UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG

12
MAJELIS DIKTI DAN LITBANG PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG Volume 3 Nomor 1 (2021) ISSN Online : 2716-4446 MENINGKATKAN KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP PENGEMBANGAN KOLEKSI DIGITAL DALAM MEMBANGUN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR Andi Muhammad Aminullah 1 , Ismaya 2 , Syahdan 3 , Madinatul Munawwarah Ridwan 4 , Nurlaeli Jamaluddin 5, Elihami Elihami 6 , musdalifah 7 1,2,3,4,5 Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, Universitas MuhammadiyahEnrekang 6 Prodi Pendidikan Nonformal, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Enrekang, 7 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Enrekang Email: 1 [email protected]; 2 [email protected]; 3 [email protected] m; 4 [email protected]; 5 [email protected]; 6 [email protected], 7 [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas tentang Pengembangan Koleksi Digital dalam Membangun Perpustakaan Digital di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1). Bentuk pengembangan koleksi perpustakaan berbasis digital di perpustakaan UINAlauddin Makassar; 2). Untuk mengetahui kendala dalam pengembangan koleksi perpustakaan berbasis digitaldi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan managerial, dan pedagodik. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang terdiri dari kepala perpustakaan dan staf repository, dan sumber data sekunder yang diperoleh dari referensi, baik berupa majalah, jurnal, artikel dan berbagai hasil penelitian yang relevan. Instrumen penelitian ini menggunakan panduan pedoman wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengolahan dan analisis data melalui beberapa tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pengembangan koleksi digital dalam membangun di perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sendiri telah terlaksana, pengembangan sarana dan prasarana, sumber daya manusia yang berkompeten dalam kegiatan digitasi. Kedua kendala pengadaan anggara, kebutuhan perangkat dalam dan penambahan sumber daya manusia dalam pengembangan koleksi digitial. Implikasi dari penelitian diharapkan sarana dan prasarana penunjang dalam pengembangan koleksi digital di perpustakaan UIN

Transcript of UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG

MAJELIS DIKTI DAN LITBANG PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG

SK Mendikbud RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari 2020

Volume 3 Nomor 1 (2021) ISSN Online : 2716-4446

MENINGKATKAN KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP

PENGEMBANGAN KOLEKSI DIGITAL DALAM

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR

Andi Muhammad Aminullah1, Ismaya2, Syahdan3, Madinatul Munawwarah

Ridwan4, Nurlaeli Jamaluddin5, Elihami Elihami6, musdalifah7

1,2,3,4,5Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, Universitas MuhammadiyahEnrekang 6Prodi Pendidikan Nonformal, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Enrekang, 7Prodi

Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Enrekang

Email: [email protected];[email protected];[email protected]

m;[email protected]; [email protected]; [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang Pengembangan Koleksi Digital dalam

Membangun Perpustakaan Digital di Perpustakaan Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1). Bentuk

pengembangan koleksi perpustakaan berbasis digital di perpustakaan

UINAlauddin Makassar; 2). Untuk mengetahui kendala dalam pengembangan

koleksi perpustakaan berbasis digitaldi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan

pendekatan managerial, dan pedagodik. Sumber data dalam penelitian ini yaitu

sumber data primer yang terdiri dari kepala perpustakaan dan staf repository, dan

sumber data sekunder yang diperoleh dari referensi, baik berupa majalah, jurnal,

artikel dan berbagai hasil penelitian yang relevan. Instrumen penelitian ini

menggunakan panduan pedoman wawancara, dan dokumentasi. Metode

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun teknik pengolahan dan analisis data melalui beberapa tahap yaitu,

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pengembangan koleksi digital dalam

membangun di perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sendiri

telah terlaksana, pengembangan sarana dan prasarana, sumber daya manusia yang

berkompeten dalam kegiatan digitasi. Kedua kendala pengadaan anggara,

kebutuhan perangkat dalam dan penambahan sumber daya manusia dalam

pengembangan koleksi digitial. Implikasi dari penelitian diharapkan sarana dan

prasarana penunjang dalam pengembangan koleksi digital di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar sendiri lebih di perhatikanserta diharapkan perhatian rektorat

UIN Alauddin Makassar dalam menghadapi kekurangan tenaga ahli alih media

terkhususnya pada bagian digitalisasi koleksi.

