ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA
PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA
INFONING PARAMITA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia
Dewasa Muda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
Infoning Paramita
NIM I14090117
RINGKASAN
INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur
dengan Ukuran Lingkar Pinggang pada Perempuan Usia Dewasa Muda.
Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR.
Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh
meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih. Obesitas merupakan suatu
penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan melakukan
diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat
badan adalah diet tinggi serat, dengan sumber utamanya yaitu buah dan sayur.
Sayangnya konsumsi rata-rata buah dan sayur di Indonesia masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan anjuran konsumsinya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan
konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia
dewasa muda, sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut: (1)
Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta pengeluaran
pangan dan non pangan per bulan, (2) mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku
gizi pada perempuan usia dewasa muda, (3) mengkaji pengukuran antropometri
perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar
pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas fisik pada perempuan
usia dewasa muda, (5) mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda
terhadap buah dan sayur, (6) mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada
perempuan usia dewasa muda, (7) menganalisis hubungan antara konsumsi buah
dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan
preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa
muda, serta (8) menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih
dan aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa
muda.
Penelitian berlangsung sejak bulan Februari hingga Mei 2013. Penelitian
ini menggunakan data primer, dengan desain penelitian cross sectional study.
Subjek penelitian ini adalah 75 orang mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat,
IPB, yang berjenis kelamin perempuan dan termasuk dalam kriteria inklusi yang
ditetapkan. Ukuran contoh yang digunakan diambil secara acak dan dibagi dalam
tiga kategori status gizi dengan proporsi yang disesuaikan dengan persentase
status gizi penduduk usia dewasa menurut RISKESDAS 2010. Pengolahan data
meliputi proses editing, cleaning dan analisis. Data yang telah terkumpul
dikategorikan menurut pengkategorian yang telah ditetapkan pada seluruh
variabel data sesuai dengan masing-masing cut off point. Kemudian, dilakukan
analisis deskriptif dan inferensia (uji hubungan dan pengaruh) menggunakan
program komputer Microsoft Office Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS
9.1.3 Portable.
Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, pada karakteristik
individu diketahui sebagian besar (36%) mahasiswa berusia 20 tahun. Rata-rata
mahasiswa memiliki besar keluarga kategori sedang, yaitu dengan jumlah anggota
rumah tangga 5-7 orang (BKKBN 1998). Uang saku sebagian besar (53,3%)
mahasiswa berada pada kisaran Rp 540.000,00-1.000.000,00 per bulan, dengan
rata-rata pengeluaran pangan sebesar Rp 518.173,00 ± 222.760, dan rata-rata
pengeluaran non pangan sebesar Rp 431.147,00 ± 241.137.
Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap
gizi (98,7%) yang termasuk dalam kategori baik, namun perilaku gizi sebagian
besar (73,3%) mahasiswa masih berada dalam kategori sedang. Pada tingkat
preferensi, hampir seluruh mahasiswa menyukai buah dan sayur, namun pada
kenyataannya konsumsi buah (69,3%) dan sayur (58,7%) pada sebagian besar
mahasiswa masih kurang dari konsumsi yang telah dianjurkan. Sumber
karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi, dengan rata-rata 2,5 ± 0,6
kali per hari, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi
mahasiswa adalah susu, dengan rata-rata 1,5 ± 0,1 kali per hari.
Sebagian besar (89,3%) mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik yang
termasuk dalam kategori ringan, dengan rata-rata tingkat aktivitas fisik yaitu 1,53
± 0,10. Pada status gizi, persentase terbesar adalah mahasiswa dengan status gizi
normal (69,3%), kemudian kegemukan (17,3%), dan yang terkecil adalah
mahasiswa dengan status gizi kurus (13,3%). Sebagian besar mahasiswa memiliki
ukuran lingkar pinggang (86,67%) dan persen lemak tubuh (68%) normal, namun
tidak sedikit mahasiswa yang memiliki persen lemak tubuh lebih (26,67%).
Berdasarkan uji korelasi Spearman, terdapat hubungan yang signifikan
(p<0,05) antara uang saku dengan konsumsi buah, dan berdasarkan uji korelasi
Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) pula antara konsumsi buah
dengan pengeluaran (pangan dan non pangan). Kecenderungan yang terjadi pada
kedua hubungan tersebut adalah positif, sehingga apabila uang saku dan
pengeluaran lebih rendah maka konsumsi buah pun rendah. Selain itu,
berdasarkan uji korelasi Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05)
antara konsumsi buah dan ukuran lingkar pinggang, serta aktivitas fisik dengan
persen lemak tubuh. Uji pengaruh dilakukan menggunakan uji regresi model
multiplicative regression. Konsumsi sayur tidak memiliki hubungan yang
signifikan (p>0,05) dengan ukuran lingkar pinggang. Satu-satunya faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar pinggang adalah aktivitas fisik,
yang memiliki pengaruh sebesar 3,66% terhadap ukuran lingkar pinggang.
Perempuan usia dewasa muda disarankan untuk mengonsumsi lebih
banyak buah dan sayur, serta meningkatkan aktivitas fisik dikarenakan rata-
ratanya masih tergolong rendah. Selain itu, penelitian lebih lanjut terkait
hubungan konsumsi buah dan sayur lainnya, dengan metode yang tepat, sangat
dianjurkan untuk mengetahui pengaturan diet yang tepat.
ABSTRAK
INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan
Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Dibimbing oleh
DADANG SUKANDAR.
Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat badan
adalah diet tinggi serat, dengan sumber utama buah dan sayur. Tujuan penelitian
ini adalah mempelajari hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar
pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Ukuran contoh terdiri dari 75 orang dengan usia berkisar 18-22
tahun, yang seluruhnya merupakan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat IPB.
Hasil penelitian ini, dengan menggunakan uji korelasi Pearson, menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dengan ukuran
lingkar pinggang (p<0,05), namun sebaliknya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (p>0,05). Hasil
uji multiplicative regression menunjukkan bahwa aktivitas fisik berpengaruh
terbalik terhadap ukuran lingkar pinggang.
Kata kunci: buah, sayur, konsumsi, lingkar pinggang, perempuan dewasa muda
ABSTRACT
INFONING PARAMITA. The Correlation Analysis of Fruit and Vegetable
Consumption and Waist Circumference in Young Adult Woman. Supervised by
DADANG SUKANDAR.
One of the diet could help reducting body weight is high fiber diet, with
fruit and vegetable as the main sources. The objective of this research was to
study the correlation of fruit and vegetable consumption with waist circumference
in young adult woman. The design of this study was cross sectional. The subject
of this study involved 75 people aged 18-22 years, which are the student of
Community Nutrition Department, IPB. Using Pearson correlations, the result
showed that there was a significant correlation between fruit consumption and
waist circumference (p<0,05). However, there was no significant correlation
between vegetable consumption and waist circumference (p>0,05). In addition,
the result of multiplicative regression test showed that phisycal activity has
inverse significant effect to waist circumference.
Keywords: fruit, vegetable, consumpstion, waist circumference, young adult
woman
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA
PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA
INFONING PARAMITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran
Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda
Nama : Infoning Paramita
NIM : I14090117
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 ini ialah
buah dan sayur, dengan judul Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur
dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Selesainya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan,
saran, kritik, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi,
2. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pemandu seminar sekaligus
penguji skripsi yang memberikan banyak masukan untuk penyelesaian tugas
akhir ini,
3. Mama dan papa tercinta, Bapak dan Ibu, beserta seluruh keluarga (The
Herdanies, The Ajinegoro, Dinda dan Kausar, Najwa dan Aulia), atas kasih
sayang, dukungan dan doa yang tak ada hentinya diberikan kepada penulis di
setiap perjalanan kehidupan, serta selalu menjadi penghibur dalam setiap
kejenuhan,
4. Mas Mumtazul Amal yang setia mendampingi penulis saat susah maupun
senang, sebagai kekasih, teman terbaik, kakak, dan guru, serta senantiasa
memberi dan menjadi motivasi bagi penulis,
5. Sahabat seperjuangan Coconut 46 yang meninggalkan banyak cerita suka duka
kebersamaan, keluarga Departemen Gizi Masyarakat 45, 44, 47, dan 48, juga
para dosen, staf Komdik, Pak Karya, Mbak Rian, Bu Popon, Mbak Suci, Mas
Ogi, Mas Hendra, dan seluruh teman-teman di IPB (teman sekosan, teman
KKP, CSS MoRA dan lainnya) yang luar biasa,
6. Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang
lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2013
Infoning Paramita
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat Penelitian 2
KERANGKA PEMIKIRAN 3
METODE PENELITIAN 4
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 4
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 4
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6
Pengolahan dan Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Karakteristik Contoh 9
Usia 9
Uang saku 9
Alokasi Pengeluaran 9
Besar Keluarga 10
Status Gizi 11
Pengetahuan Gizi 11
Preferensi 12
Konsumsi Pangan 12
Buah dan Sayur 13
Sumber Karbohidrat 13
Pangan Tinggi Lemak 14
Aktivitas Fisik 15
Ukuran Lingkar Pinggang 15
Persen Lemak Tubuh 16
Uji Hubungan Antar Variabel 16
Uji Pengaruh Antar Variabel 20
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 32
DAFTAR TABEL
1 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data 6
2 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian 7
3 Sebaran mahasiswa menurut usia 9
4 Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan 9
5 Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa 10
6 Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga 10
7 Sebaran mahasiswa menurut status gizi 11
8 Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi 11
9 Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur 12
10 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari 13
11 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa sumber karbohidrat
dalam sehari 14
12 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi lemak
dalam sehari 14
13 Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik 15
14 Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang 15
15 Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh 16
16 Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik
individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan 17
17 Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh
dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit 18
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 3
2 Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh 6
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh
meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih, yaitu overweight dan
obesitas. Data WHO (2008) menunjukkan bahwa lebih dari 1,4 milyar orang
dewasa di dunia mengalami overweight, bahkan hampir 300 juta perempuan di
dunia mengalami obesitas. Sejalan dengan hal tersebut, Spark (2007) menyatakan
bahwa saat ini prevalensi gizi lebih meningkat tajam pada negara-negara
berkembang di dunia, salah satunya Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI mengungkapkan dalam
Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 bahwa
prevalensi obesitas mencapai 11,7% pada usia dewasa, dan perempuan memiliki
persentase 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pria. Hal tersebut amat
disayangkan mengingat para perempuan tersebut pada akhirnya akan mengalami
kehamilan, sehingga kesehatan perempuan sebagai calon ibu tersebut harus
diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk melakukan
pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri
(Almatsier 2011).
