Stks pertemuan kelima assesment PIE, DSM dan ICD

37
5/6/2013 1 Upaya memahami kondisi klien

Transcript of Stks pertemuan kelima assesment PIE, DSM dan ICD

5/6/2013

1

Upaya memahami kondisi klien

5/6/2013

2

Upaya memahami kondisi klien

Psikolog, Psikiater

Mengembangkan DSM

Social Worker

Mengembangkan PIE as Assesment tools

Dokter/physician

Mengembangkan International Classification of Disease

5/6/2013

3

Bagian pertama

DSM-IV

5/6/2013

4

DSM-IV

• DSM-IV menggunakan pendekatan multiaksial dalam klasifikasinya.

• Individu diklasifikasi dalam 5 dimensi aksis

• 2 aksis pertama mengacu pada psychological/psychiatric disorder

• 3 aksis lainnya mengacu pada general medical condition, psychosocial and environmental problem, and level of adaptive functioning

5/6/2013

5

Overview of the Multiaxial Structure of the DSM-IV

Axis 1 Clinical disorder, other conditions that may be a focus of clinical attention

Axis 2 Personality disorder, mental retardation

Axis 3 General Medical Conditions The clinician reports current general medical conditions that are potentially relevant to the understanding or management of the individual’s mental disorder

Axis 4 Psychosocial and Environmental Problems

Axis 5 Global Assessment of functioning The clinician rates the individual’s overall level of functioning 1-100

5/6/2013

6

Bagian kedua

5/6/2013

7

ICD-10 is the 10th revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD), a medical classification list by the World Health Organization (WHO). It codes for diseases, signs and symptoms, abnormal findings, complaints, social circumstances, and external causes of injury or diseases.

5/6/2013

8

Chapter Blocks • A00–B99 Certain infectious and parasitic

diseases

• C00–D48 Neoplasms

• D50–D89 Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving the immune mechanism

• E00–E90 Endocrine, nutritional and metabolic diseases

• F00–F99 Mental and behavioural disorders

• G00–G99 Diseases of the nervous system

• H00–H59 Diseases of the eye and adnexa

5/6/2013

9

Bagian ketiga

P.I.E

5/6/2013

10

Paradigms Social work, like other disciplines, needs a component of this kind to minimize disagreements among those who learn the basics of social work in

different cultural contexts.

There must also be a common paradigm component for those who use varied interpretations of social

work's body of knowledge and multiple intervention approaches to inform their ways of practicing social

work.

The paradigm component can be used by social workers to select practice options appropriately

matched to their PIE System assessments.

5/6/2013

11

Person in Environment

• Suatu metode untuk menggambarkan, mengklasifikasikan dan mengkoding permasalahan klien yang memperoleh pelayanan pekerja sosial

• PIE adalah suatu “holistic model system”

5/6/2013

12

Struktur dari PIE terdiri dari empat faktor sistem

FAKTOR 1 FAKTOR 2 FAKTOR 3 FAKTOR 4

Social Roles in

Relation-ship to Others

Social Environ-

ment

Mental Health

Physical Health

5/6/2013

13

Versi lain penjelasan PIE

PIE is a holistic, four factor classification system used by social workers to describe and code social functioning problems with common descriptors. The four factors address problems and strengths under the following headings:

• Social Roles in Relationship to Others • Social Environment • Mental Health • Physical Health

5/6/2013

14

Struktur dari PIE terdiri dari empat faktor sistem

• Faktor I: mengidentifikasi dan menggambarkan permasalahan klien dalam keberfungsian sosial. Gambaran berisikan permasalahn peran sosial, jenis permasalahan, ragam dan durasi permasalahan, dan kapasitas klien dalam mengatasinya.

• Faktor II: menggambarkan awal permasalahan dari lingkungan yang mempengaruhi keberfungsian klien. Hal tersebut juga menggambarkan tiap masalah serta ragam dan durasinya.

• Faktor III: menggambarkan permasalahan kesehatan mental klien yang mungkin dialami.

• Faktor IV: menyediakan suatu statement tentang permasalahan kesehatan fisik klien.

5/6/2013

15

Setiap faktor menggambarkan suatu kualitas situasi pernasalahan klien.

