perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING
PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO yang
Terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Prita Kartikasari
NIM. F0205122
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Dalam hidup ini nikmatilah proses yang sudah Tuhan sediakan untuk kita lalui.
Karena Tuhan melihat proses dan bukan melihat hasil instant kita.
(prita)
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya
adalah sesuatu yang utama.
(aminudin)
Dengan segenap hati aku mencari Engkau,
janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintahMu.
(Mazmur 119:10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini aku persembahkan kepada :
1. My LORD, Jesus Christ. Terimakasih karena telah menyertai aku sampai hari
ini, banyak tantangan terjadi dalam skripsiku ini dan KAU mampukan aku
melewati senua ini dengan tetap selalu mengucap syukur dalam segala hal.
Terimakasih untuk orang-orang tercinta yang KAU berikan untukku, yang
memberikan semangat, doa dan kekuatan sehingga aku mampu menjalani
semuanya. Thank’s GOD.
2. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta. Terimakasih untuk kasih sayang, nasihat,doa,
dan fasilitas yang selalu mengalir tiada henti. Untuk kedua adik ku, Wiwid
dan Lia, terimakasih untuk support dan doanya. Juga untuk keluarga besar ku
semua, luv u all. ☺
3. Pembimbing skripsiku, Bp. Bambang Hadinugroho, terimakasih banyak pak
untuk kesabaran dan support bapak selama membimbing saya skripsi, saya
sangat bersyukur mempunyai pembimbing seperti Bapak, GBU.
4.Antok “BO”, terimakasih untuk kasih sayang, perhatian dan doa selama ini.
Aku mengasihimu.
5. Mb Emmi, trimakasih ya mbak untuk setiap masukkan dan bantuan nya
selama proses skripsi ku, juga untuk riasan dan fotonya, hehehehe.....
6. Yepri, Lisya, Dyah, Liani, Dewi, Corina, M Danang, Nanang, Mikha..
trimakasih untuk dukungan kalian semua, kalian yang dengan tidak mengenal
lelah selalu dukung aku, jadi tempat curhatanku selama skripsi ini,
terimakasih banyak. Aku bersyukur memiliki kalian.
7. Temen-temen Manajemen 05 , pengalaman yang tak akan kulupakan ketika
bersama kalian melewati hari-hari di kampus ini. Trimaksih semuanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
8. Temen-temen magangku, Nanang dan Kiki...dimanapun kalian berada
sekarang, trimakasih untuk waktu yang kita lewati bersama selama magang.
Trimakasih untuk kerjasamanya.
9. Temen- temen PMK FE, Yessi, Tomo, Famera, Kick Andi, Septian, Eva, dan
semuanya, terimakasih untuk semuanya,.bersama kalian, aku bisa mengenal
lebih dekat lagi pribadi yang selama ini mengasihi aku sampai akhir hayat ku,
yaitu Tuhan Yesus. Akan selalu kurindukan perjuangan saat kita mencari
dana, luar bias banget,hehehe...luv u all.
10. Mb mulani, Mb Agnes,Mb Priska, Mas Dedi, Mas Kukuh, Mas Mahar,
Mas Edo, terimakasih untuk kalian semua. Aku bersyukur mempunyai
kakak- kakak seperti kalian. Luv u all.
11.Maharani Dian (akuntansi 05) , trimakasih banyak sist, buat support dan doa
nya selama aku ngerjain skripsi. Setiap kali baca sms dari kamu, aku merasa
sangat terberkati dan semangat lagi. Thx u sist...^_^
12. Temen – temen gereja ku ,trias, tiva, mb debi, ratih, mami Shinta, dan
semuanya, thx u all udah dukung aku dalam doa dan support yang luar biasa
dari kalian. Trimakasih banyak , tetep semangat dalam pelayanan ya. Gbu
13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini,
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih.
Banyaknya nama yang tersebut dalam halaman ini menunjukkan begitu
banyaknya pihak yang telah membantu dan mendukung penulis hingga karya ini
bisa terselesaikan. Terimakasih. GOD Bless U all.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis panjatkan dengan segala kerendahan hati kepada
Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku karena segala anugerah dan penyertaan
kasih-Nya yang sangat nyata dan tidak akan pernah berkesudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ” Analisis Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Penawaran Saham
Perdana (Studi Kasus pada Perusahaan- perusahaan yang melakukan IPO
yang Terdaftar Di BEI pada tahun 2005-2009)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan,
bimbingan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, penulis tidak bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bp. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dr. Hunik Sri R, M.Si., selaku ketua Jurusan Manajemen dan Bp.
Reza Rahardian, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
3. Bp. Drs. Bambang Hadinugroho, M.Si. selaku Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan pengarahan, bantuan, saran, kesabarannya, dan waktunya
selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Mba’ Emy di Pojok Bursa Efek Indonesia atas saran, waktu dan data-
datanya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.
5. Seluruh dosen-dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi atas semua
bantuannya selama ini.
6. Bapak (Alm) dan Ibu yang telah memberikan dukungan doa, dana, dan
suasana sangat harmonis dan penuh sukacita di rumah. Skripsi ini penulis
persembahkan untuk kalian sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang
yang telah diberikan selama ini. Adik-adik ku Wiwid dan Lia yang selalu
memberi warna dalam hidupku, semoga sukses dalam studi kalian dan tetap
hidup takut akan Tuhan.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
hingga terselesaikannya skripsi ini. God bless U all.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapakan saran dan kritik tang bersifat
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN. ........................................................................... iii
MOTTO ................. ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI . .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
ABSTRAKSI......................................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal..................................................................... 9
B. Underpricing ................................................................................... 12
C. Financial Leverage ......................................................................... 14
D. Return On Asset. ............................................................................. 14
E. Earning Per Share. ......................................................................... 15
F. Nilai penawaran Saham................................................................... 16
G. Kondisi Pasar. ................................................................................. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
H. Reputasi Underwriter. ..................................................................... 17
I. Reputasi Auditor. ............................................................................ 20
J. Ukuran Perusahaan.......................................................................... 21
K. Umur Perusahaan. ........................................................................... 22
L. Tipe Perusahaan. ............................................................................. 22
M. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23
N. Kerangka Penelitian………………………………………………..27
O. Hipotesis .......................................................................................... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................. 35
B. . Populasi dan Sampel ...................................................................... 36
C. Sumber Data .................................................................................... 36
D. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 42
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif. ........................................................................ 47
B. Pengujian Data ................................................................................ 50
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 66
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 67
C. Implikasi ......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Seleksi Pemilihan Sampel ........................................................... 47
Tabel IV.2 Statistik deskriptif data. ............................................................... 48
Tabel IV.3 Uji Normalitas data ..................................................................... 51
Tabel IV.4 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 53
Tabel IV.5 Uji Multikolinieritas .................................................................... 54
Tabel IV.6 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi. ................................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Penelitian......................................................................27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Perusahaan yang melakukan IPO periode 2005-2009 ........... 72
Lampiran II Data Keuangan Perusahaan yang melakukan IPO ................. 75
Lampiran III Data Non Keuangan Perusahaan yang melakukan IPO ......... 78
Lampiran IV Uji Normalitas Data. .............................................................. 84
Lampiran V Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 85
Lampiran VI Uji Regresi ............................................................................. 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai
cara, diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi
diperlukan sumber dana yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan salah satu
sumber pendanaan selain sumber-sumber pendanaan yang terdahulu yaitu
perbankan. Selain dana yang dapat dihimpun lebih besar, pendanaan dari pasar
modal tidak perlu menyediakan agunan seperti halnya perbankan. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dana tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
oleh perusahaann seperti mencari pinjaman uang, mencari partner untuk melakukan
penggabungan usaha (Merger), menjual perusahaan atau menutup serta mengurangi
sebagian kegiatan usaha. Alternatif lainnya yang dapat dilakukan dalam mencari
tambahan dana itu adalah dengan mencari pihak lain yang mau ikut menanamkan
modalnya pada perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari
kepemilikan atas perusahaan, penjualan kepemilikan dilakukan dengan menjual
sebagian dari kepemilikan atas perusahaan. Penjualan kepemilikan dilakukan
dengan menjual sebagian dari saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk
efek kepada masyarakat luas yang dalam hal ini disebut investor atau pemodal dan
penawaran saham ini disebut dengan istilah penawaran umum (Go Public).
Ketika menawarkan saham pertama kali di pasar modal, salah satu
permasalahan penting yang dihadapi perusahaan adalah penentuan besarnya harga
penawaran perdana. Harga saham di pasar perdana ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara perusahan emiten dan penjamin emisi (underwriter). Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (permintaan dan
penawaran). Sehingga underwriter cenderung menjualkannya pada harga murah
(undervalued). Trianingsih (2005) menyatakan bahwa, walaupun emiten dan
underwriter secara bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan
harga perdana saham, namun sebenarnya mereka masing-masing mempunyai
kepentingan yang berbeda.
Penawaran perdana harus dilakukan dengan mengikuti peraturan
pelaksanaan dan undang-undang yang berlaku. Tetapi walaupun peraturan mengenai
pengungkapan laporan keuangan pada saat IPO sudah sangat terperinci, hal tersebut
tidak menjamin terjadinya kesimetrian informasi antar partisipan (emiten,
underwriter, dan investor). Adanya ketidakpastian tentang nilai intrinsik perusahaan
emiten menyebabkan meningkatnya kemungkinan kesalahan perkiraan tentang nilai
instrinsik perusahaan emiten. Ketidakpastian ini berupa permintaan pasar akan
saham yang ditawarkan perdana. Ketidakpastian tersebut dirasakan oleh calon
investor yang umumnya calon investor yang memiliki informasi yang terbatas
tentang perusahaan emiten (Hartono, 2005).
