1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Palangka Raya merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan
sektor wisatanya cukup berkembang. Masyarakat Palangka Raya yang juga
terus bertambah membuat sebagian pengusaha membuat tempat – tempat
wisata sebagai alternatif hiburan dan ajang refreshing bagi masyarakat kota
Palangka Raya. Salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi dikota
Palangka Raya adalah Kalawa Water Park yang terletak di jalan Tjilik Riwut
Km.6,5.
Sebagai satu – satunya wisata air di kota Palangka Raya yang memiliki
berbagai wahana air terlengkap membuat Kalawa Water Park menjadi pilihan
utama masyarakat kota Palangka Raya untuk mengunjungi tempat tersebut
mengingat cuaca di kota Palangka Raya yang cukup panas. Diketahui rata-rata
jumlah pengunjung Kalawa Water Park 150-300 orang setiap harinya yang
terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Sebagai tempat wisata air tentu
saja kualitas kebersihan air kolam renang di Kalawa Water Park menjadi
prioritas utama, semakin bersih air tersebut tentu akan membuat nyaman para
pengunjung di Kalawa Water Park.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan mahluk hidup lainnya, karena fungsinya bagi kehidupan tersebut
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Semua kegiatan yang dilakukan
manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi),
membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minum
sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagian besar keperluan air sehari-
hari berasal dari beberapa sumber air seperti air laut yang merupakan sumber
air yang paling banyak. Lalu ada air permukaan yang terdiri atas air sungai, air
danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua. Setelah itu air
hujan yang jatuh ke bumi, dan yang terakhir air tanah adalah air yang berasal
dari rembesan air hujan yang mengalami proses filtrasi secara
alamiah.(Chandra, 2006)
2
Dalam mempertahankan jaminan dan mutu akan objek wisata air, sanitasi
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Menurut WHO sanitasi adalah
upaya pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat
menimbulkan atau mungkin menimbulkan pengaruh yang merugikan
perkembangan jasmani, kesehatan dan ketahanan hidup (WHO, 2008).
Untuk mewujudkan kondisi tempat-tempat umum memenuhi syarat
kesehatan agar pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan
penyakit sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
masyarakat, maka air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan. Salah
satu syarat tersebut adalah desinfektan yang menggunakan proses klorinasi,
sehingga menghasilkan kadar sisa klor dalam air kolam renang.(Jalaludin,
2012)
Klor atau klorin adalah zat kimia yang digunakan untuk desinfeksi air salah
satunya kolam renang. Penggunaan desinfektan seperti klor berfungsi untuk
mematikan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air. Proses desinfeksi
menggunakan klorinasi ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah
industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara berkembang karena
klor sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah dan efektif. Cara kerja
klorin dalam membunuh kuman yaitu dengan cara merusak struktur sel
organisme yaitu lapisan membran sitoplasma, membran luar, protein struktural,
kapsid, asam nukleat, peptidoglikan dan lapisan pelindung spora sehingga
kuman akan mati. Proses tersebut akan berlangsung bila klorin mengalami
kontak langsung dengan organisme tersebut. Klorin membutuhkan waktu untuk
membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu tertentu atau sekitar
18oC, membutuhkan waktu 30 menit agar proses klorinasi berjalan efektif.
(Indrawati, 2009)
Apabila senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti
urine dan keringat, maka klor bisa melepaskan produk campuran berupa
trichloroamine (NCl3) dan sianogen klorida (CNCl) yang dapat mengganggu
kesehatan. Karena pengaruh klor dalam kadar tertentu dapat mengakibatkan
3
gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi mata dan rambut akan
terasa kering. (ParentIndonesia. 2014)
Sejumlah studi membuktikan bahaya klor menyebabkan timbulnya
gangguan kesehatan dalam jangka panjang berupa gangguan paru, kerusakan
gigi hingga kanker. Gangguan paru dan kerusakan gigi disebabkan karena
paparan gas klor yang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan kasus yang
ditemukan dr Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun yang mengalami masalah
gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna makin gelap karena
kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. Kehilangan enamel gigi
memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau refluks asam,
namun pada pria paruh baya tersebut pemicunya adalah kegiatan renang setiap
hari yang dilakukannya selama 90 menit. Selain masalah gigi yang sangat
sensitif karena enamel giginya terkikis, pria itu juga mengalami masalah
gangguan kulit seperti peradangan dan rasa terbakar. (De Giorgio, 2011).
