8/3/2019 Alstonine Tugas Metabolit Sekunder
http://slidepdf.com/reader/full/alstonine-tugas-metabolit-sekunder 1/4
Tugas Mata Kuliah Metabolit Sekunder
Nama : Annisa Fitria
NIM : 10/PFA/ 308902/01002
A. Alstonine
Senyawa indol memiliki berasal dari metabolism dari triptofan ditemukan pada banyak
spesies. Senyawa tersebut memiliki efek fisiologis yang kompleks. Alkaloid indol alstonin
merupakan komponen utama pada perkembangan penemuan obat baru. Alstonin pada mencit
menunjukkan profil psikofarmakologi yang dekat dengan tipe antipsikotik yang baru, serta
memiliki mekanisme aksi yang berbeda yang belum dapat dijelaskan. Alstonin memiliki efek
sebagai antipsikotik tetapi juga memiliki aksi penghambatan terhadap reseptor serotonin. Efek
penghambatan terhadap serotonin lebih besar dibanding terhadap reseptor dopamine. Alstoninmemiliki efek pada sistem saraf sentral dan menunjukkan peran sebagai agen antipsilotik untuk
pengobatan skizoprenia.
B. Agen antipsikotik dan sedative-hipnotik
O bat golongan antipsikotik dapat pula disebut sebagai neuroleptik dan mayor tranquilizer.
Perbedaan dengan golongan sedative-hipnotik adalah efek penekanan terhadap syaraf pusat yang
selektif. O bat jenis ini biasa digunakan untuk mengatasi penyakit gangguan kejiwaan seperti
skizofrenia serta menekan agresivitas.
Golongan obat sedatif-hipnotik berbeda dengan antipsikotik. Sedatif-hipnotika berefek
menekan sistem syarap pusat. Bila digunakan pada dosis yang meningkat maka akan timbul efek
secara berturut-turut peredaan, tidur, anastesi. Pada dosis yang lebih besar dapat menimbulkan
koma atau aditif. Golongan hipnotik sering pula disebut sebagai minor tranquilizer yang dapat
digunakan sebagai anxiolitika (obat penghilang kecemasan dan agresi hebat). Golongan sedatif
pada umumnya memiliki mekanisme aksi penghambatan pada reseptor GABA.
Sedangkan pada obat jenis antipsikotik atau tranquilizer efek sedative yang ditimbulkan
akibat penekanan terhadap SSP lebih kecil dibanding golongan sedative-hipnotik. Dapat puladigunakan sebagai anxiolitik namun efek sampingnya cukup besar sehingga jarang digunakan.
Mekanisme kerja dari obat antipsikotik adalah bekerja secara antagonis dengan reseptor
dopamine. Dopamin di blok sehingga senyawa tersebut tidak dapat berinteraksi dengan resptor
baik pada prasinaptik maupun postsinaptik. Akibatnya kadar dopamine berubah sehingga efek
antipsikotik dapat terjadi.
8/3/2019 Alstonine Tugas Metabolit Sekunder
http://slidepdf.com/reader/full/alstonine-tugas-metabolit-sekunder 2/4
Struktur yang mungkin dari suatu senyawa sehingga memiliki efek antagonis terhadap
reseptor dopamine adalah
1. Rantai lurus yang terdiri dari tiga atom C yang mengikat dasar cincin nitrogen atau atom
N
2. Adanya cincin heterosiklik dengan jumlah atom = 6 yang tersubstitusi pada posisi 1 dan4. Substitusi pada posisi 4 yang memberikan efek terbaik adalah dengan penambahan
gugus fenil, metal atau hidroksi etil. (Siswandono, 2008)
Kedua hal tersebut memungkinkan suatu senyawa memiliki struktur yang mirip dopamine.
Sehingga dapat mengeblok reseptor dopamine. Dopamin dapat dibedakan menjadi reseptor
dopamine D1 dan D2. Reseptor D1 terdiri dari D1 dan D5. Sedangkan D2 terdiri dari reseptor
D2, D3, dan D4. O bat-obat klasik menghambat reseptor D1 pada fase simtom positif sedangkan
obat atypis menghambat reseptor D2 pada fase simtom negatif.
Mekanisme kerja dari obat sedatif-hipnotika adalah penghambatan terhadap reseptor GABAyang menyebabkan penghambatan pelepasan muatan listrik atau penghambatan impuls sehingga
terjadi penekanan sistem syaraf pusat.