Fenomena yang umum dan sering terjadi di pasar modal manapun saat
emiten melakukan IPO adalah terjadinya underpricing. Underpricing adalah selisih
positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana.
Dan selisih ini merupakan initial return yang diterima investor. Jadi initial return
adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham
yang dibeli di pasar perdana (IPO).
Husnan (1991) berpendapat bahwa analisis saham dilakukan untuk menilai
tentang saham tertentu yang mengalami overvalued atau undervalued. Bila harga
saham yang ditawarkan lebih tinggi dari nilai ekonomi intrinsiknya, maka
keputusannya ialah tidak membeli saham tersebut. Sebaliknya, bila harga saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang ditawarkan undervalue, artinya harga yang ditawarkan lebih rendah dari nilai
ekonomis intrinsiknya, keputusannya adalah membeli saham tersebut. Dengan
membeli saham yang harganya undervalue, diharapkan akan diperoleh capital gain
di masa yang akan datang, karena adanya koreksi pasar sehingga harga cenderung
naik. Sebaliknya, bila harga saham overvalue dan saham tersebut dibeli, akibatnya
di masa yang akan datang akan mengalami capital loss karena harganya cenderung
turun. Untuk menciptakan harga saham yang ideal, terlebih dahulu perlu dipelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing. Mengetahui faktor yang
mempengaruhi underpricing akan dapat menghindarkan perusahaan yang akan go
public dari kerugian karena underestimate atas nilai pasar sahamnya (Indrawati,
2005).
Underpricing pada harga saham perdana diikuti oleh adanya kenaikan
harga saham perusahaan di pasar bursa atau harga penawaran berikutnya. Dengan
demikian underpricing merupakan signal bahwa perusahaan akan menjanjikan
keuntungan bagi investor. Namun kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi
perusahaan karena dana yang diperoleh menjadi tidak maksimum, tetapi bila
overpricing terjadi maka investor akan dirugikan karena tidak menerima initial
return. Allen dan Fauhber (1989) dalam Gumanti (2004) berpendapat bahwa
underpricing selain dapat memberikan sinyal yang negatif dapat juga merupakan
sinyal yang positif.
Informasi asimetri adalah informasi yang tidak sempurna yang dimiliki antar
partisipan (Hartono, 2005). Adanya masalah mengenai asimetri informasi dan
ketidakpastian akan membuat investor sulit untuk membedakan secara obyektif
perusahaan yang baik dan yang buruk. Perusahaan dengan kualitas tinggi akan
berusaha meyakinkan investor bahwa perusahaan mereka baik. Hal ini dilakukan
dengan cara memberi sinyal positif yang dapat ditangkap oleh investor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ketika prospektus merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan
oleh investor dalam memutuskan investasi pada perusahaan yang sedang IPO,
asimetri informasi antara manajemen dengan pihak eksternal perusahaan akan
tinggi. Informasi yang terdapat dalam prospektus menyangkut informasi tentang
keuangan dan non keuangan yang bersifat historis maupun yang bersifat proyeksi
pada masa mendatang. Terdapat laporan mengenai financial leverage, Return On
Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, underwriter, dan
auditor di dalam prospektus. Informasi tersebut dibutuhkan oleh investor untuk
memprediksi penghasilan dividen di masa yang akan datang dan juga risiko relatif
dari masing-masing perusahaan.Informasi asimetri yang tinggi tersebut memberi
peluang kepada manajemen melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk
meningkatkan kemakmurannya. Ketika dilakukan IPO, investor potensial hanya
mengandalkan informasi yang terdapat dalam prospektus. Kondisi seperti ini
memungkinkan manajemen melakukan manajemen laba untuk meningkatkan
kemakmurannya dengan harapan harga saham akan tinggi pada penawaran perdana.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing telah
dilakukan oleh Beatty (1989), penelitian tersebut berhasil menunjukkan bahwa
reputasi auditor, reputasi underwriter, persentase saham yang ditawarkan, umur
perusahaan, tipe penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak dan gas
berpengaruh negatif terhadap initial return. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyati
dan Sabeni (2002) berhasil menunjukkan bahwa variabel underwriter dan umur
perusahaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat underpricing.
Sedangkan kondisi pasar dan reputasi auditor tidak mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap tingkat underpricing. Kemungkinan yang terjadi dalam
penelitian Rosyati dan Sabeni (2002) disebabkan oleh kondisi perekonomian yang
tidak stabil (krisis moneter) pada saat pengambilan sampel. Penelitian Dian (2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhasil menunjukkan bahwa kondisi pasar, Return on Asset (ROA), dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Sedangkan leverage,
reputasi auditor, reputasi underwriter, EPS, nilai penawaran saham dan tipe
perusahaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap underpricing.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengambil judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada
Perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO yang Terdaftar di BEI pada
tahun 2005-2009)”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah financial leverage, Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS),
Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor,
ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe perusahaan berpengaruh secara
parsial pada tingkat underpricing?
2. Apakah financial leverage, Return On Assets, Earning Per Share, nilai
penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor; ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh secara bersama-
sama pada tingkat underpricing?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh financial leverage, Return On Asset
(ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
tipe perusahaan secara parsial pada tingkat underpricing.
2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh financial leverage, Return On Asset
(ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar,
reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
tipe perusahaan secara bersama-sama pada tingkat underpricing.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap IPO, terutama bagi :
1. Bagi Investor/ calon investor,
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai variabel-
variabel yang berpengaruh pada initial return yang diterima saat IPO, sehingga
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menanamkan
modalnya di perusahaan go public.
2. Bagi Emiten/ calon emiten,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
perusahaan emiten dalam menentukan harga yang tepat dalam penawaran saham
perdana, sehingga perusahaan akan memperoleh modal baru dengan biaya yang
relatif murah.
3. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pasar modal
Indonesia (BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia, calon emiten, dan posisi lain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terkait) dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pihak
pemakai informasi.
4. Bagi praktisi/akademis,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pihak-pihak
yang ingin mendalami Pasar Modal Indonesia dan diharapkan pula hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian yang selanjutnya
agar dapat lebih memahami kebutuhan dunia usaha serta menjawab tantangan
globalisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut (Husnan, 2004:3), secara formal pasar modal dapat
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep
yang lebih yang sempit dari pasar keuangan (financial market).
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal
a) Supply sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1)
apakah terdapat jumlah perusahaan yang cukup banyak disuatu negara
yang memerlukan dana yang bisa diinvestaikan dengan menguntungkan?
dan (2) apakah mereka bersedia memenuhi persyaratan full disclosure
yang dianut oleh pasar modal.
b) Demand akan sekuritas
Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu,
perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan.
c) Kondisi politik dan ekonomi
Kondisi politik yang stabil ikut mendukung pertumbuhan ekonomi yang
pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand sekuritas.
d) Masalah hukum dan peraturan
Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan
menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal
Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, Bursa Efek, Akuntan Publik,
underwriter, wali amanat, notaris, kosultan hukum, lembaga clearing,
dan lain-lain perlu untuk bekerja dengan profesional dan bisa diandalkan
sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa bisa berlangsung dengan
cepat, efisien dan dapat dipercaya.
2. Peranan Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual
dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan
untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham
atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal juga mempunyai fungsi alokasi
dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke
peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang
mempunyai kelebihan dana dapat meminjamnkannya ke individu lain yang
lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan
pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal
tidak ada.
Salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh
perusahaan yang membutuhkan dana yaitu dapat dilakukan dengan cara
penerbitan saham baru pada masyarakat yang disebut penawaran umum
(Trianingsih, 2005). Penawaran Umum Perdana adalah penawaran surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi, sekuritas
kredit, tanda bukti hutang, rights (bukan right), warrants, opsi, atau setiap
derivatif dari efek atau setiap instrument yang dikeluarkan oleh BAPEPAM
sebagai efek, penawaran umum harus dilakukan dalam wilayah Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau kepada Warga Negara Indonesia, menggunakan media massa atau
ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah terjual kepada 50
pihak dan dalam batas nilai emisi serta batas waktu ditetapkan BAPEPAM.
Terdapat dua jenis penawaran perdana dalam penerbitan sekuritas
baru, yaitu Initial Public Offering (IPO) yang diperdagangkan pada pasar
primer dan Seasoned New Issues atau Seasoned Equity Offering (SEO) yang
diperdagangkan pada pasar sekunder (Saputro dan Agung, 2005).
B. UNDERPRICING
Menurut Ritter (1998) dalam Indrawati (2005), fenomena underpricing
hampir terjadi di semua negara di dunia meskipun tingkat underpricing itu berbeda
antara satu negara dengan negara lainnya. Fenomena underpricing di terjadi di pasar
modal Indonesia berkisar antara 4% hingga 16% (Hartono, 2005).
Rock (1986) dalam Hartono (2005) menyatakan bahwa underpricing
merupakan fenomena ekuilibrium dengan adanya asymmetric information antar
partisipan. Uniformed investor akan menghadapi adverse selection ketika membeli
saham pada penawaran umum perdana, hal ini disebabkan karena beberapa investor
lebih banyak memiliki informasi (informed investor). Informed investor tidak akan
membeli saham pada saat penawaran umum jika dianggap harga saham overpriced,
sehingga meninggalkan seluruh saham tersebut pada uninformed investor. Pada
model Baron (1982) dalam Adi (2002), informasi asimetri dapat terjadi antara
perusahaan emiten dan penjamin emisi. Underwriter menggunakan ketidaktahuan
emiten mengenai pasar modal untuk mengurangi risiko yang harus ditanggungnya
apabila saham yang dijamin di pasar perdana tidak laku terjual dan harus
membelinya (Safitri, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Underpricing merupakan biaya yang ditanggung oleh emiten, maka dengan
nilai penawaran yang besar, emiten akan cenderung berhati-hati dalam menentukan
harga penawaran (Hartono, 2005). Indrawati (2005) menyatakan bahwa investor
mempunyai informasi yang lebih dari issuer, misalnya issuer tidak mengetahui
tentang permintaan sahamnya atau harga pasar yang akan bartahan pada saat
tersebut.