Obesitas adalah suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak
tubuh yang berlebihan (Sandjaja et al. 2010). Sedangkan obesitas sentral adalah
obesitas yang dinilai salah satunya dengan lingkaran pinggang, dan disebut
mengalami obesitas sentral jika lingkaran pinggang lebih dari 102 cm pada laki-
laki dewasa dan lebih dari 88 cm pada perempuan dewasa. Berbagai macam
faktor dapat menjadi penyebab dari kejadian obesitas tersebut. Menurut Wahyu
(2011), terdapat tiga faktor yang berperan besar meningkatkan risiko terjadinya
kegemukan dan obesitas, yaitu faktor genetik, pola aktivitas dan pola makan.
Obesitas itu sendiri, terutama obesitas sentral, adalah salah satu faktor risiko
terbesar dari sindrom metabolik. Obesitas juga dapat meningkatkan risiko
berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi,
beberapa jenis penyakit kanker dan gangguan pernapasan (Breslow 2002).
Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan
melakukan diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu
penurunan berat badan adalah diet tinggi serat. Penelitian Du et al. (2010)
menunjukkan bahwa asupan serat memiliki hubungan berbanding terbalik dengan
penambahan berat badan dan lingkar pinggang. Serat memiliki manfaat bagi
fungsi saluran gastrointestinal. Peran dari serat terlarut dalam pengendalian berat
badan adalah dengan memperpanjang waktu transit dalam saluran gastrointestinal,
memperlambat absorpsi zat gizi, serta menurunkan absorpsinya dengan mengikat
mineral dan kolesterol (Gallagher 2008). Begitu pentingnya serat bagi tubuh
sehingga IOM (2002) menyarankan kecukupan asupan (AI) serat adalah sebesar
38 gram/hari untuk pria dan 25 gram/hari untuk perempuan. Asupan serat tersebut
banyak didapatkan dari gandum penuh, buah, sayur, serta kacang-kacangan.
Buah dan sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak
dan sumber yang baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa
2
vitamin dan mineral, serta fitokimia. Konsumsi buah dan sayur sangat berperan
penting bagi kesehatan tubuh. Namun masyarakat Indonesia rata-rata hanya
mengonsumsi 40 kg sayur per kapita per tahun, jauh lebih sedikit dari yang
dianjurkan oleh WHO yaitu 73 kg per kapita per tahun. Sama halnya dengan
konsumsi buah, masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi 32 kg per
kapita per tahun, hanya setengah dari yang dianjurkan, yaitu sebesar 65 kg per
kapita per tahun (Departemen Pertanian RI 2010). Oleh karena itu dengan
tingginya angka obesitas dan rendahnya konsumsi buah dan sayur di Indonesia,
penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai sarana menggali informasi
mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur tersebut dengan lingkar pinggang
pada perempuan usia dewasa muda.
Tujuan
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan konsumsi buah dan
sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta
pengeluaran pangan dan non pangan per bulan.
2. Mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku gizi pada perempuan usia
dewasa muda.
3. Mengkaji pengukuran antropometri perempuan usia dewasa muda meliputi
berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh.
4. Mengkaji aktivitas fisik pada perempuan usia dewasa muda.
5. Mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda terhadap buah
dan sayur.
6. Mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada perempuan usia
dewasa muda.
7. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu, status gizi,
pengetahuan gizi dan preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang
dengan konsumsi buah dan sayur pada perempuan usia dewasa muda.
8. Menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih dan
aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa
muda.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tambahan dalam hal pentingnya asupan serat (khususnya buah dan sayur),
terutama bagi perempuan usia dewasa muda, serta berguna bagi pemerintah
maupun instansi mandiri untuk memfasilitasi dan mengusahakan peningkatan
konsumsi masyarakat terhadap buah dan sayur. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian
mengenai pengaturan pola makan tinggi serat untuk mengontrol berat badan dan
ukuran lingkar pinggang selanjutnya.
3
Karakteristik Individu
Usia
Uang saku per
bulan
Pengeluaran
pangan dan non
pangan
Pengetahuan Gizi Preferensi
Eating Habit
Asupan Serat
Massa Lemak Tubuh
(Abdominal): Ukuran
Lingkar Pinggang
Aktivitas Fisik
Sikap Gizi
Praktik Gizi
Konsumsi Pangan
Buah dan Sayur Sumber KH dan L
Penyakit Infeksi
KERANGKA PEMIKIRAN
Konsumsi pangan individu, termasuk diantaranya konsumsi buah dan
sayur, ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan harga,
serta faktor sosio budaya dan religi yang ada di suatu daerah. Namun terdapat
banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi suatu bahan
pangan, meliputi faktor internal (umur, jenis kelamin, uang saku, preferensi,
sikap, perilaku, dan pengetahuan gizi), serta faktor eksternal.
Konsumsi buah dan sayur tersebut menjadi salah satu sumber yang
berkontribusi besar terhadap asupan serat individu, selain dari sumber serat
lainnya (Gallagher 2008). Diet tinggi serat disebut banyak memiliki manfaat
terhadap kesehatan gastrointestinal dan berperan penting dalam pengontrolan
berat badan. Penelitian Esmaillzadeh A. et al. (2006) menunjukkan bahwa intek
buah dan sayur yang lebih tinggi berhubungan dengan rendahnya risiko sindrom
metabolik. Obesitas, khususnya obesitas abdominal, diketahui memiliki kaitan
dengan berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi dan coronary artery
disease (CAD) (Hurst 2008), dan salah satu komponen penting untuk
mendiagnosanya adalah lingkar pinggang (Jalal et al. 2006). Banyaknya lemak
dalam pinggang menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme yang dapat
memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan
perbedaan distribusi lemak tubuh (Susilowati 2008).
Selain konsumsi buah dan sayur, peningkatan konsumsi roti dan kue serta
status gizi orang tua memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang
(Kuriyan et al. 2012). Kemudian tentunya konsumsi lemak pun berkontribusi
besar pada pembesaran ukuran lingkar pinggang. Perempuan sebagai pencetak
generasi baru diharapkan memiliki kesehatan optimal. Oleh karena itu penelitian
ini berusaha menggali informasi mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur
dengan ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda. Secara singkat,
kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
4
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional
study untuk mengetahui hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan ukuran
lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Pengambilan data tersebut
berlokasi di Laboratorium Gizi Olahraga Lantai 3 Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan data penelitian
dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2013, sedangkan pengolahan,
analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2013 di
Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi pada penelitian utama adalah mahasiswi Departemen Gizi
Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Teknik penarikan contoh dari populasi
dilakukan dengan cara random sampling. Berdasarkan data dari Komisi
Pendidikan di Departemen Gizi Masyarakat diketahui jumlah populasi sebanyak
233 orang. Selanjutnya, contoh disaring kembali dengan mencocokkan kriteria
inklusinya. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Perempuan usia dewasa muda, yaitu 18 hingga 24 tahun.
2. Bukan atlet di bidang olahraga apapun.
3. Belum pernah hamil dan melahirkan.
Setelah diperoleh data yang memenuhi kriteria inklusi tersebut, dilakukan
perhitungan ukuran contoh. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk
menentukan ukuran contoh (Cochran 1982):
Keterangan:
n = ukuran contoh
N = ukuran populasi mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat
= ragam ukuran lingkar pinggang (cm)
= nilai peubah acak t-student, sehingga: P(|t|> ) = ; v = derajat
bebas dari t
D = presisi antara parameter dengan ̅
| ̅ |
(| ̅ |
)
5
(| ̅ |
)
| ̅ |
Sehingga n0 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r = | ̅ |
; presisi relatif
μ = rata-rata lingkar pinggang contoh (cm)
Metode yang dilakukan yaitu metode inverse sampling, yang merupakan
metode dasar untuk pseudo-random number sampling, seperti untuk melakukan
generalisasi nilai contoh acak dari beberapa probabilitas distribusi (Hyvönen et al.
2013). Pengambilan data contoh kecil yang diambil secara acak, berjumlah 12
orang mahasiswi, dilakukan untuk menentukan nilai ragam (cm²) dan rata-rata
(cm) lingkar pinggang yang akan digunakan untuk perhitungan ukuran contoh
minimal. Berdasarkan perhitungan awal, diketahui ragam ukuran lingkar
pinggang mahasiswi sebesar 19,25 cm², sedangkan rata-ratanya sebesar 82,5 cm.
Maka dengan nilai peubah acak sebesar 1,96² dan presisi relatif sebesar 0,01
didapatkan nilai n0 sebesar 108,65. Kemudian dapat dihitung ukuran contoh
relatifnya sebagai berikut:
= 74,315 ≈ 75 orang
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan 75 contoh dari tiga kategori
status gizi yang dibagi jumlahnya sesuai proporsi berdasarkan RISKESDAS
(2010) yaitu dengan persentase jumlah penduduk Indonesia dengan jenis kelamin
perempuan yang berusia dewasa muda. Pengambilan data diambil secara acak
hingga memenuhi jumlah contoh yang diperlukan (sesuai dengan masing-masing
kategori status gizi). Awalnya diambil 1 mahasiswa, diukur tinggi badan dan berat
badannya, kemudian dikategorikan menurut kategori status gizi berdasarkan IMT
(BB/TB²). Apabila jumlah yang dibutuhkan pada setiap kategorinya masih belum
mencukupi, maka mahasiswa tersebut akan diambil sebagai contoh. Pengambilan
data tersebut akan terus berlangsung hingga memenuhi jumlah contoh setiap
kategori yang dibutuhkan (Gambar 2).
