1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada zaman sekarang dimana listrik merupakan salah satu kebutuhan utama yang sangat
penting hampir di semua aspek kehidupan, sehingga membuat beberapa tempat yang
membutuhkan supply listrik terus menerus seperti sektor industri dan bandara sangat
bergantung terhadap supply listrik yang kontinyu. Bahkan ada beberapa tempat yang
mengharuskan agar supply listrik tidak terputus sama sekali agar tidak menimbulkan bahaya
terhadap keselamatan seseorang, seperti Rumah Sakit.
PLN sebagai sumber utama tidak selamanya kontinu dalam penyalurannya sehingga
dibutuhkan generator set (genset) sebagai back-up suplai utama (PLN). Sebagai kontrol kapan
genset mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan
sistem kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) -
Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN - Genset.
Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah Secara Automatic Menghidupkan
(Start) Genset ketika suplai Listrik dari PLN Gagal / Padam.
Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah Secara Automatic Membuka
Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya membuka
suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset secara Automatic ketika Supay
listrik dari PLN kembali.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana membuat sistem kelistrikan yang dapat menyuplai listrik pada suatu jaringan
atau instalasi secara kontinyu.
Bagaimana agar sistem kelistrikan yang akan dibuat tersebut aman dan tidak menimbulkan
masalah terhadap jaringan serta dapat bekerja secara otomatis.
2
C. Batasan Masalah
Merancang dan merangkai suatu sistem kelistrrikan ATS (Auto Transfer Switch) yang dapat
bekerja secara otomatis baik secara konvensional maupun menggunakan PLC.
D. Tujuan
Diharapkan agar mahasiswa dapat melakukan perangkaian sistem kelistrikan ATS (Auto
Transfer Switch) baik secara konvensional maupun menggunakan PLC sesuai dengan gambar
rancangan yang telah dibuat.
a. Tujuan internal
Sebagai tugas akhir pada mata kuliah praktikum bengkel otomasi kelistrikan.
b. Tujuan eksternal
Sebagai acuan dalam pembuatan sestem kelistrikan ATS di masyarakat.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. AT S(Auto Transfer Switch)
Transfer Switch
Transfer switch adalah sebuah saklar listrik yang menghubungkan sumber tenaga listrik
dari sumber utama ke sumber siaga. Switch dapat dioperasikan secara manual atau secara
otomatis. Sebuah Transfer Switch Otomatis (ATS) sering dipasang di mana generator cadangan
terletak, sehingga generator dapat memberikan daya listrik sementara jika sumber listrik
terputus.
Pengoperasian Transfer Switch
Selain mentransfer beban ke generator cadangan, sebuah ATS juga memerintahkan
generator cadangan untuk memulai, berdasarkan tegangan yang dipantau pada pasokan utama.
transfer switch mengisolasi generator cadangan dari PLN, ketika generator hidup dan
menyediakan listrik sementara. Kemampuan kontrol dari saklar transfer mungkin secara manual
saja, atau kombinasi otomatis dan manual. Transisi beralih modus dari tansfer switch Transisi
Terbuka (OT) (tipe biasa), atau Transisi Closed (CT).
Misalnya, di sebuah rumah dilengkapi dengan generator cadangan dan ATS, ketika
pemadaman listrik PLN terjadi, ATS akan memberitahu generator cadangan untuk memulai.
Setelah ATS melihat bahwa generator siap untuk menyediakan tenaga listrik, ATS memutus
sambungan rumah untuk PLN dan menghubungkan generator untuk panel utama listrik rumah
itu. Generator memasok listrik ke beban listrik rumah, tetapi tidak terhubung dengan PLN.
Isolasi generator dari sistem distribusi diperlukan untuk melindungi generator dari kelebihan
beban, dan untuk mencegah hubungan singkat dengan jaringan listrik dari PLN.
Ketika kembali listrik kembali hidup, transfer switch akan mentransfer kembali aliran
listrik PLN dan generator dimatikan. Sebuah transfer switch dapat diatur untuk memberikan
daya hanya untuk sirkuit kritis atau seluruh listrik (sub) panel. Beberapa transfer switch
memungkinkan untuk pelepasan beban atau prioritas sirkuit opsional, seperti pemanasan dan
pendinginan peralatan. Lebih kompleks darurat switchgear digunakan dalam instalasi generator
cadangan yang besar, sehingga beban akan lancar ditransfer dari PLN ke generator sinkron, dan
kembali, instalasi tersebut berguna untuk mengurangi permintaan beban puncak dari PLN.