Kata kunci : digitalisasi, koleksi, perpustakaan digital

Pendahuluan

Progresivitas sains dan teknologi

komputer banyak mengubah tatanan

hidup sebuah aturan atau sistem

tertentu. Merujuk pada perkembangan

teknologi tentunya sangat tepat jika

layanan sebuah informasi sebuah

perpustakaan dibuat modern dan lebih

memudahkan pemustaka agar dapat

menemukan informasi yang

diinginkan.Perpustakaan merupakan

tempat terkumpulnya bahan pustaka

baik tercetak maupun terekam yang

dikelola secara teratur dan sistematis.

Perpustakaanmerupakan salah satu

sarana pelestarian bahan pustaka

sebagai hasil budaya dan mempunyai

fungsi sebagai sumber informasi ilmu

pengetahuan, teknologi dan

kebudayaan dalam rangka

mencerdaskan bangsa dan menunjang

pelaksanan pembangunan nasional.

Hal ini tertuangkan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 45 (ayat 1) 1yang

menyebutkan bahwa setiap satuan

pendidikan formal dan non formal

menyediakan sarana dan prasarana

yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik,

kecerdasan intelektual, sosial,

emosional, dan kejiwaan peserta didik.

Sarana yang dimaksud meliputi

perpustakaan, laboratorium,dan sarana

lain untuk menunjang kelancaran

proses belajar mengajar. Berdasarkan

hal tersebut, sehingga memberikan

layanan secara merata kepada

masyarakat untuk memanfaatkan

perpustakan sebagai sumber informasi

1Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

dan pengetahuan yang berhasil dan

berdaya guna.

Perkembangan perpustakaan tidak

pernah lepas dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi.

Hal ini dikarenakan perpustakaan

sangat berkaitan erat dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi.

Ketiganya saling mendukung satu

dengan lainnya. Perpustakaan

memberikan kontribusi terhadap ilmu

pengetahuan melalui penyimpan

berbagai informasi dan sejarah

perkembangan ilmu pengetahuan,

sedangkan teknologi informasi

memberikan dukungan pada

kemudahan akses dan sistem informasi

dalam sebuah perpustakaan. Seiring

dengan perkembangan ketiganya,

sekarang ini dikenal adanya

perpustakaan digital atau (digital

library) yang mampu menciptakan

wadah yang lebih luas bagi hubungan

ketiga hal tersebut di atas.

Perpustakaan adalah suatu unit

kerja dari suatu bahan atau lembaga

tertentu yang mengelola bahan

pustaka, baik berupa buku-buku

maupun bukan berupa buku yang

diatur secara sistematis menurut aturan

tertentu sehingga dapat digunakan

sebagai sumber informasi oleh setiap

pemakainya.2 Perpustakaan menurut

UU No.43 Tahun 2007, Pasal 1 ayat 1,

adalah institusi pengelola koleksi

karya tulis, karya cetak, dan/atau karya

rekam secara profesional dengan

sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian,

2 Supriyanto, W. & Muhsin, A.,

Teknologi InformasiPerpustakaan:

StrategiPerancanganPerpustakaan Digital.

(Yogyakarta:Kanisius, 2008), h.144

pelestarian, informasi, dan rekreasi

bagi pemustaka.3

Identifikasi pemustaka dari segi

kriteria dan menerapkannya pada

evaluasi perpustakaan digital yang

ada. Empat puluh delapan subjek

diinstruksikan untuk mengembangkan

dan membenarkan serangkaian kriteria

penting untuk evaluasi perpustakaan

digital. Pada saat yang sama, mereka

diminta untuk mengevaluasi

perpustakaan digital yang ada dengan

menerapkan kriteria yang mereka

miliki sedang berkembang. Kompilasi

kriteria yang dikembangkan oleh

peserta menunjukkan bahwa kegunaan

dan pengumpulan kualitas adalah

kriteria paling penting untuk

mengevaluasi perpustakaan digital.

