ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY
MANAGEMENT TERHADAP EFISIENSI BIAYA
KUALITAS DENGAN METODE BALDRIDGE
ASSESSMENT PADA PT PREFORMED LINE
PRODUCTS INDONESIA
Oleh
Elva Yuliyana
014201305053
Skripsi Dipersembahkan Untuk
Fakultas Bisnis President University
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Mei 2017
i
i
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”ANALISIS
PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP
EFISIENSI BIAYA KUALITAS DENGAN METODE
BALDRIDGE ASSESSMENT PADA PT PREFORMED LINE
PRODUCTS INDONESIA” yang diajukan oleh Elva Yuliyana
jurusan Manajemen dari Fakultas Bisnis telah dinilai dan disetujui
untuk lulus sidang pada tanggal 22 Mei 2017.
Liswandi, S.Pd., MM
Ketua Panel Penguji
Rosita Widjojo, SE., MBA
Penguji I
Purwanto ST.MM
Penguji II
ii
SURAT REKOMENDASI PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY
MANAGEMENT TERHADAP EFISIENSI BIAYA KUALITAS
DENGAN METODE BALDRIDGE ASSESSMENT PADA PT
PREFORMED LINE PRODUCTS INDONESIA” disusun dan
diajukan oleh Elva Yuliyana sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Bisnis telah ditinjau dan
dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, saya
merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang lisan.
Cikarang, Indonesia, 22 Mei 2017
Diketahui oleh, Direkomendasikan oleh,
Dr. Dra. Genoveva, M.M
Ketua Program
Studi Manajemen
Purwanto ST.MM
Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “ANALISIS PENGARUH
TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP EFISIENSI
BIAYA KUALITAS DENGAN METODE BALDRIDGE
ASSESSMENT PADA PT PREFORMED LINE PRODUCTS
INDONESIA” adalah hasil dari pengetahuan terbaik saya dan
meyakini bahwa karya orisinal ini tidak pernah diajukan, baik sebagian
maupun secara keseluruhan, kepada universitas lain untuk
mendapatkan gelar.
Cikarang, Indonesia, 22 Mei 2017
Elva Yuliyana
NIM. 014201305047
iv
ABSTRACT
The background of the study is concerned on high quality costs caused by customer
complaints and product defects in PT Preformed Line Products Indonesia. The
purpose of this study is to find out the influence of TQM on the efficiency of the
cost of quality based on the perception of employees. This research conducted on
80 samples with purposive sampling technique. Associative method is used to find
out the relationship between one variable with other variables by using a
quantitative approach. This study included 7 sub variables of TQM which are
leadership, information and analysis, strategic quality planning, human resource
management, management quality process, quality results and customer
satisfaction. The results of the study indicate weak correlation between sub variable
TQM individually to the efficiency of the cost of quality, the conclusion drawn
based on the statistical results is leadership, information and analysis, strategic
quality planning, human resource management, management quality process, does
not affect partially to increase the efficiency of the cost of quality but for quality
results and customer satisfaction does affect partially. Based on simultaneously
statistical result shown that 7 sub variables of TQM have increase the efficiency of
the cost of quality. Based on this research company should be implement TQM
consistent and continuously.
Keywords: employee perception, quality costs, and total quality management
(TQM)
v
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang tingginya biaya kualitas yang
disebabkan oleh komplain pelanggan dan cacat produk di PT Preformed Line
Products Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh TQM terhadap
efisiensi biaya kualitas berdasarkan persepsi karyawan. Penelitian ini dilakukan
terhadap 80 sampel dengan teknik purposive sampling. Metode asosiatif digunakan
untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lain dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dimasukan 7 subvariabel dari
TQM yaitu kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis,
pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil
kualitas serta kepuasan pelanggan. Hasil dari penelitian menunjukkan hubungan
yang lemah secara individual antara sub variabel TQM terhadap efisiensi biaya
kualitas, kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil statistik adalah bahwa
kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis,
pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, tidak
berpengaruh secara parsial terhadap peningkatan efisiensi biaya kualitas. Namun
hasil-hasil kualitas serta kepuasan pelanggan berpengaruh secara parsial terhadap
peningkatan efisiensi biaya kualitas. Berdasarkan hasil statistik uji simultan
menunjukkan bahwa kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-
hasil kualitas dan kepuasan berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan
efisiensi biaya kualitas. Berdasarkan penelitian ini perusahaan harus menerapkan
TQM secara konsisten dan berkesinambungan.
Kata Kunci: Total Quality Management (TQM), Biaya Kualitas, dan Persepsi
Karyawan.
vi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan berkah dan karunia-Nya dalam memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP
EFISIENSI BIAYA KUALITAS DENGAN METODE BALDRIDGE
ASSESSMENT PADA PT PREFORMED LINE PRODUCTS INDONESIA”.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Bisnis President University.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari adanya doa,
dukungan, bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih, khususnya
kepada:
1. Kedua orangtua tercinta yaitu Bapak dan Ibu, serta kakak tersayang juga
segenap kerabat yang telah memberikan doa, motivasi, nasehat, dukungan,
dan semangat yang sangat berarti dan tidak ternilai harganya.
2. Ibu Genoveva Claudia selaku Ketua Program Studi Manajemen pada Fakultas
Bisnis President University yang telah mengizinkan dan memberikan
kesempatan untuk menyusun skripsi.
3. Bapak Purwanto selaku Dosen Pembimbing yang menjadi inspirasi dan
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan perhatian, bimbingan, saran,
dan pengarahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Segenap dosen Fakultas Bisnis President University yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk masa mendatang.
5. Seluruh staf akademik, perpustakaan, dan karyawan President University
yang telah memberikan banyak bantuan selama masa studi.
vii
6. Mr. Gareth Hopkins selaku Managing Director di tempat kerja yang telah
memberikan dukungan dan bantuan yang sangat berarti dan tidak ternilai
harganya selama bekerja sambal menjalani studi.
7. Bapak Effendy Sinaga selaku manajer di tempat kerja yang telah memberikan
dukungan dan bantuan yang sangat berarti dan tidak ternilai harganya selama
bekerja sambal menjalani studi.
8. Bapak Andriawan Dewanto, Bapak Dyan Prarardyo, Bapak Tonie Ferara
selaku rekan kerja yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat
berarti dan tidak ternilai harganya selama bekerja sambal menjalani studi.
9. Segenap staf karyawan PT Preformed Line Products Indonesia yang telah
memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
10. Segenap responden yang telah bersedia membantu dengan meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner penelitian.
11. Sahabat-sahabat “Pele” yaitu Iko Harahap, Arie Kurniawan, Ajie Pratama
Putra, Muhammad Munif Al Haddad, Gregorianus Charles, Nurul Farahdita
Iqbal, Isnaini Chairunnisa dan Dina Trisnawati. Terima kasih sudah
memberikan pengalaman berteman yang luar biasa, serta memberi dukungan
dan semangat selama masa studi di President University.
12. Sahabat-sahabat “3cm” yaitu Dyn dan Abie. Terima kasih telah memberi
dukungan dan semangat selama masa studi di President University.
13. Teman-teman “The Kliwons” yaitu Pak Supriyadi, koko Stanny telah menjadi
teman di kala suka duka sebagai mahasiswa President University dari
semester pertama hingga akhir.
14. Teman-teman Manajemen Program Ekstensi President University 2013,
khususnya Adhi, Damba, Devista, Fally, Fitriana, Galuh, Iik, Irawan, Ismi,
Isti, Jimmy, Lisna, Lusi, Marizka, Pujonoto, Ria, dan Isaful. Terima kasih
atas pertemanan, canda tawa, dan kebersamaan selama ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan inspirasi, bantuan, pengarahan, dan kerjasama dalam
penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung serta
tersirat namun tidak disadari.
viii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu dengan rendah hati, penulis mengharapkan dan menghargai
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat menambah wawasan serta memberikan manfaat bagi berbagai
pihak.
Cikarang, Indonesia, 22 Mei 2017
Elva Yuliyana
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI .............................................. i
LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING .................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
1.6. Batasan Penelitian ........................................................................................ 8
1.7. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 8
1.8. Definisi Istilah .............................................................................................. 9
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
2.1. Landasan Teori ........................................................................................... 11
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 24
2.3. Gap Penelitian ............................................................................................ 24
2.4. Definisi Operasional ................................................................................... 25
2.5. Kerangka Konseptual ................................................................................. 27
2.6. Hipotesis ..................................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI ................................................................................ 29
3.1. Desain Penelitian ........................................................................................ 29
3.2. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29
3.3. Instrumen Penelitian ................................................................................... 31
3.4. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 39
3.5. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 46
4.1. Profil Perusahaan ........................................................................................ 46
4.2. Analisis Data .............................................................................................. 49
4.3. Intrepetasi Hasil .......................................................................................... 64
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 70
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 70
5.2. Rekomendasi dan Saran ............................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
LAMPIRAN .......................................................................................................... 75
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 24
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ................................................... 25
Tabel 3.1 Desain Kuesioner dan Skala Pengukuran .................................. 32
Tabel 3.4 Skala Likert ................................................................................ 39
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen ..................................... 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Independen ................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 52
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Departemen .............................. 54
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 44
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif ..................................................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................ 55
Tabel 4.8 Coefficient (a) ............................................................................ 58
Tabel 4.9 Uji Statistik F ............................................................................. 60
Tabel 4.10 Model Summary b ...................................................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Data Reject ................................................................................... 3
Gambar 1.2 Data Komplain Pelanggan ........................................................... 4
Gambar 1.3 Data Komplain Pelanggan ........................................................... 5
Gambar 2.1 Manfaat Total Quality Management .......................................... 23
Gambar 4.1 Histogram .................................................................................. 56
Gambar 4.2 P-P Plot ...................................................................................... 56
Gambar 4.3 Scatterplot .................................................................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Pada era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini. Tuntutan konsumen
atas peningkatan mutu produk maupun jasa bertambah kompleks. Hanya
perusahaan yang menghasilkan kualitas produk sesuai dengan harapan
pelanggan yang dapat memenangkan persaingan.
Paradigma lama menyatakan bahwa harga mahal akibat dari mutu tinggi
disebabkan biaya produksinya sangat tinggi. Sedangkan paradigma baru
menyatakan bahwa peningkatan mutu dapat menghemat biaya karena
meminimalkan hasil produk cacat serta tidak ada biaya rework produk
cacat, sehingga biaya dapat dipakai untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan kata lain mutu tidak berpengaruh pada peningkatan biaya mutu dan
bahkan dapat menghemat biaya produksi (Dissayanake,2001).
Meningkatnya tuntutan dalam persaingan bisnis tidak terlepas dari
pelaksanaan maupun pengembangan mutu yang dipersyaratkan pelanggan
dan mengarah pada tuntutan mutu yang lebih tinggi.
Kualitas produk adalah fokus utama dalam sebuah perusahaan. Sudut
pandang tentang kualitas dapat dijelaskan dari sudut manajemen
operasional dan manajemen pemasaran. Pada sudut pandang manajemen
operasional, kualitas produk adalah hal yang penting dalam rangka
meningkatkan daya saing produk dan mengutamakan kepuasan pelanggan
yang melebihi atau sama dengan kualitas produk dari pesaing. Pada sudut
pandang pemasaran, kualitas produk adalah salah satu unsur utama dalam
bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu produk, harga, promosi, dan
saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan
2
memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2015). Dari sinilah muncul
konsep Total Quality Management (TQM).
Trend pada saat ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Mutu seperti
TQM dan ISO 9001 telah terbukti dipakai sebagai sistem yang tepat untuk
memperbaiki sistem manajemen mutu tradisional dan oleh sebab itu banyak
perusahaan yang mengaplikasikannya.
TQM adalah pendekatan untuk perbaikan kualitas yang berusaha untuk
memperbaiki kualitas di setiap proses dan aktifitas. TQM adalah suatu
konsep manajemen modern untuk merespon secara tepat setiap perubahan
yang ada baik yang di dorong oleh faktor eksternal dan internal. Prinsip
TQM adalah melakukan perbaikan secara berkesinambungan sehingga
perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua rute yaitu rute pasar,
perusahaan akan memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasar
semakin besar dan harga jual lebih tinggi. Jika penghasilan meningkat maka
laba yang diperoleh akan semakin besar pula. Rute kedua adalah rute biaya,
perusahaan meningkatkan output yang bebas dari produk cacat melalui
usaha perbaikan kualitas. Hal ini akan menghasilkan bekurangnya biaya
operasional perusahaan. Dengan demikian laba yang diperoleh akan
meningkat (Nasution, 2015).
The Malcolm Balridge National Award adalah salah satu pengesahan mutu
untuk mengakui TQM sebagai bagian penting dari strategi usaha,
pengukuran ini berfokus pada sistem manajemen mutu terpadu dan
menghasilkan perbaikan sistem mutu. Terdapat 7 kriteria mutu dalam
metode Baldridge Assessment ini yaitu kepemimpinan, analisis dan
informasi, perencanaan kualitas strategis, sumber daya manusia,
manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan
(Nasution, 2015).
PT Preformed Line Products Indonesia dioperasikan dan dibentuk pada
tahun 1995 sebagai pemasok utama berbagai perlengkapan dan aksesoris
3
untuk transmisi dan distribusi serta infrastruktur komunikasi. PT Preformed
Line Products Indonesia melayani pelanggan di Indonesia dan manca
negara. PT Preformed Line Products Indonesia telah menerapkan sistem
mutu yang memenuhi standar ISO 9001:2008 (Quality Management
System-Requirements) sejak tahun 2009. Dengan sudah diterapkannya
standar mutu ini artinya sebuah organisasi harus mengimplementasikannya
secara konsisten untuk menyediakan produk sesuai persyaratan dan harapan
dari pelanggan serta prosedur yang berlaku dengan tujuan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Berdasarkan data yang diperoleh di PT Preformed Line Products Indonesia
pada gambar data reject menunjukkan bahwa target yang ditetapkan oleh
perusahaan pada kuartal I s/d IV tahun 2016 adalah sebesar 0,5% sedangkan
hasil aktual data reject menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,75%. Apabila
dilihat pada gambar 1.1, setiap bulannya produk cacat yang dihasilkan
memiliki trend yang tidak stabil. Hal ini menunjukkan bahwa usaha
perusahaan untuk meminimalisir tingkat cacat suatu produk masih belum
konsisten.
Gambar 1.1 Data Reject
Sumber: PT Preformed Line Products Indonesia, 2016
Data komplain pelanggan pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa sepanjang
tahun 2011-2016 komplain yang diterima oleh P. Preformed Line Products
Indonesia memiliki trend meningkat. Tabel tersebut menunjukkan target
4
komplain yang ditetapkan oleh manajemen dan aktual komplain yang
diterima oleh PT Preformed Line Products Indonesia.
Pada tahun 2016 jumlah komplain yang diterima cukup banyak yaitu
sebanyak 28 komplain. Target yang ditetapkan oleh manajemen PT
Preformed Line Products Indonesia untuk tahun 2016 adalah sebanyak 17
komplain. Sehingga pada tahun 2016 target yang sudah ditetapkan oleh
manajemen tidak tercapai.
Gambar 1.2 Data Komplain Pelanggan
Sumber: PT Preformed Line Products Indonesia,2016
Hasil analisa departemen Quality & Engineering pada gambar 1.2,
komplain yang diterima oleh PT Preformed Line Products Indonesia
disebabkan adanya kesalahan pada proses manufacturing yaitu sebanyak
61%. Selain disebabkan oleh proses manufacturing data komplain tersebut
menunjukkan bahwa komplain yang diterima melibatkan beberapa
departemen diantaranya departemen operasi (sales, production, warehouse,
purchasing, quality & engineering). Hal ini menunjukkan bahwa masih
terdapat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas pemborosan biaya-
biaya pada setiap departemen yang terlibat.
5
Jumlah komplain sebesar 28 kasus sepanjang tahun 2016, kerugian yang
ditanggung oleh PT Preformed Line Products Indonesia mencapai
$ 445.146. Hal ini menunjukkan bahwa pemborosan atas biaya-biaya yang
muncul sangat besar, sehingga perlu dianalisa kembali apakah penerapan
TQM di PT Preformed Line Products Indonesia apakah sudah diterapkan
dengan baik sehingga dapat mengurangi biaya kualitas.
