ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI
KELAS X SMK PRAWIRA MARTA KARTASURA TAHUN AJARAN
2014/2015
Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
SITI NUR FATIMAH
A410112003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014/2015
PERSETUJUAN
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI KELAS X SMK
PRAWIRA MARTA KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh
SITI NUR FATIMAH
A410112003
Disetujui Untuk Dipertahankan dihadapan
Dewan Penguji Skripsi-SI
Pembimbing
Rita P. Khotimah S.Si, M.Sc.
Tanggal:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JL.A. Yani Pos 1-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 fax: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi:
Nama : Rita P. Khotimah
NIP/NIK : 100.926
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang
merupakan ringkasan skripsi dari mahasiswa:
Nama : Siti Nur Fatimah
NIM : A410112003
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi :
“ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI
KELAS X SMK PRAWIRA MARTA KARTASURA TAHUN AJARAN
2014/2015”
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, …. Januari 2014
Pembimbing
Rita P. Khotimah, S.Si, M.Sc
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI
KELAS X SMK PRAWIRA MARTA KARTASURA TAHUN AJARAN
2014/2015
Oleh:
Siti Nur Fatimah1, Rita P. Khotimah2
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS1 , [email protected]
Staf Pengajar UMS Surakarta2 , [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa kelas X di SMK Prawira Marta Kartasura dalam menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan dan pertidaksamaan linier dan faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan dan
pertidaksamaan linier. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas X-AP1 yang berjumlah 29 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis
data dilakukan dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
soal cerita sistem persamaan dan pertidaksamaan linier meliputi kesulitan memahami
soal cerita, kesulitan mengubah soal cerita ke dalam bentuk matematika, kesulitan
menyelesaikan model matematika menggunakan eliminasi dan substitusi, dan
kesulitan menyelesaikan model matematika dengan grafik. Faktor penyebabnya
adalah siswa belum memahami konsep dan belum mampu memaknai kalimat yang
disajikan, belum mampu memahami isi dari soal yang diberikan, belum menguasai
konsep penggunaan eliminasi dan substitusi, kurang teliti melakukan operasi bentuk
aljabar, belum menguasai konsep membuat grafik.
Kata kunci: Analisis kesulitan, Soal cerita
ASTRACT
This research aims to analyze the difficulties experienced by students of class X
in SMK Prawira Marta Kartasura in solving equations and inequalities story linear
systems and the factors that cause students difficulty in solving systems of equations
and inequalities story linear. This research is qualitative descriptive. The subjects in
this study are students of class X-AP1, amounting to 29 students. Data collection
techniques using the test method, observation, interviews, and documentation. The
validity of the data by using the triangulation method. The data analysis techniques
stage data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study
demonstrate the difficulties experienced by students in solving equations and
inequalities story linear systems include difficulty understanding the story equations,
difficulty changing story problems into mathematical models, difficulty completing
mathematical models using elimination and substitution, and difficulty completing
mathematical models with graphics. Contributing factor is the students do not
understand the concept and have not been able to make sense of sentences presented,
have not been able to understand the content of a given problem, not mastered the
concept of the use of elimination and substitution, less scrupulous conduct operations
algebraic form, has not mastered the concept of creating graphics.
Keywords: Analysis of difficulty, Stories question
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang selalu diidentikkan dengan segala sesuatu
yang bersifat abstrak, perhitungan, penalaran, menghafal rumus, keaktifan berfikir
dan pemahaman-pemahaman teorema yang digunakan sebagai dasar mata pelajaran
eksak lainnya. Miller (dalam Skelton, 2006) menjelaskan Matematika merupakan
daerah kurikuler penting yang mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan individu
termasuk pendidikan formal, pekerjaan, kegiatan rekreasi, bahkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Matematika tidak hanya menjadi suatu pelajaran yang hanya dijumpai di dalam
proses pembelajaran di sekolah di mana disitu siswa hanya menghafal rumus-rumus
yang telah disediakan atau menemukan nilai dari suatu soal yang diberikan, namun
matematika dapat juga dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di mana matematika
memiliki peranan yang sangat penting dalam menyelesaikan suatu permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya saat membeli beberapa jumlah barang dengan
harga yang berbeda dibutuhkan perhitungan matematika untuk menghitungnya,
kemudian untuk menentukan waktu dibutuhkan jam di mana jam terdiri dari angka-
angka dalam matematika. Dari sini terlihat bahwa matematika memiliki hubungan
yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran seringkali dijumpai banyak siswa yang kurang
bahkan tidak paham dengan materi yang disampaikan guru dan pada akhirnya
menyebabkan kurang optimalnya suatu informasi yang diserap yang sering
diistilahkan dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar biasanya ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan yang mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari
(Mulyadi, 2010). Dalam pelajaran matematika banyak siswa yang tidak mampu
menguasai materi yang diberikan oleh guru yang mengakibatkan siswa tidak mampu
mengidentifikasi dan menyelesaikan soal berbentuk cerita.
Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk menaggulangi serta
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika mulai dari penataran dan
kualifikasi pendidikan bagi guru sampai implementasi metode pembelajaran baru
yang diterapkan pemerintah. Namun upaya tersebut belum bisa mencapai hasil
yang optimal dikarenakan adanya kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Hal
tersebut terlihat dalam proses pembelajaran matematika di sekolah yaitu siswa
tidak mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru yang mengakibatkan
siswa tidak mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan soal yang berbentuk
cerita pada pelajaran matematika.
Matematika di kelas X SMA/SMK terdiri dari beberapa materi, salah satunya
adalah sistem persamaan dan pertidaksamaan linier. Pada dasarnya materi ini
merupakan materi yang memiliki peluang yang cukup besar untuk dipahami karena
sebelumnya siswa telah diajarkan saat di SMP. Namun dalam kenyataannya banyak
siswa belum mampu menguasai bahkan tidak menguasai materi dengan baik, hal
tersebut dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar.
Dari permasalahan yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah diatas untuk menganalisis
kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan dan
pertidaksamaan linier. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis
dan mendeskripsikan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan dan pertidaksamaan linier, (2) menganalisis faktor yang menjadi
penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dan pertidaksamaan linier.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto
(2010:3) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala yang terjadi
dilapangan pada saat penelitian dilakukan. Data yang terkumpul berbentuk tulisan,
kata-kata serta gambar. Penelitian ini dilakukan di SMK Prawira Marta Kartasura.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP-1 yang berjumlah 29 siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1)
metode pokok berupa tes yang digunakan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal berbentuk cerita sistem persamaan dan pertidaksamaan linier, (2)
metode bantu yang berupa: (a) Observasi yang digunakan untuk menggambarkan
tempat penelitian yang berfungsi sebagai sumber data sebelum dan setelah penelitian,
(b) Wawancara digunakan untuk menggali informasi serta mendapatkan gambaran
yang jelas tentang kesulitan yang dialami siswa serta faktor yang menjadi penyebab
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan dan
pertidaksamaan linier, (3) Dokumentasi digunakan untuk mendukung data-data dari
tes dan wawancara yang telah didapat sebelumnya.
Keabsahan data dalam penelitian ini melalui triangulasi metode karena dalam
penelitian ini proses pengecekan data dilakukan dengan lebih dari satu metode yaitu
dengan metode tes dan wawancara. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan memeriksa
ulang data yang telah didapat dari hasil tes dan hasil wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data
kualitatif yang meliputi: (1) Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok kemudian
difokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang hal-hal yang tidak penting, (2)
Penyajian data yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, maupun
grafik, (3) Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberi kesimpulan terhadap
permasalahan yang dibahas (Sugiyono, 2010).
Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan pengolahan data. Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan
diantaranya: survey tempat penelitian, melakukan permohonan ijin observasi di SMK
Prawira Marta Kartasura, menyusun kisi-kisi soal, menyusun alternatif jawaban,
menentukan waktu pelaksanaan penelitian. Kemudian pada tahap pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan yaitu: observasi kelas, pemilihan subyek, pemberian tes,
wawancara dengan subyek dan tahap yang terakhir yaitu tahap pengolahan data di
mana pada tahap pengolahan data kegiatan yang dilakukan yaitu mendeskripsikan
hasil dari penelitian yang terjadi di lapangan dan mulai menyusun laporan hasil
penelitian di lapangan serta melakukan konsultasi dengan pembimbing. (Arifin dalam
Nasucha, 2009: 66).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian menunjukkan berbagai kesulitan yang dialami siswa
meliputi kesulitan memahami soal cerita, kesulitan mengubah soal cerita ke dalam
bentuk model matematika, kesulitan menyelesaikan model matematika menggunakan
eliminasi dan substitusi, kesulitan menyelesaikan model matematika dengan grafik.
