Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab

27
LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN “USAP ALAT MAKAN / MASAK DAN RECTAL SWAB” Disusun oleh : RIZAL BAHRI (P27833113011) NUR ZUMAIROTUL MUNA (P27833113023) HELEN FARIDAWATI (P27833113012) SUCI CHINTIA IVANA (P27833113046) INEKE PUSPITASARI (P27833113032) KELOMPOK A KELAS A SUB I DIII Kesehatan Lingkungan Surabaya Semester IV KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Transcript of Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN

“USAP ALAT MAKAN / MASAK DAN RECTAL SWAB”

Disusun oleh :

RIZAL BAHRI (P27833113011)

NUR ZUMAIROTUL MUNA (P27833113023)

HELEN FARIDAWATI (P27833113012)

SUCI CHINTIA IVANA (P27833113046)

INEKE PUSPITASARI (P27833113032)

KELOMPOK A KELAS A SUB I

DIII Kesehatan Lingkungan Surabaya

Semester IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYATAHUN 2015

I. TUJUAN

Umum :

Mahasiswa dapat memahami cara pengambilan sampel

Khusus :

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel

usap alat makan / masak dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel

usap dubur / rectal swab dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengiriman sampel

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel

usap alat makan / masak dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel

usap dubur / rectal swab dengan benar

- Mahasiswa dapat menghitung Angka Lempeng Total kuman

pada alat makan / masak

II. DASAR TEORI

Semua alat makan yang mempunyai peluang bersentuhan

dengan makanan harus selalu dijaga dalam keadaan bersih

dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-

bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut

dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak

dikehendaki untuk berkembang biak dan membusukkan

makanan. (Winarno, 1993)

Menurut ketentuan Direktur Jenderal PPM & PLP, inspeksi

atau uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu

dilakukan pada tempat – tempat pengolahan makanan dan

sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat makan atau

alat masak yang ada, yaitu :

1. sendok

2. gelas

3. piring

4. mangkok

5. panci, dan lain-lain.

Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan

terjadinya penularan penyakit. Penyakit tersebut dapat

berupa infeksi saluran pernafasan. Oleh karena itu perlu

diupayakan agar alat makan yang akan dipakai harus

memenuhi syarat kesehatan. (Surasri, 1989)

Rectal swab adalah prosedur di mana kapas kecil steril 

dimasukkanke dalam rektum untuk tujuan koleksi sampel yan

g akan diuji untuk penyakit dan infeksitertentu daerah

rectum + 2-3 cm diatas lubang anus.. Tinja serta jaringan

dan kadang-kadanglendir dapat dikumpulkan dan dikirim

untuk pengujian. Berbagai jenis infeksi virus,

bakteri,dan parasit dapat dideteksi melalui rektal swab.

Kuman-kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat

dalam saluran pencernaan.

EMB Agar mengandung laktosa, sukrosa, pepton, eosin Y,

dan methylen blue. EMB Agar disebut sebagai media

selektif karena kandungan methylen blue pada media bisa

menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Gula yang

terdapat dalam media, yaitu sukrosa dan laktosa merupakan

substrat yang bisa difermentasi oleh sebagian besar

bakteri Gram negatif, terutama bakteri Coliform. Adanya

sukrosa dan laktosa juga bertujuan untuk membedakan

antara bakteri Coliform yang mampu memfermentasi sukrosa

lebih cepat daripada laktosa dan yang tidak dapat

memfermentasi sukrosa. Bakteri Coliform umumnya mampu

memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam. Kondisi ini

membuat media menjadi asam sehingga indikator Eosin Y

berubah warna dari bening menjadi ungu gelap yang

biasanya disertai kilap logam. Koloni yang tumbuh berinti

gelap disertai kilap logam pada permukaan Eosin Methylen

Blue (EMB) Agar merupakan ciri koloni Escherichia coli.

Bakteri gram negatif lain yang mampu memfermentasi

laktosa dengan lambat akan ditunjukkan dengan warna

coklat merah muda, dan bakteri yang tidak mampu

memfermentasi laktosa akan terlihat merah muda pudar.

(Lal dan Cheepthman dkk., 2007; Merck, 1996).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi

Jasaboga bahwa angka kuman pada alat makan dan minum

harus nol (negatif) dan tidak diperoleh adanya carrier

(pembawa kuman pathogen) pada penjamah makanan yang

diperiksa.