Selain itu, menurut artikel tahun 2007 yang diterbitkan oleh American Journal
of Epidemiology, orang yang mandi dengan air yang klorinnya tidak disaring
lebih berpotensi terkena kanker kandung kemih dan penyakit kanker lainnya
daripada yang diminum. Ada juga penelitian yang mengungkapkan bahwa
pemakai kolam renang hotel bintang 3 dan 4 di Wilayah Kota Yogyakarta
mengalami keluhan iritasi kulit dan mata terhadap sisa klor yang ada di air
kolam renang.(Teddy, 2013)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diangkat penelitian dengan judul
“Uji Kadar Sisa Klor Air Kolam Renang Di Kalawa Water Park Palangka
Raya”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dibahas dari penelitian ini adalah :
1. Apakah air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya terdapat
kandungan sisa klor?
4
2. Apakah jumlah kandungan sisa klor pada air kolam renang Kalawa Water
Park Palangka Raya masih dalam ambang batas sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan sisa klor pada air kolam
renang Kalawa Water Park Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui berapa jumlah sisa klor yang ada pada air kolam renang
Kalawa Water Park Palangka Raya sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 416/MENKES/PER/IX/1990.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi pemilik wahana air agar dapat mengetahui kadar sisa klor yang aman
untuk wahana airnya.
2. Bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan kolam renang
sebagai fasilitas umum karena kolam renang yang kadar klornya melebihi
batas maksimal berbahaya bagi kesehatan.
3. Dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan pemeriksaan bakteriologi tentang MFN.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Air merupakan
senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air terdiri dari
satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Air merupakan
pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media
penyalur utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/sampah yang
dihasilkan oleh proses kehidupan. Air juga juga digunakan untuk keperluan
industri pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-
lain. Oleh karena itu, sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai
dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan
kesehatan hidupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan
lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik
maupun senyawa anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang
peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air.
Seluruh peradaban manusia dan mahluk hidup lainnya dapat lenyap karena
kurangnya air yang disebabkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan
iklim. Kualitas air yang buruk yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri
patogen dan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dapat membunuh
berjuta manusia terutama di negara-negara sedang berkembang. (Achmad,
2004)
1. Sumber air bersih dan aman
Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain:
a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
c. Tidak berasa dan tidak berbau.
d. Dapat dipergunakan untuk kebutuhan dosmetik dan rumah tangga.
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan WHO atau Departemen
Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit
6
penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau
limbah industri.
2. Sumber air
Air yang ada dipermukaan bumi ini banyak sekali sumbernya. Mulai dari
air laut, air hujan, air permukaan dan air tanah.
a. Air laut
Air laut merupakan sumber air yang paling banyak. Air laut banyak
mengandung garam dan mineral dengan kadar tinggi. Air laut tidak
akan bisa langsung dipakai sebagai air minum dan air bersih untuk
keperluan sehari-hari sehingga diperlukan pengolahan air untuk
mendapatkan air yang bersih.
b. Air permukaan
Air yang terdiri atas air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata
air, air rawa dan air gua. Sebagian besar berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi.
c. Air hujan
Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun air ini dalam
keadaan murni dan sangat bersih, air tersebut cenderung mengalami
pengotoran pada saat berada di atmosfer. Pengotoran yang berlangsung
di atmosfer dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan
gas industri, seperti karbon dioksida, nitrogen dan amonia.
