proses membuka dan menutuonya stomata
-
Upload
universitasjember -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of proses membuka dan menutuonya stomata
Pengukurang Kerapatan Stomata pada Berbagai Jenis
Tanaman
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 2
1. Yoko Simbolon (131510501090)
2. FitriDwi L. (101510501122)
3. ElmyMahmudiyah (131510501058)
4. MerisRonauliManik (131510501065)
5. EdyaPutri (131510501074)
6. Baruna Rachmat W. (131510501076)
7. ErawatiPutri (131510501084)
8. HenidiyahAyu (131510501097)
9. Rima Silvina (131510501207)
10. HamzahArif
(131510501093)
11. NovantaraSunuPamungkas
(131510501094)
12. NgabdulRo’is
(131510501159)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu faktor yang
memberikan sumber oksigen bagi makhluk hidup. Mahkluk
hidup baik manusia, hewan, dan lainnya memerlukan
oksigen untuk proses respirasi. Respirasi salah satu
sumber oksigen yang diantaranya terdapat pada tanaman.
Tanaman yang melakukan proses fotosintesis untuk
mengubah CO2 + air menjadi karbohidat untuk pembentukan
metabolisme.
Terjadinya proses fotosintesis pada tanaman
umumnya terdapat pada daun yakni kloroplas yang
mengandung klorofil, mesofil dengan bantuan cahaya dan
pigmen. Pada bagian daun tanaman, stomata memiliki
celah atau mulut yang berfungsi untuk menutup dan
membuka pada saat proses pengubahan CO2 saat dimana
terjadinya fotosintesis.
Terdapat beberapa sifat stomata yang harus
terlebih dahulu dimengerti karena stomata akan
mempengaruhi terhadap laju transpirasi, transportasi,
respirasi dan fotosintesis yang berkaitannya dengan
air. Beberapa pendapat lainnya menyatakan, ketika
membukanya stomata akan dipengaruhi oleh adanya ion K
yang bertindak sebagai reaktor untuk menurunkan
akitivitas transport air menuju tanaman. Pengaruh lain
yang sifatnya hampir sama dengan kinerja ion K yakni
adanya pengaruh dari hormon asam absisat yang berguna
untuk menghambat terjadinya kehilangan air yang
berlebihan.
Pentingnya untuk mengetahui kinerja stomata pada
daun akan mengetahui seberapa besar air yang terdapat
didalam tanaman mengalami penurunan. Sifat stomata yang
tidak bisa dilihat secara kasat mata memberikan
indikasi bahwa stomata yang terdapat pada sel epidermis
hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
yakni mikroskop. Pada praktikum kali ini beberapa
indikator tanaman yang mewakili dari beberapa jenis
tanaman C3, C4, dan CAM akan digunakan untuk mengetahui
bagaimana kerepatan stomata pada tanaman untuk setiap
masing-masing jenis. Perbedaan karakteristik dari
beberapa tanaman C3, C4, dan CAM juga akan menjadi
salah satu acuan untuk mengetahui mengapa stomata pada
beberapa tanaman tersebut berbeda dalam hal untuk
reaksi fisiologis tanaman. Sehingga untuk mengetahui
bagaimana proses kerapatan stomata terjadi agar dapat
dilakukan nantiya penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan spesifikasi metode dan permasalahan yang
lebih sering terjadi terhadap perlakuan stomata.
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi kerapatan stomata dari
beberapa jenis tanaman.
2. Untuk mengetahaui perhitungan persentase kerapatan
stomata pada luas bidang tanam tertentu.
3. Untuk mengetahui mengapa proses membuka dan
menutupnya stomata yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan bagian dari tanaman yang memiliki
fungsi sebagai alat untuk absorbsi zat-zat makanan,
pengolahan makanan(asimilasi), pernapasan(respirasi),
dan penguapan air(transpirasi). Stomata (mulut daun)
merupakan bagian tanaman yang memiliki celah yang halus
yang berfungsi terhadap pengambilan gas CO2 atau zat
makanan (Tjitrosoempomo, 2009).Tanaman memiliki jenis
yang berbeda-beda seperti C3, C4 atau CAM. Tanaman C3
merupakan tanaman yang memiliki karakter yang lebih
cepat mengalami kehilangan air dan mengalami
fototrespirasi yang lebih tinggi sehingga hasil
fotosintesis rendah. Tanaman C4 memiliki kehilangan air
yang lebih rendah dan dalam penyerapan CO2 Pada proses
fotosintesis juga rendah (Rahmadani, 2013).
