1
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA PADA BENIHTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)KULTIVAR ‘ROMARIO’
(Skripsi)
Oleh
RESKI RAMADAN
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA PADA BENIHTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)KULTIVAR ‘ROMARIO’
Oleh
RESKI RAMADAN
Cabai merah merupakan sayuran penting yang nilai gizinya tinggi dan menjadi
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, sehingga kebutuhan cabai merah
meningkat setiap tahunnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan cabai
merah yaitu dengan meningkatkan produktivitas cabai melalui pemuliaan
tanaman. Salah satu cara dalam teknik pemuliaan untuk membuat mutan tanaman
yaitu menggunakan iradiasi sinar gamma. Penelitian ini bertujuan untuk :
(1) mengetahui pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan
produksi cabai merah kultivar ‘Romario’ dan (2) mengetahui dosis iradiasi sinar
gamma yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi cabai merah terbaik pada
kultivar ‘Romario’. Iradiasi sinar gamma dilakukan di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Pasar Jumat, Jakarta pada bulan
Agustus 2016, sedangkan penanaman benih yang telah diiradiasi dilakukan di
Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017. Dosis
Reski Ramadan
iradiasi sinar gamma yang diberikan adalah 0 Gy, 100 Gy, 200 Gy, 300 Gy, dan
400 Gy. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sebanyak
dua ulangan dan setiap dosis terdiri dari lima tanaman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dosis iradiasi sinar gamma berpengaruh terhadap
perkecambahan benih tanaman cabai dan berpengaruh nyata terhadap variabel
tinggi bibit, umur berbunga, dan umur panen tanaman cabai. Dosis terbaik pada
fase perkecambahan yaitu dosis 200 Gy. Dosis 300 Gy menghasilkan
pertumbuhan terbaik, namun produksi terbaik pada tanaman cabai merah kultivar
‘Romario’ terdapat pada perlakuan kontrol. Pada penelitian ini ditemukan
pengaruh iradiasi sinar gamma yang menyebabkan chimera pada tanaman cabai.
Kata kunci : Chimera, iradiasi sinar gamma, perkecambahan.
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA PADA BENIHTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)KULTIVAR ‘ROMARIO’
Oleh
RESKI RAMADAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gunung Sugih pada tanggal 05 Febuari 1996, sebagai putra
ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Saifudin dan Ibu Sumarti. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD N 1 Gunung Sugih, Lampung Tengah,
Lampung pada tahun 2002-2008. Penulis melanjutkan ke sekolah menengah
pertama di SMP N 1 Gunung Sugih, Lampung Tengah, Lampung pada tahun
2008-2011. Pendidikan menengah atas penulis tempuh di SMA Negeri 1
Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Lampung pada tahun 2011-2013. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa reguler Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur seleksi nasional masuk
perguruan tinggi negeri (SNMPTN).
Selama perkuliahan penulis pernah aktif pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
jurusan Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (PERMA AGT) dan Forum Studi
Islam (FOSI FP). Selain itu Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) pada tahun 2016 di Kelompok Tani
Kariksa, Bandung Barat, Jawa Barat dengan judul “Teknik Budidaya Bunga
Potong Krisan (Chrysanthemum indicum L.) Tipe Spray di Kelompok Tani
Kariksa Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat”.
Pada Januari 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Universitas Lampung selama 40 hari di Desa Kotagajah Timur, Kecamatan
Kotagajah, Lampung Tengah.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali merekasendiri yang mengubah apa yang ada dalam mereka”
(QS. Ar-Ra’d:11)
“Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang akan mengangkat andadalam kehidupan”
(Nabi Muhammad SAW)
“Banyak kegagalandalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadaribetapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alfa Edison)
“Apa yang membuatmu tak nyaman adalah kesempatan terbesarmu untuk tumbuhdan berkembang”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil terindah yang sangat kubanggakan ini sebagai wujudungkapan rasa syukur, cinta, bakti, kasih, dan sayang
Kepada :
Kedua orangtuaku tercinta;Bapak Saifudin dan Ibu Sumarti
Kakak dan AdikkuFitra Yogi, SeptaAbdilla,
dan Tia Febrilia
Seluruh keluarga besarku, terima kasih atas doa yang selalu terucap untukkesuksesanku dan semua pengorbanan yang telah mereka berikan kepadaku
selama ini.
SertaAlmamaterku Tercinta,Universitas Lampung.
Terima kasih karena sebagian ilmukutelah kudapatkan disini
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kemudahan, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma pada Benih
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Kultivar ‘Romario’ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.
3. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku Pembimbing Utama atas kesabaran
dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan nasihat selama penulis
menjalankan perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi.
4. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua atas kesabaran dalam
memberikan arahan, pengetahuan, bimbingan, motivasi, dan saran selama
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Sri Ramadiana, S.P., M.Si selaku Pembahas atas saran, nasehat,
bimbingan, dan kritik yang diberikan untuk kebaikan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. selaku Ketua Bidang Agronomi
dan Hortikultura.
7. Bapak Ir. M. Syamsoel hadi, M.Sc selaku pembimbing akademik atas nasihat,
motivasi, saran, dan arahan kepada penulis.
8. Keluarga penulis tercinta: Bapak (Saifudin), Ibu (Sumarti), Kakak (Fitra Yogi
dan Septa Abdilla), Adik (Tia Febrilia), serta keluarga besar yang telah
memberikan dukungan, kasih sayang, serta doa demi keberhasilan penulis
dalam proses perkuliahan.
9. Rekan-rekan Elite Global Group : Nur Kholis, Nur Hidayat, Mayuda Santana,
M. Arief Suryadi, M. Saiful A.S, Rian Adi Nata, M. Sofa Rizano, Rindang
Wicaksono, M. Iben Sardio, M. Ikhwan Alrasyid atas saran dan semangat
yang diberikan
10. Sahabat penulis: Margaretha Handayani, Fitriana Aksuri, Marledyana Fitri
Azhari, Mawadah Warohmah, M. Maaruf Firdaus, M. Saiful A. S, Nur Iman
Putri K, Rina Ristiani, Novi Anggraini, Putri Oktaviani D atas bantuan,
kebersamaan, dan persahabatan yang diberikan selama ini.
11. Rekan seperjuangan Praktik Umum : M. Iben Sardio, Reza Baharsyah, Rini
Ayu Prameswari, Ry Ajeng, Putri Setiani, dan Yessa Liliana.