Berikut analisis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dan pertidaksamaan linier. Di mana jumlah siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami isi soal ada 29 siswa, kesulitan mengubah soal cerita ke
dalam bentuk model matematika ada 13 siswa, kesulitan menyelesaikan model
matematika menggunakan eliminasi dan substitusi ada 19 siswa, dan kesulitan
menyelesaikan model matematika dengan grafik ada 29 siswa.
a. Kesulitan memahami soal cerita
Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi soal
di mana siswa tidak mampu menyatakan apa yang diketahui dan yang
ditanyakan serta siswa tidak mampu membuat ilustrasi terhadap masalah
yang diberikan. Siswa yang mengalami kesulitan pada bagian ini ada 11
siswa. Kesulitan pada bagian ini dapat dilihat pada jawaban siswa dari soal
nomor 4 yang dapat dilihat dalam gambar 1 berikut:
Gambar 1 kesulitan memahami soal cerita
Kesulitan pada bagian ini terjadi karena siswa belum mampu
memahami konsep dari soal yang diberikan sehingga siswa melakukan
kesalahan saat mengerjakan soal seperti siswa tidak menuliskan informasi
yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal yang diberikan. Kebanyakan
siswa tidak menuliskan dengan lengkap apa yang diketahui dan yang
ditanyakan dari soal.
Hal tersebut juga selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan siswa yang bernama Asri Rahayuningsih yang mengatakan:
“ Menurut saya soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linier yang
berbentuk cerita lebih susah, tadi pada bagian soal nomor 4 dan nomor 5 tak
kerjakan sedikit cuma yang diketahui aja mbak setelah itu saya tidak paham
jadi tidak saya teruskan.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita karena siswa masih
bingung dan belum mampu memaknai kalimat yang disajikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Muncarno (2008) yang menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam soal cerita disebabkan karena siswa kurang cermat dalam membaca
dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui
dalam soal dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan
soal secara tepat. Huda (2013) juga menyimpulkan bahwa kesulitan siswa
berdasarkan pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita salah satunya
yaitu pemahaman makna dari kata-kata dalam soal yang telah diberikan.
b. Kesulitan mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika
Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan dalam mengubah soal
cerita ke dalam bentuk model matematika di mana siswa tidak mampu
mengidentifikasi jenis soal yang diberikan. Siswa yang mengalami kesulitan
pada bagian ini ada 13 siswa. Kesulitan pada bagian ini dapat dilihat pada
jawaban siswa dari soal nomor 5 yang dapat dilihat dalam gambar 2 berikut:
Gambar 2 Kesulitan mengubah soal cerita ke dalam
bentuk model matematika
Kesulitan pada bagian ini terjadi karena siswa belum mampu
memahami konsep dari soal yang diberikan serta siswa belum mampu
mengidentifikasi jenis soal sehingga siswa melakukan kesalahan saat
mengerjakan soal seperti misalnya siswa hanya mampu membuat permisalan
terhadap data yang diketahui namun siswa tidak mampu mengubah data
tersebut menjadi model matematika.
Hal tersebut juga selaras dengan penyataan yang diungkapkan siswa
yang mengalami kesulitan pada nomor tersebut yaitu Dian Alfiana yang
mengatakan:
“Saya merasa kesulitan merubah soal cerita menjadi model
matematika, saya susah memahami kata-katanya terus tandanya berbeda-
beda, saya belum bisa membedakan tandanya, iya minggu lalu Bu guru
sudah menerangkan tapi kalau soalnya berbentuk cerita saya masih kurang
menguasai mbak ”
Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa siswa masih
mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita ke dalam bentuk model
matematika karena siswa belum menguasai materi dari soal yang diberikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Suhita (2013) yang
mengatakan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita siswa banyak
mengalami kesalahan pada permodelan dan penafsiran terhadap soal yang
diberikan dan salah satu faktor penyebabnya yaitu karena siswa tidak
memahami isi dan siswa kurang menguasai konsep dari soal. Kemudian
Abdurrahman (2006) juga mengungkapkan dalam membuat suatu model
matematika dari soal cerita merupakan suatu hal yang tergolong sulit karena
setiap jenis masalah memiliki model dan karakteristik yang berbeda-beda.