Gambar 1.3 Data Komplain Pelanggan
Sumber: PT Preformed Line Products Indonesia, 2016
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh TQM terhadap efisiensi biaya kualitas. Penulis
tertarik untuk meneliti hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Total Quality Management Terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas Dengan Metode Baldridge Assessment Pada PT
Preformed Line Products Indonesia”.
1.2 . Identifikasi Masalah
PT Preformed Line Products Indonesia mengevaluasi setiap cacat produk
yang dihasilkan serta komplain dari pelanggan untuk dilaporkan ke
311%
00%
414%
13%
00%
1761%
27%
14%
00% 0
0%
Customer Complaints FY16
Packaging/Label
Marking
Shortage
Out of Spec
Assembly
Manufacturing
Wrong Product
Shipping
Purchasing
Administration
6
manajemen puncak sebagai bahan evaluasi dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Pada kuartal I s/d
IV tahun 2016, tingkat cacat produk masih belum sesuai dengan target yang
ditetapkan oleh manajemen PT Preformed Line Products Indonesia. Data
yang diperoleh menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2016 tingkat produk
cacat yang dihasilkan tidak konsisten/stabil. Selain itu masih terjadi
beberapa komplain dari pelanggan yang melebihi target yang sudah
ditetapkan oleh manajemen PT Preformed Line Products Indonesia.
Hal ini mengharuskan setiap departemen yang terlibat terutama departemen
produksi dan quality & engineering bekerja sama untuk menurunkan tingkat
cacat produk dan komplain pelanggan sehingga dapat mengurangi biaya-
biaya pemborosan yang muncul akibat produk cacat dan komplain dari
pelanggan demi terwujudnya kepuasan pelanggan dan memaksimalkan laba
perusahaan.
1.3 . Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas rumusan masalah untuk penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
2. Apakah analisis dan informasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
3. Apakah perencanaan kualitas dan strategis berpengaruh terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
4. Apakah pengembangan sumber daya manusia berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia?
5. Apakah manajemen kualitas proses berpengaruh signifikan s terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
6. Apakah hasil-hasil kualitas berpengaruh signifikan terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
7
7. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia?
8. Apakah kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil
kualitas dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara bersama-sama
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia?
1.4 . Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap efisiensi biaya
kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh analisis dan informasi terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan kualitas strategi terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh manajeme kualitas proses terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
6. Untuk mengetahui hasil-hasil kualitas terhadap efisiensi biaya kualitas
pada PT Preformed Line Products Indonesia.
7. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
8. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, analisis dan informasi,
perencanaan kualitas strategis, sumber daya manusia, manajemen
kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan secara
bersama-sama terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line
Products Indonesia.
8
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Menjadi bahan masukan ataupun pertimbangan dalam menetapkan strategi
penerapan TQM dan bagaimana mengefisiensikan biaya kualitas produk-
produk dari PT Preformed Line Products Indonesia.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini mampu menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam
pengembangan penelitian tentang TQM. Secara umum dapat dijadikan
sumber dan referensi dalam penyusunan tugas akhir. Memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Presiden.
3. Bagi Industri Lain
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian tentang
pengaruh TQM terhadap efisiensi biaya kualitas pada Perusahaan atau
industri sejenis.
1.6. Batasan Penelitian
1. PT Preformed Line Products Indonesia mempunyai beberapa
departemen, namun dalam penelitian berfokus melihat hubungan TQM
dengan biaya kualitas dari persepsi karyawan melalui perhitungan secara
kuantitatif pada departemen operasi, produksi, quality & engineering dan
sales/marketing.
2. Pengukuran pengaruh TQM terhadap biaya kualitas menggunakan
metode Baldrige Assessment.
3. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari data reject dan
komplain pelanggan pada kuartal I s/d IV tahun 2016.
9
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian dalam menentukan masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematikan penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini menguraikan literatur mengenai konsep kualitas, TQM, Unsur-
unsur TQM, metode TQM, elemen-elemen TQM, manfaat TQM, biaya
kualitas, jenis-jenis biaya kualitas, konsep biaya kualitas, Pandangan
terhadap biaya kualitas dan jumlah kesalahan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah penelitian, populasi dan sampel, skala
penelitian dan instrument penelitian, pengujian instrumen, teknik
pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bagian ini menjelaskan tentang profil perusahaan, deskripsi analisis
penelitian, hasil penelitian dan analisa data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran perbaikan
untuk perusahaan, pemasok dan penelitian berikutnya.
1.8 . Definisi Istilah
1. Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha untuk memaksimalkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses
dan lingkungannya demi terwujudnya kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi.
10
2. Biaya Kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi
akibat kualitas yang buruk.
3. ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas
mutu suatu perusahaan dengan menciptakan sebuah kerangka kerja
untuk peningkatan atau perbaikan secara berkesinambungan.
4. Zero defect adalah kesesuaian seratus persen dengan spesifikasi produk.
5. Biaya Kesesuaian adalah biaya yang timbul untuk memastikan kualitas
produk sesuai dengan keinginan pelanggan.
6. Biaya Ketidaksesuaian adalah biaya yang dikeluarkan karena
menghasilkan produk yang cacat dan opportunity cost karena ditolaknya
produk atau jasa
7. Biaya Pencegahan adalah biaya yang timbul untuk mencegah kerusakan
produk yang dihasilkan (mencegah cacat kualitas) atau semua biaya
yang berkaitan dengan setiap kegiatan yang dirancang untuk
memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang tepat dilaksanakan dengan
benar sejak pertama kali.
8. Biaya Deteksi Penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah produk sudah
sesuai dengan spesifikasinya dan persyaratan-persyaratan kualitas.
9. Biaya Kegagalan Internal adalah biaya yang terjadi karena adanya
ketidaksesuaian produk dengan persyaratan atau karena rendahnya
kualitas
10. Biaya Kegagalan Eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena
produk yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan-persyaratan dan
diketahui setelah produk dikirimkan kepada pelanggan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Biaya Kualitas
Kualitas dapat diukur antara lain berdasarkan biayanya. Perusahaan
menginginkan agar biaya kualitas turun, namun dapat mencapai kualitas
yang lebih tinggi, setidaknya sampai dengan titik tertentu. Bila standar
kerusakan nol dapat dicapai, maka perusahaan masih harus menanggung
biaya pencegahan dan penilaian/deteksi.
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk. Menurut Nasution (2015), biaya kualitas didefinisikan
sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,
perbaikan produk yang berkualitas rendah dan dengan opportunity cost dari
hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat dari rendahya
kualitas.
Biaya kualitas dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu sebagai berikut
(Ross, 1994 dalam Nasution 2015):
a. Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah rusaknya
produk yang dihasilkan (mencegah cacat kualitas) atau semua biaya untuk
memastikan aktivitas yang sudah dirancang dilaksanakan dengan tepat sejak
awal.
b. Biaya Deteksi/Penilaian
Biaya penilaian dikeluarkan untuk mengukur dan menganalisa data apakah
produk yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan-
12
persyaratan kualitas. Tujuan utama penilaian adalah untuk menghindari
terjadinya kesalahan dan kerusakan pada setiap proses di dalam perusahaan
c. Biaya Kegagalan Internal
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
akibat adanya ketidaksesuaian terhadap spesifikasi produk ataupun
rendahnya kualitas suatu produk. Penilaian biaya ini dihitung dengan
menghitung seberapa banyak barang yang cacat atau rusak sebelum adanya
pengiriman kepada pelanggan.
d. Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang muncul akibat produk yang
sudah dikirim kepada pelanggan adalah produk yang cacat atau tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan oleh pelanggan. Biaya yang muncul
adalah dalam rangka mengganti produk cacat yang sudah sampai di
pelanggan dan laba gagal karena peluang yang hilang akibat produk tersebut
tidak diterima oleh pelanggan. Hal ini sangat berbahaya dikarenakan dapat
merusak citra dari produk yang dihasilkan dan reputasi dari perusahaan dan
bahkan dapat menghilangkan pangsa pasar.
2.1.2 Total Quality Management
Menurut Ishikawa (Pawitra, 1993), TQM diartikan sebagai sebuah konsep
kualitas, kerjasama tim, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan
pelanggan sebagai sebuah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan
sebagai suatu falsafah. Definisi lainnya menyatakan bahwa TQM adalah
sebuah strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan semua anggota organisasi (Nasution,2015).
Menurut Tjiptono (2005), pengertian TQM dibagi menjadi dua aspek.
Aspek pertama adalah suatu sistem dalam menjalankan usaha dengan
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus
13
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
Kemudian aspek kedua membahas bagaimana TQM dapat dicapai.
Berdasarkan definisi TQM dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa definisi TQM adalah suatu sistem manajemen strategic yang
terintegrasi untuk mewujudkan kepuasan pelanggan melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan
dengan melibatkan semua anggota organisasi mencakup semua manajer,
karyawan serta pemasok untuk saling bekerjasama dalam memperbaiki
berbagai proses.
2.1.3 Metode TQM
Metode TQM berfokus pada tiga pakar yang merupakan pionir dalam
pengembangan TQM yaitu sebagai berikut:
a. Metode W. Edwards Deming
Siklus Deming (Deming Cycle) dikembangkan untuk menghubungkan
antara kegiatan operasional dengan harapan pelanggan dan
memfokuskan sumber daya dalam organisasi (riset, desain, operasi, dan
pemasaran) secara terpadu dan sinergi untuk memenuhi harapan
pelanggan tersebut (Ross, 1994). Siklus Deming adalah model perbaikan
secara terus menerus yang dikembangkan oleh W. Edward Deming yang
terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yaitu Plan, Do,
Check, Act (PDCA).
b. Metode Joseph M. Juran
Juran mendeskripsikan bahwa kualitas adalah cocok/sesuai untuk
digunakan (fitness for use), yang dapat diartikan bahwa suatu barang
atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para
pemakainya. Pengertian cocok/sesuai yang dimaksud mempunyai 5
dimensi utama yaitu kualitas desain, kualitas kesesuaian, ketersediaan,
keamanan dan field use. Juran mencetuskan The Juran Trilogy yang
14
merupakan ringkasan dari tiga fungsi manajerial yang utama (Bounds,
1994) yaitu perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, perbaikan
kualitas.
c. Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan istilah zero defect dan pencegahan yang
dikeluarkannya. Pandangan-pandangan Crosby diringkasnya disebut
sebagai dalil-dalil manajemen kualitas. Dalil pertama menyatakan
bahwa kualitas adalah sesuai dengan persyaratan, sedangkan dalil kedua
sistem kualitas adalah pencegahan, dan dalil ketiga menyebutkan bahwa
kerusakan adalah pada tingkat nol (zero defect). Ketiga dalil tersebut
merupakan standar kinerja yang harus digunakan.
2.1.4 Elemen-elemen dalam TQM
Nasution (2015) mengemukakan The Malcolm Balridge National Award
(1987) sebagai salah satu pengesahan mutu untuk mengakui TQM sebagai
bagian penting dari strategi usaha, dimana The Malcolm Balridge National
Award ini berfokus pada sistem manajemen mutu terpadu dan menghasilkan
perbaikan sistem mutu.
Kriteria mutu Malcolm Balridge berfokus pada 7 area topik yang menjadi
elemen dari Total Quality Management yang secara integral dan dinamis
berhubungan yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Hal yang dituntut dalam kepemimpinan ini adalah bagaimana para
pemimpin senior menunjukkan kemampuannya dalam menjalankan
organisasi, mengatur visi dan misi organisasi, nilai-nilai kualitas, dan
ekspektasi kinerja. Syarat kategori kepemimpinan dalam Malcolm
Baldridge terdiri dua item yaitu:
15
a. Kepemimpinan senior
Langkah praktik para pemimpin senior dalam menetapkan visi dan nilai
nilai kualitas, menetapkan standar-standar kompetensi bersama tim
manajemen untuk membangun atau melaksanakan nilai-nilai organisasi,
bersama tim manajemen melakukan pengkaderan pemimpin untuk masa
depan, bersama tim manajemen menyebarluaskan visi, misi, nilai serta
program-program kualitas ke seluruh organisasi melalui visual manajemen.
b. Governance dan tanggung jawab sosial
Langkah praktik para pemimpin senior dalam menciptakan pengelolaan
perusahaan yang baik (good corporate governance) yang menjamin
pertanggungjawaban terhadap setiap tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kualitas yang berhubungan dengan masyarakat sekitar.
TQM dapat dilaksanakan jika semua pimpinan di setiap departemen
menerapkan TQM sebagai suatu filosofi dalam menyusun sasaran dan
merencanakan strateginya. Jika semua pimpinan sudah menerapkan TQM
dan mengkomunikasikan dengan baik kepada setiap individu didalamnya
bahwa kualitas adalah hal yang sangat penting. Maka diharapkan setiap
individu didalam organisasi dapat bekerja untuk menciptakan kualitas
produk yang baik sesuai dengan standar yang ditentukan maka biaya biaya
pemborosan tidak akan terjadi.
2. Informasi dan Analisis
Kriteria informasi dan analisis ini menguji bagaimana suatu organisasi
memilih, memperoleh, menganalisa, mengatur, dan mengembangkan data,
informasi, dan aset pengetahuan yang dimiliki. Selain itu juga menguji
bagaimana suatu organisasi meninjau ulang performanya. Untuk
memudahkan dalam melakukan penilaian terdapat subkriteria sebagai
berikut:
16
a. Pengukuran, analisis dan peningkatan kinerja organisasi
Menggambarkan bagaimana suatu organisasi mengukur, menganalisa,
menyusun, meninjau ulang, dan mengembangkan performanya pada setiap
dimensi kualitas.
b. Manajemen informasi, teknologi informasi dan pengetahuan
Menggambarkan bagaimana suatu organisasi memastikan tersedianya data
dan informasi yang dibutuhkan untuk staff, supplier, partner lain, dan
pelanggan lainnya untuk diolah dan dianalisa selanjutnya. Selain itu, juga
menngambarkan bagaimana suatu organisasi membentuk, mengatur dan
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.
Setiap hal-hal yang berhubungan dengan dimensi kualitas menjadi
informasi yang sangat penting, informasi tersebut kemudian dianalisa dan
dievaluasi sehingga perbaikan kualitas dapat dilakukan secara terus-
menerus hingga biaya kualitas semakin berkurang sehingga efisiensi dapat
tercapai.
3. Perencanaan Kualitas Strategis
Kategori perencanaan strategis menguji bagaimana pelaksanaan manajemen
dalam menentukan sasaran dan rencana tindakan strategis. Apakah
manajemen yang diturunkan ke setiap departemen sudah merencanakan
sasaran hasil dari setiap perencanaan kualitas yang strategis untuk
disebarkan dan diubah jika keadaannya berubah, dan bagaimana dalam
mengukurnya. Kategori perencanaan kualitas strategis ini kemudian dibagi
kedalam dua item sebagai berikut:
a. Perencanaan Kualitas Strategis
Kategori ini menguraikan bagaimana organisasi dalam membuat strategi
kualitas dan sasaran yang strategis dalam sebuah proses perencanaan yang
17
strategis, selain itu bagaimana menghadapi sebuah tantangan-tantangan
yang ada, meringkas sasaran strategis dan tujuan.
b. Tujuan dan Sasaran Kualitas
Langkah praktik manajemen dalam mengkonversi sebuah tujuan atau
sasaran yang strategis ke dalam rencana tindakan yang diukur dalam key
performance indikator. Hal hal yang sudah direncanakan untuk
diimplementasikan dalam rencana-rencana tindakan kualitas tersebut harus
terintegrasi ke seluruh organsisasi.
Perencanaan adalah hal yang sangat penting sehingga harus disusun secara
matang. Tanpa perencanaan maka efektivitas tidak dapat diukur
pelaksanaannya. Dengan perencanaan kualitas yang baik dapat
menghasilkan output yang baik pula sehingga efisiensi biaya dapat dicapai.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kriteria pengembangan sumber daya manusia melihat bagaimana organisasi
menggerakkan, mengelola, dan mengembangkan potensi tenaga kerja agar
sesuai dengan visi dan misi organisasi, strategi kualitas, dan rencana
tindakan kualitas perusahaan. Terdapat beberapa hal yang akan
memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian, yaitu:
a. Manajemen Sumber Daya
Manajemen memiliki rencana utilisasi karyawan dalam perbaikan kualitas
dan kriteria kualitas digunakan dalam evaluasi performansi karyawan.
b. Keterlibatan Karyawan
Karyawan dilibatkan secara penuh atas proses-proses yang berkaitan
dengan dimensi kualitas.