Ketersediaan air yang cukup bagi tanaman akan membantu
tanaman untuk tumbuh lebih optimal baik dalam proses
pembentukan metabolisme, fotosintesis, respirasi, dan
lain-lain (Sarief, 1985).
Stomata adalah bagian dari permukaan daun yang
memiliiki bentuk yang sangat kecil, yang mengatur dari
hilangnya air melalui proses transpirasi dan penguraian
CO2 selama terjadinya proses fotosintesis berlangsung.
Sehingga dengan demikian hubungan stomata dan akumulasi
tanaman sangat berpengaruh terhadap aktivitas stomata
(Comargo and Marenco, 2011). (Kemenkawa et al, 2013),
juga menyatakan bahwa kerapatan stomata akan menentukan
pengadaan CO2 dan H20 sehingga aktivitas stomata
sebagai inti utama dalam penguraian tersebut menjadi
indikator utama. Untuk mengetahui terjadinya pembukaan
dan penutupan anatomi stomata dapat dilihat melalui
bagian epidermis secara mikroskopis.
Menurut Lakitan (1993), stomata berfungsi untuk
menjalankan proses laju transpirasi, asimilasi, dan
respirasi. Terjadinya pembukaan stomata akibat adanya
tekanan turgor dari kedua sel penjaga yang mengalami
peningkatan, sehingga menyebabkan air masuk kedalam sel
penjaga. Stomata juga akan membuka ketika terjadinya
akumulasi antara ion kalium (K+) dengan sel penjaga
yang menyebabkan peningkatan ion yang terlarut dalam
cairan sel. Namun, disisi lain terjadi penurunan
potensi tekanan osmotik pada sel penjaga. Pada umumnya
senyawa yang berperan terhadap menurunkan dan menutup
stomata adalah asam absisat (ABA). ABA akan memberikan
indikasi bahwa ketika stomata munutup. Membuka dan
menutupnya stomata dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti intensitas cahaya matahari, asam absisat, dan
konsentrasi CO2. Internal seperti jam biologis yang
mempengaruhi aktivitas biologis tanaman (Haryanti dan
Meirana, 2009).
Terjadinya pembukaan stomata ditandai dengan saat
dimana transpirasi mulai terjadi, karena adanya respon
terhadap cahaya sehingga pertambahan dalam kerapatan
stomata yang menyebabkan terjadinya penurunan air (Yoo
et al, 2009). Haryanti (2013), menyatakan bahwa
terjadinya pembukaan dan penutupan sel akan disesuaikan
dengan kebutuhan dari tanaman terhadap transpirasi.
Namun, beberapa sel juga akan berfungsi terhadap
perubahan osmotik pada bagian sel penutup stomata. Oleh
sebab itu pembukaan dan penutupan stomata diatur dengan
keratapan dari stomata tersebut. Setiawan dkk, (2013),
juga menyatakan bahwa pada kondisi KAN dan PAD rendah
terjadinya kehilangan turgiditas tanaman terutama pada
daun yang berada didekat stomata sehingga menyebabkan
terjadi penutupan stomata. Terjadinya penutupan stomata
merupakan tahap awal bagi tanaman pada kondisi
adaptisnya terhadap transpirasi, sehingga berpengaruh
juga terhadap kondutivitas stomata. Oleh sebab itu
untuk mengetahui bagaimana proses kerapatan stomata itu
terjadi perlu adanya beberapa percobaan untuk lebih
memperjelas bahwa antara setiap perlakuan stomata
mempengaruhi seluruh aktivitas fisologis tanaman.
