KONTRIBUSI DIKLAT METODOLOGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL SUPERVISI
AKADEMIS PESERTA DIKLAT
OLEH:
HARIS BUDI SANTOSA, S.Pd.,M.PdNIP. 196907181993011002
Widyaiswara Ahli Madya
KEMENTERIAN AGAMABALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR
TAHUN 2017
1
ABSTRAKKONTRIBUSI DIKLAT METODOLOGI PEMBELAJARAN
TERHADAP HASIL SUPERVISI AKADEMIK PESERTA DIKLAT
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi antara diklat metodologi pembelajaran dengan nilai hasil supervise akademis peserta Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.Sampel dan populasi penelitian ini adalah seluruh peserta Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajatan bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah 40 orang. Data yang diperoleh berupa rata-rata dan standar deviasi skor nilai akhir diklat dan nilai supervise akademis. Data nilai akhir diklat dan kemudian diuji dengan Uji Regresi Linier sederhana untuk dilihat kontribusinya dengan data nilai supervise akademis peserta.Sebelum dilakukan uji regresi linier sederhana terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada data nilai akhir diklat sebagai cerminan penguasaan materi diklat dan nilai hasil supervise akademis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sudi dokumentasi nilai akhir diklat dan nilai hasil supervise akademis. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat kontribusi yang signifikan nilai akhir diklat dengan nilai hasil supervise akademis peserta diklat pada Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Instrumen Penilaian bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok barat. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai R Square sebesar 0,888 yang artinya kontribusi variable(Diklat Metodologi) terhadap variable(Supervisi Akademik) adalah sebesar 88,8 %.
Kata kunci : Metodologi Pembelajaran dan Supervisi Akademis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Dalam Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang standar proses tersurat
bahwa seorang Guru dituntut untuk bisa merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu dan prinsip-prinsip yang ada. Hal
inipun juga dinyatakan dalam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu kompetensi paedagogik, karena dari perencanaan yang baik dan pelaksanaan
nyapun kemungkinan akan baik. Dari situlah terlihat bahwa pentingnya
metodologi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Untuk itu Balai diklat
sebagai salah satu lembaga yang di tunjuk oleh Kementerian Agama untuk
melatih guru-guru memprogramkan diklat metodologi pembelajaran dalam
program diklatnya.
Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak
berhasil dalam mengajar, hanya karena belum menguasai metode, strategi, model-
model pembelajaran dalam desain pembelajaranya. Itulah sebabnya, metode,
strategi dan penerapan model-model pembelajaran dalam mengajar menjadi salah
satu obyek bahasan yang penting dalam pendidikan.
Guru sebagai dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu
mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan
lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap
statis (merasa cukup dengan apa yang sudah ada) maka proses pendidikan itu akan
statis pula bahkan mundur.
3
Mengapa Diklat Metodologi pembelajaran penting ? Keberadaan
metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan guru
dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil pengkajian dan
pengujian melalui metode ilmiah.
Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut
didaktik yaitu ilmu yang membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar
yang menimbulkan proses belajar. Didaktik dibedakan menjadi dua, yaitu
dikdaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik umum membahas prinsip-prinsip
umum dalam mengajar dan belajar, sedangkan didaktik khusus yaitu membahas
cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pembelajar. Terlebih lagi saat
ini regulasi kurikulum 2013, guru harus senantiasa mendapatkan update informasi
yang dikemas dalam bentuk diklat bentuk diklat metodologi pembelajaran khusus
updating informasi pelaksanaan standar proses yang berlaku saat ini. Selanjutnya
mengapa harus supervisi ? sesuai dengan standar proses untuk membantu guru
dalam membuat perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaan pembelajaran
dikelas perlu di supervise agar perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
Berangkat dari situlah guna memantapkan pengetahuan,pemahaman dan
keterampilan akan metodologi pembelajaran, guru-guru madrasah yang tergabung
dalam KKMTs wilayah IX di Kabupaten Lombok barat mengajukan proposal
diklat tentang metodologi pembelajaran, walaupun sebagian besar peserta adalah
4
guru-guru non PNS , Balai Diklat Denpasar menyetujuinya dengan berdasarkan
pada PMA no. 75 tahun 2015, bahwasannya diklat tidak hanya diperuntukkan
untuk PNS saja, tetapi juga untuk non PNS lebih-lebih sebagian besar madrasah di
propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok Barat adalah madrasah swasta.
Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi
Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten
Lombok Barat di laksanakan dari tanggal 30 Januari 2017 s.d 3 Pebruari 2017 di
Kemenag Lombok Barat. Harapan peneliti dengan diadakannya diklat metodologi
pembelajaran dapat memberikan kontribusi terhadap nilai hasil supervisi
akademis, karena dari nilai hasil supervisi akademis yang akan tergambar
keberhasilan seorang guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
seperti yang diharapkan dalam standar proses pendidikan kita.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Peserta masih banyak belum mengetahui konsep-konsep/teori-teori
pembelajaran terutama yang berlandaskan teori belajar konstruktivisme.
b. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam merancang/mendesain
perencanaan (RPP) sesuai prinsip-prinsip pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran
5
c. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam mempraktekkan desain
perencanaan (RPP) terutama pelaksanaan model-model pembelajaran dan
pendekatan saintifik.
d. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam menetapkan jenis dan
teknik penilaian yang tepat sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar.
1.3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : Seberapa besar Kontribusi Diklat Metodologi Pembelajaran terhadap hasil Supervisi Akademik peserta diklat ?
1.4. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Diklat Metodologi Pembelajaran terhadap hasil Supervisi Akademik peserta diklat.
1.5. Manfaat Penelitian
Bagi guru diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan , pemahaman dan ketrampilan dalam mendesain suatu pembelajaran sesuai dengan paradigma /regulasi yang berlaku saat ini.
Bagi Balai Diklat Keagamaan Denpasar, sebagai masukan seberapa besar kontribusi Diklat Metodologi pembelajaran ini bagi guru-guru di lapangan, sehingga membantu memprogram perencanaan diklat-diklat mendatang.
6
BAB II
KERANGKA TEORITIK, METODE PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN
2.1. Kerangka Teoritik
2.1.1. Diklat Metodologi Pembelajaran
Diklat Metodologi Pembelajaran adalah satu diklat yang diadakan oleh
Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Diklat ini menitikberatkan pada ketrampilan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pembelajaran. Kursil silabus
untuk muatan inti dalam diklat ini adalah Metodologi Pembelajaran, Prinsip-
prinsip dalam Pembuatan dan Perencanaan Pembelajaran, Lesson Plan dan
Mempraktekkan Metode dan Model Pembelajaran. Sasaran dari diklat ini adalah
guru terutama guru-guru yang masih masuk dalam jabatan guru pertama atau guru
muda. Tujuan dari diklat ini adalah untuk memberikan ketrampilan bagi guru-
guru dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pembelajaran. Adapun
indikator keberhasilan muatan inti kurikulum silabus dalam diklat ini adalah :
a. Konsep Metodologi Pembelajaran
Mata diklat ini meliputi materi pokok: pengertian, tujuan, bahan
pembelajaran, teori pendidikan dan teori pembelajaran, prinsip-prinsip
pembelajaran, strategi, metode, model pembelajaran,
b. Penerapan Prinsip-prinsip Pembelajaran
Mata diklat meliputi materi pokok: pengertian evaluasi yang tepat, perinsip
evaluasi yang tepat, dan langkah-langkah membuat Lesson Plan.
c. Cara membuat perencanaan pembelajaran (Lesson Plan)
Mata diklat ini meliputi materi pokok: konsep Instructional Objective,
konsep Entering Behavior, Evaluasi Hasil Pembelajaran
7
d. Mempraktikan metode dan model pembelajaran
Mata diklat ini meliputi materi pokok: praktik membuat Silabus, RPP,
media, dan simulasi Silabus dan RPP
2.1.2. Pengertian Metodologi
Kata “Metodologi” berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara,
dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian Metodologi dapat diartikan ; Suatu
disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang
diikuti dalam ilmu pengetahuan(Komaruddin dan Yooke, 2000).
