ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM
MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PT. XYZ
SKRIPSI
Oleh
EKA PUJI SURYANTI
008201105012
Fakultas Bisnis President University
Untuk memenuhi persyaratan Program Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
PRESIDENT UNIVERSITY
CIKARANG BARU- BEKASI
INDONESIA
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini, Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Laporan
Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas PT. XYZ” (Penulis: Eka Puji
Suryanti), Fakultas Bisnis dinilai dan terbukti telah lulus Ujian Lisan pada 30 Januari
2014
Ketua Penguji
( Misbahul Munir, MBA., Ak., CPMA )
Penguji 1
( Prof. Dr. Kery Soetjipto, Drs., Msi., Ak )
Penguji 2
( Mochamad Abadan, Ak., CPA
ii
SURAT REKOMENDASI
Skripsi ini berjudul "Analisis Laporan Arus Kas dalam Menentukan Tingkat
Likuiditas PT. XYZ" disusun dan disampaikan oleh (Eka Puji Suryanti) dalam
pemenuhan sebagian dari persyaratan untuk gelar Sarjana Ekonomi - Jurusan
Akuntansi, telah ditinjau dan telah memenuhi persyaratan untuk skripsi. Oleh karena
itu, kami merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mengikuti sidang.
Cikarang, 15 Maret 2014
Menyetujui
Dr. Sumarno Zain, S.E., Ak., MBA Prof. Dr. Kery Soetjipto, Drs., Msi., Ak
Kepala Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Eka Puji Suryanti
NIM : 008201105012
Jurusan/Program Studi : Akuntansi/Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Cikarang, 15 Maret 2014
Penulis
Eka Puji Suryanti
008201105012
iv
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM MENENTUKAN
TINGKAT LIKUIDITAS PT. XYZ
Abstraksi
PT.XYZ adalah Perusahaan Dagang yang mengimport barang dari China dan
Malaysia. Produk PT. XYZ diantaranya premasking tape, double sided tape, label
material, electrical tape dan degausing coil tape. Skripsi ini berjudul “Analisis
Laporan Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas PT.XYZ yang bertujuan
untuk mengetahui perkembangan laporan arus kas PT. XYZ periode 2010-2012 dan
menaksirkan cash ratio periode 2013.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber seperti studi keperpustakaan, penelitian lapangan, observasi dan wawancara.
Setelah seluruh data yang diperlukan telah didapat dan dikumpulkan yaitu berupa
data sekunder untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan dan
mencapai suatu kesimpulan, maka dalam menganalisis laporan arus kas peneliti
menggunakan analisis horizontal yaitu membandingkan laporan arus kas dari
beberapa periode sehingga dapat mengetahui perubahan dan perkembangan pada
setiap aktivitas yang terdapat dalam laporan arus kas serta menggunakan analisis
ratio cash diantaranya liquidity ratio, capital expenditures and investing dan cash
flow return.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis horizontal terutama aktivitas operasi,
perkembangan laporan arus kas perusahan dari tahun 2010-2012 selalu mengalami
penurunan yang sangat segnifikan, terbukti dengan adanya penurunan saldo kas
setiap tahunnya dan saldo kas bersih dari aktivitas operasi selalu menunjukkan saldo
negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja PT. XYZ selama tahun 2010-2012
sangat tidak baik.
Hasil penelitian selanjutnya perkembangan arus kas perusahaan dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan untuk melakukan pembayaran kewajiban jangka
pendek. Dengan menggunakan analisis horizontal terutama aktivitas operasi serta
analisis rasio kas dengan liquidity ratio dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak
mampu menjamin Rp 1.00 kewajiban jangka pendek dengan kas bersih dari aktivitas
operasi sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak liquid. Cash ratio pada PT.
XYZ dalam periode 2013 menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, hal ini
membuktikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tersebut tidak likuid jika diukur
dengan cash ratio, tahun 2013 cash ratio 25% atau 0.25.
Kata kunci: Analisis horizontal laporan arus kas, Analisis Rasio Kas (liquidity ratio,
capital expenditures and investing dan cash flow return) , Current Ratio
v
ANALYSIS OF CASH FLOW STATEMENT TO DETERMINING
THE LIQUIDITY LEVEL ON PT. XYZ
Abstract
PT. XYZ is trading company that imported goods from China and Malaysia.
Products PT.XYZ are premasking tape, double sided tape, label materials, electrical
tape and degausing coil tape. This thesis be entitled "Analysis of Cash Flow to
Determining the Liquidity Level on PT.XYZ. This is purpose for discover the
development Statement of cash flow period 2010-2012 and estimate cash ratio period
2013.
Research methods that the authors used are quantitative methods. Technic to
collecting data using secondary data from literature review, field research,
observation and interviews. Once all the necessary data has been obtained and
collected in the form of secondary data to answer the problem and reach a
conclusion, Than for analysis cash flow statement the author using horizontal
analysis, the horizontal analysis comparing cash flows from several periods in order
to know the changes and developments in any activity that is contained in the
statement of cash flows and uses analysis of ratio cash, those are liquidity ratio,
capital expenditures and investing and cash flow return.
The result using horizontal analysis mainly operating activities can showed that the
development of the company’s statement of cash flows in 2010-2012 is very
significant decreased. Balance cash always decreased and balance net cash from
operating activities always shows a negative.
The continuous results the development company's cash flow can be used to measure
ability to pay short-term debt. Analysis using horizontal mainly operating activities
and the cash ratio analysis using liquidity ratio, it can be said that the company is
not able to guarantee Rp1:00 short-term liabilities with net cash from operating
activities. So that is can be said that the company is not liquid. Cash ratio at PT. XYZ
in the period of 2013 showed unsatisfactory results, it is proved that the liquidity of
the company is illiquid if measured by the cash ratio, cash ratio in 2013 of 25% or
0:25.
Keywords: horizontal analysis of cash flow statement, Cash Ratio Analysis (liquidity
ratio, capital expenditures and cash flow investing and returns) , the Current Ratio
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Bisnis President University yang berjudul
“Analisis Laporan Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas PT. XYZ” .
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari masukan, arahan, dorongan, dukungan, serta
bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sumarno Zain, SE,Ak.,MBA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi
2. Prof. Dr. Kery Soetjipto,Drs.,Msi.,Ak selaku dosen pembimbing, terima
kasih atas segala pengarahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ir.B.M.A.S Anaconda Bangkara MT selaku kepala SI Ekstensi
4. Semua dosen dan staff Universitas President, terima kasih atas masukan dan
semangat yang telah diberikan selama penyusunan skripsi.
5. Direktur dan Staff PT. XYZ, terima kasih telah memberikan informasi dan
pengalaman selama penyusunan skripsi
6. Kedua Orang tua yang. telah membesarkan saya hingga saya bisa berada
disini saat ini terutama ibu saya, terima kasih atas doa dan semangat yang
senantiasa diberikan sampai terselesaikannya skripsi.
7. Eko Susanto,SE yang selalu memberikan motivasi selama penyusunan
skripsi.
8. Seluruh rekan rekan Jurusan akuntansi President University atas
dukungannya kepada penulis dalam hal berbagi ilmu dan saling mendukung
selama menjalankan perkuliahan di President University.
vii
9. Semua pihak yang telah memberikan memberikan nasehat, bantuan dan
semangat baik langsung maupun tidak langsung.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca maupun peneliti
peneliti selanjutnya sebagai sumbangan pemikiran. Penulis mengetahui masih banyak
ketidaksempurnaan dalam skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan ada
pihak yang dapat memberikan kritik membangun dan saran-saran yang bermanfaat
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
Cikarang, 15 Maret 2014
Penulis
Eka Puji Suryanti
008201105012
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ....................................................................... i
SURAT REKOMENDASI………………………………………………………….. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... iii
ABSTRAKSI ........................................................................................................... . iv
ABSTRACK ............................................................................................................. . v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 3
I.3 Ruang Lingkup penelitian dan Pembatasan Masalah ................................... 3
I.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
I.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
I.6 Metode Penelitian ......................................................................................... 5
BAB II. LANDASANTEORI ................................................................................... 9
II.1 Laporan Arus Kas
II.1.1 Pengertian Kas dan Setara Kas ............................................................. 9
II.1.2 Pengertian Laporan Arus Kas ............................................................... 9
II.1.3 Tujuan Laporan Arus Kas…………………….……………………….10
ix
II.1.4 Keterbatasan Pelaporan Arus Kas………………………..……………10
II.1.5 Metode Laporan Arus Kas………………………………………….....11
II.1.6 Aktivitas Dalam Laporan Arus Kas…………………………………...11
II.1.7 Analisis Laporan Arus Kas…………………………………………....12
II.1.7.1 Metode Analisis Laporan Arus Kas……………………………....12
II.1.7.2 Ratio Laporan Arus Kas………………………………...………...13
BAB III. METODE PENELITIAN DAN SEJARAH PERUSAHAAN
III.1 Metode Pengumpulan Data…………………………………………..……19
III.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data……………………………………...20
BAB IV. UNIT OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
IV.1 Unit Observasi ............................................................................................ 22
IV.2. Pembahasan………….. ............................................................................... 23
IV.2.1 Memastikan Kebenaran Data Laporan Arus Kas Direct Method
dengan membandingkan Laporan Arus Kas Indirect Method ............. 23
IV.2.2Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ Periode 2010-
2012…………………………………………………………………..27
IV.2.2.1Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ per tahun
……………………………………………………………………30
A. Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT XYZ Periode 2010-
2011…………………………………………………………..…...30
B. Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ Periode 2011-
2012……………………………………………………………...41
x
IV.2.2.2 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ secara
Keseluruhan…………………………………………………..51
IV.2.3Analisis Rasio Kas pada laporan arus kas periode
2010-2012……………………………………..………………………65
IV.2.4Perkembangan Laporan Arus Kas Perusahaan Periode 2010-
2012……………………………………………………………………75
IV.2.5 Taksiran Cash Ratio Untuk Tahun 2013……………………………....79
BAB V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan ................................................................................................ 81
V.2 Saran .......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...xiii
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1Statement of Cash Flows PT. XYZ Periode 2010 .................................24
Tabel IV.2 Statement of Cash Flows PT. XYZ Periode 2011 .................................25
Tabel IV.3 Statement of Cash Flows PT. XYZ Periode 2012 ..................................26
Tabel IV.4 Horizontal Analysis Statement of Cash Flows Period 2010-
2011...........................................................................................................28
Tabel IV.5 Horizontal Analysis Statement of Cash Flows Period 2011-
2012...........................................................................................................29
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Kerangka pemikiran................................................................................8
LAMPIRAN
Lampiran 1 Comparative Balance Sheet Period 2009-2012.......................................L1
Lampiran 2 Comparative Income Statement Period 2009-2012................................L2
Lampiran 3 Balance Sheet Period 2009-2013............................................................L3
Lampiran 4 Income Statement Period 2009-2013......................................................L4
Lampiran 5 Statement of Cash Flow Period 2010-2013............................................L5
Lampiran 6 Struktur Organisasi..................................................................................L6
Lampiran 7 Surat Keterangan Riset Perusahaan........................................................L7
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Franklin, J. Plewa. Jr., & Goorge T. Friedlob. (1995). Understanding of Cash Flow.
John Wiley and Sons.Inc: New York Chichester Brisbone.
Harahap, Sofyan Syafri. (2007). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali
Pers: Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
Subramayam, K. R., & John J. Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi10.
Salemba Empat: Jakarta.
Wild, Jhon J., K. R. Subramayam., & Hasley Robert F. (Yasivi S. Bachtiar, S.
Nurwahyu Harahap). (2005). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Salemba
Empat: Jakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Dalam eksistensi dunia bisnis yang sekarang ini terjadi di Indonesia,
perusahaan yang kuat akan bertahan dalam menjalankan bisnisnya, namun
perusahaan yang lemah akan sangat sulit untuk tetap menjalankan bisnisnya,
hal ini dikarenakan tingkat likuiditasnya sangat rendah. Sebagaimana kita
ketahui dampak melemahnya rupiah sangat memberikan dampak yang sangat
segnifikan bagi perusahaan.
Dengan demikian dalam perekonomian Indonesia terutama dunia bisnis
laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting dalam
menggambil keputusan. Laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak
managemen untuk menentukan arah kebijakan-kebijakan perusahaan. Untuk
menghasilkan informasi yang relevan laporan keuangan harus disusun dengan
baik dan benar, kemudian dilakukan analisis terhadap laporan keuangan agar
dapat diketahui secara detail perkembangan perusahaan.
Salah satu metode dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan
adalah menggunakan analisis laporan arus kas. Didalam analisis arus kas
terdapat beberapa metode yang dipakai salah satunya analisis horizontal yaitu
dengan cara membandingkan dari beberapa periode atas akun-akun yang
sama sehingga dapat diketahui perkembangan serta perubahannya. Selain
2
menggunakan analisis horizontal dapat juga digunakan dengan menggunakan
analisis rasio arus kas.
Kas dan setara kas merupakan unsur yang paling lancar atau bisa
dikatakan kas merupakan modal kerja yang sangat likuid, karena dengan
ketersediaan kas yang cukup perusahaan akan mampu menjalankan aktivitas
perusahaan terutama aktivitas operasi, oleh karena itu perlu penanganan
khusus terhadap arus kas.
Untuk mengetahui jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan dalam
suatu periode, maka perusahaan perlu menyusun laporan arus kas sehingga
dapat diketahui perubahan kas dalam periode tertentu dan juga dapat
memberikan sumber- sumber dan penggunaan kas. Sumber pendanaan kas
bisa berasal dari sumber internal yaitu dari modal sendiri dan laba yang
diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan dan sumber pendanaan yang
berasal dari sumber external dapat diperoleh dari kreditur seperti bank dan
lembaga keuangan lainnya dan dari investor dari pemegang saham. Informasi
terkait laporan arus kas dapat menghasilkan informasi relevan sangat penting
bagi para investor dan kreditor dalam memprediksi kinerja perusahaan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk
menentukan apakah kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi cukup untuk
melunasi kewajiban jangka pendek. Laporan arus kas dari aktivitas operasi
dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai tingkat
likuiditas perusahaan, dimana likuiditas merupakan kedekatan antara aktiva
3
dan kewajiban perusahaan.
Selain itu arus kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam
perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya, ini berarti bahwa
perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya. Tetapi jika dana yang terdapat dalam kas terlau
banyak atau berlebih, juga menunjukkan bahwa perusahaan kurang efektif
dalam mengelola kas perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian ini
dengan judul: ”Analisis Laporan Arus Kas dalam Menentukan
Tingkat Likuiditas PT.XYZ ”.
I.2. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mencoba mengidentifikasi permasalahan sebagai bahan untuk diteliti dan
dianalisis sebagai berikut :
a. Perkembangan laporan arus kas PT. XYZ periode 2010- 2012
b. Taksiran cash ratio PT. XYZ periode 2013
I.3. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, untuk
menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penelitian hanya membahas
Analisis laporan arus kas dalam menentukan tingkat likuiditas PT. XYZ tahun
2010-2012.