d. Air tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari lapisan tanah bagian dalam yang
terkumpul dari rembesan air hujan. Kemudian mengalami perkolasi
atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Air tanah ini lebih bersih daripada air hujan ataupun air
permukaan tanah (sungai, kolam dan danau) dan tidak perlu mengalami
proses penjernihan. Akan tetapi, air tanah juga biasanya mengandung
kadar mineral dalam konsentrasi yang terlalu tinggi. Konsentrasi yang
tinggi tersebut dapat diperoleh dari zat-zat mineral seperti magnesium,
kalsium dan besi dapat menyebabkan kesadahan air. ( Chandra,2006)
7
B. Air Kolam renang
Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat
untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa layanan lainnya,
menggunakan air bersih yang sudah diolah. Menurut Permenkes nomor 416/
MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
yang dimaksud air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang
digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan. Air di tempat-tempat berenang, terutama di kolam-kolam umum
dapat membahayakan kesehatan. Kolam renang dan daerah sekitarnya dapat
menularkan infeksi mata, hidung, tenggorokan dan saluran pencernaan, selain
itu juga dapat menyebabkan penyakit pertigo, serta penyakit kulit lainnya,
karena itu keharusan untuk senantiasa menjaga kualitas kebersihan air
tersebut. Juga harus senantiasa diadakan pengawasan terhadap proses
desinfeksi agar kadar desinfektan klor ada dalam batas persyaratan.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
disebutkan bahwa kualitas air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan
yang meliputi persyaratan fisika, kimiawi dan mikrobiologi.
1. Fisika
a. Bau
b. Benda Terapung
c. Kejernihan
2. Kimia :
a. Aluminium
b. Kebasaan ( CaCO3 )
c. Oksigen Terabsorbsi ( O2 )
d. pH
e. Sisa klor
f. Tembaga
3. Mikrobiologi : Jumlah kuman dan Total Coli
8
Tabel 1.1 Baku Mutu Kualitas Air Kolam Renang
No. Parameter Satuan
Kadar Yang
Diperbolehkan Keterangan Minimum Maksimal
A.FISIKA
1. Bau - - - Bebas dari
bau yang
mengganggu
2. Benda terapung - - - Bebas dari
benda
terapung
3. Kejernihan - - - Piringan
sesuai yang
diletakkan
pada dasar
kolam yang
terdalam,dapat
dilihat dengan
jelas dari tepi
kolam pada
jarak lurus 7m
B.KIMIAWI
1. Alumunium mg/L - 0,2 -
2. Kesadahan (CaCO3) mg/L -
3. Oksigen terabsorbsi
(O2)
mg/L - 0,1 Dalam waktu
4 jam pada
suhu udara
4. Ph - 6,5 8,5 -
5. Sisa Klor mg/L 0,2 0,5 -
6. Tembaga sebagai Cu mg/L - 1,5 -
C.MIKROBIOLOGI
1. Coliform total Jumlah/ 100 ml - 0 ml
2. Jumlah Kuman Jumlah koloni/1 ml - 200
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
9
Air kolam renang berasal dari sumber air tanah. Air tanah cenderung
mengandung zat besi atau asam organik tinggi. Sehingga tidak dapat digunakan
secara langsung untuk kolam renang dan harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Air kolam renang diolah
menggunakan bahan kimia untuk menjaga kualitasnya. Langkah-langkah
pengolahan air kolam renang dengan bahan kimia meliputi proses netralisasi,
penjernihan air dan desinfekasi.
1. Proses netralisasi
Mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7-8). Untuk air yang
bersifat asam misalnya air gambut maka ditambahkan kapur untuk
menetralkannya. Apabila pH air kurang atau lebih dari pH yang
ditentukan, akan mengakibatkan pipa air yang terbuat dari logam
mengalami korosif sehingga pada akhirnya air tersebut akan menjadi racun
bagi tubuh manusia.
2. Proses penjernihan
Untuk mengikat kotoran yang berupa zat organik yang ada dalam air
kolam menjadi keping yang lebih besar agar lebih mudah diambil atau
disaring. Proses ini dilakukan dengan penambahan tawas.
3. Proses desinfeksi
Air kolam renang yang sudah melalui proses penjernihan masih dicurigai
adanya kontaminasi dari bakteri di dalam air tersebut. Maka perlu
dilakukan proses desinfeksi dengan menggunakan kaporit. (Gabriel,2001)
Selin menggunakan bahan-bahan kimia ada juga sistem pengolahan air
kolam renang, yaitu (Hasibuan. E,2001) :
1. Sistem through flow
Pada sistem ini air terus menerus setiap waktu sehingga senantiasa
airnya tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang baru. Tipe ini
dianggap terbaik, tetapi membutuhkan banyak air.