Metodik (Methodentic) sama artinya dengan metodologi (Methodology),
yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan
digunakan dalam penelitian.
Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002 :
741), berarti “ ilmu tetang metode, uraian tentang metode”. Menurut M. Arifin,
Metodologi berasal dari dua kata yaitu metode dan logi.
Adapun metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan
atau cara), dan logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu logos (akal
atau ilmu), maka metodologi adalah ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, metodologi
pendidikan adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan
dalam pekerjaan mendidik.Dalam bahasa Inggris, metode di sebut method dan
way, keduanya diartikan cara. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara
adalah kata way itu, bukan kata method. Karena metode istilah yang digunakan
untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat (efektif) dan cepat
(efisien)” dalam melakukan sesuatu. Maka metodologi dalam pengertian ini
adalah ilmu tetang metode yaitu ilmu yang mempelajari cara yang paling tepat
(efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan
8
Agama Islam. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dijumpai dalam buku
metodologi pengajaran lebih banyak membahas bermacam-macam metode,
seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi dan lain-lain.
2.1.3. Pengertian Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”.
Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967,
hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar
(oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu
kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,
sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan secara optimal, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,
yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relative lama dan karena adanya usaha.
Menurut Munif Chatib ( 2014: 14 ) Pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Hal senada juga
dikatakan Oemar Hamalik (2015 :23 ) Pembelajaran adalah kegiatan yang di
dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan
9
mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar
sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan pendidik
kepada peserta didik untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui media, lingkungan, dan lainnya.
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah
kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha, atau dapat
dikatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang
dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
2.1.4. Pengertian Metodologi Pembelajaran
Metodologi dapat diartikan ; Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan
metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan
itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama dan karena adanya usaha. Pengertian yang lebih luas tentang
10
metodologi adalah pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa
metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan
membawa proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini
menjawab pertanyaan how, what, dan who yaitu pertanyaan bagaimana
mempelajari sesuatu (metode)?, apa yang harus dipelajari (ilmu)?, serta siapa
yang mempelajari (peserta didik) dan siapa yang mengajarkan (guru)?
Dengan demikian, metodologi pembelajaran tidak hanya membahas metode
semata, tapi kajiannya lebih luas yaitu mengaitkan cara mengunakan metode
dengan bahan yang diajarkan, peserta didik dan guru bahkan lingkungan.
Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a) Pendapat Gagne, bahwa pembelajaran diartikan seperangkat acara pristiwa
eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang
bersifat internal.
b) J. Drost (1999), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar.
c) Mulkan (1993), memahami pembelajarann sebagai suatu aktifitas guna
menciptakan kreativitas siswa.
Pada Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dengan demikian,
dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan atau situasi
yang sengaja dirancang agar interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar dapat melakukan aktifitas belajar.
11
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam memahami metodologi pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
a) metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu dalam mengembangkan cara
yang dilalui dalam proses pembelajaran yang berupa prinsip-prinsip umum
dalam mengajar dan belajar (didaktik umum).
b) metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu yang membahas cara yang
paling cepat (efektif) dan cepat (efisian) yang dapat digunakan guru dalam
menyajikan materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (Didaktik
khusus).
2.1.5. Konsep Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Hal
senada dikatakan Sergiovanni supervisi akademik merupakan serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987). Lebih lanjut ia mengatakan
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi
praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat
kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
12
misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang
sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-
aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna
bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai
tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara
mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini,
bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan
supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya
berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya
dengan sebaik-baiknya. Ada banyak teknik supervisi kelas, pada penelitian
ini sesuai dengan tagihan dalam rencana tindak lanjut, yakni menggunakan
teknik supervisi individual dengan cara kunjungan kelas.
