ANALISIS KINERJA BERBASIS STANDAR OPERATING
PROCEDURES (SOP) PADA BMT ARTHA JAYA PASAR
BABELAN BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
SANDY ARY LIANSYAH
NIM: 1112053000010
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1440 H
ANALISIS KNEIIJA BERBASIS STANDAR OPERATINGPROCEDURES(SOP)PADA BM[T ARTHA JAYA PASAR
BABELAN BEKASI
Skripsi
Dittukan kepada Fakultas 1lmu Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sattana SOSial(SoSOS)
01ch
NIM:1112053000010
Pembilnbing
H.Mulkannasir9 BA,SoPJ,MM
NI]P。 195501011983021001
PROGRAM STUDIIMANAJEMEN DAKWAHKONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
FAKULTASILMU DAKWAH DAN KOMUNI10LSIUNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2018M/1440
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skrlpsi bettudul ANALISIS KINERJA BERBASIS S2Ⅳ D∠Rθ23L4RヽG〃 θCEDttES(SOP)PADA BMTノ 駅 THA JAYA PASARBABELAN BEKASI telah dittikan dalam sidang munaqasyah Fakultas 1lmuDakwah dan 11lnu Iく omLinikasi UIN Syarif Hidayatunah Jakalta,pada hari ICanlis
tangga1 30 Agustus 2018。 Skripsi ini telah diterillla sebagai salah satu syarat
memih gelar Sattana sOsial(S.SOS)pada Konsentrasi Mantterrlen Lembaga
Kcungan lslaln.
Jakalta,30 Agustus 2018
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua M Anggota, Anggota,
6608061996031001
Anggota,
Penguji II
NIP:19811009201101 1003
H.Mulkanllasir,BA,SoPdB MM
NIP:19550101 1983021005
1。Jundah Su
MA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengttlini saya menyatakan bahwa l
lo Sttpsi ini merupakan hasil kaFya aSli saya yang醸 辱ukan Щ tulc
memenuhi saltt satu persylratan melmper01ch gelar strata l di UN
SyttfHidayatullah Jakarta。
2. Semua sumb∝ yang saya gunalcan dalam penulisan ini telah saya
cantumkal■ sesual dengan ketentutt yang berlaku di uIN SyaFlf
Hida/yatul山L Jakarta.
3. Jika di kemudian har・ i tcrbukti bahwa kaFya ini bukall hasil karya asli
saya ttau meFupよ帥 httil jiplakan dtt karya orang lain,maka saya
berSedia mene五 ma sttlksi yang berlaku di UN Syarif Hidayamllah
Jakma.
Sandy Ary Liansyah
i
ABSTRAK
Sandy Ary Liansyah. 1112053000010. “Analisis Kinerja Berbasis SOP
(Standar Operating Procedures) Pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi”. Skripsi. Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Menurut Menteri Sumbur Daya Manusia mengatakan bahwa “Indonesia
saat ini memiliki tiga persoalan seputar ketenaga-kerjaan, salah satunya yaitu
masalah rendahnya memahami aturan-aturan kerja.” Hal ini dilihat dari banyaknya
karyawan yang masih melanggar aturan-aturan perusahaan mereka lebih banyak
beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang mereka sudah jalani bertahun-tahun
sampai hal tersebut menjadi sebuah kebudayaan di perusahaan tersebut seperti
menunda-nunda pekerjaan. akibatnya banyak karyawan yang sering mengecewakan
para nasabahnya. Oleh karena itu, penerapan Standard Operating Procedure (SOP)
dan job description semakin dianggap penting dalam perkembangan bisnis dewasa
ini. Prosedur operasional yang semakin kompleks, standar kualitas yang semakin
tinggi, dan semakin ketatnya persaingan usaha menuntut setiap perusahaan
untuk mendisiplinkan karyawannya supaya berperilaku sesuai standar perusahaan.
Dari kejadian diatas menjadikan BMT Artha Jayajuga untuk tidak lengah dan
berhati-hati dalam mengembangkan kinerja para karyawan, salah satunya dengan
menerapkan Standar Operating Procedures (SOP) dengan baik dan benar. Penulisan
skripsi ini berdasarkan ide dari fenomena diatas.
Pada Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar operasional
kinerja yang ada di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi
serta untuk mengetahui pelaksanaan kinerja karyawan berbasis SOP pada Baitul Mal
Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi.
Peneltian ini penulis menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif-
kualitatif dan sumber datanya yaitu berasal dari hasil wawancara dan dokumen-
dokumen. Fokusnya mengenai bentuk, fungsi dan makna dalam hal ini mengenai
gambaran pelaksanaan Standar Operating Procedures (SOP) kinerja karyawan
besertapengaruhnya pada kinerja karyawan BMT Artha Jaya
Berdasarkan hasil penelitian maka memperoleh fakta bahwa pelaksanaan
Standar Operating Procedures (SOP) kinerja karyawan BMT Artha Jaya berjalan
dengan benar, walaupun ada beberapa prosedur yang belum secara maksimal
dijalankan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pelaksanaan Standar
Operating Procedures (SOP) kinerja karyawan BMT Artha Jaya memiliki pengaruh
terhadap peningkatan nasabahnya, yaitu meningkat menjadi 1422 nasabah dari 364
nasabah. Selain itu juga,berpengaruh terhadap efektifitas kinerja staffnya, kinerja
pegawainya mengalami penigkatan.
Kata kunci :Standar Operating Procedures (SOP), Kinerja, BMT.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang
telah memberikan bermacam-macam kenikmatan yang tak dapa tterhitung oleh akal
manusia sekalipun. Sholawat seiring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
baginda besar kita bagindaNabi Muhammad SAW. Sang pencerah yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman globalisasi seperti saat ini.
Berkat karunia dan rahmat-Nya Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS KINERJA BERBASIS SOP
(STANDAR OPERATING PROCEDURES) PADA BAITUL MAL
WATTAMWIL (BMT) ARTHA JAYA PASAR BABELAN BEKASI”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, ibu Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan KerjaSama Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah beserta
Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dan memberi motivasi
serta masukan.
4. Drs. Studi Rizal, Lk, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan masukan dan motivasi.
iii
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah rela membagi
ilmunya kepada penulis.
6. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Staff Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staff BMT Artha Jaya, terlebih khusus kepada bapak Matroji, SE selaku
sekretaris BMT Artha Jaya yang telah membantu dan memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ayahanda Yakop Tirto dan ibunda Sri Afriyani, selaku orang tua penulis yang
telah ikhlas memberi kasih sayang dan ikhlas membiayai dan memberikan doa
serta dukungan tiada henti kepada penulis.
9. Para sahabat-sahabat sejati Nuris Salamatul Luthfiah dan Biyan Muda Intan,
Kaisan Putera yang selalu memberikan semangat kepada penulis dan menjadi
tempat curahan hati penulis, sukses buat kita semua semoga Allah selalu
memberikan kita keberkahan kepada kita semua, Aamin.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak
bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga Allah membalas doa dan dukungan dari
mereka semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, Juni 2018
Penyusun
Sandy Ary Liansyah
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDRI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
D. Metode Penelitian ......................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan15
BAB II LANDASAN TEORI KINERJA DAN STANDAR OPERATING
PROCEDURES (SOP)
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja ........................................................... 17
2. Unsur-Unsur Kinerja23
3. Faktor-Faktor Kinerja ..................................................... 25
4. Penilaian Kinerja............................................................. 27
B. Standar Operating Procedures (SOP)
1. Pengertian SOP ................................................................ 34
2. Tujuan dan Manfaat SOP ................................................. 37
3. Unsur-Unsur SOP ............................................................ 38
4. Prinsip SOP ..................................................................... 41
v
BAB III GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)
ARTHA JAYA PASAR BABELAN BEKASI
A. Sejarah Berdirinya Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi ............................................................. 43
B. Visi dan Misi BMT Artha Jaya ............................................. 45
C. Organisasi BMT Artha Jaya .................................................. 47
D. Produk BMT Artha Jaya ...................................................... 54
E. Layanan BMT Artha Jaya ..................................................... 59
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISA DATA
A. Standar Operating Procedures (SOP) Kinerja BMT
Artha Jaya ............................................................................. 61
B. Pelaksanaan Kinerja Karyawan BMT Artha Jaya ................. 114
C. Analisis Kinerja Berbasis Standar Operating Procedures (SOP)
BMT Artha Jaya .................................................................... 126
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 138
B. Saran ..................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Kode SOP Pelayanan Nasabah ............................................................ 64
4.2 Tabel Prosedur Pelayanan Nasabah............................................................... 65
4.3 Tabel Flowchart Pelayanan Pembiayaan ....................................................... 66
4.4 Tabel Kode SOP Permohonan Pembiayaan .................................................. 67
4.5 Tabel Prosedur Permohonan Pembiayaan ..................................................... 71
4.6 Tabel Flowchart Permohonan Pembiayaan ................................................... 73
4.7 Tabel Kode Kode Analisa Pembiayaan ......................................................... 74
4.8 Tabel Prosedur Analisa Pembiayaan ............................................................. 77
4.9 Tabel Flowchart Analisa Pembiayaan ........................................................... 78
4.10 Tabel Kode SOP Analisa Jaminan ................................................................ 79
4.11 Tabel Prosedur Analisa Jaminan ................................................................... 80
4.12 Tabel Flowchart Analisa Jaminan ................................................................. 82
4.13 Tabel Kode SOP Penerimaan Jaminan .......................................................... 83
4.14 Tabel Prosedur Penerimaan Jaminan............................................................. 85
4.15 Tabel Flowchart Penerimaan Jaminan........................................................... 86
4.16 Tabel Kode SOP Pengembalian Jaminan ...................................................... 87
4.17 Tabel Prosedur Pengembalian Jaminan ......................................................... 88
4.18 Tabel Flowchart Pengembalian Jaminan ....................................................... 89
4.19 Tabel Kode SOP PencairanPembiayaan ........................................................ 90
4.20 Tabel Prosedur Pencairan Pembiayaan ......................................................... 91
4.21 Tabel Flowchart Pencairan Pembiayaan ....................................................... 93
4.22 Tabel Kode SOP Pengajuan Produk Simpanan ............................................. 94
4.23 Tabel Prosedur Pencairan Pembiayaan ......................................................... 95
4.24 Tabel Flowchart Pencairan Pembiayaan ....................................................... 96
vii
4.25 Tabel Kode SOP Manajer .............................................................................. 97
4.26 Tabel Key Performance Indicator Manajer ................................................... 98
4.27 Tabel Kode SOP Analist Credit ................................................................... 101
4.28 Tabel Key Performance Indicator Analist Credit ......................................... 102
4.29 Tabel Kode SOP Teller ................................................................................ 106
4.30 Tabel Key Performance Indicator Teller ....................................................... 107
4.31 Tabel Kode SOP Marketing ......................................................................... 110
4.32 Tabel Key Performance Indicator Marketing ............................................... 111
4.33 Tabel Penilaian Penilaian Kinerja Staff BMT Artha Jaya ............................. 123
4.34 Tabel Perkembanganr Jumlah Nasabah BMT Artha Jaya ............................. 126
viii
DAFTAR BAGAN
3.1 Bagan Struktur Organisasi BMT Artha Jaya ................................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak diberlakukannya Undang-Undang perbankan
tersebut maka kesempatan bagi pengembangan perbankan syariah
lebih luas dan menimbulkan persaingan dan kondisi yang tidak
menentu menyebabkan lembaga-lembaga keuangan syariah
maupun umum berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya. Seiring dengan perkembangan tuntunan pelayanan
pada nasabah yang semakin komplek, perlu terus ditingkatkan
kualitas kinerja manajemen dari suatu perusahaan. Baik buruknya
kinerja yang diberikan oleh suatu perusahaan akan menentukan
citra perusahaan tersebut di mata nasabah, karena dengan
semakin baik dan cepatnya pelayanan, maka kepuasaan dan
kepercayaan akan dapat diwujudkan.
Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber
daya/pegawai untuk mencapai tujuannya. Sumber daya
merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan, yang diperlukan
untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan, dan
2
tindakan.1 Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu
organisasi atau perusahaan.
Pentingnya kinerja karyawan/SDM dalam menciptakan
perusahaan yang berkinerja tinggi, untuk menunjang pelaksanaan
program-program yang telah ditetapkan perusahaan karena
kinerja SDM merupakan akumulasi dari tiga elemen yang saling
berkaitan yaitu keterampilan, upaya, dan sifat-sifat keadaan
eksternal.2 Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia
yang/ pegawai yang mempunya kompetensi tinggi karena
keahlian atau kompetensi akan dapat mendukung peningkatan
prestasi kinerja karyawan
Namun sangat disayangkan Indonesia saat ini memiliki
tiga persoalan seputar ketenaga-kerjaan, salah satunya yaitu
masalah rendahnya memahami aturan-aturan kerja. Hal ini dilihat
dari banyaknya karyawan yang masih melanggar aturan-aturan
perusahaan mereka lebih banyak beropasi berdasarkan kebiasaan
apa yang mereka sudah jalani bertahun-tahun sampai hal tersebut
1Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori aplikasi
dan Penelitian, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009), h. 1. 2Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 128.
3
menjadi sebuah kebudayaan di perusahaan tersebut. Mereka
belum mampu mengubah sikap perilaku yang santai tanpa merasa
bersaing antara sesamanya. Adapun contoh kasus yang berkaitan
dengan hal tersebut yaitu berupa, jam masukdan pulang karyawan
sering tidak tepat waktu, beberapa karyawan yang mangkir dari
jam kerja, karyawan yang menunda-nunda pekerjaan.3 Padahal
dalam al-qur’an telah dijelaskan bahwa manusia diperintahkan
untuk bekerja dengan baik dan benar karena Allah pasti akan
membalas amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah
dikerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan
dengan baik pula organisasinya maka ia akan mendpatkan hasil
yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan
bagi perusahaannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
surat al-Ahqaaf ayat 19, yang berbunyi:
ىنوليىفيهم اعما لهم وهم ال يظلم عملىا مما تلكل در جا و “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang
telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka
(balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada
rugi.”
Atas dasar tersebut ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan sebagai penentu keberhasilan pengelolaan pelayanan
3Embung Megasari Zam, “Kinerja Pegawai dalam pengawasan
Pimpinan”, Diunduh langsung dari situs resmi www.bkp2d.riau.go.id pada
tanggal 29 Mei 2016.
4
prima adalah faktor kelembagaan, produk perusahaan, proses
(jalannya proses pelyanan, mudah atau sulit, cepat atau lambat?),
keadaan atau tempat yang disediakan dan yang paling penting
adalah sumber daya manusianya (SDM). Sedangkan strategi
pengembangan kinerja kayawan yang paling sederhana yang
dapat dipergunakan adalah penerapan Standar Operasional
Procedures (SOP) pada setiap unit kerja yang ada dalam
perusahaan.4
SOP dalam dunia manajemen merupakan tahapan awal
untuk menempuh tujuan perusahaan. Setiap perusahaan pasti
memiliki SOP masing-masing karena Standard Operating
Procedures (SOP) adalah salah satu aspek penting yang perlu
dibuat dalam rangka mewujudkan perusahaan yang memiliki
kriteria efektif, efisien dan ekonomis. Dengan penerapan SOP
efisiensi dari setiap unit kerja perusahaan tersebut akan dapat
ditingkatkan secara signifikan baik dari segi waktu, proses kerja,
maupun biaya operasional. Apalagi bila semua unit kerja dalam
perusahaan sepakat untuk disiplin dan konsisten dalam
4S.Jaka Purnama “Implementasi Standar Operasional Prosedur
(SOP) Dalam Organisasi Pelayanan Publik” diunduh langsung disitus resmi
www.badandiklat.jatengprov.go.id pada tanggal 07 Maret 2016.
5
menerapkan SOP sesuai kepentingan dan kebutuhan pada unit
kerja masing-masing, maka dampaknya perusahaan akan jauh
lebih mampu bersaing bila dibandingkan dengan perusahaan lain.
Penerapan Standard Operating Procedure (SOP) dan
job description semakin dianggap penting dalam perkembangan
bisnis dewasa ini. Prosedur operasional yang semakin kompleks,
standar kualitas yang semakin tinggi, dan semakin ketatnya
persaingan usaha menuntut setiap perusahaan
untuk mendisiplinkan karyawannya supaya berperilaku sesuai
standar perusahaan. Adanya job description dan SOP yang
terstandarisasi dapat membantu perusahaan menyampaikan pesan
mengenai ekspektasi kinerja karyawan yang diharapkan oleh
manajemen. Namun dalam realisasi di lapangan, dewasa ini
banyak perusahaan yang memiliki SOP dan job description tapi
tidak diimplementasikan dengan baik. Bisa juga sebuah
perusahaan telah memiliki job description dan SOP, namun
standar-standar yang ada tersebut tidak dapat
mengakomodir kebutuhan perusahaan. Salah satu contohnya
adalah implementasi SOP dan job description secara tertulis
perusahaan memiliki SOP dan job description , namun apa yang
6
tertera di SOP dan job description berbeda dari prosedur normal
yang dilakukan sehari-hari. Hal ini bila tidak diperhatikan oleh
manajemen bisa memicu terjadinya permasalahan kontrol internal
perusahaan untuk kedepannya seperti masalah kinerja karyawan.5
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis ingin
menganalisis kinerja karyawan di Baiitul Mal Wattamwil (BMT)
Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi dilihat dari pelaksanaan SOP
yang telah dilaksanakan, maka dari itu penulis mengangkat judul
“Analisis Kinerja Berbasis SOP (Standar Operating
Procedures) Pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi”
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan sesuai dengan
maksud penulis yang akan dilakukan, maka perlu adanya
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis kinerja karyawan.
5http://www.academia.edu/4832556/Anlisis_efektivitas_SOP_dan_
Job_Description_pada_BPR_Arto_Moro Diunduh Pada tanggal 23 September
2017
7
b. Baitul mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Bekasi.
c. Standar Operating Procedures (SOP).
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Standar Operating Procedures (SOP)
kinerja pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Pasar Babelan Bekasi?
b. Bagaimana pelaksanaan kinerja karyawan berbasis
SOP pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui standar operasional kinerja yang
ada di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja karyawan
berbasis SOP pada Baitul Mal Wattamwil (BMT)
Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi.
8
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan pada khususnya tentang kinerja
karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi jika dilihat dari pelaksanaan
Standar Operasi Prosedur (SOP) yang telah
ditetapkan
b. Secara praktis:
1) Bagi akademisi
Dari hasil penelitian ini akan menambah referensi
bagi mahasiswa sebagai penjunjang untuk
melanjutkan penelitian berikutnya.
2) Diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
berarti bagiBaitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Pasar Babelan Bekasi dalam penerapan SOP.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Pendekatan dan Metode penelitian.