4
B. Generator Set
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime
mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator
diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut
digunakan untuk beban prioritas.
Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu
alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem generator
penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat
kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem
cadangan listrik atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).
Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya
yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial
menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari
dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar,
medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.
Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:
1. Rangka stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.
2. Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi
sebagai tempat GGL induksi.
3. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.
5
4. Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.
5. Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat
terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan
medanmagnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat
pada gambar berikut.
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin
geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator
sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:
1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.
Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah
kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat
lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti
kutub.
6
MESIN DIESEL
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar
ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya. Untuk membangkikan listrik sebuah mesin
diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak tenaga disel atauyang biasa dikenal
dengan sebutan Genset (Generator Set).
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover
- Design dan instalasi sederhana
- Auxilary equipment sederhana
- Waktu pembebanan relatif singkat
- Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover
- Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.
- Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
- Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut
menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
Ada 2 komponen utama dalam genset yaitu:
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel/engine
2. Generator.
7
Cara Kerja Mesin Diesel
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada
tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi
titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang
konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada
setiap langkah daya.
1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara
dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak
naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2)
termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap
dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan
menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena padaproses
keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua
proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses
yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.
C. PLC
Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama berikut:
Prosesor, Power supply, Memori dan Modul Input/Output. Secara fungsional interaksi antara ke-
empat komponen penyusun PLC ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:
8
Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang mengkoneksikan central
processing unit (CPU) dengan peralatan input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung
dengan modul ini, PLC mengindra besaran-besaran fisik (posisi,gerakan, level, arus, tegangan)
yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program
yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul
output seperti diperlihatkan kembali pada gambar 3.1 dibawah ini:
Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak PLC yang begitu luar biasa,
Dewasa ini hampir semua PLC praktis yang beredar dipasaran telah dilengkapi dengan berbagai
instruksi yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini pada dasarnya dapat kita
katagorikan kedalam beberapa kelompok berikut ini:
� Kelompok instruksi dasar : instruksi – instruksi yang termasuk katagori ini merupakan
instruksi dasar logika, seperti NOT, AND, dll.
9
� Kelompok instruksi Perbandingan (Comparison): instruksi-instruksi yang termasuk
katagori ini berkaitan dengan operasi-operasi perbanding.
� Kelompok instruksi Timer/Counter: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi
timer dan counter
� Kelompok instruksi Aritmatika: instruksi-instruksi untuk operasi aritmatika
� Kelompok instruksi operasi Logika: Instruksi-instruksi untuk mengeksekusi operasi-
operasi logika
� Kelompok instruksi Rotasi/Geser : Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi
penggeseran dan rotasi data
� Kelompok instruksi Konversi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pengubahan tipe
data
� Kelompok instruksi Manipulasi Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan
manipulasi data
� Kelompok instruksi Transfer Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan transfer,
penyalinan, dan pertukaran data
� Kelompok instruksi Lompat/Interupsi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi
lompat dan interupsi.
� Kelompok instruksi Sistem: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan deteksi kesalahan
� Kelompok instruksi Komunikasi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pertukaran
data dengan perangkat luar lewat komunikasi serial
Secara khusus kita akan membahas komponen-komponen soft PLC seperti timer, counter
internal serta fungsi penting lain yang banyak digunakan dalam aplikasi sistem kontrol
sekuensial di industri. Karena nama-nama fungsi yang berkaitan dengan komponen-komponen
tersebut sangat spesifik untuk setiap vendor PLC, maka untuk memudahkan pembahasan, dalam
bab ini penjelasannya akan mengacu pada salah satu merk PLC saja yaitu PLC produk dari LG
dan sebagai bahan perbandingan, disini akan diberikan juga instruksi padanannya dalam format
PLC OMRON dalam box catatan (jika ada). Untuk mempercepat pemahaman tentang materi ini,
maka sebaiknya kita mencoba memprogramnya secara langsung dalam perangkat lunak
pemrograman PLC merk LG yaitu KGL
10
D. Komponen Utama ATS
1. Kontaktor
Kontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung
dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya
terjadi karena adanya gaya elektromagnet.