Kualitas layanan, sistem efisiensi

kinerja, dan permintaan pendapat

pengguna juga dianggap kriteria

penting.4

Sebagai salah satu unsur

penunjang penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, perpustakaan merupakan

pusat informasi, sumber ilmu

pengetahuan dan teknologi, rekreasi

serta pelestarian khasanah budaya

bangsa. Sebagian besar perpustakaan

kondisinya sangat menyedihkan.

Perkembangan perpustakaan belum

optimal karena faktor dana, budaya

membaca di kalangan masyarakat

serta tenaga perpustakaan yang kurang

kompeten. Perpustakaan diharapkan

sebagai pusat kegiatan pengembangan

minat baca masyarakat supaya gemar

3 Undang-Undang Republik

Indonesia No.43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan Pasal 1. h.2 4Hong iris xie. Evaluation of digital

libraries: Criteria and problems from users

perspectives .(Elsevies : libarary and

information science research, 2006). h. 433

membaca. Lebih lanjut Sinaga,

menambahkan bahwa perpustakaan

berfungsi sebagai pusat edukasi berarti

perpustakaan harus berfungsi sebagai

guru atau sebagai pusat sumber belajar

yang menyajikan berbagai kebutuhan

para pemustaka perpustakaan lainnya.5

Perpustakaan sebagai pusat rekreasi

mengandung pengertian bahwa

perpustakaan berfungsi sebagai sarana

menyediakan bahan-bahan pustaka

yang mengandung unsur hiburan yang

sehat dan bermanfaat.

Pengembangan koleksi

perpustakaan digital sampai saat ini

masih menjadi wacana baru dalam

dunia perpustakaan. Meskipun

demikian, merupakan wacana yang

tergolong baru, pertumbuhan

perpustakaan digital telah melaju

dengan pesat. Saat ini, hampir semua

perpustakaan tengah berlomba untuk

membangun perpustakaan digital.

Pembangunan perpustakaan

digital tidak hanya berhenti pada

penyediaan koleksi digital beserta

infrastruktur pendukungnya. Pada

dasarnya perpustakaan digital bukan

perpustakaan jenis baru karena masih

melaksanakan prinsip-prinsip dasar

perpustakaan, hanya saja didukung

dengan sentuhan atau kombinasi

teknologi informasi dapat

mewujudkan perpustakaan yang lebih

modern, lengkap, mudah dijangkau

dan user friendly dengan pengelolaan

koleksi nasional maupun daerah.

Digitalisasi telah mengubah cara

pandang pemustaka tentang

5 Dian Sinaga. Perpustakaan

Sekolah. (Jakarta. Kreasi MediaUtama.2005),

h.26

melestarikan ilmu pengetahuan.

Mayoritas perpustakaan saat ini adalah

perpustakaan hybrid. Perpustakaan

yang memiliki sarana dan prasarana

yang memadai dimana berlangganan

sumber daya yang berbeda dalam

format yang berbeda. Beberapa format

umum adalah e-journals, serial, print

monographs, CD dan DVD.

Komponen utama kerangka

perpustakaan hybrid adalah repositori,

sistem pegangan, dan sistem pencarian

infromasi.

Setiap kemajuan dalam teknologi

informasi hanya akan berguna jika kita

tahu cara menggunakannya. Istilah

kesenjangan digital digunakan untuk

menggambarkan kesenjangan antara

mereka yang memiliki pengetahuan

teknologi informasi dan mereka yang

tidak.

Berdasarkan latar belakang, maka

yang menjadi fokus dalam penelitian

ini adalah bentuk pengembangan

koleksi berbasis digital di

perpustakaan UIN Alauddin Makassar

dan kendala dalam pengembangan

koleksi digital dalam membangun

perpustakaan digital di perpustakaan

UIN Alauddin Makassar.