9
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan
pendekatan deskriftif kualitatif, yaitu dengan
menggunakan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa dengan kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.untuk
memahami istilah kualitatif ini, perlu kiranya
dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif kata-kata
tertulis dari perilaku orang-orang yang diamati. Dengan
memilih metode kualititatif ini, penulis mengharapkan
dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.6Ditinjau
dari sifat penyajian datanya, desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, yang mana metode
deskriptif merupakana penelitian yang tidak menguji
hipotesis atau prediksi.7
6Lexy J Mleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. ke-11, 2000), h. 3. 7Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi
Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), h. 24.
10
2. Sumber Data
Secara garis besar data dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Diambil dengan melakukan obeservasi dan
wawancara dengan pengurus Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi yaitu pada
Bapak Matroji, SE bagian ketua pengurus.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen, yang menjadi data sekunder
dalam penelitian adalah buku-buku, jurnal, makalah,
website, dan sumber informasi lainya yang memiliki
relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan
penunjang penelitian.
3. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23
September 2017- 18 November 2017. Dalam Penelitian ini
penulis melakukan penelitian di Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi.
11
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Riset kepustakaan, riset ini dimaksudkan untuk
mendapatkan acuan teori dalam melengkapi data yang
ada. Dengan cara membaca buku-buku, mempelajari
literature dan catatan, yang sesuai dengan.
b. Riset lapangan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan
data primer yang dilakukanpeneliti sebagai pelengkap
data dalam hasil penelitian kelak yaitu dengan
melakukan wawancara dengan pejabat yang
berwenang untuk memperoleh data yang benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
c. Dokumentasi, Dokumen adalah pengambilan data
yang diperoleh melalui data-data, arsip-arsip, dan
gambar-gambar ataupun bentuk lainnya.8 Dalam
penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah
bersumber dari pengurus BMT Artha Jaya Pasar
8Husaini Usman dan Purnonomo Setiady Akbar,
Metodologi.Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.2, 2009), h. 69.
12
Babelan. Selanjutnya dari data-data yang didapat
penulis berusaha untuk memaparkan kerangka
mengenai obyek studi yang ditulis.
5. Teknik Analisa Data.
Teknik analisis data adalah suatu proses
mengorganisasikan dan mengurutkan kedalam pola,
aktegori, dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar
mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini
disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana penulis
terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh
dari pengamatan, kemudian mengalisisnya dengan
berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.9
6. Teknik Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman dan
mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Desertasi) yang Diterbitkan oleh
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”
yang diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, cet. ke-2.
9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Bulan Bintang, Cet.9, 2003), h.11.
13
E. Studi Terdahulu
1. Nining Luthfiah Hab dengan judul “Manajemen
Pelayanan Berbasis SOP (Standar Operasional Prosedur)
Pada Bank BNI Syariah Cabang Tanggerang”.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jurusan
Manajemen Dakwah (MD), tahun 2014. Nining meneliti
tentang manajemen pelayan berbasis SOP di Bank BNI
Syariah Cabang Tanggerang. Serta standarisasi pelayanan
Customer Service, Teller, dan Satpam Bank BNI Syariah
Cabang Tanggerang. Bedanya dengan penelitian yang
ditulis peneliti yaitu nining membahas dalam bidang
pelayanannya sedangkan penulis ingin menganalisis
kinerja karyawan di BMT Artha Jaya Bekasi dilihat dari
pelaksanaan SOP yang telah dilaksanakan.
2. Kedua, Atik Musriati dengan judul “Impelemtasi SOP
dalam Pendaftaran Ibadah Haji di Kementrian Agama
Kota Semarang (Perspektif Excellent Service)”,
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Jurusan
14
Manajemen Dakwah,Tahun 2014. Atik meneliti tentang
Impelemtasi SOP dalam Pendaftaran Ibadah Haji di
Kementrian Agama Kota Semarang (Perspektif Excellent
Service) serta tentang aplikasi Sop yang diterapkan di
Kementerian Agama Kota Semarang dalam memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada calon jama’ah haji.
Perbedaan penelitiannya yaitu jika atik membahas tentang
implementasi SOP dalam bidang pendaftaran haji
sedangkan penulis ingin menganalisis kinerja karyawan di
BSM Pusat dilihat dari pelaksanaan SOP yang telah
dilaksanakan.
3. Nazarudin dengan judul “Analisis Kinerja Karyawan
Pada Pelabuhan Dumai Bersemai; Studi Kasus Bagian
Pemanduan dan Penundaan”, Mahasiswa Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Riau, tahun 2011. Nazarudin
meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Sedangkan Penulis menganalisis kinerja
karyawan di BMT Artha Jaya dilihat dari pelaksanaan
SOP yang telah dilaksanakan.
15
F. Sistematika Penulisan
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar
belakang masalah, pembatasan masalah
dan perumusan masalah, Tujuan dan
manfaat penelitian, Metodologi
penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Landasan teori pada bab II ini
menjelaskan tentang pengertian kinerja,
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,
metode pengukuran kinerja, pengukuran
kinerja, definisi SOP, fungsi dan tujuan
SOP, manfaat SOP.
16
BAB III : GAMBARAN UMUMBAITUL MAL
WATTAMWIL (BMT) ARTHA JAYA
PASAR BABELAN BEKASI
Pada bab ini menjelaskan Profil Baitul
Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar
Babelan Bekasi, Struktur organisasi
Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi, Produk-Produk
dan Layanan Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dimana bab ini merupakan inti
daripenelitian di mana penulis akan
membahas Standar operating procedures
(SOP) kinerja Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi,
Pelaksanaan kinerja karyawan Baitul Mal
Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar
Babelan Bekasi dan Hasil analisis kinerja
17
berbasis Standar Operating Procedures
(SOP) BMT Artha Jaya.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini adalah bab terakhir yang
memuat kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan penulis da penulis
memberikan saran yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas untuk
memperoleh informasi, dan memberikan
solusi atas permasalahan tersebut yang
kemudian diakhiri dengan daftar putaka
dan lampiran-lampiran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI KINERJA DAN STANDAR
OPERATING PROCEDURS (SOP)
A. Kinerja
1. Pengertian dan Teori Kinerja
Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam
perusahaan, baik buruknya citra perusahaan, tergantung dari
kinerja karyawan. Banyak orang yang keliru dengan istilah
kinerja dan pekerjaan, mereka mengartikan kedua istilah
tersebut sama saja. Padahal jika dipahami dengan jelas
bahwa kinerja berarti hasil yang didapat dari pekerjaan
sedangkan pekerjaan aktivitas yang dilakukan oleh
karyawan.10
Kinerja dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
performance yang berati menampilkan atau melaksanakan.11
Namun secara istilah atau definisi kinerja memiliki
pengertian yang berbeda. Beberapa pendapat mengenai
kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut:
10
Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 128. 11
Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 128.
19
a. Menurut Suyadi Prawirosentono seperti yang dikutip
oleh Hadari Nawawi, kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam suatu perusahaan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal,
tidak melnggar hukum sesuai dengan moral dan etika.12
b. Fatah Syukur, mengartikan bahwa kinerja adalah suatu
kemampuan kerja yang diperlihatkan oleh seseorang
karyawan untuk memperoleh hasil kerja yang
optimal.13
c. Menurut Wirawan, kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-
indikatorsuatu pekerjan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu.14
d. Menurut Irham Fahmi definisi kinerja adalah hasil
yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
12
Hadari Nawawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja Lingkungan
Perusahaan dan Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006),
h, 65-66. 13
Fatah Syukur, Manajemen Sumber)..., h. 129. 14
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori
aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009), h. 5.
20
tersebut bersifat profit maupun non profit yang
dihasilkan selama satu periode waktu.15
e. Menurut Juliansyah Noor, kinerja merupakan hasil
yang dicapai sesorang menurut ukuran yang berlaku
untuk pekerjaan yang bersangkutan.16
f. Menurut Agung Prihantoro kinerja adalah seberapa
baik seseorang individu memenuhi persyaratan
pekerjaan.17
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kinerja adalah sebuah hasil yang
didapat oleh seseorang setelah melaksanakan suatu
pekerjaan, baik itu hasilnya bagus maupun buruk. Untuk
menambah wawasan berkaitan dengan kinerja, penulis
menganggap penting mengemukakan teori-teori tentang
kinerja, adapun teori-teori yang berkaitan tentang kinerja
ada tiga, yaitu:
15
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung:
ALFABETA, Cet. 2, 2012), h. 226. 16
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen; Tinjauan
Filosofis dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2013), h. 272. 17
Agung Prihantoro, “Peningkatan Kinerja Sumber Daya
Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, dan Komitmen”,
Majalah Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Semarang”Value
Added”, Vol. 8, No. 2, (2012), h. 85.
21
Pertama, Teori X dan Y. Menurut Mc Gregor
seperti yang dikutip oleh Juliansyah bahwa ada dua
macam sikap dasar dari seseorang yaitu:
a. Sikap dasar yang didasari oleh teori X, yaitu Pegawai
pada umumnya tidak suka bekerja. Dari sifat inilah
pegawai harus dipaksa, diarahkan, diawasi, dan apabila
perlu diberikan ancaman hukuman agar tujuan
perusahaan tercapai.
b. Sikap dasar yang didasari oleh teori Y, yaitu pada teori
ini mengatakan manusia pada dasarnya senang bekerja,
dengan sifat yang demikian maka manusia harus
diberikan kebebasan untuk bekerja dan berinsiatif dan
paksaan dan pengawasan tidak banyak dilakukan.
Selain itu, kreativitas karyawan harus dikembangkan
karena pada hakikatnya karyawan tidak hanya ingin
memperoleh tanggung jawab dari orang lain, akan
tetapi mereka juga mencari tanggung jawab dari
dirinya sendri.18
18
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen…, h. 272-273.
22
Kedua, Z Ouchi. Teori ini dikembangkan oleh
Ouchi dengan teori Z. Dalam teori ini dijelaskan bahwa
kinerja akan meningkat jika adanya motivasi. Adanya
motivasi akan terjadilah kemauan kerja dan dengan
adanya kemauan untuk bekerja serta bekerja sama itu,
maka akan meningkat. Dalam teori ini juga dijelaskan
bahwa ada dua cara untuk memberikan motivasi yaitu
pendekatan finansial seperti memberikan upah ke
pegawai. Kedua pendekatan nonfinansial seperti
mengadaka srinkronisasi kepentingan individu dengan
kepentingan bersama atau kepentingan perusahaan.19
Ketiga, teori Vroom. Teori ini mengatakan bahwa orang
yang kinerjanya tinggi/ bagus yaitu orang yan produktif
dan mencapai standar yang telah ditentukan. Sebaliknya
orang yang tidak mencapai standar dikatakan tidak
produktif atau berkinerja rendah.20
19
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen…, h. 274. 20
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen…, h. 274.
23
2. Unsur-Unsur Kinerja
a. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada
di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di
kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak
tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga
suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang
diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam
perusahaan, dapat berupa struktur tugas, desain
pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama,
ketersediaan sarana kerja dan imbalan (reward
system)
b. Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan menggambarkan kompleksitas dan
tingkat kesulitan suatu tugas yang dikerjakan seorang
karyawan. Jika seorang karyawan merasa bahwa
tugas itu terlampau sulit dan harus melibatkan banyak
fihak, maka dipastikan bahwa seorang karyawan akan
dapat menyelesaikannya. Sehingga manajemen harus
dapat menjamin bahwa tugas yang diberikan, dapat
24
diselesaikan. Untuk mengupayakannya biasanya
sebuah tugas disertai petunjuk teknis atau manual
pelaksanaan, disamping disediakan kesempatan untuk
karyawan berkonsultasi serta dilakukan pemantauan
atau pengendalian. Hal-hal tersebut memungkinkan
karyawan dapat menyelesaikan tugasnya.
c. Tenaga Kerja
Permasalahan kinerja sudah menjadi rahasia umum
menjadi bagian penting bagi perusahaan dalam
menghadapi tantangan perubahan. Salah satu cara
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasinya
adalah dengan selalu meningkatkan kemampuan
tenaga kerja/sumber daya manusia yang dimilikinya
Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam
pelaksanaan kinerja. Kebutuhan tenaga-tenaga kerja
terampil di dalam berbagai bidang sudah merupakan
tuntutan dunia global yang tidak dapat ditunda.21
21
A. Dale Timpe, Kinerja, Terj. Sofyan Cikmat, (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 1992), h. 132.
25
3. Faktor-Faktor Kinerja
a. Faktor Internal Pegawai
Faktor internal pegawai adalah yaitu faktor-faktor
dari dalam diri pegawai. Adapun faktor-faktor
tersebut yaitu bakat sifat pribadi, serta keadaan fisik
pegawainya, pengetahuan, keterampilan, etos kerja,
pengalaman, dan motivasi kerja. Jadi dapat
diasumsikan bahwa makin tinggi faktor-faktor
internal terssebut, semakin tinggi pula kinerja
pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor
tersebbut, makin rendah pula kinerjanya. Misalkan
jika pegawai mempunyai sifat dan bakat yang
diperlukan oleh pekerjaan yang ia kerjakan
kemungkinan besar ia dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan kinerja baik.
b. Faktor Eksternal Pegawai
Faktor Eksternal pegawai yaitu faktor yang
bersal dari luar diri pegawai, seperti faktor internal
dan faktor eksternal perusahaan.
1) Faktor Internal Perusahaan
26
Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai
memerlukan dukungan dari perusahaan tempat ia
bekerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
manajemen perusahaan sistem kompensasinya,
budaya dalam perusahaan, teman kerja,
kepemimpinan, dan kebijakan perusahaan. Faktor
manajemen adalah faktor yang sangat mendukung
baik tidaknya pegawai, manajemen perusahaan
harus menciptakan lingkungan kondusif sehingga
dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas
pegawai.
2) Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor eksternal perusahaan adalah keadaan,
kejadian, atau sotuasi yang terjadi dilingkungan
eksternal perusahaan. Faktor-faktor eksternal
perusahaan yaitu keadaan ekonomi negeri, dan
kompetitor. Misalnya krisis ekonomi dan
keuangan yang terjadi dalam negeri meningkatkan
inflasi. Adanya inflasi tersebut mempengaruhi
keadaan ekonomi perusahaan, menurunnya
27
keadaan ekonomi perusahaan menyebabkan
terjadinya penurunan upah dan gaji pegawai.22
4. Penilaian Kinerja
a. Jenis-Jenis Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilian yang
dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan baik
para karyawan maupun manajer yang selama ini telah
melakukan pekerjaannya. Adapun jenis-jenis yang
digunakan dalam penilian kinerja menurut Dessler
sebagaimana yang dikutip oleh Juliansyah Noor
menyebutkan, bahwa empat penilaian kinerja yaitu:
1) Penilaian oleh supervisor Langsung.
Penilaian supervisor langsung yaitu penelitian
yang dilakukan oleh supervisor secara langsung.
Penilaian yang dilakukan oleh supervisor
merupakan jantung dari seluruh sistem penilaian
umumnya. Hal ini disebabkan karena mudah
untuk memperoleh hasil penilaian supervisor dan
dapat diterima oleh akal sehat.
22
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya manusia
(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 7-9.
28
2) Peniliaian teman sekerja.
Penilaian seorang pegawai oleh teman kerjanya
telah terbukti efektif dalam memperkirakan
keberhasilan manajemen di masa depan. Dari
sebuah studi yang diselenggarakan
dikalangangan pejabat militer, diketahui bahwa
penilaian teman sekerja cukup akurat untuk
memperkirakan pejabat mana yang dapat
dipromosi dan mana yang tidak.
3) Panitia/komite penilai
Panitia ini beranggotakan para suvervisor
langsung dan tiga atau empat anggota adalah
supervisor lain, setiap anggota panitia seharusnya
mampu menilai prestasi pegawai dengan baik.
4) Penilaian diri
Pada pendekatan ini para supervisor yang meminta
pegawai mereka untuk menilai prestasi mereka
sendiri.23
23
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen…, h. 281-
282.
29
b. Metode penilaian kinerja
Menurut Asri Laksmi Riani bahwa metode
penilaian kinerja ada 4 yaitu:
1) Metode penilaian kategori
Metode ini adalah metode paling sederhana untuk
menilai kinerja, dimana seorang manajer
menandai tingkat kinerja karyawan pada formulir
khusus yang dibagi ke dalam kategori kinerja.
2) Metode komparatif
Metode ini membandingkan secara langsung
kinerja karyawan mereka satu sama lain. Salah
satu komparatif adalah penentuan peringkat yaitu
menentukan daftar semua karyawan dari yang
tertinggi sampai yang terendah dalam kinerja.24
3) Metode naratif
Metode ini menguraikan tindakan karyawan dan
juga dapat mengindikasikan penilaian actual.
Manajer dan spesialis MSDM seringkali
diharuskan untuk memberi informasi tertulis.
24
Asri Laksmi Riani, Manajemen Sumberdaya Manusia
Masa Kini, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 58.
30
4) Metode perilaku/tujuan
Metode ini yaitu menilai perilaku karyawan
dibandingkan karakteristik lainnya. Pendekatan ini
menguraikan contoh perilaku karyawan pada
pekerjaan.25
Sedangkan menurut M. Budiharjo bahwa
metode penilaian kinerja ada dua yaitu:
1) Metode latihan simulasi
Adapun dalam metode latihan simulasi karyawan
diminta menganalisis suatu kasus. Dalam
menganalisis suatu permasalahan karyawan
diperintahkan untuk mencari solusi dari
permasalahannya. Adapun yang penilaiannya
meliputi beberapa aspek yaitu aspek kemampuan
analisis atas permasalahan yang diberikan penilai,
aspek kecerdikan dalam melahirkan solusi yang
tepat dan akurat, aspek kemampuan dalam
pengambilan keputusan.
25
Asri Laksmi Riani, Manajemen Sumberdaya…, h. 58.
31
2) Metode Interview Based Competency
Metode ini merupakan metode yang digunakan
untuk menggali informasi secara mendalam
tentang kemampuan dan kompetensi seseorang.26
c. Objek Penilaian Kinerja
Untuk mengetahui apakah karyawan
melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan pekerjaan
dan apakah kinerjanya meningkat atau menurun,
maka perusahaan harus melakukan penilaian kinerja
kepada anggotanya yang dilakukan secara berkala.
Adapun yang menjadi objek penilaian kinerja yaitu:
1) Kesetiaan dan tanggung jawab.
Unsur ini merupakan indikator pengukuran
tingkat keluar-masuk pegawai.Setianya karyawan
bekerja diperusahaan mengindikasi tingkat
kepuasan pegawai terhadap perusahaan. Hal ini
dapat dijadikan tolak ukur perusahaan dalam
memelihara karyawannya, apakah pegawai
26
M. Budiharjo, Panduan Praktis Penilaian Karyawan,
(Jakarta: Penerbit RAS, 2015), h. 23.
