7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
2.1.1 Pengertian
Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang
diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif,
tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam masyarakat paradigma sehat. Untuk menyukseskan
GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, Peran
Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang
peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan
masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya
untuk berperilaku sehat, baik Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaannya (Kemenkes RI, 2016).
GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar
mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Secara khusus,
GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban
biaya kesehatan (Kemenkes RI, 2016).
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah
bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS dapat
8
dilakukan dengan cara : melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah,
tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS
secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan
aktivitas fisik 30 menit perhari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur, dan 3)
Memeriksakan kesehatan secara rutin. Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri
sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga dan tidak membutuhkan biaya yang
besar (Kemenkes RI, 2016).
Terdapat program penyuluhan dalam rangka pendekatan keluarga dan
gerakan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Susoh. Program gerakan
masyarakat ini sudah dilakukan sejak tanggal 21 April 2018, kegiatan yang dilakukan
adalah intervensi gizi dengan melakukan aktivitas fisik (kesehatan olahraga) dan
pendidikan dengan 7 tema yang berkaitan dengan pelaksanaan gerakan
masyarakat, pokok bahasan yang diangkat yaitu pemberian inisiasi menyusui dini
(IMD), pemberian vitamin A, aktivitas fisik setiap hari (kesehatan olahraga), perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), bahaya merokok didalam rumah, pentingnya
konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan, dan pentingnya air bersih bagi kesehatan
kita dan lingkungan. Kegiatan pendidikan dilakukan satu kali setiap minggunya
dengan satu pokok bahasan (Astuti 2016).
9
2.1.2 Tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Tujuan gerakan masyarakat menurut Kemenkes (2016) yaitu :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan produktivitas masyarakat.
3. Mengurangi beban biaya kesehatan.
2.1.3 Ruang Lingkup Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Gerakan Masyarakat pada tahun
2016 adalah peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan
pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan
peningkatan edukasi hidup sehat.
2.1.4 Sasaran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu/ penduduk usia >15 tahun dan
seluruh Desa/Kelurahan di setiap Kabupaten/ Kota. Selain itu, kegiatan
pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahan yang harus
dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk mendeteksi secara dini
adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung,
10
kanker, diabetes dan penyakit paru kronis, gangguan indera serta gangguan mental
(Indriani 2018).
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat
Fokus kegiatan gerakan masyarakat (GERMAS) pada tahun 2017 ada tiga yaitu :
a. Peningkatan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur serta
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani (Farizati, 2013). Aktifitas fisik juga merupakan setiap
gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau
pembakaran kalori (Kemenkes RI, 2015).
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap pergerakan jasmani yang
dihasilkan otot skelet yang memerlukan pengeluaran energi. Istilah ini
meliputi rentang penuh dari seluruh pergerakan tubuh manusia mulai dari
olahraga yang kompetitif dan latihan fisik sebagai hobi atau aktivitas yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, inaktivitas fisik bisa
didefinisikan sebagai keadaan dimana pergerakan tubuh minimal dan
pengeluaran energi mendekati resting metabolic rates (WHO, 2015).
Aktivitas fisik yang aktif dilakukan 3-5 kali dalam seminggu minimal 30
menit sehari, aktivitas fisik yang sering dilakukan seperti lari, senam, bermain
bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kemenkes, 2015). Aktivitas fisik yang
cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit
jantung koroner (Widiantini, 2014).
11
Klasifikasi Aktivitas Fisik berdasarkan tingkat intensitasnya, aktivitas fisik
dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik berat
adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan minimal selama 10 menit
sampai denyut nadi dan napas meningkat lebih dari biasanya, contohnya ialah
menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dll.
Sedangkan aktivitas fisik sedang apabila melakukan kegiatan fisik sedang
(menyapu, mengepel, dll) minimal lima hari atau lebih dengan durasi
beraktivitas minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain kriteria di atas
maka termasuk aktivitas fisik ringan (WHO, 2015).
Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bergerak, agar manusia dapat
melakukan aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan
akan meningkatkan ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi
latihan fisik bila dilakukan secara baik, benar, teratur dan terukur.Latihan fisik
dapat meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik
yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk
prestasi menjadi kegiatan olahraga (Ulina 2018).