18
c. Pelatihan Kualitas
Semua karyawan dilatih tentang konsep kualitas dan perbaikan-perbaikan
kualitas.
d. Penilaian Kinerja Karyawan
Pemberian kompensasi dan penghargaan terhadap staff yang mencapai
kinerja tinggi atas perbaikan kualitas yang dilakukan.
Dalam kategori penilaian pengembangan sumber daya manusia ini,
karyawan dituntut keterlibatannya secara penuh. Tanpa keterlibatan dan
partisipasi penuh, maka filosofi TQM tersebut tidak akan berjalan dengan
baik. Untuk itu kepuasan kepada karyawan adalah salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja dan peduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
dimensi kualitas. Ketika semua karyawan berkomitmen penuh atas filosofi
TQM dan melaksanakannya dengan konsisten maka output yang dihasilkan
juga akan mempunyai kualitas yang baik. Sebaliknya, jika karyawan tidak
terlibat dengan semua hal yang berhubungan dengan dimensi kualitas maka
kepedulian tehadap kualitas tidak ada dan menghasilkan output yang tidak
maksimal, dengan demikian efisiensi biaya tidak dapat dicapai karena
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki proses yang tidak
semestinya.
5. Manajemen Kualitas Proses
Kriteria ini bertujuan untuk melihat bagaimana perusahaan mendesain,
mengelola, dan meningkatkan sistem kerja dan proses kerja demi kepuasan
pelanggan serta mencapai keberhasilan organisasi dan keberlanjutannya.
Hal hal yang menjadi penilaian dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
a. Desain dan Pengenalan Kualitas Produk
Proses pendesainan atas produk berdasarkan dari ekspektasi atau harapan
dari pelanggan.
19
b. Pengontrolan Kualitas
Semua proses produksi berada dibawah kontrol dari departemen kualitas.
c. Perbaikan Berkelanjutan
Kebutuhan pelanggan ditransformasikan ke dalam proses perencanaan
untuk perbaikan kualitas
d. Penilaian Kualitas
Manajemen secara periodik melakukan penilaian dan audit terhadap system
manajemen kualitas.
e. Dokumentasi
Manajemen menyimpan dan mempertahankan dokumen-dokumen kualitas
yang baru sebagai panduan dalam setiap proses.
f. Bisnis Proses
Departemen-departemen pendukung telah mendefinisikan sasaran kualitas
dan terdapat wadah atau sarana yang tepat dalam mengkomunikasikan ide-
ide terhadap kualitas kepada manajamen.
g. Kualitas Pemasok
Manajemen bekerjasama dengan pemasok untuk meningkatkan kualitas
melakukan perbaikan pada setiap proses. Jika semua proses yang sudah
direncanakan dilaksanakan dengan baik serta dengan melakukan perbaikan
kualitas secara berkelanjutan maka efisiensi biaya akan tercapai.
20
6. Hasil-Hasil Kualitas
Kriteria ini menguji kinerja dan peningkatan dari organisasi dalam lingkup
hasil dari kualitas produk dan layanan yang diberikan.
Hal hal yang menjadi penilaian dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil Kualitas Produk
Dalam pengukuran ini, manajemen dituntut dapat meunjukkan data
perbaikan terus menerus terhadap kualitas. Keluhan pelanggan menurun
dalam kurun waktu tertentu. Selain itu manajemen juga dituntut untuk
mengembangkan produk baru yang lebih baik dari produk sebelumnya
dilihat berdasarkan cost dan kualitas produk.
b. Hasil Kerjasama Tim
Untuk mendapatkan kualitas terbaik dibutuhkan kerjasama antar individu,
tim dan departemen terkait. Manajemen dapat mendemonstrasikan
perbaikan kualitas melalui departemen pendukung untuk mencapai kualitas
terbaik.
c. Hasil Perbaikan Kualitas Pemasok
Dalam rangka mendapatkan produk dengan kualitas terbaik tidak hanya
mengandalkan proses diinternal, proses dari pemasok juga harus dipantau
dan dievaluasi. Pemasok menjadi peranan penting dalam rangka
menghasilkan produk setengah jadi yang berkualitas sebelu proses lebih
lanjut. Untuk itu manajemen harus mengetahui dan mendemonstrasikan
perbaikan-perbaikan kualitas dari pemasok.
Hasil-hasil kualitas tersebut diketahui melalui survei pendahuluan yang
bersifat eksploratif, diidentifikasi melalui semua atribut produk yang
menentukan kepuasan pelanggan dan persepsi pelanggan tentang kualitas
21
produk. Jika hasil dari kualitas produk yang dihasilkan oleh Perusahaan baik
maka biaya-biaya pemborosan tidak terjadi dan efisiensi dapat dicapai.
7. Kepuasan Pelanggan
Fokus terhadap pelanggan menguji bagaimana suatu organisasi menentukan
kebutuhan, harapan, dan pilihan pelanggan. Hal lainnya yang diuji adalah
bagaimana organisasi membangun hubungan dengan pelanggan, menjaga
kepuasan dan kesetiaan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah tujuan akhir
dari program mutu suatu organisasi, yang diintegrasikan petunjuk
keunggulan dan kontinuitas yang menggambarkan mutu total.
Jika pelanggan puas atas produk dan pelayanan kualitas yang diberikan oleh
perusahaan, maka tentu tidak ada komplain yang muncul sehingga biaya
biaya untuk mengatasi komplain pelanggan tidak diperlukan sehingga
efisiensi biaya tercapai.
2.1.6 Hubungan Antara Biaya Kualitas dan TQM
Pandangan tradisional menganggap bahwa kualitas yang lebih tinggi berarti
menimbulkan biaya yang tinggi pula. Pandangan ini dipertanyakan oleh
para pioner kualitas. Ada tiga kategori pandangan yang berkembang di
antara ahli mengenai biaya kualitas, yaitu sebagai berikut (Ross, 1994).
a. Kualitas yang semakin tinggi menimbulkan biaya yang juga semakin
tinggi. Hal hal yang berhubungan dengan proses kualitas, seperti kinerja
dan karakteristik tambahan menimbulkan biaya yang lebih besar dalam
hal bahan baku, tenaga kerja, desain dan sumber daya ekonomis lainnya.
Manfaat tambahan dan peningkatan kualitas juga akan menimbulkan
biaya tambahan.
b. Biaya untuk meningkatkan kualitas dianggap lebih tinggi dibandingkan
dengan penghematan yang dihasilkan. Deming yang pertama kali
mengemukakan pandangan ini dan kemudian dianut oleh para
pemanufaktur Jepang. Penghematan dihasilkan dari berkurangnya
22
jumlah produk cacat, pengerjaan ulang dan biaya langsung lainnya yang
berkaitan dengan kerusakan. Pandangan inilah yang menjadi landasan
bagi perbaikan berkesinambungan pada perusahaan-perusahaan Jepang.
c. Biaya kualitas merupakan biaya yang jumlahnya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya jika produk yang dihasilkan benar sejak saat
pertama produksi. Pandangan ini dianut oleh para pendukung filosofi
TQM. Biaya tidak hanya meliputi biaya langsung, tetapi juga akibat
kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar dan banyak biaya
tersembunyi lainnya serta peluang yang hilang dan tidak teridentifikasi
oleh sistem akuntansi modern
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paradigma tradisional para
pioner kualitas menganggap bahwa kesalahan memang tidak dapat dihindari
sehingga akan mengeluarkan biaya yang sangat mahal untuk memperbaiki
semua kerusakan yang ada. Sebaliknya, TQM berpendapat bahwa zero
defect seharusnya menjadi sasaran perusahaan. Perusahaan harus
menganalisa penyebab semua kesalahan dan bertindak untuk memperbaiki
semua kerusakan yang muncul.
Berdasarkan pendekatan tradisional, biaya terendah dicapai pada tingkat
non zero defect. Para pendukung ini berpendapat bahwa biaya yang muncul
untuk mengatasi kesalahan akan meningkat dengan semakin banyaknya
kesalahan yang terdeteksi dan akan berkurang jika kesalahan yang ada
dibiarkan. Sebaliknya, TQM menyatakan bahwa biaya terendah dapat
dicapai pada tingkat zero defect. Pendukung pandangan ini berpendapat
bahwa meskipun kesalahan yang muncul berjumlah besar, tetapi tidak akan
memerlukan biaya yang lebih untuk memperbaiki kesalahan yang terakhir
tersebut dibandingkan dengan mengoreksi kesalahan yang pertama. Oleh
karena itu, biaya total akan menurun terus sampai kesalahan terakhir diatasi.
Dalam hal ini, TQM berendapat bahwa quality is free.
23
2.1.7 Manfaat TQM
Manfaat TQM dibagi menjadi dua yaitu untuk memperbaiki posisi
persaingan (manfaat rute pasar) dan meningkatkan keluaran bebas dari
kerusakan (manfaat rute biaya). Hubungan-hubungan dalam gambar
(Nasution,2015) dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Manfaat Total Quality Management
Sumber: Nasution (2015) Manajemen Mutu Terpadu
Berdasarkan pengaruh hubungan tersebut diatas kualitas ditentukan oleh
dua pengaruh yaitu pengaruh yang berasal dari pelanggan dalam bentuk
peningkatan pendapatan penjualan dan dari efisiensi internal yang
dicerminkan dalam penurunan biaya.
24
2.2. Penilitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel Hasil
Marintan,2007 Hubungan Total
Quality
Management
dengan biaya
kualitas produk
The Botol Sosro
Pada PT Sinar
Sosro Tj. Morawa
Medan.
Kepemimpinan,
analisis dan
informasi,
perencanaan
kualitas
strategis,
sumber daya
manusia,
manajemen
kualitas proses,
hasil-hasil
kualitas dan
kepuasan
pelanggan.
Ada hubungan
yang sedang,
positif dan
signifikan antara
TQM dengan
biaya kualitas.
Hamdani,2009 Pengaruh
Penerapan Total
Quality
Management
terhadap efisiensi
biaya kualitas
pada perusahaan
manufaktur dikota
Batam.
Kepemimpinan,
analisis dan
informasi,
perencanaan
kualitas
strategis,
sumber daya
manusia,
manajemen
kualitas proses,
hasil-hasil
kualitas dan
TQM tidak
berpengaruh
terhadap biaya
kualitas baik
secara simultan
maupun parsial.
25
kepuasan
pelanggan.
Irawana, 2009 Hubungan Total
Quality
Management
dengan biaya
kualitas pada PT
Socfindo Medan
Kepemimpinan,
analisis dan
informasi,
perencanaan
kualitas
strategis,
sumber daya
manusia,
manajemen
kualitas proses,
hasil-hasil
kualitas dan
kepuasan
pelanggan.
Terdapat
hubungan yang
negative dan
signifikan antara
TQM terhadap
biaya kualitas
Sumber: disusun oleh penulis, 2016
2.3. Gap Penelitian
Dari tabel 2.1 dapat dilihat bahwa penelitian dari Marintan (2007)
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang sedang, positif dan signifikan
antara TQM dengan biaya kualitas, sedangkan penelitian dari Hamdani
(2009) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang Signifikan antara
TQM terhadap biaya kualitas dan penelitian dari Irawana (2009)
menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara TQM
dengan biaya kualitas. Semua penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi berganda dan variabel independennya menggunakan penilaian dari
Malcolm Badridge yaitu menggunakan variabel kepemimpinan, analisis dan
informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya
26
manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan
pelanggan.
2.4. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-
masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
indikator yang membentuknya. Definisi operasional untuk variabel
independen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi
Biaya Kualitas Biaya yang terjadi atau
mungkin akan terjadi
karena kualitas yang
buruk (Nasution, 2015).
Cost of conformance:
1. Biaya
pencegahan
2. Biaya penilaian
Cost of nonconformance:
1. Biaya Kegagalan
Internal
2. Biaya Kegagalan
Eksternal
Kepemimpinan Bagaimana para
pemimpin senior
menunjukkan
kemampuannya dalam
menjalankan organisasi,
mengatur visi dan misi
organisasi, nilai-nilai
kualitas, dan ekspektasi
kinerja (Nasution, 2015).
1. Kepemimpinan
Senior
2. Nilai-nilai
Kualitas
3. Manajemen
Untuk Kualitas
4. Tanggung Jawab
Sosial
Analisis dan
Informasi
Bagaimana suatu
organisasi memilih,
memperoleh,
menganalisa, mengatur,
dan mengembangkan
data, informasi, dan aset
pengetahuan yang
dimiliki (Nasution, 2015).
1. Analisa data
kualitas dan
informasi
2. Manajemen data
kualitas,
informasi dan
pengetahuan
27
Perencanaan
Kualitas
Strategis
Bagaimana cara
mengembangkan sasaran
hasil dan rencana
tindakan strategis
(Nasution, 2015).
1. Perencanaan
Kualitas Strategis
2. Tujuan dan
Sasaran Kualitas
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Melihat bagaimana
organisasi menggerakkan,
mengelola, dan
mengembangkan potensi
tenaga kerja sejalan
dengan misi organisasi,
strategi, dan rencana
tindakan perusahaan
(Nasution, 2015).
1. Manajemen
Sumber Daya
2. Keteribatan
Karyawan
3. Pelatihan
Kualitas
4. Penilaian Kinerja
Karyawan
Manajemen
Kualitas
Proses
Bagaimana organisasi
mendesain, mengelola,
dan meningkatkan sistem
kerja dan proses kerja
demi kepuasan pelaggan
dan stakeholder serta
mencapai keberhasilan
organisasi dan
keberlanjutannya
(Nasution, 2015).
1. Desain dan
Pengenalan
Kualitas Produk
2. Pengontrolan
Kualitas
3. Perbaikan
Berkelanjutan
4. Penilaian
Kualitas
5. Dokumentasi
6. Bisnis Proses
7. Kualitas
Pemasok
Hasil-hasil
kualitas
Melihat kinerja dan
peningkatan dari
organisasi dalam lingkup
hasil dari kualitas produk
dan layanan yang
diberikan (Nasution,
2015).
1. Hasil Kualitas
Produk
2. Hasil Kerjasama
Tim
3. Hasil Perbaikan
Kualitas
Pemasok
Kepuasan
Pelanggan
Kepuasan pelanggan
adalah tujuan akhir dari
program mutu suatu
organisasi yang
diintegrasikan untuk
menggambarkan mutu
total (Nasution, 2015).
1. Survei Kepuasan
Pelanggan
Sumber: Nasution,2015
28
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
2.5. Kerangka Konseptual
Paradigma baru menyebutkan bahwa efisiensi biaya kualitas dapat dicapai
menggunakan program TQM (Ross, 1994 dalam Nasution 2015). Teori
yang digunakan untuk mengukur total quality management berdasarkan
pengukuran dari Malcolm Badridge yang disebutkan dalam Nasution,
2015. Dalam pengukuran menggunakan Malcom Badridge ini terdapat
elemen-elemen TQM yaitu kepemimpinan, informasi dan analisis,
perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya manusia,
manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas serta kepuasan pelanggan.
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Sumber: Nasution (2015), Manajemen Mutu Terpadu
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan teori belum didasarkan pada fakta yang diperoleh dari
pengumpulan data.
Kepemimpinan (X1)
Informasi dan Analisis (X2)
Perencanaan Kualitas Strategis(X3)
Pengembangan Sumber Daya Manusia
(X4)
Efisiensi
Biaya
Kualitas(Y)
Manajemen Kualitas Proses (X5)
Hasil hasil kualitas (X6)
Kepuasan Pelanggan (X7)
29
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Hipotesis 1: Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Hipotesis 2: Analisis dan informasi berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Hipotesis 3: Perencanaan kualitas dan strategis berpengaruh secara
signifikan terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line
Products Indonesia.
Hipotesis 4: Pengembangan sumber daya berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia.
Hipotesis 5: Manajemen kualitas proses berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia.