Tujuan penelitian dari penulisan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengembangan koleksi perpustakaan

berbasis digital di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar dan kendala dalam

pengembangan koleksi digital dalam

membangun perpustakaan digital di

perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptifkualitatif6.

6 Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian

Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, Ed.I

(Cet. I;

Penelitiankualitatif bertujuan

memahami fenomena yang terjadi

dalam suatu komunitas dalambentuk

deskriptif dengan pendekatan studi

kasus (case study) yaitu studi

yangbersifat komprehensif, intens,

rinci dan mendalam serta diarahkan

sebagai upayapenelaahan masalah-

masalah dalam hal ini adalah

bentukpengembangan koleksi digital

dalam membangun perpustakaan

berbasis digital di pepustakaan UIN

Alauddin Makassar dan kendala dalam

pengembangan koleksi digital dalam

membangun perpustakaan digital di

perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Menggunakan pendekatan manajerial

dan pendekatan pendagogik serta

metode pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Metode Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptifkualitatif7.

Penelitiankualitatif bertujuan

memahami fenomena yang terjadi

dalam suatu komunitas dalambentuk

deskriptif dengan pendekatan studi

kasus (case study) yaitu studi

yangbersifat komprehensif, intens,

rinci dan mendalam serta diarahkan

sebagai upayapenelaahan masalah-

masalah dalam hal ini adalah

pengembangan koleksi digital dalam

membangun perpustakaan berbasis

digital di pepustakaan UIN Alauddin

Makassar. Penelitian deskriptif

kualitatif banyak membantu terutama

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

h.59. 7 Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian

Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, Ed.I

(Cet. I;

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

h.59.

dalam penelitian yang bersifat

longitudinal, genetic, klinik. Penelitian

survei biasanya termasuk dalam

penelitian.8

Penelitian ini dilaksanakan di

Samata, Gowa dengan lokasi

penelitian yang bertempat di

Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Jl. H. M. Syahrul Yasin limpo no. 36.

Romangpolong, Kec. Somba Opu,

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan .

Penelitian ini di laksanakan dengan

waktu kurang lebih setengah bulan,

yakni mulai dari september sampai

dengan September 2019. Ada tiga

unsur penting yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan

lokasi penelitian yaitu tempat, pelaku,

dan kegiatan. Pelaku yang dimaksud

adalah kepala perpustakaan dan tim

repository di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar, sedangkan

kegiatan yang dimaksud adalah proses

pengembangan perpustakaan berbasis

digital di perpustakaan UIN Alauddin

Makassar.

Adapun pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

:

1. Pendekatan Managerial atau lebih

umum dengan istilah pendekatan

manajemenadalah sebuah pendekatan

yang bersifat sistematis, karena

pengelolaannya yangteratur dalam

melibatkan unsur-unsur yang terpadu

didalam proses

membangunperpustakaan digital.

2. Pendekatan Pedagogik, yaitu

pendekatan edukatif dan kekeluargaan

kepadaobjek penelitian sehingga

8Abu Achmad dan Norbuko

Cholik.Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2007). h. 44

merasa tidak canggung dalam

memberikan data yangdibutuhkan.

Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini ada dua sebagai

berikut:

1. Sumber Data primer

Sumber data primer adalah

sumber data yang diperoleh secara

langsung melalui wawancara,

pengamatan dan dokumentasi

langsung oleh penulis. dalam

penelitian ini, data primer diperoleh

dari informan penelitian yaitu instansi

pemerintah. Dalam hal ini Kepala

Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

dan tim repository beserta orang yang

tergabung dengan Perpustakaan UIN

Alauddin Makassar.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder berasal dari

studi kepustakaan baik berupa buku-

buku, hasil-hasil penelitian, jurnal,

media cetak, grafik, statistik dan

dokumen-dokumen lainnya yang

berkaitan dengan penelitian ini yang

sifatnya melengkapi data primer.

Adapun instrumen pengolahan data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara (interview

guide) berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternative jawabannya

telah disiapkan sebagai pedoman

dalam melakukan wawancara (secara

terbuka) terutama untuk informan.