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketahanan fisik,kesehatan dan
kebugaran masyarakat. Selain itu sasaran kegiatan adalah seluruh masyarakat
terutama anak sekolah, ibu hamil, pekerja dan lansia (Adam 2018).
b. Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin,
mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam
sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal
12
senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi
untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel
kanker usus besar (Hayati 2018).
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-
buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan
darah, kadar gula dan kolesterol darah. Setiap orang dianjurkan konsumsi
sayuran dan buah-buahan 300-400 gram perorang perhari bagi anak balita
dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan
orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan
buah-buahan tersebut adalah porsi sayur (Siti, Made et al. 2019).
Peningkatan konsumsi buah dan sayur mengingat pentingnya
mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah dan frekuensi yang cukup agar
kebutuhan tubuh akan zat gizi yang terkandung dalam buah dan sayur dapat
terpenuhi (Wulansari, 2009).
Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya kita perlu
mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014.
Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau setengah bagian
piring berisi buah dan sayur setiap kali makan (Kemenkes RI, 2017).
Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sangat penting karena
mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi (Departemen
Kesehatan, 2008).
13
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran berperilaku hidup
sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi seluruh lapisan masyarakat.
Adapun sasaran kegiatan ini adalah seluruh kalangan masyarakat.
c. Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya
promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh
bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk:
mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan
melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan
masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM
yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi,
gangguan indera dan gangguan mental; mendorong percepatan rujukan kasus
berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan lanjut (Roekminiati and Pramono
2016).
Tujuan kegiatan ini menurut Kes (2016) adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktor
risik bersama yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular
terutama jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru kronis yaitu diet
tidak sehat (kurang mengonsumsi sayur dan buah, mengonsumsi
makanan tinggi garam, gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang
beraktifitas fisik 30 menit setiap hari, menggunakan tembakau/rokok
serta mengonsumsi alkohol.
14
2) Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan modifikasi
perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari
individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya pencegahan PTM.
3) Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan diabetes
melitus serta mendorong rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama
untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.
4) Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur
akibat penyakit tidak menular karena ketidaktahuan/keterlambatan
untuk mendeteksi PTM utamanya hipertensi dan diabetes melitus pada
tahap dini.
5) Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk
memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker
payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS.
2.3 Program Indikator Gerakan Masyarakat
Berikut ini beberapa macam bentuk kegiatan gerakan masyarakat hidup
sehat. Pertama, Menurut Kemenkes (2016), program indikator gerakan masyarakat
hidup sehat, mencakup:
a. Melakukan Aktivitas Fisik
Olahraga memberikan dampak yang sangat positif pada hipertensi.
Aktivitas fisik sedang, berupa berjalan kaki cepat selama 30-45 menit per hari
dilakukan setiap hari dalam seminggu. Aktivitas fisik mempunyai hubungan
erat dengan keberhasilan penurunan berat badan maupun mempertahankan
15
berat badan. Anjuran per hari untuk beraktivitas fisik adalah 60 – 90 menit per
hari. Sementara jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik seperti
berjalan kaki cepat. Jenis olahraga lainnya adalah renang, dan sepeda statis
(Arief 2017).
Secara lebih ringkas, menurut Kementrian Kesehatan (2012), hipertensi
dapat dikendalikan dengan menerapkan perilaku CERDIK. CERDIK adalah
akronim dari beberapa indikator perilaku pencegahan hipertensi, diantaranya:
Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet
sehat, Istirahat yang cukup, Kendalikan stres. Dari beberapa teori di atas,
perilaku sehat tercermin dengan cek kesehatan berkala, tidak mengkonsumsi
hal-hal yang bersifat adiksi seperti rokok dan alkohol, rajin berolahraga,
melakukan diet sehat, istirahat berkualitas dan mampu mengendalikan stres.
Indikator yang dijadikan sebagai alat ukur di dalam penelitian ini adalah
indikator perilaku sehat yang disesuaikan dengan upaya pencegahan
hipertensi menurut Sayogo dan Kementrian Kesehatan.
b. Mengkonsumsi Sayur Dan Buah
Mengkonsumsi buah dan sayur sangat penting untuk penyerapan
asupan yang baik bagi tubuh melalui menu seimbang. Menu seimbang adalah
menu seimbang dalam arti kualitas dan kuantitasnya baik dan menyehatkan
(Apriadji 2013). Kualitas berarti mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh. Sementara kuantitas berarti asupan gizi yang dikonsumsi tidak kurang
juga tidak berlebihan.
