Semiotika Pierce (One Piece)

23
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH SEMIOTIKA Makalah ini dibuat guna memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Semiotika yang diampu oleh DR. M. Suryadi M. Hum Disusun oleh : Adi Yanuar Aji 13010112130107 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transcript of Semiotika Pierce (One Piece)

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH SEMIOTIKA

Makalah ini dibuat guna memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Pada Mata Kuliah Semiotika yang diampu oleh

DR. M. Suryadi M. Hum

Disusun oleh :

Adi Yanuar Aji 13010112130107

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

One Piece adalah sebuah anime dan manga mengenai

sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy

yang pergi mencari harta karun legendaries bernama One

Piece. Luffy menjadi manusia karet yang memiliki kekuatan

memanjangkan tubuhnya setelah secara ak sengaja memakan buah

Gomu-Gomu, salah satu dari buah iblis.

Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya

dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang

menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan

cerita, yang ditujukan pada beragama jenis penonton. Anime

dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang

Manga merupakan komik yang dibuat di Jepang, kata

tersebut digunakan khusus untuk membicarakan komik Jepang,

sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang pada akhir

abad ke-19.

One Piece diciptakan oleh Eiichiro Oda. Komiknya dimulai

pada tahun 1997 di Shonen Jump terbitan Shueisha dan hingga

kini masih terus berlanjut. Versi TV-nya dimulai pada

Oktober 1999. Di Indonesia, mangan ini diterbitkan Elex

Media Komputindo dan hingga kini telah mencapai jilid ke-60

lebih. Versi TV-nya yang diproduksi Toei telah mencapai

lebih dari 600 episode di Jepang. Di Indonesia sendiri

pernah ditayangkan di RCTI dan Global TV.

Pada Februari 2005, One Piece mencetak rekor di Jepang

sebagai penerbitan manga tercepat mencapai 100.000.000

eksemplar. Hingga saat ini One Piece adalah salah satu manga

paling laris sepanjang sejarah Jepang dengan penjualan lebih

dari 260 juta kopi. Selain itu One Piece juga memecahkan

sekor sebagai manga dengan cetakan pertama terbanyak. One

Piece banyak mendapat pujian di antara para pembaca, terutama

dalam hal gambar, karakter, humor, dan cerita.

Kelompok Bajak Laut Topi Jerami yang dipimpin oleh

Monkey D. Luffy memiliki 8 anggota, diantaranya Brook,

Franky, Nami, Nico Robin, Roronoa Zoro, Sanji, Tony Tony

Chopper, dan Usopp.

Di dalam anime dan manga sendiri juga terdapat sisi

negatif dan positifnya. Namun demikian, anime dan manga

memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang hampir sama dengan

kehidupan sehari-hari kita, bahkan nilai dan norma tersebut

dapat kita contoh dan diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Pengemasan anime dan manga sehingga tidak semua orang bisa

mengartikan nilai dan norma yang terkandung didalamnya tidak

terlepas dengan adanya unsur semiotika didalam anime dan

manga tersebut.

Semiotic atau semiologi merupakan terminology merujuk

pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak

digunakan di Eropa sedangkan semiotic lazim dipakai oleh

ilmuan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani

“semeion” yang berarti “tanda” atau “sign” dalam bahasa

inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda

seperti bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum,

semiotic didefinisikan sebagai berikut :

“Semiotics is usually defined as a general philosophical theory

dealing with the production of signs and symbols as part of code

systems which are used to communicate information. Semiotics

includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs (all

signs or signals which are accessible to and can be perceived by all

our senses) as they form code systems which systematically

communicate information or massages in literary every field of

human behaviour and enterprise.”

“Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang

berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol

sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk

mengkomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda

visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau

sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera

yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem

kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan

secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.”

B. Rumusan Masalah

Apa saja nilai sosial dan nilai kehidupan yang berada di One

Piece ? Terutama dibalik sikap dan sifat para anggota

Kelompok Bajak Laut Topi Jerami yang nyeleneh.