10
2. Sistem fill and drew
Air yang sudah nampak kotor diganti seluruhnya dengan air yang baru
dan bersih. Penentuan kotor tidaknya ditetapkan dari keadaan fisik
(keruh dan kotor) atau jumlah orang yang mandi di dalamnya.
3. Sistem recirculation
Air yang telah kotor disaring kembali dalam filter-filter dan dipompa
kembali kedalam pemandian yang telah bersih dan setelah di desinfeksi.
C. Pengolahan Air Kolam Renang Kalawa Water Park
Pada air kolam renang Kalawa Water Park sumber air yang digunakan
yaitu sumur bor (air tanah). Air tanah memiliki kecenderungan untuk
mengandung kadar besi atau asam organik tinggi. Sehingga air yang
digunakan harus diolah terlebih dahulu. Dengan menggunakan bahan-bahan
kimia untuk menjaga kualitasnya seperti kapur gamping, soda ash atau tawas,
PAC dan kaporit 60%. Pada air kolam renang Kalawa Water Park, air yang
digunakan diganti 3 kali dalam sebulan dan penambahan kaporit dilakukan
setiap hari sekali dengan jumlah kaporit 1 kg/1000 m 3 air. Sistem pengolahan
air kolam renang Kalawa Water Park menggunakan sistem recirculation .
Langkah-langkah proses pengolahan air Kalawa Water Park sebagai berikut:
- Pertama dilakukan tes kit untuk mengetahui kandungan pH air dan klorin.
- Kedua air kotor disedot oleh pompa khusus kolam renang lalu dimasukkan
ke dalam filter. Didalam filter dilakukan penyaringan atau filtrasi terhadap
air. Masukkan kaporit 60% kedalam vakum (dalam posisi filter
''RECICULATION'saluran vakum ),setelah kira - kira sudah tercampur,
masukkan soda ash dan masukkan lagi PAC (Polyaluminium Chloride).
Setelah obat tercampur / bereaksi ( Handle filter posisikan ke '' FILTER '')
- Esok harinya / setelah kotoran mengendap di dasar kolam renang. Posisikan
handle filter ke '' WASTE '' vakum buang langsung kesaluran selokan supaya
endapan yang kotor bisa langsung terbuang.
- Jangan lupa untuk mem-backwash filter untuk membersihkan isi filter agar
tetap optimal untuk perawatan selanjutnya.
11
- Jika air udah jernih tambahkan granular 90% dan sirkulasi air sampai 10
jam supaya klorin bisa mengikat air dan mematikan bakteri. Sehingga air
siap pakai dan sesuai standar air untuk berenang.
- Kemudian air dihisap oleh pompa yang ada di Balancing Tank dan dialirkan
ke kolam renang.
- Setelah itu kembalikan ke posisi sirkulasi normal dan handle filter posisikan
ke arah FILTER.
D. Klor
Klor atau klorin adalah salah satu unsur kimia dengan simbol Cl dan
mempunyai nomor atom 17. Termasuk dalam golongan halogen sebagai unsur
klorida yang merupakan garam atau senyawa lain secara normal banyak dan
sangat diperlukan dalam kehidupan termasuk manusia. Klor tidak terdapat
bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam logam
Natrium, Magnesium dan banyak yang terdapat pada Natrium Klorida (NaCl).
Dalam wujud gas klor berwarna kuning kehijauan, baunya sangat
menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat merupakan
agen pengoksidasi, pelunturan yang sangat efektif. Klor adalah gas kuning
kehijauan yang dapat bergabung dengan hampir seluruh unsur lain karena
merupakan unsur bukan logam yang sangat elektronegatif. Ciri-ciri utama
unsur klor merupakan unsur murni, mempunyai unsur fisik berbentuk gas
berwarna kuning kehijauan. (Parnomo.A, 2003)
Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada
lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman penyakit dalam lambung
dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Klorin adalah unsur kimia
ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia, dan digunakan sebagai alat
pemutih pada industri kertas, pulp dan tekstil. Klorin digunakan untuk
manufaktur, peptisida dan herbisida, misalnya DDT, untuk alat pendingin,
obat farmasi, bahan pembersih dan untuk perawatan air dan air limbah. Klorin
juga digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam klorida,
bahan pelarut klorinasi, peptisida, polimer, sintesis dan refrigerant. Selain
12
klorin, ada juga Sodium hipoklorit yang merupakan komponen/produk
pemutih yang diperdagangkan, larutan pembersih dan desinfektan untuk air
minum dan sistem penyaringan air buangan/limbah dan kolam renang (Hasan,
A.2006).