16
Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) yaitu menjalankan pola
asupan gizi atau pola makan yang dapat mengatasi atau mencegah penyakit
hipertensi (Arief 2017). Di dalam prosesnya, terdapat 4 hal yang harus
dilakukan. Empat hal tersebut yaitu:
1) Konsumsi makanan sehari-hari yang kaya akan sayur dan buah. Sesuai
dengan anjuran World Health Organization (WHO); konsumsi sayur dan
buah lima porsi atau lebih perhari.
2) Dianjurkan untuk mengkonsumsi produk atau hasil olah susu yang
rendah lemak.
3) Membatasi asupan lemak jenuh dan lemak total.
4) Membatasi asupan natrium. Garam dipercaya dapat meningkatkan
tekanan darah tinggi. Oleh karena itu kandungan natrium dalam
makanan sehari-hari sangat perlu diatur.
c. Merokok
Rokok merupakan olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesia lainnya yang
mengandung Nikotin dan Tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Berhenti
merokok memang tidak mudah, terutama bagi Anda yang sudah bertahun
tahun berkebiasaan merokok. Namun jika Anda memiliki tekad kuat, maka
tidak ada kata mustahil. Tidak perlu khawatir dengan mitos-mitos yang
beredar, seperti berhenti merokok bisa membuat anda stres, gemuk, dan
lainnya (Heryani, 2014).
17
Merokok berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai penyakit di
antaranya, kanker paru-paru dan penyakit kardiovaskular (Arief 2017). Selain
tidak merokok secara aktif, individu juga harus menghindari menjadi perokok
pasif. Perokok pasif adalah orang yang menghisap asap rokok orang lain (Arief
2017). Dampak yang ditimbulkan sama dengan perokok aktif. Bahkan ada
pendapat yang menyatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya, karena
asap sisa yang dihembuskan perokok aktif mengandung 75% zat berbahaya
yang ada pada rokok, sementara perokok sendiri hanya menghirup 25% dari
kandungan rokok karena menghisap hasil pembakaran per batang lewat filter
di ujung hisap. Artinya perokok pasif menghirup zat berbahaya 3 kali lebih
banyak dari perokok aktif (Arief 2017).
d. Tidak minum minuman beralkohol
Alkohol adalah obat yang sangat keras. Alkohol dapat berperan sebagai
depresan dalam tubuh dan memperlambat aktivitas otak. Apabila digunakan
dalam kuantitas tertentu, alkohol dapat mencederai atau bahkan membunuh
jaringan biologis, termasuk sel-sel otot dan sel-sel otak. Beberapa hambatan
yang ditimbulkan sebagai akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi alkohol,
yaitu; fungsi intelektual, kendali perilaku dan penilaian menjadi semakin
kurang efisien (Arief 2017).
Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol (zat
psikoaktif) bersifat adiktif yang bekerja terutama pada otak, sehingga dapat
menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, dan kognitif, serta bila
dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan
18
membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan
kejiwaan. Perilaku penggunaan minuman keras saat ini merupakan
permasalahan yang cukup berkembang dan menunjukkan kecenderungan
yang meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan-kenakalan, perkelahian, perbuatan asusila, dan maraknya
premanisme (Surya, 2011).
e. Memeriksakan Kesehatan secara Rutin
Salah satu bagian dari arti gerakan hidup sehat adalah dengan lebih baik
dalam mengelola kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang kerumah sakit atau puskesmas
ketika sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau
masalah kesehatan lebih dini (Tamnge and Munir 2018).
Pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya untuk mendeteksi adanya
kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Apalagi ada
beberapa keadaan sakit yang memang hanya dapat diketahui kalau
melakukan pemeriksaan kesehatan misalnya pemeriksaan laboratorium.
Penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan antara lain
penyakit kencing manis, kadar kolesterol tinggi dan Trigliserida yang tinggi,
kadar asam urat yang tinggi, hipertensi dan gangguan jantung. Selain itu
pemeriksaan skrining awal adanya kemungkinan kanker dapat dideteksi
dengan pemeriksaan laboratorium serta USG abdomen (Ari F Syam 2016).
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugas kesehatan setiap 6 bulan,
untuk memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan
19
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi untuk
menilai perkembangan kesehatan untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program pembinaan kesehatan (Ahmad Selvia, 2009).
