proses membuka dan menutuonya stomata

21
Pengukurang Kerapatan Stomata pada Berbagai Jenis Tanaman LAPORAN PRAKTIKUM Oleh : Kelompok 2 1. Yoko Simbolon (131510501090) 2. FitriDwi L. (101510501122) 3. ElmyMahmudiyah (131510501058) 4. MerisRonauliManik (131510501065) 5. EdyaPutri (131510501074) 6. Baruna Rachmat W. (131510501076) 7. ErawatiPutri (131510501084) 8. HenidiyahAyu (131510501097) 9. Rima Silvina (131510501207) 10. HamzahArif (131510501093) 11. NovantaraSunuPamungkas (131510501094)

Transcript of proses membuka dan menutuonya stomata

Pengukurang Kerapatan Stomata pada Berbagai Jenis

Tanaman

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Kelompok 2

1. Yoko Simbolon (131510501090)

2. FitriDwi L. (101510501122)

3. ElmyMahmudiyah (131510501058)

4. MerisRonauliManik (131510501065)

5. EdyaPutri (131510501074)

6. Baruna Rachmat W. (131510501076)

7. ErawatiPutri (131510501084)

8. HenidiyahAyu (131510501097)

9. Rima Silvina (131510501207)

10. HamzahArif

(131510501093)

11. NovantaraSunuPamungkas

(131510501094)

12. NgabdulRo’is

(131510501159)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu faktor yang

memberikan sumber oksigen bagi makhluk hidup. Mahkluk

hidup baik manusia, hewan, dan lainnya memerlukan

oksigen untuk proses respirasi. Respirasi salah satu

sumber oksigen yang diantaranya terdapat pada tanaman.

Tanaman yang melakukan proses fotosintesis untuk

mengubah CO2 + air menjadi karbohidat untuk pembentukan

metabolisme.

Terjadinya proses fotosintesis pada tanaman

umumnya terdapat pada daun yakni kloroplas yang

mengandung klorofil, mesofil dengan bantuan cahaya dan

pigmen. Pada bagian daun tanaman, stomata memiliki

celah atau mulut yang berfungsi untuk menutup dan

membuka pada saat proses pengubahan CO2 saat dimana

terjadinya fotosintesis.

Terdapat beberapa sifat stomata yang harus

terlebih dahulu dimengerti karena stomata akan

mempengaruhi terhadap laju transpirasi, transportasi,

respirasi dan fotosintesis yang berkaitannya dengan

air. Beberapa pendapat lainnya menyatakan, ketika

membukanya stomata akan dipengaruhi oleh adanya ion K

yang bertindak sebagai reaktor untuk menurunkan

akitivitas transport air menuju tanaman. Pengaruh lain

yang sifatnya hampir sama dengan kinerja ion K yakni

adanya pengaruh dari hormon asam absisat yang berguna

untuk menghambat terjadinya kehilangan air yang

berlebihan.

Pentingnya untuk mengetahui kinerja stomata pada

daun akan mengetahui seberapa besar air yang terdapat

didalam tanaman mengalami penurunan. Sifat stomata yang

tidak bisa dilihat secara kasat mata memberikan

indikasi bahwa stomata yang terdapat pada sel epidermis

hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu

yakni mikroskop. Pada praktikum kali ini beberapa

indikator tanaman yang mewakili dari beberapa jenis

tanaman C3, C4, dan CAM akan digunakan untuk mengetahui

bagaimana kerepatan stomata pada tanaman untuk setiap

masing-masing jenis. Perbedaan karakteristik dari

beberapa tanaman C3, C4, dan CAM juga akan menjadi

salah satu acuan untuk mengetahui mengapa stomata pada

beberapa tanaman tersebut berbeda dalam hal untuk

reaksi fisiologis tanaman. Sehingga untuk mengetahui

bagaimana proses kerapatan stomata terjadi agar dapat

dilakukan nantiya penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan spesifikasi metode dan permasalahan yang

lebih sering terjadi terhadap perlakuan stomata.

1.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi kerapatan stomata dari

beberapa jenis tanaman.

2. Untuk mengetahaui perhitungan persentase kerapatan

stomata pada luas bidang tanam tertentu.

