1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Liao et al., (2006) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan sumber terpenting bagi
perusahaan untuk menciptakan keuntungan jangka panjang, pembelajaran teknik-teknik baru,
penyelesaian masalah, menciptakan kompetensi inti dan membentuk situasi baru. Sedangkan
Reid (2003) menyatakan bahwa proses knowledge sharing menciptakan sebuah kesempatan bagi
perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi, solusi dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam
menghasilkan keuntungan kompetitif perusahaan.
Penelitian terkini mengenai upaya perusahaan dalam peningkatan keunggulan kompetitif
semakin berkembang dan banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara faktor-faktor yang menjadi kunci sukses seperti yang dinyatakan oleh Barney
(1991), Liao et al., (2006) dan Reid (2003) dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan adalah Luciana et al., (2008). Mereka menyatakan dalam dua hasil penelitiannya
bahwa knowledge sharing capability berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan
mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan yang selanjutnya berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan mentransformasi dan mengeksplotasi pengetahuan yang terbukti memiliki pengaruh
positif terhadap inovasi, khususnya proses inovasi.
Salah satu bentuk proses inovasi adalah tersedianya proses pelayanan yang lebih baik dari
sebelumnya (Tsai et al., 2001). Proses pelayanan merupakan keunggulan kompetitif yang
spesifik harus dimiliki oleh sektor industri jasa. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji lebih
lanjut, apabila teori innovation capability yang tercipta melalui knowledge sharing capability
tergambarkan pada industri jasa yang memiliki peranan strategis dalam penyebarluasan
2
informasi sebagai output dari knowledge. Salah satu industri yang memiliki peran tersebut adalah
industri penyiaran terutama di wilayah Barlingmascakeb.
Di wilayah Barlingmascakeb, industri penyiaran memiliki porsi terbesar dalam
penyebarluasan informasi terutama yang bersifat kedaerahan dibandingkan dengan industri
pertelevisian ataupun melalui media internet. Hal ini terbukti belum banyak terdapat perusahaan
televisi lokal dan belum meratanya jangkauan akses internet di wilayah ini. Oleh karena itu,
keberhasilan kinerja industri ini adalah proses pelayanan pemberian informasi yang baik sebagai
bentuk keunggulan kompetitifnya dengan memanfaakan dan mengelola knowledge dengan baik.
Penelitian terdahulu yang akan menjadi dasar penelitian ini dilakukan oleh Luciana et al.,
(2008) yang berjudul hubungan antara knowledge sharing capability, absorptive capacity dan
mekanisme formal: studi kasus industri teknologi informasi dan komunikasi di indonesia, dan
penelitian lanjutannya yaitu knowledge sharing capability, absorptive capacity, and innovation:
an empirical study of Indonesia’s information and communication technology industries.
Berdasarkan pemaparan di atas, topik penciptaan inovasi melalui proses knowledge
sharing menarik untuk dikaji lebih mendalam pada industry yang berbeda dengan pennelitian
sebelumnya. Adapun penelitian ini berupaya untuk menguji innovation capability melalui proses
knowledge sharing capability pada industri penyiaran dengan judul: “Peran Knowledge Sharing
Pada Innovation Capability Melalui Absorptive Capacity Yang Dimoderasi Oleh Mekanisme
Formal : Studi Pada Industri Penyiaran Di Wilayah Barlingmascakeb”.
B. Perumusan Masalah Penelitian
1. Apakah kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge
collecting (Knowledge Sharing Capability) akan berpengaruh positif terhadap potential
absorptive capacity (PAC)?
3
2. Apakah kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan
(potential absorptive capacity) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam
mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity).
3. Apakah ada hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi
pengetahuan (potential absorptive capacity) dengan kemampuan perusahaan
mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity)
dimoderasi oleh mekanisme formal.
4. Apakah Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui inovasi produk dan inovasi
proses.
C. Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah penelitian ini adalah:
1. Responden yang akan diteliti adalah stasiun radio pada industri penyiaran di wilayah
Barlingmascakeb.
