analisis standarisasi pada lapangan futsal metro sport center ...
Skripsi pemesanan lapangan futsal
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Skripsi pemesanan lapangan futsal
BAB III
OBJEK DAN METODE
PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian yang dilakukan di CENTRO FUTSAL
yang bertujuan untuk merancang suatu System
informasi yang dapat membantu mempermudah dalam
pengelolan pemesanan lapangan futsal berbasis
web.
3.1.1. Sejarah Singkat Centro Futsal
Centro Futsal merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang
pelayanan/jasa pemesanan lapangan
futsal.Centro Futsal berdiri pada tanggal
23 Oktober 2009. Awal berdirinya Centro
Futsal didasari karena semakin banyaknya
minat masyarakat akan permainan futsal
sedangkan untuk lapangan futsal di wilayah
kecamatan curug belum ada. Dengan semangat
dan kerja keras, Centro Futsal menetapkan
1
menjadi lapangan futsal yang murah tapi
bukan murahan. Tidak jauh beda dengan
lapangan futsal yang lainnya, walaupun
murah Centro Futsal tetap memberikan
pelayanan yang tidak kalah dari lapangan
futsal yang lain.
Dengan harga awal pemesanan lapangan
futsal per jamnya Rp. 75.000, masyarakat
dapat berolah raga dengan nyaman dan
aman. Centro Futsal lebih mementingkan
masyarakat kalangan bawah sehingga
mengambil resiko untuk menjadi lapangan
futsal yang murah.
Semakin dikenal, ternyata peminat
atau konsumen Centro Futsal bukan hanya
dari kalangan bawah saja tapi masyarakat
kalangan atas juga menjadi konsumennya
sehingga Centro Futsal sampai sekarang ini
masih tetap ada dan akan lebih maju lagi
kedepannya.
2
3.1.2 . Visi dan Misi Centro Futsal
Centro Futsal didirikan untuk
memberikan pelayanan jasa pemesanan
lapangan futsal yang aman dan nyaman
kepada konsumen. Dengan jiwa sosial yang
tinggi, Centro Futsal sangat mementingkan
masyarakat kalangan bawah dengan
memberikan harga/tarif pemesanan lapangan
futsal yang lebih murah dibandingkan
dengan penyedia jasa penyewaan lapangan
futsal lainnya. Centro Futsal memiliki
slogan menjadi “lapangan futsal termurah
tapi bukan murahan”.
3
3.1.3 Struktur Organisasi Centro Futsal
Struktur Organisasi ini dibentuk pada
tahun 2010 pada perusahaan pada Centro
Futsal.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Centro
Futsal
4
PIM
ADMIN
OPE OPE
M& M&
1.1.4. Deskripsi Tugas
Pimpinan : Memimpin pelaksanaan pengurusan
perusahaan untuk
kepentingan tujuan perusahaan.
Menjadi koordinator dari seluruh
anggota perusahaan dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya.
Mewakili perusahaan apabila
perusahaan menghadapi suatu
masalah berkaitan dengan
perusahaan dan hukum.
Operator : Memberikan pelayanan terbaik
kepada konsumen
sehingga konsumen merasa nyaman.
Membina hubungan baik dengan
konsumen. Mampu mempertahankan
pelanggan dengan daya tarik dan
pelayanan yang memuaskan.
5
MNR : Mengurus peralatan kerja
perusahaan yang berkait
dengan kondisi dan kelayakan dari
peralatan tersebut.
Mengatur pengeluaran yang
berhubungan dengan
perawatan dan penggantian
peralatan. Seperti perawatan
terhadap lapangan sehingga dapat
memberikan kenyamanan
terhadap konsumen
dalam melakukan bermain.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Centro
Futsal yang menjadi objek penelitian dalam
memperoleh sumber data, yaitu :
Nama perusahaan : Centro Futsal
Alamat perusahaan : Jln. Raya Curug No 19,
Kec Curug, kab
Tangerang., Banten.
6
3.3. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari kerja
dari pukul 16.00 – 20.00 WIB selama tujuh hari
dimulai tanggal 25 November 2013 s/d 2 desember
2013
3.4. Metode pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-cir,
sifat-sifat suatu fenomena.metode ini dimulai
dengan mengumpulkan data, menganalisa data dan
menginterprestasikannya. metode deskriftif
dalam pelaksanaannya dilakukan melalui : teknik
survey, studi kasus, studi komparatif, studi
tentang waktu dan gerak, analisa tingkah laku,
dan analisa documenter.