Gambar 1. Simbol kontak-kontak Kontaktor
Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor
Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya
bekerja bila ada gaya kemagnetan. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika
koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan
menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3
kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO.
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul,
kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere,
kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt,
begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ±
11
20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan
kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.
Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)
Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan
penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan
tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang
melaluinya.
Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau
kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya
yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada
kekuatan untuk menekan tombolnya. Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO
(Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik,
kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally
Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.
12
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol
(Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan
Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan
penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan
NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran
yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan
seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.
gambar kontak internal pada Kontaktor
13
gambar kontak internal pada relay
Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:
Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik.
Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam?
Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?
Itulah yang disebut Rangkain Pengendali dan Rangkain Utama.
Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper
juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi
pengaktifannya saja.
14
Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja
ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada
potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10
detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan
sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.
Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di
Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena
mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan
melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan
lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.
Kegunaan NO dan NC
Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas,
15
maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan
semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.
2. Sekering Dan MCB
Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker
(MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah
mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat.
MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan
sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis
dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya
gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.
Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor
MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran listrik
lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah
memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir untuk
memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A), Kapasitas MCB
mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang digunakan harus
memiliki logo SNI pada MCB tersebut.
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari
MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).
16
contoh
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :
6A x 220v = 1.200 Watt
Beberapa kegunaan MCB :
a. Membatasi Penggunaan Listrik
b. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
c. Mengamankan Instalasi Listrik
d. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi
kerusakan instalasi listrik
3. Kontaktor Timer (Time Delay Relay)
Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda waktu yang
fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol kerangkaian tertentu yang
bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta secara otomatis. Prinsipnya sama saja dengan
kontaktor, hanya saja memiliki waktu tunda operasi. Kontaktor timer ini memiliki kontak NO
dan juga kontak NC, seperti pada magnetik kontaktor, hanya bekerjanya berdasarkan delay
waktu yang telah ditentukan. Biasanya kontaktor timer ini disebut timer/TDR.
17
TDR dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)
Timer ini bekerja dari normalnya dengan tunda waktu sesuai dengan setting yang
diberikan. Untuk NO, setelah koil dari kontaktor diberi daya, kontak NO masih tetap terbuka
hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis
berubah status dari terbuka (off) menjadi tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama kontaktor
mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka kontaktor akan kembali terbuka. Untuk NC,
setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap tertutup hingga beberapa waktu
tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup
(off) menjadi terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya. Jika catu
daya diputus, maka relay akan kembali tertutup.
TDR dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)
Timer ini bekerjanya berkebalikan dengan timer On Delay, saat kontaktor magnit
mendapat tegangan dan aktif, maka kontak akan langsung aktif juga, namun setelah tegangan
hilang dan kontaktor magnit tidak aktif, maka kontak yang aktif tadi akan menjadi tidak aktif
setelah waktu yang ditentukan. Untuk NO, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO
akan berubah status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu. Saat catu
daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik.
Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup menjadi terbuka. Untuk NC,
setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah status menjadi terbuka dan akan
tetap terbuka selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga
beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status
dari terbuka menjadi tertutup.
4. Kabel
Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara.
Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum
dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya
hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus.
18
Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas
yang tinggi.
5. Terminal Strip
Terminal Strip adalah suatu alat listrik yang terbuat dari bahan campuran yang digunakan
untuk menghubungkan pada suatu instalasi listrik, pemasangan alat listrik ini menggunakan cara
system tertutup.
19
Gambar Terminal Trip
6. Panel
A. Panel
Panel adalah sebuah komponen litrik untuk mengalirkan tenaga listrik dan
penempatan komponen-komponen listrik yang bersifat pengontrolan semi otomatis dan
otomatis.
Panel Daya
Panel daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan daya atau tenaga listrik
dari pusat gardu listrik ke panel distribusi.