4
I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian yang berjudul Analisis Laporan Arus Kas dalam
Menentukan Tingkat Likuiditas PT. XYZ adalah :
a. Menganalisis perkembangan laporan arus kas PT. XYZ periode 2010–
2012
b. Menaksirkan cash ratio PT. XYZ periode 2013
I.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan
relevan yang dapat digunakan oleh :
a. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan
dalam menganalisis arus kas perusahaan dan merupakan media
pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan materi dari
perkuliahan sehingga bias untuk diapplikasikan kedunia perusahaan.
b. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemikiran
untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan
tersebut terutama dalam penilaian tingkat likuiditas perusahaan dengan
analisis laporan arus kas perusahaan.
c. Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
5
dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk memberikan teori -
teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini.
I.6. Metode Penelitian
1.6.1 Jenis dan Metode Penelitian
Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan
skripsinya yang berjudul Analisis Laporan Arus Kas dalam Menentukan
Tingkat Likuiditas pada PT. XYZ adalah dengan menggunakan jenis
penelitian deskriptif, dan menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian
studi kasus.
a. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan data, dimana data yang telah berhasil dikumpulkan
kemudian disajikan kembali dengan disertai analisis sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas.
b. Metode penelitian studi kasus adalah metode penelitian yang
menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan
karakteristik yang terjadi pada objek. Penelitian ini mempunyai ciri
menjelaskan situasi atau kejadian dengan mencari informasi faktual,
mengidentifikasi masalah dan praktek yang sedang berlangsung,
kemudian membuat perbandingan dan evaluasi.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun
skripsi adalah menggunakan data sekunder data yang diperoleh dari berbagai
6
sumber, seperti studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Metode yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara:
a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
Penelitian ini dilakukan dengan menggali, mempelajari, menelaah
informasi informasi, dan memperoleh data sekunder yang bersifat teoritis
baik melalui buku literatur, hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
para pakar dan ahli, maupun melalui internet, dan kesemuanya dapat
dikaitkan dengan masalah yang dibahas guna mendukung dan
melengkapi data yang diperlukan.
b. Penelitian Lapangan ( Field Research )
Melakukan penelitian di luar kepustakaan dengan cara sebagai berikut
Observasi ( Observation )
Yaitu peneliti melibatkan diri dan meninjau secara langsung kepada
objek yang diteliti
Wawancara ( Interview )
Teknik pengumpulan cara dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pejabat yang berwewenang dan pihak-pihak yang
terkait guna untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan
Data Sekunder
Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data
perusahaan, bukti penelitian (Evidence) berupa hard copy dan soft
copy seperti laporan keuangan perusahaan.
7
Analisis Kuantitatif
Menganalisis laporan arus kas dengan analisis horizontal yaitu dengan
mengadakan pembandingan laporan arus kas meliputi aktivitas operasi
aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi untuk beberapa periode
sehingga diketahui perkembangan perusahaan dari periode satu ke
periode yang lainnya serta analisis laporan arus kas dengan rasio kas
yaitu Liquidity ratio, Capital expenditure and investing dan cash flow
returns.
8
Kerangka Pemikiran
1.1 Tabel kerangka pemikiran
1. Aktivitas Operasi
2. Aktivitas Pendanaan
3. Aktivitas Investasi
1. Liquidity ratio
2. Capital expenditures and investing
3. Cash flow return
Analisis Horizontal
Perkembangan Laporan Arus Kas
Periode 2010-2012
Taksiran Cash Ratio tahun 2013
Rasio Arus Kas
Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus Kas
9
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Laporan Arus Kas
II.1.1 Pengertian Kas dan Setara Kas
Ikatan Akuntan Indonesia (2009) mengemukakan definisi kas yaitu :
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta
asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, termasuk
mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa
tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia.
Menurut PSAK (2004) mengemukakan setara kas (Cash Equivalent)
adalah
“Setara kas adalah investrasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.”(p.2.2).
Untuk dapat memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui, tanpa
menghadapi resiko perubahan yang sangat segnifikan.
II.1.2 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Harahap (2007) mengemukakan tujuan laporan arus kas
adalah
“Suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu
10
perusahaan pada suatu periode tertentu.” (p.243).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas merupakan
arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu kegiatan perusahaan yang
meliputi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan serta sebagai dasar
untuk menilai kinerja perusahaan.
II.1.3 Tujuan Laporan Arus Kas
Menurut Dewi Yanti (2010), Tujuan penyusunan laporan arus kas
adalah
Tujuan penyusunan laporan arus kas adalah menyediakan informasi
terkait arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan
tersebut juga menyediakan sumber dan penggunaan arus kas dengan
memisahkan arus kas menjadi aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
investasi pendanaan.
II.1.4 Keterbatasan Pelaporan Arus Kas
Menurut Dewi Yanti (2010), Keterbatasan pelaporan arus kas
meliputi:
a. Tidak diharuskan pengungkapan terpisah untuk arus kas yang
terkait dengan pos luar biasa atau operasi yang dihentikan.
b. Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan
dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Banyak penggunaan
laporan menanggap bunga yang dibayarkan sebagai arus kas keluar
pendanaan, sedangkan bunga dan deviden yang diterima sebagai
arus kas masuk investasi.
11
c. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.
d. Pemindahan laba atau rugi penjualan asset tetap atau investasi
sebelum pajak (bukan setelah pajak) dari aktivitas operasi
mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi.
II.1.5 Metode Laporan Arus Kas
Menurut Dewi Yanti (2010), Penyajian laporan arus kas dapat
digunakan dengan dua metode yaitu
a. Metode tidak langsung (Indirect Method), dalam metode pelaporan
arus kas laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan (beban)
non kas dan dengan akrual untuk menghasilkankan arus kas dari
operasi. Keunggulan metode ini adanya rekonsiliasi perbedaan
antara laba bersih dengan arus kas operasi.
b. Metode langsung (Direct Method), dalam penyusunan laporan arus
kas dengan metode langsung ini menyesuaikan setiap pos laporan
laba rugi untuk akrual terkait, sehingga menghasilkan format yang
lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk keluar operasi.
II.1.6 Aktivitas Dalam Laporan Arus Kas
Menurut Dewi Yanti (2010), Laporan arus kas melaporkan penerimaan
kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang merupakan aktivas utama dalam bisnis perusahaan.
Aktivitas dalam laporan arus kas terdiri dari :
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities),merupakan aktivitas
perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban,
12
aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar
bersih yang berasal dari aktivitas operasi.
b. Aktivitas Investasi (Investing Activities), merupakan cara untuk
memperoleh dan menghapus aset non kas. Aktivitas ini meliputi
aset yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan, dan meliputi pinjaman dan penagihan pokok
pinjaman.
c. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities ), merupakan cara untuk
mendistribusikan, menarik dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas usaha. Aktivitas yang meliputi perolehan
pinjaman dan pelunasan dana dengan obligasi dan pinjaman lainya,
serta meliputi kontribusi dan penarikan oleh pemilik serta
pengembalian atas investasi (deviden).
II.1.7 Analisis Laporan Arus Kas
II.1.7.1 Metode analisis laporan arus kas
Menurut Wild, Subramanyam dan Robert (2005), Metode analisis
laporan arus kas terdiri dari :
a. Analisis Laporan Arus Kas Komparatif/Analisis Horizontal
Analisis Lapora Arus Kas Komparatif/Analisis horizontal
adalah analisis yang menggunakan laporan arus kas dengan
membandingkan pos-pos laporan arus kas untuk dua periode atau
lebih sehingga akan diketahui perkembangannya.. Ada dua teknik
analisis yang biasa digunakan yaitu analisis perubahan dari tahun
13
ke tahun dan analisis trend angka index. Analisis horizontal dalam
jangka panjang akan membentuk analisis trend. Metode ini disebut
metode analisa dinamis.
b. Analisis Laporan Arus Kas Common Size/Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah apabila laporan arus kas yang dianalisis
hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam
laporan arus kas tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut
metode analisa statis.
II.1.7.2 Ratio Laporan Arus Kas
Menurut Dewi Yanti (2010). Ada dua ratio yang sering digunakan
dalam menganalisis aliran laporan arus kas perusahaan.
a. Ratio Kecukupan Arus kas
Rasio kecukupann arus kas (Cash Flow Adequacy Ratio)
merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
kas dari operasi yang cukup untuk menutupi pengeluaran modal,
investasi dalam persediaan, dan deviden tunai. Untuk
menghilangkan pengaruh siklus dan pengaruh lainnya, biasanya
digunakan total tiga tahun untuk menghitung rasio ini.
Jumlah kas dari operasi selama tiga tahun
Jumlah pengeluaran modal, penambahan persediaan dan deviden
tunai selama tiga tahun
14
Rasio sebesar 1 menunjukkan bahwa perusahaan dapat menutup
kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan pendanaan eskternal,
sedangkan rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas
internal tidak cukup untuk mempertahankan deviden dan tingkat
pertumbuhan operasi saat ini.
b. Rasio Reinvestasi Kas
Rasio reinvestasi kas (Cash Reinvestment Ratio) merupakan
ukuran atas persentase investasi dalam asset yang mencerminkan
kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti asset dan pertumbuhan operasi. Rasio
reinvestasi dalam kisaran 7% - 11% umumnya dianggap memadai.
Menurut Franklin J. Plewa (1995) Analisis laporana rus kas dengan
menggunakan rasio kas terdiri dari:
Liquidity and Solvency Ratio
a. Liquidity Ratio
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
dengan menggunakan kas dari operasi serta digunakan untuk
menilai tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi liquidity
ratio semakin baik, namun menurut Franklin sekitar 40 % atau
Arus Kas Operasi - Deviden
Aset tetap kotor + Investasi + Aset Lain + Modal Kerja
15
lebih perusahaan dikatakan memiliki likuiditas yang baik
b. Solvency Ratio
Solvency ratio menunjukkan kecukupan arus kas yang diperoleh
dari aktivitas operasi yang digunakan untuk membayar hutang
perusahaan. Solvency ratio berfokus pada kas, semakin tinggi
ratio akan semakin baik namun 20 % adalah ukuran yang wajar
untuk ratio ini.
Capital Expenditure and Investing Ratio
a. Capital Expenditure
Capital expenditure menunjukkan apakah perusahaan saat ini
mampu membayar pembelian segala sesuatu yang dikategorikan
sebagai sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan secara
akuntansi
b. Investing Ratio
Rasio arus kas yang dapat menilai kemapuan perusahaan dalam
CFO
Current Cash Debt Coverage =
Average Current Liabilities
Rata – rata persediaan
CFO
Current Long Term Debt Coverage =
Average Total Current Liabilities
Rata – rata persediaan
CFO – Total Devidends Paid
Capital Acquisitions =
Capital Expenditures
Rata – rata persediaan
16
mengelola harta yang dimiliki oleh perusahaan dan pengeluaran
modal untuk meningkatkan harta yang ada.
Invesment / Cash From Operating Plus Finance Ratio
Dengan menggunakan Investment / Cash from Operating
Finance Ratio semakin rendah rasio menunjukkan semakin
rendah presentasi investasi sehingga semakin rendah tingkat
ratio maka semakin baik. Adapun rasio dari investment / cash
from operating
Operations / Investment Ratio
Operations / Investment Ratio digunakan untuk menghitung
perkiraan perusahaan melakukan pendanaan dari dana
perusahaan sendiri.
Cash Reinvesment Ratio
Cash reinvestment ratio menghitung atas persentase investasi
dalam asset yang mencerminkan kas operasi yang ditahan
dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk
mengganti asset dan pertumbuhan operasi. Menurut Franklin
CFO
Operating / Investment =
CFI
CFI
Investment/ CFO + Finance =
CFO + Finance Activities
17
cash reinvestment ratio berkisar 7% - 11% umunya dianggap
memadai.
Cash Flow Return Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dalam suatu periode
a. Cash Return on Sales Ratio
Cash return on sales ratio biasa disebut cash flow margin dan
pengukuranya menggunakan persentasi dari jumlah sales. Semakin
tinggi cash rerun on sales ratio semakin bagus. Adapun untuk
menghitung cash return on sales ratio adalah:
b. Cash Flow to Net Income Ratio
Cash Flow from Operating
Cash Return on Sales Ratio =
Sales
Rata – rata persediaan
Cash Flow From Operating
Cash Flow to Net Income Ratio =
Net Income
Rata – rata persediaan
CFO - Devidends Paid
Cash re investment =
Noncurrent Asset + Working Capital
18
Tidak mengherankan jika net income meningkat secara seginifikan
sedangkan cash flow from operating selalu mengalami penurunan
yang sangat segnifikan setiap tahunnya.
c. Quality of Sales Ratio
Beberapa analisis arus kas harus memeriksa laporan arus kas untuk
menentukan alasan perbedaan dari net income, cash receipts dan
payment. Quality of sales ratio hanya bisa dihitung jika perusahaan
menggunakan metode langsung dalam penyusunan laporan arus
kas. Adapun rumus perhitungan quality of sales ratio adalah
sebagai berikut:
d. Overall Cash Flow Ratio
Overall cash flow ratio digunakan untuk mengukur sejauh mana
cash flow from operating untuk aktivitas pendanaan dan aktivitas
investasi. Adapun untuk menghitung overall cash flow ratio adalah
sebagai berikut:
Cash Flow From Operating
Quality of Income Ratio =
Operating Income
Rata – rata persediaan
Cash Flow from Operating
Overall Cash Flow Ratio =
Cash Flow from Investing + Financing
Rata – rata persediaan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun
skripsi adalah menggunakan data sekunder data yang diperoleh dari berbagai
sumber seperti studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Metode yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan menggali, mempelajari, menelaah
informasi-informasi, dan memperoleh data sekunder yang bersifat teoritis
baik melalui buku literatur, hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
para pakar dan ahli, maupun melalui internet, dan kesemuanya dapat
dikaitkan dengan masalah yang dibahas guna mendukung dan
melengkapi data yang diperlukan.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mengadakan peninjauan secara
langsung ke PT. XYZ untuk mendapatkan data sekunder yang diperlukan
serta untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan
perusahaan. Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan
yaitu
20
Observasi (Observation)
Observasi adalah melihat dan mengamati secara langsung kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan gambaran
mengenai keadaan perusahaan.
Wawancara (Interview)
Wawancara yang dimaksud disini meliputi diskusi dan tanya jawab
langsung dengan bagian terkait. Wawancara meliputi sejarah
pendirian perusahaan, serta struktur organisasi .
Data Sekunder
Semua data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan didapat
dari PT. XYZ yang beralamatkan di Kawasan Industri Jababeka I Jl.
Jababeka II Blok C No 12 Pasir Gombong Cikarang Utara Bekasi.
