan BNI Syariah
yang masih mempunyai nilai EVA yang negatif yaitu sebesar −5.138. jika
dilakukan perbandingan ketiga bank tersebut, maka BSM dinilai
mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik karena mampu memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.
Pada tahun 2013 Bank syariah Mandiri kembali mempunyai nilai
EVA yang positif yaitu sebesar 48.498, namun BMI juga pada tahun ini
mampu menambah nilai ekonomis bagi perusahaannya karena mampu
menghasilkan nilai EVA yang positif yaitu sebesar 20.597. Begitupula
89
pada BNI Syariah juga menghasilkan nilai EVA yang positif yaitu sebesar
11.159.
Pada tahun 2014 BSM mempunyai nilai EVA yang negatif yaitu
sebesar −74.304, ini dikarenakan BSM mengalami kerugian sehingga tidak
mampu menutupi biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Pada BMI
mengahasilkan nilai nilai EVA yang positif yaitu sebesar 575.489. Namun
pada BNI Syariah nilai EVA negatif yaitu sebesar −20.532. Jika
dibandingkan dengan ketiga bank tersebut BMI mempunyai nilai EVA
yang lebih baik karena mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
Pada tahun 2015 Bank Syariah Mandiri mempunyai nilai EVA
yang positif yaitu sebesar 421.586. Pada Bank Muamalat Indonesia juga
mempunyai nilai EVA yang positif yaitu sebesar 44.979. dan juga pada
BNI Syariah mempunyai nilai EVA yang positif yaitu sebesar 7.166.
ketiga bank tersebut mempunyai nilai EVA yang positif kinerja keuangan
perusahaan tersebut dapat dikatakan berada pada posisi baik. Jika
dibandingkan maka BSM mempunyai nilai EVA yang lebih baik.
90
E. Pengujian Statistik Anova Satu Arah (One Way Anova)
1. Return On Asset pada BSM, BMI, dan BNIS
Tabel 4.5.1
Uji Anova Return On Asset (ROA)
ANOVA
RETURN ON ASSET
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.462 2 1.231 2.864 .088
Within Groups 6.448 15 .430
Total 8.909 17
Sumber: output SPSS 16.0
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga
bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode
Return On Asset (ROA)
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode Return
On Asset (ROA)
Untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka ketentuan yang
harus diikuti adalah sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, H1 diterima
91
2. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak
3. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
4. Jika signifikan atau probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
Adapun rumus untuk mencari F-tabel adalah dengan menetapkan
tingkat/taraf signifikansi pengujian kita (biasanya disimbolkan dengan α
(alpha), lalu menentukan derajat bebas/degree of freedom untuk pembilang
(df1 = k – 1) . Selanjutnya derajat bebas/degree of freedom untuk penyebut
(df2 = n – k).
Berdasarkan tabel di atas hasil yang diperoleh pada uji ANOVA
menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu sebesar 2.864, sementara F tabel
didapat angka 3.68 dengan tingkat α = 5%, df1 = 2, df2 = 15. Dengan
demikian F hitung < F tabel (2.864 < 3.68), yang berarti H0 diterima H1
ditolak. Sedangkan untuk probabilitas dapat dilihat yaitu 0.088 yang
berarti probabilitas > 0.05 (0.088 > 0.05), maka H0 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan antara kinerja keuangan tiga bank dengan jumlah aset terbesar
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI
Syariah dengan menggunakan metode Return On Asset (ROA). Karena
tidak terdapat perbedaan maka analisis sesudah anova tidak perlu
dilakukan.