Holland and Richardson (2009), menyatakan bahwa
kerapatan stomata dapat dihitung panjang stomata atau
sel lobang stomata ketika keadaan stomata pada puncak
aktivitas
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Fisiologi Tumbuhan “Pengukuran Kecepatan
Kerapatan Stomata Pada Berbagai Jenis Tanaman”
dilaksanakan pada hari jum’at 10 Oktober 2014 dari
pukul 20.00 sampai selesai bertempat di laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Daun tanaman C3, C4, dan CAM
2. Kutek Transparan
3.2.2 Alat
1. Microskop
3.3 Cara Kerja
1. Melakukan pencetakan stomata dengan cat kuku
transparan pada permukaan daun tanaman C3, C4, dan
CAM, setelah kering diangkat pelan-pelan.
2. Mencetak stomata dilakukan pukul: 07.00, 13.00,
19.00 dan 24.00 (WIB).
3. Memasukkan cetakan stomata pada kantong plastik dan
memberi label (macam tanaman, jam pencetakan).
4. Melakukan pengamatan stomata dengan mikroskop,
sambil memperoleh visualisasi yang jelas (mencatat
tipe stomata dan perbesaran yang digunakan).
5. Menghitung jumlah total stomata yang diamati dalam
bidang pandang.
6. Menghitung jumlah stomata yang terbuka dan tertutup.
7. Menentukan kerapatan stomata dengan rumus:
Kerapatan stomata (stomata density) adalah
perbandingan jumlah stomata per satuan luas daun,
sehingga dinyatakan dalam unit per cm 2
Kerapatan stomata = Jumlahstomataluasbidangpandang x 100%
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan keratapan stomata pada
tanaman C3,C4, dan CAM.
Kelompok
Jam Kerapatan % Stomata MembukaAbaxial Adaxial Abaxial Adaxial
Kopi 07.00 309.892 7,945 65,81% 66,67%13.00 603,893 13,243 64,91% 40%19.00 241,027 10,594 47,25% 75%24.00 243,676 15,891 52,17% 100%
Jagung 07.00 68,86 37,08 65,38% 28,57%13.00 68,86 39,73 11,53% 66,66%19.00 103,29 52,98 79,48% 85%24.00 39,72 29,13 100% 100%
Nanas 07.00 50,324 0 94,736% 0%13.00 34,432 0 53,846% 0%19.00 26,49 0 60% 0%24.00 666,47 0 52,631% 0%
Kaktus 07.00 45.027 34.433 0,59 % 84,6 %13.00 13.243 2.649 100 % 100 %19.00 23.838 26.487 44,4 % 100 %24.00 39.729 58.270 100 % 100
%
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada praktikum yang meliputi hasil perhitungan
kerapatan dan proses membuka menutupnya stomata dengan
menggunakan beberapa tanaman seperti kopi, jagung,
nanas, kaktus. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan
interval jam yang berbeda-beda yakni dengan menerapkan
jam 07:00, 13:00, 19:00, dan 24:00 sehingga setiap jam
pengamatannya memiliki respon tanaman yang berbeda.
Dalam pengamatan ini bagian yang diamati adalah bagian
daun tanaman yakni pada bagian abaxial dan adaxial.
Penerapan beberapa jenis tanaman yang mewakili
tanaman C3,C4, dan CAM pada setiap jenis tanaman
memiliki kerapatan stomata yang berbeda. Nilai
kerapatan yang paling besar yakni terdapat pada jenis
tanaman C3 yakni tanaman kopi sebesar 603,893 pada sisi
abaxial dan dengan waktu pukul 13:00 sedangkan
kerapatan paling besar pada pukul 24:00 sebesar 15,891
pad sisi adaxial. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Noviyanti dkk (2013), bahwa setiap tanaman memiliki
respon yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan, dan
pada tanaman kopi merupakan salah satu jenis tanaman C3
yang tidak membutuhkan intensitas cahaya yang terlalu
tinggi. Sehingga pada waktu siang hari stomata pada
tanaman kopi melakukan kerapatan yang cukup besar.