III.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data
Metode dan teknik pengolahan data digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos–pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat
diketahui perubahan–perubahan dari masing–masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat–alat pembanding lainnya. Tujuan
dari setiap metode dan teknik pengolahan data adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif dengan cara menggunakan
21
analisis horizontal dan analisis rasio kas dalam melakukan analisis laporan
arus kas.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah analisis deskriptif /statistic
desktiptif yaitu suatu teknik analisis data yang berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya,
seberapa jauh data-data bervariasi dan sebagainya.
Pengolahan data dalam penyusunan Analisis Laporan Arus Kas dalam
Menentukan Tingkat Likuiditas PT. XYZ dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Memastikan kebenaran data laporan arus kas perusahaan periode 2010-
2012 metode langsung (Direct Method) membandingkan dengan metode
tidak langsung (Indirect Method) dalam penyusunan laporan arus kas.
b. Menganalisis laporan arus kas periode 2010-2012 dengan menggunakan
analisis horizontal yaitu dengan cara menganalisis setiap perubahan dari
aktivitas yang ada didalam laporan arus kas baik analisis secara pertahun
maupun secara keseluruhan.
c. Menganalisis laporan arus kas dengan menggunakan rasio arus kas yaitu
liquidity ratio,, capital expenditures and investing dan cash flow return.
d. Menganalisis perkembangan laporan arus kas periode 2010-2012
e. Menaksirkan cash ratio periode 2013.
28
2010 2011 Increase/ Decrese (
Rp ) %
2010-2011 2010-2011
Cash Flow from Operating Activities
Cash In from Operating Activities
Receipts from Customer 34.800.317.607,15 42.095.209.729,36 7.294.892.122,21 20,96%
Receipts from Other 37.725.411,27 739.435.407,72 701.709.996,45 1860,05%
34.838.043.018,42 42.834.645.137,08 7.996.602.118,66 22,95%
Cash Out from Operating Activities
Payment to Suppliers 29.971.640.747,58 35.179.167.230,47 5.207.526.482,89 17,37%
Payment of Employee Payable 1.290.426.349,00 1.951.259.541,00 660.833.192,00 51,21%
Payment of Operational Expense 1.564.845.189,76 2.818.635.346,57 1.253.790.156,81 80,12%
Payment of General & Administration Expense 637.756.484,00 870.179.298,56 232.422.814,56 36,44%
Payment of Marketing & Sales 1.301.224.158,51 1.716.419.941,95 415.195.783,44 31,91%
Payment of Other Expense 78.931.270,83 68.299.161,50 -10.632.109,33 -13,47%
Payment for Prepaid 301.892.521,12 788.960.072,20 487.067.551,08 161,34%
Payment of Corporate Income Tax 758.986.956,92 2.107.255.980,65 1.348.269.023,73 177,64%
Payment of Other Payable & Employee Loan 473.709.196,35 864.638.474,00 390.929.277,65 82,53%
36.379.412.874,07 46.364.815.046,90 9.985.402.172,83 27,45%
Net Cash Flow used Operating Activities -1.541.369.855,65 -3.530.169.909,82 -1.988.800.054,17 129,03%
Cash Flow from Investing Activities
Cash In from Investing Activities
Receipts from Sales Fixed Asset 77.100.000,00 -100,00%
Cash In from Investing Activities 77.100.000,00 -77.100.000,00 -100,00%
Cash Out from Investing Activities
Acquisition of Intangiable Asset 69.120.391,55 -69.120.391,55 -100,00%
Acquisition of Office Equipment 1.000.000,00 86.757.454,00 85.757.454,00 8575,75%
Acquisition of Factory & Machine Equipment 3.000.000,00 345.200.000,00 342.200.000,00 11406,67%
Acquisition of Operation Vehicle 20.000.000,00 496.531.364,00 476.531.364,00 2382,66%
93.120.391,55 928.488.818,00 835.368.426,45 897,08%
Net Cash Flows used in Investing Activities -16.020.391,55 -928.488.818,00 -912.468.426,45 5695,67%
Cash Flow from Financing Activities
Cash In Flow from Financing Activities
Receipts from Employee Loan 3.000.000.000,00 4.000.000.000,00 1.000.000.000,00 33,33%
Receipts form Bank Loan
3.000.000.000,00 4.000.000.000,00 1.000.000.000,00 33,33%
Cash Out Flow from Financing Activities
Net Cash Flow from Financing Activities 3.000.000.000,00 4.000.000.000,00 1.000.000.000,00 33,33%
Decrease Cash and Bank 1.442.609.752,80 -458.658.727,82 -1.901.268.480,62 -131,79%#DIV/0!
Cash and Bank Beginning 1.720.459.021,10 3.163.068.773,90 1.442.609.752,80 83,85%
Cash and Bank Ending 3.163.068.773,90 2.704.410.046,08 -458.658.727,82 -14,50%
PT XYZ
Horizontal Analysis Statement of Cash Flow
(IV.4 Horizontal Analysis Statement Of Cash Flow Period 2010-2011)
29
2011 2012
2011-20122
02011-2012
Cash Flow from Operating Activities
Cash In from Operating Activities
Receipts from Customer 42.095.209.729,36 51.017.839.308,91 8.922.629.579,55 21,20%
Receipts from Other 739.435.407,72 395.709.447,15 -343.725.960,57 -46,48%
42.834.645.137,08 51.413.548.756,06 8.578.903.618,98 20,03%
Cash Out from Operating Activities
Payment to Suppliers 35.179.167.230,47 41.260.896.142,14 6.081.728.911,67 17,29%
Payment of Employee Payable 1.951.259.541,00 2.934.844.113,00 983.584.572,00 50,41%
Payment of Operational Expense 2.818.635.346,57 3.444.948.499,41 626.313.152,84 22,22%
Payment of General & Administration Expense 870.179.298,56 914.341.193,00 44.161.894,44 5,08%
Payment of Marketing & Sales 1.716.419.941,95 2.607.960.970,27 891.541.028,32 51,94%
Payment of Other Expense 68.299.161,50 110.609.273,58 42.310.112,08 61,95%
Payment for Prepaid 788.960.072,20 402.911.747,96 -386.048.324,24 -48,93%
Payment of Corporate Income Tax 2.107.255.980,65 2.415.392.195,69 308.136.215,05 14,62%
Payment of Other Payable & Employee Loan 864.638.474,00 1.211.167.604,85 346.529.130,85 40,08%
46.364.815.046,90 55.303.071.739,90 8.938.256.693,01 19,28%
Net Cash Flow used Operating Activities -3.530.169.909,82 -3.889.522.983,84 -359.353.074,03 10,18%
Cash Flow from Investing Activities
Cash In from Investing Activities
Receipts from Sales Fixed Asset 0,00%
Cash In from Investing Activities 0,00 0,00%
Cash Out from Investing Activities
Acquisition of Intangiable Asset 0,00%
Acquisition of Office Equipment 86.757.454,00 110.929.545,00 24.172.091,00 27,86%
Acquisition of Factory & Machine Equipment 345.200.000,00 145.651.735,80 -199.548.264,20 -57,81%
Acquisition of Operation Vehicle 496.531.364,00 149.863.636,00 -346.667.728,00 -69,82%
928.488.818,00 406.444.916,80 -522.043.901,20 -56,23%
Net Cash Flows used in Investing Activities -928.488.818,00 -406.444.916,80 522.043.901,20 -56,23%
Cash Flow from Financing Activities
Cash In Flow from Financing Activities
Receipts from Employee Loan 4.000.000.000,00 2.000.000.000,00 -2.000.000.000,00 -50,00%
Receipts form Bank Loan 1.814.992.377,78 1.814.992.377,78 100,00%
4.000.000.000,00 3.814.992.377,78 -185.007.622,22 -4,63%
Cash Out Flow from Financing Activities
Net Cash Flow from Financing Activities 4.000.000.000,00 3.814.992.377,78 -185.007.622,22 -4,63%
Decrease Cash and Bank -458.658.727,82 -480.975.522,86 -22.316.795,05 4,87%#DIV/0!
Cash and Bank Beginning 3.163.068.773,90 2.704.410.046,08 -458.658.727,82 -14,50%
Cash and Bank Ending 2.704.410.046,08 2.223.434.523,22 -480.975.522,86 -17,78%
PT XYZ
Horizontal Analysis Statement of Cash Flow
Increase/ Decrese (
Rp ) %
(IV .5 Horizontal Analysis Statement Of Cash Flow Period 2011-2012)
22
BAB IV
UNIT OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
IV.1 Unit Observasi
Unit observasi dilakukan di PT. XYZ yang beralamatkan di Kawasan
Industri Jababeka I, Jl Jababeka II Blok C No 12 Pasir Gombong Cikarang
Utara Bekasi. Menurut dokumen legalitas Tanda Daftar Perusahaan dengan
Nomor 1007146091377 PT.XYZ berdiri pada tanggal 15 Oktober 2003,
merupakan perusahaan dalam negeri yang sahamnya dimiliki oleh Anda
Sumarwan.
PT. XYZ adalah perusahaan dagang yang menjual semua produk
Gummed Tape Brand yang mempunyai pangsa pasar di Indonesia. Semua
produk Gummed Tape seperti premasking tape, double sided paper tape,
electrical tape, degausing coil tape dan label material diimport dari Wenzhou
Group dan dipasarkan di Indonesia ke perusahaan otomotif dan elektonik. PT
XYZ adalah Perusahaan Pada Gudang Berikat di Gudang Berikat Yusen
Logistic Solution Indonesia beralamatkan di MM2100 Cibitung Industrial
Town Block J 10 Cibitung Cikarang Bekasi di bawah Pengawasan Kantor
Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Bekasi Tipe A.
23
IV.2 PEMBAHASAN MASALAH
IV.2.1 Memastikan Kebenaran Data Laporan Arus Kas Direct Method dengan
Membandingkan Laporan Arus Kas Indirect Method
Untuk memastikan kebenaran atau validasi data laporan arus kas
PT.XYZ, dengan menggunakan metode langsung (Direct Method), maka
peneliti menyusun laporan arus kas tersebut dengan menggunakan metode
tidak langsung (Indirect Method). Dalam penyusunan laporan arus kas
indirect method periode 2010-2012, maka peneliti harus menyajikan data
pendukung untuk menyusun laporan arus kas tersebut diantara :
a. Laporan Neraca (Balance Sheet ) periode 2009-2012
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement ) periode 2009-2012.
c. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Direct Method periode
2010-2012.
Adapun data laporan arus kas indirect method periode 2010-2012
PT.XYZ dapat dilihat dari data dibawah ini
24
Cash Flows from Operating Activities
Net Income 3.374.110.604,33
Adjusment for reconciliation
Net income to net cash flow from operating
Depreciation of Factory Machine & Equipment Expense 43.002.591,72
Depreciation of Vehicle Expense 111.466.666,79
Depreciation of Office Equipment Expense 27.591.606,15
Amortization of Trade Mark 1.982.575,96
Gain Selling Fixed Assets -30.100.000,00
Change to Asset and Liability Current Operating
Increase Account Receivable -266.561.429,92
Increase Other Account Receivable -170.355.472,94
Increase Merchandice of Inventory -4.664.768.997,32
Decrease Prepaid Utility 380.389,00
Increase Factort Rent -76.892.521,12
Increase Prepaid Tax -340.561.197,87
Increase Account Trade Payable 469.093.498,19
Decrease Tax Payable -39.811.809,62
Increase Accued Payable 20.053.641,00
Net Cash Flow used Operating Activities -1.541.369.855,65
Cash Flow from Investing Activities
Cash from sales Fixed Asset 77.100.000,00
Reduce for Acquisition Fixed Asset
Acquisition of Intangiable Asset -69.120.391,55
Acquisition of Office Equipment -1.000.000,00
Acquisition of Factory & Machine Equipment -3.000.000,00
Acquisition of Operation Vehicle -20.000.000,00
Net Cash Flows used Investing Activities -16.020.391,55
Cash Flow from Financing Activities
Receipts from Employee Loan 3.000.000.000,00
Net Cash Flows from Financing Activities 3.000.000.000,00
Decrease Cash and Bank 1.442.609.752,80
Cash and Bank Beginning 1.720.459.021,10
Cash and Bank Ending 3.163.068.773,90
PT XYZStatement of Cash Flow 2010
( Tabel IV.1 Statement of Cash Flow PT. XYZ Period 2010 )
25
Cash Flows from Operating Activities
Net Income 4.404.422.133,88
Adjusment for reconciliation
Net income to net cash flow from operating
Depreciation of Factory Machine & Equipment Expense 49.184.234,63
Depreciation of Vehicle Expense 135.956.065,50
Depreciation of Office Equipment Expense 27.630.000,00
Amortization of Trade Mark 42.324.924,00
Gain Selling Fixed Assets
Change to Asset and Liability Current Operating
Increase Account Receivable -4.507.695.387,04
Decrease Other Account Receivable 627.082.355,34
Increase Merchandice of Inventory -1.469.533.684,60
Increase Prepaid Utility -308.917,00
Increase Factort Rent -486.758.634,08
Increase Prepaid Tax -1.815.768.664,61
Decrease Account Trade Payable -512.966.240,97
Increase Tax Payable 10.122.400,13
Decrease Accued Payable -33.860.495,00
Net Cash Flows used Operating Activities -3.530.169.909,82
Cash Flow from Investing Activities
Cash from Sales Fixed Asset
Reduce for Acquisition Fixed Asset
Acquisition of Office Equipment -86.757.454,00
Acquisition of Factory & machine equipment -345.200.000,00
Acquisition of Operation Vehicle -496.531.364,00
Net Cash Flows used Investing Activities -928.488.818,00
Cash Flow from Financing Activities
Receipts from Employee Loan 4.000.000.000,00
Net Cash Flows from Financing Activities 4.000.000.000,00
Decrease Cash and Bank -458.658.727,82
Cash and Bank beginning 3.163.068.773,90
Cash and Bank ending 2.704.410.046,08
PT.XYZStatement of Cash Flow 2011
( Tabel IV.2 Statement of Cash Flow PT. XYZ Period 2011)
26
Cash Flows from Operating Activities
Net Income 4.739.626.700,62
Adjusment for reconciliation
Net income to net cash flow from operating
Depreciation of Factory Machine & Equipment Expense 63.562.304,13
Depreciation of Vehicle Expense 192.355.056,94
Depreciation of Office Equipment Expense 28.496.803,35
Amortization of Trade Mark 43.375.000,00
Change to Asset and Liability Current Operating
Increase Account Receivable -3.969.538.167,74
Decrease Other Account Receivable 257.563.004,96
Increase Merchandice of Inventory -2.317.382.132,66
Decrease Prepaid Utility 308.917,00
Decrease Factort Rent 385.739.407,24
Increase Prepaid Tax -946.430.716,00
Decrease Account Trade Payable -432.147.871,82
Decrease Tax Payable -820.768,40
Decrease Accued Payable -45.837.700,00
Decrease Other Payable -1.888.392.821,46
Net Cash Flows used Operating Activities -3.889.522.983,84
Cash Flows from Investing Activities
Acquisition of Office Equipment -110.929.545,00
Acquisition of Factory & machine equipment -145.651.735,80
Acquisition of Operation Vehicle -149.863.636,00
Net Cash Flows used Investing Activities -406.444.916,80
Cash Flows from Financing Activities
Receipts from Employee Loan 2.000.000.000,00
Receipts from Bank loan 1.814.992.377,78
Net cash Flows from financing activities 3.814.992.377,78
Decrease Cash and Bank -480.975.522,86
Cash and Bank beginning 2.704.410.046,08
Cash and Bank ending 2.223.434.523,22
PT. XYZStatement of Cash Flow 2012
( Tabel IV.3 Statement of Cash Flow PT. XYZ Period 2012 )
27
IV.2.2 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ Periode 2010-2012.