Panel Distribusi Daya
Adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel daya ke
beban instalasi tenaga dan instalasi tegangan.
Fungsi Panel yaitu :
1. Sebagi penghubung
2. Sebagai pemutus
3. Sebagai pembagi
4. Sebagai pengaman
5. Sebagai Pengontrol.
20
Panel dibagi menjadi dua yaitu :
1. Panel Listrik
2. Panel Kontrol
Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel :
1. Mudah dilayani dan aman.
2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas.
4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.
Faktor-faktor yang dipenuhi oleh sebuah panel yaitu :
1. Semua penghantar dan kabel harus disusun rapi.
2. Semua bagian yang bertegangan harus dilindung.
3. Mudah diperluas jika diperlukan.
4. Mempunyai keandalan yang tinggi.
Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan
tahan terhadap pengaruh kelembaban.
Gambar contoh Panel
21
Pintu panel dibuat untuk melindungi peralatan-peralatan yang ada di dalam kotak panel
secara keseluruhan. Bahan yang digunakan untuk membuat pintu panel sama dengan untuk
membuat kotak panel yang tidak mudah terbakar.
Macam-Macam Peralatan Listrik
Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu
instalasi listrik, antara lain :
1. Tang Pengupas
Gambar Tang Pengupas
Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk
penyambungan.
2. Tang Buaya
Gambar Tang Buaya
Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.
3. Tang Pemotong
22
Gambar Tang Pemotong
Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan
benda kerja.
4. Tang Kombinasi
Gambar Tang Kombinasi
Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel
atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.
5. Tang Pembulat
Gambar Tang Pembulat
Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik.
6. Obeng minus dan Obeng Plus.
23
Gambar Obeng minus dan Obeng Plus
Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang
digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.
7. Ragum
Gambar 2.18.10 Ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerja
terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.
8. Mistar Baja.
Gambar Mistar Baja
Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan menunjukkan
perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang diukur. Alat ini terbuat dari
24
bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat. Guna kelenturan mistar adalah untuk
memudahkan mengukur panjang benda yang lengkung.
25
BAB III
ALAT DAN BAHAN
A. Bahan
- MCB 3 phasa
- MCB 1 Phasa
- Kontaktor
- Auxelery
- Timer on delay
- Terminal sambungan kabel
- Kabel NYF
- Box Panel
Spefikasi Bahan
No Nama
Barang Spesifikasi Teknis Volume
1 Box Panel Panel Dimensi Mm 1000x800x300 1
Ketebalan plat Mm >2
Warna standart abu-abu
instrument
Ukur dan
Terminal
1. Lampu Panel 3
Fasa Pcs
~220V/5W/50H
z 3
2. Lampu Indikator
PLN Pcs
~220V/5W/50H
z 1
3. Lampu Indikator
Genset Pcs
~220V/5W/50H
z 1
4. Terminal Pcs ~380V 22
2 Pengaman MCB 3
Fasa
Voltage V(AC) 220/380 3
Current A 1O
Breaking Capasity Ka 3
Standart IEC
26
MCB 1
Fasa
Voltage V(AC) 220 5
Current A 2
Standart IEC
3 Control Main
Kontaktor
Voltage V(AC) 380/415 8
Main Contact Pole 3 NO + 1 NC
Current A 100
Aux
Kontaktor
Voltage V(AC) 220 5
Current A 6
Main Contact Pole 2 NO + 2 NC
ON Delay Voltage V(AC) 220 3
Current A 6
Main Contact Pole 1 NO + 1 NC
4 Kabel NYF untuk
Kontrol
Panjang M merah/Biru 30/15
Warna standart merah/Biru
Diameter Mm 1,5
Voltage V(AC) 220
Current A
Standrt SNI
NYF untuk
Daya
Panjang M merah/Biru 15/10
Warna standart merah/hitam
Ukuran Mm 4
Voltage V(AC) 380
Current A >10
Standrt SNI
B. Alat
Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai beikut :
- Tang Kombinasi
- Tang Potong
- Tang Pembulat
- Gergaji
- Bor
- Obeng minus
27
- Obeng Plus
- Kikir
- Ragum
28
BAB IV
LANGKAH KERJA PEMBUATAN ATS
Adapun langkah kerja yang dilakukan selama pengerjaan ATS adalah sebagai berikut :
a. ATS dengan rangkaian onvensional
i. Melakukan servei dan perencanaan terhadap peralatan yang akan digunakan
ii. Membuat gambar perancangan Kedudukan Komponen pada panel yang akan digunakan
iii. Membuat gambar rancangan rangkaian kontrol dan rangkaian daya yang akan digunakan
pada perakitan
iv. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
v. Pengeboran Pintu Panel
vi. Pengikiran Hasil Pengeboran
vii. Pemasangan Lampu Indikator
viii. Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel (wiring
Kabel)
ix. Memasang komponen dan melakukan perangkaian awal
x. Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS
xi. Mengembalikan peralatan dan pembersihan
b. ATS dengan menggunakan PLC
i. Survei Peralatan yang akan digunakan
ii. Merancang kedudukan alat dan komponen yang akan digunakan
iii. Merancang Program yang akan di inputkan pada PLC
iv. Pemasangan kedudukan komponen pada box panel
v. Melakukan pengerjaan rangkaian daya pada panel.