12. Rekan-rekan Capslock atas kekeluargaan, keceriaan, dan cerita indah selama
ini dan seluruh rekan Agroteknologi 2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih masih banyak kekurangan. Semoga
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, September 2018
Penulis
Reski Ramadan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
1.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4
1.5 Hipotesis ........................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Cabai Merah ....................................................... 8
2.2 Manfaat Cabai Merah...................................................................... 8
2.3 Klasifikasi Tanaman Cabai Merah.................................................. 9
2.4 Morfologi Tanaman Cabai .............................................................. 9
2.5 Syarat Tumbuh Cabai...................................................................... 11
2.6 Mutasi Genetik................................................................................ 12
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 16
3.2 Alat dan Bahan................................................................................ 16
3.3 Metode Penelitian ........................................................................... 17
3.4 Analisis Data ................................................................................... 18
ii
3.5 Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 18
3.5.1 Iradiasi sinar gamma ............................................................. 183.5.2 Penyiapan media tanam ........................................................ 183.5.3 Penyemaian benih ................................................................. 193.5.4 Penyiapan lahan .................................................................... 193.5.5 Pindah tanam......................................................................... 193.5.6 Pelabelan ............................................................................... 203.5.7 Pemeliharaan......................................................................... 20
3.5.7.1 Penyiraman .............................................................. 203.5.7.2 Penyiangan gulma .................................................... 203.5.7.3 Pemupukan ............................................................... 213.5.7.4 Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman)................................................................... 213.5.8 Panen..................................................................................... 213.5.9 Pengamatan ........................................................................... 22
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 27
4.1.1 Hasil penelitian.................................................................... 274.1.1.1 Persen perkecambahan .......................................... 274.1.1.2 Kecepatan perkecambahan .................................... 284.1.1.3 Persen bibit normal ................................................ 29
4.1.2 Chimera ............................................................................... 30
4.1.3 Fase vegetatif....................................................................... 31
4.1.3.1 Tinggi bibit ............................................................. 324.1.3.2 Tinggi tanaman saat berbunga............................... 334.1.3.3 Jumlah cabang primer............................................ 344.1.3.4 Panjang cabang primer .......................................... 354.1.3.5 Diameter batang ..................................................... 36
4.1.4. Fase generatif....................................................................... 38
4.1.4.1 Umur berbunga ...................................................... 394.1.4.2 Jumlah bunga ......................................................... 404.1.4.3 Jumlah bunga rontok .............................................. 414.1.4.4 Jumlah buah per tanaman ...................................... 424.1.4.5 Panjang buah sampel ............................................. 434.1.4.6 Diameter buah sampel............................................ 434.1.4.7 Bobot buah per sampel ........................................... 444.1.4.8 Bobot buah per tanaman ........................................ 454.1.4.9 Bobot biji sampel .................................................... 454.1.4.10 Bobot biji per tanaman ......................................... 46
4.2 Pembahasan ................................................................................... 47
iii
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan........................................................................................ 53
5.2 Saran .............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 54
LAMPIRAN ............................................................................................... 57
Tabel 3-54.................................................................................................... 58-84
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh pemberian dosisiradiasi sinar gamma pada benih tanaman cabai dengandosis 0 Gy, 100 Gy, 200 Gy, 300 Gy, dan 400 Gy ............................... 32
2. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh pemberian dosisiradiasi sinar gamma pada benih tanaman cabai dengan dosis0 Gy, 100 Gy, 200 Gy, 300 Gy, dan 400 Gy. ......................................... 39
3. Persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, dan persenbibit normal cabai kultivar ‘Romario’ .................................................... 58
4. Data hasil pengamatan tinggi bibit ......................................................... 59
5. Uji homogenitas tinggi bibit ................................................................... 59
6. Hasil analisis ragam tinggi bibit tanaman cabai ..................................... 60
7. Data hasil pengamatan tinggi tanaman saat berbunga ............................ 60
8. Uji homogenitas tinggi tanaman saat berbunga ...................................... 61
9. Hasil analisis ragam tinggi tanaman saat berbunga ................................ 61
10. Data hasil jumlah cabang primer .......................................................... 62
11. Uji homogenitas jumlah cabang primer ................................................ 62
12. Hasil analisis ragam jumlah cabang primer .......................................... 63
13. Data hasil pengamatan panjang cabang primer..................................... 63
14. Uji homogenitas panjang cabang primer .............................................. 64
15. Hasil analisis ragam panjang cabang primer......................................... 64
16. Data hasil pengamatan diameter batang................................................ 65
v
17. Uji homogenitas diameter batang ......................................................... 65
18. Hasil analisis ragam diameter batang.................................................... 66
19. Data hasil pengamatan tinggi tanaman saatakhir panen ....................... 66
20. Uji homogenitas tinggi tanaman saatakhir panen ................................. 67
21. Hasil analisis ragam tinggi tanaman saatakhir panen ........................... 67
22. Data hasil pengamatan umur berbunga................................................. 68
23. Uji homogenitas umur berbunga........................................................... 68
24. Hasil analisis ragam umur berbunga..................................................... 69
25. Data hasil pengamatan jumlah bunga ................................................... 69
26. Uji homogenitas jumlah bunga ............................................................. 70
27. Hasil analisis ragam jumlah bunga ....................................................... 70
28. Data hasil pengamatan jumlah bunga rontok........................................ 71
29. Uji homogenitas jumlah bunga rontok.................................................. 71
30. Hasil analisis ragam jumlah bunga rontok............................................ 72
31. Data hasil pengamatan umur panen ...................................................... 72
32. Uji homogenitas umur panen ................................................................ 73
33. Hasil analisi ragam umur panen........................................................... 73
34. Data hasil pengamatan jumlah buah per tanaman................................. 74
35. Uji homogenitas jumlah buah per tanaman........................................... 74
36. Hasil analisis ragam jumlah buah per tanaman..................................... 75
37. Data hasil pengamatan panjang buah sampel ....................................... 75
38. Uji homogenitas panjang buah sampel ................................................. 76
39. Hasil analisis ragam panjang buah sampel ........................................... 76
40. Data hasil pengamatan diameter buah sampel ...................................... 77
vi
41. Uji homogenitas diameter buah sampel ................................................ 77
