studi instalasi listrik pada bangunan fakultas teknik universitas ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of studi instalasi listrik pada bangunan fakultas teknik universitas ...
STUDI INSTALASI LISTRIK PADA BANGUNAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
OLEH
JANUARIS
105 82 262 09
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
i
STUDI INSTALASI LISTRIK PADA BANGUNAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar sarjana
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan oleh
AHMAD JANUARIS
105 82 266 09 105 82 262 09
PADA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
iv
ABSTRAK
Ahmad dan Januaris, 2014. Studi Instalasi Listrik Pada Bangunan Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi. Jurusan Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Dr.Ir.H.Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eg. dan Pembimbing II Bapak
Ir.Abd Hafid., MT. Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan laporan
akhir ini yaitu untuk 1. Mengetahui pembagian group, 2. Daya yang
dibutuhkan tiap-tiap ruangan, 3. Jenis-jenis kabel. Setelah kami melakukan
penelitian maka kita dapat mengetahui beberapa alat yang dipakai di
instalasi listrik itu perlu untuk diganti supaya terhindar dari kosleting atau
kebakaran karena kelebihan beban. Sedangkan manfaat penulis tugas akhir
ini adalah Memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai instalasi
listrik dan mempermudah dalam hal ini mengetahui rugi-rugi daya. Dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan terutama dalam
hal instalasi listrik.
Kata Kunci : MCCB, MCB, Kabel, Lampu, Kotak Kontak
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini, dapat kami selesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik
yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan Program Studi pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Makassar. Adapun judul tugas akhir kami adalah: “STUDI INSTALASI
LISTRIK PADA BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan sebagai
manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu ditinjau
dari segi teknis penulisan maupun dari perhitungan-perhitungan. Oleh
karena itu penulis menerima dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi
serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan ini agar kelak dapat
bermanfaat.
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan
dan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Hamzah Al Imran, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Umar Katu, S.T., M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr.Ir.H.Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eg. selaku pembimbing
I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
4. Bapak Ir.Abd Hafid., MT. selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
selesai.
5. Bapak dan ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas
segala waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama
mengikuti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
6. Ayahanda M.Ilyas dan ibunda Jalmiah yang tercinta, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
limpahan kasih sayang, doa, dan pengorbanannya terutama dalam
bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.
7. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik
Jurusan Elektro Angkatan 2009 yang dengan keakraban dan
persaudaraanya banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik
moril maupun materi selama penelitian.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa beliau
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Akhir kata , tugas akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan, namun
penulis berharap semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat dan
memberikan inspirasi tambahan ilmu bagi yang membacanya.
Makassar, Mei 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 3
C. Batasan Masalah.................................................................. 3
D. Tujuan ................................................................................ 3
E. Manfaat .............................................................................. 3
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum ................................................................................. 5
a. Sketsa Instalasi Listrik ................................................... 6
b. Instalasi Listrik Sederhana ............................................. 6
c. Instalasi Listrik Komplit ................................................. 7
d. Diagram Alur Instalasi Listrik ....................................... 8
e. Kotak Kontak Standar .................................................... 9
f. Alur Instalasi .................................................................. 10
g. Sambungan Kabel dengan Lasdop ................................ 11
h. Sambungan dengan Isolasi Lakban ............................... 11
viii
i. Sambungan Kabel Yang Benar Memakai Terminal ...... 12
j. Sambungan Kabel dengan Sepatu Kabel ....................... 12
k. Bentuk Ayelet (Mata Itik) Pada Ujung Kabel ............... 13
B. Cara Memasang Instalasi ................................................... 14
C. Kabel Listrik dan Kuat Hantar Arus ................................... 22
a. Pengertian Penghantar Kabel atau Kawat ..................... 23
b. Jenis Kabel Listrik yang Umum Dipakai ...................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ............................................................. 31
B. Data Parameter ................................................................... 31
C. Cara Kerja .......................................................................... 31
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembagian Group ............................................................... 34
B. Jenis Kabel ......................................................................... 48
C. Ratap MCCB ...................................................................... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 52
B. Saran .................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 53
LAMPIRAN ......................................................................................... 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sketsa Instalasi Listrik Pada Ruangan ................................ 6
Gambar 2. Instalasi Listrik Sederhana .................................................. 7
Gambar 3. Instalasi Listrik Komplit .................................................... 7
Gambar 4. Diagram Alur Instalasi Listrik ........................................... 8
Gambar 5. Kotak Kontak Standar ......................................................... 9
Gambar 6. Alur Instalasi ...................................................................... 10
Gambar 7. Sambungan Kabel dengan Lasdop ..................................... 11
Gambar 8. Sambungan dengan Isolasi Lakban..................................... 12
Gambar 9. Sambungan Kabel yang Benar Memakai Terminal ........... 12
Gambar 10. Sambungan Kabel dengan Sepatu Kabel ............................ 13
Gambar 11. Bentuk Ayelet (Mata Itik) pada Ujung Kabel .................... 14
Gambar 12. Rencana Peletakan Komponen .......................................... 14
Gambar 13. Instalasi Jalur Ter-efektif ................................................... 15
Gambar 14. Menentukan Titik Percabangan ......................................... 15
Gambar 15. Pemasangan box ................................................................ 18
Gambar 16. Pemasangan MCB .............................................................. 18
Gambar 17. Titik-titik Cabang ............................................................... 20
Gambar 18. Cara Memasang Saklar ...................................................... 20
Gambar 19. Pemasangan Pipa ............................................................... 21
Gambar 20. Titik Cabang Tiga .............................................................. 21
Gambar 21. Titk Cabang Empat ............................................................ 22
Gambar 22. Kabel NYA ....................................................................... 24
Gambar 23. Kabel NYM ........................................................................ 25
Gambar 24. Kabel NYY ........................................................................ 26
Gambar 25. Penghantar Kabel ................................................................ 26
Gambar 26. Pipa PVC ............................................................................ 27
x
Gambar 27. Kotak Cabang .................................................................... 27