Salah satu metode dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan
adalah dengan menganalisis laporan arus kas perusahaan. Dalam
menganalisis laporan arus kas, peneliti menggunakan metode analisis
horizontal yaitu dengan membandingkan laporan arus kas dari beberapa
periode sehingga dapat mengetahui perubahan dan perkembangan pada setiap
aktivitas yang terdapat pada laporan arus kas. Untuk mempermudah
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam laporan arus kas, maka
peneliti menyajikan data analisis horizontal laporan arus kas dari periode
2010-2012 dan laporan keuangan komparatif tahun 2009-2012.
30
IV.2.2.1 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ per Tahun
A. Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT XYZ Periode 2010-2011
Dari data balance sheet komparatif tahun 2009-2012 (lampiran 1). Saldo
kas tahun 2009 Rp 1,720, 459,021.10, tahun 2010 Rp 3,163,068,773.90, dan
tahun 2011 Rp 2,704,410,046.08 sehingga terdapat kenaikan saldo kas tahun
2009-2010 sebesar Rp. 1,442,609,752.80 atau 83.85%, dan penurunan kas
dari tahun 2010-2011 sebesar Rp (458,658,727.82) atau (14.50% ). Dengan
analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011 ( table IV.4) dapat kita
lihat saldo kas masuk dari akvitas operasi meningkat sebesar Rp.
7,996,602,118.65 atau 22.95% dan terdapat peningkatan kas keluar untuk
kegiatan operasi sebesar Rp 9,985,402,172.83 atau 27.45%, sehingga saldo
kas bersih dari aktivitas operasi selalu menunjukkaan saldo negatif tahun
2010-2011 Rp (1,988,800,054.17) atau (129.03%). Untuk aktivitas investasi
juga terdapat keningkatan pengunaan kas sebesar Rp 835,368,426.45 atau
897% dan menunjukkan penurunan kas bersih sebesar Rp (912,468,426.45)
aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp 1,000,000,00.00 atau 33 % dari
tahun 2010-2012. Untuk menganalisis lebih detail dari perubahan–perubahan
baik jumlah maupun presentase dapat dianalisis setiap aktivitas yang terdapat
dalam laporan arus kas.
Aktivitas Operasi (Operating Activities).
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
( table IV.4), tahun 2010 kas bersih yang diberasal dari aktivitas operasi
31
menunjukkan saldo sebesar (Rp 1,541,369,855.65), kas masuk dari
kegiatan operasi sebesar Rp 34,838,043,018.42 sedangkan kas keluar
untuk kegiatan operasi sebesar Rp 36,379,412,874,07, tahun 2011 kas
bersih yang berasal dari aktivitas operasi juga menunjukkan saldo Rp
(3,530,169,909.82) kas masuk dari aktivitas operasi sebesar Rp
42,095,209,729.36, dan kas keluar dari aktivitas operasi sebesar Rp
(46,364,815,046.90) sehingga dari laporan analisis horizontal diketahui
penurunan saldo kas dari aktivitas operasi sebesar Rp ( 1,998,800,054.17)
atau (129.03%). Dari data diatas dapat diketahui penyebab terjadinya
perubahan saldo kas dan perkembangan kinerja kerja perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan kas masuk aktivitas operasi terutama dari penerimaan kas
dari pelanggan tidak sebanding dengan peningkatan penjualan
sehingga menyebabkan kenaikan piutang dan lambatnya perputaran
piutang.
Berdasarkan data analisis horizontal laporan arus kas tahun 2010-
2011 (table IV.4 ) penerimaan kas dari pelanggan tahun 2010 sebesar
Rp 34,800,317,607.15 dan tahun 2011 sebesar Rp 42,834,645,137.08
sehingga terdapat kenaikan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp
7,294,892,122.21 atau 22.95%. Dari data income statement komparatif
2009-2012 (lampiran2) net sales tahun 2010 sebesar Rp
35,066,879,037.07 dan tahun 2011 sebesar Rp 46,602,905,116.40
32
sehingga terdapat peningkatan net sales sebesar Rp 11,458,926,079.33
atau 33 %, sementara dari data balance sheet komparatif tahun 2009-
2012 ( lampiran 1) peningkatan piutang dari tahun 2010-2011 sebesar
Rp 4,507,695,387.04 atau 100.87 %. Peningkatan piutang yang sangat
segnifikan menyebabkan lambatnya perputaran piutang dan lamanya
pengumpulan piutang sehingga perusahaan kekurangan kas masuk
dari pelanggan dan semakin lama pengembalian modal dari
pelanggan.
Adapun perhitungan perputaran piutang usaha untuk tahun 2010-
2011 adalah sebagai berikut
PERHITUNGAN PERPUTARAN PIUTANG
URAIAN 2010 (Rp) 2011(Rp)
Sales (X) 35,066,879,037.07 46,602,905,116.40
Average Account Receivable (Y) 4,335,453,875.68 6,722,582,284.16
A/R Turn Over (X/Y) 8.09 6.39
Pada tahun 2010 perputaran piutang sebesar 8.09 kali atau
mendekati 8 kali hal ini menunjukkan bahwa piutang dapat
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang = x 1 kali
Piutang Rata-Rata
33
dikumpulkan setiap 1.5 bulan. Pada tahun 2011 mengalami penurunan
perputaran piutang sebesar 6.39 kali, perusahaan dapat
mengumpulkan piutang dalam waktu hampir 2 bulan. Untuk melihat
rata-rata pengumpulan piutang adalah sebagai berikut:
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA
PENGUMPULAN PIUTANG
URAIAN 2010 2011
Hari Dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari
A/R Turn Over (Y) 8 Kali 6 Kali
Average Age of A/R Turn Over (X/Y) 45 Hari 52 Hari
Pada tahun 2010, umur rata-rata pengumpulan piutang sebesar 45
hari, dan tahun 2011 umur rata-rata perputaran piutang sebesar 52
hari, sehingga dari data diatas diketahui penurunan rata-rata
pengumpulan piutang dari tahun 2010-2011. Menurunnya rata – rata
pengumpulan piutang, dimana perusahaan dapat mengumpulkan
piutang dalam waktu 2 bulan karena adanya peningkatan piutang
tahun 2010-2011 yang disebabkan oleh keterlambatan Dept Finance
360
Periode rata-rata pengumpulan piutang = x 1 kali
Perputaran Piutang
34
untuk melakukan penagihan piutang yang telah jatuh tempo, adanya
kebijakan perusahaan terkait jatuh tempo penerimaan piutang
pelanggan sehingga berdampak pada perputaran piutang yang kurang
bagus dan kelalaian Dept Finance terkait pelanggaran peraturan kredit
kepada pelanggan yang dilakukan oleh sales.
Secara garis besar jatuh tempo pembayaran piutang tahun 2010
selama 45 hari dan tahun 2011 selama 60 hari. Kebijakan tersebut
dilakukan perusahaan dengan tujuan agar perusahaan mampu bersaing
dengan kompetitor lain pada core bisnis yang sama, tetapi disisi lain
terdapat pelanggaran kredit limit yang rata–rata dilakukan oleh
marketing, hal ini dilakukan oleh marketing dalam upaya untuk
meningkatkan volume penjualan atau mempertahankan performance
penjualan agar terlihat selalu bagus.
b. Peningkatan yang cukup segnifikan untuk pengeluaran kas akvitas
operasi salah satunya meningkatnya pembayaran hutang ke supplier
sementara saldo hutang menurun hal ini disebabkan lebih cepatnya
perputaran hutang dibanding dengan perputaran piutang.
Dari data analisis horizontal arus laporan arus kas periode 2010-
2011 (table IV.4) kas yang dikeluarkan untuk pembayaran hutang
supplier tahun 2010 sebesar Rp 29,971,640,747.58 dan tahun 2011 Rp
35,179,167,230.47 sehingga terdapat kenaikan yang cukup segnifikan
sebesar Rp 5,207,526,482.89 atau 17.37%, sedangkan dari data
35
balance sheet komparatif 2009-2012 (lampian 1) saldo hutang usaha
tahun 2010 sebesar Rp 4,539,567,486.22, sedangkan tahun 2011
sebesar Rp 4,026,601,246.25 , terdapat penurunan hutang usaha 2010-
2011 sebesar Rp (512,966,239.97) atau (11.30% ). Apakah perusahaan
mampu membayar hutang jangka pendeknya dengan baik maka perlu
untuk menghitung perputaran hutang (A/P Turn Over) adalah sebagai
berikut
PERHITUNGAN PERPUTARAN HUTANG
URAIAN 2010 (Rp) 2011 (Rp)
Cost Of Good Sold 25,662,887,012.39 33,203,589,176.67
Average Account Trade Payable 4,305,020,737.13 4,283,084,365.74
A/P Turn Over 5.96 7.75
Pada tahun 2010 perputaran hutang sebesar 5.96 kali atau mendekati 6
kali hal ini menunjukkan pelunasan hutang dilakukan dalam waktu 2
bulan sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan pelunasan
hutang sebesar 7.75 kali. Untuk mengukur jumlah rata-rata pelunasan
hutang adalah sebagai berikut
Harga Pokok Penjualan
Perputaran hutang = x 1 kali
Hutang Usaha Rata- Rata
36
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA PELUNASAN
HUTANG
URAIAN 2010 2011
Hari Dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari
A/P Turn Over (Y) 6 Kali 8 Kali
Average Age of A/P Turn Over (X/Y) 60 Hari 46 Hari
Pada tahun 2010 umur rata-rata pelunasan hutang adalah selama 60
hari dan tahun 2011 selama 46 hari. Meningkatnya perputaran hutang
bukan berarti bahwa perusahaan mampu dengan baik dalam
melakukan pelunasan hutangnya melainkan disebabkan oleh
perubahan kebijakan perusahaan terkait jatuh tempo pembayaran
hutang yang ditetapkan oleh supplier tunggal, dalam hal ini Wenzhou
Group sebagai supplier tunggal. Jika perusahaan tidak melakukan
pembayaran tepat waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditentukan maka supplier menunda pengiriman barang sampai adanya
pelunasan hutang, ini sangat berdampak pada kepada customer yang
tidak menginginkan kekurangan persediaan untuk produksinya.
360
Periode rata-rata pelunasan Hutang = x 1 kali
Perputaran hutang
37
Penetapan jatuh tempo pembayaran hutang yang lebih singkat
dibandingkan jatuh tempo penerimaan kas sangat mengganggu cash
flow perusahaan karena jika perusahaan tidak mempunyai kecukupan
kas untuk melakukan pembayaran hutang khususnya jangka pendek
ini berarti tingkat likuiditas perusahaan rendah dan bisa berdampak
kebangkrutan.
c. Meningkatnya kas keluar untuk aktivitas operasi terutama biaya
operasional yaitu meningkatnya biaya sewa gudang yang disebabkan
perputaran persediaan yang sangat rendah.
Informasi terkait persediaan pada analisis horizontal laporan arus
kas periode 2010-2011 ( table IV.4 ) kas keluar dari aktivitas operasi
untuk pembayaran biaya operasional tahun 2010 sebesar Rp
1,564,845,189.76, tahun 2011 sebesar Rp 2,818,635,346.57 sehingga
terdapat kenaikan yang cukup segnifikan sebesar Rp 1,253,790,16.81
atau 80.12 % sedangkan dari data balance sheet komparatif 2009-
2012 (lampiran1) prepaid factory rent meningkat sebesar Rp
487,067,551.08 atau 161.34%. Persediaan barang tahun 2010 sebesar
Rp. 8,242,830,325.35,tahun 2011 Rp. 9,712,364,009.95, kenaikan
persediaan tahun 2010-2011 sebesar Rp. 1,469,533,684.60 atau
17.83%. Sementara jika dilihat dari income statement komparatif
tahun 2009-2012 (lampiran 2) biaya sewa gudang tahun 2010 sebesar
Rp 584,435,367.11 dan tahun 2011 sebesar Rp 1,172,222,700.00
38
sehingga terdapat peningkatan biaya sewa gudang sebesar Rp
587,787,322.89 atau 101 %. Adapun untuk menghitung perputaran
persediaan dan periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang
adalah sebagai berikut:
PERHITUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
TAHUN 2010 DAN 2011
Chart Of Account 2010 ( Rp ) 2011 (Rp)
Cost Of Good Sold (X) 25,662,887,012.39 33,203,589,176.67
Average Inventory (Y) 5,910,445,826.69 8,997,597,167.65
Inventory Turn Over (X/Y) 4.34 kali 3.7 kali
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA
PERSEDIAAN TERSIMPAN DI GUDANG
URAIAN 2010 2011
Harga Pokok Penjualan
Perputaran persediaan =
Rata – rata persediaan
360
Periode Rata- Rata Persediaan Tersimpan di gudang =
Perputaran Persediaan
39
Hari dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari
Inventory Turn Over (Y) 4.34 Kali 3.7 Kali
AverageAge Inventory Turn Over
(X/Y)
83 Hari 97 Hari
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 tingkat
perputaran persediaan 4.34 kali dalam arti perusahaan membutuhkan
waktu sebanyak 83 hari untuk menghabiskan persediaannya di gudang
sedangkan tahun 2011 perputaran persediaan sebesar 3.37 kali dan
menghabiskan waktu 97 hari untuk menghabiskan persediaan di
gudang. Dari data di atas menunjukkan bahwa perusahaan belum
melakukan perbaikan yang segnifikan terkait perputaran persediaan,
sehingga perusahaan masih harus membutuhkan waktu yang lama
untuk pengembalian modal kerja baik berupa piutang usaha mauun
kas bersih. Dari tahun 2010-2011 perusahaan membutuhkan waktu
sekitar 2.5-3 bulan untuk menghabiskan persediaan di gudang,
sedangkan kebijakan perusahaan menetapkan lamanya untuk
menghabiskan persediaan adalah 2 bulan (60 hari). Semakin kecilnya
perputaran persediaan menyebabkan semakin lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk penghabiskan persedian digudang dengan demikian
biaya sewa gudang meningkatnya.