42. Hasil analisis ragam diameter buah sampel .......................................... 78
43. Data hasil bobot buah sampel ............................................................... 78
44. Uji homogenitas bobot buah sampel..................................................... 79
45. Hasil analisis ragam bobot buah sampel ............................................... 79
46. Data hasil pengamatan bobot buah per tanaman................................... 80
47. Uji homogenitas bobot buah per tanaman ............................................ 80
48. Hasil analisis ragam bobot buah per tanaman....................................... 81
49. Data hasil pengamatan bobot biji sampel ............................................. 81
50. Uji homogenitas bobot biji sampel ....................................................... 82
51. Hasil analisis ragam bobot biji sampel ................................................. 82
52. Data hasil pengamatan bobot biji per tanaman ...................................... 83
53. Uji homogenitas bobot biji per tanaman............................................... 83
54. Hasil analisis ragam bobot biji per tanaman ......................................... 84
55. Deskripsi cabai merah kultivar ‘Romario’ (ASA 08) ........................... 91
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tata letak percobaan ............................................................................... 17
2. Persentase perkecambahan benih cabai merahkultivar ‘Romario’ umur 2 mst. .............................................................. 28
3. Kecepatan perkecambahan benih cabai kultivar‘Romario’ umur 2 mst............................................................................. 29
4. Persen kecambah normal tanaman cabai kultivar‘Romario’ umur 4 minggu mst ............................................................... 30
5. Perbandingan bibit cabai merah : (a) bibit cabai merah dosis 400 Gy;(b) bibit cabai merah dosis 0 Gy (kontrol).............................................. 31
6. Uji lanjut BNT taraf 5% tinggi bibit tanaman cabaikultivar‘Romario’ .................................................................................... 33
7. Tinggi tanaman cabai kultivar ‘Romario’ padasaat berbunga .......................................................................................... 34
8. Jumlah cabang primer tanaman cabaikultivar ‘Romario’ ................................................................................... 35
9. Panjang cabang primer tanaman cabaikultivar ‘Romario’ .................................................................................. 36
10. Diameter batang tanaman cabaikultivar ‘Romario’ ................................................................................ 37
11. Tinggi tanaman saat akhir panen cabai merah kultivar ‘Romario’....... 38
12. Umur berbunga cabai kultivar ‘Romario’ ............................................. 40
13. Jumlah bunga cabai kultivar ‘Romario’ ................................................. 40
viii
14. Jumlah bunga rontok cabai kultivar ‘Romario’ .................................... 41
15. Umur panen cabai kultivar ‘Romario’ ......................................... 42
16. Jumlah buah cabai merah kultivar ‘Romario’....................................... 42
17. Panjang buah sampel cabai kultivar ‘Romario’ .................................... 43
18. Diameter buah sampel cabai kultivar ‘Romario’ .................................. 44
19. Bobot buah sampel cabai kultivar ‘Romario’ ....................................... 44
20. Bobot buah per tanaman cabai kultivar Romario.................................. 45
21. Bobot biji sampel cabai kultivar ‘Romario’.......................................... 46
22. Bobot biji per tanaman cabai kultivar ‘Romario’.................................. 46
23. Benih cabai merah kultivar ‘Romario’ sebelum di iradiasisinar gamma.......................................................................................... 85
24. Alat Gammacell tipe A220 yang digunakan untuk radiasi benihcabai ...................................................................................................... 85
25. Bibit cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasi sinar gammadi persemaian.......................................................................................... 86
26. Penyiraman bibit cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasi sinargamma di persemaian ........................................................................... 86
27. Pengukuran tinggi bibit cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasisinar gamma.......................................................................................... 87
28. Tanaman cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasisinar gamma.......................................................................................... 87
29. Pengukuran tinggi tanaman saat berbunga cabai merah kultivar‘Romario’ hasil iradiasi sinar gamma ................................................... 88
30. Buah cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasisinar gamma.......................................................................................... 88
31. Pengukuran bobot buah per tanaman cabai merah kultivar ‘Romario’hasil iradiasi sinar gamma.................................................................... 89
32. Tampilan buah cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasisinar gamma.......................................................................................... 89
ix
33. Pengukuran diameter buah cabai merah kultivar ‘Romario’ hasil iradiasisinar gamma.......................................................................................... 90
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup penting di Indonesia,
karena nilai gizinya yang tinggi, yang mampu memenuhi kebutuhan khas
masyarakat Indonesia akan rasa pedas dari suatu masakan. Cabai banyak
mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, antara lain
protein 1 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 7,3 g, kalsium 29 mg, fosfor, zat besi,
vitamin C 18 mg, vitamin B1 0,05 mg, dan senyawa alkaloid seperti capsaicin
(Rubatzky danYamaguchi, 1999).
Di Indonesia, cabai merah banyak digunakan sebagai bahan makanan seperti
sambal dan juga bahan baku utama dalam industri pembuatan saus. Kebutuhan
cabai merah terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan berkembangnya industri makanan yang membutuhkan bahan baku
cabai.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016,
produksi cabai nasional pada tahun 2014 sebesar 1.875.075 ton dengan luas
panen 263.616 ha mengalami peningkatan menjadi 1.915.120 ton dengan luas
panen 255.716 ha pada tahun 2015. Produktivitas cabai nasional pada tahun 2015
sebesar 7,49 ton per hektar atau naik 0,38 ton dari tahun sebelumnya yang
2
produktivitasnya sebesar 7,11 ton per hektar. Kenaikan produksi dan
produktivitas cabai pada tahun 2015 terbilang masih rendah, dibandingkan dengan
potensi cabai yang dapat mencapai sekitar 12 ton per hektar (Nuryati dkk., 2016).
Produktivitas cabai di Indonesia yang rendah antara lain disebabkan oleh
budidaya tanaman yang belum intensif, pengaruh iklim, dan serangan OPT.
Selain itu ketersediaan varietas unggul cabai di masyarakat masih terbatas
sehingga mempengaruhi produktivitas cabai. Salah satu cara yang dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan varietas unggul
melalui program pemuliaan tanaman.
Perakitan varietas unggul merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman untuk
meningkatkan kemampuan genetik tanaman dengan mengkombinasikan sejumlah
karakter baik ke dalam satu genotipe tanaman, dengan harapan akan
memunculkan genotipe yang bersifat unggul. Sejumlah karakter baik didapatkan
dari sumber keragaman yang tersedia di alam. Sumber keragaman dapat
diperoleh dari varietas lokal, introduksi, hasil segregasi, dan mutasi.
Mutasi adalah perubahan sifat secara tiba-tiba dan perubahannya bersifat baka dan
menurun atau perubahan genetik yang bersifat mendadak (Van Harten, 1998).
Mutasi dapat terjadi di setiap bagian tanaman dan umumnya terjadi pada fase
pertumbuhan tanaman, namun lebih banyak pada bagian tanaman yang sedang
aktif mengadakan pembelahan sel seperti tunas dan embrio. Induksi mutasi
terbukti efektif meningkatkan keragaman genetik khususnya yang berupa klon.
Keragaman genetik yang dapat ditingkatkan melalui induksi mutasi antara lain
3
peningkatan variasi karakter kualitatif seperti morfologi tanaman, morfologi daun,
bentuk bunga dan warna bunga (Seneviratne dan Wijesundara, 2007).
Ada beberapa agen mutagenik yang biasa digunakan untuk membuat mutan
tanaman, seperti sinar X, beta, neutron, ultraviolet, dan gamma. Namun agen
mutagenik yang sering digunakan adalah sinar gamma. Sinar gamma paling
sering digunakan karena memiliki energi dan kemampuan penetrasi yang kuat ke
dalam sel dibandingkan dengan sinar lainnya, sehingga dapat meningkatkan
keragaman genetik dan peluang terciptanya mutan baru semakin besar (Hartini,
2008).