32
tersebut puas atau tidak dengan kebijakan dari
perusahaan. Puasnya pegawai dipersahaan akan
berpotensi menigkatkan kinerja karyawan.27
2) Kedisiplinan
Disiplin merupakan cerminan dari kesiapan kerja
karyawan. Jika karyawan diperushaan siap maka
tingkat kinerja karyawannya pun tinggi. Untuk
mengukur kedisiplinan karyawan dilihat dari
absensi karyawan. Tingkat absensi merupakan
masukan penting bagi proses perencanaa
kapasitas yang mengindikasikan keberadaan dan
keahlian pegawai ketika dibutuhkan. Pengukuran
absensi juga dapat mengetahui moral dan sikap
karyawan dalam perusahaan.28
3) Kreativitas
Dalam penilaian rutin kreativitas dan kecerdasan
seseorang dilihat dari sepak terjang yang
ditunjukan dalam melaksanakan pekerjaan.
27
Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Perusahaan dan
Industri, (Jakarta: Penerbit Rajawali Press, 1996), h. 168. 28
Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja Korporasi dan
Organisasi: Pnaduan Penyusunan Indikator, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2011), h. 142-149.
33
4) Kejujuran
Pada waktu seleksi penerimaan karyawan nilai
kejujuran dilihat dari hasil wawancara. Pada
penilaian rutin nilai kejujuran akan didapat dari
penilaian dari atasan langsung yang selalu
memantaunya, setiap hari pada jam-jam kerja
ataupun jam-jam lembur. Nilai kejujuran didapat
dari laporan harian yang diberikan karyawan dan
dicocokan dengan atasan dari hasil
pengamatannya seperti survey kelapangan,
melihat CCTV kantor, dll.29
5) Kerjasama
Yang dilihat dari nilai kejasama seseorang yaitu
dari nilai peduli dan responsif, kedua sifat ini
yang dibutuhkan untuk suatu kerja tim. Seseorang
yang peduli pada rekan kerjanya, akan segera
responsif dan merasa terpanggil untuk ikut
membantu temannya dalam menyelesaikan
pekerjaan temannya yang belum selesai. Dengan
29
M. Budiharjo, Panduan Praktis Penilaian…, h. 58.
34
kedua sifat ini akan membantu meningkatkan
produkivitas perusahaan.30
d. Tahap Penilaian
1) Tahap perbandingan.
Yaitu perbandingan kinerja sesungguhnya dengan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Penentuan
Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan
kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam
standar.
3) Tahap Penegakan.
Tahap ini yaitu tahap penegakan perilaku yang
diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak diinginkan.31
B. Standar Operating Procedures (SOP)
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Indonesia standar adalah
ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan.32
Sedangkan
30
M. Budiharjo, Panduan Praktis Penilaian…, h. 69. 31
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus…, h. 238. 32
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia,
(Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 2008), Ed. 4, h. 1337.
35
operasional secara sifat operasi yang berhubungan dengan
operasi.33
Prosedur adalah tahap kegiatan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas.34
Sedangkan secara istilah pengertian SOP
dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
1. Budiharjo, SOP adalah suatu perangkat lunak pengatur,
yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur
kerja tertentu. Adapun prosedur kerja yang dimaksud
bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah prosedur
tersebut dibukukan menjadi dokumen tertulis.35
2. Arini mengatakan bahwa SOP adalah panduan yang
digunakan untuk memastikam kegiatan operasional
oragnisasi atau perusahaan berjalan dengan baik.36
3. Rudi Tambunan SOP adalah pedoman yang berisi
prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam
suatu organisasi atau perusahaan yang digunakan untuk
memastikan bahwa setiap kepurusan, langkah, atau
33
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar…,h. 984. 34
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar…,h. 1106. 35
M. Budiharjo, Panduan Praktis Penilaian Karyawan, (Jakarta:
Penerbit RAS, 2015), h. 3. 36
Arini T. Soemohadiwidjojo, Mudah Menyusun SOP (Standard
Operating Procedure), (Jakarta: Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup), 2014),
h. 11.
36
tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang
dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi,
telah berjalan secara efektif, konsisten, standar dan
sistematis.37
4. Menurut Wibowo seperti yang dikutip oleh Ratih
Nugraheni mengungkapkan SOP merupakan standart
kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan apabila ditaati akan
membawa akibat seperti: lancarnya koordinasi, tidak
terjadi tumpang tindih atau duplikasi, terbinanya
hubungan kerja yang serasi, kejelasan wewenang dan
tanggung jawab setiap pegawai. Dan SOP mempunyai
kriteria efektif dan efisien, sistematis, konsisten, sebagai
standar kerja, mudah dipahami, lengkap, tertulis dan
terbuka untuk berubah/ fleksibel.38
37
Rudi M Tambunan, Panduan Penyusunan Standar Operating
Procedures (Yours Best Guidance to Have Effective Standar Operating
Procedures (Jakarta: MAIESTAS Publishing, 2008), h. 121-122. 38
Ratih .Dini, Jurnal Universitas Gunadarma, “Analisis Mutu
Pelayanan Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Unit Usaha Syariah- Bank
Permata)”,diakses langsng Pada tanggal 20 April 2016 di
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/management/Perban
kan/Artikel_91207024.pdf
37
Berdasarkan paparan para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa SOP adalah standar kegiatan operasional
perusahaan yang harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan
perusahaan selama ia bekerja diperusahaan tersebut.
Tahapan-tahapan kegiatan karyawan yang harus
dilaksanakan secara berurutan mulai dari tahap persiapan
sampai proses penyelesaian.
2. Tujuan dan Manfaat SOP
Menurut Suryono tujuan SOP adalah meyederhanakan
pekerjaan kita agar supaya berfokus pada intinya, tetapi
tepat dan cepat. Adapun menurut tujuan SOP secara umum
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Untuk mendefinisikan pola kerja secara tertulis,
sistematis dan konsisten agar mudah dipahami oleh
seluruh pihak yang terlibat baik internal maupun
eksternal perusahaan.
b. Untuk mendefinisikan input, output, dan target dalam
setiap aktivitas sistem kerja.
c. Untuk mendefinisikan unit kerja atau jabatan dalam
organisasi yang bertanggung jawab pada setiap aktivitas.
38
d. Untuk mendefinisikan urutan aktivitas, tata waktu, dan
durasi standar masing-masing proses.
e. Untuk mendefinisikan hierarki dan mekanisme
pengambilan keputusan yang berlaku dalam
organisasi.39
Sedangkan manfaat dari implementasi SOP yaitu:
a. Sebagai standar untuk pelaksanaan aktivitas perusahaan,
baik operasional maupun administratif.
b. Untuk menjamin konsistensi dan keandalan kegiatan
produksi serta penyampaian produk kepada pelanggan.
c. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan
validasi rangkaian kegiatan perusahaan.
d. Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi aktivitas kerja
seta mencegah pemborosan sumber daya (tenaga, biaya,
material, dan waktu).
e. Untuk menjaga tingkat kinerja setiap unit kerja agar
tetap konsistensi dengan menetapkan indikator kinerja
masing-masing.
39
Suryono Ekotama, Cara Gampang Bikin Standard
Operating Procedures, (Jakarta: Media Presindo, 2011), h. 20.
39
f. Untuk meminimalkan resiko keslahan, pelanggaran, atau
kegagalan dalam masing-masing aktivitas kerja.40
3. Unsur-Unsur SOP
Sebagai pedoman yang penting bagi organisasi,
menurut Rudi M. Tambunan unsur-unsur dalam SOP sangat
menentukan efektivitas SOP. Adapun unsur-unsurnya yaitu
a. Tujuan
Tujuan adalah langkah seseorang dalam memulai
aktivitas tanpa adanya sebuah tujuan maka aktivitas
seseorang pun menjadi tidak jelas bahkan aktivitas
yang dilakukan seseorang akan sia-sia. Setiap SOP
harus mempunyai tujuan. Sama dengan tujuan hal
lainnya, tujuan SOP harus jelas agar bisa menjadi
landasan yang jelas untuk setiap prosedur dan
langkah-langkah kegiatan yang ada di dalam SOP.
b. Kebijakan
Pernyataan tujuan dalam pembuatan SOP tidak
terlepas dari adanya kebijakan sebagai pedoman dan
rujukan yang harus ditaati dalam pelaksnaan
40
Arini T. Soemohadiwidjojo, Mudah Menyusun SOP…., h. 13.
40
kegiatan. Maka dari itu SOP perlu dilengkapi dengan
adanya kebijakan yang terkait yang medukung
pelaksanaan prosedur secara efektif dan efisien.
c. Petunjuk operasional
Tujuan adanya petunjuk operasional yaitu untuk
memberikan aeahan kepada karyawan dalam
memahami berbagai bentuk tampilan yang
digunakan dalam SOP.
d. Pihak yang terlibat
Pihak yang terlibat merupakan hal yang paling
berperan karena pihak yang terlibatlah sebagai
pelaksana SOP. Bagus tidaknya kinerja karyawan
tergantung dari isi SOP yang telah dibuat. Maka dari
itu di dalam SOP tugas-tugas pihak terlibat harus
dijelaskan secara rinci di dalam SOP.
e. Waktu.
Dalam isi SOP waktu haruslah dijelaskan kapan
karyawan tersebut memulai pekerjaannya dan kapan
harus menyelesaikan pekerjannya, hal ini dibuat agar
41
kegiatan karyawan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.41
4. Prinsip SOP
Prinsip-prinsip SOP seperti yang dikemukakan oleh
Arini adalah sebagai berikut:
a. SOP harus dinyatakan secara tertulis dan disusun
secara lengkap dan sistematis.
b. SOP harus dikomunikasikan secara sistematis kepada
seluruh karyawan dalam perusahaan.
c. SOP harus sesuai dengan kebijakan, standard dan
perundang-undangan yang berlaku diperusahaan.
d. SOP harus mencermirkan hierarki dalam perusahaan
dan proses bisnis yang berlangsung dari perusahaan.
e. SOP harus mendorong pelaksanaan rangkaian
aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
f. SOP harus memiliki mekanisme untuk memantau
dan mengendalikan pelaksanaan rangkaian aktivitas
agar tidak terjadi pelanggaran atau penyimpangan.
41
Rudi M Tambunan, Pedoman Menyusun Standard Operating
Procedurs (SOP), (Jakarta: Maiestas Publishing, 2008), h. 121-128.
42
g. SOP harus dipantau secara periodik dan disesuaikan
kebutuhan perusahaan atau disesuaikan dengan
kodisi terkini perusahaan.42
42
Arini T. Soemohadiwidjojo, Mudah Menyusun SOP…., h.15.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL
WATTAMWIL (BMT) ARTHA JAYA PASAR
BABELAN BEKASI
A. Sejarah Berdirinya Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Pasar Babelan Bekasi
Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan
Bekasi berdiri pada tanggal 5 Mei 2013 yang beralamat di
Pasar Babelan Rt 005/001 Desa Babelan Kotaadalah lembaga
keuangan mikro berbasis syariah, berfungsi sebagai sarana
memberdayakan perkonomian umat melalui kerjasama antara
pihak BMT dengan masyarakat atau nasabah dalam bentuk
pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpanan
atau tabungan ataupun transaksi produk-produk syariah
lainya. Semua transaksi muamalat yang dilakukan
menggunakan beberapa mekanisme yang sesuai dengan
standar muamalat syariah seperti bagi hasil sesuai dengan
nisbah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual dan
ujrah atau upah. Sumber dana yan dikelola BMT berasal dari
44
modal BMT, dana pihak ketiga seperti nasabah dan aparat
desa.
Berdirinya BMT Artha Jaya di prakasai oleh tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat Babelan yang
mencita-citakan terciptanya masyarakat madani dengan
berlandaskan syariah berkumpul untuk membentuk suatu
lembaga keuangan syariah dengan nama BMT Artha Jaya.
Awal berdirinya bertujuan untuk menghindari rentenir yang
semakin berkembang di masyarakat. Pendirian ini dilator
belakangi sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap
masyarakat sekitar dan upaya peningkatan pembangunan
ekonomi. BMT Artha Jaya berupaya menghasilkan produk-
produk yang praktis, kompetitif serta kemudahan dalam
bertransaksi dengan harapan dapat memenuhi setiap
kebutuhan nasabah atau masyarakat untuk bermuamalat
berdasarkan syariat secara aman, nyaman, penuh berkah dan
terhindar dari praktek ribawi.
Kehadiran BMT Artha Jaya di tengah hinger binger
metropolitan masyarakat Babelan dapat menjadi solusi
terbaik dan meraih kepercayaan wirausaha masyarakat
45
bawah menengah melalui sinergi amanah sehinga masyarakat
dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera kearah
yang lebih baik melalui mekanisme muamalah yang sesuai
dengan tuntutan syariat Islam.43
B. Visi dan Misi BMT Artha Jaya
1. Visi BMT Artha Jaya adalah “Menjadi Lembaga
Keuangan yang Amanah dan Profesional, Sehat dan
Kuat”.44
2. Misi BMT Artha Jaya yaitu:
a. Tetap menjaga prinsip-prinsip dan nilai syariah dalam
menjalankan Usahanya.
b. Tercapainya kemandirian keuangan dengan berusaha
memupuk equity/modal sendiri bai yang bersumber
dari anggota/nasabah dan pihak lain.
c. Mencerdaskan dan mensejahterakan karywan dan
nasabah dengan menjalankan konsep Tawazun/
seimbang antara rupiah dan ruhiyah.45
43
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 1-2. 44
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 1-2. 45
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 1-2.
46
3. Motto
a. Amanah KebanggaanUmat.
b. Hidup adalah Ibadah LillahiTa’ala.
c. Bersama Berbuat Terbaik Tuk Kebaikan Bersama.
d. Menebar Manfaat MenuaiMaslahat.
47
C. Organisasi Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi
1. Struktur Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Pasar Babelan Bekasi
Bagan 3.1
Struktur Organisasi BMT Artha Jaya
Sumber: Data (Company Profile) BMT Artha Jaya
RAT
PENGURUS
KETUA : SUMARTA, S.Ag
SEKRETARIS : MATROJI, SE.I
BENDAHARA : NOVI PRIYATI, S.Pd
PENGAWAS
KETUA :SYAFRUDIN
ANGGOTA : SUPRIADY
ANGGOTA : KHASBI
MANAJER
SUMARTA, S. Ag
ANALIS KREDIT
ABDUL ROHIM,SE
TELLER
A DUSTURUDDIN
RATU RATNA ZULFIA
MIF’TAH SA’ADAH
MARKETING
KHOIRUL ANWAR
ABDUL ROHIM
SURATI
48
2. Tugas Pokok:
a. Pengurus
1) Melakukan kontrol/pengawasan secara
keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka
menjaga kekayaan BMT dan memberikan arahan
dalam upaya lebih mengembangkan dan
meningkatkan kualitas BMT.
2) Melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan.
Mendapatkan data dan mempersiapkan bahan dan
agenda rapat anggota untuk melaporkan
perkembangan BMT
3) Mengadakan pertemuan Bulanan / triwulan /
semester untuk membahas pencapaian target
BMT serta kendala-kendala yangdihadapi
4) Melaporkan perkembangan BMT kepada seluruh
anggota mekanisme rapat yangdisepakati.
5) Membantu pengelola melakukan evaluasi dan
menyusun perencanaanBMT
6) Menyetujui / menolak pengajuan pengeluaran
pembiayaan dengan alasan-alasan yang
49
dapatditerima dan sesuai prosedur.
b. Pengawas
1) Mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan
yang dilakukan oleh pengurus secara berkala
(harian, mingguan, bulanan, dan tri wulan).
2) Menerima dan meneliti laporan dari pengurus.
3) Membuat laporan dari hasil pengawasannya.46
c. Manajer.
1) Melaksanakan tugas-tugas pengurus yang telah
dipercayakan untuk menandatangani surat-surat
berharga dengan bank dan mengesahkan
pengeluaran-pengeluaran sejumlah uang atau
barang.
2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan seluruh aktivitas.
3) Menyusun perencanaan yang tepat.Membuat
Bisnis Plan BMT dalam jangka ( Pendek,
Menengah, Panjang ) kepada dewan pengurus.
46Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 7
50
4) Merencanakan dan merancang system hubungan
kerja yang memotivasi karyawan untuk
bekerjasama dalam mencapai sasaranlembaga.
5) Menyelesaikan permasalahan internal karyawan
dalam mencapai targetkerja.
6) Melakukan penilaian terhadap aktivitas BMT
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
BMT.
7) Mengawasi secara keseluruhan aktivitas BMT.
8) Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan
melaporkan perkembangan BMT kepada Dewan
pengurus secaraberkala.
9) Melaporkan perkembangan BMT secara harian,
mingguan, bulanan, dan tri wulan.
10) Melaporkan dalam bentuk KPI (Key
Performance Indicator).
11) Mengadakan pertemuan secara berkala di
antara para karyawan.
12) Menjaga aktivitas BMT sesuai dari visi dan
misinya.
51
13) Membuat KPI.
14) Memberikan teguran dan sanksi atas
pelanggaran yang dilakukan bawahan.47
d. Credit Analysist
1) Menerima dan Memeriksa kelayakan dokumen
persyaratan kredit calon Debitor beserta
kekuatan legalitas dokumen persyaratan kredit
calon Debitor.
2) Menganalisa pembiayaan yang diajukan oleh
calon debitor.
3) Melakukan proses solitasi/survey yaitu
mengunjungi ke calon pemohon pembiayaan.
4) Mengumpulkan informasi mengenai data
usaha,status badan usaha, aspek pemasarannya,
lingkungan tempat usaha.
5) Meminta jaminan ke pemohon.
6) Menganalisa jaminan pemohon.
7) Membuat keputusan kepada pemohon apakah
kredit diterima atau di tolak.
47
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 7-8
52
8) Mengawasi jalannya aktivitas pembiayaan.
9) Menangani kredit bermasalah.
10) Melaporkan info perkembangan dan
permasalahan ke manajer dalam bentuk
laporan.
11) Membuat laporan harian dalam bentuk KPI.48
e. Marketing
1) Membuat bisnis plant bersama manajer.
2) Bertanggung jawab secara teknis untuk
merealisasikan target pendapatan dan asset
yang telah ditetapkan oleh BMT Artha Jaya.
3) Menyetujui atau menolak permohonan
pembiayaan sesuasi dengan persetujuan
analis kredit.
4) Mengkoordinasikan dan merealisasikan
target yang ditentukan manajer.
5) Menganalisa pangsa pasar dan jenis produk
yang akan dipasarkan sehingga tepat sasaran.
6) Memberikan teguran dan sanksi atas
48
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 8.
53
pelanggaran yang dilakukan bawahan
berkenaan dengan pembiayaan dan simpanan
secara tertulis.