40
Aktivitas Investasi ( Investing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
(table IV.4) kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi adalah
sebesar Rp. 77,100,000.00 saldo kas tersebut berasal dari penjualan aset
tetap, kas yang digunakan untuk aktivitas sebesar Rp 93,120,39.55
diantara untuk investasi Intangiable Asset sebesar Rp 69,120,391.55,
pembelian untuk perlengkapan kantor sebesar Rp 1,000,000.00,
pembelian mesin produksi Rp 3,000,000.00, pembelian kendaraan
operasional Rp 20,000,000.00, sehingga pada akhir tahun kas bersih dari
kegiatan investasi menunjukkan saldo sebesar (Rp 16,020,391.55). Tahun
2011 kas yang dikeluarkan untuk kegiatan investasi sebesar Rp
928,488,818.00 penggunaan kas untuk kegiatan investasi adalah
digunakan untuk pembelian peralatan kantor Rp 86,757,454.00,
pembelian mesin produksi Rp 345,200,000.00 dan pembelian kendaraan
operasional Rp496,531,364.00 pada akhir tahun saldo kas bersih dari
akvitas operasi sebesar Rp (928,488,818.00) sehingga terdapat
peningkatan aktivitas investasi dari tahun 2010-2011 sebesar Rp
835,368,426.45 atau 897%. Aktivitas investasi tersebut tidak bisa
dihindari karena bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan salah satunya penambahan kendaraan operasional dan mesin
produksi agar pengiriman ke pelanggan tepat waktu.
41
Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
(table IV.4) dan laporan balance sheet komparatif tahun 2009-2012 (
lampiran 1) kas masuk dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan sebesar
Rp 3,000,000,00.00 dan tahun 2011 sebesar Rp 4,000,000,000.00,
sehingga terdapat kenaikan kas dari aktivitas dari pendaanaan sebesar Rp
1,000,000,000.00 atau 33.3%. Aktivitas pendanaan ini dilakukan
perusahaan diantara:
a. Karena saldo kas tidak mencukupi untuk kegiatan operasi,
menyebabkan perubahaan harus mencari sumber penerimaan kas dari
aktivitas pendanaan yaitu dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan.
b. Adanya kegiatan investasi terutama untuk mesin produksi dan
kendaraan operasional yang keduanya tidak bisa dihindari karena
berguna untuk peningkatan volume penjualan, sedangkan perusahaan
tidak mempunyai kecukupan kas, menyebabkan perusahaan mencari
sumber dana dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan.
B. Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT. XYZ Periode 2011-2012
Dari balance sheet komparatif tahun 2009-2012 (lampiran 1) saldo kas
tahun 2011 Rp 2,704,410,046.08 sedangkan tahun 2012 sebesar Rp
2,223,434,523.22 sehingga terdapat penurunan kas dari tahun 2011-2012
sebesar Rp (480,975,522.86) atau (17.78% ). Dengan analisis horizontal
laporan arus kas periode 2011-2012 ( table IV.5) dapat kita lihat peningkatan
42
kas keluar untuk kegiatan operasi sebesar Rp 8,938,256,693.01 atau 19.28%
sehingga saldo kas bersih dari aktivitas operasi mengalami penurunan dari
tahun 2011-2012 sebesar Rp (359,353,074.03) atau (10.18%). Untuk aktivitas
investasi terdapat penurunan pengunaan kas sebesar Rp (522,043,901.20) atau
(56.23%) dan menunjukkan penurunan kas bersih sebesar Rp (522,043,901.20)
atau (56.23%). Untuk aktivitas pendanaan mengalami penurunan yang tidak
terlalu segnifikan dari tahun 2011-2012 sebesar Rp (185,007,622.22) atau
(4.63%). Untuk menganalisis lebih detail dari perubahan –perubahan baik
jumlah maupun presentase dapat dianalisis setiap aktivitas yang terdapat dalam
laporan arus kas.
Aktivitas Operasi (Operating Activies).
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012
(table IV.5), tahun 2011 kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi
juga menunjukkan saldo negative sebesar Rp (3,530,169,909.82) kas
masuk dari aktivitas operasi sebesar Rp 42,095,209,729.36, dan kas
keluar dari aktivitas operasi sebesar RP (46,364,815,046.90), tahun 2012
kas bersih yang berasal dari aktivtas operasi menunjukkan saldo sebesar
Rp (3,889,522,983.84) sehingga dari laporan analisis horizontal diketahui
penurunan saldo kas dari aktivitas operasi sebesar Rp ( 359,353,074.03)
atau (10.18%). Dari data diatas dapat diketahui penyebab terjadinya
perubahan saldo kas dan perkembangan kinerja kerja perusahaan adalah
sebagai berikut:
43
a. Peningkatan piutang yang sangat segnifikan dan lambatnya perputaran
piutang sementara penjualan tetap mengalami kenaikan sehingga
menyebabkan penurunan saldo kas secara keseluruhan.
Berdasarkan data analisis horizontal laporan arus kas tahun 2011-
2012 (table IV.5) penerimaan kas dari pelanggan tahun 2011 sebesar Rp
42,834,645,137.08 sementara tahun 2012 sebesar Rp 51,413,548,756.06
sehingga terdapat kenaikan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp
8,578,903,618.98 atau 20.03% namun dari data balance sheet kompararif
2009-2012 (lampiran 1) kenaikan piutang dari tahun 2011-2012 sebesar
Rp 3,969,538,167.84 atau 44.22%. sementara dari data income statement
komparatif tahun 2009-2012 (lampiran 2) net sales tahun 2011 sebesar
Rp 46,602,905,116.40 dan tahun 2012 sebesar Rp 54,987,377,476.65
sehingga terdapat kenaikan pada net sales sebesar Rp 8,384,472,360.25
atau 18 %. Peningkatan piutang yang sangat segnifikan menyebabkan
rendahnya perputaran piutang sehingga perusahaan kekurangan kas untuk
menjalankan aktivitas operasi dan semakin lambatnya pengembalian
modal. Untuk mengetahui perhitungan perputaran piutang dan rata –rata
pengumpulan piutang untuk tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut.
44
PERHITUNGAN PERPUTARAN PIUTANG TAHUN 2011
DAN 2012
Chart Of Account 2011 (Rp) 2012 (Rp)
Sales ( X) 46,602,905,116.40 54,987,377,476.65
Average Account Receivable (Y) 6,722,582,284.16 10,961,199,061.55
A/R Turn Over (X/Y) 6.93 5.02
PERHITUNGAN RATA-RATA PENGUMPULAN
PIUTANG TAHUN 2011 DAN 2012
URAIAN 2011 2012
Hari Dalam 1 Tahun ( X) 360 Hari 360 Hari
A/R Turn Over ( Y) 7 Kali 5 Kali
Average Age of A/R Turn Over (X/Y) 52 Hari 72 Hari
Pada tahun 2011 perputanan piutang sebesar 6.93 kali dapat rata-
rata pengumpulan piutang dikumpulkan dalam waktu 52 hari,
sedangkan perputaran piutang tahun 2012 piutang sebesar 5.02 dalam
arti pengumpulan piutang dapat dilakukan selama 72 hari, hal ini
menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan dapat menerima
pembayarannya dari debitur selama 2 bulan sampai 2.5 bulan.
Semakin rendah perputaran piutang, berarti semakin lama waktu
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Dari tahun 2011-2012
45
pengumpulan piutang semakin lambat, dengan ini mengindikasikan
bahwa perusahaan tidak mampu mempercepat pengumpulan
piutangnya.
Penyebab dari peningkatan piutang tahun 2011-2012 masih
disebabkan oleh keterlambatan dept finance untuk melakukan
penagihan invoice yang sudah jatuh tempo dan adanya perubahan
kebijakan perusahaan terkait jatuh tempo pembayaran serta tetap
adanya pelanggaran kredit limit yang dilakukan oleh sales. Secara
garis besar jatuh tempo pembayaran piutang tahun 2011 selama 60
hari, sedangkan tahun 2012 selama 90 hari. Kebijakan tersebut
dilakukan perusahaan dengan tujuan agar perusahaan tetap mampu
bersaing dengan kompetitor lainnya melihat semakin ketat dan
banyaknya pesaing pada bisnis yang sama.
b. Meningkatnya kas keluar untuk aktivitas operasi terutama biaya
operasional salah satunya adalah biaya sewa gudang yang selalu
meningkat setiap tahunnya disebabkan ketidakkemampuan perusahaan
untuk mengendalikan persediaan sehingga menyebabkan over stock
persediaan.
Informasi terkait analisis horizontal laporan arus kas periode
2011-2012 (table IV.5) kas keluar dari aktivitas operasi untuk
pembayaran biaya operasional tahun 2011 sebesar Rp
46
2,818,635,346.57 dan tahun 2012 sebesar Rp 3,444,948,499.41
sehingga terdapat kenaikan sebesar Rp 983,584,572.00 atau 22.22%.
Dari data balance sheet komparatif tahun 2009-2012 ( lampiran1)
persediaan tahun 2011 Rp. 9,712,364,009.95, tahun 2012 sebesar Rp
12,029,746,142.61 sehingga terdapat kenaikan persediaan tahun
2011-2012 sebesar Rp 2, 317,382,132.66 atau 25.80%. sementara
jika dilihat dari income statement komparatif tahun 2009-2012
(lampiran 2) biaya sewa gudang tahun 2011 sebesar Rp
1,172,222,700.00 dan tahun 2012 sebesar Rp 1,972,889,610.88
sehingga terdapat peningkatan biaya sewa gudang sebesar Rp
800,666,910.88 atau 68 %. Semakin kecilnya perputaran persediaan
menyebabkan semakin lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
penghabiskan persedian digudang dengan demikian biaya sewa
gudang meningkatnya.Untuk perhitungan perputaran persediaan
adalah sebagai berikut
PERHITUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
TAHUN 2011 DAN 2012
Chart Of Account 2011 ( Rp ) 2012 (Rp)
Cost Of Good Sold (X) 33,203.589,176.67 38,564,102,977.42
Average Inventory (Y) 8,997,597,167.65 10,871,055,076.28
Inventory Turn Over ( X/Y) 3.7 kali 3.55 kali
47
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA PERSEDIAAN
TERSIMPAN DI GUDANG
URAIAN 2011 2012
Hari dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari
Inventory Turn Over (Y) 3.7 Kali 3.55Kali
Average Age Inventory Turn Over (X/Y) 97 Hari 101 Hari
Tabel diatas menunjukkan tingkat perputaran persediaan tahun 2012
sebesar 3.55 kali, berarti perusahaan membutuhkan waktu sebanyak
101 hari untuk menghabiskan persediaannya di gudang. Setelah
ditelusur dari laporan persediaan, ditahun 2012 perusahaan
mempunyai project besar dan berhasil mendapatkan tender besar
disalah satu perusahaan go public, sedangkan project tersebut akan
running di bulan Januari 2013, sehingga untuk perputaran persediaan
secara keseluruhan masih tinggi walaupun Dept Purchasing sudah
melakukan perbaikan untuk standart safety stock per bulannya.
c. Peningkatan untuk pengeluaran kas akvitas operasi salah satunya
meningkatnya pembayaran hutang ke supplier sementara saldo hutang
mengalami penurunan, hal ini disebabkan lebih cepatnya perputaran
hutang dibanding dengan perputaran piutang.
Dari data analisis horizontal arus laporan arus kas periode 2011-
2012 (table IV.5) kas yang dikeluarkan untuk pembayaran hutang
48
kepada supplier tahun2011 Rp 35,179,167,230.47 dan tahun 2012
sebesar Rp 41,260,896,142.14 sehingga terdapat kenaikan yang cukup
segnifikan sebesar Rp 6,081,728,911.67 atau 17.29%, sedangkan dari
data balance sheet komparatif 2009-2012 (lampian1) saldo hutang
usaha tahun 2011 sebesar Rp 4,026,601,246.25 dan tahun 2012
sebesar Rp 3,594,453,370.43 terdapat penurunan hutang 2011-2012
sebesar Rp (432,147,875.82) atau (10.73%). Untuk perhitungan
perputaran hutang (A/P Turn Over) adalah sebagai berikut
PERHITUNGAN PERPUTARAN HUTANG
Chart Of Account 2011 (Rp) 2012 (Rp)
Cost Of Good Sold (X) 33,203,589,176.67 38,564,102,977.42
Average Account Trade Payable (Y) 4,283,084,365.74 3,810,527,309.34
A/P Turn Over (X/Y) 7.75 10.12 Kali
PERHITUNGAN RATA-RATA PELUNASAN HUTANG
URAIAN 2011 2012
Hari Dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari
A/P Turn Over (Y) 8 Kali 10 Kali
Average Age of A/P Turn Over (X/Y) 46 Hari 36 Hari
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011 perputaran
hutang sebesar 7.75, dimana pelunasan hutang dapat dilakukan selama
49
46 hari sedangkan tahun 2012 perputaran hutang sebesar 10.12 kali,
yang mana hutang dapat dilunasi selama 36 hari. Meningkatnya
perputarang hutang menyebabkan hutang jangka pendek harus
dilunasi selama 1 sampai 1.5 bulan, bukan berarti bahwa perusahaan
mampu mengontrol pembayaran hutang dengan baik, tetapi terkait
kebijakan perubahan jatuh tempo pembayaran hutang dari supplier.
Tahun 2011 jatuh tempo pembayaran hutang selama 1.5 bulan,
sedangkan tahun 2012 jatuh tempo pembayaran hutang adalah 1
bulan, dengan demikian perusahaan harus membayar hutang lebih
cepat dibandingkan dengan tahun 2011.
Aktivitas Investasi ( Investing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012
(table IV.5) terdapat penurunan penggunaan kas untuk aktivias investasi
dari tahun 2011-201 tahun 2011 kas yang dikeluarkan untuk kegiatan
investasi sebesar Rp 928,488,818.00 dan akhir tahun saldo kas bersih dari
akvitas operasi sebesar Rp (928,488,818.00) sementara kas yang yang
dikeluarkan untuk aktivitas investasi tahun 2012 sebesar Rp
406,444,916.80, tidak ada kas masuk dari aktivitas investasi sehingga
akhir tahun kas bersih dari aktivitas investasi sebesar Rp (406,444,916.00)
dan terdapat penurunan penggunaan kas untuk aktivitas investasi dari
tahun 2011-2012 sebesar Rp (522,043,901.20) atau (56.23%). Aktivitas
investasi tersebut tidak bisa dihindari karena bertujuan untuk
50
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan salah satunya penambahan
kendaraan operasional dan mesin produksi agar delivery ke customer
tepat waktu.
Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012
(table IV.5) dan laporan balance sheet komparatif tahun 2009-2012 (
lampiran 1) kas masuk dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan tahun
2011 sebesar Rp 4,000,000,000.00 dan tahun 2012 sebesar Rp
2,000,000,000.00 namun perusahaan melakukan pinjaman dari bank
sebesar Rp 1,814,992,377.78 dengan total kas masuk dari akvititas
pendanaan sebesar Rp 3,814,992.377.78 sehingga terdapat penurunan
yang tidak begitu segnifikan kas bersih dari aktivitas dari pendaanaa
sebesar Rp (185,007,622.22) atau (4.63%). Aktivitas pendanaan ini
dilakukan perusahaan dengan alasan:
a. Pengeluaran kas untuk aktivitas operasi yang selalu meningkat tiap
tahun terutama terutama untuk pembayaran hutang supplier, dan saldo
kas bersih dari kegiatan operasi selalu menunjukkan saldo negative
menyebabkan perusahaan harus melakukan aktivitas pendanaan baik
dilakukan dengan menerima pinjaman perusahaan dalam bentuk
hutang maupun pinjaman dari bank.
b. Aktivitas investasi yang tidak bisa dihindari karena bertujuan untuk
menunjang kegiatan operasional dan meningkatkan atau
51
mempertahankan penjualan, tetapi perusahaan tidak mempunyai
kecukupan kas yang besar sehingga dilakukan aktivitas pendanaan
dengan pinjaman dari pemilik perusahaan.
IV.2.2.2 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas PT XYZ Secara Keseluruhan.
Setelah dilakukan analisis laporanan arus kas dengan menggunakan
analisis horizontal setiap tahun maka dapat dilakukan analisis horizontal
secara keseluruhan selama tiga tahun dari tahun 2010-2012 sebagai berikut:
Aktivitas Operasi (Operating Activies).
a. Peningkatan piutang yang sangat segnifikan dan lambatnya perputaran
piutang sementara penjualan tetap mengalami kenaikan sehingga
menyebabkan penurunan saldo kas secara keseluruhan.
Berdasarkan data analisis horizontal laporan arus kas tahun 2010-
2011 (table IV.4) penerimaan kas dari pelanggan tahun 2010 sebesar
Rp 34,800,317,607.15, tahun 2011 sebesar Rp 42,095,209,729.36
terdapat kenaikan penerimaan kas dari pelanggan tahun 2010-2011
sebesar Rp 7,294,892,122.21 atau 20.96%. Data analisis horizontal
2011-2012 (table IV.5) penerimaan kas dari pelanggan tahun 2012
sebesar Rp 51,413,548,756.06 sehingga terdapat kenaikan penerimaan
kas dari pelanggan tahun 2011-2012 sebesar Rp 8,578,903,618.98 atau
20.03% namun dari data balance sheet komparatif 2009-2012
(lampiran 1) peningkatan piutang dari tahun 2010-2011 sebesar Rp
4,507,695,387.04 atau 100.87 % dan kenaikan piutang dari tahun
52
2011-2012 sebesar Rp 3,969,538,167.84 atau 44.22%. Peningkatan
piutang yang sangat segnifikan menyebabkan lambatnya perputaran
piutang sehingga perusahaan kekurangan kas masuk dari pelanggan
dan semakin lama untuk pengembalian modal. Adapun perhitungan
perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang adalah sebagai
berikut:
PERHITUNGAN PERPUTARAN PIUTANG TAHUN 2010
SAMPAI 2012
Chart Of Account 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp)
Sales ( X) 35,066,879,037.07 46,602,905,116.40 54,987,377,476.65
Average Account Receivable (Y) 4,335,453,875.68 6,722,582,284.16 10,961,199,061.55
A/R Turn Over (X/Y) 8.09 6.93 5.02
PERHITUNGAN RATA-RATA PENGUMPULAN PIUTANG
TAHUN 2010-2012
URAIAN 2010 2011 2012
Hari Dalam 1 Tahun ( X) 360 Hari 360 Hari 360 Hari
A/R Turn Over ( Y) 8 Kali 7 Kali 5 Kali
Average Age of A/R Turn Over (X/Y) 45 Hari 52 Hari 72 Hari
Dari data di atas PT.XYZ tidak mampu mempercepat perputaran
piutang dengan baik karena terbukti semakin meningkatnya piutang
53
setiap tahunnya, semakin kecilnya perputaran piutang dan lamanya
rata-rata pengumpulan piutang dari pelanggan. Semakin
meningkatnya piutang dan lamanya perputaran piutang menyebabkan
perusahaan kekurangan kas masuk dari akvitas operasi untuk
melakukan pembayaran biaya kegiatan operasi seperti pembayaran
hutang kepada supplier, pembayaran sewa gudang dan lain
sebagaimana.
Penyebab kenaikan piutang dikarenakan adanya kebijakan
perusahaan terkait jatuh tempo pembayaran piutang yang ditetapkan
oleh perusahaan. Kebijakan ini dilakukan perusahaan untuk
mempertahankan dan bersaing dengan kompetitor pada core bisnis
yang sama.Selain dari kebijakan terkait jatuh tempo pembayaran,
penurunan perputaran piutang disebabkan oleh lambatnya Dept
Finance untuk melakukan penagihan piutang kepada pelanggan, serta
adanya pelanggaran kredit limit yang diberlakukan kepada pelanggan
oleh department marketing. Pelanggaran itu dilakukan oleh marketing
untuk meningkatkan penjualan tetapi berdampak pada kenaikan saldo
piutang dan menyebabkan kekurangan kas perusahaan.
Perputaran piutang yang semakin rendah dan lamanya
pengumpulan piutang dari pelanggan sehingga menyebabkan
kurangnya kas untuk operasi perusahaan, seharusnya PT XYZ lebih
ketat dalam memberikan kredit kepada customer dan memberikan
54
peringatan atau hukuman kepada sales jika melakukan pelanggaran
terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
Bukan solusi yang baik untuk tetap mampu bersaing dengan
kompetitor lain terkait pemberian kredit atau kebijakan terkait jatuh
tempo pembayaran piutang yang lebih lama dibandingkan jatuh tempo
pembayaran hutang, seharusnya perusahaan hanya memberikan
kebijakan jatuh tempo pembayaran piutang maksimal selama 60 hari,
perusahaan bisa memberikan potongan pembayaran jika pelanggan
membayar piutangnya sebelum jatuh tempo dan menerapkan bunga
kepada pelanggan yang melewati batas jatuh tempo yang ditetapkan,
selain dari pemberiaan potongan dan menetapkan bunga, untuk
pelanggan yang mempunyai order besar (project besar) tetapi
menghasilkan margin yang kecil, sebaiknya perusahaan mengharuskan
customer untuk melakukan pembayaran diawal (down payment)
minimal 30 % dari invoice sehingga tidak menggangu cash flow
perusahaan.
b. Peningkatan yang cukup segnifikan untuk pengeluaran kas akvitas
operasi salah satunya meningkatnya pembayaran hutang ke supplier
sementara saldo hutang menurun, hal ini disebabkan lebih cepatnya
perputaran hutang dibanding dengan perputaran piutang.
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
(table IV.4) kas yang dikeluarkan untuk pembayaran hutang supplier
55
tahun 2010 sebesar Rp 29,971,640,747.58 dan tahun 2011 Rp
35,179,167,230.47 sehingga terdapat kenaikan yang cukup segnifikan
tahun 2010-2011 sebesar Rp 5,207,526,482.89 atau 17.37% dari data
analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012 (table IV.5) kas
yang dikeluarkan untuk pembayaran hutang supplier tahun 2012
sebesar Rp 41,260,896,142.14, sehingga terdapat kenaikan dari tahun
2011-2012 sebesar Rp 6,081,728,911.67 atau 17.29%. Dari data
balance sheet komparartif PT. XYZ periode tahun 2009-2012
(lampiran 1) hutang usaha tahun 2010 sebesar Rp 4,539,567,486.22,
tahun 2011 sebesar Rp 4,026,601,246.25 dan tahun 2012 sebesar Rp
3,594,453,370.43 sehingga terdapat penurunan hutang 2010-2011
sebesar Rp (512,966,239.97) atau (11.30% ) dan penurunan tahun
2011-2012 sebesar Rp (432,147,875.82) atau (10.73%). Untuk
menghitung perputaran hutang (A/P Turn Over) adalah sebagai berikut
PERHITUNGAN PERPUTARAN HUTANG 2010-2012
URAIAN 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp)
Cost Of Good Sold (X) 25,662,887,012.39 33,203,589,176.67 38,564,102,977.42
Average Account Trade Payable (Y) 4,305,020,737.13 4,283,084,365.74 3,810,527,309.34
A/P Turn Over (X/Y) 5.96 7.75 10.12
56
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA PELUNASAN
HUTANG TAHUN 2010-2012
URAIAN 2010 2011 2012
Hari Dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari 360 Hari
A/P Turn Over (Y) 6 Kali 8 Kali 10 Kali
Average Age of A/P Turn Over (X/Y) 60 Hari 46 Hari 36 Hari
Dari data diatas informasi diatas dapat disimpulkan bahwa
perputaran hutang semakin cepat, dengan kata lain waktu yang
dibutuhkan untuk pelunasan hutang lebih cepat setiap tahunnya
sehingga menyebabkan selalu meningkatnya penggunaan kas keluar
untuk aktivitas operasi yaitu pembayaran hutang kepada supplier, ini
merupakan salah satu resiko perusahaan jika hanya mempunyai
supplier tunggal karena kedua perusahaan terikat kerjasama untuk
memasarkan produknya di Indonesia.
Perputaran hutang yang semakin tinggi yang berarti pembayaran
hutang semakin cepat tiap tahunnya karena adanya supplier tunggal
sehingga menyebabkan perusahaan selalu mengalami peningkatan kas
keluar untuk pembayaran hutang kepada supplier sementara
pendanaan dari bank bukanlah solusi yang terbaik. Maka perusahaan
harus tetap memantau dept purchasing dalam proses pengadaan
57
persediaan barang dan mengatur semua pengiriman barang dari
supplier diawal bulan..
c. Meningkatnya kas keluar untuk aktivitas operasi terutama biaya
operasional salah satunya adalah biaya sewa gudang yang meningkat
setiap tahunnya disebabkan ketidakkemampuan perusahaan untuk
mengendalikan persediaan sehingga menyebabkan over stock
persediaan dan menyebabkan lambatnya pengembalian modal kerja.
Informasi dari analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-
2011 (table IV.4) kas keluar dari aktivitas operasi untuk pembayaran
biaya operasional tahun 2010 sebesar Rp 1,564,845,189.76, tahun
2011 sebesar Rp 2,818,635,346.57 sehingga terdapat kenaikan yang
cukup segnifikan sebesar Rp 1,253,790,16.81 atau 80.12 %. Dan dari
analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012 (table IV.5) kas
keluar dari aktivitas operasi untuk pembayaran biaya operasional
tahun 2011 sebesar Rp 2,818,635,346.57 dan tahun 2012 sebesar Rp
3,444,948,499.41 sehingga terdapat kenaikan dari tahun 2011-2012
sebesar Rp 626,313,152.84 atau 22.22%.
Sedangkan dari data balance sheet komparatif 2009-2012
(lampiran1) persediaan barang tahun 2010 sebesar Rp.
8,242,830,325.35, tahun 2011 Rp. 9,712,364,009.95, tahun 2012
sebesar Rp 12,029,746,142.61 sehingga terdapat kenaikan persediaan
tahun 2010-2011 sebesar Rp. 1,469,533,684.60 atau 17.83% dan
58
kenaikan persediaan tahun 2011-2012 sebesar Rp.2, 317,382,132.66
atau 23.86%. Sementara jika kita lihat income statement komparatif
tahun 2009-2012 (lampiran 2) biaya sewa gudang tahun 2010 sebesar
Rp 584,435,367.11 dan tahun 2011 sebesar Rp 1,172,222,700.00 dan
tahun 2012 sebesar Rp 1,972,889,610.88 sehingga terdapat
peningkatan biaya sewa gudang tahun 2010-2011 sebesar Rp
587,787,322.89 atau 101 %. Dan peningkatan biaya sewa gudang
tahun 2011-2012 sebesar Rp 800,666,910.88 atau 68 % Adapun untuk
menghitung perputaran pesediaan dan periode rata-rata persediaan di
gudang adalah sebagai berikut:
PERHITUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
TAHUN 2010- 2012
Chart Of Account 2010 ( Rp ) 2011 (Rp) 2012 (Rp)
Cost Of Good Sold (X) 25,662,887,012.39 33,203,589,176.67 38,564,102,977.42
Average Inventory (Y) 5,910,445,826.69 8,997,597,167.65 10,871,055,076.28
Inventory Turn Over (X/Y) 4.34 kali 3.7 kali 3.55 kali
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA PERSEDIAAN
TERSIMPAN DI GUDANG
URAIAN 2010 2011 2012
Hari dalam 1 Tahun (X) 360 Hari 360 Hari 360 Hari
59
Perputaran Persediaan (Y) 4.34 Kali 3.7 Kali 3.55Kali
Periode rata-rata persediaan
tersimpan digudang (X/Y)
83 Hari 97 Hari 101 Hari
Dari data diatas menunjukkan bahwa PT XYZ selama tiga tahun tidak
mampu untuk mengendalikan persediaan dengan baik, terbukti dengan
meningkatnya persediaan setiap tahunnya, semakin rendahnya
perputaran persediaan digudang dan lamanya periode rata-rata
persediaan tersimpan digudang sehingga menyebabkan kelebihan
stock dan biaya sewa semakin meningkat. Meningkatnya biaya sewa
gudang berpengaruh terhadap semakin meningkatnya pengeluaran kas
yang digunakan untuk aktivitas operasi yaitu biaya sewa gudang dan
lamanya pengembalian modal kerja baik berupa piutang usaha
maupun kas tunai.
Seharusnya perusahaan mampu mengendalikan persediaan dengan
baik dengan cara mengatur keluar masuk persediaan dengan baik
salah satunya memaksimalkan kapasitas pengiriman kepada
pelanggan, semakin cepat persediaan terjual semakin cepat perusahaan
dapat mengembalikan modal kerjanya serta dapat meminimalkan
biaya sewa gudang yang semakin meningkat setiap tahunnya, kondisi
saat ini PT.XYZ Import dari China dan Malaysia dan dikirim ke
Indonesia dengan Tanjung Priuk sebagai tempat pelabuhannya,
60
kemudian ditimbun di Gudang Berikat PT. XYZ yang berada di
Gudang Berikat PT Yusen Logistic Solution Indonesia dengan kata
lain PT XYZ menggunakan jasa servise dan sewa gudang di PT.
Yusen Logistic baru dikirim partial ke gudang normal PT. XYZ
kemudian dikirim kepada pelanggan. Karena semakin mahalnya
harga sewa dan juga persediaan barang yang semakin meningkat
setiap tahunya, dengan adanya Cikarang Dry Port sebagai pelabuhan
lanjutan dari Tanjung Priuk, PT XYZ bisa lebih effisien dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di Cikarang Dry Port. PT XYZ bisa
mengimpor barang dari China dan Malaysia ke Tanjung Priuk
kemudian proses custom clearance di Cikarang Dry Port dan bisa
langsung dikirim langsung ke gudang normal PT XYZ tanpa harus
melakukan sewa gudang di PT. Yusen Solution Indonesia.