3. Untuk mengetahui mengapa proses membuka dan

menutupnya stomata yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Daun merupakan bagian dari tanaman yang memiliki

fungsi sebagai alat untuk absorbsi zat-zat makanan,

pengolahan makanan(asimilasi), pernapasan(respirasi),

dan penguapan air(transpirasi). Stomata (mulut daun)

merupakan bagian tanaman yang memiliki celah yang halus

yang berfungsi terhadap pengambilan gas CO2 atau zat

makanan (Tjitrosoempomo, 2009).Tanaman memiliki jenis

yang berbeda-beda seperti C3, C4 atau CAM. Tanaman C3

merupakan tanaman yang memiliki karakter yang lebih

cepat mengalami kehilangan air dan mengalami

fototrespirasi yang lebih tinggi sehingga hasil

fotosintesis rendah. Tanaman C4 memiliki kehilangan air

yang lebih rendah dan dalam penyerapan CO2 Pada proses

fotosintesis juga rendah (Rahmadani, 2013).

Ketersediaan air yang cukup bagi tanaman akan membantu

tanaman untuk tumbuh lebih optimal baik dalam proses

pembentukan metabolisme, fotosintesis, respirasi, dan

lain-lain (Sarief, 1985).

Stomata adalah bagian dari permukaan daun yang

memiliiki bentuk yang sangat kecil, yang mengatur dari

hilangnya air melalui proses transpirasi dan penguraian

CO2 selama terjadinya proses fotosintesis berlangsung.

Sehingga dengan demikian hubungan stomata dan akumulasi

tanaman sangat berpengaruh terhadap aktivitas stomata

(Comargo and Marenco, 2011). (Kemenkawa et al, 2013),

juga menyatakan bahwa kerapatan stomata akan menentukan

pengadaan CO2 dan H20 sehingga aktivitas stomata

sebagai inti utama dalam penguraian tersebut menjadi

indikator utama. Untuk mengetahui terjadinya pembukaan

dan penutupan anatomi stomata dapat dilihat melalui

bagian epidermis secara mikroskopis.

Menurut Lakitan (1993), stomata berfungsi untuk

menjalankan proses laju transpirasi, asimilasi, dan

respirasi. Terjadinya pembukaan stomata akibat adanya

tekanan turgor dari kedua sel penjaga yang mengalami

peningkatan, sehingga menyebabkan air masuk kedalam sel

penjaga. Stomata juga akan membuka ketika terjadinya

akumulasi antara ion kalium (K+) dengan sel penjaga

yang menyebabkan peningkatan ion yang terlarut dalam

cairan sel. Namun, disisi lain terjadi penurunan

potensi tekanan osmotik pada sel penjaga. Pada umumnya

senyawa yang berperan terhadap menurunkan dan menutup

stomata adalah asam absisat (ABA). ABA akan memberikan

indikasi bahwa ketika stomata munutup. Membuka dan

menutupnya stomata dipengaruhi oleh faktor eksternal

seperti intensitas cahaya matahari, asam absisat, dan

konsentrasi CO2. Internal seperti jam biologis yang

mempengaruhi aktivitas biologis tanaman (Haryanti dan

Meirana, 2009).

Terjadinya pembukaan stomata ditandai dengan saat

dimana transpirasi mulai terjadi, karena adanya respon

terhadap cahaya sehingga pertambahan dalam kerapatan

stomata yang menyebabkan terjadinya penurunan air (Yoo

et al, 2009). Haryanti (2013), menyatakan bahwa

terjadinya pembukaan dan penutupan sel akan disesuaikan

dengan kebutuhan dari tanaman terhadap transpirasi.

Namun, beberapa sel juga akan berfungsi terhadap

perubahan osmotik pada bagian sel penutup stomata. Oleh

sebab itu pembukaan dan penutupan stomata diatur dengan

keratapan dari stomata tersebut. Setiawan dkk, (2013),

juga menyatakan bahwa pada kondisi KAN dan PAD rendah

terjadinya kehilangan turgiditas tanaman terutama pada

daun yang berada didekat stomata sehingga menyebabkan

terjadi penutupan stomata. Terjadinya penutupan stomata

merupakan tahap awal bagi tanaman pada kondisi

adaptisnya terhadap transpirasi, sehingga berpengaruh

juga terhadap kondutivitas stomata. Oleh sebab itu

untuk mengetahui bagaimana proses kerapatan stomata itu

terjadi perlu adanya beberapa percobaan untuk lebih

memperjelas bahwa antara setiap perlakuan stomata

mempengaruhi seluruh aktivitas fisologis tanaman.