7) Membuat mekanisme atau simpanan
pinjaman untuk dokumen berharga.
8) Melakukan penilaian kualitas pelaksanaan
tugas dari tiap unit kerja dalam melaksanakan
tanggung jawabnya.
9) Membuat laporan penjualan.
10) Membuat KPI.49
f. Teller
1) Melaksanakan segala transaksi yang bersifat
tunai.
2) Terselesaikannya laporan kas harian.
3) Terjaganya keamanan kas.
4) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai
sesuaai batas kewenangannya.
5) Memeriksa keaslian tanda tangan dan
kelengkapan pengisian slip transaksi.
49
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 9.
54
6) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada
bukti yang valid.
7) Memegang kas tunai sebesar kebijakan yang
ada. Apabila kurang atau melebihi batasan,
maka lapor pada atasan langsung.
8) Menyerahkan slip dan sudah dibukukan
kebagian administrasi pembiayaan.50
D. Produk BMT Artha Jaya
1. Produk Simpanan
a. Simpanan Mudharabah
Simpanan Mudharabah adalah simpanan dengan
konsep Mudharabah, simpanan anggota atau nasabah
yang disetorkan akan dikelola oleh BMT, anggota atau
nasabah akan mendapatkeuntungan dari pengelolaan
simpanan tersebut. Keuntungan lainnya saldo simpanan
dapat dijadikan jaminan pembiayaan atau pinjaman.
Setoran awal minimal Rp. 25.000,-.
50
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 9
55
b. Simpanan Pendidikan
Simpanan untuk biaya pendidikan mulai jenjang
sekolah TK sampai Perguruan Tinggi. Simpanan dapat
di ambil sesuai dengan tahapan periode pendidikan
(sepekan sebelum tahun ajaran baru, semester dan
akhir tahun), bentuk simpanan tahapan pendidikan
tersebut juga mendapatkan bagi hasil atas
pengelolaannya. Setoran awal minimal Rp. 25.000,-.
c. Simpanan Idul Fitri
Simpanan bagi pemenuhan segala kebutuhan Hari
Raya Idul Fitri.Penarikan simpanannya dilakukan
menjelang Hari Raya Idul Fitri. Setoran awal minimal
Rp. 25.000,-.
d. Simpanan Idul Qurban
Merupakan simpanan bagi pembeli hewan qurban,
membantu penabung dalam menyalurkan hewan
qurban pada para mustahik serta membuka
kesempatan bagi siapa saja untuk melaksanakan
ibadah qurban.Penarikan simpanannya dilakukan
menjelang hari raya Idul Adha. Setoran awal
56
minimal Rp.25.000,00,-.
e. Simpanan Walimah
Simpanan untuk memenuhi kebutuhan biaya
pernikahan serta penyelengaraan resepsi.Penarikan
simpanan dilakukan menjelang acara pernikahan.
Setoran awal minimal Rp. 25.000,-.51
f. Simpanan Berjangka
Simpanan ini adalah investasi syariah yang
penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu (1,
3, 6 dan 12 bulan) setelah jatuh tempo atau perjanjian
dengan BMT. Nisbah bagi hasil yang akan diberikan
BMT kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak. Minimal simpanan Rp. 25.000,-.
Perhitungan Nisbah Simpanan Berjangka
1) 1 bulan nisbah 65% (BMT) 35% untuk pemilik
dana
2) 3 bulan nisbah 60% (BMT) 40% untuk pemilik
dana
3) 6 bulan nisbah 55% (BMT) 45% untuk pemilik
51
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 3-4
57
dana
4) 12 bulan nisbah 50% (BMT) 50% untuk pemilik
dana52
2. Produk Pembiayaan Syari’ah
a. Pembiayaan Murabahah
1) Murabahah dengan pembiayaan jatuh tempo
adalah pembiayaan untuk investasi, usaha,
konsumtif melalui mekanisme akad jual beli.
Pembayaran dilakukan secara tunai dan sekaligus
pada saat jatuh tempo dengan tenggang waktu
maksimal 3 bulan. BMT Artha Jaya mendapat
selisih atau marjin dari hargajual
2) Murabahah dengan pembiayaan berangsur adalah
pembiayaan untuk investasi, usaha, konsumtif
melalui mekanisme akad jual beli. Pembayaran
dilakukan secara angsur (harian, mingguan atau
bulanan) dengan jangka waktu pembayaran mulai
dari 4 bulan atau lebih. BMT Artha jaya mendapat
selisih atau marjin dari harga jual.
52
Wawancara dengan Bpk. Matroji selaku sekertaris pengurus
BMT Artha Jaya, tanggal 24 September 2017.
58
b. Pembiyaan Ijarah
Ijarah Muntahiah Bit-tamlik Adalah pemindahan hak
guna atas barang. Nasabah atau pemohon dan BMT
melakukan kontrak ijarah. Dalam sewa barang dengan
jangka waktu sesuai kesepakatan kedua belah pihak,
BMT mendapatkan ujrah atau upah dan hasil sewa
sesuai kesepakatan dalam akad. Pada akad persewaan
yang berakhir dengan kepemilikan, nasabah atau
pemohon dapat memiliki barang yang disewa bila
dapat memenuhi ketentuan yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.
c. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini dalam bentuk penyertaan modal antara
BMT dan nasabah untuk menggarap suatau usaha.
Tiap-tiap pihak menyertakan modal dalam jumlah
yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan.
Mekanisme bagi hasil dan keuntungan disesuaikan
dengan jumlah nisbah yang disepakati kedua belah
pihak.
59
d. Pembiayaan Mudharabah
Bentuk pembiayaan dari BMT untuk modal kerja atau
investasi sampai 100%, penerima pembiayaan adalah
nasabah atau pemohon yang memiliki kemampuan.
Skil yang layak dan bertanggung jawab dalam
mengelola usaha tersebut. Pembagian keuntungan
dibagi hasilkan sesuai nisbah yang disepakati antara
BMT dan pengelola.
e. Pembiayaan Dana Dhuafa
Merupakan bentuk pembiayaan yang diperoleh dari
dana soaial dan ZIS yang dipergunakan untuk usaha
kaum dhuafa.53
E. Layanan BMT Artha Jaya
BMT Artha Jaya adalah lembaga keuangan mikro
berbasis syariah berfungsi sebagai sarana membardayakan
prekonomian ummat dengan memberikan pelayanan jasa
keuangan dalam bentuk pembiayaan usaha produktif,
layanan konsumtif, layanan jasa pembayaran seperti listrik,
telepon dan lain-lain, penghimpunan dana dalam bentuk
53
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 5
60
simpanan atau tabungan atau deposito ataupun transaksi
produk-produk syariah lainnya.
BMT Artha Jaya menyediakan jasa pembiayaan untuk
barbagai jenis usaha dan perniagaan.usaha yang dibiayai
diantaranya dalam bentuk perdagangan, industry kerajinan
atau home industry serta usaha yang bersifat jasa seperti
pendidikan dan jasa transportasi. Pada sisi lain BMT Artha
jaya juga melayani pembiayaan konsumtif dengan prinsip
jual beli serta kerja sama usaha dengan pihak kedua
melalui skema Musyarakah dan Mudharabah.
Penghimpunan dana yang dikelola oleh Lembaga BMT
Artha Jaya diperoleh dari dua unsur : 1. Penyertaan modal
dari Aparat Desa, 2. Himpunan dana masyarakat dalam
bentuk simpanan atau deposito.54
54
Data (Company Profile) BMT Artha Jaya, h. 6
61
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL ANALISA DATA
A. Standar Operating Procedures (SOP) Kinerja BMT Artha
Jaya
Setiap perusahaan atau instansi pasti mempunyai
standarnya dalam masing-masing dalam mengukur kinerja
karyawannya. Adapun tujuan dari adanya standarisasi
terhadap operasional atau tata cara bekerja dalam melayani
nasabah adalah agar kenyamanan dan kepuasan nasabah dapat
mencapai titik yang diinginkan sehingga nasabah merasa
nyaman dan hal ini tentunya dapat berdampak baik bagi
perusahaan.
Untuk standarisasi kinerja karyawan BMT Artha Jaya
harus sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur)
dari BMT Artha Jaya, seperti aspek fisik maupun aspek
non fisik harus dijaga dan pelihara. Apakah aspek fisik
sudah sesuai dengan kertas kerja atau belum, kinerja
karyawan harus sesuai dengan kertas kerja dan harus
melaksanakan. Misalkan nasabah yang mengunakan telpon
62
itu ingin mengetahui produk, jadi staf-staff harus bisa
menguasai produk, biasanya diberikan ke marketing dan
siap melayani nasabah yang misalnya ingin mengetahui
produk, diberikan ke marketing itu ada kertas kerjanya
seperti apa. BMT bekerja seperti itu sesuai dengan kertas
kerja yang ada. Kertas kerja harus dipatuhi dan dilakukan.
Standarisasi layanan melebihi harapan marketing.
Diharapkan dengan adanya SOP nasabah puas, kinerja
karyawan lebih bagus.55
BMT Artha jaya memiliki Standar layanan sebagai
pedoman baku bagi pegawai dalam menjalankan tugas
kepada nasabah sehingga dengan layanan yang baik akan
menciptakan bisnis, dan dapat memberikan layanan yang
baik bagi bisnis yang telah ada karena setiap bisnis
menghendaki layanan. Adapun Standarisasi kinerja
karyawan/SOP yang ada di BMT Artha yaitu:
55
Wawancara dengan Sekretaris Pengurus, Matroji, tanggal 23
September 2017, di BMT Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi.
63
1. Pelayanan Nasabah
Tabel 4.1
Kode SOP Pelayanan Nasabah
Nomor : 001/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/14
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Definisi dan Ketentuan Umum
1) Yang dimaksud pelayanan nasabah adalah proses
melayani nasabah yang datang langsung ke kantor
dengan janji atau datang langsung sampai nasabah
pulang.
2) Sambut setiap kedatangan nasabah wajib
dilakukan dengan senyum, salam, sapa.
3) Nasabah di tawarkan minum.
4) Petugas harus menggunakan seragam kantor, tanda
pengenal, dan dalam kondisi rapih, bersih, wangi.
5) Pelayanan teller kepada nasabah tidak boleh lebih
dari 7 (tujuh) menit.
6) Berikan bukti transaksi.
64
7) Selesai transaksi teller/marketing mengucapkan
terima kasih diiringi dengan senyum ramah dan
ungkapan supaya Pelanggan datang kembali.
8) Temani nasabah sampai pintu keluar dan
membukakan pintu dan memberi salam.56
56
Matroji, Panduan & Prosedur Standar Operasi BMT
Artha Jaya, (Jakarta: BMT Artha jaya, 2015) h. 1-2.
65
b. Prosedur
Tabel 4.2
Tabel Prosedur Pelayanan Nasabah
No Aktivitas PIC Formulir
1 Terima Tamu Teller Laporan
Kunjungan
Nasabah
2 Tanyakan Maksud
nasabah dan
dengarkan nasabah
Teller
3 Cek system dan
proses
Teller
4 Terima dan
hitung/berikan uang
kepada nasabah
Teller
5 Berikan bukti
transaksi
Teller Kwitansi
6 Ucapkan Terima
Kasih, Temani
nasabah dan
bukakan pintunya
Teller
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
66
c. Flowchart
Tabel 4.3
Tabel Flowchart Pelayanan Nasabah
Pelayanan Nasabah
TELLER
Mulai
Terima Tamu
Tanyakan maksud dan
dengarkan nasabah
Cek System dan proses
Terima, hitung/berikan uang kepada
nasabah
Berikan Bukti Transaksi
Ucapkan Terimakasih,
Temani dan Bukakan
Pintu Nasabah
Selesai
67
2. Prosedur Permohonan Pembiayaan
Tabel 4.4
Kode SOP Permohonan Pembiayaan
Nomor : 002/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/14
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Mesntandarisasikan prosedur pengajuan pembiayaan
di BMT Artha Jaya.
b. Ruang Lingkup
Proses pemberian informasi kepada calon anggota
pembiayaan sampai dengan penyerahan berkas
lengkap pembiayaan kepada analis kredit.
c. Definisi
1) Anggota pembiayaan: Nasabah BMT yang telah
mendapatkan fasilitas pembiayaan dari BMT.
2) Marketing: Staff BMT Artha Jaya yang
mempunyai tugas untuk melayani Nasabah
mengenai informasi produk-produk pelayanan
BMT Artha Jaya.
68
3) Analis kredit : Staff yang bertugas mengurus
semua proses pembiayaan yang telah melengkapi
syarat administrasi. Ruang lingkup kerja dari
proses analisis pembiayaan, pencairan,
monitoring, survey sampai dengan pelepasan
jaminan.
4) Marketing harus memberikan brosur dan
menjelaskannya ke nasabah.
5) Brosur adalah informasi yang dijelaskan tentang
prosedur pengajuan pembiayaan beserta syarat-
syaratnya dan prosedur pengajuan simpanan
beserta syarat-syaratnya.
6) Marketing harus sabar melayani nasabah
konsultasi mengenai pembiayaan dan simpanan.
7) Pembiayaan terbagi dua yaitu
a) Pembiayaan Individu.
b) Pembiayaan produktif.
8) Syarat pembiayaan Individu antara lain:
a) KTP suami istri.
69
b) Kartu Keluarga.
c) Salinan rekening bank minimal 3 bulan
terakhir.
d) Salinan tagihan listrik dan telpon (optional).
e) Data objek pembiayaan.
f) Data jaminan (harga objek).
g) Tambahan:
(1) PNS/Karyawan,dll: Slip gaji terakhir, surat
refrensi kantor atau SK pengangkatan.
(2) Pengusaha perorangan: SIUP dan NPWP
(optional).
(3) Profesional (dokter, pengacara, dll): surat
ijin profesi, surat ijin praktek.
9) Syarat pembiayaan produktif
a) perorangan:
(1) Legalitas usaha.
(2) Laporan keuangan dua tahun terakhir
(optional).
(3) Past performance 1 tahun teakhir.
70
(4) Bisnis plan.
b) Badan Hukum
(1) Legalitas usaha.
(2) Laporan keuangan dua tahun terakhir
(optional).
(3) Past performance 1 tahun teakhir.
(4) Bisnis plan.
(5) Akte pendirian
(6) Legalitas.
(7) Identitas pengurus.
10) Penerimaan dan penyerahan dokumen harus sesuai
SOP.
71
d. Prosedur
Tabel 4.5
Prosedur Permohonan Pembiayaan
No Aktivitas PIC Formulir
1 Terima Tamu Marketing Laporangan
Kunjungan
Nasabah
2 Memberikan brosur Marketing
3 Jelaskan informasi
produk
Marketing
4 Berikan form
permohonan
pembiayaan
Marketing
5 Ambil kembali form
yang sudah di isi
Marketing
6 Terima dokumen dan
periksa
Marketing Buku tanda
terima
7 Sampaikan ke nasabah
untuk menunggu kabar
persetujuan max 3 hari
Marketing
6 Berikan dokumen ke
analis kredit
Marketing Buku tanda
terima
7 Analis kredit
memeriksan kembali
kelengkapan dokumen
Analis
kredit
8 Periksa dokumen an
Analisa jaminan
Analis
kredit
Form
lapporan
analisa
pembiayaan.
9 Survey Analis
Kredit
Form
Laporan
Survey
1o Proses
persetujuan/Penolakan
Analis
Kredit &
Manajer
72
11 Kabarkan kembali
nasabah apakah di
terima/ditolak
13 Ambil jaminan jika
disetujui
Marketing Buku tanda
terima
14 Pencairan Teller Bukti
transaksi
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
73
e. Flowchart
Tabel 4.6 Flowchart Prosedur Permohonan Pembiayaan
Marketing Analis Kredit Teller
Terima Tamu
Berikan Brosur
Jelaskan informasi
penting produk
Berikan form permohonan
pembiayaan
Terima dokumen dan
periksa
Sampaikan nasabah
untuk menunggu kabar
persetujuan
Berikan dokumen ke
analis kredit
Periksan dan Analisa
dokumen
Survey
Setujui/Tolak
Kabarkan ke
nasabah jika
disetujui/ditolak
Ambil berkas jaminan
jika disetujui
Pencairan
74
3. Prosedur Analisa Pembiayaan
Tabel 4.7
Kode SOP Analisa Pembiayaan
Nomor : 003/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Standarisasi pelaksanaan teknis proses analisa
pembiayaan di BMT Artha Jaya.
b. Ruang Lingkup
Proses kegiatan dari mulai mendapatkan tugas
analisa/informasi tentang pembiayaan sampai dengan
persiapan berkas analisa credit analyst.
c. Definisi dan Ketentuan umum.
1) Yang dimaksud analisa pembiayaan adalah proses
analisa berkas pembiayaan apakah calon nasabah
layak diberikan pembiayaan atau tidak, apakah
berkas dan jaminan yang diberikan layak atau
tidak.
75
2) Proses analisa pembiayaan tidak boleh lebih dari
satu hari.
3) Sebelum analisa analis kredit harus memeriksa
kelengkapan dokumen.
4) Proses inisiasi adalah proses pengecekan profile
database nasabah dan profile refrensi.
5) Proses solitasi adalah proses mengunjungi tempat
usaha calon nasabah pembiayaan.
6) Adapun aspek yang dianalisa yaitu:
a) Aspek Yuridis, yaitu status badan usaha dan
kapasitas calon pembiayaan secara hukum.
b) Aspek Pemasaran, yaitu siklus hidup produksi,
produk subtitusi, competitor, daya beli,
masayarakat, program promosi, daerah
pemasaran, factor musim, manajemen
pemasaran, kontrak penjualan.
c) Aspek Teknis, yaitu lokasi usaha, fasilitas,
mesin-mesin, proses produksi efisiensi.
76
d) Aspek Jaminan, yaitu melihat nilai ekonomis
jaminan dan nilai yuridis dari barang yang
dijaminkan.
7) Analisa Kualitatif yaitu analisa yang menekankan
kepada aspek kemauan membayar dari nasabah.
Hal ini mencakup karakter/watak dan komitmen
dari nasabah BMT Artha Jaya.
8) Analisa Kunatitatif
Merupakan analisa untuk menilai kemampuan
membayar dari calon debitur. Pendekatan yang
dipakai ialah:
a) Pendekatan pendapatan bersih.
b) Pendekatan kemampuan menabung.
c) Pendekatan kebutuhan modal.
d) Penjelasan tentang masing-masing pendekatan
dapat dilihat pada kebijakan pembiayaan.