Gambar 28. Tikungan Pipa .................................................................... 27
Gambar 29. Klem Pipa ........................................................................... 28
Gambar 30. Sekrup ................................................................................ 28
Gambar 31. Saklar ................................................................................. 28
Gambar 32. Stop Kontak ....................................................................... 29
Gambar 33. Lampu ................................................................................ 29
Gambar 34. Sekring/ MCB .................................................................... 29
Gambar 35. Obeng ................................................................................. 30
Gambar 36. Tang ................................................................................... 30
Gambar 37. Palu .................................................................................... 30
Gambar 38. Tespen ................................................................................ 30
Gambar 39. Diagram Blok Sistem ......................................................... 31
Gambar 40. Flowchart Alur Penelitian ................................................. 32
Gambar 41. Pembagian Group 1 ........................................................... 33
Gambar 42. Pembagian Group 2 ........................................................... 34
Gambar 43. Pembagian Group 3 ........................................................... 35
Gambar 44. Denah Ruangan dan Instalsi Listrik ................................... 36
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tabel Rekapitulasi Daya Group 1 ............................................. 38
Tabel 2 Fase Group ................................................................................ 39
Tabel 3Ratap MCB (A) Group 1 ........................................................... 40
Tabel 4 Tabel Rekapitulasi Daya Group ............................................... 41
Tabel 5 Fase Group ................................................................................ 42
Tabel 6 Ratap MCB (A) ......................................................................... 44
Tabel 7 Tabel Rekapitulasi Daya Group ............................................... 45
Tabel 8 Fase Group ................................................................................ 47
Tabel 9 Tabel Rekapitulasi Daya Group ............................................... 48
Tabel 10 Tabel Jenis Kabel Group 1 ..................................................... 49
Tabel 11 Tabel Jenis Kabel Group 2 ..................................................... 49
Tabel 12 Tabel Jenis Kabel Group 3 ..................................................... 50
xii
DAFTAR SINGKATAN
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
IEC : International Electrotechnical Commision
MCB : Miniatur Circuit Breaker
SNI : Standar Nasional Indonesia
LMK : Lembaga Masalah Kelistrikan
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PVC : Poli Vinil Chlorid
KWH : Kilowatt Hour
KKK : Kotak Kontak Khusus
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan akan energi listrik sudah
menjadi kebutuhan primer bagi setiap masyarakat modern. Hampir setiap
bangunan membutuhkan energi listrik yang dapat mendukung aktivitas
manusia seperti rumah, sekolah, kantor, dan sebagainya. Kebutuhan energi
yang tidak dapat terlepas dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah
kebutuhan energi listrik terutama penerangan.
Perlu diketahui listrik bukan untuk ditakuti tapi untuk ditemani,
karena listrik memiliki fungsi dan manfaat yang sangat vital dan strategi
dalam kehidupan masyarakat dan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari
dalam mendorong pembangunan nasional di segala bidang. Masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang syarat-syarat sistem
pemasangan instalasi listrik dan daya tahan penggunaan
peralatan/perlengkapannya, serta instalasi listrik yang sudah terpasang lama
pada rumah dan gedung, yang seharusnya memenuhi ketentuan dan
peraturan yang berlaku, dimana instalasi listrik yang sudah lama terpasang
seharusnya dilakukan pegecekan ulang kelayakan instalasinya. Jika
kelayakannya sudah tidak memenuhi persyaratan pakai harus diganti,
pengecekan kelayakan ini harus dilakukan oleh instansi yang ditunjuk
minimal 10 tahun sekali, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
kebakaran akibat instalasi listrik dapat dihindari.
Dalam sistem instalasi listrik, kabel listrik adalah salah satu
komponen vital yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari sumber
listrik PLN menuju peralatan listrik, kabel ini seperti pembuluh darah dalam
2
tubuh manusia, dimana bila saluran pembuluh darah ada yang bermasalah
tentu tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Kabel listrik pun demikian, bila
ada saluran yang bermasalah maka akan berpotensi mengganggu sistem
instalasi listrik.
Melihat instalasi listrik di gedung fakultas teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar sudah cukup bagus namun masih ada alat dan
perangkat-perangkat lainnya yang belum diketahui. Kondisi demikian
mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “STUDI
INSTALASI LISTRIK PADA BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR”.
3
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian diatas, penelitian ini berfokus pada masalah
berikut :
a. Pembagian Group Instalasi Tiap Ruangan.
b. Perhitungan Daya.
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka penulis membatasi hanya
pada hal-hal berikut :
a. Mengetahui Pembagian Group Instalasi Tiap Ruangan.
b. Mengetahui Perhitungan Daya.
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam studi instalasi listrik di gedung
fakultas teknik Unismuh Makassar adalah sebagai berikut :
a. Dapat mengetahui pembagian group pada instalasi listrik di gedung
fakultas teknik Unismuh Makassar.
b. Dapat mengetahui perhitungan daya.
E. Manfaat
a. Memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai instalasi listrik
dan mempermudah dalam hal ini mengetahui rugi-rugi daya.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan
terutama dalam hal instalasi listrik.
4
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, mamfaat, dan sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka, berisi tentang pembahasan atau teori
tentang instalasi listrik.
Bab III. Metode Penelitian, berisi tentang tahap pengumpulan data
dan tahap penelitian yang akan dilaksanakan.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan, Pada bab ini akan dibahas tentang
tujuan yang dihasilkan, alat yang digunakan, metode pengukuran, hasil
pengukuran dan analisa.
Bab V. Penutup,Berisikan kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan dan saran – saran sehubungan dengan pengembangan dalam
tulisan ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum
Siapa sih yang tak bisa memasang lampu penerangan di rumah,
semua orang pasti bisa, karena hanya sekedar menyambung atau
menghubungkan kedua kabel fasa (positif) dan netral (negatif) pada sebuah
fitting lampu udah deh, pasti lampu menyala. Tapi masalahnya bukan hanya
sekedar menyala sobat, apakah instalasi listrik yang telah dipasang tadi
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur atau dipersyaratkan
oleh Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL Tahun 2000). Sehingga bisa
dipastikan instalasi listrik yang telah dipasang tadi benar-benar aman dan
terhindar dari bahaya-bahaya atau kecelakaan yang tidak kita inginkan di
kemudian hari, seperti misalnya terjadinya hubung singkat (konsleting)
yang dapat memicu terjadinya kebakaran rumah atau gedung yang kita
tinggali atau diami. Tentu kita tidak ingin bahaya atau kecelakaan itu terjadi
bukan?. Untuk itu dalam masalah pemasangan instalasi listrik di rumah atau
gedung kita tidak boleh sembarangan dan main-main, kita harus memahami
teknik-teknik pemasangan, pengujian, perawatan dan perbaikan instalasi
listrik penerangan rumah dan gedung. Atau kalau kita ingin minta bantuan
jasa instalatir, harus kita cari atau pilih instalatir yang benar-benar
memahami dan menguasai teknik pemasangan, pengujian, dan ketentuan-
ketentuan instalasi listrik penerangan rumah dan gedung, bukan instalasi
abal-abal yang hanya sekedar dapat menyalakan lampu saja. Dengan
terjamin keamanan dan keselamtan jaringan instalasi listrik di rumah atau di
gedung yang kita diami, kita akan terhindar dari bencana dan kerugian yang
dapat mengancam kita sewaktu-waktu, baik terhadap jaringan instalasi
listriknya sendiri, rumah atau gedung kita dan jiwa kita.