2. Sampel yang akan diteliti adalah staf dan pegawai pada industri penyiaran di wilayah
Barlingmascakeb yang dikategorikan sebagai knowledge worker yaitu di bagian siaran yang
memiliki kriteria sebagai berikut (Pasaribu, 2009) :
a. Berpendidikan tinggi, minimal telah lulus SLTA/sederajat.
b. Memiliki banyak pengalaman yang terlibat secara maksimal dalam pekerjaan pada
penciptaan (inovasi).
c. Dapat bekerja secara improvisasi.
d. Memiliki kedalaman keahlian melalui fungsi dan tugas-tugas lain.
4
e. Dapat mobile dan fleksibel dalam kerja tim.
f. Secara langsung menjadi kekuatan produksi dalam perusahaan.
g. Dapat menjadi wirausaha potensial dalam mengelola perusahaan.
D. Tujuan Penelitan
Tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
F. Model penelitian
Gambar 1. Model Penelitian
5
II. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
termasuk confirmatory reseach, karena dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian
dan melibatkan prosedur yang tepat dan sumber data yang spesifik. Unit analisis pada
penelitian ini adalah stasiun radio pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 - Januari 2011.
4. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Knowledge Sharing Capabilty
karena memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan Innovation Capability pada
industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh stasiun radio pada industri penyiaran di
wilayah Barlingmascakeb.
b. Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
non-probability sampling yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas
yang sama untuk dipilih menjadi sampel atau pemilihan anggota sampel tidak secara acak
dan bersifat subjektif (Sekaran, 2003). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
6
adalah purposive sampling yaitu memilih sampel didasarkan dengan kriteria tertentu
(Sekaran, 2003).
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan (judgement) yaitu staf dan pegawai pada industri penyiaran di wilayah
Barlingmascakeb yang dikategorikan sebagai knowledge worker yaitu staf dan karyawan
di bidang siaran. Setiap perusahaan diwakili oleh lima sampel. Penetapan sampel
dilakukan melalui diskusi terlebih dahulu dengan pihak SDM atau manajer siaran.
Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam Smart PLS relatif kecil dengan perkiraan
kasar yaitu (1) sepuluh kali dengan jumlah terbesar dari indicator (kausal) formatif
(catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indicator dapat diabaikan),
atau (2) sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada konstruk
tertentu dalam model structural (Ghozali, 2008). Jumlah minimal sampel yang
dibutuhkan berdasarkan penggunaan software Smart PLS adalah 10 x n variabel, jadi
sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 10 x 4 variabel = 40
sampel.
6. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi.
b. Kuesioner
c. Studi Pustaka
8. Definisi Konseptual dan Operasional
a. Knowledge Sharing Capability
Definisi knowledge sharing capability yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan Van den Hooff dan Van Weenen yang menyatakan bahwa organizational
7
knowledge sharing diantara pegawai terdiri dari dua proses yaitu knowledge donating
dan knowledge collecting.
Operasional:
1) Knowledge Donating, kemampuan karyawan untuk menyampaikan pengetahuan
yang dimiliki, meliputi pengalaman kerja, gagasan, keahlian dan informasi kontekstual
kepada karyawan yang lain.
2) Knowledge Collecting, kemampuan karyawan untuk mengumpulkan pengetahuan
dari karyawan, meliputi pengetahuan pengalaman kerja, gagasan, keahlian dan informasi
kontekstual
b. Absorptive Capacity
Absorptive capacity terdiri dari potential absorptive capacity (akuisisi, asimilasi)
dan realized absorptive capacity (transformasi, eksploitasi). Definisi ini diadaptasi
seperti yang diutarakan Zahra and George (2002).
Operasional:
1) Akuisisi, intensitas usaha dan kecepatan perusahaan dalam mengidentifikasi dan
memperoleh pengetahuan yang diperlukan bagi aktivitas operasinya yang
diperoleh dari lingkungan eksternal.
2) Asimilasi, kemampuan perusahaan untuk menelaah atau mengkaji pengetahuan
terdahulu yang dimiliki, mensintesis pengetahuan, dan mengkombinasi
pengetahuan yang diperoleh dari sumber-sumber eksternal.
3) Transformasi, kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memperbaiki
rutinitas yang memfasilitasi penggabungan pengetahuan yang ada dengan
pengetahuan yang baru diperoleh.