Iradiasi sinar gamma dengan dosis tertentu dapat mempengaruhi karakter suatu
tanaman. Pada penelitian yang dilakukan oleh Warid dkk. (2017), benih kedelai
yang telah diiradiasi dosis tinggi (200 - 400 Gy) menghasilkan kecambah dengan
kotiledon lebih tebal dan lebar dibandingkan kontrol. Habba (1989) menyatakan
bahwa peningkatan dosis iradiasi hingga 100 Gy, secara umum meningkatkan
perkecambahan benih Hyoscyamus muticus L. dan Atropa belladonna L., namun
perkecambahan benih menurun sejalan dengan meningkatnya dosis iradiasi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mugiono dkk. (2009), terjadi peningkatan
produktivitas padi varietas Cisanta yang mengalami perlakuan dosis iradiasi 100
Gy, 200 Gy dan 300 Gy dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, perlakuan sinar
gamma dosis 200 Gy pada tanaman jagung menghasilkan lebih banyak tongkol
dibandingkan dengan dosis yang lain (Makhziah dkk., 2016). Hal tersebut
menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma dengan dosis tertentu pada tanaman
dapat mempengaruhi genetik suatu tanaman.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat disusun perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah dosis iradiasi sinar gamma pada benih berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi cabai merah kultivar ‘Romario’.
2. Berapakah dosis iradiasi sinar gamma yang memberikan pertumbuhan dan
produksi cabai merah terbaik pada kultivar ‘Romario’.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan produksi
cabai merah kultivar ‘Romario’.
2. Mengetahui dosis iradiasi sinar gamma yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi cabai merah terbaik pada kultivar ‘Romario’.
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan, disusun
kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap perumusan masalah.
Cabai merah merupakan sayuran penting yang nilai gizinya tinggi dan menjadi
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, sehingga kebutuhan cabai merah
meningkat setiap tahunnya. Namun, pemenuhan kebutuhan cabai kerap tidak
tercukupi karena rendahnya produktivitas tanaman untuk dapat berproduksi.
Produktivitas yang rendah tersebut dapat disebabkan karena budidaya tanaman
5
yang belum intensif, pengaruh iklim, serangan OPT, dan sulitnya mendapatkan
varietas yang unggul. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas cabai
adalah melalui pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan perakitan benih untuk dapat menciptakan
benih unggul yang bermutu tinggi. Benih bermutu tinggi yang diharapkan oleh
pemulia tanaman yaitu unggul, viabilitas tinggi, tahan terhadap cekaman, tahan
terhadap serangan hama, dan penyakit tanaman, dan produktivitas tinggi. Mutasi
merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemuliaan tanaman.
Mutasi akan mengakibatkan perubahan struktural serta komposisi DNA suatu
organisme. Salah satu cara untuk membuat mutan dalam teknik pemuliaan yaitu
menggunakan penyinaran sinar gamma.
Sinar gamma yang diberikan mempunyai radiasi pengion dan radiasi ionisasi yang
dapat menyebabkan penurunan pada radikal air. Radikal ini akan mempengaruhi
sifat dan karakter kualitatif seperti morfologi tanaman, morfologi daun, bentuk
bunga dan warna bunga. Perubahan sifat yang diakibatkan oleh mutasi bersifat
baka dan menurun karena terjadi perombakan struktural serta komposisi DNA
yang menjadi komponen utama dari gen. Sifat yang diatur oleh gen dapat
diwariskan dari induk ke keturunannya.
Efek radiasi sinar gamma dapat menyebabkan penurunan karakter tinggi tanaman
dan jumlah daun tanaman. Semakin tinggi dosis sinar gamma Co60 (200 dan 300
Gy) yang diberikan semakin nyata menurunkan tinggi tanaman dan jumlah daun,
sementara pada diameter batang iradiasi sinar gamma tidak berpengaruh nyata
pada uji beda nyata jujur 5 % (Makhziah dkk., 2016). Pada penelitian
6
Meliala dkk. (2016), terjadi peningkatan bobot gabah padi per rumpun pada
perlakuan iradiasi sinar gamma pada dosis 100 Gy. Dosis iradiasi sinar gamma
100 Gy memiliki rata rata bobot gabah per rumpun tertinggi yakni 13,13 g,
sedangkan perlakuan kontrol memiliki rata-rata bobot gabah per rumpun terendah
yaitu sebesar 11,38 g.
Gaswanto dkk. (2016) menyatakan bahwa perlakuan pada tanaman cabai genotipe
lembang-1 yang diiradiasi dengan dosis 200 Gy menghasilkan tinggi bibit
tertinggi (12 cm) dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan dosis 200 Gy memiliki efek stimulasi pada pertumbuhan bibit. Selain
itu iradiasi sinar gamma juga dapat mempengaruhi komponen produksi tanaman.
Pada penelitian Makhziah dkk. (2016), iradiasi sinar gamma dosis 200 Gy
menghasilkan bobot tongkol, bobot biji, dan jumlah biji jagung tertinggi
dibandingkan dengan dosis lain.
Tingkatan dosis iradiasi sinar gamma memberikan respons tanaman yang berbeda.
Pada penelitian ini digunakan dosis 0-400 Gy, diharapkan pada dosis tersebut
diperoleh tanaman mutan dengan pertumbuhan dan produksi yang optimum.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan, dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut :
1. Iradiasi sinar gamma berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman cabai kultivar ‘Romario’.
7
2. Dosis sinar gamma 200 Gy akan menimbulkan pertumbuhan dan produksi
terbaik tanaman cabai merah kultivar ‘Romario’.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Cabai Merah
Tanaman cabai (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika dan subtropika
Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke
Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian
sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM di
dalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk
negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan
Portugis (Harpenas dan Dermawan, 2010).
2.2 Manfaat Cabai Merah
Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna
kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu,
juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin.
Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi
kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya
air mata.
Selain kapsaisin, cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk
memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan.
9
Unsur lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi
pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal.
2.3 Klasifikasi Tanaman Cabai Merah
Klasifikasi tanaman cabai merah menurut Agriflo (2012) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Sympetalae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
Secara morfologi tanaman cabai termasuk tanaman semusim (annual) berbentuk
perdu, berdiri tegak dengan batang berkayu,dan memiliki banyak cabang. Tinggi
tanaman dewasa antara 65-120 cm. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, cabai hibrida
tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji. Bijinya tertutup oleh bakal
buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Prajnanta,
2001).
2.4 Morfologi Tanaman Cabai
Daun cabai memiliki bentuk bervariasi tergantung pada jenis daun varietasnya.
Secara umum daun berbentuk oval atau lonjong, namun ada juga yang berbentuk
10
lanset. Daun cabai berukuran panjang antara 3-11 cm dengan lebar 1-5 cm.
Pada umumnya permukaan cabai halus, namun pada beberapa spesies ditemui
juga permukaan daun yang berkerut. Umumnya warna daun cabai berbeda
antara permukaan atas dan bawah daun. Warna permukaan bagian atas daun cabai
berkisar antara hijau muda, hijau sedang, dan hijau tua. Sementara permukaan
daun bagian bawah biasanya berwarna hijau muda hingga hijau terang (Suriyana,
2012).
Batang cabai dibedakan menjadi dua macam yaitu batang utama dan percabangan.