Peneliti juga melengkapi dengan alat

bantu berupa kamera yang mampu

merekam bentuk gambar, suara, dan

alat tulis untuk mencatat dokumen-

dokumen yang ada hubungannya

dengan permasalahan yang kan diteliti

agar pelaksanaan wawancara menjadi

lancar.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengembangan koleksi digital di

perpustakaan UIN Alauddin

Makassar

Pengembangan koleksi

perpustakaan tidak terlepas dari

perkembangan teknologi yang

semakin harinya semakin berkembang

dengan pesatnya, perpustakaan di

tuntut agar selalu bertransformasi

seringing pesatnya kemajuan

teknologi.

Sebagai sebuah organisasi

perpustakaan harus mampu menjadi

wadah edukasi bagi masyarakat yang

sebagaimana menjalani fungsingnya

sebagai pencerdas bangsa, seperti yang

tetuang dalam tri dharma perguruan

tinggi, perpustakaan mempunyai andil

besar dalam kemajuan sumber daya

manusia, perpustakaan bukan hanya

tempat yang selalu berisikan buku-

buku dalam bentuk fisik semata.

Perpustakaan era modern ini mulai

melakukan kegiatan digitalisasi

koleksi yang dimana tuntutan

masyrakat akan informasi cepat,

mudah, tepat dan mudah di akses,

pengembangan koleksi perpustakaan

sendiri mengalami transformasi yang

sangat signifikan dari awalnya koleksi

bahan pustaka di perpustakaan

bersifak buku-buku menjadi koleksi

yang bersifat digital.

2. Bentuk pengembangan koleksi

digital di Perpustakaan UIN

Alauddin Makassar.

Setiap koleksi yang di ada di

perpustakaan merupakan sebuah

informasi yang sangat berharga,

dimana koleksi di jaga keutuhan isi

informasinya, pengembangan

teknologi membuat perpustakaan

mengemas sebuah informasi menjadi

terobosan baru dalam melayani

kebutuhan pemustaka, koleksi digital

menjawab berbagai macam keresahan

pemustaka yang ingin mengakses

informasi dimana saja dan kapan saja.

Bentuk pengembangan koleksi

digital di perpustakaan UIN Alauddin

Makassar sendiri, pada awalnya buku

masih bersifat tercetak, setelah itu

buku kemudian di scan dengan

menggunakan alan scan khusus,

setalah discan file belum bisa langsung

di save di karenakan harus masuk

dalam tahap editing yang dimana

tahap editing ini file di croop agar

sesuai satu sama lain halamanya agar

ada nilai estetika sendiri dari

kerapianya tersebut, kemudian file di

kompres ukuranya. Baik buku ataupun

jurnal-jurnal karya para dosen UIN

Alauddin Makassar di input dalam

repository UIN Alauddin, laporan

penelitian tahun 1990an, prosiding,

karya tulis ilmiah baik itu skripsi, tesis

dan disertasi, dan karya-karya yang

berkaitan mengenai sejarah.

3. Pengembangan sarana dan

prasana penunjang dalam

pengembangan koleksi digital di

Perpustakaan UIN Alauddin

Makassar

Pengembangan koleksi digital di

perpustakaan harus di dukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai di

karenakan pengembangan koleksi

dapat di lakukan secara maksimal

apabila sarana dan prasana di

perpustakaan di perbaharui agar lebih

mutakhir dalam melakukan kegiatan

digitalisasi koleksi di perpustakaan.

Sarana dan prasarana baik itu

elektronik untuk menyimpan,

mengelola, dan menyapaikan

informasi kepada pemustaka harus di

lakukan pengembangan agar mencapai

kepuasan pemustaka itu sendiri.