Apabila dibandingkan dengan tanaman jagung, yang
cenderung lebih membutuhkan intensitas cahaya yang
tinggi sehingga pada siang hari stomata menutup pada
pukul 19:00 sebesar 103,29 pada sisi adaxial dan
stomata membuka 100% pada pukul 24:00. Namun, pada
tanaman jenis CAM yang digunakan sebagai media
pengamatan mendapatkan hasil kerapatan 0 pada setiap
interval waktu yang telah ditentukan terutama pada sisi
abaxial. Sedangkan membukanya stomata dominan pada
pukul 07:00 sebesar 94,736 % pada sisi abxial dan 0
pada sisi adaxial. Jika dilihat pada tanaman kaktus,
stomata akan membuka pada interval jam 19:00, dan 24;00
sebesar 100% pada sisi adaxial. Stomata menutup kembali
pada siang hari yakni pada pukul 07:00 dan 13:00. Hal
tersebut mengindikasi bahwa tanaman kaktus dan nenas
merupakan beberapa jenis tanaman CAM yang pada dasarnya
dimana stomata akan membuka pada malam hari dan akan
menutup pada siang hari, menutupnya stomata pada siang
hari bertujuan untuk mengurangi adanya transpirasi yang
berlebihan pada tanaman. Namun pada malam hari stomata
akan cenderung membuka untuk mengikat CO2 dan dengan
kondisi keadaan lingkungan yang kelembabpan udara yang
tinggi (Yuliasmara dan Ardiyani, 2013).
Stomata merupakan salah satu bagian dari tanaman
khususnya terdapat pada bagian daun yang memiliki celah
dan dikelilingi dua sel penjaga. Stomata memiliki
karakter anatomi yang dapat diukur bagian bentuk,
struktur, kerapatan stomata, dan panjang stomata yang
bertujuan untuk mengamati proses pertukaran gas yang
ada pada tumbuhan yang diatur oleh kedua sel penjaga.
Pada dasarnya yang menyebabkan dapat membuka dan
menutupnya stomata akan dipengaruhi oleh waktu dan
kondisi yang tertentu. Terjadi membuka dan menutupnya
stomata sangat berhubungan erat dengan kandungan gas O2
dan CO2, pada suatu jenis tanaman tertentu stomata akan
membuka untuk mendapatkan CO2 dan diubah menjadi gula
sedangkan pada jenis tanaman tertentu stomata akan
membuka untuk melepaskan O2. Terjadinya membuka dan
menutup stomata juga sangat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
konsentrasi CO2, asam absisat, dan cahaya matahari,.
Faktor eksternal yakni jam biologis. Pada suatu jenis
tamanan tertentu stomata akan membuka pada saat malam
hari, karena salah satu faktor yang mempengaruhi
tersebut yakni suhu, dan jenis tanaman, dimana suhu
yang rendah akan mengakibatkan sel penjaga yang ada di
sekeliling stomata akan kehilangan turgiditas yang
menyebabkan stomata akan menutup.
Gambar 1. Bentuk membuka dan menutupnya Stomata
Gambar 2.
Gambar 2. Proses menutup dan membukanya
Stomata menutup stomata membuka
Stomata pada anatomi daun.
Pada umumnya tanaman dapat dibedakan secara
morfologinya untuk sekedar mengetahui bentuk dan jenis
tanaman. Berbagai ilmu-ilmu yang menentukan jenis
tanaman, klasfikasi, ataupun sifat fisiologisnya
seperti taxonomy, anatomy untuk mengetahui penggolongan
tanaman.
Tanaman juga dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yakni tanaman C3, C4, dan CAM. Pada dasarnya
perbedaan jenis tanaman tersebut dibedakan melalui
proses fiksasi karbon dan pengikatan gas CO2. Golongan
tanaman C3 merupakan tanaman yang membutuhkan CO2 yang
lebih banyak dibandingkan dengan C4 dan CAM. Dengan
kebutuhan CO2 yang banyak tanaman C3 memerlukan jumlah
stomata yang banyak pula untuk memenuhi proses fiksasi
karbon tersebut. Sifat dari tanaman C4 merupakan
tanaman yang memerlukan cahaya yang cukup untuk proses
fisiologisnya, contoh tanaman C4 yakni jagung, tebu,
dan sorghum. Sedangkan tanaman CAM merupakan golongan
jenis tanaman yang adaptif terhadap kondisi lingkungan
yang kering, karena pada dasarnya tanaman CAM memiliki
bentuk batang yang dapat menyimpan air lebih banyak
dibanding tanaman C3, dan C4. Contoh dari tanaman CAM
seperti kaktus, lidah buaya, dan nanas. Adapun beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi proses membuka dan
menutupnya stomata pada setiap jenis tanaman tersebut
terdiri dari:
1. Adanya tekanan turgor pada sel penutup, yakni
dengan adanya sifat turgorditas, akan mempengaruhi
sel penutup stomata yang menyebabkan bertambah dan
berkurangnya ukuran sel penjaga.