Batang utama berwarna coklat hijau, berkayu, panjang antara 20-28 cm, dan
berdiameter 1,5-2,5 cm. Percabangan berwarna hijau dengan panjang antara
5-7 cm. Diameter percabangan lebih kecil dari batang utama, berkisar antara
0,5-1 cm. Sifat percabangan adalah dikotom atau menggarpu. Cabang setiap
waktu membentuk cabang baru yang berpasangan (Nawangsih dkk., 2001).
Perakaran cabai merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer)
dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar
tersier). Panjang akar primer berkisar 35-50 cm. Akar lateral menyebar sekitar
35-45 cm (Prajnanta, 2001).
Pada umumnya tanaman cabai yang memiliki bunga berbentuk bintang. Warna
mahkota bunga beragam, ada yang putih, kehijaun, bahkan ungu. Bunga tanaman
cabai keluar dari ketiak daun. Ada yang tunggal dan ada juga yang tumbuh
bergerombol dalam tandan. Biasanya dalam satu tandan terdapat tidak lebih dari
tiga kuntum bunga. Bunga jantan dan bunga betina pada tanaman cabai terdapat
dalam satu bunga sehingga bunga cabai dikenal sebagai tanaman berbunga
11
sempurna. Pada waktu pemasakan bunga jantan dan bunga betina hampir
bersamaan sehingga pada umumnya bunga cabai melakukan penyerbukan sendiri.
Tetapi tidak menutupi kemungkinan terjadinya penyerbukan silang. Penyerbukan
biasanya dibantu oleh angin dan serangga (Suriyana, 2012).
2.5 Syarat Tumbuh Cabai
Cabai harus ditanam sesuai dengan syarat tumbuh yang dibutuhkan supaya dapat
tumbuh dan berproduksi secara optimal. Cabai merupakan tanaman yang
memiliki daya adaptasi yang luas, sehingga dapat ditanam di lahan sawah, dataran
rendah, maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut
(dpl).
Tanaman cabai umumnya tumbuh optimum di dataran rendah hingga menengah
pada ketinggian 0-800 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar 20-25o C.
Pada dataran tinggi di atas 1300 m dpl, tanaman cabai dapat tumbuh, akan tetapi
pertumbuhan tanaman cabai lambat dan produktivitasnya rendah (Harpenas dan
Dermawan, 2010).
Budidaya tanaman cabai membutuhkan pH tanah berkisar antara 5,5 sampai
dengan 7 dan jenis tanah yang cocok adalah tanah lempung berpasir yang gembur.
Lama penyinaran yang diperlukan tanaman cabai untuk pertumbuhan yang
optimum adalah selama 10-12 jam. Tanaman cabai juga memerlukan kelembaban
relatif sekitar 80% (Nawangsih dkk., 2001).
12
2.6 Mutasi Genetik
Mutasi berasal dari bahasa latin Mutatus yang artinya adalah perubahan. Mutasi
adalah perubahan materi genetik yang bersifat dapat diwariskan. Kesalahan
apapun yang terjadi selama replikasi gen di dalam molekul DNA pada satu atau
lebih basa dapat menyebabkan timbulnya mutasi. Meskipun sel mempunyai suatu
mekanisme untuk meningkatkan ketepatan replikasi DNA, terkadang bisa terjadi
suatu kesalahan spontan yang menimbulkan perubahan pada DNA dan yang dapat
diwariskan (Stansfield dkk., 2003).
Salah satu cara mendapatkan mutagen fisik yang dilakukan dalam teknik
pemuliaan yaitu menggunakan sinar gamma. Sinar gamma yang diberikan
memiliki radiasi pengion dan radiasi ionisasi yang dapat menyebabkan penurunan
pada radikal air. Radikal air dapat mempengaruhi sifat serta karakteristik tanaman
dari morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman, perubahan pada
tumbuhan atau tanaman yang diiradiasi dapat berubah karakteristik tanaman
tersebut tergantung pada tingkat iradiasi (Gaswanto dkk., 2015).
Penggunaan sinar gamma untuk memutasi suatu tanaman karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu memiliki daya penetrasi yang kuat kedalam jaringan,
penetrasi penyinaran ke dalam sel bersifat homogen, mampu mengionisasi
molekul yang dilewatinya, dapat mengakibatkan perubahan struktur kromosom
dan gen, dan dosis yang digunakan lebih akurat (Van Harten, 1998).
Sinar gamma merupakan sinar radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang yanglebih pendek dari sinar X, yang berarti menghasilkan radiasi
elektromagnetik dengan tingkat energi yang jauh lebih tinggi. Tingkat radiasi
13
energi sinar gamma yang dihasilkan dari reaktor nuklir mencapai lebih dari 10
MeV. Daya tembusnya ke dalam jaringan sangat dalam mencapai beberapa
sentimeter (cm) dan bersifat merusak jaringan yang dilewatinya. Unsur radioaktif
yang sering digunakan untuk menghasilkan sinar gamma di antaranya adalah Co60
dan Cs137 (Van Harten, 1998).
Mutasi secara kimia atau fisik dapat memperluas keragaman genetik tanaman
melalui perubahan susunan gen yang berasal dan tanaman itu sendiri, sedangkan
mutasi alamiah tidak mampu memberikan keragaman genetik secara cepat dan
akurat. Mutasi secara fisik dapat dilakukan dengan menggunakan sinar X, beta,
neutron, dan sinar gamma (Ahloowalia dan Maluszynsky, 2001).
Pada perlakuan sinar gamma, energi yang diserap secara langsung dan tidak
langsung dapat menimbulkan banyaknya keanekaragaman tanaman yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber tetua tanaman. Namun, kelemahan
dari pemuliaan mutasi adalah mutasi bersifat random. Beberapa hal yang dapat
menentukan keberhasilan mutasi, yaitu karakter atau sifat yang ingin diperbaiki
pemulia harus sudah ditetapkan terlebih dahulu sehingga jelas sifat atau karakter
seperti apa yang ingin didapatkan, metode screening/seleksi harus tepat kondisi
materi yang akan dimutasikan, seperti kandungan air, oksigen, daya kecambah
(benih) harus diketahui sebelum menginduksi mutasi, dan (d) dosis dan waktu
aplikasi mutagen yang tepat (Asadi, 2013).
Beberapa penelitian melaporkan penggunaan iradiasi sinar gamma memberikan
berbagai respon yang berbeda pada setiap tanaman tergantung seberapa tinggi
rendahnya dosis sinar gamma yang diberikan. Semakin tinggi dosis, maka
14
semakin banyak terjadi mutasi dan makin banyak pula kerusakannya (Mugiono,
2001).
Penggunaan dosis sinar gamma yang tinggi pada benih tanaman dapat
mempengaruhi persentase daya kecambahnya. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Harsanti dan Yulidar (2015), hasil persentase daya tumbuh perkecambahan
tertinggi benih kedelai didapat pada dosis 0 Gy dibandingkan dengan dosis 200
dan 400 Gy yaitu sebesar 80 % yang tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan sinar gamma pada dosis tinggi menurunkan daya tumbuh
perkecambahan benih kedelai.