vi. Melakukan penyambungan rangkaian input dan output dengan PLC
vii. Memasukan program pada PLC
viii. Melakukan pengetesan rangkaian PLC terhadap rangkaian daya
ix. Mengembalikan peralatan dan pembersihan
29
BAB V
ANALISA
I. Konvensional
A. Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen
Membuat Rancangan/sketsa posisi lampu indicator
Adapun bentuk sketsa atau rancangan yang akan dilakukan sebagai berikut :
Pengeboran Pintu Panel
Pada tahap pengeboran, jenis bor yang di pakai yaitu jenis bor yang khusus untuk dan
mempunyai jangkauan hasil pengeboran 2 cm. Agar pada saat pengeboran tidak terjadi
panas yang ditimbulkan oleh gesekan mata bor dengan pintu panel yang akan dibor,
permukaan pintu panel diberi air, sehingga mengurangi panas. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi kehausan pada mata bor. Apabila tidak ditanggulangi tentu akan
menebabkan mata bor cepat rusak.
Pengikiran Hasil Pengeboran
Setelah pengeboran selesai, dilakukan penyesuaian diameter lobang untuk penempatan
lampu indicator. Sehingga lobang yang telah siap dib or tadi perlu diperbesar dengan
menggunakan kikir. Jenis kikir yang digunakan yaitu kikir bulat. Dalam teknik
pengikiran, pintu panel diletakkan pada permukaan yang datar, dan dihimpin
menggunakan badan pratikan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan pada saat
melakukan pengikiran.
30
Pemasangan Lampu Indikator
Jumlah lampu Indikator yang akan dipakai 5 buah dengan spesifikasi :
No Warna Spesifikasi Jumlah
1 Merah 220 V 3 buah
2 Hijau 220 V 1 buah
3 Kuning 220 V 1 buah
Gambar Dokumentasi Kerja Pintu Pane
31
Keterangan
1. Lampu Indikator Fasa R
2. Lampu Indikator Fasa S
3. Lampu Indikator Fasa T
4. Lampu Indikator sumber PLN
5. Lampu Indikator Sumber GENSET
Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel
(wiring Kabel)
Pada pratikum ini, semua pratikan bekerja sama untuk memasang dan merancang
kedudukan komponen control pada box panel, dimana rancangan harus tersusun
sedemikian rupa, sehingga memudahkan pengelompokan pemasangan komponen
sehingga dengan memperhatikan tata letak komponen, apabila terjadi kerusakan akan
memudahkan unutk melakukan pengecekan.
1
2
5 4
3
32
Adaun alat dan komponen yang digunakan yaitu :
1. Bor Baja
2. Palu
3. Pensil
4. Siku-siku
5. Obeng
6. Gergaji Besi
7. Profil G
8. Wiring Kabel
9. Skrup
Pertama urutan pengerjaan yang dilakukan yaitu menyiapkan semua peralatan dan
memeriksa kembali kondisi peralatan yang dipinjam, karena kondisi peralatan akan
mempengaruhi keefisienan memanfaatkan waktu dalam melakukan pekerjaan.