6
Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui
terlebih dahulu gambaran secara umum keadaan dari suatu bangunan yang
akan dipasang instalasi listriknya. Hal ini akan lebih mudah dalam
mengatur tata letak komponen dan peralatan serta penentuan titik-titik
cahaya sesuai dengan kebutuhan ruangan.
a. Sketsa Instalasi Listrik
Gambar 2.1. Memperlihatkan sketsa ruangan terlihat oleh kita tata
letak lampu, sakelar, kotak kontak, alur pipa dan kotak sambung. Untuk
dapat memasang instalasi rumah tersebut kita harus mengerti bagaimana
sambungan-sambungan kabelnya dari suplai KWH meter, panel daya ke
sakelar dan terus ke beban lampu. Jika kita sederhanakan kedalam bentuk
gambar instalasi listrik yang ditetapkan oleh PLN akan menjadi bentuk
gambar alur pipa/kabel terhadap beban lampu dan sakelar serta kotak
kontaknya, yang dilihat dari pandangan atas terhadap gambar sketsa
ruangan tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.1. Sketsa Instalasi Listrik pada Ruangan Rumah atau Gedung
b. Instalasi Listrik Sederhana
Dari penyederhanaan gambar sketsa tersebut, ilustrasi semacam ini
akan banyak membantu kita dalam membuat instalasi listrik, dari yang
sederhana sampai pada yang lebih komplit. Untuk sebuah bangunan
7
dengan ruang-ruang yang sangat komplit, jika dilakukan
penggambarannya seperti Gambar 2.1. Sudah pasti sangat rumit dan tidak
mungkin akan dapat digambarkan ke dalam bentuk dimensi.
Gambar 2.2. Instalasi Listrik Sederhana
c. Instalasi Listrik Komplit
Gambar 2.3. Dapat dinyatakan bahwa instalasi listrik merupakan
pengetahuan dan jenis pekerjaan khusus yang cukup rumit, dan harus
dipelajari, sehingga harus ditangani secara khusus. Selanjutnya pada
Gambar 2.4. Dapat menjelaskan lebih rinci bentuk alur instalasi listrik
yang dibagi kedalam bentuk dua rangkaian akhir yang lebih komplit
terhadap sakelar, lampu, dan kotak kontak.
Gambar 2.3. Instalasi Listrik Komplit
8
d. Diagram Alur Instalasi listrik
Pengaman instalasi listrik adalah salah satu jenis peralatan yang
berfungsi mengamankan peralatan listrik dari gangguan arus hubung
singkat (short circuit) dan beban lebih (over load). Penggunaan peralatan
pengaman (proteksi) pada instalasi listrik merupakan hal yang sangat
penting, karena berhubungan langsung terhadap keamanan dan
keselamatan bagi pengguna listrik dari bahaya sengatan listrik atau
kerusakan instalasi dan peralatan listrik yang digunakan.
Gambar 2.4. Diagram Alur Instalasi listrik
Pemasangan peralatan pengaman listrik harus memperhitungkan
besarnya arus listrik dari beban-beban instalasi listrik atau besarnya arus
dan tegangan listrik yang masih mampu ditanggung dalam beberapa saat,
apabila suatu instalasi maupun peralatan listrik yang digunakan
mengalami gangguan. Gangguan-gangguan yang terjadi pada instalasi
listrik diantaranya (PUIL 2000, butir 4.2.7.2, halaman 112): a) arus beban
lebih, b) arus hubung singkat (arus hubung pendek), c) arus bocor ke
bumi.
9
Dengan demikian, pemilihan dan penggunaan peralatan pengaman
listrik yang tepat akan mendukung didapatnya suatu sistem instalasi listrik
yang aman dan andal.
e. Kotak Kontak Standar
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling
pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik, dalam pemasangan instalasi
listrik komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik,
harus memenuhi persyaratan dan ditata sehingga terpenuhi keperluannya.
Standarisasi peralatan listrik berfungsi untuk mengatur keseragaman,
kemampuan dan keandalan peralatan listrik dengan mengadopsi standar
dari IEC (International Electrotechnical Commision), yang anggotanya
meliputi sejumlah negara termasuk Indonesia. Negara anggota IEC
mempunyai lembaga pengujian sendiri untuk peralatan- peralatan listrik.
Di Indonesia, lembaga pengujian peralatan listrik adalah Lembaga
Masalah Kelistrikan (LMK), dan mengacu pada standar nasional yaitu
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Gambar 2.5. Kotak Kontak Standar
Peralatan listrik yang baik adalah peralatan yang telah diuji dan
diberi label sesuai dengan tanda di negara tersebut, misal: SNI
(Indonesia), tanda dari lembaga pengujian suatu negara disebut Safety
Marks.
10
Pemilihan peralatan listrik sesuai dengan pengaruh luar perlu
dipertimbangkan, selama ini kita memilih peralatan listrik baru mencakup
fungsinya saja. Untuk menjamin keandalan dari peralatan/perlengkapan
listrik, maka IEC telah mengatur dan mengelompokkan dengan kode-kode
yang terdiri dari sekumpulan huruf besar dan sebuah angka (indek
proteksi).
Instalasi listrik adalah sambungan atau hubungan suatu peralatan
listrik terhadap peralatan listrik lainnya secara listrik yang harus
memenuhi standar yang sudah ditentukan oleh PUIL tahun 2000.
f. Alur Instalasi
Sistem sambungan adalah cara melakukan terminating terhadap
peletakkan peralatan yang akan dipakai dalam penginstalasian. Dalam
melakukan sambungan hal-hal yang harus diperhatikan antara lain, adalah:
kekokohan sambungan yang bebas dari gaya tarik mekanik dan elektrik
serta bahan kimiawi, serta jenis sambungan terminal, dan penempatan
peralatannya dalam pemakaian yang sesuai dengan kegunaannya.