1. Asumsi pertama: investor mempunyai informasi yang seimbang. Investor
hanya akan membeli saham jika harganya di bawah taksiran umum, sehingga
untuk mensukseskan IPO maka harga penawaran harus cukup underpriced.
2. Asumsi kedua: investor tidak mempunyai informasi yang seimbang.
Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan issuer khawatir akan
“winner’s curse”. Yaitu asimetri informasi antara informed investors dengan
uninformed investors. Untuk menutup kerugian uninformed investor akibat
pembelian saham yang overpriced, maka emisi saham perdana secara umum
harus cukup underpriced.
3. Asumsi ketiga: Jika underwriter mempunyai informasi yang lebih dari issuer.
Secara teoritis, issuer tidak mempunyai informasi, tetapi dibandingkan
dengan underwriter tidak dengan investor. Untuk membujuk underwriter
mau melakukan usahanya yang optimal maka issuer mengizinkan
underwriter melakukan underpricing.
C. FINANCIAL LEVERAGE
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahan dalam membayar
hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Apabila financial leverage tinggi,
menunjukkan risiko suatu perusahaan juga tinggi. Financial leverage secara teoritis
menunjukkan adanya tambahan risiko yang dimiliki suatu perusahaan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
financial leverage akan memberikan pengaruh pada ketidakpastian suatu perusahaan
(Hartono, 2005).
Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio debt to equity yaitu rasio
total utang terhadap modal perusahaan (total ekuitas yang dimiliki perusahaan).
D. RETURN ON ASSET
Laba merupakan informasi yang penting bagi investor sebagai pertimbangan
investasi. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan memberikan
manfaat bagi investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan. Jika
tingkat ketidakpastian rendah akan berpengaruh terhadap perilaku harga saham
dengan tingkat underpriced yang rendah (Kartini dan Payamta, 2002).
Return on assets merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang
dimiliki perusahaan tersebut (Hartono, 2005). Para investor tidak memperhatikan
ROA yang disajikan dalam prospektus, tetapi mungkin mereka memperhatikan
ROA untuk beberapa tahun sebelum perusahaan melakukan IPO (Daljono, 2000).
Variabel ini diukur dengan rasio net income terhadap total asset.
E. EARNING PER SHARE
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan
manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS).
Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para
investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden.
Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan,
jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham
(EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal
memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. EPS
merupakan informasi tentang laba yang bersih untuk setiap unit saham, yang
dinyatakan dalam mata uang. Rasio ini sering digunakan oleh investor untuk
menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang
dimiliki (Kartini dan Payamta, 2002).
Menurut Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah :
“Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on
the income statement.” Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang
diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS)
juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai
keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.Laba per saham dapat
mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu
periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan
variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham
biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).
F. NILAI PENAWARAN SAHAM (PROCEED)
Pada saat perusahaan menawarkan saham baru maka terdapat aliran kas
masuk dari proceeds (penerimaan dari pengeluaran saham). Proceeds menunjukkan
besarnya ukuran penawaran saham saat IPO. Ukuran penawaran saham diukur
dengan nilai penawaran saham saat IPO. Melalui IPO diharapkan prospek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan semakin lebih baik karena ekspansi dan investasi yang akan dilakukan
atas hasil IPO (Chandradewi, 2000).
Nilai penawaran merupakan salah satu indikator ketidakpastian yang
dihadapi oleh calon investor. Nilai penawaran saham yang lebih kecil cenderung
lebih spekulatif dibanding nilai penawaran yang besar (Kooli dan Suret, 2002: 8).
Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran dikalikan jumlah
lembar saham yang diterbitkan (shares).
G. KONDISI PASAR
Kondisi pasar dalam penelitian ini diproksikan dengan Indeks Harga Saham
Gabungan, karena suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas (Hartono, 2000: 60).
Perbedaan kondisi pasar modal akan menyebabkan perbedaan perilaku pasar modal
tersebut (Kooli dan Suret, 2002: 8).
Kondisi pasar akan mempengaruhi perilaku pasar (underwriter) dalam
menentukan harga saham perdana yang dijaminkannya (Indrawati, 2005). Menurut
Kunz dan Aggarwal (1994) dalam Rosyati dan Sebeni (2002) metode ini digunakan
untuk mencari hubungan antara penawaran perdana dengan kondisi pasar yaitu
dengan menggunakan selisih indeks harga saham pada masa satu bulan sebelum
saham perusahaan listing di pasar modal. Jika ada pengaruh kondisi pasar berarti
terjadinya peningkatan harga pada pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh
dari kondisi pasar sebelumnya (Rosyati dan Sebeni, 2002).
Menurut Kim et. all (1995) dalam Chandradewi (2000) menunjukkan bahwa
investor memandang prospek pasar secara luas sebagai faktor yang relevan dalam
penentuan harga saham dengan tidak memperhatikan masing-masing indutri effect.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. REPUTASI UNDERWRITER
Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham
saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak
informasi pasar modal. Underwriter akan menyediakan saran-saran yang penting
yang dibutuhkan selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran yang
yang diberikan dapat berupa (1) Volume saham, (2) harga dari sekuritas,dan (3)
waktu pelemparannya (Kooli dan Suret, 2002: 8)
Dalam proses IPO underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham.
Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter bertanggung jawab untuk
membelinya. Bagi underwriter yang mempunyai reputasi, akan sangat berhati-hati
menghindari risiko. Bagi underwriter yang yang memiliki reputasi tinggi, mereka
akan berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas
penjaminannya (Daljono, 2000).
Empat macam tipe underwriter:
a. Full/ Firm Commitment (Kesanggupan Penuh)
Penjamin emisi menyatakan kesanggupan penuh dalam hal saham/obligasi
terjual sebagian maupun seluruhnya, penjamin emisi akan membeli seluruh
saham/obligasi yang tidak laku dengan harga yang sama dengan harga
penawaran kepada pemodal secara umum. Umumnya, IPO di Bursa Efek
Indonesia dilakukan dengan metode ini.
b. Best Effort (Kesanggupan Terbaik)
Kesanggupan ini menuntut penjamin emisi agar berusaha sebaik mungkin
menjual saham/obligasi emiten supaya semuanya terjual. Bila pada akhir masa
penjualan masih terdapat sisa yang tidak laku, maka saham/obligasi tersebut
akan dikembalikan pada emiten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Standby Commitment (Kesanggupan Siaga)
Penjamin emisi akan bersedia membeli saham/obligasi yang tidak terjual sampai
batas waktu penjualan yang telah ditentukan, tetapi harga pembelian oleh
penjamin emisi telah dilakukan perjanjian sebelumnya, tentunya di bawah harga
penawaran umum.
d. All or None Commitment (Kesanggupan semua atau tidak sama sekali)
Penjamin emisi akan berusaha menjual saham emiten sampai terjual semuanya.
Jadi saham/obligasi yang tidak terjual dikembalikan pada emiten dan emiten
tidak mendapat dana sedikitpun.
Dalam menentukan harga saham perdana, underwriter cenderung mengambil
risiko terkecil, yaitu dengan menetapkan harga saham perdana lebih rendah
dibanding dengan harga pasar sekunder pada saham yang sama. Reputasi
underwriter berkaitan erat dengan besar kecilnya tingkat underpricing. Reputasi
underwriter yang baik akan memberikan sinyal yang baik pada pasar. Karena
underwriter yang bereputasi baik dikategorikan sebagai informed investor. Pasar
relatif mengenal underwriter yang bereputasi baik dan pasar percaya underwriter
yang bereputasi baik tidak akan menjamin perusahaan yang berkualitas rendah dan
harga saham yang overprice (Hartono, 2005). Sehingga diharapkan pemilihan
underwriter dapat memperkecil tingkat underpricing. Dengan pemilihan
underwriter yang bereputasi baik akan membantu calon investor dalam
membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
I. REPUTASI AUDITOR
Semakin tinggi kualitas auditor maka diharapkan tingkat underpricing
semakin rendah. Karena reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keuangan ketika suatu perusahaan go public dan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor yang bereputasi baik akan lebih dipercaya oleh investor.
Pentingnya kredibilitas laporan keuangan ini mendorong perusahaan untuk
mendorong perusahaan untuk memilih auditor yang bereputasi baik (Hartono,
2005). Sehingga reputasi auditor ini dapat digunakan sinyal dari perusahaan dalam
melakukan penawaran perdana saham dan investor juga akan dapat membedakan
perusahaan yang baik dan buruk dengan memperhatikan variabel tersebut.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan reputasinya
dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Atas kualitas
pengauditan yang tinggi auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh
klien. Dengan menggunakan adviser (auditor dan underwriter) yang profesional
dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten.
Dengan adviser yang berkualitas, akan mengurangi kesempatan emiten untuk
berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar.
Pengorbanan emiten untuk memilih adviser yang berkualitas akan diintepretasikan
oleh investor, bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan
mengenai prospeknya dimasa mendatang. Hal ini berarti penggunaan adviser yang
memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang
(Daljono, 2000).
Pengorbanan perusahaan untuk memilih auditor yang memiliki reputasi akan
ditanggapi oleh investor sebagai sinyal bahwa informasi yang disajikan tidak
menyesatkan. Oleh karena itu investor mau melakukan investasi meskipun tanpa
underpricing (tanpa menerima initial return) (Daljono, 2000).