Pihak perpustakaan dalam hal ini

terkhususnya staf repository di berikan

arahan oleh pihak pustipad di bawah

naungan rektorat UIN Alauddin

Makassar agar mebuat database

berkaitan dengan koleksi digital,

kemudian diarakan untuk memasang

aplikasi SLIMS agar menunjang

semua aspek berkaitan dengan

kegiatan digitalisasi koleksi di

perpustakaan UIN Alauddin,

Pengembangan sarana dan prasarana

menjadi hal yang penting dalam

pengembangan koleksi digital di

perpustakaan apabila sarana dan

prasaran tidak kembangkan maka

jalannya proses digitalisasi koleksi di

perpustakaan menjadi tertunda bahkan

terbengkalai, hal ini menjadi sorotan

penting terkhusunya pihak rektorat

yang menaungi perpustakaan UIN

Alauddin Makassar sehingga dapat

memaksimalkan pengembangan

sarana dan prasarana dalam

menunjang kegiatan ditalisasi koleksi

di perpustakaan.

4. Pengembangan sumber daya

manusia di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar

Demikian dengan halnya

pengembangan sumber daya manusia

yang sudah selayaknya mengikuti

perkembangan teknologi informasi

yang berjalan Pengembangan koleksi

digital tidak terlepas dari adanya

manusia yang menjalankan sistem

dalam digitalisasi koleksi di

perpustakaan, staf atau pustakawan

yang berperan dalam alih media

koleksi yang pada awalnya bersifat

fisik menjadi elektronik,

pengembangan sumber daya manusia

merupakan salah satu tolak ukur

keberhasilan pengembangan koleksi

digital di perpustakaan.

Pengembangan sumber daya

manusia di perpustakaan adalah suatu

upaya untuk mengembangkan kualitas

atau kemampuan agar mampu

mengolah dan mengelola sumber daya

dengan berbagai macam teknologi,

sehingga dapat digunakan untuk

melakukan tugas-tugas yang ada

dalam sebuah organisasi perpustakaan

sertamensejahterakan kebutuhan

informasi kepada masyarakat secara

optimal.

Pengembangan koleksi digital di

perpustakaan mempunyai fungsi-

fungsi dan proses-proses yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan, atau

visi dan misi organisasi tersebut. Hal

ini termasuk memilih sumberdaya

yang perlu diadakan untuk

pengembangan koleksi, membuka

akses, serta untuk mendistribusikan

sumberdaya tersebut. Fungsi dan

proses tersebut dilakukan dengan

bantuan sumberdaya manusia dalam

ruang lingkup perpustakaan tentunya.

Pengembangan sumber daya

manusia di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar sendiri dirasa

masih sangat perlu di karenakan

teknologi yang berkembang semakin

harinya selalu mengalami perubahan,

sebagaimana teknologi terus di

perbaharui begit pula layaknya sumber

daya manusia di perpustakaann.

pengembangan sumber daya manusia

menjadi prioritas utama perpustakaan

agar dapat menunjukan taringnya

dalam era tekhnologi informasi

sekarang ini, di harapkan

perpustakaan dapat memberikan

pelatihan-pelatihan guna

mempertahakan eksistensi manusia

sebagai penggerak tekhnologi di

belakang layar, alangkah baiknya

anggaran untuk pelatihan di

pindahkan untuk hal-hal yang lebih

penting salah satunya penyediaan

perangkat ditialisasi koleksi.

5. Kendala Dalam Pengembangan

Koleksi Digital di Perpustakaan

UIN Alaudiin Makassar

Pengembangan perpustakaan digital di Indonesia dimulai di lingkungan perguruan tinggi, pengembangan koleksi digital di Indonesia sendiri masih menghadapi pasang surut dalam upaya membangun perpustakaan yang bersinergi dengan tekhnologi. Hingga saat ini pengembangan koleksi digital bagi perpustakaan di

Indonesia masih menemui banyak

kendala baik teknis, finansial, maupun

kebijakan. Walaupun demikian,

semangat untuk mengembangkan

koleksi digital para pustakawan di

Indonesia tidak pernah berkurang.

a. Kendala penyediaan anggaran

dalam pengembangan koleksi

digital di Perpustakaan UIN

Alauddin Makassar

Perpustakaan harus bersikap

mandiri dalam masalah

penyediaan anggaran yang di

berikan oleh instansi yang

menaunginya, perpustakaan UIN

Alauddin sendiri mendapatkan

anggaran secara langsung dari

rekotrat UIN Alauddin, sehingga

setiap anggaran yang masuk dapat

di pergunakan sebaik mungkin

dan maksimal sesuai dengan

kebutuhan yang di perlukan oleh

perpustakaan, sehingga tidak ada

pengeluaran yang disia-siakan.