92
2. Return On Equity pada BSM, BMI, dan BNIS
Tabel 4.5.2
Uji Anova Return On Equity (ROE)
ANOVA
RETURN ON EQUITY
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 244.508 2 122.254 2.035 .165
Within Groups 900.997 15 60.066
Total 1145.505 17
Sumber: output SPSS 16.0
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga
bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode
Return On Equity (ROE)
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode Return
On Equity (ROE)
Untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka ketentuan yang
harus diikuti adalah sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, H1 diterima
2. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak
93
3. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
4. Jika signifikan atau probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
Adapun rumus untuk mencari F-tabel adalah dengan menetapkan
tingkat/taraf signifikansi pengujian kita (biasanya disimbolkan dengan α
(alpha), lalu menentukan derajat bebas/degree of freedom untuk pembilang
(df1 = k – 1) . Selanjutnya derajat bebas/degree of freedom untuk penyebut
(df2 = n – k).
Berdasarkan tabel di atas hasil yang diperoleh pada uji ANOVA
menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu sebesar 2.035, sementara F tabel
didapat angka 3.68 dengan tingkat α = 5%, df1 = 2, df2 = 15. Dengan
demikian F hitung < F tabel (2.035 < 3.68), yang berarti H0 diterima H1
ditolak. Sedangkan untuk probabilitas dapat dilihat yaitu 0.165 yang
berarti probabilitas > 0.05 (0.165 > 0.05), maka H0 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan antara kinerja keuangan tiga bank dengan jumlah aset terbesar
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI
Syariah dengan menggunakan metode Return on Equity (ROE). Karena
tidak terdapat perbedaan maka analisis sesudah anova tidak perlu
dilakukan.
94
3. Economic Value Added pada BSM, BMI, dan BNIS
a. Uji Anova One Way
Tabel 4.5.3
Uji Anova Economic Value Added (EVA)
ANOVA
ECONOMIC VALUE ADDED
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.021E10 2 1.511E10 .493 . 026
Within Groups 4.595E11 15 3.064E10
Total 4.898E11 17
Sumber: output SPSS 16.0
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga
bank dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA)
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan tiga bank
dengan jumlah aset terbesar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yaitu BSM, BMI, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA)
Untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka ketentuan yang
harus diikuti adalah sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, H1 diterima
95
2. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak
3. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
4. Jika signifikan atau probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
Adapun rumus untuk mencari F-tabel adalah dengan menetapkan
tingkat/taraf signifikansi pengujian kita (biasanya disimbolkan dengan α
(alpha), lalu menentukan derajat bebas/degree of freedom untuk pembilang
(df1 = k – 1) . Selanjutnya derajat bebas/degree of freedom untuk penyebut
(df2 = n – k).
Berdasarkan tabel di atas hasil yang diperoleh pada uji ANOVA
menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu sebesar 0.493, sementara F tabel
didapat angka 3.68 dengan tingkat α = 5%, df1 = 2, df2 = 15. Dengan
demikian F hitung > F tabel (0.493 > 3.68), yang berarti H0 ditolak H1
diterima. Sedangkan untuk probabilitas dapat dilihat yaitu 0.026 yang
berarti probabilitas < 0.05 (0.026 < 0.05), maka H0 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan antara kinerja keuangan tiga bank dengan jumlah aset terbesar
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu BSM, BMI, dan BNI
Syariah dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA).
Karena terdapat perbedaan maka analisis sesudah anova perlu dilakukan.