III. WAKTU DAN TEMPAT

Hari, tanggal : Senin, 09 Maret 2015

Pukul : 07.30 – 15.30 WIB

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan

Lingkungan Surabaya

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Persiapan, Pengambilan dan Pengiriman Sampel

Alat :

1. Alat makan : Piring, gelas, sendok, garpu, wajan, panci

2. Lidi kapas steril

3. Gunting

4. Lampu spirtus

5. Korek api

6. Formulir pengambilan sampel

7. Alat tulis

8. Masker

9. Handscoon

10. Cool box

11. Es batu / dry ice

12. Etiket

Bahan :

1. Alkohol 70%

2. Kapas

3. Media transport (NaCl 0,9%) dalam botol kecil

4. Sabun Desinfeksi

B. Pemeriksaan Sampel Alat Makan / Masak dan Rectal Swab

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Pipump / filler

4. Petridish

5. Labu ukur

6. Erlenmeyer

7. Spatula

8. Botol kecil

9. Lampu spirtus

10. Korek api

11. Masker

12. Handscoon

13. Timbangan analitik

14. Inkubator

15. Autoklaf

16. Kapas

17. Alumunium foil

18. Kertas coklat

19. Tali rami

20. Etiket

Bahan :

1. Alkohol 70%

2. Nutrient Agar

3. Aquadest

V. LANGKAH KERJA

A. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak

1. Pembuatan Media Transport (Larutan NaCl 0,9%)

a. Timbang NaCl 0,63 gram lalu masukkan dalam beaker

glass

b. Tambahkan aquadest sebanyak 70 ml lalu aduk

hingga larut

c. Pindahkan dalam botol kecil @10 ml lalu tutup

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama

15 menit

2. Pembuatan Media Pengencer (Larutan NaCl 0,9%)

a. Timbang NaCl 2,916 gram lalu masukkan dalam beaker

glass

b. Tambahkan aquadest sebanyak 324 ml lalu aduk

hingga larut

c. Pindahkan dalam tabung reaksi sejumlah 36 tabung

@9 ml lalu tutup menggunakan kapas

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama

15 menit

3. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)

a. Timbang NA 15,12 gram lalu masukkan erlenmeyer

b. Tambahkan aquadest sebanyak 540 ml lalu aduk, bila

tidak larut maka panaskan di atas kompor hingga

larut

c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama

15 menit

4. Teknik Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak

a. Spesimen/sampel diambil dari alat yang siap untuk

dipergunakan atau yang selesai dicuci

b. Gunakan sarung tangan steril sebelum pengambilan

spesimen/sampel.

c. Tiap TPM, diambil maksimal 5 usap alat, meliputi

usap alat piring, gelas, sendok, garpu, dan wajan

d. Tiap jenis alat masak/ makan yang akan diperiksa,

diambil 4-5 buah secara acak.

e. Gunakan 1 lidi kapas steril untuk setiap kelompok

jenis alat tersebut

f. Sebagai cairan usap alat masak/makan dan media

transport, digunakan larutan NaCl 0,9% steril

bervolume 10 ml

g. Masukkan lidi kapas steril kedalamnya.

h. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding

untuk membuang cairannya, lalu diangkat untuk

melakukan usapan

i. Cara melakukan usapan :

Cangkir dan gelas : usapan dilakukan dengan

mengelilingi permukaan luar dan dalam bagian

bibir setinggi 6 mm, dilakukan sebanyak 3x.

Sendok : Usapan dilakukan pada seluruh

permukaan luar dan dalam mangkok sendok

sebanyak 3x.

Garpu : usapan dilakukan pada seluruh

permukaan luar dan dalam alat penusuk. (usap

bagian depan permukaan penusuk lalu sela-sela

penusuk depan kemudian garpu dibalik dan usap

bagian belakang penusuk lalu sela-sela

penusuk belakang) dilakukan sebanyak 3x.

Piring : Usapan dilakukan pada bagian

permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua)

usapan yang satu sama lainnya saling

menyilang siku-siku dari bagian tepi piring,

dilakukan sebanyak 3x. Dalam praktikum ini

menggunakan jendela swab ukuran 7 x 7 cm.