6
Gambar 2 Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh dengan invers
sampling
Secara acak diambil setiap satu orang responden, kemudian diukur berat
badan, tinggi badan, ukuran lingkar pinggang dan body composition. Setelah itu
dicatat dan dikategorikan sesuai dengan status gizinya, yaitu dengan indeks massa
tubuh (BB/TB2) dibawah 18,5 kg/m
2, di antara 18,5-25,0 kg/m
2 dan lainnya (di
atas 25 kg/m2). Lalu, hingga waktu akhir penelitian didapatkan paling tidak 10
orang contoh yang berstatus gizi kurus, 52 orang contoh yang berstatus gizi
normal dan 13 orang selebihnya berstatus gizi lebih. Contoh yang berjumlah 81
orang diminta mengisi kuesioner penelitian yang sebelumnya telah dijelaskan
mengenai cara pengisian setiap bagian pertanyaannya. Setelah kuesioner
dikembalikan, seluruh data direkap dan dilakukan screening dan editing data,
sehingga didapatkan jumlah data yang digunakan sebanyak 75 orang sebagai
contoh, kemudian dilakukan pengolahan data.
Penilaian status gizi pada usia di atas 15 tahun menggunakan perhitungan
indeks massa tubuh, dengan pengkategorian status gizi menurut Depkes RI (2007)
yaitu kurus (IMT<18,5 kg/m2), normal (18,5<IMT<25,0 kg/m
2), dan kegemukan
(IMT≥25,0 kg/m2).
Tabel 1 Sebaran mahasiswa menurut status gizi
Kategori status gizi n Persentase (%)
Kurus 10 13,3
Normal 52 69,3
Kegemukan 13 17,3
Total 75 100
Rata-rata ± SD 21,66 ± 3,31
7
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki
status gizi normal (69,3%) dan sebagian kecilnya memiliki status gizi kurus
(13,3%), sesuai dengan sebaran perempuan dewasa Indonesia menurut status gizi
yang terangkum dalam RISKESDAS (2010), dimana persentase terbesar adalah
perempuan dengan status gizi normal, dilanjutkan secara berurutan dengan
perempuan dengan status gizi kegemukan dan kurus.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui data
pengukuran antropometri serta kuesioner. Tabel 2 berikut merupakan daftar jenis
dan cara pengumpulan data berdasarkan variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Tabel 2 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data
No Jenis Data Variabel Cara Pengumpulan data
1 Karakteristik
individu
1. Usia
2. Uang saku/bulan
3. Pengeluaran pangan dan
non pangan
Wawancara terstruktur, dan
pengisian kuesioner
2 Pengetahuan, sikap
dan perilaku gizi
1. Pengetahuan, sikap dan
perilaku gizi
3 Preferensi 1. Tingkat preferensi
terhadap buah dan
sayur
4 Aktivitas fisik 1. Aktivitas fisik
5 1. Riwayat sakit
6 Konsumsi pangan 1. Frekuensi makan sehari Food Frequency Questionaire
7 Penilaian
antropometri
1. Lingkar pinggang (cm)
2. Status gizi (BB/TB2)
3. Persen lemak tubuh (%)
Pengukuran antropometri
Beberapa jenis data seperti karakteristik individu, meliputi identitas
personal, identitas keluarga, uang saku dan pengeluaran, pengetahuan gizi, sikap
gizi, perilaku gizi, preferensi terhadap buah dan sayur, riwayat penyakit sebulan
terakhir dan aktivitas fisik dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner.
Konsumsi pangan contoh dikumpulkan dengan cara pengisian Food Frequency
Questionaire kualitatif, yaitu hanya memperhitungkan frekuensi saja tanpa
keterangan berat porsi maupun zat gizi pangan yang dikonsumsi. Jenis data
antropometri dikumpulkan dengan cara pengukuran sendiri oleh peneliti. Berat
badan diukur menggunakan timbangan injak, tinggi badan diukur menggunakan
microtoise, lingkar pinggan diukur menggunakan meteran, dan persen lemak
tubuh diukur menggunakan Body Compostition Analyzer. Status gizi
dikategorikan menurut indeks massa tubuh contoh yang dihitung berdasarkan
BB/TB2 dengan satuan kg/m
2.
8
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data
Data yang diperoleh berupa data nominal, ordinal, dan skala. Pengolahan
data diawali dengan pemeriksaan kelengkapan e-file data kemudian mengolah dan
menganalisis data berdasarkan kategori pengukuran masing-masing dengan
menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010. Berikut
merupakan pengkategorian dan analisis variabel penelitian.
Tabel 3 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian
No Jenis Data Variabel Kategori Pengukuran
1 Karakteristik
individu
Uang saku/bulan < Rp 540.000
Rp 540.000 – 1.000.000
≥ Rp 1.000.000
2 Pengetahuan, sikap
dan praktik gizi
Pengetahuan, sikap dan
praktik gizi
< 60% (rendah)
60-79% (sedang)
>80% (tinggi)
Berdasarkan Khomsan (2000)
3 Aktivitas fisik Tingkat aktivitas Sangat ringan
Ringan
Sedang
Berat
Berdasarkan WHO (2001)
4 Preferensi Tingkat preferensi
terhadap buah dan sayur
Suka
Tidak suka
5 Konsumsi pangan Frekuensi makan >1 kali sehari
1-3 kali sehari
>3 kali sehari
6 Penilaian
antropometri
Ukuran lingkar
pinggang (cm)
<88 cm (normal)
≥88 cm (obesitas abdominal)
Berdasarkan Sarah (2008)
Status gizi (BB/TB) <18,5 (kurus)
18,5-24,9 (normal)
≥25,0 (gizi lebih)
Berdasarkan Depkes RI (2007)
Batas interval uang saku per bulan diambil dari batas pendapatan dengan
kategori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2 per kapita per hari dikonversikan
ke dalam rupiah, secara kasar menjadi Rp 18.000,00. Nilai konversi dalam rupiah
tersebut dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan (30 hari) menjadi Rp
540.000,00 per kapita per bulan. Tes pengetahuan gizi dilakukan dengan
memberikan 15 butir soal yang berjenis multiple choice dengan satu jawaban
benar (correct answer multiple choice) dengan nilai 0 jika salah dan 1 jika benar
untuk tiap pertanyan. Pengkategorian tingkat pengetahuan gizi dilakukan dengan
menetapkan cut-off point sesuai dengan Khomsan (2000).
Konsumsi buah dan sayur dilihat dari frekuensi makan buah dan sayur
tersebut dalam sehari, menurut anjuran WHO, dengan konsumsi minimal buah
dan sayur adalah 5 porsi per hari.
9
Analisis Data
Analisis data yang diolah menggunakan program komputer Microsoft
Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS 9.1.3 Portable, dengan analisis
sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif yang meliputi:
a. Karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, pengeluaran pangan dan
non pangan per bulan.
b. Preferensi contoh terhadap buah dan sayur.
c. Pengetahuan, sikap dan praktik gizi contoh.
d. Konsumsi pangan contoh meliputi buah, sayur, serta sumber karbohidrat
dan lemak terpilih.
e. Status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh contoh.
f. Aktivitas fisik contoh.
2. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan variabel antara
konsumsi buah dan sayur dengan pengeluaran, status gizi dan pengetahuan
gizi, serta hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan konsumsi buah,
sayur, sumber karbohidrat dan lemak terpilih, dan tingkat aktivitas responden.
3. Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel konsumsi
buah dan sayur dengan usia dan uang saku, serta hubungan antar pengetahuan
gizi, sikap gizi dan praktik gizi.
4. Uji korelasi chi square digunakan untuk melihat hubungan variabel
kategorikal, meliputi hubungan antara konsumsi buah dengan pengetahuan
gizi, konsumsi buah dan sayur dengan preferensi, serta ukuran lingkat
pinggang dan persen lemak tubuh dengan riwayat sakit.
5. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ukuran lingkar pinggang
perempuan usia dewasa muda dianalisis dengan menggunakan uji regresi
multiplicative (stepwise). Analisis regresi tersebut bertujuan untuk
menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas yaitu konsumsi buah (pepaya,
semangka, melon, mangga, nanas, jeruk dan alpukat), konsumsi sayur (sayur
buah, sayur umbi dan sayur daun), konsumsi sumber karbohidrat (nasi,
kentang, mie dan roti), konsumsi pangan tinggi lemak (ayam goreng,
gorengan dan susu), serta aktivitas fisik dan variabel terikat (ukuran lingkar
pinggang). Komputasi regresi muliplicative yang digunakan untuk
menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap terhadap ukuran
lingkar pinggang adalah sebagai berikut:
Y = β0 X1β1
X2β2
X3β3
X4β4
X5β5
X6β6
X7β7
X8β8
X9β9
X10β10
X11β11
X12β12
X13β13
X14β14
X15β15
X16β16
X17β17
X18β18
Kemudian, ditransformasi dengan ln sehinggaberubah menjadi sebagai berikut:
lnY = ln β0 + β1ln X1 + β2ln X2 + β3ln X3 + β4ln X4 + β5ln X5 + β6ln X6 + β7ln X7 +
β8ln X8 + β9ln X9 + β10ln X10 + β11ln X11 + β12ln X12 + β13ln X13 + β14ln X14 +
β15ln X15 + β16ln X16 + β17ln X17 + β18ln X18 +
Y* = β0* + β1X1* + β2X2* + β3X3* + β4 X4* + β5X5* + β6 X6* + β7X7* + β8lX8* +
β9X9* + β10X10* + β11X11* + β12X12* + β13X13* + β14X14* + β15X15* + β16X16*
+ β17X17* + β18X18* +
10
Keterangan: Y = Lingkar pinggang
= Konstanta
= Koefisien regresi var.
independen
X1 = Konsumsi pepaya
X2 = Konsumsi semangka
X3 = Konsumsi melon
X4 = Konsumsi mangga
X5 = Konsumsi nanas
X6 = Konsumsi jeruk
X7 = Konsumsi alpukat
X8 = Konsumsi sayur buah
X9 = Konsumsi sayur daun
X10 = Konsumsi sayur umbi
X11 = Konsumsi nasi
X12 = Konsumsi kentang
X13 = Konsumsi mie
X14 = Konsumsi roti
X15 = Konsumsi ayam goreng
X16 = Konsumsi gorengan
X17 = Konsumsi susu
X18 = Aktivitas fisik (PAL)
= Galat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Usia
Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berjenis kelamin
perempuan yang seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda, yaitu 18-29
tahun (Soetardjo 2011). Jumlah contoh pada penelitian ini adalah 75 orang dengan
rentang usia contoh yaitu 18-22 tahun.