96
b. Uji Tes Pos Hoc
Tabel 4.5.4
Uji Post Hoc Test Economic Value Added (EVA)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable:ECONOMIC VALUE ADDED
(I)
BANK
UMUM
SYARIA
H
(J)
BANK
UMUM
SYARIA
H
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD BSM BMI -27535.500 1.011E5 .960 -290023.20 234952.20
BNIS 69803.833 1.011E5 .772 -192683.87 332291.54
BMI BSM 27535.500 1.011E5 .960 -234952.20 290023.20
BNIS 97339.333 1.011E5 .610 -165148.37 359827.04
BNIS BSM -69803.833 1.011E5 .772 -332291.54 192683.87
BMI -97339.333 1.011E5 .610 -359827.04 165148.37
Bonferroni BSM BMI -27535.500 1.011E5 1.000 -299751.69 244680.69
BNIS 69803.833 1.011E5 1.000 -202412.35 342020.02
BMI BSM 27535.500 1.011E5 1.000 -244680.69 299751.69
BNIS 97339.333 1.011E5 1.000 -174876.85 369555.52
BNIS BSM -69803.833 1.011E5 1.000 -342020.02 202412.35
BMI -97339.333 1.011E5 1.000 -369555.52 174876.85
Post Hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang
berbeda dan yang tidak berbeda. Hal ini dapat dilakukan bila F hitungnya
menunjukan ada perbedaan. Kalau F hitung menunjukan tidak ada
perbedaan, analisis sesudah anova tidak perlu dilakukan. Uji post hoc
merupakan uji kelanjutan dari uji ANOVA jika hasil yang diperoleh pada
uji ANOVA adalah H0 diterima atau terdapat perbedaan antara tiap
97
kelompok. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perbedaan mean
difference nilai EVA BSM dan BMI adalah sebesar -27535.500 yang
artinya BSM mempunyai nilai lebih kecil sebanyak -27535.500 poin dari
BMI. Kemudian nilai EVA BSM dan BNIS adalah sebesar 69803.833
yang artinya BSM mempunyai nilai lebih besar sebanyak 69803.833 poin
dari BNIS. Dan nilai EVA BMI dan BNIS adalah sebesar 97339.333 yang
artinya BMI mempunyai nilai lebih besar sebanyak 97339.333 dari BNIS.
Interpretasi :
a. Nilai EVA paling tinggi yaitu pada BMI yang lebih tinggi
27535.500 dari BSM dan lebih tinggi 97339.333 dari BNIS.
Sedangkan nilai EVA terendah yaitu diperoleh oleh BNIS. Ini
berarti nilai EVA BMI > BSM > BNIS.
b. Ada perbedaan yang signifikan pada masing-masing nilai EVA
yang dimiliki oleh BSM, BMI, dan BNIS.
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Syariah Mandiri
(BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), dan Bank Negara Indonesia
Syariah (BNI Syariah) menggunakan metode ROA, ROE, dan EVA maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada analisis komparatif Return On Asset (ROA) antara BSM, BMI,
dan BNIS yang diuji dengan menggunakan uji Anova Satu Arah (One
Way Anova) didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
yang signifikan karena F hitung < F tabel (2.864 < 3.68), yang berarti
H0 diterima H1 ditolak. Sedangkan untuk probabilitas yaitu 0.088 yang
berarti probabilitas > 0.05 (0.088 > 0.05), maka H0 diterima. Hal ini
menunjukkan rata-rata nilai ROA pada masing-masing bank tidak jauh
berbeda.
2. Pada analisis komparatif Return On Equity (ROE) antara BSM, BMI,
dan BNIS yang diuji dengan menggunakan uji Anova Satu Arah (One
Way Anova) didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
yang signifikan karena F hitung < F tabel (2.035 < 3.68), yang berarti
H0 diterima H1 ditolak. Sedangkan untuk probabilitas yaitu 0.165 yang
berarti probabilitas > 0.05 (0.165 > 0.05), maka H0 diterima. Ini berarti
rata-rata nilai ROE pada masing-masing bank tidak jauh berbeda.
99
3. Analisis komparatif Economic Value Added (EVA) antara BSM, BMI,
dan BNIS yang diuji dengan menggunakan uji Anova Satu Arah (One
Way Anova) didapatkan hasil yang berbeda dengan ROA dan ROE
yaitu pada EVA menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan karena F hitung > F tabel (0.493 > 3.68), yang berarti H0
ditolak H1 diterima. Sedangkan untuk probabilitas dapat dilihat yaitu
0.026 yang berarti probabilitas < 0.05 (0.026 < 0.05), maka H0 ditolak.