8
4) Eksploitasi, kemampuan perusahaan untuk memperbaiki, memperluas, dan
mengangkat kompetensi yang ada atau menciptakan yang baru dengan
menggabungkan pengetahuan yang diperoleh.
c. Mekanisme Formal
Minbaeva et al., (2003) mengutarakan bahwa aktivitas manajemen sumber daya
manusia yang spesifik memiliki dampak yang positif bagi perkembangan kemampuan
menyerap pengetahuan. Pelatihan dianggap menjadi satu praktik sumber daya manusia
yang paling signifikan untuk proses pembelajaran organisasi (Nonaka dan Takeuchi,
1995).
Operasional:
1) Aktivitas penelitian dan pengembangan, intensitas usaha perusahaan dalam
merealisasikan penelitian dan pengembangan.
2) Aktivitas sumberdaya manusia, intensitas perusahaan untuk memberikan
pelatihan, seminar, rotasi kerja dan pendidikan lanjut bagi para karyawan.
d. Innovation Capability
West dan Farr (1990) mendefinisikan inovasi sebagai pengenalan baru dan
aplikasi dalam peranan kelompok, organisasi, yang berupa ide, proses, produk serta
prosedur menjadi unit-unit baru yang relevan di desain untuk diadaptasi yang
memberikan keuntungan secara signifikan bagi individu, kelompok, organisasi atau
masyarakat. Walker et al., (2002) membedakan inovasi menjadi dua yaitu produk dan
proses inovasi.
9
Operasional:
Innovation capability dibedakan menjadi dua yaitu inovasi produk dan inovasi
proses. Inovasi produk termasuk didalamnya perbaikan produk, produk yang telah
dimodifikasi, atau bentuk jasa baru lain. Sedangkan inovasi proses antara lain
keberhasilan kinerja perusahaan dalam melakukan perubahan perbaikan, moderasi dan
aktivitas operasional atau proses administrasis atau membuat prosedur kerja baru untuk
aktivitas jasa yang lain.
B. Teknik Analisis Data
1. Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala enam (1 :
sangat tidak setuju, 6 : sangat setuju). Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini akan diuji
dengan menggunakan metode SEM dengan alat analisis PLS (Partial Least Square). PLS
merupakan analisis SEM menggunakan basis variance. Sebagai alternatif pendekatan, PLS
mampu memberikan keunggulan yang mengatasi kelemahan pendekatan SEM berbasis
covariance.
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur kesahan atau validitas suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan hal
yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas dilakukan terkait dengan
validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Indikator yang digunakan adalah Average Variance Extracted (AVE) yang
merupakan pengukuran sebaran varian antara sebuah konstruk dan indikatornya atau yang
10
lebih dikenal sebagai validitas konvergen. Validitas konvergen terpenuhi jika konstruk
memiliki AVE dengan ambang minimal 0.5 (Hair et al., 2006).
Validitas diskriminan akan diperoleh jika angka tingkat korelasi sebuah konstruk
dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibanding dengan angka tingkat korelasi antara
konstruk tersebut dengan indikator-indikator konstruk-konstruk lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa konstruk tersebut memprediksi indikator-indikatornya dengan lebih
baik dibandingkan dengan indikator-indikator konstruk lainnya (Ghozali, 2006).
Terdapat dua cara untuk menilai validitas diskriminan. Pertama, setiap item dalam
konstruk harus memiliki loading tinggi pada konstruk dan cross loadingnya harus lebih
rendah dibanding dengan loading item dalam konstruk. Ketika item-item yang memiliki
nilai loading lebih rendah pada konstruknya tetapi pada konstruk yang lain (cross loading)
memiliki nilai lebih tinggi, maka item-item tersebut harus dibuang atau tidak digunakan.
Cara kedua untuk mengukur validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar
AVE setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya. Jika nilai akar AVE lebih
besar dari korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, berarti validitas diskriminan
terpenuhi (Fornell dan Lackner dalam Ghozali, 2006).
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan tingkat stabilitas, akurasi dan konsistensi dari suatu alat
ukur (instrumen) (Cooper dan Schindler, 2006). Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban responden terhadap item pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Perbedaannya dengan validitas adalah bahwa reliabilitas tidak terkait dengan apa
yang harus diukur tetapi bagaimana suatu konstruk diukur (Hair et al., 2006).
11
Penelitian ini akan mengukur internal consistency yang merupakan sebuah
pengukuran korelasi antar item. Konsistensi internal mengimplikasikan banyaknya item
yang mengukur sebuah konstruk dan saling keterkaitan antar satu item dengan yang lain.