C. Tujuan

Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai sosial maupun

kehidupan yang terdapat didalam anggota Kelompok Bajak Laut

Topi Jerami. Namun, hal ini hanya sebuah contoh, selain

anime dan manga One Piece masih banyak anime dan manga atau

kartun-kartun lainnya yang bisa kita ambil nilai-nilai

sosial dan kehidupan supaya bisa dijadikan pelajaran serta

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Semiotika

Menurut Wibowo (2013) secara terminologis, semiotika

dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan

luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan

sebagai tanda. Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika

yang lain, kajian semiotika sampai sekarang membedakan dua

jenis semiotika yakni semiotika komunikasi dan semiotika

signifikasi.

Semiotika Pierce

Charles Sander Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi :

a. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’

sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya.

Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya

terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas.

b. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal

atau eksistensial di antara representamen dan objeknya.

Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya

bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara

yang sekuensial atau kausal.

c. Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan

konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah

orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada

umumnya adalah simbol-simbol. (Wibowo, 2013)

B. Representasi

Dalam Wibowo (2013) representasi merupakan kegunaan

dari tanda. Marcel Danesi mendefinisikannya sebagai

berikut : “proses merekam ide, pengetahuan, atau pesan

dalam beberapa cara fisik disebut representasi. Menurut

Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama,

representasi mental, yaitu konsep tentang ‘sesuatu’ yang

ada di kepala kita masing-masing (peta konseptual),

representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak.

Kedua, ‘bahasa’, yang berperan penting dalam proses

konstruksi makna. Representasi dalam media menunjuk pada

bagaimana seseorang atau kelompok, gagasan atau pendapat

tertentu dalam pemberitaan. Menurut David Croteau dan

William Hoynes, representasi merupakan hasil dari suatu

proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu

dan hal lain diabaikan.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode dan Jenis Penelitian

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yang bersifat

deskriptif.

Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu

metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap

subyek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian

kualitatif deskriptif berusaha menemukan sesuatu yang

berarti sebagai alternatif dalam mengatasi sebuah masalah

penelitian melalui prosedur ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan terhadap social setting dan

subyek mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan social setting dan subyek yang berbeda.

Penelitian kualitatif deskriptif tidak hanya

mengemukakan berbagai tindakan yang tampak oleh kasat mata

saja, sebagaimana dikatakan oleh Bailey (1982), penelitian

kualitatif deskriptif selain mendiskusikan berbagai kasus

yang sifatnya umum tentang berbagai fenomena sosial yang

ditemukan, juga harus mendeskripsikan hal-hal yang bersifat

spesifik yang dicermati dari sudut “why”/ mengapa dan “how”/

bagaimana, terhadap suatu realitas yang terjadi baik

perilaku yang ditemukan dipermukaan lapisan sosial, juga

yang tersembunyi di balik sebuah perilaku yang ditujukan.

Dengan demikian, penelitian semiotika ini merupakan

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan tujuan

untuk mencari nilai-nilai sosial dan kehidupan dari Monkey

D. Luffy dan anggotanya.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Saya melakukan penelitian terhadap beberapa episode

dari manga One Piece. Dahulunya manga ini pernah ditayangkan

oleh stasiun televisi Indonesia, namun sekarang sudah tidak

lagi. Manga One Piece untuk penelitian ini merupakan koleksi

saya sendiri. Kelompok Bajak Laut Topi Jerami sendiri

merupakan objek utama dalam manga ini, terlebih Kapten

mereka Monkey D. Luffy yang sebagai pemeran utamanya.

Secara keseluruhan, anggota Kelompok Bajak Laut Topi

Jerami mempunyai sifat dan sikap yang aneh, bahkan terkesan

nyeleneh di beberapa episodenya. Akan tetapi, dibalik sifat

dan sikap yang anehnya itu, para anggota Topi Jerami

memiliki nilai-nilai sosial dan kehidupan. Hal inilah yang

saya tertarik untuk menjadikan objek dalam penelitian ini.