Gambar 2.6. Alur Instalasi
11
g. Sambungan Kabel dengan Lasdop
Sambungan instalasi tidak boleh dilakukan di dalam pipa, harus
dilakukan di dalam kotak sambung, begitu juga terhadap perlengkapan
listrik, harus dirancang sedemikian rupa sehingga dalam kondisi kerja
normal tidak membahayakan atau merusak, dipasang dengan baik dan
tahan terhadap kerusakan mekanis, termal, dan kimiawi.
Gambar 2.7. Sambungan Kabel dengan Lasdop
Sambungan pada Gambar 2.7. Digunakan untuk menyambung atau
mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik, penyambungan
cara ini sering dijumpai pada kotak sambung dan umumnya diisolasi
dengan isolasi lakban dan dipasang "lasdop" atau terminal sebagai
pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Gambar 2.7. Memperlihatkan cara
melakukan sambungan dua kabel yang baik.
h. Sambungan dengan Isolasi Lakban
Pada Gambar 2.8. Memperlihatkan media sambungan kabel
puntiran, di mana kotak sambung sebagai sarana untuk koneksi kabel
dalam instalasi listrik, dengan menggunakan isolasi plastik sebagai
penutup sambungan untuk menghidari terjadinya hubungan singkat listrik.
Cara ini sangat sering dilakukan dilokasi pemasangan instalasi listrik,
terutama dalam sambungan kabel, perlu diperhitungkan jumlah
sambungan pada kotak sambungnya.
12
a. Salah b. Benar
Gambar 2.8. Sambungan dengan Isolasi Lakban
i. Sambungan Kabel yang Benar Memakai Terminal
Sambungan kabel instalasi listrik dengan memakai sistem terminal
Gambar 2.9. Merupakan bentuk sambungan yang sangat aman
dibandingkan dengan sistem sambungan seperti Gambar 2.8. Kekokohan
yang didapat dengan sistem sambungan terminal cukup tinggi, mempunyai
kehandalan dalam gaya tarik, dan terhindar dari goncangan, sehingga
menghindari terjadinya hubungan singkat.
Gambar 2.9. Sambungan Kabel yang Benar Memakai Terminal
j. Sambungan Kabel dengan Sepatu Kabel
Sepatu kabel digunakan untuk menghubungkan kabel serabut
NYAF. Pemakaian sepatu kabel dalam sistem sambungan harus
dilakukan, sebab jika tidak dilakukan inti dari kabel serabut akan mudah
13
berserakan dan bersentuhan, serta sambungan tidak akan kokoh terhadap
baut atau terminal alat.
Jika kabel yang digunakan di dalam sistem sambungan adalah
kabel NYA atau NYM, dan pada ujung kabel yang akan disambung tidak
diberikan sepatu kabel, maka ujung kabel tersebut harus dibuat bentuk
ayelet (mata itik), Gambar 2.11. Memperlihatkan bentuk dan cara
membuat ayelet (mata itik).
Gambar 2.10. Sambungan Kabel dengan Sepatu Kabel
k. Bentuk Ayelet (Mata Itik) pada Ujung Kabel
Faktor pengisian kabel dalam pipa dan sambungan kabel di dalam
kotak sambung, sangat mempengaruhi keandalan dan keamanan sistem
dari instalasi listrik tersebut. Instalasi tidak memenuhi standar terhadap
pemasangan sambungan pada kotak sambung, jika melebihi dari faktor
pengisian pipa atau kotak sambung yang telah ditetapkan. Ketidak
standarannya akan terjawab oleh contoh pemakaian rumus faktor jumlah
pengisian kabel di dalam pipa atau kotak sambung.
14
Gambar 2.11. Bentuk Ayelet (Mata Itik) pada Ujung Kabel
B. Cara Memasang Instalasi
Kita mulai cara memasang instalasi listrik dengan mengambil
contoh instalasi pasang dalam dengan denah dan rencana peletakan
komponen instalasi listrik seperti gambar 2.12.
Gambar 2.12. Rencana Peletakan Komponen
Dari gambar 2.12. Kita tentukan jalur terbaik yang akan digunakan
sebagai saluran utama instalasi. Kita ambil jalur ter-efektif .
15
Gambar 2.13. Instalasi Jalur Ter-efektif
Dari gambar 2.13. Kita lanjutkan dengan menentukan titik-titik
percabangan maupun jalur dari saluran cabang yang nantinya akan
terhubung ke masing-masing komponen instalasi.
Gambar 2.14. Menentukan Titik Percabangan
16
Untuk memulai pekerjaan instalasi, ada baiknya kita lakukan dari
bagian terdepan.
a. Pasang batang arde ke dalam tanah. Sebaiknya dalam pemasangan
(menanam) batang ground/arde dilakukan sedemikian rupa hanya
menggunakan bantuan tangan saja alias jangan dipalu. Jika dalam
penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan sebaiknya penanaman
digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC
terhadap letak kotak pengaman. Dari sebab inilah mengapa pada
penanaman batang arde jangan dipalu, karena dikawatirkan batang
ground/arde menjadi bengkok bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan
tembaga pada batang tersebut mengelupas. Perlu diingat bahwa batang
ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari besi/baja yang
digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan tembaga inilah yang sedikit
banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde tersebut.
Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah
yang ditanami batang ground/arde tersebut. Disamping itu, anda bisa
campur air yang digunakan untuk penanaman grounding tersebut dengan
serbuk arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk arang/abu
gosok terbilang efektif untuk memperbaiki hambatan dalam tanah. Ingat,
dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat
penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap
didalam lobang tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan
di atas permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk arang/abu
gosok tidak akan ada fungsinya.
b. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas
permukaan tanah untuk penyambungan dari kabel BC.Ikatkan Kabel BC
pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, anda bisa bantu
memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan
ketika anda membeli batang ground/arde.