Aktivitas Investasi ( Investing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
(table IV.4) dan balance sheet komparatif tahun 2009-2012 ( table IV.4)
kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi adalah sebesar Rp.
77,100,000.00 saldo kas tersebut berasal dari penjualan aset tetap, kas
yang digunakan untuk aktivitas sebesar Rp 93,120,39.55 diantara untuk
investasi intangiable asset sebesar Rp 69,120,391.55, pembelian untuk
perlengkapan kantor sebesar Rp 1,000,000.00, pembelian mesin produksi
Rp 3,000,000.00, pembelian kendaraan operasional Rp 20,000,000.00,
61
sehingga pada akhir tahun kas bersih dari kegiatan investasi
menunjukkan saldo negative sebesar (Rp 16,020,391.55). Tahun 2011 kas
yang dikeluarkan untuk kegiatan investasi sebesar Rp 928,488,818.00
penggunaan kas untuk kegiatan investasi adalah digunakan untuk
pembelian peralatan kantor Rp 86,757,454.00, pembelian mesin produksi
Rp 345,200,000.00 dan pembelian kendaraan operasional Rp
496,531,364.00 pada akhir tahun saldo kas bersih dari akvitas operasi
sebesar Rp (928,488,818.00) sehingga terdapat peningkatan aktivitas
investasi dari tahun 2010-2011 sebesar Rp 835,368,426.45 atau 897%.
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2011-2012
(table IV.5) terdapat penurunan penggunaan kas untuk aktivitas investasi
dari tahun 2011-2012. Tahun 2012 kas yang yang dikeluarkan untuk
aktivitas investasi tahun 2012 sebesar Rp 406,444,916.80 tidak ada kas
masuk dari aktivitas investasi sehingga akhir tahun kas bersih dari
aktivitas investasi sebesar Rp (406,444,916.00) dan terdapat penurunan
penggunaan kas untuk aktivitas investasi dari tahun 2011-2012 sebesar Rp
(522,043,901.20) atau (56.23%). Aktivitas investasi tersebut tidak bisa
dihindari karena bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan salah satunya penambahan kendaraan operasional dan mesin
produksi agar pengiriman ke pelanggan tepat waktu
Akvititas investasi dalam hal meningkatkan pelayanan kepada
pelangaan seperti penambahan kendaranaan operasional dan mesin
62
produksi, perusahaan bisa memilih alternative leasing (sewa guna) dengan
system finance leasing dimana terdapat hak opsi pengalihan kepemilikan
barang setelah jatuh tempo masa sewa.
Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities )
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011
(table IV.4) dan laporan balance sheet komparatif tahun 2009-2012
(lampiran 1) kas masuk dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan sebesar
Rp 3,000,000,00.00 dan tahun 2011 sebesar Rp 4,000,000,000.00 ,
sehingga terdapat kenaikan kas dari aktivitas dari pendaanaa sebesar Rp
1,000,000,000.00 atau 33.3%. Dari data analisis horizontal laporan arus
kas periode 2011-2012 (table IV.5) dan laporan balance sheet komparatif
tahun 2009-2012 ( lampiran 1) kas masuk dari pinjaman pribadi tahun
2012 sebesar Rp 2,000,000,000.00 namun perusahaan melakukan
pinjaman dari bank sebesar Rp 1,814,992,377.78 dengan total kas masuk
dari akvititas pendanaan sebesar Rp 3,814,992.377.78 sehingga terdapat
penurunan yang tidak begitu segnifikan kas bersih dari aktivitas dari
pendaanaa sebesar Rp (185,007,622.22) atau (4.63%). Aktivitas
pendanaan ini dilakukan perusahaan diantara:
a. Karena saldo kas tidak mencukupi untuk kegiatan operasi,
menyebabkan perubahaan harus mencari sumber penerimaan kas dari
aktivitas pendanaan yaitu dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan.
63
b. Adanya kegiatan investasi terutama untuk mesin produksi dan
kendaraan operasional yang keduanya tidak bisa dihindari karena
berguna untuk peningkatan volume penjualan, sedangkan perusahaan
tidak mempunyai kecukupan kas, menyebabkan perusahaan mencari
sumber kas dari pinjaman pribadi pemilik perusahaan.
Pendanaan dengan pinjaman dari bank bukanlah solusi terbaik untuk
mengatasi kondisi perusahaan dengan tingkat likuiditas yang sangat
rendah, langkah yang seharusnya diambil oleh perusahaan adalah dengan
cara tetap memantau perkembangan laporan keuangan setiap tahunnya,
sehingga tingkat likuiditas yang sangat rendah bisa dihindari oleh
perusahaan dengan melakukan perbaikan kinerja perusahaan salah
satunya tetap melihat perkembangan segmentasi pasar dan melakukan
diversifikasi product dengan mencari supplier lain serta penambahan
merk dagang sehingga perusahaan tetap bisa meningkatkan penjualan
dengan baik disertai peningkatan kas masuk dari pelanggan dengan
meningkatkan kinerja dept finance dalam penagihan piutang kepada
pelanggan.
64
Dari analisis laporan arus kas PT. XYZ periode 2010-2012 dengan
menggunakan analisis horizontal dapat disimpulkan sebagai berikut:
RINGKASAN HASIL ANALISIS HORIZONTAL
PERIODE 2010-2012
Activities Year Ket
2010 2011 2012
Operating Activities
Cash 3,163,068,773.90 2,704,410,046.08 2,223,434,523.22 Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Net Cash used
Operating Activities
(1,541,369,855.65) (3,530,169,909.82) (3,889,522,983.84) Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
A/R Turn Over 8.09 Kali 6.93 Kali 5.02 Kali Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Average Age of A/R
Turn Over
45 Hari 52 Hari 72 Hari Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
A/P Turn Over 5.96 Kali 7.75 Kali 10.12 Kali Tahun 2011↑
Tahun 2012↑
Average Age of A/P
Turn Over
60 Hari 46 Hari 36 Hari Tahun 2011↑
Tahun 2012↑
Inventory Turn Over 4.34 kali 3.7 kali 3.55 kali Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
65
Average Age
Inventory Turn Over
83 Hari 97 Hari 101 Hari Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Investing Activities
Net Cash used for
Investing Ativities
(16,020,391.55) (928,488,818.00) (406,444,916.80) Tahun 2011↓
Tahun 2012↑
Financing Activities
Net Cash from
Investing Ativities
3,000,000,000 4,000,000,000 3,814,992,377.78) Tahun 2011↑
Tahun 2012↓
IV.2.3 Analisis rasio kas pada laporan arus kas periode 2010-2012
Selain menggunakan analisis horizontal dalam menganalisis laporan arus
kas, dalam menganalisis laporan arus kas dapat juga digunakan analisis ratio
cash terdiri dari:
a. Liquidity ratio
b. Capital expenditure and investing ratio
c. Cash flow return ratio.
Adapun secara detail terkait rasio arus kas dapat disajikan sebagai berikut:
Liquidity ratio
a. Liquidity ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban dengan menggunakan kas dari aktivitas operasi
serta digunakan untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan.
66
PERHITUNGAN CURRENT DEBT COVERAGE
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Average Liabilities (Y) Current Cash
Debt
Coverage(X/Y)
2010 ( 1,541,369,855.65) 6,511,032,716.42 (0.2367)
2011 (3,530,169,909.82) 8,193,266,251.86 (0.4309)
2012 (3,889,522,983.84) 7,826,034,145.25 (0.4970)
Dari atas perhitungan current debt coverage selama tiga tahun terakhir
current debt coverage paling terendah adalah tahun 2012 yaitu
menunjukkan saldo (0.4970) yang berarti setiap Rp 1.00 kewajiban
jangka pendek dapat dijamin dengan Rp (0.4970) cash flow from
operating. Dari data di atas berarti bahwa selama tiga tahun terakhir
perusahaan tidak dapat menjamin kewajiban hutang lancarnya dengan
kas bersih dari kegiatan operasi. Ketidakkemampuan perusahaan
dalam menjamin kewajiban hutang lancarnya disebabkan oleh selalu
adanya penurunan kas bersih dari kegiatan operasi. Menurut Franklin J
Cash Flow from Operating Activities
Current Cash Debt Coverage =
Average Current Liabilities
67
Plewa perusahaan yang dikatakan likuid yaitu yang memiliki current
cash debt coverage melebihi 40%.
Capital Expenditure and Investing Ratio
Capital expenditure and investing ratio digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mengelola harta yang dimiliki oleh
perusahaan dan pengeluaran modal untuk meningkatkan harta yang ada.
Capital expenditure and investing ratio yang digunakan peneliti dalam
menganalisi laporan arus kas PT. XYZ terdiri dari:
a. Operating Invesment Ratio
PERHITUNGAN OPERATING INVESMENT RATIO
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Cash Flow From
Investing Activities (Y)
Operating Invesment
Ratio (X/Y
2010 ( 1,541,369,855.65) (16,020,391.55) (96.2130)
2011 (3,530,169,909.82) (928,488,818.00) (3.8021)
2012 (3,889,522,983.84) (406,444,916.80) (9.5696)
Cash Flow from Operating Activities
Operating Invesment Ratio =
Net Cash Flow from Investing Activities
68
Operating investment ratio PT. XYZ tertinggi pada 2011 sebesar
(3.8021) yang berarti bahwa setiap Rp 1.00 yang diinvestasikan dalam
aktiva tetap dengan menggunakan Rp (3.8021) cash flow from
operating activities, sedangkan ratio yang terendah adalah tahun 2010
sebesar (96.2130) yang berarti bahwa setiap Rp 1.00 yang
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan menggunakan Rp ( 96.2130)
cash flow from operating activities.
b. Invesment / Cash from Operating Plus Finance Ratio
PERHITUNGAN INVESMENT / CASH FROM OPERATING
FINANCE RATIO TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From Investing
Activities (X)
Cash Flow From
Operating Activities +
Finance Activities (Y)
Invesment /
Cash from
Operating (X/Y)
2010 (16,020,391.55) 1,458,630,144.35 (0.0110)
2011 (928,488,818.00) 469,830,090.18 (1.9762)
2012 (406,444,916.80) (74,530,606.06) (5,4534)
Cash Flow from Investing Activities
Invesment / Cash from
Operating plus Finance Ratio =
Net Cash Flow from Operating + Finance Activities
69
Invesment / cash from operating activities plus finance activities pada
tahun 2010 sebesar (0.0110) yang berarti setiap Rp 1.00 yang
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan menggunakan Rp (0.0110)
cash flow from operating plus finance activites dan mengalami
peningkatan investasi ditahun 2011-2012 sehingga mengalami
penurunan investment / cash from operating activities plus finane
activities yaitu sebesar (1.9762) untuk tahun 2011 dan 2012 sebesar
(5.4534). Dari data diatas PT. XYZ menunjukkan keadaaan yang
semakin buruk dari tahun ke tahun karena menurut ratio semakin kecil
ratio yang dihasilkan maka semakin kecil investasi dalam bentuk
aktiva tetap yang dibiayai oleh cash flow from operating activities plus
finance activities.
Cash Flow Return Ratio
Cash flow retun ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan
dalam menghasilkan kas pada suatu periode.
a. Cash Return on Sales Ratio
Cash Flow from Operating Activities
Cash Return on Sales Ratio =
Sales
70
PERHITUNGAN CASH RETURN ON SALES RATIO
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Sales (Y) Cash Return on
Sales Ratio (X/Y)
2010 ( 1,541,369,855.65) 35,143,979,037.07 (0.0439)
2011 (3,530,169,909.82) 46,602,905,116.40 (0.0757)
2012 (3,889,522,983.84) 54,987,377476.65 (0.0707)
Berdasarkan data perhitungan cash return on sales ratio yang dicapai
PT. XYZ tahun 2010 sebesar ( 0.0439 ) yang berarti setiap Rp 1.00
pendapatan akan menghasilkan cash flow operating activities sebesar
Rp (0.0439) dan mengalami penurunan ditahun 2011 sebesar (
0.0757) penurunan ratio tersebut disebabkan penurunan saldo kas dari
akvititas operasi. Namun tahun 2012 mengalami kenaikan tetapi tidak
segnifikan yaitu sebedar (0.0707) dimana Rp 1.00 pendapatan akan
menghasilkan cash flow from operating activities Rp (0.0707).
b. Cash Flow to Net Income Ratio
Cash Flow from Operating Activities
Cash Flow to Net Income Ratio =
Net Income
71
PERHITUNGAN CASH FLOW TO NET INCOME RATIO
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Net Income (Y) Cash Flow To Net
Income Ratio (X/Y)
2010 ( 1,541,369,855.65) 3,374,110,604.33 (0.4568)
2011 (3,530,169,909.82) 4,404,422,133.88 (0.8015)
2012 (3,889,522,983.84) 4,739,626,700.62 (0.8206)
Berdasarkan cash flow to net income ratio PT. XYZ mempunyai
kinerja yang kurang baik dalam menghasilkan kas karena setiap
tahunnya selalu mengalami penurunan dari cash flow from operating
activities walaupun secara keseluruhan net income selalu mengalami
kenaikan, ratio paling tinggi adalah tahun 2010 yaitu (0.4568) yang
berarti Rp 1.00 net income akan menghasilkan cash flow from
operating activities sebesar Rp (0.4568)
c. Quality of Income Ratio
Cash Flow from Operating Activities
Quality of Income Ratio=
Operating Income
72
PERHITUNGAN QUALITY OF INCOME RATIO
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Operating
Income (Y)
Quality of Income
Ratio (X/Y)
2010 ( 1,541,369,855.65) 4,577,745,409.94 (0.3367)
2011 (3,530,169,909.82) 5,940,862,006.67 (0.5942)
2012 (3,889,522,983.84) 6,430,111,541.08 (0.6049)
Dari table di atas tahun 2010-2012 quality of income ratio yang
diperoleh PT XYZ selalu mengalami penurunan. Dari data
perhitungan quality of income ratio tahun 2010 sebesar ( 0.3367)
dimana yang berarti setiap Rp 1.00 laba bersih menghasilkan cash
flow operating activities sebesar Rp (0.3367), sedangkan untuk tahun
2011 sebesar (0.5942). Dan tahun 2012 sebesar ( 0,6049) yang berarti
Rp 1.00 laba bersih menghasilkan cash flow operating activities
sebesar Rp (0.6049).
d. Over all Cash Flow Ratio
Cash Flow from Operating Activities
Over all Cash Flow Ratio =
Cash Flow from Investing + Financing Activities
73
PERHITUNGAN OVERALL CASH FLOW RATIO
TAHUN 2010-2012
Tahun Cash Flow From
Operating Activities (X)
Cash Flow from
Investing+ Cash Flow
Finance (Y)
Overall Cash
Flow Ratio (X/Y)
2010 ( 1,541,369,855.65) 2,983,979,608.45 (0.5165)
2011 (3,530,169,909.82) 3,071,511,182.00 (1.1493)
2012 (3,889,522,983.84) 3,408,547,460.98 (1.1411)
Perhitungan overall cash flow ratio menalami penurunan yang sangat
drastis (0.6328) dari tahun 2010-2011, tahun 2010 sebesar (0.5165)
yang berarti setiap Rp 1.00 kas yang dibutuhkan oleh akvitas
investasi dan pendanaaan dibandingkan dengan kas yang diperoleh
dari aktivitas operasi sebesar Rp (0.5165). Dan mengalami
peningkatan yang tidak segnifikan sebesar ( 0.0082), tahun 2011
overall cash flow ratio sebesar Rp (1.1493) yang berarti Rp 1.00
yang dibutuhkan oleh aktivitas investasi dan pendanaan dibandingkan
dengan kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp (1.1493).