Tabel 4 Sebaran mahasiswa menurut usia Usia contoh n Persentase (%)
18 tahun 2 2,7
19 tahun 24 32,0
20 tahun 27 36,0
21 tahun 17 22,7
22 tahun 5 6,7
Total 75 100
Rata-rata ± SD 19,9 ± 0,97
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa mayoritas contoh berusia 20 tahun
(36%), dengan rata-rata usia 19,9 ± 0,97 tahun.
Uang Saku
Uang saku merupakan pendapatan sementara bagi contoh yang merupakan
salah satu faktor internal konsumsi suatu bahan pangan (Hardinsyah & Briawan
1994). Batas interval uang saku per bulan dalam penelitian ini diambil dari batas
pendapatan ketegori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2/kap/hari yang
dikonversikan ke dalam rupiah. Perhitungan secara kasar didapatkan Rp
540.000,00/kap/bulan.
Tabel 5 Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan
Uang saku (Rp) n Persentase (%)
< 540.000 4 5,3
540.000 – 1.000.000 40 53,3
> 1.000.000 31 41,3
Total 75 100
Rata-rata ± SD 925.333 ± 329.247
11
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki uang saku antara Rp 540.000,00-1.000.000,00/bulan (53,3%), sedangkan
hanya sebagian kecil saja yang memiliki uang saku di bawah Rp 540.000,00
(5,3%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak
termasuk dalam kategori miskin yang ditetapkan oleh Bank Dunia.
Alokasi Pengeluaran
Alokasi pengeluaran dalam penelitian ini dikategorikan menjadi
pengeluaran pangan dan non pangan. Pengeluaran pangan dan non pangan
merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga maupun individu.
Berikut disajikan hasil perhitungan statistik pengeluaran pangan dan non pangan
contoh dalam Tabel 6.
Tabel 6 Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa
Statistik Pengeluaran (Rp)
Pangan Non pangan
Rata-rata ± SD 518.173 ± 222.760 431.147 ± 241.137
Minimum 150.000 50.000
Maksimum 2.000.000 1.300.000
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran pangan
mahasiswa lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran non pangan. Hal
tersebut dapat terjadi karena kebutuhan pengeluaran rata-rata mahasiswa untuk
non pangan masih belum begitu besar, seperti keperluan pribadi, keperluan
akademik (alat tulis), transportasi dan keperluan sosial. Indonesia merupakan
negara berkembang yang masyarakatnya masih tinggi dalam pengeluaran
konsumsi untuk makanan (pengeluaran pangan), seperti yang ditunjukkan pada
data Badan Pusat Statistik, tahun 1999, 2002-2012 menunjukkan hampir 50%
pengeluaran konsumsi rata-rata rumah tangga di Indonesia dialokasikan untuk
makanan, dan sisanya oleh konsumsi non pangan yang terbagi atas beberapa
kelompok, seperti pendidikan, kesehatan, pakaian, tempat tinggal, transportasi,
pajak dan lain-lain.
Besar Keluarga
Besar keluarga adalah banyaknya atau jumlah anggota keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain dari pengelolaan sumber
daya yang sama. Menurut BKKBN (1998), besar keluarga dapat dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang) dan
keluarga besar (≥7 orang).
Tabel 7 Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga
Kategori besar keluarga n Persentase (%)
Kecil 29 38,7
Sedang 36 48,0
Besar 10 13,3
Total 75 100
Rata-rata ± SD 5 ± 1,26
12
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar keluarga
mahasiswa berada dalam kategori keluarga sedang (48%), sedangkan sebanyak
38,7% keluarga mahasiswa termasuk dalam kategori keluarga kecil, dan 13,3%
sisanya termasuk dalam kategori keluarga besar. Rata-rata jumlah anggota
keluarga mahasiswa adalah 5 ± 1,26 orang. Agak berbeda dengan rata-rata jumlah
anggota rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000 yaitu 4,12 dan tahun 2004
yaitu 4,09 berada pada kategori besar keluarga kecil (Data Statistik Indonesia
2013).
Pengetahuan Gizi
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
keadaan gizi individu yang bersangkutan (Sukandar 2009). Pengetahuan gizi
mengacu kepada pemahaman dasar-dasar pangan dan gizi, seperti halnya
kelompok pangan atau diet seimbang, mengetahui inti dari MyPiramid (di
Indonesia: Tumpeng PUGS), mampu membaca label pangan, mengidentifikasi
sumber pangan suatu zat gizi, dan sebagainya (Contento 2011).
Tabel 8 Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi
Kategori Pengetahuan gizi Sikap gizi Perilaku gizi
n % n % n %
Kurang 0 0,0 0 0,0 12 16,0
Sedang 3 4,0 1 1,3 55 73,3
Baik 72 96,0 74 98,7 8 10,7
Total 75 100 75 100 75 100
Rata-rata ± SD 89,7 ± 7,21 94,13 ± 6,99 67,97 ± 8,48
Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap gizi (98,7%) yang baik, namun
perilaku gizi mahasiswa sebagian besar berada dalam kategori sedang (73,3%)
dan masih terdapat 16% mahasiswa yang perilaku gizinya dalam kategori kurang.
Tingginya persentase mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi baik dapat
disebabkan oleh tingginya tingkat pendidikan mereka (Banwat et al. 2012).
Terdapat beberapa pertanyaan dalam pengetahuan gizi yang paling banyak
dijawab salah oleh mahasiswa, yaitu pertanyaan mengenai triguna pangan,
kecukupan energi, kandungan makanan dan anjuran konsumsi pangan. Kemudian,
beberapa pertanyaan dalam sikap gizi yang paling banyak dijawab salah oleh
contoh, yaitu mengenai pemahaman dasar pangan dan gizi. Pada perilaku gizi,
sebagian besar contoh (>50%) yang menjawab kadang-kadang untuk pertanyaan
mengenai PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Preferensi
Preferensi makanan adalah tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya
seseorang terhadap makanan. Preferensi pangan yang diartikan sebagai kesukaan
atau pilihan terhadap makanan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi
pangan seseorang. Menurut Elizabeth dan Sanjur (1981), terdapat tiga faktor
13
utama yang berpengaruh terhadap preferensi makanan yang berujung pada
konsumsi makanan, antara lain karakteristik individu, karakteristik pangan dan
karakteristik lingkungan. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan
preferensi terhadap buah dan sayur dalam Tabel 9.
Tabel 9 Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur
Preferensi Buah Sayur
n % n %
Suka 74 98,7 66 88,0
Tidak suka 1 1,3 9 12,0
Total 75 100 75 100
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
menyukai buah (98,7%) dan sayur (88%), meskipun tidak sedikit mahasiswa yang
tidak menyukai sayur (12%). Hal tersebut amat disayangkan mengingat buah dan
sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak dan sumber yang
baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa vitamin, mineral,
serta fitokimia.
Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.
Mengkonsumsi pangan tidak hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga untuk
kecerdasan, kekuatan, sumber energi dan pendukung pertumbuhan (Hardinsyah et
al. 2002).
Buah dan Sayur Buah dan sayur merupakan suatu kelompok pangan yang mengandung
berbagai zat gizi (vitamin dan mineral), serat, serta senyawa fitokimia yang sangat
dibutuhkan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan salah satu sumber serat
terbesar dibanding pangan lainnya. Serat sendiri memiliki manfaat yang
berpengaruh bagi kesehatan tubuh, seperti mekanismenya dalam penurunan
asupan kalori, pengurangan asupan total yang disebabkan lamanya waktu
mengunyah dan menelan, serta meningkatkan motilitas, pengosongan lambung
dan usus, dan mengurangi absorbsi (Rigaud et al. 1998). Pasman et al. 1997
menambahkan bahwa konsumsi serat mengurangi rasa lapar dan meningkatkan
rasa kenyang. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi
konsumsi buah dan sayur sehari dalam Tabel 10.
Tabel 10 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari
Kategori Buah Sayur
n % n %
Kurang 52 69,33 44 58,67
Cukup 13 17,33 16 21,33
Lebih 10 13,33 15 20,00
Total 75 100 75 100
Rata-rata ± SD 1,7 ± 1,2 3,0 ± 2,0
14
Berdasarkan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumsi
mahasiswa terhadap buah (69,33%) maupun sayur (58,7%) masih kurang dari
yang dianjurkan. Hanya sebanyak 13,3% mahasiswa yang cukup mengonsumsi
buah dan 20% yang cukup mengonsumsi sayur. Anjuran konsumsi buah dan sayur
yang disarankan dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu 2-3 porsi sehari
untuk buah dan 3-5 porsi sehari untuk sayur. Faktor kebiasaan dan ekonomi dapat
menjadi alasan rendahnya angka konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa.
Berdasarkan data SUSENAS (2007), proporsi konsumsi bulanan lebih tinggi pada
sayur (6,6%) dibandingkan buah (3%) terhadap total konsumsi makanan. Selain
itu, jumlah pembelian sayur juga masih memiliki persentase lebih tinggi
dibandingkan buah.
Sumber Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang terdiri dari
atom karbon, hidrogen dan oksigen yang digunakan sebagai pembentuk energi
(Sandjaja et al. 2010). Anjuran yang diperoleh dari Pedoman Umum Gizi
Seimbang adalah mengonsumsi sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi, yaitu sekitar 3-8 porsi sehari. Bahan pangan sumber karbohidrat antara
lain padi-padian dan umbi-umbian. Data ini diperlukan karena penelitian Kuriyan
et al. (2012) menunjukkan peningkatan konsumsi roti dan kue, yaitu sebagai salah
satu sumber karbohidrat, memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang.
Pemilihan nasi, kentang, mie dan roti, didasari oleh urutan frekuensi konsumsi
sumber karbohidrat terbanyak pada mahasiswa sebagai responden. Berikut
disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi konsumsi beberapa sumber
karbohidrat terpilih sehari dalam Tabel 11.
Tabel 11 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa sumber
karbohidrat dalam sehari
Frekuensi/hari Nasi Kentang Mie Roti
n % n % n % n %
<1 2 2,67 74 98,67 75 100 61 81,33
1-3 73 97,33 1 1,33 0 0 14 18,67
>3 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 75 100 75 100 75 100 75 100
Rata-rata ± SD 2,5 ± 0,6 0,1 ± 0,2 0,2 ± 0,2 0,4 ± 0,3
Berdasarkan Tabel 11, dapat disimpulkan bahwa pangan sumber
karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah nasi,
dengan rata-rata 2,5 ± 0,6 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah
kentang, dengan rata-rata 0,1 ± 0,2 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa
mengonsumsi nasi 1-3 kali sehari, sedangkan sebagian mahasiswa mengonsumsi
kentang, mie dan roti sebanyak kurang dari 1 kali sehari.