77
d. Prosedur
Tabel 4.8
Prosedur Analisa Pembiayaan
No Aktivitas PIC Formulir
1 Terima Berkas Analis
Kredit
Buku tanda
terima
2 Proses Inisiasi Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan
3 Proses Solitasi Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan
4 Analisa Aspek Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan
5 Analisa Kualitatif Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan
6 Analisa Kuantitatif Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
78
e. Flowchart
Tabel 4.9
Tabel flowchart Analisa Pembiayaan
Analisa Pembiayaan
Analis Kredit
Terima
Berkas
Proses
Inisiasi
Proses
Solitasi
Analisa
Aspek
Analisa
Kualitatif
Analisa
Kuantitafif
79
4. Analisa Jaminan
Tabel 4.10
Kode SOP Analisa Jaminan
Nomor : 004/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Standarisasi pelaksanaan teknis proses analisa jaminan
pembiayaan di BMT Artha Jaya.
b. Ruang Lingkup
Proses kegiatan mendapatkan kelengkapan berkas
pembiayaan sampai dengan penyerahan jaminan pada
proses pencairan pembiayaan.
c. Definisi dan Katentuan Umum
1) Yang dimaksud analisa jaminan yaitu proses
meneliti melihat dan analisis setiap dokumen yang
dijadikan dokumen, apakah dokumen yang
dijadikan jaminan layak atau tidak dan sesuai atau
tidak dengan nominal pembiayaan yang diajukan
oleh calon pembiayaan.
80
2) Analisa jaminan tidak boleh lebih dari satu hari.
3) Dokumen jaminan yang dianalisa yaitu:
a) Sertifikat hak dan BPKB.
b) Sertifikat tanah dan izin bangun.
c) Surat kuasa nota riil dari pemilik kepada
debitur ataupun langsung kepada BMT Artha
Jaya bila barang-barang jaminan tersebut
bukan milik debitur.
d) Invoice atas barang-barang yang dijaminkan,
apabila barang tersebut adalah barang yang
dijaminkan adalah peralatan pabrik.
d. Prosedur
Tabel 4. 11
Prosedur Analisa Jaminan
No Aktivitas PIC Formulir
1 Cek kelengkapan
syarat administrasi
dan jaminan
Analis
Kredit
2 Cek fisik jaminan Analis
Kredit
Form analisa
jaminan & berita
acara
3 Cek keabsahan
jaminan (survey)
Analis
Kredit
Form analisa
pembiayaan&
berita acara
4 Penaksiran barang Analis Form analisa
81
jaminan Kredit pembiayaan dan
form penaksiran
barang serta
berita acara
5 Pengikatan barang-
barang jaminan
yang diterima
Analis
Kredit
Berita acara dan
surat perjanjian
6 Penguasaan atas
jaminan
Analis
Kredit
Berita acara dan
surat perjanjian
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
82
e. Flowchart
Tabel 4.12
Tabel Prosedur Analisa Jaminan
Analisa Jaminan
Analis Kredit
Cek kelengkapan syarat administrasi dan
jaminan
Cek fisik jaminan
Cek keabsahan jaminan
(survey)
Penaksiran barang
jaminan
Pengikatan barang-barang jaminan
yang diterima
penguasaan atas jaminan
83
5. Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Jaminan
Tabel 4.13
Kode SOP Penerimaan Jamninan
Nomor : 005/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Standarisasi pelaksanaan teknik proses pencatatan
penyerahan jaminan oleh debitur ke BMT Artha Jaya.
b. Ruang Lingkup
Proses kegiatan dari penyerahan jaminan ke BMT
Artha Jaya.
c. Definisi Dan Ketentuan Umum
1) Yang dimaksud penerimaan jaminan adalah
menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen
jamninan asli berupa formulir permohonan
pembiayaan, Sertifikat hak dan BPKB, sertifikat
tanah dan izin bangun, surat kuasa nota riil dari
pemilik kepada debitur ataupun langsung kepada
BMT Artha Jaya bila barang-barang jaminan
84
tersebut bukan milik debitur, Invoice atas barang-
barang yang dijaminkan, apabila barang tersebut
adalah barang yang dijaminkan adalah peralatan
pabrik.
2) Setiap penerimaan dokumen jaminan harus
menggunakan tanda terima yang disesuaikan
dengan dokumen yang diserahkan marketing.
3) Menyimpan dokumen asli dan menyerahkannya
kepada bagian yang bertanggungjawab atas
keperluan dokumen asli tersebut
4) Setiap dokumen yang diterima, ADM harus
mempunyai copy dan scan file tersebut. Jika dalam
suatu waktu diperlukan.
85
d. Prosedur
Tabel 4. 14
Prosedur Penerimaan Jaminan
NO AKTIVITAS PIC FORMULIR
1 Terima dokumen asli,
formulir dari pemohon Marketing
Buku Tanda
Terima
Dokumen
2 Fotokopi dokumen Analis
Kredit
3 Ceklis penerimaan
dokumen dan catat
Analis
Kredit
Buku daftar
jaminan
4
Serahkan dokumen asli
kepada divisi Analis
kredit
Analis
Kredit
Buku Tanda
Terima
5 Berikan kode & nomor
urut dokumen
Analis
Kredit
6 Membuat bukti serah
terima jaminan
Analis
Kredit
Buku Tanda
Terima dan
bukti serah
terima
7
Simpan dokumen asli
dan bukti serah teima
jaminan ke dalam
Analis
Kredit
86
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
e. Flowchart
Tabel 4.15 Tabel Flowchart Penerimaan Jaminan
Penerimaan Jaminan
Analis Kredit
lemari
8
Proses penerimaan
dokumen jaminan
selesai
Terima dokumen asli
Cek jaminan
Berikan kode & nomor
urut dokumen
Fotokopi dokumen
Simpan dokumen asli dan bukti serah
teima jaminan ke dalam lemari dokumen
Selesai
87
6. Ketentuan Dan Prosedur Pengembalian Jaminan
Tabel 4.16 Kode SOP Pengembalian Jamninan
Nomor : 006/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Standarisasi pelaksanaan teknik proses pencatatan
pengembalian jaminan oleh debitur ke BMT Artha
Jaya.
b. Ruang Lingkup
Proses kegiatan dari pengembalian jaminan ke BMT
Artha Jaya.
c. Definisi Dan Ketentuan Umum
1) Yang dimaksud pengiriman pengembalian
dokumen asli jamaah umrah adalah mengembalikan
semua dokumen asli nasabah pada saat sudah lunas.
2) Pengembalian dokumen asli dapat diberikan
langsung kepada nasabah atau via jasa pengiriman
dan harus disertakan formulir tanda terima
88
dokumen dengan note bahwa dokumen tersebut
dikirimkan
3) Dokumen asli yang akan dikembalikan ke nasabah
ketika sudah mendapatkan cap lunas dan
menyerahkan kwitansi pembiayaan.
4) Proses Pengembalian dokumen jaminan harus
kurang lebih 15 menit.
d. Prosedur
Tabel 4.17
Prosedur Pengembalian Jaminan
NO AKTIVITAS PIC FORMULIR
1 Siapkan dokumen
asli Analis kredit Dokumen
2 Buat formulir tanda
terima Analis kredit
Tanda Terima
Dokumen
3 Serahkan dokumen
ke marketing Analis kredit
Dokumen Asli
Buku Tanda
Terima
4
Terima Form tanda
terima dokumen dari
Analis kredit
Marketing Tanda Terima
Dokumen
5
Catat tanggal
penyerahan jaminan
pada buku jaminan
ADM
Tanda Terima
Dokumen&
buku jaminan
6 Update status
jaminan pada system Marketing
7 M
Membuat tanda
terima pengambilan
jaminan oleh kedua
Marketing
Form tanda
terima
pengembalian
89
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
e. Flowchart
Tabel 4.18
Tabel Flowchart Pengembalian Jaminan
Pengembalin Jaminan
Analis Kredit
belah pihak jaminan
8 Arsip tanda terima Marketing Form Tanda
Terima
Siapkan dokumen asli
Buat formulir tanda terima
Serahkan dokumen ke
marketing
Catat tanggal penyerahan
jaminan pada buku jaminan
Update status jaminan pada system
Arsip tanda terima
90
7. Realisasi dan Pencairan Pembiayaan
Tabel 4.19
Kode SOP Pencairan Pembiayaan
Nomor : 007/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Tujuan
Menstandarisasikan pelaksanaan proses relisasi
pembiayaan
b. Defini dan Ketentuan Umum
1) Proses data lengkap pembiayaan masuk ke analis
kredit sampai dengan proses pencairan
pembiayaan.
2) Proses pencairan adalah proses dimana nasabah
telah disetujui permohonan pembiayaannya dan
nasabah sudah berhak mengambil dana
pembiayaannya.
3) Proses realisasi sampai dengan pencairan yaitu
kurang lebih dua.
c. Prosedur
91
Tabel 4.20
Realisasi dan Pencairan Pembiayaan
NO AKTIVITAS PIC FORMULIR
1
Menyerahkan berkas
hasil survey ke
manajer
Analis
kredit
Form survey
pembiayan
2 Setujui
Analis
kredit &
Manajer
Lembar
persetujuan
3
Kalkulasi kebutuhan
pembiayaan
berdasarkan data-data
survey
Analis
kredit &
Marketing
4 Proses Analis
Kredit
5
Melengkapi data
pembiayaan dan kartu
pembiayaan pada
system dan merubah
status kartu dari
pengajuan menjadi
disetujui
Analis
kredit/mark
eting
6
Membuat slip realisasi
pembiayaan & Slip
setoran biaya
Analis
kredit
Foto copy Slip
realisasi
pembiayaan &
Slip setoran
biaya
7 M Tanda tangan akad
pembiayaan
Pimpinan
BMT
Form akad
pembiayaan
8 Merubah status
menjadi dicairkan
Analis
kredit
9 Pembuatan kartu
pembiayaan Teller
Form
pembuatan kartu
pembiayaan
92
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
10 Pencairan Teller
Slip
pembiayaan,
biaya
administrasi,
materai
11 Arsip semua dokumen
93
d. Flowchart
Tabel 4.21
Tabel Flowchart Pencairan Pembiayaan
Realisasi dan Pencairan Pembiayaan Analis Kredit Manajer BMT Teller
Menyerahkan berkas
hasil survey ke manajer
Approve
Kalkulasi kebutuhan
pembiayaan
berdasarkan data-data survey manajer
Rubah status di system
dari pengajuan menjadi
disetujui
Membuat slip realisasi
pembiayaan & Slip
setoran biaya
Merubah status menjadi
di cairkan
Tanda Tangan Akad
Pembiayaan
Pencairan
94
8. Pengajuan Simpanan
Tabel 4.22
Kode SOP Pengajuan Produk Simpanan
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
a. Definisi dan Ketentuan Umum
1) Yang dimaksud pengajuan produk simpnan yaitu
nasabah menaruh uang di BMT.
2) Syarat pengajuan simpanan yaitu:
a) Foto copy ktp
b) Membayar setoran awal 25.000 rupiah.
3) Pelayanan tidak lebih dari 15 menit.
4) Produk simpanan terdiri dari:
a) Simpanan Mudharabah
b) Simpanan Pendidikan
c) Simpanan Idul Fitri
d) Simpanan Idul Adha
e) Simpanan Walimah
Nomor : 008/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
95
f) Simpanan Berjangka.
b. Prosedur
Tabel 4.23
Prosedur Pengajuan Produk Simpanan
NO AKTIVITAS PIC FORMULIR
1 Tanyakan maksud
tujuan nasabah Teller
2 Minta ktp nasabah Teller
3
Siapkan formulir
permohonan
simpanan
Teller
formulir
permohonan
simpanan
4
Berikan formulir
permohonan
simpanan ke nasabah
Teller
5 Proses Teller
6 Minta uang setoran
awal Teller
7 M Proses Teller
8 Siapkan buku
tabungan Teller
Foto copy
buku tabungan
9
Berikan buku
tabungan & Slip
pembukaan setoran
awal ke nasabah
Teller
Slip
pembukaan
setoran awal
Sumber: Data Sekretaris BMT Artha Jaya
96
c. Flowchart
Tabel 4.24
Tabel Prosedur Pelayanan Nasabah
Prosedur Pengajuan Produk Simpanan
Teller
Tanyakan maksud
tujuan nasabah
Minta KTP
Nasabah
Siapkan formulir permohonan
simpanan dan berikan
ke nasabah
Minta uang setoran
awal
Proses
Siapkan buku
tabungan
Berikan buku
tabungan & Slip
pembukaan setoran
awal ke nasabah
97
9. SOP Manajer
Tabel 4.25
Kode SOP Manajer
A. Prosedur
a. Yang dimaksud dengan manajer adalah memimpin
usaha BMT sesuai dengan RKAT BMT (Rencana
Kerja dan Anggaran Tahunan BMT).
b. Menyelenggarakan rapat evaluasi kinerja BMT.
c. Menyelesaikan permasalahan internal karyawan
dalam mencapai target.
d. Memelihara inventaris dan aset-aset BMT.
e. Mewakili BMT dalam urusan setiap BMT.
f. Memutuskan penerimaan dan penolakan
pembiayaan BMT.
g. Membuat laporan perkembangan BMT.
h. Membuat Action Plan.
i. Laporan Actoin Plan.
Nomor : 009/SOP/AJ/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
98
B. Key Performance Indicator Manajer
Tabel 4.26
Key Performance Indicator Manajer
Kuantitatif
(70%)
Hasil Kerja Pengukuran Target Pencapaian Nilai (1-4)
Bobot Skor (1-4) Bobot x Skor
1
Menyelesaikan permasalahan
internal karyawan dalam
mencapai target Hari 30 Hari 40%
2
Ketetpatan Membuat laporan perkembangan BMT. Tanggal Tanggal 3 setiap
bulan
30%
3 Membuat Action Plan Bulan Setiap bulan
Januari
20%
4 Laporan Action Plan maksimal tanggal 31
Tanggal Tanggal 31 Setiap bulan
10%
Total 100%
Total Nilai (70% *Total)
99
Kuantitatif
(30%)
DEFINISI SKOR
Skor 4.0-5.0 3.6-4.5 2.1-3.5 0-20
Quality of work
(kualitas hasil
kerja = service culture dan proces
oriented
Secara Konsisten menunjukan
kualitas kerja yang tinggi dan
memberikan output yang melebihi standar
Memberikan kualitas kerja
dan memberikan output
sesuai standar yang ditetapkan. Teliti dan
persisten menjaga kualitas
kerja sesuai yang diharapkan
Masih memerlukan supervise
atasan untuk memberikan
output yang sesuai dengan standar
Kurang penelitian
terhadap kualitas kerja,
cenderung memberikan hasil sedanya dan masih
dibawah standar
Quality of work
(kuantitas Kerja)
result oriented
Bekerja sigap dan cekatan.
Memiliki kemampuan untuk
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas
yang diberikan lebih cepat dari
yang diharapkan
Bekerja cepat dan dapat
mengukur beban kerja
secara efektif, dapat menyelesaikan pekerjaan
dalam tenggang waktu
yang logis serta menghasilkan sebanyak
yang diharapkan.
Sesekali tidak dapat
menyelesaikan secara efektif
dan memerlukan banyak waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugas
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara
efektif sehingga selalu tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang diharapkan
Dicipline (kedisiplinan)
kualitas personal
Rajin dan aktif melakukan palnning, reporting, follow up
secara mandiri
Melakukan planning, reporting, follow up sesuai
standar waktu diharapkan.
Sesekali tidak dapat menyelesaikan secara efektif
dan perlu diingatkan untuk
melakukan palnning, reporting, dan follow up
Tidak terlihat keinginan untuk melakukan
planning, reporting dan
follow up terhadap customer
TOTAL NILAI (30% * TOTAL)
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITAIF (Dibagi 2)
100
Rating Skor & Definisi
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITATIF (Dibagi 2)
Skor Pencapaian KPI
3.6 – 4 (sangat bagus) > 96% dari target
2.6 -3.5 (bagus) 90% - 95% dari target
1.1 – 2.5 (kurang) 80% - 89% dari target
0 – 1.0 (sangat kurang) < 80% dari target
101
10. SOP Analis Kredit
Tabel 4.27
Kode SOP Analis Kredit
A. Prosedur
a. Melakukan pemeriksaan data-data surat keterangan
yang dipersyaratkan oleh BMT meliputi: (pengisian
formulir pembiayaan, identitas pemohon, jaminan
yang diberikan, taksasi jaminan dan pengecekan
keabsahan jaminan.
b. Melakukan penyelesaian masalah remedial /kredit
bermasalah.
c. Melakukan analisa jaminan/kredit.
d. Melakukan solitasi dan survey nasabah.
e. Membuat laporan hasil survey
f. Approve permohonan pembiayaan yang diajukan
nasabah.
Nomor : 010/SOP/AK/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
102
B. Key Performance Indicator (KPI) Analis Kredit Tabel 4.28
Tabel Key Performance Indicator Analis Kredit
Kuantitatif
(70%)
Hasil Kerja Pengukuran Target Pencapaian Nilai (1-4)
Bobot Skor (1-4) Bobot x
Skor
1 Melakukan pemeriksaan data-
data surat keterangan yang dipersyaratkan oleh BMT:
(formulir pembiayaan, identitas
pemohon, jaminan yang diberikan, taksasi jaminan dan
pengecekan keabsahan jaminan.
Menit 20 menit 5%
2 Melakukan penyelesaian masalah remedial /kredit bermasalah.
Hari 30 hari 30%
3 Analisa jaminan Hari 1 hari 20%
4 Melakukan solitasi & survey nasabah
Hari 2 hari 30%
5 Membuat laporan hasil survey Hari H + 1 10%
6 Approve permohonan nasabah Hari 3 hari 5%
Total 100%
Total Nilai (70% *Total)
103
Kuantitatif
(30%) DEFINISI SKOR
Skor
4.0-5.0 3.6-4.5 2.1-3.5 0-20
Quality of work
(kualitas hasil
kerja = service culture dan proces
oriented
Secara Konsisten menunjukan
kualitas kerja yang tinggi dan
memberikan output yang melebihi standar
Memberikan kualitas kerja
dan memberikan output
sesuai standar yang ditetapkan. Teliti dan
persisten menjaga kualitas
kerja sesuai yang diharapkan
Masih memerlukan supervise
atasan untuk memberikan
output yang sesuai dengan standar
Kurang penelitian
terhadap kualitas kerja,
cenderung memberikan hasil sedanya dan masih
dibawah standar
Quality of work
(kuantitas Kerja) result oriented
Bekerja sigap dan cekatan.
Memiliki kemampuan untuk mengatur beban kerja secara
efektif sehingga semua tugas
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan
Bekerja cepat dan dapat
mengukur beban kerja secara efektif, dapat
menyelesaikan pekerjaan
dalam tenggang waktu yang logis serta
menghasilkan sebanyak
yang diharapkan.