Holland and Richardson (2009), menyatakan bahwa

kerapatan stomata dapat dihitung panjang stomata atau

sel lobang stomata ketika keadaan stomata pada puncak

aktivitas

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum Fisiologi Tumbuhan “Pengukuran Kecepatan

Kerapatan Stomata Pada Berbagai Jenis Tanaman”

dilaksanakan pada hari jum’at 10 Oktober 2014 dari

pukul 20.00 sampai selesai bertempat di laboratorium

Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas

Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Daun tanaman C3, C4, dan CAM

2. Kutek Transparan

3.2.2 Alat

1. Microskop

3.3 Cara Kerja

1. Melakukan pencetakan stomata dengan cat kuku

transparan pada permukaan daun tanaman C3, C4, dan

CAM, setelah kering diangkat pelan-pelan.

2. Mencetak stomata dilakukan pukul: 07.00, 13.00,

19.00 dan 24.00 (WIB).

3. Memasukkan cetakan stomata pada kantong plastik dan

memberi label (macam tanaman, jam pencetakan).

4. Melakukan pengamatan stomata dengan mikroskop,

sambil memperoleh visualisasi yang jelas (mencatat

tipe stomata dan perbesaran yang digunakan).

5. Menghitung jumlah total stomata yang diamati dalam

bidang pandang.

6. Menghitung jumlah stomata yang terbuka dan tertutup.

7. Menentukan kerapatan stomata dengan rumus:

Kerapatan stomata (stomata density) adalah

perbandingan jumlah stomata per satuan luas daun,

sehingga dinyatakan dalam unit per cm 2

Kerapatan stomata = Jumlahstomataluasbidangpandang x 100%

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan keratapan stomata pada

tanaman C3,C4, dan CAM.

Kelompok

Jam Kerapatan % Stomata MembukaAbaxial Adaxial Abaxial Adaxial

Kopi 07.00 309.892 7,945 65,81% 66,67%13.00 603,893 13,243 64,91% 40%19.00 241,027 10,594 47,25% 75%24.00 243,676 15,891 52,17% 100%

Jagung 07.00 68,86 37,08 65,38% 28,57%13.00 68,86 39,73 11,53% 66,66%19.00 103,29 52,98 79,48% 85%24.00 39,72 29,13 100% 100%

Nanas 07.00 50,324 0 94,736% 0%13.00 34,432 0 53,846% 0%19.00 26,49 0 60% 0%24.00 666,47 0 52,631% 0%

Kaktus 07.00 45.027 34.433 0,59 % 84,6 %13.00 13.243 2.649 100 % 100 %19.00 23.838 26.487 44,4 % 100 %24.00 39.729 58.270 100 % 100

%

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan

pada praktikum yang meliputi hasil perhitungan

kerapatan dan proses membuka menutupnya stomata dengan

menggunakan beberapa tanaman seperti kopi, jagung,

nanas, kaktus. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan

interval jam yang berbeda-beda yakni dengan menerapkan

jam 07:00, 13:00, 19:00, dan 24:00 sehingga setiap jam

pengamatannya memiliki respon tanaman yang berbeda.

Dalam pengamatan ini bagian yang diamati adalah bagian

daun tanaman yakni pada bagian abaxial dan adaxial.

Penerapan beberapa jenis tanaman yang mewakili

tanaman C3,C4, dan CAM pada setiap jenis tanaman

memiliki kerapatan stomata yang berbeda. Nilai

kerapatan yang paling besar yakni terdapat pada jenis

tanaman C3 yakni tanaman kopi sebesar 603,893 pada sisi

abaxial dan dengan waktu pukul 13:00 sedangkan

kerapatan paling besar pada pukul 24:00 sebesar 15,891

pad sisi adaxial. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Noviyanti dkk (2013), bahwa setiap tanaman memiliki

respon yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan, dan

pada tanaman kopi merupakan salah satu jenis tanaman C3

yang tidak membutuhkan intensitas cahaya yang terlalu

tinggi. Sehingga pada waktu siang hari stomata pada

tanaman kopi melakukan kerapatan yang cukup besar.