B. Hasil Penelitian

Sejak kecil, Luffy sudah memiliki sifat keseriusan, hal ini

dia buktikan dengan melukai wajah ketika Luffy di ejek oleh

Shank.

2

Foto diatas adalah disaat Luffy kecil membela sahabatnya

Shank pada saat diejek oleh sekelompok bandit.

Walaupun umur Luffy dan Shank terpaut jauh, akan tetapi

mereka berdua beranggapan bahwa mereka merupakan sahabat.

Sosok Shank menjadikan Luffy untuk menjadi seorang Bajak

Laut hebat dan menjadi Raja Bajak Laut selain Gol D. Roger

ayah dari kakak angkatnya Portgas D. Ace.

Selain sifatnya yang

setia kawan, Luffy juga

mempunyai sifat yang

dapat dipercaya. Hal ini

dibuktikan dengan dialog pada gambar pertama dan ketiga,

1 2

3

1

“Aku akan mengantarkan boneka ini pada anakmu”. “Ayahmu menyuruhku

memberikan ini padamu”, hal itu yang Luffy ucapkan pada saat

dia memberikan boneka tersebut.

Keempat gambar diatas menunjukkan sikap pantang menyerah

Luffy dalam menghadapi musuh. Walaupun Luffy terkena banyak

serangan dia sama sekali tidak menyerah, bahkan atas

perilakunya itu membuatnya berpikir untuk mengalahkan

musuhnya.

Para anggota Kelompok

Bajak Laut Topi Jerami

yang lainnya juga

1

3

1 2

3

memiliki sifat yang hampir sama dengan Luffy, mereka selalu

membela masyarakat dari Bajak Laut yang jahat walaupun

mereka adalah Bajak Laut dan juga mereka selalu membela

masyarakat yang ditindas oleh Angkatan Laut, dimana Angkatan

Laut merupakan musuh besar dari Monkey D. Luffy beserta

anggota Topi Jerami lainnya. Hal itulah yang menyebabkan

banyak masyarakat didalam cerita manga One Piece yang

menyukai dan bersahabat dengan Kelompok Bajak Laut Topi

Jerami.

Ketiga gambar ini menjelaskan kesetia-kawanan para anggota

Topi Jerami pada saat salah satu dari mereka Roronoa Zoro

tertinggal di sebuah Pulau. Dimana pada awalnya Usopp

(lelaki berhidung panjang) menanyakan keberadaan Zoro, “Hei,

bagaimana dengan Zoro ?”, lalu dijawab oleh Sanji (sang koki

berambut kuning), “Tinggalkan saja dia.”. Karena kesetia-kawanan

mereka, Usopp-pun marah dan berkata, “Tentu saja kita tidak akan

meninggalkannya”

Ketiga gambar ini

menerangkan bahwa mereka

(Kelompok Topi Jerami)

mau berbagi dengan siapa

saja, walaupun itu musuh yang sedang bekerja sama dengan

mereka.

Gambar pertama disaat Sanji (sang koki berambut kuning)

sedang memasak untuk semua yang ada disana, baik itu

Kelompok Bajak Laut lainnya, Pasukan Angkatan Laut, maupun

orang-orang yang diselamatkannya.

Gambar kedua disaat Sanji memarahi seorang anak kecil kecil

yang ingin membuang makanan buatannya. Sanji merupakan sosok

yang sangat menghargai makanan, karena dia merupakan seorang

koki.

Gambar ketiga merupakan pembuktian bahwa Kelompok Topi

Jerami merupakan Kelompok Bajak Laut yang membela kaum lemah

dan berbagi untuk sesama, hal itu dibuktikan oleh dialog

2

3

1

yang diucapkan oleh orang tersebut yang merupakan ayah dari

anak yang dimarahi Sanji, “Terimalah Kebaikan Mereka !”