Kendala dalam

pengembangan koleksi digital di

perpustakaan tentu saja

bermacam- macam , anggaran

merupakan hal yang penting di

karenakan kita ketahui secara

umum bahwasanya pengadaan

perangkat baik itu hardware dan

software, Dalam memilih

perangkat ini diharapkan mampu

untuk menyesuaikan diri dengan

kebutuhan dan kemampuan

anggaran yang miliki. tidak

hanya sampai disini saja. Gaji

para staff honorer perpustakaan

harus di bayar dan itu

memerlukan anggaran yang tidak

sedikit.

Kendala penyediaan

anggaran di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar sendiri

langsung dari rektorat, pihak

perpustakaan sendiri hanya

memberikan rekomendasi apa saja

yang harus di sediakan atau

dibutuhkan oleh pihak

perpustakaan. Untuk penyediaan

anggaran dalam pengembangan

koleksi digital di rasa masih

sangat perlu diajukan kembali ke

pihak rektorat, hal ini dikarenakan

anggaran untuk pengembangan

koleksi digital di perpustakaan

UIN Alauddin Makassar sendiri

masih sangat minim, kita ketahui

bersama bahwa perpustakaan UIN

Alauddin Makassar adalah

perpustakaan terbesar se

Indonesia timur.

b. Kendala akan kebutuhan

perangkat dalam menunjang

pengembangan koleksi digital di

perpustakaan UIN Alauddin

Makassar

Perkembangan informasi

global semakin tampak dirasakan

oleh masyarakat sebagai

pemustaka, baik dalam kebutuhan

barang, layanan maupun jasa.

Kebutuhan akan layanan yang

prima tentunya membutuhkan

suatu perangkat yang berkelas.

Dan salah satu alternatif yang saat

ini lagi menjadi komoditi publik

adalah berkembangnya

penggunaan teknologi informasi

yang bersinergi dengan

operasional manajemen

perpustakaan.

Kebutuhan akan perangkat

baik itu perangkat keras dan lunak

menjadi penunjang penting dalam

kegiatan digitalisasi koleksi di

perpustakaan, sehingga

optimalisasi digitasi di

perpustakaan dapat mencapai titik

yang maksimal. Perangkat

menjadi tolak ukur keberhasilan

dalam pengembangan koleksi

digital di perpustakaan.

Disamping adanya sumber daya

manusia yang memadai harus

diringi dengan perangkat yang

modern, perangkat keras dan

lunak adalah hal yang tak

terpisahkan dalam perpustakaan

di era modernisasi seperti

sekarang ini, sehingga koleksi

digital di perpustakaan dapat

dinikmati oleh pemustaka tanpa

adanya kendala.

Kendala dalam

pengembangan perangkat menjadi

menjadi prolematika dan

tantangan tersendiri bagi

organisasi perpustakaan agar

dapat berkembang dan memulai

berbenah diri kearah yang lebih

baik.

Kendala dalam kebutuhan

perangkat sebagai penunjang

kegiatan digitalisasi koleksi di

perpustakaan UIN Alauddin

Makassar, kendala yang dihadapi

salah satunya adalah perangkat

untuk mendigitalisasikan koleksi

cepat mengalami eror dan

overheat, ketika pada saat

melakukan scanning koleksi yang

berjumlah ratusan

halaman,sehingga butuh waktu

kembali mendinginkannya, dan

menyebabkan waktu yang di

perlukan dalam melakukan

kegiatan digitasi koleksi

terhambat, baru-baru ini

perpustakaan melakukan

pengadaan tempat CD akan tetapi

infrastruktur untuk sistem

repository tidak ada, seharusnya

ada perangkat alih media di

ruangan pengolahan sehingga

pembagian tugas menjadi efisien

dan cepat dalam hal digitalisasi

koleksi, ruangan multimedia juga

tidak bisa digunakan sebagai

tempat yang kompatibel untuk

berbagai jenis koleksi digital.