Hipotesis 6: Hasil-hasil kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Hipotesis 7: Kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Hipotesis 8: Kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, pengembangan sumber daya, manajemen kualitas proses, hasil-
hasil kualitas dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif dimana penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lainnya dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dimana data yang digunakan adalah menggunakan data primer (kuesioner)
yang kemudian dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka
kemudian data yang berupa angka akan dianalisa dengan menggunakan
metode statistik. (Sugiyono 2012). Variabel-variabel yang diteliti sebagai
pengaruh yaitu kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses,
hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan terhadap efisiensi biaya kualitas
pada PT Preformed Line Products Indonesia.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiono (2012) populasi adalah wilayah umum yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Populasi tidak hanya jumlah obyek atau subjek yang dipelajari tetapi
termasuk karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek maupun subjek
yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan di
PT Preformed Line Products Indonesia yang berjumlah 400 responden.
31
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel
kesimpulannya dianggap mewakili populasi tersebut. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili. Teknik pangambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
suatu teknik pengambilan sampel yang mempunyai tujuan tertentu
(Ferdinand,2006). Alasan pengambilan sampel dengan metode purposive
sampling (judgment sampling) adalah untuk memilih sampel yang hanya
memenuhi kriteria penelitian sehingga mereka dapat memberikan jawaban
yang dapat mendukung jalannya penelitian ini.
Pengambilan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin:
n = N / (1 + N.(e)2)
n = 400 / (1+400. (10%)2
n = 80
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Total Populasi
e = Batas Toleransi Error
Kriteria pengambilan sampel yang dipilih yaitu departemen di PT
Preformed Line Products Indonesia yang berhubungan secara langsung
dengan mutu, yaitu manajemen dan karyawan pada departemen departemen
berikut:
1. Departemen Quality Assurance & Engineering
Departemen quality & engineering mempunyai tugas dan wewenang
dalam melaksanakan program-program pengendalian mutu produksi
untuk memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan secara
konsisten memenuhi standar mutu yang berlaku, mempelajari keluhan
konsumen mengenai mutu produk, penerapan langkah-langkah
perbaikan tindak lanjut, memberikan masukan kepada manajemen
32
sehubungan dengan mutu dan menegur bahkan menghentikan produksi
apabila ada penyimpangan.
2. Departemen Produksi dan Pengadaan (operasional)
Departemen produksi dan pengadaan (operasional) mempunyai tugas
dan wewenang dalam mengupayakan tercapainya sasaran produk
perbaikan secara berkesinambungan dalam sistem produksi yang efisien
dan efektif dan merencanakan penanggulangan standar mutu produksi
secara berkala mengenai pemakaian bahan.
3. Departemen Pemasaran
Departemen pemasaran bertanggung jawab atas harapan pelanggan dari
sebuah produk yang ditawarkan. Selain berdasarkan kriteria pemilihan
departemen, karakteristik sampel dipilih berdasarkan tingkat
pendidikan dikarenakan untuk menganalisa biaya kualitas diperlukan
karyawan yang dianggap mengerti akan konsep TQM dan biaya
kualitas.
3.3. Insutrumen Penelitian
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer yaitu data penelitian yang secara langsung dan secara khusus
didapatkan dari sumber data dan berhubungan langsung dengan masalah
yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pembagian
kuesioner yang diberikan kepada responden di PT Preformed Line Products
Indonesia.
2. Data sekunder
Ferdinand (2006) data sekunder dikumpulkan daripusat data yang ada di
perusahaan, badan-badan penelitian dan sejenisnya yang memiliki poll data.
33
Data yang diperoleh langsung dari PT Preformed Line Products Indonesia
adalah antara lain:
a. Profil perusahaan
b. Data keluhan pelanggan
c. Data produk cacat
3.3.2 Kuesioner
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner
(angket). Menurut Sugiyono (2012) kuesioner (angket) adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Tabel 3.1
Desain Kuesioner dan Skala Pengukuran
Variabel Pernyataan Referensi Skala
Kepemimpinan
Manajemen memiliki
pernyataan kebijakan
kualitas.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Karyawan mengetahui
sasaran kualitas
perusahaan jangka
panjang.
Likert
Manajemen terlibat
secara penuh dalam
pengembangan kultur
kualitas perusahaan.
Likert
Manajemen memiliki
pelatihan yang tepat
tentang konsep-konsep
kualitas.
Likert
Manajemen
mempraktekkan konsep-
konsep kualitas yang
diajarkan.
Likert
Kebijaksanaan kualitas
berlandaskan pada
kebutuhan untuk
Likert
34
perbaikan terus-
menerus.
Tanggung jawab
perbaikan kualitas telah
secara jelas
dikomunikasikan
kepada seluruh
karyawan.
Likert
Komite kualitas
perusahaan
mengkoordinasikan
departemen-departemen
dalam perusahaan.
Likert
Masyarakat mengetahui
sasaran kualitas
perusahaan.
Likert
Analisis dan
Informasi
Manajemen melaporkan
data tentang semua
dimensi penting dari
kualitas pelanggan.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Karyawan melaporkan
data tentang semua
dimensi pelayanan yang
penting.
Likert
Data kualitas dilaporkan
dalam semua
departemen.
Likert
Manajemen
menganalisis data
tentang pandangan
pemasok terhadap
kualitas perusahaan.
Likert
Manajemen mengkaji
ongkos-ongkos scrap
(scrap costs).
Likert
Manajemen
mengidentifikasi akar
penyebab kualitas yang
jelek.
Likert
Perencanaan
Kualitas
Strategis
Manajemen memiliki
suatu rencana
operasional jangka
pendek yang
menggambarkan sasaran
kualitas.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
35
Karyawan dilibatkan
dalam perencanaan
kualitas.
Likert
Manajemen
departemen-departemen
berusaha untuk
mencapai sasaran
kualitas.
Likert
Fungsi kualitas
merupakan bagian dari
rencana bisnis
perusahaan.
Likert
Manajemen memiliki
metode-metode spesifik
untuk memantau
kemajuan menuju
perbaikan kualitas.
Likert
Terdapat rencana-
rencana kualitas yang
mempengaruhi semua
departemen.
Likert
Manajemen memiliki
rencana kualitas untuk
pemasok.
Likert
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Sasaran kualitas
dikomunikasikan
kepada semua
karyawan.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Karyawan percaya dan
secara serius
memberikan pelayanan
kualitas terbaik.
Likert
Semua karyawan dilatih
tentang konsep-konsep
perbaikan kualitas.
Likert
Manajemen
memberikan balas jasa
(imbalan) kepada
karyawan untuk
perbaikan kualitas yang
dilakukan.
Likert
Kriteria Kualitas
digunakan dalam
evaluasi performansi
karyawan.
Likert
36
Manajemen
Kualitas Proses
Ekspektasi kualitas dari
pelanggan didefinisikan
secara tepat.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Kebutuhan pelanggan
ditransformasikan ke
dalam proses
perencanaan untuk
perbaikan kualitas.
Likert
Terdapat sistem efektif
untuk memproses
informasi tentang
harapan pelanggan.
Likert
Manajemen melakukan
audit sistem manajemen
kualitas.
Likert
Manajemen
bekerjasama dengan
pemasok untuk
meningkatkan kualitas.
Likert
Departemen-departemen
pendukung telah
mendefinisikan sasaran
kualitas.
Likert
Manajemen menyimpan
dan mempertahankan
dokumen-dokumen
kualitasyang baru (tidak
usang).
Likert
Terdapat sistem efektif
untuk
mengkomunikasikan
ide-ide kualitas kepada
manajemen puncak.
Likert
Hasil-hasil
Kualitas
Manajemen telah
menunjukkan perbaikan
kualitas terus-menerus. Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Manajemen dapat
mendemonstrasikan
perbaikan kualitas
melalui departemen-
departemen pendukung.
Likert
Manajemen dapat
mendemonstrasikan
perbaikan kualitas
melalui pemasok.
Likert
37
Terdapat penurunan
keluhan pelanggan
secara terus menerus.
Likert
Manajemen telah
mengembangkan
beberapa barang setiap
tahun.
Likert
Kepuasan
Pelanggan
Manajemen dapat
menunjukkan bahwa
pelanggan puas atas
barang yang diberikan.
Kriteria
Malcolm
Badridge
(Nasution,2015)
Likert
Manajemen melaporkan
data kepuasan
pelanggan.
Likert
Manajemen dapat
menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan
pelanggan meningkat
terus menerus.
Likert
Manajemen dapat
menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan
pelanggan dari
perusahaan lebih tinggi
dibandingkan
perusahaan pesaing
Likert
Terdapat suatu proses
efektif untuk menangani
keluhan pelanggan.
Likert
Definisi pekerjaan
mendukung karyawan
untuk secara cepat
menyelesaikan keluhan
pelanggan.
Likert
Manajemen
menggunakan
pendekatan inovatif
untuk menilai kepuasan
pelanggan.
Likert
Efisiensi Biaya
Kualitas
Pelatihan-pelatihan yang
diberikan kepada
karyawan berpengaruh
terhadap berkurangnya
biaya perbaikan akibat
kesalahan karyawan.
Marintan,2007
Likert
38
Biaya yang dikeluarkan
untuk aktivitas
tambahan yang
berhubungan dengan
rencana kualitas produk
yang dihasilkan semakin
berkurang.
Likert
Pekerjaan yang
berkaitan dengan
analisis kualitas atas
bahan baku dan bahan
penunjang semakin
jarang dilakukan karena
kualitas bahan sudah
terjamin.
Likert
Biaya audit kualitas
pada produk dalam
proses dan produk akhir
serta audit untuk
peralatan terus
berkurang karena
kualitas produk sudah
baik.
Likert
Pekerjaan pemeriksaan
produk secara berulang
sebelum barang dikirim
terus berkurang.
Likert
Pekerjaan untuk
menemukan dan
memperbaiki produk
cacat dan gagal terus
berkurang.
Likert
Pengujian ulang produk
serta kerugian dengan
menjual barang dibawah
harga jual normal
karena produk cacat
terus berkurang.
Likert
Penggantian dan
perbaikan kembali
produk yang telah
dikirim ke pelanggan
semakin berkurang.
Likert
Penyelidikan dan
penyelesaian keluhan
pelanggan terhadap
Likert
39
produk cacat semakin
berkurang.
Penempatan produk
cacat yang
dikembalikan oleh
pelanggan semakin
berkurang.
Likert
Sumber: Kriteria Malcolm Badridge (Nasution,2015) dan revisi dari
peneliti terdahulu
3.3.3 Skala Pengukuran
Penelitian ini akan menggunakan skala likert. Melalui skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian
indikator tersebut akan dijadikan untuk menyusun item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen
akan dibagi menjadi 5 gradasi yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-
ragu, setuju dan sangat setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban tersebut akan diberikan nilai atau bobot. Nilai 1 untuk sangat tidak
setuju, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju, nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu,
nilai 4 untuk jawaban setuju dan nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.
Tabel 3.4 Skala Likert
Deskripsi Skor
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Sumber: Sugiyono, 2012
40
3.3.4 Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and
Services Solutions) for windows 15,0. Setelah data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data
heteroskedastisitas, analisis regresi dan uji koefisien regresi sederhana (uji
t), dan uji koefisien regresi secara simultan (uji F).
3.4. Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Sugiono (2012) untuk
menguji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor setiap
pertanyaan dengan skor totalnya.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah
Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah
Product Moment dari Karl Pearson, standar minimum untuk memenuhi
validitas data adalah r=0.361 (berdasarkan r table dengan 30 responden).
3.4.2 Uji Reliabilitas
Arikunto (2006) menyatakan “Reliabilitas dapat dikatakan ketika sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik”. Kuesioner dikatakan reliabel
jika hasilnya tetap pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek dan
pada waktu berbeda.
41
Pengujianji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha sebagai
berikut:
Menurut Ghozali (2011), suatu konstruksi atau variabel dikatakan reliable
jika nilai cronbach alpha > 0.6.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Pengujian menggunakan analisis deskriptif menghasilkan nilai rata-rata,
maksimum, minimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel
penelitian sehingga secara kontekstual mudah dimengerti. (Ghozali,2011).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali,
2011). Regresi yang baik memiliki VIF di sekitar angka 1 (satu) dan
mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (Ghozali,2011).
Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1
dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Sebaliknya jika nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang
dari 0,1 dan lebih dari 10, berarti terjadi multikolinearitas.
42
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dengan SPSS bisa
menggunakan beberapa uji seperti uji gambar Normal Probability Plots dan
Histogram. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali,2011).
3. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali,2011).
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara
nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika
grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang
atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011).
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang
sudah diketahui besarnya. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel
tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
43
Y=a+ β1 X1+ β2X2+ β3X3+ β4 X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+e
Keterangan:
Y : Efisiensi biaya Kualitas
X1 : Kepemimpinan
X2 : Informasi dan Analisis
X3 : Perencanaan Kualitas Strategis
X4 : Pengembangan Sumber Daya Manusia
X5 : Manajemen Kualitas Proses
X6 : Hasil Hasil Kualitas
X7 : Kepuasan Pelanggan
a : Konstanta
β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7 : Koefisien Regresi
e : error (tingkat kesalahan)
Uji hipotesis ini dilakukan melalui: uji koefisien determinasi, uji statistik t,
dan uji statistik F.
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F (F-test) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada pengujian
ini menggunakan signifikasi sebesar 10% atau 0,1. Prosedur uji F adalah
sebagai berikut:
Ho = β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = 0, jika signifikansi F > 0,1, maka Ho
diterima.
(Tidak ada pengaruh secara signifikan dan serentak dari kepemimpinan,
analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan
sumber daya manusia, manajemen kulitas proses, hasil-hasil kualitas dan
kepuasan pelanggan terhadap efisiensi biaya kualitas).
44
Ha = Paling sedikit βi = 0, jika signifikansi F < 0,1, maka Ho ditolak.
(Ada pengaruh secara signifikan dan serentak dari kepemimpinan, analisis
dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya
manusia, manajemen kulitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan
pelanggan terhadap efisiensi biaya kualitas).
2. Uji Statistik T
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji (Ghozali,2011). Uji t dipakai untuk melihat signifikansi
dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen
dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan signifikansi level 0,1 (α=10%). Kriterianya adalah
sebagai berikut:
a. Ho1: β1 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi
biaya kualitas).
Ha1: β1 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya kualitas).
b. Ho2: β2 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Analisis dan informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas).
Ha2: β2 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Analisis dan informasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas).
c. Ho3: β3 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Perencanaan kualitas strategis tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas).
Ha3: β3 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
45
(Perencanaan kualitas strategis signifikan terhadap efisiensi biaya kualitas).
d. Ho4: β4 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Pengembangan sumber daya manusia tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi biaya kualitas).
Ha4: β4 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Pengembangan sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas).
e. Ho5: β5 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Manajemen kualitas proses tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi biaya kualitas).
Ha5: β5 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Manajemen kualitas proses berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas).
f. Ho6: β6 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Hasil-hasil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas).
Ha6: β6 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Hasil-hasil kualitas berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas).
g. Ho7: β7 = 0, jika signifikansi T > 0,1, Ho diterima.
(Kepuasan pelanggan tidak berpengaruh secara signifikan efisiensi terhadap
efisiensi biaya kualitas).
Ha7: β7 ≠ 0, jika signifikansi T < 0,1, Ho ditolak.
(Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya
kualitas).
3. Koefisien Diterminasi
Koefisien diterminasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
46
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2011).
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Profil Perusahaan
PT Preformed Line Products Indonesia dioperasikan dan dibentuk pada
tahun 1995 sebagai pemasok utama berbagai perlengkapan dan aksesoris
untuk transmisi dan distribusi serta infrastruktur komunikasi. PT Preformed
Line Products Indonesia melayani pelanggan di Indonesia dan manca
negara. PT Preformed Line Products Indonesia telah menerapkan sistem
mutu yang memenuhi SNI ISO 9001:2008 (Quality Management System-
Requirements) sejak tahun 2009. Dengan sudah diterapkannya standar mutu
ini artinya sebuah organisasi harus melaksanakan kemampuannya secara
konsisten dalam menyediakan produk yang memenuhi persyaratan
pelanggan dan prosedur yang berlaku dengan tujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan.
4.1.1 Kebijakan Mutu
Sesuai persyaratan yang ditetapkan ISO 9001 mengenai tanggung jawab
manajemen, pihak manajemen wajib menyusun dan menetapkan kebijakan
mutu dan sasaran mutu. Kebijakan mutu PT Preformed Line Products
Indonesia adalah sebagai berikut:
“Kebijakan mutu PT Preformed Line Products Indonesia adalah untuk
selalu mengirimkan produk dan pelayanan yang aman, efektif, berkualitas
tinggi dan tepat waktu kepada pelanggan. Proses dan pengendalian mutu
diimplemetasikan dengan benar sejak awal proses, sehingga produk dan
pelayanan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan dan disepakati.
