LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya
dibubarkan semua. Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai, disebut proses
realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada kreditur dan pembayaran kembali
sisa modal kepada para anggota disebut proses likuidasi.
Umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:
1. Mengkonversi aktiva non kas menjadi kas
2. Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa
likuidasi
3. Menyelesaikan seluruh kewajiban
4. Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka
Proses likuidasi mengasumsikan bahwa persekutuan mampu membayar hutang-
hutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban. Juga diasumsikan
bahwa semua sekutu memiliki bagian dalam aktiva bersih persekutuan, tidak ada hutang yang
berasal dari pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva dikonversikan menjadi kas sebelum
kas didistribusikan kepada sekutu.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat
sesuai prioritas:
1. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
2. Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain modal dan laba
Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya
Prosedur dalam likuidasi
1. Rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih selama
periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing, lalu persekutuan
siap dilikuidasi.
NAMA : SANDY
WIJAYANTI
NIM : 090810301118
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang, bila ada perbedaan nilai buku dan
realisasi yang menunjukkan untung atau rugi harus dibagi antara anggota sesuai
perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal lalu sebagai dasar penyelesaian.
3. Bila dijumpai seorang anggota mempunyai saldo debit di rekening modalnya, di lain
pihak ia mempunyai piutang pada persekutuan, maka piutang menutup saldo debit.
4. Bila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka harus dibayarkan dahulu pada
kreditur extern, lalu dibayarkan saldo modal masing anggota.
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir
Misalnya persekutuan tuan A, B, C dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian
laba (rugi) persekutuan diatur dengan perbandingan 30%, 30%, 20%, dan 20%. Neraca per 1
mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukkan saldo:
AKTIVA HUTANG&MODAL
Kas ……………………..……... Rp 10.000 Hutang dagang ...…………….. Rp 75.000
Aktiva lain-lain ……………….. Rp 180.000 Hutang kepada tuan B ...…….. Rp 6.000
Hutang kepada tuan D ...…….. Rp 5.000
Modal, A …………………….. Rp 42.000
Modal, B ……………………... Rp 31.500
Modal, C ……………………... Rp 20.500
Modal, D ……………………... Rp 10.000
Jumlah aktiva Rp 190.000 Jumlah hutang & modal Rp 190.000
Berikut beberapa kemungkinan dalam pelaksanaan realisasi pengubahan aktiva lain
menjadi uang tunai dan proses likuidasi selanjutnya:
1. Realisasi aktiva lain Rp 140.000. Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain dibebankan
ke rekening modal masing anggota dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh
saldo modal.
Nilai buku aktiva lain-lain 180.000
Dijual (direalisasi) menjadi kas 140 . 000
Rugi dalam realisasi 40.000
kerugian dibagi antara masing-masing A, B, C, D dengan perbandingan 30%, 30%,
20%, 20%.
Pembebanan kerugian realisasi pada rekening modal masing-masing:
A = 30% x 40.000 = 12.000
B = 30% x 40.000 = 12.000
C = 20% x 40.000 = 8.000
D = 20% x 40.000 = 8.000
Jurnal yang perlu di catat untuk penjualan aktiva lain adalah:
a) Kas 140.000Modal A 12.000Modal B 12.000Modal C 8.000Modal D 8.000
Aktiva lain-lain 180.000
b) Hutang dagang 75.000Kas 75.000
c) Hutang kepada B 6.000Hutang kepada D 5.000Modal A 30.000Modal B 19.000Modal C 12.000Modal D 2.000
Kas 75.000
2. Realisasi aktiva lain-lain sebesar 120000. Pembebanan kerugian melampaui saldo
rekening modal beberapa anggota sehingga harus ditutup dengan saldo piutang
kepada persekutuan dan mengalami kerugian dalam realisasi sebesar 60.000.
Pembebanan kepada masing-masing anggota mengakibatkan saldo tuan D tidak cukup
untuk menutup kerugian piutang. Maka selisih kerugian yang tersisa harus ditutup
dengan sebagian piutang yang bersangkutan sebelum tuan D menerima kembali atas
hak persekutuan. Dalam likuidasi ini, tuan D akan menerima hak dalam persekutuan
sebesar 3.000. Maka jurnal yang diperlukan sebagai berikut:
a) Kas 120.000Modal A 18.000Modal B 18.000Modal C 12.000Modal D 12.000
Aktiva lain-lain 180.000b) Hutang dagang 75.000
Kas 75.000c) Hutang kepada D 2.000
Modal D 2.000d) Hutang kepada B 6.000
Hutang kepada D 3.000
Modal A 24.000Modal B 13.500Modal C 8.500
Kas 55.000
3. Realisasi aktiva lain-lain sebesar 100000. Kerugian realisasi aktiva lain-lain
mengakibatkan defisitnya rekening modal seorang anggota. Kerugian tersebut sebesar
80000. Pembebanan rugi realisasi aktiva kepada masing-masing anggota
mengakibatkan tuan D mempunyai defisit terhadap hak-hak dalam persekutuan. Jika
setoran tuan D tidak segera dilakukan, sedangkan para anggota lainnya menuntut
segera dibayarkan, maka pembayaran kepada para anggota lainnya diatur sebagai
berikut:
a) Untuk sementara defisit model D dianggap tidak dapat disetor, dan diperlakukan
sebagai kerugian yangharus ditanggung oleh anggota lainnya.
b) Hak masing-masing anggota setelah dikurangi bagian atas kerugian defisit modal
D, merupakan jumlah hak anggota yang mendapat prioritas untuk dibayar dulu.
Setoran kemudian oleh tuan D dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai
dengan saldo hak mereka yang belum terbayar. Maka jurnal yang diperlukan:
a) Kas 100.000Modal A 24.000Modal B 24.000Modal C 16.000Modal D 16.000
Aktiva lain-lain 180.000b) Hutang dagang 75.000
Kas 75.000c) Hutang kepada D 5.000
Modal D 5.000d) Hutang kepada B 6.000
Modal A 17.625Modal B 7.125Modal C 4.250
Kas 35.000e) Kas 1.000
Modal 1.000f) Modal A 375
Modal B 375Modal C 250
Kas 1.000
Top Related