Kegiatan Pemeriksaan kesehatan secara berkala sacara rutin sebagai
upaya pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun
keatas untuk mendeteksi secara dini adanya faktor resiko perilaku yang dapat
menyebakan terjadinya penyakit jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru-
paru kronis, gangguan indera serta gangguan mental (Kemenkes RI, 2014).
Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan
dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Pemeriksaan kesehatan
berkala membantu menemukan gangguan kesehatan sebelum muncul, saat
peluang untuk ditangani dan disembuhkan masih sangat besar (Tim Esensi,
2012).
f. Membersihkan Lingkungan
Bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat juga berkaitan
dengan meningkatnya kualitas lingkungan, salah satunya dengan lebih serius
menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala
kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan
sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna
mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor
penyakit yang ada dilingkungan sekitar (Batoebara and Junaidi 2018).
20
Menurut Azwar (1996), pengaruh kebersihan lingkungan terhadap
kesehatan manusia dapat dibedakan atas dua jenis, yakni:
1. Akibat yang ditimbulkannya segera terjadi. Artinya, lingkungan yang
kurang bersih dalam kehidupan manusia maka akan menimbul penyakit.
2. Akibat yang ditimbulkannya terjadi secara lambat laun. Artinya
lingkungan yang kurang bersih tidak secara langsung dengan munculnya
penyakit.
Banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga
lingkungan mereka tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan
menjauhkan sumber-sumber penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal
itu tentu berkaitan dengan kesehatan.
g. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup
sehat salah satunya dengan menggunakan jamban yang memenuhi syarat
sebagai sarana pembuangan kotoran (Agusamad 2017). Aktivitas buang
kotoran diluar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis
penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
Menurut Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi (2014), menjelaskan
bahwa pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara
kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup sehat. Dalam
pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Penduduk Indonesia yang menggunakan
jamban sehat (WC) hanya 54% saja padahal menurut studi menunjukkan
21
bahwa penggunaan jamban sehat dapat mencegah penyakit diare sebesar
28% (Kamisah, S, 2009). Perilaku menggunakan jamban merupakan cara yang
paling efektif, sederhana dan murah untuk mencegah timbulnya penyakit.
Dengan meningkatan pengetahuan tentang penggunaan jamban merupakan
pendekatan kesehatan secara preventif yang efektif untuk menurunkan risiko
timbulnya penyakit seperti diare, kolera dan disentri.
2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Sehat
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan gerakan masyarakat
sehat yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangan
mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terhadap objek terjadi melalui pancaindra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciyuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan di peroleh melalui mata dan telingan. (Wawan, 2017).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langeng dari pada perilaku yang tidak disertai oleh pengetahuan.
22
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
(Wawan, 2017)
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karna
itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah.
2. Memahami (comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek atau materi trus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu objek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau pun kondisi riil (sebenarnya). Apabila
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
23
4. Analisis (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komposen tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang telah ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan bearti bimbingan yang diberikn seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cit-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehtan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Yb Mantra yang
dikutip Notoadmojo, 2016 pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
24
termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
b. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan car mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
c. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan smpai berulang tahun.
Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan
Menurut An.Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan merupakn
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
25
b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
b. Peran Tokoh Masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang
penting, oleh karena ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-lanjutnya merupakan
pola aturan yang patut diteladani oleh masyarakat.
Menurut BKKBN (2008) tokoh masyarakat adalah seseorang yang
berpengaruh dan ditokohkan oleh lingkungannya. Penokohan tersebut karena
pengaruh posisi, kedudukan, kemampuan, dan kepiawaiannya serta Segala
tindakan dan ucapannya akan diikuti oleh masyarakat sekitarnya.
Menurut (Riswan, Sunoko et al. 2011) tokoh masyarakat merupakan orang
yang memiliki pengaruh dan dihormati oleh masyarakat karena kekayaan
pengetahuan maupun kesuksesannya dalam menjalani kehidupan. Ia menjadi
contoh atau teladan bagi orang lain karena pola pikir yang dibangun melalui
pengetahuan yang dimiliki sehingga dipandang sebagai seseorang yang pandai
dan bijaksana juga menjadi panutan bagi banyak orang.
Kategori Tokoh Masyarakat terbagi menjadi dua (Umayana and Cahyati 2015), yaitu:
1. Tokoh Masyarakat Formal
Tokoh Masyarakat Formal adalah seseorang yang ditokohkan karena
kedudukannya atau jabatannya di lembaga pemerintah seperti:
a. Camat
26
b. Kepala Desa/ Lurah
c. Ketua RT/RW dan lain sebagainya.