Klor mempunyai 2 sifat yaitu secara fisik dan kimia.Ciri-ciri Klor sebagai
berikut :
a. Sifat fisik
Klor termasuk dalam kelompok Halogen (F, Cl, Br, L) dengan ciri-ciri
fisik sebagai berikut :
1) Pada suhu dan tekanan klor merupakan gas kuning kehijauan dengan
bau yang khas. Berat 1 liter klor pada 0°C dan tekanan 760 mmHg
adalah 3,208g
2) Suhu kritisnya 144°C dan tekanan kritis 76,1 atm. Konsekuensinya
memungkinkan klor berubah dari bentuk gas menjadi cair melalui
proses pendinginan atau pemempatan
3) Klor bersifat sedikit larut dalam air dan kelarutannya akan menurun
seiring peningkatan suhu
4) Dengan proses pendinginan larutan klor dalam air pada suhu 8°C, maka
larutan klor akan berubah menjadi Kristal klor hidrat. Bentuk Kristal
tersebut akan menyulitkan dalam menentukan dosis klor. Untuk
menghindarinya suhu air harus lebih besar dari 8°C.
b. Sifat Kimia
1) Merupakan salah satu unsur aktif, artinya bila hadir dalam air akan bereaksi
dengan seluruh metal dan unsur lainnya, pada suhu normal hanya dengan
“noble geser” dan oksigen saja yang tidak akan bereaksi.
2) Pada kondisi kering kereaktifan klor berkurang sehingga “klor kering’’ pada
suhu ruang tidak akan bereaksi dengan logam berharga sekalipun, seperti
platinum, emas dan perak ataupun logam biasa seperti besi dan tembaga.
3) Memungkinkan untuk transfer “klor kering” melalui pipa kering dan
tembaga, namun kereaktifannya tidak akan berhenti begitu saja dan hanya
diperlambat. (Fardi.S.2006)
13
E. Dampak Klor Bagi Kesehatan dan Air Kolam Renang
Klor dalam bentuk gas maupun cair sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas
klor, Cl� tidak terdapat sebagai bahan pencemar dalam jumlah yang cukup
besar di atmosfer tetapi sangat berbahaya pada daerah setempat. Gas klor
merupakan gas pembunuh yang digunakan dalam medan perang dunia ke II.
Klorin sangat toksik dan menyebabkan iritasi membran mocus, disamping
reaktif dan merupakan oksidator sangat kuat. Beberapa senyawa dilepaskan ke
atmosfer sebagai bahan pencemar yang terhidrolisa membentuk HCl. Gas ini
berbahaya bagi manusia terutama mengganggu kesehatan. Pada kadar 3,0-6,0
ppm gas klor terasa pedas dan memerahkan mata. Apabila terpapar gas dengan
kadar 14,0-21,0 ppm selama 30-60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-
paru (Pulmonari eodema).(Achmad, 2004)
Pada air kolam renang, klor dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan
iritasi kulit. Bahkan air kolam renang yang mengandung klor juga bisa
menyebabkan kerusakan gigi. Temuan terbaru dr Leila Jahangiri dari New
York University College of Dentistry’s Department of Prosthodontics,
menemukan bahwa tingkat klorin dan batas pH yang tinggi bisa mempengaruhi
terjadinya pengikisan yang cepat dan permanen dan enamel (lapisan luar) gigi
seseorang. Kasus yang ditemukan dr Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun
yang mengalami masalah gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna
makin gelap karena kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. Kehilangan
enamel gigi memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau
refluks asam, namun pada pria baya tersebut pemicunya adalah kegiatan
renang setiap hari yang dilakukannya selama 90 menit. Selain masalah gigi
yang sangat sensitif karena enamel giginya terkikis, pria itu juga mengalami
masalah gangguan kulit dan iritasi mata. (Giorgio L.D., 2011)
Menurut artikel tahun 2007 yang diterbitkan oleh American Journal of
Epidemiology, orang yang mandi dengan air yang mengandung klorin yang
tidak disaring 83% lebih mungkin terkena kanker kandung kemih dan penyakit
kanker lainnya karena air mandi yang tidak disaring akan memberi anda klorin
14
10 kali lebih banyak daripada yang diminum. (American Journal of
Epidemiology. 2007)
Proses klorinasi yang dilakukan pada air yang mengandung bahan-bahan
organik dengan konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen yang
mudah menguap (volatitile holagennated organics), biasa disebut VHO.