Dalam melakukan perancangan dan pemasangan, seorang pratikan harus memanege
semua pratikan yang ada dalam kelompok tersebut, karena keaktifan dan team work dari
pratikan sangan dibutuhkan untuk kelancaran melakukan pratikum.
Pada pengerjaan ini, masing-masing pratikan diberi tanggung jawab masing masing,
seperti melakukan pemotongan wiring kabel, perancangan kedudukan, pemboran serta tahap
pemasangan.
Adapun bentuk tataletak box panel yang akan dipasang sebagai berikut :
Gambar Tata Letak Komponen Pada Panel
33
Box Panel yang akan dikerjakan
Pada pemasangan kedudukan komponen harus diatur sedemikian rupa, seperti
pemasangan MCB harus Paling atas, baik itu MCB beban, MCB control, sehingga apabila terjadi
pemutusan aliran listrik, dengan tata letak seperti itu memudahkan untuk disangkau tanpa
menyentuh komponen listrik lainnya, yang tentu bisa membahayakan
34
Keterangan
1. Kontaktor penghubung SUmber dari PLN
2. Kontaktor Penghubung sumber dari Genset
3. MCB 3 fasa Output sumber PLN/GENSET dan langsung menuju beban
4. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber PLN
5. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber GENSET
6. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator R
7. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator S
8. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator T
9. Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari PLN
10. Timer penunda untuk masukan sumber PLN ke beban
11. MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk GENSET
12. MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk PLN
13. Terminal
14. Timer Penunda pengaktifan Kontaktor penghubung jaringan GENSET ke beban
15. Timer ON/OF starting generator
16. Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari GENSET
17. Kontaktor tambahan sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari
GENSET
Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS
pratikan melakukan pengecekan sistem kerja control yang sudah dipasang sebelumnya.
Dimana komponen rangkaian control dipasang sesuai dengan diagram rangkain yang
telah dirancang. Setalah dilakukan pengoperasian dengan mengalirkan tegangan PLN
220V, ternyata terjadi kesalahan system kerja dari kontaktor, dimana gambar dari
rangkain yang dikerjakan dapat dilihat sebagai berikut.
35
Gambar rancangan awal rangkaian ATS
Pada gambar rancangan diagram control di atas,masih ada kekurangan, dimana
katika system bekerja dengan menggunakan sumber dari PLN, K1 akan mengaktifkan
beberapa anak kontak dari K1, dan memutuskan jaringan dari Generator, dan ketika
jaringan PLN padam, maka akan mengaktifkan timer ON Delay yang berfungsi untuk
menstarting generator, namun ketika jaringan PLN hidup kembali, ternyata jaringan dari
generator masih terhubung sehingga menyebabkan bertemunya antar fasa generator
dengan fasa PLN sehingga rangkaian diubah seperti gambar berikut.
36
Gambar rancangan ATS yang telah diperbaiki
Untuk rangkaia perbaikan diatas sistem ATS bekerja lebih aman meskipun
dibutuh peralatan yang lebih banyak. Ketika rangkaian berpindah dari jaringan PLN ke
generator maupun sebaliknya akan terdapat jeda, misalnya ketika sumber PLN kembali
hidup, maka hubungan generator kebeban akan diputus terlebih dahulu dan setelah
beberapa detik barulah jaringan PLN dihubungkan ke beban
37
Setelah perangkaian control selesai dipasang ulang, dan dilakukan pengetesan, rangkaian
control bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada rangkaian control yang dipasang,
masing-masing kontaktor untuk penghubung sumber kebeban deberi ON DELAY, hal ini
bertujuan agar tidak terjadinya hubungan antar fasa PLN dan GENERATOR.
B. Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMF
Kondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama (PLN) ke catu
daya cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban tersambung hanya pada
satu sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi ini,
pada ATS-AMF dibuat sistem interlock.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lembar gambar
rancangan.