Indikator yang digunakan adalah composite reliability dengan ambang minimal 0,7 untuk
mengindikasikan adanya konvergensi yang cukup atau adanya konsistensi internal (Hair et
al., 2006).
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Stasiun radio yang diteliti dapat dikelompokan menjadi empat kelompok berdasarkan
kepemilikannya,yaitu:
a. Radio Pemda
b. Radio Nasional
c. Radio swasta perorangan
d. Radio swasta kelompok/jaringan
Pendataan kepemilikan radio ini menjadi dasar untuk pengambilan stasiun radio
yang akan dijadikan lokasi penelitian, karena terdapat stasiun radio yang berada pada
perusahaan yang sama. Oleh karena itu, hanya di ambil satu stasiun radio yang dijadikan
lokasi penelitian apabila dalam Kabupaten tersebut terdapat stasiun radio yang tergabung
pada perusahaan yang sama. Hal ini yang menyebabkan jumlah stasiun radio yang dapat
dijadikan lokasi penelitian berjumlah 26 stasiun radio.
12
Tabel 1. Daftar Nama Radio di Wilayah Barlingmascakeb
Kabupaten Jumlah persentaseKebumenCilacapBanjarnegaraPurbalinggaBanyumas
6 radio5 radio3 radio5 radio7 radio
23,0819,2311,5419,2326,92
Jumlah 26 radio 100Sumber: data primer diolah
2. Gambaran Umum Subjek Penelitian
a. Hasil pengumpulan responden
Tabel 2. Analisis Tingkat Responsi Kuesioner
Keterangan kuesioner Jumlah kuesioner PersentaseKuesioner yang didistribusikanKuesioner yang mendapatkan responKuesioner yang tidak kembaliKuesioner yang tidak lengkapKuesioner yang dapat diolah
120 109 112
107
10090,839,171,6789,17
Sumber: data primer diolah
b. Karakteristik Responden
1) Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah PersentaseLaki-lakiPerempuan
5156
47,6652,34
Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah
2) Gambaran umum responden berdasarkan usia
Tabel 4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Jenis kelamin Jumlah Persentase< 2021 – 3031 – 4041 – 50> 50
2062187-
18,6957,9516,826,54
-Jumlah 107 100
13
Sumber: data primer diolah
3) Gambaran umum responden berdasarkan jabatan/bagianTabel 5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan / Bagian
Jabatan/bagian Jumlah PersentasePenyiarProduksi, iklan, MDTim kreatifManajer siaran
89729
83,186,541,878,41
Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah
4) Gambaran umum responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhirTabel 6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir
Jumlah Persentase
SMADIIIS1S2Lain-lain : DII
631132-1
58,8810,2829,91
-0,93
Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Validitas
a. Convergent Validity
14
Gambar 4. Outer loading akhir setelah Reestimate
b. Discriminant Validity
Tabel 7. Korelasi Antar IndikatorIndikator laten
KSC PAC MF PAC * MF
RAC IC
KD1KD2KD3KD4KD5KD6KD7KD8KC1KC2KC3KC4KC5KC7KC8AK1AK2AK3AK4AS1AS2
0,829801 0,870345 0,762400 0,826133 0,684339 0,659321 0,689693 0,6173540,764336 0,779103 0,5851250,7842880,5509920,5828410,5458130,6187590,6082500,6163380,5286650,5795230,636319
0,7704850,7414150,6841460,7645790,4530030,4458870,4623600,3202520,6031470,5337390,441849 0,580476 0,273745 0,206515 0,146003 0,8107500,8290640,7986960,6310210,8051410,784360
0,5813110,5308290,4961180,5255900,5083270,4633210,4495680,3079010,4140090,3739280,3474740,3620900,3148400,1282270,1860450,4702380,4802200,5585630,5248230,5046870,654440
-0,692610 -0,618850 -0,590666 -0,690752 -0,384115 -0,356364 -0,340067 -0,301969-0,574972 -0,563485 -0,414041 -0,623506 -0,170576 -0,276790 -0,263033-0,549327-0,507949-0,457216-0,445742-0,470641-0,538295