3.4.1 Desain Penelitian
7
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yaitu metode pengumpulan data
studi kasus yang memusatkan perhatian pada
suatu kasus secara intensif dan mendetal
serta permasalahan yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
tahapan-tahapan dalam penelitian yang
digambarkan dalam bentuk kerangka
berfikir:
Gambar 1. Kerangka Fikir Penelitian
1. Pengumpulan Data, pada tahapan ini
peneliti melakukan wawancara langsung ke
Admin dan pemilik Centro lapangan Futsal
serta operator yang bertugas menangani
8
proses penyewaan lapangan futsal yang
sedang berjalan, masalah yang sedang
dihadapi pemilik Centro Futsal dalam
kaitannya dengan proses penyewaan lapangan
futsal serta manajemen yang masih manual.
2. Mempelajari dan Menganalisa Sistem
Berjalan, pada tahapan ini peneliti
mempelajari serta menganalisa proses serta
dokumen yang sedang berjalan untuk
mengetahui gambaran keseluruhan sistem yang
berjalan.
3. Menganalisa Kebutuhan Sistem Usulan, pada
tahapan ini peneliti melakukan analisa
kebutuhan sistem usualan dengan mengacu ke
sistem berjalan.
4. Merancang Sistem Usulan, berdasarkan urutan
tahapan yang sebelumnya peneliti merancang
sistem usulan sesuai dengan kebutuhan serta
permasalahan yang berkaitan dengan proses
9
penyewaan lapangan futsal pada Centro
Futsal.
3.4.2. Metode Pendekatan dan Pengembangan
Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan
sistem adalah hal yang sangat penting
untuk dijelaskan. Adapun metode pendekatan
dan pengembangan sistem yang digunakan
oleh penulis, yaitu:
1.4.2.1 Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang
penulis gunakan pada penelitian ini
adalah menggunakan metode
berorientasi objek atau object oriented
yang merupakan suatu paradigma baru
dalam rekayasa perangkat lunak.
Pendekatan berorientasi objek
merupakan suatu teknik atau cara
pendekatan dalam melihat permasalahan
10
dalam sistem (sistem perangkat lunak,
sistem informasi, atau sistem
lainnya). Pendekatan berorientasi
objek akan memandang sistem yang akan
dikembangkan sebagai suatu kumpulan
objek yang berkorespondensi dengan
objek-objek dunia nyata. Alat-alat
yang digunakan dalam pendekatan
analisis dan pemrograman berorientasi
objek yaitu dengan notasi UML dengan
membuat sembilan diagram yaitu, Use
case diagram, Activity diagram, Sequence
diagram, Class diagram, Component diagram,
Deployment diagram.
3.4.2.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk
proses pengemangan perangkat lunak
yang akan dibangun adalah model
prototype. Prototype merupakan suatu
metode dalam pengembangan sistem yang
11
menggunakan pendekatan untuk membuat
sesuatu program dengan cepat dan
bertahap sehingga segera dapat
dievaluasi oleh pemakai. Selain itu
prototype juga membuat proses
pengembangan sistem informasi menjadi
lebih cepat dan lebih mudah, terutama
pada keadaan kebutuhan pemakai sulit
untuk diidentifikasi.
Secara garis besar, sasaran prototype
adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi waktu sebelum pemakai
melihat sesuatu yang konkret dari
usaha pengembangan sistem.
2. Menyediakan umpan balik yang cepat
dari pemakai ke pengembang.
3. Membantu menggambarkan kebutuhan
pmakai dengan kesalahan yang lebih
sedikit.
12
4. Meningkatkan pemahaman pengembang dan
pemakai
terhadap sasaran yang seharusnya
dicapai oleh sistem.
5. Menjadikan keterlibatan pemakai
sangat berarti dalam
analisis dan desain sistem.
Berikut ini merupakan mekanisme
pengembangan sistem dengan
menggunakan Prototype:
13
Pengembang danpemakai bertemu
Pemakai menjalankankebutuhan sistem
Pengembang mulaimembuat prototype
Pemakai menguji
prototype & memberikankritikan/saran
Identifikasi
Kebutuhan
Membuatprototype
Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem dengan Prototype
Sumber : (Kadir, 2003:416)
Tahapan-tahapan prototyping yaitu :
1. Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-
sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua
kebutuhan, dan garis besar system
yang akan dibuat.
14
Pengembang danpemakai bertemu
Pemakai menjalankankebutuhan sistem
Pengembang mulaimembuat prototype
Pemakai menguji
prototype & memberikankritikan/saran
Mengembangkan
Versi
Memperbaikiprototype
Mengujiprototype
2. Membangun PrototypingMembangun Prototyping
dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan
format(output)
3. Evaluasi Protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh
pelanggan apakah prototyping yang
sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginan pelanggan. Jika sudah
sesuai maka langkah 4 akan diambil,
jika tidak prototyping direvisi
dengan mengulangi 1, 2 dan 3.