17
c. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang ground/arde terikat kuat
sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar-benar baik. Jika
dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan
dengan menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas
isolasi dari kabel NYA tersebut.
d. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan
kabel BC, masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya
kedalam tanah. Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut
atau anda juga bisa menggunakan adukan semen jika akan dibuat
permanen.
e. Rapikan sisa kabel BC yang akan dihubungkan pada kotak
pengaman. Anda bisa menggunakan peralon jika kabel BC tersebut
diletakkan diluar tembok atau anda bisa tanam langsung didalam tembok
kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan lupa sisakan sedikit pada
ujungnya(sekitar 20cm) buat penyambungan ke kotak pengaman.
f. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara
memasang box sekering jika anda memilihnya sebagai kotak pengaman
atau cara memasang box MCB jika dipilih sebagai kotak pengamannya.
o Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang
box sekering, ada baiknya kita pasang secara bersamaan dengan
kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit
lebih besar dari box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan
kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian gunakan palu
dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat
juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama.
Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A (tampak
depan).
18
Gambar 2.15. Pemasangan box
Dari Gambar 2.15. Gambar B menunjukkan letak pemasangan
terlihat dari samping, begitu juga gambar C dimana dibuat lobang
tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3x4. Perlu diingat, nantinya
apabila tembok dirapikan maka pipa maupun kabel NYM 3x4-nya
tidak akan terlihat sehingga buatlah kedalaman jalur tersebut
sedemikian rupa agar tercapai maksud Gambar 2.15.
o Seperti halnya pada pemasangan box sekering, pemasangan box
MCB juga tak jauh berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan box
MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.16.
Gambar 2.16. Pemasangan MCB
19
g. Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih
dahulu dan perkuat dengan bantuan paku.
h. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama instalasi dari
kotak pengaman ke titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai
jalur denah sampai titik percabangan pertama. Dari denah terlihat ada
daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas / api lilin
seperti disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik.
Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa
sesuai jalur belokan tersebut. Usahakan jangan sampai pipa tersebut
robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan
isolasi untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang
perlu keterampilan tersendiri untuk membuatnya.
i. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuningloreng) kedalam
pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa
sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak
sambung (Kruis-doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
j. Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang
menuju saklar 1, saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau
titik cabang 2 karena lampu 2 berasal dari saklar 2 dimana saklar 2
tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk lebih jelasanya,
jalur kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti Gambar 2.17.
20
Gambar 2.17. Titik-titik cabang
Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1, saklar 2, dan
stop kontak 1 terlihat seperti Gambar 2.18 dan cara memasang saklar
dapat dilihat.
Gambar 2.18. Cara memasang saklar
Sedangkan pemasangan pipa maupun tempat dari saklar 1, saklar
2, dan stop kontak 1 terlihat seperti gambar 2.19.
21
Gambar 2.19. Pemasangan pipa
Gambar A menjelaskan pembuatan jalur hubungan antara tempat
saklar 2 dengan tempat saklar 1 didalam tembok dengan memodifikasi
(melobangi) masing-masing tempat dari saklar tersebut, sedangkan
gambar B menjelaskan hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak
1 yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In bow doos
(tempat dari saklar maupun stop kontak) dalam pemasangannya
diusahakan agak dalam sehingga nantinya ketika dipasang saklar maupun
stop kontak akan rapi tertata alias rapat dengan tembok.
k. Kita lanjutkan pengerjaan pada titik cabang 3 dengan melihat
penjelasan Gambar 2.20.
Gambar 2.20. Titik cabang tiga
22
l. Kemudian pada titik cabang 4 seperti terlihat pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21. Titik cabang empat
m. Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila suatu
saat instalasi akan diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak
diperlukan, sedangkan pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung
dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik sambung 5 maka jalur
penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik sambung 5 tersebut, tetapi
jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop kontak 2
diambil dari titik sambung 4.
C. Kabel Listrik dan Kuat Hantar Arus
Dalam sistem instalasi listrik rumah, kabel listrik adalah salah satu
komponen vital yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari sumber
listrik PLN menuju peralatan listrik. Seperti yang telah dijelaskan dalam
artikel “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2)”, kabel ini seperti
pembuluh darah dalam tubuh manusia, dimana bila saluran pembuluh darah
ada yang bermasalah tentu tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Kabel
listrik pun demikian, bila ada saluran yang bermasalah maka akan
23
berpotensi mengganggu sistem instalasi listrik rumah anda. Artikel kali ini
akan menjelaskan lebih dalam mengenai kabel listrik dan hubungannya
dengan kapasitas hantarannya.
a. Pengertian penghantar, kabel dan kawat penghantar
Sebagai pendahuluan, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu
perbedaan arti antara ketiga istilah diatas. Penghantar ialah suatu benda
yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau
dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Penghantar
dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.
Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan isolasi. Bila
jumlah penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel
yang berisolasi tadi dilengkapi lagi dengan selubung pelindung.
Contohnya kabel listrik yang dipakai di rumah. Bila kabel tersebut
“dikupas” maka akan kelihatan sebuah selubung (biasanya berwarna
putih) yang membungkus beberapa inti kabel yang terisolasi (2 atau 3 inti)
dimana masing-masing inti memiliki warna isolasi yang berbeda.
Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang juga logam
tetapi tidak diberi isolasi. Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi
penangkal petir atau kawat penghantar pada sistem transmisi listrik
tegangan menengah dan tinggi milik PLN .
b. Jenis kabel listrik yang umum dipakai dan nomenklatur-nya
Dalam instalasi listrik perumahan, paling tidak ada 3 jenis kabel
listrik yang paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA, NYM dan
NYY.
24
Istilah NYA, NYM dan NYY ini merupakan tata nama atau
nomenklatur pada kabel. PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik
tahun 2000) dalam lampiran C menjelaskan mengenai tata nama
(nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut, kabel NYA, NYM dan
NYY berarti kabel standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan
berselubung isolasi dari PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”).
o Kabel NYA
Gambar 2.22. Kabel NYA
Kabel tipe NYA yang terpasang di instalasi listrik rumah
merupakan kabel berisolasi PVC dan berisi kawat tunggal. Warna
isolasinya ada beberapa macam yaitu merah, kuning, biru dan hitam.
Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena
isolasinya hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan
tikus atau gencetan. Dalam pemasangannya, kabel jenis ini harus
dimasukkan dalam suatu konduit kabel.
Berbicara mengenai konduit, pengertiannya adalah suatu selubung
pelindung, ada yang berupa pipa besi, tetapi yang paling umum digunakan
adalah pipa PVC (tetapi berbeda dengan pipa PVC untuk air). Konduit ini
selain bertujuan melindungi kabel dari gangguan luar juga untuk
25
memudahkan dalam hal pekerjaan penggantian atau penambahan kabel,
karena hanya tinggal ditarik atau didorong saja. Bandingkan bila kabel
tersebut ditanam dalam tembok tanpa konduit, tentu akan butuh pekerjaan
tambahan berupa pembongkaran tembok.
