7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 1/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 1
UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK DAN ANTIOKSIDAN
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK ( Annona muricata Linn.) dan BATANG
BROTOWALI (Tinospora crispa)
____________________________________________________________________Risma Marisi Tambunan, Yesi Desmiaty, Kunthi Wida K.K.
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
email: [email protected]
ABSTRAK
Daun sirsak dan batang brotowali secara empirik telah digunakan sebagai obat
tradisional berkhasiat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
karakterisasi farmakognosi dan uji pendahuluan adanya aktivitas antioksidan dan
sitotoksik kedua simplisia. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi kinetik
menggunakan pelarut etanol 70% untuk daun sirsak dan etanol 96% untuk batang
brotowali. Selanjutnya dilakukan uji penangkap radikal bebas DPPH dan uji
aktivitas biologi in vitro secara BSLT. Hasil pemeriksaan parameter farmakognosi
daun sirsak dan batang brotowali berturut-turut diperoleh kadar abu total 5,65% dan
4,33%; kadar abu tidak larut asam 1,27% dan 0,31%; kadar abu larut air 0,17% dan
2,77%; kadar sari larut air 23,12% dan 15,65%; kadar sari larut etanol 17,62% dan
6,68%; susut pengeringan 8,05% dan 8,97%. Hasil penapisan fitokimia terhadap
daun sirsak menunjukkan adanya golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tannin
galat, kuinon, steroid, minyak atsiri dan kumarin. Hasil penapisan fitokimia
terhadap batang brotowali menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, saponin,
steroid/triterpenoid, dan kumarin. Hasil uji BSLT daun sirsak dan batang brotowali berturut-turut diperoleh nilai LC50 20,12 bpj dan 119,2267 bpj. Uji penangkap
radikal bebas DPPH berturut-turut diperoleh nilai IC50 22,25 bpj dan 46,4463 bpj.
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak dan batang brotowali potensial
bersifat antioksidan dan sitotoksik.
Keyword : daun sirsak, batang brotowali, sitotoksik, antioksidan, BSLT, DPPH
Pendahuluan
Obat tradisional yang dikenal berkhasiat antidiabetes sudah banyak yang diteliti
secara praklinis. Studi pustaka menunjukkan bahwa daun Anonna muricata (sirsak)
memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dibandingkan dengan A. squamosa dan A.
reticulata. (Baskar.,
Indian J Exp Biol). Daun sirsak juga memiliki efek pada jaringan
pankreas dengan cara meningkatkan lipid peroksidase dan secara tak langsung
meningkatkan produksi antioksidan endogen (Af r. J. Biomed. Res. 9: 173 – 180). Telah
ditemukan beberapa asetogenin yang bersifat sitotoksik dari biji sirsak ( J Nat Prod. 2002
Apr;65(4):470-5.).
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 2/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 2
Batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers, Menispermaceae) merupakan
simplisia yang telah dikenal memiliki banyak khasiat salah satunya adalah sebagai
antidiabetes, serta telah diuji klinis memiliki efek hipoglikemik dengan dosis 250 mg ( J
Health Res, 23(3): 125-133) dan antidiabetes pada tikus percobaan ( Journal of
Ethnopharmacology, 27(1-2): 149-161).
Kedua simplisia ini memiliki potensi untuk menjadi obat herbal terstandar, maka
untuk mendapatkan adanya potensi aktivitas lain dari kedua simplisia ini, maka
dilakukan penelitian aktivitas antioksidan dan sitotoksisitasnya.
Alat dan bahan
Alat : Alat-alat gelas yang biasa dipergunakan di laboratorium, cawan penguap,
krus silikat, penangas air, timbangan analitik (Sartorius BL 210 S), botol semprot,
termometer, cawan penguap, krus silikat, desikator, tanur (Nabertherm-Germany), oven
(Memmert), stopwatch, spektrofotometer (Shimadzu UV-Visible Spektrophotometer
1601).
Bahan : Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak ( Annona
muricata Linn.) dan batang brotowali (Tinospora crispa ) yang diperoleh dari Badan
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO), Bogor, Jawa Barat, pereaksi penapisan fitokimia, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil ) (e-Merck), garam laut, telur
Artemia salina
Metodologi Penelitian
Terhadap simplisia dilakukan penetapan parameter farmakognosi meliputi
penetapan kadar abu, penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar abu yang
larut dalam air, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar abu larut etanol,
penetapan susut pengeringan, dan penetapan kadar air (Depkes, 1977; WHO, 1998).
Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid,
tanin, polifenolat, saponin, kuinon, monoterpenoid/seskuiterpenoid dan
steroid/triterpenoid.
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 3/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 3
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara ekstraksi dingin yaitu secara maserasi
kinetik menggunakan pelarut etanol 70% untuk daun sirsak dan etanol 96% untuk
batang brotowali. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor dan dikentalkan
di atas penangas air serta dihitung DER-native dan rendemen.