Struktur yang mungkin dari senyawa yang berefek sebagai sedative-hipnotik adalah senyawa
yang memiliki koefisien partisi oktanol/air optimal = 100 atau log P = 2. Hal tersebut dapat
dicapai dengan :
1. Adanya gugus ionic yang sangat polar seperti OH, NH, COO NH2, SO2CH3
2. Adanya gugus hidrokarbon seperti alkil dan aril.
Sehingga jika kedua gugus tersebut berada dalam satu senyawa maka senyawa tersebut memilikinilai jumlah (log P) = 2. (Siswandono, 2008)
C. Skizofrenia
Menurut teori dopamine Skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopamine di
bagian limbig otak yang disebut sebagai gejala psikotis positif. Akan tetapi di bagian otak lain
aktivitas dopamine dapat berkurang yang dapat menimbulkan gejala yang disebut sebagai gejala
psikotis negative. Skizofrenia juga dapat disebabkan oleh adanya abnormalitas sistem
neurotransmitter seperti GABA, serotonin dan dopamine. (Tjay, 2007 )
Skizofrenia berkembang melalui dua tahapan yaitu fase akut dengan simtom positif
berupa halusinasi, daya organisasi kognitif yang terganggu, yang dialami kira-kira selama satu
bulan. Kemudian diikuti dengan fase sistom negative yang berupa berkurangnya daya bicara,
energy dan inisiatif. Fase yang berbeda tersebut diobati dengan dua jenis obat yang berbeda yaitu
antipsikotis klasik untuk simtom positif dan antipsikotis atipis untuk simtom negative.
8/3/2019 Alstonine Tugas Metabolit Sekunder
http://slidepdf.com/reader/full/alstonine-tugas-metabolit-sekunder 3/4
D. Aksi Alstonin sebagai antipsikotis
Alstonin memiliki efeksebagai agen antipsikotis dengan cara penghambatan terhadap
beberapa reseptor seperti reseptor serotonin HT-5, NDMA, serta dopamine. Untuk
penghambatan terhadap reseptor dopamine diketahui bahwa alstonin memiliki efek
penghambatan pada reseptor dopamine jenis D2. Sehingga digolongkan dalam obat antipsikotik jenis atipis antipsikotik. ( El izabeth, 2006 )
Pada percobaan dapat dibuktikan bahwa alstonin memiliki mekanisme aksi pada
beberapa sistem sekaligus. Bukan hanya sistem dopamine namun juga serotonin dan glutamate.
Alstonin tidak selektif terhadap reseptor dopamine. Karena pada penghambatan terhadap
reseptor diketahui bahwa alstonin memiliki afinitas pengikatan yang relative tinggi terhadap
reseptor serotonin 5-HT, dopamine dan NDMA. Bahkan pengikatan terhadap reseptor serotonin
5-HT justru lebih besar dibandingkan dengan reseptor dopamine. Sehingga efek yang
ditimbulkan bukan hanya sebagai antipsikotik tetapi juga sebagai anxiolitik. Anxiolitik juga
termasuk dalam gejala Skizofrenia. Sehingga pengobatan penyakit tersebut menjadi lebih efektif.
Hal tersebut dapat dijelaskan melalui hubungan truktur aktivitas dimana sebagai
antipsikotik alstonin memiliki struktur adanya atom N yang terikat pada cincin dengan terikat
pada rantai karbon CH2 dalam struktur siklis. Selain itu adanya sistem cincin lipofil serta adanya
gugus eter yang polar dan atom O yang dapat mengadakan ikatan hydrogen dengan air,
menyebabkan senyawa tersebut diperkirakan memiliki nilai koefisien partisi yang sesuai sebagar
agen antisedatifa-hipnotik.
Gbr. 1. Alstonine
8/3/2019 Alstonine Tugas Metabolit Sekunder
http://slidepdf.com/reader/full/alstonine-tugas-metabolit-sekunder 4/4
Daftar Pustaka
Elisabetsky E. and L. Costa-Campos, T he Alk al oid Al stonine: A Review of Its Pharmacol ogical Properties doi:10.1093/ecam/nek 011Review
Siswandono, Soekardjo, B., 2008, Kimia Medisinal Jil id 2, Airlangga University Press, Surabaya
Tjay, Tan Hoan, Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, E d. IV ., PT. Gramedia, Jakarta
Top Related