Dua faktor pertama

1. Permasalahan dalam keberfungsian peran sosial,

2. Permasalahan dalam lingkungan, membentuk inti praktek pekerjaan sosial.

Dua faktor lainnya

3. Permasalahan kesehatan mental; dan

4. Permasalahan kesehatan fisik melengkapi gambaran dari kompleksitas permasalahan.

5/6/2013

16

Struktur dari PIE terdiri dari empat faktor sistem

FAKTOR 1 FAKTOR 2 FAKTOR 3 FAKTOR 4

Social Roles in Relation-ship

to Others

Permasalahan dalam lingkungan klien yang berdampak

pada keberfungsian sosial klien

Mencatat permasalahan

kesehatan mental dari

klien dgn berbasis pada

DSM aksis 1 & 2

Mencatat permasalahan

kesehatan fisik dari

klien/seperti diagnosis

dokter

ICD DSM IV

Sistem sosial (6) (ekonomi, pendidikan,

Peradilan & hukum, Kesehatan, asosiasi

Kerelawanan, afeksional) Keakutan masalah (1-6 )

Durasi masalah (1-6)

1. Wilayah interaksi Sosial 2. Tipe permasalahan 3. Keakutan (1-6) 4. Sudah berapa lama masalah muncul (1-6) 5. Kekuatan klien Hadapi masalah (1/ Luar biasa – 6/tak Ada ket atas mslh)

5/6/2013

17

Sebagai contoh

Seorang wanita tua baru-baru ini mengalami kehilangan atas kematian suaminya dan teman-teman dekatnya. Dia tanpa keluarga atau teman, menderita arthritis akut, menunjukkan depresi klinis, serta ancaman pengurangan dukungan panti karena perubahan kebijakan pemerintah

5/6/2013

18

FAKTOR 1

1. Wilayah interaksi Sosial: masalah pasangan 2. Tipe permasalahan:

kehilangan 3. Keakutan: akut tinggi 4. Sudah berapa lama masalah muncul: Hampir 4 tahun 5. Kekuatan klien Hadapi masalah: tidak tepat

Sistem sosial (6) (ekonomi, pendidikan,

Peradilan & hukum, Kesehatan, asosiasi

Kerelawanan, afeksional) Keakutan masalah (1-6 )

Durasi masalah (1-6)

FAKTOR 2

FAKTOR 3

DSM Aksis 1: Major Depression Aksis 2: No Diagnosis

FAKTOR 4

Mengacu pada ICD Yaitu arthritis

faktor satu 1250.424 2250.424

5/6/2013

19

"Factor I" Roles and Corresponding Code Numbers

xxxx.xxx • The code consists of a two-part groupings of

seven (7) numbers, separated by a dot. • The first two numbers identify the role

group and a specific role, for example family group (1xxx.xxx) and parent role (11xx. xxx)

• The second two numbers identify the relationship type dimension, for example someone uncertain or ambivalent (xx20.xxx) about their parent role in relation to one of their children (1120.xxx).

5/6/2013

20

2 angka didepan

xx xx • 1000.xxx Familial

• 1100.xxx Parent

• 1200.xxx Spouse

• 1300.xxx Child/Adult

• 1400.xxx Sibling

• 1500.xxx Other family

• 1600.xxx Significant other

• 2000.xxx Other Interpersonal

• 2100.xxx Lover

• 2200.xxx Friend

• 2300.xxx Neighbour

• 2400.xxx Member

• 2500.xxx Other (specify)

5/6/2013

21

dan 2 angka dibelakang

xx xx

• xx10.xxx Power

• xx20.xxx Ambivalence

• xx30.xxx Responsibility

• xx40.xxx Dependence

• xx50.xxx Loss

• xx60.xxx Isolation

• xx70.xxx Victimization

• xx80.xxx Mixed

• xx90.xxx Other (specify)

The second two numbers identify the relationship type dimension, for example someone uncertain or ambivalent (xx20.xxx) about their parent role in relation to one of their children (1120.xxx).

5/6/2013

22

(xxxx.123)

• The remaining 3 numbers provide a single number code to identify severity, duration and coping dimensions (xxxx.123).

5/6/2013

23

Severity Index (TINGKAT KEPARAHAN) The Severity Index is used to indicate whether a change in

a client's social functioning is extensive, rapid and problem-producing or not problematic. The severity indicator is

coded to the right of the decimal point in the PIE coding system (xxxx.Xxx). For example, Factor I, 1210.4xx is Family

, Spouse Role, Power Type, High Severity. The six (6) "Severity Index" levels:

• xxxxx.1xx No Problem • xxxxx.2xx Low Severity • xxxxx.3xx Moderate • xxxxx.4xx High • xxxxx.5xx Very High • xxxxx.6xx Catastropihc

5/6/2013

24

Duration Index The Duration Index indicates the length or recency of the Social Role or Environmental problem. It helps to alert the practitioner

to the degree of urgency of the problem. It is recorded as the second digit after the decimal point (xxxx.xXx).