2. Tokoh Masyarakat Informal
Seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat di lingkungannya akibat dari
pengaruh, posisi, dan kemampuannya yang diakui oleh masyarakat di
lingkungannya, yaitu:
a. Tokoh agama
b. Tokoh perempuan
c. Tokoh pemuda, dan lain-lain.
Peraturan Walikota Nomor 48 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat antara lain :
a. Peningkatan aktivitas fisik, antara lain :
1) melakukan latihan fisik senam secara rutin paling sedikit 1 (satu) kali
dalam seminggu;
2) kerja bakti di lingkungan rumah, masyarakat atau tempat kerja;
3) senam peregangan ditempat kerja masing-masing setiap 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) hari kerja.
b. Peningkatan perilaku hidup sehat, antara lain dengan:
1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;
2) memberi bayi Air Susu lbuEkslusif sampai dengan usia 6 (enam)
bulan;
3) menimbang balita setiap bulan di Pos Pelayanan Terpadu/Fasilitas
Pelayanan kesehatan;
27
4) menggunakan air bersih;
5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;
6) menggunakan jamban sehat;
7) memberantas jentik di rumah;
8) tidak merokok di dalam rumah.
c. Penyediaan pangan sehat dapat dilakukan dengan Penerapan Pesan
Umum Gizi Seimbang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang yaitu:
a) syukuri dan nikmati anekaragam makanan;
b) banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
c) biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
d) biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok;
e) batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
f) biasakan sarapan;
g) biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
h) biasakan membaca label pada kemasan pangan;
i) cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
j) lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal.
d. Peningkatan Pencegahan Deteksi Dini Penyakit dilakukan dalam bentuk
pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala di Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas)/Rumah Sakit, Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
28
atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang terjadwal di lingkungan
masyarakat dan instansi tempat bekerja.
e. Peningkatan kualitas lingkungan bertujuan untuk memutus mata rantai
penularan penyakit dapat dilakukan dengan cara:
1) Stop buang air besar sembarangan dengan menerapkan perilaku
buang air besar di jamban sehat, baik jamban pribadi maupun
jamban umum;
2) Cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah buang air besar
sebelum memegang bayi, setelah membersihkan anak yang buang air
besar/kecil, sebelum menyiapkan makanan dan setelah
memegang/menyentuh hewan;
3) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dilakukan
dengan merebus terlebih dahulu air yang digunakan untuk
keperluan minum sehari-hari, proses memasak yang higienis dan
menyimpan makanan dan minuman yang benar;
4) Mengelola sampah dengan benar dengan memisahkan sampah
basah dan sampah kering;
5) Pengamanan limbah cair rumah tangga dengan membuat saluran
pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat, antara lain
saluran kedap air dan terdapat lubang peresapan limbah.
f. Peningkatan edukasi hidup sehat dilakukan dengan berperan aktif, baik
dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
29
perilaku hidup bersih dan sehat di dalam forum masyarakat atau tempat
bekerja masing-masing.
g. Mendukung pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sesuai
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Kawasan
Tanpa Rokok.
c. Partisipasi Masyarakat
Menurut Manalu (2009) partisipasi masyarakat adalah di mana individu,
keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dilingkungannya.Pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan semata-mata karena
ketidakmampuan pemerintah dalam upaya pembangunan, melainkan memang
disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk mengenal dan
memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat sebagian besar
masalah kesehatan disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri.
Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat. Institusi
kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya.
Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan didasarkan kepada beberapa hal :
1. Community felt needapabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri,
berakti masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut, artinya pelayanan
kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi benar-benar
kebutuhan masyarakat itu.
30
2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi
masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat, ini berakti
fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya tenaga
dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri
yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat
dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan
untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
d. Peran Tenaga Kesehatan
Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga ini, Menkes berfokus pada tiga pilar program Indonesia Sehat,
yakni: Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan
Nasional. Paradigma Sehat sebagai sudut pandang upaya kesehatan kini lebih
mengutamakan promotif, preventif dan dikuatkan pelaksanaannya dengan Inpres
Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). GERMAS
dalam konsep paradigma sehat sesungguhnya adalah menempatkan kewajiban
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Menurut (Wati, Machmud et al. 2019) Petugas kesehatan adalah seseorang
yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Petugas kesehatan berdasarkan pekerjaannya adalah
tenaga medis, dan tenaga paramedis seperti tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan, tenaga penunjang medis dan lain sebagainya. Ada dua aspek mutu
31
pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan di puskesmas yaitu quality of care dan
quality of service. Quality of care antara lain menyangkut keterampilan tehnis
petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat atau paramedis lain) dalam menegakkan
diagnosis dan memberikan perawatan kepada pasien. Menurut Depdikbud (2003),
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat.