Panci : Usapan dilakukan pada bagian

permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua)

usapan yang satu sama lainnya saling

menyilang siku-siku dari bagian tepi panci,

dilakukan sebanyak 3x. Dalam praktikum ini

menggunakan jendela swab ukuran 7 x 7 cm.

Wajan : Usapan dilakukan pada bagian

permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua)

usapan yang satu sama lainnya saling

menyilang siku-siku dari bagian tepi wajan,

dilakukan sebanyak 3x. Dalam praktikum ini

menggunakan jendela swab ukuran 7 x 7 cm.

j. Pengusapan pada setiap bidang permukaan seperti

tersebut diatas dilakukan 3 (tiga) kali berturut-

turut. Satu lidi kapas dipergunakan untuk 1 (satu)

kelompok jenis alat yang terdiri dari 4-5 buah.

k. Pada perabot lainnya pengusapan dilakukan pada

bidang seluas 7 x 7 cm persegi atau ± 49 cm²

sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut. Pada 1

(satu) kelompok jenis alat, usapan dilakukan pada

luas permukaan sebanyak 5 (lima) tempat sehingga

mencapai luas keseluruhan sebesar 5 x 7 x 7 cm

persegi = 245 cm2 luas permukaan

l. Setiap selesai mengusap 1 (satu) alat berasal dari

1 (satu) kelompok jenis alat, lidi kapas harus

dimasukkan ke dalam botol berisi larutan NaCl

0,9%, diputar-putar dan ditekankan ke dinding

untuk membuang cairannya, lalu diangkat dan

digunakan untuk mengusap alat berikutnya.

m. Lakukan berulang-ulang sampai seluruh alat dalam 1

kelompok/ jenis alat diambil usapnya.

Dengan demikian, maka 1 (satu) kelompok jenis alat

hanya menggunakan 1 (satu) lidi kapas.

B. Pengambilan Sampel Usap Dubur (Rectal Swab)

1. Pembuatan Media EC Broth

a. Timbang EC Broth 0,37 gram lalu masukkan beaker

glass

b. Tambahkan aquadest sebanyak 10 ml lalu aduk hingga

larut

c. Lalu masukkan dalam dalam 2 tabung reaksi pendek

@5 ml lalu tutup menggunakan kapas

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama

15 menit

2. Pembuatan Media Eosyn Methylene Blue (EMB)

a. Timbang EMB 1,62 gram lalu masukkan Erlenmeyer

b. Tambahkan aquadest sebanyak 45 ml lalu aduk hingga

larut

c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama

15 menit

3. Teknik Pengambilan Sampel Dubur / Rectal Swab

a. Persiapkan sarung tangan , botol berisi media

transport (larutan NaCl 0,9%), lidi kapas steril,

alat tulis, gunting, lampu spirtus, termos es,

alkohol, sabun desinfeksi.

b. Gunakan sarung tangan dengan rapi.

c. Penderita diambil usap duburnya dengan posisi

menungging, ke-2 tangan memegang masing-masing

pinggul, atau dengan cara tengkurap.

d. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal

sebaliknya) dari penderita

e. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan

lubang anus ke arah samping kiri kanan dengan

meregangkan dengan jari tangan kiri. Kemudian

tangan kanan bersiap dengan lidi kapas steril

(yang telah dibasahi dengan medium transport) dan

dimasukkan ke dalam anus.

f. Memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi/

2,5 cm ke dalam sfingter (berkas otot seperti

cincin yang menutupi saluran alami ) anus. Secara

hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus

searah jarum jam dan ditarik dengan terus memutar

ke arah yang sama sampai lidi kapas keluar.

g. Setelah lidi kapas diluar, segera ambil dan segera

masukkan ke dalam botol yang berisi larutan NaCl

0,9%, semua dilakukan secara steril.

h. Gunting kelebihan lidi setinggi tutup botol,

flambir bibir tutup botol dengan api spirtus, lalu

ditutup rapat.

i. Beri kode sesuai dengan lembar formulir

Data-data sampel dalam formulir meliputi :