2. Adanya konsentrasi CO2, CO2 merupakan salah satu
faktor yang paling mempengaruhi pada proses
membukanya stomata. CO2 akan masuk ke dalam stomata
apabila adanya bantuan Ion K+ untuk masuk ke sel
penjaga. Pada dasarnya antara tanaman C3, C4, dan CAM
akan dipengaruhi oleh proses pengikatan atom C.
Tanaman C3 akan lebih membutuhkan CO2 yang lebih
banyak daripada C4 karena pada tanaman C3 akan
mengalami kompensasi yang tinggi. Sehingga dalam
pemanfaatannya jumlah stomata yang dibutuhkan banyak
pula. Namun, pada kondisi CO2 yang rendah stomata
pada tanaman C3 dan C4 cenderung akan membuka.
3. Intensitas cahaya, pada tanaman C3 dan C4,
intesitas cahaya meruapakan salah satu fakor utama
yang akan mempengaruhi proses membuka dan menutupnya
stomata karena, pada tanaman C3 yang lebih dominan
tidak membutuhkan cahaya akan lebih cepat membuka
stomata apabila intensitas cahaya tidak terlalu
tinggi, sehingga tanaman dapat mengurangi proses
transpirasi pada saat siang hari. Sedangkan pada
tanaman C4, intensitas cahaya yang tinggi tidak
mempengaruhi karena, stomata yang banyak terdapat
pada tanaman tersebut akan membuka pada kondisi
intensitas cahaya yang tinggi. Namun pada kondisi
malam hari stomata akan menutup dan sedikit karena
intensitas cahaya yang tidak ada. Tanaman CAM
merupakan tanaman yang umumnya terdapat didaerah
kering, sehingga dalam pemanfaatan cahaya, tanaman
CAM akan menutup stomata pada siang hari untuk
menghindari penguapan, dan akan membuka stomata pada
saat malam hari dengan jumlah stomata yang tidak
terlalu banyak. Namun pada setiap jenis tanaman juga
akan mengalami pengurangan jumlah stomata apabila
diikuti dengan penurunan intensitas cahaya dan sifat
fisiologis tanaman.
4. Suhu, Pada suatu kondisi suhu yang tinggi tanaman
akan cenderung membuka stomata, dan pada kondisi cuhu
yang rendah tanaman akan menutup stomata. Pada saat
malam hari tanaman CAM merupakan tanaman yang aktif
untuk membuka stomata pada saat malam hari dengan
jumlah stomata yang tidak banyak. CAM akan melakukan
proses fisiologisnya pada saat malam hari untuk
melakukan proses respirasi.
5. Adanya hormon Asam Absisat (ABA), keberadaan
hormon tersebut akan menyebabkan tanaman C3 dan CAM
apabila terjadi kekurangan air yang berlebihan,
hormon akan bereaksi pada sel penjaga untuk menutup
stomata.
6. Jam biologis, pada waktu-waktu tertentu stomata
dari setiap jenis tanaman baik C3, C4, ataupun CAM
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
membuka dan menutupnya stomata, seperti pada saat
malam hari, stomata pada tanaman kaktus akan selalu
membuka dan menutup pada siang hari, dan pada tanaman
jagung stomata akan membuka pada saat siang hari dan
menutup pada saat malam hari.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Fungsi tanaman melakukan membuka dan menutup
stomata bertujuan untuk melakukan proses fisiologis
tanaman dan menjaga agar pada saat siang hari tanaman
tidak mengalami transpirasi yang berlebihan dan pada
saat malam hari untuk mengubah senyawa-senyawa yang
dihasilkan pada saat siang hari.