0,719111 0,6944850,660177 0,709574 0,3687850,386981 0,368700 0,3062770,575672 0,5014680,347818 0,514630 0,2862270,1412760,1639400,5926170,568409-0,4157410,5478880,6568590,766183
0,6299650,5853120,4531030,6095400,4666250,5024600,4164900,3477490,5719830,5759660,4461280,6181070,2518300,2103600,1810980,5403240,5419940,5374970,4578090,6655660,614726
15
EK1EK2EK3TR1TR2TR3MF1MF2MF3MF4MF5MF6IC1IC2IC3IC4IC5IC6AK1*MF1 AK1*MF2 AK1*MF3 AK1*MF4 AK1*MF5 AK1*MF6 AK2*MF1 AK2*MF2 AK2*MF3 AK2*MF4 AK2*MF5 AK2*MF6 AK3*MF1 AK3*MF2 AK3*MF3 AK3*MF4 AK3*MF5 AK3*MF6 AK4*MF1 AK4*MF2 AK4*MF3 AK4*MF4 AK4*MF5 AK4*MF6 AS1*MF1
0,6769310,3881090,6381480,5043760,6001570,5841970,5971380,6024590,5703270,2863460,3709320,2643510,6589670,5911300,4622200,6172650,5249850,478973-0,641802 -0,668738 -0,616970 -0,588000 -0,669604 -0,583138 -0,631642 -0,676228 -0,612329 -0,575372 -0,658522 -0,569387 -0,649820 -0,664521 -0,592355 -0,503938 -0,585695 -0,479030 -0,661725 -0,690527 -0,613788 -0,446407 -0,484019 -0,589977 -0,624546
0,7582110,5198660,6848450,6006000,7465350,6748760,7041620,6471900,6149150,4532580,4461650,2708530,7105860,6348340,5536130,6539210,4707640,436014-0,579171-0,622756-0,566305-0,596666-0,607736-0,490754-0,555568-0,613326-0,550280-0,570953-0,588184-0,488917-0,591063-0,641548-0,548986-0,533192-0,521167-0,435436-0,611169-0,638108-0,578900-0,405682-0,458996-0,478058-0,538757
0,6535840,4773780,6425810,5485430,6876130,5800040,8726640,8717280,8953030,7502250,7473150,6015140,5823250,5035330,4307570,5118590,6674190,668936-0,452014 -0,465347 -0,387812 -0,334574 -0,361793 -0,252138 -0,423670 -0,448010 -0,365043 -0,302427 -0,349473 -0,231249 -0,408378 -0,422699 -0,383289 -0,298663 -0,359104 -0,261874 -0,394309 -0,415398 -0,366545 -0,291597 -0,376000 -0,242666 -0,379815
-0,621337 -0,308795 -0,507184 -0,367996 -0,561761 -0,573246-0,424432 -0,487444 -0,365583 -0,215732 -0,293169 -0,198600 -0,501555 -0,525440 -0,308149 -0,482838 -0,383037 -0,346804 0,932229 0,914974 0,931937 0,885776 0,931440 0,854255 0,935478 0,920820 0,940274 0,884292 0,927727 0,839180 0,919868 0,917031 0,878496 0,816907 0,878713 0,776144 0,954560 0,951895 0,937536 0,642741 0,670194 0,845373 0,842816
0,8466160,7513740,8465930,7193320,8698500,8487550,7247140,6941090,7079650,4525900,4556020,3422710,7019310,647936 0,5660560,676282 0,4412040,415362-0,627663-0,624442-0,590988-0,546634-0,587792-0,438587-0,597025-0,605343-0,561991-0,531318-0,585670-0,415741-0,580874-0,589658-0,580100-0,534865-0,602310-0,429028-0,594371-0,586052-0,578290-0,320236-0,400116
-0,434808-0,555674
0,7659690,5279680,6227140,4406930,5355950,5955560,6581260,5713560,5597700,4472320,4640830,4560550,8969630,8717430,8141490,8652840,7115160,696016-0,474052 -0,502801 -0,416933 -0,432718 -0,503653 -0,517781 -0,443595 -0,484005 -0,388239 -0,392873 -0,488087 -0,500055 -0,474179 -0,496841 -0,428169 -0,385071 -0,484368 -0,468920 -0,483306 -0,522745 -0,420422 -0,258943 -0,340618 -0,483255 -0,561350
16
AS1*MF2 AS1*MF3 AS1*MF4 AS1*MF5 AS1*MF6 AS2*MF1 AS2*MF2 AS2*MF3 AS2*MF4 AS2*MF5 AS2*MF6
-0,682547 -0,605910 -0,512634 -0,632847 -0,575473 -0,604729 -0,678021 -0,589234 -0,587503 -0,637826 -0,557974
-0,583453-0,531095-0,470916-0,511785-0,486013-0,604080-0,631114-0,579520-0,486374-0,574533-0,443907
-0,398527 -0,326147 -0,187773 -0,287526 -0,224657 -0,574797 -0,604122 -0,555242 -0,394688 -0,489952 -0,358454