Kode Pengambilan Sampel

Nama Pengirim

Alamat Pengirim

Tanggal/ jam pengambilan sampel

Tanggal pengiriman sampel

Jenis sampel

Lokasi pengambilan sampel

Jenis pemeriksaan

Tanda tangan pengirim

Pemeriksaan spesimen / sampel dilakukan dengan

tujuan untuk mengisolasi Escherichia coli patogen.

j. Masukkan botol sampel ke dalam termos dan kirim

segera ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

C. Teknik Penanganan dan Pengiriman Sampel

1. Setelah semua kelompok/ jenis alat makan/masak dan

rectal swab selesai diusap, lidi kapas dimasukkan

kembali ke dalam botol yang berisi larutan NaCl

0,9%, ujung lidi dipatahkan, bibir botol diflambir

dengan api spirtus, lalu botol ditutup.

2. Beri label pada botol dengan menempelkan kertas

cellotip yang telah ditulis dengan spidol,

mencantumkan :

Jenis specimen/sampel (nama alat masak/makan)

Nama TPM

No / Kode Specimen

Tanggal & Waktu Pengambilan Specimen/Sampel

Petugas Pengambil Sampel

3. Pengiriman specimen/ sampel dilakukan dalam suhu

dingin pada hari yang sama (suhu ≤ 4C)

4. Wadah tabung atau botol tersebut dimasukkan lagi

dalam wadah lain yang tidak mudah pecah dan tidak

bocor dengan diberi penyangga berupa kertas, serbuk

kayu dll

5. Bungkus wadah tersebut dan cantumkan alamat yang

dituju dengan jelas

6. Pengiriman specimen dilakukan dengan memperhatikan

sungguh-sungguh syarat pengiriman spesimen.

7. Spesimen dikirim dengan disertai surat pengantar.

D. Pemeriksaan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal

Swab

1. Pemeriksaan Angka Kuman Alat Makan/Masak

Spesimen/ sampel hendaknya segera diperiksa dalam

waktu < 30 menit setelah pengambilan untuk

menghindari bertambahnya jumlah kuman atau matinya

beberapa kuman dalam larutan NaCl 0,9% tersebut.

Cara Pemeriksaan :

a. Sediakan 6 tabung reaksi berisi larutan NaCl 0,9%

dalam rak tabung. Beri tanda 10ˉ¹, 10ˉ², 10ˉ³,

10ˉ4, 10ˉ 5 dan kontrol sebagai kode pengenceran dan

tanggal pemeriksaan

b. Siapkan 6 petridish steril. Enam petridish diberi

tanda di bagian belakangnya, 1 petri diberi tanda

“kontrol”

c. Kocok bahan spesimen/sampel sampai homogen. Ambil

1 ml masukkan dalam tabung pertama dengan pipet,

dibuat sampai homogen.

d. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung pertama ke dalam

tabung kedua dengan pipet, dibuat sampai homogen.

e. Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung ke-5.

Pengenceran yang diperoleh pada ke-5 tabung adalah

10ˉ¹, 10ˉ², 10ˉ³, 10ˉ4, 10ˉ 5 sesuai dengan kode

pengenceran yang telah tercantum sebelumnya.

f. Dari masing-masing tabung diatas dimulai dari

tabung ke-5, dengan menggunakan pipet steril

diambil 1 ml dimasukkan kedalam masing-masing

petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran

yang sama.

g. Kemudian ke dalam masing-masing petridish dituang

Nutrient Agar yang telah dipanaskan dalam

waterbath ± 45ºC sebanyak 15-20 ml. Masing-masing

petridish digoyang perlahan-lahan hingga tercampur

merata dan biarkan hingga dingin dan membeku.

h. Masukkan dalam inkubator 37ºC selama 2 x 24 jam

dalam keadaan terbalik.

i. Pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara

menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap

petridish dengan alat koloni konter.

j. Catat hasilnya dan masukkan dalam rumus :

(Σ koloni – kontrol) x Pengenceran

.