Pangan Tinggi Lemak
Lemak dengan nama ilmiah trigliserida, terdiri dari beberapa jenis yaitu
lemak jenuh, tak jenuh dan lemak trans. Lemak itu sendiri merupakan zat gizi
berupa senyawa organik yang menyumbangkan energi 9 kkal pada setiap
15
gramnya. Lemak berperan penting dalam tubuh sebagai pembawa vitamin larut
lemak, sebagai simpanan energi, bahan pembentuk hormon dan lain sebagainya
(Sandjaja et al. 2010). Namun perlu diperhatikan dalam konsumsi makanan tinggi
lemak tersebut, karena makanan tinggi kalori, rendah serat dan minim kandungan
gizi menjadi salah satu faktor terjadinya kegemukan (Wahyu 2011). Pada
penelitian ini, pangan tinggi lemak yang dipilih adalah ayam, gorengan dan susu.
Pemilihan ketiga jenis pangan tinggi lemak tersebut berdasarkan urutan bahan
pangan yang menyumbang banyak lemak yang paling sering dikonsumsi oleh
mahasiswa sebagai responden. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan
frekuensi konsumsi beberapa tinggi lemak terpilih sehari dalam Tabel 12.
Tabel 12 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi
lemak dalam sehari
Frekuensi/hari Ayam Gorengan Susu
n % n % n %
<1 62 82,67 66 88,00 50 66,67
1-3 13 17,33 9 12,00 25 33,33
>3 0 0 0 0 0 0
Total 75 100 75 100 75 100
Rata-rata ± SD 0,3 ± 0,4 0,6 ± 0,4 1,5 ± 0,1
Berdasarkan Tabel 12, dapat disimpulkan bahwa pangan tinggi lemak
yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah susu, dengan rata-
rata 1,5 ± 0,1 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah ayam, dengan
rata-rata 0,3 ± 0,4 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa mengonsumsi ketiga jenis
pangan tersebut sebanyak kurang dari 1 kali sehari.
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya, serta memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme
basal (Almatsier 2001). Penilaian aktivitas fisik contoh dilakukan dengan
menggunakan rumus Physical Activity Level (WHO 2004). Nilai tersebut
digunakan untuk menunjukkan keseluruhan aktivitas fisik yang diasumsikan
bahwa variasi dalam pengeluaran energi rata-rata per hati tergantung pada ukuran
tubuh dan aktivitas fisik (Gibney et al. 2009). Physical Activity Level (PAL)
dalam baku WHO diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu ringan (1,40-1,69),
sedang (1,70-1,99) dan berat (2,00-2,40). Berikut disajikan sebaran mahasiswa
berdasarkan tingkat aktivitas fisik dalam Tabel 13.
Tabel 13 Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik
Kategori aktivitas fisik n Persentase (%)
Sangat ringan 4 5,3
Ringan 67 89,3
Sedang 4 5,3
Berat 0 0,0
Total 75 100
Rata-rata ± SD 1,53 ± 0,10
16
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
memiliki aktivitas fisik yang ringan (89,3%), sedangkan sisanya, dengan
persentase yang sama yaitu sebanyak 5,3%, mahasiswa memiliki aktivitas fisik
yang sangat ringan dan sedang. Rata-rata tingkat aktivitas fisik mahasiswa adalah
1,53 ± 0,10. Hal tersebut dapat terjadi mengingat kegiatan yang dilakukan
sebagian mahasiswa menggunakan sekitar 37,5% waktunya dalam sehari untuk
duduk dan belajar, dan sekitar 30% untuk tidur, serta jarang sekali berolahraga.
Ukuran Lingkar Pinggang
Dalam rangka evaluasi distribusi jaringan lemak secara klinis, lingkar
pinggang pada individu dievaluasi sebagai pengukuran obesitas abdominal dengan
WC>88 cm pada perempuan, yang diperkirakan mengalami risiko tinggi penyakit
jantung (NHLBI 1998). Pada usia dewasa, pengukuran lingkar pinggang sudah
cukup, karena berbeda dengan pengukuran pada anak-anak, remaja dan lansia,
perubahan berat badan pada usia dewasa sebagian besar akan terlihat
perubahannya pula pada massa lemak (WHO 1995). Berikut disajikan sebaran
mahasiswa berdasarkan ukuran lingkar pinggang dalam Tabel 14.
Tabel 14 Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang Kategori ukuran lingkar pinggang n Persentase (%)
Normal 65 86,67
Obesitas Abdominal 10 13,33
Total 75 100
Rata-rata ± SD 78,7 ± 7,91
Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
memiliki ukuran lingkar pinggang normal (86,67%) dan terdapat 13,33%
mahasiswa yang mengalami obesitas abdominal. Berdasarkan data yang telah
diambil, 3 dari 10 orang yang mengalami obesitas abdominal ini memiliki status
gizi normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kategori status gizi yang
normal pun dapat saja terjadi obesitas abdominal. Berdasarkan data tersebut, rata-
rata ukuran lingkar pinggang mahasiswa adalah normal, yaitu 78,7 ± 7,91 cm.
Persen Lemak Tubuh
Persen lemak tubuh seseorang adalah total massa lemak dibagi dengan
total berat badan. Lemak tubuh terdiri atas lemak tubuh esensial dan simpanan
lemak tubuh. Persentase lemak tubuh essensial pada perempuan lebih besar
dibanding pada laki-laki, untuk kebutuhan dalam melahirkan dan fungsi hormon
lain (Fahey et al. 2010). Lemak tubuh pada perempuan normalnya adalah 20-30
persen dari total berat badan (Apovian 2013). Sebagian besar mahasiswa memiliki
persen lemak tubuh normal (68%). Masih terdapat sebanyak 26,67% mahasiswa
dengan persen lemak tubuh lebih dan 5,33% mahasiswa dengan persen lemak
tubuh kurang, namun rata-rata mahasiswa memiliki persen lemak tubuh normal
yaitu 26,51 ± 4,98 % (Tabel 15).
17
Tabel 15 Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh Kategori persen lemak tubuh n Persentase (%)
Kurang (<20%) 4 5,33
Normal (20-30%) 51 68,00
Lebih (>30%) 20 26,67
Total 75 100
Rata-rata ± SD 26,51 ± 4,98
Nilai rata-rata persen lemak tubuh dalam kategori normal salah satunya
berkaitan dengan usia mahasiswa yang masih dalam kategori dewasa muda,
dimana dengan bertambahnya usia orang dewasa, aktifitas menurun, lean body
mass menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah (Soetardjo 2011).
Uji Hubungan Antar Variabel
Uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel
dalam penelitian ini terdiri dari uji korelasi Pearson, Spearman dan Chi square.
Terdapat berbagai variabel yang diuji, yaitu hubungan konsumsi buah dan sayur
dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan,
hubungan antar aspek pengetahuan gizi (pengetahuan, sikap dan perilaku gizi),
serta hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh dengan
konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit. Berikut disajikan
hasil uji hubungan antar variabel.
Tabel 16 Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik
individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan
Variabel
Konsumsi pangan
Buah Sayur
r p r p
Karakteristik
Usia 0,170 0,145 0,118 0,313
Uang saku 0,309 0,007** 0,029 0,806
Pengeluaran 0,227 0,050* 0,093 0,425
Status gizi 0,212 0,068 -0,037 0,752
Pengetahuan gizi 0,063 0,592 -0,080 0,493
Preferensi - 0,799 - 0,323
**. Hubungan signifikan pada tingkat 0,01
*. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Usia
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan konsumsi
buah (r=0,170, p=0,145) dan sayur (r= 0,118, p=0,313). Hal tersebut terjadi
karena mahasiswa berada pada rentang usia yang tidak jauh dan termasuk dalam
satu golongan usia yaitu dewasa muda. Kecenderungan yang terjadi adalah positif.
Pada usia dewasa, terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur sejalan dengan
bertambahnya usia, yang mungkin terjadi karena peningkatan pendapatan,
pengetahuan dan lingkungan sosial (Elfhag 2008).
18
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Uang Saku
Terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku dengan konsumsi
buah (r=0,309, p=0,007), namun tidak terdapat hubungan antara uang saku
dengan konsumsi sayur (r=0,029, p=0,806). Kecenderungannya adalah semakin
tinggi uang saku mahasiswa, maka semakin tinggi pula konsumsi buah dan
sayurnya, atau dapat dikatakan semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin
baragam makanan yang mampu disediakannya (Almatsier 2011). Sejalan dengan
penelitian Dibsdall et al. (2003) yang mengemukakan bahwa kelompok dengan
pendapatan yang lebih rendah mengonsumsi lebih sedikit buah dan sayur
dibandingkan kelompok dengan pendapatan lebih tinggi. Hal tersebut berkaitan
dengan prioritas pemenuhan konsumsi makanan sumber zat gizi makro.
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengeluaran (Pangan dan Non
Pangan)
Terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran (pangan dan non
pangan) dengan konsumsi buah (r=0,227, p=0,050), namun tidak terdapat
hubungan antara pengeluaran dengan konsumsi sayur (r=0,093, p=0,425), dengan
kecenderungan yang sama dengan uang saku, yaitu semakin tinggi pengeluaran
mahasiswa baik pangan maupun non pangan, maka semakin tinggi pula konsumsi
buah dan sayurnya.
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Status Gizi
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
konsumsi buah (r=0,212, p=0,068) dan sayur (r=-0,037, p=0,752). Kecenderungan
yang tampak dari hasil uji hubungan tersebut adalah berbanding terbalik meskipun
tidak signifikan, dimana semakin tinggi konsumsi sayur, semakin rendah status
gizinya. Penilaian status gizi bertujuan untuk identifikasi ketidakseimbangan intek
dan kebutuhan dari berbagai zat gizi, sehingga konsumsi buah dan sayur saja
belum dapat menggambarkan status gizi seseorang (Khomsan et al. 2003).