0,899276 0,843835 0,769032 0,857197 0,878094 0,801951 0,883060 0,809068 0,812698 0,873956 0,777271
-0,543245-0,516288-0,320912-0,457753-0,430581-0,595007-0,583765-0,562216-0,418291-0,553363-0,341843
-0,569416 -0,510294 -0,318132 -0,525358 -0,436293 -0,503257 -0,516229 -0,461554 -0,368038 -0,472372 -0,444011
Sumber : data primer diolah
c. Nilai average variance extracted dan square root of average variance extracted (Akar Kuadrat AVE)
Tabel 8. AVE dan Akar Kuadrat AVEKonstruk AVE Akar AVEKSCPACPAC*MFRACMFIC
0,5039700,6073730,7533020,6654180,6343590,661121
0,7099080,7793410,8679290,8157310,7964660,813093
Sumber : data primer diolah
Tabel 9. Korelasi Antar Konstruk
Konstruk IC KSC MF PAC PAC*MF RACIC KSCMFPACPAC*MFRAC
0,8130930,687614 0,667250 0,722538 -0,529813 0,723579
0,7099080,596163 0,770200 -0,699316 0,703649
0,7964660,687639 -0,436642 -0,436642
0,779341-0,6367440,822136
0,867929-0,614931 0,815731
Sumber : data primer diolah
2. Uji Reliabilitas
Tabel 10. Composite Reliability dan Cronbachs Alpha
17
Konstruk Composite Reliability Cronbachs Alpha KeteranganKSCPACPAC*MFRACMFIC
0,9371380,9020980,9909220,9223300,9109990,920609
0,9317610,8686410,9904340,8985900,8853600,897161
ReliabelReliabelReliabelReliabelReliabelReliabel
Sumber : data primer diolah
3. Pengujian Model Struktural
Tabel 11. Nilai R-square
Konstruk R Square(R2)
PACRAC
IC
0,5932080,7473460,523567
Sumber : data primer diolah
4. Pengujian Hipotesis
Tabel 12. Path Coefficient’s
Hipotesis Hubungan Antar konstruk
Original Sample (O)
T-hitung ….
P-value Keterangan
H1 KSC -> PAC 0,770200 11,887374 1.8477E-21 Diterima H2 PAC ->
RAC 0,496922 3,962959 6.76247E-05Diterima
H3 PAC * MF -> RAC -0,154466 1,187230 0.118907941
Ditolak
H4 RAC -> IC 0,723579 10,244924 8.63581E-18 DiterimaSumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas, nilai original sample menunjukkan uji hubungan yang
positif atau negatif antarvariabel. Sedangkan T-hitung digunakan sebagai dasar perhitungan
P-value. P-value digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian dengan tingkat
signifikan atau alpha (α) sebesar 5%. Apabila P-value<alpha maka Ha diterima dan H0
ditolak, sebaliknya apabila P-value>alpha maka H0 diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu,
maka dapat disimpulkan bahwa:
18
a. Hipotesis pertama
Hipotesis 1: Kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan
knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) akan berpengaruh positif terhadap
potential absorptive capacity (PAC).
Uji hubungan antar konstruk menunjukkan bahwa variabel Knowledge Sharing
Capability (KSC) berpengaruh positif terhadap Potential Absorptive Capacity (PAC). Hal
ini ditunjukkan berdasarkan tabel 12, bahwa nilai original sample dari Knowledge
Sharing Capability dengan Potential Absorptive Capacity sebesar 0,770200. Nilai
P-value untuk hubungan konstruk KSC dan PAC yaitu 1.8477E-21, artinya signifikan
karena lebih kecil dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti, H1 yang
menyatakan bahwa Kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan
knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) berpengaruh positif terhadap
potential absorptive capacity (PAC) diterima.
b. Hipotesis kedua
Hipotesis 2: Kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi
pengetahuan (PAC) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam
mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (RAC).