38
Dari gambar rancangan diatas diperlihatkan sumber utama masuk ke ATS-AMF
melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber cadangan masuk ke ATS-AMF
melalui terminal incoming from generator. Sedangkan suplay ke beban dari ATS-AMF
disambungkan pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan beban dengan sumber
digunakan komponen MCCB tiga fasa 10 A/18 kA dan kontaktor. Ketika beban tersambung
dengan PLN maka kontaktor yang aktif adalah kontaktor main (K1, K2, baru K penghubung
sumber PLN.). Sedangkan kontaktor generator (K5 dan K4 sebagai Penghubung sumber
Genset) tidak akan bisa aktif, karena sebelum disambungkan ke terminal coil kontaktor
generator, kabel kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor main (PLN).
Sedangkan ketika beban tersambung dengan sumber cadangan (generator) maka kontaktor
yang aktif adalah kontaktor generator. Seperti kondisi pertama kontaktor main tidak akan
bisa aktif karena sebelum disambungkan ke terminal coil PLN kabel kontrol disambungkan
ke kontak bantu NC kontaktor generator .
Kondisi lain yaitu kondisi otomatis yang harus dipenuhi oleh sistem ini adalah ketika
PLN mati maka kontaktor generator harus aktif dan apabila PLN hidup kembali maka
kontaktor main harus aktif kembali dan kontaktor generator tidak aktif (putus). Semua
kondisi diatas akan dilaksanakan secara otomatis oleh settingan pemakain timer ON
DELAY, dimana pemasangan timer berfungsi sebagai :
39
1. Timer 1 berfungsi sebagai Penunda masuknya jaringan PLN ke beban, hal ini bertujuan agar
tidak terjadinya ganguan fasa ke fasa PLN dengan generator
2. Timer 2 berfungsi sebagai sebagai Penunda masuknya jaringan GENSET ke beban, hal ini
bertujuan agar tidak terjadinya ganguan fasa ke fasa GENSET dengan PLN
3. Timer 3 berfungsi sebagai starting generator.
4. Timer 4 berfungsi sebagai OFF generator jika jaringan PLN hidup dengan penunda waktu
10 menit, hal ini bertujuan agar Generator dalam keadaan stanby.
II. Menggunakan PLC
Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen
Panel yang digunakan untuk pengerjaan rangkaian daya menggunakan PLC adalah
panel yang berukuran lebih kecil, karena hanya membutuhkan komponen yang lebih sedikit dan
pengawatan yang lebih sederhana.
Gambar dokumentasi panel rangkaian Daya ATS (PLC)
Pemasangan komponen pada panel box
Sebelum melakukan pemasangan komponen terlebih dahulu di atur kedudukan dan
penempatan susunan komponen karena box panel yang digunakan kecil sehingga perlu
diatur sedemikian rupa agar semua komponen dapat muat. Kabel yang digunakan adalah
tipe NYA karena pada panel tidak terdapat rel kabel.
40
Gambar penempatan komponen
Rancangan program dan rangkaian PLC
Untuk pemograman PLC digunakan konsul sebagai penginput data program ke dalam
PLC, penginputan melalui komputer tidak bisa dilakukan karena interface sebagai
komponen tambahan untuk sambungan ke komputer tidak ada.
- Deskripsi kerja :
i. Saat PLN hidup maka timer 1 akan aktif dan akan menunda Kontaktor 1 untuk
mengubungkan sumber PLN ke beban, dan akan menghubungkan ke beban ketika setting
waktu habis. Saat PLN hidup Timer 4 juga secara otomatis akan aktif untuk menunda
matinya generator
ii. Ketika PLN mati rangkaian ke PLN akan putus dan generator akan menstarting serta
timer 2 aktif untuk menunda pemutusan rangkaian strarting, pada saat yang sama timer 3
akan aktif dengan setting waktu yang lebih lama untuk menunda mengubungkan supply
generator ke beban, gunanya adalah untuk membiarkan hingga generator stabil.
iii. Ketika waktu timer 3 habis maka rangkaian beban akan terhubung ke supply generator
iv. Ketika supply PLN aktif maka siklus akan berulang dari awal.
- I / O Dive PLC :
Input Keterangan
Anak kontak NO
(R 1)
Anak kontak yang dipakai merupakan anak kontak relay yang aktif
berdasarkan tegangan PLN
C.