Kemudian Uji post hoc didapatkan hasil bahwa nilai EVA paling
tinggi dicapai oleh BMI dan nilai EVA terendah yaitu diperoleh oleh
BNIS.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian
yang telah diperoleh, penulis menyimpulkan beberapa saran yang kiranya
dapat direkomendasikan dalam mendorong laju perkembangan kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia serta penelitian lanjutan seperti
apa yang seharusnya dilakukan, saran-saran tersebut antara lain:
1. Untuk menilai kinerja keuangan bank, sebaiknya tidak hanya
menggunakan metode analisis rasio keuangan saja, yang hanya menilai
dari segi operasional dan financial intern. Bank sebaiknya juga
menerapkan metode Economic Value Added (EVA) sebagai penilaian
kinerja keuangan, yang juga melengkapi atau mendukung metode
analisis rasio keuangan. Karena metode Economic Value Added (EVA)
menggunakan Biaya Hutang (Cost Of Debt) dan Biaya modal (Cost Of
100
Equity) dalam pengukurannya dibanding dengan metode Konvensional
yang hanya menggunakan Biaya hutang (Cost Of Debt) sebagai tolak
ukur perhitungannya. Metode ini dapat memberikan perhitungan yang
lebih mengarah dan akurat pada laba riil, yang diukur dari kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan suatu nilai tambah ekonomis, sehingga
dapat mempertimbangkan harapan-harapan para shareholder.
2. Manajemen dalam menciptakan nilai EVA positif harus lebih
mempertimbangkan struktur modal yang optimal agar perusahaan
berjalan secara efisien dan efektif. Manajemen juga perlu
mempertimbangkan intangible asset yang dimiliki seperti goodwill,
intangible assets, beban restrukturisasi, dan sebagainya sebagai
komponen dalam perhitungan nilai tambah bagi bank.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dengan
menambah periode penelitian seperti tahunan, triwulan ataupun
bulanan. Dan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah alat
ukur kinerja keuangan lainnya seperti FVA (Financial Value Added)
dan MVA (Market Value Added) serta dapat memperluas objek
penelitian baik dari segi syariah maupun konvensional.
101
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. Kodifikasi Bank Indonesia, 2012. Jakarta: BI, 2012.
Bank Indonesia. Kodifikasi Penilian Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta: BI, 2007.
Burhanuddin, Afid. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Artikel diakses pada
tanggal 30 Januari 2015 dari
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-
dan-kualitatif/
Devi, Ria Ayu. Perbandingan Antara Economic Value Added (EVA) Dan Return
On Asset (ROA) Dalam Menilai Kinerja Perusahaan, Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Eugene, Brigham F. dan Houston, Joel F. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Airlangga, 2001.
Fahmi, Irham. Manajemen Investasi, Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Gulo, Wilmar Amonio dan Wita Juwita Ermawati. Analisis Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan PT SA. Jurnal Manajemen dan Organisasi. Vol II No.2,
Agustus 2011. h.124
Harahap, Sofyan Safri. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana,
2010.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
102
Martono. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Cetakan keempat. Yogyakarta:
EKONISIA, 2010.
Miles, Mathew B. dan Huberman A. Maichel. Analisis Data Kualitatif: Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi
Rohidi). Jakarta: UI PRESS, 1992.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Munawir. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2002.
Muzakki, Achmad Tyas. Analisis Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Dan
Financial Value Added (FVA), Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014.
Ningtias, Irianti Yuni, dkk. Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan Dan
Metode Economic Value Added (EVA) Sebagai Pengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya Malang, 2014.
Nurgiyantoro, Burhan, dkk. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Indonesia, 2015. Jakarta: OJK, 2015.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah, Desember 2015. Jakarta:
OJK, 2015.
Riyadi, Selamet. Banking Assets And Liability Management. Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2007.
Rudianto. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2006.
103
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan. Cetakan
kelima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi 4. Jakarta: Lembaga
Penerbit UI, 2004.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung:Unpar Press, 2006.