Mutu, kepuasan pelanggan, perbaikan yang berkesinambungan, memelihara
efektivitas sistem managemen mutu dan memenuhi persyaratan pelanggan
48
dan peraturan yang berlaku adalah tanggung jawab pribadi dari setiap
karyawan”.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Fokus menjadi perusahaan yang menyediakan solusi terlengkap untuk
jaringan kelistrikan dan telekomunikasi.
2. Misi
Memberikan solusi dan inovasi kepada pelanggan untuk meningkatkan
kualitas, kuantitas, kapasitas, dan efisiensi proses produksi.
3. Nilai-Nilai Perusahaan
Nilai-nilai PT Preformed Line Products Indonesia adalah kepercayaan,
integritas, sumber daya manusia, standar professional dan keahlian.
4. Motto Perusahaan
“The Connection You Can Count On”
Pengoperasian di pabrik didukung dengan tim engineering yang kompeten
dan sangat berpengalaman serta menggunakan software pemodelan dan
perancangan terbaru yang ada. Keahlian teknik bersama dengan sbeuah
laboratorium percobaan listrik dan mekanik yang digunakan untuk
memverifikasi produk dan penelitian dan pengembangan, berarti PLP
Indonesia dapat menyediakan "Koneksi YangDapat Anda Andalkan”.
5. Aktivitas Utama Perusahaan
Aktivitas utama perusahaan adalah menawarkansolusi terlengkap untuk
jaringan kelistrikan dan telekomunikasi di Indonesia maupun manca negara.
Adapun segmen-segmen kegiatan yang utama yang dilakukan oleh
perusahaan sehari-hari adalah:
49
1. Menyediakan produk produk untuk jaringan transmisi tegangan tinggi,
distribusi tegangan menengah, gardu induk, rak dan solar.
2. Menjadi distributor untuk produk insulator dari ABI Insulators India dan
produk penangkal petir dari Streamer Thailand dan Rusia.
6. Produk dan Jasa Perusahaan
Dari keterangan aktivitas utama perusahaan di atas berikut contoh produk
yang dihasilkan oleh PT Preformed Line Products Indonesia:
1. Transmisi dan Distribusi
PT Preformed Line Products Indonesia menawarkan berbagai solusi untuk
mendukung setiap garis konstruksi atau perbaikan proyek baru yang
dilakukan di Indonesia. Mulai dari hubungan 20kV sederhana sampai suhu
tinggi, Fitting konduktor kompleks dan kontrol getaran, PT Preformed Line
Products Indonesia dapat memberikan solusi dengan produk-produk yang
memiliki kandungan lokal tinggi baik secara teknik atau pembuatan
dibandingkan dengan pemasok lainnya.
2. Substations (Gardu Induk)
PT Preformed Line Products Indonesia dapat menyediakan berbagai
perangkat gardu induk, konektor dan isolator pos stasiun serta sistem bus
terintegrasi untuk pembangunan gardu tegangan tinggi
3. Komunikasi
PT Preformed Line Products Indonesia dapat menyediakan berbagai produk
dengan kualitas tinggi yang diuji dengan baik untuk membantu memastikan
keandalan sistem.
4. Rak
Berdasarkan produk rak teknologi awalnya dirancang dan direkayasa di
Australia, karena di Indonesia memiliki berbagai produk yang berkembang
50
dengan konten lokal dan harga yang bersaing PT Preformed Line Products
mulai memasarkan produk rak.
5. Solar
PLP Indonesia berkomitmen untuk memperluas penerapan solar power di
Indonesia dalam penggunaan sehari-hari. PT Preformed Line Products
Indonesia melihat energi solar ini sebagai bagian penting dari sumber daya
energi Indonesia di masa depan. Untuk mengembangkan potensi tersebut
PT Preformed Line Productsn memanfaatkan kemampuan yang sudah
dikembangkan di PLP AS, Australia dan Spanyol untuk membantu
perkembangan di Indonesia.
4.2. Analisis Data
4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen
digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut
Sugiono (2012) untuk menguji validitas dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor setiap pertanyaan dengan skor totalnya. Uji
validitas ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 30
responden. Berdasarkan perhitungan dari SPSS, uji validitas menunjukkan
bahwa semua pertanyaan yang digunakan pada kuesioner valid karena nilai
r hitung lebih dari r tabel (0,361, n=30). Detail hasil pengujian validitas
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel Pernyataan r tabel r hitung Keterangan
Efisiensi Biaya
Kualitas
(Y)
BK1 0,361 0,754 Valid
BK2 0,361 0,705 Valid
BK3 0,361 0,809 Valid
BK4 0,361 0,733 Valid
51
BK5 0,361 0,681 Valid
BK6 0,361 0,971 Valid
BK7 0,361 0,835 Valid
BK8 0,361 0,861 Valid
BK9 0,361 0,846 Valid
BK10 0,361 0,724 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: olah data spss 15.0
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Independen
Variabel Pernyataan r tabel r hitung Keterangan
Kepemimpinan
(X1)
K1 0,361 0,650 Valid
K2 0,361 0,612 Valid
K3 0,361 0,564 Valid
K4 0,361 0,623 Valid
K5 0,361 0,472 Valid
K6 0,361 0,623 Valid
K7 0,361 0,741 Valid
K8 0,361 0,407 Valid
K9 0,361 0,625 Valid
Analisis &
Informasi
(X2)
A1 0,361 0,566 Valid
A2 0,361 0,831 Valid
A3 0,361 0,670 Valid
A4 0,361 0,459 Valid
A5 0,361 0,456 Valid
A6 0,361 0,456 Valid
Perencanaan
Kualitas
Strategis
(X3)
PKS1 0,361 0,679 Valid
PKS2 0,361 0,643 Valid
PKS3 0,361 0,491 Valid
PKS4 0,361 0,555 Valid
PKS5 0,361 0,576 Valid
PKS6 0,361 0,758 Valid
PKS7 0,361 0,791 Valid
Pengembangan
Sumber Saya
Manusia
SDM1 0,361 0,627 Valid
SDM2 0,361 0,763 Valid
SDM3 0,361 0,700 Valid
52
(X4) SDM4 0,361 0,650 Valid
SDM5 0,361 0,560 Valid
Manajemen
Kualitas
Strategis
(X5)
MKS1 0,361 0,600 Valid
MKS2 0,361 0,718 Valid
MKS3 0,361 0,644 Valid
MKS4 0,361 0,819 Valid
MKS5 0,361 0,758 Valid
MKS6 0,361 0,566 Valid
MKS7 0,361 0,729 Valid
MKS8 0,361 0,765 Valid
Hasil-hasil
Kualitas
(X6)
HK1 0,361 0,689 Valid
HK2 0,361 0,629 Valid
HK3 0,361 0,625 Valid
HK4 0,361 0,665 Valid
HK5 0,361 0,489 Valid
Kepuasan
Pelanggan
(X7)
KP1 0,361 0,377 Valid
KP2 0,361 0,457 Valid
KP3 0,361 0,515 Valid
KP4 0,361 0,430 Valid
KP5 0,361 0,501 Valid
KP6 0,361 0,453 Valid
KP7 0,361 0,458 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: olah data spss 15.0
4.2.1.1 Uji Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen
digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Suatu variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6.
Berdasarkan perhitungan dari SPSS, uji reliabilitas menunjukkan bahwa
semua pertanyaan yang digunakan pada kuesioner adalah reliable
dikarenakan nilai cronbach alpha > 0,6 untuk variabel efisiensi biaya
kualitas, kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kulitas proses,
53
hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan lebih dari 0,6 yaitu 0,781,
0,740, 0,727, 0,758, 0,763, 0,771, 0,744, 0,661.
Detail hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variable Cronbach's
Alpha
N of
Items Keterangan
Efisiensi Biaya Kualitas (Y) 0,781 11 Reliable
Kepemimpinan (X1) 0,740 10 Reliable
Analisis & Informasi (X2) 0,727 7 Reliable
Perencanaan Kualitas Strategis
(X3) 0,758 8 Reliable
Pengembangan Sumber Daya
Manusia (X4) 0,763 6 Reliable
Manajemen Kualitas Proses (X5) 0,771 9 Reliable
Hasil-hasil Kualitas (X6) 0,744 6 Reliable
Kepuasan Pelanggan (X7) 0,661 8 Reliable
Sumber: olah data spss 15.0
Dengan demikian semua pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan ke
responden sebanyak 30 bersifat valid dan reliable.
4.2.2 Profil Responden
Target responden yang dipilih yaitu departemen di PT Preformed Line
Products Indonesia yang berhubungan secara langsung dengan mutu dan
pada tingkat pendidikan minimal D3, terkecuali pada bagian khusus yaitu
qc inspector karena bagian tersebut sangat berhubungan erat dengan
kualitas sehingga peneliti memutuskan untuk memasukkan bagian qc
inspector kedalam daftar responden. Pemilihan departemen-departemen
adalah sebagai berikut:
54
1. Departemen Quality Assurance & Engineering
Departemen quality & engineering mempunyai tugas dan wewenang dalam
melaksanakan program-program pengendalian mutu produksi untuk
memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan secara konsisten
memenuhi standar mutu yang berlaku, mempelajari keluhan konsumen
mengenai mutu produk, penerapan langkah-langkah perbaikan tindak
lanjut, memberikan masukan kepada manajemen sehubungan dengan mutu
dan menegur bahkan menghentikan produksi apabila ada penyimpangan.
2. Departemen Produksi dan Pengadaan (operasional)
Departemen produksi dan pengadaan (operasional) mempunyai tugas dan
wewenang dalam mengupayakan tercapainya sasaran produk perbaikan
secara berkesinambungan dalam sistem produksi yang efisien dan efektif
dan merencanakan penanggulangan standar mutu produksi secara berkala
mengenai pemakaian bahan.
3. Departemen Pemasaran
Departemen pemasaran bertanggung jawab atas harapan pelanggan dari
sebuah produk yang ditawarkan. Selain berdasarkan kriteria pemilihan
departemen, karakteristik sampel dipilih berdasarkan tingkat pendidikan
dikarenakan untuk menganalisa biaya kualitas diperlukan karyawan yang
dianggap mengerti akan konsep Total Quality Management & Biaya
Kualitas.
55
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Departemen
Departemen Total %
Sales & Marketing Dept. 11 14%
Operation Dept. 25 31%
QA & Engineering Dept. 44 55%
Sumber: Kuesioner (2016)
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Total %
SMK sederajat 12 15%
D3 17 21%
S1 45 56%
S2 6 8%
Sumber: Kuesioner (2016)
4.2.3 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif diuji menggunakan statistik deskriptif yang
menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi
untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara kontekstual
mudah dimengerti. Dari perhitungan melalui SPSS dapat dihasilkan data
sebagai berikut
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif
Sumber: olah data spss 15.0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas nilai mean tertinggi adalah variabel X1
(kepemimpinan) yaitu sebesar 36,20 dengan nilai standard deviasi 2,82
N Min Max Mean Std.
Deviation
X1 80 31 44 36,20 2,82
X2 80 21 28 24,65 1,94
X3 80 26 34 30,05 2,23
X4 80 15 25 19,80 2,34
X5 80 26 40 33,25 2,96
X6 80 17 24 20,24 1,59
X7 80 25 32 28,35 1,84
Y 80 30 49 35,25 4,71
56
sedangkan nilai mean terendah adalah variabel X4 (pengembangan sumber
daya manusia) dengan nilai standard deviasi 2,34.
4.2.4 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Pada tahap ini tidak dilakukan operasionalisasi software SPSS, melainkan
hanya cara membaca uji asumsi klasik dari output SPSS, sebagaimana yang
tertampil pada file output. Nilai VIF dan tolerance untuk variabel
independen sesuai informasi yang ditampilkan pada tabel 4.6 tidak ada yang
lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada
kedua variabel bebas tersebut.
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier, maka model regresi linier
yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas. Dengan
demikian model di atas telah terbebas dari adanya multikolinieritas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Kepemimpinan 0,699 1,431
Analisis dan Informasi 0,721 1,386
Perencanaan Kualitas Strategis 0,506 1,977
Pengembangan Sumber Daya Manusia 0,379 2,642
Manajemen Kualitas Proses 0,369 2,707
Hasil Hasil Kualitas 0,350 2,858
Kepuasan Pelanggan 0,481 2,080
Sumber: olah data spss 15.0
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variabel dependen dan
variable independen terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas
dapat dilihat dari gambar Histogram dan normal P-P Plot di bawah ini. Hasil
uji normalitas adalah sebagai berikut.
57
Gambar 4.1 Histogram
Gambar 4.2 P-P Plot
Sumber: olah data spss 15.0
Dari gambar histogram diatas, kurva menunjukkan bahwa data tersebar ke
semua area normal kurva. Selain itu sebaran titik-titik dari gambar normal
P-P Plot di atas relatif mendekati garis lurus, sehingga dapat disimpulkan
bahwa (data) residual terdistribusi normal.
58
3. Uji Heterokedasitas
Pengujian heteroskedatisitas dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur
sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah
distandarisasi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar
Scatterplot di bawah ini.
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber: olah data spss 15.0
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu
pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi
klasik tentang heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu terbebas
dari heteroskedastisitas.
4.2.5 Uji Hipotesis
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5 X6, X7) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau
negative dan untuk memprediksi nilai kenaikan atau penurunan nilai
59
variable denpenden dan variabel independen. Hasil uji hipotesis
menggunakan SPSS 15.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
a. Dependent Variable: Efisiensi Biaya Kualitas
Sumber: olah data spss 15.0
Berdasarkan kalkulasi dari analisis regresi berganda pada tabel diatas
persamaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y’ = 55.122 + 0.182X1 - 0.489X2 + 0.513X3 - 0.164X4 - 0.409X5 + 0.925X6
+1.118X7 + e
Atau:
Y’ = 55.122 + 0.925X6 +1.118X7 + e
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) 55,122 10,355 5,323 0,000
Kepemimpinan 0,182 0,214 0,109 0,852 0,397
Analisis dan
Informasi -0,489 0,305 -0,202 -1,604 0,113
Perencanaan
Kualitas
Strategis
0,513 0,317 0,243 1,619 0,110
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
-0,164 0,350 -0,081 -0,469 0,641
Manajemen
Kualitas Proses -0,409 0,280 -0,257 -1,462 0,148
Hasil Hasil
Kualitas 0,925 0,534 0,313 1,734 0,087
Kepuasan
Pelanggan 1,118 0,394 0,438 2,840 0,006
60
Interpretasi yang ditunjukkan pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut:
a. 55.122 adalah nilai konstanta yang merupakan nilai biaya kualitas
apabila ketujuh komponen dari TQM tersebut diterapkan secara konstan.
b. Koefisien X1 (β1) = 0,182
Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya
kualitas (Y), jika kepemimpinan ditingkatkan akan meningkatkan
efisiensi biaya kualitas sebesar 0,182.
c. Koefisien X2 (β2) = -0,489
Analisis dan informasi (X2) berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya
kualitas (Y), jika variabel analisis dan informasi ditingkatkan, maka akan
menurunkan efisiensi biaya kualitas sebesar 0.489.
d. Koefisien X3 (β3) = 0,513
Kerjasama tim (X3) berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya kualitas
(Y), jika perencanaan kualitas strategis ditingkatkan, maka akan
meningkatkan efisiensi biaya kualitas sebesar 0,513.
e. Koefisien X4 (β4) = -0,164
Pengembangan sumber daya manusia (X4) berpengaruh negatif terhadap
efisiensi biaya kualitas (Y), Jika pengembangan sumber daya manusia
ditingkatkan maka akan menurunkan efisiensi biaya kualitas sebesar
0,164.
f. Koefisien X5 (β5) = -0,409
Manajemen kualitas proses (X5) berpengaruh negatif terhadap efisiensi
biaya kualitas (Y), jika variable manajemen kualitas proses ditingkatkan
maka akan menurunkan efisiensi biaya kualitas sebesar 0,409.
g. Koefisien X6 (β6) = 0,925
Hasil-hasil kualitas (X6) berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya
kualitas (Y), jika variabel hasil-hasil kualitas ditingkatkan, maka akan
meningkatkan efisiensi sebesar 0,925.