2.1.5.1. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian
tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
13
TIGA TUJUAN SUPERVISI
Pengembangan Profesionalisme
Pengawasan kualitasPenumbuhan Motivasi
Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tiga tujuan supervisi akademik
Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar
(essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner,
1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi
akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
profesionalisme guru.
2.1.5.2. Prinsip-prinsip supervisi akademik
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi
yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang
mungkin akan terjadi.
14
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di
atas (Dodd, 1972).
2.1.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ”Terdapat kontribusi yang
positif dan signifikan antara Nilai akhir diklat dengan nilai supervisi
akademis peserta Duklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi
Metodologi Pembelajaran bagi Guru Di Lingkungan KKMTs Wilayah
IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat”
2.2. Metode Penelitian
2.2.1. Populasi dan Sampel
Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini berada pada masing-masing
madrasah peserta diklat yang kemudian data yang diperoleh diolah di Balai
Pendidikan dan Pelatihan Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Populasi berarti
15
keseluruhan obyek penelitian.(Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian; suatu
Pendekatan Praktik, 2006; h. 130).Untuk memperoleh sejumlah data yang
diperlukan dalam penelitian ini, maka diperlukan obyek penelitian yang disebut
populasi. Dalam hal ini, untuk memberikan pengertian populasi secara lengkap
maka Sujana mendefinisikan sebagai berikut: populasi adalah semua nilai yang
mungkin hasil dari perhitungan, (Nana Sujama, Metode Statistik, 1982; h. 5).
Antara pengukuran kuantitatif tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap
danjelas yang ingindipelajarisifat-sifatnya. Sejalan dengan pendapat ini, Suharsini
Arikunto berpendapat bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
(Suharsini Arikunto,Prosedur Penelitian, 2006; h. 231). Sedangkan menurut
Sukardi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,
binatang, peristiwa, atau benda yang tinggi bersama dalam satu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.(Sukardi,
Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, 2007; h. 53) Dalam
penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh peserta Diklat Teknis
Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru Di
Lingkungan KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar
Penentuan sampel sebuah penelitian sangat tergantung pada jumlah
populasi yang ada, dan untuk penarikan sampelnya dilakukan dengan berbagai
cara menurut tehnik yang dinilai paling tepat dan sesuai. Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Sukardi,
Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, 2007; h. 53)
16
Mardalis menjelaskan bahwa: “sampel adalah seluruh individu yang
menjadi obyek penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan
mengenai obyek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi.
(Mardalis, Metodologi Penelitian, 1999; h. 55).
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengemukakkan bahwa:“Untuk sekedar
ancer-ancer maka obyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya
besar dapat dinilai antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”.
Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa sampel adalah sejumlah sasaran
penelitian karena sampel merupakan bagian dari populasi., maka sampel
yang diambil haruslah representatif atau mencerminkan populasi, jadi menyelidiki
sebagian individu, situasi atau peristiwa. Dalam penelitian ini, teknik sampling
yang digunakan adalah probability sampling, yakni teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu untuk kepentingan peneliti, yaitu
untuk menggali informasi yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Sampel atau sumber pengambilan data pada penelitian ini adalah semua peserta
Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi
Guru Di Lingkungan KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar
2.2.2. Variabel Penelitian
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil nilai Supervisi Akademik,
sedangkan variable terikatnya adalah Diklat Metodologi Pembelajaran (Nilai akhir
diklat).
17
2.2.3. Definisi Operasional Variabel
a. Diklat Metodologi Pembelajaran adalah suatu diklat yang membahas
tentang teori-teori pembelajaran, metode/model-model pembelajaran
atau pendekatan pembelajaran, bagaimana merancang suatu
pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan
bagaimana mempraktekkan suatu pembelajaran dengan mengacu pada
perencanaan yang telah dibuat.
b. Supervisi Akademis merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya, yang dalam pelaksanaannya terlebih
dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa
ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan
cara mengembangkannya.