Apabila dibandingkan dengan tanaman jagung, yang

cenderung lebih membutuhkan intensitas cahaya yang

tinggi sehingga pada siang hari stomata menutup pada

pukul 19:00 sebesar 103,29 pada sisi adaxial dan

stomata membuka 100% pada pukul 24:00. Namun, pada

tanaman jenis CAM yang digunakan sebagai media

pengamatan mendapatkan hasil kerapatan 0 pada setiap

interval waktu yang telah ditentukan terutama pada sisi

abaxial. Sedangkan membukanya stomata dominan pada

pukul 07:00 sebesar 94,736 % pada sisi abxial dan 0

pada sisi adaxial. Jika dilihat pada tanaman kaktus,

stomata akan membuka pada interval jam 19:00, dan 24;00

sebesar 100% pada sisi adaxial. Stomata menutup kembali

pada siang hari yakni pada pukul 07:00 dan 13:00. Hal

tersebut mengindikasi bahwa tanaman kaktus dan nenas

merupakan beberapa jenis tanaman CAM yang pada dasarnya

dimana stomata akan membuka pada malam hari dan akan

menutup pada siang hari, menutupnya stomata pada siang

hari bertujuan untuk mengurangi adanya transpirasi yang

berlebihan pada tanaman. Namun pada malam hari stomata

akan cenderung membuka untuk mengikat CO2 dan dengan

kondisi keadaan lingkungan yang kelembabpan udara yang

tinggi (Yuliasmara dan Ardiyani, 2013).

Stomata merupakan salah satu bagian dari tanaman

khususnya terdapat pada bagian daun yang memiliki celah

dan dikelilingi dua sel penjaga. Stomata memiliki

karakter anatomi yang dapat diukur bagian bentuk,

struktur, kerapatan stomata, dan panjang stomata yang

bertujuan untuk mengamati proses pertukaran gas yang

ada pada tumbuhan yang diatur oleh kedua sel penjaga.

Pada dasarnya yang menyebabkan dapat membuka dan

menutupnya stomata akan dipengaruhi oleh waktu dan

kondisi yang tertentu. Terjadi membuka dan menutupnya

stomata sangat berhubungan erat dengan kandungan gas O2

dan CO2, pada suatu jenis tanaman tertentu stomata akan

membuka untuk mendapatkan CO2 dan diubah menjadi gula

sedangkan pada jenis tanaman tertentu stomata akan

membuka untuk melepaskan O2. Terjadinya membuka dan

menutup stomata juga sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari

konsentrasi CO2, asam absisat, dan cahaya matahari,.

Faktor eksternal yakni jam biologis. Pada suatu jenis

tamanan tertentu stomata akan membuka pada saat malam

hari, karena salah satu faktor yang mempengaruhi

tersebut yakni suhu, dan jenis tanaman, dimana suhu

yang rendah akan mengakibatkan sel penjaga yang ada di

sekeliling stomata akan kehilangan turgiditas yang

menyebabkan stomata akan menutup.

Gambar 1. Bentuk membuka dan menutupnya Stomata

Gambar 2.

Gambar 2. Proses menutup dan membukanya

Stomata menutup stomata membuka

Stomata pada anatomi daun.

Pada umumnya tanaman dapat dibedakan secara

morfologinya untuk sekedar mengetahui bentuk dan jenis

tanaman. Berbagai ilmu-ilmu yang menentukan jenis

tanaman, klasfikasi, ataupun sifat fisiologisnya

seperti taxonomy, anatomy untuk mengetahui penggolongan

tanaman.