Senyawa-senyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan trihalometha
(THM). Pada pemeriksaan terhadap air kolam renang yang telah menjalani
proses desinfekasi, juga didapat senyawa THM dengan kadar yang lebih tinggi
daripada kadar air minum yang memiliki kadar THM maksimum dalam udara
di atas permukaan kolam renang mencapai 787 g/l sedangkan air minum
kadarnya 41,8 g/l. Kondisi tersebut akibat lebih besarnya bahan kandungan
bahan organik dalam air kolam renang, selain bahan organik juga didapat
keringat dan urin orang yang berenang. Untuk menurunkan konsentrasi THM
dalam air yang akan mengalami klorinasi harus dihilangkan dahulu
penyebabnya yaitu zat-zat organik. Selain itu dapat dilakukan penggantian
desinfektan yang tidak menyebabkan terbantuknya THM. (Budiman, 2006)
Untuk menurunkan konsentrasi THM dalam air yang akan mengalami
klorinasi harus dihilangkan dahulu penyebabnya, yaitu zat-zat organic. Selain
itu dapat juga dilakukan penggantian desinfektan yang tidak menyebabkan
terbentunkya THM. Berikut alternative yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan penyebab terbentuknya THM :
1. Memindah klorinasi ke bagian paling akhir agar kandungan bahan organik
dalam air sudah hilang sebelum proses klorinasi dimulai.
2. Jika klorinasi dilakukan setelah proses koagulasi dan pengendapan atau
setelah proses perlunakan dan pengendapan, proses-proses tersebut perlu
diperbaiki untuk mengoptimalkan penghilangan bahan-bahan organik.
3. Optmalisasi proses-proses pendahuluan sebelum proses klorinasi bahan-
bahan organik.
4. Penggunaan adsorben (karbon aktif), untuk menghilangkan bahan-bahan
organik sebelum proses klorinasi.
15
5. Memperbaiki sumber air baku atau memilih sumber alternatif yang tidak
mengandung bahan organik dalam konsentrasi tinggi.
6. Penggunaan kombinasi cara-cara tersebut dan juga cara mereduksi dosis
klorin, atau sebaiknya dilakukan tanpa mempengaruhi efek desinfeksi.
( Chandra.B, 2006)
F. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah salah satu metode yang digunakan untuk
pemeriksaan kadar sisa klor. Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer,
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan
fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan
ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan
diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer
filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun
pembanding.
Komponen-komponen yang utama yang diperlukan dalam spektrofotometer
yaitu:
1. Sumber
16
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu
wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus
listrik, V = tegangan , n = eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi
tegangan masih dapat diterima 0,2% pada suatu sumber DC, misalkan
baterai. Lampu hidrogen atau lampu deutrium yang digunakan untuk
sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi
yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk
memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya
dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar
monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan
celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang
dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan. Ada dua tipe prisma
seperti yang ditunjukkan dibawah ini yaitu susunan cornus dan susunan
littrow. Secara umum tipe cornus menggunakan sudut 60º, sedangkan tipe
littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus dengan arah
sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut optik 30º.
3. Sel Absorpsi
Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca corex dapat digunakan,
tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa
karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet
adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun lebih besar dapat digunakan.
sel yang biasa yang digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder juga
dapat digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk
pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta
seragam keseluruhannya.
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya
pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung
17
pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.