Σ pengenceran x Σ alat yang diusap x Luas alat

yang diusap

2. Pemeriksaan Sampel Usap Dubur (Rectal Swab) dengan

Parameter Escherichia coli

a. Sterilkan meja yang akan digunakan untuk menanam

sampel pada media

b. Siapkan media EC Broth

c. Masukkan sampel dari media transport ke media EC

Broth sebanyak 2 mata ose, kontrol tidak diberi

perlakuan.

d. Lalu inkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam

e. Setelah 1 x 24 jam periksa media yang sudah

ditanam oleh sampel, apabila berwarna keruh maka

lanjutkan penanaman pada media EMB.

f. Tuang media EMB pada petridish steril sebanyak 15

ml

g. Lalu biarkan membeku

h. Dari EC Broth yang berwarna keruh ambil 1 mata ose

lalu goreskan ke media EMB

i. Lalu inkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam

j. Setelah 1 x 24 jam amati bila koloni yang tumbuh

berinti gelap disertai kilap logam berwarna hijau

metalik berarti sampel diduga positif bakteri E.

coli

k. Setiap langkah harus dilakukan secara steril

VI. HASIL PRAKTIKUM

Usap Alat Makan/Masak

Rumus perhitungan Angka Lempeng Total Kuman pada alat

makan / masak:

Jumlah Koloni = (Σ koloni – kontrol) x

Pengenceran .

Σ pengenceran x Σ alat yang diusap x Luas

alat yang diusap

Jumlah koloni yang dipilih untuk perhitungan Angka

Lempeng Total adalah yang mengandung 30-300 koloni.

Tabel 1.

Hasil perhitungan luas alat dan jumlah koloni Di

Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Surabaya Tahun

2015

No Jenis Luas Usap Jumlah Jumlah Koloni

Alat Alat

(cm2)

Alat 10-

1

10-

2

10-

3

10-

4

10-

5

K

1 Piring 49 5 14

7

68 52 4 3 3

2 Gelas 14,22 5 15

0

64 20 2 5 0

3 Sendok 21,8 5 37 30 0

4 Garpu 15,91 5 50 35 0

5 Wajan 49 5 43 35 1

6 Panci 49 5 97 47 0

Tabel 2

Hasil Pemeriksaan Angka Kuman pada piring, gelas, sendok,

garpu, wajan dan panci sebelum digunakan pada siang hari

dimulai jam 12.06 Di Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan

Lingkungan Surabaya Tahun 2015

No

.

Jenis

Sampel

Tanggal Jam

pengambilan / Jam

pemeriksaan

Angka Kuman Hasil

Pemeriksaan

Laboratorium

Ket

1 Piring 09-03-2015 12.05 /

14.10

77,469 kol/cm2 TMS

2 Gelas 09-03-2015 12.15 / 66,104 kol/cm2 TMS

14.10

3 Sendok 09-03-2015 13.00 /

14.10

15,46 kol/cm2 TMS

4 Garpu 09-03-2015 13.15 /

14.10

22,63 kol/cm2 TMS

5 Wajan 09-03-2015 12.05 /

14.10

38,98 kol /cm2 TMS

6 Panci 09-03-2015 12.05 /

14.10

57,86 kol/cm2 TMS

Keterangan :

MS = Memenuhi Syarat

TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Dari hasil permeriksaan kuman pada alat makan diketahui

bahwa jumlah koloni pada alat makan / masak piring , gelas,

sendok, garpu , wajan , dan panci tidak memenuhi syarat.

Dimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene

Sanitasi Jasaboga bahwa angka kuman pada alat makan dan

minum harus nol (negatif).

Rectal Swab

Setelah dilakukan penanaman pada media EC Broth dan

diinkubasi 1 x 24 jam didapatkan hasil keruh pada media

tersebut. Sehingga dilanjutkan penanaman pada media EMB dan

diinkubasi selama 1 x 24 jam. Dari hasil inkubasi tersebut

diduga positif Escherichia coli dengan ciri koloni yang tumbuh

berinti gelap disertai kilap logam pada permukaan Eosin

Methylen Blue (EMB) Agar.

Escherichia coli adalah salah satu bakteri komensal di

dalam usus manusia. Bakteri ini termasuk dalam golongan

Enterobacteriaceae. Di bagian usus besar dihuni oleh

berbagai bakteri, khususnya E. coli. Bakteri ini

menghasilkan antibiotik seperti kolisin yang bisa membunuh

bakteri lain. Selain itu E. coli bersama bakteri lain

mencerna makanan yang ada di usus besar dan menghasilkan

asam amino. Selain itu E. coli berfungsi melatih sel-sel

dinding usus untuk memiliki pertahanan menghadapi bakteri

pathogen lain. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli

dapat bersifat pathogen, yaitu serotype-serotipe yang masuk

dalam golongan E. coli enteropatogenik, E. coli

enteroinvasif, E. coli enterotoksigenik, dan E. coli

enterohemoragic.