Tanaman juga dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis yakni tanaman C3, C4, dan CAM. Pada dasarnya

perbedaan jenis tanaman tersebut dibedakan melalui

proses fiksasi karbon dan pengikatan gas CO2. Golongan

tanaman C3 merupakan tanaman yang membutuhkan CO2 yang

lebih banyak dibandingkan dengan C4 dan CAM. Dengan

kebutuhan CO2 yang banyak tanaman C3 memerlukan jumlah

stomata yang banyak pula untuk memenuhi proses fiksasi

karbon tersebut. Sifat dari tanaman C4 merupakan

tanaman yang memerlukan cahaya yang cukup untuk proses

fisiologisnya, contoh tanaman C4 yakni jagung, tebu,

dan sorghum. Sedangkan tanaman CAM merupakan golongan

jenis tanaman yang adaptif terhadap kondisi lingkungan

yang kering, karena pada dasarnya tanaman CAM memiliki

bentuk batang yang dapat menyimpan air lebih banyak

dibanding tanaman C3, dan C4. Contoh dari tanaman CAM

seperti kaktus, lidah buaya, dan nanas. Adapun beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi proses membuka dan

menutupnya stomata pada setiap jenis tanaman tersebut

terdiri dari:

1. Adanya tekanan turgor pada sel penutup, yakni

dengan adanya sifat turgorditas, akan mempengaruhi

sel penutup stomata yang menyebabkan bertambah dan

berkurangnya ukuran sel penjaga.

2. Adanya konsentrasi CO2, CO2 merupakan salah satu

faktor yang paling mempengaruhi pada proses

membukanya stomata. CO2 akan masuk ke dalam stomata

apabila adanya bantuan Ion K+ untuk masuk ke sel

penjaga. Pada dasarnya antara tanaman C3, C4, dan CAM

akan dipengaruhi oleh proses pengikatan atom C.

Tanaman C3 akan lebih membutuhkan CO2 yang lebih

banyak daripada C4 karena pada tanaman C3 akan

mengalami kompensasi yang tinggi. Sehingga dalam

pemanfaatannya jumlah stomata yang dibutuhkan banyak

pula. Namun, pada kondisi CO2 yang rendah stomata

pada tanaman C3 dan C4 cenderung akan membuka.

3. Intensitas cahaya, pada tanaman C3 dan C4,

intesitas cahaya meruapakan salah satu fakor utama

yang akan mempengaruhi proses membuka dan menutupnya

stomata karena, pada tanaman C3 yang lebih dominan

tidak membutuhkan cahaya akan lebih cepat membuka

stomata apabila intensitas cahaya tidak terlalu

tinggi, sehingga tanaman dapat mengurangi proses

transpirasi pada saat siang hari. Sedangkan pada

tanaman C4, intensitas cahaya yang tinggi tidak

mempengaruhi karena, stomata yang banyak terdapat

pada tanaman tersebut akan membuka pada kondisi

intensitas cahaya yang tinggi. Namun pada kondisi

malam hari stomata akan menutup dan sedikit karena

intensitas cahaya yang tidak ada. Tanaman CAM

merupakan tanaman yang umumnya terdapat didaerah

kering, sehingga dalam pemanfaatan cahaya, tanaman

CAM akan menutup stomata pada siang hari untuk

menghindari penguapan, dan akan membuka stomata pada

saat malam hari dengan jumlah stomata yang tidak

terlalu banyak. Namun pada setiap jenis tanaman juga

akan mengalami pengurangan jumlah stomata apabila

diikuti dengan penurunan intensitas cahaya dan sifat

fisiologis tanaman.

4. Suhu, Pada suatu kondisi suhu yang tinggi tanaman

akan cenderung membuka stomata, dan pada kondisi cuhu

yang rendah tanaman akan menutup stomata. Pada saat

malam hari tanaman CAM merupakan tanaman yang aktif

untuk membuka stomata pada saat malam hari dengan

jumlah stomata yang tidak banyak. CAM akan melakukan

proses fisiologisnya pada saat malam hari untuk

melakukan proses respirasi.

5. Adanya hormon Asam Absisat (ABA), keberadaan

hormon tersebut akan menyebabkan tanaman C3 dan CAM

apabila terjadi kekurangan air yang berlebihan,

hormon akan bereaksi pada sel penjaga untuk menutup

stomata.

6. Jam biologis, pada waktu-waktu tertentu stomata

dari setiap jenis tanaman baik C3, C4, ataupun CAM

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

membuka dan menutupnya stomata, seperti pada saat

malam hari, stomata pada tanaman kaktus akan selalu

membuka dan menutup pada siang hari, dan pada tanaman

jagung stomata akan membuka pada saat siang hari dan

menutup pada saat malam hari.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Fungsi tanaman melakukan membuka dan menutup

stomata bertujuan untuk melakukan proses fisiologis

tanaman dan menjaga agar pada saat siang hari tanaman

tidak mengalami transpirasi yang berlebihan dan pada

saat malam hari untuk mengubah senyawa-senyawa yang

dihasilkan pada saat siang hari.