Menurut Sarwono (2007) Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan,
nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan
tindakan si pemegang kedudukan. Jadi peran menggambarkan perilaku yang
seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang
umum. Menurut Muzaham (2007), sesuatu yang bermanfaat untuk mempelajari
interaksi antara individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai
peranan. Suatu peranan, apakah dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan
lain mempunyai kewajiban atau paling tidak diharapkan untuk menjalankan suatu
tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya.
Menurut Potter&Perry (2013), adapun peran petugas kesehatan adalah :
1) Customer Sebagai pemberi pelayanan, petugas membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Petugas memfokuskan
asuhan padakebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya
mengembalikan kesehatanemosi, spiritual dan social. Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan
dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang
minimal. Sebagai customer, petugas kesehatan harus melakukan penyuluhan
32
dan memberikan informasi serta mendukung yang berkaitan dengan
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
2) Komunikator Salah tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki
komunikator, agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta
pada tahap selanjutnya. Hal ini sesuai Natoatmodjo (2007), “Komunikasi
adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan perangsang untuk
merubah tingkah laku orang lain. Komunikator adalah orang ataupun
kelompok yang menyampaikan pesan ataupun stimulus kepada orang atau
pihak lain dan diharapkan pihak lain yang menerima pesan tersebut
memberikan respon. Menurut Mundakir (2006), petugas kesehatan secara
fisik dan psikologis harus hadir secara utuh pada waktu berkomunikasi dengan
klien. Petugas tidak cukup hanya mengetahui tehnik komunikasi dan isi
komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap dan penampilan dalam
berkomunikasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar menjadi
komunikator yang baik yaitu :
a. Penampilan yang baik, sopan dan menarik sangat berpengaruh dalam
proseskomunikasi. Seorang yang menerima pesan ada kalanya yang
pertama diperhatikan adalah penampilan komunikator. Sebagai seorang
petugas kesehatan, penampilan yang bersih, sopan dan menarik sangat
perlu dalam menjalankan perannya memberikan asuhan pelayanan
kepada klien.
33
b. Penguasaan masalah. Sebelum melakukan komunikasi seorang
komunikator hendaknya paham dan yakin betul bahwa apa yang akan
disampaikan merupakanpermasalahan yang penting. Penguasaan
masalah juga dapat meningkatkan kepercayaan komunikasi terhadap
komunikator.
c. Penguasaan bahasa. Proses komunikasi akan berjalan lambat apabila
bahasa yang digunakan kurang sesuai dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh penerima pesan. Penguasaan bahasa yang kurang baik
dapat menyebabkan salah penafsiran. Peran sebagai komunikator
merupakan pusat dari seluruh peran yang lain. Pelayanan mencakup
komunikasi dengan klien dan keluarga, komunikasi antarprofesi
kesehatan lainnya.
Memberi perawatan yang efektif, pembuatan keputusandengan klien
dan keluarga atau mengajarkan sesuatu kepada klien, tidak mungkindilakukan
tanpa komunikasi yang jelas (Potter &Perry, 2013). Sebagai komunikator
petugas seharusnya memberikan informasi secara jelas kepada pasien.
Pemberian informasi sangat diperlukan karena menurut Notoatmodjo (2007),
komunikasi diperlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, mereka berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang
efektif dari petugas kesehatan.
3) Motivator Menurut Azwar (1997), bahwa motivasi berasal dari kata motif
(motive) yang artinya adalah rangsangan,dorongan ataupun pembangkit
34
tenaga yang dimiliki seseorang hingga orang tersebutmemperlihatkan perilaku
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk
menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga
padaseseorang maupun sekelompok masyarakat tersebut sehingga mau
berbuat danbekerja sama secara optimal, melaksanakan sesuatu yang telah
direncanakan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi juga
didefinisikan sebagai kekuatan dari dalam individu yangmempengaruhi
kekuatan atau petunjuk perilaku, motivasi itu mempunyai arti
mendorong/menggerakkan seseorang untuk berperilaku, beraktivitas
dalammencapai tujuan (Sumodiningrat, 1999). Motivasi adalah perasaan atau
pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan terutamadalam berprilaku (Santoso, 2005). Motivasi adalah
dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga berarti
usaha yang dapat menyebab seseorang/ kelompok orang tertentu bergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya.Motivasi adalah persyaratan masyarakat untuk berpartisipasi,
tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di semua program.
Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya
memberikan dukungan saja. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan sangat
diperlukan dalam rangka meningkatkan tumbuhnya motivasi masyarakat
(Notoatmodjo, 2007).
35
4) Fasilitator Menurut Santoso (2005), fasilitator adalah orang atau badan yang
memberikan kemudahan ataumenyediakan fasilitas. Petugas kesehatan harus
dapat berperan sebagai fasilitator bagi klien untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
5) Konselor Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain
dalammembuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadapfakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-
perasaan klien (Depkes RI, 2002).
Pada umumnya jasa konseling diperlukan apabila ada pihak yang
mempunyaikesulitan tentang sesuatu dan berharap dengan konsultasi
kesulitan tersebut dapatteratasi. Konseling adalah bagian dari peran dan
tanggung jawab petugas kesehatankepada klien dalam memberikan
pelayanan yang optimal.Konseling berbeda dengan komunikasi infomasi
edukasi karena konseling merupakan upaya untuk menciptakan perubahan
perilaku yang dilaksanakan secara individu atau kelompok dengan
menggunakan komunikasi efektif, untukmengutarakan permasalahan sesuai
dengan kondisi sasaran sampai sasaran merasakan permasalahannya dan
membimbing dalam pelaksanaannya (Mandriwati, 2008).
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu pembinaan
hubungan baik, penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan,
perasaan, kekuatan diri, dansebagainya) dan pemberian informasi sesuai
kebutuhan, pengambilan keputusan,pemecahan masalah, perencanaan dan
menindaklanjuti pertemuan (Depkes RI, 2002).
36
Menurut Simatupang (2008), bahwa sifat konselor yang baik adalah mau
mengajar dari dan melalui pengalaman,mampu menerima orang lain, mau
mendengarkan dan sabar, optimis, respek, terbukaterhadap pandangan dan
interaksi yang berbeda, tidak menghakimi, dapat menyimpanrahasia,
mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan,
membentukdukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi,
mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain dan mengerti keterbatasan
yang dimiliki.
e. Perilaku
a) Pengertian
Perilaku adalah reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar. Perilaku
manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Pratiwi, 2012). Perilaku
adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi seseorang yang langsung terlihat atau
tidak terlihat. Timbulnya reaksi perilaku akibat interelasi stimulus internal dan
eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif dan motorik (Ardiani, 2014).
b) Macam-Macam Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan
atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
37
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat oleh orang lain.Proses
pembentukan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, aspek
dalam diri individu yang sangat berpengaruh dalam perilaku adalah
persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan kombinasi dari
penglihatan, pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu. Motivasi
adalah dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang memuaskan.
Dorongan dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono,
2011).
c) Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut teori Lawrence Green
(1980) dikutip Notoatmodjo (2007) menganalisa bahwa perilaku ditemukan dalam
tiga faktor, yaitu :
a. Faktor personal/kognitif yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya perilaku seseorang, antara lain : umur, jenis kelamin, tempat
tinggal, sikap pengetahuan dengan motivasi orang untuk bertindak.
b. Faktor lingkungan meliputi semua karakter lingkungan termasuk
pengaruh orang lain, orang tua, teman dekat dan teman sebaya serta dari
media informasi seperti tv, koran, majalah, dan lain=lain.
c. Faktor perilaku yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain
keterampilan dan praktek.