I. Uji aktivitas biologi dan toksisitas dengan metode BSLT
1.
Persiapan larva udang Artemia salina Leach.
Bejana penetasan disekat menjadi 2 bagian, yaitu bagian yang terbuka dan bagian yang
tertutup, kemudian sebanyak 20 mg telur Artemia salina Leach dimasukkan ke dalam
bejana tersebut yang sebelumnya telah diberi air laut sintetik dan disinari dengan lampu
TL 18 watt. Setelah 24 jam, telur telah menetas menjadi nauplii, kemudian dipindahkan
ke tempat lain. 24 jam setelah itu, nauplii tersebut sudah dapat digunakan sebagai
hewan uji.
2.
Persiapan larutan uji.
Larutan uji dibuat dengan konsentrasi 1000 bpj, 100 bpj, dan 10 bpj ekstrak kental
dalam etanol, dan masing-masing dibuat tiga kali pengulangan serta tiga vial yang
digunakan sebagai kontrol.
3. Uji BSLT
Larutan induk tersebut diatas dipipet sebanyak 500, 50 dan 5 µL berturut-turut,
kemudian dimasukkan ke dalam vial, lalu diuapkan hingga kering. Masing-masing
konsentrasi dibuat tiga kali pengulangan, kemudian ke dalam masing-masing vial
dimasukkan air laut sintetik + 3 ml dan 10 ekor nauplii, lalu ditambahkan air laut
sintetik ad sampai 5 mL. Jika sampel sukar larut dalam air laut, tambahkan dimetil
sulfoksida (DMSO) 1%. Dihitung tingkat kematian atau mortalitas dengan
membandingkan antara jumlah larva yang mati dengan jumlah total larva. Dibuat grafik
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 4/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 4
antara log konsentrasi (sumbu x) terhadap % mortalitas (sumbu y). Nilai LC50 diperoleh
dengan cara menarik garis pada nilai 50% dari sumbu y sampai memotong sumbu
grafik, perpotongan garis ditarik ke sumbu x. Suatu zat dikatakan aktif atau toksik bila
nilai LC50 < 1000 µg/ml.
I I . Uji aktivitas antioksidan dengan metode penangkap radikal bebas DPPH
1.
Pembuatan larutan DPPH (0,4 mM)
Ditimbang lebih kurang 15,8 mg DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), kemudian
dilarutkan dengan metanol pro analisis hingga 100,0 mL, tempatkan dalam botol gelap.
2. Pembuatan larutan blanko
Dipipet 1 mL larutan DPPH (0,4 mM) ke dalam labu tentukur 5,0 mL, kemudian
ditambahkan metanol hingga tanda, lalu homogenkan.
3. Pembuatan larutan uji
Timbang 5,0 mg sampel kemudian dilarutkan dalam 5,0 mL metanol pro analisis (1000
bpj), larutan ini merupakan larutan induk. Dipipet 25,0 µL, 50,0 µL, 125,0 µL, 250,0 µL
dan 500,0 µL larutan induk (triplo) ke dalam labu tentukur 5,0 mL untuk mendapatkan
konsentrasi sampel 5, 10, 25, 50 dan 100 µg/mL. Ke dalam masing-masing labu
tentukur ditambahkan 1,0 mL larutan DPPH dan ditambahkan dengan metanol pro
analisis sampai tanda, kemudian dihomogenkan.
4.
Pembuatan larutan vitamin C sebagai kontrol positif
Timbang 5,0 mg vitamin C kemudian dilarutkan dalam 5,0 mL metanol pro analisis
(1000 bpj), larutan ini merupakan larutan induk. Dipipet 20,0 µL, 30,0 µL, 40,0 µL,
50,0 µL dan 60,0 µL larutan induk (triplo) ke dalam labu tentukur 5,0 mL untuk
mendapatkan konsentrasi sampel 4, 6, 8, 10 dan 12 µg/mL. Ke dalam masing-masing
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 5/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 5
labu tentukur ditambahkan 1,0 mL larutan DPPH dan ditambahkan dengan metanol pro
analisis sampai tanda, kemudian dihomogenkan.
5.
Uji aktivitas antioksidan
Larutan uji dan kontrol positif dengan beberapa konsentrasi diinkubasi pada suhu 37oC
selama tepat 30 menit, serapan diukur pada panjang gelombang maksimum 517 nm
menggunakan spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.
6. Cara perhitungan
Persentase inhibisi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
% hambatan = (Serapan blanko – Serapan sampel) x 100 %
Serapan blanko
Perhitungan nilai IC50 dengan memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji (sumbu x)
dan persen hambatan terhadap DPPH (sumbu y) kedalam persamaan garis regresi.