Dari semua analisis rasio kas pada laporan arus kas PT. XYZ dapat
ditampilkan dengan data dibawah ini:
74
RINGKASAN HASIL ANALISIS RATIO ARUS KAS
PERIODE 2010-2012
Ratio Tahun Keterangan
2010 2011 2012
Liqudity Ratio
Current Cash Debt Coverage
(0.2367) (0.4309) (0.4970) Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Capital Expenditure and
Investing Ratio
Operating Invesment Ratio (96.2130) (3.8021) (9.5696) Tahun 2011↑
Tahun 2012↓
Invesment / Cash from
Operating Finance Ratio
(0.0110) (1.9762) (5.4534) Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Cash Flow Return Ratio
Cash Return on Sales Ratio (0.0439) (0.0757) (0.0707) Tahun 2011↓
Tahun 2012↑
Cash Flow to Net Income
Ratio
(0.4568) (0.8015) (0.8026) Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Quality of Income Ratio (0.3367) (0.5942) (0.6049) Tahun 2011↓
Tahun 2012↓
Overall Cash Flow Ratio (0.5165) (1.1493) (1.1411) Tahun 2011↓
Tahun 2012↑
75
IV.2.4 Perkembangan Laporan Arus Kas Perusahaan Periode 2010-
2012
Setelah dilakukan analisis horizontal laporan arus kas baik dilakukan
dengan analisis per tahun maupun secara keseluruhan serta menggunakan
analisis ratio kas, maka peneliti dapat melakukan analisis terkait
perkembangan laporan arus kas PT. XYZ periode 2010-2012 sebagai berikut:
a. Perkembangan laporan arus kas perusahan dari tahun 2010-2012 selalu
mengalami penurunan yang sangat segnifikan, terbukti dengan adanya
penurunan saldo kas setiap tahunnya dan saldo kas bersih dari aktivitas
operasi selalu menunjukkan saldo negatif, sehingga dapat dikatakan
bahwa kinerja PT. XYZ selama tahun 2010-2012 sangat tidak baik.
Dilihat dari data analisis horizontal laporan arus kas tahun 2010-2011
(table IV.4) saldo kas meningkat dari tahun 2009 – 2010 sebesar Rp
1,442,609,752.80 disebabkan karena adanya aktivitas pendanaaan diakhir
tahun. Dengan demikian secara keseluruhan perkembangan laporan arus
kas dari tahun 2010-2012 selalu mengalami penurunan yang sangat
segnifikan setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
penggunaan kas keluar untuk akvititas operasi seperti pembayaran hutang
kepada supplier dan biaya sewa gudang karena rendahnya perputaran
persediaan. Selain faktor perputaran persediaan yang kurang baik juga
disebabkan oleh perputaran piutang yang lebih dari 60 hari dengan terlihat
76
dari ketidak seimbangnya peningkatan kas masuk dari pelanggan dengan
peningkatan penjualan dan peningkatan piutang setiap tahunnya.
b. Perkembangan arus kas perusahaan dapat digunakaan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran hutang jangka
pendek. Dengan menggunakan analisis horizontal terutama aktivitas
operasi serta analisis ratio kas dengan liquidity ratio dapat dikatakan
bahwa perusahaan tidak liquid sehingga harus diadakan aktivitas
pendanaan yaitu pinjaman dari pemilik perusahaan maupun pinjaman
dari bank
Dari data analisis horizontal laporan arus kas periode 2010-2011 dan
periode 2011-2012 (table IV.4 dan IV.5), kas bersih dari aktivitas operasi
selalu menunjukkan saldo negative, ini membuktikan bahwa perusahaan
mempunyai tingkat likuiditas yang sangat rendah, dan bahkan bisa
menyebabkan kebangkrutan. Aktivitas pendanaan yang dilakukan setiap
tahunnya baik dari pinjaman dari pemilik perusahaan maupun pinjaman
dari bank bertujuan untuk mencukupi kegiatan operasi. Dari hasil analisis
ratio kas, salah satunya liquidity ratio menunjukkan bawah perusahaan
tidak mampu menjamin kewajiban Rp 1.00 kewajiban jangka pendek
dengan kas bersih dari aktivitas operasi sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak liquid. Perusahaan tidak mempunyai kecukupan kas
untuk membayar kewajiban jangka pendek sehingga diperlukan pendaaan
berupa pinjaman dari pemilik perusahaan maupun pinjaman dari bank,
77
selain dengan menggunakan liquidty ratio untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dapat
disajikan dengan mengukur Rasio Kas (Cash Ratio).
PERHITUNGAN CASH RATIO
TAHUN 2009 -2012
Chart Of Account 2010 ( Rp) 2011( Rp) 2012 ( Rp)
Cash & Bank ( X) 3,163,068,773.90 2,704,410,046.08 2,223,434,523.22
Current Liability
Trade Payabale
Vendor
4,539,567.486.22 4,026,601,246.25 3,531,061,978.70
Other Payable 3,078,414,466.92 4,625.280.575.46 3,309,460,930.75
Tax Payable 15,505,216.87 25,627,617.00 24,806,848.60
Salaries &
Allowance Payable
79,698,195.00 45,837,700.00
Total Current
Liabiity ( Y )
7,663,185,365.01 8,723,347,137.71 5,628,721,152.78
Cash Ratio (X/Y) 41% 31% 32%
Kas + Efek
Cash Ratio = x 100 %
Hutang lancar
78
Cash ratio periode 2009-2012 menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan, hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan
tersebut tidak likuid jika diukur dengan cash ratio. Seperti contoh di
tahun 2009, cash ratio 32% atau 0.32, tahun 2010 cash ratio 41% atau
0.41, tahun 2011 cash ratio 31% atau 0.31 dan tahun 2012 cash ratio 32%
atau 0.32. Hal ini menunjukkan bahwa kas yang tersedia tidak dapat
menjamin hutang jangka pendek yang sewaktu – waktu dapat ditagih atau
jatuh tempo, dengan perbandingan perbandingan ditahun 2009 Rp 1
hutang dijamin dengan kas Rp 0.32, tahun 2010 Rp 1 hutang dijamin
dengan kas Rp 0.41, tahun 2011 Rp 1 hutang dijamin dengan kas Rp 0.31,
dan tahun 2012 Rp 1 hutang dijamin dengan kas Rp 0.32. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan analisis horizontal terutama
aktivitas operasi dan analisis ratio kas dengan menggunakan liquidty ratio
serta dengan perhitungan cash ratio dapat dikatakan bahwa selama tahun
2010-2012 perusahaan tidak liquid.
Dari perkembangan laporan arus kas, kita dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan adalah:
a. Pengumpulan piutang yang mempunyai peranan penting dalam
menentukan arus kas dan tingkat likuiditas karena tidak tertagihnya
piutang atau lambatnya pengumpulan piutang menyebabkan
terganggunya aktivitas operasi perusahaan.
79
b. Hutang lancar karena tujuan analisis laporan arus kas perusahaan
adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan yaitu
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
c. Persediaan memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan
perkembangan arus kas dan tingkat likuiditas perusahaan karena
kemampuan perusahaan dalam menghabiskan persediaan digudang
sangat mempengaruhi kemampuan perusahan untuk mendapatkan
penghasilan (kas atau piutang) sehingga semakin cepat perputaran
piutang semakin likuid perusahaan.
IV.2.5 Taksiran Cash Ratio Untuk Tahun 2013
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya,
dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Rasio ini dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
PERHITUNGAN CASH RATIO
TAHUN 2013
Chart Of Account 2013 ( Rp )
Cash & Bank ( X) 2,274,339,658.20
Kas + Efek
Cash Ratio = x 100 %
Hutang lancar
80
Current Liability
Account Payabale Vendor 5,707,563,985.01
Other Payable 3,051,479,324.33
Tax Payable 27,442,564.88
Salaries & Allowance Payable 315,373,400.00
Total Current Liabiity ( Y ) 9,101,859,274.22
Cash Ratio (X/Y) 25%
Cash ratio pada PT. XYZ dalam periode 2013 menunjukkan hasil
yang tidak memuaskan, hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas
perusahaan tersebut tidak likuid jika diukur dengan cash ratio, tahun 2013
cash ratio 25% atau 0.25. Hal ini menunjukkan bahwa kas yang tersedia
tidak dapat menjamin hutang jangka pendek yang sewaktu – waktu dapat
ditagih atau jatuh tempo, dengan perbandingan perbandingan Rp 1 hutang
dijamin dengan kas Rp 0.25.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Analisis laporan arus kas PT. XYZ periode 2010-2012 dengan
menggunakan analisis horizontal dan analisis rasio kas yaitu liquidity ratio,
capital expenditure and investing ratio dan cash flow return ratio dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis horizontal terutama aktivitas operasi PT. XYZ terdapat
penurunan saldo kas yang sangat segnifikan setiap tahunnya, hal ini
disebabkan oleh tiga faktor yaitu
a. Perputaran persediaan tahun 2010 sebesar 4.34 kali, tahun 2011
sebesar 3.77 kali dan tahun 2012 sebesar 3.55 kali, sehingga
perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan
persediaan digudang yang menyebabkan lambatnya pengembalian
modal kerja baik berupa piutang usaha maupun kas, hal ini
berpengaruh terhadap ketersediaan kas untuk melakukan pembayaran
hutang jangka pendek.
b. Perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang cenderung
menurun setiap tahunnya 2010 perputaran piutang sebesar 8.09 kali,
tahun 2011 sebesar 6.93 kali dan tahun 2012 sebesar 5.02 kali,
82
sehingga perusahaan kekurangan kas masuk dari pelanggan. Lamanya
pengumpulan piutang disebabkan oleh kebijakan perusahaan terkait
jatuh tempo pembayaran piutang, pelanggaran kredit yang dilakukan
oleh dept sales dan buruknya system penagihan piutang yang sudah
jatuh tempo.
c. Perputaran hutang tahun 2010 sebesar 5,96 kali, tahun 2011 sebesar
7.75 kali sedangkan tahun 2012 sebesar 10.12 kali. Meningkatnya
perputaran hutang dan rata-rata pelunasan hutang kepada supplier,
dikarenakan penetapan jatuh tempo pembayaran hutang oleh supplier
tunggal.
2. Berdasarkan analisis horizontal, dikatakan perusahaan tidak likuid jika
dihitung dari aktivitas operasi, terbukti dengan saldo kas bersih dari aktivitas
operasi selalu menunjukkan saldo negative, sehingga untuk menjamin
kewajiban jangka pendek yang sewaktu – waktu dapat ditagih atau jatuh
tempo perusahaan harus melakukan aktivitas pendanaan baik berupa
pinjaman dari pemilik perusahaan maupun pinjaman dari bank.
3. Berdasarkan analisis rasio arus kas dengan menggunakan liquidity ratio,
tahun 2010-2012 perhitungan liquidity ratio kurang dari 40 % sehingga
dikatakan perusahaan tidak liquid, perusahaan tidak dapat menjamin
kewajiban jangka pendeknya dengan kas bersih dari kegiatan operasi.
83
Menurut Franklin J Plewa perusahaan yang dikatakan likuid yaitu yang
memiliki current cash debt coverage melebihi 40%.
4. Berdasarkan perhitungan cash ratio juga dikatakan PT. XYZ tahun 2010
mempunyai tingkat likuiditas sebesar 41% , tahun 2011 sebesar 31% dan
tahun 2012 sebesar 32%, sehingga kas yang tersedia tidak dapat menjamin
hutang jangka pendek yang sewaktu – waktu dapat ditagih atau jatuh tempo
5. Taksiran cash ratio untuk tahun 2013 sebesar 25%, hal ini membuktikan
bahwa tingkat likuiditas perusahaan tidak likuid jika diukur dengan cash
ratio, kas yang tersedia tidak dapat menjamin hutang jangka pendek yang
sewaktu-waktu dapat ditagih atau jatuh tempo, dengan perbandingan Rp 1
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas Rp 0.25.
IV.2 Saran
Setelah melakukan analisis laporan arus kas PT. XYZ 2010-2012 dengan
menggunakan analisis horizontal dan analisis rasio kas maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran diantara adalah :
1. Terkait dengan Wenzhou Group adalah supplier tunggal, sebaiknya PT.
XYZ hanya memberikan kebijakan terkait jatuh tempo pembayaran piutang
maksimal 60 hari (dua kali lipat dari jatuh tempo pembayaran hutang) dan
perusahaan dapat memberikan potongan piutang sebelum jatuh tempo
pembayaran dan penetapan bunga terhadap piutang yang dilunasi melebihi
84
jatuh tempo pembayaran serta melakukan pengetatan kredit kepada
pelanggan dan memberikan sanksi kepada sales jika terjadi pelanggaran
terhadap kebijakan yang sudah ditentukan.
2. Untuk mengurangi pengeluaran kas terutama pembayaran hutang kepada
supplier, perusahaan harus tetap memantau dept purchasing dalam proses
pengadaan persediaan barang.
3. Untuk meningkatkan effektivitas dalam hal kegiatan impor barang sampai
distribusi kepada pelanggan, terutama ketepatan pengiriman dan efisiensi
biaya sewa gudang dan kemudahan untuk transaksi import perusahaan dapat
memanfaatkan fasilitas Cikarang Dry Port sebagai pelabuhan lanjutan dari
pelabuhan Tanjung Priuk. Perusahaan bisa langsung import barang dari
supplier ke Cikarang Dry Port dengan menggunakan Multi Modal
Transport.
4. Aktivitas investasi perusahaan dalam meningkatkan pelayanan kepada
pelangaan seperti penambahan kendaranaan operasional dan mesin produksi,
perusahaan bisa memilih alternative leasing ( sewa guna ) dengan system
finance leasing dimana terdapat hak opsi pengalihan kepemilikan barang
setelah jatuh tempo masa sewa berakhir.
Top Related