Supriyanto. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks, 2009.
Suratno, Ignatius Bondan. Economic Value Added: Dari Suatu Alat Penilai
Kinerja Manajemen Menuju Konsep Pemerataan Pendapat. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol.IV No.2, 2005. h.135
Teguh, Muhammad. Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Tunggal, Amin Widjaja. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan
Value Based Management (VAM). Jakarta: Harvarindo, 2001.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
Wahyuni,Salamah. Statistik Ekonomi Dan Bisnis, Surakarta: UNS Press, 2014.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Cetakan 6. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Widasari, Ela. Analisis Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Economic Value Adde
(EVA). Jurnal studia akuntansi dan bisnis. Vol.1 No.3, 2013-2014. h.269
Zulkarnain,Ridwan. Analisis Komparatif Return On Assets (ROA) Dengan
Economic Value Added (EVA) Dalama Menilai Kinerja Keuangan
Perbankan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Hasanuddin, Makassar, 2014.
http://www.bankmuamalat.co.id/ diakses pada 13 Juli 2016 Pukul 11.09
http://www.syariahmandiri.co.id/ diakses pada 14 Maret 2016 Pukul 12.31
http://www.bnisyariah.co.id/ diakses pada 13 Juli 2016 Pukul 11.23
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan EVA Bank Syariah Mandiri (BSM)
Keterangan
(Jutaan Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NOPAT 445.502 583.975 850.366 717.438 −14.987 740.351
INVESTED CAPITAL 31.813.970 47.853.974 53.330.616 63.107.589 65.908.8777 69.296.938
WACC
{(D×Rd)(1−Tax)+(E×Re)}
1,51% 1,28% 1,53% 1,06% 0,09% 0,46%
D 16,74% 15,16% 17,47% 17,60% 13,30% 14,50%
Rd 1,95% 1,45% 0,42% 0,51% 0,69% 0,54%
Tax 26,41% 26,32% 26,56% 26,32% −74,51% 22,60%
E 6,22% 6,31% 7,71% 7,60% 6,90% 7,98%
Re 20,71% 17,93% 19,27% 13,38% −0,97% 5,16%
CAPITAL CHARGES 480.390 612.530 815.958 668.940 59.317 318.765
EVA −34.888 −28.555 34.408 48.498 −74.304 421.586
Lampiran 2 : Perhitungan EVA Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Keterangan
(Jutaan Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NOPAT 182.161 295.467 364.386 543.182 699.771 170.053
INVESTED CAPITAL 21.195.567 34.259.191 44.583.562 54.436.004 62.141.324 56.851.838
WACC
{(D×Rd)(1−Tax)+(E×Re)}
0,96% 0,92% 0,97% 0,96% 0,20% 0,22%
D 20,60% 19,55% 28,17% 23,96% 19,02% 21,99%
Rd 1,13% 0,97% 0,58% 0,57% 1,06% 0,65%
Tax 26,03% 26,38% 25,38% 27,20% 40,51% 31,60%
E 8,17% 6,00% 5,48% 7,85% 6,29% 6,21%
Re 9,77% 13,24% 15,84% 11,09% 1,50% 2,10%
CAPITAL CHARGES 203.477 315.184 432.460 522.585 124.282 125.074
EVA −21.316 −19.717 −68.074 20.597 575.489 44.979
Lampiran 3 : Perhitungan EVA Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Keterangan
(Jutaan Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NOPAT 40.986 77.216 119.325 148.730 179.748 266.268
INVESTED CAPITAL 6.316.641 8.400.968 10.538663 14.635.311 19.392.261 22.929.462