Karena itu, sesuai tujuannya penggunaan konduit sebenarnya tidak
terbatas pada jenis kabel NYA saja, tetapi bisa dipakai untuk kabel NYM
atau NYY.
o Kabel NYM
Gambar 2.23. Kabel NYM
Kabel tipe NYM yang terpasang di peralatan listrik rumah, Kabel
jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara
mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan
selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya
antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC
dengan warna berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan
satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.
Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan
selubung karet. Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa
tanpa konduit (kecuali dalam tembok sebaiknya menggunakan konduit
26
seperti yang dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang bukan untuk
penggunaan di bagian luar (outdoor). Tetapi penggunaan konduit sebagai
pelindung bisa juga dipertimbangkan bila ingin dipasang di luar ruangan.
Harganya yang jelas lebih mahal dari tipe kabel NYA.
o Kabel NYY
Gambar 2.24. Kabel NYY
Kabel tipe NYY yang terpasang di instalasi listrik rumah, Warna
khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih
kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya
bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah. Kabel untuk lampu
taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini.
Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel sebelumnya.
Alat-alat dan bahan yang umum dalam pembuatan instalasi listrik
rumah tinggal.
o Penghantar / kabel.
Gambar 2.25. Penghantar/kabel
27
o Pipa PVC untuk pengkabelan yang di tanam di dalam tembok
dengan ukuran standart.
Gambar 2.26. Pipa PVC
o Kotak cabang(T-Dos / Cross-Dos).
Gambar 2.27. Kotak Cabang
o L-bo untuk tikungan pada pipa.
Gambar 2.28. Tikungan Pipa
28
o Klem pipa.
Gambar 2.29. Klem Pipa
o Sekrup ukuran yang sama dengan klem pipa.
Gambar 2.30. Sekrup
o Saklar (sakelar tunggal, sakelar ganda, sakelar seri, sakelar
tukar/sakelar hotel dsb) apa yang diperlukan.
Gambar 2.31. Saklar
29
o Stop kontak.
Gambar 2.32. Stop Kontak
o Lampu (tergantung lampu apa yang perlu digunakan).
Gambar 2.33. Lampu
o Sekring / MCB.
Gambar 2.34. Sekring / MCB
30
o Obeng - dan obeng +.
Gambar 2.35. Obeng
o Tang kombinasi, tang potong, tang cucut dsb.
Gambar 2.36. Tang
o Palu.
Gambar 2.37. Palu
o Jangan lupa! Yang terpenting dalam pekerjaan instalatir adalah
TESTPEN.
Gambar 2.38. Tespen
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi
Penelitian ini direncanakan pada bulan April-Mei 2014. Penelitian
dilaksanakan di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
B. Data / Parameter
Pada penelitian instalasi listrik, mempunyai data sebagai berikut:
• Daya tiap-tiap ruangan
• Arus Tiap RST
• Denah Fakultas Teknik dan Instalasinya.
C. Cara Kerja
1. Studi Pustaka
Mempelajari teori mengenai bagian pada Instalasi Listrik.
2. Tahap Penelitian
a) Menganalisa kebutuhan tiap-tiap group.
b) Meneliti kabel-kabel yang digunakan.
c) Meneliti MCB n MCCB yang digunakan.
d) Menganalisa tiap Group
e) Seminar / Ujian
.
32
1) Diagram Blok Sistem
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
LISTRIK
( PLN ) MCB
KABEL
LAMPU,
KOTAK KONTAK,
AC
MCCB
33
2) Flowchart Alur Penelitian
Gambar 22. Flowchart Alur Penelitian
Studi Pustaka
Mulai
Penelitian
Simulasi
Pengamatan dan Pengambilan Data
Analisa
Data
Selesai
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembagian Group
o Group 1 Ruang Kelas
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.1
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.2
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.3
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.4
MCB 6 A Lampu Teras 1
MCCB 80 A R MCB 6 A Lampu Teras 2
s MCB 6 A Lampu WC
T MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.1
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.2
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.3
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.4
Gambar 4.2 Pembagian Group 1
M
C
C
B
35
o Group 2 Ruang Kelas
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.5
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.6
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.7
MCB 6 A Lampu Ruang Iqra 3.8
MCB 6 A Lampu Teras 1
MCCB 80 A
R
MCB 6 A Lampu Teras 2
s MCB 6 A Lampu WC
T MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.5
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.6
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.7
MCB 10 A Kotak Kontak Ruang Iqra 3.8
Gambar 4.3 Pembagian Group 2
M
C
C
B
36
o Group 3 Administrasi
MCB 6 A Lampu Ruang TU,Sipil,Elektro,
Mushallah,PD 1,PD 2 dan Dekan
MCB 6 A Lampu Ruang Alumni,PD 3,PD 4
Sidang, Makan, Simak dan
Dapur
MCB 6 A Lampu Ruang Lorong dan WC
MCB 6 A Lampu Teras
MCB 16 A Kotak Kontak Ruang Sipil dan
Elektro
MCB 16 A Kotak Kontak Mushallah,
MCCB 80 A Lorong dan PD 1
R MCB 16 A Kotak Kontak PD 1 dan Dekan
s MCB 16 A Kotak Kontak PD 3, PD 4,Sidang
T dan Simak
MCB 16 A Kotak Kontak Alumni, Teras
dan TU
MCB 16 A Kotak Kontak AC Administrasi 1
MCB 16 A Kotak Kontak AC Administrasi 2
MCB 16 A Kotak Kontak AC Perpustakaan
dan Dosen
Gambar 4.4 Pembagian Group 3
M
C
C
B
38
o Tabel 1 Rekapitulasi Daya Group 1
No Beban Daya (W) Keterangan Fase
1 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.1 Group 1.1