61
h. Koefisien X7 (β7) = 1,118
Kepuasan pelanggan (X6) berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya
kualitas (Y), jika variabel hasil-hasil kualitas ditingkatkan, maka akan
meningkatkan efisiensi sebesar 1,118.
i. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen. Dari hasil pengolahan melalui SPSS dihasilkan
data sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Statistik F
a Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Analisis dan Informasi,
Perencanaan Kualitas Strategis, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Manajemen Kualitas Proses, Hasil-Hasil Kualitas dan Kepuasan
Pelanggan.
b Dependent Variable: Efisiensi Biaya Kualitas
Sumber: olah data spss 15.0
Nilai prob. F hitung (sig.) pada tabel di atas adalah 0,042 dimana nilainya
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi linier layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh TQM
dengan menggunakan variabel kepemimpinan, analisis dan informasi,
perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya manusia,
manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan
terhadap variabel efisiensi biaya kualitas.
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 310,733 7 44,390 2,222 ,042(a)
Residual
Total
1438,267 72 19,976
1749,000 79
62
2. Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain
bersifat konstan.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.8. Interpretasi yang ditunjukkan
pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel kepemimpinan yang ditunjukkan pada tabel diatas
adalah 0,397 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh yang signifikan
antara kepemimpinan dengan efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed
Line Products Indonesia.
2. Pengaruh Analisis dan Informasi terhadap Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel analisis dan informasi yang ditunjukkan pada tabel
4.8 adalah 0,113 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh yang signifikan
antara analisis dan informasi terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia.
3. Pengaruh Perencanaan Kualitas Strategis terhadap Efisiensi Biaya
Kualitas
Nilai signifikansi variabel perencanaan kualitas strategis yang ditunjukkan
padat tabel 4.8 adalah 0,110 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai
signifikansi 0,1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh
yang signifikan antara perencanaan kualitas strategis terhadap biaya kualitas
pada PT Preformed Line Products Indonesia.
63
4. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel pengembangan sumber daya manusia yang
ditunjukkan padat tabel 4.8 adalah 0,641 dimana nilai tersebut melebihi dari
nilai signifikansi 0,1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada
pengaruh yang signifikan antara pengembangan sumber daya manusia
terhadap biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
5. Pengaruh Manajemen Kualitas Proses terhadap Efisiensi Biaya
Kualitas
Nilai signifikansi variabel manajemen kualitas proses yang ditunjukkan
padat tabel 4.8 adalah 0,148 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai
signifikansi 0,1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh
yang signifikan antara perencanaan kualitas strategis terhadap biaya kualitas
pada PT Preformed Line Products Indonesia.
6. Pengaruh Hasil-hasil Kualitas terhadap Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel hasil hasil kualitas yang ditunjukkan padat tabel
4.8 adalah 0,087 dimana nilai tersebut kurang dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, dengan demikian ada pengaruh yang
signifikan antara hasil hasil kualitas terhadap biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia.
7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel hasil hasil kualitas yang ditunjukkan padat tabel
4.8 adalah 0.087 dimana nilai tersebut kurang dari nilai signifikansi 0.1.
Sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, dengan demikian ada pengaruh yang
signifikan antara hasil hasil kualitas terhadap biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia.Nilai prob. t hitung dari variabel
kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis,
pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses,
64
menunjukkan angka signifikansi lebih besar dari 0,1, sehingga variabel
kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis,
pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi biaya kualitas pada alpha
10%. Sedangkan pada variabel hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan
menunjukkan angka signifikansi kurang dari 0,1 sehingga hasil-hasil kualitas
dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan pada efisiensi biaya
kualitas.
4.2.6 Koefisien Diterminasi
Koefisien diterminasi (R2) bertujuan mengukur kemampuan model dapat
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Informasi koefisien diterminasi ditampilkan pada
tabel berikut.
Tabel 4.10 Model summary b
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,422(a) ,178 ,098 4,46944 2,076
a Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Analisis dan Informasi,
Perencanaan Kualitas Strategis, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Manajemen Kualitas Proses, Hasil-Hasil Kualitas dan Kepuasan
Pelanggan.
b Dependent Variable: Efisiensi Biaya Kualitas
Sumber: olah data spss 15.0
Nilai R-Square pada tabel 4.8 yang besarnya 0,178 menunjukkan bahwa
proporsi pengaruh variabel kepemimpinan, analisis dan informasi,
perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya manusia,
manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan
terhadap variabel efisiensi biaya kualitas sebesar 17,8%. Namun menurut
Santoso (2011) untuk regresi yang menggunakan lebih dari dua variable
65
bebas digunakan adjusted R-Square sebagai koefisien diterminasi. Adjusted
R Square adalah nila R-Square yang disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil
dari R-Square dan angka ini bisa memiliki harga negative. Artinya analisa
TQM yang diukur menggunakan variabel kepemimpinan, analisis dan
informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya
manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan
pelanggan dengan menggunakan penilaian Malcolm Badridge memiliki
proporsi sebesar 9,8% berdasarkan nilai adjusted R-Square sedangkan
sisanya 90,2% (100% - 9,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada
didalam model regresi linier.
4.3. Intrepretasi Hasil
4.3.1 Pengaruh Variabel secara Simultan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan TQM terhadap efisiensi
biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia dengan
menggunakan penilaian Malcolm Badridge, hasil perhitungan menujukkan
bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan, analisis
dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya
manusia, manajemen kualitas proses, hasil hasil kualitas dan kepuasan
pelanggan berpengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu
efisiensi biaya kualitas dengan ditunjukkan nilai 2,222 dengan nilai
signifikansi 0,42 dimana nilai signifikansi tersebut kurang dari α 0,1.
Uji koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar 0,178 yang artinya
analisa TQM yang diukur menggunakan variabel kepemimpinan, analisis
dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya
manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan
pelanggan memiliki proporsi sebesar 17,8% sedangkan sisanya 82,2%
(100% - 17,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam
model regresi linier.
66
4.3.1 Pengaruh Variabel secara Parsial
Uji T dapat menunjukkan bagaimana masing-masing variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Masing-masing variabel independen
menghasilkan nilai yang berbeda dalam mempengaruhi variabel dependen.
Interpretasi hasil pengujian variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Berdasarkan hasil uji t, variabel kepemimpinan tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap efisiensi biaya kualitas yang ditunjukkan pada nilai
signifikansi sebesar 0,397. Nilai signifikansi tersebut melebihi nilai
signifikansi 0,1 sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh
yang signifikan antara Kepemimpinan dengan Efisiensi Biaya Kualitas pada
PT Preformed Line Products Indonesia. Hal ini sama dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Hamdani (2009) dimana penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable
Kepemimpinan terhadap efisiensi biaya kualitas.
Berdasarkan jawaban rata-rata dari kuesioner yang disebarkan, responden
dari masing-masing departemen menjawab dengan kondisi yang berbeda,
dengan hal ini peneliti berasumsi bahwa manajer pada setiap departemen
tidak mendistribusikan hal-hal tentang dimensi kualitas dengan baik kepada
setiap individu didalamnya.
2. Analisis dan Informasi
Nilai signifikansi variabel Analisis dan Informasi yang ditunjukkan pada
angka 0,113 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh yang signifikan
antara analisis dan informasi terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia.
67
Hal ini sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamdani
(2009) dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variable Analisis dan Informasi terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas.
Berdasarkan jawaban rata-rata dari kuesioner yang disebarkan, responden
dari masing-masing departemen menjawab dengan kondisi yang berbeda,
dengan hal ini peneliti berasumsi bahwa pada tidak semua departemen
mengkaji dan menganalisa semua informasi yang berhubungan dengan
dimensi kualitas. Hanya departemen tertentu saja yang melaksanakannya hal
ini tidak sesuai dengan konsep TQM dimana semua departemen dan semua
individu harus melaksanakan program TQM dengan konsisten.
3. Perencanaan Kualitas Strategis
Berdasarkan hasil penelitian, nilai signifikansi variabel Perencanaan
Kualitas Strategis adalah 0,110 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai
signifikansi 0,1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh
yang signifikan antara Perencanaan Kualitas Strategis terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia. Hal ini sama
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamdani (2009)
dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variable Perencanaan Kualitas Strategis terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas.
Jika melihat hasil nilai signifikansi sebesar 0,110 yaitu selisih 0,01 saja dan
merujuk pada jawaban rata-rata dari kuesioner yang disebarkan, hanya
sedikit karyawan yang dilibatkan dalam proses perencanaan kualitas
strategis, dari hasil observasi peneliti hanya level tertentu yang dilibatkan
dalam proses perencanaan kualitas. Hal ini tidak sesuai dengan konsep TQM
dimana setiap individu harus terlibat dalam semua proses yang termasuk
dalam program TQM.
68
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Nilai signifikansi variabel Pengembangan Sumber Daya Manusia yang
ditunjukkan pada tabel 4.8 adalah 0.641 dimana nilai tersebut melebihi dari
nilai signifikansi 0.1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada
pengaruh yang signifikan antara Pengembangan Sumber Daya Manusia
terhadap biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamdani (2009) juga
menunjukkan hasil yang sama dimana penelitian tersebut menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variable Pengembangan
Sumber Daya Manusia terhadap Efisiensi Biaya Kualitas.
Jika melihat hasil nilai signifikansi sebesar 0,641 dimana hasilnya cukup
jauh apabila dibandingkan dengan nilai minimum signifikansi yaitu 0,1 dan
merujuk pada jawaban dari responden hal yang paling berpengaruh disini
adalah karyawan merasa bahwa Perusahaan kurang memberikan
penghargaan terhadap hasil-hasil kualitas yang sudah diberikan sehingga
mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini tidak sesuai dengan konsep TQM
dimana untuk meningkatkan kinerja karyawan maka Perusahaan perlu
memberikan kompensasi atau penghargaan kepada setiap karyawan yang
berkontribusi pada perbaikan kualitas.
5. Manajemen Kualitas Proses
Nilai signifikansi variabel Manajemen Kualitas Proses yang ditunjukkan
pada tabel 4.8 adalah 0,148 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai
signifikansi 0,1. Sehingga Ha diterima, dengan demikian tidak ada pengaruh
yang signifikan antara Manajemen Kualitas Proses terhadap Efisiensi Biaya
Kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia. Penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Hamdani (2009) juga menunjukkan hasil yang sama
dimana penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel Manajemen Kualitas Proses terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas.
69
Berdasarkan penilaian dan observasi penulis proses yang terjadi pada setiap
departemen yang terlibat tidak dilakukan secara konsisten, sehingga sering
terjadi kesalahan secara berulang. TQM dapat dilaksanakan dengan baik
apabila seluruh lini dari organisasi bersama-sama melakukan setiap proses
dengan komitmen yang kuat dan konsisten. Apabila hal ini tidak dilakukan
maka TQM hanya sebuah filosofi saja yang tidak diimplementasikan secara
baik.
6. Hasil-hasil Kualitas
Nilai signifikansi variabel hasil hasil kualitas yang ditunjukkan padat tabel
4.8 adalah 0,087 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, dengan demikian ada pengaruh yang
signifikan antara hasil hasil kualitas terhadap biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia. Marintan (2009) dan Irawana (2009)
menunjukkan hasil yang sama pada penelitian terdahulunya bahwa Hasil-
hasil Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Biaya
Kualitas.
Setiap peningkatan 1 unit variabel Hasil-hasil Kualitas akan meningkatkan
Efisiensi Biaya sebesar 0,925. Hal ini sesuai dengan konsep TQM bahwa jika
kualitas sebuah produk baik maka tidak ada keluhan dari pelanggan sehingga
tidak ada biaya yang muncul untuk meralat biaya biaya yang mungkin terjadi
apabila produk yang dihasilkan cacat. Sehingga dengan demikian efisiensi
biaya dapat tercapai (Nasution, 2015).
7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Efisiensi Biaya Kualitas
Nilai signifikansi variabel Kepuasan Pelanggan yang ditunjukkan padat tabel
4.8 adalah 0,087 dimana nilai tersebut melebihi dari nilai signifikansi 0,1.
Sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, dengan demikian ada pengaruh yang
signifikan antara Kepuasan Pelanggan terhadap biaya kualitas pada PT
Preformed Line Products Indonesia. Marintan (2009) dan Irawana (2009)
70
menunjukkan hasil yang sama pada penelitian terdahulunya bahwa Kepuasan
Pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Biaya Kualitas.
Setiap peningkatan 1 unit variabel kepuasan pelanggan akan meningkatkan
efisiensi biaya sebesar 1.118. Hal ini sesuai dengan konsep TQM bahwa jika
pelanggan puas atas produk yang dihasilkan oleh Perusahaan maka tidak ada
biaya yang muncul untuk meralat biaya biaya yang mungkin terjadi apabila
produk yang dihasilkan cacat sehingga dengan demikian efisiensi biaya
dapat tercapai (Nasution, 2015).
Berdasarkan hasil regresi koefisien, variabel kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang paling signifikan dibandingkan dengan semua variabel yang lain
dalam mempengaruhi efisiensi biaya kualitas dengan nilai t= 2,840 dan
β=1,118.
Pada uji parsial ini dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemimpinan,
Analisis dan Informasi, Perencanaan Kualitas Strategis, Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Manajemen Kualitas Proses tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Efisiensi Biaya Kualitas dan variabel Hasil-hasil
Kualitas dan Kepuasan Pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap
Efisiensi Biaya Kualitas.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Peneliti bermaksud untuk menganalisa apakah elemen-elemen didalam
TQM yang dinilai berdasarkan penilaian dari Malcolm Badridge
mempengaruhi efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia. Elemen-elemen TQM yang dianalisa adalah kepemimpinan,
analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan
sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas dan
kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi yang sudah
dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Artinya variabel kepemimpinan tidak mempengaruhi efisiensi biaya
kualitas, hal ini disebabkan karena pimpinan pada setiap departemen
tidak mendistribusikan hal-hal tentang dimensi kualitas dengan baik
kepada setiap individu didalamnya.
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara analisis dan informasi
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia. Artinya variabel analisis dan informasi tidak mempengaruhi
efisiensi biaya kualitas, hal ini disebabkan karena tidak semua
departemen mengkaji dan menganalisa semua informasi yang
berhubungan dengan dimensi kualitas. Hanya departemen tertentu saja
yang melaksanakannya, hal ini tidak sesuai dengan konsep TQM
dimana semua departemen dan semua individu harus melaksanakan
program TQM dengan konsisten
72
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara perencanaan kualitas
strategis terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line
Products Indonesia. Artinya variabel perencanaan kualitas strategis
tidak mempengaruhi efisiensi biaya kualitas. Hal ini disebabkan karena
hanya sedikit karyawan yang dilibatkan dalam proses perencanaan
kualitas strategis, dari hasil observasi peneliti hanya level tertentu yang
dilibatkan dalam proses perencanaan kualitas.
4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan sumber daya
manusia terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line
Products Indonesia. Artinya variabel pengembangan sumber daya
manusia tidak mempengaruhi efisiensi biaya kualitas. Hal ini
disebabkan karena karyawan merasa bahwa Perusahaan kurang
memberikan penghargaan terhadap hasil-hasil kualitas yang sudah
diberikan sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.
5. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara manajemen kualitas proses
terhadap efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products
Indonesia. Artinya variabel manajemen kualitas proses tidak
mempengaruhi efisiensi biaya kualitas. Hal ini disebabkan proses yang
terjadi pada setiap departemen yang terlibat tidak dilakukan secara
konsisten, sehingga sering terjadi kesalahan secara berulang
6. Ada pengaruh yang signifikan antara hasil-hasil kualitas terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Artinya, setiap peningkatan 1 unit variabel hasil-hasil kualitas akan
meningkatkane efisiensi biaya sebesar 0,925. Hal ini sesuai dengan
konsep TQM bahwa jika kualitas sebuah produk baik maka tidak ada
keluhan dari pelanggan sehingga tidak ada biaya yang muncul untuk
meralat biaya biaya yang mungkin terjadi apabila produk yang
dihasilkan cacat. Sehingga dengan demikian efisiensi biaya dapat
tercapai.
73
7. Ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan pelanggan terhadap
efisiensi biaya kualitas pada PT Preformed Line Products Indonesia.