• xxxxx.x1x > 5 TAHUN

• xxxxx.x2x 1-5 TAHUN

• xxxxx.x3x ½-1 TAHUN

• xxxxx.x4x 1-6 BULAN

• xxxxx.x5x 2-4 MINGGU

• xxxxx.x6x < 2 MINGGU

For example, Factor I, 1210.44x is Family,

Spouse Role, Power Type, High Severity, One to Six Months duration. The six (6) Duration levels code

numbers are:

5/6/2013

25

Coping Index

The Coping Index is used only for Factor I. This measures the client's ability to manage a problem with his or her own internal resources. The client's coping skill level can guide the practitioner to appropriate interventions. The coping

index is recorded as the third digit to the right of the decimal point (xxxx.xxX).

• xxxxx.xx1 OUTSTANDING

• xxxxx.xx2 > AVERAGE

• xxxxx.xx3 ADEQUATE

• xxxxx.xx4 +/- INADEQUATE

• xxxxx.xx5 INADEQUATE

• xxxxx.xx6 NO COPING SKILLS

For example, Factor I, 1210.445 is Family, Spouse Role, Power

Type, High Severity, One to Six Months duration,

Inadequate Coping Skills. The six Coping levels and their code numbers are:

5/6/2013

26

1250.424

Keluarga family

Pasangan spouse

Jenis masalah

severity

duration

Coping level

5/6/2013

27

The PIE System has two exciting

features: It provides an

opportunity to learn social work's way of conducting a social functioning assessment from a holistic perspective.

• it provides the user with a clear sense of what the practical next step should be in providing social work assistance.

5/6/2013

28

• PIE adalah suatu tool dari fase assessment

• Penggunaan PIE menuntun praktisi untuk menata temuan assessment dalam

sebuah format yang jelas, perencanaan intervensi terfokus.

• PIE berusaha menjawab pertanyaan:

1. Permasalah dalam keberfungsian sosial?

2. Permasalahan yang muncul dlm kelembagaan sosial

masyarakat yagn berpengaruh terhadap

klien?

3. Kesehatan mental?

4. Kesehatan fisik?

5. Kekuatan dan sumber2 yang mampu mendorong klien

menghadapi permasalahan?

5/6/2013

29

Manfaat PIE lainnya

• Membantu klien memahami masalahnya juga, sehingga diharapkan dapat berpartisipasi penuh dalam pemecahan atau pengurangan masalah

5/6/2013

30

Operasionalisasi Faktor 1

5/6/2013

31

Identifying Information

• Theodore J. berumur 82 tahun

• Menikah dan tinggal bersama istrinya 80 tahun

82 80

5/6/2013

32

Problem Situation

Theodore J. didiagnosis menderita demensia irreversible. Dia juga menderita pengurangan ingatan dan kemampuan kognitif. Juga ia merasakan frustasi dan kecemasan.

Ia telah menjali serangkaian treatment di rumah sakit, dan mulai belajar mengatasi rasa malu terkait hasil pemeriksaan rumah sakit

Ia juga merasa bahwa istrinya telah stress dalam mengurus dirinya

5/6/2013

33

• Demensia (bahasa Inggris: dementia, senility) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak.[1] Demensia bukan berupa penyakit dan bukanlah sindrom.

• Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali.

• Banyak penyakit/sindrom menyebabkan demensia, seperti stroke, Alzheimer, penyakit Creutzfeldt-Jakob, Huntington, Parkinson, AIDS, dan lain-lain. Demesia juga dapat diinduksi oleh defisiensi niasin.[2]

• Demensia pada Alzheimer dikategorikan sebagai simtoma degeneratif otak yang progresif. Mengingat beban yang ditimbulkan penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan perilaku dan psikologik penderita demensia Alzheimer.[3]

• Klasifikasi

5/6/2013

34

• Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut, seperti yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa). Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di antaranya pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai realitas yang berat. Oleh karena itu psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala/terdapatnya gangguan fungsi mental, respon perasaan, daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya.

5/6/2013

35

Latar Belakang

• Awal januari, Theo dinyatakan dehidrasi. Kemudian dinyatakan dementia, dan depresi berat disertai psikosis

• Karena psikiatris sebelumnya tidak dapat dikontak, maka laporan kesehatannya juga tidak dapat diakses

• Kemudian dilakukan diagnosis kembali

• Namun psikosis-nya tidak dapat dipelajari lebih dalam

5/6/2013

36

• Namun kemudian mulai disimpulkan bahwa Theo direfer kepada psikiatri karena “vegetative symptoms of depression”

• Namun demikian, symptom-nya tidak terdeskripsikan baik intensitas maupun durasi

5/6/2013

37

Initial Diagnosisi