2.2.4. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi dokumentasi yang meliputi :
a. Nilai akhir diklat, yang meliputi penilaian sikap, penilaian produk dan
nilai ujian, sehingga dari nilai akhir ujian inilah setidaknya tergambar
bagaimana penguasaan dan pemahaman peserta diklat tentang
metodologi pembelajaran.
b. Nilai hasil Supervisi akademis sebagai hasil tagihan dari rencana
tindak lanjut.
18
2.2.5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data
lapangan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi nilai sikap, nilai produk dan nilai posttest ,
soal posttes yang dipakai mengacu kepada soal pilihan ganda berjumlah 30
butir soal yang dbuat oleh Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Jakarta, yang dirata-rata menjadi nilai akhir diklat dan studi dokumentasi
nilai hasil supervisi akademis peserta diklat setelah mengikuti diklat
(sebagai tagihan dalam rencana tindak lanjut peserta diklat)
2.2.6. Teknik Analisis data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana.
Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor
Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada
umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor
sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga
dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan
SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode
Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan
ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.
Sebelum dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik
analisis regresi linier sederhana, terlebih dahulu harus melalui beberapa uji
prasyarat, yaitu uji normalitas.
Uji normalitas digunakan untuk melihat sebaran data nilai akhir
diklat dan nilai hasil supervise akademis, apakah sudah memenuhi
distribusi normal atau belum. Data nilai akhir diklat dan nilai hasil
supervise akademis dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi
Shapiro-Wilk lebih besar dari 0.05. Hasil uji normalitas data nilai akhir
19
diklat dan nilai hasil supervisi akademis peserta diklat dapat disajikan
pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Akhir Diklat Peserta Diklat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI
AKHIR
DIKLAT
.148 40 .027 .956 40 .127
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 2.1 menunjukkan nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0.127 (sig. ¿0.05), sehingga dapat dikatakan data nilai akhir diklat berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas.
Tabel 2.2 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Supervisi Akademis Peserta Diklat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SUPERVISI .226 40 .000 .954 40 .101
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 2.2 menunjukkan nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0.101 (sig. ¿0.05), sehingga dapat dikatakan data nilai hasil supervisi akademis berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas.
20
Setelah semua uji prasyarat dilakukan, maka langkah terakhirnya adalah uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Jika koefisien korelasi bernilai positif maka terdapat hubunganyang positif antara variabel bebas dan variabel terikat, demikian juga dengan sebaliknya, sedangkan untukmenguji korelasi adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan SPSS dengan 0.05 (karena mengujinya menggunakan taraf signifikansi 5%). Jika nilai signifikasi kurang dari 0.05 berarti terdapat hubungan yang signifikan. Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan.
2.3. Temuan dan Pembahasan
Jenis-jenis diklat yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan
Denpasar banyak jenisnya, yang tentunya masing-masing jenis diklat mempunyai
sasaran dan tujuan yang berbeda-beda. Salah satu jenis diklat yang dimaksud
adalah Diklat Metodologi Pembelajaran yang dilaksanakan di lingkungan
KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar ini. Hampir sebagian besar peserta diklat
yang mengikuti diklat ini adalah guru-guru non PNS yang mana mereka sangat
jarang atau hampir-hampir tidak pernah mengikuti diklat (dilihat dari quisener
pradiklat) dan dari quisener pradiklat pula dapat diketahui bahwa mereka sangat
awam tentang metodologi pembelajaran khususnya standar proses, lebih-lebih bila
dikaitkan dengan regulasi yang baru.
Kurikulum silabus Diklat Metodologi Pembelajaran ini dirancang
sedemikian rupa agar alumni peserta diklat dapat memiliki dasar-dasar yang kuat
21
tentang teori-teori pembelajaran, dapat mengenal prinsip-prinsip pembelajaran
dengan baik, dapat merancang suatu pembelajaran dengan baik dari pemetaan KI
KD,membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mampu
mempraktekkan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik.