(S.M.Khopkar, 1990)
Prinsip kerja spektrofotometer yaitu cahaya yang berasal dari lampu
deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui
lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya
pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya
polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas
cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel
yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu,
terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan.
Cahaya yang dilewatkan ini kemudian akan menghitung cahaya yang
diterima dan mengetahui cahaya yang akan diserap oleh sampel.
(S.M.Khopkar, 1990)
Gambar.1.1 Spektrofotometer UV-Vis (Spectroquant pharo 300)
G. Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut.
Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih
fotosel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah yang
diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup
18
“nol’’ galvanometer dengan menggunakan tombol sensitivitas. Dengan
menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%.
Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala
absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel. (S.M.Khopkar, 1990)
Gambar 1.2 Sistem Kerja Spektrofotometer (Dika.B, 2013)
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitan
1. Waktu Penelitian
Penelitian tentang uji kadar sisa klor air Kolam Renang Kalawa
Water Park Palangka Raya ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni
2014.
2. Tempat Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di Kolam Renang Kalawa Water
Park yang beralamat di Jl.Tjilik Riwut Km.6,5 Palangka Raya.
Analisis sampel dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Kota Palangka Raya yang beralamat di Jl. Jendral Suprapto Palangka
Raya.
B. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian
untuk karya tulis ilmiah ini. Penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data yang bersumber atau berbentuk angka-angka.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Pipet volume 10 ml
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Ball pipet
Spektrofotometer ( Spectroquant pharo 300 )
Tisu
Tempat limbah
20
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Aquadest
Tes kit : Reagen Cl��1dan Auto selektor
Sampel (air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya)
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang
Kalawa Water Park secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri.
1. Pipet 10 ml dari sampel ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 sendok mikrospoon biru dari Cl��1
3. Kocok kuat-kuat untuk melarutkan zat padat.
4. Diamkan 1 menit untuk reaksi.
5. Pindahkan larutan ke dalam kuvet.
6. Memilih metode dengan auto selektor.
7. Menempatkan kuvet ke dalam kompartemen kuvet dan ukur sampel
dalam fotometer.( Leaflet Spectroquant Spektrofotometer UV-Vis pharo
300 untuk pemeriksaan klorin bebas)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi dan pengujian laboratorium terhadap kadar sisa klor pada
air kolam renang di Kalawa Water Park Palangka Raya selama 4 hari
berturut-turut.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu peneliti mengambil data dari
hasil pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang di kalawa water
park selama 4 hari berturut-turut. Data tersebut kemudian disajikan dalam
tabel yang dapat dilihat dalam bentuk angka sehingga dapat dianalisis
kandungan sisa klor air kolam renang tersebut sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990. Dimana batas maksimal
yang diperbolehkan untuk kadar sisa klor yaitu 0,5 mg/l.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan kadar sisa klor pada air kolam renang di
Kalawa Water Park Palangka Raya selama 4 hari berturut-turut, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Hasil Kadar Sisa Klor pada Air Kolam Renang Kalawa Water
Park Palangka Raya.
No. Nama Sampel Tanggal
Pengambilan
Konsentrasi
(mg/l) Nilai Baku
1. 459 17-6-2014 0,44
0,2-0,5 mg/l
2. 464 18-6-2014 0,66
3. 468 19-6-2014 0,36
4. 469 20-6-2014 3,88
B. Pembahasan
Bermacam-macam zat kimia yang digunakan untuk desinfektan air
seperti ozon (O3), klor ( Cl2), penyinaran dengan ultra-violet, pemanasan dan
lain-lain. Dari bermacam-macam zat kimia yang disebutkan diatas, klor
adalah zat kimia yang sering dipakai karena biayanya relatif murah, mudah,
efektif dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
pembubuhannya.
Kadar sisa klor ini dianalisa meggunakan metode spektrofotometri.
Dimana sampel air ditambahkan dengan indikator diprophyl-p-
phenylenediamine (DPD) terbentuk warna merah muda pada air yang
mengandung klorin. Selanjutnya diukur dengan spektrofotometer yang
dikombinasikan dengan pembacaan barcode untuk jenis uji dan panjang
gelombang 190-1100 nm untuk mengukur konsentrasi larutan berdasarkan
warna larutan. Pada pemeriksaan kadar sisa klor yang telah dilakukan selama
4 hari, ternyata memiliki tingkat kadar yang berbeda-beda setiap harinya.