J. UKURAN PERUSAHAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aktiva merupakan tolak ukur dari besaran perusahaan. Biasanya perusahaan
besar akan memiliki aktiva yang besar pula. Secara teoritis perusahaan yang lebih
besar akan mempunyai kepastian yang lebih besar daripada perusahaan kecil
sehingga akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan untuk
tahun yang akan datang (Yolana dan Martani, 2005). Sehingga hal ini membantu
investor dalam memprediksi risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan tersebut.
Perusahaan yang lebih besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat
dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Karena lebih dikenal maka
informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang
berukuran kecil. Banyak sedikitnya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
emiten akan mengurangi asimetri informasi dan tingkat ketidakpastian di masa yang
akan datang (Indrawati, 2005).
K. UMUR PERUSAHAAN
Umur perusahaan seringkali mencerminkan pengalaman perusahaan dalam
melakukan berbagai kebijakannya. Perusahaan yang berpengalaman akan lebih
berhati-hati dalam melakukan investasi, sehingga risiko investasi relatif lebih kecil.
Meskipun demikian tidak berarti umur perusahaan yang muda mempunyai prospek
kedepan yang buruk. Namun investor seringkali kesulitan dalam menentukan nilai
instrinsik perusahaan.
Perusahaan yang telah lama berdiri memiliki tim manajemen yang lebih
berpengalaman dan solid dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
tejadi. Sedangkan, manajemen yang relatif muda, diperkirakan kurang
berpengalaman sehingga manajemen tidak mempunyai pengetahuan yang luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terhadap faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan harga
penawaran saham perdana (Irniawan dan Payamta, 2004).
L. TIPE PERUSAHAAN
Menurut Alli, Yau, dan Yung (1994) dalam Hartono (2005) menyatakan
bahwa institusi financial mengalami ketidakpastian yang lebih kecil dibandingkan
institusi non-financial. Hal ini disebabkan adanya regulasi yang mengharuskan
institusi financial mengungkapkan laporan kondisi perusahaannya ke masyarakat
secara periodik, sehingga masalah asimetri informasi dan ketidakpastian nilai
sebenarnya institusi finansial lebih kecil dibandingkan institusi finansial. Sehingga
institusi financial akan mengalami tingkat underpricing lebih rendah dibandingkan
institusi non-financial. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan lebih teregulasi.
M. PENELITIAN TERDAHULU
Kecenderungan underpricing terjadi hampir di setiap negara, yang
membedakan hanyalah besarnya tingkat underpricing tersebut. Telah banyak
penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing
IPO baik di dalam maupun di luar negeri.
Beatty (1989), pada tingkat signifikansi 5% penelitian tersebut berhasil
menunjukkan bahwa reputasi auditor, reputasi underwriter, persentase saham yang
ditawarkan, umur perusahaan, tipe penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak
dan gas berpengaruh negatif terhadap initial return. Daljono (2000), pada tingkat
signifikasi 5% meneliti di Bursa Efek Indonesia dengan sampel sebanyak 151
perusahaan menyimpulkan bahwa reputasi auditor, umur perusahaan, prosentase
saham yang ditawarakan ke publik, Return on Asset dan solvability ratio tidak
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan initial return. Tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
reputasi underwriter dan financial leverage berpengaruh terhadap besarnya initial
return.
Rosyati dan Sebeni (2002), melakukan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing saham pada perusahaan go public dengan sampel
sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat
signifikasi 5%. Ternyata kondisi pasar dan reputasi auditor tidak mempengaruhi
besarnya underpricing. Tetapi umur perusahaan dan reputasi underwriter
berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Arwah Arjun Madan (2003) meneliti
1368 perusahaan yang melakukan IPO di India pada tahun 1989 – 1995
menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 1 % umur perusahaan secara parsial
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tingkat underpricing
Misnen (2004), dengan signifikasi 5% meneliti sampel sebanyak 64
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berhasil menemukan bahwa
Earning Per Share (EPS) mempengaruhi besarnya intial return. Namun variabel
lain yaitu Return On Asset (ROA), financial leverage, ukuran penawaran (proceed),
pertumbuhan laba, current ratio, dan besaran perusahaan tidak berpengaruh dengan
initial return. Safitri (2004) menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 0,05
dengan sampel sebanyak 57 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
bulan Juli 1997 sampai Desember 2001 berhasil menyimpulkan bahwa secara
parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
Sedangkan, reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, prosentase
saham yang ditawarkan ke publik saat IPO, jenis industri, profitabilitas perusahaan,
financial leverage, dan kondisi pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
underpricing.
Tim Loughran and Jay Ritter (2004) meneliti 6391 perusahaan yang mengalami
underpricing yang terdaftar di Thomson Financial Securities Data menyimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa usia perusahaan dan underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat
underpricing.Yolana dan Martani (2005), melakukan penelitian mengenai variabel-
variabel yang mempengaruhi fenomena underpricing IPO dengan sampel sebanyak
131 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat signifikasi 5%.
Kesimpulannya adalah bahwa rata-rata kurs, skala perusahaan, ROE dan jenis
industri secara parsial berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Sedangkan
reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Tetapi secara simultan
variabel-variabel tersebut mempengaruhi tingkat underpricing sebesar 28, 15%.
Saputro dan Agung (2005), melakukan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing IPO di Indonesia dengan sampel sebanyak 60
perusahaan dengan tingkat signifikasi 5%. Secara simultan variabel ukuran
perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan dan reputasi
auditor yang berpengaruh terhadap underpricing, sedangkan umur perusahaan dan
reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Indrawati (2005), pada
tingkat signifikasi 5% berhasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
Leverage Ratio (DER) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap underpricing
pada 56 perusahaan yang melakukan penawaran perdana yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Sedangkan, proceeds, presentase penawaran saham, umur perusahaan,
profitabilitas, dan kondisi pasar tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh
terhadap underpricing.
Trianingsih (2005) meneliti perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa reputasi underwriter, financial
leverage, dan return on assets pada syarat signifikasi 5%, variabel-variabel tersebut
secara simultan berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Namun secara parsial
hanya variabel reputasi underwriter dan financial leverage yang berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikan terhadap tingkat underpricing pada tingkat signifikasi 5%. Yunahar
(2006) meneliti perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta pada tahun
2002-2004 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 5% secara parsial earning
per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran
perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Namun, secara serempak variabel
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, dan besaran
perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dan secara serempak
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan,
besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Dian (2008) meneliti perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2001 –
2005 di Bursa Efek Indonesia. Dengan tingkat signifikansi 5 %, penelitian ini tidak
berhasil menunjukkan pengaruh financial leverage, return on aseets, earning per
share, nilai penawaran saham, reputasi underwriter, reputasi auditor, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan terhadap underpricing. Walaupun secara simultan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage, return on aseets,
earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan
berpengaruh terhadap underpricing.
N. KERANGKA PENELITIAN
Penelitian ini akan menguji pengaruh financial leverage, return on assets,
earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
variabel independen sedangkan underpricing sebagai variabel dependen. Kerangka
teoritis dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
GAMBAR II.1
KERANGKA PENELITIAN
Keterangan :
Sepuluh variabel diatas (financial leverage, Return On Asset (ROA),
Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi
underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe
perusahaan) yang diduga signifikan berpengaruh terhadap underpricing perusahaan
digunakan sebagai variabel independent untuk menguji underpricing dengan
menggunakan perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2005-2009 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan Initial return digunakan sebagai
proksi dari underpricing. Indonesia digunakan sebagai variabel dependen.
O. HIPOTESIS
1. Financial Leverage,
2. ROA
3. EPS
4. Nilai Penawaran Saham
5. Kondisi Pasar (IHSG)
6. Reputasi Underwriter,
7. Reputasi Auditor,
8. Ukuran Perusahaan,
9. Umur Perusahaan,
10. Tipe Perusahaan
Underpricing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing.
Para investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan
informasi keuangan dari perusahaan yang melakukan penawaran perdana.
Investor akan mempertimbangkan besarnya financial leverage, karena financial
leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan
ekuitas yang dimiliki. Dengan tingginya financial leverage maka risiko suatu
perusahaan juga akan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga financial leverage berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
2. Pengaruh ROA pada tingkat underpricing.
Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang
dicapai atau informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan.
Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO
sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas
digunakan Rate of Return On Total Asset(ROA). Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Diduga ROA berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing
3. Pengaruh EPS pada tingkat underpricing.
Ketika akan melakukan pembelian saham, investor akan melakukan
penilaian mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di
masa mendatang yang diproksikan dengan earning per share (EPS). EPS
diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian
keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki
suatu saham. Investor yang terkecoh laba dan nilai buku aktiva yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akibat polesan laporan akuntansi diduga menyebabkan investor bersedia
membeli saham-saham IPO dengan harga yang tinggi (Suroso dan Utama,
2006). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai
berikut :
H3 : Diduga EPS berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
4. Pengaruh nilai penawaran saham pada tingkat underpricing.
Nilai penawaran saham diperoleh dari harga per lembar saham dikalikan
jumlah saham yang ditawarkan ke publik. Jadi bila perusahaan mengeluarkan
saham dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, akan dianggap oleh investor
bahwa perusahan tersebut cenderung berspekulasi dalam menawarkan sahamnya
(Hartono, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan
hipotesis sebagai berikut :
H4 : nilai penawaran saham berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
5. Pengaruh kondisi pasar pada tingkat underpricing.
IHSG sebagai proksi dari kondisi pasar ini meliputi pergerakan-
pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG yang mencakup
semua saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan)
dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal (Hartono, 2000:
64). Jika ada pengaruh kondisi pasar, berarti terjadinya peningkatan harga pada
pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh dari kondisi pasar sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut
:
H5 : kondisi pasar berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
6. Pengaruh reputasi underwriter pada tingkat underpricing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada saat melakukan penawaran umum perdana calon investor tidak
sepenuhnya dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk
(Hartono, 2005). Teori signalling menyatakan bahwa perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja memberikan sinyal pada pasar, dengan
demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik
dan buruk. Pasar relatif mengenal underwriter dan auditor yang bereputasi baik
tidak akan menjamin perusahaan yang berkualitas rendah dan harga saham
overpriced.