WACC
{(D×Rd)(1−Tax)+(E×Re)}
1,05% 1,15% 1,20% 0,94% 1,02% 1,13%
D 13,39% 20,63% 22,23% 28,60% 19,80% 16,34%
Rd 3,67% 2,44% 1,54% 0,85% 1,34% 1,23%
Tax 0,60% 25,66% 26,03% 34,60% 25,84% 25,75%
E 16,44% 12,72% 11,15% 8,87% 10,00% 9,62%
Re 3,47% 6,16% 8,58% 9,00% 8,37% 10,31%
CAPITAL CHARGES 66.324 96.611 126.463 137.571 200.280 259.102
EVA −25.338 −19.395 −5.138 11.159 −20.532 7.166
Lampiran 4 : Output SPSS Uji Anova Return On Asset (ROA)
1. Tabel Descriptives ROA
Descriptives
RETURN ON ASSET
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
BSM 6 1.4100 .94621 .38629 .4170 2.4030 -.04 2.25
BMI 6 .5550 .54040 .22062 -.0121 1.1221 .17 1.36
BNIS 6 1.2417 .31965 .13050 .9062 1.5771 .61 1.48
Total 18 1.0689 .72393 .17063 .7089 1.4289 -.04 2.25
2. Tabel Anova
ANOVA
RETURN ON ASSET
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.462 2 1.231 2.864 .088
Within Groups 6.448 15 .430
Total 8.909 17
Lampiran 5 : Output SPSS Uji Anova Return On Equity (ROE)
1. Tabel Descriptives ROE
Descriptives
RETURN ON EQUITY
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
BSM 6 15.7767 11.13920 4.54756 4.0868 27.4665 -.94 25.05
BMI 6 7.4600 6.89702 2.81570 .2220 14.6980 2.20 17.78
BNIS 6 8.5767 2.92382 1.19365 5.5083 11.6450 3.65 11.39
Total 18 10.6044 8.20869 1.93481 6.5224 14.6865 -.94 25.05
2. Tabel Anova
ANOVA
RETURN ON EQUITY
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 244.508 2 122.254 2.035 .165
Within Groups 900.997 15 60.066
Total 1145.505 17
Lampiran 6 : Output SPSS Uji Anova Economic Value Added (EVA)
1. Tabel Descriptives EVA
Descriptives
ECONOMIC VALUE ADDED
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
BSM 6 6.11E4 182432.116 7.448E4 -130326.60 252574.93 -74304 421586
BMI 6 8.87E4 241639.781 9.865E4 -164925.73 342245.06 -68074 575489
BNIS 6 -8679.67 15427.232 6298.141 -24869.55 7510.22 -25338 11159
Total 18 4.70E4 169732.965 4.001E4 -37371.50 131440.94 -74304 575489
2. Tabel Anova
ANOVA
ECONOMIC VALUE ADDED
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.021E10 2 1.511E10 .493 . 026
Within Groups 4.595E11 15 3.064E10
Total 4.898E11 17
3. Tabel Uji Pos Hoc
Multiple Comparisons
Dependent Variable:ECONOMIC VALUE ADDED
(I)
BANK
UMUM
SYARIA
H
(J)
BANK
UMUM
SYARIA
H
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD BSM BMI -27535.500 1.011E5 .960 -290023.20 234952.20
BNIS 69803.833 1.011E5 .772 -192683.87 332291.54
BMI BSM 27535.500 1.011E5 .960 -234952.20 290023.20
BNIS 97339.333 1.011E5 .610 -165148.37 359827.04
BNIS BSM -69803.833 1.011E5 .772 -332291.54 192683.87
BMI -97339.333 1.011E5 .610 -359827.04 165148.37
Bonferroni BSM BMI -27535.500 1.011E5 1.000 -299751.69 244680.69
BNIS 69803.833 1.011E5 1.000 -202412.35 342020.02
BMI BSM 27535.500 1.011E5 1.000 -244680.69 299751.69
BNIS 97339.333 1.011E5 1.000 -174876.85 369555.52
BNIS BSM -69803.833 1.011E5 1.000 -342020.02 202412.35
BMI -97339.333 1.011E5 1.000 -369555.52 174876.85
Top Related