c. Kendala tenaga ahli alih media

Alih media digital

merupakan kegiatan melestarikan

khasanah budaya bangsa dengan

mengalih bentuk dari bentuk fisik

sebuah koleksi ke bentuk/media

digital. Alih media merupakan

proses digitasi yaitu proses alih

media dari media cetak seperti

buku, majalah, koran, foto dan

gambar ke dalam bentuk data

digital yang dapat direkam,

disimpan dan diakses melalui

komputer atau media digital

lainnya yang kompatibel.

Tenaga ahli alih media di

perpustakaan harus mereka yang

benar-benar paham akan

penggunaan teknologi,

terkhususnya teknologi yang

berkaitan dengan alih media baik

itu dari segi hardware maupun

software, seorang staf alih media

media adalah mereka yang

ditunjuk oleh perpustakaan akan

keahlianya, baik itu lulusan

tekhnologi informasi ataupun

mereka yang berasal dari ilmu

perpustakaan bahkan apabila staff

di berikan pelatihan tentang

pengelolaan, tata cara digitasi

koleksi bisa di pekerjakan oleh

pihak perpustakaan, sehingga

tidak ada alasan khusus bahwa

perpustakaan tidak bisa

melakukan kegiatan digitalisasi

koleksi di perpustakaan.

Tenaga ahli alih media

sendiri di perpustakaan UIN

Alauddin Makassar terkhususnya

pada bagian digitalisasi koleksi

sampai saat ini belum ada

dikarenakan pihak perpustakaan

lebih mengfokuskan kepada

proses digitasi koleksi

terkhususnya buku-buku dari para

dosen yang ingin mendigitalkan

bukunya. Yang dimana staf

repositroy mengambil alih bagian

ini ,adapunlangkah baik

kedepannya kepala perpustakaan

berniat untuk membentuk tim

dalam bidang digitalisasi koleksi

sehingga pembagian kerja di

perpustakaan UIN Alauddin

Makassar sendiri agar dapat

berjalan semaksimal mungkin,

perlunya perhatian dari pihak

rektorat dalam memberikan jalan

tengah. Para staf repository

Perpustakaan UIN Alauddin

Makassar merasa perlunya di

bentuk staf atau tim khusus untuk

bagian digitalisasi koleksi di

perpustakaan, dikarenakan staf

repository sendiri sering

berbenturan dengan proses

digitasi koleksi apabila ada yang

ingin mendigitalisasikan koleksi.

Simpulan

Pengembangan koleksi digital di

perpustakaan Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar sendiri telah

terlaksana, bentuk pengembangan

koleksi digital di perpustakaan UIN

alauddin Makassar koleksi di alih

media menjadi koleksi digital dalam

bentuk pdf file, sarana, prasarana dan

pengembangan sumber daya manusia

sebagai penunjang kegiatan digitalisasi

koleksi di perpustakaan UIN Alauddin

Makassar sudah cukup memadai.

Kendala dalam pengembangan koleksi

dital di perpustakaan UIN Alauddin

Makassar terletak pada kebutuhan

akan perangkat dalam melakukan

kegitatan digitalisasi koleksi di

perpustakaan UIN Alauddin Makassar

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmadi,Cholid Narbuko & Abu,

2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

[2] Ali, Sayuthi. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, Ed.I, Cet. I;Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002.

[3] Iris, Hong xie. Evaluation of digital libraries: Criteria and problems from users perspectives. Elsevies : library and information science research, 2006.

[4] Sinaga, Dian. Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kreasi Media Utama, 2005.

[5] Supriyanto, W. & Muhsin,A.Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

~ 50 ~