Standar proses pendidikan mensyaratkan bahwa seorang guru harus
mampu membuat dan merancang suatu pembelajaran dengan baik dari pemetaan
KI-KD, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mampu
mempraktekkan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik sesuai
dengan regulasi yang berlaku. Untuk itulah dilapangan seorang guru tetap
membutuhkan pendamping ataupun supervisor agar dalam membuat dan
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mempraktekkan
perencanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan/regulasi yang berlaku.
Dengan diklat metodologi pembelajaran inilah diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi guru-guru agar dalam membuat dan merancang suatu
pembelajaran dengan baik dari pemetaan KI- KD, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, silabus dan mampu mempraktekkan perencanaan pembelajaran
yang telah dibuat dengan baik sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Berdasarkan pengolahan data dengan analisis regresi linier sederhana di peroleh data sebagai berikut :
Output 1Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .942a .888 .885 .73254
a. Predictors: (Constant), NILAI
22
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .942a .888 .885 .73254
Output 2ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 161.509 1 161.509 300.981 .000a
Residual 20.391 38 .537
Total 181.900 39
a. Predictors: (Constant), NILAI
b. Dependent Variable: SUPERVISI
Di lihat nilai R = 0,942. Nilai menunjukkan hubungan yang positif. Dan tingkat
signifikansi hubungan antara nilai ujian akhir dan supervise dapat dilihat pada
output 2 pada kolom sign. Jika Sig. < 0.05 berarti terdapat hubungan yang
signifikan, demikian juga dengan sebaliknya.
Jika dilihat dari R square nya = 0.888 artinya bahwa kontribusi variable (Diklat
Metodologi) terhadap variable(Supervisi akademis) adalah sebesarb 88,8 %
sedangkan sisanya ditentukan oleh variable lain diluar penelitian. Ini artinya
Diklat Metodologi Pembelajaran yang didalamnya peserta dilatih untuk lebih
mengenali konsep-konsep/teori-teori pembelajaran, membuat dan merancang
perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan mempraktekkan desain perencanaan
pembelajaran(RPP) yang telah dibuat dalam praktek di satuan pendidikan masing-
masing telah mampu memberikan kontribusi terhadap para peserta diklat hal ini
ditunjukkan oleh nilai hasil supervisi akademis mereka yang hampir sebagian
besar menunjukkan hasil yang baik.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa Terdapat
kontribusi positif dan signifikan antara diklat metodologi pembelajaran dengan
supervise akademis peserta diklat pada Diklat Teknis Substantif Peningkatan
Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru DiLingkungan KKMTs Wil.IX
Kec.Sekotong-Lobar. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai R Square sebesar
0.888 yang berarti . bahwa pengaruh variable (Diklat Metodologi) terhadap
variable(Supervisi akademis) adalah sebesar 88,8 % sedangkan sisanya
ditentukan oleh variable lain diluar penelitian.
3.2. Rekomendasi
a. Bagi Balai Diklat Keagamaan Denpasar
Hendaknya Balai Diklat tetap mengupayakan penyelenggaraan Diklat
Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran
Bagi Guru mengingat banyak guru-guru yang mengalami kendala
dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan regulasi yang berlaku.
b. Bagi Guru
1. Hendaknya guru lebih memperdalam materi setelah selesai diklat
melalui file-file yang sudah diberikan sehingga lebih
memaksimalkan kemampuannya dalam mendesain
pembelajarannya.
2. Hendaknya guru-guru segera menerapkan penyusunan desain
pembelajarannya sesuai dengan standar proses / regulasi yang
berlaku.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2002. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Jakarta: UIPres
Hidayat Syah. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Pekanbaru: Suska Press
Hamalik, Oemar.Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta:
UIPress, 2005
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kemdikbud.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Depdiknas
Munif Chatib. 2014. Gurunya Manusia, Bandung: Kaifa
Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that Improves Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press.
Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.2006. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas.
Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbasis Kompetensi”, http://www.surya.co.id/ 30052002 /12pini.phtml ,
Sukardi.2007, Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, Jakarta :
Erlangga
25
Top Related