Bagi underwriter yang belum mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati
untuk menghindari risiko. Untuk menghindari risiko, maka underwriter
menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi
tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi
dari kualitas penjaminannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H6 : Diduga reputasi underwriter berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
7. Pengaruh reputasi auditor pada tingkat underpricing.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi akan mempertahankan
repitasinya dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Atas
kualitas pengauditannya yang tinggi, auditor akan akan dihargai dalam bentuk
premium harga oleh klien. Penggunaan adviser yang profesional/berkualitas(
auditor dan underwriter yang mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan
sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan
memakai adviser yang berkualitas maka akan mengurangi kesempatan emiten
untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut
:
H7 : Diduga reputasi auditor berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
8. Pengaruh ukuran perusahaan pada tingkat underpricing.
Ukuran perusahaan atau total aktiva dapat dipergunakan untuk
menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya akan dapat
memperkecil ketidakpastian dimana mendatang (Yolana dan Martani, 2005).
Investor mempertimbangkan besarnya ukuran perusahaan dalam melakukan
investasi, semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat return yang
akan didapatkan investor, karena semakin besar ukuran perusahaan, semakin
banyak informasi yang dapat diperoleh (Triani dan Nikmah, 2005). Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H8 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
9. Pengaruh umur perusahaan pada tingkat underpricing.
Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai
banyak pengalaman yang diperoleh (Rosyati dan Sebeni, 2002). Semakin lama
umur perusahaan maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh
masyarakat tentang perusahaan tersebut (Hartono, 2005). Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H9 : Diduga umur perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
10. Pengaruh tipe perusahaan pada tingkat underpricing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis industri yang berisiko tinggi biasanya akan memberikan
kompensasi yang besar atas keberanian dan ekspektasi investor untuk
berinvestasi(higher return higher risk). Penelitian Beatty dan Ritter (1986)
menyatakan bahwa harga saham perdana pada perusahaan yang lebihberisiko
relatif lebih underpriced daripada perusahaan dengan risiko relatif rendah.
Perusahaan keuangan akan memiliki pengawasan yang lebih efektif
dibandingkan perusahaan non keuangan.
H10 : Diduga tipe perusahaan signifikan secara pada tingkat underpricing.
11. Pengaruh financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi
pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan pada tingkat underpricing.
Informasi dalam prospektus mencakup informasi keuangan dan
informasi non keuangan yang menggambarkan keadaan perusahaan pada saat
IPO maupun proyeksi pada masa mendatang serta informasi yang terkait dengan
penawaran perdana. Asimetri informasi menyebabkan munculnya
ketidakpastian, ketidakpastian pada penawaran perdana IPO terkait dengan nilai
intrinsik perusahaan emiten dan permintaan saham. Adanya ketidakpastian
tersebut menimbulkan risiko bagi underwriter. Risiko tersebut terkait dengan
kerugian karena kesalahan dalam menetapkan harga dan kemungkinan
pertanggungjawaban hukum yang ditimbulkan. (Hartono, 2005).
Dalam prospektus tersebut selain menyajikan informasi keuangan dan
juga menyajikan informasi non keuangan seperti underwriter, auditor
independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, presentase saham yang
ditawarkan, unmur perusahaan dan juga informasi lainnya (Caster dan Manaster,
1990 dalam Triani dan Nikmah, 2005). Namun menurut Trisnawati (1998)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam Triani dan Nikmah (2005) menemukan bahwa para investor di BEI tidak
menggunakan informasi non keuangan dalam pembuatan keputusan. Bertolak
dari hasil penelitian yang saling bertentangan maka peneliti mengambil hipotesis
sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis
sebagai berikut :
H11 : Diduga financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi
pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh signifikan secara bersama-
sama pada tingkat underpricing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan event study, yaitu penelitian yang hanya
mengamati suatu kejadian tertentu dengan melihat tanggal perusahaan listing di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini didesain untuk melihat pengaruh variabel-
variabel independen terhadap tingkat underpricing saham perdana. Sedangkan
menurut dimensi waktunya bersifat cross sectional, yaitu penelitian yang hanya
mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu.
Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing.
Variabel ini dapat dideteksi melalui fenomena underpricing melalui pengukuran
initial return, yang merupakan return awal yang diterima pemodal. Ukuran
underpricing disini menggunakan intial return dan bukan abnormal return karena
underpricing hanya dilihat dari beberapa capital gains yang dinikmati pemodal pada
hari pertama saham diperdagangkan di bursa tanpa dibandingkan dengan return
pasar dan atau memperhatikan faktor risiko (Irniawan dan Payamta, 2004).
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-
2009. Bursa Efek Indonesia dijadikan acuan sebagai sumber pengambilan populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
karena BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia dan memiliki data-data
perusahaan yang lengkap.
Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Pusposive sampling dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Hartono,
2004:79). Beberapa kriteria untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Perusahaan yang melakukan Penawaran Perdana Umum (IPO) di Bursa Efek
Jakarta pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2009.
b. Perusahaan yang mengalami underpricing saat Penawaran Umum Perdana.
C. SUMBER DATA
Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu
data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data
dari strategi ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu teknik pengumpulan
data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data
(Hartono, 2004: 81). Data sekunder tersebut terdiri dari closing price, offering price,
total hutang, total ekuitas, laba bersih, total asset, jumlah saham yang beredar,
jumlah saham yang diterbitkan,underwriter, auditor, umur perusahaan, dan tipe
perusahaan. Adapun pengambilan data yang digunakan sebagai sampel diperoleh
dari :
a. Perusahaan yang melakukan IPO pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan
31 Desember 2009. Data ini diperoleh dari Fact book, JSX, dan Indonesia
Capital Market Directory tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 yang
tersedia di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Data harga saham harian pada harga penutupan yang menjadi harga pada hari
pertama saat diperdagangkan di pasar sekunder dapat diperoleh secara online
melalui komputer yang terdapat di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing yang diukur
dengan initial return, berupa selisih antara harga penutupan saham (closing
price) di pasar perdana dengan harga penawaran umum (offering price) di pasar
sekunder pada hari pertama kemudian dibagi dengan harga penawaran umum
(offering price)
UDP = Closing price – Offering price
Offering price
2. Variabel Independen
a. Financial Leverage
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Diukur dengan
menggunakan rasio debt to equity yaitu rasio total utang terhadap modal
perusahaan.
Financial Leverage = Total hutang
Total ekuitas
b. Return On Asset
Variabel ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan yang
memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasi
perusahaan. Variabel ini diukur dengan rasio laba bersih terhadap total asset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ROA = Laba bersih
Total Asset
c. Earning Per Shares
Laba per lembar saham (EPS) adalah rasio laba antara laba bersih
dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini sering digunakan
investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba
berdasarkan saham yang dimiliki.
EPS = Laba bersih
Jumlah saham yang beredar
d. Nilai Penawaran Saham
Proceeds merupakan hasil yang diterima dari pengeluaran saham
yang menunjukkan besarnya nilai penawaran saham pada saat melakukan
IPO. Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran
dikalikan jumlah lembar saham yang diterbitkan (shares).
e. Kondisi Pasar Saham
Indeks Harga Saham Gabungan merupakan nilai indeks harga saham
secara keseluruhan industri tanpa dibedakan menurut masing-masing
sektornya (Chandradewi, 2000). Kondisi pasar diproksikan dengan
pergerakan pasar yang ditunjukkan oleh harga saham gabungan (IHSG) pada
setiap tanggal penawaran.
f. Reputasi underwriter
Variabel ini diukur dengan memperingkat underwriter berdasarkan
pada besarnya nilai yang dijamin oleh underwriter,volume penjualan dan
frekuensi dari underwriter..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Underwriter dikelompokkan menjadi 5 (lima) underwriter teraktif
(Big Five) berdasarkan volume, frekuensi dan nilai penawarannya. Adapun 5
underwriter teraktif adalah :
1. eTrading Securities
2. Indo Premier Securities
3. CIMB Securities Indonesia
4. Danareksa Sekuritas
5. Kim Eng Securities
Perusahaan yang menggunakan underwriter teraktif akan diberi nilai
1 (satu) sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan 5 (lima)
underwriter ter-aktif akan diberi nilai 0 (nol).
g. Reputasi Auditor
Variabel ini diukur dengan memperingkat auditor berdasarkan
Big Four Kantor Akuntan Publik terbesar di Indonesia dan di dunia
internasional. The Big Four KAP Terbesar di Indonesia adalah:
1. Pricewaterhouse Coopers dengan partner lokal Haryanto Sahari
2. Delloite dengan partner lokal Hans Tuanokotta, Mustofa & Halim.
3. Ernest&Young dengan partner lokal Purwantono, Sarwoko, & Sandjaya
4. KPMG dengan partner lokal Siddharta, Siddharta dan Wijaya
Emiten yang menggunakan The Big Four KAP diatas akan diberi
nilai 1 (satu) sedangkan emiten yang tidak menggunakan The Big Four KAP
akan diberi nilai 0 (nol).
h. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena
perusahaan yang berskala besar umumya lebih dikenal daripada perusahaan
berskala kecil. Ukuran perusahaan dihitung dari log total aktiva perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan sebelum melakukan
penawaran perdana.
i. Umur Perusahaan
Umur perusahaan ini dihitung dari perusahaan tersebut berdiri sampai
dengan perusahaan tersebut melakukan penawaran saham yang dihitung
dalam skala bulanan.
j. Tipe Perusahaan
Penilaian tipe perusahaan dalam penelitian ini menggunakan dummy
variabel. Jika perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan keuangan
maka akan diberi nilai 1 (satu) tetapi jika tidak termasuk dalam perusahaan
keuangan maka akan diberi nilai 0 (nol). Hal ini dikarenakan perusahaan
keuangan memiliki pengawasan lebih efektif dibandingkan perusahaan non
keuangan.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Perumusan Model
Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen yang telah
ditetapkan diatas pada variabel dependen digunakan analisis regresi berganda
(multiple linear regression).