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Kita bisa melihat bahwa Sekelompok Bajak Laut-pun memiliki

sikap kemanusiaan terhadap seseorang maupun sekelompok yang

lemah, dimana Bajak Laut sendiri memiliki ciri khas dengan

kekejamannya. Selain itu juga, sifat Monkey D. Luffy dan

anggotanya yang menjunjung tinggi kesetia-kawanan serta

Luffy sendiri pun memposisikan anggotanya sebagai sahabat

dan keluarga, bukan sebagai atasan dengan bawahan walaupun

Luffy merupakan Kapten dari Kelompok Bajak Laut Topi Jerami.

Selain setia kawan, Luffy juga mempunyai sifat pantang

menyerah dan dapat dipercaya, hal ini menjadikan dirinya

sebagai sosok yang disegani bukan karena kekuatan buah

setannya melainkan sifat kemanusiaannya di mata seseorang

dan sekelompok yang lemah. Selain itu, sosok Sanji yang

menghargai makanan, merupakan visualisasi kehidupan nyata

bahwa kita seharusnya menghargai rezeki dan pemberian dari

Tuhan melalui orang lain.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sifat dan sikap kemanusiaan yang dimiliki Monkey D.

Luffy maupun anggotanya yang lain dalam manga One Piece dapat

kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain para

anggota Kelompok Topi Jerami, masih banyak sosok yang dapat

kita contoh perilaku positifnya. Dengan menonton manga One

Piece ini selain nilai-nilai sosialnya dapat kita aplikasikan

dalam kehidupan nyata, juga dapat untuk mengintrospeksi diri

kita sendiri.

Manga One Piece yang saya jadikan objek merupakan salah

satu contoh film-film manga maupun kartun yang bisa kita

perhatikan dan bisa kita ambil sisi positif dan nilai

sosialnya bagi kehidupan nyata untuk kita aplikasikan. Masih

banyak manga-manga maupun kartun-kartun lainnya yang bisa

kita jadikan contoh. Walaupun dari setiap manga dan kartun

itu sendiri memiliki sisi negatif, pasti memiliki sisi

positifnya juga.

B. Testimoni Penulis

Ketika saya melaukan penelitian dan menulis makalah

ini, saya menjadi teringat masa kecil saya, dimana pada

waktu itu orang tua saya tidak mengizinkan saya untuk

menonton film kartun, dengan alasan banyak sisi negatifnya

dan tidak mendidik. Akan tetapi setelah penelitian ini,

ternyata dibalik sisi negatifnya sebuah film kartun yang

katanya tidak mendidik memiliki nilai-nilai sosial dan

kehidupan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan nyata kita

sendiri. Jika saya boleh membandingkan, saya lebih memilih

menonton film kartun ataupun manga daripada menonton

sinetron. Karena kartun dan manga itu milik semua umur dan

kalangan.

C. Saran

Untuk para pembaca yang sudah menikah dan memiliki anak

maupun yang belum menikah, jika anak Anda menonton kartun,

perbolehkanlah karena dari film itu nilai sosial anak Anda

tercipta. Serta anak-anak lebih memiliki imajinasi yang

tinggi daripada kita semua. Jika Anda membatasi anak Anda

untuk menonton film kartun maupun manga, berarti Anda juga

membatasi imajinasi mereka, hal itu berdampak kepada

kehidupan mereka pada saat dewasa nanti. Akan tetapi, semua

itu harus kita dampingi serta kita nasehati, terlebih pada

sifat-sifat dan sikap-sikap negatif yang terdapat di suatu

film kartun dan manga itu sendiri.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta :

Referensi.

Wibowo, Indiwan, Seto, Wahyu. (2013). Semiotika Komunikasi : Aplikasi

Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2. Jakarta : Mitra Wacana

Media.

Zaimar, Okke KS. (2014). Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. Depok :

Komodo Books.

“Anime”, http://id.wikipedia.org/wiki/Anime (diakses 07 Juli

2014, Pukul 00.13)

“Manga”, http://id.wikipedia.org/wiki/Manga (diakses 07 Juli

2014, Pukul 00.15)

“One Piece”, http://id.wikipedia.org/wiki/One_Piece (diakses 07

Juli 2014, Pukul 00.18)

D:\Film\Manga\One Piece

D:\Tugas\Semester 4\Makalah_Semiotika