Artinya, setiap peningkatan 1 unit variabel kepuasan pelanggan akan
meningkatkan efisiensi biaya sebesar 1.118.
8. Variabel kepemimpinan, analisis dan informasi, perencanaan kualitas
strategis, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas
proses, hasil-hasil kualitas dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen yaitu efisiensi biaya kualitas.
9. Variabel kepuasan pelanggan merupakan faktor yang paling signifikan
dibandingkan dengan semua variabel lain dalam mempengaruhi
efisiensi biaya kualitas. Jika pelanggan puas atas produk yang dihasilkan
oleh Perusahaan maka tidak ada biaya yang muncul untuk meralat biaya
biaya yang mungkin terjadi apabila produk yang dihasilkan cacat
sehingga dengan demikian efisiensi biaya dapat tercapai
10. Analisa TQM yang diukur menggunakan variabel kepemimpinan,
analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan
sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas
dan kepuasan pelanggan memiliki proporsi sebesar 9,8% sedangkan
sisanya 90,2% (100% - 9,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
ada didalam model regresi linier.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penlitian ini adalah penilaian efisiensi biaya kualitas
hanya berdasarkan persepsi karyawan tanpa mengikutsertakan laporan
keuangan perusahaan tentang biaya kualitas.
74
5.3 Rekomendasi dan Saran
5.3.1 Perusahaan
Dalam menjalankan TQM, Perusahaan harus menjalankannya secara
konsisten dan memerlukan kerjasama dari setiap individu didalam
Perusahaan. Jika penerapan TQM dapat dilaksanakan secara konsisten
maka efisiensi biaya dapat dicapai, kualitas produk semakin baik, profit
perusahaan akan semakin bertambah, kepuasan pelanggan akan terwujud
dan semakin percaya diri dalam menghadapi persaingan pasar yang ada.
Selain itu dalam hal pencegahan, Perusahaan harus melakukan pelatihan
berkala minimal setiap kuarter kepada seluruh karyawan untuk tetap
menjaga kepedulian karyawan terhadap kualitas dan hal yang sangat penting
adalah perbaikan berkesinambungan.
5.3.2 Akademis
Untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama diharapkan dapat
mengikutsertakan nilai biaya kualitas yang diperoleh dari laporan keuangan
secara langsung bukan hanya melalui persepsi karyawan.
5.3.3 Industri Lain
Untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama diharapkan dapat
mengikutsertakan nilai biaya kualitas yang diperoleh dari laporan keuangan
secara langsung bukan hanya melalui persepsi karyawan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, S. (2006). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Deming, W. Edwards (2001). Out of Crisis. Cambridge: Massachussets Institute of
Technology.
Dissanayake, S.M., Kumaraswamy, M.M., Karim, K., Marosszeky, 2001.
Evaluating Outcomes from ISO 9000-Certified Quality Systems of
Hongkong Constructors, Total Quality Management Article, Routledge,
Part of the Taylor & Francis Group.
Gasperz, Vincent (2001). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Gasperz, Vincent. 2013. All in-one (Bundle of ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001,
ISO 22000, ISO 26000, ISO 28000, ISO 31000, ISO 130531 dan ISO
19011). Bogor: Tri All Broos Publising.
Goetsch, D.L. dan Davis S. (2002). Pengantar Manajemen Mutu 2, Ed. Bahasa
Indonesia, Jakarta: PT Prenhalindo.
Ishikawa, Kaoru (2005). What is Total Quality Control? Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice-hall International Inc.
Juran, Joseph M. (1993). Quality Planning and Analysis.3rd ed: New York: Mc-Gra
Hill Book Inc.
Pawitra, T. (1993). Kepuasan Pelanggan Sebagai Keunggulan Daya Saing. Jurnal
of Marketing Prasetiya Mulya, 1,1, pp 1-9.
Kotler, Philip (2003). Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT. Indeks kelompok
Gramedia
Nasution, (2015). Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ross, J.E. (1994). Total Quality Management. London: Kogan Page Limited.
Sugiyono, (2012), Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, (2005). Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta
76
Jurnal
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamdani, Abi, 2009. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Efisiensi
Biaya Kualitas. Politeknik Negeri Batam.
Irawana, S. (2009). Hubungan Total Quality Management dengan Biaya Kualitas
pada PT. Socfindo Medan. USU Repository.
Sari, D. M. (2009). Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja
manajerial pada PT Super Andalas Steel. Respitory USU.
Siahaan, Korry Marintan, 2007. Pengaruh Total Quality Management dengan
Biaya Kualitas Produk Teh Botol Sosro pada PT. Sinar Sosro Tanjung
Morawa Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Website
Anwar, Helmi. Malcolm Badridge.
https://www.scribd.com/document/168285424/Malcolm-Baldrige
Arif, Syachroni. Bauran Pemasaran.
https://asyachroni.wordpress.com/2012/10/12/bauran-pemasaran/
Azhar, Dedek. Total Quality Management
http://dedektoruz.blogspot.co.id/2015/04/total-quality-management-
tqm.html
Dhi, Putra. Total Quality Management.
https://www.scribd.com/doc/237109647/Total-Quality-Management-
TQM
Duwi, consultant. Analisis Regresi Linier Berganda.
http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/11/analisis-regresi-linier-
berganda.html
Elqorni, Ahmad. Mengenal “Malcolm Baldrige National Quality Awards”.
https://elqorni.wordpress.com/2008/06/03/mengenal-malcolm-baldrige-
national-quality-awards/
Markha, Santi (2013). Penerapan Total Quality Management Terhadap Standar
CMMI di Divisi Internet Banking Pada PT XYZ. Masters thesis, BINUS.
77
http://eprints.binus.ac.id/28053/
Ramadhani, Taufika. Pengaruh Total Quality Management, Budaya Organisasi
dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Skripsi, UINJKT
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/2907
Sanjaya, Indra. Quality Control (Pengendalian Mutu/Kualitas).
http://indrasanjaya91.blogspot.co.id/2014/05/yang-terbaru-jilid-3.html
78
LAMPIRAN 1 KUESIONER
Analisis Pengaruh Total Quality Management Terhadap Efisiensi Biaya
Kualitas dengan metode Baldrige Assessment
(Studi Kasus pada PT. Preformed Line Products Indonesia)
I. INFORMASI UMUM
1. Nama :
2. Jabatan responden/Departemen :
3. Lama Bekerja :
4. Pendidikan :
II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Mohon memberi tanda silang (X) pada jawaban yang
Bapak/Ibu anggap sesuai
2. Mohon memberikan jawaban yang jujur
3. Kuesioner ini sifatnya rahasia, sehingga jawaban yang
Bapak/Ibu berikan tidak akan dipublikasikan
Keterangan :
Skala Pengukuran : 5 = Sangat setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
79
III. Pernyataan
Untuk Total Quality Management
Total Quality Management adalah suatu cara untuk meningkatkan performansi
secara terus-menerus (continuous performance improvement) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap era fungsional dari suatu organisasi dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Kuesioner Kepemimpinan STS TS RR S SS
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Manajemen memiliki pernyataan
kebijakan kualitas
2 Karyawan mengetahui sasaran
kualitas perusahaan jangka panjang
3
Manajemen terlibat secara penuh
dalam pengembangan kultur
kualitas perusahaan
4
Manajemen memiliki pelatihan
yang tepat tentang konsep-konsep
kualitas
5
Manajemen mempraktekkan
konsep-konsep kualitas yang
diajarkan
6
Kebijaksanaan kualitas
berlandaskan pada kebutuhan untuk
perbaikan terus-menerus
7
Tanggung Jawab perbaikan kualitas
telah secara jelas dikomunikasikan
kepada seluruh karyawan
8
Komite kualitas perusahaan
mengkoordinasikan departemen-
departemen dalam perusahaan
9
Manajemen memberikan sumber
daya yang cukup dan tepat untuk
perbaikan kualitas
80
Kuesioner Analisis dan Informasi STS TS RR S SS
No Pernyataan 1 2 3 4 5
11
Manajemen melaporkan data
tentang semua dimensi penting dari
kualitas pelanggan
12
Karyawan melaprkan data tentang
semua dimensi pelayanan yang
penting
13 Data kualitas dilaporkan dalam
semua departemen
14
Manajemen menganalisis data
tentang pandangan pemasok
terhadap kualitas perusahaan
15 Manajemen mengkaji ongkos-
ongkos scrap (scrap costs)
16 Manajemen mengidentifikasi akar
penyebab kualitas yang jelek
Kuesioner Perencanaan dan Kualitas
Strategis STS TS RR S SS
No 1 2 3 4 5
17
Manajemen memiliki suatu rencana
operasional jangka pendek yang
menggambarkan sasaran kualitas
18 Karyawan dilibatkan dalam
perencanaan kualitas
19
Manajemen departemen-
departemen berusaha untuk
mencapai sasaran kualitas
20 Fungsi kualitas merupakan bagian
dari rencana bisnis perusahaan
21
Manajemen memiliki metode-
metode spesifik untuk memantau
kemajuan menuju perbaikan
kualitas
22
Terdapat rencana-rencana kualitas
yang mempengaruhi semua
departemen
23 Manajemen memiliki rencana
kualitas untuk pemasok
81
Kuesioner Pengembangan sumber daya
manusia STS TS RR S SS
No 1 2 3 4 5
24 Sasaran kualitas dikomunikasikan
kepada semua karyawan
25
Karyawan percaya dan secara
serius memberikan pelayanan
kualitas terbaik
26 Semua karyawan dilatih tentang
konsep-konsep perbaikan kualitas
27
Manajemen memberikan balas jasa
(imbalan) kepada karyawan untuk
perbaikan kualitas yang dilakukan
28 Kriteria Kualitas digunakan dalam
evaluasi performansi karyawan
Kuesioner Manajemen Kualitas Proses STS TS RR S SS
No 1 2 3 4 5
29 Ekspektasi kualitas dari pelanggan
didefinisikan secara tepat
30
Kebutuhan pelanggan
ditransformasikan ke dalam proses
perecnanaan untuk perbaikan
kualitas
31
Terdapat sistem efektif untuk
memproses informasi tentang
harapan pelanggan
32 Manajemen melakukan audit sistem
manajemen kualitas
33
Manajemen bekerjasama dengan
pemasok untuk meningkatkan
kualitas
34
Departemen-departemen
pendukung telah mendefinisikan
sasaran kualitas
35
Manajemen menyimpan dan
mempertahankan dokumen-
dokumen kualitasyang baru (tidak
usang)
36
Terdapat sistem efektif untuk
mengkomunikasikan ide-ide
kualitas kepada manajemen puncak
82
Kuesioner Hasil Hasil Kualitas STS TS RR S SS
No 1 2 3 4 5
37 Manajemen telah menunjukkan
perbaikan kualitas terus-menerus
38
Manajemen dapat
mendemonstrasikan perbaikan
kualitas melalui departemen-
departemen pendukung
39
Manajemen dapat
mendemonstrasikan perbaikan
kualitas melalui pemasok
40 Terdapat penurunan keluhan
pelanggan secara terus menerus
41 Manajemen telah mengembangkan
beberapa barang setiap tahun
Kuesioner Kepuasan Pelanggan STS TS RR S SS
No 1 2 3 4 5
42
Manajemen dapat menunjukkan
bahwa pelanggan puas atas barang
yang diberikan
43 Manajemen melaporkan data
kepuasan pelanggan
44
Manajemen dapat menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pelanggan
meningkat terus menerus
45
Manajemen dapat menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pelanggan
dari perusahaan lebih tinggi
dibandingkan perusahaan pesaing
46 Terdapat suatu proses efektif untuk
menangani keluhan pelanggan
47
Definisi pekerjaan mendukung
karyawan untuk secara cepat
menyelesaikan keluhan pelanggan
48
Manajemen menggunakan
pendekatan inovatif untuk menilai
kepuasan pelanggan
83
Untuk Biaya Kualitas
Biaya Kualitas adalah biaya-biaya yang muncul atau yang harus dikeluarkan PT.
Preformed Line Products Indonesia karena mungkin atau adanya kualitas yang
buruk terjadi pada waku perencanaan, produksi, penyimpanan dan bahkan sampai
produk diterima kembali dari pelanggan karena adanya keluhan atau kerusakan.
Biaya Pencegahan STS TS RR S SS
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
50
Pelatihan-pelatihan yang diberikan
kepada karyawan berpengaruh
terhadap berkurangnya biaya
perbaikan akibat kesalahan
karyawan
51
Biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas tambahan yang
berhubungan dengan rencana
kualitas produk yang dihasilkan
semakin berkurang
Biaya Penilaian
52
Pekerjaan yang berkaitan dengan
analisis kualitas atas bahan baku
dan bahan penunjang semakin
jarang dilakukan karena kualitas
bahan sudah terjamin
53
Biaya audit kualitas pada produk
dalam proses dan produk akhir
serta audit untuk peralatan terus
berkurang karena kualitas produk
sudah baik
Biaya Kegagalan Internal
54
Pekerjaan pemeriksaan produk
secara berulang sebelum barang
dikirim terus berkurang
55
Pekerjaan untuk menemukan dan
memperbaiki produk cacat dan
gagal terus berkurang
56
Pengujian ulang produk serta
kerugian dengan menjual barang
dibawah harga jual normal karena
produk cacat terus berkurang.