2 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.2 Group 1.2
3 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.3 Group 1.3
4 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.4 Group 1.4
5 Lampu Neon 12 x 25 Teras 1 Group 1.5
6 Lampu Neon 13 x 25 Teras 2 Group 1.6
7 Lampu Neon 4 x 25 WC Group 1.7
8 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.1 Group 1.8
9 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.2 Group 1.9
10 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.3 Group 1.10
11 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.4 Group 1.11
Analisa Keseimbangan Beban Group 1
Fase R
G 1.8 2 x 400 = 800
G 1.9 2 x 400 = 800
G 1.10 2 x 400 = 800
G 1.11 2 x 400 = 800 +
3200 VA
Fase S
G 1.5 12 x 25 = 300
G 1.6 13 x 25 = 325
G 1.7 4 x 25 = 100 +
725 VA
39
Fase T
G 1.1 6 x 38 = 228
G 1.2 6 x 38 = 228
G 1.3 6 x 38 = 228
G 1.4 6 x 38 = 228 +
912 VA
Tabel 2 Fase Gruop 1
Fase
R
Fase
S
Fase
T
3
3200 VA
725 VA
9
912 VA
Jadi pada tiap fase pada group tidak sama fase beban R S T
Rekapitulasi Daya R S T
Fase R
G 1.8 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800 watt
G 1.9 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800 watt
G 1.10 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800 watt
G 1.11 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800 watt
40
Fase S
G 1.5 6 A Lampu
Beban 12 x 25 = 300 watt
G 1.6 6 A Lampu
Beban 13 x 25 = 325 watt
G 1.7 6 A Lampu
Beban 4 x 25 = 100 watt
Fase T
G 1.1 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228 watt
G 1.2 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228 watt
G 1.3 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228 watt
G 1.4 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228 watt
Tabel Ratap MCB (A) Group 1
Group Terpasang Analisa
G 1.1 6 A 4 A
G 1.2 6 A 4 A
G 1.3 6 A 4 A
G 1.4 6 A 4 A
G 1.5 6 A 4 A
G 1.6 6 A 4 A
G 1.7 6 A 4 A
G 1.8 10 A 10 A
41
G 1.9 10 A 10 A
G 1.10 10 A 10 A
G 1.11 10 A 10 A
o Tabel Rekapitulasi Daya Gruop 2
No Beban Daya Keterangan Fase
1 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.5 Group 2.1
2 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.6 Group 2.2
3 Lampu TL 6 x 38 Ruang Iqra 3.7 Group 2.3
4 Lampu TL 4 x 38 Ruang Iqra 3.8 Group 2.4
5 Lampu Neon 14x 25 Teras 1 Group 2.5
6 Lampu Neon 13 x 25 Teras 2 Group 2.6
7 Lampu Neon 4 x 25 WC Group 2.7
8 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.5 Group 2.8
9 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.6 Group 2.9
10 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.7 Group 2.10
11 Kotak Kontak 2 x 400 Ruang Iqra 3.8 Group 2.11
Analisa Keseimbangan Beban Group 2
Fase R
G 2.8 2 x 400 = 800
G 2.9 2 x 400 = 800
G 2.10 2 x 400 = 800
G 2.11 2 x 400 = 800 +
3200 VA
42
Fase S
G 2.5 14 x 25 = 350
G 2.6 13 x 25 = 325
G 2.7 4 x 25 = 100 +
775 VA
Fase T
G 2.1 6 x 38 = 228
G 2.2 6 x 38 = 228
G 2.3 6 x 38 = 228
G 2.4 4 x 38 = 152 +
836 VA
Tabel Fase Gruop 2
Fase
R
Fase
S
Fase
T
3
3200 VA
775 VA
9
836 VA
Jadi pada tiap fase pada group tidak sama fase beban R S T
Rekapitulasi Daya R S T
Fase R
G 2.8 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800
G 2.9 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800
43
G 2.10 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800
G 2.11 10 A Kotak Kontak
Beban 2 x 400 = 800
Fase S
G 2.5 6 A Lampu
Beban 14 x 25 = 350
G 2.6 6 A Lampu
Beban 13 x 25 = 325
G 2.7 6 A Lampu
Beban 4 x 25 = 100
Fase T
G 2.1 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228
G 2.2 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228
G 2.3 6 A Lampu
Beban 6 x 38 = 228
G 2.4 6 A Lampu
Beban 4 x 38 = 152
Tabel Ratap MCB (A) Group 2
Group Terpasang Analisa
G 2.1 6 A 4 A
G 2.2 6 A 4 A
G 2.3 6 A 4 A
G 2.4 6 A 4 A
G 2.5 6 A 4 A
44
G 2.6 6 A 4 A
G 2.7 6 A 4 A
G 2.8 10 A 10 A
G 2.9 10 A 10 A
G 2.10 10 A 10 A
G 2.11 10 A 10 A
o Tabel Rekapitulasi Daya Group 3
No Beban Daya Keterangan Fase
1 Lampu Neon 7 x 25 Ruang TU, sipil,
elektro,mushallah,
PD 1, PD 2 dan
Ruang Dekan
Group 3.1
2 Lampu Neon 6 x 25 Ruang Alumni,
PD 4, PD 3,
Sidang, Makan,
Simak N Dapur
Group 3.2
3 Lampu Neon 7 x 25 Ruang Lorong
dan WC
Group 3.3
4 Lampu TL 12 x 38 Teras Group 3.4
5
Kotak Kontak 4 x 400 Ruang Sipil dan
Elektro
Group 3.5
6 Kotak Kontak 4 x 400 Runag Mushallah,
PD 1 dan Lorong
Group 3.6
7 Kotak Kontak 4 x 400 Ruang PD 2 dan
Dekan
Group 3.7
45
8 Kotak Kontak 4 x 400 Ruang Simak,
Sidang , PD 4 dan
PD 3
Group 3.8
9 Kotak Kontak 4 x 400 Ruang Alumni,
Teras dan TU
Group 3.9
10 Kotak Kontak AC 3 x 800 Ruang
Adminstrasi 1
Group 3.10
11 Kotak Kontak AC 2 x 800 Ruang
Administrasi 2
Group 3.11
12 Kotak Kontak AC 2 x 800 Perpus dan Dosen Group 3.12
Analisa Keseimbangan Beban G 3
Fase R
G 3.10 3 x 800 = 2400
G 3.11 2 x 800 = 1600
G 3.12 2 x 800 = 1600 +
5600 VA
Fase S
G 3.5 4 x 400 = 1600
G 3.6 4 x 400 = 1600
G 3.7 4 x 400 = 1600
G 3.8 4 x 400 = 1600
G 3.9 4 x 400 = 1600 +
8000 VA
46
Fase T
G 3.1 7 x 25 = 175
G 3.2 6 x 25 = 150
G 3.3 7 x 25 = 175
G 3.4 12 x 25 = 456 +
956 VA
Tabel Fase Gruop 3
Fase
R
Fase
S
Fase
T
3
5600 VA
8000 VA
9
956 VA
Jadi pada tiap fase pada group tidak sama fase beban R S T
Rekapitulasi Daya R S T
Fase R
G 3.10 16 A Kotak Kontak AC
Baban 3 x 800 = 2400
G 3.11 16 A Kotak Kontak AC
Beban 2 x 800 = 1600
G 3.12 16 A Kotak Kontak AC
Beban 2 x 800 = 1600
Fase S
G 3.5 16 A Kotak Kontak