2. Hasil perhitungan persentase tiap tanaman
menunjukan bahwa tanaman kaktus merupakan tanaman
yang membuka pada pukul 24:00 stomata sebesar 100%
dibandingkan dengan tanaman nanas. Dan pada pukul
13:00 stomata tanaman kopi membuka sebesar 40% dan
100% pada pukul 24:00 malam.
3. Hasil pengamatan data yang diperoleh bahwa secara
umum setiap tanaman membuka stomata pada saat malam
hari yakni tepat pada pukul 24:00 sebesar 100%.
4. Sisi abaxial dan adaxial pada setiap lapisan daun
akan mempengaruhi terhadap proses membuka dan
menutupnya stomata serta jumlah stomata yang
terdapat.
5. Bahwa proses membuka dan menutupnya stomata pada
setiap jenis tanaman baik C3,C4, dan CAM akan selalu
mengalami perbedaan. Faktor jenis tanaman merupakan
salah satu faktor yang akan mempengaruhi kerapatan
stomata. Dan proses membuka dan menutupnya stomata
juga akan dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan
transpirasi pada setiap tanaman.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum kerapatan stomata ini,
perlu diperhatikan bahwa dalam penginformasian
perhitungan stomata dengan aplikasi, masih banyak yang
belum dimengerti. Sehingga perlu adanya penjelasan yang
lebih agar dalam proses perhitungan kerapatan tidak
menjadi asal jadi.
DAFTAR PUSTAKA
Comargo, .M.A.B, Marenco .R.A. 2011. Density, size anddistribution of stomata in 35 rainforest tree speciesin Central Amazonia. Acta Amozonica, 41(2): 205-206
Haryanti, .S. 2013. Jumlah dan Distribusi Stomata padaDaun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil.2010. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18(2): 21-23
Haryanti, .S dan Meirina, .T. 2009. OptimalisasiPembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L)merril) pada Pagi Hari dan Sore. Bioma, 11(1): 18-20
Holland, N. dan Richardson, A. D. 2009. Stomatal LengthCorrelates with Elevationof Growth in FourTemperate Species.Sustainable Forestry, 28(1) : 63–73
Kumekawa,Y., H. Miyata, K. Ohga, H. Hayakawa, J.Yokoyama2, K. Ito, S-I. Tebayashi1, R. Arakawa1, T.Fukuda. 2013. Comparative Analyses of Stomatal Sizeand Density among Ecotypes of Asterhispidus(Asteraceae). Plant Sciences, 4 : 524-527
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Noviyanti, .R., Ratnasari, .E., dan Ashari, H. 2014. Pengaruh Pemberian Naungan terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Stroberi Varietas Dorit dan Varietas Lokal Berastagi. Lentera Bio, 3(3): 242-243
Ramadhani, F., Putri .J.A.P, dan Hasyim .H. 2013.Evaluasi Karakteristik Beberapa Varietas Kedelai(Glycine max L. Merill) Hasil Mutasi Kolkisin M2 PadaKondisi Naungan. Online Agroekoteknologi, 1 (3): 453-466.
Sarief .S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan TanahPertanian. :Pustaka Buana. Bandung
Setiawan, Tohari, dan Shiddieq .D. 2013. PengaruhCekaman Kurang Air Terhadap Beberapa KarakterFisiologis Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth).Littri. 19(3): 108-111
Tjitrosoepomo, .G. 2009. Morfologi Tumbuhan.:Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta
Yoo, C. Y., H.E., P. M. Hasegawa, M. V. Mickelbart.2009. Regulation of Transpiration to Improve CropWater Use. Plant Science, 26 (1): 410-425
Yuliasmara, .F., dan Ardiyani, .F. 2013. Morfologi,Fisiologi,dan Anatomi Paku Picisan (Drymoglossumphylosseloides) serta Pengaruhnya pada TanamanKakao. Pelita Perkebunan, 29(2): 128-133