38
2.5 Penelitian Terkait
2.5.1 Menurut hasil penelitian Siti Maria Ladia (2017) tentang Monotoring dan
evaluasi program gerakan masyarakat. Program germas mengemukakan
monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara saat agenda sedang
berjalan untuk menilai hambatan dan kendala yang mungkin terjadi sebagai
bahan evaluasi. Beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu observasi, Focus
Grup Discussion (FGD), dan survei baik secara langsung maupun online. Proses
monitoring dan evaluasi akan lebih efisien jika dilakukan dengan partisipasi
masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi dan menganalisis
kekuatan serta kelemahan dari program yang dijalankan. Tolok ukur
keberhasilan Germas dilihat berdasarkan pencapaian setiap indikator yang
keseluruhannya dipusatkan pada perilaku hidup bersih dan sehat.Dalam
menyiasati ketertarikan masyarakat, ada baiknya jika pemerintah memberikan
penghargaan kepada desa yang telah berhasil menjalankan Germas, seperti
menganugerahkan “Germas Award” setiap tahunnya yang diberikan kepada
individu, kelompok ataupun desa yang telah berhasil menjadi inisiator,
motivator, dan menjalankan program Germas dengan baik. Ini diharapkan
akan memotivasi masyarakat untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik
dalam melaksanakan program Germas. Jika dilakukan secara konsisten, maka
perilaku sehat ini akan menetap dan menghasilkan dampak yang positif bagi
masyarakat. Dengan meningkatnya status kesehatan masyarakat, nilai
produktivitas pun semakin meningkat dan berkualitas sehingga meningkatnya
kesejahteraan di segala aspek kehidupan. Jadi, tidak salah jika dikatakan,
39
kesehatan adalah aset terbesar dalam kehidupan yang tak ternilai harganya,
karena semua berasal dari tubuh dan jiwa yang sehat.
2.5.2 Mohammad dan Madanijah (2015) tentang Faktor Berpengaruh Terhadap Pola
Dan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Di Sekolah Dasar menyatakan bahwa
ketika anak memasuki usia sekolah, anak mulai mendapat pengaruh dari
lingkungan luar, seperti guru, teman sebaya dan satu grup, orang lain di
sekolah, dan juga adanya pengaruh dari media. Pengaruh tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri
atas faktor-faktor yang berpengaruh positif dan negatif terhadap konsumsi
buah dan sayur yang berasal dari pengetahuan dan sikap. Maka dari itu, perlu
adanya pengetahuan anak usia sekolah terutama anak usia sekolah dasar
terkait buah dan sayur, agar anak usia sekolah dapat menerapkan perilaku
mengonsumsi buah dan sayur. Pengetahuan mengenai buah dan sayur bisa
didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan secara tidak
langsung dapat didapatkan dari berbagai sumber seperti dari buku, televisi,
media sosial, dan surat kabar, sedangkan kegiatan secara langsung dapat
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, dan juga penyuluhan yang
dilakukan lembaga terkait tentang buah dan sayur secara langsung kepada
Siswa Sekolah Dasar.
2.5.3 Hermas Cokroadhisuryani (2018) tentang Pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik I. Metode jenis
penelitian study kasus dengan kajian kualitatif. Informan berjumlah 6 orang
yaitu berkoordinator upaya kesehatan masyarakat, koordinator promosi
40
kesehatan dan posbindu PTM, kepala Puskesmas Ngaglik I, kader kesehatan,
dan tokoh masyarakat. Tehnik pengambilan data melalui wawancara dengan
data triangulasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari esensi kegiatan germas
telah dilakukan Puskesmas, namun untuk germas yang dilakukan dalam satu
program tertentu baru akan dilaksanakan pada November 2018. Pelaksanaan
germas dengan menghubungkan program yang terhubung koordinator yang
berupaya memperbaiki kesehatan masyarakat. Sumber dana dari biaya
operasional kesehatan. Input sumber daya belum memuaskan dan
mengurangi kesadaran masyarakat menjadi hambatan pelaksanaan germas.
Sosialisasi dan kegiatan germas sudah dan sering dilakukan. Output
pelaksanaan germas pada tahun 2017 belum tercapai secara nasional.
41
2.6 Kerangka Teori
Berdasarkan teori Lawrance Green (2000) yang telah dikemukakan, sebagai
berikut :
Gambar 2.5 Kerangka Teoritis Sumber : Green (2000) Health Promotion Planning An Aducation And Environment Approach
Faktor Predisposisi :
- Pengetahuan
- Sikap
- Nilai
- Tradisi
- Kepercayaan
Pelaksanaan Gerakan
Masyarakat
Perilaku spesifik
individu atau
organisasi
Faktor Pemungkin :
- Ketersediaan sumber
daya kesehatan
- Keterjangkauan
petugas kesehatan
- Keterpaparan
informasi
Faktor Pendorong :
- Keluarga
- Tokoh masyarakat
- Partisipasi masyarakat
- Petugas kesehatan
- Pembuat kebijakan
Lingkungan
Top Related