Pengaplikasian sinar gamma tanaman padi yang diberikan sinar gamma dosis
rendah, memberikan pengaruh positif terhadap perakaran dan pertumbuhannya.
Selain itu radiasi sinar gamma dosis rendah (10-30 Gy) pada kentang (Solanum
tuberosum) merangsang kemunculan persentase tunas, sedangkan pada 40-50 Gy,
tinggi dan panjang akar secara signifikan terhambat, dan pada dosis tinggi (60 Gy)
tidak ada tunas yang muncul (Cheng dkk., 2010).
Iradiasi sinar gamma yang diberikan juga dapat mempengaruhi sifat-sifat
morfologis dan fisiologis suatu tanaman. Seperti pada tanaman kedelai yang
mengalami mutasi buatan dapat menyebabkan perubahan, yaitu tinggi tanaman
menjadi bervariasi (ada yang tinggi dan ada yang pendek), perubahan tipe
pertumbuhan determinate menjadi indeterminate, batang lebih tebal, ruas lebih
pendek, biji masak lebih cepat, dan jumlah polong lebih banyak (Singh dkk.,
2015). Berdasarkan hasil penelitian, tanaman jagung yang diradiasi dengan dosis
sebesar 100 dan 200 Gy memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan
15
produksi secara umum dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan
perlakuan sinar gamma (Makhziah dkk., 2016).
16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017.
Penanaman dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Iradiasi sinar
gamma dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan
Radiasi, Pasar Jumat, Jakarta pada Agustus 2016.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gamma cell tipe A220, alat tulis,
cangkul, jangka sorong, timbangan analitik, label, kamera, gunting, ember, selang,
handsprayer, dan plastik berdiameter 6 cm.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabai kultivar ‘Romario’
yang telah dilakukan penyinaran sinar gamma dengan dosis 0 Gy, 100 Gy, 200
Gy, 300 Gy, dan 400 Gy, humus, plastik es balon, air, kompos, pupuk kandang,
sekam, pupuk Urea, TSP, KCl, dan pestisida.
17
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menanam benih cabai merah pada petak
penelitian yang berukuran 15 m x 10 m. Penelitian ini disusun menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan tunggal dengan 2
ulangan. Perlakuan tersebut adalah dosis sinar gamma (D) yang terdiri dari 0 (d1),
100 (d2), 200 (d3), 300 (d4), dan 400 (d5). Jumlah tanaman per perlakuan ada 5
tanaman sehingga populasi total tanaman 50 batang. Tata letak satuan percobaan
yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
U
I II
d5 d1 d4 d3 d2 d3 d5 d4 d1 d2
Gambar 1. Tata letak percobaan.
Keterangan : Simbol I dan II merupakan ulangan dari setiap perlakuan, simbol d1-d5 merupakan dosis sinar gamma 0-400 Gy
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh sebelum dilakukan analisis ragam terlebih dahulu diuji
Bartlett dan uji Tukey. Setelah asumsi terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan
analisis ragam (ANARA). Apabila hasil yang diperoleh berpengaruh nyata maka
akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).
18
Model linier rancangan acak kelompok (RAK) adalah sebagai berikut:
Yij= µ +σi + βj +εij
Keterangan:
Yij = Hasil tanaman pada dosis sinar gamma ke-i dan kelompok ke-jµ = Nilai tengah umumσi = Pengaruh perlakuan sinar gamma dosis ke-iβj = Pengaruh kelompok ke-jεij = Pengaruh acak perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
3.5 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu radiasi sinar gamma pada
benih, penyemaian benih, penyiapan media tanam, pindah tanam, pemasangan
ajir, pemeliharaan, panen, dan pengamatan.
3.5.1 Iradiasi sinar gamma
Benih cabai merah kultivar ‘Romario’ diberi perlakuan sinar gamma dengan cara
dimasukkan ke dalam alat gamma cell tipe A220. Dosis iradiasi sinar gamma
yang diberikan yaitu dosis 0 Gy, 100 Gy, 200 Gy, 300 Gy,dan 400 Gy. Setiap
dosis memiliki waktu penyinaran yang berbeda-beda. Dosis 0 tidak disinari, dosis
100 Gy memerlukan waktu penyinaran 49 detik, 200 Gy memerlukan waktu 99
detik, 300 Gy memerlukan waktu 149 detik, dan 400 Gy memerlukan waktu 198
detik. Benih yang telah diberi perlakuan sinar gamma berstatus sebagai benih M1.
3.5.2 Penyiapan media tanam
Media yang digunakan untuk penyemaian adalah campuran tanah dan kompos
dengan perbandingan 1:1. Media semai dimasukkan ke dalam plastik es balon
19
berukuran 3 cm x 15 cm, kemudian setiap plastik tersebut ditanami satu benih.
Selama 1 bulan di persemaian, tanaman cabai disiram 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari.
3.5.3 Penyemaian benih
Penyemaian benih cabai merah yang telah diberi perlakuan sinar gamma
dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas
Lampung. Benih yang disemai masing masing diberikan perlakuan berupa
iradiasi sinar gama dengan dosis yang berbeda yaitu 0 Gy, 100 Gy, 200 Gy, 300
Gy, dan 400 Gy. Benih yang disemai untuk setiap dosis berjumlah 40 bulir.
Sebelum disemai benih direndam dalam air hangat (±50 o C) selama 30 menit.
Setiap kantong plastik yang telah diisi media semai ditanam satu benih cabai
merah per polibag.
3.5.4 Penyiapan lahan
Penyiapan lahan meliputi pengolahan lahan mulai dari pencangkulan lahan,
pencacahan bongkahan tanah, pembalikan tanah, pembuatan guludan dan
pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 70 cm.
3.5.5 Pindah tanam
Pindah tanam dilakukan pada saat tanaman cabai berumur 4 minggu setelah
disemai atau telah memiliki 4-6 daun sejati. Pindah tanam dilakukan dengan cara
memotong bagian bawah dan samping plastik untuk mempermudah pemindahan
tanaman ke lapangan. Bibit cabai dipindahkan ke dalam lubang tanam yang telah
20
disiapkan dan diberi tambahan kompos 150 g, TSP 7,6 g (100 kg/ha P2O5) dan
Furadan. Setelah 1 bulan pindah tanam, setiap tanaman diberi ajir dengan panjang
1,5 meter agar tanaman tetap tegak.
3.5.6 Pelabelan
Pelabelan dilakukan setelah dilakukannya pindah tanam. Pelabelan dilakukan
dengan memberi label pada bagian tanaman cabai (batang utama) menggunakan
plastik olive oil dengan penamaan simbol kultivar, dosis sinnar gamma, dan
ulangan.
3.5.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan,
dan pengendalian OPT.
3.5.7.1 Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pada pagi hari dan sore hari tergantung
pada kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan ember dan
selang air.