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengetahuan Gizi
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan
konsumsi buah (r=0,063, p=0,592), maupun dengan konsumsi sayur (r=-0,080,
p=0,493). Penelitian Husein (2011) juga menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
saja tidak dapat memprediksi konsumsi buah dan sayur. Faktor psikososial yang
paling kuat meramalkan atau menentukan konsumsi buah dan sayur adalah
pengetahuan gizi (Shaikh et al. 2008). WHO (2005) menjelaskan bahwa
kurangnya kemampuan dalam menyiapkan buah dan sayur untuk dikonsumsi
menjadi faktor lain yang menghambat konsumsinya. Hal tersebut membentuk
kebiasaan makan seseorang yang sulit untuk diubah meskipun telah dilakukan
peningkatan pengetahuan gizi.
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Preferensi
Tidak terdapat hubungan antara preferensi dengan konsumsi buah
(p=0,799) dan sayur (p=0,241). Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan
antara konsumsi buah dan sayur dengan preferensi menunjukkan bahwa preferensi
hanyalah salah satu faktor yang menentukan perilaku konsumsi seseorang, dan
19
terdapat banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang menonsumsi suatu
bahan pangan, dalam hal ini buah dan sayur (Hardinsyah & Briawan 1994).
Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap Gizi dan Praktik Gizi
Hasil uji hubungan pengetahuan gizi dengan sikap gizi (r=0,158, p=0,117)
dan praktik gizi (r=0,195, p=0,093) menunjukkan tidak adanya hubungan yang
signifikan (p>0,05), namun terdapat hubungan yang signifikan antara sikap gizi
dengan praktik (r=0,329, p=0,004), dimana semakin tinggi sikap gizi mahasiswa
maka semakin tinggi pula praktik gizinya. Tingginya pengetahuan gizi belum
tentu dapat mengindikasikan praktik gizi yang baik, dimana dalam penelitian
Banwat et al. (2012) pada masyarakat dewasa kota Nigeria Utara, hampir seluruh
responden memiliki pengetahuan gizi yang baik mengenai buah dan sayur, namun
persentase responden yang menerapkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur yang
baik sesuai dengan anjuran masih jauh lebih rendah, yaitu 62,9%.
Tabel 17 Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh
dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit
Variabel Ukuran lingkar pinggang Persen lemak tubuh
r p r p
Konsumsi pangan
Buah 0,293 0,011* 0,216 0,062
Sayur -0,069 0,554 0,049 0,676
Sumber karbohidrat -0,205 0,077 -0,105 0,371
Pangan tinggi lemak -0,071 0,544 -0,018 0,880
Tingkat aktivitas -0,185 0,111 -0,249 0,031*
Riwayat sakit - 0,811 - 0,885
*. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Konsumsi Buah
Terdapat hubungan konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang
(r=0,293, p=0,011), namun tidak dengan persen lemak tubuh (r=0,216, p=0,062).
Kecenderungan yang positif pada konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang
bisa saja terjadi, karena berdasarkan uji hubungan antara konsumsi buah dengan
konsumsi pangan berbahan dasar tepung, seperti bakso, siomay, batagor, kwetiau,
pempek dan mie, terjadi hubungan yang signifikan (r=0,283, p=0,014), sehingga
seolah-olah semakin tinggi konsumsi buah maka semakin tinggi ukuran lingkar
pinggangnya. Park et al. (2008) menunjukkan bahwa selain konsumsi buah dan
sayur, terdapat hubungan positif antara konsumsi karbohidrat dengan lingkar
pinggang.
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Konsumsi Sayur
Lain halnya dengan konsumsi buah, tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,069,
p=0,554), maupun dengan persen lemak tubuh (r=0,049, p=0,676). Hal tersebut
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ghalaeh (2012), bahwa tidak terdapat
20
hubungan yang signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang.
Menurutnya, tidak terdapatnya korelasi tersebut mungkin terjadi karena
rendahnya prevalensi responden dengan berat badan lebih dan mayoritas
responden memiliki status gizi dan ukuran lingkar pinggang yang normal. Namun
demikian, kecenderungan yang ditunjukkan adalah negatif, yang berarti konsumsi
semakin tinggi konsumsi sayur maka semakin rendah ukuran lingkar
pinggangnya.
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Konsumsi Sumber Karbohidrat
Tidak terdapat hubungan antara konsumsi sumber karbohidrat terpilih
(nasi, kentang, mie dan roti) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,205,
p=0,077) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,105, p=0,371). Hal tersebut
dapat terjadi karena pada penelitian ini hanya frekuensi konsumsi yang
diperhitungkan dan digunakan dalam uji hubungan, sedangkan penelitian Park et
al. (2008) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara konsumsi
karbohidrat dengan lingkar pinggang menggunakan jumlah asupan karbohidrat
total yang dikonsumi.
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Konsumsi Pangan Tinggi lemak
Tidak terdapat hubungan antara konsumsi pangan tinggi lemak terpilih
(ayam, gorengan dan susu) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,071,
p=0,544) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,018, p=0,880). Menurut Elliot
et al. (2011), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran lingkar
pinggang dengan persentase asupan zat gizi makro karbohidrat, protein maupun
lemak, meskipun pada responden dengan indeks massa tubuh dan lingkar
pinggang yang tinggi memiliki kecenderungan konsumsi yang juga lebih tinggi.
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Aktivitas Fisik
Hasil uji hubungan menunjukkan hubungan berbanding terbalik yang
signifikan antara tingkat aktivitas dengan persen lemak tubuh (r=-0,249, p=0,031),
namun tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas dengan ukuran lingkar
pinggang (r=-0,185, p=0,111). Bar-Or dan Rowland (2004) menyatakan bahwa
tingginya kuantitas aktivitas fisik diperlukan untuk mengurangi lemak tubuh,
terutama berkaitan dengan pengaturan berat badan.
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan
Riwayat Sakit
Tidak terdapat hubungan antara riwayat sakit yang dialami responden
selama sebulan terakhir dengan ukuran lingkar pinggang (p=0,811) dan persen
lemak tubuh (p=0,885). Hal tersebut dapat terjadi karena hanya sekitar 17,33%
mahasiswa yang memiliki riwayat sakit tersebut dan tidak terdapat penurunan
berat badan yang signifikan yang disebabkan oleh penyakit yang dialaminya.
21
Uji Pengaruh Antar Variabel
Uji pengaruh atau regresi menggunakan software SAS 9.1.3 Portable.
Model regresi yang digunakan adalah multiplicative regression test dengan alasan
model respon belum diketahui dan antar variabel dapat saling berinteraksi dalam
memproduksi respon. Berikut merupakan tampilan output uji regresi:
Stepwise Selection: Step 1
Variable x18 Entered: R-Square = 0.0366 and C(p) = 0.4050
Analysis of Variance
Sum of
Squares
Mean
Square
Source DF F value Pr > F
Model 1 0,02449 0,02449 2,77 0,1000
Error 73 0,64414 0,00882
Corrected Total 74 0,66862
Parameter Standard
Variable Estimate Error Type II SS F Value Pr > F
Intercept 4,48039 0,07249 33,71062 3820,43 <,0001
X18 -0,28169 0,16910 0,02449 2,77 0,1000
Satu-satunya faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar
pinggang (Y) adalah aktivitas fisik (X18). Nilai R-Square mengindikasikan bahwa
aktivitas fisik berpengaruh sebesar 3,66% pada ukuran lingkar pinggang,
sedangkan selebihnya (96,34%) berkaitan dengan faktor lain. Model persamaan
regresi yang diperoleh adalah Y = 4,48039 X18-0,28169
yang berarti peningkatan
satu satuan aktivitas fisik menurunkan 1,28 kali ukuran lingkar pinggang.
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap obesitas
abdominal yang diukur melalui lingkar pinggang, pada perempuan (Paek & Hong
2006). Penelitian tersebut mengolah data sekunder Korean National Health and
Nutrition Examination Survey tahun 2001dengan contoh yang berusia di bawah 20
tahun, dan dari hasil uji regresi dikemukakan bahwa tingkat pendidikan,
pendapatan, durasi merokok, dan aktivitas fisik mempengaruhi lingkar pinggang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perempuan yang
seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda dengan usia berkisar 18-22 tahun.
Lebih dari 90% mahasiswa memiliki jumlah uang saku per bulan di atas kategori
miskin menurut WHO, dengan rata-rata pengeluaran pangan lebih besar daripada
pengeluaran non pangan. Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan dan
sikap gizi yang baik, namun pada praktik gizi, sebagian besar hanya mencapai
kategori sedang. Mayoritas mahasiswa dalam penelitian ini berada pada kategori
status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh yang normal, dengan
aktivitas fisik rata-rata termasuk dalam tingkat aktivitas yang rendah. Hampir
22
seluruh mahasiswa menyukai buah, dan hanya 12% saja mahasiswa yang tidak
menyukai sayur, namun pada kenyataannya konsumsi buah dan sayur sebagian
besar mahasiswa masih kurang dari yang dianjurkan WHO yaitu 3-5 porsi sehari.
Pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa adalah
nasi, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi adalah susu.
Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi buah dengan
uang saku dan pengeluaran (pangan dan non pangan), namun tidak terdapat
hubungan yang signifikan (p>0,05) antara konsumsi buah dengan usia, status gizi,
preferensi, pengetahuan gizi. Selanjutnya, konsumsi sayur tidak memiliki
hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan seluruh variabel yaitu usia, uang saku,
pengeluaran, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi. Konsumsi buah
memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan ukuran lingkar pinggang,
sedangkan aktivitas fisik memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan persen
lemak tubuh. Berbagai variabel yang berhubungan dengan ukuran lingkar
pinggang, namun hanya satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan
terhadapnya, yaitu aktivitas fisik. Konsumsi beberapa jenis buah, sayur, sumber
karbohidrat dan pangan tinggi lemak terpilih tidak memiliki pengaruh terhadap
ukuran lingkar pinggang.
Saran
Peneliti memahami kekurangan dari penelitian ini, sehingga metode
intervensi dirasa adalah metode yang tepat agar pendekatan menuju hasil yang
diharapkan menjadi lebih baik. Kemudian, sebaiknya diberikan bimbingan kepada
responden dalam mengisi kuesioner, sehingga jawaban yang diberikan tepat
dengan yang dibutuhkan oleh peneliti terutama dalam pengisian food frequency
quetionaires. Selain itu, sebaiknya usia dari subjek penelitian lebih beragam
sehingga dapat diperoleh model regresi dan hasil yang lebih baik.