2. Hasil perhitungan persentase tiap tanaman

menunjukan bahwa tanaman kaktus merupakan tanaman

yang membuka pada pukul 24:00 stomata sebesar 100%

dibandingkan dengan tanaman nanas. Dan pada pukul

13:00 stomata tanaman kopi membuka sebesar 40% dan

100% pada pukul 24:00 malam.

3. Hasil pengamatan data yang diperoleh bahwa secara

umum setiap tanaman membuka stomata pada saat malam

hari yakni tepat pada pukul 24:00 sebesar 100%.

4. Sisi abaxial dan adaxial pada setiap lapisan daun

akan mempengaruhi terhadap proses membuka dan

menutupnya stomata serta jumlah stomata yang

terdapat.

5. Bahwa proses membuka dan menutupnya stomata pada

setiap jenis tanaman baik C3,C4, dan CAM akan selalu

mengalami perbedaan. Faktor jenis tanaman merupakan

salah satu faktor yang akan mempengaruhi kerapatan

stomata. Dan proses membuka dan menutupnya stomata

juga akan dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan

transpirasi pada setiap tanaman.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil praktikum kerapatan stomata ini,

perlu diperhatikan bahwa dalam penginformasian

perhitungan stomata dengan aplikasi, masih banyak yang

belum dimengerti. Sehingga perlu adanya penjelasan yang

lebih agar dalam proses perhitungan kerapatan tidak

menjadi asal jadi.

DAFTAR PUSTAKA

Comargo, .M.A.B, Marenco .R.A. 2011. Density, size anddistribution of stomata in 35 rainforest tree speciesin Central Amazonia. Acta Amozonica, 41(2): 205-206

Haryanti, .S. 2013. Jumlah dan Distribusi Stomata padaDaun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil.2010. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18(2): 21-23

Haryanti, .S dan Meirina, .T. 2009. OptimalisasiPembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L)merril) pada Pagi Hari dan Sore. Bioma, 11(1): 18-20

Holland, N. dan Richardson, A. D. 2009. Stomatal LengthCorrelates with Elevationof Growth in FourTemperate Species.Sustainable Forestry, 28(1) : 63–73

Kumekawa,Y., H. Miyata, K. Ohga, H. Hayakawa, J.Yokoyama2, K. Ito, S-I. Tebayashi1, R. Arakawa1, T.Fukuda. 2013. Comparative Analyses of Stomatal Sizeand Density among Ecotypes of Asterhispidus(Asteraceae). Plant Sciences, 4 : 524-527

Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Noviyanti, .R., Ratnasari, .E., dan Ashari, H. 2014. Pengaruh Pemberian Naungan terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Stroberi Varietas Dorit dan Varietas Lokal Berastagi. Lentera Bio, 3(3): 242-243

Ramadhani, F., Putri .J.A.P, dan Hasyim .H. 2013.Evaluasi Karakteristik Beberapa Varietas Kedelai(Glycine max L. Merill) Hasil Mutasi Kolkisin M2 PadaKondisi Naungan. Online Agroekoteknologi, 1 (3): 453-466.

Sarief .S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan TanahPertanian. :Pustaka Buana. Bandung

Setiawan, Tohari, dan Shiddieq .D. 2013. PengaruhCekaman Kurang Air Terhadap Beberapa KarakterFisiologis Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth).Littri. 19(3): 108-111

Tjitrosoepomo, .G. 2009. Morfologi Tumbuhan.:Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta

Yoo, C. Y., H.E., P. M. Hasegawa, M. V. Mickelbart.2009. Regulation of Transpiration to Improve CropWater Use. Plant Science, 26 (1): 410-425

Yuliasmara, .F., dan Ardiyani, .F. 2013. Morfologi,Fisiologi,dan Anatomi Paku Picisan (Drymoglossumphylosseloides) serta Pengaruhnya pada TanamanKakao. Pelita Perkebunan, 29(2): 128-133