4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang
sudah di sepakati diterjemahkan ke
dalam bahasa pemrograman yang
sesuai.
5. Menguji Sistem
15
Setelah sistem sudah menjadi suatu
perangkat lunak yang siap pakai,
harus dites dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini dilakukan
dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah
sistem yang sudah jadi sudah sesuai
dengan yang diharapkan . Jika ya,
langkah 7 dilakukan; jika tidak,
ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji
dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan.
Kelebihan Prototype
16
1. Pendefinisian kebutuhan pemakai
menjadi lebih baik karena
keterlibatan pemakai yang lebih
intensif.
2. Meningkatkan kepuasan pemakai dan
mengurangi resiko pemakai tidak
menggunakan sistem mengingat
keterlibatan mereka yang sangat
tinggi sehingga sistem memenuhi
kebutuhan mereka dengan lebih baik.
3. Mempersingkat waktu pengembangan.
4. kesalahan lebih mudah terdeteksi
oleh pemakai.
5. Menghemat biaya.
Kelemahan Prototype
1. Prototype hanya bisa berhasil jika
pemakai bersungguh-sungguh dalam
17
menyediakan waktu dan pikiran untuk
menggarap prototype.
2. Kemungkinan dokumentasi terabaikan
karena pengembang lebih
berkonsentrasi pada pengujian dan
pembuatan prototype.
3. Mengingat target waktu yang pendek,
ada kemungkinan sistem yang dibuat
tidak lengkap dan bahkan sistem
kurang teruji.
4. Jika terlalu banyak proses
pengulangan dalam membuat prototype,
ada kemungkinan pemakai menjadi
jenuh dan memberikan reaksi yang
negatif.
5. Apabila tidak dikelola dengan baik,
prototype menjadi tidak pernah
18
berakhir. Hal ini disebabkan
permintaan terhadap perubahan
terlalu mudah untuk dipenuhi.
3.4.2.3 Alat Bantu Analisis dan
Perancangan
Sesuai dengan metode pendekatan
sistem yang digunakan yaitu metode
berorientasi objek, maka penulis
memakai pemodelan dengan notasi UML
(Unified Modeling Language). Untuk
mendapatkan banyak pandangan terhadap
sistem informasi yang akan dibangun,
UML menyediakan beberapa diagram
visual yang menunjukkan berbagai
aspek dalam sistem. Ada 4 diagram
yang digunakan oleh penulis, yaitu:
A. Diagram Use Case
Diagram Use Case atau use
case diagram merupakan pemodelan
untuk kelakuan (behaviour) sistem
19
informasi yang akan dibuat.
Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau
lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat.
Secara kasar, use case digunakan
untuk mengetahui fungsi apa
saja yang ada di dalam sebuah
sistem informasi dan siapa
saja yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi itu. Syarat
penamaan pada use case adalah
nama didefinisikan sesimpel
mungkin dan dapat dipahami.
Ada dua hal utama pada use case
yaitu pendefinisian apa yang
disebut aktor dan use case.
B. Diagram Activity
Activity Diagram atau diagram
aktivitas menggambarkan
20
workflow (aliran kerja) atau
aktivitas dari sebuah sistem
atau proses bisnis. Yang perlu
diperhatikan disini adalah
bahwa diagram aktivitas
menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan
aktor, jadi aktivitas yang
dapat dilakukan oleh sistem.
C. Diagram Sequential
Diagram sequential atau
sequence diagram menggambarkan
kelakuan objek pada use case
dengan mendeskripsikan waktu
hidup objek dan message yang
dikirimkan dan diterima antar
objek. Oleh karena itu untuk
menggambar diagram sekuen maka
harus diketahui objek-objek
yang terlibat dalam sebuah use
21
case beserta metode-metode yang
dimiliki kelas yang
diinstansiasi menjadi objek
itu. Banyaknya diagram sequence
yang harus digambar adalah
sebanyak pendefinisian use case
yang memiliki proses sendiri
atau yang penting semua use
case yang telah didefinisikan
interaksi jalannya pesan sudah
dicakup pada diagram sequence
sehingga semakin banyak use
case yang didefinisikan maka
diagram sequence yang harus
dibuat juga semakin banyak.
D. Diagram Class
Class diagram atau kelas
diagram menggambarkan
struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang
22
akan dibuat untuk membangun
sistem. Kelas memiliki apa
yang disebut atribut
(variabel-variabel yang
dimiliki oleh suatu kelas) dan
metode atau operasi (fungsi-
fungsi yang dimiliki oleh
suatu kelas). Kelas-kelas yang
ada pada struktur sistem harus
dapat melakukan fungsi-fungsi
sesuai dengan kebutuhan
sistem.
23