Uji hubungan antar konstruk menunjukkan bahwa variabel Potential Absorptive
Capacity (PAC) berpengaruh positif terhadap Realized Absorptive Capacity (RAC). Hal
ini ditunjukkan berdasarkan tabel 12, bahwa nilai original sample dari Knowledge
Sharing Capability dengan Potential Absorptive Capacity sebesar 0,496922. Nilai P-
value untuk hubungan konstruk PAC dan RAC yaitu 6.76247E-05, artinya signifikan
karena dan lebih kecil dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti, H2 yang
menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi
19
pengetahuan (PAC) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam
mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (RAC) diterima.
c. Hipotesis ketiga
Hipotesis 3: Hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan
mengasimilasi pengetahuan (PAC) dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan
mengeksploitasi pengetahuan (RAC) dimoderasi oleh mekanisme formal.
Berdasarkan tabel 12, dapat terlihat bahwa uji hubungan antara variabel interaksi
antara Potential Absorptive Capacity (PAC) dan Mekanisme Formal (MF) berpengaruh
negatif terhadap Realized Absorptive Capacity (RAC) dengan nilai original sample
sebesar -0,154466. Nilai P-value untuk hubungan konstruk interaksi PAC*MF dan RAC
yaitu 0.118907941, artinya tidak signifikan karena lebih besar dibandingkan nilai alpha
sebesar 0,05. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan
hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan
(PAC) dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi
pengetahuan (RAC) dimoderasi oleh mekanisme formal ditolak.
d. Hipotesis keempat
Hipotesis 4: Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif
pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui
Innovation Capability (IC).
Berdasarkan tabel 12, dapat terlihat bahwa uji hubungan antara variabel Realized
Absorptive Capacity (RAC) berpengaruh positif terhadap Innovation Capability (IC)
dengan nilai original sample sebesar 0,723579. Nilai P-value untuk hubungan konstruk
interaksi RAC dan IC yaitu 8.63581E-18, artinya signifikan karena lebih kecil
dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti H4 yang menyatakan bahwa
20
Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui Innovation Capability
(IC) diterima.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb, sehingga
hasilnya dapat berbeda apabila penelitian dilakukan di industri lain atau pada cakupan
wilayah yang lebih luas, dikarenakan perbedaan lingkungan ataupun karakteristik lain.
2. Waktu dalam pengumpulan data Penelitian ini adalah cross sectional sehingga memiliki
keterbatasan untuk memperoleh informasi untuk mengetahui pelaksanaan proses
knowledge sharing yang terjadi di setiap perusahaan radio. Oleh karena itu, penelitian
selanjutnya diharapkan dapat dilakukan secara longitudinal.
3. Penelitian ini menggunakan metode survey, sehingga memiliki keterbatasan dalam
mendapatkan informasi mendalam mengenai proses innovation capability di setiap
perusahaan radio. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan metode studi
kasus untuk dapat mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai innovation capability
di industry penyiaran.
4. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smart PLS 2.0 yang memiliki
dasar perhitungan SEM yang berbasis variance yang memiliki beberapa kekurangan.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis SEM yang berbasis
covariance.
21
5. Pada penelitian ini peneliti tidak dapat mendampingi semua responden, sehingga terdapat
kemungkinan terjadinya efek Common method bias, yaitu bias yang terjadi karena
responden menilai sendiri untuk setiap item pertanyaan (self report). Hal tersebut dapat
terjadi karena tingkat subjektifitas responden sangat tinggi dalam menilai dan peneliti
tidak dapat memberikan pemahaman secara langsung dalam pengisian kuesioner. Saran
untuk penelitian mendatang adalah peneliti sebaiknya dapat mendampingi setiap
responden dalam mengisi kuesioner.
IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan perusahaan radio dalam melakukan
knowledge donating dan knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) secara signifikan
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi
pengetahuan (potential absorptive capacity), potential absorptive capacity secara signifikan
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mentransformasi dan mengeksploitasi
pengetahuan (realized absorptive capacity), dan realized Absorptive Capacity (RAC) secara
signifikan berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui Innovation Capability (IC). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat peran
knowledge sharing terhadap innovation capability pada perusahaan radio di wilayah
Barlingmascakeb
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai upaya dalam meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan, pihak manajemen perusahan sebaiknya memperhatikan kebijakan yang
terkait dengan pengelolaan knowledge terutama pada kemampuan dalam melakukan knowledge
22
collecting. Upaya yang dapat dilakukan berupa memfasilitasi para karyawan sedepartemen atau
antardepartemen dalam forum diskusi dan meningkatkan intensitas pertemuan secara formal.
Perusahaan sebaiknya dapat secara konsisten mempertahan kemampuannya dalam
mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan (PAC) serta mentransformasi dan mengeksploitasi
pengetahuan (RAC). Dalam upaya menciptakan proses inovasi, perusahaan sebaiknya
memberikan perhatian yang lebih terhadap kemampuannya dalam mentransformasi dan
mengeksploitasi pengetahuan (RAC), karena hal ini berpengaruh secara signifikan. Upaya yang
dapat dilakukan dalam penciptaan proses inovasi, perusahaan sebaiknya meningkatkan
penggunaan teknologi baik dalam proses administrasi ataupun produksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Barney, J., 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management. Vol. 17. No. 1. pp. 99-120.
Cohen, W.M., and Levinthal, D. A., 1990. Absorptive capacity: A new perspective on learning and innovation. Administrative Science Quarterly. Vol. 35. pp. 128-152.
Cooper, R.D., dan Emory, W.C., Metode Penelitian Bisnis. 1996. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
C.T. Tsai, K.L. Huang and C.F. Kao., The relationships among organizational factors, creativity of organizational members and innovation capability, Journal of Management 18 (2001) 527–66. [In Chinese.]
Ghozali, I., 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C., 2006. Multivariate Data Analysis, 6th ed., Prentice Hall International.
Hooff, V. D., and Weenen, F. L., 2004. Committed to share: Commitment and CMC use as antecedents of knowledge sharing. Knowledge and Process Management. Vol. 11. No.1. pp. 13–24.
Liao, S. H., Wu, C. F., and Chih, C. C., 2007. Knowledge sharing, absorptive capacity and innovation capability: An empirical study of Taiwan’s knowledge intensive industries. Journal of Information Science. pp. 1-20.
Luciana, A., Govindaraju, R., Samadhi, A.T.M.A., dan Sudirman, Iman., 2008. Hubungan antara knowledge sharing capability, absorptive capacity dan mekanisme formal: studi kasus industri teknologi informasi dan komunikasi di indonesia. Jurnal teknik industri. Vol. 10. No. 2. pp. 158-170.
23
Luciana, A., dan Govindaraju, R., Knowledge sharing capability, absorptive capacity, and innovation: an empirical study of Indonesia’s information and communication technology industries. Journal of ICT. Vol. 8. pp. 85-102.
Minbaeva, D., Pedersen, T., Bjorkman, I., Fey, C.F., and Park, H.J., 2003. “MNC Knowledge Transfer, Subsidiary Absorptive Capacity, and HRM.” Journal of International Business Studies. Vol. 34. pp. 586 – 99.
Nonaka, I., and Takeuchi, H., 1995. The knowledge creating company: How Japanese companies create the dynamics of innovation. Oxford University Press. New York.
Pasaribu, M., 2009. Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan Perusahaan, Studi Kasus : Best Practise Sharing di PLN. Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Jakarta.
Reid, F., 2003. “Creating a knowledge sharing culture among diverse business units”, Employment Relations Today.Vol. 30. No. 3. pp. 43-9.
Sekaran, U., (2003). Research methods for business, a skills building approach. John Wiley and Sons. United States of America.
Walker, R., Jeanes, E., and Rowlands, R., 2002. Measuring innovation : Applying the literature-based innovation output indicator to public services. Public Administration. Vol. 80. pp. 201-214.
West, M. A., and Farr, J. L., (1990). Innovation and creativity at work. Psychological and Organizational Strategies. pp. 3-13.
Zahra, S. A., and George, G., 2002. Absorptive capacity: A review, reconceptualization, and extension. Academy of Management Review. pp. 185-203.