Sesekali tidak dapat
menyelesaikan secara efektif dan memerlukan banyak
waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugas
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara efektif sehingga selalu
tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
diharapkan
Dicipline (kedisiplinan)
kualitas personal
Rajin dan aktif melakukan palnning, reporting, follow up
secara mandiri
Melakukan planning, reporting, follow up sesuai
standar waktu diharapkan.
Sesekali tidak dapat menyelesaikan secara efektif
dan perlu diingatkan untuk melakukan palnning,
reporting, dan follow up
Tidak terlihat keinginan untuk melakukan
planning, reporting dan follow up terhadap
customer
TOTAL NILAI (30% * TOTAL)
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITAIF (Dibagi 2)
104
Rating Skor & Definisi
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITATIF (Dibagi 2)
Skor Pencapaian KPI
3.6 – 4 (sangat bagus) > 96% dari target
2.6 -3.5 (bagus) 90% - 95% dari target
1.1 – 2.5 (kurang) 80% - 89% dari target
0 – 1.0 (sangat kurang) < 80% dari target
105
11. SOP Teller
Tabel 4.29
Kode SOP Teller
A. Prosedur
1. Melayani transaksi uang masuk dan uang keluar
setiap hari.
2. Menghitung uang yang masuk dan keluar terlebih
dahulu.
3. Melapor dan menyetorkan dana pada bendahara
akhir hari.
4. Meminta dana pada bendahara pada awal hari
(pagi hari) sebelum operasional dibuka.
5. Mengisi form stock opname dan menyiapkan dana
harian sebagai dari kas.
6. Memeriksa kelengkapan transaksi penghimpunan
dana yang terdiri dari slip setoran dan nominal
uang yang diterimanya.
7. Menyerahkan bukti transaksi pada bendahara dan
mengamankan perolehan dana harian di kas.
Nomor : 011/SOP/TL/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
106
B. Key Performance Indicator Divisi Teller
Tabel 4.30 Tabel Key Performance Teller Kuantitatif
(70%)
Hasil Kerja Pengukuran Target Pencapaian Nilai (1-4)
Bobot Skor (1-4) Bobot x
Skor
1 Melayani transaksi uang masuk
dan uang keluar setiap hari
Menit 2 menit 40%
2 Menghitung uang yang masuk dan keluar terlebih dahulu
Menit 1 menit 10%
3 Melapor dan menyetorkan dana
pada bendahara akhir hari
Jam 16:00 WIB 20%
4 Meminta dana pada bendahara pada awal hari (pagi hari)
sebelum operasional dibuka
Jam 07:00 WIB 5%
5 Mengisi form stock opname dan
menyiapkan dana harian sebagai
dari kas
Jam 07:30 WIB 5%
6 Memeriksa kelengkapan transaksi
penghimpunan dana yang terdiri dari slip setoran dan nominal
uang yang diterimanya
Jam 15:30 WIB 10%
7 Menyerahkan bukti transaksi pada bendahara dan
mengamankan perolehan dana
harian di kas
Jam 16:00 WIB 10%
Total
100%
Total Nilai (70% *Total)
107
Kuantitatif
(30%)
DEFINISI SKOR
Skor
4.0-5.0 3.6-4.5 2.1-3.5 0-20
Quality of work
(kualitas hasil
kerja = service culture dan proces
oriented
Secara Konsisten menunjukan
kualitas kerja yang tinggi dan
memberikan output yang melebihi standar
Memberikan kualitas kerja
dan memberikan output
sesuai standar yang ditetapkan. Teliti dan
persisten menjaga kualitas
kerja sesuai yang diharapkan
Masih memerlukan supervise
atasan untuk memberikan
output yang sesuai dengan standar
Kurang penelitian
terhadap kualitas kerja,
cenderung memberikan hasil sedanya dan masih
dibawah standar
Quality of work
(kuantitas Kerja) result oriented
Bekerja sigap dan cekatan.
Memiliki kemampuan untuk mengatur beban kerja secara
efektif sehingga semua tugas
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan
Bekerja cepat dan dapat
mengukur beban kerja secara efektif, dapat
menyelesaikan pekerjaan
dalam tenggang waktu yang logis serta
menghasilkan sebanyak
yang diharapkan.
Sesekali tidak dapat
menyelesaikan secara efektif dan memerlukan banyak
waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugas
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara efektif sehingga selalu
tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
diharapkan
Dicipline (kedisiplinan)
kualitas personal
Rajin dan aktif melakukan palnning, reporting, follow up
secara mandiri
Melakukan planning, reporting, follow up sesuai
standar waktu diharapkan.
Sesekali tidak dapat menyelesaikan secara efektif
dan perlu diingatkan untuk
melakukan palnning, reporting, dan follow up
Tidak terlihat keinginan untuk melakukan
planning, reporting dan
follow up terhadap customer
TOTAL NILAI (30% * TOTAL)
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITAIF (Dibagi 2)
108
Rating Skor & Definisi
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITATIF (Dibagi 2)
Skor Pencapaian KPI
3.6 – 4 (sangat bagus) > 96% dari target
2.6 -3.5 (bagus) 90% - 95% dari target
1.1 – 2.5 (kurang) 80% - 89% dari target
0 – 1.0 (sangat kurang) < 80% dari target
109
12. SOP Marketing
Tabel 4.31
Kode SOP Marketing
A. Prosedur
a. Menghimpun dana-dana nasabah.
b. Membuat fiture-fiture produk penghimpunan dana
dalam bentuk simpanan dan atau pembiyaan.
c. Membuat target-target penghimpunan dana/bisnis
plan.
d. Melakukan evaluasi target penghimpunan dana.
e. Membuat laporan penjualan.
Nomor : 012/SOP/M/13
Tanggal : 25/5/13
Revisi : -
110
B. Key Performance Indicator Marketing
Tabel 4.32
Tabel Key Performance Indicator Marketing Kuantitatif
(70%)
Hasil Kerja Pengukuran Target Pencapaian Nilai (1-4)
Bobot Skor (1-4) Bobot x
Skor
1 Mencari nasabah Orang 10 orang 30%
2 Membuat fiture-fiture produk penghimpunan dana dalam
bentuk simpanan dan atau
pembiyaan
Bulan 3 bulan sekali 20%
3 Membuat target-target
penghimpunan dana/bisnis plan.
Bulan Setiap bulan
Januari
20%
4 Melakukan evaluasi target
penghimpunan dana.
Tanggal Setaip tanggal 3 20%
5 Membuat laporan penjualan Bulan Setiap tanggal
29
10%
Total
100%
Total Nilai (70% *Total)
111
Kuantitatif
(30%)
DEFINISI SKOR
Skor
4.0-5.0 3.6-4.5 2.1-3.5 0-20
Quality of work (kualitas hasil
kerja = service
culture dan proces oriented
Secara Konsisten menunjukan kualitas kerja yang tinggi dan
memberikan output yang
melebihi standar
Memberikan kualitas kerja dan memberikan output
sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga kualitas
kerja sesuai yang
diharapkan
Masih memerlukan supervise atasan untuk memberikan
output yang sesuai dengan
standar
Kurang penelitian terhadap kualitas kerja,
cenderung memberikan
hasil sedanya dan masih dibawah standar
Quality of work
(kuantitas Kerja)
result oriented
Bekerja sigap dan cekatan.
Memiliki kemampuan untuk
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas
yang diberikan lebih cepat dari
yang diharapkan
Bekerja cepat dan dapat
mengukur beban kerja
secara efektif, dapat menyelesaikan pekerjaan
dalam tenggang waktu
yang logis serta menghasilkan sebanyak
yang diharapkan.
Sesekali tidak dapat
menyelesaikan secara efektif
dan memerlukan banyak waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugas
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara
efektif sehingga selalu tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang diharapkan
Dicipline
(kedisiplinan) kualitas personal
Rajin dan aktif melakukan
palnning, reporting, follow up secara mandiri
Melakukan planning,
reporting, follow up sesuai standar waktu diharapkan.
Sesekali tidak dapat
menyelesaikan secara efektif dan perlu diingatkan untuk
melakukan palnning,
reporting, dan follow up
Tidak terlihat keinginan
untuk melakukan planning, reporting dan
follow up terhadap
customer
TOTAL NILAI (30% * TOTAL)
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITAIF (Dibagi 2)
112
Rating Skor & Definisi
TOTAL SKOR KUALITATIF + KUANTITATIF (Dibagi 2)
Skor Pencapaian KPI
3.6 – 4 (sangat bagus) > 96% dari target
2.6 -3.5 (bagus) 90% - 95% dari target
1.1 – 2.5 (kurang) 80% - 89% dari target
0 – 1.0 (sangat kurang) < 80% dari target
113
B. Pelaksanaan Kinerja Karyawan BMT Artha Jaya
Berbicara mengenai kinerja tentu saja tidak bisa dilepas
dari karyawan itu sendiri, selain harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan dalam bekerja sebuah standar
dan prosedur-prosedur di dalam perusahaan juga membuat
perusahaan mencapai tingkat kesuksesan dengan mudah
telebih manfaatnya juga berimbas baik kepada karyawan itu
sendiri. Kinerja merupakan hasil atau karya yang dihasilkan
oleh masing-masing pegawai untuk membantu badan usaha
dalam mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan.
BMT Artha Jaya dalam tahap perkembangannya
menghadapi persaingan ketat dalam bidang perbankan baik
yang Syariah maupun yang non Syariah. Perkembangan yang
cukup progresif membawa konsekuensi adanya tingkat
kinerja yang harus selalu ditingkatkan baik dari segi
kemampuan dan keterampilan. Di BMT Artha Jaya sekarang
karyawan mempunyai SOP masing-masing di setiap
pekerjaannya sehingga dengan adanya SOP manajemen BMT
Artha Jaya dapat berjalan lancar. Namun jauh sebelum itu
114
pada waktu awal berdirinya, BMT Artha Jaya belum memiliki
SOP.
Sebelum adanya penerapan SOP manajemen BMT Artha
Jaya terbilang belum stabil karena para karyawan rata-rata
bekerja sesuai kebiasaan tanpa adanya standar-standar dalam
bekerja.Seperti yang dikatakan oleh pak Matroji yaitu “Awal-
awal berdiri BMT Artha Artha Jaya bener-bener sulit bangat
bahkan hampir gulung tikar hal ini karena kurangnya
pengawasan dan belum adanya standar-standar kinerja untuk
para karyawan.Mereka ya bekerja sesuai pengetahuan saja,
tanpa ada arahan seluruh staff bekerja sesuai kebiasaan dan
perasaan karena pada waktu itu BMT Artha Jaya Bekasi
belum memiliki SOP dan setiap pekerjaan belum terukur.
Manajer juga cuma memantau pekerjaan apa saja yang
dilakukan oleh karyawan tanpa melihat target dalam bekerja
sehingga sering terjadinya kesalahan dalam bekerja dan
lamban dalam bekerja. Selain itu pada awal berdiri kurangnya
program-program atau produk-produk di BMT sehingga
membuat nasabah tidak melirik BMT Artha Jaya, kata mereka
115
kurang meyakinkan. Selain itu proses pembiayaan lama
sehingga membuat nasabah malas mengajukan pembiayaan.
Sekalinya ada yang mengajukan pembiayaan membuat BMT
Artha Jaya hampir bangkrut karena banyaknya tunggakan
angsuran yang dilakukan oleh nasabah.Hal ini kurang adanya
SOP dan peraturan yang ketat dalam menangani masalah
pembiayaan”.57
Dari kejadian tersebut BMT Artha Jaya selalu belajar dan
mengambil hikmah tersebut dan selalu melakukan perbaikan-
perbaikan dan hingga saat ini BMT Artha Jaya dapat bertahan
selama 5 tahun. Pada tahun ke-3 BMT Artha Jaya memiliki
SOP dalam bekerja.
Dengan adanya SOP kinerja karyawan dapat terarah
dan terukur dengan baik. Setiap pekerjaan mereka harus
sesuai SOP. Adanya SOP membuat karyawan bekerja
cepat dan mematuhi prosedur yang ada. Setiap divisi
memiliki peran masing-masing sehingga membuat mereka
57
Matroji, Pengurus BMT (Sekretaris), Wawancara pribadi, 27
September 2017 (10:30 WIB- 12:00 WIB).
116
lebih bertanggung jawab masing-masing. Contohnya
petugas frontliner untuk melayani nasabah. Misalnya pada
bagian teller harus ada farawell greeting itu yang harus
diberikan kepada nasabah dan diakhiri dengan
mengucapkan “semoga usahanya bertambah berkah dan
hasanah ya pa/bu”, seperti itu manajemen yang baru
sehingga apa yang menjadi standar operasi, harus
dilaksanakan dengan baik karena teller harus sesuai
standar layanan. Kemudian Credit Analyst, marketing ada
aspek penilaiannya dimana harus dibimbing dengan baik
untuk terus konsisten dalam melayani. Kemudian untuk
aspek fisik bisa jadi masalah kenyamanan ruangan,
kebersihan toilet, kemudian ada alat-alat misalnya brosur-
brosur itu harus tersedia. Sehingga menjadi target
untuk menjadi layanan yang unggul dan baik.
Dalam melakukan penilaian terhadap kualitas kinerja
karyawan dilakukan oleh pihak internal yaitu pengawas
BMT salah satunya melalui pendekatan kepada customer
experience dan customer expectation yang meliputi aspek-
117
aspek. Setiap pekerjaan yang dikerjakan kepada karyawan
ada standarnya, Jadi seperti memantau dengan cara
mengecek sekaligus berhubungan langsung dengan teller,
analis kredit, dan marketing untuk merasakan seperti
transaksi layanan yang diberikan dan dilakukan. Jika staf-
staf melakukan yang terbaik kepada mistery shopper
otomatis kepada nasabah memberikan layanan yang
terbaik pula, dan itu juga dilihat dari aspek fisik tadi karena
ada nilai standar kinerja dalam memberikan pelayanan
yang sesuai dengan kertas kerja yang sudah ditentukan
oleh BMT Artha Jaya. Standar yang dilihat dari teller,
Analis kredit dan marketing yaitu sikap, skill, dan
penampilan. Misalnya harus mengucapkan salam
“Assalamu’alaikum, BMT Artha Jaya dengan Matroji ada
yang bisa dibantu?” Diakhir, “terimakasih Pak Sandy telah
datang ke kantor kami”, biasanya seperti itu yang BMT
Artha Jaya Pasar Babelan sampaikan “selamat beraktifitas
kembali Pak Sandy, semoga usahanya berkah” itu sudah
ada standarnya yang harus karyawan penuhi dan
118
laksanakan sehingga apa yang menjadi operasional
prosedur kantor pusat itu di laksanakan.58
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas
BMT Artah Jaya Pasar Babelan meningkatkan kinerja
para staffnya seperti sistem pelayanan dalam melayani
nasabah yang berkunjung ke BMT Artha Jaya Pasar
Babelan. Teknik ini untuk membina teller, Analis kredit
atau marketing terbiasa dan siap menghadapi nasabah
dengan sifat yang berbeda-beda dan memberikan
pelayanan yang sesuai dengan apa yang diinginkan
nasabah. Jadi nasabah akan merasa diperlakukan sebagai
keluarga, sehingga meningkatkan loyalitas dan
kepercayaan nasabah kepada BMT Artha Jaya Pasar Babelan
dan secara otomatis bersedia mereferensikan semua
keluarga ataupun rekan untuk menjadi nasabah baru BMT
Artha Jaya Pasar Babelan.
Di BMT Artha Jaya selalu diadakannya pemantauan
dan monitoring penerapan SOP yaitu selama sehari sekali,
58
Matroji, Pengurus BMT (Sekretaris), Wawancara pribadi, 27
September 2017 (10:30 WIB- 12:00 WIB).
119
seminggu, sekali, sebulan sekali dan 3 bulan sekali.
Laporan tersebut dalam bentuk Key Performance
Indicator, Key Performance Indicator merupakan ukuran
atau indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana
kita telah berhasil mewujudkan standar yang telah kita
tetapkan, untuk melihat bagaimana kinerja karyawan dalam
mengimplementasikan SOP yang telah ditetapkan, apakah
sesuai SOP yang telah ditetapkan atau tidak. Pada setiap
pemantauannya akan mendapatkan nilai, penilaiannya
dilihat dari fisik maupun non fisik. Adapun penilaian non
fisik yang dilihat yaitu, sikap, skill, dan penampilan,
kerjasama, kejujuran, kreativitas, kedisiplinan, tanggung
jawab karyawan. Sedangkan aspek-aspek yang dinilai dari
segi fisik yaitu peralatan ruangan, kenyamanan ruangan,
toilet. Dalam melakukan penilaiannya dengan
menggunakan metode penilaian kategori, metode ini adalah
metode paling sederhana untuk menilai kinerja, dimana
seorang manajer menandai tingkat kinerja karyawan pada
formulir khusus atau formulir KPI yang dibagi ke dalam
120
kategori kinerja. Adapun formulir khusus/formulir KPI yang
sudah diisi oleh karyawan merupakan laporan yang harus
diberikan manajer.
Pemantauan ini dilaksanakan agar karyawan terbiasa
bekerja dengan menggunakan SOP dan melayani nasabah
dengan baik serta dapat meningkatkan kualitaskinerja dan
layanannya. Hal ini lah yang penting karena banyak
keadaan yang menimbulkan masalah dalam bekerja,
seperti staf-stafnya yang tidak ramah saat melayani,
ruangan tidak bersih, ribetnya proses pembiayaan, bahkan
tidak terawatnya agunan nasabah sebagai akibat kinerja
yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan para
nasabah. Penerapan SOP ini adalah proses yang sangat
penting karena dapat menghindari adanya masalah dalam
bekerja dan dalam melayani nasabah.
SOP yang efektif dan efisien merupakan kunci sukses
pelaksanan kinerja karyawan dalam meningkatnya kinerja
karyawan dengan begitu jika meningkatnya kinerja
karyawan BMT Artha Jaya nasabah akan terus bertambah
121
dan meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya SOP
kinerja karyawan BMT Artha Jaya selalu meningkat terus
menerus. Mereka menyelesaikan pekerjaannya sesuai
waktu yang ditentukan, mereka lebih disiplin ketika pergi
dan pulang dari kantor, dokumen-dokumen agunan lebih
terjaga, tidak ada lagi karyawan yang bergosip atau keluar
kantor di waktu jam kerja, dan lain-lain.59
Berikut laporan-
laporan perkembangan kinerja karyawan BMT Artha Jaya.
59
Matroji, Pengurus BMT (Sekretaris), Wawancara pribadi, 27
September 2017 (10:30 WIB- 12:00 WIB).