Semakin rendah nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan sebagai peredam
radikal bebas. Aktivitas suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas tinggi jika
mempunyai nilai IC50 dibawah 20 bpj, aktivitas sedang jika mempunyai nilai IC50 21-
100 bpj, aktivitas rendah jika mempunyai nilai IC50 101-200 bpj dan tidak aktif jika
mempunyai nilai IC50 diatas 200 bpj.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Parameter farmakognosi
Dari pemeriksaan parameter farmakognosi terhadap serbuk simplisia daun sirsak dan
batang brotowali dengan metoda Materia Medika Indonesia (MMI) hasil dapat dilihat
pada Tabel 1, memenuhi persyaratan
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 6/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 6
Tabel 1. Hasil parameter farmakognosi simplisia daun sirsak dan batang brotowali
NoParameter
farmakognosi
Kadar (%)
brotowali sirsak
1. Kadar abu total4,33
5,6508
2.Kadar abu tidak larutdalam asam
0,311,2710
3. Kadar abu larut dalam air2,77
0,1663
4. Kadar sari larut dalam air15,65
23,1178
5.Kadar sari larut dalam
etanol6,68
17,6202
6. Susut pengeringan8,97
8,0505
2. Penapisan fitokimia
Tabel 2. Hasil penapisan fitokimia simplisia daun sirsak dan batang brotowali
Golongan senyawa Daun Sirsak Batang brotowali
Alkaloid + +
Flavonoid + +
Saponin + +
Tanin : Katekuat
Galat
- -
+ +
Kuinon + -
Steroid / triterpenoid + +
Minyak atsiri + -
Kumarin + +
Hasil penapisan fitokimia menunjukkan daun sirsak mengandung alkaloid, flavonoid,
saponin, kuinon, steroid, minyak atsiri dan kumarin, sementara batang brotowali
mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan kumarin. Dari pemeriksaan ini
diketahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang diduga berperan dalam
aktivitasnya.
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 7/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 7
3. Uji aktivitas biologi dengan metode BSLT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun sirsak mempunyai
aktivitas biologi dengan LC50 20,12 bpj dan ekstrak etanol batang brotowali LC50
119,2267 bpj. Berdasarkan literatur suatu sampel dikatakan memperlihatkan toksisitas
terhadap larva udang bila mempunyai LC50 < 1000 µg/mL, sedangkan bila mempunyai
LC50 < 30 µg/mL bersifat sebagai sitotoksik.
Gambar 1. Grafik hasil uji BSLT ekstrak daun sirsak
Gambar 2. Grafik hasil uji BSLT ekstrak batang brotowali
4.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun sirsak ( Annona
muricata Linn.) memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yaitu 22,25 bpj dan
ekstrak etanol batang brotowali IC50 yaitu 46,4463 bpj, serta vitamin C sebagai
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 8/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 8
pembanding menunjukkan harga IC50 7,0671 bpj. Dari hasil penelitian yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun sirsak dan ekstrak etanol batang
brotowali memiliki aktivitas antioksidan dengan kekuatan sedang (IC50 21-100 bpj).
Gambar 3. Grafik hasil uji antioksidan vitamin C
Gambar 4. Grafik hasil uji antioksidan ekstrak daun sirsak
Gambar 5. Grafik hasil uji antioksidan ekstrak batang brotowali
7/24/2019 2010211059138120438008 October 2013
http://slidepdf.com/reader/full/2010211059138120438008-october-2013 9/9
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII- 2012 Page 9
KESIMPULAN
Hasil uji BSLT daun sirsak dan batang brotowali berturut-turut diperoleh nilai
LC50 20,12 bpj dan 119,2267 bpj. Uji penangkap radikal bebas DPPH berturut-turut
diperoleh nilai IC50 22,25 bpj dan 46,4463 bpj. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak
etanol daun sirsak dan batang brotowali potensial bersifat antioksidan dan
sitotoksik.
Pustaka
1. Baskar R, Rajeswari V, Kumar TS., In vitro antioxidant studies in leaves
of Annona species, Indian J Exp Biol. 2007 May;45(5):480-5.
2. Adewole, Stephen O., Martins, Ezekiel A. Caxton-, Morphological
Changes and Hypoglycemic Effects of Annona Muricata Linn.
(Annonaceae) Leaf Aqueous Extract on Pancreatic Β-Cells of
Streptozotocin-Treated Diabetic Rats, African Journal of Biomedical
Research, Vol. 9 (2006); 173 - 187 3. Liaw CC, Chang FR., New cytotoxic monotetrahydrofuran annonaceous
acetogenins from Annona muricata. J Nat Prod. 2002 Apr;65(4):470-5.
4. Direktorat Jenderal POM., Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 1989, 1-
37.
5. Chutima Sriyapai, 2009, Hypoglycemic Effect Of Tinospora Crispa Dry
Powder In Outpatients With Metabolic Syndrome At King Chulalongkorn
Memorial Hospital, J Health Res, 23(3): 125-133.
6. Hamdan Noora and Stephen J.H. Ashcrofta,1989, Antidiabetic effects of
Tinospora crispa in rats, Journal of Ethnopharmacology, 27(1-2): 149-161.
Top Related