Persamaan regresi ini digunakan untuk menguji pengaruh financial
leverage, ROA, EPS, ukuran penawaran saham, kondisi pasar, reputasi
underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe
perusahaan terhadap tingkat underpricing.
Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UDP = ob + b1 LEV + b2 ROA + b3 EPS + b4 LNPROCEEDS + b5
LNMARKET + b6 UDW + b7 AUD + b8 LNSIZE + b9 LNAGE + b10
TYPE + e
Keterangan :
UDP : Underpricing
ob : konstanta
b1-b10 : koefisien regresi dari tiap-tiap variabel–variabel
independen.
LEV : Financial Leverage
ROA : Return On Assets
EPS : Earning Per share
LNPROCEEDS : LN nilai penawaran saham
LNMARKET : LN Indeks Harga Saham Gabungan
UDW : reputasi underwriter
AUD : reputasi auditor
LNSIZE : LN ukuran perusahaan
LNAGE : LN umur perusahaan
TYPE : tipe perusahaan
e : error
2. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji pendistribusian secara normal
dalam model regresi tersebut, baik variabel dependen dan variabel independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini
pengujian normalitas menguji variabel unstandardized residual dari variabel
independen. Jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut terdistibusi normal.
3. Uji Asumsi Klasik
Selain pengujian-pengujian diatas, dalam penelitian ini juga dilakukan
pengujian asumsi klasik, yang meliputi pengujian autokorelasi,
multikolinieritas, dan uji heterocedastisitas.
a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel bebas
diantara satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Jika dalam model
terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar
yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang
tinggi. Pengujian multikolinieritas dapat diamati dari Tolerance Value dan
Value Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,1 dan nilai VIF
< 10, maka multikolinearitas tidak terjadi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui varian kesalahan
pengganggu pada semua variabel bebas dalam regresi. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui terjadi tidaknya gejala heteroskedastisitas
dalam penelitian ini digunakan Uji Glejser. Dilakukan dengan melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
angka dari nilai P. jika nilai P di bawah nilai alpha yang telah ditentukan
berarti terjadi heteroskedastisitas. Demikian juga sebaliknya.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti data time series) atau
ruang ( seperti data cross sectional). Uji ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu didalam suatu model
regresi pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk
mendeteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson ( DW Test ).
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W dintara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.
4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara bersama-sama dengan variabel dependen. Pengujiannya adalah
sebagai berikut:
1) Ho diterima atau Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Ho ditolak atau Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara parsial dengan variabel dependen. Pengujiannya adalah sebagai
berikut:
1) Ho diterima atau Ha ditolak apabila thitung < ttabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Ho ditolak atau Ha diterima apabila thitung > ttabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai besarnya antara 0 dan 1.
R2 dikatakan baik jika mendekati 1, sedangkan jika R2 sama dengan 1
berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel
dependen. Dan jika R2 adalah 0 maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis untuk menguji ke sebelas
hipotesis dengan menggunakan satu persamaan regresi. Dalam penelitian ini, populasi
meliputi seluruh perusahaan yang melakukan penawaran perdana pada periode 2005-
2009. Menurut data pada fact book periode 2005-2009 terdapat 74 perusahaan yang
melakukan penawaran perdana. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh melalui
metode purposive sampling adalah 63 perusahaan. Dalam analisis data digunakan
program SPSS 17.00 for windows. Proses pemilihan sample dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
TABEL IV.1 SELEKSI PEMILIHAN SAMPEL
Perusahaan yang melakukan IPO periode 2005-2009 74 perusahaan Perusahaan yang tidak terpilih menjadi sampel
- perusahaan yang datanya tidak lengkap ( 6) - perusahaan yang tidak mengalami underpricing (5)
perusahaan yang terpilih menjadi sampel 63 perusahaan Sumber: hasil pengolahan data
A. STATISTIK DESKRIPTIF
Deskripsi mengenai variabel dependen dan variabel independen dapat
dilihat pada tabel IV.2 berikut ini:
TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF DATA
Descriptive Statistics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UNDP 63 .000000000 .791666667 .33068870617 .246255264904
LEV 63 .18 .97 .6395 .17396
ROA 63 -.50 .85 .0811 .17224
EPS 63 -26.000 529960.770 10505.06005 6.744478E4
LN_PROCEED 63 22.74 30.14 26.0237 1.54756
LN_MARKET 63 6.95 7.94 7.5722 .30292
UND 63 0 1 .29 .455
AUDIT 63 0 1 .17 .383
LN_SIZE 63 11.15 17.62 13.6160 1.53436
LN_AGE 63 3.26 7.18 5.2826 .76742
TYPE 63 0 1 .30 .463
Valid N (listwise) 63
Interpretasi mengenai variabel dependen dan variabel independen pada
tabel IV.2 adalah sebagai berikut:
Underpricing diukur dengan initial return, berupa selisih antara harga
penutupan saham (closing price) di pasar perdana dengan harga penawaran umum
(offering price) di pasar sekunder pada hari pertama kemudian dibagi dengan harga
penawaran umum (offering price). Besarnya tingkat underpricing masing-masing
perusahaan bervariasi dari 0,00 atau 0 % sampai dengan 0,7916 atau 79,16 %. Rata-
rata besarnya tingkat underpricing adalah 0,3306 atau 33,06 %. Underpricing
tertinggi pada PT. Alam Sutera Realty, Tbk. dan underpricing terendah pada PT.
Bumi Serpong Damai, Tbk.
Nilai rata-rata financial leverage perusahaan yang melakukan penawaran
perdana saham adalah 0,6395 atau 63,95 %. Financial leverage minimum adalah
0,18 atau 18 % pada PT. Triwira Insanlestari, Tbk. dan nilai maksimum financial
leverage sebesar 0,97 atau 97 % pada PT. Bank tabungan Negara(Persero), Tbk.
Nilai rata-rata return on assets perusahaan yang melakukan penawaran
perdana saham adalah 0,0811 atau 8,11 %. Sedangkan return on assets minimum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebesar -0,50 atau -50 % pada PT Bukit Darmo Property, Tbk. dan nilai maksimum
return on assets sebesar 0,85 atau 85 % pada PT. Trikomsel Oke, Tbk.
Nilai rata-rata Earning Per Share perusahaan yang melakukan penawaran
perdana saham adalah Rp. 10505,06,-. Earning Per Share minimum sebesar Rp. -
26,00 pada PT. Dian Swastatika,Tbk dan nilai maksimum Earning Per Share
sebesar Rp. 529.960,80 pada PT. Cowell Development.
Rata-rata nilai penawaran saham perusahaan yang melakukan penawaran
perdana saham (proceed) adalah Rp. 26,02. Nilai penawaran saham minimum
sebesar Rp. 22,74 pada PT. Bekasi Asri Pemula Tbk., sedangkan nilai maksimum
penawaran perdana saham sebesar Rp. 30.14,- pada PT. Adaro Energy Tbk.
Nilai rata-rata kondisi pasar adalah 7.5722. Kondisi pasar minimum adalah
6.95 pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Sedangkan nilai maksimum kondisi
pasar sebesar 7.94 pada PT. Sat Nusapersada,Tbk dan PT. Jasa Marga
(perseroan),Tbk. Nilai rata-rata reputasi underwriter adalah 0,29. Sedangkan nilai
rata-rata reputasi auditor sebesar 0,17.
Nilai rata-rata reputasi underwriter adalah 0,29 atau 29 %. Sedangkan nilai
maksimum adalah 1 (satu) dan minimum 0 (nol). Nilai rata-rata reputasi auditor
adalah 0,17 atau 17 %. Sedangkan nilai minimum adalah 0 (nol) dan nilai
maksimum adalah 1 (satu)
Nilai rata-rata ukuran perusahaan yang melakukan penawaran perdana
saham adalah Rp. 13,61. Uk uran perusahaan paling rendah sebesar Rp. 11.15,- pada
PT. Panorama Transportasi, Tbk. Sedangkan ukuran perusahaan paling tinggi
sebesar Rp. 17,62 yaitu oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
Nilai rata-rata umur perusahaan yang melakukan penawaran perdana
saham adalah 5,2826 bulan. Umur perusahaan minimum sebesar 3,26 bulan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PT. Inovisi Infracom Tbk. dan nilai maksimum umur perusahaan sebesar 7,18 bulan
pada PT Ace Hardware Indonesia, Tbk.
Nilai rata-rata tipe perusahaan sebesar 0,30 yaitu bahwa perusahaan
keuangan diberi nilai 1 (satu) dan pada perusahaan non keuangan diberi nilai 0 (nol).
B. PENGUJIAN DATA
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dilakukan untuk menguji pendistribusian data secara
normal. Pengujian normalitas ini dilakukan berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dalam penelitian ini yang di uji adalah unstandardized residual dari
variabel independen.
Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan probability
value yang diperoleh dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. jika probability value > 0,05 maka data terdistribui normal.
b. jika probability value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel IV.3 berikut ini:
TABEL IV. 3 UJI NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .19033344
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .056
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .632
Asymp. Sig. (2-tailed) .819
a. Test distribution is Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .19033344
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .056
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .632
Asymp. Sig. (2-tailed) .819
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: hasil pengolahan data
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,632 dan signifikan pada
0,819, hal ini berarti H0 diterima yang berarti residual terdistribusi secara
normal.
2. Uji Asumsi Klasik Model
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi diantara anggota-
anggota serangkaian pengamatan yang tersusun dalam serangkaian waktu
maupun serangkaian ruang. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi
dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai tabel
Durbin Watson dengan nilai Durbin Watson yang diperoleh dari perhitungan
regresi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santosa, 2004):
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada model regresi I, nilai Durbin Watson adalah sebesar + 1,975. Hal
ini berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana seluruh faktor gangguan
tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel
independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya
Heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan
meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak dari
nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria pengujiaannnya
adalah sebagai berikut:
1) jika probability value < 0,05 maka terjadi Heteroskedastisitas.
2) jika probability value > 0,05 maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV.4 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Variabel probability value Asumsi Heteroskedastisitas
LEV 0,246 tidak terjadi heteroskedastisitas ROA 0,541 tidak terjadi heteroskedastisitas EPS
0,47 tidak terjadi heteroskedastisitas LN PROCEEDS 0,701 tidak terjadi heteroskedastisitas LNMARKET 0,240 tidak terjadi heteroskedastisitas UND 0,201 tidak terjadi heteroskedastisitas
AUD 0,115 tidak terjadi heteroskedastisitas LN_SIZE 0,305 tidak terjadi heteroskedastisitas LN_AGE 0,700 tidak terjadi heteroskedastisitas TYPE 0,186 tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: hasil pengolahan data
c. Uji Multikolinieritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
hubungan linier diantara variabel-variabel independen dengan model regresi.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
1) jika tolerance value < 0,01 maka terjadi multikolinieritas
2) jika tolerance value > 0,01atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV.5 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
Variabel VIF Tolerance value Asumsi Multikolinieritas
FLEV 1,504 0, 665 tidak terjadi multikolinieritas ROA 1,135 0,881 tidak terjadi multikolinieritas EPS 1,097 0,912 tidak terjadi multikolinieritas LN PROCEEDS 3,262 0,307 tidak terjadi multikolinieritas LNMARKET 1,131 0,884 tidak terjadi multikolinieritas UND 1,309 0,764 tidak terjadi multikolinieritas AUD 1,358 0,736 tidak terjadi multikolinieritas LN_SIZE 3,381 0,296 tidak terjadi multikolinieritas LN_AGE 1,236 0,809 tidak terjadi multikolinieritas TYPE 1,392 0,718 tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: hasil pengolahan data
3. ANALISIS DATA PENELITIAN
a. Uji Regresi Berganda
Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TABEL IV. 6 HASIL UJI HIPOTESIS DAN REGRESI MODEL I
Variabel coefficient b t prob.value
(Constant) -0,340 0,133 -0,422 0,675 LEV 0,050 0,035 0,269 0,789 ROA -0,177 -0,124 -1,083 0,284 EPS 0,0004 0,135 1,199 0,236 LN PROCEEDS 0,010 0,060 0,311 0,757 LNMARKET 0,135 0,166 1,457 0,151 UND -0,289 -0,534 -4,354 0,001 AUD -0,037 -0,057 -0,456 0,650 LN_SIZE -0,018 -0,114 -0,578 0,566 LN_AGE -0,052 -0,163 -1,366 0,178 TYPE -0,033 0,063 -0,498 0,621
Adj R2 = 0,288 Fhitung = 3,505 P value = 0,001
Sumber: hasil pengolahan data
Dari tabel IV.6 yang merupakan hasil pengujian regresi linier berganda
dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
UDP = -0,340 + 0,050 LEV - 0,177 ROA + 0,0004 EPS + 0,010 PROCEEDS +
0,135 MARKET -0,289 UND - 0,037 AUD 0,018SIZE -0,052 AGE -
0,033TYPE
b. Pengujian Secara Bersama-sama (Uji F)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari Tabel IV.6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat dilihat probabilitas value dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,001. Karena
angka tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat
kepercayaan (0,000 < 0,05) maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham,
kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap underpricing.
c. Pengujian secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara underpricing terhadap financial
leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed),
kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan. Berikut ini hasil uji parsial dari masing-masing
variabel:
1) Pengujian parsial terhadap financial leverage
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,789. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,789 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari financial
leverage pada underpricing.
2) Pengujian parsial terhadap return on assets
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,284. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,284 > 0,05), maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari return on
asset pada underpricing.
3) Pengujian parsial terhadap earning per share
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,236. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,236 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari earning per
share (EPS) pada underpricing.
4) Pengujian parsial terhadap nilai penawaran saham (proceed)
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,757. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,757 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari proceed
pada underpricing.
5) Pengujian parsial terhadap kondisi pasar
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,151. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,151 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kondisi
pasar pada underpricing.
6) Pengujian parsial terhadap reputasi underwriter
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,000. Karena angka tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan angka derajat kepercayaan (0,000 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi
underwriter pada underpricing.
7) Pengujian parsial terhadap reputasi auditor
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,650. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,650 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi
auditor pada underpricing.
8) Pengujian parsial terhadap ukuran perusahaan
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,566. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,566 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran
perusahaan (size) pada underpricing.
9) Pengujian parsial terhadap umur perusahaan
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,178. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
merupakan angka derajat kepercayaan (0,178 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari umur
perusahaan pada underpricing.
10) Pengujian parsial terhadap tipe perusahaan
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,621. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan angka derajat kepercayaan (0,621 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tipe
perusahaan pada underpricing.
d. Uji koefisien determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi yang
dihasilkan dari analisis regresi adalah sebesar 0,288. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa kesepuluh variabel independen, yaitu financial leverage, return on assets,
earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter;
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan
mampu menjelaskan 28,8 % variasi yang terjadi pada tingkat underpricing.
Sedangkan variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini sebesar 71,2 %.
4. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Dalam bagian ini, peneliti akan membahas analisis hasil penelitian yang
telah dilakukan. Pembahasan hasil penelitian ini akan menjelaskan apakah hipotesis
yang dikemukakan dapat diterima atau tidak dapat diterima secara empirik.
a) Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing
Financial leverage dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan pada underpricing.Financial leverage dalam penelitian ini dinyatakan
dengan debt to equity ratio yaitu rasio utang atas modal yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan. Financial leverage menunjukkan tambahan risiko yang dimiliki
perusahaan, sehingga financial leverage yang tinggi akan memberikan pengaruh
ketidakpastian suatu perusahaan.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Misnen (2004), Safitri (2004), Yunahar(2006), dan Dian (2008) yang
menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh secara signifikan pada
underpricing.
b) Pengaruh return on assets(ROA) pada tingkat underpricing
Return on asset (ROA) dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan pada underpricing. Return on assets ditunjukkan dengan net income
to total assets. Tidak adanya hubungan tersebut mungkin dikarenakan para
investor telah menduga bahwa laporan keuangan perusahaan yang melakukan
IPO telah di mark-up untuk menunjukkan kinerja yang baik. Dengan demikian
para investor tidak memperhatikan ROA yang disajikan dalam prospektus, tetapi
mungkin mereka memperhatikan ROA untuk beberapa tahun sebelum
perusahaan melakukan IPO. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan
oleh Daljono (2000), dan Misnen (2004) yang menyatakan bahwa secara parsial
variabel return on asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat
underpricing.
c) Pengaruh earning per share pada tingkat underpricing
Earning per share dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan pada underpricing. Hal ini mungkin di sebabkan karena investor
merasa bahwa earning per share yang ada sudah di mark-up sehingga hal ini
mungkin membuat earning per share tidak signifikan terhadap underpricing. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dian (2008) yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa variabel earning per share tidak berpengaruh secara signifikan pada
tingkat underpricing.
d) Pengaruh nilai penawaran saham (proceed) pada underpricing
Nilai penawaran saham (proceed) dalam penelitian ini tidak berpengaruh
secara signifikan pada underpricing. Tidak signifikannya proceed disebabkan
investor di Bursa Efek Indonesia kemungkinan belum menganggap bahwa
dengan proceed yang besar prospek perusahaan akan membaik di masa yang
akan datang karena tersedianya dana yang cukup. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Misnen(2004), Indrawati (2005), Yunahar
(2006), dan Dian (2008) yang membuktikan bahwa tidak ada pengaruh proceed
pada tingkat underpricing.
e) Pengaruh kondisi pasar pada underpricing
Kondisi pasar dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan
pada underpricing. Hal ini dimungkinkan karena Bursa Efek Indonesia masih
merupakan thin Market dan dalam thin market banyak dijumpai saham tidur,
sehingga IHSG jarang berpengaruh terhadap pasar.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2004), Indrawati
(2005), dan Dian(2008) yang membuktikan bahwa kondisi pasar tidak
berpengaruh pada tingkat underpricing.
f) Pengaruh reputasi underwriter pada underpricing
reputasi underwriter dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan
pada underpricing. Underwriter yang yang memiliki reputasi tinggi akan berani
memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas
penjaminannya. Bagi underwriter yang mempunyai reputasi, akan sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhati-hati menghindari risiko. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Daljono (2000) dan Trianingsih (2005) yang membuktikan bahwa reputasi
underwriter berpengaruh secara signifikan pada tingkat underpricing.
g) Pengaruh reputasi auditor pada underpricing
Reputasi auditor dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan
pada underpricing. Tingkat underpricing akan semakin rendah dengan
pemilihan auditor yang berkualitas. Hal ini karena reputasi auditor
mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan ketika suatu perusahaan go public
dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang bereputasi baik akan
lebih dipercaya oleh investor. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Daljono (2000), Rosyati dan Sebeni (2002), Safitri (2004), Yunahar (2006),
dan Dian (2008) yang membuktikan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh
pada tingkat underpricing.