Biaya Kegagalan Eksternal
84
57
Penggantian dan perbaikan
kembali produk yang telah dikirim
ke pelanggan semakin berkurang
58
Penyelidikan dan penyelesaian
keluhan pelanggan terhadap
produk cacat semakin berkurang
59
Penempatan produk cacat yang
dikembalikan oleh pelanggan
semakin berkurang
85
86
87
88
LAMPIRAN 3 VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9
TOTAL
K
K
1
Pearson
Correlation 1 .782(**) 0.233 0.248 -0.063 0.248 0.261 -0.088 .380(*) .650(**)
Sig. (2-tailed) 0.000 0.216 0.186 0.742 0.186 0.164 0.642 0.039 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
2
Pearson
Correlation .782(**) 1 0.186 0.159 -0.120 0.159 0.167 -0.028 .416(*) .612(**)
Sig. (2-tailed) 0.000 0.325 0.402 0.526 0.402 0.379 0.882 0.022 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
3
Pearson
Correlation 0.233 0.186 1 0.156 0.118 0.156 .437(*) 0.259 .477(**) .564(**)
Sig. (2-tailed) 0.216 0.325 0.410 0.533 0.410 0.016 0.166 0.008 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
4
Pearson
Correlation 0.248 0.159 0.156 1 .758(**) 1.000(**) .383(*) 0.277 0.024 .623(**)
Sig. (2-tailed) 0.186 0.402 0.410 0.000 0.000 0.037 0.138 0.899 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
5
Pearson
Correlation -0.063 -0.120 0.118 .758(**) 1 .758(**) .416(*) 0.360 0.018 .472(**)
Sig. (2-tailed) 0.742 0.526 0.533 0.000 0.000 0.022 0.051 0.923 0.008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
6
Pearson
Correlation 0.248 0.159 0.156 1.000(**) .758(**) 1 .383(*) 0.277 0.024 .623(**)
Sig. (2-tailed) 0.186 0.402 0.410 0.000 0.000 0.037 0.138 0.899 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
7
Pearson
Correlation 0.261 0.167 .437(*) .383(*) .416(*) .383(*) 1 0.261 .643(**) .741(**)
Sig. (2-tailed) 0.164 0.379 0.016 0.037 0.022 0.037 0.164 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
8
Pearson
Correlation -0.088 -0.028 0.259 0.277 0.360 0.277 0.261 1 0.026 .407(*)
Sig. (2-tailed) 0.642 0.882 0.166 0.138 0.051 0.138 0.164 0.892 0.026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K
9
Pearson
Correlation .380(*) .416(*) .477(**) 0.024 0.018 0.024 .643(**) 0.026 1 .625(**)
Sig. (2-tailed) 0.039 0.022 0.008 0.899 0.923 0.899 0.000 0.892 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
T
O
T
A
L
K
Pearson
Correlation .650(**) .612(**) .564(**) .623(**) .472(**) .623(**) .741(**) .407(*) .625(**) 1
Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.001 0.000 0.008 0.000 0.000 0.026 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89
Correlations
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6
TOTAL
AI
AI1 Pearson
Correlation 1 .570(**) 0.288 0.064 -0.116 -0.116 .566(**)
Sig. (2-tailed) 0.001 0.122 0.736 0.540 0.540 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30
AI2 Pearson
Correlation .570(**) 1
.608(*
*) 0.136 0.149 0.149 .831(**)
Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.475 0.432 0.432 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30
AI3 Pearson
Correlation 0.288 .608(**) 1 0.219 -0.147 -0.147 .670(**)
Sig. (2-tailed) 0.122 0.000 0.245 0.439 0.439 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30
AI4 Pearson
Correlation 0.064 0.136 0.219 1 0.304 0.304 .459(*)
Sig. (2-tailed) 0.736 0.475 0.245 0.103 0.103 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30
AI5 Pearson
Correlation -0.116 0.149 -0.147 0.304 1 1.000(**) .456(*)
Sig. (2-tailed) 0.540 0.432 0.439 0.103 0.000 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30
AI6 Pearson
Correlation -0.116 0.149 -0.147 0.304 1.000(**) 1 .456(*)
Sig. (2-tailed) 0.540 0.432 0.439 0.103 0.000 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL
AI
Pearson
Correlation .566(**) .831(**)
.670(*
*) .459(*) .456(*) .456(*) 1
Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.000 0.011 0.011 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90
Correlations
PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7
TOTALP
KS
PKS1 Pearson
Correlati
on
1 .515(*
*) 0.102
.444(*
) 0.115 0.269
.653(*
*) .679(**)
Sig. (2-
tailed) 0.004 0.591 0.014 0.544 0.150 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS2 Pearson
Correlati
on
.515(*
*) 1
.512(*
*) 0.032 0.050 0.172
.843(*
*) .643(**)
Sig. (2-
tailed) 0.004 0.004 0.866 0.793 0.364 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS3 Pearson
Correlati
on
0.102 .512(*
*) 1 -0.068 0.071 0.355
.400(*
) .491(**)
Sig. (2-
tailed) 0.591 0.004 0.721 0.711 0.054 0.028 0.006
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS4 Pearson
Correlati
on
.444(*
) 0.032 -0.068 1 0.259
.476(*
*) 0.208 .555(**)
Sig. (2-
tailed) 0.014 0.866 0.721 0.167 0.008 0.270 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS5 Pearson
Correlati
on
0.115 0.050 0.071 0.259 1 .633(*
*) 0.323 .576(**)
Sig. (2-
tailed) 0.544 0.793 0.711 0.167 0.000 0.081 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS6 Pearson
Correlati
on
0.269 0.172 0.355 .476(*
*)
.633(*
*) 1 0.299 .758(**)
Sig. (2-
tailed) 0.150 0.364 0.054 0.008 0.000 0.109 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PKS7 Pearson
Correlati
on
.653(*
*)
.843(*
*)
.400(*
) 0.208 0.323 0.299 1 .791(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.028 0.270 0.081 0.109 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTALP
KS
Pearson
Correlati
on
.679(*
*)
.643(*
*)
.491(*
*)
.555(*
*)
.576(*
*)
.758(*
*)
.791(*
*) 1
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.006 0.001 0.001 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
91
Correlations
SDM1 SDM2 SDM3 SDM4 SDM5 TOTALSDM
SDM1 Pearson
Correlation 1 .609(**) 0.066 0.008 .462(*) .627(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.729 0.967 0.010 0.000
N 30 30 30 30 30 30
SDM2 Pearson
Correlation .609(**) 1 0.296 0.238 .362(*) .763(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.112 0.204 0.049 0.000
N 30 30 30 30 30 30
SDM3 Pearson
Correlation 0.066 0.296 1 .802(**) 0.065 .700(**)
Sig. (2-
tailed) 0.729 0.112 0.000 0.734 0.000
N 30 30 30 30 30 30
SDM4 Pearson
Correlation 0.008 0.238 .802(**) 1 0.046 .650(**)
Sig. (2-
tailed) 0.967 0.204 0.000 0.810 0.000
N 30 30 30 30 30 30
SDM5 Pearson
Correlation .462(*) .362(*) 0.065 0.046 1 .560(**)
Sig. (2-
tailed) 0.010 0.049 0.734 0.810 0.001
N 30 30 30 30 30 30
TOTALSDM Pearson
Correlation .627(**) .763(**) .700(**) .650(**) .560(**) 1
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
92
Correlations
MKS
1
MKS
2
MKS
3
MKS
4
MKS
5
MKS
6
MKS
7
MKS
8
TOTAL
MKS
MKS1 Pearson
Correla
tion
1 0.261 0.107 .504(
**)
.526(
**) 0.134
.460(
*)
.432(
*) .600(**)
Sig. (2-
tailed) 0.163 0.575 0.004 0.003 0.480 0.011 0.017 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS2 Pearson
Correla
tion
0.261 1 .780(
**)
.441(
*) 0.333
.378(
*)
.389(
*)
.383(
*) .718(**)
Sig. (2-
tailed) 0.163 0.000 0.015 0.072 0.039 0.034 0.037 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS3 Pearson
Correla
tion
0.107 .780(
**) 1 0.340 0.247
.460(
*) 0.275 0.305 .644(**)
Sig. (2-
tailed) 0.575 0.000 0.066 0.187 0.011 0.141 0.101 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS4 Pearson
Correla
tion
.504(
**)
.441(
*) 0.340 1
.543(
**)
.378(
*)
.603(
**)
.814(
**) .819(**)
Sig. (2-
tailed) 0.004 0.015 0.066 0.002 0.039 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS5 Pearson
Correla
tion
.526(
**) 0.333 0.247
.543(
**) 1
.391(
*)
.669(
**)
.569(
**) .758(**)
Sig. (2-
tailed) 0.003 0.072 0.187 0.002 0.033 0.000 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS6 Pearson
Correla
tion
0.134 .378(
*)
.460(
*)
.378(
*)
.391(
*) 1 0.118 0.285 .566(**)
Sig. (2-
tailed) 0.480 0.039 0.011 0.039 0.033 0.534 0.127 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS7 Pearson
Correla
tion
.460(
*)
.389(
*) 0.275
.603(
**)
.669(
**) 0.118 1
.560(
**) .729(**)
Sig. (2-
tailed) 0.011 0.034 0.141 0.000 0.000 0.534 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
MKS8 Pearson
Correla
tion
.432(
*)
.383(
*) 0.305
.814(
**)
.569(
**) 0.285
.560(
**) 1 .765(**)
Sig. (2-
tailed) 0.017 0.037 0.101 0.000 0.001 0.127 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL
MKS
Pearson
Correla
tion
.600(
**)
.718(
**)
.644(
**)
.819(
**)
.758(
**)
.566(
**)
.729(
**)
.765(
**) 1
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
93
Correlations
HK1 HK2 HK3 HK4 HK5 TOTALHK
HK1 Pearson
Correlation 1 .761(**)
0.313 0.123 -0.080 .689(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000
0.093 0.517 0.674 0.000
N 30 30 30 30 30 30
HK2 Pearson
Correlation .761(**) 1
0.128 0.050 0.015 .629(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000
0.502 0.792 0.939 0.000
N 30 30 30 30 30 30
HK3 Pearson
Correlation 0.313 0.128
1 .394(*) 0.167 .625(**)
Sig. (2-
tailed) 0.093 0.502
0.031 0.378 0.000
N 30 30 30 30 30 30
HK4 Pearson
Correlation 0.123 0.050
.394(*) 1 .435(*) .665(**)
Sig. (2-
tailed) 0.517 0.792
0.031 0.016 0.000
N 30 30 30 30 30 30
HK5 Pearson
Correlation -0.080 0.015
0.167 .435(*) 1 .489(**)
Sig. (2-
tailed) 0.674 0.939
0.378 0.016 0.006
N 30 30 30 30 30 30
TOTALHK Pearson
Correlation .689(**) .629(**)
.625(**) .665(**) .489(**) 1
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000
0.000 0.000 0.006
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
94
Correlation
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
TOTALK
P
KP1 Pearson
Correlatio
n
1 -0.158 0.108 0.227 0.158 -0.226 0.185 .377(*)
Sig. (2-
tailed) 0.406 0.571 0.227 0.406 0.230 0.329 0.040
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP2 Pearson
Correlatio
n
-0.158 1 0.174 -0.113 0.003 .385(*
) 0.116 .457(*)
Sig. (2-
tailed) 0.406 0.357 0.554 0.987 0.036 0.540 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP3 Pearson
Correlatio
n
0.108 0.174 1 .489(*
*) 0.000 -0.109 -0.079 .515(**)
Sig. (2-
tailed) 0.571 0.357 0.006 1.000 0.565 0.676 0.004
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP4 Pearson
Correlatio
n
0.227 -0.113 .489(*
*) 1 0.010 0.013 -0.168 .430(*)
Sig. (2-
tailed) 0.227 0.554 0.006 0.957 0.946 0.375 0.018
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP5 Pearson
Correlatio
n
0.158 0.003 0.000 0.010 1 0.301 0.133 .501(**)
Sig. (2-
tailed) 0.406 0.987 1.000 0.957 0.106 0.484 0.005
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP6 Pearson
Correlatio
n
-0.226 .385(*
) -0.109 0.013 0.301 1 0.167 .453(*)
Sig. (2-
tailed) 0.230 0.036 0.565 0.946 0.106 0.378 0.012
N 30 30 30 30 30 30 30 30
KP7 Pearson
Correlatio
n
0.185 0.116 -0.079 -0.168 0.133 0.167 1 .458(*)
Sig. (2-
tailed) 0.329 0.540 0.676 0.375 0.484 0.378 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTALK
P
Pearson
Correlatio
n
.377(*
)
.457(*
)
.515(*
*) .430(*)
.501(*
*)
.453(*
)
.458(*
) 1
Sig. (2-
tailed) 0.040 0.011 0.004 0.018 0.005 0.012 0.011
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Correlations
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 BK6 BK7 BK8 BK9 BK10
TOTAL
BK
BK1 Pearson
Correlat
ion
1 .385(*
)
.570(*
*)
.503(*
*)
.628(*
*)
.723(*
*)
.621(*
*)
.442(*
)
.597(*
*)
.564(*
*) .754(**)
Sig. (2-
tailed) 0.036 0.001 0.005 0.000 0.000 0.000 0.015 0.000 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK2 Pearson
Correlat
ion
.385(*
) 1
.534(*
*)
.546(*
*)
.413(*
)
.661(*
*)
.398(*
)
.566(*
*)
.554(*
*)
.441(*
) .705(**)
Sig. (2-
tailed) 0.036 0.002 0.002 0.023 0.000 0.029 0.001 0.001 0.015 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK3 Pearson
Correlat
ion
.570(*
*)
.534(*
*) 1
.494(*
*)
.429(*
)
.778(*
*)
.585(*
*)
.681(*
*)
.784(*
*)
.531(*
*) .809(**)
Sig. (2-
tailed) 0.001 0.002 0.006 0.018 0.000 0.001 0.000 0.000 0.003 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK4 Pearson
Correlat
ion
.503(*
*)
.546(*
*)
.494(*
*) 1 0.350
.664(*
*)
.664(*
*)
.619(*
*)
.529(*
*)
.425(*
) .733(**)
Sig. (2-
tailed) 0.005 0.002 0.006 0.058 0.000 0.000 0.000 0.003 0.019 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK5 Pearson
Correlat
ion
.628(*
*)
.413(*
)
.429(*
) 0.350 1
.644(*
*)
.644(*
*)
.484(*
*)
.479(*
*)
.392(*
) .681(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.023 0.018 0.058 0.000 0.000 0.007 0.007 0.032 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK6 Pearson
Correlat
ion
.723(*
*)
.661(*
*)
.778(*
*)
.664(*
*)
.644(*
*) 1
.786(*
*)
.896(*
*)
.819(*
*)
.714(*
*) .971(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK7 Pearson
Correlat
ion
.621(*
*)
.398(*
)
.585(*
*)
.664(*
*)
.644(*
*)
.786(*
*) 1
.807(*
*)
.626(*
*)
.520(*
*) .835(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.029 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.003 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK8 Pearson
Correlat
ion
.442(*
)
.566(*
*)
.681(*
*)
.619(*
*)
.484(*
*)
.896(*
*)
.807(*
*) 1
.723(*
*)
.571(*
*) .861(**)
Sig. (2-
tailed) 0.015 0.001 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK9 Pearson
Correlat
ion
.597(*
*)
.554(*
*)
.784(*
*)
.529(*
*)
.479(*
*)
.819(*
*)
.626(*
*)
.723(*
*) 1
.569(*
*) .846(**)
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.001 0.000 0.003 0.007 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BK10 Pearson
Correlat
ion
.564(*
*)
.441(*
)
.531(*
*)
.425(*
)
.392(*
)
.714(*
*)
.520(*
*)
.571(*
*)
.569(*
*) 1 .724(**)
Sig. (2-
tailed) 0.001 0.015 0.003 0.019 0.032 0.000 0.003 0.001 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL
BK
Pearson
Correlat
ion
.754(*
*)
.705(*
*)
.809(*
*)
.733(*
*)
.681(*
*)
.971(*
*)
.835(*
*)
.861(*
*)
.846(*
*)
.724(*
*) 1
Sig. (2-
tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
96
2. Reliabilitas
/VARIABLES=K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 TOTALK
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.740 10
RELIABILITY
/VARIABLES=AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 TOTALAI
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.727 7
RELIABILITY
/VARIABLES=PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7 TOTALPKS
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.758 8
97
RELIABILITY
/VARIABLES=SDM1 SDM2 SDM3 SDM4 SDM5 TOTALSDM
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.763 6
RELIABILITY
/VARIABLES=MKS1 MKS2 MKS3 MKS4 MKS5 MKS6 MKS7 MKS8 TOTALMKS
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.771 9
RELIABILITY
/VARIABLES=HK1 HK2 HK3 HK4 HK5 TOTALHK
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
98
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.744 6
RELIABILITY
/VARIABLES=KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 TOTALKP
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.661 8
RELIABILITY
/VARIABLES=BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 BK6 BK7 BK8 BK9 BK10 TOTALBK
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.781 11
99
LAMPIRAN 4 REGRESI LINEAR BERGANDA
Descriptive Statistics
Model Summary(b)
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson Sig. F
Change
R Square
Change
F
Change df1 df2
1 .422(a) 0.178 0.098 4.46944 0.178 2.222 7 72 0.042 2.076
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Pelanggan, Kepemimpinan, Analisis dan Informasi, Hasil
Hasil Kualitas, Perencanaan Kualitas Strategis, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Manajemen Kualitas Proses
b. Dependent Variable: Efisiensi Biaya Kualitas
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
1
Regression 310.733 7 44.390 2.222 .042(a)
Residual 1,438.267 72 19.976
Total 1,749.000 79
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Pelanggan, Kepemimpinan,
Analisis dan Informasi, Hasil Hasil Kualitas, Perencanaan
Kualitas Strategis, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Manajemen Kualitas Proses
b. Dependent Variable: Efisiensi Biaya Kualitas
N Min Max Mean Std. Deviation
X1 80 31 44 36,20 2,82
X2 80 21 28 24,65 1,94
X3 80 26 34 30,05 2,23
X4 80 15 25 19,80 2,34
X5 80 26 40 33,25 2,96
X6 80 17 24 20,24 1,59
X7 80 25 32 28,35 1,84
Y 80 30 49 35,25 4,71
100
Coefficients(a)
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standa
rdized
Coeffi
cients t Sig.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta Part Tolerance VIF
Std.
Erro
r
1
(Constant) 55.122 10.355 5.323 0.000
Kepemimpinan
0.182 0.214 0.109 0.852 0.397 -0.096 0.100 0.699 1.431
Analisis dan Informasi
-0.489 0.305 -0.202 -1.604 0.113 -0.238 -0.186 0.721 1.386
Perencanaan
Kualitas
Strategis
0.513 0.317 0.243 1.619 0.110 -0.141 0.187 0.506 1.977
Pengembang
an Sumber
Daya Manusia
-0.164 0.350 -0.081 -0.469 0.641 -0.179 -0.055 0.379 2.642
Manajemen
Kualitas
Proses
-0.409 0.280 -0.257 -1.462 0.148 -0.202 -0.170 0.369 2.707
Hasil Hasil
Kualitas 0.925 0.534 0.313 1.734 0.087 -0.104 0.200 0.350 2.858
Kepuasan
Pelanggan 1.118 0.394 0.438 2.840 0.006 0.321 -0.317 0.481 2.080
101
Histogram
102
103
Top Related