Pada hari ke-1 dan 3 kode sampel (459 dan 468) kadar sisa klor 0,44 mg/l dan
22
0,36 mg/l masih sesuai nilai standar. Karena titik pengambilan sampel
dilakukan di bagian depan yang memiliki arus dan airnya jarang dilalui oleh
pengunjung. Sedangkan, pada hari yang ke-2 dan 4 kode sampel (464 dan
469) kadar sisa klor yaitu 0,66 dan 3,88 mg/l yang melebihi ambang batas
maksimal syarat kualitas air kolam renang. Hal ini dikarenakan pengelola
kolam renang memperbanyak jumlah kaporit dengan suatu alasan yaitu
meningkatnya jumlah pengunjung kolam renang. Sehingga kebersihan dan
kualitas air tetap jernih hingga sore harinya. Selain itu, dikarenakan titik
pengambilan sampel dekat dengan pengolahan air. Hasil kadar sisa klor air
kolam renang Kalawa Water Park pada hari tersebut tidak memenuhi syarat
Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu air
kolam renang dikatakan memenuhi syarat kualitas air secara kimia jika
jumlah maksimal sisa klor dalam air adalah 0,5 mg/l.
Penyediaan air kolam renang Kalawa Water Park memanfaatkan sumber
air tanah dan perlu pengawasan yang lebih intensif terutama dari segi
pengolahannya. Sebaiknya, air yang memiliki kadar sisa klor diambang batas
maksimal dilakukan pengolahan kembali. Agar kualitas dan mutu air yang
digunakan menjadi layak pakai sebagai fasilitas umum.
Wisata air khususnya kolam renang sangat diminati oleh masyarakat
apalagi pada saat suhu panas. Karena dapat menyegarkan diri dan
meningkatkan kesehatan manusia. Tanpa disadari aktifitas yang dilakukan di
kolam renang ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan
proses desinfektan yang menggunakan klorinasi dalam pengolahan air kolam
renang pada kadar tertentu dan penggunaan jangka panjang beresiko
mengakibatkan gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi mata,
rambut akan kering, gangguan paru, kerusakan gigi hingga kanker.
23
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian di air kolam renang Kalawa Water Park Palangka
Raya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada sampel air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya terbukti
mengandung kadar sisa klor.
2. Hasil penelitian diperoleh bahwa kadar sisa klor air kolam renang Kalawa
Water Park Palangka Raya ada yang melebihi ambang batas Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 dan ada pula yang
masih dibawah ambang batas. Kadar sisa klor yang melebihi batas
maksimal terdapat pada kode sampel (464 dan 469) sebesar 0,66mg/l dan
3,88mg/l. Berarti pada saat hari pengambilan sampel tersebut air masih
belum bisa digunakan oleh pengunjung. Sedangkan kadar sisa klor yang
dibawah batas maksimal terdapat pada kode sampel (459 dan 468) diambil
pada hari yang berbeda sebesar 0,44mg/l dan 0,36mg/l, berarti air sudah
layak untuk digunakan pengunjung.
B. Saran
1. Kepada pengelola air kolam renang Kalawa Water Park Palangka Raya
agar dapat selalu menjaga mutu dan kualitas air kolam renangnya.
Kemudian pemberian klorin disesuaikan dengan kondisi air kolam renang
dan jumlah pengunjung sehingga aman dan nyaman untuk pengunjung.
Apabila kadar sisa klor tinggi perlu dilakukan pengolahan kembali. Karena
kenyamanan dan kesehatan pengunjung harus menjadi prioritas utama.
2. Kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih kolam renang
sebagai fasilitas umum sebagai tempat rekreasi karena kadar klor yang
melebihi batas maksimal berbahaya bagi kesehatan. Klor dapat
mengakibatkan gangguan pada organ tubuh seperti iritasi kulit, iritasi
mata, rambut akan kering, gangguan paru, kerusakan gigi hingga kanker.
24