122
Tabel 4.33
Laporan Penilaian Kinerja Staff BMT Artha Jaya
REKAP HASIL KPI TAHUN 2013-2017
Nama Bulan
Jabatan 2013 2014 2015 2016 2017
Sumarta, S.Ag
2.18 2.58 3.5 4 4 Manajer
Abdul Rohim, SE
1.94 2.80 3.75 3.70 3.77 Analist
Kredit
A. Dusturudin 2.80 2.89 3.89 3.90 3.91 Teller
Ratu Ratna Zulfia 2 2.50 3.57 3.22 3.50 Teller
Mif”ah Sa’adah 2.50 2.48 3.2 3.5 3.50 Teller
Khoirul Anwar 0.77 1.82 2.6 3 3.29 Marketing
Abdul Rohim 1.29 2.82 2.79 3 3.36 Marketing
Surati 2.2 2.5 3 3.22 3.33 Marketing
Sumber: Data Marketing BMT Artha Jaya
Catatan
Rating Skor & Definisi
Skor Kategori Nilai Pencapaian KPI
3.6 – 4 Sangat Bagus > 96 % dari target
2.6 – 3.5 Bagus 90 % - 95 % dari target
1.2 – 2.5 Kurang 80 % -89 % dari target
0 - 0.1 Sangat Kurang < 80 % dari target
123
Dari data di atas dapat kita lihat setiap tahunnya kinerja
staff BMT Artha Jaya mengalami perkembangan walaupun dapat
dikatakan belum stabil. Bapak Matroji menuturkan bahwa jumlah
di atas masih ada karyawan yang kurang dari target yang
ditentukan karena beberapa kendala, contohnya kurang
lengkapnya dokumen yang diberikan nasabah dan lamanya proses
survey nasabah.
Dari hasil monitoring juga dapat diketahui hambatan-
hambatan dan faktor hambatan yang ditemukan dalam proses
pencapaian target, sehingga ketika dikomunikasikan pada rapat
gabungan yang diadakan sebulan sekali dapat dicarikan solusi
atau pemecahannya. Berbagai upaya dilakukan untuk
meningkatkan kinerja karyawan ketika mereka menemukan
penurunan kinerja karyawan karena fungsi monitoring yaitu
mendeteksi kesalahan-kesalahan atau hambatan-hambatan yang
terjadi dilapangan sebelum menjadi kritis Mulai membantu
mencari solusi, memberi motivasi hingga memberikan
penghargaan setiap bulan.
124
Selain kinerja para staff yang berkembang jumlah nasabahnya
juga mengalami perkembangan. Berdasarkan hasil dari laporan
peningkatan nasabah BMT Artha Jaya tahun 2013-2017. Tahun
20013 jumlah nasabah BMT Artha Jaya sebanyak 364 orang,
tahun 2014 sebanyak 413 orang, tahun 2015 jumlah nasabah
BMT Artha Jaya meningkat lagi yaitu sebesar 538 orang dan
tahun 2016 sebanyak 848 orang dan yang terakhir jumlah
nasabah BMT Artha Jaya sementara pada tahun 2017 mengalami
peningkatan juga yaitu sebanyak 1.422 orang . Data-data yang
diperlukan dalam analisis ini didapat data marketing yang
dimiliki oleh BMT Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi berdasarkan
laporan perkembangan nasabah 5 Tahun terakhir. Berikut ini
disajikan tabel perkembangan nasabah BMT Artha Jaya Pasar
Babelan Bekasi.60
60
Matroji, Pengurus BMT (Sekretaris), Wawancara pribadi, 27
September 2017 (10:30 WIB- 12:00 WIB).
125
Tabel 4.34
Perkembangan Jumlah Nasabah BMT Artha Jaya
Tahun Jumlah Nasabah Kenaikan
2013 364
2014 413 49
2015 538 125
2016 848 310
2017 1422 574
Sumber: Data Marketing BMT Artha
C. Analisis Kinerja Berbasis Standar Operating Procedures
(SOP) BMT Artha Jaya
1. Implementasi SOP
Belajar dari keterpurukan beberapa tahun lalu, BMT
Artha membuat kebijakan baru untuk para karywan. Yaitu
tepat tanggal 25 Januari 2013, BMT Artha Jaya membuat
Standar Operasi Prosedur (SOP) untuk para karyawan.
Dimana seperti yang sudah penulis bahas bahwa BMT Artha
Jaya hampir gulung tikar dikarenakan kurangnya kinerja para
staff yang mengakibatkan para nasabahnya tidak dapat
bertahan. Kurangnya kinerja para staff dikarenakan memang
tidak adanya pedoman bagi para staff, sebagai contoh pada
126
divisi marketing. Pada awal berdirinya BMT mereka tidak
ditargetkan berapa banyak untuk mendapatkan nasabah.
Sekarang 5 tahun sudah SOP tersebut dibuat, adapun
implementasi dari SOP BMT Artha Jaya yaitu:
b. Implementasi SOP Pelayanan Nasabah
Dalam rangka memenuhi target, BMT Artha Jaya
meningkatkan sistem pelayanan dalam melayani nasabah
yang berkunjung ke kantor. BMT Artha Jaya memiliki
Standar layanan Syariah sebagai pedoman baku bagi
pegawai dalam menjalankan tugas kepada nasabah
sehingga dengan layanan yang baik akan menciptakan
bisnis, dan dapat memberikan layanan yang baik bagi
bisnis yang telah ada karena setiap bisnis menghendaki
layanan.
Dalam melaksanakan SOP pelayanan, nasabah
diberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan
nasabah. Seperti nasabah disambut kedatangannya dengan
senyum, salam, sapa. Nasabah ditawarkan minum serta
dengan keadaan lingkungan kantor yang bersih dan wangi
127
sehingga membuat nasabah nyaman. Selain itu berdasarkan
pengamatan penulis ketika melakukan survey ke kantor
BMT Artha Jaya para tellernya pun bekerja cepat sehingga
tidak membuat nasabah menunggu lama. Jadi nasabah
akan merasa diperlakukan sebagai keluarga, sehingga
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan nasabah kepada
BMT Artha Jaya dan secara otomatis bersedia
mereferensikan semua keluarga ataupun rekan untuk
menjadi nasabah baru BMT Artha Jaya.
c. Implementasi SOP Permohonan Pembiayaan
Cara mengajukan pembiayaan di BMT Artha Jaya
yaitu para nasabah harus mendaftar menjadi anggota
terlebih dahulu. Artha Jaya hanya akan meminjamkan dana
kepada para anggotanya. Sebelum mereka mengajukan
permohonan biasanya divisi marketing memberikan brosur
kepada nasabah agar nasabah dapat mengetahui produk-
produk apa saja yang ada di BMT. Selain itu, divisi
marketing menjelaskan syarat-syarat pengajuan
permohonan pembiayaan. Setelah mereka paham dan setuju
128
mereka baru deiberikan form permohonan pembiayaan,
namun terkadang mereka yang datang untuk mengajukan
permohonan pembiayaan tidak langsung membawa berkas-
berkas persyaratannya. Jika seperti itu biasanya divisi
marketing hanya memberikan formulirnya setelah itu
mereka harus menunggu nasabah membawa berkas-
berkasnya kembali sekitar setengah jam karena jarak rumah
mereka tidak terlalu jauh.
d. SOP Analisa Pembiayaan dan Jaminan
Jaminan merupakan peran yang sangat penting dalam
suatu pembiayaan, jaminan diperlukan untuk memperkecil
resiko yang dapat merugikan BMT sekaligus memastikan
kesungguhan nasabah dalam melakukan pembayaran
kembali atas utang yang diperoleh dari BMT.
Dalam menentukan dan menganalisa barang jaminan
untuk mendapatkan pembiayaan BMT Artha Jaya memiliki
prosedur dalam menganalisa barang jaminan pembiayaan
yang diajukan nasabah. Adapun divisi yang bertanggung
jawab dalam menganalisa pembiayaan yaitu analist credit.
129
Divisi analist credit biasanya sebelum mensetujui
permohonan nasabah harus melakukan analisa terlebih
dahulu. Biasanya saya harus melihat usaha dan jaminan
calon nasabah, dan menentukan untuk proses survey
nasabah.
Salah satu prinsip yang digunakan dalam menilai
kelayanan pemberian pembiayaan, saya menggunakan
prinsip 5C, yaitu character,capacity, capital, collateral, dan
condition of economy. Agar analisa bagian analist credit
tepat dan akurat, hal yang pertama dilakukan yaitu saya
melakukan penilaian karakter. Watak seseorang menjadi
penilaian penting dalam pemberian pembiayaan. Apabila
karakter nasabah sudah bagus, insyallah akan lebih lancar
dalam pembiayannya. Adapun untuk melakukan penilaian
karakter saya tidak hanya melihat berkas-berkas nasabah
dan nasabahnya saja, saya juga menggali informasi
mengenai karakter calon nasabah didapat melalui keluarga,
tetangga dan lain-lain.
130
Namun, Alhamdulillah dalam melakukan analisa saya
biasanya dapat menyelesaikannya dalam waktu sehari dan
paling lambat 2 hari, hal tersebut agar saya tidak melebihi
target yang ditentukan.
e. Implementasi SOP Penerimaan Jaminan dan
Pengembalian
Berdasakan prosedur yang telah dijelaskan di atas
bahwa sistem penerimaan dan pengembalian jaminan
sejauh ini sudah cukup baik. Nasabah diberikan form/tanda
terima atau pengembalian barang. Form tanda terima berisi
dua personal in charge (PIC) yang menyerahkan dan
menerima, Form putih (asli) adalah yang menyerahkan dan
Form copy adalah yang menerima. Hal itu dilakukan agar
memiliki kekuatan hukum. Form tanda terima berisi dua
personal in charge (PIC) yang menyerahkan dan menerima,
Form putih (asli) adalah yang menyerahkan dan Form copy
adalah yang menerima. Hal itu dilakukan agar memiliki
kekuatan hukum.
131
f. Implementasi SOP Manajer
Manajer merupakan orang yang memimpin jalannya
BMT sehingga sesuai dengan perencanaan dan tujuan
lembaga dan sesuai kebijakan umum. Dalam melaksanakan
tugasnya, Pak Sumarta dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah di telah
ditetapkan. Ketika ada permasalahan beliau selau terjun
langsung agar masalah tersebut cepat terselesaikan. Hal ini
terlihat ketika penulis melakukan observasi langsung ke
BMT Artha Jaya, ketika itu kebetulan ada masalah dibagian
analis kredit. Ada satu nasabah yang selalu menunggak
bahkan belum bayar cicilan selama dua bua. Beliau terjun
langsung dan datang kerumah nasabahnya.
f. Implementasi SOP Analist Kredit
Divisi analist kredit merupakan divisi yang sangat
dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Dalam melaksanakan
tugasnya mereka dapat bekerja dengan baik. Hal ini terlihat
dari tercapainya target tugas mereka. Misalkan mereka
ditarget maksimal tiga hari dalam melaksanakan analisan
132
pembiayaan dan jaminan serta survey kurang lebih 3 hari,
namun mereka dapat mengerjakannya paling lambat Cuma
2 hari saja.
g. Implementasi SOP Teller
Teller merupakan ujung tombak bagi BMT. Posisi
teller adalah garda terdepan sebuah brand dalam melayani
nasabah. Dalam melaksanakan tugasnya seperti yang
penulis lihat, para divisi teller sangat murah senyum.
Pelayanannya pun begitu cepat sehingga nasabah tidak
jenuh. Selain itu ketepatan dan kejelasan suara teller dalam
memberikan informasi pun mudah dimengerti. Setiap sore
juga divisi teller tepat dalam memberikan laporan kepada
bagian bendahara.
h. Implementasi SOP Marketing
Implementasi SOP marketing sejauh ini sudah
dilaksanakan dengan baik. Tim marketing berusaha sekuat
tenaga untuk memenuhi target. Beberapa upaya tim
marketing pemasaran, promosi, dan juga merealisasikan
penjualan untuk mencapai target yang telah ditetapkan
133
karena bagian marketing merupakan garda terdepan dari
BMT Artha Jaya. Menurut Pak Khoirul Anwar selaku
staff marketing berkata “Biasanya saya melakukan
pemasaran kepada pedagang-pedagang di pasar Babelan,
karenakan mereka berdagang tuh pasti butuh banyak
modal. Saya melakukan pemasaran di pasar karena letak
kantor dengan pasar dekat. Maka tak heran jika nasabah
kami rata-rata para pedagang. Mereka mengajukan
pembiayaan untuk menambah modal mereka. Selain itu
juga saya melakukan promosi dari rumah ke rumah
walaupun tidak seintens promosi di pasar. Sekarang
berkat tim marketing jumlah nasabah pun meningkat.
2. Analisi Kinerja Staff BMT Artha Jaya
Berdasarkan data-data perkembangan kinerja karyawan
dan jumlah nasabah, dapat disimpulkan standar operasi
prosedur (SOP) berpengaruh terhadap jumlah nasabah dan
peningkatan kinerja staff BMT Artha. Hal ini berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Asri Lakmi Riani bahwa metode
penilaian dan pengukuran kinerja ada 4, namun yang
134
digunakan oleh BMT Artha Jaya menggunakan metode
penilaian kategori. Dimana seorang manajer menandai tingkat
kinerja karyawan pada formulir-formulir khusus yang dibagi
ke dalam kategori kinerja.
Di BMT Artha Jaya melakukan penialain kinerja dengan
menggunakan Key Performace Indicator yang dibagikan
sesuai dengan jobdesk perdivisi. Dari SOP yang ditetapkan
dinilai, diukur dengan Key Performance Indicator. SOP yang
dijalankan pun sesuai dengan jobdesk yang ditetapkan
Tersusunnya pedoman dan cara penilaian yang baik
membuat kinerja staff BMT Artha Jaya meningkat, mereka
dapat mengerjakan secara tepat waktu dan target-target yang
ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Selain itu dengan
standar prosedur pelayanan yang ditetapkan mereka dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah, sehingga
nasabah merasa nyaman dan dapat mengajak temannya untuk
menjadi nasabah BMT Artha Jaya. Dari kinerja mereka yang
baik menjadikan nasabah BMT Artha Jaya meningkat.
135
Keberhasilan kegiatan tersebut, maka SOP yang
ditetapkan dan diterapkan oleh BMT Artha Jaya dapat
dikatakan efektif dan efisien. Efektifnya para staff jadi
terbiasa bekerja secara disiplin dan tepat waktu dalam bekerja
serta dapat berjalan dengan baik manajemennya. Sedangkan
efisiennya yaitu para staff tidak mengulur-ngulur waktu
dalam bekerja dengan begitu dapat menekan anggaran
perusahaan. Jika mereka mengulur-ngulur waktu otomatis
mereka akan lembur mengerjakan tugasnya dan kalau sudah
begitu mau tidak mau BMT membayar uang lembur mereka.
Menurut penulis yang dipergunakan oleh BMT Artha Jaya
dalam mengukur kinerja karyawan yaitu dengan Standar
Operating Procedur (SOP) dan melihat pada KPI dari setiap
karywan, sudah dilakukan dengan baik. Karyawan pun sudah
menjalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat ketika peneliti
melakukan kunjungan serta pengamatan ketika sedang
berlangsungnya kegiatan kerja mereka.
136
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Implementasi Standard Operating Procedures (SOP)
BMT Artha Jaya secara umum telah dipraktikan dalam
lapangan dan menjadi pedoman Staff BMT Artha Jaya.
Walaupun ada beberapa prosedur yang belum secara
maksimal dijalankan, contohnya disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu keterlambatan penyerahan
dokumen dan agunan dalam proses permohonan
pembiayaan.
2. Adanya Standard Operating Procedures (SOP) BMT
Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi berpengaruh terhadap
efektifitas pelaksanaan kinerja staffnya. Ini terbukti
para staf yang mengetahui, memahami dan
melaksanakan job description yang sesuai dengan
Standard Opernnn bgating Procedures (SOP), dan
prosedur-prosedur yang telah diterapkan,
137
berkembangnya kinerja karyawan BMT Artha Jaya,
meningkatnya nasabah BMT Artha Jaya
B. Saran
1. Untuk karyawan BMT Artha Jaya Pasar Babelan
Bekasi lebih memaksimalkan kinerjanya agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal terhadap
nasabah.
2. Standar operasional prosedur dikembangkan dan
ditingkatkan lagi agar lebih baik sehingga nasabah
yang datang ke BMT Artha Jaya Pasar Babelan Bekasi
merasa puas atas kinerja dan pelayanan staff BMT
Artha Jaua. Karena pelayan dalam bank sangatlah
penting untuk melihat kualitas kenyamanan, sehingga
nasabah tidak merasa bosan menunggu saat
bertransaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto,Elvinari, 2010, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation,
Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Arikunto, Suharsimi, 2003, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Bulan Bintang, Cet.9.
Budiharjo,M. 2014. Panduan Praktis Menyusun SOP, Jakarta: RAS
Peneba Swadaya Grup.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Kamus Besar Indonesia,(Jakarta:
Penerbit Balai Pustaka. Ed. 4.
Ekotama, Suryono. 2011.Cara Gampang Bikin Standard Operating
Procedures, Jakarta: Media Presindo.
Fahlevi, Fauzi. 2014. “Implementasi Standar Operating Procedures (SOP)
Penyelenggaraan Umroh Pada PT TurSilahturahmi Nabi (Tursina
Tour) Jakarta”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi.Bandung:
ALFABETA, Cet. 2.
Purnama, S jaka. “Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP)
DalamOrganisasi Pelayanan Publik”. 2015
Mleong, Lexy J, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. ke-11.
Kristi Poerwandari, 1983, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi, Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran
dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI.
Luthfiah, Hab Nining. “Manajemen Pelayanan Berbasis SOP (Standar
Operasional Prosedur) Pada Bank BNI Syariah Cabang
Tanggerang”. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
Musriati, Atik “Impelemtasi SOP dalam Pendaftaran Ibadah Haji di
Kementrian Agama Kota Semarang (Perspektif Excellent
Service)”. (Seamarang: UIN Walisongo, 2014).
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu; Total Quality
Management Bogor: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja Lingkungan
Perusahaan dan Industri Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Noor, Juliansyah. 2013.Penelitian Ilmu Manajemen; Tinjauan Filosofis
dan Praktis.Jakarta: Prenada Media Grup.
Prihantoro, Agung. 2012. “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia
Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, dan Komitmen
”.Majalah Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Semarang”Value Added”, Vol. 8, No. 2.
Rahmat, Jalaludin, 2002, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi
Contoh Analisis Statistik, Bandung: PT. Rosdakarya.
Ratih . Dini, Jurnal Universitas Gunadarma, “Analisis Mutu Pelayanan
Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Unit Usaha Syariah- Bank
Permata)”,diakses langsng Pada tanggal 20 April 2016 di
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/managem
ent/Perbankan/Artikel_91207024.pdf.
Riani, Asri Laksmi. 2013.Manajemen Sumberdaya Manusia Masa Kini,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
S Hadiwiyono, Priscyllia dan Togar W.S. Panjaitan, 2013. “Perancangan
Standard Operating Procedure (SOP) Departemen Human
Resources (HR) Di PT. X”, Jurnal Tirta, Vol. 1, No. 2.