Output Keterangan
41
K1
R2
K2
R3
Dimanfaatkan sebagai CB1, berfungsi menghubungkan jaringan
PLN dengan beban
Anak kontak R2 dimanfaatkan untuk penstarting genset
Dimanfaatkan sebagai CB2, berfungsi menghubungkan jaringan
Genset ke beban
Anak kontak R3 dimanfaatkan untuk meng-OOF kan Genset
- Timming Chart :
Nilai setting waktu timer
T1 = 3 detik
T2 = 3 detik
T3 = 10 detik
T4 = 5 menit (300 detik)
42
- Gambar Ladder Diagram :
43
- Tabel mnemonic
Instruksi Alamat
LD 000.01
OUT 200.00
LD 200.00
TIM 000 #0030
LD 200.00
AND TIM000
OUT 010.00
LD NOT 200.00
AND NOT 200.01
44
TIM 001
LD NOT 200.00
AND NOT 200.01
AND NOT TIM001
OUT 010.01
LD NOT 200.00
AND NOT 200.01
TIM 002 #0050
LD NOT 200.00
AND NOT 200.01
AND TIM002
OUT 010.02
LD 200.00
TIM 003 #0100
LD 200.00
AND TIM003
OUT 010.03
LD 200.00
AND NOT TIM003
OUT 200.01
END
45
Diagram rangkaian I/O PLC :
Penginputan program
Karena penginputan program di lakukan dengan menggunakan Konsul maka harus
dilakukan langkah berikut :
- Sambungkan konsul pada port PLC
- Set kunci konsul pada posisi program
- Hubungkan PLC ke power supply 220 Volt
- Masukan instruksi CLEAR-MONITOR-CLEAR pada konsul
- Jika sudah keluar tampilan NOP (no operation), masukan program sesuai tabel
mnemonic
- Jika sudah selesai posisikan kunci pada posisi run untuk menjalankan program
- Amati lampu indikator pada plc, jika sudah sesuai rangkaian ATS sudah bisa
langsung dioperasikan
46
Gambar tampilan Konsul
Gambar tampilan PLC omron
47
Diagram Blok Rangkaian :
III. Analisa Permasalahan
Pada perancangan sistem ATS, sistem interlock atau pergantian jaringan dari PLN ke
Generator maupun sebaliknya sengaja diberi jeda agar tidak terjadi masalah seperti hubungan
singkat antara fasa PLN dan Generator yang dapat membahayakan jaringan beban. Namun
sistem seperti ini dianggap kurang efektif jika dipakai pada tempat atau bangunan yang memang
tidak boleh kehilangan listrik sedikitpun. Untuk itulah perlu dipelajari lebih lanjut agar dapat
membuat sistem ATS yang lebih efektif dan aman
48
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika sumber PLN mati, maka untuk menjalankan rangkaian kontrol untuk
menghidupkan generator dan melakukan interlock diperlukan sumber sendiri, oleh
karena itu dibutuhkan UPS yang dapat menyediakan supply listrik sesaaat ketika sumber
PLN mati
Pengoperasian ATS dengan menggunakan PLC dianggap lebih efektif karena hanya
membutuhkan rangkaian yang lebih sederhana dan komponen yang lebih sedikit.
Dalam masa pengerjaan untuk rangkaian ATS secara konvensional tidak mengalami
kendala yang begitu sulit, tetapi dalam pengerjaan ATS dengan PLC terjadi sedikit
masalah dikarenakan input 000.00 yang digunakan pada PLC bermasalah.
Untuk hasil pengerjaan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa praktek pembuatan
sistem ATS yang kami lakukan sukses baik untuk konvensional maupun PLC.
49
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.html
http://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976
http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanis-magnetik.html
http:// Electrical%20Switcboard%20(Panel%20Listrik)%20%C2%AB%20duniatehnikku.htm
http://www.Fungsi%20Miniatur%20Circuit%20Breaker%20(MCB)%20_%20Indra%20Blog%2
7s.htm
http://www.jenis-jenis-kabel.html
http://www.Kontaktor-Adalah-Peralatan-Listrik-Yang-Bekerja-Berdasarkan.htm
http://www.Ragam-Sambungan-Kabel-Sesuaikan-Kebutuhan.htm
http://www.tdr-time-delay-relay-kontaktor-timer.html
http://www.Transfer_switch.htm
50
LAMPIRAN
Top Related