Terdapat 4 tahap dalam pengujian E. coli yaitu pendugaan

dengan metode MPN, uji penguat pada media selektif, uji

lengkap dengan medium lactose broth serta uji identifikasi

dengan melakukan reaksi IMVIC (Indol, Methyl red, Vagues

Praskaurer dan Citrate). Apabila dikehendaki untuk

mengetahui serotype dari E. coli untuk memastikan apakah E.

coli tersebut pathogen atau tidak maka dapat dilakukan uji

serologi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi

Jasaboga bahwa tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman

pathogen) pada penjamah makanan yang diperiksa.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil usap alat makan / masak yang dilakukan

di Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Surabaya

pada tanggal 9 Maret 2015 dapat disimpulkan bahwa piring,

gelas, sendok, garpu, wajan dan panci yang diusap memiliki

Angka Lempeng Total kuman yang tidak memenuhi syarat

Permenkes nomor 1096 tahun 2011 tentang Hygiene Sanitasi

Jasaboga.

Berdasarkan hasil usap dubur / rectal swab yang dilakukan

disimpulkan bahwa bakteri pada orang tersebut diduga adalah

Escherichia coli. Untuk mengetahui secara pasti apakah

bakteri E. coli tersebut pathogen atau tidak diperlukan uji

lanjutan.

LAMPIRAN

Gambar 1. Membasuh tangan dengan alkohol Gambar 2. Meletakan jendela swab sebelum melakukan sampling untuk pengambilan sampel piring

Gambar 3. Pengambilan sampel pada piring Gambar 4. Memasukkan lidi swab dalam

Gambar 5. Memasukkan sampel dari media transport kedalam tabungreaksi berisi larutan NaCl 0,9% (pengencer)

Gambar 6. Pengambilan sampel pada gelas Gambar 7. Memasukkanlidi yang pengusap kedalam media transport

Gambar 8. Memasukkan sampel dari media Gambar 9. Pengambilan sampel pada transport ke dalam tabung berisi pengencer sendok

Gambar 10. Memasukkan lidi yang telah diusap Gambar 11. Memasukkan sampel dari dimasukkan ke dalam media transport

media transport ke dalam tabung berisi pengencer

Gambar 12. Pengambilan sampel pada garpu Gambar 13. Memasukkan sampel kedalam media transport

Gambar 14. Memasukkan sampel dari media Gambar 15. Memasukkan media transport ke tabung berisi larutan pengencer

kedalam petridish yang berisi sampel dari pengenceran

Gambar 16. Memasukkan media kedalam Gambar 17.Memasukkanmedia kedalam petridish yang berisi sampel dari pengenceran

petridish yang berisi sampel dari pengenceran

Gambar 18. Memasukkan sampel rectal swab Gambar 19. Hasil inkubasi alat makan kedalam EC. Broth

Gambar 20. Hasil inkubasi rectal swab Gambar 21. Hasil penanaman pada pada media EC. Broth mediaEMB dengan metode gores

Gambar 22. Hasil penanaman pada media EMB Gambar 23. Kontrol media EMB dengan metode tuang

DAFTAR PUSTAKA

Lal, A., Cheeptham, N. 2007.

http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-

test/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-protocol. Eosin

Methylen Blue Agar Protocol. ML Library American Society for

Microbiology. Diakses pada 12 Maret 2015 pukul 19.28 WIB

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1096/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.

%201096%20ttg%20Higiene%20Sanitasi%20Jasaboga.pdf . Diakses

Pada 13 Maret 2015 Pukul 10.47 WIB

Surasri, Siti. 1989. Prinsip Sanitasi Makanan. Pusdiknakes RI,

Jakarta.

Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

http://kesmas-unsoed.com/2010/12/laporan-usap-alat-

makanan.html Diakses Pada 12 Maret 2015 pukul 09.07 WIB

https://www.academia.edu/8953162/PMM Diakses pada tanggal 12

Maret 2015