Siagian, Dergibson dan Sugiarto, 2000, Metode Statistik untuk Bisnis dan
Ekonomi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Siagian, Sondang P. 1996. Kiat Meningkatkan Perusahaan dan Industri,
(Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Soemohadiwidjojo, Arini T. 2014. Mudah Menyusun SOP (Standard
Operating Procedure). Jakarta: Penebar Plus Penebar Swadaya
Grup.
Suharto, Edi. 2009, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Bandung: PT Rafika Media, Cet ketiga.
Syukur, Fatah. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan,
Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Tambunan, Rudi M. 2008. Pedoman Menyusun Standard Operating
Procedurs (SOP).Jakarta: Maiestas Publishing.
Timpe, A. Dale. 1992. Kinerja.Terj. Sofyan Cikmat. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Usman,Husaini dan Purnonomo Setiady Akbar, 2009, Metodologi
Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 2.
Wibisono, Dermawan. 2011. Manajemen Kinerja Korporasi dan
Organisasi: Pnaduan Penyusunan Indikator. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori aplikasi
dan Penelitian, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Zam,Embung Megasari. “Kinerja Pegawai dalam pengawasan
Pimpinan”, Diunduh langsung dari situs resmi
www.bkp2d.riau.go.id pada tanggal 29 Mei 2016
INTERNET
http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/VenPYt421284811131.pdf. Diunduh
Pada tanggal 22 Juni 2016.
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/02/18582981/Orang.Dalam.Bermain.Ba
nk.Syariah.Mandiri.Dibobol.Rp.50.Miliar, Diunduh pada tanggal 10 Mei 2016.
FAQ WAWANCARA BMT ARTHA JAYA
Analisis Kinerja Berbasis SOP (Standar Operating Procedures)
Pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan
Bekasi
Nama : MATROJI, SE.I
Jabatan : SEKRETARIS
AssalamulaikumWr.Wb…
Saya Sandy Ary Liansyah, mahasiswa jurusan
Manajemen Lembaga Keuangan Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang
Analisis Kinerja Berbasis SOP di Baitul Mal Wattamwil (BMT)
Artha Jaya Babelan Bekasi dalam rangka penyusunan skripsi.
Saya sangat mengharapkan bantuan bapak/ibu untuk bersedia
diwawancarai. Adapun daftar pertanyaannya yaitu:
1. Apa yang melatar belakangi adanya penerapan SOP di Baitul
Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Babelan Bekasi?
JAWABAN
“Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan
Bekasi berdiri pada tanggal 5 Mei 2013yang beralamat di Pasar
Babelan Rt 005/001 Desa Babelan Kota adalah lembaga
keuangan mikro berbasis syariah, berfungsi sebagai sarana
memberdayakan perkonomian umat melalui kerjasama antara
pihak BMT dengan masyarakat atau nasabah dalam bentuk
pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpanan atau
tabungan ataupun transaksi produk-produk syariah lainya. Semua
transaksi muamalat yang dilakukan menggunakan beberapa
mekanisme yang sesuai dengan standar muamalat syariah seperti
bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati, keuntungan
selisih harga jual dan ujrah atau upah. Sumber dana yan dikelola
BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga seperti nasabah
dan aparat desa.
Berdirinya BMT Artha Jaya di prakasai oleh tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat Babelan yang mencita-
citakan terciptanya masyarakat madani dengan berlandaskan
syariah berkumpul untuk membentuk suatu lembaga keuangan
syariah dengan nama BMT Artha Jaya. Awal berdirinya
bertujuan untuk menghindari rentenir yang semakin berkembang
di masyarakat.Pendirian ini dilatarbelakangi sebagai bentuk rasa
kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan upaya peningkatan
pembangunan ekonomi. BMT Artha Jaya berupaya menghasilkan
produk-produk yang praktis, kompetitif serta kemudahan dalam
bertransaksi dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan
nasabah atau masyarakat untuk bermuamalat berdasarkan syariat
secara aman, nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktek
ribawi.
Kehadiran BMT Artha Jaya di tengah masyarakat Babelan
dapat menjadi solusi terbaik dan meraih kepercayaan wirausaha
masyarakat bawah menengah melalui sinergi amanah sehinga
masyarakat dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera
kearah yang lebih baik melalui mekanisme muamalah yang sesuai
dengan tuntutan syariat Islam.”
2. Bagaimana implementasi SOP di Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Babelan Bekasi?
Jawaban
“Awal-awal diterapkannya SOP di BMT Artha Jaya para staff
masih belum terbiasa masih kesulitan dalam menggunakan
SOP, bahkan mereka sampai lupa bahwa peraturannya yang
terbaru baru harus menikuti SOP yang berlaku. Sampai-sampai
untuk mengingkatkan mereka kami selaku pengurus
memberikan sanksi kepada mereka dengan memberi Surat
Peringatan (SP) jika sudah tiga kali kami tegur”.
3. Apakah implementasi di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Babelan Bekasi berjalan efektif dan efisien?
Jawaban
“Ya sangat efektif dan efisien. Efektifnya para staff jadi
terbiasa bekerja secara disiplin dan tepat waktu. Efisiennya
para staff tidak mengulur-ngulur waktu dalam bekerja dengan
begitu dapat menekan anggaran perusahaan. Jika mereka
mengulur-ngulur waktu otomatis mereka akan lembur
mengerjakan tugasnya dan kalau sudah begitu mau tidak mau
BMT membayar uang lembur mereka”.
4. Apakah semua karyawan sudah menerapkan SOP yang telah
ditetapkan?
Jawaban
“Ya sudah semua karyawan menerapkannya”.
5. Apakah ada kemajuan dari segi kinerja karyawan dan
perusahaan dari adanya implementasi SOP?
Jawaban
“Ya pasti ada, mereka lebih disiplin. Mereka lebih
memberikan pelayanan yang membuat nyaman para nasabah”.
6. Apakah semua kinerja karyawan sudah sesuai dengan SOP
yang ada?
Jawaban
“Ya sudah”.
7. Jika sudah. Bagaimana sistem penilaian kinerja karyawan yang
ada di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Babelan
Bekasi?
Jawaban
“Sistem penilaian di BMT yaitu pertama dengan menggunakan
KPI atau laporan harian kerja. Kedua dengan menggunakan
kusioner, cara ini kusioner diberikan kepada nasabah untuk
menggetahui sejauh mana kinerja para staff. Ketiga yah
dengan cara melihat cctv kantor”.
8. Apa yang dinilai dari kinerja staff Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Babelan Bekasi?
Jawaban
“Banyak pertama kedisiplinan, kreatifnya, kejujuran dan
kecepatan dalam bekerja. Masih banyak lagi”.
9. Siapa yang menilai kinerja staff Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Artha Jaya Babelan Bekasi?
Jawaban
“Untuk yang menilai kinerja staff yaitu bagian sekretaris dan
bekerjasama dengan manajer”.
10. Berapa kali penilaian dilakukan?
Jawaban
“Untuk penilaian disini dilakukan sebanyak 3 kali, pertama
harian. Kedua mingguan dan yang ketigabulanan”.
11. Dalam bentuk apa penilaian kinerjanya?
Jawaban
“Kita disini melakukan penilaian dalam bentuk penilaian
langsung yaitu dengan cara memantau para staff langsung.
Kedua dengan penilaian tidak langsung dengan cara
memberikan mereka key performance indicator (KPI) serta
laporan-laporan lainnya”.
12. Apakah tiap bagian memiliki model Penilaian kinerja
karyawan yang berbeda?
Jawaban
“Ya sama semuanya”.
13. Apakah dampak hasil penilaian kinerja terhadap
produktivitas karyawan?
Jawaban
“Dampaknya mereka lebih disiplin dalam bekerja, tidak
menunda-nunda lagi dan bekerja sesuai target sehingga
mengalami peningkatan nasabahnya”.
14. Bagaimana form penilaian kinerja karyawan apakah dalam
bentuk KPI yang ada di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Babelan Bekasi?
Jawaban
“Ya dalam bentuk KPI”.
15. Apabila dalam adanya penyimpangan. Bagaimana cara
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap penyimpangan
yang terjadi?
Jawaban
“Sejauh ini tidak ada peyimpangan yang dilakukan oleh para
staff”.
16. Bagaimana cara mempertahankan komitmen karyawan
pada SOP?
Jawaban
“Untuk mempertahankan komitmen mereka. Kami selalu
saling mengingatkan. Sharing-sharing ketika ada kendala
dalam rapat”.
17. Apakah karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Babelan Bekasi sudah memenuhi standar yang telah
ditentukan?
Jawaban
“Ya sudah”.
18. Apakah karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Babelan Bekasi sudah melakukan tugas sesuai waktu yang
telah ditentukan?
Jawaban
“Ya sudah sesuai”.
19. Apakah karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Babelan Bekasi melapor keatasan jika ada masalah di
pekerjaannya?
Jawaban
“Ya pasti, namun mereka melapor biasanya jika tidak bisa
diatasi sendiri. Bisa dikatakan masalahnya sangat rumit.,
seperti document yang rusak”.
20. Apakah karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya
Babelan Bekasi datang dan pulang tepat waktu?
Jawaban
“Sejauh ini semenjak adanya SOP mereka lebih tepat waktu
ketika datang dan pulang.”
Bekasi, 21 September 2017
Nara Sumber
Matroji, SE
FAQ WAWANCARA NASABAH BMT ARTHA JAYA
“Analisis Kinerja Berbasis SOP (Standar Operating Procedures)
Pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha Jaya Pasar Babelan
Bekasi”
Narasumber : Sumarta
Posisi : Manajer
AssalamulaikumWr.Wb…
Saya Sandy Ary Liansyah, mahasiswa jurusan
Manajemen Lembaga Keuangan Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang
Analisis Kinerja Berbasis SOP di Baitul Mal Wattamwil (BMT)
Artha Jaya Babelan Bekasi dalam rangka penyusunan skripsi.
Saya sangat mengharapkan bantuan bapak/ibu untuk bersedia
diwawancarai. Adapun daftar pertanyaannya yaitu:
1. Dari adanya SOP, apakah ada perubahan terhadap kinerja
para karyawan dan jumlah nasabahnya?
Jawab:
“Ya jelas ada, contohnya karyawan lebih disiplin dalam
mengerjakan tugasnya sesuai prosedur yang disepakati.
Kalau nasabah sudah pasti nambah, karena meningkatnya
pelayanan mereka semakin pula berkembang
nasabahnya”
2. Sejak kapan SOP diterapkan?
“Tanggal 25 Januari 2013”
3. Dari adanya SOP dapat memotivasi bapak untuk bekerja
lebih baik dan disiplin?
“Pasti, saya sangat termotivasi, apalagi kalau selalu capai
target dapat bonus besar”
4. Dengan apa SOP dinilai dan di ukur?
“Yaitu dengan menggunakan Key Performance Indicator”
5. Apakah bapak menyelesaikan permasalahan internal
karyawan dalam mencapai target?
“Saya biasanya kalau masalahnya ringan, seperti
menurunnya jumlah nasabah, Cuma butuh 2 minggu saja.
Tetapi jika masalahnya berat seperti pembiayaan bisa
makan waktu sebulan. Karena saya kan manajer”
6. Apakah bapak selalu tepat waktu dalam membuat
laporan?
“Betul, saya selalu tepat waktu bahkan h-3 deadline sudah
jadi laporannya”
7. Apakah bapak bekerja sigap dan cekatan. Memiliki
kemampuan untuk mengatur beban kerja secara efektif
sehingga semua tugas yang diberikan lebih cepat dari
yang diharapkan?
“Pasti. karena kami selalu tuntut kerja cepat tapi teliti”
8. Apakah bapak rajin dan aktif melakukan palnning,
reporting, follow up secara mandiri?
“ Saya biasanya juga ikutan cari nasabah kami saling
membantu tim marketing”
9. Apakah karyawan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Artha
Jaya Babelan Bekasi melapor keatasan jika ada masalah
di pekerjaannya?
Jawaban
“Mereka melapor namun biasanya masalah yang sulit
diselesaiakan, seperti ada yang macet pembiayaan
document yang rusak.
10. Bagaimana cara mempertahankan komitmen karyawan
pada SOP?
Jawaban
“Untuk mempertahankan komitmen mereka. Kami selalu
saling mengingatkan. Sharing-sharing ketika ada kendala
dalam rapat. Dan kami akan selalu memecahkan
masalahnya secara bersama-sama
Bekasi,3 September 2018
Nara Sumber,
Sumarta,S.Ag
千
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITASISLAM NEGEШ (uIN),SyARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUElⅢLSILMU DAKttkH DAN ILMU KOMiUNIKASI
狙籠:W胤∬f翼1橋有2h“面 Telp./F猟 :(62‐ 21)7432728/74703580
EmaiL [email protected].週
Tembusan:10 Dekan
2.Ketua Jurusan Manttemen Dakwah(MD)
Un001/F5/PP.oo,9/ 11′ 7 /2017I ( satu) bundelBimbingan Skripsi
Kepada Yth,H. Mulkanasir, BA, S.pd, MMDosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu l(omrmikasiL/IN Syarif Hidayatullah Jakarta
A s s a ! amu' al ai kunt I4 r. Ilr b,
Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas tlmu Dakwah dan lhnu l(omunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai berikut,
Sandy Ary Liansyah
ll1205300001o
lヽanttcillCn Dakwa11
X(Sepulull)
089678123605
padil::1lilll:11:iStittli(lillT:RkallillT::Il聞!
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing rnahasiswa tersebut dala,rpenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 bulan dari tanggal l6 Maret s.d. l6September 201 7,
Demikian, atas perhatian dan kesecliaannya kami sampaikan terima kasih.Ilas s alamu' a I a i kum lltr. lV b.
0330199803
KIEL4ENTEItIAN ACAMALjNIVERSITASISLAM NECERI(UIN),SYARIF HIDAYA■lULLAH JAKARTA
ltt KlJl」‐1■SH」MU DAKWAH DAN H」 M U KOMllNIKASI
Jl- tr. l[. -ltrautl. Nu. 95, ('iptrtu( l5{ l?, Inttonesia\Vebsitc ; rv\uw'- litJkr"rur.uirrikt;.uc,icl
′lし 11)./「 ax:(62-21)74_;2728/717()、 15,
Enmll:lidkO‖ 1にJuilJkl.aじ .kl
()i110:・
/2()17
: Izin l,errelitiurr (Skrillsi)
Kepatla Y tlr,
l'irirpinan IJlvl't Ar1y,i1 .laya ljabelanJI. ['asar' [Jahelan IJekasi(li
-l-ert rtrrat
,4ss ulutt t u' t ilt t ik un t ll' r. ll/ h.
L)ckan l'iakrrltas llrrru l)akrvttlr rtarr lliiruJaliarrta t))snsr-arrgkan balrrry,a :
.lakarta, T
Kol〕 lL::likasi tJIN Syti!ヽ 1ll llidit〕ralLllitth
Nall′ 111
Nl)ll10r Pい Lc)k
Sci11じ stcr
、it1litlsalジl)FO(li
Tcln事鴻ピ'1`
31,1.′ allil・
Alanlat
rTIじ
}Fi :
Sil!1(1)′ Al‐〉′I`ialls)′ al:
lI121)5、 1){)()()()|〔ゝ
Xl(Sじ 1)Clこls)
Mailliclllじ il l)と lkwall
、'を
lkal・ la,8 Jantiari 1995
施 /1'高I」押 an而 L G3 mttd仙 ¨ 品
r)8229ぶ |ざ 3〕 rl
trtlalillr herlal' llltllrarsis\\ia lrulrtrltirs llrrru I)aliw'alr tlan llrrrrr l(onrrrnilrasi t llNllitlayattrllulr .lakrtl'ttl )/ittlg ukittt rrtr.:laksarrakan llerlclitiarr/rrrerrear.i tlala rlalarr[)stltf lisarr skri;lsi berjtrtluI ",5'ltuttltu. ( )I,r,rrttittg l,rux:tulat-e.r',.
S;,uril'rangkar
Sehubtrrtgail tlottgatl itu, rlirrolrrrn kir'arr;a llapak/ltru/Sdr-. tla,,ttttettetiltta/tltcrtgizirtkart ttrahasisrva kanri tclscbrrt tlalurrr pclaksanaarr kegialarr dipraksutl.
I)enrikiarr, itlas kcriusatttit tliut barttuanrrl,a Lanri rncrrgucaphurr tcrirrra liasilr.
lllu.s t ilunt u' t ilt t i k run I? r. Llt b.
l'ernbrrstrrr:
t. Wakil l)ckan llidaug Akaucteruik
2- Kctua .ltrrusarr/l)rodi [\,larrajcrrren I )akr,valr
翌い一 ^
酬一
K
一
剛些中
KEU´~~~=
N●.M()PR“ M'1'/MitB/BM゛ 1'‐ AノlV/21)18
1)ol13all ill:kaflli,111じItyatak411 b麟 111げ麒i
i Salltiy Ary l′ iansyall
i li12()53()け ()()i(}
=11じll11)at(lail「 i` a ilじじal l′ ahil‐ :。 lakal` 1とl,1)8.;allt:al・ i lり95
Jll「 1lsallf iシ r()Ji :2・ tan■ lClll。 11:′じ;ni)aじ a Kctiarlじ an isiain
Adalah bCnar illahをis:sヽやa ya118 1Ciah illじ laksanaktt:l l)じ :|じ liliall(lai]nlじ ncali dalを 1
dalanl「 anttka l〕じlltilittn sk「 11)si ticl、 じall.ludtil“ fI′ I(lノ I,ゞ r.ゞ Aイ r′た■りた′お」′・わ“・ゞr、 ・ゞゞィナf'
6ゞた″た晨ι′'(ヶ tガ・4Jfr″g″だ(た :【メ〔rf″ ごり fセ 』〔Ar f′(ι″ιιノA皮 [ノ l'lι JF`′ ′′:ヽ1'′ ノィおA/プ リJ′
°Jノ′ι′。た4)'`ι
riι′ゝ`〃
・ 丘た′ルじ/`ル]5ピ 1`ι ,、 F・
・ pcilgall― li〕 iiall dalとl lじ iSじ 1)ι :i patid ial133a1 23 Sじ Plじ nlbCi‐
21)17-18Nぃ、′じ11lbCr 2{)17
1)じ 11likialllah st:「 at kCtじ「a ilじ an i!li kanli l)tiat tiCn3a:l Sじ1)Cnar― scl)じ !lal‐‖ya untt:k
(lil)じ「じuilakail scl)aじ allllalla!1lCSttil)′ tt″
I〕もkasi,23 Al)ri1 2f11 8
_:BM″ r AFtlla.Iay貧
Top Related