Perlu dilakukan suatu cara, seperti membuat poster atau publikasi
mengenai pentingnya konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan beserta dampak
jika tidak mengonsumsinya, untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur pada
mahasiswa, mengingat konsumsinya masih berada di bawah anjuran konsumsi
buah dan sayur, yaitu 5-8 porsi sehari meskipun pengetahuan dan sikap gizinya
sudah baik.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Apovian C. 2013. Di dalam: Anna LK. 2013. Mengukur lemak tubuh.
http://health.kompas.com/read/2013/03/18/12014637/Mengukur.Lemak.T
ubuh. (9 Mei 2013).
23
Banwat ME, Lar LA, Daboer J, Audu S, Lassa S. 2012. Knowledge and Intake of
Fruit and Vegetables Consumption among Adults in an Urban Community
in North Central Nigeria. The Nigerian Health Journal 2012; Vol. 12, 1.
Bar-Or O, Rowland TW, Thomas W. 2004. Pediatric Exercise Medicine: From
Physiologic Principles to Health Care Application. Champaign, IL:
Human Kinetics.
[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 1998.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Kantor Menteri Negara
Kependudukan.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita
Sebulan Menurut Kelompok Barang Indonesia, tahun 2009, 2002-2012.
www.bps.go.id. (27 Mei 2013).
Breslow L. 2002. Encyclopedia of Public Health. USA: Macmillan Reference.
Cochran WG. 1982. Sampling Technique. New York: John Wiley and Son.
Contento I. 2011. Nutrition Education: Linking Research, Theory, and Practice.
Ed. 2. London: Jones and Barlett Publisher.
Data Statistik Indonesia. 2013. Rata-rata anggota rumah tangga.
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal. (27 Mei 2013).
[DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 2011. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.
[DEPTAN] Departemen Pertanian RI. 2010. Konsumsi buah dan sayur Indonesia.
Di dalam: Anonim. 2011. Diet sehat dengan 5 porsi buah dan sayur.
http://www.suarapembaruan.com/gayahidup/diet-sehat-dengan-5-porsi-
buah-dan-sayur/5152. (4 Oktober 2012).
Dibsdall LA et al. 2003. Low-income consumers' attitudes and behaviour towards
access, availability and motivation to eat fruit and vegetables. Public
Health Nutrition 6:159-168.
Du H et al. 2010. Dietary fiber and subsequent changes in body weight and waist
circumference in European men and women. Am J Clin Nutr 2010;
91:329–36.
Elfhag K et al. 2008. Consumption of fruit, vegetables, sweets and soft drinks are
associated with psychological dimensions of eating behaviour in parents
and their 12-year-old children. Public Health Nutrition 11:914-923.
Elizabeth, Sanjur D. 1981. Di dalam: Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor.
Elliot SA. 2011. Associations of body mass index and waist circumference with:
energy intake and percentage energy from macronutrients, in a cohort of
australian children. Nutrition Journal 2011; 10:58 doi:10.1186/1475-2891-
10-58.
Esmaillzadeh A. et al. 2006. Fruit and vegetable intakes, C-reactive protein, and
the metabolic syndrome. Am J Clin Nutr 2006; 84:1489-97.
Fahey T, Insel P, Roth W. 2010. Body Composition, Fit & Well: Core Concepts
and Labs in Physical Fitness and Wellness. New York: McGraw-Hill.
ISBN 978-0-07-352379-8.
24
Ghalaeh RS, Gholi Z, Bank SS, Azadbakht L. 2012. Fruit and vegetable intake,
body mass index and waist circumference among young female students in
Isfahan. J Educ Health Promot. 2012; 1: 29.
Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism. Di dalam: Saunders,
editor. Krause’s Food and Nutrition Therapy. USA: Elsevier Inc. hlm. 39-
135.
Gibney M et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Hartono A. Penerjemah;
Widyastuti P, Hardiyanti EA, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari:
Public Health Nutrition.
Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan perencanaan asupan pangan. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
__________________, Retnaningsih, Herawati T, Wijaya R. 2002. Analisis
Kebutuhan Konsumsi Pangan. Jakarta: Badan Bimas Ketahanan Pangan,
Deptan.
Hurst M. 2008. Hurst Reviews Pathophysiology Review. USA: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Husein RA. 2011. Can knowledge alone predict vegetable and fruit consumption
among adolescents? A transtheoretical model perspective. J Egypt Public
Health Assoc. 2011;86(5-6):95-103.
Hyvönen N, Heino J, Leinonen M. 2013. Computational methods in inverse
problems. Twelfth lecture, 22 Februari 2013. Aalto University.
Jalal F, Lupito NI, Susanti N, Oenzil F. 2006. Hubungan lingkar pinggang dengan
kadar gula darah, trigliserida dan tekanan darah pada etnis Minang di
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Padang: Fakultas
Kedokteran, Universitas Andalas.
Khomsan A. 2000. Teknik pengukuran pengetahuan gizi. Bogor: Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Kuriyan R et al. 2012. Potential factors related ro waist circumference in urban
South Indian children. Indian Perdiatrics. Vol 49:124-128.
[NHLBI] National Heart, Lung, Blood Institute. 1998. Clinical guidelines on the
identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in
adults – The evidence report. Obes Res 1998; 6:51S-209S. Di dalam:
IOM. 2003. Weight Management: State of The Science and Opportunities
for Military Programs. Washington D.C: The National Academies Press.
Paek KW, Hong YM. 2006. Health behavior factors affecting waist circumference
as an indicator of abdominal obesity. J Prev Med Public Health. 2006
Jan;39(1):59-66.
Park S, Park MS, Ko JA. 2008. The association between carbohydrate intake and
waist circumference. Korean J Obes. 2008 Dec;17(4):175-181.
Pasman WJ, Saris WH, Wauters MA, Westerterp-Plantenga MS. 1997. Effect of
one week of fibre supplementation on hunger and satiety ratings and
energy intake. Appetite 1997; 29:77-87.
Rigaud D, Paycha F, Meulemans A, Merrouche M, Mignon M. 1998. Effect of
psyllium on gastric emptying, hunger feeling and food intake in normal
volunteers: a double blind study. Eur J Clin Nutr 1998; 52:239-245.
Sandjaja et al. 2010. Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:
Kompas.
25
Shaikh AR, et al. 2008. Psychosocial Predictors of Fruit and Vegetable
Consumption in Adults: A Review of the Literature. American Journal of
Preventive Medicine 34:535-543.e11
Spark A. 2007. Nutrition in Public Health. New York: CRC Press.
Soetardjo. 2011. Gizi usia dewasa. Di dalam: Almatsier S, editor. 2011. Gizi
Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
hlm. 349-375.
Sukandar D. 2009. Studi sosial ekonomi, aspek pangan, gizi dan sanitasi. Bogor:
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Susilowati. 2008. Pengukuran status gizi dengan antropometri gizi. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani.
Wahyu GG. 2011. Obesitas pada Anak. Yogyakarta: B First.
WHO Expert Comitee. 1995. Physical Status: The Use and Interpretation of
Anthropometry. Switzerland: World Health Organization.
FAO/WHO/UNU Expert Consultation. 2004. Human energy requirements:
Energy Requirement of Adults. http://www.fao.org/docrep/
007/y5686e/y5686e07.htm. (19 Juni 2013).
[WHO] World Health Organization. 2005. Effectiveness of interventions and
programmes promoting fruit and vegetable intake. WHO: Geneva,
Switzerland.
[WHO] World Health Organization. 2008. Overweight and obesity.
http://www.who.org (29 September 2012).
26
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN
UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA
DEWASA MUDA
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi objek penelitian dan
bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari
siapapun.”
Tanda tangan
(…………….…)
Sheet 1: Cover
Nama Lengkap : G1___________________________________________
NIM : G2___________________________________________
Tempat Tinggal : G3___________________________________________
Tanggal Lahir : G4___________________________________________
No. Telepon/HP : G5___________________________________________
Berat Badan : G6_______________________________________kg
Tinggi Badan : G7_______________________________________cm
Lingkar Pinggang : G8_______________________________________cm
Golongan Darah : G9___________________________________________
Tanggal Pengisian : G10__________________________________________
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
27
Sheet 2: KarIndv
A. Data Karakteristik Individu
1. Uang saku per bulan: Rp ________________________________/bulan [A1]
2. Sumber uang saku/biaya hidup [A2]
a. Orang tua, sebesar Rp ______________________________/bulan [A21]
b. Beasiswa, sebesar Rp ______________________________/bulan [A22]
c. Lainnya, __________(sebutkan) [A231], sejumlah Rp ___________/bulan [A232]
3. Alokasi biaya hidup untuk pangan dalam 1 bulan Rp ______ [A3]
4. Alokasi biaya hidup untuk non pangan dalam 1 bulan [A4]
a. Keperluan rumah tangga (listrik, kosan, dll) Rp _________ [A41]
b. Keperluan akademik (buku, fotokopi, alat tulis, dll) Rp _________ [A42]
c. Keperluan pribadi (perlengkapan mandi, dll) Rp _________ [A43]
d. Hiburan Rp _________ [A44]
e. Biaya transportasi Rp _________ [A45]
f. Biaya pulsa Rp _________ [A46]
g. Lainnya ___________(sebutkan) [A461], sebesar Rp ___________/bulan [A462]
5. Apakah dalam 1 bulan ini Anda pernah sakit yang menyebabkan penurunan berat badan?
(Ya/Tidak) [A5], jika ya sebutkan:
a. ……………………………………….. [A51]
b. ……………………………………….. [A52]
6. Apakah Anda suka memakan buah? Ya/Tidak [A6]
7. Apakah Anda suka memakan sayur? Ya/Tidak [A7]
B. Data Keluarga
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8
No. Nama Status dlm
keluarga *)
JK
(L/P) Umur
Pendidikan
terakhir **) Pekerjaan ***)
Status gizi (kualitatif)
Keterangan:
*) : (1) Ayah; (2) Ibu; (3) Anak; (4) Lainnya, sebutkan…
**) : (0) Belum sekolah; (1) Tidak sekolah; (2) SD; (3) SLTP; (4) SLTA; (5) PT
***) : (0) Tidak bekerja; (1) Petani; (2) Pedagang; (3) PNS/ABRI/Polisi;
(4) Karyawan swasta; (5) Wiraswasta; (6) IRT; (7) Buruh; (8) Lainnya______
Sheet 3: PengGiz
C. Pengetahuan Gizi Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar.
[C1] Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar dan mengetahui istilah PUGS (Pedoman
Umum Gizi seimbang]?