h) Pengaruh ukuran perusahaan pada underpricing
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan pada underpricing. Ukuran perusahaan yang lebih besar umumnya
akan lebih dikenal oleh masyarakat dibandingkan perusahaan yang berukuran
kecil. Karena lebih dikenal maka informasi mengenai perusahaan besar lebih
banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil dan dari informasi ini
maka tingkat underpricing akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Misnen (2004) dan Yunahar (2006) yang
membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat
underpricing.
i) Pengaruh umur perusahaan pada underpricing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Umur perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan pada underpricing. Umur perusahaan seringkali mencerminkan
pengalaman perusahaan dalam melakukan berbagai kebijakannya. Perusahaan
yang berpengalaman akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi,
sehingga risiko investasi relatif lebih kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Daljono (2000), Safitri (2004), Saputro dan Agung (2005),
Yunahar (2006), Dian (2008) yang membuktikan bahwa umur perusahaan tidak
berpengaruh pada tingkat underpricing.
j) Pengaruh tipe perusahaan pada underpricing
Tipe perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan
pada underpricing. Tipe perusahaan dibedakan antara perusahaan keuangan
dengan perusahaan non keuangan. Hal ini dikarenakan adanya regulasi yang
mengharuskan perusahaan keuangan untuk mengungkapkan laporan kondisi
perusahaannya ke masyarakat secara periodik, sehingga perusahaan keuangan
akan memiliki tingkat underpricing yang lebih rendah dibanding dengan
perusahaan non keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yunahar (2006), Dian (2008) yang membuktikan bahwa tipe perusahaan tidak
berpengaruh pada tingkat underpricing.
k) Pengaruh financial leverage, return on assets, earning per share, nilai
penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi
auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan pada
underpricing
Financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran
saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpengaruh signifikan secara bersama – sama pada underpricing. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Trianingsih (2005) dan Yunahar
(2006) yang menyatakan bahwa secara bersama – sama financial leverage,
return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi
pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh secara signifikan pada tingkat
underpricing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing pada saat IPO (Initial Public Oferring) yaitu financial leverage, return
on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar,
reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan
tipe perusahaan. Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi beberapa variabel
yang mempunyai hubungan signifikan dan tidak signifikan. Penjelasannya sebagai
berikut:
1. Dari hasil pengujian secara parsial dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya
variabel reputasi underwriter yang berpengaruh secara signifikan negatif pada
underpricing.
2. Dari hasil pengujian secara simultan dapat ditarik kesimpulan bahwa financial
leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed),
kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama – sama berpengaruh secara
signifikan dengan koefisien determinasi sebesar 28,8 %. Sedangkan variabel
dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian
ini sebesar 71,2 %.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian lima tahun sehingga
sampel perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana terbatas
jumlahnya. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan periode
waktu yang lebih lama, misalnya 10 tahun.
2. Secara parsial, hasil dari penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh
financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran
saham,kondisi pasar, ukuran perusahaan, reputasi auditor, umur perusahaan, dan
tipe perusahaan pada underpricing. Walaupun secara simultan hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ke sepuluh variabel tersebut berpengaruh pada
underpricing. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan dapat
membuktikan pengaruh ke sepuluh variabel independen di atas.
3. Penelitian ini hanya mengelompokkan perusahaan keuangan dan non keuangan
untuk melihat pengaruh tipe perusahaan terhadap besarnya underpricing.
Kemungkinan pengelompokkan tersebut belum bisa menggambarkan pengaruh
tipe perusahaan terhadap underpricing. Untuk penelitian yang akan datang bisa
menggunakan pengelompokan perusahaan yang lain, seperti misalnya
manufaktur dan non manufaktur.
4. Penelitian hanya meneliti satu variabel makro. Dengan menambah variabel
independen makro memungkinkan tingkat koefisien determinasi yang lebih
tinggi. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan variabel
independen makro lebih dari satu, misalnya inflasi, dan SBI.
C. IMPLIKASI
Setelah melakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi underpricing,
maka terdapat beberapa implikasi yang bisa diterapkan :
1. Bagi investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi underwriter berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Sehingga investor yang menginginkan
mendapatkan nilai underpricing yang tinggi sebaiknya memperhatikan saham
yang mempunyai reputasi underwriter yang rendah serta memperhatikan ke
sepuluh variabel yang ada yaitu financial leverage, return on aseets, earning per
share, nilai penawaran saham,kondisi pasar, ukuran perusahaan, reputasi
auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama-sama.
2. Bagi emiten/ perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi underwriter berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Perusahaan yang menginginkan
underpricing yang rendah sebaiknya melihat reputasi underwriter yang tinggi
serta memperhatikan ke sepuluh variabel yang ada yaitu financial leverage,
return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham,kondisi pasar,
ukuran perusahaan, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan
secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Muh. Sasongko. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Initial Return di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2000. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Beatty.R.P. 1989, “ Auditor Reputation and The Pricing of Initial Public Offering”.
Accounting Review, Vol. LXIV, No. 4, 693-709. Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2000. Fundamental Of Financial Management. Eight
Edition. Jakarta: Erlangga. Carter, R dan S. Manaster. 1990. ” Initial Public Offering and Underwriter Reputation”.
The Journal of Finance Vol XLV No. 4 (September). Pp 1045-1067.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Chandradewi, Susanna. 2000. “ Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Penentuan Harga Pasar Saham Perusahaan Sesudah Penawaran Perdana”. Pespektif, Vol. 5, No. 1: 15-23.
Daljono. 2000. “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return Saham
Yang Listing Di BEJ Tahun 1990-1997”. Simposium Nasional Akuntansi III. Jakarta. Hal 556-572.
Enyan, dan Husnan. 2002. “Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham Perdana
Perusahaan Keuangan dan Non-Keuangan di Pasar Modal Indonesia: Pengujian Hipotesis Asimetri Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17. No. 4: 372-383.
Gozali, Imam. 2009. “ Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17”.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang A. 2004. “Hubungan Antara Nilai Perusahaan, Underpricing, dan
Ownership Retention Pada Perusahaan yang Baru Go-Public di Bursa Efek Jakarta (1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X. No. 2: 187-199.
Hartono. 2005. “Hubungan Teori Signalling Dengan Underpricing Saham Perdana Di
Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5. No. 1: 35-50. Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad. 2004. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Kedua. Yogyakarta: AMP YKPN. Indrawati, Novita. 2005. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Underpricing
Pada Penawaran Umum Perdana”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5. No. 1: 1-11.
Irniawan, Henny dan Payamta. 2004. “Pengaruh Informasi Prospektus IPO Terhadap
Keputusan Investasi Investor Di Bursa Efek Jakarta”. Perspektif, Vol. 9 No. 1: 41-52.
Kartini, dan Payamta. 2002. “Analisis Perilaku Harga Saham dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya Pada Penawaran Perdana Di BEJ”. Perspektif, Vol. 7. No. 2: 93-103.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kooli, Maher and Jean-Marc Suret. 2002. “The Underpricing of Initial Public Offering:
Further Canadian Evidence”. Cirano Scientific Series, www.ssrn.com Kunz, R.M. and Aggarwal, R. 1994. “Why Initial Public Offering are Underpriced
Evidence from Switzerland”. Jurnal of Banking and Finance. Vol. 18,pp.705-723.
Loughran, Tim and Jay Ritter. 2004. “ Why Has IPO Underpricing Changed Over
Time?”. Financial Management Autumn, 5-37. Madan, Arwah Arjun. ” Investments in IPOS in The Indian Capital Market”. 2003.
Bimaquest, Vol III Issue 1. Nurhidayati, dan Indriantoro. 1998. “Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap
Tingkat Underpriced pada penawaran perdana di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13. No. 1: 21-30
Rosyati, dan Arifin Sebeni. 2002. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1997 - 2000 )”. Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang: 286-297.
Safitri, Widi Ibni. 2004. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Santosa, Singgih. 2004. SPSS Stastistik Parametrik. Edisi ke-empat. Jakarta:Elex Media
Komputindo Saputro, Hari Guntoro Ridha dan Mahastuti Agung. 2005. “Analisis Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Underpricing Dalam Initial Public Offering (IPO) di Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 1999-2003)”. Fokus Manajerial, Vol. 3. No. 1: 65-79.
Setianingrum, Tia. (2005). “Pengaruh Informasi Prospektus Perusahaan terhadap Initial
Return pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada Bank-Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, tahun 1996-2003)”. Thesis S-2. Bandung : Universitas Widyatama.
Suroso, dan Utama Siddharta. 2006. ”Hubungan Kinerja Jangka Panjang Saham Pasca
IPO dengan Tindakan Optimisme dan Divergensi Opini Investor serta Tindakan Oportunis Emiten”. Usahawan No. 03 TH XXXV: 27-39
Suyatmin dan Sujadi. 2006. ”Faktor-Faktor yang mempengaruhi Underpricing Pada
Penawaran Perdana Di Bursa Efek Jakarta”. Benefit, Vol. 10 No. 1: 11-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2005. Panduan Go- Public. Jakarta: Jakarta Stock Exchange
Triani, Apriliani dan Nikmah. 2006. “Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Presentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan, dan Fenomena Underpricing: Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 1-27.
Trianingsih, Sri. 2005. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing Pada Perusahaan Yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4. No. 2: 195-210.
Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo: 538-553.
Yunahar, Nirna Fitri. 2006. Pengaruh Informasi Prospektus IPO terhadap Tingkat
Underpriced Pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Top Related