3.5.7.2 Penyiangan gulma
Penyiangan gulma dilakukan setiap seminggu 2 kali atau ketika pertumbuhan
gulma sudah mengganggu tanaman cabai. Penyiangan gulma dilakukan secara
manual.
21
3.5.7.3 Pemupukan
Pupuk yang digunakan berupa pupuk tunggal yaitu Urea, KCl, dan TSP.
Pemupukan Urea dilakukan saat tanaman cabai berumur 3,6, dan 9 minggu
setelah pindah tanam ke lapang. Pemupukan KCl dilakukan saat tanaman cabai
berumur 3 dan 6 minggu setelah pindah tanam ke lapang, sedangkan pemupukan
TSP dilakukan pada saat pindah tanam. Dosis pupuk yang digunakan yaitu Urea
13,7 g/tanaman (180 kg/ha N) dan KCl 7 g/tanaman (120 kg/ha K2O).
3.5.7.4 Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Pengendalian OPT lebih ditekankan pada kutu, thrips, dan jamur. Pengendalian
OPT dilakukan secara mekanik dan kimiawi. Pestisida yang digunakan untuk
mengendalikan kutu dan thrips berbahan aktif imidalopric 200g/l dan
pengendalian fungi berbahan aktif mankozeb 80 %.
3.5.8 Panen
Pemanenan cabai dilakukan setelah tanaman berumur 60-75 hari. Cabai dapat
dipanen setelah buahnya 75 % berwarna merah (Moekasan dkk., 2005). Buah
cabai dipanen dengan cara dipetik secara manual dengan menyertakan tangkai
buah. Pemanenan dilakukan 10 kali dengan interval dua kali seminggu.
22
3.5.9 Pengamatan
Variabel pengamatan pada penelitian meliputi:
1. Persentase perkecambahan
Perhitungan persentase perkecambahan dilakukan pada saat benih tersebut
telah berumur 30 hari setelah semai, dengan mengitung jumlah benih yang
berkecambah.
Rumus perhitungan pada persen perkecambahan yaitu sebagai berikut :
Jumlah benih berkecambah x 100%Jumlah benih yang ditanam
2. Kecepatan perkecambahan
Kecepatan perkecambahan yang dihitung adalah jumlah benih yang
berkecambah dari hari pengamatan pertama sampai dengan hari terakhir
setiap harinya yaitu kecepatan benih untuk berkecambah normal.
Kecepatan benih dihitung sebagai jumlah pertambahan persen kecambah
normal perhari.
= ( ) − ( − 1)KP : Kecepatan perkecambahanKN : Selisih persen perkecambahant : Jumlah hari
23
3. Tinggi bibit
Tinggi bibit, diukur mulai dari pangkal batang atas permukaan tanah sampai
titik tumbuh. Pengukuran tinggi bibit ini dilakukan pada saat bibit pindah
tanam ke lapang yaitu berumur 30 hari setelah semai.
4. Persentase bibit normal
Persentase bibit normal, dihitung berdasarkan yaitu perhitungan persen dari
perkecambahan yang tumbuh secara normal tanpa adanya kecacatan atau
kerusakan.
5. Chimera
Chimera merupakan segmen jaringan yang memiliki genetik berbeda dengan
sel-sel yang berdekatan. Sehingga pengamatan chimera dihitung berdasarkan
karakteristik bentuk tanaman yang berbeda dari kontrol.
6. Tinggi tanaman saat berbunga
Tinggi tanaman saat berbunga diukur pada saat tanaman cabai mulai
berbunga pertamakalinya, cara pengukuran pengamatan ini yaitu dengan cara
mengukur tinggi tanaman mulai dari pangkal batang tanaman hingga pucuk
atau tunas tertinggi pada tanaman yang diukur menggunakan meteran.
7. Panjang cabang primer
Panjang cabang primer merupakan pengukuran panjangnya cabang yang
terdapat pada batang utama. Cara melakukan pengukuran pada pengamatan
ini yaitu dengan mengukur setiap cabang primer menggunakan meteran.
24
8. Jumlah cabang primer
Jumlah cabang primer merupakan perhitungan jumlah percabangan primer
yang terdapat pada tanaman cabai.
9. Diameter batang
Pengukuran diameter batang yang diukur dari batas 1 cm dibawah
percabangan utama. Pengukuran diameter batang menggunakan alat berupa
jangka sorong.
10. Tinggi tanaman saat akhir panen
Tinggi tanaman saat akhir panen dihitung dengan mengukur tinggi tanaman
dari pangkal hingga pucuk tertinggi pada tanaman setelah panen kesepuluh.
11. Umur berbunga
Umur berbunga dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanaman pindah
tanam sampai berbunga untuk pertama kali.
12. Jumlah bunga
Jumlah bunga dihitung berdasarkan jumlah ruas percabangan pada setiap
tanaman cabai.
13. Jumlah bunga rontok
Jumlah bunga rontok dihitung berdasarkan selisih antara jumlah bunga
dengan jumlah buah.
25
14. Umur panen
Umur panen dihitung berdasarkan jumlah hari sejak pindah tanam bibit
hingga pertama kali menghasilkan buah siap panen.
15. Jumlah buah per tanaman
Jumlah buah dihitung per tanaman untuk setiap kali panen, selanjutnya
dijumlahkan dari panen pertama hingga panen kesepuluh.
16. Panjang buah sampel
Panjang buah diukur berdasarkan panjang buah yang diambil dari satu buah
sampel per tanaman untuk setiap panen. Pengukuran dimulai dari pangkal
buah sampai ujung buah menggunakan penggaris.
17. Diameter buah sampel
Diameter buah diukur berdasarkan pengukuran bagian buah cabai yang paling
besar. Pengukuran diameter buah diambil dari satu buah sampel per tanaman
untuk setiap kali panen menggunakan jangka sorong.
18. Bobot per buah sampel
Bobot per buah ditimbang berdasarkan bobot buah yang diambil dari satu
buah sampel per tanaman untuk setiap kali panen.
19. Bobot buah per tanaman
Bobot buah per tanaman adalah bobot yang ditimbang berdasarkan bobot
buah yang dihasilkan setiap tanaman dan dijumlahkan sejak awal hingga
akhir panen.
26
20. Bobot biji sampel
Bobot biji sampel adalah bobot biji yang diambil dari buah sampel per
tanaman untuk setiap kali panen.
21. Bobot biji per tanaman
Bobot biji per tanaman dihitung berdasarkan jumlah bobot biji yang
dihasilkan oleh tanaman dari penen pertama hingga panen terakhir.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, disimpulkan
bahwa :
1. Terdapat pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan produksi
cabai merah kultivar ‘Romario’ yang ditunjukkan pada variabel tinggi bibit dan
umur berbunga tanaman.