Beban 4 x 400 = 1600
G 3.6 16 A Kotak Kontak
47
Beban 4 x 400 = 1600
G 3.7 16 A Kotak Kontak
Beban 4 x 400 = 1600
G 3.8 16 A Kotak Kontak
Beban 4 x 400 = 1600
G 3.9 16 A Kotak Kontak
Beban 4 x 400 = 1600
Fase T
G 3.1 6 A Lampu
Beban 7 x 25 = 175
G 3.2 6 A Lampu
Beban 6 x 25 = 150
G 3.3 6 A Lampu
Beban 7 x 25 = 175
G 3.4 6 A Lampu
Beban 12 x 25 = 456
Tabel Ratap MCB (A) Group 3
Group Terpasang Analisa
G 3.1 6 A 4 A
G 3.2 6 A 4 A
G 3.3 6 A 4 A
G 3.4 6 A 4 A
G 3.5 16 A 16 A
G 3.6 16 A 16 A
G 3.7 16 A 16 A
G 3.8 16 A 16 A
G 3.9 16 A 16 A
48
G 3.10 16 A 16 A
G 3.11 16 A 16 A
G 3.12 16 A 16 A
B. Jenis-Jenis Kabel
o Group 1
Group Ukuran Kabel
(mm2)
Keterangan KHA
Sumber Panel 1 4 x 6 Kabel NYY 44
MCCB 7 x 4 Kabel NYY 24
G 1.1 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.2 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.3 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.4 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.5 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.6 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.7 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.8 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.9 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.10 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.11 2 x 2,5 Kabel NYM 26
49
o Group 2
Group Ukuran Kabel
(mm2)
Keterangan KHA
Sumber Panel 2 4 x 6 Kabel NYY 44
MCCB 7 x 4 Kabel NYY 24
G 1.1 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.2 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.3 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.4 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.5 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.6 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.7 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.8 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.9 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.10 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.11 2 x 2,5 Kabel NYM 26
o Group 3
Group Ukuran Kabel
(mm2)
Keterangan KHA
Sumber Panel 3 4 x 6 Kabel NYY 44
MCCB 7 x 4 Kabel NYY 24
G 1.1 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.2 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.3 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.4 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.5 2 x 2,5 Kabel NYM 26
50
G 1.6 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.7 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.8 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.9 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.10 2 x 2,5 Kabel NYM 26
G 1.11 2 x 2,5 Kabel NYM 26
C. Ratap MCB
Panel 1
Sumber 1 buah mccb (80 A)
Sumber 4 buah MCB 1 phasa (10 A)
Sumber 7 buah MCB 1 phasa (6 A)
MCCB = 80 A
MCB perphasa 4 x 10 A = 40 VA
MCB perphasa 7 x 6 A = 42 VA +
82 A
Panel 2
Sumber 1 buah mccb (80 A)
Sumber 4 buah MCB 1 phasa (10 A)
Sumber 7 buah MCB 1 phasa (6 A)
MCCB = 80 A
MCB perphasa 4 x 10 A = 40 VA
MCB perphasa 7 x 6 A = 42 VA +
82 A
51
Panel 3
Sumber 1 buah mccb (100 A)
Sumber 8 buah MCB 1 phasa (16 A)
Sumber 4 buah MCB 1 phasa (6 A)
MCCB = 100 A
MCB perphasa 8 x 16 A = 128 VA
MCB perphasa 4 x 6 A = 24 VA +
152 A
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan pembahasan dalam penyelesaian
tugas akhir ini maka dapat diperoleh kesimpulan :
1. Instalasi listrik di gedung Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar memang sudah baik tapi di Group 1 dan Group 2
masih ada beberapa MCB yang harus diganti dari MCB 6 (A) menjadi
MCB 4 (A) supaya beban yang masuk tidak terlalu besar dan tidak terlalu
banyak pemakaian atau banyak arus yang tidak terpakai.
2. Instalasi di Group 3 juga ada beberapa MCB yang harus diganti atau
di tambah kapasitas MCB nya supaya beban yang masuk mencapai dengan
kapasitas beban yang diperlukan/dibutuhkan dan supaya terhindar dari
kosleting atau kebakaran.
B. Saran
Perlunya mengetahui Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
Tahun 2000) dalam memasang instalasi, supaya instalasi yang dipasang
benar-benar aman dan terhindar dari bahaya-bahaya atau kecelakaan yang
tidak kita inginkan di kemudian hari, seperti misalnya terjadinya hubung
singkat (konsleting), dapat lebih mudah dipahami agar hasil yang diperoleh
dapat ditingkatkan dan pengembangan mengenai instalsi listrik ditingkat
perguruan tinggi agar pemasangan instalasi dipahami betul supaya kita
terhindar dari bencana dan kerugian yang dapat mengancam kita sewaktu-
waktu, baik terhadap jaringan instalasi listriknya sendiri, rumah atau
gedung kita dan jiwa kita.
53
DAFTAR PUSTAKA
Djumadi, Martin. B, Bambang. A.,1997. Instalasi Listrik Bangunan.
Penerbit Angkasa. Bandung.
Harten, P. Van & E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat 1, Bina
Cipta,1991.
Handoko, Priyo. Pemasangan Instalasi
M u h a i m i n “ Instalasi Listrik I ”, Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik, Bandung, 1995
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Penerbit Yayasan
PUIL. Jakarta.
Sumardjati, P. dkk. (2008). Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
S u g a n d i , I m a m , d k k , ”Panduan Instalasi Listrik Untuk Rumah
Berdasarkan PUIL 2000”, Yayasan Usaha Penunjang tenaga Listrik,
Jakarta, 2001
Zan Schbotsman. 1996. Instalasi. Edisi kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.