1. Ya 2. Tidak 3. Ragu
[C2] Makanan yang beragam adalah makanan yang mengandung bahan makanan sumber …
1. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pemelihara
28
2. Zat tenaga, zat pemelihara, dan zat pengatur
3. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
[C3] Berapa rata-rata kecukupan energi manusia dewasa?
1. 1800 kkal 2. 2000 kkal 3. 2200 kkal
[C4] Apa akibat kekurangan iodium?
1. Gangguan pencernaan
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
3. Penyakit Gondok
[C5] Manakah dari beberapa jenis pangan di bawah ini yang merupakan sumber zat besi?
1. Daging, hati dan bayam
2. Ikan teri, kubis dan wortel
3. Kubis, ayam dan bebek
[C6] Apakah akibatnya jika tidak sarapan?
1. Kadar gula darah stabil
2. Konsentrasi menurun
3. Mampu menjalankan aktivitas optimal
[C7] Berapa liter air minum yang dianjurkan un tuk dikonsumsi dalam sehari?
1. 1 liter 2. 2 liter 3. 3 liter
[C8] Penyakit apa yang umumnya terjadi akibat gangguan pencernaan yang berasal bakteri
atau virus yang mengkontaminasi makanan atau air minum?
1. Diare 2. Maag 3. a dan b benar
[C9] Apa isi keterangan penting dalam label makanan yang dikemas?
1. Jenis makanan, komposisi bahan dan tanggal kadaluarsa
2. Berat kotor, komposisi bahan dan jenis makanan
3. Informasi yang mengecoh konsumen
[C10] Berapa lama ASI eksklusif yang dianjurkan untuka diberikan kepada bayi?
1. 1-4 bulan
2. 0-6 bulan
3. 0-2 tahun
[C11] PUFA (Polyunsaturated fattic acid) terutama ditemukan pada ...
1. Minyak sayur 2. Daging 3. Mie kering
[C12] Bahan makanan mana yang dipercaya dapat mencegah efek pada beberapa macam
kanker?
1. Daging 2. Ikan 3. Buah
[C13] Anjuran untuk mengkonsumsi buah dan sayur ada sebanyak… dalam sehari.
1. 1-3 porsi 2. 3-5 porsi 3. 5-7 porsi
[C14] Berikut yang bukan merupakan zat antioksidan adalah …
1. Vitamin C 2. Seng 3. Vitamin E
[C15] Salah satu manfaat yang didapatkan jika mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur
adalah …
1. Dapat mencegah penyakit jantung
2. Dapat mencegah maag
3. Dapat mencegah leukimia
Sheet 4:SikapGz
D. Sikap Gizi
Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya.
No. Pernyataan Kode Persetujuan
1. Tidak ada satupun jenis bahan makanan yang lengkap kandungan zat gizinya.
D1
2. Konsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring sehari untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
D2
3. Lemak dan minyak membantuk penyerapan vitamin A, D,E, K, serta menambah lezatnya makanan.
D3
4. Tidak ada hubungan konsumsi iodium dengan kecerdasan. D4
5. Vitamin, mineral dan serat penting untuk menjaga kesehatan tubuh, serta banyak terkandung dalam buah dan sayur.
D5
29
D. Sikap Gizi (lanjutan)
Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya.
No. Pernyataan Kode Persetujuan
6. Tingkat penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati lebih baik dari pangan hewani.
D6
7. Tidak sarapan merupakan salah satu diet untuk menurunkan berat badan.
D7
8. Setiap hari dianjurkan minum air 2 liter (8 gelas) untuk menjaga kesehatan.
D8
9. Orang yang sudah kurus tidak perlu melakukan aktivitas fisik atau olahraga rutin.
D9
10. Label bagi kemasan itu tidak penting, karena makanan dari pabrik sudah terjamin keamanannya.
D10
Sheet 4: PrakGz
E. Praktik Gizi Lingkari angka di bawah ini sesuai dengan praktik yang Anda lakukan.
Kode Pernyataan Tidak
pernah Kadang-kadang
Sering Selalu
E1 Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring nasi?
1 2 3 4
E2 Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi gula paling banyak 3-4 sendok makan?
1 2 3 4
E3 Apakah setiap hari Anda mengkonsumsi pangan sumber zat besi, seperti lauk hewani dan sayuran hijau?
1 2 3 4
E4 Apakah pada setiap sarapan Anda mengkonsumsi lauk pauk dan sayur atau buah?
1 2 3 4
E5 Apakah setiap hari Anda minum air yang telah dimasak atau air mineral minimal sebanyak 8 gelas?
1 2 3 4
E6 Apakah Anda mengkonsumsi buah setiap hari? 1 2 3 4
E7 Apakah Anda mengkonsumsi sayur setiap sehari? 1 2 3 4
E8 Apakah Anda melakukan olahraga yang teratur? 1 2 3 4
E9 Saat makan, apakah Anda memilih warung makan dengan memperhatikan faktor kebersihan tempat maupun pedagang?
1 2 3 4
E10 Apakah Anda selalu membaca label di setiap kemasan pangan yang Anda beli atau konsumsi?
1 2 3 4
Sheet 4: FrekPang
F. Kuesioner Frekuensi Pangan Isilah pada salah satu kolom saja.
F1 No.
F2 Jenis Pangan
Frekuensi pangan … kali per
F3 Hari
F4 Minggu
F5 Bulan
F6 Tahun
1. Serealia dan Umbi-umbian
a. Nasi
b. Jagung
c. Singkong (goreng/rebus)*
d. Ubi jalar
e. Kentang (goreng/rebus)*
f. ………….
2. Pangan Hewani
a. Daging ayam
b. Daging sapi
c. Daging kambing
d. Telur ayam
e. Telur bebek
30
F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja.
F1 No.
F2 Jenis Pangan
Frekuensi pangan … kali per
F3 Hari
F4 Minggu
F5 Bulan
F6 Tahun
f. Ikan teri
g. Ikan kembung
h. Ikan tongkol
i. Ikan lele
j. Ikan mas
k. Ikan asin
l. Kepiting
m. Cumi
n. Susu
o. Keju
p. Madu
q. …………….
3. Kacang-kacangan dan Polong-polongan
a. Tahu
b. Tempe
c. Kacang tanah
d. Kacang hijau
e. Kacang kapri
f. ……………..
4. Buah-buahan
a. Jambu
b. Pepaya
c. Semangka
d. Melon
e. Mangga
f. Nanas
g. Pisang
h. Nangka
i. Rambutan
j. Jeruk
k. Salak
l. Durian
m. Duku
n. Kedondong
o. Alpukat
p. Belimbing
q. Kelapa muda
r. Sirsak
s. Manggis
t. Stroberi
u. Pear
v. Apel
w. Buah naga
x. ……………
5. Sayuran
a. Bayam
b. Kangkung
c. Sawi
d. Wortel
e. Kol
f. Daun singkong
g. Daun pepaya
h. Daun melinjo
i. Kacang panjang
j. Buncis
k. Terong
31
F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja.
F1 No.
F2 Jenis Pangan
Frekuensi pangan … kali per
F3 Hari
F4 Minggu
F5 Bulan
F6 Tahun
l. Baby corn
m. Selada
n. Labu siam
o. Tomat
p. Timun
q. Pare
r. …………….
6. Pangan berbahan dasar tepung (makan besar)
a. Bakso
b. Siomay
c. Batagor
d. Kwetiau
e. Pempek
f. Mie
g. ………….
7. Pangan berbahan dasar tepung (snack)
a. Roti/kue (………………………)
b. Biskuit
c. Bakwan
d. Cakue
e. Gorengan (………………………)
f. ………….
8. Pangan lain
a. Gula
b. Teh
c. Kopi
d. Saus
e. Kerupuk
f. Kecap
g. Es krim
h. Yoghurt
i. Agar-agar
j. …………..
k. …………..
l. …………..
m. …………..
n. …………..
Sheet 5: Recall Aktivitas
Isilah sesuai yang dikerjakan umumnya sehari-hari.
Waktu Aktivitas Durasi (jam)
Pagi (Bangun tidur - 12.00)
Siang (12.00 – 16.00)
Sore (16.00 – 19.00)
Malam (19.00 – tidur)
Mohon diisi dengan durasi Anda tidur malam …. Jumlah durasi selama 1 hari 24
32
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1991 di Bekasi, anak ketiga
dari lima bersaudara pasangan Bapak Djoko Wibowo Sunindyo dan Ibu RR.
Yustiardhani. Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDI
Darussalam Bekasi dan menyelesaikan sekolah menengah pertama di SLTPI
Darussalam Bekasi pada tahun 2006. Tahun 2009, penulis menyelesaikan sekolah
menengah atasnya di SMA Negeri 4 Magelang.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)
Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Angkatan 2009 (46)
melalui jalur Seleksi Nasional Menuju Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
tahun 2009. Selama masa kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan
HIMAGIZI (Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi) sebagai staff divisi Informasi dan
Komunikasi. Penulis juga ikut aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti staff divisi
Humas INVESTMENT (Investation for Environment) 2010, staff divisi Desain,
Dekorasi dan Dokumentasi Nutrition Fair 2010, staff divisi PDD Masa Perkenalan
Fakultas Ekologi Manusia dan Masa Perkenalan Departemen Gizi Masyarakat
2011, staff divisi PDD Kampanye Sarapan Sehat 2012, serta staff IT Seminar
Nasional Pangan dan Gizi (SEMNAS PAGI) 2013.
Penulis memiliki pengalaman kerja di bidang broadcasting pada tahun
2006, serta menjadi Nutritionist pada Pekan Sarapan Nasional oleh Koko Crunch
Nestle tahun 2013. Pada bulan Juli-Agustus 2013 penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Profesi di Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dan
Maret 2013 penulis mengikuti Internship Dietetik (ID) di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi. Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum Mata
Kuliah Analisis Data Pangan dan Gizi, serta Mata Kuliah Ekologi Pangan dan
Gizi tahun 2013.
Top Related