2. Secara agronomis pertumbuhan cabai merah kultivar ‘Romario’ yang terbaik
diperoleh pada dosis iradiasi 300 Gy, namun produksi terbaik diperoleh pada
perlakuan kontrol.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diusulkan adalah
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada generasi M2 maupun generasi
selanjutnya untuk mengetahui perubahan pada tanaman cabai kultivar ‘Romario’
yang diiradiasi dengan sinar gamma.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, M. D. 2008. Pengembangan Teknologi Nuklir Untuk MeningkatkanHasil Panen. Makalah. Universitas Sebelas Maret. Surabaya. 78 hlm.
Agriflo. 2012. Cabai : Prospek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. PenebarSwadaya Grup. Jakarta. 205 hlm.
Ahloowalia, B.S. dan M. Maluszynsky. 2001. Induce Mutations A New Paradigmin Plant Breeding. Journal Euphytica. 118(1): 167 – 173.
Asadi. 2013. Pemuliaan mutasi untuk perbaikan umur dan produktivitas padakedelai. Jurnal Agro Biogen. 9(3): 135-142.
Cheng, L., H. Yang., B. Lin.,Y. Wang., W. Li., D. Wang.dan F. Zhang. 2010.Effect of gamma ray radiation on physiological, morphological charactersand chromosome aberrations of minitubers in Solanum tuberosum L.J. Radiat. Biol. 86(9): 791-799.
Gaswanto, R., M. Syukur., B. S Purwako. dan S. H. Hidayat. 2015. InducedMutation by Gamma Rays Irradiation to Increas Chilli Resistance toBegomovirus. Agrivita. 38(1): 24-32.
Habba, I. E. 1989. Physiological effect of gamma rays on growth and productivityof Hyoscyamus muticus L. and Atropa belladonna L. Thesis. Fac. Agric.Cairo University. Cairo, Egypt. 65-73.
Hartini, S. 2008. Induksi Mutasi Dengan Iradiasi Sinar Gamma Pada Kedelai(Glycine max (L.) Merrill) Kultivar Slamet Dan Lumut. Thesis. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 33 hlm.
Harsanti, L dan Yulidar. 2015. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma TerhadapPertumbuhan Awal Tanaman Kedelai (Glycine max L.)Merril) VarietasDenna 1. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah-Penelitian DasarIlmu Pengetahuan dan Teknologi Batan 2015. Pusat Aplikasi Isotop danRadiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta. 59-63 hlm.
Harpenas, A dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Jakarta.Penebar Swadaya. 106 hlm.
55
Hemon. A. F. 2009. Induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma dan seleksiinvitro untuk mendapatkan embrio somatik kacang tanah yang toleranpolietilena glikol. Universitas Mataram. Jurnal Agrotropika 14(2): 67–72.
Kovacs, E dan A. Keresztes. 2002. Effect of gamma and UV-B/C radiation onplant cell. Micron. 33(2): 199-210.
Prajnanta, Final. 2001. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.162 hlm.
Makhziah, Sukendah, dan Y. Koentjoro. 2017. Pengaruh radiasi sinar gammacobalt-60 terhadap sifat morfologi dan agronomi ketiga varietas jagung(Zea mays L.). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 22(1): 41-45.
Meliala, J. H. S., N. Basuki, dan A. Soegianto. 2016. Pengaruh iradiasi sinargamma terhadap perubahan fenotipik tanaman padi gogo (Oryza sativa L.).Jurnal Produksi Tanaman. 4(7) : 585-594
Mendez-Natera, J. R.., A. Rondon., J. Hernandes, dan J. F. Merazo-Pinto. 2012.Genetics studies in upland cotton. III. Genetics parameters, correlationsand path analysis. SABRAO Journal of Breeding and Genetics. 44(1): 112-128.
Moekasan, T. K., L. Prabaningrum, dan M. L. Ratnawati. 2005. Penerapan PHTPada Sistem Tanam Tumpang Gilir Bawang Merah dan Cabai. BalaiPenelitian Tanaman Sayuran. Lembang. 43 hlm
Mugiono, L. Harsanti. dan A.K. Dewi. 2009. Perbaikan padi varietas cisantadengan mutasi induksi. J. Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi. 5(2):65-75
Nawangsih, A.A., H. P. Imdad, dan A. Wahyudi. 2001. Cabai Hot Beauty.Penebar Swadaya. Jakarta. 8-15 hlm.
Nuryati, L., B. Waryanto. dan R. Widaningsih. 2016. Outlook Cabai. Pusat Datadan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian.Jakarta. 79 hlm.
Oeliem, T. M. H., S. Yahya, D. Sofia, dan Mahdi, 2008. Perbaikan GenetikKedelai Melalui Mutasi Induksi Sinar Gamma Untuk MenghasilkanVarietas Unggul dan Tahan Terhadap Cekaman Kekeringan. USU.Medan. 46 hlm.
Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3 : Prinsip, Produksi,dan Nutrisi Jilid II. Institut Teknologi Bandung. 25-34 hlm.
Seneviratne, K. A. C. N. and M. A. Wijesundara. 2007. First african violet(Saintpaulia ionatha H. Wendel) with changing colour pattern induced bymutation. Am Journal Plant Physio. 2(3): 233-236.
56
Singh, S.P., S. S. Gaurav., S. B Singh., V. Singh, and Y. K Singh. 2015.Mutagenetic studies in soybean (Glycine max (l,) Merrill) a review.Frontiers in Crop Improvement Journal. 3(1): 1-8.
Sukartini T. 1992. Pengaruh radiasi corm dengan sinar gamma terhadapkeragamman pertumbuhan dan bunga gladiol (Gladiolus hybridus cv.Queen. Occer). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. FakultasPertanian. IPB. Bogor. 34 hlm
Suriyana, N. 2012. Cabai Sehat dan Berkhasiat. CV Andi Offset.Yogyakarta.134 hlm.
Susanto, A. H. 2011. Genetika. Graha Ilmu. Yogyakarta. 382 hlm.
Stansfield, I., K. M. Herbert, A. Lewendon, W.V. Shaw, dan M.F. Tuite. 2003.Missense translation errors in Saccharomyces cerevisiae. Journal ofMoleculer Biology. 282(1): 13-24.
Stoskopf, N. C., D. T. Tomes. dan B. R Christie. 1993. Plant Breeding, Theoryand Practice. Westview Press. University of California. California.427 pp.
Van Harten, A.M. 1998. Mutation Breeding, Theory and Practical Aplications.Cambridge University Press. Cambridge. 353 pp.
Warid., N. Khumaida., A. Purwito, dan M. Syukur. 2017. Pengaruh iradiasi sinargamma pada generasi pertama (M1) untuk mendapatkan genotipe unggulbaru kedelai toleran kekeringan. Jurnal Agrotrop. 7(1): 11-21.
Wirnas, D., I. Widodo., Sobir., Trikoesoemaningtyas, dan D. Sopandie. 2006.Pemilihan karakter agronomi untuk menyusun indeks seleksi pada 11populasi kedelai generasi F6. Buletin Agronomi. 34(1):19-24.
Top Related