c. Kesulitan menyelesaikan model matematika menggunakan eliminasi
dan substitusi
Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
model matematika menggunakan eliminasi dan substitusi yang terdiri dari
kesulitan menjalankan eliminasi dan substitusi, kesulitan melakukan operasi
aljabar seperti perkalian, pengurangan, dan pembagian, serta kesulitan
mencari himpunan penyelesaian. Siswa yang mengalami kesulitan pada
bagian ini ada 19 siswa. Kesulitan pada bagian ini dapat dilihat pada
jawaban siswa dari soal nomor 4 yang dapat dilihat dalam gambar 3 dan
gambar 4 berikut:
Gambar 3 kesulitan menyelesaikan model
matematika menggunakan eliminasi dan substitusi
Gambar 4 kesulitan menyelesaikan model matematika
menggunakan eliminasi dan substitusi
Kesulitan pada bagian ini terjadi karena siswa belum menguasai konsep
eliminasi dan substitusi sehingga kebanyakan siswa mengalami kendala
dalam melakukan operasi eliminasi dan substitusi.
Hal tersebut juga selaras dengan penyataan yang diungkapkan Indah
Widya Sari yang mengatakan:
“Tadi saya tidak bisa menyelesaikan nomor 4. di bagian eliminasi
sama substitusi, soalnya saya tidak tahu gimana prosedur menggunakan
eliminasi sama substitusi jadi tadi saya cuma membuat model
matematikanya saja.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa siswa masih
mengalami kesulitan menyelesaikan model matematika dengan eliminasi dan
substitusi karena siswa tidak mengetahui konsep dan prosedur penyelesaian
eliminasi dan substitusi untuk memperoleh suatu himpunan penyelesaian
serta siswa kurang teliti dalam melakukan operasi aljabar seperti
pengurangan, perkalian, dan pembagian pada eliminasi dan substitusi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Widdiharto (2008) yang menyatakan bahwa kesulitan dalam matematika
sering ditandai dengan ketidakterampilan siswa dalam melakukan kalkulasi
dan kesalahan prosedur yang tergolong dalam kesulitan dalam menggunakan
prinsip. Kemudian menurut Rindayana, dkk (2012) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linier
dua variabel siswa masih banyak melakukan kesalahan pada proses
eliminasi dan substitusi khususnya pada operasi perkalian, penjumlahan, dan
pengurangan pada bentuk aljabar.
d. Kesulitan menyelesaikan model matematika dengan grafik
Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
model matematika dengan grafik di mana siswa siswa hanya mampu
membuat sumbu x dan y dan ada juga yang tidak menjawab sama sekali.
Siswa yang mengalami kesulitan pada bagian ini ada 29 siswa. Kesulitan
pada bagian ini dapat dilihat pada jawaban siswa dari soal nomor 5 yang
dapat dilihat dalam gambar 5 berikut:
Gambar 5 Kesulitan menggambarkan grafik
Kesulitan pada bagian ini terjadi karena pada tahap awal dalam
mengerjakan soal nomor 5 siswa tidak mengerjakan secara tuntas sehingga
siswa tidak mendapatkan titik-totik potong terhadap sumbu koordinat x dan
y disebabkan karena siswa belum mampu menguasai konsep dalam membuat
grafik serta siswa belum tahu hal apa saja yang dibutuhkan untuk membuat
suatu grafik.
Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan salah satu siswa yaitu
Fitria Arum Pradina yang mengatakan:
“ Tadi saya kesulitan nomor 3 dan nomor 5. Saya tidak paham mbak,
kemarin Bu guru cuma menjelaskan sebentar di bagian grafik jadi belum
paham.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat masih banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam menggambar grafik karena siswa belum
paham konsep dalam membuat grafik serta karena guru hanya menjelaskan
secara singkat tentang pembuatan grafik sehingga banyak siswa belum
paham pada bagian pembuatan grafik akibatnya hampir seluruh siswa tidak
mampu menggambarkan grafik.
Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan Verikios dan
Vassiliki (2010) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa kesulitan
utama yang banyak dialami siswa dalam menyelesaikan soal persamaan dan
pertidaksamaan linier yaitu menentukan bentuk grafik.
Hasil-hasil penelitian diatas mendukung hasil penelitian ini yang menunjukkan
bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dan pertidaksamaan linier meliputi: kesulitan memahami soal cerita,
kesulitan mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika, kesulitan
menyelesaikan model matematika menggunakan eliminasi dan substitusi, dan
kesulitan menyelesaikan model matematika dengan grafik. Faktor-faktor yang
menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dan pertidaksmaan diantaranya: siswa belum mampu memahami konsep
dari soal yang diberikan, siswa belum mampu mengidentifikasi jenis soal, siswa
belum menguasai konsep dan prosedur penyelesaian eliminasi dan substitusi, siswa
kurang teliti dalam melakukan perhitungan aljabar pada eliminasi dan substitusi,
siswa masih bingung dengan konsep dalam membuat grafik, siswa belum mampu
memperoleh himpunan penyelesaian, penjelasan guru dalam menjelaskan
penyelesaian menggunakan grafik kurang rinci dan terlalu singkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat
diambil kesimpulan terhadap kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dan pertidaksamaan linier di kelas X SMK Prawira Marta Kartasura
sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa kelas X-AP1 SMK Prawira
Marta Kartasura dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan dan
pertidaksamaan linier. Kesulitan-kesulitan tersebut meliputi kesulitan
memahami isi soal cerita, kesulitan mengubah soal cerita ke dalam bentuk
model matematika, kesulitan menyelesaikan model matematika
menggunakan eliminasi dan substitusi, dan kesulitan menyelesaikan model
matematika menggunakan grafik.
2. Faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan dan pertidaksamaan linier
diantaranya:
a. Siswa belum mampu memahami konsep dari soal serta siswa belum
mampu memaknai kalimat dari yang disajikan.
b. Siswa belum mampu mengubah soal cerita menjadi model matematika
karena siswa belum mampu memahami isi dari soal yang diberikan.
c. Siswa masih kesulitan menyelesaikan soal cerita menggunakan eliminasi
dan substitusi karena siswa belum menguasai konsep penggunaan
eliminasi dan substitusi.
d. Siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan pada operasi bentuk
aljabar seperti pengurangan, perkalian, dan pembagian serta saat
mengerjakan siswa mengerjakan secara terburu-buru.
e. Siswa belum mengerti konsep dalam membuat grafik.
f. Guru kurang rinci dalam menjelaskan proses membuat grafik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2006. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka cipta.
. 2012. Anak Berkesulitan Belajar, Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka cipta.
Anzelmo-Skelton, Nicki. 2006. Learning Style, Strategy Use, Personalization of
Mathematical Word Problem and Responses of Students with Learning
Disabilities. International Journal of Special Education. Vol. 21. No.1. Page.
249.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka cipta.
Huda, Nizle, Angel Gustina Kencana. 2013. “Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan
kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi
Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi”. Pendidikan
Matematika FMIPA FKIP Universitas Jambi. Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Belajar Terhadap
Kesulitan Belajar khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Muncarno. 2008. Penerapan Model penyelesaian Soal Cerita dengan Langkah-
Langkah Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas 1 SMP. Jurnal Nuansa Pendidikan. Vol.VI. No.1.
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.
Rindyana, Bunga Suci Bintara, Tjang Daniel Chandra. 2012. Analisis Kesalahan
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Analisis Newman (Studi Kasus
MAN Malang 2 Batu). Artikel Ilmiah Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitaif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhita, rintis. 2013. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita dalam
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. Vol. 1.
No. 2. Hal. 45.
Verikios, Petroes, Vassilika Farmaki. 2010. From Equation to Inequality using a
Fuction-based Approach. International Journal of Mathematics Education in
science and Technology. Vol. 41. No. 4. Hal. 527.
Widdiharto, Rachmadi. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan
Alternatif Proses Remidinya. Jakarta: Depdiknas.
Top Related